• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFFECT OF DIFFERENT NATURAL FEEDING FEED ON SURVIVAL AND GROWTH OF FISH FRY CORK (Channa striata)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EFFECT OF DIFFERENT NATURAL FEEDING FEED ON SURVIVAL AND GROWTH OF FISH FRY CORK (Channa striata)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

EFFECT OF DIFFERENT NATURAL FEEDING FEED ON SURVIVAL AND GROWTH OF FISH FRY CORK (Channa striata)

Oleh

Agusri wijaya2), Dra. Lisa Deswati, M.Si3)dan Ir. Yuneidi Basri, M.S.3)

Faculty of Fisheries and Marine Sciences Bung Hatta University

ABSTRAK

The purpose of this research was to determine the natural feed which is suitable for the survival and growth of fish seed Cork (Channa striata). It was done at the Laboratory of Integrated Faculty of Fisheries and Marine Sciences, University of Bung Hatta Padang. The method used in this research is the experimental method with a completely randomized design (CRD) 3 treatments and 3 replications. Treatment A is giving Moina sp for 40 days, treatment B, giving the provision of mosquito larvae for 40 days, and the treatment is Tubifex sp C for 40 days. Fish samples used in this research were 225 fishes aged 20 days with stocking density 25 fishes per container. The container that is used in this research is 9 tub sized tarp 80x80 cm, filled with water with 15 cm depth with a volume of 96 liters. The observations obtained an average of highest survival found on treatment A and C at 100% then followed by treatment B by 85.33%. The growth of the absolute weight to fish Cork seed that are getting faster growth is treatment C that is 7.14 gr. Followed by treatment A that is 6.06 gr and the lowest one is found on treatment B that is 5.66 gr. For the best absolute long growth found on treatment C that is 6.40 cm, and followed in by treatment B that is 5.71 cm and the lowest of the treatment A is 5.68 cm. From the result of analyzing that was done, we can summarize that the influence of different natural feed doesn’t give any influences on the survival and growt of fish fry cork.

(2)

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Ikan Gabus (Chana striata) atau yang lebih dikenali sebagai Striped Snakehead anggota genus Channa merupakan ikan konsumsi yang popular di Asia (Wee, 1982). ikan ini bernilai ekonomis, yang terus meningkat sepanjang tahun dan memiliki harga jual yang sangat tinggi. Sehingga banyak masyarakat menangkap ikan tersebut dikarenakan ikan Gabus memiliki banyak mamfaat. Makin lama ikan Gabus keberadaanya dialam sungguh sangat memprihatinkan, salah satu cara untuk menyelematkannya dengan cara domestikasi yaitu usaha untuk menjadikan ikan liar menjadi ikan jinak.

Sebagai langkah awal untuk membudidayakan ikan Gabus, diperlukan ikan yang sudah terbiasa dalam kondisi lingkungan budidaya sudah terdomestikasi. Ikan yang belum terdomestikasi banyak memiliki kendala dalam melakukan manipulasi terhadap spesies tersebut, disebabkan habitat asli ikan tersebut berbeda dengan habitat budidaya. Dalam lingkungan budidaya, ikan ini tidak bisa hidup bebas seperti di perairan umum alam liar karena ada pembatasnya. Dalam lingkungan yang terbatas inilah kadang banyak spesies ikan yang tidak mampu bertahan hidup, karena terjadi tekanan fisiologis dalam tubuh ikan yang belum bisa menerima kondisi lingkungan yang berbeda. Masih banyak masyarakat yang tidak mengenal manfaat dari ikan Gabus, padahal ikan tersebut masih bisa ditemukan dipasar tradisional bahkan pasar modern dalam bentuk segar

maupun kering dan asin (Suprayitno, 2003).

Penelitian ikan Gabus telah dilakukan oleh Muslim, (2007), tentang pemeliharaan benih ikan Gabus pada media waring dalam rangka domestikasi. Dalam penelitian tersebut didapatkan hasilnya masih rendah, sedangkan untuk penelitian pemberian pakan alami yang berbeda belum pernah dilakukan maka dari itu penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian tentang “ Pengaruh Pemberian Pakan Alami Yang Berbeda Terhadap Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Benih Ikan Gabus ( Channa striata)

1.2 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pakan alami yang cocok untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan Gabus (Channa Striata)

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

2.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 40 hari pada bulan Maret sampai Mei 2014, yang dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Bung Hatta, Padang, Sumatera Barat.

