• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan adalah salah satu pijakan penting dalam kehidupan, baik dalam lingkup kehidupan personal maupun sosial. Hal ini juga disadari sepenuhnya oleh para founding father negara kita. Kesadaran tersebut diwujudkan dalam pasal-pasal yang ada dalam Undang-Undang Dasar 1945 (UUD ’45), yang meneguhkan pentingnya pendidikan bagi setiap pribadi yang hidup di bumi pertiwi. Menurut Wim Tangkilisan dalam tulisannya di www.koranindonesia.com menyajikan beberapa data statistik mengenai pendidikan Indonesia. Diantaranya laporan United Nation Educational, Scientific and Cultural (UNESC) pada November 2007 menyebutkan bahwa peringkat Indonesia di bidang pendidikan turun dari peringkat 58 ke peringkat 62. Selain itu, daya saing Indonesia menurut World Economic Forum, 2007-2008, berada di level 54 dari 131 negara. Jauh di bawah peringkat daya saing sesama negara ASEAN seperti Malaysia yang berada di urutan ke-21 dan Singapura pada urutan ke-7. Hal ini sebenarnya menunjukkan indikasi adanya ketertinggalan pendidikan kita dari pendidikan negara-negara lain, baik di kawasan regional maupun di kawasan global. Bahkan secara khusus Bank Dunia (World Bank) mempublikasikan laporan mengenai adanya peningkatan kuantitas pendidikan dan anak yang bersekolah di Indonesia, namun tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas pendidikan.

Pendidikan yang didapat oleh anak-anak tidak cukup hanya dari sekolah tempat mereka belajar saja, tetapi mereka membutuhkan tempat belajar di luar sekolah yang dapat membantu mereka apabila mereka mengalami kesulitan dalam menerima pelajaran di sekolah. Hal ini dikarenakan tidak semua siswa dapat memahami dan mengerti dengan metode belajar yang diajarkan di sekolah sehingga mereka membutuhkan metode belajar lain yang dapat mereka terima dengan cepat. Metode belajar yang cepat dapat mereka terima salah satunya dengan mereka mengikuti bimbingan belajar. Banyak manfaat yang bisa diperoleh siswa dengan mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah. Mereka akan terbantu untuk memahami pelajaran yang belum dikuasai yang diberikan oleh sekolah.

(2)

Seperti yang kita tahu bahwa waktu pengajaran setiap mata pelajaran dibatasi. Misalnya, mata pelajaran Matematika hanya diberikan waktu 2x45 menit dalam setiap tatap muka. Ini menjadi penyebab siswa dan guru tidak dapat berdiskusi dengan baik. Jadi dengan mengikuti bimbingan belajar siswa dapat bertanya dan berdiskusi tentang segala sesuatu yang dirasa masih membingungkannya. Di sini mereka juga akan mendapatkan jawaban-jawaban yang praktis. Praktis di sini maksudnya adalah cara sederhana yang lebih singkat untuk menjawab soal-soal tersebut. Selain itu, bimbingan belajar juga baik untuk siswa yang akan menempuh ujian masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Di sini mereka akan diberikan materi-materi yang biasa diujikan pada ujian tersebut. Cara menjawab soal-soal pun menggunakan cara yang cepat dan sederhana.

Lembaga bimbingan belajar di Bogor sudah cukup banyak sekali di antaranya Nurul Fikri, Ganesha Operation (GO), BTA 8 (Bimbingan Tes Alumni), Primagama, Bintang Pelajar, Purnawarman, PIM (Prospek Insan Mandiri), Quin, Bogor Study Gemilang (BSG) dan SSC (Sony Sugema College). Setiap bimbingan belajar mempunyai kelebihannya masing-masing yang mereka jadikan sebagai daya tarik dalam menarik siswa-siswi agar mereka mau mengikuti bimbingan belajar di tempat tersebut. Daya tarik tersebut dapat berupa harga yang terjangkau, pengajar yang berkualitas, metode yang diajarkan berkualitas, sarana yang memadai, tempat yang mudah dijangkau dan pelayanan yang baik. Apabila bimbingan belajar dapat memenuhi hal-hal tersebut, maka bimbingan belajar tersebut akan menjadi incaran siswa-siswi dalam mengikuti bimbingan belajar.

