• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENENTUAN LOKASI GUDANG BARU UNTUK OPTIMASI JARINGAN DISTRIBUSI DAN PENINGKATAN PELAYANAN DI PT MULTIKIMIA INTIPELANGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENENTUAN LOKASI GUDANG BARU UNTUK OPTIMASI JARINGAN DISTRIBUSI DAN PENINGKATAN PELAYANAN DI PT MULTIKIMIA INTIPELANGI"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

PENENTUAN LOKASI GUDANG BARU UNTUK OPTIMASI

JARINGAN DISTRIBUSI DAN PENINGKATAN PELAYANAN

DI PT MULTIKIMIA INTIPELANGI

LAPORAN KERJA PRAKTIK

Oleh :

Athiyyah Zhafarina

102416063

PROGRAM STUDI TEKNIK LOGISTIK

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PERTAMINA

SEPTEMBER 2019

(2)
(3)

i HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Kerja Praktik yang diajukan oleh,

Nama : Athiyyah Zhafarina

NIM 102416063

Program Studi : Teknik Logistik

Fakultas : Teknologi Industri

Perusahaan / Institusi : PT Multikimia Intipelangi Tanggal Pelaksanaan KP : 17 Juni 2019 – 26 Juli 2019 dengan judul :

PENENTUAN LOKASI GUDANG BARU UNTUK OPTIMASI JARINGAN DISTRIBUSI DAN PENINGKATAN PELAYANAN DI PT MULTIKIMIA INTIPELANGI telah disetujui dan disahkan pada :

Hari : Jumat

Tanggal : 27 September 2019

Disetujui oleh,

Dosen Pembimbing KP Pembimbing Instansi Warehouse Manager Assistant PT Multikimia Intipelangi

A. A. N. Perwira Redi, S.Kom., MBA, Ph.D. Iyan Susanti NIP. 116138

Mengetahui,

Ketua Program Studi Teknik Logistik

Dr. Eng. Iwan Sukarno, S.T., M.Eng. NIP. 116128

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktik di PT Multikimia Intipelangi tepat pada waktunya. Penyusunan laporan ini berdasarkan hasil kerja praktik yang dilaksanakan pada tanggal 17 Juni 2019 – 26 Juli 2019.

Banyak masukan dan bantuan dari berbagai pihak yang penulis dapatkan selama pelaksanaan kerja praktik hingga penulisan laporan. Maka dari itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Ayah, Ibu, Adik, dan saudara – saudara yang selalu memberikan doa, dukungan, dan bantuan, baik dalam bentuk moril maupun materil.

2. Bapak Dr. Eng. Iwan Sukarno, selaku Ketua Program Studi Teknik Logistik Universitas Pertamina.

3. Bapak Anak Agung Ngurah Perwira Redi, selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktik penulis di Program Studi Teknik Logistik Universitas Pertamina.

4. Bapak Tubagus Rahmat, selaku Manajer HRD PT Multikimia Intipelangi, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan kerja praktik di PT Multikimia Intipelangi.

5. Bapak Tukino, Bapak Handoko, dan Ibu Iyan, selaku pembimbing yang banyak memberikan pengetahuan berharga kepada penulis selama pelaksanaan kerja praktik.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan kerja praktik ini masih banyak kekurangan. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak. Terima kasih.

Jakarta, 27 September 2019

Athiyyah Zhafarina Mahasiswa Kerja Praktik

(5)

iii ABSTRAK

Peningkatan kebutuhan manusia yang semakin dinamis tentunya juga meningkatkan persaingan pada perusahaan. Salah satu langkah untuk memenuhi kebutuhan tersebut yaitu dengan adanya jaringan supply chain yang strategis dan memiliki konfigurasi yang sesuai. PT Multikimia Intipelangi merupakan perusahaan pewarna tekstil yang memiliki konsumen yang tersebar di Pulau Jawa dengan tiga fasilitas gudang penunjang untuk mempermudah proses distribusi. Akan tetapi, adanya tiga gudang tersebut belum cukup untuk memenuhi tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan di PT Multikimia Intipelangi. Jarak yang cukup jauh antara gudang dengan konsumen ternyata mengurangi kecepatan respon antara kedua belah pihak. Perbedaan jarak tersebut juga terkadang menimbulkan keterlambatan dalam proses distribusi sehingga produk sampai ke tangan konsumen tidak tepat pada waktunya. Dalam kerja praktik ini, penulis berpendapat bahwa untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, diperlukan adanya penambahan lokasi fasilitas gudang baru guna meningkat kecepatan respon antara konsumen dengan perusahaan dan meningkatkan service level serta customer satisfaction. Penentuan lokasi fasilitas gudang yang baru dapat menggunakan gravity location model. Data – data yang diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan ini yaitu didapatkan dari divisi warehousing dan divisi PPIC di PT Multikimia Intipelangi. Adapun kesimpulan dari hasil kerja praktik ini yaitu lokasi fasilitas gudang yang baru terletak di wilayah Cakung, Penggilingan, dan lokasi gudang di titik tersebut juga dapat mengurangi jarak antara gudang dengan konsumen.

Kata kunci : kecepatan respon, gravity location model, penentuan lokasi, customer satisfaction, service level.

(6)

ABSTRACT

Increasing of human needs dynamically certainly increase the competition in the companies. One method to fulfill the needs is the excistence of strategic supply chain networks and have appropriate configuration. PT Multikimia Intipelangi is one of coloring textile companies that has consumers around Java with three supporting warehouse facilities to facilitate the distribution process. However, the presence of these three warehouses are not enough to meet the customer satisfaction level of PT Multikimia Intipelangi services. The considerable distance between the warehouses and the consumer actually reduces the speed of response between the two parties. The differences in distance also sometimes cause delays in the distribution process and the consumers did not get the produtcs on time. In this case, the writer argues that to solve these problems, it is necessary to add the new warehouse facilities location in order to increase the response between companies and consumers, and also improve service level and customer satisfaction. Determining the new warehouse facilities location can use the gravity location model. The data needed to solve this problem is obtained from the warehousing and PPIC division in PT Multikimia Intipelangi. The conclusion of the results in this case is the location of newa warehouse facilities is located around Cakung, Penggilingan, Jakarta area. This warehouse location at that point can reduce the distance between the warehouse and the consumers.

Keywords : speed of respon, gravity location model, location determining, customer satisfaction, service level.

(7)

v DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN ... i KATA PENGANTAR... ii ABSTRAK ... iii ABSTRACT ...iv DAFTAR ISI ... v DAFTAR TABEL ... vi BAB I Pendahuluan ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 2 1.3 Tujuan ... 2

1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktik ... 3

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah ... 3

1.6 Metodologi ... 3

BAB II Gambaran Umum Perusahaan ... 5

2.1 Sejarah Singkat PT Multikimia Intipelangi... 5

2.2 Visi dan Misi PT Multikimia Intipelangi ... 5

2.3 Produk yang Dihasilkan ... 6

2.4 Penempatan KP ... 6

BAB III Landasan Teori ... 8

3.1 Manajemen Rantai Pasok ... 8

3.2 Proses Distribusi dalam Jaringan Rantai Pasok ... 9

3.3 Gravity Location Models ... 9

BAB IV Studi Kasus ... 12

4.1 Proses Bisnis PT Multikimia Intipelangi ... 12

4.2 Studi Kasus Permasalahan KP ... 14

BAB V Hasil Kerja Praktik ... 15

5.1 Pengumpulan Data ... 15

5.2 Pengolahan Data ... 15

5.3 Analisis Pengolahan Data ... 24

BAB VI Kesimpulan dan Saran ... 25

6.1 Kesimpulan ... 25

6.2 Saran... 25

DAFTAR PUSTAKA ... 27

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Data permintaan produk PT Multikimia Intipelangi periode Mei – Juni 2019 ... 16

Tabel 2 Hasil peramalan untuk periode penjualan minggu 9 hingga minggu 12 ... 17

Tabel 3 Gravity location model iterasi 1 ... 18

Tabel 4 Gravity location model iterasi 2 ... 20

Tabel 5 Gravity location model iterasi 3 ... 21

Tabel 6 Gravity location model iterasi 4 ... 21

Tabel 7 Gravity location model iterasi 5 ... 22

Tabel 8 Rata – rata jarak gudang pusat PT Multikimia Intipelangi ke konsumen ... 23

(9)

vii DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Laju perkiraan pertumbuhan penduduk tahun 1971 – 2035... 1

Gambar 2 Flowchart pelaksanaan penelitian selama kerja praktik ... 4

Gambar 3 Pengelolaan aliran – aliran dalam supply chain ... 9

Gambar 4 Proses Bisnis PT Multikimia Intipelangi ... 14

Gambar 5 Hasil peramalan menggunakan metode linier ... 16

Gambar 6 Hasil peramalan menggunakan metode kuadratis... 17

(10)
(11)

UNIVERSITAS PERTAMINA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI TEKNIK LOGISTIK

1 BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan berkembangnya zaman, kebutuhan manusia akan terus meningkat, baik kebutuhan sandang, pangan, maupun papan. Hal ini disebabkan tidak lain dan tidak bukan dikarenakan adanya laju pertumbuhan penduduk yang semakin bertambah. Adanya peningkatan kebutuhan yang semakin dinamis ini menyebabkan industri untuk dapat terus berkembang dan bersaing mengikuti arus yang ada saat ini (Bambang, 2018). Perubahan – perubahan iklim persaingan kian kentara dengan semakin banyak pula produk impor yang masuk yang membuat perusahaan industri lokal harus lebih inovatif dan kreatif dalam menciptakan produk, hingga menjaga kepercayaan konsumen terhadap produk mereka.

Gambar 1 Laju perkiraan pertumbuhan penduduk tahun 1971 – 2035 (sumber : bappenas.go.id)

Dalam rangka memenuhi kebutuhan yang semakin dinamis, diperlukan keberadaan jaringan supply chain yang strategis. Hal ini tentunya juga akan menghasilkan keuntungan tersendiri bagi perusahaan. Jaringan yang baik jika dilihat dari sudut pandang konsumen, tentunya harus memberikan kecepatan respon yang tinggi dan service level yang tinggi. Jika dilihat dari sudut pandang supply chain, harus ada efisiensi biaya untuk menyediakan layanan dengan lead time yang pendek, atau tingkat layanan yang tinggi.