2.2. Bahan dan Alat Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan Gabus (Chnna striata). Sedangkan alat yang digunakan dalam penelitian ini Wadah yang digunakan dalam wadah

(3)

penelitian ini adalah 9 bak terpal yang berukuran 80 x 80 cm, diisi air kedalaman 15 cm dengan volume 96 liter air, serokan, kertas Ph, kertas millimeter, Thermometer, Do meter dan timbangan elektromagnetik.

2.3 Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen dan meggunakan RAL (Rancangan Acak Lengkap) dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan. Adapun perlakuan yang digunakan adalah :

Perlakuan A = Pemberian Moina sp selama 40 hari

Perlakuan B = Pemberian Jentik nyamuk selama 40 hari

Perlakuan C = Pemberian Tubifex sp selama 40 hari

2.4 Prosedur Penelitian

Persiapan yang dilakukan pada penelitian yaitu menyiapkan bahan-bahan dan alat-alat yang diperlukan dalam penelitian. Setelah semuanya disiapkan ikan uji ditebar ke dalam wadah dengan padat tebar 25 ekor/wadah. Wadah pemeliharaan di susun secara acak sehingga diperoleh pengaruh lingkungan dan proses penanganan yang sama, ukuran bak terpal digunakan pada

saat penelitian yaitu 80 x 80 cm sebanyak 9 buah dengan tinggi air 15 cm.

2.5 Analisa Data

Data yang didapat dari penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis keragaman (anava).Apabila hasil analisa menunjukan bahwa F hitung < F table pada taraf 95 %, berarti tidak ada pengaruh pakan Moina sp, Jentik nyamuk dan Tubifex sp terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan Gabus. Ho diterima Hi di tolak, jika F hitung > F tabel pada taraf 95 % berarti ada pengaruh penggantian pakan Moina sp, jentik nyamuk dan Tubifex sp terhadap perumbuhan dan kelangsungan hidup benih Ikan Gabus. Berarti Hi diterima dan Ho di tolak.Untuk melihat sejauh mana perbedaan antara masing-masing perlakuan dilakukan uji lanjut wilayah Duncan’ s.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Tingkat Kelangsungan Hidup

Dari hasil pengamatan didapatkan data kelangsungan hidup benih ikan Gabus pada masing-masing perlakuan dan ulangan yang dapat dilihat pada tabel 1, di bawah ini

(4)

Tabel 1 Rata-rata kelangsungan hidup (%) benih ikan Gabus. Ulangan Perlakuan A B C 1 2 3 100 100 100 100 80 76 100 100 100 Jumlah 300 256 300 Rata-Rata 100 85,33 100

Dari tabel 1, dapat diketahui bahwa rata-rata persentase kelangsungan hidup benih ikan Gabus yang tertinggi terdapat pada perlakuan A (Moina sp selama 40 hari) sebesar 100 % dan perlakuan C (Tubifex sp selama 40 hari) sebesar 100 %. Sedangkan rata-rata persentase kelangsungan hidup benih ikan Gabus terendah terdapat

pada perlakuan B (jentik nyamuk selama 40 hari ) sebesar 85.33 %.

Dari hasil analisis varians menunjukan bahwa pemberian pakan alami yang berbeda terhadap kelangsungan hidup benih ikan Gabus, tidak berpengaruh nyata p>0,05 pada angka f tabel 5,24 > dari f hitung 3,90 terhadap kelangsungan hidup benih ikan Gabus.

Gambar 1. Diagram kelangsungan hidup benih ikan Gabus pada masing-masing perlakuan selama penelitian.

Tingginya rata-rata persentase kelangsungan hidup benih ikan Gabus pada masing-masing perlakuan A (Moina sp selama 40 hari) dan C (Tubifex sp selama 40) hari dengan pemberian pakan alami yang berbeda diduga karena, benih

ikan dapat memanfaatkan pakan yang diberikan, sehingga benih ikan bisa bertahan hidup. Pada perlakuan B (jentik nayamuk selama 40 hari) mendapatkan hasil yang rendah diduga pakan alaminya kurang bersih dikasih pada benih ikan Gabus,

100 85.33 100 75 80 85 90 95 100 105 A B C Ke lan gs un gan H id up B en ih (% ) Perlakuan

(5)

karena pengambilan jentik nyamuk digot tersebut sudah tercemar/terkontaminasi karena itu benih ikan Gabus mati sesudah dikasih makan. Effendie (1979) mengatakan bahwa pakan yang berfungsi untuk mempertahahankan hidup dan kelebihanya baru, dimanfaatkan untuk pertumbuhan ikan tersebut. Halver (1989), juga mengemukakan bahwa perlakuan dengan permberian berbagai jenis pakan alami, tidak mempengaruhi

kelangsungan hidup benih ikan, karena pakan yang diberikan dapat dikomsumsi dan digunakan oleh benih ikan sebagai sumber energi dan metabolisme.

