• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Profitabilitas Usaha Ternak Ayam KUB secara Intensif Selama 12 Minggu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kajian Profitabilitas Usaha Ternak Ayam KUB secara Intensif Selama 12 Minggu"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Kajian Profitabilitas Usaha Ternak Ayam KUB secara Intensif

Selama 12 Minggu

(Profitability Study of KUB Chicken Business for 12 Weeks)

Asnidar, Rahayu HSP, Wardi, Takdir M

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah nidar7477@gmail.com

ABSTRACT

The study aims were to analyze the profitability of KUB chicken livestock intensively for 12 weeks. The study was carried out in a cage owned by a farmer in Kalukubula Village, Sigi Regency, Central Sulawesi Province, from May to July 2019. The study used an experimental descriptive method with a total population of 200 KUB chickens. A total of 25 KUB chickens were randomly selected as samples for growth observing. The data consisted of primary and secondary data. Primary data obtained from direct observation and the results of recording input-output of the KUB chicken business production for 12 weeks, while secondary data gathering from the literatures relating to the study. Profitability analysis was carried out based on income analysis, R/C ratio and break-even point (BEP). The results showed that the income earned reached Rp. 1,045,674,- with an R/C ratio of 1.13, break-even production and prices are 173 and Rp. 39,665,-. It can be concluded that the intensive KUB chicken business for 12 weeks is feasible and can be continued.

Key words: Profitability, KUB chicken, intensively

ABSTRAK

Kajian bertujuan untuk menganalisis profitabilitas usaha ternak ayam KUB secara intensif selama 12 minggu. Penelitian dilaksanakan di kandang milik peternak di Desa Kalukubula, Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah, pada bulan Mei sampai dengan Juli 2019. Penelitian menggunakan metode deskriptif eksperimen dengan jumlah populasi ayam KUB yang digunakan sebanyak 200 ekor. Sebanyak 25 ekor ayam KUB dipilih secara acak sebagai sampel untuk keperluan pengamatan pertumbuhan ternak. Data meliputi data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari pengamatan langsung dan hasil pencatatan input-output produksi usaha ayam KUB selama 0-12 minggu, sedangkan data sekunder dari literatur yang berkaitan dengan penelitian ini. Analisis profitabilitas dilakukan berdasarkan analisis pendapatan, rasio R/C dan titik impas (BEP). Hasil penelitian menunjukkan pendapatan yang diperoleh mencapai Rp. 1.045.674,- per periode (3 bulan) dengan nilai rasio R/C sebesar 1,13, titik impas produksi dan harga masing-masing 173 dan Rp. 39.665,-. Disimpulkan bahwa usaha ayam KUB secara intensif selama 12 minggu layak dan dapat dilanjutkan.

Kata kunci: Profitabilitas, ayam KUB, intensif

PENDAHULUAN

Kementerian Pertanian melalui Balai Penelitian Ternak (Balitnak) telah melakukan berbagai penelitian dan pengembangan bidang peternakan, khususnya ternak unggas dari galur ayam kampung. Upaya ini dilakukan selain dalam upaya merespon kebutuhan teknologi perbibitan ayam kampung unggul, juga untuk mengatasi kendala kurangnya bibit unggul ayam kampung agar dikembangkan secara intensif oleh masyarakat

(2)

pedesaan. Hasilnya, pada tahun 2014 Balitnak telah menghasilkan ayam KUB yang secara resmi dilepas sebagai galur baru ayam kampung dengan SK Menteri Pertanian Nomor: 274/Kpts/SR.120/2/2014 (Kementan 2014).

Ayam KUB adalah singkatan dari Ayam Kampung Unggul Balitbangtan yang merupakan salah satu jenis ayam kampung hasil seleksi ayam lokal di Balitnak Ciawi-Bogor. Ayam KUB memiliki keunggulan mampu memproduksi telur lebih tinggi dibandingkan dengan ayam kampung biasa (Hidayat et al. 2011). Hasil penelitian Sartika et al. (2014) menunjukkan bahwa kemampuan produksi telur ayam KUB mencapai 160-180 butir/tahun dan bobot panen 800-900 g dalam waktu pemeliharaan selama 10 minggu.