Menurut Nyoman (2005), pengimplementasian jaringan supply chain akan berlangsung secara efektif apabila jaringan supply chain memiliki konfigurasi yang sesuai. Apabila menginginkan suatu supply chain yang responsif, maka konfigurasi jaringannya harus ditunjang dengan adanya penambahan fasilitas produksi dan gudang yang tersebar di lokasi pasar. Namun apabila menginginkan supply chain yang lebih efisien, maka dapat memusatkan fasilitas gudang atau pabrik di suatu tempat, sehingga fasilitas lebih sedikit dan lebih tersentralisasi dalam pelaksanaannya.

PT Multikimia Intipelangi merupakan salah satu perusahaan pewarna tekstil yang cukup besar di Indonesia. Konsumennya tersebar di wilayah pulau Jawa, mulai dari wilayah Tangerang hingga wilayah Jawa Timur. Saat ini, PT Multikimia Intipelangi memiliki tiga gudang yang berada di wilayah Cibitung sebagai gudang pusat, dan di wilayah Bandung dan Solo untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang ada di wilayah tersebut.

(12)

UNIVERSITAS PERTAMINA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI TEKNIK LOGISTIK

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, pertumbuhan penduduk yang sangat dinamis tiap tahunnya, tentu menyebabkan kebutuhan juga meningkat, salah satunya adalah kebutuhan sandang. Hal tersebut mengindikasikan bahwa tekstil akan tetap ada di pasar dan kemungkinan berkembang. Lalu, banyaknya pesaing tesktil impor yang ada saat ini membuat PT Multikimia Intipelangi harus terus berinovasi dan berupaya untuk menjaga kualitas produk. Hal ini tentu membuat PT Multikimia Intipelangi terus berupaya untuk meningkatkan demand di masa yang akan datang. Selain itu, adanya proses pendistribusian produk yang tidak sesuai dengan jadwal seharusnya juga mempengaruhi tingkat customer satisfaction karena produk tidak sampai ke tangan konsumen dengan tepat waktu. Tidak hanya itu, adanya kemungkinan perbedaan jarak yang cukup jauh antara gudang dengan konsumen yang menimbulkan adanya beberapa konsumen yang tidak terjangkau oleh gudang juga mendasari kurangnya respon antara kedua pihak sehingga dapat menurunkan tingkat pelayanan perusahaan.

Apabila suatu supply chain perusahaan menjadi lebih responsif dengan memberikan kecepatan respon yang baik dan service level yang tinggi, maka perusahaan harus menambah fasilitas gudang lain diantara lokasi pasar yang ada. Berangkat pada permasalahan yang ada di PT Multikimia Intipelangi, maka penulis mengangkat tema kerja praktik dengan judul “Penentuan Lokasi Gudang Baru untuk Optimasi Jaringan Distribusi dan Peningkatan Pelayanan di PT Multikimia Intipelangi”. Tema ini diangkat karena penulis berpendapat bahwa diperlukan penambahan fasilitas gudang lain di lokasi tertentu untuk PT Multikimia Intipelangi guna meningkatkan customer satisfaction dan dapat lebih menjangkau lokasi pasar yang cakupannya lebih luas, serta memungkinkan adanya efisiensi biaya transportasi.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang diangkat dalam kerja praktik yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut :

1. Dimana letak lokasi kandidat fasilitas gudang lain untuk PT Multikimia Intipelangi? 2. Bagaimana pengaruh adanya penambahan fasilitas gudang di PT Multikimia Intipelangi,

dari aspek tingkat pelayanan dan dari aspek biaya transportasi?

1.3 Tujuan

Tujuan umum penulis melakukan kegiatan kerja praktik adalah sebagai berikut :

1. Memenuhi persyaratan kurikulum Program Studi Teknik Logistik, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Pertamina.

2. Sebagai salah satu sarana pengaplikasian keilmuan di bidang logistik pada permasalahan yang sebenarnya di lapangan.

3. Ikut serta dalam pengembangan salah satu misi Program Studi Teknik Logistik Universitas Pertamina, yaitu melaksanakan pengabdia kepada masyarakat yang bersifat problem solving mengenai logistik dan rantai pasok di tingkat nasional maupun internasional.

Adapun tujuan khusus penulis melaksanakan kegiatan kerja praktik sesuai dengan tema yang diangkat adalah sebagai berikut :

(13)

UNIVERSITAS PERTAMINA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI TEKNIK LOGISTIK

3 1. Mengetahui letak titik lokasi kandidat fasilitas gudang yang akan digunakan sebagai

gudang tambahan.

2. Mengetahui pengaruh adanya penambahan lokasi fasilitas gudang baik dari aspek tingkat pelayanan dan dari aspek biaya transportasi.

1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktik

Adapun waktu dan tempat pelaksanaan penulis melakukan kerja praktik yaitu sebagai berikut :

1. Waktu kerja praktik dilaksanakan pada 17 Juni – 26 Juli 2019.

2. Tempat pelaksanaan kerja praktik adalah di divisi warehousing PT Multikimia Intipelangi, Jalan Kawasan Industri No. 3 RT 004/RW 002, Gandamekar, Kec. Cikarang Barat, Bekasi, Jawa Barat, 17530.

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

Dalam kerja praktik ini, dilakukan pembatasan masalah serta pendefinisan ruang lingkup sebagai fokus utama pada topik yang diangkat dan bidang yang ingin didalami, yaitu sebagai berikut :

1. Studi, penelitian, dan pengambilan data hanya pada lingkup perusahaan PT Multikimia Intipelangi.

2. Wilayah persebaran distribusi dan konsumen hanya mencakup wilayah Jabodetabek, Karawang, dan Cikampek.

3. Data permintaan yang digunakan hanya bulan Mei dan Juni 2019.

1.6 Metodologi

Pada saat pelaksanaan kerja praktik, langkah – langkah yang dilakukan dalam melakukan penelitian terhadap permasalahan di PT Multikimia Intipelangi adalah sebagai berikut :

1. Tahap persiapan

Pada tahap ini, penulis mempelajari lebih dalam pengetahuan umum tentang PT Multikimia Intipelangi dan bagaimana PT Multikimia Intipelangi menjalani proses bisnisnya sebelum melakukan penelitian terhadap permasalahan yang akan dianalisis sesuai dengan tema kerja praktik yang diangkat.

2. Tahap studi literatur

Tahap studi literatur merupakan tahap dimana penulis menentukan metode apa yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan yang diangkat sesuai dengan tema. Metode yang diangkat oleh penulis yaitu metode gravity location model. Metode gravity location model digunakan karena merupakan teknik kuantitatif dan matematis untuk menentukan lokasi fasilitas distribusi atau gudang dengan tujuan untuk meminimasi biaya distribusi, dengan mempertimbangkan lokasi konsumen, volume barang yang dikirim ke konsumen, serta biaya transportasi. Setelah menentukan metode apa yang ingin digunakan, penulis mencari referensi yang sesuai dan mendukung dalam penyelesaian masalah dan penyusunan laporan.

(14)

UNIVERSITAS PERTAMINA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI TEKNIK LOGISTIK

3. Tahap pengumpulan data

Dalam tahap ini, penulis melakukan pengumpulan data yang berikutnya akan diolah pada pembahasan berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan. Pengumpulan data dilakukan secara tidak langsung. Data – data yang dibutuhkan diperoleh dari berbagai departemen yang ada di PT Multikimia Intipelangi seperti departemen gudang, departemen pemasaran, departemen logistik, dan departemen HRD. Beberapa data yang dikumpulkan antara lain titik koordinat (longitude dan latitude) dari setiap lokasi konsumen menggunakan aplikasi google maps, data kuantitas barang yang dikirim dari gudang pabrik atau diterima oleh konsumen (data permintaan bulan Mei hingga Juni 2019), serta biaya transportasi atau biaya beban yang dipindahkan per kilometer per satuan berat.

4. Tahap pengolahan data

Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah menggunakan metode peramalan. Hasil peramalan kemudian dijadikan sebagai input data untuk menentukan lokasi gudang baru dengan menggunakan rumus – rumus yang ada pada metode gravity location model menggunakan bantuan software minitab dan microsoft excel.

5. Tahap analisis data

Setelah melakukan pengolahan data berdasarkan metode yang digunakan, kemudian dilakukan analisis secara deskriptif terhadap lokasi fasilitas gudang yang didapatkan setelah menggunakan metode gravity location model dan bagaimana pengaruhnya kepada perusahaan.

6. Tahap kesimpulan dan saran

Di tahap kesimpulan dan saran, penulis menyimpulkan rekomendasi lokasi fasilitas gudang yang tepat untuk mengoptimalkan proses distribusi dan meningkatkan pelayanan perusahaan serta memberikan saran – saran lain untuk perbaikan PT Multikimia Intipelangi kedepannya.

(15)
(16)

UNIVERSITAS PERTAMINA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI TEKNIK LOGISTIK

BAB II Gambaran Umum Perusahaan

2.1 Sejarah Singkat PT Multikimia Intipelangi

Pada tahun 1971, industri kimia kekaisaran dari Inggris memiliki 2 mitra di Indonesia. Salah satunya adalah PT Garlic Bina Mada. PT Garlic Bina Mada merupakan perusahaan zat warna yang cukup terkenal pada masanya. Perusahaan tersebut juga membantu beberapa lembaga penelitian untuk pewarnaan tekstil di Indonesia. Di tahun 1990, PT Garlic Bina Mada membuat program baru untuk menghasilkan pewarna reaktif dan disperlokal. Atas inisiasi tersebut, maka didirikanlah PT Multikimia Intipelangi sebagai anak perusahaan dari PT Garlic Bina Mada sebagai produsen dan distributor zat warna di Indonesia.

