• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang sangat cepat membawa dampak yang begitu besar terhadap pemanfaatan dan implementasi dari Teknologi itu sendiri. Survey dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet di Indonesia (APJII) memaparkan bahwa pertumbuhan pengguna teknologi informasi khususnya dalam penggunaan internet rata-rata bertumbuh hingga mencapai 30% setiap tahunnya[1]. Pertumbuhan pengguna internet juga semakin bertambah disetiap kota di Indonesia dari hasil survey APJII diketahui bahwa pengguna internet di Indonesia pada tahun 2009 sebanyak 30 juta pengguna, 2010 sebanyak 42 juta pengguna, 2011 sebanyak 55 juta pengguna, 2012 mencapai 63 juta pengguna, dan pada tahun 2013 diproyeksikan mencapai 82 juta pengguna, 2014 sebanyak 107 juta pengguna, dan 2015 mencapai 139 juta pengguna[2]. Pertumbuhan pengguna teknologi informasi ini juga dimanfaatkan oleh lembaga pemerintahan dalam meningkatkan layanan kepada masyarakat. Salah satunya adalah dengan mengimplementasikan electronic government (e-government).

Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam bidang lembaga pemerintahan saat ini merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh semua lembaga pemerintahan tersebut untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam menyediakan informasi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Seperti yang tercantum dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Tahun 2008 tentang pelaksanaan e-government di instansi pemerintah pusat dan daerah. Sehingga mewajibkan seluruh instansi pemerintah di pusat dan daerah untuk mengimplementasikan government [3]. Dengan mengimplementasikan e-government lembaga pemerintahan wajib menyediakan salah satu media informasi dan komunikasi dalam hal ini berupa sebuah portal lembaga pemerintah. Portal adalah aplikasi berbasis web yang menyediakan akses suatu titik tungal dari informasi online terdistribusi, seperti dokumen, kanal berita, dan link ke situs

(2)

2

khusus [4]. Dengan menyediakan web portal ini maka lembaga pemerintahan dapat menujukan keberhasilan dalam melakukan implementasi e-government dimana tujuan yang harus dicapai dalam e-government yaitu menyediakan layanan yang lebih lengkap dan lebih mudah kepada masyarakat [5].

Di Indonesia sendiri pelayanan informasi kepada publik diatur dalam Undang-undang keterbukaan informasi publik (UU KIP) No 14 Tahun 2008 [6]. Dimana dalam undang-undang tersebut pada bagian pengantar poin b yang menjelaskan: “bahwa hak memperoleh informasi merupakan hak asasi manusia dan keterbukaan informasi publik merupakan salah satu ciri penting negara demokratis yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat untuk mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik “ dan pada poin c yang menjelaskan “bahwa keterbukaan informasi publik merupakan sarana dalam mengoptimalkan pengawasan publik terhadap penyelenggaraan negara dan badan publik lainnya dan segala sesuatu yang berakibat pada kepentingan publik” [6]. dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa semua masyarakat Indonesia memiliki hak untuk dapat mengakses mendapatkan informasi publik dimana keterbukaan dalam menyediakan informasi tersebut merupakan hal yang wajib dilakukan oleh badan publik dan dalam hal ini adalah Negara. Selain itu dalam UU KIP pada pasal 1 poin 3 menyatakan bahwa “Badan Publik adalah lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan badan lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara, yang sebagaian atau seluruh dananya bersumber dari anggaran pendapatan dan negara dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah, atau organisasi non pemerintah sepanjang sebagaian atau seluruh dananya bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran pendapatan belanja daerah, sumbagan masyarakat atau luar negeri” [6]. Dari pernyataan tersebut maka setiap lembaga pemerintahan wajib menyediakan layanan yang menyediakan informasi yang bersifat publik bagi masyarakat.

Selain itu di daerah Indonesia Timur sendiri tercatat memiliki kenaikan yang pesat dalam penggunaan teknologi informasi khususnya dalam bidang internet. Survey yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan Asosiasi

(3)

Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menemukan bahwa naiknya penetrasi pengguna internet di kawasan timur Indonesia yang dimana saat ini pengguna internet di daerah ini mencapai 40%. Survey ini juga menjelaskan bahwa pengguna internet Indonesia hingga akhir tahun 2013 telah mencapai 71,19 juta orang atau telah mencapai 28% dari total penduduk Indonesia [7][8].

