• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA CUACA TERKAIT KEJADIAN BANJIR DI KECAMATAN JAILOLO SELATAN KABUPATEN HALMAHERA BARAT TANGGAL 15 MARET 2017 BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISA CUACA TERKAIT KEJADIAN BANJIR DI KECAMATAN JAILOLO SELATAN KABUPATEN HALMAHERA BARAT TANGGAL 15 MARET 2017 BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V

STASIUN METEOROLOGI NABIRE

ANALISA CUACA TERKAIT KEJADIAN BANJIR

DI KECAMATAN JAILOLO SELATAN KABUPATEN HALMAHERA BARAT TANGGAL 15 MARET 2017

Rudi Bambang Haryono, A.Md PMG Pelaksana

Stasiun Meteorologi Gamar Malamo - Galela I. PENDAHULUAN

JAILOLO (beritalima.com) – Banjir Hantam desa Sidangoli Gam, kecamatan Jailolo Selatan, kabupaten Halmahera Barat (Halbar), tepat di Rt 06 sedikitnya 8 Rumah warga rusak parah dan ikut terbawa banjir, Rabu (15/3/2017). Hujan deras disertai angin kencang sejak pukul 04.00 WIT, membuat debit air sungai meluap. Akibatnya desa tersebut terendam banjir. Data sementara Polsek Jailolo Selatan, terdapat 8 rumah terendam banjir. Dan warga malam langsung memilih mengungsi ke masjid. Namun, pagi kemarin sudah kembali ke rumahnya, untuk melakukan bersih – bersih. “Dari hasil data korban Rumah terendam sebanyak 8 Rumah. Sementara satu diantaranya ikut terbawa banjir,”kata Kapolsek Jailolo Selatan, Ipda Wahyu Aji kepada beritalima, Rabu tadi. Ketua RT 6 Desa Sidangoli Gam, Udin Dero, mengatakan, selama ini baru terjadi banjir yang menghantam hingga merembek pada rumah warga. Hal ini karena meluapnya air sungai. “Banjir tadi diperkirahkan mencapai 2 meter lebih,”terangnya. Selain itu, lanjut dia, bukan hanya rumah yang ikut terendan, tetapi juga sawa milik warga juga terancam gagal panen. Sementara pemilik rumah terkena dampak banjir, Idrus Basir, mengatakan, semua harta benda berada dalam rumah seperti kulka, sepeda motor ikut terendam,”ungkapnya. Sedangkan rumah milik Suparno, yang terbawa banjir, juga berharap semoga ada perhatian dari Pemerintah, karena dirinya tidak tau mau kemana. Karena rumah dan seisinya terbawa banjir. “Semuanya sudah habis, saya bingun mau kemana tetapi untuk sementara mungkin sementara inu akan berteduh di mesjid,”pungkasnya.

TERNATE (KOMPAS.com) - Hujan deras dan angin kencang yang melanda sebagian besar wilayah Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara pada Rabu (15/3/2017) dini hari membuat sebagian wilayah terkena banjir. Seperti Desa Sidangoli Gam, Kecamatan Jailolo Selatan. Di desa ini, banjir merendam delapan rumah dengan ketinggian lebih dari dua meter. "Dari delapan rumah, satu di antaranya ikut terbawa banjir," ujar Kapolsek Jailolo Selatan, Ipda Wahyu Aji, Rabu (15/3/2017). Wahyu menjelaskan, korban banjir mengungsi ke masjid dan rumah tetangga yang tidak terendam banjir. Ketua RT 6 Desa Sidangoli Gam, Udin Dero mengatakan, selain merendam rumah, banjir juga merendam sawah. “Semua harta benda yang berada di dalam rumah seperti kulkas, sepeda motor, ikut terendam," tuturnya. Sala satu korban, Munir menjelaskan, rumah yang hanyut terseret arus banjir merupakan milik Suparno. Ia berharap, pemerintah memberikan perhatian. Sebab, jika tidak ke pemerintah, mereka bingung mau minta tolong siapa. "Semuanya sudah habis. Saya bingung mau kemana tetapi untuk sementara mungkin akan berteduh di masjid," tutupnya.