PT Multikimia Intipelangi mulai beroperasi secara komersil setelah diresmikan oleh mantan Menteri Perdagangan dan Industri, Ir. Hartanto, pada 18 Februari 1993. Berlokasi di Cibitung, Bekasi, PT Multikimia Intipelangi menjadi salah satu produsen pewarna tekstil tersukses dengan memproduksi pewarna selulosa reaktif dan pembubaran warna. Pewarna reaktif tersebut digunakan secara luas dalam pencelupan dan pencetakan katun, viscose rayon, dan kapas atau rayon kain campuran tekstil. Sedangkan proses pembubaran warna dapat dilakukan untuk mewarnai tekstil yang berbahan poliester.

Beberapa tahun setelah berdiri, PT Multikimia Intipelangi terus melakukan ekspansi baik dari kapasitas produksi dan jenis produk. Maka dari itu, PT Multikimia Intipelangi pada tahun 1997 memiliki kapasitas produksi lebih besar dua kali lipat dari sebelumnya, yatitu sebesar 1500 metrik ton per tahun.

PT Multikimia Intipelangi menjual produknya ke pasar tekstil lokal melalui perusahaan induknya, PT Garlic Bina Mada yang juga merupakan salah satu perusahaan tertua dan terkemuka untuk memasok dan memproduksi pewarna dispersi, reaktif, dan bahan kimia tekstil lainnya ke beberapa industri tekstil di Indonesia. Selain itu, bersama dengan PT Garlic Bina Mada, PT Multikimia Intipelangi terus mempromosikan pewarna khusus berkualitas tinggi untuk berbagai pasar ekspor di beberapa negara seperti Turki, Jepang, Taiwan, Filipina, dan Malaysia.

Kunci keberhasilan PT Multikimia Intipelangi terletak pada pemahaman perusahaan bahwa persaingan pasar sangat ketat. Maka dari itu, untuk dapat bersaing dengan perusahaan lainnya, PT Multikimia Intipelangi berusaha untuk memenuhi standar produksi dengan memproduksi pewarna berkualitas tinggi baik dari proses desain, kualitas produk, dan kemurnian atau purity produk. PT Multikimia Intipelangi juga.

2.2 Visi dan Misi PT Multikimia Intipelangi

Visi dari PT Multikimia Intipelangi adalah “Visi Strategi”, dimana strategi tersebut yaitu untuk menjadi pemasok pewarna tekstil yang menyediakan solusi terpadu bagi industri tekstil.

Sedangkan misi dari PT Multikimia Intipelangi adalah meningkatkan nilai bagi pelanggan, mitra bisnis, pemegang saham, dengan memberikan prospek pekerjaan progresif bagi karyawan.

(17)

UNIVERSITAS PERTAMINA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI TEKNIK LOGISTIK

6 2.3 Produk yang Dihasilkan

Produk yang dihasilkan oleh PT Multikimia Intipelangi selain pewarna tekstik yaitu sebagai berikut :

1. Pengental, terdiri dari Solagen, Texagan, Texaprint, Tamarind, Guar Gum, Start Ether, Syntec P-HC Liquid, Syntex RD – HC Liquid, dan Syntex D Liquid.

2. Pencelup reaktif, terdiri dari Galaxyl XLN, Chloranyl P, Chloranyl H-E, Chloranyl TV – HC, Chloranyl Penta, Chloranyl Ultra, Chloranyl T – D, Dispanyl HF, Dispanyl W, Dispanyl CDR, Dispanyl C & D, dan Dispanyl Liquid.

3. Pelengkap, terdiri dari Biocel, Anti Reducing, Anti Foam, Washing Agent, Stain Removal, Crease Inhibitor, Scouring Agent, Sequestering Agent, Peroxide Stabilizer, Residual Peroxide Killer, Wetting Agent, Leveling Agent, Anti Migration, Acid Buffer, dan lain sebagainya.

4. Sizing Agent, terdiri dari Full Synthetic dan Semi Synthetic 5. Hidrosulfite

6. Finishing Agent, terdiri dari Chlorasoft, Chlorawax, Chlorawax, Chlorasil, Chloraresin, Chloraelasto, Profast, Chlorafrest.

2.4 Penempatan KP

Pada pelaksanaan kerja praktik di PT Multikimia Intipelangi, penulis ditempatkan di bagian atau divisi warehousing. Gudang di PT Multikimia Intipelangi itu sendiri terbagi menjadi dua, yaitu warehouse untuk penyimpanan raw material, dan warehouse untuk penyimpanan finished goods. Divisi warehousing pada PT Multikimia Intiprlangi memiliki fungsi untuk memastikan produk yang akan dikirim kepada konsumen sesuai dengan pesanan dan dikirimkan tepat waktu. Selain itu, berfungsi untuk melakukan pengecekan terhadap raw material secara rutin, sehingga apabila ada raw material yang sudah hampir habis, dapat melakukan koordinasi kepada divisi purchasing untuk melakukan pembelian raw material kembali. Fungsi lainnya yaitu memastikan dan menjamin kualitas produk yang disimpan di gudang, melakukan pengecekan terhadap expired date, memastikan bahwa produk yang akan disimpan di gudang sesuai dengan tempat penyimpanannya, melakukan update terhadap stock invetory raw material yang akan digunakan untuk memproduksi pewarna tekstil.

Selain memiliki fungsi terhadap penyimpanan produk, divisi warehousing PT Multikimia Intipelangi juga memiliki fungsi untuk memastikan kapan produk dikirim sesuai dengan surat jalan yang ada.. Surat jalan tersebut merupakan bukti bahwa produk telah dikirim kepada konsumen sesuai pesanan dan waktu yang telah ditentukan oleh konsumen, dan juga sebagai bukti untuk proses transaksi dan pembayaran. Divisi warehousing juga memiliki fungsi untuk menentukan apakah produk dapat dikirim ke beberapa konsumen sekaligus apabila kapasitas truk masih mencukupi.

Gudang di PT Multikimia Intipelangi memiliki dua distribution center yang terletak di Bandung dan Solo. Distribution center di Bandung berfungsi untuk menyimpan produk yang nantinya akan didistribusikan ke wilayah Jawa Barat dan sekitarnya, sehingga diharapkan konsumen yang ada di wilayah tersebut, permintaannya dapat terpenuhi.

(18)

UNIVERSITAS PERTAMINA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI TEKNIK LOGISTIK

Sedangkan distribution center yang ada di Solo berfungsi untuk menyimpan produk yang nantinya akan didistribusikan ke wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pasokan produk yang ada di distribution center baik di Bandung maupun di Solo secara keseluruhan adalah dari gudang pusat PT Multikimia Intipelangi yang ada di Bekasi, atau nama lainnya yaitu gudang Cibitung.

(19)
(20)

UNIVERSITAS PERTAMINA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI TEKNIK LOGISTIK

BAB III Landasan Teori

3.1 Manajemen Rantai Pasok

Pengertian dari rantai pasok itu sendiri merupakan jaringan beberapa perusahaan yang secara bersama – sama bekerja dan bersinergi untuk mengantarkan suatu produk ke pemakai akhir. Perusahaan yang terlibat dalam rantai pasok biasanya terdiri dari supplier, pabrik atau tempat produksi, distributor, toko atau ritel, dan perusahaan pendukung seperti third party logistics atau jasa penyedia layanan logistik. Sementara, pengertian dari manajemen rantai pasok yaitu metode, alat, atau pendekatan pengelolaan jaringan rantai pasok yang memiliki konfigurasi dan koordinasi bagi para pelaku yang terlibat didalam jaringan rantai pasok itu sendiri untuk menciptakan dan mengantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir (Sariyun, 2018).

Munculnya konsep manajemen rantai pasok didasari oleh adanya kesadaran dari pelaku industri dimana untuk menyediakan produk yang harganya terjangkau, tetapi berkualitas dan cepat dalam proses pengiriman tidaklah cukup jika hanya mengandalkan perusahaan manufaktur. Aspek – aspek tersebut memerlukan adanya kolaborasi, sinkronisasi, serta koordinasi dengan semua pihak. Hal ini dikarenakan pihak – pihak atau stakeholder yang berada pada jaringan rantai pasok bertujuan ingin memuaskan konsumen akhir yang sama, dimana mereka harus bekerja sama untuk menghasilkan produk yang dapat diterima oleh konsumen, baik dari sisi harga, kualitas, maupun ketepatan waktu kirim.

Menurut Nyoman (2005), kolaborasi, koordinasi, dan sinkronisasi pada jaringan rantai pasok diawali dari supplier yang menyediakan dan mengolah bahan baku dari alam menjadi sebuah komponen, kemudian dilanjutkan dengan proses produksi komponen tersebut yang menghasilkan produk jadi, jaringan distribusi yang mengantarkan produk hingga ke tangan konsumen akhir, serta perusahaan transportasi yang menyediakan layanan pengiriman baik bahan baku dari supplier ke pabrik dan proses pengiriman produk akhir ke konsumen.

Dalam supply chain, terdapat tiga aliran yang harus dikelola, yaitu aliran produk yang mengalir dari hulu (upstream) ke hilir (downstream), aliran uang dan sejenisnya yang mengalir dari hilir ke hulu, dan aliran informasi yang terjadi baik dari hulu ke hilir maupun dari hilir ke hulu. Aliran produk meliputi aliran fisik produk dimulai dari supplier sampai ke konsumen akhir. Kemudian untuk aliran uang meliputi informasi pembayaran, jadwal pembayaran, dan lain – lain. Lalu, untuk aliran informasi terdiri dari stok, penjualan, kapasitas, dan status pengiriman. Dari ketiga aliran ini, aliran informasi memiliki peranan vital dalam menghasilkan SCM yang baik. Dalam hal ini, elemen yang mampu mengelola aliran informasi dengan transparan dan akurat pasti memiliki kinerja supply chain yang baik pula. Hal ini dapat mengoptimalkan fungsi supply chain, sehingga alur pergerakan barang menjadi lebih efektif dan efisien serta menciptakan customer satisfaction.

(21)

UNIVERSITAS PERTAMINA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI TEKNIK LOGISTIK

9 Gambar 3 Pengelolaan aliran – aliran dalam supply chain

3.2 Proses Distribusi dalam Jaringan Rantai Pasok

Setelah melalui proses produksi di pabrik, komponen atau produk jadi kemudian memasuki proses selanjutnya dalam lingkup supply chain, yaitu proses distribusi atau pengiriman. Proses distribusi sebisa mungkin harus dikirim dan diterima oleh konsumen akhir pada waktu dan tempat yang tepat. Distribusi produk ke konsumen akhir pastinya melibatkan aktivitas transportasi, yang dapat dilakukan baik oleh perusahaan itu sendiri ataupun melakukan outsourcing proses distribusi melalui perusahaan jasa transportasi.

Rancangan jaringan distribusi yang tepat sangat dibutuhkan dalam kegiatan distribusi. Ada beberapa trade off yang harus dipertimbangkan seperti aspek biaya, aspek fleksibilitas, dan aspek kecepatan respons terhadap pelanggan. Contoh pertimbangan trade off misalnya dalam perusahaan. Perusahaan mungkin hanya ingin mengoperasikan sedikit jumlah gudang dengan konsekuensi tingkat pelayanan kepada konsumen lebih rendah, tetapi dapat menghemat biaya – biaya seperti biaya tetap dan biaya operasional gudang, serta dapat mengurangi biaya persediaan.

Proses distribusi akan menjadi sangat kompleks apabila pengiriman dilakukan ke jaringan yang luas dan menyebar, terlebih jika akses untuk proses pengirimannya juga sulit. Hal – hal yang harus dilakukan perusahaan untuk mengatasi hal tersebut adalah menetapkan service level yang harus dicapai di masing – masing wilayah pendistribusian, menentukan jadwal maupun rute pengiriman, dan pengurangan biaya. Beberapa cara dilakukan untuk mengatasi permasalahan penjadwalan pengiriman atau penentuan rute, namun pada kenyataannya, tidak mudah untuk diselesaikan. Cara – cara seperti metode cross docking, mixed load, dan gravity location model memungkinkan untuk proses pendistribusian barang bisa dilakukan dengan lebih efisien atau lebih cepat ke tangan konsumen.

3.3 Gravity Location Models

Metode gravity location models digunakan untuk menentukan lokasi suatu fasilitas seperti gudang atau pabrik yang menjadi penghubung antara sumber pasokan dan lokasi

(22)

UNIVERSITAS PERTAMINA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI TEKNIK LOGISTIK

pasar (Nyoman, 2005). Tujuan dari model ini adalah mendapatkan lokasi fasilitas yang meminimasi total biaya pengiriman. Jika fasilitas yang dimaksud adalah pabrik, maka tujuan penggunaan metode ini adalah untuk mendapatkan lokasi yang meminimasi biaya – biaya transportasi baik dari biaya transportasi bahan baku dari supplier ke pabrik, maupun biaya transportasi dari pabrik ke pasar. Jika fasilitas yang dimaksud adalah gudang, maka metode ini digunakan untuk sarana penghubung antara beberapa pabrik yang memproduksi suatu barang dan beberapa lokasi pasar dimana produk – produk tersebut akan didistribusikan.

Ada beberapa asumsi yang digunakan dalam model ini. Pertama, biaya – biaya transportasi diasumsikan naik secara linier berbanding lurus dengan volume yang dipisahkan. Kedua, sumber – sumber pasokan maupun pasar dapat ditentukan lokasinya dalam suatu peta dengan koordinat x dan y yang jelas. Data – data yang diperlukan dalam model ini yaitu biaya transportasi per unit, beban per unit jarak, semua posisi pasokan ke calon lokasi fasilitas dan dari calon lokasi fasilitas tersebut ke semua pasar, jumlah beban volume yang akan dipindahkan, serta koordinat lokasi pasokan maupun lokasi pasar. Notasi dalam gravity location model adalah sebagai berikut :

Ci : Ongkos transportasi per unit beban per kilometer antara kandidat lokasi fasilitas dengan lokasi pasar atau lokasi sumber pasokan

Vi : Beban yang akan dipindahkan antara fasilitas dengan sumber pasokan atau lokasi pasar (xi, yi) : Koordinat x dan y untuk lokasi pasar atau sumber pasokan i.

ji : Jarak antara lokasi fasilitas dengan sumber pasokan atau pasar i.

Jarak antara dua lokasi pada model ini dihitung sebagai jarak geometris antara dua lokasi yang dihitung dengan formula berikut :

𝐽i = √(𝑥𝑜−𝑥𝑖)2 + (𝑦𝑜𝑦𝑖)2

(xo, yo) adalah kandidat koordinat fasilitas yang dipertimbangkan TC : Total biaya pengiriman dapat diformulasikan sebagai berikut

𝑇𝐶 = ∑ 𝐶𝑖𝑉𝑖𝑗𝑖 𝑖

Untuk mendapatkan nlai (xo , yo) yang optimal, yaitu yang meminimumkan total ongkos pengiriman TC, diperlukan tiga langkah berikut :

1. Hitung jarak ji, untuk semua i (yaitu antara lokasi kandidat fasilitas dan lokasi sumber pasokan atau pasar i).

2. Tentukan koordinat lokasi xon dan yon, dimana masing-masing adalah koordinat x dan y yang dihasilkan pada iterasi ini.dengan rumus berikut :

∑ 𝐶𝑖𝑉𝑖𝑥𝑖 𝑥𝑜𝑛 = 𝑖 ∑𝑖 𝑗𝑖 𝐶𝑖𝑉𝑖 𝑗𝑖

(23)

UNIVERSITAS PERTAMINA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI TEKNIK LOGISTIK 11 ∑ 𝐶𝑖𝑉𝑖𝑦𝑖 𝑦𝑜𝑛 = 𝑖 ∑𝑖 𝑗𝑖 𝐶𝑖𝑉𝑖 𝑗𝑖

3. Apabila dua iterasi yang berututan menghasilkan koordinat yang hampir sama, stop iterasi tersebut dan pilih koordinat tersebut sebagai lokasi fasilitas. Jika tidak, ulangi lagi iterasinya mulai langkah 1.

(24)
(25)

UNIVERSITAS PERTAMINA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI TEKNIK LOGISTIK

12 BAB IV Studi Kasus

4.1 Proses Bisnis PT Multikimia Intipelangi

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang industri pewarna tekstil dan memiliki konsumen yang jangkaunnya besar, tentunya PT Multikimia Intipelangi memiliki lingkup proses bisnis yang cukup luas, yang mencakup proses pembelian atau purchasing hingga proses distribusi dan pengembalian barang atau retur. Proses bisnis PT Multikimia Intipelangi adalah sebagai berikut :

1. Proses Pembelian (Purchasing)

PT Multikimia Intipelangi melakukan proses pembelian raw material untuk memproduksi pewarna tekstil dari berbagai supplier yang berbeda. Hal ini dikarenakan banyaknya jenis raw material yang dibutuhkan untuk memproduksi berbagai jenis pewarna tekstil, seperti sodium sulfate, sodium nitrite, soda ash, dan sebagainya. Proses pembelian dilakukan ketika persediaan raw material sudah menipis dan kurang dari jumlah stok seharusnya oleh divisi production, planning, and inventory control (PPIC). Divisi warehousing memberitahukan jumlah raw material yang dibutuhkan kepada PPIC, kemudian PPIC melakukan konfirmasi jumlah raw material yang dibutuhkan dengan jumlah yang ada di sistem. Setelah dikonfirmasi dan jumlahnya dirasa sesuai, divisi PPIC membuat purchase order (PO) untuk melakukan pemesanan kepada supplier. PO tersebut kemudian dikirim ke supplier yang sudah ditentukan. Setelah PO diterima oleh supplier, pesanan tersebut kemudian diproses oleh supplier untuk proses pengiriman raw material ke perusahaan.

Pengiriman raw material dari supplier ke perusahaan dibuktikan dengan adanya surat jalan dari supplier yang berisikan keterangan produk yang dibeli, jumlah produk yang dibeli sesuai dengan unit satuan, tanggal penerimaan pesanan, tanggal pengiriman, dan tanggal pesanan harus sudah diterima oleh perusahaan. Jika pesanan sudah diterima oleh perusahaan, raw material tersebut dilakukan pengecekan terlebih dahulu oleh divisi laboratorium untuk pengecekan kualitas pesanan. Apabila memenuhi standar perusahaan, maka raw material tersebut dapat digunakan untuk proses produksi, namun apabila tidak memenuhi standar perusahaan, maka raw material tersebut dikembalikan kepada supplier terkait dan meminta penggantian pesanan.

2. Proses Produksi

Sebelum melakukan proses produksi, divisi produksi melakukan pemesanan kepada divisi warehousing terkait raw material yang dibutuhkan untuk memproduksi satu jenis pewarna tekstil. Bagian dari divisi produksi memberikan surat pesanan kepada divisi warehousing terkait jenis dan jumlah raw material yang dibutuhkan. Kemudian divisi warehousing akan melakukan update jumlah raw material pada sistem sesuai dengan jumlah yang diminta. Setelah dilakukan update, barulah divisi produksi dapat mengambil raw material yang dibutuhkan sesuai dengan jumlah pesanan untuk proses produksi.

Proses produksi di PT Multikimia Intipelangi terbagi menjadi dua, yaitu proses semi produksi dan proses produksi barang jadi, Proses semi produksi dilakukan untuk jenis – jenis pewarna yang sebelum diolah menjadi produk jadi, harus dilakukan testing terlebih

(26)

UNIVERSITAS PERTAMINA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI TEKNIK LOGISTIK

dahulu oleh pihak laboratorium. Apabila produk semi jadi tersebut memenuhi standar, maka dapat dilanjutkan untuk dilakukan proses produksi selanjutnya, namun apabila tidak memenuhi standar, maka produk semi jadi tersebut tidak dapat diproduksi lebih lanjut. Proses semi produksi biasanya dilakukan untuk produk – produk yang cukup reaktif, sehingga memerlukan cukup banyak testing saat masih diproduksi.

Pada bagian ini juga, produk jadi dilakukan pengemasan. Jenis pengemasan untuk setiap produk berbeda, ada yang menggunakan drum, kardus, jerigen, dan sack tergantung dari wujud produk tersebut. Jika produk tersebut berwujud cairan, maka dikemas menggunakan drum dan jerigen, sementara untuk produk yang berwujud padatan dapat dikemas menggunakan kardus dan sack.

3. Proses Penyimpanan

Setelah proses produksi dan pengemasan, produk dipindahkan ke gudang untuk disimpan. Sebelum dilakukan penyimpanan sesuai jenis produk, produk diberi label terlebih dahulu. Pemberian label di PT Multikimia Intipelangi masih manual dilakukan oleh staf gudang. Setelah diberi label, produk kemudian disimpan di gudang sesuai dengan batch dan jenis produk.

4. Proses Distribusi dan Pengiriman

Proses distribusi di PT Multikimia Intipelangi dilakukan setelah mendapat pesanan dari konsumen. Konsumen di PT Multikimia Intipelangi kebanyakan adalah konsumen tetap yang sudah sering melakukan pembelian produk dari PT Multikimia Intipelangi, sehingga daftar konsumen tersebut sudah tersedia dan sudah terdaftar pada sistem yang ada di gudang. Pembelian produk perusahaan dimulai ketika konsumen mengirimkan purchase order (PO) kepada divisi warehousing PT Multikimia Intipelangi. PO tersebut berisi tanggal pembelian, alamat konsumen, nama dan jumlah produk yang dibeli, dan tanggal pengiriman. Biasanya, PT Multikimia Intipelangi melakukan pengiriman produk sesuai dengan tanggal yang tertera di PO. Namun, hal ini juga disesuaikan dengan surat jalan yang dikeluarkan oleh divisi PPIC. Jika divisi PPIC belum mengeluarkan surat jalan, maka produk juga tidak dapat didistribusikan. Surat jalan dalam hal ini juga berfungsi sebagai bukti bahwa produk sudah dikirim dan untuk proses pembayaran.

Pada saat tertentu, pendistribusian produk kepada konsumen juga tidak mengikuti tanggal pengiriman seperti di PO, melainkan menunggu adanya pesanan lain yang tanggal pengirimannya tidak jauh berbeda dengan pesanan sebelumnya apabila jumlah pesanan sedikit dan masih memungkinkan untuk dikirim bersama dengan ketentuan rute konsumen dapat dilalui bersamaan. Hal ini juga dikarenakan jumlah pesanan tidak memenuhi kapasitas truk yang seharusnya, sehingga adanya pengiriman bersamaan ini diharapkan dapat mengefisiensi kapasitas truk. Akan tetapi, hal yang mungkin saja bisa terjadi apabila pendistribusian produk tidak sesuai dengan tanggal yang ada pada PO, maka dapat menurunkan customer satisfaction.

(27)

UNIVERSITAS PERTAMINA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI TEKNIK LOGISTIK

14 Proses bisnis PT Multikimia Intipelangi dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 4 Proses Bisnis PT Multikimia Intipelangi

4.2 Studi Kasus Permasalahan KP

PT Multikimia Intipelangi merupakan salah satu perusahaan pewarna tekstil yang dapat dikatakan cukup besar dengan jenis produk yang dihasilkan juga cukup banyak. Konsumen PT Multikimia Intipelangi tersebar di wilayah pulau Jawa, dan beberapa negara Asia seperti Filipina, Hongkong, dan Malaysia. Selain berlokasi di Cibitung, PT Multikimia Intipelangi juga memiliki distribution center di Bandung dan Solo. Distribution center di Cibitung untuk menjangkau area pendistribusian di wilayah Jabodetabek termasuk Karawang dan Cikampek, distribution center di Bandung untuk menjangkau area pedistribusian lain di wilayah Jawa Barat, sedangkan distribution center di Solo untuk menjangkau area pendistribusian di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Setelah diamati kembali, penulis merasa bahwa jumlah fasilitas distribution center yang dimiliki oleh PT Multikimia Intipelangi saat ini masih belum cukup jumlahnya. Selain ada kemungkinan tidak dapat menjangkau area yang jaraknya cukup jauh dari distribution center, hal ini juga dapat menimbulkan tingginya biaya transportasi, dan dari segi supply chain dapat mengurangi level customer satisfaction jika pada akhirnya pengiriman produk tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan.

Dalam meningkatkan customer satisfaction, berdasarkan strategi supply chain, maka PT Multikimia Intipelangi harus menunjang konfigurasi jaringan supply chain dengan menambah gudang yang tersebar di lokasi pemasaran. Pemilihan lokasi gudang yang baru ini diharapkan dapat menjangkau area pemasaran sehingga dapat mengefisiensi waktu pengiriman dan biaya transportasi. Maka dari itu, untuk menentukan lokasi fasilitas gudang yang baru untuk PT Multikimia Intipelangi, penulis menggunakan metode gravity location model.

Batasan penulis dalam menentukan lokasi fasilitas gudang yaitu hanya mencakup wilayah Jabodetabek dan hanya menggunakan data historis 2 bulan terakhir yaitu bulan Mei dan Juni, serta beberapa asumsi lain.

(28)
(29)

UNIVERSITAS PERTAMINA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI TEKNIK LOGISTIK

15 BAB V Hasil Kerja Praktik

5.1 Pengumpulan Data

Pada pelaksanaan kerja praktik, untuk menyelesaikan studi kasus berdasarkan topik permasalahan yang diangkat, penulis mengumpulkan beberapa data yang nantinya akan diolah. Data – data tersebut yaitu sebagai berikut :

1. Data konsumen PT Multikimia Intipelangi yang berada di wilayah Jabodetabek beserta alamat lengkap.

2. Titik lokasi longitude dan latitude konsumen PT Multikimia Intipelangi yang ada di wilayah Jabodetabek.

3. Data penjualan selama 2 bulan, yaitu bulan Mei dan Juni. Data penjualan ini nantinya akan dijadikan bentuk periode per minggu.

4. Jarak antara PT Multikimia Intipelangi dengan konsumen di wilayah Jabodetabek. Data – data tersebut dapat dilihat pada lampiran.

5.2 Pengolahan Data

Pengolahan data yang digunakan penulis dalam menyelesaikan studi kasus adalah dengan menggunakan metode gravity location model. Pada gravity location model, longitude dan latitude diperlukan untuk menentukan jarak antara lokasi fasilitas gudang dengan lokasi pasar atau konsumen. Atribut yang dibutuhkan pada metode ini yaitu sebagai berikut :

Ci : Ongkos transportasi per unit beban per kilometer antara kandidat lokasi fasilitas dengan lokasi pasar atau lokasi sumber pasokan

Vi : Beban yang akan dipindahkan antara fasilitas dengan sumber pasokan atau lokasi pasar (xi, yi) : Koordinat x dan y untuk lokasi pasar atau sumber pasokan i.

ji : Jarak antara lokasi fasilitas dengan sumber pasokan atau pasar i.

Jarak antara dua lokasi pada model ini dihitung sebagai jarak geometris antara dua lokasi yang dihitung dengan formula berikut :

𝐽i = √(𝑥𝑜−𝑥𝑖)2 + (𝑦

𝑜−𝑦𝑖)2

(xo, yo) adalah kandidat koordinat fasilitas yang dipertimbangkan TC : Total biaya pengiriman dapat diformulasikan sebagai berikut

𝑇𝐶 = ∑ 𝐶𝑖𝑉𝑖𝑗𝑖 𝑖

(30)

UNIVERSITAS PERTAMINA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI TEKNIK LOGISTIK

Untuk perhitungan ongkos transportasi per unit beban per kilometer antara kandidat lokasi fasilitas gudang dengan lokasi pasar diasumsikan sebesar Rp 3000,- per kilogram per kilometer. Hal ini berdasarkan peraturan pemerintah mengenai biaya angkutan barang dalam negeri yang meliputi biaya operasional kendaraan, bahan bakar, pembayaran rutin keamanan, dan perizinan. Kemudian untuk perhitungan beban yang akan dipindahkan dari lokasi fasilitas ke konsumen, penulis mengasumsikan data tersebut berasal dari data permintaan produk untuk periode 8 minggu selanjutnya setelah periode penjualan bulan Juni. Dalam mendapatkan data tersebut, penulis melakukan peramalan menggunakan metode peramalan linier dan kuadratis, kemudian dari hasil kedua peramalan tersebut dilihat mana metode peramalan yang memiliki nilai MAPE paling kecil. Data historis yang digunakan untuk peramalan yaitu data penjualan bulan Mei dan Juni tahun 2019 dan untuk periodenya dijadikan dalam bentuk minggu, sehingga akan menggunakan data historis 8 minggu sebelumnya.

Tabel 1 Data permintaan produk PT Multikimia Intipelangi periode Mei – Juni 2019

No Nama Perusahaan MEI JUNI TOTAL PESANAN (kg)

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5 Minggu 6 Minggu 7 Minggu 8

1 PT Tiga Putri Emas Indonesia 240 0 0 0 0 0 300 0 540

2 PT Tokai Textprint Indonesia 240 4670 950 3190 0 1720 1250 3220 15240

3 Batik Harlifan 120 0 0 0 0 2070 0 0 2190

4 PT Samudera Niaga Mandiri 5980 1000 7680 1140 0 0 0 3375 19175 5 PT Asietex Sinar Indopratama 60 0 1180 1270 0 0 660 2090 5260

6 PT Frans Brother Sejati 0 570 0 2740 0 0 720 930 4960

7 PT Karangbuana Indah 0 240 0 0 0 0 0 0 240

8 PT Kraton Mas 0 90 180 0 0 0 0 120 390

9 PT Elok Warna Sejati 0 120 0 0 0 0 0 120 240

10 PT Sinar Semesta Abadi 0 150 0 0 0 0 0 0 150

11 PT Mitra Karya Texindo 0 1200 2040 720 0 0 0 2040 6000

12 PT Bibong Indonesia 0 30 0 0 0 30 0 0 60

13 Batik Anggrek 0 60 0 0 0 0 0 0 60

14 PT Lucky Print Abadi 0 190 0 0 0 0 0 260 450

15 PT Sinar Sukses Mandiri 0 120 0 0 0 0 0 180 300

Selanjutnya, data permintaan tersebut diolah menggunakan software Minitab untuk dilakukan peramalan dengan metode peramalan linier dan kuadratis.

(31)

UNIVERSITAS PERTAMINA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI TEKNIK LOGISTIK

17 Gambar 6 Hasil peramalan menggunakan metode kuadratis

Berdasarkan hasil peramalan menggunakan metode linier dan kuadratis, metode kuadratis memiliki nilai error yang lebih kecil dibandingkan metode linier. Maka dari itu, metode yang dipilih adalah metode kuadratis. Berikut hasil peramalan menggunakan metode kuadratis.

Tabel 2 Hasil peramalan untuk periode penjualan minggu 9 hingga minggu 12

No Nama Perusahaan Hasil Peramalan

Minggu 9 Minggu 10 Minggu 11 Minggu 12 Minggu 13 Minggu 14 Minggu 15 Minggu 16 Rata - rata 1 PT Tiga Putri Emas Indonesia 234,64 350,36 489,64 652,5 838,93 1048,93 1282,5 1539,64 805 2 PT Tokai Textprint Indonesia 2059,29 2093,57 2127,86 2162,14 2196,43 2230,71 2265 2299,29 2179

3 Batik Harlifan 561,43 625,36 689,29 753,21 817,14 881,07 945 1008,93 785

4 PT Samudera Niaga Mandiri 3254,7 4937 7062,4 9631 12642,7 16097,6 19995,6 24336,8 12245 5 PT Asietex Sinar Indopratama 1337,86 1489,05 1640,24 1791,43 1942,62 2093,81 2245 2396,19 1867 6 PT Frans Brother Sejati 1362,86 1913,57 2557,14 3293,57 4122,86 5045 6060 7167,86 3940

7 PT Karangbuana Indah 0 0 0 0 4,29 15,71 30 47,14 12

8 PT Kraton Mas 75,54 96,97 123,04 153,75 189,11 229,11 273,75 323,4 183

9 PT Elok Warna Sejati 128,57 188,57 260 342,86 437,14 542,86 660 788,57 419

10 PT Sinar Semesta Abadi 0 0 0 0 2,67 9,82 18,75 29,46 8

11 PT Mitra Karya Texindo 827,14 844,29 861,43 878,57 895,71 912,86 930 947,14 887

12 PT Bibong Indonesia 4,29 3,57 2,86 2,14 1,43 0 0 0 2

13 Batik Anggrek 0 0 0 0 1,07 3,92 7,5 11,79 3

14 PT Lucky Print Abadi 282,32 412,32 566,25 744,11 945,89 1171,61 1421,25 1694,82 905 15 PT Sinar Sukses Mandiri 196,07 286,07 392,5 515,36 654,64 810,36 982,5 1171,07 626

Seperti yang sebelumnya dijelaskan, Vi adalah beban yang dipindahkan dari lokasi fasilitas ke lokasi pasar atau konsumen. Dengan kata lain, Vi dapat diartikan sebagai jumlah permintaan konsumen pada suatu periode tertentu yang telah ditentukan. Tetapi dalam permasalahan ini, penulis mengasumsikan Vi bukan sebagai beban yang diangkut, melainkan sebagai frekuensi truk untuk mendistribusikan produk ke konsumen. Kapasitas truk yang dimiliki oleh PT Multikimia Intipelangi adalah sebesar 3000 kg. Maka berdasarkan data hasil peramalan, maka Vi atau frekuensi truk mengangkut produk ke konsumen selama 8 minggu berikutnya dapat dilihat pada contoh perhitungan sebagai berikut :

PT Samudera Niaga Mandiri memiliki rata – rata pemesanan produk berdasarkan hasil peramalan sebesar 12245 kg di periode berikutnya. Dengan kapasitas truk yang dimiliki PT Multikimia Intipelangi adalah sebesar 3000 kg, maka frekuensi truk mengangkut produk dari lokasi fasilitas ke PT Samudera Niaga Mandiri adalah sebesar :

(32)

UNIVERSITAS PERTAMINA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI TEKNIK LOGISTIK

= 12245 / 3000 = 4,1

= 5 kali pengangkutan selama 8 minggu berikutnya

Tabel 3 Gravity location model iterasi 1

No Nama Customer Longitude Latitude Vi Ci j X0 Y0 V*C*X/J V*C*Y/J V*C/J C*V*J Xnext Ynext Obj

PT Multikimia Intipelangi -6,30 107,10 0 0 -6,267088 107,043838 2018790

1 PT Tiga Putri Emas Indonesia -6,152773 106,581603 1 3000 56,9 -324,40 5619,42 52,72 170700 2 PT Tokai Textprint Indonesia -6,291902 107,142009 1 3000 7,07 -2669,83 45463,37 424,33 21210 3 Batik Harlifan -6,188431 106,815480 1 3000 30,89 -601,01 10373,79 97,12 92670 4 PT Samudera Niaga Mandiri -6,204262 106,929365 5 3000 18,26 -5096,60 87839,02 821,47 273900 5 PT Asietex Sinar Indopratama -6,404502 107,443947 1 3000 39,35 -488,27 8191,41 76,24 118050 6 PT Frans Brother Sejati -6,221643 106,365026 2 3000 80,84 -461,77 7894,48 74,22 485040 7 PT Karangbuana Indah -6,276639 107,135836 1 3000 4,90 -3842,84 65593,37 612,24 14700

8 PT Kraton Mas -6,196898 106,472127 1 3000 68,97 -269,55 4631,24 43,50 206910

9 PT Elok Warna Sejati -6,277573 107,136484 1 3000 4,97 -3789,28 64669,91 603,62 14910 10 PT Sinar Semesta Abadi -6,118437 106,712665 1 3000 42,51 -431,79 7530,89 70,57 127530 11 PT Mitra Karya Texindo -6,187806 106,375503 1 3000 79,71 -232,89 4003,59 37,64 239130 12 PT Bibong Indonesia -6,394254 106,935667 1 3000 17,72 -1082,55 18104,23 169,30 53160

13 Batik Anggrek -6,185464 106,814873 1 3000 30,97 -599,17 10346,94 96,87 92910

14 PT Lucky Print Abadi -6,282749 107,112546 1 3000 2,30 -8194,89 139712,02 1304,35 6900 15 PT Sinar Sukses Mandiri -6,468611 107,390000 1 3000 33,69 -576,01 9562,78 89,05 101070

-28660,86 489536,45 4573,23

Berdasarkan perhitungan Vi tadi, maka didapatkan frekuensi truk mengangkut pesanan seperti tabel diatas. Kemudian untuk iterasi 1, nilai X0 dan Y0 bernilai 0 karena masih berada di titik koordinat awal atau belum memiliki titik koordinat. Selanjutnya untuk perhitungan nilai j, didapatkan dari perhitungan koordinat titik awal X0 dan Y0 dengan titik koordinat longitude latitude tiap – tiap konsumen menggunakan bantuan website

https://www.geodatasource.com/distance-calculator.

Selanjutnya untuk perhitungan V x C x X/j dapat dilihat pada contoh berikut : Untuk PT Tiga Putri Emas Indonesia :

V = 1 C = 3000 X = nilai longitude = -6,152773 j = 56,9 Maka V x C x X/j = 1 x 3000 x (-6,152773/56,9) = -324,40

Setelah didapatkan perhitungan V x C x X/j untuk setiap perusahaan, kemudian dijumlah, sehingga didapatkan ∑ 𝑉𝑥𝐶𝑥𝑋/𝑗yaitu sebesar -28660,86.

Begitupun halnya dengan perhitungan V x Cx Y/j. Perhitungannya dapat dilihat pada contoh berikut.

Untuk PT Tokai Textprint Indonesia : V = 1 C = 3000 Y = nilai latitude = 107,142009 j = 7,07 Maka V x C x Y/j = 1 x 3000 x (107,142009/7,07) = 45463,37

(33)

UNIVERSITAS PERTAMINA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI TEKNIK LOGISTIK

19 Setelah didapatkan perhitungan V x C x Y/j untuk setiap perusahaan, kemudian dijumlah, sehingga didapatkan ∑ 𝑉𝑥𝐶𝑥𝑌/𝑗yaitu sebesar 489536,45.

Sama pula untuk perhitungan V x C / j. Contoh perhitungannya adalah sebagai berikut. Untuk Batik Harlifan :

V = 1 C = 3000 j = 30,89

Maka V x C / j = 1 x 3000 / 30,89 = 97,12

Setelah didapatkan perhitungan V x C / j untuk setiap perusahaan, kemudian dijumlah, sehingga didapatkan ∑ 𝑉𝑥𝐶 /𝑗yaitu sebesar 4573,23.

Dan kemudian untuk perhitungan C x V x J dapat dilihat pada contoh berikut. Untuk PT Samudera Niaga Mandiri :

V = 5 C = 3000 j = 18,26

Maka C x V x j = 3000 x 5 x 18,26 = 92670

Apabila sudah mendapatkan perhitungan seperti diatas, selanjutnya adalah menentukan titik koordinat Xi dan Yi yang dapat dijadikan kemungkinan sebagai titik lokasi fasilitas baru. Perhitungan Xi dan Yi dapat dirumuskan sebagai berikut.

∑ 𝐶𝑖𝑉𝑖𝑥𝑖 𝑥𝑖 = 𝑖 ∑𝑖 𝑗𝑖 𝐶𝑖𝑉𝑖 𝑗𝑖 ∑ 𝐶𝑖𝑉𝑖𝑦𝑖 𝑦𝑖 = 𝑖 ∑𝑖 𝑗𝑖 𝐶𝑖𝑉𝑖 𝑗𝑖 Contoh perhitungan :

Pada iterasi 1, didapatkan nilai ∑𝐶𝑖𝑉𝑖𝑥𝑖adalah -28660,86. Lalu untuk nilai ∑𝐶𝑖𝑉𝑖adalah

𝑖 𝑗

𝑖 𝑖𝑗𝑖

sebesar 4573,23. Maka nilai Xi yaitu :

∑ 𝐶𝑖𝑉𝑖𝑥𝑖 𝑥 = 𝑖 𝑗𝑖 = -28660,86 / 4573,23 𝑖 ∑𝑖𝐶𝑖𝑉𝑖 𝑗𝑖 Xi = -6,267088

Kemudian nilai ∑𝐶𝑖𝑉𝑖𝑦𝑖adalah 489536,45. Lalu untuk nilai ∑ 𝐶𝑖𝑉𝑖adalah sebesar 4573,23. 𝑖

Maka nilai Yi yaitu :

∑ 𝐶𝑖𝑉𝑖𝑦𝑖

(34)

UNIVERSITAS PERTAMINA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI TEKNIK LOGISTIK 20 𝑦 = 𝑖 𝑗𝑖 = 489536,45 / 4573,23 𝑖 ∑𝐶𝑖𝑉𝑖𝑖 𝑗𝑖

(35)

UNIVERSITAS PERTAMINA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI TEKNIK LOGISTIK

21 Yi = 107,043838

Maka dari iterasi 1 didapatkan nilai X1 dan Y1 adalah -6,267088 dan 107,043838. Besar total cost atau biaya transportasi pada iterasi 1 dapat dirumuskan sebagai berikut

𝑇𝐶 = ∑ 𝐶𝑖𝑉𝑖𝑗𝑖 𝑖

Sehingga, nilai total cost pada iterasi 1 adalah sebesar Rp 2.018.790,-.

Titik lokasi X1 dan Y1 serta total cost yang sudah didapatkan pada iterasi 1 ini belum dapat digunakan untuk menentukan dengan pasti lokasi fasilitas gudang yang baru. Diperlukan beberapa iterasi kembali dengan cara yang sama, sampai titik lokasi koordinat Xi dan Yi di iterasi – iterasi selanjutnya mendekati atau sama dengan titik lokasi koordinat Xi dan Yi di iterasi sebelumnya. Selain itu, iterasi selanjutnya juga dapat menurunkan total cost sehingga total biaya transportasi menjadi lebih murah.

Tabel 4 Gravity location model iterasi 2

No Nama Customer Longitude Latitude Vi Ci j X0 Y0 V*C*X/J V*C*Y/J V*C/J C*V*J Xnext Ynext Obj

PT Multikimia Intipelangi -6,30 107,10 -6,267088 107,043838 -6,252920 106,980018 1886490

1 PT Tiga Putri Emas Indonesia -6,152773 106,581603 1 3000 51,53 -358,21 6205,02 58,22 154590,00 2 PT Tokai Textprint Indonesia -6,291902 107,142009 1 3000 10,95 -1723,81 29353,98 273,97 32850,00 3 Batik Harlifan -6,188431 106,815480 1 3000 25,52 -727,48 12556,68 117,55 76560,00 4 PT Samudera Niaga Mandiri -6,204262 106,929365 5 3000 12,89 -7219,85 124432,93 1163,69 193350,00 5 PT Asietex Sinar Indopratama -6,404502 107,443947 1 3000 44,72 -429,64 7207,78 67,08 134160,00 6 PT Frans Brother Sejati -6,221643 106,365026 2 3000 75,49 -494,50 8453,97 79,48 452940,00 7 PT Karangbuana Indah -6,276639 107,135836 1 3000 10,23 -1840,66 31418,13 293,26 30690,00 8 PT Kraton Mas -6,196898 106,472127 1 3000 63,61 -292,26 5021,48 47,16 190830,00 9 PT Elok Warna Sejati -6,277573 107,136484 1 3000 10,31 -1826,65 31174,53 290,98 30930,00 10 PT Sinar Semesta Abadi -6,118437 106,712665 1 3000 37,13 -494,35 8622,08 80,80 111390,00 11 PT Mitra Karya Texindo -6,187806 106,375503 1 3000 74,36 -249,64 4291,64 40,34 223080,00 12 PT Bibong Indonesia -6,394254 106,935667 1 3000 12,72 -1508,08 25220,68 235,85 38160,00 13 Batik Anggrek -6,185464 106,814873 1 3000 25,6 -724,86 12517,37 117,19 76800,00 14 PT Lucky Print Abadi -6,282749 107,112546 1 3000 7,66 -2460,61 41950,08 391,64 22980,00 15 PT Sinar Sukses Mandiri -6,468611 107,390000 1 3000 39,06 -496,82 8248,08 76,80 117180,00

-20847,41 356674,44 3334,03

Pada iterasi 2, X0 dan Y0 yang digunakan yaitu hasil dari X1 dan Y1 yang didapat pada iterasi 1. Kemudian didapatkan nilai X2 dan Y2 adalah -6,252920 dan 106,980018, dengan total cost sebesar Rp 1.886.490,-. Dari iterasi 2, untuk total cost memang sudah lebih rendah dibandingkan pada iterasi 1, namun untuk titik koordinat kandidat lokasi fasilitas masih cukup berbeda dengan titik koordinat di iterasi 1, sehingga diperlukan iterasi berikutnya.

(36)

UNIVERSITAS PERTAMINA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI TEKNIK LOGISTIK

Tabel 5 Gravity location model iterasi 3

No Nama Customer Longitude Latitude Vi Ci j X0 Y0 V*C*X/J V*C*Y/J V*C/J C*V*J Xnext Ynext Obj

PT Multikimia Intipelangi -6,30 107,10 -6,252920 106,980018 -6,237817 106,935048 1720230 1 PT Tiga Putri Emas Indonesia -6,152773 106,581603 1 3000 44,42 -415,54 7198,22 67,54 133260,00

2 PT Tokai Textprint Indonesia -6,291902 107,142009 1 3000 18,06 -1045,17 17797,68 166,11 54180,00 3 Batik Harlifan -6,188431 106,815480 1 3000 18,41 -1008,44 17406,11 162,95 55230,00 4 PT Samudera Niaga Mandiri -6,204262 106,929365 5 3000 5,85 -15908,36 274177,86 2564,10 87750,00 5 PT Asietex Sinar Indopratama -6,404502 107,443947 1 3000 51,82 -370,77 6220,22 57,89 155460,00 6 PT Frans Brother Sejati -6,221643 106,365026 2 3000 68,39 -545,84 9331,63 87,73 410340,00 7 PT Karangbuana Indah -6,276639 107,135836 1 3000 17,34 -1085,92 18535,61 173,01 52020,00 8 PT Kraton Mas -6,196898 106,472127 1 3000 56,5 -329,04 5653,39 53,10 169500,00 9 PT Elok Warna Sejati -6,277573 107,136484 1 3000 17,42 -1081,10 18450,60 172,22 52260,00 10 PT Sinar Semesta Abadi -6,118437 106,712665 1 3000 30,04 -611,03 10657,06 99,87 90120,00 11 PT Mitra Karya Texindo -6,187806 106,375503 1 3000 67,25 -276,04 4745,38 44,61 201750,00 12 PT Bibong Indonesia -6,394254 106,935667 1 3000 6,73 -2850,34 47668,20 445,77 20190,00 13 Batik Anggrek -6,185464 106,814873 1 3000 18,49 -1003,59 17330,70 162,25 55470,00 14 PT Lucky Print Abadi -6,282749 107,112546 1 3000 14,77 -1276,12 21756,10 203,11 44310,00 15 PT Sinar Sukses Mandiri -6,468611 107,390000 1 3000 46,13 -420,68 6983,96 65,03 138390,00

-28227,96 483912,70 4525,30

Pada iterasi 3, X0 dan Y0 yang digunakan yaitu hasil dari X2 dan Y2 yang didapat pada iterasi 2. Kemudian didapatkan nilai X3 dan Y3 adalah -6,237817 dan 106,935048, dengan total cost sebesar Rp 1.720.230,-. Dari iterasi 3, untuk total cost memang sudah lebih rendah dibandingkan pada iterasi 2, namun untuk titik koordinat kandidat lokasi fasilitas masih cukup berbeda dengan titik koordinat di iterasi 2, sehingga diperlukan iterasi berikutnya.

Tabel 6 Gravity location model iterasi 4

No Nama Customer Longitude Latitude Vi Ci j X0 Y0 V*C*X/J V*C*Y/J V*C/J C*V*J Xnext Ynext Obj

PT Multikimia Intipelangi -6,30 107,10 -6,237817 106,935048 -6,215673 106,926397 1616250 1 PT Tiga Putri Emas Indonesia -6,152773 106,581603 1 3000 39,39 -468,60 8117,41 76,16 118170,00

2 PT Tokai Textprint Indonesia -6,291902 107,142009 1 3000 23,08 -817,84 13926,60 129,98 69240,00 3 Batik Harlifan -6,188431 106,815480 1 3000 13,39 -1386,50 23931,77 224,05 40170,00 4 PT Samudera Niaga Mandiri -6,204262 106,929365 5 3000 1,26 -73860,26 1272968,63 11904,76 18900,00 5 PT Asietex Sinar Indopratama -6,404502 107,443947 1 3000 56,85 -337,97 5669,87 52,77 170550,00 6 PT Frans Brother Sejati -6,221643 106,365026 2 3000 63,36 -589,17 10072,45 94,70 380160,00 7 PT Karangbuana Indah -6,276639 107,135836 1 3000 22,36 -842,13 14374,22 134,17 67080,00 8 PT Kraton Mas -6,196898 106,472127 1 3000 51,49 -361,05 6203,46 58,26 154470,00 9 PT Elok Warna Sejati -6,277573 107,136484 1 3000 22,43 -839,62 14329,45 133,75 67290,00 10 PT Sinar Semesta Abadi -6,118437 106,712665 1 3000 25,02 -733,63 12795,28 119,90 75060,00 11 PT Mitra Karya Texindo -6,187806 106,375503 1 3000 62,24 -298,26 5127,35 48,20 186720,00 12 PT Bibong Indonesia -6,394254 106,935667 1 3000 5,07 -3783,58 63275,54 591,72 15210,00 13 Batik Anggrek -6,185464 106,814873 1 3000 13,47 -1377,61 23789,50 222,72 40410,00 14 PT Lucky Print Abadi -6,282749 107,112546 1 3000 19,79 -952,41 16237,37 151,59 59370,00 15 PT Sinar Sukses Mandiri -6,468611 107,390000 1 3000 51,15 -379,39 6298,53 58,65 153450,00

-87028,02 1497117,45 14001,38

Pada iterasi 4, X0 dan Y0 yang digunakan yaitu hasil dari X3 dan Y3 yang didapat pada iterasi 3. Kemudian didapatkan nilai X4 dan Y4 adalah -6,215673 dan 106,926397, dengan total cost sebesar Rp 1.616.250,-. Dari iterasi 4, untuk total cost memang sudah lebih rendah dibandingkan pada iterasi 3, namun untuk titik koordinat kandidat lokasi fasilitas masih cukup berbeda dengan titik koordinat di iterasi 2, sehingga diperlukan iterasi berikutnya.

(37)

UNIVERSITAS PERTAMINA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI TEKNIK LOGISTIK

22 Tabel 7 Gravity location model iterasi 5

No Nama Customer Longitude Latitude Vi Ci j X0 Y0 V*C*X/J V*C*Y/J V*C/J C*V*J Xnext Ynext Obj

PT Multikimia Intipelangi -6,30 107,10 -6,215673 106,926397 -6,208658 106,927622 1601880 1 PT Tiga Putri Emas Indonesia -6,152773 106,581603 1 3000 38,39 -480,81 8328,86 78,15 115170,00

2 PT Tokai Textprint Indonesia -6,291902 107,142009 1 3000 24,1 -783,22 13337,18 124,48 72300,00 3 Batik Harlifan -6,188431 106,815480 1 3000 12,36 -1502,05 25926,09 242,72 37080,00 4 PT Samudera Niaga Mandiri -6,204262 106,929365 5 3000 0,5 -186127,86 3207880,95 30000,00 7500,00 5 PT Asietex Sinar Indopratama -6,404502 107,443947 1 3000 57,88 -331,95 5568,97 51,83 173640,00 6 PT Frans Brother Sejati -6,221643 106,365026 2 3000 62,42 -598,04 10224,13 96,12 374520,00 7 PT Karangbuana Indah -6,276639 107,135836 1 3000 23,37 -805,73 13753,00 128,37 70110,00 8 PT Kraton Mas -6,196898 106,472127 1 3000 50,51 -368,06 6323,82 59,39 151530,00 9 PT Elok Warna Sejati -6,277573 107,136484 1 3000 23,45 -803,10 13706,16 127,93 70350,00 10 PT Sinar Semesta Abadi -6,118437 106,712665 1 3000 23,97 -765,76 13355,78 125,16 71910,00 11 PT Mitra Karya Texindo -6,187806 106,375503 1 3000 61,26 -303,03 5209,38 48,97 183780,00 12 PT Bibong Indonesia -6,394254 106,935667 1 3000 5,87 -3267,93 54651,96 511,07 17610,00 13 Batik Anggrek -6,185464 106,814873 1 3000 12,44 -1491,67 25759,21 241,16 37320,00 14 PT Lucky Print Abadi -6,282749 107,112546 1 3000 20,81 -905,73 15441,50 144,16 62430,00 15 PT Sinar Sukses Mandiri -6,468611 107,390000 1 3000 52,21 -371,69 6170,66 57,46 156630,00

-198906,64 3425637,64 32036,98

Pada iterasi 5, X0 dan Y0 yang digunakan yaitu hasil dari X4 dan Y4 yang didapat pada iterasi 4. Kemudian didapatkan nilai X5 dan Y5 adalah -6,208658 dan 106,927622 dengan total cost sebesar Rp 1.601.880,-. Dari iterasi 4, untuk total cost memang sudah lebih rendah dibandingkan pada iterasi 3, selain itu, untuk titik lokasi kandidat fasilitas gudang juga sudah hampir sama dengan titik lokasi kandidat fasilitas gudang pada iterasi 4, dan total cost juga sudah mengalami penurunan yang tidak terlalu signifikan.

Gambar 7 Grafik penurunan total cost setiap iterasi

Berdasarkan grafik diatas, total cost untuk setiap iterasi sudah mengalami penurunan, termasuk dari iterasi 4 ke iterasi 5. Total cost dari iterasi 4 ke iterasi 5 penurunannya tidak terlalu banyak, dan dapat dikatakan sudah konvergen. Maka dari itu, setelah iterasi 5, tidak dilakukan iterasi kembali, sehingga titik koordinat lokasi fasilitas yang digunakan adalah titik lokasi koordinat pada iterasi 5. Setelah mendapatkan titik lokasi kandidat fasilitas yang baru, titik lokasi tersebut dihitung jaraknya dengan konsumen - konsumen PT Multikimia Intipelangi. Setelah itu, jarak tersebut dihitung rata – ratanya. Perhitungan rata – rata jarak dari gudang pusat PT Multikimia Intipelangi juga diperlukan. Kemudian hasil perhitungan rata – rata jarak dua lokasi fasilitas tersebut dibandingkan hasilnya.

Iterasi

2500000

2018790

(38)

UNIVERSITAS PERTAMINA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI TEKNIK LOGISTIK

Tabel 8 Rata – rata jarak gudang pusat PT Multikimia Intipelangi ke konsumen

No Nama Customer Longitude Latitude Jarak

PT Multikimia Intipelangi -6,30 107,10

1 PT Tiga Putri Emas Indonesia -6,152773 106,581603 84 2 PT Tokai Textprint Indonesia -6,291902 107,142009 8,3 3 Batik Harlifan -6,188431 106,815480 60 4 PT Samudera Niaga Mandiri -6,204262 106,929365 27 5 PT Asietex Sinar Indopratama -6,404502 107,443947 42,3 6 PT Frans Brother Sejati -6,221643 106,365026 42,6 7 PT Karangbuana Indah -6,276639 107,135836 10,6 8 PT Kraton Mas -6,196898 106,472127 78 9 PT Elok Warna Sejati -6,277573 107,136484 9,8 10 PT Sinar Semesta Abadi -6,118437 106,712665 69 11 PT Mitra Karya Texindo -6,187806 106,375503 101 12 PT Bibong Indonesia -6,394254 106,935667 40 13 Batik Anggrek -6,185464 106,814873 40,2 14 PT Lucky Print Abadi -6,282749 107,112546 3 15 PT Sinar Sukses Mandiri -6,468611 107,390000 56

Rata - rata 44,78667

Dari perhitungan jarak tersebut, maka didapatkan rata – rata jarak dari PT Multikimia Intipelangi ke konsumen – konsumennya adalah sebesar 44,78667 KM.

Tabel 9 Rata – rata jarak lokasi fasilitas gudang baru ke konsumen

No Nama Customer Longitude Latitude Jarak

PT Multikimia Intipelangi -6,30 107,10

1 PT Tiga Putri Emas Indonesia -6,152773 106,581603 38,39 2 PT Tokai Textprint Indonesia -6,291902 107,142009 24,1 3 Batik Harlifan -6,188431 106,815480 12,36 4 PT Samudera Niaga Mandiri -6,204262 106,929365 0,5 5 PT Asietex Sinar Indopratama -6,404502 107,443947 57,88 6 PT Frans Brother Sejati -6,221643 106,365026 62,42 7 PT Karangbuana Indah -6,276639 107,135836 23,37 8 PT Kraton Mas -6,196898 106,472127 50,51 9 PT Elok Warna Sejati -6,277573 107,136484 23,45 10 PT Sinar Semesta Abadi -6,118437 106,712665 23,97 11 PT Mitra Karya Texindo -6,187806 106,375503 61,26 12 PT Bibong Indonesia -6,394254 106,935667 5,87 13 Batik Anggrek -6,185464 106,814873 12,44 14 PT Lucky Print Abadi -6,282749 107,112546 20,81 15 PT Sinar Sukses Mandiri -6,468611 107,390000 52,21

Rata - rata 31,30267

Dari perhitungan jarak tersebut, maka didapatkan rata – rata jarak dari lokasi kandidat fasilitas gudang yang baru PT Multikimia Intipelangi ke konsumen – konsumennya adalah sebesar 31,30267 KM.

Perbandingan rata – rata jarak kedua lokasi tersebut tentunya dapat dikatakan bahwa lokasi fasilitas gudang yang baru dapat memperpendek jarak antara gudang dan konsumen serta mengefiensi rute distribusi dengan presentase efisiensi sebagai berikut.

Gambar

Gambar 2 Flowchart pelaksanaan penelitian selama kerja praktik
Gambar 3 Pengelolaan aliran – aliran dalam supply chain
Gambar 4 Proses Bisnis PT Multikimia Intipelangi
Gambar 6 Hasil peramalan menggunakan metode kuadratis
+5

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Selain riset terpresentasi di forum ini, berbagai tulisan tentang terjemah al- Qur`an di Indonesia juga telah menyoroti aspek penerjemahan al-Qur`an dengan berbagai

Murugesu Pathmanathan menyatakan perlaksanaan DPT adalah: “… a veering away of Malaysia’s traditional linkages with Britain.” Beliau menegaskan lagi: “…not just appreciative

Serangga artropoda yang tertangkap setelah aplikasi bioinsektisida cair terdiri atas 2 ordo, 5 famili, 8 spesies dan 70 individu serangga fitofaga yang terperangkap dalam

memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat, hal ini terlihat dari kurang maksimalnya Kinerja dari para pegawai Kantor Pelayanan perbendaharaan Negara (KPPN)

Dari sekian wajib pajak Orang Pribadi yang baru terdaftar tersebut mempunyai kewajiban untuk melaporkan SPT Tahunan Orang Pribadi di tahun 2009 menarik untuk

Mengingat pentingnya aspek tersebut, maka pada penelitian ini, akan dibahas mengenai pengaruh penambahan metalloam terhadap ketahanan korosi dan daya lekat proses

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul