• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM KERJA APEKSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROGRAM KERJA APEKSI"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM KERJA APEKSI 2016 ‐ 2020 

BIDANG/PROGRAM 

TUJUAN

OUTPUT

INDIKATOR 

KEBERHASILAN 

1. LINGKUNGAN HIDUP        1.1 Penguatan kapasitas  ketahanan iklim dan  bencana pemerintah  kota               1. Memperluas dan kuat  jaringan kota‐kota  berketahanan iklim dan  bencana di Indonesia yang  produktif.  2. Memperkuat Apeksi sebagai  lembaga intermediari kota  berketahan iklim dan  bencana dengan berbagai  pihak.  3. Memperkuat peran mitra  strategis bagi pemerintah,  swasta maupun pihak lain  dalam dialog perubahan  iklim dan bencana di  perkotaan.      1. Adanya hasil survei adaptasi  perubahan iklim dan  pengelolaan bencana kota‐ kota.   2. Adanya Pokja Perubahan  Iklim Apeksi yang aktif dan  produktif.  3. Pokja Perubahan Iklim  Apeksi bertambah  anggotanya.  4. Adanya rencana strategis 5  tahun konvergensi adaptasi  perubahan iklim dan  pengurangan risiko bencana  Apeksi.  5. Adanya rencana aksi  sejumlah pemerintah kota  untuk  menyusun   perencanaan kota  berketahanan.  6. Meningkatnya kapasitas  pemerintah kota dalam  membangun kota  berketahanan.  7. Adanya sejumlah  1. Diperoleh hasil survei  75% adaptasi perubahan  iklim dan pengelolaan  bencana kota‐kota.  2. Terlaksananya  pertemuan Pokja  Perubahan Iklim secara  regular setidaknya 2 kali  dalam setahun.  3. Bertambahnya jumlah  anggota Pokja  Perubahan Iklim  setidaknya 2 kota.  4. Terlaksananya forum  diskusi ICA setidaknya 2  kali dalam setahun.  5. Terlaksananya  pertemuan tahunan  pemerintah kota dalam  konvergensi adaptasi  perubahan iklim dan  pengurangan risiko  bencana.  6. Terlaksananya kegiatan  peningkatan kapasitas 

(2)

rekomendasi kebijakan baik  kepada pemerintah maupun  bagi pemerintah daerah  sendiri untuk membangun  kota berketahanan.  8. Adanya publikasi praktik baik  maupun cerita sukses kota‐ kota dalam menghadapi  perubahan iklim dan  mengurangi risiko bencana.  9. Adanya publikasi  pengalaman berbagai pihak  dalam membangun  ketahanan kota.  10. Semakin kuatnya peran  Apeksi baik sendiri maupun  sebagai bagian jaringan  nasional (ICA) dalam proses  pengembangan membangun  Indonesia berketahanan.  11. Terus berjalannya maupun  bertambahnya kemitraan  Apeksi dengan lembaga lain  baik nasional maupun  internasional dalam  membangun ketahanan.  12. Adanya proses monitoring  dan evaluasi dari proses  program membangun  ketahanan kota.    untuk membangun  ketahanan kota  setidaknya 2 kali dalam  setahun.   7. Adanya rekomendasi   dalam penguatan  kebijakan ketahanan dari  setiap kegiatan.  8. Adanya publikasi praktik  baik atau  cerita sukses  upaya membangun  ketahanan kota  setidaknya satu publikasi  dalam setahun.  9. Terbitnya kolom  perubahan iklim sebagai  bagian dari majalah  KOTA KITA setiap 3 bulan  sekali.  10. Apeksi hadir aktif  memberikan masukan  atau berperan aktif  dalam proses yang  dibangun berbagai pihak  lain dalam  membangunan  ketahanan setidaknya  oleh 2 pihak/lembaga  setiap tahunnya.   11. Lahirnya kebijakan  perubahan iklim maupun 

(3)

penanggulangan  bencana yang telah  sinkron dengan  peraturan perundangan  pemerintahan daerah.  12. Terbangunnya kemitraan  baru setidaknya dengan  satu lembaga dalam  saling memperkuat  upaya membangun  ketahanan kota.  13. Adanya proses  monitoring yang  dilakukan setidaknya 3  bulan sekali atau  evaluasi tahunan dari  program  membangun  ketahanan kota.  1.2 Penguatan  kapasitas   pemerintah kota  menuju kota  berkelanjutan    1. Meningkatkan kapasitas  pemerintah kota tentang kota  berkelanjutan   2. Memperkuat Apeksi sebagai  lembaga intermediari kota  berkelanjutan dengan  berbagai pihak.    1. Meningkatnya kapasitas  pemerintah kota dalam  membangun kota yang  berkelanjutan.  2. Adanya sejumlah  rekomendasi baik kepada  pemerintah maupun bagi  pemerintah daerah sendiri  untuk membangun kota  berkelanjutan.  3. Adanya publikasi praktik baik  maupun cerita sukses kota‐ kota dalam membangun kota  1. Terlaksanana kegiatan  peningkatan kapasitas  dalam membangun kota  yang berkelanjutan  setidaknya sekali dalam  setahun.  2. Lahirnya sejumlah  rekomendasi dalam  penguatan kebijakan dan  pengembangan  pelaksanaan program  kota berkelanjutan  setiap tahunnya. 