Berdasarkan potensinya, ayam KUB dinilai mempunyai prospek menjanjikan baik secara ekonomi maupun sosial. Hingga saat ini ayam KUB telah tersebar ke beberapa daerah dan dipelihara oleh masyarakat secara intensif serta diarahkan untuk berbagai tujuan usaha, baik untuk produksi daging maupun menghasilkan telur tetas atau telur konsumsi. Yuwono & Prasetyo (2013) berpendapat bahwa usaha ayam kampung memberikan kinerja yang bagus melalui peningkatan sistem pemeliharaan dari yang awalnya secara semi intensif menjadi intensif dan mengarah kepada usaha agribisnis.

Evaluasi terhadap usaha yang dijalankan sangat perlu dilakukan agar setiap pelaku usaha dapat mengambil keputusan apakah usaha tersebut dapat dilanjutkan dan terus dikembangkan atau tidak. Berhasilnya suatu usaha yang dilaksanakan dapat dinilai atau diukur dengan menghitung besarnya pendapatan, R/C dan titik impas (Hendayana 2016). Sejauh ini belum banyak yang melaporkan keberhasilan usaha ternak ayam KUB yang dilakukan oleh masyarakat pedesaan, terutama jika ditinjau dari profitabilitas berdasarkan analisis pendapatan, rasio R/C dan titik impas. Di sisi yang lain informasi hasil analisis profitabilitas sangat diperlukan oleh peternak untuk menghitung kemampuan usaha peternakannya memperoleh keuntungan atau tidak. Oleh karena itu kajian profitabilitas usaha ayam KUB sangat penting untuk dilaksanakan Kajian ini bertujuan untuk mengetahui profitabilitas usaha ternak ayam KUB di tingkat masyarakat pedesaan secara intensif selama 12 minggu.

MATERI DAN METODE Waktu dan lokasi penelitian

Penelitian dilakukan secara mandiri mulai bulan Mei sampai dengan Juli 2019 pada lokasi usaha peternakan ayam KUB di Desa Kalukubula Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

Materi dan metode penelitian

Penelitian menggunakan 200 ekor ayam KUB yang dipelihara sejak umur 1 hari (day old chick/DOC) sampai umur 12 minggu. Bibit DOC diperoleh dari penetasan lokal milik salah satu peternak ayam KUB binaan BPTP Sulawesi Tengah pada kegiatan Pengembangan Model Perbibitan Ayam KUB di Sulawesi Tengah.

Penelitian menggunakan metode deskriptif eksperimental melalui pengamatan langsung dan wawancara. Ayam KUB sebanyak 25 ekor dipilih secara acak untuk dijadikan sampel dalam pengamatan pertumbuhan. Sampel ditimbang untuk memperoleh berat badan (BB) awal, kemudian diberi tanda agar memudahkan pengontrolan dan

(3)

penimbangan setiap minggu. Semua sampel yang dipilih dipelihara bersama-sama populasinya dalam satu kandang selama 12 minggu.

Pada umur 0-4 minggu DOC dipelihara dalam kandang indukan yang dilengkapi pemanas. Pakan yang diberikan berupa konsentrat pabrikan dengan kandungan protein kasar (PK) 20-21% (Iskandar & Sinurat 2017). Selanjutnya pada umur 5-12 minggu ayam KUB dipelihara dalam kandang postal ukuran 12 m2 yang dilengkapi alas kandang (litter) dari sekam padi. Selama pemeliharaan 5-12 minggu tersebut ayam diberi ransum dengan kandungan PK rata-rata 17%, diformulasi dari bahan-bahan yang terdiri dari; konsentrat pabrikan (PK 20-21%), jagung giling (PK 8%) dan dedak (PK 12%) serta mineral mix sebagai sumber mineral dalam ransum. Pemberian ransum dilakukan setiap hari (pagi, siang dan sore) sedangkan pemberian air minum secara ad-libitum (tidak terbatas).

