• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA KINERJA DIREKTORAT KIMIA HILIR DAN FARMASI TAHUN 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA KINERJA DIREKTORAT KIMIA HILIR DAN FARMASI TAHUN 2021"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA KINERJA

DIREKTORAT KIMIA HILIR DAN FARMASI

TAHUN 2021

DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KIMIA, FARMASI, DAN

TEKSTIL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

(2)

KATA PENGANTAR

Dalam rangka meningkatkan implementasi program penumbuhan dan pengembangan Industri Kimia Hilir dan Farmasi tahun 2020 yang lebih berdayaguna, berhasilguna, dan untuk memantapkan akuntabilitas kinerja, Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi perlu menyusun Rencana Kinerja (Renkin) Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi Tahun 2020. Dokumen Renkin memuat informasi tentang sasaran yang ingin dicapai, hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai, dan indikator kinerja yang diharapkan dapat mengarahkan perumusan program kegiatan Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi Tahun 2020 sehingga dapat menjadi perwujudan penyelenggaraan tugas umum pemerintah dan pembangunan secara baik dan benar (good governance).

Penyusunan dokumen ini bertujuan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pemerintahan yang lebih berdaya guna, bersih, dan bertanggung jawab dalam rangka pencapaian visi, misi, dan tujuan organisasi.

Memasuki tahun 2019, Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi menyusun Rencana Kinerja Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi Tahun 2020 yang mencakup Rencana Strategis, Hasil-Hasil Pembangunan, Arah Kebijakan Pembangunan, Sasaran Strategis, dan Indikator Kinerja yang menggambarkan tugas pokok dan fungsi dalam rangka pencapaian visi dan misi yang telah ditetapkan. Disamping itu, Rencana Kinerja Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi Tahun 2020 ini disusun sebagai bahan masukan bagi Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi guna meningkatkan kinerja di masa mendatang.

Jakarta, Februari 2020 Direktur Industri Kimia Hilir

dan Farmasi Ttd.

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... 2

DAFTAR ISI ... 2

DAFTAR TABEL ... 3

DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... 4

1.1. LATAR BELAKANG ... 4

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN ... 9

1.3. TUGAS POKOK DAN FUNGSI ... 10

1.4. RUANG LINGKUP ... 11

BAB II PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN INDUSTRI... 12

2.1 HASIL – HASIL PEMBANGUNAN INDUSTRI ... 12

2.2 ARAH PEMBANGUNAN ... 13

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ... 16

3.1 SASARAN ... 16

3.2 INDIKATOR KINERJA ... 17

3.3 RENCANA AKSI ... 19

3.4 KEBUTUHAN ANGGARAN ... 19

(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rencana Kinerja Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi Tahun 2021 ... 25 Tabel 3.2 Estimasi Anggaran Kegiatan TA 2021 ... 30

(5)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Keberhasilan program pembangunan nasional tidak terlepas dari implementasi prinsip – prinsip tata kepemerintahan yang baik (good governance), yaitu transparansi, akuntabilitas, dan visi strategis. Prinsip – prinsip tersebut dituangkan dalam manajemen pemerintahan yang mencakup kegiatan komitmen, perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, dan evaluasi. Salah satu aspek penting yang menentukan keberhasilan pencapaian tujuan pembangunan adalah kualitas komitmen dan perencanaan. Komitmen pembangunan umumnya dituangkan dalam bentuk kebijakan, dan perencanaan dituangkan dalam dokumen perencanaan.

Berdasarkan Undang – Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian, tujuan pembangunan industri adalah untuk mewujudkan industri yang mandiri, berdaya saing, dan maju untuk kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Untuk melaksanakan Undang – Undang tersebut, disusun Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) yang berlaku lima tahun, Kebijakan Industri Nasional, dan Rencana Kerja Pembangunan Industri yang berlaku satu tahun.