Dengan adanya pertumbuhan pengguna internet yang pesat di kawasan timur indonesia tersebut maka masyarakat cenderung mencari informasi-informasi melalui media internet, selain itu bedasarkan pada Undang-undang keterbukaan informasi publik yaitu lembaga pemerintahan wajib menyediakan informasi yang bersifat publik agar dapat diakses oleh masyarakat. Namun Website pelayanan publik yang di implementasikan oleh pemerintah belum dapat memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Website pemerintahan khususnya Pemerintah Kota Kupang yang ada hanya memberikan informasi mengenai agenda kegiatan Walikota dan Wakil Walikota. Ruang berita yang disediakan dalam website tersebut juga hanya memberitakan informasi mengenai kegiatan-kegiatan dari Walikota dan Wakil Walikota beserta kegiatan Pemerintahan lain yang dilakukan. Terdapat menu mengenai layanan masyarakat dalam website tersebut namun ketika menu tersebut dibuka hanya memberikan tampilan kosong, tanpa adanya isi dari halaman tersebut yang dapat memberikan informasi bagi masyarakat yang mengunjungi website Pemerintah Kota Kupang tersebut.

(4)

4

Sumber : http://Kupangkota.go.id/?page_id=4848

Kekurangan dari website seperti ini adalah kurang adanya informasi yang dibutuhkan yang dapat diakses dan diperoleh masyarakat sehingga tidak adanya peran serta masyarakat dalam implementasi sistem e-government tersebut. Hal ini dikemukakan oleh Rachma Ida[9] Dosen S2 Studi media dan komunikasi Unair, website lembaga pemerintahan harus mampu menyediakan informasi kepada publik masyarakat sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Selain itu juga mampu memberikan akses keterlibatan publik secara akuntabel dan dapat dipertanggung jawabkan disamping memberikan informasi mengenai lembaga pemerintahan tersebut[9].

Berdasarkan undang-udang dan pernyataan mengenai penerapan e-government yang dapat memberikan layanan tepat bagi masyarakat, maka dapat dikatakan bahwa website portal lembaga Pemerintah Kota Kupang saat ini memilki kelemahan yaitu website tersebut belum dapat menyediakan layanan informasi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kelemahan inilah yang harus dapat diperbaiki karena penerapan e-government sendiri dalam pemerintahan adalah untuk meningkatkan interaksi antara pemerintahan dan masyarakat dan juga

Gambar 1. 1 Tampilan halaman layanan masyarakat pada website Pemerintah Kota Kupang

(5)

meningkatkan efektifitas dan efisiensi dari pekerjaan internal lembaga pemerintahan.

Berdasarkan kelemahan yang diketahui maka dalam penelitian ini akan mencoba merancang sebuah prototipe website portal dengan pendekatan berbasis citizen centric bagi lembaga pemerintahan Kota Kupang – Nusa Tenggara Timur. Dengan pendekatan berbasis citizen centric ini diharapkan dapat memberikan masukan suatu model website portal bagi lembaga pemerintah Kota Kupang yang dapat memberikan layanan informasi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sayed Mohammadbagher Jafari et al. [10] mereka berpendapat bahwa “Citizen centric e-governance is an emerging approach in the case of designing and implementing the e-governance system with the specific focus on the effectiveness. Based on this perspective, the citizen needs and values on e-governance have to be put first to make this system effective.” Dari pernyataan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa dalam merancang dan mengimplementasikan sebuah sistem berbasis e-government, maka kebutuhan dan nilai-nilai yang dibutuhkan oleh masyarakat harus menjadi nilai yang paling utama agar implementasi e-government tersebut menjadi efektif.

Selain itu Seema Verma et al.[11] dalam penelitiannya yang berjudul Challenges in Developing Citizen-Centric E-governance in Libya. Mereka berpendapat bahwa “ICT can make government more relevant to citizen by increasing participation and involvement in decision making. It can help to restore ownership: the government is of people. E-Governance is a step ahead this direction. It has change the ways of information and service delivery of government to various sections of society. Successful implementation of E-Governance solutions is to build on efficient, accountable and transparent Government to Government (G2G) and Government to Society (G2S) transactions ”. Dari pernyataan tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa suksesnya implementasi dari sebuah sistem e-government adalah jika sistem tersebut dapat membantu menaikan partisipasi dari masyarakat terhadap sistem tersebut dan juga sistem tersebut dapat membantu masyarakat dalam melakukan pengambilan keputusan.

(6)

6

Selain itu sistem juga harus dapat menyediakan informasi yang kredibel dan transparan mengenai Government to Government (G2G) and Government to Society (G2S). Dalam penelitian ini juga Seema Verma et al. menghasilkan sebuat SWOT model yang mempresentasikan tantangan yang akan dihadapi oleh sebuah pemerintahan ketika mengimplementasikan e-government. Hasil penelitian mereka menunjukan bahwa jika Libya mengimplementasikan model e-government berdasarkan model ini maka Libya akan dapat memimpin benua Afrika sebagai sebuah contoh model negara berkembang dalam implementasi e-government.

Citizen centric sendiri adalah sebuah pendekatan dalam hal perancangan sebuah layanan berdasarkan sudut pandang pengguna dalam hal ini adalah masyarakat daripada sudut pandang pemerintahan[12]. Namun dalam penerapan pendekatan tersebut perlu digunakan metode teori pendukung lain yang dapat memberikan langkah dan tahapan yang harus dilakukan untuk mencapai penerapan berbasis citizen centric itu sendiri. Hal ini dikarenakan pendekatan citizen centric sendiri belum memiliki teori atau penjelasan dari ahli mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai penerapan tersebut. Dalam beberapa penelitian sebelumnya yang memiliki kaitan yang sama yaitu penerapan pendekatan citizen centric teori pendukung yang digunakan yaitu user centered design (UCD). Karena user centered design sendiri merupakan sebuah metode dalam hal perancangan sebuah layanan berbasis teknologi informasi dengan menempatkan pengguna sebagai titik pusat dari perancangan layanan, di mana langkah yang dilakukan adalah dengan menghimpun kebutuhan dari pengguna layanan sebelum melakukan perancangan layanan berbasis teknologi informasi tersebut. Karena itu dengan menggunakan langkah-langkah yang ada dalam teori user centered design maka diharapkan akan mampu memberikan hasil rancangan yang mencapai penerapan pendekatan berbasis citizen centric[13][14][15].

Berdasarkan hasil penelitian-penelitian sebelumnya dan dengan teori pendukung yang akan digunakan maka dalam penelitian diharapkan dapat merancang model website pemerintahan berbasis citizen centric bagi Pemerintah Kota Kupang sehingga akan membantu penerapan e-government yang tepat dan

(7)

membantu masyarakat untuk dapat mengakses informasi yang dibutuhkan juga dapat mendekatkan layanan Pemerintahan kepada Masyarakat sehingga membuat layanan tersebut menjadi efektif dan mendukung untuk menyukseskan implementasi e-government pada lembaga Pemerintahan Kota Kupang.

1.2 Perumusan masalah

Dari latar belakang masalah tersebut diatas diketahui bahwa lembaga pemerintahan wajib menyediakan layanan informasi bersifat publik kepada masyarakat. Model penyajian informasi melalui portal website juga ikut menentukan kualitas layanan. Namun portal yang dibangun pemerintah dengan pendekatan government centric belum dapat menjawab kebutuhan masyarakat akan informasi, dengan pendekatan government centric masyarakat dituntut untuk menyesuaikan dengan apa yang diinginkan pemerintah, bukan sebaliknya dimana pemerintah yang harus menyesuaikan masyarakat.

Karena itu untuk mengoptimalkan pemanfaatan portal sebagai media informasi dan komunikasi layanan bagi masyarakat, maka penelitian ini akan merancang sebuah model baru portal website pemerintahan dengan pendekatan citizen centric. Penelitian ini akan merancang sebuah model portal dengan pendekatan citizen centric yang menggambil studi kasus pada website portal lembaga pemerintahan Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Perancangan dilakukan dengan bantuan beberapa praktik terbaik (best pratice) dari penelitian-penelitian yang sudah ada sebelumnya baik itu hasil penelitian-penelitian dalam negeri maupun dari luar negeri.

1.3 Keaslian penelitian

Beberapa penelitian terkait dengan website portal menggunakan pendekatan citizen centric adalah sebagai berikut:

1. S. Egavaranda [16] melakukan penelitian untuk merancang ulang desain dari website portal pemerintah provinsi DIY, dimana sebelumnya rancangan desain website pemerintah DIY berbasis government centric ditransformasi dengan perancangan desain berbasis citizen centric dengan melakukan FGD

(8)

8

(Focus Group Discussion) untuk mendapatkan masukan mengenai kebutuhan informasi.

2. L. Syamsumar [17] melakukan penelitian untuk mengevaluasi website portal dari pemerintah provinsi DIY yang berbasis citizen centric, penelitian tersebut dilakukan untuk mengetahui ke-efektifitas dari pendekatan citizen centric dalam memberikan penyajian informasi untuk dapat menunjang kegiatan pengguna atau masyarakat yang menggunakan.

Penelitian ini akan mereplikasi pendekatan berbasis citizen centric untuk merancang sebuah portal website bagi lembaga pemerintahan Kota Kupang dengan berbasis masukan langsung dari masyarakat yang didapatkan dari penyebaran kuesioner untuk mengetahui kebutuhan informasi dari masyarkat. Selain itu dalam penelitian ini, perancangan portal website akan menggunakan struktur navigasi hierarki, dimana struktur tersebut merupakan struktur navigasi yang paling banyak digunakan di website-website saat ini [18]. Perancangan prototipe portal website akan menggunakan bootstrap berbasis html5 sehingga masyarakat dapat merasakan pengalaman langsung mencoba prototipe seperti website asli saat melakukan evaluasi nantinya. Dari uraian tersebut, penelitian yang dilakukan oleh peneliti berbeda dengan penelitian terdahulu baik secara ruang lingkup metode, teknologi yang digunakan maupun objek penelitian.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah untuk :

1. Merancang sebuah web portal berbasis citizen centric bagi lembaga pemerintahan Kota Kupang – Nusa Tenggara Timur.

2. Memberi masukan web portal untuk dapat membantu lembaga pemerintahan Kota Kupang dalam mengimplementasikan layanan e-government yang berbasis layanan kepada masyarakat.

(9)

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam melakukan penelitian ini adalah:

1. Bagi pihak yang diteliti, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan berupa sebuah model web portal yang baik yang dapat membantu lembaga pemerintahan Kota Kupang untuk dalam mengimplementasikan layanan e-government.

2. Dengan memiliki web portal yang baik maka lembaga pemerintahan di kawasan timur Indonesia khususnya Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur juga dapat bersaing dalam pembangunan e-government di Indonesia dan tidak tertinggal dari daerah-daerah lain di Indonesia yang sudah lebih Maju.

3. Bagi Peneliti, dapat digunakan sebagai tambahan informasi untuk menambah wawasan pengetahuan dan juga dapat memberikan kontribusi dalam bidang penelitian perancangan teknologi informasi.

1.6 Batasan Penelitian

Agar penelitian yang dilakukan lebih terarah maka dilakukan pembatasan masalah, batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya mencapai tahap desain perancangan prototipe portal website.

2. Penelitian ini tidak berfokus pada kebutuhan non fungsional.

3. Penelitian ini tidak berfokus pada perancangan basis data dari sistem. 4. Penelitian ini tidak membahas proses pengamanan sistem (security

Gambar

Gambar 1. 1 Tampilan halaman layanan masyarakat pada website Pemerintah  Kota Kupang

Referensi

Dokumen terkait

Terlaksananya kegiatan  peningkatan kapasitas  pelayanan administrasi  kependudukan  pemerintah kota  setidaknya diikuti 20 ...

2) Menyatakan ketentuan Pasal 66 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 117, Tambahan

Menurut studi yang dilakukan oleh Antariksa Budileksmana (2005: 491) menyatakan bahwa dengan periode pengamatan pada return pasar tahun 1999- 2004, pengujian membuktikan

Implementasi starter bakteri lignochloritik sebagai dekomposer limbah berserat untuk menghasilkan bahan baku pupuk organic dan pakan ternak di Sumbermanjing Wetan

Menginjak bagian atas runtunan stratigrafi, batuan masih dikuasai oleh packstone dengan kandungan fosil foraminifera besar bentonik sangat dominan, yang berasal

Dalam teks, muncul kata-kata tertentu yang dominan dan dinaturalisasikan kepada pembaca. Kata tersebut selalu diulang-ulang dalam berbagai peristiwa tutur. Kata-kata

L : Ya Tuhan Yesus yang telah mati di kayu salib, hanya oleh karena kasihMu kepada orang berdosa ini. P : Ajarilah kami selalu mengingat Tuhan yang mati di kayu

Jenis penelitian ini adalah penelitian pra-eksperimen bentuk Pretest Posttest Design yaitu sebuah eksperimen yang dalam pelaksanaannya hanya melibatkan satu kelas