(4)

berkelanjutan.  4. Adanya publikasi  pengalaman berbagai pihak  dalam membangun kota  berkelanjutan.  3. Adanya publikasi praktik  baik atau cerita sukes  kota‐kota dalam  membangun kota  berkelanjutan setidaknya  sekali setahun.  4. Adanya publikasi  pengalamanan berbagai  pihak dalam  membangun kota  berkelanjutan melalui  berbagai media  komunikasi APEKSI  setidaknya dalam setiap  kali terbitan.  2. KERJASAMA  ANTARDAERAH        Penguatan Kapasitas  Kerjasama Pemerintah  Kota  1. Mensosialisasikan  regulasi/kebijakan kerjasama  antar daerah.  2. Meningkatkan kapasitas  mekanisme dan teknis  kerjasama antar daerah .  3. Mempromosikan potensi  kota‐kota untuk peluang  membangun kerjasama antar  daerah  4. Memperkuat peran mitra  strategis bagi pemerintah,  swasta maupun pihak lain  dalam dialog kerjasama antar  1. Tersosialisasikannya  regulasi/kebijakan kerjasama  antar daerah kepada aparat  pemerintah kota.  2. Meningkatnya kapasitas   aparat pemerintah kota  tentang kerangka aturan dan  mekanisme kerjasama antar  daerah.  3. Tersosialisasikannya  potensi/prestasi kota‐kota  kepada kota lain  baik dalam  maupun luar negeri.  4. Terfasilitasinya proses  1. Tersosialisasikannya  regulasi/kebijakan  kerjasama antar daerah  setidaknya diikuti oleh  75% pemerintah kota   2. Terlaksananya kegiatan  peningkatan kapasitas  terkait kerangka aturan  dan mekanisme  kerjasama antar daerah  yang diikuti setidaknya  75% pemerintah kota  Indonesia.  3. Tersosialisasikannya 

(5)

daerah.  kerjasama antar daerah.  5. Adanya hasil kerjasama antar  kota yang memberikan  kontribusi peningkatan hasil  pembangunan daerah  maupun tingkat  kesejahteraan masyarakat.  6. Adanya dokumentasi proses  kerjasama antar kota yang  tersosialisasi ke seluruh  pihak.  potensi/prestasi kota‐ kota minimal  50% kota‐ kota anggota Apeksi  kepada kota‐kota lain  baik nasional maupun  internasional melalui  cetakan atau website  Apeksi.  4. Terfasilitasinya  setidaknya 2 proses  kerjasama dengan kota‐ kota baik dari kota‐kota  lain di Indonesia maupun  Negara lain setiap  tahunnya.   5. Tersosialisasikannya   dokumen proses  kerjasama antar kota ke  seluruh anggota Apeksi  maupun pihak lain lewat  cetakan maupun website  Apeksi.  3. ADVOKASI KEBIJAKAN  DAN LAYANAN  HUKUM 

TUJUAN  OUTPUT  INDIKATOR KEBERHASILAN 

3.1. Pemantauan  Kebijakan Otonomi  Daerah   1. Melakukan Pemantauan Dan  Evaluasi Pelaksanaan  Kebijakan Pemerintah Terkait  Pelaksanaan Otonomi Di  Daerah, Khususnya Untuk  Pembagian Urusan Antara  1. Monitoring dan Evaluasi  Berbagai Kebijakan  pemerintah terkait   pelaksanaan otonomi di  daerah, khususnya untuk  pembagian urusan antara  1. Aktifnya  Pokja Otonomi  Daerah Apeksi yang  memberikan konsep  pemikiran dan gagasan  2. Terakomodirnya  rekomendasi Apeksi 

(6)

