48
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Fokus dan Pendekatan Penelitian
Dalam sebuah penelitian, seseorang peneliti hendaknya mengambil pendekatan yang sesuai dengan tujuan penelitian, ciri fenomena yang dikaji, dan target hasil yang ingin dicapai. Secara garis besar penelitian ini akan menggunakan metode penelitian kualitatif untuk memecahkan suatu masalah dan menghasilkan pemahaman yang komprehensif mengenai fenomena yang diteliti.
Penelitian kualitatif adalah sebuah pendekatan penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan memahami sebuah fenomena secara mendalam dengan peneliti sebagai instrumen utama (Maksum, 2009 : 20). Pendekatan kualitatif memusatkan perhatiannya pada prinsip-prinsip umum atau pola-pola yang mendasari perwujudan satuan-satuan gejala yang ada dalam kehidupan manusia.
Studi kasus kualitatif menurut Bogdan dan Biklen (1981:58) digolongkan ke dalam tiga tipe, yaitu; (1) Historical organizational case studies, (2)
Observational case studies, (3) Life History. Secara khusus penelitian kualitatif ini
menggunakan rancangan penelitian Studi Kasus – Life History. Life history menekankan perhatiannya pada peristiwa yang menyangkut riwayat hidup seorang tokoh. Sebagaimana dikemukakan Yin (2009:10) bahwa studi kasus merupakan startegi yang lebih cocok bila pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan
“how” (bagaimana) dan “why” (mengapa) dan bila fokus penelitiannya terletak
pada fenomena kontemporer di dalam konteks kehidupan nyata. Pendekatan kualitatif ini juga bersifat intrinsik yaitu penelitian yang dilakukan karena ketertarikan atau kepedulian suatu kasus, yang bertujuan untuk memahami secara utuh kasus tersebut, tanpa dimaksudkan untuk menghasilkan konsep atau teori (Poerwandari, 2005:22).
Menurut Bungin (2010:23) sebagai sebuah metode, studi kasus memiliki keunikan atau keunggulan tersendiri. Secara rinci studi kasus mengisyaratkan keunggulan-keunggulan berikut:
1. Studi kasus dapat memberikan informasi penting mengenai hubungan antar variabel serta proses-proses yang memerlukan penjelasan dan pemahaman yang lebih luas.
2. Studi kasus memberikan kesempatan untuk memperoleh wawasan mengenai konsep-konsep dasar perilaku manusia. Melalui penyelidikan intensif peneliti dapat menemukan karakteristik dan hubungan-hubungan yang mungkin tidak diharapkan/diduga sebelumnya.
3. Studi kasus dapat menyajikan data-data dan temuan-temuan yang sangat berguna sebagai dasar untuk membangun latar permasalahan bagi perencanaan penelitian yang lebih besar dan mendalam.
Sementara pendekatan life history digunakan untuk menyelami pengalaman (Denzin & Lincoln, 2009:578). Dalam hal ini peneliti akan terlibat dalam proses punuturan pengalaman relasi-reflektif antara menghidupkan, menyampaikan, menghidupkan ulang, dan menghadirkan ulang kisah perjalanan hidup (life story). Sebagai peneliti kita akan menghidupkan kisah pengalaman, menyampaikannya, dan memodifikasinya dengan menyampaikan ulang dan menghidupkannya lagi. Para partisipan yang terlibat disini juga sama, mereka menghidupkan, menyampaikan, menghidupkan ulang, dan menyampaikan ulang kisah mereka.
Penggunaan pendekatan life history dalam penelitian ini juga didasarkan pada pertimbangan bahwa dengan pendekatan ini peneliti dapat mengungkap program latihan yang dilakukan dan pengalaman pribadi (life history) atlet yang memiliki mental juara sebagai pemecah rekor pelari tercepat pada Sea-Games 2009.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di beberapa tempat yang ada di Kota Semarang, Surakarta, Jakarta, Surabaya dan Sidoarjo. Perincian tempat penelitian adalah sebagai berikut:
Nama Informan Tempat Penelitian Suryo Agung Wibowo
(Informan Kunci)
Banyuagung, Surakarta Mess KONI, Surabaya
Kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta Pusat Ibu Heny GOR Delta, Sidoarjo – Jawa Timur
Ibu Eny Stadion Madya, Senayan – Jakarta Pusat Ibu Ngadiyah Banyuangung, Surakarta
Bapak Zein Zuhri Kantor Dispora Kendal, Jawa Tengah
Bapak Joko Kantor Pengurus Harian PASI Jl. Suyudono No. 10 – Semarang Astatik Anjarwani Lebak Bulus, Jakarta
Tabel 3.1 Perincian Tempat Penelitian 2. Waktu Penelitian
Pengambilan data dalam penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 s/d dengan perincian waktu penelitian sebagai berikut:
Nama Informan Waktu Penelitian
Suryo Agung Wibowo (Informan Kunci)
Wawancara I dilaksanakan pada hari jum’at 20 April 2012, pukul 13.15
Wawancara II dilaksanakan pada hari minggu 22 April 2012, pukul 20.19
Wawancara III dilaksanakan pada hari Selasa 24 April 2012, pukul 10.45
Wawancara IV dilaksanakan pada hari Senin 10 Maret 2014, pukul 08.10
Ibu Heny Wawancara dilaksanakan pada hari 11 April 2012, pukul 16.15
Ibu Eny Wawancara dilaksanakan pada hari selasa 15 Mei 2012, pukul 17.12
Ibu Ngadiyah Wawancara dilaksanakan pada hari selasa 02 Oktober 2012, pukul 20.22
Bapak Zein Zuhri Wawancara dilaksanakan pada hari kamis 25 April 2013, pukul 10.17
Nama Informan Waktu Penelitian Bapak Joko Wawancara dilaksanakan pada hari rabu
07 Nopember 2012 pukul 18.00
Astatik Anjarwani Wawancara dilaksanakan pada hari 10 Mei 2012 pukul 13.09
Tabel 3.2 Perincian Waktu Penelitian C. Data dan Sumber Data
Data pada penelitian ini adalah berupa hasil wawancara sedangkan sumber data akan diperoleh melalui informan kunci yaitu Suryo Agung Wibowo dan informan yang dianggap dapat memberikan infomasi yang memadai berkaitan dengan penelitian ini. Informan penelitian dalam penelitian ini diperlukan untuk memperkaya data sekaligus berfungsi untuk melakukan triangulasi terhadap data yang diperoleh.
Nama Informan Kedekatan dengan Informan Kunci Ibu Heny Pelatih persiapan Olypiade London
Ibu Eny Pelatih saat pecah rekor Asia Tenggara Ibu Ngadiyah Ibu Kandung Suryo Agung Wibowo Bapak Zein Zuhri Pelatih saat Suryo Agung Junior
Bapak Joko Pengurus PENGPROV PASI JATENG Astatik Anjarwani Istri Suryo Agung Wibowo
Tabel 3.3 Nama Informan Penelitian D. Definisi Operasional Variabel
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, kajian teori dan metodologi penelitian, oleh karenanya definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Latihan
Latihan (training) merupakan proses kerja atau berlatih yang sistematis, dan dilakukan secara berulang-ulang dengan beban latihan yang semakin meningkat
b. Program Latihan
Program latihan adalah mencakup segala hal mengenai takaran latihan, frekuensi latihan, waktu latihan, dan prinsip-prinsip latihan lainnya. Program latihan ini disusun secara sistematis, terukur, dan disesuaikan dengan tujuan latihan yang dibutuhkan.
c. Mental
Mental adalah proses kejiwaan yang terorganisasi dengan baik, berhubungan dengan kognitif di mana pemberdayaan fungsi dan respon tubuh. Kondisi ini terbentuk dari individu itu sendiri terhadap lingkungannya.
d. Mental juara
Mental juara adalah karakter psikologis yang dimiliki atlet dan tidak terbentuk dengan sendirinya, melainkan berdasarkan proses panjang yang terbentuk dari lingkungan (eksternal) maupun dari dalam diri atlet itu sendiri (internal).
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dapat di gunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Menurut Moleong (2011:157) teknik pengumpulan data merupakan salah satu unsur yang sangat penting. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Observasi, merupakan suatu alat pengumpulan data dan merupakan metode deskriptif pada penelitian masalah-masalah tertentu. Menurut Keraf (2001: 162), observasi adalah pengamatan langsung pada suatu obyek yang akan diteliti. Teknik observasi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu observasi langsung yang artinya penelitian meninjau langsung dan melihat langsung semua aktifitas objek penelitian, jalannya latihan dan prasarana dan sarana yang ada.
