• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK PENGARUH PENGEMBANGAN PRODUK DAN PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP VOLUME PENJUALAN PADA PERUSAHAAN KERUPUK SETIA RASA SUKABUMI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRAK PENGARUH PENGEMBANGAN PRODUK DAN PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP VOLUME PENJUALAN PADA PERUSAHAAN KERUPUK SETIA RASA SUKABUMI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

i

ABSTRAK

PENGARUH PENGEMBANGAN PRODUK DAN PENGENDALIAN

KUALITAS TERHADAP VOLUME PENJUALAN PADA

PERUSAHAAN KERUPUK SETIA RASA SUKABUMI

Oleh :

FAHMI MUHAMAD YUNUS NPM. 113402114

Pembimbing: Beben Bahren Dian Kurniawan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengembangan produk, pengendalian kualitas, volume penjualan dan pengaruh pengembangan produk dan pengendalian kualitas terhadap volume penjualan pada Perusahaan Kerupuk Setia Rasa Sukabumi. Metode penelitian menggunakan metode penelitian korelasional. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi dan kepustakaan. Jenis data diperoleh melalui data sekunder berupa biaya pengembangan produk dan biaya pengendalian kualitas secara periodik. Alat analisis dalam penelitian ini menggunakan persamaan regresi berganda dan koefisien determinasi. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pengembangan produk dan pengendalian kualitas terhadap volume penjualan pada Perusahaan Kerupuk Setia Rasa Sukabumi baik secara simultan maupun parsial. Saran dalam penelitian ini, sebaiknya perusahaan dapat mempertahankan kegiatan pengembangan produk dan pengendalian kualitas. Kata kunci: pengembangan produk, pengendalian kualitas, volume penjualan

A. PENDAHULUAN

Kerupuk merupakan salah satu makanan khas Indonesia yang sangat diminati banyak orang baik dari golongan menengah kebawah hingga menengah ke atas, mulai dari anak kecil hingga orang dewasa. Kerupuk dibuat dari bahan-bahan sederhana tapi membuat setiap makanan terasa lengkap. sebenarnya kerupuk adalah makanan ringan, tapi teryata peluang berbisnis kerupuk sangat besar. Tidak heran sampai saat ini bisnis kerupuk masih banyak diproduksi dan peminatnya semakin banyak. Melihat dari kebiasaan konsumsi masyarakat Indonesia yang menggunakan kerupuk sebagai pelengkap makanan, menjadikan banyak gagasan dalam menciptakan kerupuk dengan berbagai variasi rasa, bentuk dan tekstur inovatif.

Salah satu tantangan besar dalam manajemen produksi adalah bagiamana menciptakan dan mengembangkan gagasan-gagasan tentang produk baru dan akhirnya berhasil memasarkannya. Karena belum tentu produk baru yang dimunculkan oleh suatu

(2)

ii

organisasi atau perusahaan dapat diterima dengan baik oleh konsumen. Untuk mensukseskan gagasan-gagasan terhadap pengembangan produk baru, suatu perusahaan perlu melakukan beberapa tahapan, agar produk yang diciptakan tepat sasaran dan diterima oleh pasar. Karena tujuan diciptakannya produk baru adalah menciptakan inovasi baru yang sukses di pasaran.

Menurut Basu Swastha dan Irawan (2010:1) “Dalam memasarkan suatu produk perlu direncanakan dengan matang agar diperoleh hasil yang menguntungkan bagi perusahaan, pada dasanya tujuan akhir dari penyampaian produk ialah konsumen. Oleh karena itu perlu penyediaan dana atau perbaikan dalam bentuk kualitas, model dan bahan agar perusahaan tersebut bisa lebih baik dari yang sebelumnya. Pengembangan produk sangat erat kaitannya dengan keberhasilan suatu perusahaan dalam usaha meningkatkan penjualannya.”

Hasil pengembangan produk yang baru tentunya harus memperhatikan kualitasnya. Kualitas dari produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan ditentukan berdasarkan ukuran-ukuran dan karakteristik tertentu. Suatu produk dikatakan berkualitas baik apabila dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan atau dapat diterima oleh pelanggan sebagai batas spesifikasi, dan proses yang baik yang diberikan oleh produsen sebagai batas kontrol. Untuk mencapai produk yang berkualitas, perusahaan harus selalu melakukan pengawasan dan peningkatan terhadap kualitas produknya, sehingga akan diperoleh hasil akhir yang optimal meskipun perusahaan harus mengeluarkan komponen biaya untuk kegiatan pengendalian kualitas. Biaya yang dikeluarkan dalam kaitannya dengan usaha peningkatan kualitas produk disebut biaya kualitas.

Pengendalian kualitas juga merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan kualitas produk. Perusahaan dituntut untuk menghasilkan produk dengan kualitas tinggi, harga rendah sehingga dapat diterima oleh pasar. Dalam menciptakan produk yang sesuai standar adalah dengan menerapkan sistem pengendalian kualitas yang tepat, mempunyai tujuan dan tahapan yang jelas, serta memberikan inovasi dalam melakukan pencegahan dan penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi perusahaan. Kegiatan pengendalian kualitas dapat membantu perusahaan mempertahankan dan meningkatkan kualitas produknya dengan melakukan pengendalian terhadap tingkat kerusakan produk sampai pada tingkat kerusakan nol. Peningkatan hasil produksi mempunyai hubungan langsung dengan biaya pengendalian kualitas, karena target dari dikeluarkannya biaya pengendalian kualitas oleh perusahaan tidak ada lagi produk cacat sehingga diharapkan akan berdampak terhadap volume penjualan.

Dengan demikian jelaslah bahwa jika perusahaan melakukan pengembangan produk maka peluang perusahaan untuk mendapatkan pelanggan baru akan semakin besar, tentu apabila produk yang dijual sesuai dengan apa yang menjadi harapan konsumen. Dengan strategi ini konsumen akan dihadapkan pada pilihan yang lebih banyak dan beragam, Perusahaan yang inovatif dengan produk yang beragam akan memberikan nilai bagi konsumen dan dapat meningkatkan penjualan pada perusahaan. Demikian pula kegiatan pengendalian kualitas terhadap produk baru tersebut diharapkan mampu mengurangi kerusakan produksi yang pada akhirnya mampu meningkatkan hasil produksi dan meningkatkan volume penjualan.

Perusahaan Kerupuk Setia Rasa merupakan salah satu industri kerupuk yang berdomisili di Wilayah Sukabumi Jawa Barat. Dalam kegiatan usahanya perusahaan terus berinovasi untuk mengembangkan produksi kerupuknya dengan berbagai cara.

(3)

iii

Dalam proses produksinya perusahaan dibantu menggunakan mesin khusus, demikian pula perusahaan mampu memodifikasi beragai macam kerupuk dengan berbagai ukuran, tekstur dan bentuk. Selain itu juga perusahaan telah melakukan pengendalian kualitas, hal ini dilakukan agar produk yang dihasilkan tetap terjaga standarisasinya.

Fenomena yang terjadi pada Perusahaan Kerupuk Setia Rasa Sukabumi yaitu bahwa selama ini telah melakukan pengembangan produk kerupuk, akan tetapi dikarenakan proses produksi menggunakan mesin maka perusahaan harus melakukan modifikasi tambahan pada mesinnnya yang tentu saja akan berdampak terhadap tingginya biaya pengembangan produk. Selain itu pengendalian kualitas masih secara manual, terutama bahan adonan dan hasil produksi yang sangat memerlukan ketelitian karena untuk menjaga rasa tetap terjaga. Apabila rasa kerupuk tidak sesuai dengan yang diharapkan maka akan mengecewakan konsumen yang pada akhirnya akan berdampak pada menurunnya tingkat volume penjualan.

B. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Setiap perusahaan dituntut untuk selalu mengembangkan produknya agar mampu bersaing dengan perusahaan lain. Strategi pengembangan produk merupakan strategi mengembangkan produk baru. Produk yang dikembangkan tersebut harus memenuhi keinginan dan kebutuhan pasar sehingga dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. Menurut Sofyan Assauri (2010: 132) bahwa: “Pengembangan produk adalah kegiatan atau aktifitas yang dilakukan dalam mengahadapi perubahan suatu produk yang lebih baik, sehingga dapat memberikan daya guna maupun daya pemuas yang lebih besar”.

