• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

20

Ema Nurliany, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Agar proses penelitian dapat berjalan dengan mudah dan terarah maka dibutuhkan suatu metode penelitian yang sesuai dengan desain riset yang akan diteliti. Penelitian ini menggunakan metode penelitian PTK yang mengimplementasikan metode penelitian Didactical Design Research (DDR). “Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu bentuk penelitian refleksif diri kolektif yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktif pendidikan dan praktik sosial mereka serta pemahaman mereka terhadap praktik-praktik mereka dan terhadap situasi tempat praktik-praktik tersebut dilakukan” Carr dan Kemmis, (dalam buku Kunandar 2013. hlm. 43).

Menurut Kunandar (2013, hlm. 44) ada tiga prinsip dalam penelitian tindakan kelas yaitu:

1. Adanya partisipasi dari peneliti dalam suatu program atau kegiatan.

2. Adanya tujuan untuk meningkatkan kualitas suatu program atau kegiatan melalui penelitian tindakan tersebut.

3. Adanya tindakan tretment untuk meningkatkan kualitas suatu program atau kegiatan.

“Tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di kelas dan meningkatkan kegiatan nyata guru dalam kegiatan nyata guru dalam kegiatan pembagian profesinya.” (Kunandar 2013:45)

Jadi Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang menitik beratkan pada proses penelitian guru terhadap peningkatan mutu praktik pembelajaran di kelas dengan cara melakukan kegiatan perencanaan, melaksanakan hasil perencanaan, dan merefleksi hasil tindakan.

(2)

Ema Nurliany, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Metode penelitian Didactical Design Research (DDR) menurut Suryadi (2010, hlm.12) metode penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menitik beratkan pada proses pengembangan situasi didaktis, analisis situasi belajar yang terjadi sebagai respon atas situasi didaktis, yang dikembangkan serat keputusan-keputusan yang diambil guru selama proses pembelajaran berlangsung.

Selain itu Suryadi (dalam buku Suryadi & Suratno, 2014, hlm. 134) mengemukakan pula bahwa “Proses berpikir guru dalam konteks pengajaran dan pembelajaran yang berkembang di Eropa Sejak tahun 2007 dirumuskan sebuah kerangka berfikir reflektif. Kerangka tersebut meliputi tiga hal, yakni berfikir sebelum, pada saat dan setelah pengajaran dan pembelajaran”. Ketiga proses berpikir tersebut mencerminkan kerangka pengembangan kurikulum pada level implementasi praktis (enacted curriculum) di kelas (pembelajaran) dan disebut sebagai penelitian Didactical Design Reaserch (DDR).

Melalui kegiatan Lesson Study para guru dibimbing untuk terus meningkatkan kapasitasnya sebagai pendidik profesional. Siklus Plan-Do-See menyediakan aktivitas berpikir guru yang alamiah sejalan dengan aktivitas rutin sehari-hari. Namun demikian, potensi tersebut dirasakan belum terwujud secara optimal (Suratno, 2012).

Hubungan guru, siswa dan materi tidak bisa dipisahkan dari proses pembelajran maka Hubungan Guru-Siswa-Materi digambarkan oleh Kansanen dalam Suryadi (2013. Hlm. 9) sebagai sebuah Segitiga Didaktik yang menggambarkan hubungan didaktis (HD) antara siswa dan materi, serta hubungan pedagogis (HP) antara guru dan siswa. Ilustrasi segitiga didaktik dari Kansanen tersebut belum memuat hubungan guru-materi dalam konteks pembelajaran. Dalam pandangan penulis, hubungan didaktis dan pedagogis tidak bisa dipandang secara parsial melainkan perlu dipahami secara utuh karena pada kenyataannya kedua hubungan tersebut dapat terjadi secara bersamaan. Dengan demikian, seorang guru pada saat merancang sebuah situasi didaktis, sekaligus juga perlu memikirkan prediksi respons siswa atas situasi tersebut serta antisipasinya sehingga tercipta situasi didaktis baru.

(3)

Antisipasi tersebut tidak hanya menyangkut hubungan siswa-materi, akan tetapi juga hubungan guru-siswa baik secara individu maupun kelompok atau kelas. Atas dasar hal tersebut, maka pada segitiga didaktis Kansanen perlu ditambahkan suatu hubungan antisipatif guru-materi yang selanjutnya bisa disebut sebagai Antisipasi Didaktis dan Pedagogis (ADP)

Gambar 3.1

Segitiga Didaktis yang Dimodifikasi

Dari gambar segitiga didaktis diatas dapat diartikan bahwa hubungan antara guru, materi dan siswa memiliki keterkaitan.

Didactical Design Research (DDR). Penelitian Disain Didaktis pada dasarnya terdiri atas tiga tahapan yaitu:

1. analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran yang wujudnya berupa Disain Didaktis Hipotetis termasuk ADP,

2. analisis metapedadidaktik, dan

3. analisis retrosfektif yakni analisis yang mengaitkan hasil analisis situasi didaktis hipotetis dengan hasil analisis metapedadidaktik. Dari ketiga tahapan ini akan diperoleh Disain Didaktis Empirik yang tidak tertutup kemungkinan untuk terus disempurnakan melalui tiga tahapan DDR tersebut.

(4)

Ema Nurliany, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jadi Penelitian Tindakan Kelas meiliki kesamaan komponen dalam prosedur penelitian metode DDR yaitu adanya perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.

B. Prosedur Penelitian

Model PTK Kemmis dan Mc Taggart pada hakekatnya berupa perangkat atau untaian-untaian dengan atu perangkat terdiri dari empat komponen yaitu meliputi beberapa tahapan yaitu, perencanaan, tindakan, pengamatan dan serta refleksi.yang keempatnya merupakan satu siklus”. (Tukirah Taniredja, dkk. 2012. Hlm. 24). Tahapan-tahapan tersebut dalam Didactical Design Research yaitu prospektif, metapedadidaktik dan retrospektif. Sedangkan tahapan PTK yang diterapkan DDR yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, perencanaan (prospektif), pelaksanaan & pengamatan (metapedadidaktik) dan refleksi (retrospektif).

Berikut ini merupakan penjelasan tahapan-tahapan (siklus) Penelitian Tindakan Kelas yang telah diterapkan Didactical Design Research yang digunakan dalam penelitian ini.

(5)

Tabel 3.1

Siklus PTK yang Menerapkan DDR

Siklus PTK model Kemmis

Prasiklus Perencanaan Pelaksanaan Refleksi Siklus DDR Praimplementasi Lesson Design Implementasi Refleksi  Proses Pemetaan Kurikulum  Pembuatan maind map dari materi ajar  Analisis penyajian

buku teks  Repersonalisasi

Learning Obstacle  Prediksi respon siswa

 Chapter Desain  Lesson Design  Fleksibilitas  Unity  Coherence (observasi kelas)  Bagaimana hubungan antara desain desain dengan implementasi pembelajaran 1. Perencanaan (Prospektif)

Pada tahap ini peneliti merumuskan perencanaan yang akan dilakukan pada tahap selanjutnya. Peneliti menjelaskan bagaimana tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran yang telah ditemukan. Dalam tahap ini peneliti menentukan titik fokus peristiwa yang perlu diperhatikan secara khusus untuk diamati. Kemudian membuat

(6)

Ema Nurliany, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

instrumen untuk mengumpulkan data tentang peristiwa yang terjadi selama tindakan berlangsung.

2. Tindakan

Pada tahapan ini, perencanaan yang telah dilakukan sebelumnya diterapkan pada pada pembelajaran. Tindakan harus sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya, sebagai upaya perbaikan.

3. Pengamatan (Metapedadidaktik)

Pada tahapan ini Peneliti mengamati proses pembelajaran yang sedang terjadi.

4. Refleksi (Retrospektif)

Tahap terakhir adalah refleksi yaitu mengemukakan kembali terhadap apa yang sudah dilakukan pada tahap sebelumnya. Peneliti mengevaluasi kekurangan-kekurangan yang ditemukan pada saat tindakan berlangsung. Peneliti juga mengevaluasi hubungan antara prospektif dengan metapedadidaktik.

Bagan 3.1

Modifikasi Alur Siklus PTK Model Kemmis dan McTaggart dengan Penerapan DDR. Perencanaan (Prosfektif) Tindakan Pengamatan (Metapedadidaktik) Refleksi (Retrospektif)

(7)

C. Prosedur Tindakan

Tindakan (Metapedadidaktik)

Menerapkan desain pembelajaran (RPP) dalam pembelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya Pengamatan

 Mengamati situasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru sebagai observer

 Mengamati cara guru menyajikan materi yang ada dalam buku pegangan

 Repersonalisasi buku teks

Refleksi

Merumuskan yang ditemukan pada proses pembelajaran

Perencanaan (Prospektif)

 Melakukan pretest pada siswa untuk mengetahui pengetahuan awal siswa

Membuat Chapter Design

 Membuat desain pembelajaran (RPP) IPA tentang sifat-sifat cahaya

Siklus 2

Siklus 1

Refleksi (Retrospektif)

 Menganalisis hubungan antara prospektif dengan metapedadidaktik

 Mengkategorikan tipe learning obstacle baru setelah penerapan desain pembelajaran

 Hasil refleksi digunakan untuk menentukan langkah lebih lanjut dalam upaya mengkaji tujuan penelitian

Pengamatan (Metapedadidaktik)

Mengamati, apakah ada kesulitan dan kemajuan yang dialami siswa dalam pembelajaran tersebut

(8)

Ema Nurliany, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Prasiklus a. Observasi

1) Repersonalisasi Learning Obstacle pada Buku Teks

Tahapan ini merupakan suatu tahapan awal yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui kesulitan belajar siswa melalui analisis materi yang akan dipelajari oleh siswa. Pada tahapan ini peneliti membaca buku IPA siswa dan mencoba menjadi siswa kelas V Sekolah Dasar yang sedang belajar materi tentang sifat-sifat cahaya. Dengan menjalankan kegiatan tersebut menjadi langkah awal untuk menganalisis kesulitan belajar siswa ketika memahami materi tentang sifat-sifat cahaya.

2) Observasi kelas

Dari hasil observasi yang dilakukan terhadap pembelajaran IPA di kelas V SDN Kadumerak 5, peneliti mengamati kegiatan guru salama proses kegiatan pembelajaran mengenai materi yang didajarkan yaitu pada materi sifat-sifat cahaya.

3) Pretest

Langkah ini merupakan tahapan penilaian dengan memberikan soal ujian kepada siswa untuk mengetahui pemahaman dan pengetahuan awal mengenai materi sifat-sifat cahaya. Peneliti melakukan pretest kepada siswa kelas V Sekolah Dasar mengenai sifat-sifat cahaya. Siswa mengerjakan soal pilihan ganda sebanyak 20 dengan klasifikasi kesulitan soal mulai dari sukar, sedang dan mudah. Tiap soal yang dijawab dengan benar maka akan diberi skor 1. 4) Refleksi

Jika hasil pembelajaran belum maksimal, maka melakukan perbaikan dan menyusun desain pembelajaran baru untuk siklus berikutnya

Bagan 3.2

Modifikasi Alur Siklus PTK Model Kemmis dan McTaggart (dalam Takirah Taniredja, Dkk.) dengan Penerapan DDR dalam pembelajaran Sifat-Sifat Cahaya Berbasis model

(9)

Pada tahapan ini peneliti dan guru mitra melkukan diskusi mengenai kesulitan belajar siswa berdasarkan hasil observasi yang peniliti lakukan ketika kegiatan pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya berlangsung. Dari kegiatan refleksi ini akan didapatkan suatu masukan yang dapat menentukan tindakan yang harus dilakukan selanjutnya. Apabila hasil tindakan belum maksimal, maka peneliti an dilanjutkan ke siklus berikutnya.

2. Siklus 1

a. Tahap Perencanaan

Tahapan perencanaan ini meliputi kegiatan: 1) Tahap Pembuatan Chapter Design

Tahap ini merupakan rancangan peta konsep materi yang sesuai dengaan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang ada di dalam kurikulum.Peneliti membuat rancangan peta konsep untuk materi sifat-sifat cahaya. Dalam peta konsep yang dibuat memuat materi yang akan diajarkan beserta analisis keterkaitan materi ajar di kelas IV, V dan VI serta kelas VIII SMP. Apakah materi sifat-sifat cahaya tersebut sudah perah dipelari atau belum di kelas tersebut.

2) Pembuatan Lesson Design

Tahap ini merupakan sebuah rancangan pembelajaran atau yang disebuut Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat Komponen RPP hampir sama dengan RPP pada uumumnya, didalamnya terdapat standar kompetensi, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, materi esensial, media belajar, tahapan kegiatan pembelajaran, terdapat pula prediksi respon siswa disertai dengan antisipasi didaktis guru dan kegiatan evaluasi. Peneliti membuat RPP yang meliputi serangkaian kegiatan mulai dari analisis SK dan KD, menganalisis tujuan pembelajaran agar desain RPP mencangkup tujuan dari pembelajarn, analisis materi esensial, menentukan metode pembelajaran dan media sesuai kebutuhan penyampaian materi. Peneliti juga memprediksikan respon siswa yang akan mempelajari

(10)

sifat-Ema Nurliany, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sifat cahaya berdasarkan disain pembelajaran yang sudah peneliti rancang hal ini untuk menentukan antisipasi didaktik apa yang harus diberikan oleh peneliti untuk membantu ketika siswa mengalami kesulitan belajar.

3) Prediksi respon siswa merupakan suatu analisis memprediksikan situasi belajar siswa berdasarkan respon siswa ketika mempelajari materi tentang sifat-sifat cahaya. Dengan memperhatikan respon siswa, akan membantu peneliti untuk menentukan apakah siswa mengalami kesulitan atau tidak dan membantu pula untuk memberikan antisipasi didaktis pada siswa.

b. Tahap Tindakan

Pada tahapan tindakan ini meliputi kegiatan menerapkan desain pembelajran yang sudah dibuat peneliti sekaligus untuk mengamati kesulitan belajar selama proses pembelajran berlangsung. Terdapat tiga komponen yang terintegrasi yaitu kesatuan, fleksibilitas, dan koherensi. Maksud dari kesatuan, fleksibilitas dan koherensi dalam tahapan penelitian ini adalah: 1) kesatuan (unity) adalah kesatuan utuh dari komponen-komponen situasi

didaktis.

2) fleksibilitas (flexibility) adalah intervensi guru dalam mengantisipasi dan mengembangkan alur belajar siswa.

3) koherensi (coherence) adalah keterpaduan logis antar situasi didaktis (situasi aksi-formulasi-validasi) yang dikembangkan.

Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini yaitu:

a) menerapkan desian pembelajran (RPP) yang menerapkan model pembelajaran kooperatife learning tipe Number Head Together (NHT). Adapun langkah-langkah pembelajraan dengan menerapkan model pembelajaran pembelajaran Cooperatife Learning Tipe Number Head Together (NHT) adalah sebagai berikut:

(1) Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok.

(11)

(3) Guru member tugas/pertanyaan pada masing-masing siswa dalam kelompok untuk mengerjakannya.

(4) Setiap kelompok mulai berdiskusi untuk menemukan jawaban yang dianggap paling tepat dan memastikan semua anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut.

(5) Guru memanggil salah satu nomor secara acak.

(6) Siswa dengan nomor yang dipanggil mempresentasikan jawaban dari hasil diskusi kelompok mereka.

(7) Tahap pengamatan merupakn tahapan melakukan analisis kesulitan dan kemajuan siswa dalam belajar yang baru selama proses pembelajaran berlangsung dengan menerapkan model pembelajaran Cooperatife Learning Tipe Number Head Together (NHT).

c. Tahap Refleksi

Pada tahapan ini meliputi kegiatan menganalisis hubungan antara desain dengan implementasi pembelajaran.

D. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 308) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Dalam penelitian yang berjudul Desain Pembelajaran Konsep Cahaya Berbasis Cooperative Learning Tipe Number Head Together (NHT) Berdasarkan Analisis Kesulitan Belajar Siswa (Learning Obstacle) Kelas V Semester 2, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara observasi kelas dan tes.

Teknik pengumpulan data dengan, observasi, wawancara dan juga tes.

1. Observasi

“Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran” (Kunandar, 2013, hlm. 143). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teknik Observasi Langsung, cara mengumpulkan data yang dilakukan yaitu

(12)

Ema Nurliany, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melalui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala yang tampak pada objek penelitian secara langsung, mengobservasi keadaan atau situasi yang terjadi di tempat penelitian. Selain itu peneliti juga melakukan observasi terhadap guru dan siswa. Observasi guru dimaksudkan untuk mengetahui aktivitas guru dalam proses mengajarkan sifat-sifat cahaya. sedangkan observasi siswa dimaksudkan untuk mengetahui aktifitas siswa selama proses pembelajaran dan untuk mengetahui kesulitan siswa ketika mempelajari sifat-sifat cahaya.

Tabel 3.2

Pedoman Observasi Aktivitas Guru pada Materi Sifat-Sifat Cahaya Menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Number Head

Together (NHT).

No Indikator Nilai

1 2 3 4

1 Kegiatan Orientasi

a. Menentukan unit pebelajaran b. Menarik perhatian siswa c. Menumbuhkan motivasi siswa d. Menyampaikan tujuan

pembelajaran

2 Kegiatan penyajian materi, metode, media pembelajaran

a. Kejelasan materi

b. Metodebelajar Cooperative Learning Tipe Number Head

(13)

Together (NHT)

c. Penggunaan alat peraga yang sesuai

3 Kegiatan belajar mengajar

a. Guru membagi Siswa ke dalam kelompok-kelompok.

b. Guru memberi nomor pada Masing-masing siswa dalam kelompok

c. Guru memberi tugas untuk semua kelompok

d. Guru memberi pertanyaan pada masing-masing siswa dalam kelompok untuk mengerjakannya. e. Guru memberikan kesempatan kepada Setiap kelompok untuk memulai diskusi menemukan jawaban yang dianggap paling tepat dan memastikan semua anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut.

f. Guru memanggil salah satu nomor secara acak.

g. Guru memberikan kesempatan kepada siswa dengan nomor yang dipanggil mempresentasikan jawaban dari hasil diskusi kelompok mereka.

Jumlah skor Nilai rata-rata Tingkat penguasaan Keterangan : 1 = Kurang 2 = Cukup 3 = Baik

(14)

Ema Nurliany, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4 = Sangat Baik

Skor maksimal = Jumlah deskriptor x Nilai tertinggi

Presentasi Pencapaian = Skor yang diperolehskor maksimal X 100% =

Nilai rata-rata = skor yang diperoleh

jumlah deskriptor

=

Kriteria penilaian kemampuan mengajar guru dalam pendekatan pembelajaran Cooperative Tipe Number Head Together.

2. Tes

“Tes adalah pengambilan data yang berupa informasi mengenai pengetahuan, sikap, bakat dan lainnyadapat dilakukan dengan tes atau pengukuran bekal atau hasil belajar dengan berbagai prosedur penelitian” (Kunandar, 2013, hlm.186).

Dalam penelitian ini menggunakan tes tertulis. Peneliti memilih tes tertulis yang berbentuk tes objektif yaitu dibuat dalam bentuk soal Pilihan Ganda (PG) yang berjumlah 10 soaldengan 4 pilihan jawaban yaitu a, b,c, dan d., dan 10 soal isian singkat Setiap soal diberi skor 1 pada jawaban yang benar.

Kriteria pengkategorian nilai hasil belajar siswa sebagai berikut; 85-100 = Baik Sekali (A)

65-84 = Baik (B) 45-64 = Cukup (C) 25-44 = Kurang (D) 0-24 = Gagal (E)

(15)

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Soal Pretest

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas / Semester : V / 2

Standar Kompetensi : Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya atau model.

Kompetensi Dasar

Indikator Tingkat Kesulitan

Ingatan Pemahaman Aplikasi

Jumlah PG Isian PG Isian PG Isian

Menjelaskan Sifat-Sifat Cahaya Mengidentifikasi cahaya merambat lurus (sifat-sifat cahaya) Mudah 1 1 Sedang 2 1 Sukar

(16)

Ema Nurliany, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Membedakan sifat cahaya yang mengenai berbagai benda (bening, berwarna, dan gelap). Mudah 1,4 2 Sedang 5, 6 2 Sukar Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya yang mengenai cermin datar , cermin cekung, dan cermin cembung. Mudah 7 7 2 3 Sedang 3 3 2 Sukar 5 1 Menunjukkan contoh peristiwa pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari-hari melalui percobaan. Mudah 4 8 2 Sedang 8 9 2 Sukar 10 1 Menunjukkan bukti bahwa cahaya putih terdiri dari berbagai warna. Mudah Sedang 6 10 2 Sukar 9 1 Jumlah 5 10 5 20

(17)

A. Isilah soal di bawah ini dengan memberi tanda (X) pada a, b, c, d

dengan jawaban yang benar!

1. Dibawah ini manakah yang bukan termasuk sifat-sifat cahaya……. a. Cahaya merambat lurus c. cahaya dapat diuraikan

b. Cahaya dapat dipantulkan d. cahaya dapat menembus dinding 2. Peristiwa yang merupakan bukti cahaya merambat lurus adalah…

a. Terbentuknya pelangi saat turun hujan b. Pemantulan cahya pada cermin

c. Rambatan cahaya matahari lurus ketika melewati genting kaca d. Cahaya menembus benda bening

3. Jarak bayang-bayang ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin. Itu adalah salah satu sifat bayang-bayang pada….

a. Cermin datar b. Cermin cekung c. Cermin cembung

(18)

Ema Nurliany, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu d. Cermin lengkung

4. Peristiwa di bawah ini yang tidak menunjukan pembiasan cahaya adalah…..

a. Pelangi b. Fatamorgana

c. Terbentuknya bayang-bayang d. Dasar kolam tampak lebih dangkal

5. Jika cahaya mengenai cermin datar maka sifat bayangan dari cermin tersebuut adalah…

a.maya, tegak, sama besar b. nyata tegak diperkecil c. maya, tegak lebih, besar d. maya, terbalik, lebih besar

6. di bawah ini manakh yang menunjukan peristiwa cahaya terdiri dari beberapa warna…

a. fatamorgana b. pelangi c. gerhana d. hujan

7. permukaan air kolam jika dilihat dari atas kolam akan nampak terlihat.. a. dalam

b. surut c. dangkal d. sedang

8. kaca spion termasuk kedalam cermin…. a. lengkung

b. cekung c. datar d. cembung

(19)

9. dibawah ini manakah yang termasuk kedalam warna pelangi a. jingga kuning, abu-abu, nila, hijau

b. coklat, biru, hijau unggu, c. merah kuning, biru, hitam, putih

d. merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu

10. jika sebuah pensil dimasukan kedalam segelas air bening maka pinsil akan nampak terlihat

a. patah b. lurus c. tegak d.terbalik

A. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar!

1. Cahaya dapat menembus air yang jernih karena air yang jernih termasuk benda….

2. Jika berkas cahaya seajar jatuh pada permukaan yang licin, maka akan terjadi pemantulan….

3. Benda terlihat lebih besar jika dipantulkan oleh cermin…..

4. Benda-benda yang dapat meneruskan cahaya secara sempurna disebut… 5. Pemantulan baur terjadi jika cahaya mengenai benda yang

permukaannya…

6. Cahaya dapat menembus air yang jernih karena air yang jernih termasuk benda…….

7. Benda terlihat lebih besar daripada benda aslinya jika dipantulkan oleh cermin………

8. Pada saat melihat dari permukaan air, dasar bak mandi tampak ……….. dari pada ukuran sebenarnya

(20)

Ema Nurliany, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9. Pembiasan cahaya menghasilkan warna-warna cahaya. Peristiwa itu disebt……

10. Cahaya putih matahari jika diuraikan akan menghasilkan warna…….

Kunci Jawaban Soal Pilihan Ganda

1. c 2. c 3. a 4. a 5. a 6. b 7. a 8. d 9. d 10. c Soal Isian 1. benda bening 2. teratur 3. cembung 4. benda bening 5. kasar 6. bening 7. cembung 8. dangkal 9. dispersi cahaya 10. me ji ku hi bi ni u (warna pelangi) E. Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini berdasarkan hasil observasi dan hasil belajar siswa. Adapun langkah-langkah pengolahan data tersebut yaitu: 1. Pengolahan Data Hasil Observasi

(21)

Pada kegiatan observasi ini kegiatan yang diamati adalah aktivitas belajar siswa. Sebelum data diolah terlebih dahulu membuat aspek-aspek yang dinilai.Setiap aspek dibuat kriteria pengamatan dan melakukan pengamatan di kelas V SDN Kadumerak 5 terhadap aktivitas yang diamati baru dikumpulkan.

Rumus tabel observasi hasil belajar dalam pembelajaran IPA dengan model Cooperative Learning Tipe Number Head Together (NHT) pada materi sifat-sifat cahaya.

Nilai: 1 = Kurang 3 = Baik 2 = Cukup 4 = SangatBaik

𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

(Sumber: Cece Rakhmat dan Solehudin, 2006 hlm. 67)

2. Pengolahan Data dari Tes Hasil Belajar Siswa

Untuk memperoleh data yang reliable dengan tes yang akan diberikan yaitu tes objektif bentuk pilihan ganda sebanyak 10 butir soal dan soal isian singkat sebanyak 5 soal.

Makaskor tes hasil belajar siswa ditentukan dengan rumus:

Keterangan:

S = nilai yang diharapkan (dicari)

R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar N = skor maksimum dari tes tersebut

(Purwanto Ngalim, 2009, hlm. 112)

S =

𝑅𝑁

X 100

(22)

Ema Nurliany, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Adapun nilai rata-rata kelas ditentukan dengan rumus:

Keterangan:

X = rata-rata (mean) ∑X = jumlah seluruh skor N = banyaknya subjek

(Sudjana Nana, 2010, hlm. 109)

F. Subjek dan Lokasi Penelitian 1. Subyek Penelitian

Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah Siswa Sekolah Dasar Kelas V SDN Kadumerak 5 pada mata pelajaran IPA khususnya materi sifat-sifat cahaya. Jumlah murid kelas V di SDN Kadumrak 5 berjumlah 20 orang, yang terdiri dari laki-laki 10 siswa perempuan 10 siswa.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan oleh peneliti di kelas V SDN Kadumerak 5 Kecamatan Karangtanjung Kabupaten Pandeglang. Adapun alasanpenelitian ini dilakukan di SD tersebut yaitu:

1. Lokasi dekat dengan peneliti sehingga lebih memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian.

(23)

2. Pada sekolah tersebut siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep cahaya.

3. Pada sekolah tersebut nilai siswa dalam mata pelajaran IPA khususnya pada materi sifat-sifat cahaya masih di bawah KKM.

Gambar

Tabel 3.3  Kisi-Kisi Soal Pretest  Mata Pelajaran  :  Ilmu Pengetahuan Alam  Kelas / Semester  :  V / 2

Referensi

Dokumen terkait

Pada penulisan ilmiah ini yang berjudul â Sistem penerimaan calon siswa pada SMUN 4 Depok dengan menggunakan Microsoft Access 2000 â menjelaskan bagaimana bagian pendaftaran

Pada pelaksanaan tindakan I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan, seperti yang telah direncanakan. Materi pada pelaksanaan tindakan I ini adalah komunikasi melalui

1 Unit 551,982,570 Kab.Laman dau Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Tersusunnya kegiatan KPH (Dokumen) - - - Kab.Laman dau Persentase penyuluh yang dibina (24

Untuk mendukung hal tersebut, maka kegiatan penelitian dan pengembangan pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) dapat dimanfaatkan sebagai salah satu kebutuhan untuk

Model fungsi transfer pada TR 450VA dan 1300VA setelah dilakukan analisis deteksi outlier memiliki hasil parameter yang signifikan, uji asumsi residual white noise

Untuk menguji apakah matriks korelasi sederhana bukan merupakan suatu matriks identitas, maka digunakan uji Bartlett dengan pendekatan statistik chi square. Berikut ini

diambil- Selain itu pendanaan yang bersumber dari urang dapat mengurangi konflik antara manajer dengan pemegang saham (Crutchley and Hansen, 1989), hal ini dapat

Teknik pengambilan sample dengan purposive sampling pada ibu yang memiliki bayi umur lebih dari 6 sampai 11 bulan dan bayi umur lebih dari 6 sampai 11 bulan yang datang