• Tidak ada hasil yang ditemukan

GLOBALISASI TERHADAP BUDAYA GENERASI MUDA Oleh : Tati Sunarti Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma ABSTRAKSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GLOBALISASI TERHADAP BUDAYA GENERASI MUDA Oleh : Tati Sunarti Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma ABSTRAKSI"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

GLOBALISASI TERHADAP BUDAYA GENERASI MUDA Oleh :

Tati Sunarti

Email : tati_s@gunadarma.ac.id Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma

ABSTRAKSI

Generasi muda adalah penerus perjuangan bangsa dan negara, Semangat inilah yang menjadi modal kuat bagi bangsa Indonesia dalam berjuang mencapai kemerdekaan dan mengisi serta mempertahankan kemerdekaan saat ini. Dalam derasnya arus globalisasi, budaya lokal pada sisi lain mengalami kemajuan yang sangat pesat, tetapi juga mengakibatkan kerusakan dan pengkikisan budaya lokal yang luar biasa. Tujuan kajian adalah mengetahui pengaruh globalisasi terhadap kebudayaan Indonesia; mengetahui pengaruh globablisasi terhadap generasi muda serta meningkatkan kesadaran remaja untuk menjunjung tinggi kebudayaan bangsa sendiri karena kebudayaan merupakan jati diri bangsa. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengn pendekatan kebudayaan generasi muda.

Hasil penelitian yang diperoleh bahwa globalisasi menggerus kebudayaan dan juga perilaku para remaja baik yang positif maupun negatif. Dengan tatanan nilai-nilai yang telah ditanamkan oleh orang tua, lingkungan dan sekolahan bisa menekan dan mengurangi dampak negatif yang terjadi. Dasar negara Pancasila dan menjunjung kebhinnekaan bisa meredam, karena Indonesia kaya budaya dan kaya akan segalanya. Faktor agama dan masih kuatnya budaya dan etika yang ada, bisa mengerem laju globalisasi yang mengalir deras.

Kata kunci : globalisasi dan budaya

PENDAHULUAN

Perkembangan budaya lokal memiliki peran yang signifikan dalam meningkatkan semangat nasionalisme, Namun dalam derasnya arus globalisasi, budaya lokal pada sisi lain mengalami kemajuan yang sangat pesat, tetapi di sisi lain juga mengakibatkan kerusakan dan pengkikisan budaya lokal yang luar biasa.

(2)

Generasi muda adalah harapan masa depan, calon pemimpin masa depan, oleh karenaitu di pundak generasi mudalah nasib suatu bangsa dipertaruhkan. Suatu bangsa apa bila generasi mudanya memiliki kualitas yang unggul dan semangat yang kuat untuk memajukan budaya daerah yang didasari dengan keimanan dan akhlak mulia, maka bangsa itu akan besar.

Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sendiri sebagai bangsa Indonesia. Di sini bisa kita lihat, bahwa generasi muda lebih suka mengikuti budaya modern yang kebarat-baratan dari pada budaya daerah kita yang lebih beradat dan beradab. Apabila generasi muda lebih memperhatikan budaya lokal maka budaya lokal suatu bangsa tidak akan punah di era globalisasi ini. Karena budaya lokal sangat berpengaruh terhadap perilaku generasi muda. Mereka akan akan lebih menghargai nilai budaya dan bahasa, nilai-nilai solidaritas sosial, kekeluargaan dan cinta tanah air yang dirasakan semakinkuat.

