8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Konsep Sistem Informasi
Sistem merupakan kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan. Informasi adalah hasil pemrosesan data yang diperoleh dari setiap elemen sistem tersebut menjadi bentuk yang mudah dipahami dan merupakan pengetahuan yang relevan yang dibutuhkan oleh orang untuk menambah pemahamannya terhadap fakta – fakta yang ada (Budi Sutejo : 2006 : 168).
II.1.1. Sistem Informasi
Sistem informasi (SI) dapat didefenisikan sebagai kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan untuk mengintegrasi data, memproses dan menyimpan serta mendistribusikan informasi. Dengan kata lain, SI merupakan kesatuan elemen – elemen yang saling berinteraksi secara sistematis dan teratur untuk menciptakan dan membentuk aliran informasi yang akan mendukung pembuatan keputusan dan melakukan kontrol terhadap jalannya perusahaan (Budi Sutejo : 2006 : 11).
II.1.2. Sistem Informasi Geografis (GIS)
Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographic Information System (GIS) merupakan suatu sistem berbasiskan komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi – informasi geografis (Eddy Prahasta, 2009:1). SIG dirancang untuk mengumpulkan , menyimpan, dan menganalisis objek – objek
dan fenomena – fenomena dimana lokasi geografis merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis.
Dengan demikian, SIG merupakan sebuah sistem yang memiliki empat kemampuan dalam menangani data yang bereferensi geografis : a.)masukan, b.)keluaran, c.)manajemen data atau penyimpanan dan pemanggilan data, d.) analisis dan manipulasi data. (Eddy Prahasta, 2009:1).
Peta yang akan di jadikan dasar pembuatan peta dapat berupa sebuah data raster. Misal,data peta analog (tercetak) yang di scanning, data foto udara, citra satelit dan lain – lain. Data raster yang akan didigitasi menjadi data rektor sering belum memiliki nilai kontrol koordinat lapangan. Kontrol koordinat lapangan sering di kenal dengan istilah GCP(Groung Control Point). Titik kontrol ini akan “meletakkan “ objek – objek yang ada pada data raster tersebut pada koordinat lapangan yang sebenarnya.
Pemasangan titik kontrol koordinat lapangan pada data raster disebut sebagai Registrasi data raster. Proses registrasi ini menyebabkan data raster itu memiliki koordinat lapangan. Objek – objek yang termuat dalam data raster tersebut dapat dilihat posisi geografis dengan pengarahkan pointer pada objek. Koordinat akan ditunjukkan oleh ArcView GIS di sebelah kanan atas pada baris toolbar. Koordinat yang ditunjukkan dapat berupa angka koordinat Universal Transverse Mercartor (UTM) maupun koordinat dengan nilai desimal digrees. Koordinat yang di tunjukkan sangat tergantung pada angka koordinat yang di pasang pada data raster dalam proses registrasi. Dalam proses selanjutnya angka koordinat tersebut akan di proyeksikan ke dalam angka koordinat dengan system proyeksi
yang lain. Misalnya, yang semula berkoordinat UTM kemudian di proyeksikan menjadi nilai desimal degrees.(Eko Budiyanto, 2010 : 7). Adapun data citra satelit resolusi tinggi dapat di lihat pada gambar II.1.
Gambar II.1. Data citra satelit resolusi tinggi (Sumber : Eko Budiyanto, 2010 : 19)
Dalam pembuatan peta digital, data grafis harus disimpan di sebuah shapefile (file.shp). Oleh karena itu, proses digitasi di dahului dengan pembuatan sebuah shapefile kosong.
Draw Point : menggambar titik. Draw Stright Line : menggambar garis lurus Draw Line : menggambar garis Draw Rectangle : menggambar kotak Draw Circle : menggambar lingkaran Draw Polygon : Menggambar poligon
Gambar II.2. Toolbar Drawing (Sumber : Eko Budiyanto, 2010 : 19)
II.1.2.1 Menggambar Titik
Feature titik digunakan untuk menggambar objek spasial yang tidak memerlukan data jarak seperti rumah, lokasi tambang, jembatan, dan lain-lain. Penggambaran feature titik dilakukan menggunakan ikon Draw Point.Langkah untuk menggambar titik adalah sebagai berikut:
1. Klik Draw Point.
2. Arahkan pointer ke veiw. 3. Klik beberapa pada view.
Gambar II.3. Objek titik point (Sumber : Eko Budiyanto, 2010 : 20) II.1.2.2 Menggambar Garis Lurus
Garis lurus digunakan untuk merepresentasikan objek spasial yang memiliki informasi jarak dan panjang dengan bentuk yang lurus seperti landasan pesawat terbang. Objek garis lurus ini hanya memiliki dua titik node, yaitu start node dan
end node. Langkah penggambar garis lurus adalah sebagai berikut:
1. Klik Draw Stright Line.
2. Arahkan pointer titik awal garis. 3. Klik pada titik awal garis (start node).
4. Arahkan ke titik akhir.
5. Klik pada titik akhir garis (end node)
Gambar II.4. Objek garis (Sumber : Eko Budiyanto, 2010 : 21) II.1.2.3 Menggambar Garis Berliku
Garis berliku sering disebut dengan polyline. Feature garis berliku ini digunakan merepresentasikan objek yang memiliki informasi panjang, jarak, dan dimungkinkan untuk terdapat tikungan atau prcabangan, seperti jalan, sungai,saluran air, dan lain –lain. Cara penggambaran feature polyline ini hampir sama dengan penggambaran objek lainnya, yaitu sebagai berikut:
1. Klik Draw Line.
2. Klik pada titik awal (start node).
3. Klik beberapa kali pada alur garis yang akan dibentuk (vertex). 4. Klik ganda pada titik akhir (end node).
Gambar II.5. Objek polyline (Sumber : Eko Budiyanto, 2010 : 22) II.1.2.4 Menggambar Area Persegi
Area persegi sering disebut dengan rectangle. Feature ini sering digunakan untuk merepresentasikan objek-objek yang berbentuk segi empat seperti lapangan, kolam, persil, dan lain-lain. Langkah pembuatan feature ini hampir sama dengan langkah feature lainnya, yaitu sebagai berikut:
1. Klik Draw Rectangle. 2. Klik titik awal.
3. Drag dengan arah diagonal. 4. Lepaskan tombol.
Gambar II.6. Objek kotak (Sumber : Eko Budiyanto, 2010 : 22)
II.1.2.5 Menggambar Lingkaran
Lingkaran atau cirle digunakan untuk menggambar objek seperti bundaran taman kota atau jalan yang berbentuk melingkar. Circle juga dapat digunakan untuk menggambarkan sebuah zona analisi atau buffer. Langkah pembuatan adalah sebagai berikut:
1. Klik draw Circle.
2. Klik titik tengah lingkaran.
3. Drag hingga mendapatkan luas tertentu. 4. Lepaskan tombol.
Gambar II.7. Objek lingkaran (Sumber : Eko Budiyanto, 2010 : 23) II.1.2.6 Menggunakan Poligon
Poligon merupakan feature area. Feature ini digunakan untuk merepresentansikan berbagai objek spasial yang memiliki informasi luas seperti administrasi, persil, ataupun peta-peta tematik seperti tanah, peta curah hujan, peta penutup lahan, dan lain-lain. Langkah penggambarannya adalah sebagai berikut: 1. Klik Draw Polygon.
3. Klik titik selanjutnya sesuai aluran garis polygon. 4. Klik ganda ketika mencapai titik awal lagi.
Gambar II.8. Objek poligon (Sumber : Eko Budiyanto, 2010 : 24) II.2. ArcView
ArcView merupakan salah satu perangkat lunak destop Sistem Informasi
Geografis (SIG) dan pemetaan yang telah dikembangkan oleh Enviromental
Systems Research Institute, Inc (ESRI). ArcView memiliki beberapa kemampuan [
Eddy Prahasta, 2009:1], antara lain :
1. Pertukaran data : membaca dan menuliskan data dari dan kedalam format perangkat lunak SIG lainnya.
2. Melakukan analisis statistic dan operasi – operasi matematis, 3. Menampilkan informasi (basisdata) spasial maupun atribut, 4. Menjawab query spasial maupun atribut,
5. Melakukan fungsi – fungsi dasar SIG, 6. Membuat peta tematik, dll.
II.2.1. Arsitektur ArcView
ArcView mengorganisasikan sistem perangkat lunaknya sedemikian rupa
sehingga dapat dikelompokkan ke dalam beberapa komponen-komponen penting. Adapun komponen-komponen penting tersebut adalah sebagai berikut :
1. Project
Project merupakan suatu unit organisasi tertinggi di dalam ArcView. Sebuah
project mengorganisasikan suatu file yang kerja yang dapat digunakan untuk
menyimpan, mengelompokkan semua komponen-komponen lainnya, seperti view,
theme, table, chart, layout dan script dalam satu kesatuan yang utuh.
Adapun tampilan project dalam ArchView dapat di lihat pada gambar berikut ini :
Gambar II.9. Project Windows ArchView (Sumber : Eddy Prahasta ,2009:5)
2. Theme
Themes adalah bangunan dasar dalam sistem ArcView dan merupakan
3. View
View mengorganisasikan theme dan dapat menampung beberapa layer atau
theme informasi spasial (titik,garis,polygon,dan citra raster). Berikut ini adalah
tampilan gambar view yang menampung theme.
Gambar II.10. Tampilan View ArcView (Sumber : Eddy Prahasta, 2009:6)
4. Table
Table digunakan untuk menampilkan informasi tentang fature yang ada di
dalam suatu view. Sebagai contoh menjelaskan tentang propinsi bali disiapkan tabel yang berisi data-data item nama kabupaten, jumlah penduduk laki-laki, perempuan, total dan sebagainya.
Adapun contoh tampilan table dalam ArcView dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar II.11. Tampilan Table ArcView (Sumber : Eddy Prahasta, 2009:7)
5. Chart
Chart merupakan sebuah grafik yang menyajikan data tabular. Di dalam
ArcView chart terintegrasi penuh dengan tabel dan view sehingga dapat dilakukan
pemilihan record-record mana yang akan ditampilkan ke dalam sebuah chart. Terdapat enam jenis chart yaitu area, bar, column, p dan scatter.
6. Layout
Layout digunakan untuk mengintegrasikan dokumen (view, table, chart)
dengan elemen-elemen grafik yang lain di dalam suatu window tunggal guna membuat peta yang akan dicetak. Dengan layout dapat dilakukan proses penataan peta serta merancang letak-letak property peta seperti : judul, legend, orientasi,
label dan sebagainya.
Adapun tampilan layout windows ArcView dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar II.12. Tampilan Layout (Sumber : Eddy Prahasta, 2009:8)
7. Script
Script merupakan sebuah bahasa pemrograman dari ArcView yang ditulis ke
dalam bahasa Avenue. Dengan Avenue , pengguna dapat memodifikasi tampilan (user interface) ArcView.
II.3 Basis Data (Database)
Database sering didefenisikan sebagai kumpulan data terkait. Secara teknik,yang berada dalam sebuah database adalah sekumpulan tabel atau objek lain (indeks, view, dan lain lain). Tujuan utama pembuatan database adalah untuk memudahkan dalam akses data. Data dapat ditambahkan, dihapus,atau dibaca dengan relatif mudah dan cepat.
Saat ini tersedia banyak perangkat lunak yang ditujukan untuk mengelola databese. Perangkat lunak seperti itu biasa dinamakan DBMS (Database Management Sytem). Access, MS SQL Server dan MySQL merupakan segelincir contoh produk pengelola database. Beberapa di antaranya berkelas database
server, yaitu jenis yang secara aktiv memantau permintaan akses terhadap data. ( Abdul Kadir ; 2009 : 15).
II.4 MySQL
MySQL (baca : mai-se-kyu-el) merupakan software yang tergolong database server dan bersifat Open Source. Open Source menyatakan bahwa software ini di lengkapi dengan source code (kode yang dipakai untuk membuat MySQL), selain tentu saja bentuk executable-nya atau kode yang dapat di jalankan secara langsung dalam sistem operasi, dan bisa diperbolehkan dengan cara mengunduh di internet secara gratis. Hal menarik lainnya adalah MySQL juga bersifat multiplatfrom. MySQL dapat dijalankan pada berbagai sistem operasi.(Abdul Kadir ; 2009 : 15) II.5 PHP
Pemprosesan dengan mesin PHP akan melakukan permintaan pada database server dan hasil dari database server diproses lebih lanjut. Setelah isi file di proses di ambil maka hasilnya berupa suatu kode HTML dan diserahkan ke web server. Selanjutnya, web server mengirim kode HTML kepada pemakai.
Berdasarkan penjelasan tersebut, terlihat bahwa kode sumber PHP tidak akan di ketahui oleh pemakai karena pemakai hanya menerima kode hasil pemprosesanya. Dengan cara seperti ini, kerahasiaan kode sumber bisa terjaga. Tidak perlu ada kekhawatiran bahwa pemakai bisa melihat password yang digunakan untuk mengakses database.
PHP sendiri adalah perangkat lunak yang bersifat free (gratis). Anda bisa mengunduhnya di internet melalui situs www.php.net. Namun,perlu diketahui, PHP terkadang dikemas dalam bundel perangkat lunak, misalnya pada WAMP5.
Hal menarik lainnya adalah PHP bersifat multiplatfrom. Artinya, PHP dapat dijalankan pada berbagai sistem, seperti Windows, Linux dan UNIX. ( Abdul Kadir; 2009 : 5)
II.6 UML
UML (Unified Modeling Language) adalah suatu alat Bantu yang sangat handal di dunia pengembangan sistem yang berorientasi objek (Munawar ; 2005 : 17). Hal ini disebabkan karena UML menyediakan bahasa pemodelan visual yang memungkinkan bagi pengembangan sistem untuk membuat cetak biru atas visi mereka dalam bentuk yang baku, mudah dimengerti serta dilengkapi dengan mekanisme yang efektif untuk berbagi (sharing) dan mengkomunikasikan rancangan mereka dengan yang lain.
Meskipun UML sudah banyak menyediakan diagram yang bisa membantu mendefenisikan suatu aplikasi, tidak berarti bahwa semua diagram tersebut akan bisa menjawab persoalan yang ada. Adapun tipe diagram UML yang ada seperti pada Tabel II.13.
Tabel II.1 Tipe Diagram UML
Diagram Tujuan Keterangan
Activity Prilaku prosedural dan paralel Sudah ada di UML 1 Class Class, fitur dan relasinya Sudah ada di UML 1 Communication Interaksi diantara objek. Lebih
menekankan kepada link
Di UML 1 disebut collaboration
Component Struktur dan koneksi dari komponen Sudah ada di UML 1 Composite
Structure
Dekomposisi sebuah class saat runtime
Baru untuk UML 2 Deployment Penyebaran/instalasi ke klien Sudah ada di UML 1 Interaction
Overview
Gabungan dari activity dan sequence diagram
Baru untuk UML 1 Object Contoh konfigurasi instance Tidak resmi ada di
Package Struktur hierarki saat kompilasi Tidak resmi ada di UML 1
Sequence Interaksi antara objek. Lebih menekankan pada urutan.
Sudah ada di UML 1 State Machine Bagaimana event mengubah sebuah
objek
Sudah ada di UML 1 Timing Interaksi antar objek. Lebih
menekankan pada waktu
Sudah ada di UML 1 Use Case Bagaimana user berinteraksi dengan
sebuah sistem
Sudah ada di UML 1
Sumber : ” Pemodelan Visual dengan UML (Munawar ; 2005 : 23)”
II.6.1. Notasi Dasar UML 1. Actor
Actor adalah abstraction dari orang dan system yang lain yang mengaktifkan fungsi dari target system. Orang atau system bisa muncul dalam bebrapa peran. Perlu dicatat bahwa actor berinteraksi dengan use case, tetapi tidak memiliki kontrol atas use case. Berikut notasi actor dalam UML:
Gambar II.13 : Notasi Actor pada UML
Sumber : ”Pemodelan Visual dengan UML (Munawar ; 2005: 64)”
2. Class
Calss, dalam notasi UML digambarkan dengan kotak. Nama class menggunakan huruf besar diawal kalimatnya dan diletakkan diatas kotak. Bila class mempunyai nama yang terdiri dari 2 suku kata atau lebih, maka semua suku
kata digabungkan tanpa spasi dengan huruf awal tiap suku kata menggunakan huruf besar. Berikut notasi class dalam UML:
Mesin Cuci
Gambar II.14 : Notasi Class di UML
Sumber : ” Pemodelan Visual dengan UML (Munawar ; 2005 : 35)”
Mesin Cuci Merek Model noSeri kapasitas MasukkanBaju() KeluarkanBaju() TambahSabun() Nyalakan()
Gambar II.15 : Contoh Class Diagram
3. Use Case
Use Case adalah alat bantu terbaik guna menstimulasi pengguna potensial
untuk mengatakan tentang suatu system dari sudut pndangnya. Tidak selalu mudah bagi pengguna untuk menyatakan bagaimana mereka bermaksud menggunakan sebuah system. Karena sistem pengembangan tradisional sering ceroboh dalam melakukan analisis, akibatnya pengguna seringkali susah menjawabnya tatkala dimintai masukan tentang sesuatu. Notasi use case dapat dilihat pada gambar II.9 :
Gambar II.16 : Notasi Use Case pada UML
Sumber : ”Pemodelan Visual dengan UML (Munawar ; 2005 : 64)”
4. Sequence Diagram
Sequence diagram digunakan untuk menggambarkan perilaku pada sebuah
scenario. Diagram ini menunjukkan sejumlah contoh obyek dan message (pesan) yang diletakkan diantara obyek-obyek ini dalam use case. Komponen utama squence diagram terdiri atas obyek yang dituliskan dengan kotak segiempat bernama. Message dengan tanda panah dan waktu yang ditunjukkan dengan progress vertical. Berikut Contoh sequence diagram :
Gambar II.17 : Simbol-simbol yang ada pada sequence diagram
Sumber : ” Pemodelan visual dengan UML (Munawar ; 2005 : 89)”
Sistem
Use Case
Actor Actor
Actor Name 1 Name 2
Participant (Obyek) Activation Lifeline Message
Gambar II.18 : Contoh Squence Diagram 5. Activity Diagram
Activity diagram adalah teknik untuk mendiskripsikan logika prosedural,
proses bisnis dan aliran kerja dalam banyak kasus. Activity Diagram mempunyai peran seperti halnya flowchart, akan tetapi perbedaannya dengan flowchart adalah
activity diagram bisa mendukung prilaku paralel sedangkan flowchart tidak bisa.
Berikut adalah simbol-simbol yang sering digunakan pada saat pembuatan activity diagram.
Tabel II.2 Simbol-simbol yang sering dipakai pada activity diagram Simbol Keterangan
Titik awal Titik akhir Activity
Pilihan untuk pengambilan keputusan
Fork; digunakan untuk menunjukkan kegiatan yang dilakukan secara paralel atau untuk menggabungkan dua kegiatan paralel menjadi satu.
Rake; menunjukkan adanya dekomposisi Tanda waktu
Tanda pengiriman Tanda penerimaan Aliran akhir (Flow Final)
Sumber : ” Pemodelan visual dengan UML (Munawar ; 2009 : 109)”
Adapun contoh dari Activity Diagram dapat di lihat pada Gambar II.21.
Gambar II.19 : Contoh Activity Diagram Sederhana
Sumber : ” Pemodelan visual dengan UML (Munawar ; 2005 : 111)”
Terima Order Kirim Invoice Isi Order Regular Delivery Overnight Delivery Terima Pembayaran Close Order