• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

5.1. KONSEP MAKRO

Perancangan shopping mall merupakan upaya untuk mendukung perkembangan kota Semarang sebagai kota tujuan investasi. Sementara perancangan apartemen bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Semarang akan tempat tinggal sementara dan tempat tinggal yang dekat dengan pusat kota, area perkantoran, maupun fasilitas umum lainnya. Integrasi antara kedua fungsi bangunan ini sendiri maupun integrasi antara bangunan dengan lingkungan sekitarnya dapat meningkatkan nilai investasi dan kualitas hunian. Hal ini merupakan upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal yang berkelanjutan, sesuai dengan harapan pemerintah kota Semarang.

5.2. KONSEP MESSO

Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun 2011-2031, pemerintah kota Semarang akan mengembangkan CBD (Central Bussiness

District) baru yang menghubungkan tiga titik penting di kota ini, yaitu

Peterongan, Tawang, dan Siliwangi. Site yang terpilih untuk bangunan mixed-use ini terletak di dalam area CBD baru, tepatnya di kecamatan Semarang Selatan sebagai upaya untuk mengembangkan area CBD baru ini. Letak site dekat dengan pusat kota Semarang, yaitu Simpang Lima dan beberapa fasilitas lainnya, seperti area perkantoran, fasilitas pendidikan, dan rumah sakit. Perancangan bangunan

mixed-use merupakan salah satu cara untuk meningkatkan nilai guna lahan pada

kawasan CBD baru, dimana ketersediaan tanah pada kawasan ini semakin terbatas dan harganya pun semakin tinggi.

5.3. KONSEP MIKRO

5.3.1. Konsep Pencapaian

Pencapaian site difokuskan melalui Jalan Jenderal Ahmad Yani yang menghubungkan site dengan pusat kota Semarang, yaitu Simpang Lima. Sementara Jalan Erlangga Timur dan Jalan Atmodirono I dimanfaatkan sebagai sirkulasi servis dan karyawan.

(2)

5.3.2. Konsep Perancangan Site

Tabel 5.1. Konsep Perancangan Site

No Gambar Keterangan

1 Site memiliki luas 16.150 m2

dengan panjang 170 meter dan lebar 95 meter. Area biru muda merupakan area yang dapat dibangun setelah dikurangi sempadan selebar 29 meter di sisi timur laut serta 17 meter di sisi barat laut dan barat daya.

2 Di sekeliling site dibuat jalur

pedestrian selebar 1,5 meter dan jalur keselamatan selebar 5 meter yang dibatasi oleh jalur hijau selebar 1 meter di sisi kanan dan kirinya. Jalur ini dibuat untuk penghijauan, akses pemadam kebakaran, dan evakuasi.

3 Karena site terletak di sudut jalan

maka massa bangunan dipotong miring pada salah satu ujungnya. Hal ini dilakukan demi keamanan jalur lalu lintas. Area yang terpotong ini akan dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau.

4 Massa apartemen berupa dua buah

tower diletakkan di atas massa

shopping mall. Salah satu tower

diputar mengikuti kemiringan massa shopping mall.

(3)

5.3.3. Konfigurasi Massa

Gambar 5.1. Konfigurasi Massa

Sumber : Analisis Pribadi

Massa bangunan mixed-use menggunakan konsep multitowered

megastructures tipe 2 dimana terdapat dua menara yang berdiri di atas

sebuah podium dasar yang luas. Kedua menara mewadahi fungsi unit hunian apartemen sementara podium dasar terdiri atas beberapa lantai yang mewadahi fungsi shopping mall, entrance dan fasilitas apartemen, area pengelola, servis, parkir, serta loading dock.

Massa podium disusun dari bentuk balok yang dipotong miring pada salah satu ujungnya karena site terletak di sudut jalan. Salah satu massa hunian apartemen diputar mengikuti kemiringan massa podium.

5.3.4. Zonasi

Gambar 5.2. Zonasi

Sumber : Analisis Pribadi

shopping mall

lobby apartemen PARKIR area pengelola area SERVIS

unit hunian apartemen unit hunian apartemen

fasilitas apartemen

AREA P ARKIR RUANG TERBUKA HIJAU AREA SHOPPING MALL

lobb y AREA SERVIS AREA PENGE LOLA AREA HUNIAN fasilit as ap artemen

(4)

Zonasi pada bangunan ini dibagi menjadi empat. Zona publik terdiri atas shopping mall dan lobby apartemen. Zona semi publik terdiri atas area pengelola dan fasilitas apartemen. Zona privat terdiri atas unit hunian. Zona servis terdiri atas parkir, utilitas, gudang, laundry, dan

loading dock. Bangunan terdiri atas 15 lantai (ground floor + lantai 1-14),

1 semi basement, dan 2 basement.