Menurut Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional, perencanaan pembangunan industri dalam jangka panjang diarahkan untuk:

1. Mampu memberikan sumbangan nyata dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat;

2. Membangun karakter budaya bangsa yang kondusif terhadap proses industrialisasi menuju terwujudnya masyarakat modern, dengan tetap berpegang kepada nilai-nilai luhur bangsa;

3. Menjadi wahana peningkatan kemampuan inovasi dan wirausaha bangsa di bidang teknologi industri dan manajemen, sebagai ujung tombak pembentukan daya saing industri nasional menghadapi era globalisasi/liberalisasi ekonomi dunia;

4. Mampu ikut menunjang pembentukan kemampuan bangsa dalam pertahanan diri dalam menjaga eksistensi dan keselamatan bangsa, serta ikut menunjang penciptaan rasa aman dan tenteram bagi masyarakat.

(6)

Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi adalah salah satu unit kerja di lingkungan Kementerian Perindustrian yang bertanggung jawab terhadap pengembangan basis industri manufaktur yang meliputi sektor industri barang dari karet dan plastik, farmasi dan kosmetik serta industri kimia hilir lainnya. Ketiga sektor industri ini berkontribusi cukup signifikan pada perindustrian nasional, yaitu sebagai basis industri manufaktur untuk menunjang industri andalan masa depan. Hal ini terlihat dalam Bangun Industri Nasional sebagaimana gambar berikut :

Gambar 1.1 Bangun Industri Nasional

Dalam Bangun Industri Nasional, basis industri manufaktur dipandang sebagai tulang punggung sektor industri nasional. Tantangan yang dihadapi pengembangan basis industri manufaktur di masa kini adalah keberadaannya masih sangat tergantung pada ketersediaan Sumber Daya Alam (SDA), Sumber Daya Manusia (SDM) dan Teknologi, Inovasi & Kreativitas. Keadaan basis industri manufaktur saat ini masih dihadapkan pada beberapa masalah terkait SDA, SDM dan Teknologi, Inovasi & Kreativitas, yaitu :

Industri Hulu Agro Mineral Tambang Industri Hulu Industri Hulu Migas dan Batubara Industri Barang Modal

Industri Farmasi dan Kosmetik Industri Alat Transportasi Industri Elektronika & Telematika Prasyarat Industri Pendukung Industri Andalan Modal Dasar Industri Tekstil

dan Alas Kaki & household

Industri Komponen

VISI & MISI PEMBANGUNAN INDUSTRI NASIONAL

Industri

Pembang

kit Energi

Industri Bahan Penolong & Aksesoris Industri

Pangan

Pembiayaan Infrastruktur Kebijakan & Regulasi

Teknologi, Inovasi & Kreativitas Sumber Daya Alam Sumber Daya Manusia

Industri Pembangkit

Energi

(7)

1. Kekurangan pasokan bahan baku. Hal ini seperti yang dialami oleh industri pupuk yang kekurangan bahan baku gas, industri besi baja yang kekurangan scrap, dan industri tekstil yang memenuhi kebutuhan kapasnya dari impor.

2. Terputusnya rantai nilai pengolahan SDA, yaitu misalnya dialami oleh industri aluminium dimana bauksit sebagai bahan baku diekspor dan diolah di luar negeri dan kita mengimpor alumina untuk diolah menjadi produk aluminium hulu, antara, hilir, dan lainnya.

3. Kurangnya ketersediaan SDM terampil. Hal ini seperti yang terjadi pada industri petrokimia dimana SDM yang sudah ahli/terampil mayoritas berpindah ke industri petrokimia asing di luar negeri. Demikian pula dengan SDM industri plastik, alas kaki, dan tekstil dimana masih banyak dibutuhkan SDM terampil, serta tenaga ahli untuk inovasi desain dan material.

Oleh karena itu, ke depan, industri kimia hilir dan farmasi diharapkan menjadi sumber pertambahan nilai melalui proses pengolahan yang mengarah ke penguatan dan pendalaman struktur industri, serta hilirisasi industri. Cita-cita tersebut mutlak membutuhkan peran serta aktif pemerintah. Oleh karena itu, pada periode Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015 – 2019 hal ini dikarenakan Rencana Strategis Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi Tahun 2020 – 2024 masih dapat proses penyusunan, arah kebijakan pembangunan industri nasional secara umum diwujudkan melalui :

1. Pengembangan perwilayahan industri, khususnya di luar Pulau Jawa yang terdiri dari : (1) Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri dalam Koridor ekonomi; (2) Kawasan Peruntukan Industri dalam Kawasan Ekonomi Khusus; (3) Kawasan Industri; (4) Sentra IKM; (5) Kawasan Berikat / Export Processing Zone (EPZ); (6) Kawasan Perdagangan Bebas (FTZ).

