• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA. Pemanfaatan Ekstrak Daun Putri Malu (Mimosa pudica Linn.) Sebagai Bahan Antiinflamasi BIDANG KEGIATAN :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA. Pemanfaatan Ekstrak Daun Putri Malu (Mimosa pudica Linn.) Sebagai Bahan Antiinflamasi BIDANG KEGIATAN :"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

Pemanfaatan Ekstrak Daun Putri Malu (Mimosa pudica Linn.) Sebagai Bahan Antiinflamasi

BIDANG KEGIATAN : PKM-P

Diusulkan oleh :

Nuraiman G 701 10 035/ Angkatan 2010 (Ketua Kelompok) Oryza Sativa G 701 10 002/ Angkatan 2010 (Anggota 1)

A. Mirza Fauzan G G 701 11 087/ Angkatan 2011 (Anggota 2)

UNIVERSITAS TADULAKO PALU

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang pemanfaatan ekstrak daun putri malu sebagai bahan antiinflamasi. Tanaman putri malu mempunyai potensi untuk pengobatan antiradang karena adanya kandungan flavonoid. Ekstrak daun putri malu diperoleh dari proses maserasi menggunakan etanol 96%. Pengujian aktivitas antiinflamasi dilakukan menggunakan tikus putih dengan penginduksi larutan karagenan 1% (b/v). Ekstrak etanol daun putri malu (Mimosa pudica Linn.) diberikan secara oral dengan tiga dosis (20 mg/200 g BB, 40 mg/200 g BB, 60 mg/200 g BB) dan Na diklofenak dosis 27 mg/200 g BB sebagai pembanding positif.

Hasil pemeriksaan pendahuluan kandungan kimia menunjukkan adanya senyawa flavonoid, steroid, alkaloid dan saponin. Pada uji aktivitas antiinflamasi, pemberian ekstrak daun putrid malu dengan dosis 20 mg/200 g BB terlihat potensi penghambatan radang setelah jam ke-5, dosis 40 mg/200 g BB terlihat potensi penghambatan radang setelah jam ke-2 dan dosis 60 mg/200 g BB terlihat potensi penghambatan radang setelah jam ke-3.

Berdasarkan analisis statistik ANAVA dengan tingkat kepercayaan 95%, ekstrak etanol daun putri malu dosis 40 mg/200 g BB memberikan efek antiinflamasi yang sebanding dengan Na diklofenak dosis 27 mg/200 g BB dan efek antiinflamasi yang efektif dapat dicapai pada jam ke-2.

(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT Yang Maha Esa karena atas karunia dan rahmatNya sehingga penelitian dan penyelesaian laporan akhir PKM-P ini dapat diselesaikan. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para orangtua kami serta saudara-saudari kami atas segala perhatian, do’a, dukungan moril serta materil yang telah diberikan.

Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Yuliet, S.Si., M. Si., Apt sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan yang sangat berarti bagi penyusun selama penelitian dan penyusunan laporan akhir ini

Pada kesempatan ini kami juga mengucapkan terima kasih yang tulus kepada :

1. Bapak Dekan dan Wakil Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako, yang telah memberikan fasilitas dan sarana kepada kami selama ini.

2. Bapak/Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako.

3. Bapak/Ibu Laboran, asisten Laboratorium Farmakologi dan Laboratorium Fitokimia yang telah memberikan fasilitas serta bantuan selama penelitian.

4. Seluruh teman-teman mahasiswa farmasi dan seluruh pihak yang telah memberikan bantuan, motivasi dan inspirasi bagi kamu selama penyusunan laporan ini dari awal hingga akhir.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda atas jasa-jasa mereka.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata semoga laporan PKM-P ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

(7)

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia yang beriklim tropis merupakan negara terbesar di dunia setelah Brazil yang kaya akan keanekaragaman hayati. Di Indonesia tersedia sekitar 30.000 spesies tanaman, diantaranya tanaman obat yang berjumlah 2.500 spesies (Dalimartha, 2005). Lebih dari 35.000 spesies tumbuhan dunia yang memiliki nilai medis telah ditemukan. Selain itu, sekitar 7000 senyawa kimiawi medis didapat dari tumbuhan (Ismael, 2001). Tingginya nilai medis tumbuhan obat dan keanekaragaman tumbuhan di Indonesia menyebabkan ramuan herbal menjadi alternatif pengobatan mengingat harga obat dan biaya pengobatan modern semakin melambung (Wijayakusuma, 1999).

