PROGRAM KERJA APEKSI 2016 ‐ 2020
BIDANG/PROGRAM
TUJUAN
OUTPUT
INDIKATOR
KEBERHASILAN
1. LINGKUNGAN HIDUP 1.1 Penguatan kapasitas ketahanan iklim dan bencana pemerintah kota 1. Memperluas dan kuat jaringan kota‐kota berketahanan iklim dan bencana di Indonesia yang produktif. 2. Memperkuat Apeksi sebagai lembaga intermediari kota berketahan iklim dan bencana dengan berbagai pihak. 3. Memperkuat peran mitra strategis bagi pemerintah, swasta maupun pihak lain dalam dialog perubahan iklim dan bencana di perkotaan. 1. Adanya hasil survei adaptasi perubahan iklim dan pengelolaan bencana kota‐ kota. 2. Adanya Pokja Perubahan Iklim Apeksi yang aktif dan produktif. 3. Pokja Perubahan Iklim Apeksi bertambah anggotanya. 4. Adanya rencana strategis 5 tahun konvergensi adaptasi perubahan iklim dan pengurangan risiko bencana Apeksi. 5. Adanya rencana aksi sejumlah pemerintah kota untuk menyusun perencanaan kota berketahanan. 6. Meningkatnya kapasitas pemerintah kota dalam membangun kota berketahanan. 7. Adanya sejumlah 1. Diperoleh hasil survei 75% adaptasi perubahan iklim dan pengelolaan bencana kota‐kota. 2. Terlaksananya pertemuan Pokja Perubahan Iklim secara regular setidaknya 2 kali dalam setahun. 3. Bertambahnya jumlah anggota Pokja Perubahan Iklim setidaknya 2 kota. 4. Terlaksananya forum diskusi ICA setidaknya 2 kali dalam setahun. 5. Terlaksananya pertemuan tahunan pemerintah kota dalam konvergensi adaptasi perubahan iklim dan pengurangan risiko bencana. 6. Terlaksananya kegiatan peningkatan kapasitasrekomendasi kebijakan baik kepada pemerintah maupun bagi pemerintah daerah sendiri untuk membangun kota berketahanan. 8. Adanya publikasi praktik baik maupun cerita sukses kota‐ kota dalam menghadapi perubahan iklim dan mengurangi risiko bencana. 9. Adanya publikasi pengalaman berbagai pihak dalam membangun ketahanan kota. 10. Semakin kuatnya peran Apeksi baik sendiri maupun sebagai bagian jaringan nasional (ICA) dalam proses pengembangan membangun Indonesia berketahanan. 11. Terus berjalannya maupun bertambahnya kemitraan Apeksi dengan lembaga lain baik nasional maupun internasional dalam membangun ketahanan. 12. Adanya proses monitoring dan evaluasi dari proses program membangun ketahanan kota. untuk membangun ketahanan kota setidaknya 2 kali dalam setahun. 7. Adanya rekomendasi dalam penguatan kebijakan ketahanan dari setiap kegiatan. 8. Adanya publikasi praktik baik atau cerita sukses upaya membangun ketahanan kota setidaknya satu publikasi dalam setahun. 9. Terbitnya kolom perubahan iklim sebagai bagian dari majalah KOTA KITA setiap 3 bulan sekali. 10. Apeksi hadir aktif memberikan masukan atau berperan aktif dalam proses yang dibangun berbagai pihak lain dalam membangunan ketahanan setidaknya oleh 2 pihak/lembaga setiap tahunnya. 11. Lahirnya kebijakan perubahan iklim maupun
penanggulangan bencana yang telah sinkron dengan peraturan perundangan pemerintahan daerah. 12. Terbangunnya kemitraan baru setidaknya dengan satu lembaga dalam saling memperkuat upaya membangun ketahanan kota. 13. Adanya proses monitoring yang dilakukan setidaknya 3 bulan sekali atau evaluasi tahunan dari program membangun ketahanan kota. 1.2 Penguatan kapasitas pemerintah kota menuju kota berkelanjutan 1. Meningkatkan kapasitas pemerintah kota tentang kota berkelanjutan 2. Memperkuat Apeksi sebagai lembaga intermediari kota berkelanjutan dengan berbagai pihak. 1. Meningkatnya kapasitas pemerintah kota dalam membangun kota yang berkelanjutan. 2. Adanya sejumlah rekomendasi baik kepada pemerintah maupun bagi pemerintah daerah sendiri untuk membangun kota berkelanjutan. 3. Adanya publikasi praktik baik maupun cerita sukses kota‐ kota dalam membangun kota 1. Terlaksanana kegiatan peningkatan kapasitas dalam membangun kota yang berkelanjutan setidaknya sekali dalam setahun. 2. Lahirnya sejumlah rekomendasi dalam penguatan kebijakan dan pengembangan pelaksanaan program kota berkelanjutan setiap tahunnya.