Tujuan

1. Untuk mengetahui pengaruh globalisasi terhadap kebudayaan Indonesia 2. Untuk mengetahui pengaruh globablisasi terhadap generasi muda

3. Untuk meningkatkan kesadaran remaja untuk menjunjung tinggi kebudayaan bangsa sendiri karena kebudayaan merupakan jati diri bangsa

Globalisasi merupakan kecenderungan masyarakat untuk menyatu dengan dunia, terutama di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan media komunikasi massa. Selain itu, para cendekiawan Barat mengatakan bahwa globalisasi merupakan suatu proses kehidupan yang serba luas, tidak terbatas, dan merangkum segala aspek kehidupan, seperti politik, sosial, dan ekonomi yang dapat dinikmati oleh seluruh umat manusia di dunia. Globalisasi pada hakikatnya adalah proses yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan yang dampaknya berkelanjutan melampaui batas-batas kebangsaan dan kenegaraan. Mengingat bahwa dunia ditandai oleh kemajemukan (pluralitas) budaya maka globalisasi sebagai proses juga ditandai sebagai suatu peristiwa yang terjadi di seluruh dunia secara lintas budaya yang sekaligus mewujudkan proses saling memengaruhi antarbudaya. Pertemuan antarbudaya itu tidak selalu berlangsung sebagai proses

(3)

dua arah yang berimbang, tetapi dapat juga sebagai proses dominasi budaya yang satu terhadap lainnya. Misalnya pengaruh budaya Barat lebih kuat terhadap budaya di negara Timur.

R. Robertson bahwa globalisasi adalah proses mengecilnya dunia dan meningkatnya kesadaran akan dunia sebagai satu kesatuan, saling ketergantungan dan kesadaran global akan dunia yang menyatu. Ahli lain bernama Martin Albrow mengatakan globalisasi menyangkut seluruh proses di mana penduduk dunia terhubung kedalam komunitas dunia yang tunggal, komunitas global.

Kebudayaan merupakan serangkaian aturan-aturan, petunjuk-petunjuk, rencana-rencana, dan strategi-strategi yang terdiri atas serangkaian model-model kognitif yang dipunyai oleh manusia, dan digunakannya secara selektif dalam menghadapi lingkungannya sebagaimana terwujud dalam tingkah-laku dan tindakan - tindakannya.

Generasi muda adalah generasi penerus bangsa yang nantinya sebagai pemegang nasib bangsa ini, maka generasi mudahlah yang menentukan semua apa yang dicita-citakan bangsa dan Negara ini. Menurut Sartono Kartadiharjo, generasi muda ditinjau dari dimensi waktu, semua yang ada pada lokasi sosial itu dapat di pandang sebagi generasi, sedangkan menurut Auguste Comte (pelopor sosiologi modern), generasi adalah jangka waktu kehiduapan sosial yang didasarkan pada dorongan keterikatan pada pokok-pokok pikiran yang asasi, sedangkan beberapa teori menyatakan :

1. Biologi; Generasi muda adalah mereka yang berusia 12-15 tahun(remaja) dan 15-30 tahun (pemuda)

2. Budaya; Generasi muda adalah mereka yang berusia 13-14 tahun 3. Idiologi Politik

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di wilayah Kabupaten Bogor, dengan masa penelitian selama 4 minggu dari bulan November sampai Desember 2020, dengan responden adalah mereka yang tergolong remaja tanpa membedakan asal sekolah, asal daerah dan jenis pergaulan. Sampel adalah mereka yang tergolong remaja.

(4)

Jenis penelitiannya bersifat deskriptif kualitatif untuk menggambarkan objek yang di teliti seusai dengan keadaan sebenarnya pada saat penelitian berlangsung. Dengan menggunakan baik data primer dan sekunder, yang dilakukan dengan observasi, wawancara dan penyebaran kuisioner.

Dalam penelitian ini yang menggunakan rumus persentase adalah jawaban dari kuesioner yang telah di sebar, kemudian masing-masing jawaban dianalisis dengan rumus presentase yaitu banyaknya jawaban dibagi dengan jumlah keseluruhan responden kemudian di kali dengan bilangan tetap yaitu 100%

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Perkembangan Sosial Generasi Muda

Karakteristikk responden yang terjaring adalah sebanyak 250 orang responden (100%) yang selalu mengikuti perkembangan sosial dalam segala aspek kehidupan, apalagi dengan adanya media sosial dan kemudahan untuk mencari informasi, maka update sosial ini selalu mengikuti perkembangan dan dampaknya adalah akan mempengaruhi budaya asli yang sudah ada dan berkembang di lingkungan mereka, yang selama ini dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat dan orang tua kita atau penggiat masalah kebudayaan.

Bahwa perkembangan budaya dalam era informasi dan globalisasi ini tidak bisa dibendung, apalagi dalam diri masyarakat yang tergolong remaja, hal ini tidak bisa dicegah apalagi masyarakat remaja yang serba pengin tahu dan serba pengin mengikuti perkembangan dalam segala hal yang selanjutnya akan mempengaruhi perilaku dan watak para remaja.

Globalisasi bisa memiliki dampak yang menguntungkan maupun yang merugikan, bagaimana masyarakat bisa menyikapi perkembangan ini, yang penting adalah landasan dasar atau fundamental masyarakat dan budaya remaja Indonesia. Globalisasi mempengaruhi seluruh aspek penting kehidupan, termasuk sosial budaya. Perkembangan globalisasi pada awalnya ditandai kemajuan bidang teknologi informasi dan komunikasi. Dari jaringan kawat telegram dan telepon yang menghubungan berbagai kota antar negara, sampai teknologi Internet yang diakses menggunakan komputer.

(5)

Sumber : Data Kuesioner

Gambar 1 Mengikuti Perkembangan Sosial

Dari hasil wawancara dan jawaban responden ini bahwa ada pengaruh perkembangan globalisasi terhadap budaya masyarakat termasuk budaya yang diterima dan dialami oleh para remaja. Aspek dan perkembangna budaya ini tidak bisa kita cegah dan dihindari, tapi aspek globalisasi ini diharapkan bisa menimbulkan perbaikan dan perkembangan buar masyarakat khususnya dan remaja pada umumnya. Dampak positif yang bisa dirasakan dan diterima oleh para remaja ini antara lain :

1. Meningkatkan pembelajaran mengenai tata nilai sosial budaya, cara hidup, pola pikir yang baik, maupun ilmu pengetahuan dan teknologi dari bangsa lain yang telah maju. 2. Meningkatkan etos kerja yang tinggi, suka bekerja keras, disiplin, mempunyai jiwa

kemandirian, rasional, sportif, dan lain sebagainya.

3. Globalisasi berdampak terhadap perkembangan Bahasa Indonesia, banyak kata-kata dari bahasa asing, terutama bahasa Inggris sebagai Bahasa Internasional memperkaya kosa kata Bahasa Indonesia. Contohnya kata hallo, televisi, dan radio.

4. Telah menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan budaya bangsa Indonesia, termasuk munculnya bahasa-bahasa gaul, cara-cara pergaulan, dan juga perkembangan dalam bidang seni dan budaya.

Bangsa Indonesia adalah masyarakat yang terdiri dari beranekaragam suku bangsa yang memiliki adat istiadat yang berbeda-beda. Di Indonesia ini terdapat 656 suku bangsa dengan bahasa lokal 300 macam, yang merupakan kekayaan milik Bangsa Indonesia yang harus dijaga

100% 0

Apakah Anda Selalu Update dalam segala hal terkait masalah globalisasi ?

(6)

dan dilestarikan, sehingga mampu memberikan warna ketentraman dan kedamaian bagi rakyat Indonesia agar ke depan tidak banyak menimbulkan persoalan yang mengancam disintegrasi bangsa.

Bhinneka Tunggal Ika memiliki peran yang sangat penting. Pengembangan multikulturalisme mutlak harus dibentuk dan ditanamkan dalam suatu kehidupan masyarakat yang majemuk. Membangun masyarakat multikultur di Indonesia harus diawali dengan keyakinan bahwa dengan bersatu kita memiliki kekuatan yang lebih besar dan perlu diperkokoh dengan kerangka acuan yang bersifat nasional, yaitu kebudayaan nasional. Suatu kebudayaan yang mampu memberi makna bagi kehidupan berbangsa dan berkepribadian, akan dapat dibanggakan sebagai identitas nasional.

Kebudayaan Indonesia walau beraneka ragam namun pada dasarnya terbentuk dan dipengaruhi oleh kebudayaan besar lainnya seperti kebudayaan Tionghoa, kebudayaan India dan kebudayaan Arab. Keanekaragaman yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan kekayaan dan keindahan wilayah negara Indonesia

Jenis Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki sebanyak 129 Orang (52%) dan perempuan sebanyak 121 orang (48%). Bukan suatu kebetulan tapi kenyataan dilapangan dan dirasakan oleh semua orang, bahwa perubahan yang paling banyak ditimbulkan dan berdampak pada perubahan budaya adalah para laki-laki dibandingkan perempuan. Berdasarkan hasil penelitian dari Baharuddin menemukan bahwa perubahan sosial budaya merupakan sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.

(7)

Sumber : Data Kuesioner Gambar 2 Berdasarkan jenis kelamin Beberapa pengertian perubahan sosial budaya dari beberapa tokoh.

1. Max Weber berpendapat bahwa perubahan sosial budaya adalah perubahan situasi dalam masyarakat sebagai akibat adanya ketidaksesuaian unsur-unsur (dalam buku Sociological Writings).

2. W. Kornblum berpendapat bahwa perubahan sosial budaya adalah perubahan sustu budaya masyarakat secara bertahap dalam jangka waktu lama (dalam buku Sociology in Changing World).

Perubahan sosial dan budaya memiliki keterkaitan yang sangat erat sekali. Perubahan kebudayaan mencakup kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi filsafat, dan lain sebagainya. Budaya tidak dapat lepas dengan kehidupan sosial manusia dalam masyarakat. Tidak mudah menentukan garis pemisah antara perubahan sosial dan perubahan budaya, karena tidak ada masyarakat yang tidak ada kebudayaan, sebaliknya, tidak mungkin ada kebudayaan yang tidak terjelma (masuk) dalam masyarakat. Perubahan sosial adalah perubahan dalam segi struktur dan hubungan sosial, sedangkan perubahan budaya adalah perubahan dalam segi budaya masyarakat. Perubahan budaya meliputi penemuan dan penyebaran masyarakat, perubahan konsep nilai susila dan mortalitas, bentuk seni baru dan kesetaraan gender.

52% 48%

Mana yang paling banyak berpengaruh terhadap perubahan budaya?

(8)

Perubahan sosial dan budaya mengalami tumpang tindih, sebagai contoh saat ini masyarakat meningkatkan adanya kesamaan gender berhubungan dengan perubahan yang seperangkat norma budaya dan fungsi peran kaum laki-laki dan perempuan secara sosial.

Timbul pertanyaan: mengapa globalisasi yang terjadi saat ini sangat kecil sekali dampaknya terhadap perubahan budaya yang ada di Indonesia, hal ini bisa terjadi karena beberapa hal,

1. Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat. Terlambatnya ilmu pengetahuan dapat diakibatkan karena suatu masyarakat tersebut hidup dalam keterasingan dan dapat pula karena ditindas oleh masyarakat lain. Hal ini karena masih ketatnya tradisi dan budaya nenek moyang bangsa Indonesia dan masih dipegangnya nilai-nilai yang menjadi dasar dan landasan dalam tatanan kehidupan masyarakat, baik di pedesaan maupun perkotaan

2.

Sikap masyarakat yang tradisional Adanya suatu sikap yang selalu membanggakan dan mempertahankan tradisi - tradisi lama dari suatu masyarakat akan berpengaruh pada terjadinya proses perubahan. Karena adanya anggapan bahwa perubahan yang akan terjadi belum tentu lebih baik dari yang sudah ada.

