• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. usaha untuk mewujudkan cita-cita tersebut adalah melakukan proses

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. usaha untuk mewujudkan cita-cita tersebut adalah melakukan proses"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini negara dan bangsa kita sedang membangun untuk mewujudkan cita-cita suatu masyarakat yang adil dan makmur. Salah satu usaha untuk mewujudkan cita-cita tersebut adalah melakukan proses modernisasi di berbagai lini kehidupan, termasuk dibidang teknologi dan ilmu pengetahuan. Namun, ternyata modernisasi yang diterapkan tersebut membawa dampak yang kurang baik bagi kehidupan manusia sendiri, terutama di bidang akhlak. Dampak tersebut terlihat misalnya dalam aktivitas kehidupan sering terjadi sejumlah penipuan yang dilakukan oleh sekelompok orang mulai strata bawah sampai tingkat atas. Korupsi dan manipulasi hampir menghiasi setiap hari menghiasi media cetak. Seiring dengan itu, tingkat kekerasan mewarnai bangsa Indonesia sebagai bangsa yang beradab.

Kondisi seperti di atas tampaknya menjadi lingkaran yang tak berujung pangkal, hal ini sebagai akibat kurang seimbangnya pembangunan fisik dengan spiritual. Modernisasi menjadi sulit untuk direspon secara positif, sehingga dampak negatif zaman modern ini sukar dibendung dan menerpa hampir pada semua sektor.

Zaman modern ditandai dengan dua hal sebagai cirinya, yaitu (1) penggunaan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan manusia, dan (2) berkembangnya ilmu pengetahuan sebagai wujud dari kemajuan intelektual

(2)

manusia. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak selalu menimbulkan dampak positif bila manusia sebagai penggeraknya tidak mampu memfilter aspek negatif dari kemajuan itu. Dari sini muncul persoalan besar yaitu krisis spiritualitas. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dominasi rasionalisme, empirisme, dan positivisme, ternyata membawa manusia kepada kehidupan modern di mana sekularisme menjadi mentalitas zaman dan karena itu spiritualisme menjadi suatu tema bagi kehidupan modern.1

Manusia modern dalam istilah Auguste Comte, peletak dasar aliran Positivisme sebagai dikutip Abdul Muhayya, adalah mereka yang sudah sampai kepada tingkatan pemikiran positif. Pada tahapan ini manusia sudah lepas dari pemikiran religius dan pemikiran filosofis yang masih global. Mereka telah sampai kepada pengetahuan yang rinci tentang sebab-sebab segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini.2

Seiring dengan lepasnya pemikiran religius dan filosofis, manusia menyadari pentingnya aspek esoteris (batiniah) di samping aspek eksoteris (lahiriah). Namun kenyataan menunjukan bahwa aspek esoteris tertinggal jauh di belakang kemajuan aspek eksoteris. Akibatnya orientasi manusia berubah menjadi kian materialistis, individualistis, dan keringnya aspek spiritualitas. Terjadilah iklim yang makin kompetitif yang pada giliranya melahirkan manusia-manusia buas, kejam, dan tak berprikemanusiaan sebagai dikatakan

1

Achmad Mubarok, 2001, Psikologi Qur’ani, Jakarta: Pustaka Firdaus,. hlm. 16.

2

Abdul Muhayya, “Peranan Tasawwuf dalam Menaggulangi Krisis Spiritual” dalam HM. Amin Syukur dan Abdul Muhayya, (Ed), 2001, Tasawwuf dan Krisis, Yogyakarta: Pustaka Pelajar , 2001, hlm 21.

(3)

Tomas Hobbes sebagaimana disitir oleh Nasruddin Razak, Homo Homini Lupus Bellum Omnium Contra Omnes (manusia menjadi srigala untuk manusia lainya, berperang antara satu dengan lainnya).3

Pergeseran nilai sebagaimana diungkapkan di atas, mulai dirasakan dampaknya yaitu munculnya individu-individu yang gelisah, gundah gulana, rasa sepi yang tak beralasan bahkan sampai pada tingkat keinginan untuk bunuh diri. Keadaan ini tentunya sudah menyangkut pada akhlak manusia dalam mengarungi kehidupan yang makin kompleks. Mulailah manusia melirik kembali pribadi Rasulullah SAW terutama akhlaknya. Dalam Al-Qur’an ditegaskan:

ٍﻢﻴِﻈﻋ ٍﻖﹸﻠﺧ ﻰﻠﻌﹶﻟ ﻚﻧِﺇﻭ

)

ﻢﻠﻘﻟﺍ

:

4

(

Artinya: “dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”. (Q.S. al-Qalam: 4) 4

Keluhuran akhlak Nabi SAW telah mendorong umatnya untuk mengenang dan mengkaji kembali tentang kelahiran, perjuangan dan akhlaknya. Salah satu kegiatan umat Islam yang sering terdengar dan terlihat adalah pembacaan maulid al-Barjanzi Natsr yang disusun oleh Ja’far bin Hasan bin Abd al-Karim bin Muhammad al-Barjanji al-Kindi. Kitab ini merupakan sebuah karya tulis seni sastra yang memuat kehidupan Nabi Muhammad SAW. Kitab ini memuat riwayat kehidupan Nabi Muhammad

3

Nasruddin Razak, 1973, Dienul Islam, Bandung: PT. Al-Ma’arif, hlm. 19.

4

(4)

SAW, silsilah keturunannya, serta kehidupannya semasa kanak-kanak, remaja dan pemuda hingga ia diangkat menjadi Rasul.

Kitab al-Barjanzi memuat pula tentang akhlak Nabi SAW, misalnya dalam kitab tersebut diterangkan:

ﻩﺎﻳﺎﺠﺳﻭ ﻪﻋﺎﺒِﻃ ﺖﻨﺴﺣ ﻯِﺬﱠﹶﻟﺍ ﺐﻴِﺒﺤﹾﻟﺍ ﻪّﻧﹶﺃﻭ

Artinya: sebenarnya dia memang kekasih Allah yang bagus watak dan budi pekertinya.5

ﹶﻞﻤﹾﻛﹶﺍ ﻢﱠﻠﺳﻭ ِﻪﻴﹶﻠﻋ ُﷲﺎىﱠﻠﺻ ﹶﻥﺎﹶﻛﻭ

ٍﺔﻴِﻨﺳ ٍﺕﺎﹶﻔِﺻﻭ ٍﺕﺍﹶﺫﺍﹶﺫ ﺎﹰﻘﹾﻠﺧ ِﺱﺎﻨﻟﺍ

Artinya: Nabi SAW. adalah orang yang paling sempurna kejadian dan

akhlaknya, yang mempunyai diri dan sifat yang luhur.6

Membaca kitab al-Barjanji dimaksudkan agar si pembaca mampu mengambil contoh perilaku Nabi SAW yang merupakan sosok manusia teladan dalam berumah tangga, bermasyarakat dan bernegara. Akhlak Nabi SAW merupakan akhlak al-Qur'an yang apabila dicontoh dan dimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari maka krisis akhlak mendapat solusi yang tepat. Itulah sebabnya membaca kitab al-Barjanji menjadi kebutuhan, utamanya pada saat manusia merasa kehilangan figur yang merefleksikan akhlak al-karimah.

5

Maulid al Barjanzi Natsr, (terjemah Barjanji) Arab dan Latinnya, Surabaya: Mitra

Ummat, 1983, hlm. 87.

6

(5)

Dari keterangan di atas menunjukkan bahwa kitab al-Barjanji memuat riwayat Nabi di bidang akhlak. Persoalan yang muncul bagaimana sebenarnya konsep akhlak dalam kitab al-Barjanji itu dan sejauh mana pesan dakwah yang terkandung dalam kitab al-Barjanji itu. Bertolak dari keterangan tersebut mendorong peneliti mengangkat tema ini dengan judul: Akhlak Nabi Dalam Kitab Maulid Al-Barzanji Natsr Sebagai Materi Da’wah Saat Ini

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan apa saja yang ingin kita carikan jawabannya.7 Maka yang menjadi rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa isi Kitab Maulid al-Barjanzi Natsr?

2. Bagaimana akhlak Nabi Muhammad SAW dalam Kitab Maulid al-Barjanzi Natsr?

3. Bagaimana akhlak Nabi dalam kitab maulid al-Barjanzi Natsr sebagai materi dakwah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui isi Kitab Maulid al-Barjanzi Natsr

2. Untuk mengetahui akhlak Nabi Muhammad SAW dalam Kitab Maulid al-Barjanzi Natsr

7

Jujun S. Suriasumantri, 1993, Filsafat Umum Sebuah Pengantar Populer, cet 7, Jakarta, Pustaka Sinar Harapan, hlm. 312. lihat juga Didi Atmadilaga, 1997, Panduan Skripsi,

(6)

3. Untuk mengetahui akhlak Nabi dalam kitab maulid al-Barjanzi Natsr sebagai materi dakwah

Sebagai Manfaat penelitian dapat ditinjau dari dua segi:

1. Secara teoritis, yaitu untuk menambah khasanah kepustakaan fakultas dakwah khususnya jurusan komunikasi dan penyiaran Islam, dengan harapan dapat dijadikan salah satu bahan studi banding oleh peneliti lainnya.

2. Secara praktis yaitu agar dapat diterapkan dalam kehidupan masyarakat, khususnya ketika peneliti berdakwah di tengah-tengah masyarakat.

D. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan penelitian di perpustakaan fakultas Dakwah dijumpai adanya beberapa skripsi yang meneliti tentang masalah akhlak di Indonesia, di antaranya:

1. Muatan Nilai-Nilai Dakwah pada Majalah Suara Hidayatullah terhadap Tema Moralitas dan Pengaruhnya pada Pembaca di El-Rahma (Lembaga Komputer) cabang Semarang disusun oleh Rondiah, 1999. Dalam temuannya penulis skripsi itu mengungkapkan bahwa pesan-pesan dakwah yang terdapat dalam majalah Suara Hidayatullah memiliki pengaruh yang signifikan, karena ketika mengangkat masalah moral sangat realistis dengan apa yang terjadi di Indonesia. Moralitas yang disampaikan tidak hanya berkisar pada masyarakat kota melainkan juga sampai pada masyarakat pedalaman. Dalam hubungan ini pembaca yang bisa menyerap pesan yang disampaikan tidak hanya menjadi konsumsi

(7)

lapisan atas melainkan kalangan awampun tidak terlalu sulit mencema subtansi pesan itu sendiri. Selanjutnya peneliti tersebut menegaskan bahwa kiat dakwah yang dilakukan dalam rubrik editoria dan feature antara lain secara ekplisit dan emplisit. Secara eksplisit, nilai-nilai ajaran Islam ditingkat dengan jelas misalnya menampilkan tema keislaman maupun teks suci sebagai sumber ajaran Islam. Sedangkan secara emplisit nilai-nilai ajaran Islam ditampilkan sebagai pengertian/pemahaman terhadap permasalahan yang bertitik tolak dari ajaran Islam itu sendiri. Sebagai media informasi, majalah Suara Hidayatullah memiliki beberapa kelebihan antara lain jumlah tiras yang senantiasa berkembang, tingkat distribusi tersebar di seluruh Indonesia dan jaringan kerja yang luas. Dalam kaitan ini penyusun skripsi itu menambahkan bahwa dengan adanya dakwah baik melalui ceramah maupun media cetak Islam, dalam hal ini majalah Suara Hidayatullah di lembaga komputer El-Rahma akan menambah wawasan agama Islam baik dalam bidang keimanan, ibadah, serta akhlak.

2. Studi Analisis terhadap Dakwah Prof. Dr. Amin Syukur, MA dalam buku Zuhud di Abad Modern oleh Damayanti, 1999. Kesimpulan dari skripsi itu mengungkapkan bahwa Islam diturunkan sebagai rahmatan li al-alamin, diturunkan dalam konteks zamannya untuk memecahkan problema kemasyarakatan pada masa itu. Konteks dan latar belakang perjuangan Rasulullah saw. dalam situasi dan kondisi Arab Quraisy waktu itu. Pada masa sekarang harus dipahamai dalam konteksnya yang tepat, yaitu

(8)

pemahaman yang mondar mandir, memasukkan konteks kekinian ke masa diturunkan Al-Qur'an, dan kembali lagi ke masa kini. Pemahaman ini akan menjamin aktualisasi dan kemampuan Islam menjawab tantangan zaman sepanjang sejarah. Setelah problema keutamaan berkembang, maka sebagai tuntutan kultural dan historis, muncullah mazhab dalam berbagai bidang, seperti politik, ilmu kalam, fiqih, dan tasawuf, yang selanjutnya menampilkan diri sebagai disiplin ilmu keislaman. Berbagai rumusan mazhab itu tidak bisa terlepas dari konteks zamannya, dan untuk memecahkan problema yang dihadapi umat Islam pada waktu itu. Tasawuf sebagai salah satu disiplin ilmu keislaman tidak bisa keluar dari kerangka itu. Rumusan ajaran tasawuf klasik, khususnya yang menyangkut konsep zuhud sebagai maqam yang diartikan sebagai sikap menjauhi dunia dan isolasi terhadap keramaian duniawi, karena semata-mata ingin bertemu dan makrifat kepada Allah SWT., sebagaimana dirumuskan oleh ulama terdahulu misalnya oleh Hasan al-Basri. Di sisi lain hal tersebut bisa diberi makna bahwa situasi dan kondisi pada waktu itu menghendaki demikian, yakni sebagai reaksi terhadap sistem sosial, politik dan ekonomi. Menurut penulis skripsi itu bahwa pesan dakwah yang disampaikan Amin Syukur disamping menawarkan pemaknaan baru terhadap zuhud, juga menyoroti aplikasi zuhud (asketisme) pada masa Rasulullah, sahabat dan kaum sufi, sejak zaman Hasan al-Basri, Rabi'ah al-Adawiyah, Ibn Athallah as-Sakandari, Alhaddad, sampai tokoh modemitas kenamaan semisal Iqbal, Fazlur Rahman dan lain-lain

(9)

3. Akhlak K.H.Ahmad Rifa' dalam Kitab Abyan al-Hawa'ij Sebagai Materi Dakwah disusun oleh Muhammad Yusuf, 2003 dalam temuannya peneliti memaparkan bahwa kitab Abyan al-Hawa'ij mengandung muatan dakwah yang tidak terbatas pada tema seputar masalah teoritis tapi juga mengetengahkan berbagai fenomena yang berkembang di masyarakat mulai dari soal Tasawuf, syari'ah sampai pada soal akhlak. Pesan dakwah yang disampaikan tersebut cukup besar pengaruhnya dalam meredam proses demoralisasi yang berkembang saat itu. Muatan dakwahnya bersifat meyakinkan dan terasa jelas dan tegas serta konsisten.

Dari penelitian-penelitian di atas tampak sangat berbeda dengan penelitian saat ini. Perbedaannnya terletak pada tokoh dan titik berat pesan dakwahnya.

E. Metoda Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang dipakai dalam mengumpulkan data. 8 Maka dalam hal ini digunakan metode sebagai berikut:

Jenis data. Yang dimaksud jenis data yaitu klasifikasi data berdasarkan jenisnya yaitu menggunakan data kualitatif. Oleh karena itu ditinjau dari penggolongan menurut tarafnya, penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif, yaitu tertuju pada pemecahan masalah yang dihubungkan dengan

8

Suharsimi Arikunto, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT. Rineka Cipta, hlm.194. C.F Noeng Muhadjir, 1992, Metodologi Penelitian Kualitatif,

Telaah Positivistik Rasionalistik, Phenomenologik Realisme Metaphisik, Yogyakarta: Rake

(10)

apa yang ada pada masa sekarang.9 1. Sumber Data

a. Data primer yaitu kitab Maulid al-Barjanzi Natsr

b. Data Sekunder. Sebagai data sekunder yaitu sejumlah buku yang relevan dengan judul skripsi ini, antara lain: Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak, Abu Hamid Muhammad al-Ghazali, Ihya Ulum ad-Din, Barmawie Umary, Materia Akhlak, Ahmad Amin, Etika (Ilmu Akhlak), Asmaran, AS, Pengantar Studi Akhlak, Abdul Kadir Munsyi, Metode Diskusi Dalam Da’wah, Salahuddin Sanusi, Pembahasan Sekitar Prinsip-prinsip Dakwah Islam, Siti Muriah, Metodologi Dakwah Kontemporer, Thoha Yahya Umar, Ilmu Dakwah, Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, Nasruddin Razak, Dienul Islam.

2. Metode Pengumpulan Data

Menurut Sumadi Suryabrata, kualitas data ditentukan oleh kualitas alat pengambil data atau alat pengukurnya.10 Berpijak dari keterangan tersebut, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa teknik dokumentasi atau studi dokumenter yaitu dengan meneliti sejumlah buku-buku. Dengan demikian pengumpulan data menggunakan studi dokumentasi.

9

Winarno Surakhmad, 1989, Pengantar Penellitian Ilmiah Dasar Metoda Teknik, Bandung: Tarsito, hlm. 139.

10

Sumadi Suryabrata, 1998, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1998, hlm.84

(11)

3. Metode Analisis Data

Dalam menganalisis data digunakan metode deskriptif analitis yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk membuat gambaran (deskripsi) tentang suatu fenomena sosial kemudian dicari saling hubungannya.11 Maka dalam hal ini digunakan metode analisis data kualitatif yaitu menganlisis Kitab Maulid al-Barjanzi Nasr dihubungkan dengan materi dakwah.

F. Sistematika Penulisan

Agar penelitian ini dapat mengarah pada tujuan yang telah ditetapkan, maka disusun sedemikian rupa secara sistematis yang terdiri dari lima bab, masing-masing memperlihatkan titik berat yang berbeda namun dalam satu kesatuan yang tak terpisah

Bab kesatu berisi pendahuluan, merupakan gambaran umum secara global namun holistik dengan memuat: latar belakang masalah, pokok permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, telaah pustaka, kerangka teoritik, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab kedua berisi tinjauan umum tentang akhlak dan materi dakwah yang terdiri dari: pengertian dan ruang lingkup akhlak; pengertian dan ruang lingkup materi dakwah; akhlak sebagai salah satu materi dakwah. Bab kedua ini dimaksudkan sebagai tinjauan umum guna mendukung dan mempermudah uraian pada bab selanjutnya.

11

M. Aslam Sumhudi, 1991, Komposisi Disain Riset, Jakarta: CV.Ramadhani, hlm. 45.

(12)

Bab ketiga berisi akhlak Nabi dalam Kitab Maulid al-Barjanzi Natsr yang meliputi: biografi Ja’far al-Barjanzi al-Madani dan karya-karyanya; isi kitab Maulid al-Barjanzi Natsr; akhlak Nabi dalam kitab Maulid al-Barjanzi Natsr.

Bab keempat berisi analisis akhlak Nabi dalam kitab Maulid al-Barjanzi Natsr; analisis akhlak Nabi dalam kitab Maulid al-al-Barjanzi Natsr sebagai materi dakwah.

Bab kelima merupakan penutup berisi kesimpulan dan saran-saran yang dianggap penting..

Referensi

Dokumen terkait

Kita bisa menengok sejarah, bagaimana sikap para imam yang telah disebutkan di atas terhadap para penentang dan ulama-ulama lain yang berbeda pendapat

Struktur pengulangan atau yang biasa disebut loop pada dasarnya adalah kondisi khusus bagi struktur seleksi dimana dengan kondisi tertentu maka proses akan diulang sedangkan untuk

Hal ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel persepsi bauran pemasaran (produk, harga, lokasi dan promosi) berpengaruh sangat nyata terhadap loyalitas

Jika ditinjau menurut pandangan hukum, yang dimaksud dengan kejahatan adalah suatu perbuatan manusia yang dinilai melanggar atau bertentangan dengan apa yang telah ada dan

Variasi : penampakan dari sifat tertentu yang menyebabkan satu organisme berbeda dengan organisme lain dalam satu jenis. Volume : besarnya ruangan yang dapat diisi

Pertumbuhan ekonomi dalam triwulan III dan IV/2001 diperkirakan berturut-turut menjadi sekitar 3,4% dan 3,9% dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya (y-o- y),

Objek penelitian ini adalah hubungan sistem otomasi terhadap pemustaka di perpustakaan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Subyek penelitian ini adalah

disimpulkan mengenai penelitian evaluasi pembelajaran pada matakuliah program linear (riset operasi) adalah proses pembelajaran secara keseluruhan sudah baik, hanya saja