Gambar 5.3. Potongan Skematik

Sumber : Analisis Pribadi

5.3.5. Tata Ruang Luar a. Parkir Luar

Parkir luar hanya terdapat pada sisi timur laut site dan dibagi menjadi dua. Sebagian digunakan untuk taksi dan sebagian lainnya digunakan untuk pengunjung. Untuk memberikan ruang bagi parkir luar, maka jalur keselamatan pada sisi timur laut digeser ke dalam sejauh 8,48 meter.

Gambar 5.4. Area Parkir Luar

Sumber : Analisis Pribadi

LOADING DOCK SHOPPING MALL

SHOPPING MALL SHOPPING MALL SHOPPING MALL SHOPPING MALL SHOPPING MALL SHOPPING MALL SHOPPING MALL SHOPPING MALL FASILITAS APARTEMEN lobby + FASILITAS APARTEMEN PARKIR PARKIR PARKIR PARKIR PARKIR FASILITAS APARTEMEN SERVIS PENGELOLA HUNIAN HUNIAN HUNIAN HUNIAN HUNIAN HUNIAN HUNIAN HUNIAN HUNIAN HUNIAN HUNIAN HUNIAN HUNIAN HUNIAN HUNIAN HUNIAN HUNIAN HUNIAN HUNIAN HUNIAN

area parkir taksi

(5)

b. Ruang Terbuka Hijau

Menurut Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2010 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Pasal 165, Koefisien Dasar Hijau (KDH) pada site adalah 20%. Maka luas area hijau yang diperlukan adalah :

20% x 16.150 m2 = 3.230 m2

Penataan ruang terbuka hijau dibagi menjadi dua, yaitu pada site di sekitar bangunan dan pada lantai 4 dimana terdapat fasilitas-fasilitas apartemen.

5.3.6. Tata Ruang Dalam

Tabel 5.2. Tata Ruang Dalam

No Gambar Keterangan

1 Basement 2

− Parkir pengunjung

shopping mall

− Parkir staf dan karyawan − Area servis 2 Basement 1 − Parkir pengunjung shopping mall − Parkir penghuni apartemen − Area servis 3 Semi basement − Parkir penghuni apartemen − Anchor tenant (supermarket) − ATM − Mushola − Loading dock

area parkir pengunjung shopping mall AREA PARKIR STAF DAN KARYAWAN AREA SERVIS

area parkir pengunjung shopping mall AREA PARKIR PENGHUNI APARTEMEN AREA SERVIS ANCHOR TENANT RETAIL LOADING DOCK ATRIUM KORIDOR area parkir penghuni apartemen

(6)

4 Ground floor − Lobby apartemen (tinggi plafon setinggi 2 lantai) − Fasilitas apartemen − Entrance shopping mall − Atrium − Anchor tenant − Mini anchor − Retail (termasuk kafe) 5 Lantai 1 − Anchor tenant − Mini anchor − Retail − Fasilitas apartemen 6 Lantai 2 − Anchor tenant − Mini anchor − Retail − Area pengelola 7 Lantai 3 − Foodcourt − Restoran − Bioskop − Area servis ANCHOR TENANT MINI ANCHOR RETAIL lobby dan fasilitas apartemen AREA SERVIS ATRIUM KORIDOR ANCHOR TENANT MINI ANCHOR RETAIL FASILITAS APARTEMEN KORIDOR ANCHOR TENANT MINI ANCHOR RETAIL AREA PENGELOLA KORIDOR FOODCOURT BIOSKOP RETAIL AREA SERVIS KORIDOR

(7)

8 Lantai 4 − Restoran − Coffee shop − Salon dan spa − Fitness center − Lobby 2 − Drug store − Area hijau dan

playground Mezanin − Kolam renang 9 Lantai 5-7 − Hunian tipe 1 kamar tidur − Hunian tipe 2 kamar tidur − Area servis 11 Lantai 8-14 − Hunian tipe 2 kamar tidur − Hunian tipe 3 kamar tidur − Area servis 12 Lantai 15 − Hunian tipe penthouse − Area servis

Sumber : Analisis Pribadi

5.3.7. Sirkulasi di Luar Bangunan

Gambar 5.5. Potongan Jalur Sirkulasi di Luar Bangunan

Sumber : Analisis Pribadi

KOLAM RENANG RESTORAN DAN coffee shop SALON dan spa fitness center FASILITAS LAIN LOBBY AREA SERVIS ruang terbuka hijau

hunian TIPE 1 KAMAR TIDUR HUNIAN TIPE 2 KAMAR TIDUR area servis dan sirkulasi vertikal

hunian TIPE 3 KAMAR TIDUR HUNIAN TIPE 2 KAMAR TIDUR area servis dan sirkulasi vertikal

hunian tipe penthouse area servis dan sirkulasi vertikal

(8)

Keterangan : A : Jalur hijau B : Jalur pedestrian C : Jalur hijau D : Area parkir E : Jalur sirkulasi kendaraan F : Drop off G : Bangunan H : Jalur sirkulasi kendaraan I : Jalur hijau J : Jalur pedestrian K : Jalur hijau

Gambar 5.6. Denah Jalur Sirkulasi di Luar Bangunan

Sumber : Analisis Pribadi

Garis hitam menunjukkan sirkulasi kendaraan umum tanpa melalui drop off. Garis merah menunjukkan sirkulasi kendaraan umum melalui drop off. Garis biru menunjukkan sirkulasi kendaraan servis. Sementara garis hijau menunjukkan sirkulasi manusia.

Site terletak dekat dengan lampu lalu lintas, maka jalur masuk dan keluar kendaraan harus dibuat jauh dari lampu lalu lintas untuk menghindari kemacetan. Sirkulasi kendaraan servis dan karyawan hampir sama dengan sirkulasi kendaraan umum, tetapi akses masuk dan keluarnya terdapat pada bagian belakang site, yaitu dari Jalan Atmodirono I.

(9)

! 95!

5.3.8. Sirkulasi di Dalam Bangunan

Garis biru menunjukkan jalur sirkulasi kendaraan penghuni.

Garis orange menunjukkan jalur sirkulasi kendaraan pengunjung.

Gambar 5.7. Jalur Sirkulasi Kendaraan Penghuni dan Pengunjung.

Sumber : Analisis Pribadi

Garis merah menunjukkan jalur sirkulasi kendaraan servis (loading dock).

Garis hijau menujukkan jalur sirkulasi kendaraan karyawan.

Gambar 5.8. Jalur Sirkulasi Kendaraan Servis dan Karyawan.

Sumber : Analisis Pribadi

5.3.9. Konsep Integrasi Ruang

a. Integrasi antara Ruang Dalam dan Ruang Luar pada Site dengan Lingkungan Sekitar

Integrasi antara ruang dalam dengan lingkungan sekitar merupakan integrasi yang saling mengunci. Bagian yang terintegrasi merupakan ruang luar yang dikembangkan menjadi ruang terbuka publik dan menjadi penghubung antara site dengan lingkungan sekitar. Ruang terbuka publik bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Semarang yang senang berkumpul.

Gambar 5.9. Integrasi antara Ruang Dalam dan

Ruang Luar pada Site dengan Lingkungan

Sekitar

Sumber : Analisis Pribadi

RUANG DALAM

RUANG LUAR

(10)

! 96!

Gambar 5.10. Contoh Ruang Terbuka Publik

Sumber :

http://indobeta.com/pengertian-dan-manfaat-ruang-terbuka-hijau-kota/10146/ dan http://buildingindonesia.biz/2011/03/02/indonesia-sudah-mendesak-menata-kota-secara-komprehensif/

b. Integrasi antar Ruang dalam Shopping Mall

Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, terdapat empat zona dalam shopping mall dimana setiap zona menginterpretasikan elemen-elemen kota Semarang. Keempat zona dihubungkan oleh sebuah ruang bersama yang fungsinya dikembangkan menjadi atrium. Keempat zona tersebut adalah :

i. Kota Metropolitan (Kawasan CBD)

Kawasan CBD merupakan area terpenting dan menjadi jantung bagi kota metropolitan ini. Dalam shopping mall ini area kota metropolitan mewadahi kelompok retail utama, yaitu retail kelompok fashion pada ground floor dan lantai 1.