Pengembangan produk tidak hanya dan harus produk-produk yang betul-betul baru, melainkan ada juga produk yang lama tetapi dirubah dengan cara memodifikasi atau dengan menggunakan nama baru. Namun walaupun demikian, pihak perusahaan harus melakukan penelitian untuk melakukan pengembangan produk baru itu agar produk yang dibuatnya tidak mengalami kegagalan dalam pemasarannya. Oleh karena itu guna mendukung keberhasilan pengembangan produk maka diperlukan biaya pengembangan produk. Berdasarkan hasil observasi, biaya pengembangan produk pada perusahaan dapat diidentifikasi diantaranya biaya konsultan / teknisi, biaya produksi dan biaya uji coba pasar.

Pengendalian kualitas merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh perusahaan guna mengawasi hasil produk agar sesuai standar dan mampu memenuhi kebutuhan atau keinginan konsumen. Kualitas suatu produk merupakan salah satu kunci bagi kemajuan dan kesuksesan suatu perusahaan. Perusahaan yang mempertahankan akan kualitas produk itu akan lebih bermanfaat bagi pengurangan biaya produksi dan akan sukses dalam pemasaran dan diterima oleh konsumen serta pada akhimya akan meningkatkan keuntungan bagi perusahaan yang memproduksinya.

Feigenbaum (2000: 104) mengemukakan bahwa “Pengendalian kualitas adalah suatu sistem yang efektif untuk mengintegrasikan kegiatan – kegiatan pemeliharaan dan pengambangan mutu dalam suatu organisasi sehingga dapat diperoleh produksi dan servis dalam tingkat yang paling ekonomis dan memuaskan konsumen”

Sebuah sistem pengendalian kualitas yang efektif diharapkan akan mampu mengefisienkan biaya kualitas. Sistem pengendalian kualitas yang efektif dan efisien akan tercapai apabila didukung oleh pengeluaran biaya yang digunakan untuk kepentingan pelaksanaan pengendalian kualitas. Biaya kualitas merupakan biaya yang

(4)

iv

timbul apabila produk tidak dapat memenuhi kepuasan pelanggan atau terjadi pada waktu proses produksi sedang berjalan.

Menurut Blocher dkk, (2000: 220), pada dasarnya biaya kualitas dapat dikategorikan ke dalam empat jenis, yaitu biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal.

Biaya kualitas merupakan suatu kelompok biaya yang terdiri dari beberapa elemen biaya. Elemen Biaya kualitas yang berasal dari dalam perusahaan adalah biaya kualitas yang terjadi sehubungan dengan upaya menjaga agar kualitas produk yang dihasilkan dan pelayanan yang diberikan sesuai dengan standard yang sudah ditetapkan. Biaya kualitas meliputi antara lain biaya pengendalian kualitas yang terdiri dari biaya pencegahan dan biaya penilaian sebagai biaya untuk perbaikan produk rusak. Sedangkan biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal merupakan upaya yang dilakukan untuk menangani produk yang cacat.

Proses produksi yang sudah dikendalikan diharapkan dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan target perusahaan dan dengan tingkat kecacatan rendah serta mempunyai nilai kualitas yang tinggi. Akan tetapi, alangkah lebih baiknya apabila suatu perudahaan dalam pengendalian kualitas tidak hanya fokus hasil produksi yang dicapai tetapi berusaha untuk mencari penyebab terjadinya cacat produk. Oleh karena itu untuk mencapai keuntungan yang optimal bagi perusahaan maka hasil produksi merupakan pertimbangan utama yang harus diprioritaskan oleh pimpinan perusahaan dalam merencanakan produksi agar volume penjualan sesuai dengan yang diharapkan.

Menurut Assegaf Abdullah (2010: 444) bahwa : “Volume penjualan adalah jumlah unit yang terjual dari unit produksi yang terjadi suatu pemindahan dari pihak produksi ke pihak konsumen, dan tetap ada suatu periode tertentu”.

Arti penting dari biaya pengembangan produk terhadap penjualan yaitu dengan adanya biaya pengembangan produk maka volume penjualan dalam perusahaan tersebut dapat dipertahankan atau bahkan akan lebih meningkat. Dan sebaliknya jika perusahaan tidak melaksanakan biaya pengembangan produk dapat dipastikan volume penjualan dari perusahaan akan menurun karena disebabkan konsumen berpindah kepada perusahaan sejenis lainnya yang lebih inovatif.

Kotler (2010:338) mengemukakan bahwa “Perusahaan melakukan pengembangan produk berarti perusahaan tersebut berusaha untuk lebih memenuhi kebutuhan konsumennya dan untuk meningkatkan penjualan dan lebih diterima oleh pasar sehingga nantinya akan meningkatkan penjualan”. Hal tersebut dapat diartikan bahwa dengan melakukan pengembangan produk sesuai dengan selera konsumen maka produk tersebut akan lebih diterima oleh konsumen dan akan meningkatkan hasil penjualan perusahaan, bahwa volume penjualan perusahaan akan berhubungan dengan jumlah permintaan dari konsumen dalam satu pasar yang dituju. Hal ini juga sejalan dengan dengan penelitian dari Sri Nuryani (2010), hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pengembangan produk dan pengandalian kualitas produk terhadap volume penjualan baik secara simultan maupun pasial.

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, dapat ditarik hipotesis bahwa Terdapat pengaruh pengembangan produk dan pengendalian kualitas terhadap volume penjualan pada Perusahaan Kerupuk Setiarasa Sukabumi baik secara parsial maupun simultan.

(5)

v C. OBJEK DAN METODE PENELITIAN

Objek dalam penelitian ini adalah mengenai pengaruh pengembangan produk dan pengendalian kualitas terhadap volume penjualan pada Perusahaan Kerupuk Setia Rasa Sukabumi. Metode penelitian menggunakan metode korelasional seperti yang dikemukakan oleh Adi Nugroho dan Prasetyo (2012: 46) bahwa : “Penelitian Korelasional, adalah metode yang digunakan untuk menganalisis sejauhmana variabel-variabel pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi.”

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data diperoleh dengan cara sebagai berikut :

a. Studi Pustaka

Yaitu teknik pengumpulan data dengan mempelajari buku-buku, literatur, jurnal khususnya mengenai pengembangan produk, pengendalian kualitas dan volume penjualan.

b. Studi Dokumentasi

Yaitu teknik pengumpulan data dengan mempelajari arsip atau dokumentasi laporan keuangan Perusahaan Kerupuk Setia Rasa Sukabumi khususnya biaya

pengembangan produk dan pengendalian kualitas dan volume penjualan.

Operasional variabel terdiri dari tiga variabel, masing-masing yaitu variabel bebas yang terdiri dari pengembangan produk (X1) dan pengendalian kualitas (X2) dan

volume penjualan sebagai variabel terikat (Y). Dalam penelitian sampel yang digunakan yaitu berupa berkala, yaitu data yang diambil pada interval waktu tertentu yaitu data yang berhubungan dengan biaya pemeliharaan dan volume penjualan pada Perusahaan Kerupuk Setia Rasa Sukabumi periode Tahun 2010 s.d Tahun 2016.

Data yang telah terkumpul kemudian dianalisa dengan memperhatikan kriteria-kriteria yang telah ditentukan menurut teori dan fakta yang ada di lapangan. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis model persamaan regresi berganda, koefisien determinasi dan uji signifikansi sebagai berikut :

 Persamaan Regresi Berganda

Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan fungsional antara variasi-variasi variabel X terhadap variabel Y, dengan rumus :

^

Y = b0+ b1 X1 + b2 X2 + e Sugiyono, (2012 : 261)

Untuk mengetahui model regresi tersebut layak atau tidaknya dipergunakan sebagai alat analisis, maka perlu dilakukan pengujian asumsi klasik seperti yang dikemukakan oleh Imam Gozali (2005: 133) sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, variabel bebas dan variabel terikat atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model yang baik adalah mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal. Adapun pengujian data dengan menggunakan uji

kolmogorof-smirnov. Uji normalitas juga dapat dilihat dengan memperhatikan

penyebaran data (titik) pada P-P Plot of Regression Standardized Residual melalui perhitungan SPSS.

(6)

vi b. Uji Linieritas

Uji linieritas merupakan pengujian yang menggambarkan hubungan antara variabel terikat (Y) dengan variavel bebas (X), apakah bersifat linier atau tidak. Untuk menguji lineritas dengan menggunakan diagran scatterplot atau dengan analisis Mackinnon-White-Davidson (MDW) dengan model dikatakan linier jika nilai t-statistik Z1 < nilai , maka lolos dari adanya ketidaklinieran.

c. Uji Multikolinieritas

Model regresi yang baik adalah model regresi yang variabel-variabel bebasnya tidak memiliki korelasi yang tinggi atau bebas dari multikolinieritas. Deteksi adanya gejala multikolinieritas dengan menggunakan Variance Inflaction Factor (VIF) dan tolerance melalui SPSS. Model regresi yang bebas multikolinieritas memiliki nilai Variance Inflaction Factor (VIF) di bawah 10 dan nilai tolerence di atas 0,1.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model sebuah regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual antara pengamatan yang satu dengan yang lainnya. Uji heteroskesdastisitas digunakan untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan model karena varian gangguan yang berbeda antara satu observasi ke observasi lain. Untuk mengetahui gejala heteroskesdastisitas dilakukan dengan mengamati grafik scatter plot melalui SPSS.

e. Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antar anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (data time series) atau ruang (data cross section). Deteksi gejala autokorelasi digunakan nilai Durbin Watson yang dihitung melalui SPSS.

 Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi variabel independen (X) mempengaruhi variabel dependen (Y) maka digunakan analisis koefisien determinasi yaitu kuadrat nilai korelasi dikalikan 100 %.

Untuk mencari pengaruh faktor lain yang mempengaruhi variabel Y maka digunakan rumus koefisien non determinasi sebagai berikut :

Knd = 1 - (r)2 x 100 % b. Uji Signifikansi

Untuk menguji signifikansi dilakukan dua pengujian yaitu secara parsial dan simultan, lebih jelasnya yaitu:

1) Secara parsial menggunakan uji t atau dilihat dari nilai signifikansi (Pvalue) yang

diperoleh dari hasil perhitungan SPSS.

2) Secara simultan menggunakan uji F atau dilihat dari nilai signifikansi (Pvalue)

yang diperoleh dari hasil perhitungan SPSS.

3) Nilai tabel r dan tabel F dapat dicari pada masing-masing tabel yakni nilai t dari α = 0,05 dengan derajat kebebasan df : n-2. Sedangkan untuk nilai Pvalue akan

dibandingkan dengan nilai α sebesar 5 %. tabel

(7)

vii c. Kaidah Keputusan

1) Secara Parsial

Ho diterima dan Ha ditolak jika Pvalue > α (5%)

Ho ditolak dan Ha diterima jika Pvalue < α (5%)

2) Secara Simultan

Tolak Ho jika > dan terima Ho jika ≤ atau Ho diterima dan Ha ditolak jika Pvalue > α (5%)

Ho ditolak dan Ha diterima jika Pvalue < α (5%)

D. PEMBAHASAN

Berdasarkan data perusahaan, data diolah melalui beberapa tahapan analisis data sedemikian rupa sehingga dihasilkan nilai sebagai berikut:

1. Persamaan Regresi Liner Berganda

Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan bantuan program SPSS Versi 16.00 pada Lampiran 2, diperoleh sebagai berikut:

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + e

Y = 12.176.627 + 12,14 X1 + 24,82 X2 + e

Interpretasi :

 Nilai a = 12.176.627 artinya jika pengembangan produk (X1) = 0,

pengendalian kualitas (X2) = 0 maka volume penjualan pada Perusahaan

Kerupuk Setia Rasa Sukabumi adalah sebesar Rp. 12.176.627,00.

 Nilai b1 = 12,14 artinya jika diumpamakan pengembangan produk pada

Perusahaan Kerupuk Setia Rasa Sukabumi meningkat sebesar Rp. 1,- maka volume penjualan akan meningkat sebesar Rp. 12,14. Hal ini menunjukkan bahwa koefisien untuk variabel ini bernilai positif, sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh pengembangan produk terhadap volume penjualan adalah positif, artinya semakin tinggi biaya pengembangan produk maka volume penjualan pada Perusahaan Kerupuk Setia Rasa Sukabumi akan semakin meningkat.

 Nilai b2 = 24,82 artinya jika diumpamakan pengendalian kualitas pada

Perusahaan Kerupuk Setia Rasa Sukabumi meningkat sebesar Rp. 1,- maka volume penjualan akan meningkat sebesar Rp. 24,82. Hal ini menunjukkan bahwa koefisien untuk variabel tersebut bernilai positif, sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh pengendalian kualitas terhadap volume penjualan adalah positif, artinya semakin tinggi biaya pengendalian kualitas maka volume penjualan Perusahaan Kerupuk Setia Rasa Sukabumi semakin tinggi.

2. Koefisien Determinasi

Berdasarkan hasil, nilai R = 0,944 artinya bahwa keeratan hubungan pengembangan produk dan pengendalian kualitas dengan volume penjualan pada Perusahaan Kerupuk Setia Rasa Sukabumi termasuk kriteria hubungan yang sangat tinggi. Demikian bahwa tingginya hubungan tersebut menunjukkan bahwa pengembangan produk dan pengendalian kualitas mempunyai peran penting dalam meningkatkan volume penjualan karena setiap peningkatan biaya pengembangan produk dan biaya pengendalian kualitas pada Perusahaan Kerupuk Setia Rasa Sukabumi akan diikuti oleh peningkatan volume penjualan.

hitung

(8)

viii

Selanjutnya, nilai R Square = 0,892 artinya bahwa volume penjualan dipengaruhi sebesar 89,2 % oleh pengembangan produk dan pengendalian kualitas. Hal ini menunjukkan bahwa tinggi rendahnya volume penjualan dipengaruhi oleh pengembangan produk dan pengendalian kualitas pada Perusahaan Kerupuk Setia Rasa Sukabumi. Semakin tinggi volume penjualan menunjukkan kinerja perusahaan juga semakin baik.

Adapun pengaruh faktor-faktor lain selain pengembangan produk dan pengendalian kualitas pada Perusahaan Kerupuk Setia Rasa Sukabumi yang mempengaruhi volume penjualan sebesar 11,8 %, misalnya pemeliharaan, persediaan dan lain-lain.

3. Uji Signifikansi a. Secara Simultan

Berdasarkan hasil perhitungan SPSS di atas, diperoleh Sig. = 0,012 pada tingkat kesalahan sebesar 5 % atau (=0,05), sehingga PValue <  atau 0,012 <

0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga hipotesis teruji kebenarannya, artinya secara simultan pengembangan produk dan pengendalian kualitas berpengaruh signfikan terhadap volume penjualan pada Perusahaan Kerupuk Setia Rasa Sukabumi.

b. Secara Parsial

 Hasil perhitungan menunjukan tingkat signifikansi (Pvalue) sebesar 0,044, hal ini

berarti nilai Pvalue lebih kecil dari 0,05 yang menunjukkan hasil uji ini menerima

Ha dan menolak Ho, sehingga hipotesis teruji kebenarannya, artinya secara parsial pengembangan produk berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan pada Perusahaan Kerupuk Setia Rasa Sukabumi.

 Hasil perhitungan menunjukan tingkat signifikansi (Pvalue) sebesar 0,032, hal ini

berarti nilai Pvalue lebih kecil dari 0,05 yang menunjukkan hasil uji ini menerima

Ha dan menolak Ho, sehingga hipotesis teruji kebenarannya, artinya secara parsial pengendalian kualitas berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan pada Perusahaan Kerupuk Setia Rasa Sukabumi.

Berdasarkan analisis dapat diketahui bahwa secara simultan pengembangan produk dan pengendalian kualitas berpengaruh signfikan terhadap volume penjualan pada Perusahaan Kerupuk Setia Rasa Sukabumi, artinya pengembangan produk dan pengendalian kualitas secara bersama-sama memiliki pengaruh yang nyata terhadap peningkatan volume penjualan pada Perusahaan Kerupuk Setia Rasa Sukabumi. Apabila perusahaan selektif dalam melakukan pengembangan produk dan ditunjang oleh pengendalian kualitas yang baik, maka dalam pengembangan produknya terjadi peningkatan dalam volume penjualan, sehingga mampu mengeluarkan produknya dalam berbagai variasi. Dalam memasarkan produk perlu direncanakan dengan matang agar diperoleh hasil yang menguntungkan bagi perusahaan.

Hal tersebut senada dengan yang ungkapkan oleh Kotler (2010:338) bahwa “perusahaan melakukan pengembangan produk berarti perusahaan tersebut berusaha untuk lebih memenuhi kebutuhan konsumennya dan untuk meningkatkan penjualan dan lebih diterima oleh pasar sehingga nantinya akan meningkatkan penjualan”. Hal tersebut dapat diartikan bahwa pengembangan produk yang sesuai dengan selera konsumen maka akan lebih diterima oleh konsumen dan akan meningkatkan hasil penjualan perusahaan, bahwa volume penjualan perusahaan akan berhubungan dengan jumlah permintaan dari konsumen dalam satu pasar yang dituju. Hal ini juga sejalan

(9)

ix

dengan dengan penelitian dari Sri Nuryani (2010), hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pengembangan produk dan pengandalian kualitas produk terhadap volume penjualan baik secara simultan maupun pasial.

Secara parsial pengembangan produk berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan pada Perusahaan Kerupuk Setia Rasa Sukabumi. Demikian bahwa pengembangan produk sangat erat kaitannya dengan keberhasilan suatu perusahaan dalam usaha meningkatkan penjualannya.Dengan melakukan pengembangan produk maka peluang perusahaan untuk mendapatkan pelanggan baru akan semakin besar, tentu apabila produk yang dijual sesuai dengan apa yang menjadi harapan konsumen. Dengan strategi ini konsumen akan dihadapkan pada pilihan yang lebih banyak dan beragam, perusahaan yang inovatif dengan produk yang beragam akan memberikan nilai bagi konsumen dan dapat meningkatkan penjualan pada perusahaan.

Secara parsial pengendalian kualitas berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan pada Perusahaan Kerupuk Setia Rasa Sukabumi, artinya perusahaan tidak dapat mengabaikan pengendalian kualitas produk, karena dikemudian hari nantinya perusahaan akan kehilangan pangsa pasarnya. Peningkatan atau penurunan kualitas mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap biaya kualitas dan biaya-biaya lain yang terlibat. Kualitas yang buruk berarti pemanfaatan sumber daya yang ada belum tepat. Hal ini melibatkan pemborosan bahan baku, tenaga kerja, waktu, peralatan, dan akibatnya melibatkan biaya yang lebih tinggi atau bisa dikatakan terjadinya pemborosan dalam perusahaan. Dengan kualitas yang baik maka pemborosan, pengerjaan ulang dan kerusakan produk tidak akan terjadi dan biaya-biaya yang dikeluarkan akan lebih efisien yang pada akhirnya meningkatkan volume penjualan.

E. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh pengembangan produk dan pengendalian kualitas terhadap volume penjualan pada Perusahaan Kerupuk Setia Rasa Sukabumi, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pengembangan produk pada Perusahaan Kerupuk Setia Rasa Sukabumi Periode

Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2016 cenderung mengalami peningkatan. Biaya pengembangan produk tertinggi terjadi pada Tahun 2016 dengan. Peningkatan dikarenakan kegiatan pengembangan produk yang dilakukan oleh perusahaan lebih pada inovasi produk produk baru baik dari bentuk maupun rasa, dengan bahan baku yang sama tetapi diberikan tambahan rasa yang lebih bervariasi.

2. Pengendalian kualitas pada Perusahaan Kerupuk Setia Rasa Sukabumi Periode Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2016, cenderung mengalami peningkatan. Biaya pengendalian kualitas tertinggi terjadi pada Tahun 2015, peningkatan terjadi sebagai akibat frekuensi kegiatan pengendalian kualitas cukup meningkat, dengan demikian biaya yang harus dikeluarkan pun meningkat pula. Biaya-biaya tersebut diantaranya meliputi biaya perbaikan dan renovasi mesin dan peralatan, penggantian beberapa komponen mesin, pembersihan bagian-bagian mesin, biaya kegagalan produksi. 3. Hasil analisis menunjukkan bahwa pengembangan produk dan pengendalian

kualitas berpengaruh signfikan terhadap volume penjualan pada Perusahaan Kerupuk Setia Rasa Sukabumi baik secara simultan maupun parsial, artinya tinggi rendahnya volume penjualan dipengaruh oleh pengembangan produk dan pengendalian kualitas.

(10)

x

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Assegaf. 2010. Kamus Akuntansi, Jakarta: PT. Mario Grafika.

Ariani Dorothea Wahyu, 2010. Manajemen Kualitas, Edisi Keempat. Yogyakarta : Universitas Atmajaya.

Anthony, R.N., dan Govindarajan, V. 2010. Management Control Systems. Tenth Edition. New York: McGraw-Hill Irwin.

Bastian Bustami dan Nurlela. 2011. Akuntansi Biaya. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo, 2010. Pengantar Bisnis Modern. Pengantar Ekonomi Perusahaan Modern, Edisi ke Tiga, Yogyakarta : Liberty.

Blocher Chen, Lin. 2000. Cost Management. Buku Kesatu. Alih Bahasa Susti, Jakarta : Salemba Empat.

Eddy Herjanto, 2010, Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Kedua, Jakarta; Grasindo, Gramedia Widia Sarana Indonesia.

Fandy Tjiptono, 2012. Total Quality Management, Edisi Revisi, Yogyakarta: Andi. Feigenbaum, 2000, Kendali Mutu Terpadu, Edisi Ketiga, Yogyakarta, Penerbit

Erlangga.

Gaspersz Vincent, 2009, Manajemen Bsinis Total dalam Era Globalisasi, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Hani Handoko, T, 2008. Manaiemen Produksi dan Operasi. Yogyakarta : Penerbit BPFE.

Henry Simamora, 2008. Manajemen Produksi dan Operasi. Yogyakarta, Penerbit Erlangga.

Hansen Don R, Maryanne M. Mowen, 2011. Akuntansi Manajemen, Edisi Kedua, terjemahan : A. Hermawan, Jakarta : Penerbit Erlangga.

Heckert JB., 2004. Controllership. Diterjemahkan oleh Tjintjin Fenix Tjendera. Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga.

Kotler, Phillip. 2010. Prinsip-Prinsip Pemasaran, Jilid 1 dan 2, Edisi ke-8, Penerbit Erlangga, Jakarta.

(11)

xi

La Midjan dan Azhar Susanto. 2005. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi ketujuh, Bandung, Penerbit : Lembaga Informatika Akuntansi.

Salam, Dharma Setyawan. 2010. Manajemen Kualitas. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Schoeder, Roger C., 1997, Operation Managements, Fourth Edition, Singapore: Mc. Graw. Hill Inc.

Sofyan Assauri, 2010, Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Revisi, Jakarta: LPFE UI.

Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Bisnis. Edisi Kesembilan, Bandung : Penerbit Alfa Beta.

Supriyono, 2008, Akuntansi Biaya Buku I: Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok. Edisi 2. Cetakan Ke XII ,Yogyakarta: BPFE.

Suyandi Prawirosentono, 2010, Manajemen Operasi, Edisi Kedua, Jakarta : Bumi Aksara.

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan program mencakup penyederhanaan proses bisnis, pemutakhiran sistem pengelolaan informasi, peluncuran modalitas pembayaran elektronik, implementasi GRS, penguatan sistem

Dua skenario yang akan dibandingkan dalam penelitian ini adalah skenario supply chain yaitu skenario koordinasi supply chain, skenario tanpa koordinasi dengan single price

Pengrajin perempuan home industri makanan kecil Dusun Mayak rata-rata berusia 30 tahun s/d 70 tahun, dengan tingkat pendidikan sebagian besar hanya lulus SD/MI atau

Disini terlihat jelas bahwa latar belakang yang berbeda-beda ahirnya menjadi satu dengan ikatan persaudaraan seperti yang juga tercermin dalam sila ketiga Pancasila yaitu

Masyarakat hukum adat merupakan bagian yang tak terpisahkan dari NKRI, termasuk dalam hal melakukan pengelolaan hutan yang mana hutan itu sendiri merupakan tempat tinggal,

Dikarenakan pada penelitian sebelumnya sebagian besar penelitian tentang logam berat, sehingga peneliti berinovasi memanfaatkan tanaman genjer yang biasa hanya

Pada penelitian ini akan dilakukan perbandingan dua metode optimasi multirespon antara hybrid PCA-Taguchi dengan PCR-TOPSIS Taguchimengenai pengaturan faktor- faktor

Guru merupakan peranan penting baik di dalam kelas maupun di luar kelas atau dalam proses belajar mengajar, terutama pada anak tunagrahita karena seorang guru yang dapat