berkelanjutan. 4. Adanya publikasi pengalaman berbagai pihak dalam membangun kota berkelanjutan. 3. Adanya publikasi praktik baik atau cerita sukes kota‐kota dalam membangun kota berkelanjutan setidaknya sekali setahun. 4. Adanya publikasi pengalamanan berbagai pihak dalam membangun kota berkelanjutan melalui berbagai media komunikasi APEKSI setidaknya dalam setiap kali terbitan. 2. KERJASAMA ANTARDAERAH Penguatan Kapasitas Kerjasama Pemerintah Kota 1. Mensosialisasikan regulasi/kebijakan kerjasama antar daerah. 2. Meningkatkan kapasitas mekanisme dan teknis kerjasama antar daerah . 3. Mempromosikan potensi kota‐kota untuk peluang membangun kerjasama antar daerah 4. Memperkuat peran mitra strategis bagi pemerintah, swasta maupun pihak lain dalam dialog kerjasama antar 1. Tersosialisasikannya regulasi/kebijakan kerjasama antar daerah kepada aparat pemerintah kota. 2. Meningkatnya kapasitas aparat pemerintah kota tentang kerangka aturan dan mekanisme kerjasama antar daerah. 3. Tersosialisasikannya potensi/prestasi kota‐kota kepada kota lain baik dalam maupun luar negeri. 4. Terfasilitasinya proses 1. Tersosialisasikannya regulasi/kebijakan kerjasama antar daerah setidaknya diikuti oleh 75% pemerintah kota 2. Terlaksananya kegiatan peningkatan kapasitas terkait kerangka aturan dan mekanisme kerjasama antar daerah yang diikuti setidaknya 75% pemerintah kota Indonesia. 3. Tersosialisasikannya
daerah. kerjasama antar daerah. 5. Adanya hasil kerjasama antar kota yang memberikan kontribusi peningkatan hasil pembangunan daerah maupun tingkat kesejahteraan masyarakat. 6. Adanya dokumentasi proses kerjasama antar kota yang tersosialisasi ke seluruh pihak. potensi/prestasi kota‐ kota minimal 50% kota‐ kota anggota Apeksi kepada kota‐kota lain baik nasional maupun internasional melalui cetakan atau website Apeksi. 4. Terfasilitasinya setidaknya 2 proses kerjasama dengan kota‐ kota baik dari kota‐kota lain di Indonesia maupun Negara lain setiap tahunnya. 5. Tersosialisasikannya dokumen proses kerjasama antar kota ke seluruh anggota Apeksi maupun pihak lain lewat cetakan maupun website Apeksi. 3. ADVOKASI KEBIJAKAN DAN LAYANAN HUKUM
TUJUAN OUTPUT INDIKATOR KEBERHASILAN
3.1. Pemantauan Kebijakan Otonomi Daerah 1. Melakukan Pemantauan Dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Pemerintah Terkait Pelaksanaan Otonomi Di Daerah, Khususnya Untuk Pembagian Urusan Antara 1. Monitoring dan Evaluasi Berbagai Kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan otonomi di daerah, khususnya untuk pembagian urusan antara 1. Aktifnya Pokja Otonomi Daerah Apeksi yang memberikan konsep pemikiran dan gagasan 2. Terakomodirnya rekomendasi Apeksi