Pemerintah, Provinsi, Kota  Dan Kabupaten (UU No. 23  Tahun 2004 Tentang  Pemerintahan Daerah  2. Melakukan Kajian Dan  Menyusun Evaluasi Kebijakan  Sebagai Masukan Bagi Proses  Pembahasan Atau Perumusan  Peraturan Pemerintah Dan  Turunannya Terkait UU No. 23  Tahun 2014 Tentang  Pemerintah Daerah.  3. Melakukan Upaya Koordinasi,  Mengintegrasikan,  Memadukan (Sinkronisasi)  Dan  Mensinergikan Berbagai  Aspirasi Anggota Apeksi  Secara Optimal Dan Efektif     pemerintah, provinsi,  kabupaten dan kota dalam UU  No. 23 Tahun 2014 Tentang  Pemerintahan Daerah   2. Monitoring dan Evaluasi  pembahasan, perumusan  peraturan pemerintah dan  turunannya terkait  pelaksanaan UU No. 23 Tahun  2014 Tentang Pemerintahan  daerah  3. Penyampaian Berbagai  Aspirasi dan Rekomendasi  Kepada Pemerintah, Legislatif  (DPR),  DPD, dan Lembaga  Tinggi Terkait    minimal untuk 2 aturan  pelaksana dari UU No. 23  Tahun 2014 Tentang  Pemerintahan Daerah  3. Terdapatnya Satu  Kebijakan Yang Responsif  Terhadap Kebutuhan  Daerah    4. Terlaksananya Dialog  Terbuka Antara  Pemerintah Atau Lembaga  Terkait Dengan  Pemerintah Daerah  setidaknya satu kali dalam  setahun  5. Terdapatnya  konsep  pemikiran anggota apeksi  dalam  Revisi UU No. 33  Tahun 2004 Tentang  Perimbangan Keuangan  antara Pemerintah Pusat  dan Pemerintah Daerah)  6. Terdapat setidaknya satu  kali dalam setahun  pelaksanaan Seminar  termatik  Untuk  peningkatan pemahaman  dan Pengayaan Wacana  3.2  Pemantauan  Kebijakan Reformasi  Birokrasi   1. Melakukan Pemantauan Dan  Evaluasi Pelaksanaan  Kebijakan Pemerintah Terkait  1. Monitoring dan Evaluasi  Berbagai Kebijakan Pemerintah  Terkait Pelaksanaan  1. Aktifnya  Pokja Reformasi  Birokrasi Apeksi yang  memberikan pemikiran 

(7)

Pelaksanaan pemerintahan  yang bersih dan akuntabel  (tindak pidana korupsi dan  tata kelola pemerintahan  daerah)  2. Melakukan Kajian Dan  Menyusun Evaluasi Kebijakan  Sebagai Masukan Bagi  pelaksanaan pelayanan publik  yang baik dan berkualitas  3. Melakukan kajian dan  Menyusun Evaluasi Kebijakan  sebagai masukan bagi  pelaksanaan manajemen  kepegawaian di daerah   4. Melakukan Upaya Koordinasi,  Mengintegrasikan,  Memadukan (Sinkronisasi)  Dan  Mensinergikan Berbagai  Aspirasi Anggota Apeksi  Secara Optimal Dan Efektif     pemerintahan yang bersih dan  akuntabel (tindak pidana  korupsi dan )  2. Monitoring dan Evaluasi  berbagai kebijakan terkait  pelaksanaan pelayanan publik  yang baik dan berkualitas  3. Monitoring dan Evaluasi  berbagai kebijakan terkait  pelaksanaan SDM Aparatur  yang kompeten dan kompetitif  (manajemen kepegawaian di  daerah)  4. Penyampaian berbagai aspirasi  dan rekomendasi kepada  Pemerintah, Legislatif (DPR),  DPD dan Lembaga Tinggi  Terkait  dan gagasan  2. Terdapatnya daftar  masalah tentang tata  kelola kepegawaian  setidaknya dari 50%  pemerintah kota anggota  Apeksi  3. Terdapatnya Satu  Kebijakan Yang Responsif  Terhadap Kebutuhan  Daerah   4. Terlaksananya Dialog  Terbuka Antara  Pemerintah Atau Lembaga  Terkait Dengan  Pemerintah Daerah  setidaknya satu kali dalam  setahun  5. Terdapat setidaknya 25  model perda tentang  kepegawaian   6. Terdapat setidaknya satu  kali dalam setahun  pelaksanaan Seminar  Untuk Pengayaan Wacana  3.3 Layanan Hukum  Memberikan  konsultasi  hukum, 

opini  hukum  dan  pendampingan  hukum  kepada  anggota  Apeksi  baik litigasi maupun non litigasi    

 

Terwujudnya  pemerintahan  daerah  yang  berkinerja  tinggi  dan berintegritas   1. Terbangunnya jalinan  dengan minimal 2 tenaga  ahli hukum dan tipikor  untuk mendampingi  anggota atau pemerintah  kota 

(8)

2. Terdapat Setidaknya Satu  Opini Hukum,  Pendampingan  Hukum,mapun Rancangan  Perda atau Dokumen  Kontrak.Untuk Perkara  Litigasi Atau Non Litigasi  Bagi Anggota   4. PENINGKATAN  KAPASITAS  PEMERINTAH KOTA        4.1. Peningkatan Kapasitas  Fungsi  Pemerintahan/Pelayan an Publik Pemerintah  Kota   1. Meningkatkan kapasitas  peran pemerintahan  pemerintah kota seperti  pengelolaan keuangan  daerah, administrasi  kependudukan, pelayanan  perijinan, sistem reformasi  birokrasi dan sebagainya.  2. Meningkatkan kualitas  pelayanan publik pemerintah  kota seperti bidang  pendidikan, kesehatan, dan  sebagainya.  1. Adanya hasil pemetaan data  pengelolaan keuangan,  administrasi kependudukan  dan pelayanan perijinan kota‐ kota di Indonesia.  2. Meningkatnya kapasitas  pemerintah kota dalam  pengelolaan keuangan yang  lebih akuntabel.  3. Meningkatnya kapasitas  pelayanan administrasi  kependudukan yang  professional, cepat dan  efisien.  4. Meningkatnya kapasitas  pelayanan perijinan yang lebih  professional, cepat dan  efisien.  5. Meningkatnya kapasitas  sistem reformasi birokrasi  1. Adanya data pemetaan  pengelolaan keuangan,  administrasi  kependudukan dan  pelayanan perijinan  setidaknya dari 80% kota  di Indonesia.  2. Terlaksananya kegiatan  peningkatan kapasitas  pengelolaan keuangan  pemerintah kota setiap  tahun diikuti setidaknya  20 pemerintah  kota/tahun.  3. Terlaksananya kegiatan  peningkatan kapasitas  pelayanan administrasi  kependudukan  pemerintah kota  setidaknya diikuti 20 

(9)

yang lebih professional, efektif   dan efisien.  6. Meningkatnya kapasitas  pelayanan pendidikan yang  lebih professional dan murah.  7. Meningkatnya kapasitas  pelayanan kesehatan yang  lebih professional.  pemerintah kota/tahun.  4. Terlaksananya kegiatan  peningkatan kapasitas  pelayanan perijinan  pemerintah kota  setidaknya diikuti 20  pemerintah kota/tahun.  5. Terlaksananya kegiatan  peningkatan kapasitas  sistem reformasi birokrasi  pemerintah kota  setidaknya diikuti 20  pemerintah kota/tahun.  6. Terlaksananya kegiatan  peningkatan kapasitas  pelayanan pendidikan   pemerintah kota  setidaknya diikuti 80%  pemerintah kota.  7. Terlaksananya kegiatan  peningkatan kapasitas  pelayanan kesehatan  pemerintah kota  setidaknya diikuti 80%  pemerintah kota.  4.2. Peningkatan kapasitas  pemerintah dalam  menyusun kebijakan  yang responsif gender  dan kelompok  disabilitas  1. Meningkatkan kapasitas  pemerintah kota dalam  menyusun kebijakan yang  responsif gender  2. Meningkatkan kapasitas  pemerintah kota dalam  1. Meningkatnya kapasitas   aparat pemerintah kota dalam  menyusun kebijakan yang  responsif gender.  2. Meningkatnya kapasitas  pemerintah kota dalam  1. Terlaksananya kegiatan  peningkatan kapasitas  pemerintah kota dalam  menyusun kebijakan yang  responsif gender diikuti  setidaknya 50% 

(10)

menyusun kebijakan yang  memperhatikan kelompok  disabilitas    menyusun kebijakan yang  responsive disabilitas.   3. Adanya perencanan dan  penganggaran pemerintah  kota yang responsif gender.  4. Adanya kebijakan pemerintah  kota yang responsive  kelompok disabilitas.    pemerintah kota.  2. Terlaksananya kegiatan  peningkatan kapasitas  pemerintah kota dalam  menyusun kebijakan yang  responsif disabilitas diikuti  setidaknya 50%  pemerintah kota.  3. Terdapat 20 pemerintah  kota yang memiliki  kebijakan yang responsive  gender.  4. Terdapat 15 pemerintah  kota yang memiliki  kebijakan yang responsive  disabilitas.  4.3. Penguatan Daya Saing  Pemerintah Kota  Dalam Menghadapi  Pasar Global  1. Meningkatkan kapasitas   pemerintah kota dalam  pengembangan potensi   investasi daerah   2. Mensosialisasikan peraturan  perundangan dan petunjuk  teknis terbaru mengenai  pembiayaan infrastruktur  daerah  3. Meningkatkan kapasitas  pemerintah kota dalam  mengintensifikasikan  penggalian sumber‐sumber  pendapatan daerah yang  sejalan dengan peraturan  1. Meningkatnya kapasitas  pemerintah kota dalam  mengidentifikasi potensi  daerahnya.  2. Meningkatnya kapasitas  pemerintah kota dalam  pengembangan program  investasi daerah.  3. Meningkatnya kapasitas  pemerintah kota dalam  pembiayaan infrastruktur  daerah dam mengidentifikasi  potensi sumber pendapatan  daerah.  4. Meningkatnya kapasitas  1. Terlaksananya kegiatan  peningkatan kapasitas  pemerintah kota dalam  untuk mengidentifikasi  potensi daerah dan  pengembangan investasi  daerah setidaknya diikuti  75% pemerintah kota.  2. Terlaksananya kegiatan  peningkatan kapasitas  pemerintah kota dalam  pembiayaan infrastruktur  daerah setidaknya diikuti  75% pemerintah kota.  3. Terlaksananya kegiatan 

(11)

yang berlaku  4. Meningkatkan kapasitas  pemerintah kota dalam  melakukan kerjasama dengan  pihak ketiga  pemerintah kota dalam  pengembangan kerjasama  dengan pihak ketiga sesuai  dengan kebutuhan kota.        peningkatan kapasitas  pemerintah kota dalam  mengelola kerjasama  denga pihak ketiga  setidaknya diikuti 75%  pemerintah kota.  4. Terfasilitasinya 10% kota  anggota Apeksi untuk  melakukan pembahasan  kerjasama denga pihak  ketiga.    4.4. Pengembangan Best  Practice Kota‐Kota di  Indonesia     1. Membangun data praktik  baik pemerintah kota dalam  pelayanan public dan fungsi  pemerintahan.  2. Mendokumentasikan dan  mempromosikan praktik‐ praktik baik kota‐kota ke  seluruh pihak.  3. Meningkatkan kapasitas  pemerintah kota dalam  melakukan proses transfer  praktik baik pemerintah  daerah  4. Memfasilitasi proses transfer  dan replikasi praktik‐praktik  kota‐kota kepada daerah  lain.  1. Data praktik‐praktik baik  pemerintah kota Indonesia  dalam pelayanan public dan  fungsi pemerintahan.  2. Buku dokumentasi Best  Practice Kota‐Kota di  Indonesia dua bahasa  menjadi dokumen/referensi  valid publik.  3. Meningkatnya kapasitas  pemerintah kota dalam  melakukan proses transfer  praktik baik pemerintah  daerah.  4. Sejumlah pemerintah  kota/daerah  memprogramkan proses  transfer dari pemerintah  daerah lain.  1. Adanya data praktik‐ praktik baik dalam  pelayanan public dan  fungsi pemerintahan dari  setidaknya 50%  pemerintah kota.  2. Terbit dan  terdiseminasinya Buku  Best Practice Kota‐Kota di  Indonesia dua bahasa  setiap tahun.  3. Terdiseminasinya manual  transfer inovasi ke 90%  pemerintah kota.  4. Terlaksananya kegiatan  peningkatan kapasitas  pemerintah kota dalam  melakukan transfer  inovasi/praktik baik 

(12)

5. Sejumlah pemerintah daerah  memiliki praktik inovasi yang  mampu membantu  menyelesaikan permasalahan  pemerintah kotanya.  6. Adanya peningkatan kinerja  pemerintah daerah dan  kondisi di masyarakat sebagai  dampak dari inovasi yang  dikembangkan pemerintah  daerah tersebut.   pemerintah daerah yang  diikuti setidaknya 50%  pemerintah kota.  5. Setidaknya 6 pemerintah  kota melakukan proses  transfer praktik baik  pemerintah daerah  lainnya.  6. Setidaknya 3 pemerintah  kota menghasilkan praktik  inovatif sebagai  pengembangan proses  transfer dengan hasil  konkrit pada kinerja  pemerintah dan  perubahan kondisi di  masyarakat.  5. KOMUNIKASI DAN  INFORMASI        5.1. Penguatan jaringan  informasi dan  komunikasi antar  Apeksi dengan  anggota maupun mitra   1. Mengoptimalkan jaringan  (pengumpulan, penyebaran  dan penerimaan) informasi  antar Apeksi dengan anggota  (kota‐kota) maupun mitra  2. Mengoptimalkan jaringan  komunikasi antar Apeksi  dengan anggota (kota‐kota)  maupun dengan mitra.  1. Terbitnya dan  terdiseminasikannya Majalah  KOTA KITA 3 bulanan ke  seluruh pemerintah kota dan  mitra APEKSI  2. Website Apeksi yang  terkelolan dengan baik   fungsional bagi semua pihak.  3.  Jaringan media eksternal yang  optimal baik cetak maupun  elektronik.  4.  Publikasi Apeksi (buku atau  1. Terdiseminasikannya  majalah KOTA KITA ke  seluruh pemerintah kota  Indonesia dan mayoritas  mitra APEKSI.  2. Website APEKSI yang  diakses setidaknya 10.000  pengguna setiap  bulannya.  3. Adanya peliputan  kegiatan‐kegiatan  nasional Apeksi di 