Bimbingan dan Konsultasi Belajar (BKB) Nurul Fikri merupakan salah satu institusi pendidikan yang berada di bawah naungan Yayasan Nurul Fikri. BKB Nurul Fikri dirintis sejak tahun 1985, bermula dari sekumpulan mahasiswa dan sarjana muslim Universitas Indonesia yang memiliki kepedulian tinggi terhadap kondisi umat Islam saat itu, kemudian mereka saling bertukar pikiran mencari bentuk amal nyata yang dapat disumbangkan untuk membantu kemajuan pelajar muslim. BKB Nurul Fikri bukan sekedar bimbingan belajar yang mengajarkan berbagai trik mengerjakan soal dengan cepat dan mudah kepada para siswanya. BKB Nurul Fikri juga berupaya memberikan pemahaman konsep dasar yang tepat dan lengkap dengan mengembangkan suatu metode praktis yang 2

(3)

mencoba mentranformasikan penguasaan konsep pelajaran ke dalam perilaku siswa agar mampu menyelesaikan soal-soal secara sistematis. BKB Nurul Fikri tidak puas sekedar memberikan bekal intelektual kepada para siswanya, BKB Nurul Fikri berusaha melakukan pembinaan kepribadian muslim yang ditekankan pada pembentukan akhlaqul karimah. BKB Nurul Fikri dikelola berdasarkan motivasi amal Islami bukan bisnis semata sehingga sama sekali tidak ada pretensi untuk memberatkan para siswa dengan menuntut biaya yang tinggi. Dalam setiap Try Out SPMB yang dilakukan di BKB Nurul Fikri, baik pada program reguler maupun program intensif, nilai peserta akan diolah dengan menggunakan sistem penghitungan Nilai Nasional seperti SPMB sebenarnya.

Menurut kotler (2007), positioning adalah tindakan merancang tawaran dan citra perusahaaan sehingga menempati posisi yang khas dibandingkan pesaingnya di benak konsumen sasarannya. Tujuannya adalah menempatkan merek dalam pikiran konsumen untuk memaksimalkan potensi manfaat perusahaan. Positioning adalah teknik yang coba dibuat oleh pemasar untuk menciptakan gambaran, citra atau identitas dalam benak atau pikiran konsumen target terhadap produk, merek atau perusahaan. Positioning yang efektif menempatkan produk atau jasa dalam baris pertama ingatan pembeli potensial.

Siswa SMA sebagai salah satu konsumen dalam suatu lembaga bimbingan belajar, ikut turut menentukan positioning suatu lembaga bimbingan belajar. Hal itu berhubungan dengan adanya Ujian Nasional (UN) dan Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) sehingga banyak siswa-siswi SMA yang mengikuti bimbingan belajar. Dengan semakin ketatnya persaingan antara bimbingan belajar mengharuskan setiap bimbingan belajar terus melakukan inovasi-inovasi dan perbaikan yang tepat dan sesuai agar positioning yang diharapkan dapat didapatkan sehingga banyak siswa-siswi SMA yang mengikuti bimbingan belajar di tempat mereka.

1.2. Perumusan Masalah

Bimbingan belajar merupakan salah satu alternatif bagi siswa-siswi untuk mempelajari ulang materi-materi yang sudah diajarkan di sekolah dan menemukan cara-cara yang cepat dan praktis untuk mengerjakan soal-soal yang bersangkutan dengan materi-materi dari sekolah tersebut. Selain itu, bimbingan

(4)

belajar juga bisa membantu siswa-siswi kelas tiga dalam mempersiapkan dirinya dalam menghadapi ujian untuk memasuki perguruan tinggi.

Persaingan yang semakin ketat, menuntut setiap bimbingan belajar melakukan berbagai inovasi, baik dalam segi metode pengajaran, fasilitas, pengajar dan pemasarannya. Kini, bimbingan belajar berlomba-lomba membuat program yang memanjakan siswanya. Program yang dibuat juga bermacam-macam. Ada program persiapan Ujian Saringan Masuk ITB (USM ITB), Saringan Masuk Unpad (SMUP), Simak UI, Ujian Masuk Bersama (UMB) dan bimbingan intensif persiapan Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Harga yang ditawarkan juga bermacam-macam dari murah sampai mahal.

Salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam menyusun strategi dari suatu lembaga atau institusi (termasuk bimbingan belajar) adalah mendefinisikan kebutuhan konsumen dengan menonjolkan keistimewaan dari jasa yang ditawarkan. Tingkat persaingan yang sangat ketat mengharuskan setiap bimbingan belajar berusaha meningkatkan kualitas pengajarnya, metode pembelajarannya dan fasilitas yang dimiliki dalam meningkatkan daya tarik siswa-siswi untuk mengikuti bimbingan belajar di bimbingan belajar tersebut. Dalam rangka mengatasi persaingan tersebut, maka sebuah bimbingan belajar harus mengetahui secara pasti pendapat calon siswa terhadap bimbingan belajar yang bersangkutan. Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah mengenai:

1. Bagaimana kesadaran siswa-siswi SMA di Bogor terhadap beberapa bimbingan belajar yang ada di Bogor?

2. Siapakah pesaing terdekat Bimbingan dan Konsultasi Belajar Nurul Fikri? 3. Bagaimana positioning Bimbingan dan Konsultasi Belajar Nurul Fikri

berdasarkan persepsi siswa-siswi SMA di Bogor? 1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi posisi bimbingan belajar yang tertanam di benak siswa-siswi SMA di Bogor.

2. Menganalisis pesaing-pesaing terdekat Bimbingan dan Konsultasi Belajar Nurul Fikri.

(5)

3. Menganalisis positioning Bimbingan dan Konsultasi Belajar Nurul Fikri berdasarkan persepsi siswa-siswi SMA di Bogor.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:

1. Bagi pihak Bimbingan dan Konsultasi Belajar Nurul Fikri, memberikan pertimbangan dan informasi bagi perusahaan dalam menciptakan positioning yang mampu terekam dalam benak pasar sasaran.

2. Bagi peneliti merupakan sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama masa perkuliahan, khususnya dalam bidang pemasaran.

3. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi kepada pihak-pihak yang membutuhkan dan berkepentingan sebagai literatur penelitian selanjutnya atau kegiatan lain yang bersangkutan.

1.5. Batasan Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada persepsi siswa-siswi kelas tiga dari lima SMA di Bogor (SMA Negeri 5 Bogor, SMA Negeri 6 Bogor, SMA Negeri 7 Bogor, SMA PGRI 3 Bogor dan SMA Plus YPHB Bogor) terhadap positioning lima bimbingan belajar di Bogor (Nurul Fikri (NF), Bimbingan Tes Alumni (BTA) 8, Ganesha Operation (GO), Bintang pelajar (BP) dan Primagama). Penelitian ini difokuskan pada persepsi siswa-siswi kelas 3 karena mereka merupakan salah satu konsumen yang cukup membutuhkan bimbingan belajar dibandingkan dengan siswa-siswi kelas satu dan kelas dua, terutama dalam menghadapi Ujian Nasional (UN) dan ujian memasuki Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Pada penelitian ini ciri khas Nurul Fikri yang dalam bimbingan belajarnya bernuansa Islami tidak dimasukan ke dalam atribut penelitian karena dalam survei untuk mendapatkan atribut penelitian, responden tidak ada menyebutkan ciri khas tersebut sehingga ciri khas tersebut tidak dimasukan ke dalam atribut penelitian. Berdasarkan persepsi yang diperoleh dari siswa-siswi SMA kelas tiga terhadap positioning lima bimbingan belajar tersebut maka dapat diketahui positioning Bimbingan dan Konsultasi Belajar Nurul Fikri dihadapkan pada persepsi siswa-siswi SMA kelas tiga di Bogor.

Referensi

Dokumen terkait

Etika normatif juga dapat dibedakan dari segi benar dan tidaknya suatu tindakan dan baik-buruknya akibat yang ditimbulkan oleh tindakan tersebut, yakni: 1) Etika Deontologis,

Berdasarkan pemaparan temuan penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai postes literasi sains siswa secara signifikan lebih baik dari pada rata-rata nilai

Pengelola juga perlu mengadakan kerjasama dengan berbagai sektor baik dari pihak pemerintah yang terkait misalnya Dinas Pariwisata dan pemerintah Kecamatan Paloh, dari pihak swasta

After analyzing the data, researcher has found the social values are expressed in The Hunger Games novel by Suzanne Collins in forms of: Advice, Cooperation,

Pada Pasal 1 ayat 18, “Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan Peraturan

STRUKTUR KONTROL IF, SELECT CASE DAN STATEMENT GOTO1. IF kondisi THEN

Peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan dan pemahaman tentang interaksi sosial antar individu, kelompok, dan antar kelompok dengan konsep dasar sosiologi. Peserta

1) Kombinasi asam humat, jarak tanam, dan jumlah bibit berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi ( Oryza sativa L. ‘Pandan Puteri’). 2) Kombinasi