3.

Adanya kepentingan yang telah tertanam dengan kuatnya. Organisasi sosial yang telah mengenal sistem lapisan dapat dipastikan akan ada sekelompok individu yang memanfaatkan kedudukan dalam proses perubahan tersebut. Contoh, dalam masyarakat feodal dan juga pada masyarakat yang sedang mengalami transisi. Pada masyarakat yang mengalami transisi, tentunya ada golongan-golongan dalam masyarakat yang dianggap sebagai pelopor proses transisi. Karena selalu mengidentifikasi diri dengan usaha-usaha dan jasajasanya, sulit bagi mereka untuk melepaskan kedudukannya di dalam suatu proses perubahan

Hasil penetitian yang dilakukan oleh Hofstede (Matsumoto, 1996), mengungkapkan bahwa salah satu dari empat dimensi budaya disebut masculinity (MA). Oimensi ini berhubungan dengan seberapa besar budaya akan mendukung, mendorong, memelihara perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Orang Indonesia menduduki rangking ke-30 pada dimensi MA, maka menunjukkan perbedaan peran gender yang cukup tinggi (Munro, et. al, 1997). Sedangkan orang Amerika cenderung mempunyai MA yang rendah, maka mereka

(9)

cenderung tidak terlalu membedakan perilaku berdasarkan gender. Contoh realitas dalam kehidupan sehari-hari dilihat dari aspek budaya :

1. Sejak peristiwa kelahiran, seorang bayi sudah dlberi label oleh kebanyakan orang tua dengan selimut biru untuk laki-laki dan selimut merah muda untuk perempuan.

2. Seorang ayah lebih suka berrnain secara keras (rough/yJ dengan bayi laki-laki dibandlngkan dengan bayi perempuan.

3. Remaja perempuan lebih dituntut untuk menjaga kehormatan dibandingkan dengan remaja laki-laki yang cenderung lebih dibebaskan dalam pergaulan (PSIKOLOGIKA Nomor 13 Tahun vu 2002).

4. Buku bacaan anak-anak secara tradisional digambarkan bahwa anak perempuan diberi stereotip peran mengasuh (nurtutant roles), sedangkan anak laki-laki diberi peran yang beorientasi fisik dan tindakan (adion-oliented roles), (McDonaJd, 1989, C-& Pristasll, 1992,dalam Feklman, 1999).

Kata gender diartikan sebagai peran yang dibentuk oleh masyarakat serta perilaku yang tertanam lewat proses sosialisasi yang berhubungan dengan jenis kelamin. Hampir semua kelompok masyarakat menyerahkan tanggung jawab perawatan anak pada perempuan, sedangkan tugas kemiliteran diberikan pada laki-laki. Sebagaimana halnya ras, etnik, dan kelas, gender adalah sebuah kategori sosial yang sangat menentukan jalan hidup seseorang dan partisipasinya dalam masyarakat dan ekonomi.

Globalisasi dan Budaya

Menurut survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII) mengungkap bahwa lebih dari setengah penduduk Indonesia kini telah terhubung ke internet. Survei yang dilakukan sepanjang 2016 itu menemukan bahwa 132,7 juta orang Indonesia telah terhubung ke internet. Adapun total penduduk Indonesia sendiri sebanyak 256,2 juta orang. Hal ini mengindikasikan kenaikan 51,8 persen dibandingkan jumlah pengguna internet pada 2014 lalu. Survei yang dilakukan APJII pada 2014 hanya ada 88 juta pengguna internet. (Widiartanto 2016).

(10)

Sumber : Data Kuesioner Gambar 3. Internet dan Budaya

Penggunaan internet berdasarkan pada usia penggunanya, paling banyak adalah dari usia muda antara 18 sampai 25 tahun, seperti nampak dalam tabel 1.

Tabel 1. Presentase Pengguna Internet Berdasarkan Usia Tahun 2014

Usia Presentase 18-25 tahun 49.00% 26-35 tahun 33.80% 36-45 tahun 14.60% 46-55 tahun 2.40% 56-65 tahun 0.20%

Sumber : Kominfo (kominfo 2014)

Dari tabel 4.1. Pemerataan akses internet di Indonesia yang mencapai 132,7 juta orang merupakan akses masuk utama bagi kebudayaan-kebudayaan asing untuk bisa masuk keadalam masyarakat Indonesia. Selain itu jika kita lihat dari data oleh Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII) diatas maka bisa terlihat pengguna terbesar dari jumlah total tersebut adalah masyarakat dengan usia diantara 18- 25 tahun yang masuk dalam usia muda.

Globalisasi didefinisikan sebagai penyebaran kebiasaan-kebiasaan yang mendunia, ekspansi hubungan yang melintas benua, organisasi kehidupan sosial pada skala global, dan

93% 7%

Globalisasi dari internet terhadap Budaya

(11)

kemajuan keseragaman. Salah satunya terlihat pada aspek media massa, terutama televisi mengubah dunia menjadi dusun global (global village). Dampak dari adanya globalisasi ialah terciptanya masyarakat yang hedonis dan masyarakat konsumtif dimana masyarakat telah menjadi hamba dari ciptaannya sendiri, yaitu kapitalisme global, tatanan yang menawarkan berbagai kemudahan, keindahan, dan pemenuhan kebutuhan yang serba instan. Banyak fenomena hedonisme yang berkembang di masyarakat akan semakin menunjukkan bagaimana pola perilaku sesorang telah berubah mengikuti pola perilaku budaya negara lain. Dalam kasus hedonisme ini, modernisasi teknologi informasi dan komunikasi sangat berperan dalam rangka menanamkan budaya asing kedalam masyarakat penggunanya.

Hasil Analisis

Perubahan budaya yang terjadi dalam masyarakat tradisional, yakni perubahan dari masyarakat yang tertutup menjadi masyarkat yang lebih terbuka, dari nilai-nilai yang bersifat homogen menuju pluralisme nilai dan norma sosial merupakan salah satu dampak dari adanya globalisasi. Dengan globalisasi mau tidak mau akan membuat makin tersisihnya kebudayaan Indonesia dari kehidupan masyarakat Indonesia yang syarat akan pemaknaan dalam masyarakat Indonesia.Dengan datangnya perubahan sosial yang hadir sebagai akibat proses industrialisasi dan sistem ekonomi pasar, dan globalisasi informasi, maka makna kebudayaan kita pun mulai bergeser ke arah kebudayaan yang berdimensi komersial. Selain itu, mengembalikan peran aparat pemerintah sebagai pengayom dan pelindung, dan bukan sebaliknya yang justru menghancurkannya demi kekuasaan dan pembangunan yang berorientasi pada dana-dana untuk pembangunan dalam bidang ekonomi saja.Generasi muda juga harus menjadi aktor terdepan dalam memajukan budaya, sehingga budaya asing yang masuk yang ke Indonesia tidak merusak atau mematikan budaya tersebut.

Besarnya pengaruh budaya asing terhadap budaya ini yang membuat para generasi muda yang peduli terhadap kebudayaan Indonesia harus bekerja keras dan memfilter setiap budaya yang masuk ke Indonesia. Jangan sampai generasi muda lengah dan bahkan mengikuti budaya budaya yang bertentangan dengan budaya di Indonesia. Bila para generasi mudanya sudah tidak memiliki jati diri yang kuat maka budaya asing pun akan mudah dengan leluasanya menggeser kebudayaan Indonesia dan sebaliknya jika suatu bangsa memiliki jati diri yang kuat maka akan

(12)

sangat sulit budaya asing untuk bisa masuk, apalagi mengantikan budaya tersebut. Intelektualitas menjadi sesuatu yang di anggap penting karena melalui intelektualitasini para generasi muda bisa menyelamatkan memajukan budaya di mana mereka tinggal dan melalui intelektualitas ini akan lahir moral dan etika serta menjunjung tinggi nilai-nilai suatu budaya.

Keluasan ilmu pengetahuan juga bisa dijadikan sebagai jalan untuk mebangun negeri ini, sehingga dengan keluasan ilmu tersebut para generasi muda bisa memberikan pemahaman dan pembelajaran kepada masyarakat dan menjadi filter masuknya budaya asing ke Indonesia. Penyebaran budaya asing yang semakin hari semakin memprihatinkan saat ini, yang mulai mengikis nilai-nilai kebudayaan Indonesia seharusnya menjadi perhatian yang serius bagikalangan intelektual muda. Kecenderungan kepada budaya asing yang melanda generasi muda Indonesia mestinya bisa di tanggulangi dengan ilmu dan pembelajaran budaya yang mengadung nilai-nilai luhur dimasanya termasuk penerapan muatan lokal di tingkat pendidikan.

Generasi Muda Sebagai Aset Masa Depan Sudah selayaknya dan sudah menjadi kewajiban kita para generasi muda untuk terus berusaha dan berupaya untuk terus melestarikan peninggalan sejarah nenek moyang kita yang telah ditinggalkan dalam bentuk budaya maupun bentuk bangunan bersejarah. Sebagai generasi penerus sudah seharusnya jika para generasi muda menggali potensi dirinya dan berupaya untuk mengaktifkan lagi kebudayaan yang sebagian besar sudah tergeserkan oleh nilai budaya asing yang secara nyata bertentangan dengan budaya dasar kita. Pemuda sebagai aset penerus eksistensi kebudayaan sudah menjadi kewajiban baginya untuk berusaha dan berupaya untuk melestarikan kebudayaan Indonesia yang sebagian sudah hamper punah, sehingga kebudayaan yang hampir punah itu bisa dibangkitkan lagi.

Dengan berdirinya kelompok sanggar muda tersebut diharapakan dapat melestarikan kebudayaan Indonesia yang ada dan menumbuhkan kecintaan serta kesadaran generasi muda akan pentingnya untuk melestarikan kebudayaan Indonesia. Sehingga apa yang menjadi tradisi dan khasan suatu bangsa akan tetap ada dan kejayaan dimasa lalu menjadi sejarah tersendiri yang bisa dibanggakan kepada generasi penerusnya kelak. Konsisi seperti ini bisa kita lihat begitu banyak anak muda kita yang lebih hafal lagu-lagu barat ketimbang lagu daerah seperti lagu Ongkona Bone, Ininnawa sabbarae, dan lain sebagainya, Nah disinilah peran penting para

(13)

generasi muda untuk menyelamatkan serta melestarikan budaya Indonesia yang sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakat saat ini.

Mengetahui ada apa dengan lingkungan di luar sangatlah penting yaitu selalu mengikuti kemajuan zaman dengan memanfaatkan sosial media yang telah ada, Namun tak harus semuanya kita contoh atau ditiru karena sebagai generasi muda penerus bangsa, anak muda harus menyaring apa yang di lihat dan dirasakan dalam Globalisasi tersebut maka dari situ dapat dipilih dan di pilah mana yang baik untuk di contoh dan tidak baik di contoh sesuai ajaran budaya, agama masing manusia yang ada. Tidak hanya untuk para Generasi muda tetapi untuk seluruh masyarakat Indonesia kita juga harus melestarikan kebudayaan Indonesia supaya tidak hilang dan tetap ada hingga tiap-tiap generasi. Dan kita juga harus lebih bijak untuk memilih budaya-budaya asing yang masuk ke Indonesia sehingga tetap tidak menghilangkan nilai-nilai kebudayaan Indonesia itu sendiri

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Globalisasi tidak bisa dihindari dan tidak pula dipungkiri, hal ini pasti terjadi. Globalisasi ini mepunyai dua dampak baik positif maupun negatif tergantung bagaimana untuk menyikapi dan menghadapi ini semua.