Gambar 5.11. Integrasi antar Ruang dalam Shopping Mall

Sumber : Analisis Pribadi

zona cbd zona pelabuhan dan pantai atrium zona pecinan zona kota lama

(11)

! 97!

ii. Kawasan Kota Lama

Gambar 5.12. Kawasan Kota Lama Semarang

Sumber : http://wisatalternatif.blogspot.com/ dan http://seputarsemarang.com/

Kawasan kota lama merupakan tujuan wisata dan kawasan heritage di kota Semarang. Dalam shopping mall ini kawasan kota lama mewadahi tenant dengan kategori lifestyle, home

appliance, dan entertainment pada lantai 2.

Gambar 5.13. Contoh Penerapan Konsep Kota Lama pada Shopping Mall

Sumber : http://upload.wikimedia.org/ dan http://radjaketjil.blogspot.com/

iii. Kawasan Pecinan

Gambar 5.14. Kawasan Pecinan Semarang

Sumber : http://img607.imageshack.us/img607/3861/semawis.jpg dan

(12)

! 98! Kawasan Pecinan merupakan salah satu destinasi wisata kuliner di Semarang. Dalam shopping mall ini kawasan Pecinan mewadahi retail dengan kategori food dan restaurant di lantai 3.

Gambar 5.15. Contoh Penerapan Konsep Pecinan pada Shopping Mall

Sumber : http://www.labelscar.com/ dan http://www.bakerymagazine.com/

iv. Kawasan Pelabuhan dan Pantai

Gambar 5.16. Kawasan Pelabuhan (kiri) dan Pantai (kanan) Semarang

Sumber : http://seputarsemarang.com

Kawasan pelabuhan merupakan pintu perdagangan bagi kota Semarang. Sementara kawasan pantai menjadi salah satu destinasi wisata di kota ini. Dalam shopping mall ini kawasan pelabuhan dan pantai menjadi konsep untuk area terbuka hijau.

Gambar 5.17. Contoh Penerapan Konsep Pelabuhan dan Pantai pada

Shopping Mall

Sumber : http://farm8.staticflickr.com/ dan http://rickdortmund.wordpress.com/

(13)

! 99!

Tabel 5.3. Penerapan Ciri Khas Masing-masing Kawasan pada Shopping Mall

No Kawasan Ciri Khas Penerapan

1 CBD (Central

Bussiness District)

− Arsitektur modern − Penggunaan

elemen kaca pada fasad

Retail dengan konsep modern serta

penggunaan material kaca pada fasad retail dan area display produk.

2 Kota Lama − Pintu dan jendela besar dengan kesan megah − Detil elemen

bergaya art deco − Penggunaan

mozaik dari kaca berwarna

Detil berbentuk lengkung dan penggunaan warna putih pada fasad retail (jendela dan pintu), kolom, railing, dan elemen-elemen mall lainnya sebagai ciri khas arsitektur art deco. 3 Pecinan − Rumah dua lantai

− Teras di depan − Pintu dan jendela

besar

− Ukiran kayu

Detil menyerupai ukiran kayu dan penggunaan warna merah pada fasad retail serta elemen-elemen mall seperti signage, railing, dan lain-lain. 4 Pelabuhan dan Pantai − Elemen air − Ruang terbuka publik Penggunaan elemen air pada ruang terbuka hijau.

(14)

! 100!

5.3.10. Konsep Integrasi Fungsi

a. Integrasi Fungsi Apartemen dan Shopping Mall

Integrasi antara apartemen dan shopping mall menggunakan konsep integrasi antara dua fungsi yang saling mengunci. Bagian yang terintegrasi dapat digunakan bersama oleh kedua fungsi dan dimanfaatkan sebagai sirkulasi vertikal. Area ini dapat diakses dari apartemen maupun shopping mall.

Integrasi antara apartemen dan shopping mall terletak pada ground

floor. Selain itu lift pada apartemen tower 2 dibuat menerus sampai ke

lantai teratas area shopping mall sehingga penghuni apartemen dapat mengakses shopping mall secara langsung.

b. Integrasi Fungsi Bangunan Mixed-Use dengan Sarana Transportasi Umum

Gambar 5.19. Integrasi Bangunan Mixed-Use dengan Sarana Transportasi Umum

Sumber : Analisis Pribadi

Integrasi antara bangunan mixed-use dengan sarana transportasi umum merupakan integrasi dua fungsi yang dihubungkan oleh ruang bersama. Ruang bersama ini berbentuk linier serta merupakan ruang perantara

JALUR PEDESTRIAN JALUR PEDESTRIAN APARTEMEN HALTE TRANS SEMARANG SHOPPING MALL Gambar 5.18. Integrasi Fungsi Apartemen dan

Shopping Mall Sumber : Analisis Pribadi

apartemen

shopping mall sirkulasi

(15)

! 101! antara fungsi apartemen dan shopping mall dengan halte trans Semarang. Ruang perantara ini dikembangkan sebagai jalur pedestrian. Terdapat dua jalur pedestrian :

− Jalur pedestrian yang menghubungkan halte trans Semarang dengan area shopping mall.

− Jalur pedestrian yang menghubungkan halte trans Semarang dengan lantai fasilitas apartemen. Jalur ini menggunakan teknologi untuk membatasi akses menuju apartemen (hanya dapat diakses oleh penghuni apartemen).

Gambar 5.20. Jalur Pedestrian sebagai Ruang Perantara antara Bangunan Mixed-Use dengan Sarana Transportasi Umum

Sumber : Analisis Pribadi

Halte pada site melayani jalur trans Semarang koridor 1 ke arah barat. Sementara halte untuk koridor 1 arah timur berada di seberang jalan (eksisting) dan akan dihubungkan dengan site melalui jembatan penyeberangan.

5.3.11. Struktur dan Utilitas a. Sistem Struktur

Sistem struktur yang digunakan pada bangunan ini adalah sistem core, kolom, dan balok dengan material beton bertulang.

(16)

! 102!

b. Sistem Jaringan Air Bersih dan Air Panas

Jaringan air bersih menggunakan sistem down feed dengan spillback

tank. Air dari ground tank dipompa

ke upper tank kemudian

didistribusikan ke bawah dengan memanfaatkan gaya gravitasi. Sistem ini dilengkapi dengan spillback tank untuk mencegah pipa pecah akibat tingginya tekanan air. Sementara pada sistem jaringan air panas, air melalui boiler terlebih dahulu sebelum dialirkan ke kamar-kamar.

c. Sistem Jaringan Air Kotor

Sistem jaringan air kotor pada bangunan ini menggunakan single

stack system. Pada sistem ini air tinja

dan air kotor atau air sabun dialirkan melalu pipa mendatar yang berbeda, namun pipa vertikalnya menjadi satu.

d. Sistem Transportasi Vertikal

Sistem transportasi vertikal pada area shopping mall menggunakan eskalator, lift, dan tangga darurat. Sementara pada apartemen sistem transportasi vertikal menggunakan lift dan tangga darurat. Lift pada

Gambar 5.21. Sistem Down Feed dengan Spillback Tank

Sumber : Materi Kuliah Utilitas 2012

!

Gambar 5.22. Sistem Single Stack

Sumber : Materi Kuliah Utilitas 2012

(17)

! 103!

shopping mall berbeda dengan lift pada apartemen untuk menjaga privasi

penghuni apartemen.

e. Sistem Pengolahan Limbah

Limbah cair pada bangunan ini diolah menggunakan Rotating Biological Contractor (RBC). Air lemak dari dapur diolah melalui bak pengangkap lemak terlebih dahulu sebelum dialirkan menuju RBC. Hasil pengolahan limbah ini diolah lagi menggunakan filter kemudian sebagian digunakan untuk menyiram tanaman dan sisanya dibuang ke riol kota.

Gambar 5.23. Rotating Biological Contractor (RBC)

Sumber : http://www.seprotech.com/am_cms_media/rbc-line-drawing.jpg

Limbah padat didistribusikan melalui shaft sampah menuju ke bak penampungan sampah yang kemudian akan diangkut ke luar bangunan.

f. Sistem Penghawaan Buatan

Sistem penghawaan buatan digunakan pada area atrium dan tenant

shopping mall, lobby apartemen, fasilitas umum pada apartemen, dan

unit hunian apartemen. Sistem yang digunakan adalah AC central dengan

horizontal ducting system. Sementara pada area parkir dan koridor

(18)

! 104!

g. Sistem Jaringan Listrik

Terdapat dua macam sumber listrik, yaitu PLN sebagai sumber listrik utama dan genset sebagai sumber listrik cadangan. Listrik dialirkan melalui MDP (Main Distribution Panel) menuju ke SDP (Sub Distribution Panel) lalu dialirkan menuju PP (Panel Pembagi). Listrik pada area shopping mall dan apartemen berasal dari sumber listrik yang sama, namun masing-masing memiliki panel kontrol yang berbeda.

h. Sistem Pencahayaan Buatan

Secara umum terdapat empat teknik pencahayaan buatan pada ruangan : − Ambient lighting, yaitu pencahayaan umum yang menyebar ke

seluruh ruangan.

− Wall washer, yaitu pencahayaan untuk menyinari bagian dinding tertentu.

− Task lighting, yaitu pencahayaan untuk menerangi aktivitas tertentu seperti pada meja kerja atau di atas cermin rias.

− Accent lighting, yaitu pencahayaan untuk menonjolkan detil.

Tabel 5.4. Sistem Pencahayaan Buatan

No Nama Ruang Teknik Pencahayaan Buatan

1 Atrium shopping mall Ambient lighting, wall washer.

2 Koridor shopping mall Ambient lighting, wall washer. 3 Retail shopping mall Ambient lighting, accent lighting.

4 Toilet umum Ambient lighting, task lighting.

5 Lobby apartemen Ambient lighting, wall washer, accent lighting.

6 Koridor apartemen Ambient lighting.

7 Unit hunian apartemen Ambient lighting, task lighting,

accent lighting.

8 Fasilitas apartemen Ambient lighting, wall washer, accent lighting.

(19)

! 105! 9 Ruang pengelola Ambient lighting, task lighting.

10 Area servis Ambient lighting.

Sumber : Analisis Pribadi

i. Sistem Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran

Untuk sistem pencegahan dan penanggulan kebakaran, setiap lantai dilengkapi dengan fire alarm, sprinkler, heat detector, smoke detector,

fire hydrant, dan kamera CCTV. Sementara dalam setiap unit apartemen

terdapat heat detector, smoke detector, dan sprinkler. Sprinkler dan fire

hydrant dilengkapi dengan water supply system. Selain itu terdapat

tangga darurat yang terbuat dari material tahan api untuk evakuasi jika terjadi kebakaran.

j. Sistem Penangkal Petir

Penangkal petir menggunakan sistem Faraday. Sistem ini terdiri atas komponen alat penerima berupa kawat tembaga mendatar dan kawat penyalur yang dipasang sampai pada bagian tanah yang basah. Sistem ini memiliki jangkauan yang lebih luas daripada sistem konvensional.

k. Sistem Komunikasi

Sistem komunikasi yang digunakan pada bangunan ini adalah intercom, telepon, faxilimile, dan jaringan internet. Setiap unit hunian apartemen dilengkapi dengan telepon dan jaringan internet.

l. Sistem Keamanan

Sistem keamanan pada apartemen maupun shopping mall menggunakan kamera CCTV. Kamera CCTV diletakkan di setiap unit retail shopping

Gambar

Tabel 5.1. Konsep Perancangan Site
Gambar 5.1. Konfigurasi Massa  Sumber : Analisis Pribadi
Gambar 5.3. Potongan Skematik  Sumber : Analisis Pribadi
Tabel 5.2. Tata Ruang Dalam
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berbagai arah kebijakan pembangunan daerah tersebut akan dilaksanakan melalui pendekatan pokok, yaitu (1) memantapkan otonomi daerah dalam pelaksanaan tugas-tugas

 Perkembangan penduduk miskin di Sulawesi Tengah selama periode 2013 – 2017 meskipun secara absolut terlihat meningkat, namun secara persentase menunjukkan

Proses implementasi sistem yang terjadi di dalam aplikasi yang dirancang, yaitu implementasi sistem pendukung keputusan dengan menggunakan metode Profile matching dan TOPSIS

tanam yang sudah ditentukan hanya berada di sekitar perakaran tanaman di dalam wadah terbatas. d) Perlakuan penyiangan gulma sangat berkurang karena sedikit media tanam terbuka

[r]

Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran adalah model pembelajaran student facilitator and explaining, model pembelajaran ini sangat efektif

Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa infus bunga Widuri mengandung flavonoid, alkaloid, dan saponin, sedangkan untuk tanin dan steroid diperoleh hasil yang

Latihan daya tahan, kekuatan, kecepatan, kelincahan, dan kelenturan merupakan suatu komponen latihan fisik yang tidak dapat dipisahkan di dalam futsal, untuk mendapatkan