2. Wawancara, menurut Keraf (2001: 161), wawancara adalah : “Suatau cara untuk mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada informan dan seorang ahli yang berwenang antara lain keluarga, pengurus PENGPROV PASI Jawa Tengah, pelatih, serta pihak-pihak yang berhubungan dengan Suryo Agung.
3. Dokumentasi, yaitu barang yang digunakan sebagai bukti (Kamus Besar Bahasa Indonesia: 1990). Adapun yang didokumentasikan antara lain Organisasi, keluarga, pelatih dan Atlet.
F. Validitas Data
Hasil penelitian kualitatif seringkali diragukan karena dianggap tidak memenuhi syarat validitas dan reabilitas, oleh sebab itu ada cara-cara memperoleh tingkat kepercayaan yang dapat digunakan untuk memenuhi kriteria kredibilitas (validitas internal). Menurut Nasution (1996:114-118) cara yang dapat dilakukan untuk mengusahakan agar kebenaran hasil penelitian dapat dipercaya yaitu antara lain:
1. Memperpanjang masa observasi
Pada saat melakukan observasi diperlukan waktu untuk betulbetul mengenal suatu lingkungan, oleh sebab itu peneliti berusaha memperpanjang waktu penelitian dengan cara mengadakan hubungan baik dengan orang-orang disana, dengan cara mengenal kebiasaan yang ada dan mengecek kebenaran informasi guna memperoleh data dan informasi yang valid yang diperlukan dalam penelitian ini.
2. Pengamatan yang terus menerus
Dengan pengamatan yang dilakukan secara terus menerus atau kontinu peneliti dapat memperhatikan sesuatu secara lebih cermat, terimci dan mendalam. Melalui pengamatan yang kontinu peneliti akan dapat memberkan deskripsi yang terinci mengenai apa yang sedang diamatinya. 3. Triangulasi
Tujuan triangulasi ialah mengecek kebenaran data tertentu dengan membandingkan dengan data-data yang diperoleh dari sumber lain. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Moleong (2011:330) bahwa:
“Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu”.
G. Teknik dan Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sejak awal penelitian dan selama proses penelitian dilaksanakan. Data diperoleh, kemudian dikumpulkan untuk diolah secara sistematis. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti model analisis interaktif yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (1992:20) yang membagi analisis ke dalam empat bagian, yaitu: (1) tahap pengumpulan data, (2) tahap reduksi data, (3) tahap penyajian data, (4) tahap penarikan kesimpulan/verifikasi.
Gambar 3.1 Tahap analisis data interaktif
Gambar di atas menunjukkan adanya kegiatan yang saling terkait dan merupakan rangkaian yang tidak berdiri sendiri-sendiri. Penyajian data selain berasal dari hasil reduksi, perlu dilihat kembali dalam proses pengumpulan data untuk memastikan bahwa tidak ada data penting yang tercecer. Demikian pula pada penarikan kesimpulan ternyata ada kesimpulan yang masih meragukan dan belum disepakati kebenaran maknanya, maka kembali ke proses pengumpulan data. Berikut penjelasan dari tiap-tiap analisis data tersebut.
1. Tahap Pengumpulan data
Data dikumpulkan diawali dengan melakukan pengamatan di tempat penelitian. Selanjutnya dilakukan wawancara dengan informan. Sebagai tambahannya, peneliti mengambil data dokumentasi yang sesuai dengan objek penelitian.
2. Tahap reduksi data
Adanya data yang banyak dan kompleks, maka perlu dilakukan reduksi data. Data yang direduksi adalah data yang diperoleh dari hasil observasi dan hasil wawancara.
3. Tahap penyajian data
Setelah data direduksi kemudian disajikan baik secara naratif atau bentuk matrik, tabel, dan lain-lain yang fungsinya menjelaskan, meringkas, menyederhanakan data yang kompleks. Tujuannya adalah agar data menjadi mudah dipahami oleh pembaca.
4. Tahap penarikan kesimpulan
Langkah ini dilakukan setelah penyajian data sesuai dengan tema masing-masing dengan menarik kesimpulan dan verifikasi yang tidak lepas dari data yang dianalisis.