2. Penumbuhan populasi dan persebaran industri

Investasi untuk menambah populasi industri paling tidak sekitar 12 ribu usaha industri berskala besar dan sedang

3. Peningkatan produktivitas (nilai tambah per tenaga kerja):

Dilaksanakan melalui peningkatan efisiensi teknis, pengembangan industri dengan kandungan teknologi yang lebih tinggi, dan meningkatkan kemampuan industri mengembangkan produk baru (New Product Development, NPD).

(8)

Dalam rangka mengoperasionalkan arah kebijakan tersebut, pada periode tahun 2020 – 2024, sektor industri diharapkan dapat melakukan efisiensi teknikal melalui strategi:

1. Revitalisasi permesinan industri, dijalankan melalui Pembaharuan mesin produksi sehingga lebih efisien dengan kualitas produk lebih tinggi (mengurangi waste) dan mendorong penerapan best practice dalam mengelola usaha industri

2. Peningkatan keterampilan tenaga kerja, dilaksanakan melalui fasilitasi pengem-bangan ketrampilan tenaga kerja pada saat “entry”, fasilitasi peningkatan keterampilan bagi yang sudah bekerja (long life learning), serta implementasi standar kompetensi tenaga kerja

3. Pemanfaatan economics of scope, dilaksanakan melalui fasilitasi terjadi-nya aglomerasi, pembinaan terbangunnya klaster industri, serta mendorong dan memfasilitasi transaksi antar perusahaan domestik

Industri kimia hilir dan farmasi merupakan subsektor industri yang bercirikan padat modal, padat teknologi, padat karya, memiliki keterkaitan tinggi mulai dari hulu hingga hilir, dan menjadi komoditas unggulan ekspor penghasil devisa negara. Dengan memerhatikan karakteristik tersebut, Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi berupaya untuk mengembangkan industri binaannya melalui program kegiatan yang aspiratif, fasilitatif, dan akomodatif. Kondisi subsektor industri kimia hilir dan farmasi yang diharapkan dalam jangka menengah pada tahun 2020 - 2024 adalah sebagai berikut:

1. Terselesaikannya permasalahan yang menghambat, dan rampungnya program revitalisasi, konsolidasi, dan restrukturisasi industri subsektor kimia hilir dan farmasi yang terkena dampak krisis;

2. Terolahnya potensi sumber daya alam daerah menjadi bahan baku industri;

3. Semakin meningkatnya daya saing industri subsektor kimia hilir dan farmasi yang berorientasi ekspor;

4. Tumbuhnya industri - industri subsektor kimia hilir dan farmasi potensial yang akan menjadi basis pengembangan industri di masa depan;

5. Tumbuhnya industri potensial yang akan menjadi kekuatan penggerak pertumbuhan industri di masa depan;

(9)

6. Tumbuhnya industri subsektor kimia hilir dan farmasi yang mampu menciptakan lapangan kerja yang besar.

Untuk membangun daya saing industri yang berkelanjutan, Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi telah merumuskan kebijakan pembangunan industri kimia hilir dan farmasi yang berkeunggulan kompetitif dengan nilai tambah tinggi yang diarahkan utamanya pada revitalisasi industri strategis dan pengembangan kebijakan yang bersifat fasilitasi untuk menyelesaikan masalah-masalah aktual. Selanjutnya fungsi pelaksanaan kebijakan diimplementasikan melalui pembinaan baik langsung maupun tidak langsung terhadap para pelaku industri melalui berbagai bantuan dibidang manajemen, teknologi, sosialisasi kebijakan/memasyarakatkan peraturan, memberikan perlindungan kepada pelaku pasar, mengembangkan sistem dan jaringan informasi ekspor dan perluasan pasar. Upaya pengamanan kebijakan, lebih ditekankan pada kegiatan monitoring terhadap pelaksanaan kebijaksanaan yang telah ditetapkan seperti monitoring produksi, ekspor, suplai bahan baku, pengawasan penerapan standarisasi, dan Iain-lain.

Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 150 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Kementerian Perindustrian mengamanatkan agar setiap Unit Eselon I dan II menyusun dokumen Rencana Kinerja, yaitu suatu dokumen perencanaan kinerja tertentu berdasarkan sumber daya yang dimiliki instansi. Sedangkan perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis yang akan dilaksanakan oleh instansi pemerintah melalui berbagai kegiatan tahunan. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan implementasi program pengembangan industri kimia hilir dan farmasi tahun 2020 yang lebih berdayaguna, berhasilguna, dan untuk memantapkan akuntabilitas kinerja, Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi perlu menyusun Rencana Kinerja (Renkin) Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi Tahun 2020. Dokumen Renkin memuat informasi tentang sasaran yang ingin dicapai, hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai, dan indikator kinerja yang diharapkan dapat mengarahkan perumusan program kegiatan Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi Tahun 2020, serta pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi sehingga kinerja yang dihasilkan pada tahun 2020 memenuhi kualitas

(10)

akuntabel dan berkelanjutan.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Sebagaimana amanat Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang menjelaskan bahwa dokumen Rencana Kinerja merupakan salah satu bahan pertimbangan dalam penyusunan dokumen Penetapan Kinerja yang merupakan dokumen pernyataan kinerja/kontrak kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan sumberdaya tertentu pada suatu instansi. Demikian pula dijelaskan dalam Surat Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239 Tahun 2003 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang menyebutkan bahwa dokumen Rencana Kinerja disusun seiring dengan agenda penyusunan kebijakan dan anggaran, serta merupakan komitmen bagi instansi untuk mencapainya dalam tahun tertentu.

Sedangkan dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 150 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Akuntabilitas Instansi Pemerintah di Lingkungan Kementerian Perindustrian, dijelaskan bahwa Rencana Kinerja adalah suatu dokumen perencanaan kinerja tertentu berdasarkan sumber daya yang dimiliki oleh instansi. Oleh karena itu, berdasarkan amanat tersebut, maka maksud dan tujuan penyusunan penyusunan dokumen Rencana Kinerja Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi Tahun 2020 adalah untuk menjabarkan sasaran dan program jangka menengah yang termuat dalam Rencana Strategis Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi Tahun 2015 – 2019 hal ini dikarenakan Rencana Strategis Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi Tahun 2020 – 2024 masih dapat proses penyusunan sehingga sasaran dan program harus dilaksanakan menjadi indikator kinerja yang dapat dioperasionalkan untuk pencapaian sasaran kegiatan Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi Tahun 2021.

(11)

1.3. TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Sesuai Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 35 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian, Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pendalaman dan penguatan struktur industri, peningkatan daya saing, pengembangan iklim usaha, promosi industri dan jasa industri, standardisasi industri, teknologi industri, pengembangan industri strategis dan industri hijau, serta peningkatanpenggunaan produk dalam negeri pada industri kimia hilir dan farmasi. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi menyelenggarakan fungsi:

1. perumusan kebijakan di bidang pendalaman dan penguatan struktur industri, peningkatan daya saing, pengembangan iklim usaha, promosi industri dan jasa industri, standardisasi industri, teknologi industri, pengembangan industri strategis dan industri hijau, serta peningkatan penggunaan produk dalam negeri pada industri kimia hilir dan farmasi;

2. pelaksanaan kebijakan di bidang pendalaman dan penguatan struktur industri, peningkatan daya saing, pengembangan iklim usaha, promosi industri dan jasa industri, standardisasi industri, teknologi industri, pengembangan industri strategis dan industri hijau, serta peningkatan penggunaan produk dalam negeri pada industri kimia hilir dan farmasi;

3. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pendalaman dan penguatan struktur industri, peningkatan daya saing, pengembangan iklim usaha, promosi industri dan jasa industri, standardisasi industri, teknologi industri, pengembangan industri strategis dan industri hijau, serta peningkatan penggunaan produk dalam negeri pada industri kimia hilir dan farmasi;

4. pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan kebijakan di bidang pendalaman dan penguatan struktur industri, peningkatan daya saing, pengembangan iklim usaha, promosi industri dan jasa industri, standardisasi industri, teknologi industri, pengembangan industri strategis dan industri hijau, serta peningkatan penggunaan produk dalam negeri pada industri kimia hilir dan farmasi;

(12)

5. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pendalaman dan penguatan struktur industri, peningkatan daya saing, pengembangan iklim usaha, promosi industri dan jasa industri, standardisasi industri, teknologi induski, pengembangan industri strategis dan industri hijau, serta peningkatan penggunaan produk dalam negeri pada industri kimia hilir dan farmasi;

6. pelaksanaan administrasi Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi; dan 7. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi Subdirektorat Program dan Pengembangan Industri Kimia Hilir dan Farmasi; Subdirektorat Industri Karet dan Plastik; Subdirektorat Industri Farmasi dan Kosmetik; dan Subdirektorat Industri Kimia Hilir Lainnya.

1.4. RUANG LINGKUP

Rencana Kinerja Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi Tahun 2020 merupakan bagian dari perencanaan jangka menengah pengembangan industri kimia hilir dan farmasi memiliki ruang lingkup yang meliputi pencapaian hasil pengembangan kimia hilir dan farmasi 2015 - 2019, penetapan sasaran dan indikator kinerja, serta perumusan program kegiatan dan anggaran penumbuhan dan pengembangan kimia hilir dan farmasi tahun 2021.

(13)

BAB II PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN INDUSTRI

Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil sebagai unit pendukung pelaksana tugas pokok Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil, merupakan unit kerja yang mempunyai peran koordinasi, fasilitasi dan pemberian dukungan administrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil dalam melaksanakan Pembangunan Industri, terutama periode 2020 - 2024.

2.1 HASIL – HASIL PEMBANGUNAN INDUSTRI

Sesuai dengan Rencana Strategis Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi 2015 – 2019, sampai dengan tahun 2019 Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi telah mendapatkan hasil capaian sebagai berikut:

1. Revitalisasi industri obat tradisional

Sejalan dengan Program Prioritas Nasional Kementerian Perindustrian untuk mendukung peningkatan populasi dan daya saing industri melalui revitalisasi industri obat tradisional di beberapa wilayah Indonesia. Penumbuhan populasi industri obat tradisional juga berperan penting dalam mencapai tujuan pembangunan nasional, mendukung ketahanan ekonomi, dan pemerataan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, Direktorat Industri Kimia Hilir telah melaksanakan pemberian bantuan peralatan dan mesin kepada 16 unit usaha obat tradisional di Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Bali. Jenis mesin tersebut antara lain mesin packaging, mesin powdering, mesin vacuum, mesin pengisi cairan, mesin pemasak simplisia, mesin mixing, mesin oven, mesin pengisi, mesin pencuci, mesin rotary dyer dan lain sebagainya.

2. Bimbingan teknis dan sertifikasi CPOTB dan CPKB

Mengingat pentingnya penerapan standar mutu pada industri obat, kosmetik dan obat tradisional, Direktorat IKHF memfasilitasi industri tersebut untuk dapat menerapkan CPOB, CPOTB dan CPKB secara terus menerus kepada 100 unit usaha

(14)

obat tradisional. Sertifikasi yang juga diakui oleh dunia internasional ini juga terus menerus dibangun, dimantapkan dan diterapkan sehingga kebijakan yang ditetapkan dan tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Pada tahun 2018, Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi melakukan kegiatan Bimtek Sertifikasi CPOTB pada industri obat tradisional. Bimtek ini dilaksanakan untuk menyiapkan industri obat tradisional dalam proses pemenuhan persyaratan sertifikasi CPOTB. 3. Fasilitasi Insentif Industri

Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi pada tahun 2018 juga melaksanakan kegiatan penunjang industri seperti koordinasi Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BMDTP). BMDTP merupakan salah satu instrumen fiskal yang bertujuan untuk penciptaan iklim usaha kondusif. Pada tahun 2018, sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 14 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas PMK No. 248 Tahun 2014 tentang Bea Masuk Ditanggung Pemerintah Atas Impor Barang dan Bahan untuk Memproduksi Barang dan/atau Jasa Guna Kepentingan Umum dan Peningkatan Daya Saing Industri Sektor Tertentu. Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi juga memfasilitasi industri plastik dan kosmetik untuk mendapatkan fasilitas BMDTP. Pada tahun 2018, industri plastik mendapatkan pagu sebesar Rp. 114 milyar dan industri kosmetik mendapatkan pagu sebesar Rp. 11,34 milyar. Realisasi penggunaan fasilitas BMDTP untuk masing – masing adalah Rp. 89,16 milyar dan Rp. 3,5 milyar.

2.2 ARAH PEMBANGUNAN

Dalam rangka mendukung kebijakan Kementerian Perindustrian beserta sasaran strategis dan IKU-nya, sebagai unit kerja Eselon II di lingkungan Kementerian Perindustrian maka Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi berkewajiban menyukseskan pencapaian sasaran strategis dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Perindustrian. Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi adalah

(15)

pembina industri-industri pilar yang merupakan mata rantai hulu bagi pengembangan industri lainnya, yaitu industri barang modal, industri kecil menengah, industri alat angkut, industri agro, dan industri telematika.

Dari penjabaran arah kebijakan Kementerian Perindustrian dan berdasarkan Visi dan Misi Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi, maka disusun rencana strategis yang akan dicapai dalam kurun waktu lima tahun 2015-2019, maka disusun arah kebijakan Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi yang menggambarkan visi dan misi jangka panjang industri berbasis manufaktur nasional. Sebagaimana amanat Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional, industri berbasis manufaktur nasional memegang peranan penting dalam pembangunan industri nasional menuju Negara Industri Maju Baru pada tahun 2020 dan Menjadi Negara Industri Tangguh Dunia pada tahun 2025. Melalui penyusunan Peta Strategi tersebut, diharapkan kinerja pelaksanaan tupoksi Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi semakin fokus dan kontributif terhadap pembangunan industri nasional.

Arah kebijakan dalam rencana strategis Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi mencakup beberapa hal pokok sebagai berikut :

1) Membangun struktur industri dalam negeri yang sesuai dengan industri prioritas nasional melalui rencana aksi pembangunan industri prioritas direktorat jenderal industri kimia hilir dan farmasi.

2) Mendukung melancarkan Program Prioritas Nasional untuk dapat memenuhi kebutuhan akan bahan baku/ bahan penolong.

3) Melaksanakan Pembangunan Sumber Daya Industri, baik sumber daya manusia, sumber daya alam maupun pengembangan dan pemanfaatan teknologi industri.

4) Melaksanakan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Industri, baik standardisasi industri maupun sistem informasi industri.

5) Menyusun peraturan perundang-undangan untuk memberikan kepastian dan perlindungan hukum dalam pembangunan industri nasional.

6) Mendorong pertumbuhan industri di luar Pulau Jawa

7) Mendorong sinergi kebijakan dari sektor-sektor pembangunan yang lain dalam mendukung pembangunan industri nasional.

(16)

pada tahun sebelumnya ialah Arahan Presiden Republik Indonesia dimana anggaran harus menyesuaikan program, maka program disesuaikan yang mendukung prioritas nasional. Adapun untuk tahun 2021 Rencana kerja dan Arsitektur dan Informasi Kinerja telah dalam satu sistem yang terintegrasi serta menyesuaikan Program Prioritas yang telah tercatat di Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2021.

(17)

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

3.1 SASARAN

Dalam rangka pencapaian misi, visi, tujuan dan sasaran Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi maka dalam kebijakan Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi disusun 4 (empat) sasaran strategis yang akan dicapai dengan Indikator Kinerja Utama (IKU), sebagaimana yang diuraikan berikut :

Sasaran Strategis 1 : Meningkatnya peran industri kimia hilir dan farmasi dalam perekonomian nasional

Meningkatnya peran industri kimia hilir dan farmasi dalam perekonomian nasional diindikasikan dengan indikator kinerja sasaran strategis (IKSS) dari sasaran strategis ini adalah:

1. Pertumbuhan industri kimia hilir dan farmasi

2. Kontribusi industri kimia hilir dan farmasi terhadap PDB 3. Jumlah tenaga kerja di sektor industri kimia hilir dan farmasi

Sasaran Strategis 2: Meningkatnya Populasi Industri dan persebaran industri

Meningkatnya populasi industri kimia hilir dan farmasi diindikasikan dengan peningkatan jumlah unit industri kimia hilir dan farmasi serta penyerapan tenaga kerja industri besar sedang (IBS) pada sektor industri kimia hilir dan farmasi khususnya. Indikator kinerja sasaran strategis (IKSS) dari sasaran strategis ini adalah:

1) Jumlah unit industri kimia hilir dan farmasi

2) Nilai investasi di sektor industri kimia hilir dan farmasi

Sasaran Strategis 3 : Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang perindustrian yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan

Standardisasi industri bertujuan untuk meningkatkan daya saing industri dan produktivitas dalam rangka penguasaan pasar dalam negeri maupun ekspor.

(18)

Indikator kinerja sasaran strategis (IKSS) dari sasaran ini adalah: 1) Infrastruktur kompetensi yang terbentuk.

2) Infrastruktur standar produk yang terbentuk

3.2 INDIKATOR KINERJA

Berdasarkan sasaran strategis diatas, Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi menyusun Rencana Kinerja Tahun 2020 yang disusun dalam rangka pencapaian target jangka menengah disertai beberapa penyesuaian. Hal ini dikarenakan telah berakhirnya periode Rencana Strategis Direktorat Jenderal Industri Kimia Hilir dan Farmasi Tahun 2015 – 2019 dan belum disusunnya Rencana Strategis Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi Tahun 2020 – 2024, maka dalam penyusunan Rencana Kinerja Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi Tahun 2020 memuat beberapa indikator kinerja yang ditetapkan berdasarkan perspektif pemangku kepentingan dan pelaksanaan tupoksi yang mengacu pada Rencana Kinerja Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi Tahun 2019 dengan penyesuaian pada prognosa kinerja pada tahun 2021. Rencana kinerja tersebut adalah sebagai berikut :

(19)

Tabel 3.1 Rencana Kinerja Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi Tahun 2021

No. Sasaran Strategis (SS) Indikator Kinerja Utama (IKU) Satuan Target

Tujuan

1. Meningkatnya

peran industri kimia hilir dan farmasi dalam perekonomian nasional

1. Pertumbuhan industri kimia

hilir dan farmasi Persen 4.52

2. Kontribusi industri kimia hilir

dan farmasi terhadap PDB Persen 1.12

3. Jumlah tenaga kerja di sektor

industri kimia hilir dan farmasi Juta 0.77

Perspektif Pemangku Kepentingan

1. Meningkatnya

populasi dan persebaran industri

1. Unit industri kimia hilir dan farmasi besar sedang yang tumbuh

Unit 375

2. Nilai investasi di sektor industri kimia hilir dan farmasi

Rp Triliun 16.46

2. Meningkatnya daya

saing dan produktivitas sektor industri

1. Kontribusi ekspor produk industri kimia hilir dan farmasi terhadap ekspor nasional

Persen 3.8

2. Produktivitas dan kemampuan SDM industri kimia hilir dan farmasi

Rp. Juta 195.46

Perspektif Proses Bisnis Internal

1. Terselenggaranya

urusan

pemerintahan di bidang

perindustrian yang berdaya saing dan berkelanjutan

1. Infrastruktur kompetensi yang

terbentuk RSKKNI 1

2. Infrastruktur standar produk yang terbentuk

RRegulasi SNI/ SNI

Wajib

(20)

3.3 RENCANA AKSI

Indikator Kinerja tersebut dicapai melalui kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kimia Hilir dan Farmasi, yaitu:

a. Pengembangan Industri Barang Karet, Barang Plastik, dan Industri Kimia hilir lainnya.

b. RSNI, Penerapan SNI Wajib Dan Pengawasan Sni Wajib, sebagai non tariff barrier dalam rangka perlindungan konsumen, produk dan industrinya sendiri.

c. Peningkatan Kompetensi SDM Industri Dan RSKKNI, sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk memperoleh peningkatan produktivitasnya dalam menghadapi perubahan dunia kerja yang terjadi dalam era perdagangan bebas.

d. Perencanaan Dan Evaluasi Program Industri serta Evaluasi Fasilitasi Iklim Usaha Dan Investasi

Sasaran kegiatan / output yang dihasilkan dari kegiatan ini antara lain adalah terbangunnya pabrik baru industri kimia hilir, bantuan dalam bentuk fisik maupun non-fisik, Rancangan SNI dan pengawasan SNI, pelatihan-pelatihan SDM, Standar Kompetensi Kerja Indonesia (SKKNI), regulasi, serta promosi industri.

3.4 KEBUTUHAN ANGGARAN

Untuk melaksanakan program kegiatan di lingkungan Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi tahun 2021 menetapkan estimasi anggaran sebagai berikut:

Tabel 3.2

Estimasi Anggaran Kegiatan TA 2021

KODE OUTPUT / RINCIAN AKUN PAGU

1876 Penumbuhan Dan Pengembangan Industri Kimia

Hilir Dan Farmasi

(21)

BAB IV PENUTUP

Dalam rangka implementasi tata kepemerintahan yang baik (good governance) yang salah satunya diwujudkan melalui pelaksanaan reformasi birokrasi, maka Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi melaksanakan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2012 tentang Pedoman Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Kementerian Perindustrian sebagai instansi induk Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi juga telah mewajibkan pelaksanaan SAKIP di lingkungannya, yaitu melalui penerbitan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 150 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Akuntabilitas Instansi Pemerintah di Lingkungan Kementerian Perindustrian.

Sejauh ini, Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi tengah berproses mengimplementasikan amanat tersebut. Dengan sedang disusunnya Rencana Strategis Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi Tahun 2020 - 2024 yang berlandaskan Undang- Undang No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian, maka SAKIP Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil juga akan memuat kerangka strategis jangka menengah yang mengacu kepada Rencana Induk Pengembangan Industri Nasional (RIPIN) dengan akan melakukan penyusunan dokumen-dokumen tahunan yang diharapkan dapat mengawal perumusan dan pelaksanaan program kegiatan dan anggaran. Dokumen tersebut adalah Rencana Kinerja, Penetapan Kinerja, Laporan Evaluasi Pengendalian Pelaksanaan Pembangunan yang disusun secara triwulanan, dan Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP).

Dokumen Rencana Kinerja Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi Tahun 2020 ini disusun dengan harapan dapat digunakan sebagai pedoman dalam perumusan dan penganggaran program kegiatan Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi tahun 2020. Sasaran strategis dan target IKU yang termuat didalamnya diharapkan dapat mengarahkan dan mengawal pelaksanaan program kegiatan sehingga dapat mencapai kinerja sebagaimana ditargetkan. Untuk itu, Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi mengharapkan dokumen Rencana Kinerja Tahun 2021 ini dapat berhasil guna bagi

(22)

pelaksanaan Reformasi Birokrasi yang diwujudkan melalui pelaksanaan tugas pokok dan fungsi berorientasi kinerja menuju tercapainya sektor industri kimia hilir dan farmasi yang dapat menjadi tulang punggung perekonomian nasional.

Gambar

Gambar 1.1 Bangun Industri Nasional
Tabel 3.1 Rencana Kinerja Direktorat Industri  Kimia Hilir dan  Farmasi Tahun 2021  No

Referensi

Dokumen terkait

Kualitas kinerja unit kerja dinilai dengan kriteria yang ditetapkan dalam penilaian kinerja unit di lingkungan Kementerian Perindustrian. Kriteria yang dinilai antar lain absensi,

Dari hasil studi literature ditemukan ada beberapa toko buku yang membahas tentang pelangi, tetapi dalam bentuk buku pengetahuan popular.serta hasil dari uji keterbacaan

3) Apa saja hambatan yang muncul dalam menjalankan Corporate Social Responsibility “Peduli Kasih”?.. Untuk mengetahui strategi CSR apa yang digunakan oleh divisi CSR PT

Selain itu munculnya para kolektor kaset dan CD, vinyl (sebutan bagi piringan hitam) mendorong beberapa industry musik untuk mengembalikan format digital pada

Berdasarkan fenomena, konsep dan teori diatas, maka penelitian ini memfokuskan pada media sosial Instagram yang menyasar responden millenials sebagai pengguna Instagram

87 Berkaitan dengan indikator yang mempengaruhi perilaku guru dalam kegiatan pembelajaran di kelas maupun di luar kelas, maka sebagai orang berkecimpung dalam

Selama Undang-undang mengenai hak milik sebagai tersebut dalam pasal 50 ayat (1) belum terbentuk, maka yang berlaku adalah ketentuan- ketentuan hukum adat setempat

Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan One Way Anova pada taraf kepercayaan 95% yang