Obat tradisional kembali populer dipilih untuk menyembuhkan berbagai penyakit karena disamping harganya terjangkau, juga khasiatnya cukup menjanjikan. Salah satu tanaman obat tersebut adalah Mimosa pudica Linn. atau lazim disebut putri malu. Tanaman putri malu mempunyai khasiat cukup besar untuk menyembuhkan, berbagai jenis penyakit. Bagian daun hingga ke akarnya, tanaman ini berkhasiat untuk transquilizer (penenang), ekspektoran (peluruh dahak), diuretik (peluruh air seni), antitusif (antibatuk), antipiretik (penurun panas), dan antiradang (Arisandi, 2008).

Inflamasi merupakan respon terhadap kerusakan jaringan akibat berbagai rangsangan yang merugikan, baik rangsangan kimia maupun mekanis (Sa’roni dan Zulkarnain, 1989. Pada proses inflamasi terjadi reaksi vaskular, sehingga cairan, elemen darah, sel darah putih (leukosit), dan mediator kimia terkumpul pada tempat yang cedera untuk menetralkan dan menghilangkan agen-agen berbahaya serta untuk memperbaiki jaringan yang rusak (Kee dan Hayes, 1993). Tanda-tanda inflamasi meliputi kerusakan mikrovaskuler, peningkatan permeabilitas kapiler, dan migrasi leukosit ke daerah inflamasi (Wilmana, 1995).

Sayangnya, penelitian tentang potensi Mimosa pudica Linn. sebagai antiinflamasi belum pernah dilakukan, padahal daun ini memiliki kandungan yang dapat berpotensi sebagai antiinflamasi jika dikembangkan lebih lanjut. Karena alasan tersebut, penelitian tentang Mimosa pudica Linn. sebagai antiinflamasi perlu dilakukan.

B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian pada latar belakang, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah ekstrak daun putri malu (Mimosa pudica Linn.) mempunyai potensi sebagai bahan antiinflamasi pada tikus yang diinduksi dengan karagenan ?

D. TUJUAN

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui potensi antiinflamasi ekstrak etanol daun putri malu pada tikus yang diinduksi dengan karagenan.

2. Menentukan dosis ekstrak etanol daun putri malu yang efektif sebagai antiinflamasi E. LUARAN YANG DIHARAPKAN

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bukti ilmiah dalam pemanfaatan Mimosa pudica Linn. sebagai bahan antiinflamasi dan menambah nilai tambah penggunaan tanaman putri malu. Selanjutnya hasil penelitian tersebut dapat digunakan sebagai acuan dalam pengembangan obat baru dengan memanfaatkan daun putri malu sebagai bahan herbal.

F. KEGUNAAN 1. Aspek Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai efek terapi Mimosa pudica Linn. terhadap inflamasi dan sebagai dasar informasi ilmiah untuk mengkaji lebih lanjut pemanfaatan Mimosa pudica Linn. sebagai bahan antiinflamasi.

2. Aspek Aplikatif

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi masyarakat untuk menggunakan Mimosa pudica Linn. sebagai salah satu alternatif terapi pengobatan inflamasi.

II. TINJAUAN PUSTAKA 1. Dasar Teori

a. Inflamasi (Peradangan)

Inflamasi merupakan respon terhadap kerusakan jaringan akibat berbagai rangsangan yang merugikan, baik rangsangan kimia maupun mekanis (Sa’roni dan Zulkarnain, 1989. Pada

(8)

proses inflamasi terjadi reaksi vaskular, sehingga cairan, elemen darah, sel darah putih (leukosit), dan mediator kimia terkumpul pada tempat yang cedera untuk menetralkan dan menghilangkan agen-agen berbahaya serta untuk memperbaiki jaringan yang rusak (Kee dan Hayes, 1993). Tanda-tanda inflamasi meliputi kerusakan mikrovaskuler, peningkatan permeabilitas kapiler, dan migrasi leukosit ke daerah inflamasi (Wilmana, 1995).

Obat-obatan antiinflamasi nonsteroid (AINS) umumnya mengacu pada obat yang menekan inflamasi seperti steroid, namun tanpa efek samping steroid. Berbeda dengan steroid yang bekerja untuk mencegah pembentukan asam arkhidonat pada membran sel, obat AINS secara umum tidak menghambat biosintesis leokotrein, yang diketahui ikut berperan dalam inflamasi. (Wilmana, 1995). Selain Efektif untuk mengurangi nyeri dan demam, AINS juga digunakan untuk mengatasi gejala-gejala arthritis, encok, bursitis, nyeri haid, dan sakit kepala (Colombia Encyclopedia, 2005). Umumnya obat AINS digunakan untuk terapi rheumatoid arthristis, bermanfaat untuk menghilangkan rasa sakit, dan mencegah edema akibat pengaruh prostaglandin (Wilmana, 1995)

Mekanisme kerja AINS yang berdasarkan atas penghambatan biosintesis prostaglandin, mulai dilaporkan oleh vene dkk. (1971 dalam Wilamana, 1995) yang memperlihatkan secara in vitro bahwa dosis rendah aspirin dan indhomethacin menghambat produksi enzimatik prostagalndin. Penelitian lanjutan telah membuktikan bahwa prostaglandin akan dibentuk ketika sel mengalami kerusakan.

b. Mimosa Pudica

Putri malu atau dalam bahasa latin disebut Mimosa pudica Linn. adalah tumbuhan dengan ciri daun yang dapat menutup dengan sendirinya saat disentuh dan membuka kembali setelah beberapa lama. Tanaman berduri ini termasuk dalam tanaman berbiji tertutup (angiospermae) dan terdapat pada kelompok tumbuhan berkeping dua atau dikotil (Arisandi Y, 2008).

Mimosa Pudica Linn merupakan Kingdom Plantae, Divisi Magnoliophyta, Kelas Magnolipsida, Ordo Fabales, Family Fabaceae, Genus Mimosa, Spesies Mimosa pudica Linn. Tanaman putri malu mempunyai khasiat cukup besar untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Dari daun hingga ke akarnya, tanaman ini berkhasiat sebagai transquilizer (penenang), ekspektoran (peluruh dahak), diuretic (peluruh air seni), antitusif (antibatuk), antipiretik (penurun panas), dan antiradang. Para ahli pengobatan Cina dan penelitian di AS serta Indonesia mengindikasikan putri malu bisa dipakai untuk mengobati berbagai penyakit lain, seperti radang mata akut, kencing batu, panas tinggi pada anak-anak, cacingan, insomnia, peradangan saluran napas (bronchitis) dan herpes. Pemanfaatan untuk obat dapat dilakukan dengan cara diminum maupun sebagai obat luar. (Dalimartha S.1999).

Salah satu tahap penelitian obat atau alat baru adalah bahwa obat atau alat baru tersebut sebelum diujikan pada manusia terlebih dahulu diuji pada hewan coba dan diperoleh kesan yang cukup aman. Hewan coba yang banyak digunakan adalah mencit dan tikus. Alasan menggunakan kedua hewan coba ini karena mudah diperoleh dalam jumlah banyak, memberikan respon yang cepat, memberikan gambaran secara ilmiah yang mungkin terjadi pada manusia dan harganya relatif murah (Puslitbang Biomedis dan Farmasi, 2010).

2. Hipotesis

Ekstrak Mimosa pudica L memiliki efek antiinflamasi pada tikus yang diinduksi karagenan. III. METODE PENDEKATAN

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan dalam rentang waktu 4 bulan. Pembuatan Ekstrak daun putri malu dan pemberian perlakuan dilakukan di Laboratorium Farmasi FMIPA UNTAD.

2. Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Bahan utama. Ekstrak Mimosa pudica Linn.

2) Hewan coba. Dipakai Tikus putih galur Wistar dengan berat badan 180-220 g. 3) Uji aktivitas inflamasi. Lambda Karagenan, Suspensi CMC Na 0,5 %

(9)

3. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah: a. Variabel bebas pada penelitian

Ekstrak etanolik Mimosa pudica Linn. dalam berbagai dosis. b. Variabel terikat pada penelitian ini adalah:

Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah efek antiinflamasi yang timbul pada tikus putih galur wistar dengan berat badan 180-220 g.

4. Tahapan Penelitian

a. Persiapan Ekstrak Mimosa pudica Linn.

Ekstrak tumbuhan diambil dari daun Mimosa pudica Linn. Daun dicuci bersih menggunakan air mengalir, dikeringkan lalu diekstraksi menggunakan ethanol 96% kemudian diaduk sesekali selama 6 jam. Didiamkan selama 24 jam lalu tampung maserat (maserat pertama) diulangi sebanyak 2 kali seperti di atas. Maserat yang diperoleh dipekatkan dengan alat penguap vakum putar. Kemudian dikeringkan dengan alat pengering berputar (freeze dryer) pada suhu -40oC pada tekanan 2 atm selama lebih kurang 24 jam dan diperoleh ekstrak kental (Sampurno, 2004).

b. Penyiapan Bahan Uji, Kontrol dan Obat Pembanding

Ekstrak etanol daun putri malu dengan dosis 20 mg/200 g BB, 40 mg/200 g BB dan 60 mg/200 g BB (bahan uji) dan Na diklofenak 27 mg/200 g BB (kontrol positif) dibuat dalam bentuk suspensi CMC Na 0,5%.

i.) Pembuatan Suspensi CMC 0,5%

Sebanyak 500 mg CMC Na ditaburkan merata ke dalam lumpang yang telah berisi air suling panas sebanyak 35 ml. Didiamkan selama 15 menit hingga diperoleh massa yang transparan, digerus hingga terbentuk gel kemudian diencerkan dengan sedikit air, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, lalu ditambahkan air suling sampai garis tanda. ii.) Pembuatan suspensi Na diklofenak Dosis 27 mg/200 g BB

Ditimbang sebanyak 405mg serbuk Na diklofenak kemudian digerus dengan penambahan suspensi CMC Na 0,5% sampai homogen, dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml, dicukupkan sampai garis tanda dengan suspensi CMC Na 0,5 %.

iii.) Pembuatan Suspensi Ekstrak Etanol Daun Putri Malu Konsentrasi 1%

Ditimbang 1 g ekstrak ekstrak etanol dengan daun putri malu. Masing-masing digerus dengan penambahan suspensi CMC Na 0,5% sampai homogen, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, dicukupkan sampai garis tanda dengan suspensi CMC Na 0,5%.

c. Penyiapan Induktor Radang (lambda karagenan 1%)

Ditimbang sebanyak 100 mg lambda karagenan, lalu dihomogenkan dengan larutan NaCl 0,9%, kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 ml kemudian dicukupkan dengan larutan NaCl 0,9%, sampai garis tanda kemudian diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam.

d. Penyiapan Hewan Percobaan

Hewan percobaan yang digunakan adalah tikus putih galur Wistar dengan berat badan 180-220 gram sebanyak 12 ekor terbagi dalam 4 kelompok yang masing-masing terdiri dari 3 ekor tikus. Sebelum pengujian, hewan percobaan dipelihara pada kandang yang mempunyai ventilasi yang baik dan selalu dijaga kebersihannya. Hewan yang sehat, ditandai dengan memperlihatkan gerakan yang lincah. Setiap kali perlakuan selesai, tikus diistirahatkan selama 2 minggu, selanjutnya tikus dapat dipakai lagi untuk perlakuan berikutnya (Wirda, 2001).

e. Prosedur Pengujian Inflamasi

Sebelum pengujian, tikus dipuasakan selama 18 jam dengan tetap diberi air minum. Tikus dikelompokkan ke dalam 4 kelompok yaitu kelompok bahan uji (tiga dosis suspensi ekstrak etanol daun putri malu), dan kontrol positif (Na diklofenak).

Pada hari pengujian, masing-masing hewan ditimbang dan diberi tanda pada kaki kirinya, kemudian kaki kiri tikus dimasukkan ke dalam sel yang berisi cairan khusus yang telah disiapkan sebelumnya sampai cairan naik pada garis batas atas, pedal kemudian ditahan, dicatat angka pada monitor sebagai volume awal (Vo) yaitu volume kaki sebelum di beri obat dan di induksi dengan larutan karagenan. Masing-masing tikus diberi suspensi bahan uji secara oral sesuai dengan kelompoknya. Satu jam kemudian kepada masing-masing telapak kaki tikus di suntik secara

(10)

intraplantar dengan 0,1 ml larutan karagenan 1% setelah 30 menit dilakukan pengukuran dengan cara mencelupkan kaki tikus ke dalam sel pletismometer yang berisi cairan khusus sampai larutan mencapai garis batas atas, dan pedal di tahan. Dicatat angka pada monitor. Perubahan volume cairan yang terjadi dicatat sebagai volume telapak kaki tikus (Vt). Pengukuran dilakukan setiap 30 menit selama 360 menit dan tiap kali pengukuran larutan sel tetap dicukupkan sampai garis tanda atau garis merah bagian atas sel dan pada menu utama ditekan tombol nol juga kaki tikus dikeringkan sebelumnya.