Pengumpulan data

Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari pengamatan langsung dan pencatatan input-output produksi usaha ayam KUB selama 12 minggu. Data sekunder diambil dari literatur yang berkaitan dengan penelitian ini. Analisis data

Analisis pendapatan

Analisis pendapatan dihitung berdasarkan rumus menurut Hendayana (2016) sebagai berikut:

Π = TR – TC

Keterangan: Π = pendapatan

TR = Total revenue/total penerimaan TC = Total cost/total biaya

TC = TFC + TVC

TFC = Total fix cost/total biaya tetap

TVC = Total variable cost/total biaya variabel

Sedangkan total biaya variabel atau TVC adalah:

Dimana:

𝐶𝐶𝑗𝑗 = total biaya masing-masing input variabel input produksi j. j=1, 2 …6. 1–bibit DOC, 2–tenaga kerja, 3–pakan, 4-vitamin dan obat-obatan, 5-sekam padi, 6-listrik.

(4)

R/C ratio

R/C adalah perbandingan antara penerimaan total dengan biaya total Dalam perhitungan R/C kaidah keputusan yang diambil adalah jika R/C lebih besar dari 1 (R/C<1) maka usahatani tersebut merugikan; R/C sama dengan 1 (R/C = 1) usahatani dianggap impas dan R/C lebih besar dari 1(R/C>1) usahatani tersebut menguntungkan atau layak untuk dilaksanakan. Secara matematis R/C dihitung dengan persamaan sebagai berikut:

R/C = Penerimaan total (TR) Biaya total (TC)

Titik impas (break event point)

Untuk mengetahui titik impas atau break event point (BEP) dihitung menggunakan rumus Munawir (2000) sebagai berikut:

− Impas harga (Rp) : Biaya tetap 1-Biaya variabel

Hasil penjualan

− Impas (Unit) : Biaya tetap

Harga jual/unit - Biaya variabel/unit HASIL DAN PEMBAHASAN Respon pertumbuhan ayam KUB

Respon ayam KUB dalam penelitian ini dinilai berdasarkan pertambahan bobot badan (PBB) mingguan (g/ekor) dan PBB harian (g/ekor/hari). Menurut Fahrudin et al. (2016) pertambahan bobot badan diperoleh dari perbandingan antara selisih bobot akhir dan bobot awal dengan lamanya pemeliharaan. Hasil pengamatan pada 25 ekor sampel diperoleh rata-rata respon ayam KUB umur 0-12 minggu sebagaimana ditampilkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Respon ayam KUB yang dipelihara secara intensif selama 12 minggu

Respon Nilai rata-rata

Bobot badan awal (g/ekor) 26,7

Bobot badan akhir (g/ekor) 1.123,9

Total pertambahan bobot badan akhir (g/ekor) 1.097,2

PBB harian (g/ekor/hari) 160,5

PBB mingguan (g/ekor/mingguan) 703,3

Konversi pakan (FCR) 4,2

(5)

Biaya usaha ayam KUB selama 12 minggu

Faktor utama terlaksananya dan berlanjutnya suatu usaha adalah biaya. Bagi petani atau peternak, faktor biaya merupakan faktor penting dalam membuat keputusan untuk mengelola usahanya. Penggolongan biaya menurut Munawir (2000) meliputi biaya tetap (biaya penyusutan dan pemasaran), biaya variabel (produksi atau operasional) dan biaya total (biaya tetap dan biaya variabel). Komposisi biaya usaha ternak ayam KUB secara intensif selama 12 minggu (1 periode produksi) terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel sebagaimana diuraikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Komposisi biaya usaha ternak ayam KUB selama 12 minggu (1 periode)

