• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH REBRANDING TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN SALATIGA (Studi Kasus pada Abby s Coffee House)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH REBRANDING TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN SALATIGA (Studi Kasus pada Abby s Coffee House)"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH REBRANDING TERHADAP MINAT BELI

KONSUMEN SALATIGA

(Studi Kasus pada Abby’s Coffee House)

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Program Studi Manajemen

Untuk Memeroleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Dany Christiantanto 212010021

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA 2016

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

Abstract

The purpose of the research is to assess the recency effect about sequence, manner of presentation and form of information to audit decisions when the information is presented sequentially or simultaneously. Recency effect is biased decision of the auditor when information given in sequence and tend to be more inclined to the last information is greater than the previously received information.The research used a 2x2x2 experimental design with 80 participants between the subject of accounting majors S1. The results of the research showed that: (i) review the decision effects occur when information is presented to the SPI sequential pattern; (ii) the decision-making audits, reviews effects occur in the form of a chart; (iii) there is no interaction between the sequences, the form and the manner in the SPI decision.

Keywords: Recency Effects, the order of information, the manner of Presentation, the form of Information, Decision Audit.

(7)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh rebranding terhadap minat beli konsumen Abby’s coffee house salatiga. Rebranding adalah suatu nama, istilah, symbol, desain, atau suatu kombinasi dari elemen tersebut secara ulang untuk membuat satu brand baru dengan tujaun untuk menciptakan differensiasi bagi pengusaha maupun pesaing. Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan jumlah sampel 133 responden yang ditentukan berdasarkan rumus slovin. Hasil penelitian menunjukan Rebranding berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen. Hal ini terlihat dari analisis regresi yang menghasilkan tingkat signifikan sebesar 0,000 yang berada di bawah batsa maksimum toleran kesalahan yaitu sebesar 0.05 atau sebesar 5%.

(8)

Jumlah kebutuhan akan tempat makan yang nyaman terlihat pada bermunculanya coffee dan resto untuk semua kalangan masyarakat. Hal tersebut juga diikuti dengan bertambahnya brand di kota Salatiga dan mencerminkan semakin maraknya persaingan dalam dunia kuliner. Oleh sebab itu Abby’s Coffee House yang dulunya WaroengKoe memikirkan strategi-strategi yang menarik untuk merebut pasar mereka dan mengambil posisi sebagai market leader coffee bagi konsumen yang berada di Salatiga (secara khusus) maupun dari kota-kota lainnya.

Poin – poin yang akan dibahas dalam penelitian ini meliputi gap penelitian yang disajikan pada bagian pendahuluan, teori brand, teori Rebranding, teori Minat beli, Hipotesis, metode penelitian, analisis data, operasional variable, hasil dan pembahasan, kesimpulan, dan keterbatasan penelitian ini menjadi dasar untuk riset yang akan datang. Semoga karya akhir ini bermanfaat bagi pengembangan akuntansi keperilakuan pada konteks pengauditan maupun pada konteks akuntansi yang lain.

Salatiga, 03 Febuari 2016

(9)

Puji dan syukur kepada Tuhan atas anugrahNya, sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Berbagai pihak telah mendukung penyelesaian tugas akhir ini. Terima kasih kepada:

1. Ibu Rosaly Franksiska, SE, MBA selaku dosen pembimbing, yang telah membimbing dan mengarahkan design penelitian ekperimen.

2. Papa, mama, kakak dan saudara, yang telah senantiasa memberikan dukungan baik moril dan materiil..

4. Lila DemiKuhawie yang telah mendukung dalam mengerj akan skripsi

5. Teman-teman kos ST-e3 yang telah mendukung dalam mengerjakan skripsi .

Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat dan berkontribusi untuk penelitian – penelitian berikutnya

Salatiga,16 Juni 2016

(10)

Halaman Judul ... i

Surat Pernyataan Keaslian Tugas Akhir ... ii

Lembar Persetujutuan ... iii

HalamanPengesahan... . .iv

Abstract...v

Abstrak ... vi

Kata Pengantar ... vii

Ucapan Terima Kasih ... viii

Daftar Isi ... ix

DaftarTabel ... x

Pendahuluan ... 1

Kajian Pustaka dan Pengembangan Hipotesis ... 3

Brand………...3 Rebrandin ... 5 Elemen Rebranding ... 7 Minat Beli ... 7 Penelitian Terdahulu... 10 Metode Penelitian ... 11

Populasi dan Sampel ... 11

Metode Pengumpulan Data ... 12

Teknik Analisis Data ... 12

Operasional Variable ... 13

Hasil Analisis dan Pembahasan ... 14

Kesimpulan ... 20

Implikasi Manajerial ... 21

Ketrbatasan Penelitian dan Agenda penelitian Mendatang ... 21

Daftar Pustaka ... 23

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Hasil Uji Validitas Instrumen Rebranding ... 14

Tabel 2 Hasil Uji Validitas Minat beli Konsumen ... 12

Tabel 3 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 13

Tabel 4 Karakteristik Responden ... 13

Tabel 5 Uji Normalitas ... 15

Tabel 6 Uji regresi ... 16

(12)

LATAR BELAKANG PENELITIAN

Setiap pelaku usaha di tiap kategori bisnis dituntut untuk memiliki kepekaan terhadap setiap perubahan yang terjadi dan menempatkan orientasi kepada kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama (Kotler, 2005). Maraknya usaha di bidang kuliner terkait dengan penyajian makanan dan minuman (food service) yang dimulai dari skala kecil seperti warung-warung dan coffee tenda, bisnis makanan berskala menengah seperti depot, rumah makan dan coffee, sampai dengan bisnis makanan yang berskala besar seperti restoran-restoran di hotel berbintang.

Jumlah kebutuhan akan tempat makan yang nyaman yang terlihat pada bermunculanya coffee dan resto untuk semua kalangan masyarakat. Hal tersebut juga diikuti dengan bertambahnya brand di kota Salatiga dan mencerminkan semakin maraknya persaingan dalam dunia kuliner. Untuk menghadapi persaingan yang sangat ketat ini, maka pelaku usaha kuliner harus lebih cermat lagi dalam mengamati perkembangan pasar. Abby’s Coffee House merupakan sebuah coffee yang terletak di jalan Dipenegoro Salatiga. Abby’s Coffee House yang pada awalnya diberi nama “warongkoe” berdiri pada tahun 2008. Namun seiring dengan potensi pasar kuliner yang bukan hanya merupakan tempat makan namun menyajikan kenyamanan bagi para pengunjungnya, pada kisaran tahun 2012. Berdasarkan wawancara dengan Ibu Ana selaku pemilik “warongkoe”, maka diketahui bahwa tempat makan dengan konsep lama (Warungkoe) berganti nama dengan nama Abby’s Coffee House karena adanya perubahan konsep coffee dan melakukan rebranding agar dapat bersaing dengan coffee-coffee yang lain yang berada di salatiga. Pengantian nama tersebut tidak serta merta hanya terkait dengan nama, namun ada beberapa menu yang ditambahkan selain menu lama. Setelah melakukan Rebranding pemilik juga menambahkan menu minuman kopi dan beberapa menu tambahan makanan lainnya, meskipun tidak megnhilangkan menu lama. Selain itu dekorasi ruang dalam Abby’s Coffee House merupakan

coffee yang menawarkan kenyamanan bagi pengunjung selain hanya sekedar

(13)

Cepatnya respon pemilik Abby’s Coffee House ini menunjukan bahwa pemilik sekaligus pengelola berupaya menanggapi secara proaktif akan potensi pasar saat ini. Banyak usaha coffee yang sejenis berusaha memberikan yang terbaik kepada setiap pelanggannya. Sementara di kawasan kota Salatiga Abby’s

Coffee House secara konsisten berusaha mempertahankan pangsa pasar yang telah

dimilikinya. Oleh karena itu maka pemilik dan sekaligus pengelola harus memikirkan strategi-strategi yang menarik untuk merebut pasar mereka dan mengambil posisi sebagai market leader coffee bagi konsumen yang berada di Salatiga (secara khusus) maupun dari kota-kota lainnya. Pada awalnya konsumen yang berkunjung di “warongkoe” sebagian besar merupakan keluarga. Namun dengan pergantian nama yang baru serta penataan design yang baru, maka Abby’s

Coffee House pun mulai dapat menjangkau konsumen usia remaja dan dewasa

lebih banyak. Hal ini disebabkan karena konsep yang baru dapat membangun

image akan tempat yang nyaman untuk berkumpul dan menghabiskan waktu

bersama sambil menikmati menu yang disajikan.

Fenomena tersebut menununjukan bahwa pemilik usaha kuliner dituntut untuk responsif dalam menanggapi keinginan dan permintaan pasar di tengah ketatnya persaingan usaha. Setiap pelaku usaha harus bisa menyusun dan mendesain suatu strategi yang nantinya mampu mendukung usahanya, dan hal ini dikenal dengan istilah strategi pemasaran. Terkait dengan strategi pemasaran maka setiap restoran dan coffee dituntut menerapkan strategi diferensiasi secara unik, untuk membedakan satu restoran dengan restoran lainnya, dalam upaya menciptakan keunggulan yang berkesinambungan (Knapp, 2001:15). Keunggulan bersaing yang berkesinambungan merupakan salah satu upaya perusahaan untuk mempertahankan loyalitas pelanggan.

. Pada penelitian ini, peneliti terdorong untuk menganalisis pengaruh

rebranding terhadap minat konsumen Abby ’s Coffee House Salatiga. Penelitian

ini betujuan untuk menganalisis pengaruh yang signifikan dari kebijakan

rebranding yang dilakukan oleh pemilik terhadap minat beli konsumen Abby’s Coffee House Salatiga. Penelitian bermanfaat mengatahui minat beli konsumen Abby’s Coffee House Salatiga setelah melakukan Rebranding dan sebagai

(14)

masukan yang membangun guna meningkatkan kualitas dan pelayanan pada Abby’s Coffee House Salatiga.

KAJIAN PUSTAKA Brand

Pada hakikatnya penawaran produk di pasar bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Selain dalam bentuk fisik, produk juga dapat berwujud dalam jasa, tempat, organisasi, dan gagasan. Kotler (2009) menyatakan bahwa produk merupakan segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar yang bertujuan untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan. Brand juga merupakan satu atribut yang melekat dengan produk dan telah digunakan secara meluas. Terkait dengan

brand maka setiap pemasar memiliki kemampuan untuk menciptakan,

memelihara, melindungi dan meningkatkan brand, serta mengembangkan pasar dari produk tersebut.

Brand pada dasarnya merupakan janji penjual kepada konsumen meliputi

karakteristik, manfaat dan pemberian jaminan mutu. Menurut Simamora (2001: 149) brand adalah nama, tanda, istilah, simbol, desain, atau kombinasinya yang ditujukan untuk mengidentifikasi dan memberikan perbedaan dengan barang atau layanan jasa yang ditawarkan dengan yang ditawarkan pihak lain.

Sementara Lamb & McDaniel (2001: 421) mendefinisikan brand sebagai suatu nama, istilah, simbol, desain, atau gabungan keempatnya, yang merupakan identitas dari produk atau jasa yang membedakan dengan produk atau jasa yang lainnya. Sedangkan pengertian brand dijabarkan oleh Kotler & Amstrong (2003: 349) sebagai sebuah nama, kata, tanda, symbol, atau desain atau kombinasi dari semuanya yang mewakili dan menunjukan karakeristik tertentu dari pembuat atau penjual produk dan jasa.

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa produk merupakan sesuatu yang dapat ditawarkan kepada konsumen oleh produsen, yang digunakan dan di konsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen secara konrkrit maupun abstrak.

(15)

Rebranding merupakan perubahan suatu proses secara menyeluruh atau

beberapa elemen yang tampak (tampilan fisik dari suatu brand ) dan elemen tidak tampak (nilai, citra, dan perasaan dari suatu brand) (Moloney 2004:30).

Re-branding dapat dilakukan dengan perubahan nama, logo dan slogan, ada

perpaduan antara beberapa elemen tersebut yaitu; nama baru dan logo, nama baru, logo baru dan slogan, logo baru saja, dan hanya slogan baru. Strategi rebranding yang dilakukan oleh produsen berpedoman pada konsep repositioning, revitalizing, atau rejuvenation pada merek (Saleh, 2007). Salah satu strategi

rebranding yang melibatkan revitalization (revitalisasi) dan rejuvenation

(peremajaan) merek pada umumnya mengubah elemen merek secara visual atau fisik seperti warna dan logo diikuti dengan komunikasi pemasaran terpadu terkait dengan upaya menciptakan asosiasi merek baru yang ditujukan untuk meningkatkan pembelian (Saleh, 2007).

Berdasarkan pada beberapa pengertian di atas, maka simbol dan tanda mengidentifikasi produk dan membedakan perusahaan dengan produk asing. Adapun manfaat brand sangat diperlukan oleh suatu produk, karena selain brand memiliki nilai yang kuat brand juga bermanfaat bagi konsumen, produsen. Simamora (2001) mengungkapkan tiga manfaat brand yaitu:

a. Bagi konsumen meliputi :

1) Brand memberikan gambaran kepada konsumen terkat dengan mutu. 2) Brand dapat menarik perhatian konsumen adanya potensi manfaat

produk-produk baru. b. Bagi produsen meliputi:

1) Brand memberikan akses bagi penjual mengelola pesan yang disampaikan produk bagi konsumen dan mengenai potensi masalah yang ada terkait dengan produk yang ditawarkan.

2) Brand memberikan jaminan legalisasi terhadap keunikan produk. 3) Brand dapat dipergunakan untuk memikat kosumen agar loyal terhadap

produk dan memberikan timbal balik keuntungan bagi pihak produsen. 4) Brand dapat digunakan untuk segmentasi pasar.

(16)

1) Brand memberikan jaminan mutu dan kualitas produk secara konsisten. 2) Brand meningkatkan efisiensi di sisi konsumen karena dapat menyediakan informasi tentang produk tempat untuk mendapatkan produk tersebut.

3) Meningkatkan inovasi yang memberikan karakteristik yang unik guna mencegah peniruan dari pihak pesaing.

Brand yang dapat berwujud nama, merek dagang, logo atau symbol dapat

bermanfaat untuk mengenal identitas dari penjual dan pembeli. Menurut Kotler (2003), brand diasosiasikan dengan beberapa hal yang di antaranya adalah:

a. Atribut, melalui brand maka orang akan teringat pada makna dari suatu produk atao layanan jasa. Makna atau atribut tersebut merupakan ciri khusus atau karakteristik dari produk atau jasa yang diingat oleh konsumen.

b. Manfaat atau kegunaan fungsional produk atau jasa berkaitan dengan aspek psikologis dari konsumen.

c. Nilai, brand juga mencerminkan nilai-nilai produk atau jasa yang dicari atau diperlukan oleh konsumen. Oleh karena itu maka pemasar harus mengetahui nilai yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan dari konsumen.

d. Budaya, brand mencerminkan budaya tertentu.

e. Kepribadian, brand juga identik dengan dan mencerminkan kepribadian konsumen.

f. Pemakai, brand yang menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan produk. Dengan kata lain brand juga menunjukan segmen pasar .

Rebranding

Secara etimologi kata “rebrand” berasal dari dua kata yaitu; “re” dan “brand”. Re berarti “lagi” atau “ulang”, yang dapat diartikan sebagai tindakan dilakukan kembali. Sementara kata “brand” berarti nama, istilah, tanda, simbol,

(17)

barang dan jasa untuk membuat diferensiasi dari kompetitornya (Muzellec & Lambkin, 2006). Jika dipadukan ke-dua kata tersebut maka menjadi “rebranding” yang memiliki memiliki makna penciptaan suatu nama, istilah, simbol, desain, atau suatu kombinasi dari elemen tersebut secara ulang untuk membuat satu brand baru dengan tujuan untuk menciptakan differensiasi bagi pengusaha maupun pesaing (Muzellec,dkk; 2006)

Muzellec & Lambkin (2006) mengemukakan bahawa rebranding adalah sebuah proses perubahan berkesinambungan (evolusi) atau cepat (revolusi) terhadap brand. Perubahan secara perlahan hanya mencakup satu element brand sementara perubahan cepat (revolusi) terhadap brand mencakup keseluruhan element dari brand secara simultan (Stuart & Muzellec, 2004).

Rebranding beberapa hal seperti perubahan market place, produk, brand image,

dan selama kausisi atau kebijakan merjer (Singh, 2011). Secara umum alasan untuk melakukan rebranding adalah akuisisi atau penggabungan (Muzellec & Lambkin, 2006). Sementara Stuart & Muzellec (2004) menyatakan bahwa

rebranding seringkali memiliki latar belakang ketidak-sesuaian.

Rebranding secara umum dilakukan dengan beberapa latar belakang

(Tjiptono, 2008) yang di antaranya adalah:

1. Menyegarkan kembali atau memperbaiki brand image.

2. Memulihkan brand image setelah terjadinya krisis atau permasalahan terkait dnegan usaha.

3. Bagian dari merger atau akuisisi. 4. Bagian dari de-merger atau spin-off 5. Mengharmonisasikan merek di pasar.

6. Pembaharuan portofolio merek dengan tujuan membangkitkan keyakinan konsumen.

7. Mendukung arah strategi baru perusahaan.

Rebranding merupakan proses yang panjang karena terdapat empat

bagian yang harus dilalui, yaitu repositioning, renaming, redesign, dan

(18)

1. Repositioning menekankan pada posisi atau makna baru yang mengalami perubahan dari brand yang sudah ada, dengan cara memperbaiki produk atau jasa yang ditawarkan tanpa merubah nama brand. Repositioning selain terhadap produk juga dilakukan terhadap orientasi suatu perusahaan.

2. Renaming adalah kebijakan pemberian nama baru oleh perusahaan

3. Redesign mengacu pada pembuatan ulang logo (bisa perubahan sedikit maupun perubahan secara menyeluruh)

4. Relaunching adalah upaya yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan dalam mengkomunikasikan brand.

Elemen Rebranding

Pada strategi rebranding yang dilakukan terhadap suatu produk maka ada beberapa elemen yang tercakup di dalamnya seperti:

1. Elemen Fisik Brand

Kotler & Pfoertsch (2006: 92) menyebutkan bahwa elemen merek (brand) merupakan suatu upaya visual dan bahkan terkadang merupakan hal-hal

terkait dengan fisik dan membedakan

suatu produk atau jasa perusahaan. Berikut ini merupakan kunci elemen

brand secara fisik untuk membangun merek yang kuat

2. Nama

Kotler & Pfoertsch (2006:95) menjelaskan bahwa nama brand adalah yang pertama dan mungkin ekspresi terbesar atauwajah suatu produk, sehingga nama brand harus dipilih dengan hati-hati karena mengandung informasi penting bagi pemegang kepentingan. Nama brand biasanya memiliki semacam citra yang diasosiasikan, baik kultural, linguistik maupun geografis. Melalui penciptaan nama merek maka akan bisa diperoleh beberapamanfaat antara lain: mempengaruhi kecepatan konsumen dalam menyadari suatu merek, mempengaruhi citra merek, dan berperan penting dalam pembentukan kualiitas merek (Keller, 1993).

(19)

Logo adalah suatu tampilan grafis dari nama merek atau perusahaan. Sebuah logo yang baik memenuhi secara imperatif grafis dan fungsional. Nilai-nilai perusahaan dan karakteristik secara umum terlihat dalam logo dan merek dan memilliki peran penting dalam menjalankan strategi pemasaran (Kotler & Pfoertsch, 2006:98).

4. Slogan

Slogan atau tagline memainkan peran yang unik dan berbeda dalam membuat identitas merek yang harmonis. Slogan memiliki tujuan untuk mendukung citra merek yang diproyeksikan perusahaan oleh nama merek dan logo. Slogan harus mewakili nilai fungsional dan emosional pada saat yang sama bagi target yang dituju (Kotler & Pfoertsch, 2006:101).

5. Warna

Warna memiliki kekuatan mengkomunikasikan banyak hal pada para konsumen prospektif, mencakup kualitas, serta kemampuan produk untuk memuaskan kebutuhan psikologis konsumen yang bersangkutan (Shimp,2003:308).

Minat Beli

Pengertian minat beli menurut Howard (1994) adalah merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan pernyataan mental dari konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Hal ini sangat diperlukan oleh para pemasar untuk mengetahui minat beli konsumen terhadap suatu produk, baik para pemasar maupun ahli ekonomi menggunakan variabel minat untuk memprediksi perilaku konsumen dimasa yang akan datang.

Sedangkan definisi minat beli menurut Kinnear dan Taylor (1995) adalah merupakan bagian dari komponen perilaku konsumen dalam sikap mengkonsumsi, kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Mehta dkk (1994) mendefinisikan minat beli sebagai kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil

(20)

tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian.

Rossiter, dkk (1998) mengemukakan bahwa minat beli merupakan instruksi diri konsumen untuk melakukan pembelian atas suatu produk, melakukan perencanaan, mengambil tindakan-tindakan yang relevan seperti mengusulkan (pemrakarsa) merekomendasikan (influencer), memilih, dan akhirnya mengambil keputusan untuk melakukan pembelian. Menurut Schiffman dkk (2004) menyatakan bahwa minat sebagai kekuatan dorongan dari dalam diri individu yang memaksa mereka untuk melakukan tindakan. Jika seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap obyek tertentu, maka dia akan terdorong untuk berperilaku menguasai produk tersebut. Sebaliknya jika minatnya rendah, maka dia akan mencoba untuk menghindari obyek yang bersangkutan. Implikasinya dalam pemasaran adalah untuk kemungkinan orang tersebut berminat untuk membeli produk atau merek yang ditawarkan pemasaran atau tidak.

Pada hakikatnya sebelum melakukan keputusan pembelian maka ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi minat seorang konsumen untuk mengambil keputusan pembelian. Setiadi (2003) menyebutkan ada empat faktor yang mempengaruhi minat konsumen untuk berbelanja yaitu :

a. Faktor kebudayaan

Kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling dasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Menurut Anoraga (2000) faktor budaya merupakan sekelompok nilai-nilai sosial yang diterima masyarakat secara menyeluruh dan tersebar kepada anggota-anggotanya melalui bahasa dan simbol-simbol. Secara umum minat konsumen akan tinggi terhadap suatu produk saat semakin tinggi kepercayaan terhadap produk.

b. Sosial

Faktor sosial mengacu pada sekelompok orang yang sama-sama mempertimbangkan secara dekat persamaan di dalam status atau penghargaan komunitas yang secara terus-menerus bersosialisasi di antara

(21)

1) kelompok referensi (contoh: rekan kerja)

2) keluarga (baik keluarga inti, maupun kerabat jauh)

3) Peran dan status (contoh: kenginan untuk menggunakan smart phone yang dipengaruhi oleh karena tuntuan pekerjaan, dan juga dipengaruhi oleh dorongan untuk merepresentasikan status sosial tertentu)

c. Pribadi

Faktor pribadi menggabungkan antara tatanan psikologis dan pengaruh lingkungan. Termasuk watak dasar seseorang, terutama karakteristik dominan mereka. Kepribadian seseorang terbentuk disebabkan oleh bermacam-macam indikator, seperti pekerjaan orang tua, keadaan ekonomi dan gaya hidup. Pribadi dalam manusia mencakup usia dan tahapan siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan konsep diri konsumen

d. Psikologis dari diri konsumen

Faktor psikologis merupakan cara yang digunakan untuk mengenali perasaan mereka, mengumpulkan dan menganalisis informasi, merumuskan pikiran dan pendapat dalam mengambil tindakan (Lamb, dkk 2001:224). Segala hal yang berkaitan dengan pemilihan produk yang hendak dibeli seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama, yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan, keyakinan dan sikap.

Menurut Ferdinand (2002:129), minat beli dapat diidentifikasi melaui indikator-indikator sebagai berikut:

1. Minat transaksional (kecenderungan seseorang untuk membeli produk) 2. Minat refrensial (kencenderungan seseorang untuk merferensikan produk

kepada orang lain)

3. Minat preferensial (miant yang mengambarkan perilaku seseorang yang memliki prefrensi utama pada produk tersebut)

4. Minat eksploratif (minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang di mintainya)

(22)

Pengaruh rebranding terhadap Minat beli Konsumen

Menurut Amirullah (2002), dua faktor yang mempengaruhi keputusan membeli konsumen secara sederhana dibagi dalam dua bagian, yaitu: kekuatan internal, seperti: pengalaman, belajar, kepribadian dan konsep diri, motivasi dan keterlibatan, sikap dan keinginan, dan kekuatan eksternal (faktor budaya, sosial, lingkungan ekonomi, dan bauran pemasaran). Pada strategi rebranding terjadi perubahan dari semua atau beberapa elemen nyata seperti tampilan fisik dari suatu

brand dan elemen tidak nyata seperti nilai, citra, dan perasaan dari suatu brand

(Moloney 2004:30). Oleh karena itu pada aplikasinya maka strategi rebranding ini dapat dilakukan pada satu elemen atau prepaduan dari beberapa elemen usaha. Secara umum strategi rebranding yang dilakukan oleh produsen untuk menyesuaikan keadaan pasar di iklim persaingan yang semakin ketat. Pada saat yang bersamaan konsumen perlu lebih mengenal perubahan konsep dan produk atau layanan jasa yang ditawarkan oleh pihak pengusaha dibandingkan dengan konsep lama yang telah dikenal konsumen sebelumnya. Pada penelitian yang diadakan oleh Makgosa (2012) yang berjudul “Rebranding an Institution of

Higher Education in Botswana” diketahui bahwa para mahasiswa lebih mudah

mengingat logo lama institusi pendidikan Botsowana dibadingkan setelah proses

rebranding, karena logo lama lebih mampu menghadirkan makna bagi para

mahasiswa. Hal ini menunjukan bahwa rebranding tidak berpengaruh pada menurunnya loyaliitas dari konsumen Sementara melalui komunikasi yang intensif maka hal tersebut dapat membangun persepsi mahasiswa atas logo dan pembaharuan yang ada. Selanjutnya dalam penelitian Widagdho (2013) yang berjudul “Pengaruh Rebranding Es Krim Magnum terhadap minat konsumen” menemukan bahwa rebranding berpengaruh terhadap minat beli konsumen. Sementara pada penelitian Ermasnyah, dkk (2014) yang berjudul “Analisis Respon Konsumen pada Strategi Rebranding Mochimoru” diketahui bahwa

rebranding berpengaruh terhadap desire atau minat konsumen dalam pembelian

produk.

(23)

komunikasi pemasaran yang terpadu sehingga mampu menciptakan asosiasi merek baru dan meningkatkan pembelian. Jadi persepsi konsumen terhadap brand yang baru akan memberi pengaruh terhadap minat beli konsumen terhadap tempat makan yang dikunjunginya.

Berdasarkan penjabaran latar belakang tersebut, maka hipotesis yang dibangun peneliti adalah:

H1 : “ Ada pengaruh antara rebranding dengan minat beli konsumen di “Abby’s

Coffee House”

Berikut ini adalah gambaran hipotesis penelitian dalam model penelitian:

METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Populasi adalah keseluruhan elemen yang memiliki sejumlah karakteristik yang sama (Malhotra,1999). Menurut Hadi (1991) populasi merupakan semua individu atau sejumlah penduduk yang paling sedikit mempunyai sifat dan ciri yang sama sehingga kenyataan yang akan diperoleh tersebut akan dapat digeneralisasikan (dapat diasumsikan ciri sifat atau karakteristik kelompok yang bersangkutan dapat mewakili sifat-sifat individu secara umum) (Hadi, 1991). Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan Abby ’s Coffee House sebanyak 200 yang di dapat dari lama menjadi pelanggan .

Sampel adalah bagian yang hendak dipelajari serta diselidiki dari penelitian dan minimal memiliki satu pengkhususan (Azwar, 2000). Terkait dengan pengumpulan data, maka penelitian yang dikembangkan oleh peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan teknik

purposive sampling, yaitu sampel yang dipilih melalui penetapan kriteria tertentu

oleh peneliti (Swarjana, 2012).

Rebranding (X)

Minat Beli (Y)

(24)

Hal ini berarti subyek penelitian diperoleh peneliti melalui pengkhususan dengan kriteria tertentu hingga jumlah sampel yang diperlukan terpenuhi (Hadi, 1991). Terkait dengan hal tersebut maka kriteria sampel di antaranya: konsumen merupakan pelanggan Abby’s Coffee House yang dulu pelanggan waroengkoe. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 133 orang responden yang diambil dari rata-rata jumlah pelanggan di Abby’s Coffee House Salatiga. Berdasarkan jumlah pelanggan tersebut maka ditentukan jumlah sampel berdasarkan rumus Solvin (Umar 2002). Secara matematis rumus Slovin dijabarkan berikut: 𝑛 = 133𝑛 =200 1,5 𝑛 = 200 1 + 0,5𝑛 = 200 1 + ((200. 0,052 ) Keterangan : n : Jumlah sampel N: Jumlah populasi e : Tingkat Kesalahan 5% 1 : Angka konstan

Metode Pengumpulan Data

Penelitian mengenai pengaruh rebranding terhadap minat beli konsumen

Abby’s Coffee House Salatiga yang peneliti lakukan menggunakan kuesioner

sebagai data primer. Metode kuesioner merupakan suatu metode penyelidikan yang menggunakan daftar pertanyaan yang berisi aspek-aspek yang hendak diukur dan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang-orang yang menjadi subyek penelitian (Suryabrata, 2003).

Kuesioner yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup yang langsung diberikan kepada responden yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa, sehingga responden tinggal memberikan tanda centang (√) pada kolom atau tempat yang sesuai pendapat atau kondisi resoponden (Arikunto, 2002). Kuisioner penelitian menggunakan skala Likert dengan lima alternatif jawaban (sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju dan sangat tidak setuju).

) ( 1 Ne2 N n  

(25)

Teknik Analisis Data

Uji Validitas dan Uji Reliabialitas

Validitas didefinisikan sebagai suatu pengukuran terkait dengan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Pengujian alat ukur ini menggunakan teknik Product Moment dari Karl Pearson. Kriteria validitas item didasarkan pada besarnya korelasi yang diperoleh. Menurut Azwar (2000) yaitu suatu item dikatakan valid jika koefisien korelasinya ≥ 0,25.

Reliabilitas alat ukur menyatakan seberapa hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya (Suryabrata, 2000). Penentuan reliabilitas pada penelitian ini menggunakan teknik Alpha Cronbach. Perhitungan teknik analisis varian menggunakan bantuan komputer paket SPSS for Windows versi 17.

Analisis Data

Analisis Data merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengolah data dan menganalisa hasil penelitian untuk diuji kebenarannya, kemudian akan memperoleh suatu kesimpulan dalam penelitian tersebut. Analisa data dalam penelitian ini memakai metode statistik regresi. Analisa data dengan menggunakan regresi sederhana ini menggunakan bantuan komputer paket SPSS

(26)

Operasional Variable

VARIABEL DEFINSI INDIKATOR

Rebranding Penciptaan nama, istilah, simbol, desain, atau kombinasi dari elemen- elemen tersebut secara ulang untuk membuat suatu brand dengan

tujuan menciptakan

diferensiasi bagi

pengusaha maupun

pesaing (Muzellec dkk, 2003)

 Repositioning (penekanan pada posisi atau makna baru yang mengalami perubahan dari brand yang sudah ada melalui perbaikan produk atau jasa yang ditawarkan tanpa merubah nama brand, dan dapat juga dilakukan terhadap orientasi suatu perusahaan). (Muzellec dkk, 2003)

 Renaming (kebijakan pemberian nama baru oleh perusahaan). (Muzellec dkk, 2003)

 Redisign (pembuatan ulang logo,bisa perubahan sedikit

maupun perubahan secara

menyeluruh). (Muzellec dkk, 2003)

 Relaunching (upaya manajemen

perusahaan dalam mengkomunikasikan brand ). (Muzellec dkk, 2003) Minat beli konsumen Sesuatu yang berhubungan dengan

rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan

pada periode

 Minat transaksional

(kecenderungan seseorang

untuk membeli produk).

(Ferdinand, 2002)

 Minat refrensial

(kencenderungan seseorang untuk merferensikan produk

(27)

tertentu.(Howard, 1994) kepada orang lain). (Ferdinand, 2002)

 Minat preferensial (miant yang

mengambarkan perilaku

seseorang yang memliki

prefrensi utama pada produk tersebut).(Ferdinand, 2002)

 Minat eksploratif (minat ini

menggambarkan perilaku

seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang di mintainya). (Ferdinand, 2002)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Peneliti melakukan uji validitas terhadap 30 item guna mengetahui akurasi variabel-variabel dalam penelitian ini. Selain melakukan uji validitas, peneliti juga melakukan uji reliabilitas item instrument penelitian agar mengetahui suatu hasil pengukuran relatif konsisten jika diulangi beberapa kali. Adapun hasil pengujian validitas dan reliabilitas instrumen penelitian disajikan secara lebih detail sebagai berikut :

Uji Validitas dan Reliabiltas

Sebelum melakukan teknik analisis data atas data yang telah dikumpulkan, maka penulis melakukan uji validitas. Uji validitas ini berguna untuk mengetahui apakah instrumen penelitian yang telah disusun sudah benar-benar akurat sehingga mampu mengukur variabel-variabel dalam penelitian ini. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 30 orang. Syarat item valid adalah r hitung lebih besar r tabel (Ghozali, 2006), sehingga dapat digunakan untuk analisis lebih lanjut.

(28)

Selain melakukan uji validitas, penulis juga melakukan uji reliabilitas item instrument penelitian. Uji reliabilitas ini berguna untuk mengetahui sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten jika diulangi beberapa kali. Menurut Ghozali (2006) instrument penelitian dikatakan valid jika nilai alpha hitung lebih besar dari 0,600. Hasil pengujian validitas dan reliabilitas instrumen penelitian disajikan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 1

Hasil Uji Validitas Instrumen Rebranding Variabel Indikator r hitung Keputusa

n Rebranding Repositioni ng 0,754 Valid 0,526 Valid 0,486 Valid 0,390 Valid 0,700 Valid 0,495 Valid 0,628 Valid 0,787 Valid Renaming 0,430 Valid 0,662 Valid Redisign 0,455 Valid 0,654 Valid 0,657 Valid 0,732 Valid Relaunchin g 0,588 Valid 0,355 Valid

(29)

Tabel 1 menunjukan hasil pengujian validitas instrument penelitian

Rebranding. Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa semua item valid, sehingga

dapat digunakan untuk analisis lebih lanjut.

Tabel 2

Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Minat beli Konsumen

Variabel Indikator r hitung Keputusan

Minat Beli Minat

transaksional 0,258

Valid

0,565 Valid 0,462 Valid Minat refrensial 0,608 Valid 0,739 Valid 0,787 Valid Minat preferensial 0,752 Valid 0,747 Valid 0,697 Valid 0,622 Valid Minat eksploratif 0,749 Valid 0,820 Valid 0,784 Valid 0,692 Valid

Sumber : olah data spps 20

Tabel 2 menunjukan hasil pengujian validitas instrument penelitian minat beli. Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa semua item valid, sehingga dapat digunakan untuk analisis lebih lanjut.

(30)

Tabel 3

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Variabel Alpha hitung Ket

Rebranding 0,903 Reliabel

Minat Beli 0,929 Reliabel

Sumber : olah data spps 20

Hasil pengujian reliabilitas dapat dilihat pada tabel 3. Dari hasil perhitungan didapat hasil nilai keseluruhan nilai alpha instrument penelitian di atas 0,600. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa hasil uji reliabilitas menunjukan bahwa keseluruhan pertanyaan pada kuisioner adalah reliabel dan memenuhi persyaratan untuk digunakan untuk analisis lebih lanjut

Karakteristik Responden

Sampel penelitian ini diambil berdasarkan penetapan kriteria yang sudah ditetapkan oleh peneliti (purposive sampling). Sampel tersebut yaitu pelangan Abby’s Coffee House Salatiga. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 133 responden yang dihitung dengan menggunakan rumus Slovin (Umar 2002). Pengambilan data dilakukan dari 17 Desember 2015 sampai 29 Desember 2015. Jumlah kuesioner yang disebarkan berjumlah 145 dan untuk menganalisis data diperlukan 133 kuesioner. Dari data tersebut diperoleh karakteristik responden meliputi jenis kelamin, usia , pendidikan terakhir, dan lama menjadi pelanggan. Pengenalan terhadap data responden perlu dilakukan untuk mengetahui dan memahami perilaku responden dalam kaitannya dengan minat beli

Tabel 4

Karakteristik Responden

Karakteristik Kategori Jumlah

Responden Prosentase

(31)

Laki-Laki 65 49 Pendidikan SMA/SMK 74 56 Sarjana 59 44 Usia 18-25 72 54 25-58 61 46 Lama menjadi pelanggan 3 tahun 13 10 4 tahun 22 17 5 tahun 24 18 6 tahun 53 40 7 tahun 21 16

Sumber : data primer

HASIL PENELITIAN

Dalam perhitungan menggunakan analisis regresi diperlukan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi yang dihasilkan merupakan model regresi yang baik, sehingga dapat digunakan untuk melihat pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependennya (Ghozali, 2006). Jadi uji asumsi klasik dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan uji regresi linear. Dalam uji asumsi klasik, yang harus dilakukan adalah:

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dapat dilihat melalui grafik scatterplot. Dari semua diagram scatterplot model-model regresi ini, terlihat titik-titiknya menyebar secara acak baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada setiap

(32)

model regresi atau setiap model regresi ini dapat dipakai. Hasil diagram scatterplot dari semua model regresi dapat dilihat pada lampiran.

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel-variabel berdistribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan melihat hasil perhitungan uji kolmogorov smirnov. Berikut adalah hasil perhitungannya:

Tabel 6 Uji Normalitas Hipotesis Nilai Kolmogorov Smirnov Signifikan Uji Regresi Linear 0,564 0,908

Sumber: olah data spps 20

Dari tabel 6 mengindikasikan bahwa model regresi berdistribusi normal. Hal ini dapat di lihat dari seluruh nilai p > 0,05 atau nilai kolmogrov smirnov > 0,05 yang menjadi syarat data normal (Ghozali, 2006) yaitu dengan nilai

komogrov smirnov 0,564. Uji regresi Tabel 7 Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 4,391 3,600 1,220 ,225 Rebranding ,776 ,055 ,777 14,135 ,000

(33)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 ,777a ,604 ,601 4,57794 1,830

a. Predictors: (Constant), Rebranding b. Dependent Variable: Minat Beli

Dari hasil regresi pengaruh rebranding terhadap variabel dependen (minat konsumen) berpengaruh positif diperoleh nilai koefisien sebesar 0,776 dengan signifikansi sebesar 0,000 dan nilai R Square sebesar 0.604 atau 60.4% dengan persamaan Y= 4,391+0.776X sehingga hipotesis ini diterima.

Pembahasan

Deskripsi jawaban responden secara keseluruhan dari variabel rebanding dan minat konsumen akan dibahas berdasarkan mean atau rata-rata, standar deviasi, minimum dan maksimum. Statistik deskriptif dari setiap jawaban juga akan dibahas dengan menitikberatkan pada rata-rata, di mana rata-rata tersebut akan dikategorikan mulai dari sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju untuk mengintrepretasikan jawaban responden dari setiap pertanyaan. Jumlah pernyataan ada 30 pernyataan dan diberikan kepada 133 sampel penelitian. Pernyataan rebranding ada 16 item, sementara pernyataan minta beli konsumen ada 14 item. Rebranding menurut Muzellec & Lambkin (2006) merupakan sebuah proses perubahan berkesinambungan (evolusi) atau cepat (revolusi) terhadap

brand. Perubahan secara perlahan hanya mencakup satu element brand sementara

perubahan cepat (revolusi) terhadap brand mencakup keseluruhan element dari

brand secara simultan yang melalui empat bagian yang harus dilalui, yaitu repositioning, renaming, redesign, dan relaunching. Minat konsumen menurut

Schiffman dkk (2004) adalah kekuatan dorongan dari dalam diri individu yang memaksa mereka untuk melakukan tindakan. Jika seseorang mempunyai motivasi yang tinggi terhadap obyek tertentu, maka dia akan terdorong untuk berperilaku menguasai produk tersebut.

(34)

Hasil data deskriptif instrumen penelitian disajikan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 8

Data Deskriptif Variabel Penelitian

Indikator Mean Standart

Deviasi Minat transaksional 3,9023 0,51564 Minat refrensial 4,0224 0,7620 Minat preferensial 3,9211 0,65955 Minat eksploratif 3,8759 0,66188 Variabel Minat beli 3,9253 0,51750 Repositioning 4,0465 0,50555 Renaming 4,1992 0,58691 Redisign 4,1034 0,53489 Relaunching 3,9812 0,59163 Variabel Rebranding 4,0717 0,45338

Sumber: olah data spps 20

Keterangan interval: 1-1,8 =sangat rendah; 1,81-2,6=rendah; 2,61-3,4=netral; 3,41-4,2=tinggi; 4,21-5=sangat

tinggi (Ghozali, 2006)

Dari tabel 8, dapat diketahui kecenderungan responden dalam menjawab angket yang disebarkan. Rata-rata responden cenderung memilih jawaban setuju. Sedangkan rata tertinggi dari variabel minat beli diindikasikan bahwa rata-rata responden cenderung referensial dimana memiliki keinginan memberikan informasi kepada teman atau lingkungan sosial. Pada rebranding, maka konsumen

(35)

memiliki kecenderungan yang tinggi terhadap renaming yang terutama dilakukan pihak cafe.

Berdasarkan olahan data yang ditampilkan pada hasil penelitian, menyatakan bahwa rebranding berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen. Hal ini terlihat dari analisis regresi yang menghasilkan tingkat signifikan sebesar 0.000 yang berada di bawah batas maksimum toleransi kesalahan yaitu sebesar 0.05 atau sebesar 5%, sehingga hipotesis ini didukung data. Hasil penelitian ini sesuai penelitian Widagdho (2013) bahwa rebranding memiliki pengaruh terhadap minat beli konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk atau jasa. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan Ermasnyah, dkk (2014) menemukan bahwa Rebranding berpengaruh terhadap minat beli konsumen dalam pembelian produk. Hasil penelitian (tabel 8) menunjukan variable rebranding dan variable minat beli termasuk dalam katagori tinggi dengan mean sebesar 4.0717 dan 3.9812. Variable rebranding mempunyai 4 indikator yaitu repositioning (4.0465), renaming (4.1992), redesign (4.1034), relaunching (3.9812) sedangkan variable minat beli juga mempunyai 4 indikator yaitu minat transaksional (3.9023), minat refrensial (4.0224), minat prefensial (3.9211), minat eksploratif (3.8759). Indikator-indikator tersebut masuk dalam katagorikan tinggi, hal tersebut dikarenakan pihak Abby’s coffee house melakukan rebranding secara menyeluruh pada café.

Dengan adanya pengaruh rebranding Abby’s Coffee House juga mengenalkan perubahan konsep baru, produk dan layanan jasa sehingga dapat menarik dan dapat menimbulkan minat beli terhadap pelanggan terutama yang dulunya menjadi pelanggan WaroengKoe. Hal ini sesuai dengan pendapat Tjiptono (2008) tentang rebranding yang menyatakan bahwa dengan dilakukannya rebranding dapat menyegarkan kembali atau memperbaiki brand

image serta mendukung arah strategi pemasaran yang baru. Hal tersebut tidak

sejalan dengan penelitian Magkosa (2012) menemukan bahwa rebranding tidak mengenalkan konsep baru terhadap pelanggan karena pelanggan lebih mengingat konsep lama daripada konsep baru.

(36)

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa rebranding yang dilakukan oleh Abby’s Coffee House Salatiga berpengaruh positif terhadap minat beli karena Abby’s Coffee House melakukan rebranding secara menyeluruh dengan melakukan

repositioning, renaming, redesign, relaunching sehingga rebranding yang telah

dilakukan menarik minat beli konsumen.

Implikasi Manajerial

Beberapa hal yang bisa dijadikan masukan dan perhatian oleh Abby’s

Coffee House Salatiga :

1. Dengan Rebranding yang menyeluruh abby’s coffee house dapat menjaga loyalitas pelanggan dan menarik minat beli yang dulunya menjadi pelanggan Waroengkoe.

Keterbatasan Penelitian dan Agenda Penelitian Mendatang

Keterbatasan penelitian ini yaitu peneliti hanya melihat dari sisi konsumennya tidak dari sisi pengusahanya. Oleh karena itu penelitian mendatang dapat meneliti dari sisi pengusahanya yang melakukan rebranding dan dapat menambah variable minat beli dengan keputusan pembelian.

(37)

DAFTAR PUSTAKA:

Amirullah. (2002). Perilaku Konsumen. Graha Ilmu, Yogyakarta

Anoraga, P. (2000). Manajemen Bisnis. Cetakan kedua. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Assael, H. (2001).Consumer Behavior. 6th Edition. New York: Thomas Learning.

Arikunto, S (2002). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Azwar, S. (2000). Reliabiltas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Charles. W. L, Joseph F. H & Carl Mcdaniel. 2001. Pemasaran. Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat.

Ermansyah. R., Lestari, T. M & Apriyanti, A. (2014). Analisis Respon Konsumen

Pada Strategi Rebranding Mochimaru. Jurnal Eproc. 1-9.

Gunawan. A, S & Dharmayanti, H. D. (2010). Analisis Pengaruh Store Name,

Brand Name dan Price Discount terhadap Purchase Intention Konsumen

Infinite Tunjungan Plaza. Jurnal Managemen Pemasaran. 1-7

Hadi, S. (1991). Analisa Butir Untuk Instrumen Angket, Test, dan Skala Rating. Yogyakarta: Andi Offeset.

Howard, J. A. (1994). Buyer Behavior Marketing Strategy. (2th ed.). New Jersey: Prentice Hall

Kinnear, T. C & taylor, J. R. (1998). Riset pemasaran, Edisi tiga. Jakarta: Erlangga

Keller, K. (1993). Concetualizing, Measuring and managing Customer based

Brand Equti, journal of Marketing.

Kotle & Philip. (2002). Marketing Management, Millenium Edition North Western University. New Jersey: Prentice Hall Inc.

Kotler, P dan Amstrong, G. (2003). Dasar-dasar Pemasaran. Edisi Kesembilan. Jakarta: Indeks.

Kotler, P. (2005). Manajamen Pemasaran, Jilid 1 dan 2. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.

Kotler, P & Amstrong, G. (2010). Principle of Marketing. New Jersey: Prentice Hall.

(38)

Kotler, P & Pfoertsch, W. (2006). B2B Brand Management: dengan Branding

Membangun Keungulan dan Memenangi Kompetisi. Jakarta: Gramedia

Kotler, P & Keller, K. L. (2009). Manajemen Pemasaran. Edisi 13 Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Knapp, D. E. (2001). The Brand Mind Set. Alih Bahasa Drs. Sisnahudi, MBA. Yogyakarta: Andi.

Lewison, D & M. Delozier. (2005). Retailing, Merril, Columbus

Lamb, Hair & Mcdaniel. (2001). Pemasaran, Buku 1. penerjemah David octarevia. Jakarta: Salemba Empat.

Moloney. D (2004). Managing Corporate Rebranding . Irish Marketing ReviewFranke, M.

Malhotra & Naresh, K. (1999). Marketing Research: An Applied Orientation. Third Edition, New Jersey: Prentice Hall International Inc.

Makgosa, R. (2012). Rebranding an Institution of Higher Education in Botswana.

Busines and Economic Research. 2, 1- 13.

Mehta, A & Purvis, S. C. (1994). Evaluating Advertising Effectiveness through

Advetising Response Modeling (ARM), Minnepolis, Advertising and Consume Psychology Conference

Muzellec, Laurent, Lambkin, & Mary. (2006). Corporate Rebranding: Destroying, Transferring or Creating Brand Equity. European Journal of Marketing. 40, 803-824.

Rangkuti, Freddy. 2009. Measuring Custumer Satisfaction : Teknik Mengukur dan

Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan. Jakarta:Gramedia Pustaka

Utama,

Rossister, John & Larry. (1998). Advertising and Promotion Management. MC. Graw-Hill Inc.

Saleh, A. A. A. (2007). Consumer Perception of Rebranding: The Case of Logo

Changes. Arlington: The Universityof Texas

Simamora, B. (2001). Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan

Profitabel. Edisi pertama. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

(39)

Supramono & Sugiarto. (1993). Statistik. Yogyakarta: Andi Offset.

Suryabrata, S. (2000). Metodologi Penelitian. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Suryabrata, S. (2003). Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Setiadi, N. (2003). Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk Strategi

Penelitian Pemasaran. Edisi I. Jakarta: Prenada Media

Stuart, H & Muzellec, L. (2004). Oporate make over: an a hyena be rebranded.

Journal of Brand management, 11, 472-482

Shimp, T. (2003). Periklanan Promosi Aspek-Aspek Tambahan Komunikasi

Terpadu. Jakarta: Erlangga

Schiffman, Leon, G & Kanuk, L. L. (2004). Perilaku Konsumen. Edisi Ketujuh. Jakarta: Indeks

Swarjana, I. K. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Andi Offset

Tjiptono, F. (2008). Strategi Bisnis Pemasaran. Yogyakarta: Andi.

Umar, H. (2002). Metode Riset Bisnis. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.

Widaghdo, L. (2013). Analisis Pengaruh Re- Branding Es Krim Magnum Pada

Minat Beli Konsumen. Electronic Theses & Dissertations Gadjah Mada University.

(40)

Lampiran

Uji Validitas dan Reliabilitas Reliability

Rebranding

Scale: ALL VARIABLES

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,903 16 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted VAR00001 55,3000 73,872 ,754 ,892 VAR00002 55,5333 76,878 ,526 ,899 VAR00003 55,5000 74,603 ,486 ,901 VAR00004 55,5333 79,085 ,390 ,903 VAR00005 55,3333 72,851 ,700 ,893 VAR00006 55,7000 75,252 ,495 ,900 VAR00007 55,9000 72,921 ,628 ,895 VAR00008 55,3333 72,644 ,787 ,890 VAR00009 55,3333 78,023 ,430 ,902 VAR00010 55,4000 74,524 ,662 ,894 VAR00011 55,4667 75,844 ,455 ,902 VAR00012 55,2667 73,444 ,654 ,894 VAR00013 55,4333 73,978 ,657 ,894 VAR00014 55,6000 72,938 ,732 ,892 VAR00015 55,6000 76,938 ,588 ,897 VAR00016 55,7667 78,185 ,355 ,905 Reliability Minat Beli

Scale: ALL VARIABLES

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

(41)

Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted VAR00001 46,2000 93,476 ,258 ,934 VAR00002 46,3333 89,747 ,565 ,927 VAR00003 46,3667 90,516 ,462 ,929 VAR00004 46,2000 88,097 ,608 ,926 VAR00005 46,2667 84,202 ,739 ,921 VAR00006 46,3667 81,068 ,787 ,919 VAR00007 46,6333 82,033 ,752 ,921 VAR00008 46,9667 82,447 ,747 ,921 VAR00009 46,8667 82,809 ,697 ,923 VAR00010 46,4000 86,662 ,622 ,925 VAR00011 46,5000 81,569 ,749 ,921 VAR00012 46,5333 82,326 ,820 ,919 VAR00013 46,3667 79,344 ,784 ,920 VAR00014 46,4333 82,254 ,692 ,923 Regression ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 4187,369 1 4187,369 199,802 ,000b

Residual 2745,443 131 20,958

Total 6932,812 132

a. Dependent Variable: Minat Beli b. Predictors: (Constant), Rebranding

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 4,391 3,600 1,220 ,225 Rebranding ,776 ,055 ,777 14,135 ,000

(42)

Uji Asumsi Klasik Uji Heteroskedatisitas

Uji Normalitas NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 133

Normal Parametersa,b Mean 0E-7

Std. Deviation 4,56057098

Most Extreme Differences

Absolute ,049

Positive ,049

Negative -,038

Kolmogorov-Smirnov Z ,564

Asymp. Sig. (2-tailed) ,908

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

(43)

Charts Statistik Deskriptif Statistics Minat Beli Transaksional Minat Beli Refensional Minat Beli Prefensial Minat Beli Exploreratif N Valid 133 133 133 133 Missing 0 0 0 0 Mean 3,9023 4,0224 3,9211 3,8759 Std. Deviation ,51564 ,57620 ,65955 ,66188 Minimum 1,67 1,67 1,00 1,00 Maximum 5,00 5,00 5,00 5,00 Statistics Rebranding Reprositoning Rebranding Renaming Rebranding Redesign Rebranding Relaunching N Valid 133 133 133 133 Missing 0 0 0 0 Mean 4,0465 4,1992 4,1034 3,9812 Std. Deviation ,50555 ,58691 ,53489 ,59163 Minimum 1,50 2,50 1,75 2,00 Maximum 5,00 5,00 5,00 5,00

(44)

KUESIONER Kpd Yth,

Bapak/Ibu/Saudara/i

Dengan hormat,

Saya atas nama Dany Christiantanto adalah mahasiswa tingkat akhir Program Studi Manajemen Universitas Kristen Satya Wacana, yang sedang melakukan tugas penelitian dengan judul “Pengaruh rebranding terhadap minat beli konsumen Abby’s house Coffee house Salatiga“ sebagai syarat untuk kelulusan.

Melalui kuisioner ini, saya memohon bantuan dan kerjasama Bpk/Ibu/Sdr-i untuk berpartisipasi dengan cara menjawab pertanyaan dan pernyataan yang telah dibuat berhubungan dengan judul tugas akhir di atas.

Dalam menjawab kuisioner yang diberikan, penulis memohon kepada Bpk/Ibu/Sdr-i memberikan jawaban sejujur-jujurnya dan dengan keadaan yang sebenarnya. Hasil dari kuesioner ini hanya akan dipakai untuk keperluan penelitian. Peneliti juga mengucapkan terimakasih kepada Bpk/Ibu/Sdr-i atas bantuan dan kerjasama dalam pengumpulan data ini.

Hormat saya,

Dany Christiantanto I. Jawablah pertanyaan di bawah ini, berilah tanda check () pada kolom yang disediakan

atau isilah titik-titik yang sesuai dengan data pribadi Anda.

1. Jenis Kelamin : ( ) Laki-Laki ( ) Perempuan

2. Usia : …….. tahun

3. Pendidikan terakhir : ( )SD ( )SMP ( )SMA ( )STRATA 4. Lama menjadi pelanggan ...

5. Apakah pernah ke “Waroengkoe” (sekarang “Abby’s Coffee House”) ( ) YA ( ) TIDAK Kali

6. Apakah pernah ke Abby’s Coffee House (dahulu “WaroengKoe”) ( ) YA ( ) TIDAK Kali

II. Berilah tanda check () pada kolom yang Anda pilih yang sesuai dengan Anda.

1: Sangat Tidak Setuju; 2 : Tidak Setuju; 3 : Netral; 4: Setuju; 5 : Sangat Setuju

Rebranding

No. Pernyataan Jawaban

STS TS N S SS

1 “Abby’s Coffee House” menambahkan menu tambahan yang baru yang lebih enak dari “WaroengKoe”

2 “Abby’s Coffee House” menyajikan menu yang lama dengan variasi baru

3 Porsi yang disajikan di “Abby’s Coffee House” lebih banyak dari “WaroengKoe”

4 “Abby’s Coffee House” menyajikan menu makanan dengan varian paket dengan baik tanpa mengurangi cita rasa makanan itu sendiri

(45)

No. Pernyataan Jawaban

STS TS N S SS

“WaroengKoe”

6 Harga makanan dan minuman di “Abby’s Coffee House” lebih mahal dari “WaroengKoe”

7 Pelayanan di “Abby’s Coffee House” lebih cepat daripada “WaroengKoe”

8 Fasilitas “Abby’s Coffee House” yang diberikan lebih baik daripada “WaroengKoe”

9 Nama “Abby’s Coffee House” lebih cocok daripada “WaroengKoe”

10 Nama” Abby’s Coffee House” lebih sesuai dengan menu yan disajikan

11 Design logo yang baru cocok dengan nama

“Abby’s Coffee House”

12 Penataan ruangan “Abby’s Coffee House” lebih rapi dari “WaroengKoe”

13 Penataan ruangan “Abby’s Coffee House” lebih nyaman dari “WaroengKoe”

14 Penataan ruangan “Abby’s Coffee House” lebih bervariasi dari “WaroengKoe”

15 “Abby’s Coffee House” menawarkan menu-menu baru kepada pelanggan dengan baik

16 “Abby’s Coffee House” melakukan promosi menu tertentu (Meenggunakan Kartu Kredit)

Minat Beli

No. Pernyataan Jawaban

STS TS N S SS

1 Pernah membeli produk/menu yang ditawarkan di “Abby’s

Coffee House”

2 Pernah membeli produk/menu baru yang ditawarkan di “Abby’s Coffee House”

3 Pernah membeli produk/menu paket yang ditawarkan di “Abby’s Coffee House”

4 Saya akan menginformasikan “Abby’s Coffee

House” kepada teman saya

5 Saya akan menginformasikan “Abby’s Coffee

House” kepada kerabat saya

6 Saya akan menginformasikan “Abby’s Coffee

House” kepada rekan bisnis bila akan

melakukan pertemuan

7 Saya akan lebih memilih “Abby’s Coffee

House” untuk menghabiskan waktu luang saya

8 Saya akan lebih memilih “Abby’s Coffee

House” untuk makan siang saya

9 Saya akan lebih memilih “Abby’s Coffee

House” untuk makan malam saya

10 Saya akan lebih memilih “Abby’s Coffee

(46)

No. Pernyataan Jawaban

STS TS N S SS

bisnis saya

11 Saya mencari informasi tentang harga menu “Abby’s Coffee House” yang ditawarkan 12 Saya mencari informasi tentang menu baru

“Abby’s Coffee House”

13 Saya mencari informasi tentang penawaran yang menarik/discount di “Abby’s Coffee House” 14 Saya mencari informasi tentang fasilitas yang

Gambar

Tabel  1  menunjukan  hasil  pengujian  validitas  instrument  penelitian  Rebranding
Tabel 6  Uji Normalitas  Hipotesis  Nilai Kolmogorov  Smirnov  Signifikan  Uji Regresi  Linear   0,564  0,908

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penilitian yaitu untuk menentukan dosis HCG yang dapat mempercepat waktu laten pemijahan, dan meningkatkan persentase telur yang menetas dan kelangsungan

Metode FCFS yang diterapkan oleh Koperasi Batur Jaya menghasilkan rata-rata waktu penyelesaian pekerjaan paling lama dibandingkan ketiga metode lainnya, penghitungan nilai

Dalam perbandingan antara pasien yang menderita Np dengan asma dan yang tanpa disertai asma (kelompok 3 dan 4), pasien yang mengalami berbagai gejala akibat adanya

Tujuan penelitian ini adalah membuat model pengendalian DFIG pada pembangkit listrik tenaga angin menggunakan teknik neuro-fuzzy dalam perangkat-lunak Matlab Simulink, serta

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penambahan zat pewarna kunyit, tartrazine dan egg yellow dalam ransum terhadap performa ayam broiler dan mengetahui sejauh mana

kekurangannya.pendapatan dari sumber-sumber lain yang berkaitan dengan proyek atau pembatasan yang dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini peningkatan tarif atau juga

Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi para guru/pelatih olahraga khususnya cabang atletik tentang kemampuan lompat jauh gaya menggantung untuk dapat

Karakteristik agen pelaksana yang berupa SOP dan Struktur merupakan hal yang penting agar implementasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dalam pelaksanaan PKH