Volume radang adalah selisih volume telapak kaki tikus setelah dan sebelum disuntikkan karagenan. Pada waktu pengukuran, volume cairan harus sama setiap kali pengukuran, tanda batas pada kaki tikus harus jelas. Kaki tikus harus tercelup sampai batas yang dibuat (Juhaeini, 1990). f. Persen Radang Perhitungan

Persen radang dapat dihitung dengan rumus di bawah ini: x 100 %

Dimana: Vt = Volume radang setelah waktu tertentu Vo = Volume awal kaki tikus

Persen inhibisi radang dihitung dengan rumus di bawah ini:

Dimana: a = Persen radang rata-rata kelompok kontrol

b = Persen radang rata-rata kelompok perlakuan bahan uji atau obat pembanding. 5. Analisis Data

Data hasil penelitian dianalisi secara statistik menggunakan metode ANAVA (Analisis Variansi) dengan program SPSS 16 dengan tingkat kepercayaan 95%

IV. PELAKSANAAN PROGRAM 1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Penelitian ini dilakukan pada :

Hari/Tanggal : Senin/6 Mei 2013 sampai Selasa/20 Agustus 2013

Tempat : Laboratorium Farmakologi dan Fitokimia, Program Studi Farmasi, FMIPA UNTAD.

2. Tahapan Pelaksanaan Tabel 1. Jadwal Kegiatan

No Tahap Kegiatan Bulan

Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Tahap Penelitian

1. Pemesanan dan pembelian bahan 2. Pengajuan surat izin penelitian Tahap Pelaksanaan

1. Penyiapan ekstrak 2. Uji Antiinflamasi Tahap Penyelesaian

1. Analisis data

(11)

3. Instrumen Pelaksanaan

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah plestimometer sederhana.

4. Rekapitulasi Rancangan dan Realisasi Biaya

Jenis Acara Barang Jumlah Biaya Satuan Harga Total

Kesekretariatan

Penulisan proposal dan surat izin

Rp. 300.000 Rp 300.000 Penyusunan Laporan Kemajuan Rp. 100.000 Rp 100.000 Penyusunan Laporan Akhir Rp. 200.000 Rp 200.000 Sewa lab FMIPA Lab. Fitokimia Rp. 750.000 Rp 750.000 Lab. Farmakologi Rp. 750.000 Rp 750.000 Penyiapan hewan uji Kandang hewan uji 10 buah Rp. 100.000 Rp 1.000.000 Pakan hewan uji 10 kg Rp 25.000 Rp 250.000 Hewan uji 25 ekor Rp 40.000 Rp. 900.000

Transportasi Rp. 400.000

Pembuatan Ekstrak Sewa Alat Pengekstraksi 1 set Rp 300.000 Rp 300.000 Pengujian Antiinflamasi Pelarut (Et bbb anol) 13 Liter Rp 75.000 Rp 975.000 Daun Mimosa pudica 2 kg Rp 100.000 Rp 200.000 Bahan Karagenan 2 g Rp 400.000 Rp 800.000 Na Diklofenak 10 tablet Rp. 1000 Rp 10.000 Na CMC 500 g Rp. 75.000 Rp. 75.000 Aquades 25 Liter Rp. 6.000 Rp. 150.000 NaCl fisiologis 1 Liter Rp. 17.000 Rp. 17.000 Air Raksa 2 Kg Rp. 2.000.000 Rp. 2.000.000 Handskun 1 kotak Rp. 100.000 Rp. 100.000 Masker tali 10 buah Rp 10.000 Rp. 100.000 Kapas 1 gulung Rp. 15.000 Rp. 15.000 Disposible 1ml 10 buah Rp. 3.000 Rp. 30.000

(12)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Hasil Pengamatan

Tabel 5.1

Hasil Identifikasi Kandungan Kimia Ekstrak Etanol Daun Putri Malu No Kandungan Kimia

yang Diuji

Hasil Identifikasi

Keterangan Pengujian Gambar

1. Saponin +

2. Alkaloid +

3. Flavonoid +

4. Steroid _

Tabel 5.2 : Presentase Radang Rata-Rata Tikus yang Diinduksi Karagenan

Disposible 5ml 10 buah Rp. 5.000 Rp. 50.000 Disposible 10ml 10 buah Rp. 10.000 Rp. 100.000 Sonde 1ml 10 buah Rp. 5.000 Rp. 50.000 Sonde 5ml 10 buah Rp. 10.000 Rp. 100.000 Selang 5 buah Rp. 20.000 Rp. 100.000 Konsumsi peneliti Rp. 378.000 Total Rp. 10.000.000 Waktu (Jam) Perlakuan

Kontrol (-) Kontrol (+) Dosis 1 Dosis 2 Dosis 3

1 29.76 8.24 52.18 56.31 61.73

2 38.09 1.51 64.45 34.23 53.05

3 53.57 -7.19 68.79 53.54 62.36

4 46.72 -3.57 72.76 51.04 74.79

(13)

Tabel 5.3 : Presentase Inhibisi Radang Tikus yang DiinduksiKaragenan Waktu (Jam)

Perlakuan

Kontrol (+) Dosis 1 Dosis 2 Dosis 3

1 89.39 -75.33 -7.92 -9.61

2 97.72 -69.2 46.88 -54.96

3 108.09 -28.42 22.17 -16.47

4 103.57 -55.73 29.85 -46.53

5 77.92 -22.47 24.4 -12.36

Gambar 5.1 Grafik Presentase Radang Rata-Rata

Gambar 5.2 Grafik Inhibisi Radang

Keterangan : Dosis 1 : Ekstrak etanol daun putri malu dosis 20 mg/200 g BB Dosis 2 : Ekstrak etanol daun putri malu dosis 40 mg/200 g BB Dosis 3 : Ekstrak etanol daun putri malu dosis 60 mg/200 g BB Kontrol positif : Suspensi Na diklofenak dosis 27 mg/200 g BB * : Berbeda signifikan dengan kontrol positif

b. Pembahasan

Hasil pemeriksaan pendahuluan menunjukkan ekstrak etanol daun putri malu mengandung saponin, alkaloid dan flavonoid.

Pengujian efek antiinflamasi dilakukan menggunakan alat plestimometer sederhana dengan prinsip pengukuran berdasarkan hukum Archimedes. Induksi radang dilakukan secara kimia menggunakan larutan karagenan 1% (b/v) yang disuntikkan secara intrapalanar pada telapak kaki kiri tikus.

Pembentukkan radang oleh karagenan menghasilkan peradangan akut dan tidak menyebabkan kerusakan jaringan, meskipun radang dapat bertahan selama 360 menit dan berangsur-angsur berkurang selama satu hari. Karagenan sebagai penyebab radang dapat

-100 -50 0 50 100 150 1 2 3 4 5 Waktu (Jam) Perlakuan Kontrol + Perlakuan Dosis 1 Perlakuan Dosis 2 Perlakuan Dosis 3 -20 0 20 40 60 80 100 120 1 2 3 4 5 Perlakuan Dosis 3 Perlakuan Dosis 2 Perlakuan Dosis 1 Perlakuan Kontrol + Waktu (Jam)

(14)

dipengaruhi oleh obat antiradang, responnya terhadap obat antiinflamasi lebih peka dibandingkan dengan iritan lainnya (Juheini,1990).

Setelah dilakukan orientasi dengan variasi dosis ekstrak etanol daun putri malu yaitu 20 mg/200 g BB, 40 mg/200 g BB dan 60 mg/200 g BB diperoleh bahwa dosis yang terkecil memberikan efek antiinflamasi adalah dosis 20 mg/200 g BB. Oleh karena itu, dipilih variasi dosis uji seperti yang telah disebutkan sebelumnya.

Data analisis dengan metode ANAVA (Analisis Varian) menggunakan SPSS 16. Analisis dilakukan terhadap hasil perubahan volume kaki tikus dimulai dari 1 jam hingga 5 jam setelah penyuntikkan karagenan, dari perubahan volume kaki tikus , dapat dihitung persen radang pada kaki tikus.

Kelompok persen radang pada kaki tikus yang lebih kecil dari kelompok control menunjukkan bahwa bahan uji mampu menekan radang yang disebabkan oleh karagenan. Hasil pengukuran persen radang yang terjadi dapat dilihat Gambar 5.1

Pada gambar dapat dilihat bahwa suspensi Na Diklofenak 27 mg/200 g BB memiliki persen radang yang paling besar daripada suspensi dosis uji dan dosis uji 40 mg/200 g BB yang paling mendekatai persen radang suspensi Na diklofenak 27 mg/200 g BB dosis uji 20 mg/200 g BB memiliki persen radang paling kecil dari dosis uji 40 mg/200 g BB dan 60 mg/200 g BB maupun suspensi Na Diklofenak 27 mg/200 g BB.

Efek antiinflamasi dapat dilihat dari besarnya persen hambatan radang rata-rata tiap waktu pengukuran, dapat dilihat pada Gambar 5.2.

Pada Gambar 5.2, dapat dilihat bahwa suspeni Na Diklofenak dosis 27 mg/200 g BB memiliki persen inhibisi radang yang paling besar daripada suspensi dosis uji dan dosis uji 40 mg/200 g BB yang paling mendekatai persen inhibisi radang suspensi Na diklofenak 27 mg/200 g BB, dosis uji 20 mg/200 g BB memiliki persen inhibisi radang paling kecil dari dosis uji 40 mg/200 g BB dan 60 mg/200 g BB maupun suspensi Na Diklofenak 27 mg/200 g BB.

Analisis variansi terhadap perubahan volume radang digunakan untuk melihat adanya pengaruh suspensi uji ekstrak daun putri malu terhadap suspensi Na diklofenak sebagai pembanding positif.

Analisis variansi menunjukkan perbedaan yang signifikan (α<0,05%) antar kelompok perlakuan pada jam ke-1 sampai jam ke-5 dengan harga F hitung > F tabel. Hal ini berarti semua jenis perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap radang pada telapak kaki tikus yang disebabkan oleh karagenan.

Untuk melihat kelompok perlakuan yang memiliki efek yang sama atau berbeda dan efek terkecil sampai dengan yang terbesar antara yang satu dengan yang lainnya sehingga diperoleh susunan kelompok yang berbeda dilakukan dengan metode LSD, uji beda rata-rata <0,05% menunjukkan bahwa antar perlakuan ada perbedaan yang bermakna untuk semua perlakuan dari jam ke-1 sampai jam ke-5

Uji LSD ekstrak etanol daun putri malu dosis 20 mg/200 g BB menunjukkan potensi antiinflamasi pada jam ke-5 dengan presentase radang rata-rata 79,46%. Uji LSD ekstrak etanol daun putri malu dosis 40 mg/200 g BB menunjukkan potensi antiinflamasi pada jam ke-3 dengan presentase radang rata-rata 34,23%. Uji LSD ekstrak etanol daun putri malu dosis 20 mg/200 g BB menunjukkan potensi antiinflamasi pada jam ke-3 dengan presentase radang rata-rata 62,36%. Hasil pengukuran volume radang pada tikus putih, menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun putri malu mampu menghambat pembentukan radang yang diakibatkan oleh lambda karagenan . hal ini disebabkan karena ekstrak etanol daun putri malu mengandung flavonoid yang diketahui mampu menghambat radang.

Flavonoid dalam tubuh bertindak menghambat enzim lipooksigenase yang berperan dalam biosintesis prostaglandin yang merupakan mediator adanya pembentukan radang (Robinson (1995).

(15)

VI. KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan

Pemeriksaan organoleptis serbuk simplisia menunjukkan bahwa simplisia berwarna hijau tua, tidak berbau dan rasanya sedikit pahit.

Hasil pemeriksaan pendahuluan menunjukkan serbuk simplisia mengandung senyawa saponin, alkaloid dan flavonoid.

Hasil uji statistik dengan ANAVA pada taraf kepercayaan 95% menunjukkan bahwa ekstrak daun putri malu dosis 40 mg/200 g BB menunjukkan efek antiinflamasi yang sebanding dengan suspensi Na diklofenak dosis 27 mg/200 g BB.

c. Saran

Peneliti menyarankan agar hasil penelitian ini dapat dijadikan data awal untuk melakukan isolasi senyawa tunggal yang aktif sebagai antiinflamasi sehingga dapat dijadikan sediaan fitofarmaka.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Arisandi Y, Andriani Y. 2008. Khasiat Tanaman Obat. Jakarta: Pustaka Buku Merah.

Cleveland Clinic. 2003. What You Need to Know About Inflammation. www.clevelandclinic.org/healthinfo/docs/ 0200/0217.asp?index= 4857

[23 Oktober 2012].

Columbia Encyclopedia. 2005. Antiinflammatory Drugs www. encyclopedia.com/html/n1/nonster.asp [23 Oktober 2012].

Dalimartha, S. 2005. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 3. Jakarta : Trubus Agriwidya. Ditjen POM. 1985. Cara Pembuatan Simplisia. Jakarta : Depkes RI.

Ismael, F. 2001. Learning from Indigenous People, ASEAN Review of Biodiversity & Environmental Conservation, MacArthur Foundation.

Juheini, F. W., Mariana Y., dan Rusmawan, I. 1990. Efek Antiinflamasi Jahe (Zingiber officinale. Rosc) terhadap Radang Buatan Pada Tikus Putih. Jakarta : Majalah Farmakologi dan Terapi Indonesia 7 (1). Hal: 9-13

Kee, J. L. dan E. R. Hayes. 1993. Farmakologi: Pendekatan Proses Keperawatan. Penerjemah: Anugrah, P. Jakarta: Penerbit EGC.

Puslitbang Biomedis dan Farmasi. 2010. Media Litbang Kesehatan Volume XX No. 1 Tahun 2010. Jakarta: Badan Litbangkes.

Robinson, T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tingkat Tinggi. Bandung:Penerbit ITB Bandung. Hal. 152-154.

Sampurno. 2004. Monograph of Indonesia Medical Plant Extracts. National Agency of drug and Control The Republic of Indonesia. Jakarta : Volume I. Hal. 105-106.

Sa’roni dan B. Dzulkarnain. 1989. Penelitian efek antiinflamasi batang brotowali, daun kejibeling dan rimpang kunyit pada tikus putih. Majalah Farmakologi dan Terapi Indonesia 6 (3): 63-65.

Ward, P.A. 1985. Inflamasi. Dalam: Imunologi III. Penerjemah: Wahab, S. Yogyakarta: UGM Press.

Wilmana, P. F. 1995. Analgesik antipiretik antiinflamasi nonsteroid dan obat pirai. Dalam: Ganiswara, S. G.(ed.). Farmakologi dan Terapi. Edisi ke-4. Jakarta: Penerbit Gaya Baru. Wirda. 2001. Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata

Lamk) pada tikus putih. Skripsi Jurusan Farmasi . Medan : FMIPA USU.

Wijayakusuma, H. 1999. Penyembuhan dengan Tanaman Obat. Jakarta : Elex Media Komputindo.

(17)

LAMPIRAN

1. DOKUMENTASI

Gb1 : Tumbuhan Putri Malu

Gb2 : Simplisia Daun Putri Malu Gb3 : Proses Pemeliharaan Hewan Uji Gb4: Proses penginduksian dengan karagenan 1% Gb5 : Plestimometer sederhana Gb6 : Proses pencelupan kaki tikus

(18)
(19)
(20)
(21)
(22)

Gambar

Tabel 5.2 : Presentase Radang Rata-Rata Tikus yang Diinduksi Karagenan
Tabel 5.3 : Presentase Inhibisi Radang Tikus yang DiinduksiKaragenan  Waktu (Jam)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya pendidikan inklusi anak yang mempunyai kelainan dibimbing oleh guru dengan menggabungkan anak normal lainnya untuk dapat memaksimalkan seluruh potensi dan kemampuan

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Melalui Penggunaan Media Puzzle pada Paud Al Barokah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

Bahan tambahan PEG 400 dan mentol pada formulasi patch ekstrak daun sirih ( Piper betle L.) memberikan pengaruh yaitu dapat meningkatkan disolusi efisiensi dan

Berdasarkan hasil analisis di atas permasalahan yang didapatkan di Rumah Makan Manado Rasaroa bahwa kegiatan periklanan dan potongan harga yang sudah dilaksanakan

Pengoperasian dan Pemeliharaan Dalam hal pengoperasian jalan untuk melayani lalu lintas umum, penyelenggara jalan mempunyai kewajiban untuk: - melengkapi perlengkapan jalan

Apakah ada hubungan dan pengaruh dimensi iklim K3 (safety climate) yang meliputi komitmen manajemen, keterlibatan, tekanan kerja, tujuan, aturan dan pelaporan,

Oleh sebab itu pelatihan ini dianggap sesuatu yang penting dan menarik bagi para perempuan sebab tanpa harus memiliki suatu ketrampilan khusus dalam menjahit, dapat membuat

Courties Dupont melihat tiga aspek penting dalam menganalisa laporan keuangan yaitu; Pertama, Profitabilitas yaitu kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang digambarkan oleh