Biaya Volume Satuan Harga

satuan (Rp) Total (Rp) Persentase (%) Biaya variabel Bibit DOC Pakan formulasi

Vitamin dan obat-obatan Tenaga kerja Sekam padi Listrik Sub total A Biaya tetap Penyusutan kandang Penyusutan peralatan Sub total B Total A + B 200 705 1 20 5 3 3 3 ekor kg paket OH karung Bulan Bulan Bulan 10.700,- 4.875,- 454.000,- 60.000,- 10.000,- 75.000,- 41.667,- 33.550,- 2.140.000,- 3.436.875,- 454.000,- 1.200.000,- 50.000,- 225.000,- 7.505.875,- 125.001,- 100.650,- 225.651,- 7.731.651,-27,67 44,45 5,87 15,52 0,64 2,91 97,08 1,61 1,31 2,92 100 Secara keseluruhan biaya produksi dalam usaha ternak ayam KUB secara intensif selama 12 minggu terdiri dari biaya variabel, penyusutan sebesar Rp. 7.731.651,-. Besaran biaya variabel mencapai 97,08% dari total biaya produksi, sedangkan biaya tetap sebesar 2,92% dari total biaya produksi. Jika diurutkan berdasarkan tingkat kebutuhan biaya variabel/operasional maka kebutuhan biaya tertinggi adalah untuk pakan formulasi mencapai Rp. 3.436.875,- atau 44,45% dari total biaya operasional, diikuti biaya untuk pembelian DOC ayam KUB 27,67% dan tenaga kerja 15,52%. Hal ini relatif sesuai dengan hasil penelitian Wibowo & Sartika (2011) bahwa proporsi komponen biaya terhadap total biaya dapat diurutkan dari yang tertinggi adalah komponen biaya pakan (63,05%), pembelian DOC 24,14%, tenaga kerja 8,05% dan penyusutan 3,16%.

Dalam penelitian ini biaya terbesar yang dikeluarkan adalah untuk pembelian pakan. Hal ini sangat wajar karena sebagaimana diketahui bahwa usaha ternak yang dikelola secara intensif membutuhkan pakan dalam jumlah banyak yang pada akhirnya berdampak pada biaya yang dikeluarkan juga lebih tinggi. Hal ini senada dengan pendapat Zainuddin (2005) bahwa pada budidaya ternak ayam secara intensif, pakan merupakan biaya terbesar yang dapat mencapai 70% dari biaya produksi.

(6)

Hasil analisis profitabilitas

Profitabilitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat kelayakan kegiatan usaha yang dinilai berdasarkan analisis pendapatan, rasio R/C dan titik impas. Menurut Buffa & Rakesh (1994) masalah profitabilitas suatu peternakan berkaitan dengan selisih antara harga jual dan biaya per unit. Suatu usaha dikatakan menguntungkan jika penerimaan atau nilai penjualan produknya lebih besar dari biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk tersebut, dan rugi jika mengalami hal sebaliknya. Hasil analisis profitabilitas usaha ternak ayam KUB secara intensif selama 12 minggu ditampilkan pada Tabel 3.

Tabel 3. Profitabilitas usaha ternak ayam KUB secara intensif selama 12 minggu

Profitabilitas Volume Harga satuan (Rp) Jumlah (Rp)

Penerimaan/penjualan ayam Pendapatan per periode Rasio R/C

BEP produksi (ekor) BEP harga (Rp) 196 ekor 45.000,- 8.820.000,- 1.088.349,- 1,14 173 39.665,- Data primer diolah, 2019

Pendapatan

Penerimaan pada usaha ternak ayam KUB selama 12 minggu ini diperoleh dari penjualan ayam sebesar Rp. 8.820.000,- Tolak ukur keuntungan atau kerugian ditentukan dari selisih antara pengurangan total penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkan. Hasil perhitungan dalam kajian ini selisih antara pengurangan total penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkan menunjukkan angka positif sehingga dapat dikatakan usaha ternak ayam KUB selama 12 minggu memperoleh keuntungan sebesar 1.088.349,- per periode (3 bulan). Pendapatan ini masih tergolong rendah, oleh karena itu peningkatan populasi pemeliharaan akan meningkatkan pendapatan karena economic of scale atau menekan biaya produksi per satuan unit.

RC ratio

Berdasarkan kaidah keputusan yang diambil menurut Hendayana (2016) bahwa jika R/C<1 usahatani merugikan, R/C=1 usahatani dianggap impas, dan R/C>1 usahatani dianggap menguntungkan atau layak untuk dilaksanakan. Hasil perhitungan pada pengkajian ini dikatakan menguntungkan atau layak untuk dikembangkan karena nilai R/C yang diperoleh lebih besar dari 1 (R/C>1) yakni 1,14. Menurut Rahardi & Hartono (2003) bahwa usaha peternakan akan menguntungkan jika nilai R/C>1, semakin besar nilai R/C semakin besar pula tingkat keuntungan yang diperoleh. Nilai R/C sudah pada kategori menguntungkan namun masih kecil mengingat resiko usaha ayam KUB tergolong tinggi termasuk kematian DOC.

Titik impas (BEP)

Titik impas atau break event point (BEP) terjadi ketika penghasilan sama dengan biaya total atau laba sama dengan nol. Titik impas dapat pula diartikan sebagai keadaan

(7)

dimana suatu perusahaan belum mendapat laba dan tidak mengalami kerugian. Titik impas produksi berguna untuk menentukan minimum produksi dari suatu usaha menguntungkan dan titik impas harga berguna untuk menentukan harga terendah dari produk tersebut masih menguntungkan. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa titik impas produksi sebesar 173 ekor dan titik impas harga Rp. 39.665,- sedangkan produksi ayam KUB yang terjual pada kajian ini untuk mencapai 196 ekor dengan harga jual ayam Rp. 45.000,- per ekor, sehingga dapat dikatakan bahwa usaha ayam KUB secara intensif selama 12 minggu menguntungkan dan dapat dilanjutkan pada harga jual minimal Rp. 40.000,-.

KESIMPULAN

Ditinjau dari aspek pendapatan, rasio R/C dan titik impas (BEP) maka profitabilitas usaha ternak ayam KUB skala 200 ekor setiap periode selama 12 minggu sudah layak dan dapat dilanjutkan. Besaran keuntungan yang diperoleh mencapai Rp. 1.088.349,- per periode (3 bulan) dengan nilai rasio R/C sebesar 1,14, BEP produksi 173 ekor dan BEP harga Rp. 39.665.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Andi Baso Lompengeng Ishak, selaku Kepala BPTP Sulawesi Tengah atas saran dan masukan sejak awal penelitian hingga pada penulisan makalah ini. Penulis juga berterima kasih kepada peneliti dan penyuluh BPTP Sulteng, ibu Mardiana Dewi, selaku penanggungjawab kegiatan pengembangan model perbibitan ayam KUB di Sulawesi Tengah, bapak Pujo Haryono, dan Arif Cahyono, selaku penanggungjawab dan pelaksana kegiatan pengembangan ayam KUB berbasis rumah tangga, atas bantuannya dalam memfasilitasi pengadaan bibit DOC ayam KUB yang digunakan dalam penelitian ini. Tak lupa ucapan terimakasih disampaikan kepada bapak Arif Sutte selaku peternak binaan BPTP Sulawesi Tengah pada kegiatan perbibitan ayam KUB tahun 2018.

DAFTAR PUSTAKA

Buffa ES, Rakesh SK. 1994. Manajemen operasi dan produksi modern. Edisi Kedelapan. Jakarta (Indonesia): Binarupa Aksara.

Fahruddin A, Tanwirah W, Indrijani H. 2016. Konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan konversi ransum ayam lokal di Jimm’s Farm Cipanas Kabupaten Cianjur. Bandung (Indonesia): Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran.

Hendrayana R. 2016. Analisis data pengkajian. Jakarta (Indonesia): IAARD Press.

Hidayat C, Iskandar S, Sartika T. 2011. Respon kinerja perteluran ayam Kampung Unggul Balitnak (KUB) terhadap perlakuan protein ransum pada masa pertumbuhan. JITV. 16:83-89.

Iskandar S, Sinurat AP. 2017. Petunjuk teknis produksi ayam lokal pedaging unggul (Program Perbibitan Tahun 2017-2018). Bogor (Indonesia): Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan.

Kementan. 2014. SK Menteri Pertanian tentang Pelepasan Galur Ayam KUB-1. Jakarta (Indonesia): Kementerian Pertanian.

(8)

Malian AH. 2004. Analisis ekonomi usahatani dan kelayakan finansial teknologi pada skala pengkajian. Makalah disajikan dalam pelatihan Analisis Finansial dan Ekonomi bagi Pengembangan Sistim dan Usahatani Agribisnis Wilayah. Bogor. 29 November – 9 Desember.

Munawir S. 2000. Analisa laporan keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta (Indonesia): Liberty.

Rahardi F, Hartono R. 2003. Agribisnis peternakan. Jakarta (Indonesia): Penebar Swadaya. Sartika T, Desmayati H, Resnawati S, Iskandar M, Purba D, Zainuddin, Unadi A. 2014.

Teknik formulasi ransum ayam KUB berbasis bahan pakan lokal. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor (Indonesia): Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan.

Suratiyah K. 2006. Ilmu usaha tani. Jakarta (Indonesia): Penebar Swadaya.

Swastika DKS. 2004. Beberapa teknik analisis dalam penelitian dan pengkajian teknologi pertanian. J Pengkajian Pengembangan Teknologi Pertanian. 7.

Wibowo B, Sartika T. 2011. Analisis kelayakan usaha penggemukan ayam kampung (lokal) di tingkat petani: Studi kasus kelompok peternak ayam kampung “Barokah” di Ciamis. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor (Indonesia): Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. hlm. 699-704.

Yuwono DM, Prasetyo FR. 2013. Analisis teknis dan ekonomis agribisnis ayam buras sistem semi intensif (Studi kasus di KUB "Ayam Kampung Unggul” Desa Kreseng, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang). Prosiding Seminar Nasional Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan. Madura (Indonesia): Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura. hlm. 17-24.

Zainuddin D. 2005. Strategi pemanfaatan pakan sumberdaya lokal dan perbaikan manajemen ayam lokal. Prosiding Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Pengembangan Ayam Lokal. hlm. 32-41.

Gambar

Tabel 1. Respon ayam KUB yang dipelihara secara intensif selama 12 minggu
Tabel 2. Komposisi biaya usaha ternak ayam KUB selama 12 minggu (1 periode)
Tabel 3. Profitabilitas usaha ternak ayam KUB secara intensif selama 12 minggu

Referensi

Dokumen terkait

adalah rasa ingin tahu dan pergaulan, serta minimnya pendidikan seks. Rasa ingin tahu muncul dan berkembang sesuai dengan pertumbuhan remaja. Rasa ingin tahu yag tinggi

Maka dalam Rapat Depa Pleno yang diadakan pada Hari Minggu tanggal 11 Desember 2016 Paroki St.. Bonaventura melakukan pengesahan RKDP 2017 yang telah disusun bersama sejak Rapat

Tujuan penerapan prinsip stratejik manajemen ini bagi UPBJJ-UT Kupang adalah untuk meningkatkan keberhasilan manajemen dengan meningkatkan peluang bisnis sebagai eksternal faktor

Dalam penyajian tugas akhir penulis membawakan konsep Pembawaan Musik Tradisional Minangkabau Lagu Takicuah Di Nan Tarang Dalam Gaya Musik Jazz.. Ketertarikan

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa, Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Pendidikan Agama Islam (PAI) memiliki peranan yang penting dalam meningkatkan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Apakah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara penggunaan metode pembelajaran dan fasilitas belajar secara

Berdasarkan keadaan tersebut, mendorong peneliti untuk meneliti dan mengkaji perilaku struktur pada konstruksi Slab On Pile jembatan bentang panjang dengan

Pembuatan permintaan anggaran untuk program kerja fakultas Adapun berikut adalah tugas khusus yang tidak lepas dari tugas administratif pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis