• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK. Kata kunci: harga di pasar dunia, kurs, inflasi, ekspor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRAK. Kata kunci: harga di pasar dunia, kurs, inflasi, ekspor"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

v

Judul : Pengaruh Harga di Pasar Dunia, Kurs, dan Inflasi terhadap Ekspor Ikan Cakalang Beku dari Indonesia ke Pasar Jepang Nama : Trisna Dwi Septi

Nim : 1506105068

ABSTRAK

Indonesia sangat diuntungkan dengan letak posisi yang sangat strategis berada di antara kedua samudra yang digemari ikan cakalang, yaitu samudra Hindia dan Pasifik. Ekspor ikan cakalang khususnya ikan beku dari Indonesia sangat potensial dikembangkan. Ekspor ikan cakalang beku dari Indonesia dari tahun 2013 sampai tahun 2017 data bulanan mengalami keadaan fluktuasi (naik-turun) namun cenderung meningkat penjualannya ke pasar dunia. Jepang merupakan salah satu negara pengimpor terbesar komoditas perikanan dunia serta terbesar pula pengimpor ikan cakalang beku dari Indonesia selama lebih dari lima tahun berturut-turut.

Objek penelitian ini adalah pengaruh variabel harga di pasar dunia, kurs, dan inflasi terhadap ekspor ikan cakalang beku dari Indonesia ke pasar Jepang. Penelitian ini mengunakan data time series selama lima tahun dari tahun 2013 hingga tahun 2017. Dalam penelitian ini digunakan metode analisis regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh baik secara simultan maupun secara parsial variabel independen terhadap variabel dependen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga di pasar dunia, kurs, dan inflasi berpengaruh signifikan secara simultan terhadap ekspor ikan cakalang beku dari Indonesia ke pasar Jepang. Secara parsial, harga di pasar dunia berpengaruh positif dan signifikan terhadap ekspor, kurs dan inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ekspor ikan cakalang beku dari Indonesia ke pasar Jepang.

(2)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix DAFTAR LAMPIRAN ... x BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 17 1.3 Tujuan Penelitian ... 17 1.4 Manfaat Penelitian ... 17 1.5 Sistematika Penulisan ... 18

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL, HIPOTESIS PENELITIAN ... 20

2.1 Kajian Pustaka ... 20

2.1.1 Pengertian perdagangan internasional... 20

2.1.2 Pengertian ekspor ... 23 2.1.3 Pengertian harga ... 26 2.1.4 Pengertian kurs ... 28 2.1.5 Pengertian inflasi ... 31 2.2 Kerangka Konseptual ... 33 2.3 Hipotesis Penelitian ... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 37

3.1 Desain Penelitian ... 37

3.2 Lokasi atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian ... 37

3.3 Obyek Penelitian ... 37

3.4 Identifikasi Variabel Penelitian ... 37

3.5 Definisi Operasional Variabel ... 38

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 39

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 40

3.8 Teknik Analisis Data ... 41

3.8.1 Analisis regresi linier berganda ... 41

3.8.2 Uji asumsi klasik ... 42

(3)

vii

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 50

4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 50

4.1.1 Gambaran umum negara indonesia ... 50

4.1.2 Gambaran umum ikan cakalang ... 51

4.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 53

4.2.1 Perkembangan ekspor ikan cakalang beku ... 53

4.2.2 Perkembangan harga ikan cakalang beku ... 54

4.2.3 Perkembangan kurs ... 56

4.2.4 Perkembangan inflasi ... 57

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 58

4.3.1 Regresi linier berganda ... 58

4.3.2 Hasil uji asumsi klasik ... 59

4.3.3 Hasil uji signifikansi koefisien regresi ... 62

4.4 Implikasi Hasil Penelitian... 69

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 70

5.1 Simpulan ... 70

5.2 Saran ... 72

DAFTAR RUJUKAN ... 73

(4)

viii

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

4.1 Perkembangan Ekspor Ikan Cakalang Beku... 54

4.2 Perkembangan Harga Ikan Cakalang Beku ... 55

4.3 Perkembangan Kurs ... 56

4.4 Perkembangan Inflasi ... 58

4.5 Hasil Uji Pengaruh Harga di Pasar Dunia, Kurs, dan Inflasi terhadap Ekspor Ikan Cakalang Beku Indonesia ke Jepang ... 59

(5)

ix

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

1.1 Rata-rata Ekspor Komoditas Potensial Indonesia 2012-2017 ... 5

1.2 Perkembangan Nilai Ekspor Komoditas Perikanan Indonesia ke Pasar Dunia ... 6

1.3 Kontribusi Beberapa Komoditas Ikan Beku yang di Ekspor Indonesia ke Pasar Dunia... 8

1.4 Perkembangan Nilai Ekspor Ikan Cakalang Beku Indonesia ke Pasar Dunia ... 9

1.5 Perkembangan Harga Cakalang Beku Indonesia Mengacu Harga di Pasar Dunia ... 11

1.6 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah terhadap USD 2013-2017 ... 12

1.7 Perkembangan Inflasi Indonesia ... 13

1.8 Negara Terbesar Tujuan Ekspor Perikanan Indonesia 2013-2017 ... 14

1.9 Impor Ikan Cakalang Beku ke Pasar Jepang dari Beberapa Negara Dunia ... 16

2.1 Kerangka Konseptual... 37

3.1 Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 dengan Uji F ... 46

3.2 Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 untuk Variabel X1 ... 47

3.2 Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 untuk Variabel X2 ... 48

(6)

x

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

1 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 82

2 Hasil Asumsi Klasik Uji Normalitas ... 83

3 Hasil Asumsi Klasik Uji Multikolinearitas ... 84

4 Hasil Asumsi Klasik Uji Autokorelasi ... 85

5 Hasil Asumsi Klasik Uji Heteroskedastisitas ... 86

6 Lampiran F tabel ... 87

(7)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu dari negara berkembang yang sampai saat ini masih terus melakukan pembangunan di berbagai sektor guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta merealisasikan kesejahteraan bagi segenap rakyatnya. Dalam rangka mewujudkan tujuannya tersebut salah satu usaha yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia adalah meningkatkan intensitas perdagangan luar negerinya melalui surplus ekspor dengan terus membenahi birokrasi dan mekanisme yang ada di dalam negeri.

Perdagangan memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian di setiap negara, begitu juga di Indonesia. Dengan melakukan kegiatan perdagangan, perekonomian suatu negara akan terus berjalan dan berkembang. Kegiatan per-dagangan juga mampu memperluas peluang memperoleh keuntungan sekaligus meningkatkan potensi-potensi ekonomi yang dimiliki oleh setiap negara yang melakukannya. Nopirin (2016:2) menyebutkan dengan melakukan aktivitas perdagangan suatu negara dapat membeli barang dari negara lain yang harganya lebih rendah ketimbang memproduksinya di dalam negeri, disamping itu juga suatu negara dapat memperjualkan barang yang telah diproduksinya keluar negeri dengan keuntungan yang relatif lebih tinggi.

Manfaat nyata lain yang akan timbul dan diperoleh oleh suatu negara yang melakukan perdagangan internasional adalah berupa kenaikan pendapatan baik dari

(8)

2

sisi masyarakat maupun negara, naiknya cadangan devisa, terjadinya transfer modal dan tercipta luasnya kesempatan kerja. Salvator (2014:2) mengatakan bahwa ekspor menyediakan kesempatan untuk menambah lapangan pekerjaan dan pendapatan untuk membayar produk-produk yang tidak bisa diproduksi sendiri serta untuk menyediakan teknologi modern yang dibutuhkan oleh suatu negara khususnya untuk negara-negara berkembang. Kaum Merkantilis menyimpulkan bahwa setiap negara yang berkeinginan untuk maju perlu melakukan kegiatan perdagangan dengan negara lain (Deliarnov, 2015:19).

Perdagangan internasional sangat berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara di tengah perekonomian dunia yang semakin terbuka dan terkait satu sama lain. Kegiatan yang terdapat dalam perdagangan internasional atau dalam hal ini perdagangan dengan negara lain meliputi kegiatan ekspor dan impor. Ekspor sebagaimana dijelaskan oleh Mankiw (2013:184) adalah kegiatan menjual barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri dengan pasar tujuan ke luar negeri, sebaliknya, impor adalah kegiatan membeli barang dan jasa yang diproduksi di luar negeri untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri.

Faktor yang mempengaruhi timbulnya ekspor-impor bisa karena adanya selera pada konsumen untuk barang-barang produksi dalam dan luar negeri; harga barang yang tersedia di dalam negeri dan luar negeri; nilai tukar dimana orang-orang dapat menggunakan mata uang domestik untuk membeli mata uang asing; pendapatan konsumen di dalam negeri dan luar negeri; biaya akomodasi untuk transportasi pengiriman barang dari satu negara ke negara lain; serta kebijakan pemerintah terhadap perdagangan internasional.

(9)

3

Sebagai negara dengan sistem politik luar negeri dan perekonomian yang terbuka, Indonesia juga melakukan kegiatan perdagangan internasional. Wilayah Indonesia yang cukup luas dengan keanekaragaman hayati baik flora dan fauna yang ada di darat maupun di lautnya tersebut semestinya mampu dioptimalkan manfaatnya guna menghasilkan suatu komoditas ekspor untuk pasar internasional. Kekayaan alam yang sampai saat ini masih dapat dimanfaatkan tersebut tidak terlepas dari upaya-upaya dalam mengelola, memanfaatkan, dan menjaga kelestarian sumber daya alam baik yang dilakukan oleh instansi pemerintah maupun komponen masyarakat supaya terus menjadi sumber daya alam yang berkelanjutan.

Komoditas ekspor yang diperdagangkan oleh Indonesia dibedakan menjadi sektor migas dan sektor nonmigas. Kemenperin mengklasifikasikan sektor migas dibagi menjadi industri pengolahan dan pertambangan, sedangkan sektor nonmigas terdiri dari subsektor pertanian, industri pengolahan, dan pertambangan. Dalam perkembangannya kini sektor nonmigas berperan cukup besar dalam menyumbang perekonomian negara, khususnya melalui kegiatan ekspor. Salah satu subsektor nonmigas yang turut menyumbang nilai total ekspor Indonesia berasal dari komoditas perikanan.

Secara geografis Indonesia merupakan negara kepulauan dengan wilayah laut yang lebih besar daripada wilayah daratan, hal tersebut membuat Indonesia dinobatkan menjadi negara maritim terbesar yang memiliki berbagai macam potensi sumber daya menguntungkan yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan bangsa dan negara. Sumber daya yang memiliki potensi paling menguntungkan

(10)

4

untuk dimanfaatkan dari Indonesia salah satunya berasal dari produk perikanan atau sumber daya ikan. Noviyanti (2011) mangatakan bahwa perikanan mempunyai peranan penting dalam penyediaan pangan, kesempatan kerja, perdagangan dan kesejahteraan, serta merupakan alternatif rekreasi untuk sebagian penduduk Indonesia.

Karakteristik sumber daya ikan perairan tangkap Indonesia erat kaitannya dengan proses geologi dan keberadaan tiga wilayah paparan, yaitu paparan Sunda, Wallacea, dan Sahul yang dengan kondisi tersebut menciptakan habitat yang digemari bagi keanekaragaman jenis ikan (Husnah dan Arief, 2012). Karakteristik Indonesia sebagai negara maritim membuat sebagian penduduk Indonesia yang tinggal di pesisir berprofesi sebagai nelayan maupun petani tambak untuk perikanan.

Subsektor perikanan Indonesia termasuk komoditas potensial ekspor yang menjanjikan untuk dikembangkan. Dalam periode tahun 2012 sampai dengan 2017 tercatat ada sepuluh komoditas potensial ekspor yang menurut BPS dan Kementerian Perdagangan penting untuk lebih diprioritaskan. Berikut disajikan rata-rata kesepuluh komoditas potensial ekspor dari Indonesia dalam bentuk Gambar 1.1.

Komoditas ikan dan produk perikanan menyumbang rata-rata sekitar 1.395.256.000 USD antara tahun 2012-2017, nilai ini bisa mengalami peningkatan jika dilakukan intensitas pengelolaan yang lebih baik lagi. Komoditas ikan dan produk perikanan tersebut termasuk ke dalam tiga besar komoditas potensial Indonesia dengan kontribusi sekitar 11 persen dari total keseluruhan komoditas

(11)

5

potensial yang ada. Lebih lanjut bisa diartikan bahwa komoditas perikanan Indonesia ini memiliki potensi dan pengaruh yang cukup besar terhadap nilai total ekspor potensial di Indonesia termasuk terbesar pula dalam nilai ekspor nonmigas yang ada.

Sumber: BPS dan Kemendag, 2017 (data diolah).

Gambar 1.1 Rata-Rata Ekspor Komoditas Potensial Indonesia 2012-2017 (Ribu USD)

Komoditas perikanan Indonesia memiliki potensi cukup besar untuk dikembangkan sebagai produk unggulan karena menyumbang nilai yang cukup besar dalam kegiatan perdagangan ekspor. Dalam sepuluh tahun terakhir ekspor perikanan Indonesia secara total mengalami perkembangan yang cukup menarik. Fluktuasi dari nilai ekspor yang disumbangkan cenderung mengalami peningkatan tahun demi tahun meskipun terjadi fenomena tren menurun pada tahun 2015 yang menurut ahli adalah akibat dari adanya pelemahan ekonomi global disamping menurunnya permintaan, anjloknya harga komoditas dan nilai tukar. Dengan kecenderungan peningkatan nilai ekspor perikanan tersebut membuktikan bahwa sektor perikanan sebenarnya merupakan sumber daya alam dan modal yang cukup

Makanan olahan; 5.230.480; 39%

Perhiasan; 4.630.332; 35%

Ikan dan produk perikanan; 1.395.256; 11% Kerajinan; 708.692; 5% Rempah-rempah; 673.010; 5% Peralatan kantor; 211.215; 2% Minyak atsiri; 151.036; 1% Peralatan medis; 116.752; 1% Kulit produk kulit; 112.761; 1% Tanaman obat; 31.215; 0%

(12)

6

baik untuk diprioritaskan oleh Indonesia. Berikut Gambar 1.2 yang menampilkan nilai perolehan Indonesia dari sumbangan ekspor komoditas perikanan secara total sepuluh tahun terakhir.

Sumber: UN Comtrade, 2018 (data diolah).

Gambar 1.2 Perkembangan Nilai Ekspor Komoditas Perikanan Indonesia ke Pasar Dunia (USD)

Food and Agriculture Organization (FAO) pada tahun 2018 merilis sebuah temuan bahwa konsumsi ikan dunia per kapita terus meningkat, yakni 20,2 kg per kapita pada tahun 2015; 20,3 kg per kapita pada tahun 2016; dan prediksi menembus 20,5 kg per kapita pada tahun 2017. Di Indonesia sendiri komoditas sektor perikanan terdiri dari berbagai macam jenis dan klasifikasi. Kemendag mengklasifikasikan produk ikan yang diekspor dari Indonesia berdasarkan kode HS (Harmonized System). Harmonized System merupakan suatu daftar penggolongan barang yang dibuat secara sistematis dengan tujuan mempermudah penarifan, transaksi perdagangan, pengangkutan dan statistik yang telah diperbaiki dari klasifikasi sebelumnya. Klasifikasi ini membedakan komoditas perikanan berdasarkan jenis ikan dan bentuk produknya, dalam membedakan berdasarkan

(13)

7

jenisnya meliputi: ikan tuna, cekalang, ikan herring, sarden, makarel, salmon, krustacea, moluska dan lain sebagainya, sedangkan klasifikasi berdasarkan bentuk produknya yakni dalam bentuk ikan hidup, ikan olahan, ikan segar maupun ikan beku.

Dalam penelitian Lestari, dkk (2013) menyebutkan hampir lima puluh lima persen ekspor ikan tuna dari Indonesia dalam bentuk ikan segar dan beku. Hal tersebut didukung oleh pernyataan yang dikeluarkan oleh ITPC Busan dari Kementrian Perdagangan bahwa ekspor perikanan Indonesia dominan pada ikan utuh dalam bentuk beku (Market Brief, 2015).

Salah satu produk perikanan tangkap Indonesia yang sering memberikan nilai ekspor yang cukup tinggi adalah dari komoditas ikan beku skipjack or stripe bellied bonito atau masyarakat Indonesia biasa menyebutnya ikan cakalang (Katsuwon Pelamis). Hal senada didukung oleh pelaporan perwakilan perdagangan di luar negeri, ITPC Milan yang menjelaskan bahwa setidaknya ada sepuluh spesies tuna yang ditangkap di perairan Indonesia dan ikan cakalang menyumbang lebih dari 45 persennya (Market Brief, 2014). Untuk tahun 2017 tercatat dari total ekspor ikan beku Indonesia ke pasar dunia sebesar 471.379.806 USD dan sekitar 28 persennya atau sebesar 129.742.979 USD merupakan kontribusi dari perdagangan ikan cakalang beku Indonesia ke pasar dunia (UN Comtrade, 2018). Berikut Gambar 1.3 kontribusi beberapa komoditas ikan beku yang diekspor Indonesia ke pasar dunia.

(14)

8 Sumber: Kemenperin, 2018 (data diolah).

Gambar 1.3 Kontribusi Beberapa Komoditas Ikan Beku yang di Ekspor Indonesia ke Pasar Dunia (dalam ribu USD)

Ikan cakalang termasuk kerabat dekat dengan ikan tuna yang merupakan produk ekspor andalan Indonesia. Ikan ini merupakan salah satu jenis ikan tangkap yang paling banyak diburu oleh berbagai negara. Ikan cakalang termasuk jenis ikan yang memiliki tingkat protein cukup tinggi. Dikenal sebagai ikan yang hidup bergerombol dengan jumlah kawanan besar dan perenang yang cepat di lautan. Habitat hidup ikan ini umumnya dijumpai di laut tropis dan subtropis seperti Samudra Hindia, Pasifik, dan Samudra Atlantik. Ikan cakalang ini dapat ditangkap sepanjang tahun (Kekenusa dkk, 2012).

Seperti disebutkan sebelumnya secara geografis Indonesia sangat diuntungkan dengan letak posisi yang sangat strategis berada di antara kedua samudra yang digemari ikan cakalang tersebut, Samudra Hindia dan Pasifik. Ekspor ikan cakalang khususnya ikan beku dari Indonesia sangat potensial dikembangkan. Gambar 1.4 menggambarkan perkembangan ekspor ikan cakalang beku dengan

20.000 40.000 60.000 80.000 100.000 120.000 140.000

Cakalang Tuna Sirip Kuning

Makarel Tuna Albakor

(15)

9

kode HS 030343 dari Indonesia dalam kurun waktu lima tahun terakhir ke pasar dunia.

Sumber: Kemendag, 2018 (data diolah).

Gambar 1.4 Perkembangan Nilai Ekspor Ikan Cakalang Beku Indonesia ke Pasar Dunia (USD)

Sebagaimana terlihat pada Gambar 1.4 ekspor ikan cakalang beku dari Indonesia dari tahun 2013 sampai tahun 2017 data bulanan mengalami keadaan fluktuasi (naik-turun) penjualannya ke pasar dunia. Naik turunnya nilai perdagangan ekspor ini juga dapat mengindikasikan bahwa volume ekspor ikan cakalang beku (dengan satuan kg) dan permintaannya di pasar dunia juga berubah. Selain karena faktor-faktor ekonomi (seperti kurs, PDB negara pengimpor, kebijakan perdagangan dan keadaan-keadaan perekonomian lainnya yang menyebabkan suatu negara mau mengimpor dari negara lain) ada juga faktor penyebab lain seperti kebijakan akan standar keamanan, kesehatan dan juga karena adanya hubungan baik antarnegara yang melakukan kerja sama perdagangan internasional tersebut. -5.000.000 10.000.000 15.000.000 20.000.000 25.000.000

Jan-13 Jan-14 Jan-15 Jan-16 Jan-17

(16)

10

Nilai ekspor produk perikanan Indonesia dapat ditingkatkan lebih besar lagi sebagaimana dengan masih cukup besarnya potensi sumber daya ikan yang dimiliki. Peningkatan ekspor diharapkan mampu juga meningkatkan daya saing perdagangan internasional yang dilakukan oleh Indonesia di pasar dunia. Mofrad (2012) menyebutkan kinerja ekspor suatu negara tergantung pada daya saing produk ekspornya di pasar dunia. Terdapat beberapa faktor yang dapat menentukan tingkat daya saing perdagangan luar negeri suatu negara, diantaranya perubahan relatif nilai tukar, komposisi produk, struktur industri dan tingkat pertumbuhan.

Daya saing berperan dominan dalam menentukan apakah suatu negara unggul dalam kegiatan perdagangan internasional dengan negara lain atau hanya sekedar menjadi pasar dari negara lain tanpa memiliki kekuatan yang berarti. Dalam sistem perdagangan bebas seperti yang terjadi dewasa ini, kemampuan daya saing suatu negara dan keunggulan komparatif produk ekspornya memegang peranan penting sebagai faktor dalam kesuksesan produk yang dimiliki dalam menghadapi sistem tersebut (Patnasari, 2005). Dengan melakukan perdagangan internasional negara-negara bisa mengembangkan produknya serta mempromosikannya ke pasar yang lebih luas (Palley, 2011).

Dalam meningkatkan daya saing Indonesia perlu mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingginya volume ekspor komoditas yang bersangkutan. Beberapa penelitian menyebutkan terdapat beberapa variabel yang menentukan tingginya volume atau nilai ekspor komoditas tertentu. Penelitian tentang analisis ekspor ikan tuna Indonesia oleh Yudiarosa (2009) menyebutkan faktor yang

(17)

11

mempengaruhi ekspor produk ikan Indonesia diantaranya: harga ikan tuna di pasar domestik, harga komoditas perikanan lain (udang), nilai tukar rupiah terhadap USD. Harga memainkan peran penting dalam perdagangan internasional. Purcell, et al. (2018) mengungkapkan bahwa harga pasar dari makanan laut (seafood) menopang hasil panen dan strategi manajemen untuk perikanan tangkap dan budidaya. Suhana (2017) menyebutkan harga cakalang beku di pasar internasional umumnya mengacu terhadap harga yang ada di Pasar Bangkok, Thailand. Hal ini lantaran Thailand mendominasi ekspor di pasar dunia dengan pangsa pasar sekitar 40 persen dimana tidak ada satupun negara lain yang memiliki pangsa pasar lebih dari 10 persen (Kuldilok, 2013). Gambar 1.5 menampilkan tentang perkembangan harga ikan cakalang beku di pasar dunia dari 2013-2017.

Sumber: Thaiunion, 2018 (data diolah).

Gambar 1.5 Perkembangan Harga Cakalang Beku Indonesia Mengacu Harga di Pasar Dunia (USD/Ton)

Penelitian Kanchana dan Ahmed (2010) menyebutkan perubahan nilai tukar memainkan peran penting dalam perdagangan, hal ini mendukung teori yang

500 1.000 1.500 2.000 2.500

Jan-13 Jan-14 Jan-15 Jan-16 Jan-17

(18)

12

dikemukakan oleh Krugman dan Maurice (2000) yang menyatakan nilai tukar memainkan peran penting dalam perdagangan internasional karena menjadi pembanding harga barang dan jasa yang diproduksi di berbagai negara. Nilai tukar dapat mempengaruhi dan mengubah harga relatif suatu produk menjadi lebih mahal ataupun murah, sehingga nilai tukar terkadang juga mempengaruhi tingkat daya saing dengan harapan mendorong ekspor dan meningkatkan cadangan devisa. Perubahan posisi ekspor tersebut kemudian berguna dalam memperbaiki posisi neraca perdagangan (Ginting, 2013). Dalam beberapa tahun ini nilai rupiah ter-hadap USD cenderung menurun sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 1.6.

Sumber: Bank Indonesia, 2018 (data diolah).

Gambar 1.6 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah terhadap USD Tahun 2013-2017 (Rupiah/USD)

Variabel lain yang juga mempengaruhi kegiatan perdagangan internasional adalah inflasi. Menurut Bank Indonesia inflasi merupakan kenaikan harga secara umum dan terus menerus dalam waktu tertentu. Kenaikan harga dari satu atau dua

8000 9000 10000 11000 12000 13000 14000 15000 16000

Jan-13 Jan-14 Jan-15 Jan-16 Jan-17

(19)

13

barang tidak bisa disebut sebagai inflasi kecuali kenaikan itu meluas yang mengakibatkan kenaikan harga pada barang lainnya.

BPS menjelaskan jika harga barang dan jasa di dalam negeri meningkat, maka inflasi mengalami kenaikan. Naiknya harga barang tersebut menyebabkan turunnya nilai uang, dengan demikian inflasi dapat juga diartikan sebagai penurunan nilai uang terhadap barang dan jasa secara umum. Penuruan nilai uang terhadap barang dan jasa secara umum akibat inflasi ini kemudian akan berdampak terhadap aktivitas perdagangan melalui permintaan dan penawaran baik di pasar domestik maupun pasar internasional. Akalpler (2013) menyebutkan baik inflasi maupun nilai tukar menyebabkan peningkatan ekspor yang cukup besar. Gambar 1.7 memperlihatkan perkembangan inflasi yang terjadi dalam periode lima tahun di Indonesia berdasarkan indeks harga konsumen yang dipublikasi oleh Bank Indonesia.

Sumber: Bank Indonesia, 2018 (data diolah).

Gambar 1.7 Perkembangan Inflasi untuk Sektor Umum Data Bulanan di Indonesia dari Tahun 2013-2017 (%)

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Jan-13 Jan-14 Jan-15 Jan-16 Jan-17

(20)

14

Pangsa pasar ikan cakalang beku Indonesia ditentukan juga oleh faktor dengan negara mana sebaiknya Indonesia melakukan kerja sama ekspor-impor. Kegiatan perdagangan internasional tentu akan lebih baik jika kedua belah pihak merasa saling diuntungkan. Negara-negara yang melakukan kerja sama perlu melihat kondisi negara partner sehingga keputusan dalam melakukan kerja sama akan jauh lebih baik. Indonesia melakukan kerja sama dalam perdagangan komoditas ekspor perikanan dengan Jepang. Gambar 1.8 merupakan negara terbesar tujuan ekspor perikanan Indonesia tahun 2013-2017.

Sumber: Un Comtrade, 2018 (data diolah).

Gambar 1.8 Negara Terbesar Tujuan Ekspor Perikanan Indonesia Tahun 2013-2017 (USD)

Kendati hanya menjadi negara pengimpor terbesar kedua produk perikanan Indonesia, namun Jepang setiap tahun rutin melakukan kegiatan impor komoditas perikanan dari Indonesia terutama ikan cakalang beku. Jika dilihat secara ekonomi, perekonomian Jepang merupakan yang terbesar ketiga setelah Amerika Serikat dan Tiongkok berdasarkan PDB/GDP (Gross Domestic Product) diantara negara-negara maju lainnya yakni sebesar 4.872,14 miliar USD pada tahun 2017 dengan

200.000.000 400.000.000 600.000.000 800.000.000 1.000.000.000 1.200.000.000 1.400.000.000 1.600.000.000 Amerika Serikat

Jepang Tiongkok Viet Nam Thailand

(21)

15

tingkat pertumbuhan GDP tahunan sebesar 1,7 persen. Populasi penduduk Jepang terkini pada tahun 2016 tercatat sebanyak 126,99 juta orang (World Bank, 2018). Masyarakat Jepang juga suka mengonsumsi produk ikan dan olahan ikan yang dapat dibuktikan dengan angka konsumsi ikan per kapitanya yang cukup besar bahkan diatas rata-rata angka konsumsi ikan per kapita masyarakat dunia. Pada tahun 2016 konsumsi ikan per kapita masyarakat Jepang mencapai 33,5 kg sedangkan angka konsumsi ikan per kapita rata-rata penduduk dunia hanya sekitar 20,3 kg (Global Analysis Report, 2017).

Dari data yang dikeluarkan oleh UN Comtrade (2018) menunjukkan bahwa Jepang termasuk negara yang paling besar dalam melakukan kegiatan ekspor-impor ke pasar dunia. Total ekspor Jepang pada tahun 2017 merupakan terbesar keempat setelah Tiongkok, Amerika Serikat, dan Jerman yang menunjukkan sama seperti dengan posisi impornya. Pada tahun 2017 Jepang tercatatat melakukan kegiatan impor untuk seluruh total komoditas barang dan jasa di pasar dunia mencapai 671.474.306.095 USD dimana angka ini meningkat dari tahun sebelumnya yakni 2016 sebesar 606.924.046.814 USD. Dalam data UN Comtrade juga diperlihatkan bahwa Jepang pada tahun 2017 merupakan negara pengimpor sektor komoditas perikanan terbesar kedua dunia tepat dibawah Amerika Serikat dan diatas Tiongkok. Selama lima tahun terakhir Jepang menjadi negara pengimpor sektor perikanan terbesar kedua berturut-turut dengan Amerika Serikat di pasar dunia.

Dengan melihat besarnya perdagangan impor yang dilakukan oleh Jepang terutama pada sektor perikanan serta kegemaran masyarakatnya yang suka mengonsumsi produk ikan, Indonesia tak mau melewatkan kesempatan besar

(22)

16

memperdagangkan hasil komoditas perikanannya ke negara tersebut. Pasar dan peluang ekspor ke Jepang sangat menjanjikan meskipun Indonesia hanya mampu menduduki posisi kedelapan dibawah Amerika Serikat, China, Rusia, Chile, Norwegia, Korea Selatan dan Vietnam untuk negara-negara sepuluh terbesar pengekspor komoditas perikanan ke negara tersebut. Untuk komoditas perikanan khususnya ikan cakalang beku sendiri, Indonesia selalu menjadi eksportir terbesar pertama selama lebih dari lima tahun terakhir berturut-turut ke Jepang yang masyarakatnya gemar makan makanan sehat terutama ikan laut ini. Berikut Gambar 1.9 menunjukkan negara-negara di dunia yang mengekspor komoditas ikan cakalang beku ke Jepang pada tahun 2017 dan Indonesia menjadi negara yang menyumbang lebih dari 78 persen dari total impor komoditas ikan cakalang beku oleh negara tersebut.

Sumber: UN Comtrade, 2018 (data diolah).

Gambar 1.9 Impor Ikan Cakalang Beku ke Pasar Jepang dari Beberapa Negara Dunia tahun 2017

Indonesia; 58.118.345 Ghana; 4.506.925 Korsel; 3.198.653 Kep. Marshall; 2.893.452 Negara Asia lain; 2.200.051 Tiongkok; 1.602.800 Kep. Mikronesia; 1.232.033 Spanyol; 683.003 Senegal; 396.518

(23)

17 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Bagaimana pengaruh harga di pasar dunia, kurs, dan inflasi secara simultan terhadap ekspor ikan cakalang beku dari Indonesia ke pasar Jepang?

2) Bagaimana pengaruh harga di pasar dunia, kurs, dan inflasi secara parsial terhadap ekspor ikan cakalang beku dari Indonesia ke pasar Jepang?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Menganalisis pengaruh harga di pasar dunia, kurs, dan inflasi secara simultan terhadap ekspor ikan cakalang beku dari Indonesia ke pasar Jepang.

2) Menganalis pengaruh harga di pasar dunia, kurs, dan inflasi secara parsial terhadap ekspor ikan cakalang beku dari Indonesia ke pasar Jepang.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, serta tujuan penelitian, maka yang menjadi kegunaan manfaat dalam penelitian ini adalah: 1) Kegunaan teoritis

Hasil dari penelitian ini nantinya diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan lebih dalam, khususnya di bidang perdagangan luar negeri ekspor perikanan, dan pengelolaan sumber daya perikanan di Indonesia

(24)

18 2) Kegunaan praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah khususnya Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perdagangan dan instansi terkait lainnya untuk meningkatkan kinerja dan peran dalam bidang kegiatan ekspor terutama untuk komoditas ikan cakalang yang sebelumnya merupakan produk potensial agar menjadi produk unggulan dan andalan yang berdaya saing tinggi di pasar dunia.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Bab I Pendahuluan

Bab ini menguraikan hal-hal yang menyangkut pendahuluan, meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Konseptual, dan Hipotesis

Bab ini membahas teori, konsep, dan penelitian terdahulu yang berhubungan dengan konsep perdagangan internasional, konsep ekspor, konsep harga, konsep nilai tukar, konsep inflasi. Pada bab ini juga dibahas mengenai hubungan antara variabel bebas dan terikat. Selain itu juga dalam penelitian ini juga dibahas rumusan hipotesis yang merupakan dugaan sementara dari rumusan masalah yang sesuai dengan landasan teori.

(25)

19 Bab III Metode Penelitian

Bab ini memuat cara pemecahan masalah yang diajukan dalam penelitian baik dalam mencari data maupun menganalisis data. Bab ini terdiri dari uraian tentang desain penelitian, lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisi opersional variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, serta teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini.

Bab IV Pembahasan

Bab ini menguraikan tentang gambaran umum masing-masing variabel, deskripsi hasil analisis uji asumsi klasik dan analisis regresi linier berganda.

Bab V Simpulan dan Saran

Bab ini memuat simpulan yang mencakup seluruh hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran-saran yang dipandang perlu dan relevan atas simpulan yang dikemukakan.

(26)

Gambar

Gambar 1.1    Rata-Rata Ekspor Komoditas Potensial Indonesia 2012-2017  (Ribu USD)
Gambar  1.2   Perkembangan Nilai Ekspor Komoditas Perikanan Indonesia  ke Pasar Dunia (USD)
Gambar  1.3   Kontribusi Beberapa Komoditas Ikan Beku yang di Ekspor  Indonesia ke Pasar Dunia (dalam ribu USD)
Gambar  1.4   Perkembangan Nilai Ekspor Ikan Cakalang Beku Indonesia ke  Pasar Dunia (USD)
+6

Referensi

Dokumen terkait

syirkah dilakukan baik jumlahnya sama maupun berbeda. c Sesuatu yang bertalian dengan syarikat mufawad}ah , bahwa dalam mufawad}ah disyaratkan a) modal (pokok harta) dalam

Dewan juri dan panitia tidak akan bertanggung jawab apabila terjadi tuntutan hukum dari pihak-pihak lain atas karya yang sudah dikirim, baik terkait dengan hak cipta,

Bahkan banyak dari perwira Polri angkatan pertama pernah menjadi perwira atau ka det dari ketiga angkatan dalam militer Indonesia, yang kemudian berpindah, salah

Jika hal ini terjadi pada lereng dengan material penyusun (tanah dan atau batuan) yang lemah maka akan menyebabkan berkurangnya kuat geser tanah/batuan dan

Perbandingan antara kedilan internal dan eksternal; keadilan internal ini maksudnya adalah jika seseorang dengan pekerjaan yang sama akan digaji dengan jumlah yang sama walaupun

Peran umat Islam Singapura dalam menjaga keharmonian kaum terwujud dalam beberapa bentuk yaitu : Terlibat langsung dalam badan yang disahkan oleh pemerintah Singapura

Tentukan batas nilai suku pertama a dari suatu deret geometri tak berhingga agar deret tersebut konvergen dengan jumlah 2.. Modal sebesar Rp3.000.000,00 dibunga- kan atas dasar

Pembangunan ekonomi di Kawasan Istana Basa Pagaruyung sudah menunjukkan pengembangan dari ekonomi berbasis kearifan lokal. Dari ketiga indikator pembangunan ekonomi, faktanya