(2)

BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V

STASIUN METEOROLOGI NABIRE

Gambar 1. Sumber informasi banjir di Kecamatan Jailolo Selatan tanggal 15 Maret 2017 (Sumber : https://www.beritalima.com/2017/03/15/banjir-hantam-desa-sidangoligam-8-rumah-rusak-berat/)

Gambar 2. Lokasi peta wilayah Kecamatan Jailolo Selatan Kabupaten Halmahera Barat (Sumber : google maps)

(3)

BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V

STASIUN METEOROLOGI NABIRE II. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Satelit Cuaca

Berdasarkan gambar satelit Himawari 8 EH pada tanggal 14 Maret 2017 yang diambil mulai pukul 18.00 s/d 21.00 UTC (03.00 & 06.00 WIT) memperlihatkan terdapatnya awan-awan konvektif (awan hujan) meluas disekitaran wilayah Halmahera Barat. Terlihat kumpulan awan-awan konvektif tersebut bergerak masuk ke wilayah Halmahera barat berasal dari arah timur. Dari klasifikasi jenis awan diketahui awan yang terbentuk adalah awan Cumulonimbus (Cb) yang dapat diketahui berdasarkan suhu puncak awan pada counter line satelit Himawari 8 EH yaitu (-56) s/d (-62) 0C, yang berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Kumpulan awan Cumulunimbus tersebut bergerak menuju wilayah Halmahera Barat pada jam 18.00 UTC.

Gambar 3. Citra satelit Himawari 8 EH pukul 18.00 s/d 21.00 UTC tanggal 14 Maret 2017 B. Dinamika Atmosfer

B.1 Suhu Muka Laut

Nilai analisis suhu muka laut di perairan dekat wilayah Halmahera Barat, tanggal 14 Maret 2017 berkisar 28 s/d 32 0C dengan anomaly (0.5) s/d (+2). Nilai positif ini menunjukkan kondisi laut lebih hangat dan dapat menambah peluang penguapan yang tinggi sehingga menambah pasokan bagi terbentuknya awan-awan hujan di sekitar wilayah Halmahera Barat.

(4)

BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V

STASIUN METEOROLOGI NABIRE

Gambar 4. SST dan anomaly perairan Indonesia tanggal 14 Maret 2017 (Sumber : weather.unisys.com/)

B.2 MJO (Madden – Julian Oscillation)

Berdasarkan data diagram fase MJO pada tanggal 14 Maret 2017 yang berada di tengah lingkaran, sehingga tidak mempengaruhi kondisi curah hujan di sekitar wilayah Indonesia.

Gambar 5. Track MJO tanggal 14 Maret 2017 (Sumber : www.bom.gov.au)

B.3 Outgoing Longwave Radiation (OLR)

Berdasarkan hasil analisis Outgoing Longwave Radiation (OLR) tanggal 15 September 2016 s/d 16 Maret 2017 nilai anomali OLR disekitar wilayah Halmahera Barat : -10 W/m2 s/d -30 W/m2. Anomali OLR bernilai negative menandakan tutupan awan cenderung tebal dari rata-rata klimatologisnya

(5)

BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V

STASIUN METEOROLOGI NABIRE

Gambar 6. Outgoing Longwave Radiation (OLR) tanggal 15 September 2016 s/d 16 Maret 2017 (Sumber : www.bom.gov.au)

B.4 ENSO (El Nino – South Osciilation)

Berdasarkan data indeks Nino 3.4 tanggal 14 Maret 2017 yang bernilai + 0.05 dan data SOI tanggal 14 Maret 2017 yang bernilai – 5.2, maka dapat dikatakan bahwa pada tanggal 14 Maret 2017, menunjukkan potensi penguapan dan perawanan di wilayah Benua Maritim Indonesia cukup tinggi dan potensi hujan cukup rendah di wilayah Benua Maritim Indonesia , terutama di bagian timur.

Gambar 7. Indeks Nino 3.4 & SOI tanggal 14 Maret 2017 (Sumber : www.bom.gov.au)

B.5 Analisa Isobar

Berdasarkan gambar isobar dari tanggal 14 Maret 2017 terlihat bahwa secara umum wilayah Indonesia bagian selatan terdapat beberapa pola gangguan cuaca yakni 6 (enam) daerah tekanan rendah (Low Pressure). Hal tersebut menandakan bahwa kondisi yang mendukung aktifnya pergerakan massa udara dari wilayah Indonesia bagian utara menuju wilayah Indonesia bagian selatan.

(6)

BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V

STASIUN METEOROLOGI NABIRE

Gambar 8. Analisa Isobar Jam 00.00 tanggal 14 Maret 2017 (Sumber : www.bom.gov.au)

B.6 Angin Streamline

Dari peta streamline, pola angin dengan ketinggian 3000 feet menunjukkan adanya pergerakan angin yang membawa massa udara dari samudera Hindia yang melewati wilayah Sumatera bagian selatan & wilayah Kalimantan dan terjadi pembelokan angin di sebelah utara wilayah Halmahera serta terjadi pola konvergensi tepat diatas wilayah Halmahera Barat, yang dapat menyebabkan untuk pembentukan awan – awan konvektif penghasil hujan lebat.

Gambar 9. Analisa Streamline jam 00.00 UTC tanggal 14 Maret 2017 (Sumber : bmkg.go.id/)

B.7 Kelembaban Relatif

Berdasarkan data kelembaban relatif pada lapisan 850, 700, 500 & 200 mb jam 18.00 UTC, kelembaban relatif berkisar antara 65 - 95%. Hal ini menunjukkan potensi pertumbuhan awan dari level bawah hingga level atas cukup tinggi. Dapat disimpulkan bahwa pada saat kejadian banjir, kondisi udara basah hingga lapisan 200 mb, sangat berpotensi untuk perbentukan awan-awan konvektif di sekitar wilayah Halmahera Barat.

(7)

BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V

STASIUN METEOROLOGI NABIRE

Gambar 10. RH Lapisan 850, 700, 500 & 200 mb jam 18.00 UTC tanggal 14 Maret 2017 (Sumber : 202.90.199.54/wrf/)

B.8 Indeks Labilitas Udara

Nilai K.Indeks yaitu 35 yang mengindikasikan potensi pembentukan awan konvektif sedang. Nilai Lifted Indeks berkisar yaitu -1 yang mengindikasikan udara labil Nilai Showalter Indeks yaitu -1 yang mengindikasikan kemungkinan terjadi badai guntur.

(8)

BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V

STASIUN METEOROLOGI NABIRE III. KESIMPULAN

1. Berdasarkan analisa dinamika atmosfer secara global diatas menunjukkan adanya pengaruh SST & OLR yang memicu pertumbuhan awan-awan konvektif di wilayah Halmahera Barat.

2. Kelembaban relatif (RH) pada lapisan 850, 700, 500 & 200 mb bernilai 65 - 95%. Hal ini menunjukkan potensi pertumbuhan awan dari level bawah hingga level atas cukup tinggi. Dapat disimpulkan bahwa pada saat kejadian banjir, kondisi udara basah hingga lapisan 200 mb, sangat berpotensi untuk perbentukan awan-awan konvektif di sekitar wilayah Halmahera Barat.

3. Analisa pola streamline terlihat menunjukkan menunjukkan adanya pergerakan angin yang membawa massa udara dari samudera Hindia yang melewati wilayah Sumatera bagian selatan & wilayah Kalimantan dan terjadi pembelokan angin di sebelah utara wilayah Halmahera serta terjadi pola konvergensi tepat diatas wilayah Halmahera Barat, yang dapat menyebabkan untuk pembentukan awan – awan konvektif penghasil hujan lebat.

4. Dari citra satelit HIMAWARI menunjukkan bahwa pengumpulan awan-awan cumulonimbus telah terjadi sejak pukul 18.00 UTC tanggal 14 Maret 2017, menunjukkan sebaran awan-awan konvektif di wilayah Halmahera Barat.

5. Indeks labilitas udara :

 Nilai K.Indeks yaitu 35 yang mengindikasikan potensi pembentukan awan konvektif sedang.  Nilai Lifted Indeks berkisar yaitu -1 yang mengindikasikan udara labil.

 Nilai Showalter Indeks yaitu -1 yang mengindikasikan kemungkinan terjadi badai guntur. Mengetahui : Galela, 20 Maret 2017

Kepala Stasiun Meteorologi Galela Pembuat Analisa

Mohamad Makmur Rudi Bambang Haryono, A.Md NIP.195910021982031002 NIP.198704292006041005

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karuniaNya yang dilimpahkan kepada penulis, sehingga dapat tersusunnya skripsi yang

Tidak seperti kebanyakan detektor dalam kromatografi gas, detektor KCKT Tidak seperti kebanyakan detektor dalam kromatografi gas, detektor KCKT tidak merusak komponen zat yang

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2006) efek samping obat adalah setiap respon obat yang merugikan dan tidak diharapkan yang terjadi karena penggunaan obat

(3) Dana penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarakat dapat bersumber dari penyelenggara, masyarakat, Pemerintah, Pemerintah Daerah dan/atau sumber lain yang tidak

(Zeenot, 2013) Pengobatan sendiri atau disebut dengan swamedikasi merupakan upaya yang paling banyak dilakukan masyarakat untuk mengatasi penyakit sebelum

Sistem yang dibuat ini berfungsi untuk membantu wisatawan baik lokal maupun manca yang ingin berwisata di kota Yogyakarta dalam mencari obyek wisata yang ada di Yogyakarta agar

Diharapkan apa yang dihasilkan dari penelitian ini dapat membantu memberikan tambahan dan masukan bagi Bank Muamalat KCP Kudus berkaitan dengan respon nasabah non muslim

(5) Laporan realisasi PPN ditanggung Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b berupa Faktur Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang