• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMPARASI ESTIMASI PENINGKATAN MUTU GENETIK SAPI BALI BERDASARKAN SELEKSI DIMENSI TUBUHNYA WARMADEWI, D.A DAN IGN BIDURA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KOMPARASI ESTIMASI PENINGKATAN MUTU GENETIK SAPI BALI BERDASARKAN SELEKSI DIMENSI TUBUHNYA WARMADEWI, D.A DAN IGN BIDURA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

2

KOMPARASI ESTIMASI PENINGKATAN MUTU GENETIK SAPI BALI BERDASARKAN SELEKSI DIMENSI TUBUHNYA

WARMADEWI, D.A DAN IGN BIDURA Fakultas Peternakan Universitas Udayana, Denpasar-Bali

e-mail: dewiayuwarmadewi@yahoo.co.id

ABSTRAK

Seleksi merupakan salah satu tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan mutu genetik suatu populasi ternak. Program ini akan efektif apabila sifat yang diseleksi adalah beragam (bervariasi), tergantung pada heritabilitas sifat yang bersangkutan dan intensitas seleksi yang dilaksanakan.

Penelitian dilakukan terhadap 270 ekor sapi bali betina bibit yang ada di Sentra Pembibitan Sapi Bali, Sobangan milik Pemerintah Daerah Kabupaten Badung. Variabel yang diukur adalah panjang badan, tinggi gumba dan lingkar dada.

Hasil penelitian menunjukkan estimasi respon seleksi didasarkan atas heritabilitas sifatnya dan intensitas seleksi 15% berturut-turut 0,37cm; 0,64cm dan 1,27cm. Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah estimasi respon seleksi lingkar dada paling tinggi dibandingkan dengan panjang badan dan tinggi gumbanya.

Kata Kunci: respon seleksi, sapi bali, dimensi tubuh

COMPARATIVE OF ESTIMATED GENETIC IMPROVEMENT ON BALI COWS SELECTED FOR BODY DIMENSIONS

ABSTRACT

Selection is one action in improving the genetic potential in animal population. This program will be effective if the traits are varied and depends on heritabilities of the traits and applied selection intensity.

This study was carried out using 270 Bali cows at Bali Cattle Breeding Centre, Sobangan belong to Badung district. The variables measured in this studi were body length, height and chest girth.

The results showed that the estimated selection response based on the heritabilities of traits and 15% selection intensity were 0,37cm; 0,64cm dan 1,27cm respectively. It was concluded that estimated chest girth selection response was the highest compared to selection for their body length and height

(3)

3

PENDAHULUAN

Sapi Bali merupakan plasma nutfah asli Indonesia yang terkenal karena keunikan dan keunggulannya dibandingkan dengan jenis sapi lainnya. Beberapa sifat unggul sapi bali: daya adaptasi cukup baik pada lingkungan buruk (Zulkharniem et al., 2010), fertilitasnya tinggi mencapai 80-82% dan jika disilangkan memiliki efek heterosis yang tinggi (Noor, 2001) dengan kualitas daging tinggi serta persentase lemak yang rendah (Bugiwati, 2007; Sampurna dan Suatha, 2010) dan tahan terhadap caplak dan cacing (Wijono dan Mas’um, 1981). Berdasarkan beberapa keunggulan yang dimilikinya, maka sapi bali layak ditingkatkan dan dikembangkan baik dari segi populasi maupun mutu genetiknya.

Di lain pihak, dewasa ini disinyalir bahwa sapi bali telah mengalami degradasi genetik yang terlihat dari adanya penurunan performans. Apabila hal ini terjadi terus menerus dan berjalan dalam kurun waktu yang lama, dikhawatirkan sapi bali sebagai salah satu plasma nutfah asli Indonesia terancam eksistensinya. Salah satu cara untuk meningkatkan performans sapi bali adalah melakukan program seleksi sapi bali betina bibit. Program seleksi akan efektif apabila populasi dari ternak yang akan dipilih memiliki suatu sifat dengan keragaman tinggi, yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap tingginya respon seleksi. Program seleksi juga telah dilaksanakan di kabupaten Badung, Provinsi Bali dengan mendirikan pusat perbibitan sapi bali dengan nama Sentra Pembibitan Sapi Bali Sobangan dengan tujuan meningkatkan mutu genetik sapi bali di pulau Bali.

Penelitian ini dilakukan untuk mengestimasi peningkatan mutu genetik sapi bali di Sentra Pembibitan Sapi Bali Sobangan dengan cara melakukan

(4)

4

pengukuran langsung terhadap dimensi tubuh (panjang badan, lingkar dada dan tinggi gumba) sapi bali betina bibit.

MATERI DAN METODE

Penelitian dilaksanakan di Sentra Pembibitan Sapi Bali, Sobangan milik Pemerintah Daerah Kabupaten Badung. Penelitian ini menggunakan sapi bali betina bibit yang ada di Sentra Pembibitan Sapi Bali, Sobangan, sebanyak 270 ekor. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah tongkat ukur untuk mengukur panjang badan dan tinggi gumba, sedangkan lingkar dada diukur dengan pita ukur merek butterfly.

Penelitian dilakukan dengan pengukuran langsung dimensi tubuh (panjang badan, tinggi gumba dan lingkar dada) sapi bali betina bibit yang dipelihara di Sentra Pembibitan Sapi Bali, Sobangan. Selanjutnya dilakukan perhitungan koefisien keragaman fenotipik masing-masing variabel. Estimasi respon seleksi juga dihitung untuk mengetahui berapa besar pertambahan ukuran ternak per generasi akibat program seleksi yang telah dilakukan

Koefisien keragaman panjang badan, tinggi gumba dan lingkar dada

dihitung dengan rumus: KK = ; dimana KK = koefisien keragaman; sb = simpangan baku; = rataan (Lasley, 1978; Noor, 2010). Estimasi respon seleksi dihitung dengan rumus Rg = h2 x i x Sb (Lasley, 1978),

Nilai heritabilitas panjang badan, tinggi gumba dan lingkar dada yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada Supriyantono dan Iriyanti (2007) berturut-turut sebesar 0,34; 0,50 dan 0,60. Nilai intensitas seleksi yang digunakan adalah sebesar 0,275, dengan asumsi persentase ternak yang di culling adalah

(5)

5

sebesar 15% (Lasley, 1978). Sedangkan nilai simpangan baku didapatkan dari perhitungan rataan populasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN Koefisien Keragaman Fenotipik Sapi Bali Induk

Nilai koefisien keragaman (KK) yang didapatkan pada penelitian ini berkisar antara 4,45%-7,52%. Adapun nilai KK dari panjang badan, tinggi gumba dan lingkar dada sapi bali induk di Sentra Pembibitan Sapi Bali Sobangan berturut-turut 4,45%; 4,62% dan 7,52%. Nilai KK tertinggi adalah pada pengukuran lingkar dada.

Tabel 1. Rataan dan Koefisien Keragaman Panjang Badan, Tinggi Gumba, dan Lingkar Dada Sapi Bali Induk di Pusat Pembibitan Sapi Bali Sobangan

Sifat n (cm) Sd KK (%) PB 270 123,37 5,49 4,45 TG 270 114,62 5,30 4,62 LD 270 168,80 12,69 7,52 Keterangan: n : jumlah : rataan Sd : Standar deviasi KK : Koefisien Keragaman TG : Tinggi Gumba PB : Panjang Badan LD : Lingkar Dada

Nilai koefisien keragaman yang didapatkan pada penelitian ini termasuk kategori seragam atau rendah. Hal ini sesuai dengan pendapat Hanafiah (1991) yang menyatakan bahwa populasi dikatakan seragam apabila nilai KK nya < 15%. Populasi yang seragam ini menunjukkan bahwa pemilihan bibit di Pusat

(6)

6

Pembibitan Sapi Bali Sobangan sudah dilaksanakan dengan baik, sehingga induk-induk yang dipelihara tidak terlalu beragam.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Warmadewi (2015) di kelompok ternak di Kabupaten Jembrana yang juga mendapatkan koefisien keragaman yang rendah pada panjang badan, tinggi gumba dan lingkar dada sapi bali induk. Program seleksi dikatakan berhasil apabila populasi dimana dilakukan program seleksi tersebut semakin mengarah ke homogen (seragam). Di samping itu nilai yang seragam ini juga disebabkan oleh adanya ketentuan dari Standar Nasional Indonesia (SNI) yang menetapkan standar sapi bali yang dapat dijadikan sebagai bibit. SNI menetapkan tinggi gumba sapi bali betina yang dapat dijadikan bibit minimal ada pada kisaran 103-105cm (Dirjen Peternakan, 2006).

Program pemuliaan termasuk didalamnya adalah seleksi memang akan berakibat menurunnya keragaman populasi menuju performans yang diharapkan, namun apabila keragamannya sudah sangat kecil, maka seleksi dalam populasi tersebut tidak efektif lagi. Untuk meningkatkan keragaman dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dapat dilakukan dengan cara memasukkan ternak dari luar populasi ke dalam populasi (untuk yang pure breed) atau dengan cara menyilangkan ternak tersebut dengan breed lain.

Respon Seleksi Sapi Bali Induk

Berdasarkan hasil perhitungan, maka didapatkan estimasi respon seleksi dari panjang badan, tinggi gumba dan lingkar dada masing-masing adalah 0,37cm; 0,64cm dan 1,27cm. Hal ini berarti apabila panjang badan, tinggi gumba dan

(7)

7

lingkar dada saat pengukuran masing-masing adalah sebesar 123,37cm; 114,62cm dan 168,80cm (Tabel 1), maka dampak seleksi pada sapi bali induk di Pusat Pembibitan Sapi Bali Sobangan adalah terjadinya perubahan pada panjang badan, tinggi gumba dan lingkar dada masing-masing sebesar 0,37cm; 0,64cm dan 1,27cm pergenerasi. Panjang badan, tinggi gumba dan lingkar dada sapi bali induk akibat adanya seleksi ini akan menjadi 123,74cm; 115,26 dan 170,07cm.

Tabel 2. Respon Seleksi Panjang Badan, Tinggi Gumba dan Lingkar Dada Sapi Bali Induk di Sentra Pembibitan Sapi Bali Sobangan

Sifat h2 i Sb Rg PB 0,34 0,20 5,49 0,37 TG 0,60 0,20 5,30 0,64 LD 0,50 0,20 12,69 1,27 Keterangan: TG : Tinggi Gumba PB : Panjang Badan LD : Lingkar Dada h2 : heritabilitas i : intensitas seleksi Sb : simpangan baku Rg : respon seleksi

Berdasarkan hasil yang didapatkan terlihat bahwa respon seleksi yang tertinggi ditunjukkan oleh lingkar dada. Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian Supriyantono dan Irianti (2007) dan Warmadewi (2015) yang mendapatkan respon seleksi tertinggi adalah pada lingkar dada. Hal ini menunjukkan bahwa seleksi lingkar dada adalah yang paling efektif dibandingkan dengan seleksi pada panjang badan dan tinggi gumba.

Besarnya respon seleksi akibat adanya seleksi sangat tergantung pada besarnya nilai heritabilitas, intensitas seleksi dan simpangan baku dari masing-masing sifat (Lasley, 1978; Warwick, et al.. (1995) dan Hardjosubroto (1994). Semakin besar nilai heritabilitas, intensitas seleksi dan simpangan baku, semakin

(8)

8

besar respon seleksi yang didapatkan. Oleh karena itu, perbaikan ketiga hal tersebut dapat meningkatkan respon seleksi.

Dari ketiga hal tersebut yang memungkinkan untuk diperbaiki Pusat Pembibitan Sapi Bali Sobangan adalah proporsi seleksi sehingga intensitas seleksi dapat ditingkatkan. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan meningkatkan panen pedet sehingga jumlah pedet yang tersedia akan meningkat (Duma dan Tanari, 2008).

SIMPULAN

1. Populasi sapi bali betina bibit di Pusat Pembibitan Sapi Bali Sobangan termasuk kategori homogen yang menunjukkan program seleksi sudah berjalan dengan baik

2. Respon seleksi yang tertinggi adalah pada lingkar dada, sehingga seleksi paling efektif dilaksanakan pada lingkar dada

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Badung yang telah memberikan fasilitas penelitian. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Rektor Universitas Udayana yang telah memberikan bantuan dana penelitian dalam bentuk Hibah Unggulan Program Studi (HUPS) dan Dekan Fakultas Peternakan atas ijin yang telah diberikan untuk melakukan penelitian ini.

(9)

9

DAFTAR PUSTAKA

Bugiwati, S. R. A. 2007. Body dimension growth of calf bull in Bone and Baru District, South Sulawesi. J. Sains and Tekno. 7:103-108

Duma, Y dan M. Tanari. 2008. Potensi respon seleksi sifat pertumbuhan sapi Brahman cross di lading ternak Bila River Ranch, Sulawesi Selatan. Prosiding Seminar Nasional Sapi Potong. Palu 24 November 2008.

Hanafiah, K.A. 1991. Rancangan Percobaan : Teori dan Aplikasi. Cetakan ke-5. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta Utara.

Hardjosubroto, W. 1994. Aplikasi Pemuliabiakan Ternak di Lapangan. Penerbit PT Grasindo. Jakarta

Lasley, L.J. 1978. Genetics of Livestock Improvement. 3rd Ed. Prentice Hall Inc. Englewood Cliffs. New Jersey

Noor, R. R., A. Farajallah and M. Karmita. 2001. The purity test of Bali cattle by haemoglobin analysis using the isoelectric focusing method. Hayati. 8:107– 111

Noor, R.R. 2010. Genetika Ternak. Edisi ke-6. Penebar Swadaya. Jakarta Sampurna, I.P, Suatha, I.K. 2010. Pertumbuhan alometri dimensi panjang dan

lingkar tubuh sapi bali jantan. Jurnal Veteriner Maret 2010. 11 (1): 46-51

Supriyantono, A. dan B.W. Irianti. 2007. Peningkatan Mutu Genetik Sapi Bali Melalui Pengembangan Program Pemuliaan. Jurnal Protein Vol.15 No. 1 Tahun 2007. Available from : ejournal.umm.ac.id

Warwick, E.J., J. M. Astuti dan W. Hardjosubroto. 1995. Pemuliaan Ternak. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

Warmadewi, D.A dan I G L Oka. 2015. Peningkatan Performans Sapi Bali melalui Program Seleksi pada Dimensi Tubuh Sapi Bali Betina Bibit. Laporan Penelitian. Fakultas Peternakan Universitas Udayana. Denpasar

Wijono dan Mas’um. 1981. Resistensi Sapi Bali dan Persilangan terhadap Penyakit Infeksi Caplak (Boophilus Sp) dalam Proc. Sem. Penelitian Peternakan. Puslitbang, Bogor

Zulkharnaim., Jakaria and R. R. Noor. 2010. Identification of genetic diversity of growth hormone receptor (GHR|Alu I) gene in Bali cattle. Med. Pet. 33:81-87

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukan bahwa strategi scaffolding dalam model pembelajaran SiMaYang pada kelas eksperimen berpengaruh dalam meningkatkan motivasi belajar dan

Hasil ANACOVA faktorial 2×2 menunjukkan bahwa pada pengaruh interaktif antara model pembelajaran dan motivasi belajar terhadap pemahaman konsep IPA tampak

Studi ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran pada matakuliah Kalkulus Integral berupa desain instruksional atau pembelajaran pada konsep volume benda putar

Menurut pasal 20 angka 1 Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah (KHES), yang dimaksud dengan aqad adalah kesepakatan dalam suatu perjanjian antara dua pihak atau lebih untuk

Jadi metode yang kami saranksn untuk ditrapkan di Frodenta Surabaya da lam rangka memecahkan permasa - lahan pengkhususan biaya tidak langsung adalah merupakan kombinasi

Sutabri Tata dalam bukunya yang berjudul Analisa Sistem Informasi menyatakan bahwa: “Basis Data (Database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan

Pada halaman ini dapat dilihat peta posisi kendaraan yang sedang dalam masa penyewaan (gambar 6), jika masa penyewaan terhadap suatu kendaraan telah selesai maka peta

&#34;Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaanya itu.&#34;.. Undang-undang nomor