2. Globalisasi dan anak muda pasti mempunyai korelasi dan dampaknya, tapi nilai-nilai yang telah ditanamkan oleh orang tua, lingkungan dan sekolahan bisa menekan dan mengurangi dampak negatif yang terjadi, kalaupun ada tapi hanya segelintir orang yang hanya mencoba dan mencoba untuk mewujudkannya, tapi setelah sadar akan kembali kealam realitasnya yang ada.

3. Dengan dasar negara Pancasila dan menjunjung kebhinnekaan yang ada, maka ini bisa meredam, karena Indonesia kaya budaya dan kaya akan segalanya. Faktor agama dan masih kuatnya budaya dan etika yang ada, bisa mengerem laju globalisasi yang mengalir deras. Saran

1. Tetap diperkuat nilai-nilai budaya dan etika serta agama yang ada, dengan tidak meninggalkan arus globalisasi yang ada.

(14)

2. Tingkatkan peran kebersamaan antara elit-elit politik, agama, budayawan, informatikawan dan sebagainya untuk tetap melestarikan budaya adigung bangsa Indonesia

DAFTAR PUSTAKA https://media.neliti.com/media/publications/124622-ID-none.pdf https://www.academia.edu/34692846/BAB_I_PENDAHULUAN_1_1_Latar_Belakang http://etheses.uin-malang.ac.id/2621/2/09410151_Bab_1.pdf https://www.slideshare.net/Azharlina/makalh-pengaruh-budaya-asing-terhadap-remaja-indonesia http://eprints.ums.ac.id/47745/3/BAB%20I.pdf https://www.academia.edu/36214184/MAKALAH_GLOBALISASI_PADA_GENERASI_MUD A_docx https://rendhi.wordpress.com/makalah-pengaruh-globalisasi-terhadap-eksistensi-kebudayaan-daerah/ http://amaterasubandsmkn1kotobaruegiardofa.blogspot.com/2017/03/pengaruh-globalisasi-terhadap-generasi.html#:~:text=Dampak%20Terhadap%20Generasi%20Muda, diri%20sendiri%20sebgai%20bangsa%20Indonesia.

Gambar

Gambar 1 Mengikuti Perkembangan Sosial
Tabel 1.  Presentase Pengguna Internet Berdasarkan Usia Tahun 2014

Referensi

Dokumen terkait

Kotler dan Keller (2009: 5) menyatakan bahwa manajemen pemasaran sebagai ilmu dan seni memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan

Terbatasnya SDM tenaga farmasi Lamanya waktu tunggu pelayanan obat jadi dan waktu tunggu pelayanan obat racikan Belum dilakukannya kuisioner kepuasan penggan terhadap

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa dan mengetahui respon siswa setelah dilakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang dimulai sejak bulan Juli 2005, telah berperan secara signifikan dalam percepatan pencapaian program wajar 9

Maksud dari pengukuran geolistrik ini adalah untuk mendeteksi keberadaan akuifer airtanah di daerah penelitian dengan mengetahui jenis litologi, penyebaran, ketebalan dan

1. Bagaimana mengorganisasikan ruang secara optimal yang terdiri dari berbagai aktivitas yang ada, sehingga tercipta hubungan antar kelompok ruang yang efektif,

Pengertian gaji dan upah Dessler (2006 : 189) dalam buku sumber daya manusia, mengatakan gaji adalah sesuatu yang berkaitan dengan uang yang diberikan kepada pegawai

Pada era globalisasi ini, masyarakat mulai menyadari pentingnya kesehatan melalui pengkonsumsian makanan-makanan sehat yang diharapkan akan memberikan efek lebih baik