3.2 Pertumbuhan Berat Mutlak Dari hasil pengamatan diketahui bahwa rata-rata pertumbuhan berat benih ikan Gabus selama penelitian pada masing-masing perlakuan dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Rata rata pertumbuhan berat mutlak (gr) benih ikan Gabus

Ulangan Perlakuan A B C 1 2 3 6,25 5,91 6,02 3,52 7,80 5,64 8,84 7,93 4,66 Jumlah 18,20 16,98 21,44 Rata-Rata 6,06 5,66 7,14

Keterangan: Perlakuan A = Pemberian Moina sp selama 40 hari Perlakuan B = Pemberian Jentik nyamuk selama 40 hari

Perlakuan C = Pemberian Tubifex sp selama 40 hari

Pada tabel 2 terlihat bahwa rata rata pertumbuhan berat mutlak ikan uji pada masing masing perlakuan menunjukan berat yang berbeda beda. Berat ikan uji yang tertinggi terdapat pada perlakuan C (Tubifex sp selama 40) hari sebesar 7,148 gram dan perlakuan A (Moina sp selama 40 hari) sebesar 6,068 gram dan terendah terdapat pada perlakuan B pemberian (jentik nyamuk selama 40 hari ) sebesar

5,661 gram. Dari hasil analisis varians Rata-rata pertumbuhan berat mutlak ikan menunjukan bahwa perbedaan pakan alami yang berbeda tidak memberikan pengaruh nyata p<0,05 pada angka F tabel 5,24 > dari F hitung 0,56 terhadap pertumbuhan berat mutlak pertumbuhan berat gram benih ikan Gabus setiap pengamatan selama penelitian dapat dilihat pada gambar dibawa ini

(6)

Gambar 2.Grafik Pertumbuhan Berat (gr) Benih Ikan Gabus Setiap Pengamatan Selama Penelitian.

Tingginya pertumbuhan berat (gr) benih ikan Gabus setiap pengamatan selama penelitian pada perlakuan C (Tubifex sp selama 40 hari) diduga Tubifex sp ini lebih disukai dibandingkan dengan pakan alami perlakuan A (Moina sp selama 40 hari) dan perlakuan B (jentik nyamuk selama 40 hari). Berdasarkan ukuranya sangat cocok untuk benih dan sesuai dengan bukaan mulut benih ikan Gabus, ketika dikasih makan Tubifex sp benih ikan Gabus megejar cepat dan geromnbolan memakan dengan cepat makanya agak agresif dibandingkan pakan alami Moina sp dan jentik nyamuk.

Menurut Putra (2000) pemberian pakan Tubifex sp memberikan pertumbuhan lebih baik dibandingkan pemberian pakan Artemia dan Moina sp karena kandungan nutrisi protein yang terdapat pada Tubifex sp lebih tinggi dibandingkan dengan pakan alami Moina sp dan jentik nyamuk, sehingga energi yang dihasilkan untuk pertumbuhan lebih banyak . 3.3 Pertumbuhan Panjang Mutlak Hasil perhitungan pertumbuhan rata-rata panjang mutlak ikan gabus selama penelitian dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini :

0.27 0.73 1.23 3.57 6.34 0.28 1.04 2.00 3.63 5.94 0.24 1.45 2.94 5.37 7.39 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 0 10 20 30 40

Pertumbuhan Berat (gr) Benih Ikan Gabus Setiap Pengamatan Selama Penelitian

a b c P e r t u m b u h a n (gr) Hari Pengamatan

(7)

Tabel 3. Rata-rata pertumbuhan panjang mutlak (cm) benih ikan Gabus. Ulangan Perlakuan A B C 1 2 3 5,48 5,64 5,93 4,59 6,73 5,82 7,02 7,08 5,12 Jumlah 17,05 17,14 19,22 Rata-Rata 5,68 5,71 6,40

Keterangan : Perlakuan A = Pemberian Moina sp selama 40 hari Perlakuan B = Pemberian Jentik nyamuk selama 40 hari Perlakuan C = Pemberian Tubifex sp selama 40 hari

Dari tabel 3 terlihat bahwa rata-rata pertumbuhan panjang mutlak tertinggi terdapat pada perlakuan C (Tubifex sp sealama 40 hari) 6,40 cm diikuti perlalakuan B (jentik nyamuk selama 40 hari) 5,71 cm dan yang terendah terdapat pada perlakuan A yaitu (Moina sp selama 40 hari ) 5,68 cm. Dari hasil analisa varians rata-rata pertumbuhan panjang mutlak

ikan uji menunjukkan bahwa perbedaan pemberian pakan alami yang berbeda tidak memberikan berpengaruh nyata p<0,05 pada angka F tabel 5,24 > dari F hitung 0,61 terhadap pertumbuhan panjang mutlak. pertumbuhan berat (gr) benih ikan Gabus setiap pengamatan selama penelitian dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 3. Grafik Pertumbuhan Panjang (cm) Benih Ikan Gabus Setiap Pengamatan Selama Penelitian.

2.85 3.5 5.52 6.87 8.7 2.84 4.17 5.93 7.17 8.56 2.77 4.49 6.62 8.41 8.96 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0 10 20 30 40

Pertumbuhan Panjang (cm) Benih Ikan Gabus Setiap Pengamatan Selama Penelitian

a b c P e r t u m b u h a n (cm) m Hari Pengamatan

(8)

Dari gambar 3 dapat dilihat bahwa grafik pertumbuhan panjang (cm) benih ikan Gabus setiap pengamatan, selama penlitian meningkat dari awal sampai akhir penelitian. Pada perlakuan C (Tubifex sp selama 40 hari) menunjukan hasil terbaik diikuti pada perlakuan B (jentik nyamuk selama 40 hari), dan terendah terdapat pada perlakuan A (Moina sp selama 40 hari).

Menurut Mudjiman (1984), menyatakan bahwa pertumbuhan pada ikan tidak hanya dipengaruhi

oleh kuantitas dan kualitas pakan, tetapi juga dipengaruhi oleh frekuensi dan kemampuan ikan dalam memampaatkan pakan untuk kelangsungan hidup, metabolisme, pergerakan dan pertumbuhan. 4.4 Kualitas Air

Pengamatan parameter kualitas air media pemeliharaan ikan uji dilakukan 2 kali selama penelitian disajikan pada tabel 6.

Tabel 4. Parameter kualitas air selama penelitian dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4. Parameter kualitas air selama penelitian.

Parameter Awal Penelitian Akhir Penelitian

A B C A B C

Suhu ( C ) 28,5 28,2 28,4 28,3 28 28,2

pH 6 6 6 6,3 6,5 6,5

DO (ppm) 6,1 6 6,3 6,5 6 6,5

Rata-rata suhu air selama penelitian berada pada kisaran optimal yaitu 28-28,5oC hal ini sesuai dengan pendapat Soesono (1979) mengatakan bahwa suhu yang layak untuk budidaya ikan daerah tropis adalah 23-30oC. Apabila suhu terlalu rendah atau sebaliknya akan menyebabkan nafsu makan ikan berkurang yang berpengaruh terhadap pertumbuhan.

Derajat keasaman (pH) yaitu 6-6,5 dimana nilai derajat keasaman selama penelitian dinyatakan masih dianggap layak. Sebagaimana diungkapkan muflikkah Muflikkah dkk, (2008) bahwa pH yang baik

untuk pemeliharaan benih ikan Gabus adalah kisaran 4-9. Maka dapat di simpulkan bahwa selama penelitian parameter kualitas air didalam wadah penelitian dianggap layak. Oksigen terlarut (DO) selama penelitian yaitu 6-6,5 ppm, keadaan masih di anggap layak untuk kehidupan ikan. Asmawi (1983) juga menyatakan bahwa kandungan oksigen terlarut yang baik untuk memelihara ikan adalah 5-10 ppm. Dari pengambilan data kualitas air selama penelitian menunjukan bahwa kualitas air masih dalam batas rank kelayakan hidup untuk benih ikan Gabus.

(9)

IVKesimpulan Dan Saran

4.1 Kesimpulan

1. Dari hasil penelitian ikan Gabus (Channa Striata) yang dilakukan selama pengamatan dapat disimpulkan bahwa : Kelangsungan hidup benih ikan Gabus (Channa Striata) selama penelitian yang tertinggi pada perlakuan A yaitu 100 % diikuti perlakuan C 100 %, dan yang terendah terdapat pada perlakuan B 85,33 %

2. Pertumbuhan berat mutlak benih ikan Gabus yang tertinggi terdapat pada perlakuan C dengan nilai 7,148 gr, diikuti perlakuan A dengan nilai 6,068 gr. Dan yang terendah pada perlakuan B sebesar 5,661 gr.

3. Pertumbuhan panjang mutlak benih ikan Gabus yang tertinggi terdapat pada perlakuan C yaitu 6,40 cm di

ikuti perlakuan B dengan nilai 5,71 cm dan yang terendah diikuti perlakauan A dengan nilai 5,68 cm.

4. Hasil analisa kelangsungan hidup tidak memberikan pengaruh nyata p>0,05 pada angka F tabel 5,24 > dari F hitung 3,90. Di ikuti pertumbuhan berat mutlak tidak memberikan pengaruh nyata p<0,05 pada angka F tabel 5,24 > dari F hitung 0,56. Pada pertumbuhan panjang mutlak juga tidak memberikan pengaruh p<0,05 pada angka F tabel 5,24 > dari F hitung 0,61.

4.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, untuk lebih meningkatkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan Gabus, disarankan agar menggunakan pakan alami cacing Tubifex sp

Daftar Pustaka

Asmawi, S. 1983. Pembenihan Ikan Dalam Keramba. PT. Gramedia Jakarta.

Effendie, M.I. 1997. Metode Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bogor.

Halver, J.E. 1989. Fish Nutrition. Second Edition. Academic press, Inc San Diego, California.

Muslim. 2007b. Jenis-jenis ikan Rawa yang Bernilai Ekonomis. Majalah Masa No.01/Th.XIV/III/2007, ISSN 0854-5944: 56-60\

.

Muflikhah, N., M, Safran., N.K. Suryati. 2008. Gabus. Balai Riset Perikanan Perairan Umum

Mudjiman, 1984. Makanan Ikan. Penerbit PT. Penebar Swadaya. Jakarta.

Putra 2000. Pengaruh Kepadatan Terhadap Persentase Menetas Cystae Artemia Salina Leach pada

Pemeliharaan di

Laboraturium. Skripsi Fakultas Peternakan.

(10)

Universitas Diponegoro Semarang

Soeseno, S. 1979. Dasar – dasar Perikanan Umum. CV. Yasa Guna. Jakarta

Suprayitno, Eddy, 2003. Potensi Serum Albumin dari Ikan

Gabus. Hhttp://

www.gatra.com/artikel.php. Diakses pada tanggal 27 Oktober 201

Wee, K.L. 1982. Snakeheads: their biology and culture, pp. 181–213. In: Muir Red. Recent advances in aquaculture. Westview, Boulder, CO.

Gambar

Tabel 1 Rata-rata kelangsungan hidup (%) benih ikan Gabus. Ulangan Perlakuan A B C 1 2 3 100100100 1008076 100100100 Jumlah 300 256 300 Rata-Rata 100 85,33 100
Gambar 2.Grafik Pertumbuhan Berat (gr) Benih Ikan Gabus Setiap Pengamatan Selama Penelitian.
Tabel 3. Rata-rata pertumbuhan panjang mutlak (cm) benih ikan Gabus. Ulangan Perlakuan A B C 1 2 3 5,485,645,93 4,596,735,82 7,027,085,12 Jumlah 17,05 17,14 19,22 Rata-Rata 5,68 5,71 6,40

Referensi

Dokumen terkait

Senam zumba merupakan bentuk penerapan dari metode HIIT (High Intensity Interval Training), yakni latihan kardio yang dilakukan dalam waktu singkat dengan intensitas yang tinggi,

(YS, hasil wawancara, Maret 2015) Ada salah satu informan yang pernah melakukan skrining IMS di Puskesmas terdekat, namun setelah mengetahui kalau periksa IMS itu

Dengan penerapan pohon pada sistem klasifikasi ini, seorang biologist maupun ilmuwan lainnya yang ingin mencari dan mempelajari suatu spesies dengan nama ilmiah

Rencana produk yang dihasilkan dijelaskan sebagai produk, jenis produk dan jumlah produk yang akan dihasilkan per periode, analisa bahan baku, bahan pembantu,

Team IbW telah mengadakan seminar laporan tahap I untuk kegiatan di Kecamatan Wonoasih yang dihadiri oleh Bapak Sekda beserta staf, Bapak Camat beserta staf, Bapak Lurah dari 3

Hasil penelitian yang menunjukan bahwa intensitas nyeri lebih tinggi pada pasien usia lebih tua daripada pasien dewasa muda, sesuai dengan penelitian yang dilakukan

Pengujian aplikasi ini dilakukan dengan metode pengujian kotak hitam atau black box , dimana metode pengujian perangkat lunak black box ini bertujuan memastikan

Peraturan Daerah tentang Retribusi Persampahan/ Kebersihan tersebut tidak semata-mata mengganti nomenklatur dari semula bernama RPLP, tetapi lebih jauh lagi memiliki