(13)

laporan kegiatan) sebagai  penyebaran informasi aktivitas  Apeksi.  5. Terinformasikannya informasi  terbaru terkait isu  pemerintahan daerah,  program pemerintah kota  seluruh Indonesia, program  APEKSI maupun program  terkait pemerintahan daerah  untuk ataupun dari  pemerintah kota dan berbagai  pihak.  setidaknya 2 media  nasional dan lokal baik  cetak maupun elektronik  4. Terinformasikannya  setidaknya 90%   pemerintah kota kepada  seluruh pihak melalui  media publikasi APEKSI.  5. Terinformasikannya  berbagai informasi terkini  terkait pemerintahan  daerah di setidaknya 90%  pemerintah kota.   5.2. Pengembangan kota  cerdas (smart city)  kota‐kota Indonesia  dalam  mengoptimalkan  pelayanan  publik/fungsi  pemerintahan  1. Meningkatkan pemahaman  pemerintah kota tentang kota  cerdas dan aplikasinya dalam  pelayanan publik/fungsi  pemerintahan  2. Menjembatani kota‐kota  dengan mitra provider  pengelolan aplikasi smart city   1. Meningkatnya kapasitas  pemerintah kota dalam  melaksanakan pelayanan  publik/fungsi pemerintahan  melalui pengembangan  konsep kota cerdas.  2. Terfasilitasinya pemerintah  kota dalam mengembangkan  kota cerdas.  3. Aktifnya pemerintah kota  terlibat dalam diskusi dan  jejaring kota cerdas.      1. Terlaksananya kegiatan  peningkatan kapasitas  kota dalam melaksanakan  pelayanan publik/fungsi  pemerintahan melalui  pengembangan konsep  kota cerdas yang diikuti  setidaknya 50%  pemerintah kota.  2. Adanya pengembangan  pelayanan public/fungsi  pemerintahan konsep  cerdas oleh setidaknya 5  pemerintah kota.  3. Setidaknya 10 pemerintah  kota aktif terlibat dalam  jejaring kota cerdas.   

(14)

6. HUMAS DAN  KEMITRAAN        6.1. Penguatan Kehumasan  Pemerintah Kota  Untuk  Mengoptimalkan Citra  Pemerintah Kota   1. Meningkatkan kapasitas  kehumasan pemerintah kota      1. Meningkatnya kapasitas  personil pemerintah kota  dalam pengumpulan,  pengemasan dan  penyampaikan informasi  terkait potensi pemerintah  kotanya.  2. Meningkatnya kapasitas  personil pemerintah kota  dalam meningkatkan jaringan  komunikasi dengan seluruh  pihak.    1. Terlaksananya kegiatan  peningkatan kapasitas  pemerintah kota  pengumpulan,  pengemasan dan  penyampaikan informasi  diikuti 75% pemerintah  kota.  2. Terlaksananya kegiatan  peningkatan kapasitas  dalam membangun  jaringan komunikasi  dengan berbagai pihak  yang diikuti setidaknya  50% pemerintah kota  Indonesia.  6.2. Penguatan  Kemitraan  Apeksi  Dengan  Berbagai  Pihak  Untuk  Penguatan  Pemerintah Kota  1. Memperluas jaringan  kemitraan dengan berbagai  pihak yang memiliki visi yang  sama untuk penguatan  pemerintah kota yang lebih  mensejahterakan rakyat  2. Memperkuat peran Apeksi  dalam jaringan pemerintah  daerah maupun isu terkait  untuk memperkuat tujuan  penguatan peran pemerintah  kota  1. Adanya kesepakatan  kerjasama/kemitraan dengan  berbagai pihak yang memiliki  visi yang sama dalam rangka  pengembangan program  Apeksi.  2. Adanya sejumlah kegiatan dan  produk publikasi sebagai  pelaksanaan kemitraan dengan  berbagai pihak.  3. Adanya peningkatan  pendapatan dari hasil  kesepakatan  3. Terlaksananya setidakya 5  kesepakatan kerja setiap  tahunnya yang dapat  dipertanggungjawabkan.   4. Tersosialisasikannya  pelaksanaan setidaknya 5  kegiatan dalam setahun  hasil kesepakatan kerja  antara Apeksi dengan  mitra.  5. Adanya peningkatan  pendapatan secara  signifikan sebesar 100% 

(15)

kerjasama/kemitraan yang  dibangun untuk mendukung  kemandirian keuangan Apeksi.  dari hasil kerjasama  dengan mitra kerja.  6. Meluasnya jaringan mitra  kerja Apeksi baik nasional  maupun internasional  setidaknya 5 lembaga  setiap tahun.  7. PENGUATAN  ORGANISASI        7.1. Penguatan Jaringan  Internal Apeksi    1. Mengefektifkan forum‐forum  anggota untuk penguatan  posisi organisasi maupun  penguatan jalinan komunikasi  2. Meningkatkan kepekaan  Apeksi dalam menyikapi  kebutuhan anggota   1. Terciptanya hubungan yang   harmonis dan efektif antara  Dewan Pengurus, Komwil,  anggota dan Direktorat  Eksekutif.  2. Adanya sejumlah kebijakan  organisasi yang strategis dan  bermanfaat bagi optimalisasi  pelaksanaan pemerintahan  daerah.  3. Adanya kesepemahaman  antara anggota dengan  Direktorat Eksekutif dalam  menanggapi berbagai isu yang  berkembang.  1. Terlaksananya forum‐ forum anggota tingkat  nasioal (Rakernas, Munas  dan Rapat Teknis) sekali  dalam setahun dengan  bobot kualitas yang  semakin bertambah  2. Terlaksananya forum‐ forum regional (Raker  Komwil, pertemuan catur  wulan Komwil dan  Muskomwil) setiap  tahunnya di setiap Komwil  setiap tahunnya dengan  bobot kualitas yang  semakin meningkat.   3. Meningkatnya 100%  tingkat partisipasi dan  keaktifan anggota dalam  berbagai kegiatan nasional  maupun regional Apeksi  4. Meningkatnya 100% 

(16)

tingkat  kebutuhan/ketergantunga n anggota kepada Apeksi  dalam pemenuhan  kebutuhan peningkatan  kapasitas, advokasi  maupun kebutuhan  informasi.  7.2. Otimalisasi      pelayanan kepada  anggota Apeksi  1. Mengoptimalkan pelayanan  kepada anggota dalam  menjalankan tugas dan  fungsinya.  2. Meningkatkan kinerja  Direktorat Eksekutif dalam  memfasilitasi kepentingan  /aspirasi anggota kepada  pihak‐pihak terkait.  1. Meningkatkanya kapasitas  dan pemahaman pemerintah  kota dalam menjalankan  tugas dan fungsinya.  2. Adanya rekomendasi sebagai  aspirasi anggota dalam  berbagai proses penyusunan  kebijakan nasional.  3. Terbangunnya jaringan   komunikasi dan informasi  yang sangat baik antara  Apeksi, pemerintah kota dan  berbagai pihak.   4. Terinformasikannya  perkembangan terbaru  dalam pemerintahan daerah  kepada anggota secara cepat  dan valid.  5. Terwujudnya kepuasan  anggota APEKSI.  1. Terlaksananya seluruh  kegiatan peningkatan  kapasitas sesuai  kebutuhan pemerintah  kota.  2. Terakomodirnya  rekomendasi Apeksi  sebagai aspirasi anggota  dalam berbagai produk  kebijakan nasional  3. Terwujudnya jaringan  komunikasi dan  informasi Apeksi,  pemerintah kota dan  seluruh pihak yang  sangat baik dalam  berbagai forum regional,  nasional maupun  internasional serta  dalam media cetak  maupun elektronik.  4. Anggota Apeksi selalu  mengetahui informasi 

(17)

terbaru dan valid  tentang pemerintahan  daerah dan terkait dari  Apeksi.  5. Meningkatnya   penerimaan    dari iuran anggota  karena meningkatnya  tingkat kepuasan dan  kepercayaan. setiap  tahunnya  6. Meningkatnya tingkat  partisipasi anggota  sebesar 100% karena  meningkatnya tingkat  kepercayaan kepada  Apeksi.  7.3. Peningkatan kapasitas   personil Direktorat  Eksekutif                  Meningkatkan kompetensi kerja  personil Direktorat Eksekutif  dalam menjalankan tugas dan  fungsinya                1. Meningkatnya kapasitas  personil Direktorat Eksekutif  yang terampil dan profesional  dalam menjalankan tugas dan  fungsi secara mandiri sesuai  bidang yang diperani serta  keterampilan dasar yaitu  Bahasa Inggris dan  komputer/internet  2. Adanya sejumlah personil baru  Direktorat Eksekutif sesuai  kebutuhan struktur organisasi  yang harus dijalankan  1. Terfasilitasinya setidaknya  3 personil Direktorat  Eksekutif setiap tahunnya  untuk mengikuti kegiatan  peningkatan kapasitas  (pelatihan/lokakarya/mag ang)   2. Adanya sejumlah personil  baru untuk pengisian  posisi yang kosong demi  penguatan fungsi  Direktorat Eksekutif  3. Terlaksananya program  kerja Apeksi secara 

(18)

optimal dan sesuai waktu  dan target yang  direncanakan.  7.4. Penguatan Sistem  Manajemen  Organisasi      Mewujudkan sistem manajemen  organisasi yang profesional   1. Adanya SOP‐SOP  keorganisasian  yang  dijalankan dengan konsisten  2. Adanya pembagian kerja (job  description) personil  Direktorat Eksekutif  3. Adanya laporan monitoring  bulanan yang menjadi acuan  evaluasi kinerja Direkrorat  Eksekutif   4. Adanya mekanisme reward  dan punishment yang  terlaksana dengan konsisten  1. Terlaksananya SOP‐SOP  yang disahkan oleh  Direktur Eksekutif  2. Terlaksananya mekanisme  organisasi yang tertata  lebih baik  3. Personil Direktorat  Eksekutif bekerja lebih  optimal dan professional   4. Program kerja terlaksana  sesuai perencanaan  5. Sistem pelaporan  keuangan yang tersusun  lebih rapi an ontime setiap  bulannya  6. Adanya laporan audit  keuangan yang lebih  berkualitas setiap  tahunnya  7.5. Penguatan keuangan  organisasi   Mewujudkan keuangan  organisasi yang kuat dan mandiri  1. Adanya penganggaran yang  komprehensif   2. Adanya mekanisme  penarikan iuran anggota  yang lebih efektif   3. Adanya penerimaan dari  iuran anggota   sesuai   yang  ditargetkan    4. Adanya penerimaan dari  1. Tersusunnya system  penganggaran setiap  tahun yang komprehensif  2. Terlaksananya mekanisme  penarikan iuran anggota  yang efektif setiap 4 bulan  kepada anggota yang  belum membayar  3. Terwujudnya pencapaian 

(19)

kegiatan berbayar swakelola  5. Adanya dukungan  pendanaan dari lembaga  mitra/donor  target penerimaan dari  iuran anggota setiap  tahunnya  4. Meningkatnya jumlah  kota membayar iuran  anggota setiap tahunnya  5. Tercapainya penerimaan  dari kegiatan berbayar  swakelola sesuai yang  ditargetkan.  6. Tercapainya dukungan  pendanaan oleh lebaga  mitra/donor sesuai  kesepakatan  7. Terlaksananya seluruh  program yang  direncanakan dengan  pendanaan mandiri.   

Referensi

Dokumen terkait

peningkatan pelayanan administrasi perijinan Terlaksananya penyiapan potensi sumber daya, sarana dan prasarana daerah Terlaksananya peningkatan iklim investasi dan realisasi

Tanggal 20 Oklober 2}l4,telah ditetapkan sebagai Pelaksana Kegiatan Penyediaan Alat Tulis Kantor,. program pelayanan Administrasi perkantoran Pada Dinas Pendidikan Kota

Menindaklanjuti dari surat edaran tersebut maka pemerintah kota yogyakarta /mengirim surat kepada seluruh camat se kota yogyakarta agar memberikan pelayanan administrasi kependudukan

o Penyediaan Administrasi Pelaksana Tugas ASN berupa terlaksananya kegiatan pelayanan administrasi keuangan selama 1 tahun ( 12 bulan) , yang bertujuan untuk tersedianya

Kegiatan 4 Indikator Kinerja Program (Outcome) DPA Tahun 2014 Lokasi Target Capaian Kebutuhan dana (Rp. 000) Peningkatan Kapasitas pemerintah mukim dan gampong Terlaksananya

Peningkatan Pelayanan Administrasi Pemerintah Kota Semarang telah berusaha melakukan peningkatan pelayanan yang diberikan terhadap pengguna jasa layanan agar selalu

Menganalisa kondisi pelayanan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Mojokerto dalam beberapa tahun ke belakang, serta berkaca pada dinamika

2.06 2.06.01 15 03 Implementasi Sistem Administrasi kependudukan (membangun, updating dan pemeliharaan) Terwujudnya peningkatan pelayanan masyarakat dan kelancaran