Pemerintah, Provinsi, Kota Dan Kabupaten (UU No. 23 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah 2. Melakukan Kajian Dan Menyusun Evaluasi Kebijakan Sebagai Masukan Bagi Proses Pembahasan Atau Perumusan Peraturan Pemerintah Dan Turunannya Terkait UU No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah. 3. Melakukan Upaya Koordinasi, Mengintegrasikan, Memadukan (Sinkronisasi) Dan Mensinergikan Berbagai Aspirasi Anggota Apeksi Secara Optimal Dan Efektif pemerintah, provinsi, kabupaten dan kota dalam UU No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah 2. Monitoring dan Evaluasi pembahasan, perumusan peraturan pemerintah dan turunannya terkait pelaksanaan UU No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan daerah 3. Penyampaian Berbagai Aspirasi dan Rekomendasi Kepada Pemerintah, Legislatif (DPR), DPD, dan Lembaga Tinggi Terkait minimal untuk 2 aturan pelaksana dari UU No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah 3. Terdapatnya Satu Kebijakan Yang Responsif Terhadap Kebutuhan Daerah 4. Terlaksananya Dialog Terbuka Antara Pemerintah Atau Lembaga Terkait Dengan Pemerintah Daerah setidaknya satu kali dalam setahun 5. Terdapatnya konsep pemikiran anggota apeksi dalam Revisi UU No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah) 6. Terdapat setidaknya satu kali dalam setahun pelaksanaan Seminar termatik Untuk peningkatan pemahaman dan Pengayaan Wacana 3.2 Pemantauan Kebijakan Reformasi Birokrasi 1. Melakukan Pemantauan Dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Pemerintah Terkait 1. Monitoring dan Evaluasi Berbagai Kebijakan Pemerintah Terkait Pelaksanaan 1. Aktifnya Pokja Reformasi Birokrasi Apeksi yang memberikan pemikiran
Pelaksanaan pemerintahan yang bersih dan akuntabel (tindak pidana korupsi dan tata kelola pemerintahan daerah) 2. Melakukan Kajian Dan Menyusun Evaluasi Kebijakan Sebagai Masukan Bagi pelaksanaan pelayanan publik yang baik dan berkualitas 3. Melakukan kajian dan Menyusun Evaluasi Kebijakan sebagai masukan bagi pelaksanaan manajemen kepegawaian di daerah 4. Melakukan Upaya Koordinasi, Mengintegrasikan, Memadukan (Sinkronisasi) Dan Mensinergikan Berbagai Aspirasi Anggota Apeksi Secara Optimal Dan Efektif pemerintahan yang bersih dan akuntabel (tindak pidana korupsi dan ) 2. Monitoring dan Evaluasi berbagai kebijakan terkait pelaksanaan pelayanan publik yang baik dan berkualitas 3. Monitoring dan Evaluasi berbagai kebijakan terkait pelaksanaan SDM Aparatur yang kompeten dan kompetitif (manajemen kepegawaian di daerah) 4. Penyampaian berbagai aspirasi dan rekomendasi kepada Pemerintah, Legislatif (DPR), DPD dan Lembaga Tinggi Terkait dan gagasan 2. Terdapatnya daftar masalah tentang tata kelola kepegawaian setidaknya dari 50% pemerintah kota anggota Apeksi 3. Terdapatnya Satu Kebijakan Yang Responsif Terhadap Kebutuhan Daerah 4. Terlaksananya Dialog Terbuka Antara Pemerintah Atau Lembaga Terkait Dengan Pemerintah Daerah setidaknya satu kali dalam setahun 5. Terdapat setidaknya 25 model perda tentang kepegawaian 6. Terdapat setidaknya satu kali dalam setahun pelaksanaan Seminar Untuk Pengayaan Wacana 3.3 Layanan Hukum Memberikan konsultasi hukum,
opini hukum dan pendampingan hukum kepada anggota Apeksi baik litigasi maupun non litigasi
Terwujudnya pemerintahan daerah yang berkinerja tinggi dan berintegritas 1. Terbangunnya jalinan dengan minimal 2 tenaga ahli hukum dan tipikor untuk mendampingi anggota atau pemerintah kota
2. Terdapat Setidaknya Satu Opini Hukum, Pendampingan Hukum,mapun Rancangan Perda atau Dokumen Kontrak.Untuk Perkara Litigasi Atau Non Litigasi Bagi Anggota 4. PENINGKATAN KAPASITAS PEMERINTAH KOTA 4.1. Peningkatan Kapasitas Fungsi Pemerintahan/Pelayan an Publik Pemerintah Kota 1. Meningkatkan kapasitas peran pemerintahan pemerintah kota seperti pengelolaan keuangan daerah, administrasi kependudukan, pelayanan perijinan, sistem reformasi birokrasi dan sebagainya. 2. Meningkatkan kualitas pelayanan publik pemerintah kota seperti bidang pendidikan, kesehatan, dan sebagainya. 1. Adanya hasil pemetaan data pengelolaan keuangan, administrasi kependudukan dan pelayanan perijinan kota‐ kota di Indonesia. 2. Meningkatnya kapasitas pemerintah kota dalam pengelolaan keuangan yang lebih akuntabel. 3. Meningkatnya kapasitas pelayanan administrasi kependudukan yang professional, cepat dan efisien. 4. Meningkatnya kapasitas pelayanan perijinan yang lebih professional, cepat dan efisien. 5. Meningkatnya kapasitas sistem reformasi birokrasi 1. Adanya data pemetaan pengelolaan keuangan, administrasi kependudukan dan pelayanan perijinan setidaknya dari 80% kota di Indonesia. 2. Terlaksananya kegiatan peningkatan kapasitas pengelolaan keuangan pemerintah kota setiap tahun diikuti setidaknya 20 pemerintah kota/tahun. 3. Terlaksananya kegiatan peningkatan kapasitas pelayanan administrasi kependudukan pemerintah kota setidaknya diikuti 20
yang lebih professional, efektif dan efisien. 6. Meningkatnya kapasitas pelayanan pendidikan yang lebih professional dan murah. 7. Meningkatnya kapasitas pelayanan kesehatan yang lebih professional. pemerintah kota/tahun. 4. Terlaksananya kegiatan peningkatan kapasitas pelayanan perijinan pemerintah kota setidaknya diikuti 20 pemerintah kota/tahun. 5. Terlaksananya kegiatan peningkatan kapasitas sistem reformasi birokrasi pemerintah kota setidaknya diikuti 20 pemerintah kota/tahun. 6. Terlaksananya kegiatan peningkatan kapasitas pelayanan pendidikan pemerintah kota setidaknya diikuti 80% pemerintah kota. 7. Terlaksananya kegiatan peningkatan kapasitas pelayanan kesehatan pemerintah kota setidaknya diikuti 80% pemerintah kota. 4.2. Peningkatan kapasitas pemerintah dalam menyusun kebijakan yang responsif gender dan kelompok disabilitas 1. Meningkatkan kapasitas pemerintah kota dalam menyusun kebijakan yang responsif gender 2. Meningkatkan kapasitas pemerintah kota dalam 1. Meningkatnya kapasitas aparat pemerintah kota dalam menyusun kebijakan yang responsif gender. 2. Meningkatnya kapasitas pemerintah kota dalam 1. Terlaksananya kegiatan peningkatan kapasitas pemerintah kota dalam menyusun kebijakan yang responsif gender diikuti setidaknya 50%
menyusun kebijakan yang memperhatikan kelompok disabilitas menyusun kebijakan yang responsive disabilitas. 3. Adanya perencanan dan penganggaran pemerintah kota yang responsif gender. 4. Adanya kebijakan pemerintah kota yang responsive kelompok disabilitas. pemerintah kota. 2. Terlaksananya kegiatan peningkatan kapasitas pemerintah kota dalam menyusun kebijakan yang responsif disabilitas diikuti setidaknya 50% pemerintah kota. 3. Terdapat 20 pemerintah kota yang memiliki kebijakan yang responsive gender. 4. Terdapat 15 pemerintah kota yang memiliki kebijakan yang responsive disabilitas. 4.3. Penguatan Daya Saing Pemerintah Kota Dalam Menghadapi Pasar Global 1. Meningkatkan kapasitas pemerintah kota dalam pengembangan potensi investasi daerah 2. Mensosialisasikan peraturan perundangan dan petunjuk teknis terbaru mengenai pembiayaan infrastruktur daerah 3. Meningkatkan kapasitas pemerintah kota dalam mengintensifikasikan penggalian sumber‐sumber pendapatan daerah yang sejalan dengan peraturan 1. Meningkatnya kapasitas pemerintah kota dalam mengidentifikasi potensi daerahnya. 2. Meningkatnya kapasitas pemerintah kota dalam pengembangan program investasi daerah. 3. Meningkatnya kapasitas pemerintah kota dalam pembiayaan infrastruktur daerah dam mengidentifikasi potensi sumber pendapatan daerah. 4. Meningkatnya kapasitas 1. Terlaksananya kegiatan peningkatan kapasitas pemerintah kota dalam untuk mengidentifikasi potensi daerah dan pengembangan investasi daerah setidaknya diikuti 75% pemerintah kota. 2. Terlaksananya kegiatan peningkatan kapasitas pemerintah kota dalam pembiayaan infrastruktur daerah setidaknya diikuti 75% pemerintah kota. 3. Terlaksananya kegiatan
yang berlaku 4. Meningkatkan kapasitas pemerintah kota dalam melakukan kerjasama dengan pihak ketiga pemerintah kota dalam pengembangan kerjasama dengan pihak ketiga sesuai dengan kebutuhan kota. peningkatan kapasitas pemerintah kota dalam mengelola kerjasama denga pihak ketiga setidaknya diikuti 75% pemerintah kota. 4. Terfasilitasinya 10% kota anggota Apeksi untuk melakukan pembahasan kerjasama denga pihak ketiga. 4.4. Pengembangan Best Practice Kota‐Kota di Indonesia 1. Membangun data praktik baik pemerintah kota dalam pelayanan public dan fungsi pemerintahan. 2. Mendokumentasikan dan mempromosikan praktik‐ praktik baik kota‐kota ke seluruh pihak. 3. Meningkatkan kapasitas pemerintah kota dalam melakukan proses transfer praktik baik pemerintah daerah 4. Memfasilitasi proses transfer dan replikasi praktik‐praktik kota‐kota kepada daerah lain. 1. Data praktik‐praktik baik pemerintah kota Indonesia dalam pelayanan public dan fungsi pemerintahan. 2. Buku dokumentasi Best Practice Kota‐Kota di Indonesia dua bahasa menjadi dokumen/referensi valid publik. 3. Meningkatnya kapasitas pemerintah kota dalam melakukan proses transfer praktik baik pemerintah daerah. 4. Sejumlah pemerintah kota/daerah memprogramkan proses transfer dari pemerintah daerah lain. 1. Adanya data praktik‐ praktik baik dalam pelayanan public dan fungsi pemerintahan dari setidaknya 50% pemerintah kota. 2. Terbit dan terdiseminasinya Buku Best Practice Kota‐Kota di Indonesia dua bahasa setiap tahun. 3. Terdiseminasinya manual transfer inovasi ke 90% pemerintah kota. 4. Terlaksananya kegiatan peningkatan kapasitas pemerintah kota dalam melakukan transfer inovasi/praktik baik
5. Sejumlah pemerintah daerah memiliki praktik inovasi yang mampu membantu menyelesaikan permasalahan pemerintah kotanya. 6. Adanya peningkatan kinerja pemerintah daerah dan kondisi di masyarakat sebagai dampak dari inovasi yang dikembangkan pemerintah daerah tersebut. pemerintah daerah yang diikuti setidaknya 50% pemerintah kota. 5. Setidaknya 6 pemerintah kota melakukan proses transfer praktik baik pemerintah daerah lainnya. 6. Setidaknya 3 pemerintah kota menghasilkan praktik inovatif sebagai pengembangan proses transfer dengan hasil konkrit pada kinerja pemerintah dan perubahan kondisi di masyarakat. 5. KOMUNIKASI DAN INFORMASI 5.1. Penguatan jaringan informasi dan komunikasi antar Apeksi dengan anggota maupun mitra 1. Mengoptimalkan jaringan (pengumpulan, penyebaran dan penerimaan) informasi antar Apeksi dengan anggota (kota‐kota) maupun mitra 2. Mengoptimalkan jaringan komunikasi antar Apeksi dengan anggota (kota‐kota) maupun dengan mitra. 1. Terbitnya dan terdiseminasikannya Majalah KOTA KITA 3 bulanan ke seluruh pemerintah kota dan mitra APEKSI 2. Website Apeksi yang terkelolan dengan baik fungsional bagi semua pihak. 3. Jaringan media eksternal yang optimal baik cetak maupun elektronik. 4. Publikasi Apeksi (buku atau 1. Terdiseminasikannya majalah KOTA KITA ke seluruh pemerintah kota Indonesia dan mayoritas mitra APEKSI. 2. Website APEKSI yang diakses setidaknya 10.000 pengguna setiap bulannya. 3. Adanya peliputan kegiatan‐kegiatan nasional Apeksi di
laporan kegiatan) sebagai penyebaran informasi aktivitas Apeksi. 5. Terinformasikannya informasi terbaru terkait isu pemerintahan daerah, program pemerintah kota seluruh Indonesia, program APEKSI maupun program terkait pemerintahan daerah untuk ataupun dari pemerintah kota dan berbagai pihak. setidaknya 2 media nasional dan lokal baik cetak maupun elektronik 4. Terinformasikannya setidaknya 90% pemerintah kota kepada seluruh pihak melalui media publikasi APEKSI. 5. Terinformasikannya berbagai informasi terkini terkait pemerintahan daerah di setidaknya 90% pemerintah kota. 5.2. Pengembangan kota cerdas (smart city) kota‐kota Indonesia dalam mengoptimalkan pelayanan publik/fungsi pemerintahan 1. Meningkatkan pemahaman pemerintah kota tentang kota cerdas dan aplikasinya dalam pelayanan publik/fungsi pemerintahan 2. Menjembatani kota‐kota dengan mitra provider pengelolan aplikasi smart city 1. Meningkatnya kapasitas pemerintah kota dalam melaksanakan pelayanan publik/fungsi pemerintahan melalui pengembangan konsep kota cerdas. 2. Terfasilitasinya pemerintah kota dalam mengembangkan kota cerdas. 3. Aktifnya pemerintah kota terlibat dalam diskusi dan jejaring kota cerdas. 1. Terlaksananya kegiatan peningkatan kapasitas kota dalam melaksanakan pelayanan publik/fungsi pemerintahan melalui pengembangan konsep kota cerdas yang diikuti setidaknya 50% pemerintah kota. 2. Adanya pengembangan pelayanan public/fungsi pemerintahan konsep cerdas oleh setidaknya 5 pemerintah kota. 3. Setidaknya 10 pemerintah kota aktif terlibat dalam jejaring kota cerdas.
6. HUMAS DAN KEMITRAAN 6.1. Penguatan Kehumasan Pemerintah Kota Untuk Mengoptimalkan Citra Pemerintah Kota 1. Meningkatkan kapasitas kehumasan pemerintah kota 1. Meningkatnya kapasitas personil pemerintah kota dalam pengumpulan, pengemasan dan penyampaikan informasi terkait potensi pemerintah kotanya. 2. Meningkatnya kapasitas personil pemerintah kota dalam meningkatkan jaringan komunikasi dengan seluruh pihak. 1. Terlaksananya kegiatan peningkatan kapasitas pemerintah kota pengumpulan, pengemasan dan penyampaikan informasi diikuti 75% pemerintah kota. 2. Terlaksananya kegiatan peningkatan kapasitas dalam membangun jaringan komunikasi dengan berbagai pihak yang diikuti setidaknya 50% pemerintah kota Indonesia. 6.2. Penguatan Kemitraan Apeksi Dengan Berbagai Pihak Untuk Penguatan Pemerintah Kota 1. Memperluas jaringan kemitraan dengan berbagai pihak yang memiliki visi yang sama untuk penguatan pemerintah kota yang lebih mensejahterakan rakyat 2. Memperkuat peran Apeksi dalam jaringan pemerintah daerah maupun isu terkait untuk memperkuat tujuan penguatan peran pemerintah kota 1. Adanya kesepakatan kerjasama/kemitraan dengan berbagai pihak yang memiliki visi yang sama dalam rangka pengembangan program Apeksi. 2. Adanya sejumlah kegiatan dan produk publikasi sebagai pelaksanaan kemitraan dengan berbagai pihak. 3. Adanya peningkatan pendapatan dari hasil kesepakatan 3. Terlaksananya setidakya 5 kesepakatan kerja setiap tahunnya yang dapat dipertanggungjawabkan. 4. Tersosialisasikannya pelaksanaan setidaknya 5 kegiatan dalam setahun hasil kesepakatan kerja antara Apeksi dengan mitra. 5. Adanya peningkatan pendapatan secara signifikan sebesar 100%
kerjasama/kemitraan yang dibangun untuk mendukung kemandirian keuangan Apeksi. dari hasil kerjasama dengan mitra kerja. 6. Meluasnya jaringan mitra kerja Apeksi baik nasional maupun internasional setidaknya 5 lembaga setiap tahun. 7. PENGUATAN ORGANISASI 7.1. Penguatan Jaringan Internal Apeksi 1. Mengefektifkan forum‐forum anggota untuk penguatan posisi organisasi maupun penguatan jalinan komunikasi 2. Meningkatkan kepekaan Apeksi dalam menyikapi kebutuhan anggota 1. Terciptanya hubungan yang harmonis dan efektif antara Dewan Pengurus, Komwil, anggota dan Direktorat Eksekutif. 2. Adanya sejumlah kebijakan organisasi yang strategis dan bermanfaat bagi optimalisasi pelaksanaan pemerintahan daerah. 3. Adanya kesepemahaman antara anggota dengan Direktorat Eksekutif dalam menanggapi berbagai isu yang berkembang. 1. Terlaksananya forum‐ forum anggota tingkat nasioal (Rakernas, Munas dan Rapat Teknis) sekali dalam setahun dengan bobot kualitas yang semakin bertambah 2. Terlaksananya forum‐ forum regional (Raker Komwil, pertemuan catur wulan Komwil dan Muskomwil) setiap tahunnya di setiap Komwil setiap tahunnya dengan bobot kualitas yang semakin meningkat. 3. Meningkatnya 100% tingkat partisipasi dan keaktifan anggota dalam berbagai kegiatan nasional maupun regional Apeksi 4. Meningkatnya 100%
tingkat kebutuhan/ketergantunga n anggota kepada Apeksi dalam pemenuhan kebutuhan peningkatan kapasitas, advokasi maupun kebutuhan informasi. 7.2. Otimalisasi pelayanan kepada anggota Apeksi 1. Mengoptimalkan pelayanan kepada anggota dalam menjalankan tugas dan fungsinya. 2. Meningkatkan kinerja Direktorat Eksekutif dalam memfasilitasi kepentingan /aspirasi anggota kepada pihak‐pihak terkait. 1. Meningkatkanya kapasitas dan pemahaman pemerintah kota dalam menjalankan tugas dan fungsinya. 2. Adanya rekomendasi sebagai aspirasi anggota dalam berbagai proses penyusunan kebijakan nasional. 3. Terbangunnya jaringan komunikasi dan informasi yang sangat baik antara Apeksi, pemerintah kota dan berbagai pihak. 4. Terinformasikannya perkembangan terbaru dalam pemerintahan daerah kepada anggota secara cepat dan valid. 5. Terwujudnya kepuasan anggota APEKSI. 1. Terlaksananya seluruh kegiatan peningkatan kapasitas sesuai kebutuhan pemerintah kota. 2. Terakomodirnya rekomendasi Apeksi sebagai aspirasi anggota dalam berbagai produk kebijakan nasional 3. Terwujudnya jaringan komunikasi dan informasi Apeksi, pemerintah kota dan seluruh pihak yang sangat baik dalam berbagai forum regional, nasional maupun internasional serta dalam media cetak maupun elektronik. 4. Anggota Apeksi selalu mengetahui informasi
terbaru dan valid tentang pemerintahan daerah dan terkait dari Apeksi. 5. Meningkatnya penerimaan dari iuran anggota karena meningkatnya tingkat kepuasan dan kepercayaan. setiap tahunnya 6. Meningkatnya tingkat partisipasi anggota sebesar 100% karena meningkatnya tingkat kepercayaan kepada Apeksi. 7.3. Peningkatan kapasitas personil Direktorat Eksekutif Meningkatkan kompetensi kerja personil Direktorat Eksekutif dalam menjalankan tugas dan fungsinya 1. Meningkatnya kapasitas personil Direktorat Eksekutif yang terampil dan profesional dalam menjalankan tugas dan fungsi secara mandiri sesuai bidang yang diperani serta keterampilan dasar yaitu Bahasa Inggris dan komputer/internet 2. Adanya sejumlah personil baru Direktorat Eksekutif sesuai kebutuhan struktur organisasi yang harus dijalankan 1. Terfasilitasinya setidaknya 3 personil Direktorat Eksekutif setiap tahunnya untuk mengikuti kegiatan peningkatan kapasitas (pelatihan/lokakarya/mag ang) 2. Adanya sejumlah personil baru untuk pengisian posisi yang kosong demi penguatan fungsi Direktorat Eksekutif 3. Terlaksananya program kerja Apeksi secara
optimal dan sesuai waktu dan target yang direncanakan. 7.4. Penguatan Sistem Manajemen Organisasi Mewujudkan sistem manajemen organisasi yang profesional 1. Adanya SOP‐SOP keorganisasian yang dijalankan dengan konsisten 2. Adanya pembagian kerja (job description) personil Direktorat Eksekutif 3. Adanya laporan monitoring bulanan yang menjadi acuan evaluasi kinerja Direkrorat Eksekutif 4. Adanya mekanisme reward dan punishment yang terlaksana dengan konsisten 1. Terlaksananya SOP‐SOP yang disahkan oleh Direktur Eksekutif 2. Terlaksananya mekanisme organisasi yang tertata lebih baik 3. Personil Direktorat Eksekutif bekerja lebih optimal dan professional 4. Program kerja terlaksana sesuai perencanaan 5. Sistem pelaporan keuangan yang tersusun lebih rapi an ontime setiap bulannya 6. Adanya laporan audit keuangan yang lebih berkualitas setiap tahunnya 7.5. Penguatan keuangan organisasi Mewujudkan keuangan organisasi yang kuat dan mandiri 1. Adanya penganggaran yang komprehensif 2. Adanya mekanisme penarikan iuran anggota yang lebih efektif 3. Adanya penerimaan dari iuran anggota sesuai yang ditargetkan 4. Adanya penerimaan dari 1. Tersusunnya system penganggaran setiap tahun yang komprehensif 2. Terlaksananya mekanisme penarikan iuran anggota yang efektif setiap 4 bulan kepada anggota yang belum membayar 3. Terwujudnya pencapaian
kegiatan berbayar swakelola 5. Adanya dukungan pendanaan dari lembaga mitra/donor target penerimaan dari iuran anggota setiap tahunnya 4. Meningkatnya jumlah kota membayar iuran anggota setiap tahunnya 5. Tercapainya penerimaan dari kegiatan berbayar swakelola sesuai yang ditargetkan. 6. Tercapainya dukungan pendanaan oleh lebaga mitra/donor sesuai kesepakatan 7. Terlaksananya seluruh program yang direncanakan dengan pendanaan mandiri.