WORKSHOP
HOLD RELAX
DAN
CONTRAX RELAX
TERHADAP PENINGKATAN LINGKUP GERAK SENDI PADA
PASIEN
OSTEOARTHRITIS
LUTUT DI POLI FISIOTERAPI
RUMAH SAKIT GRANMED
LUBUK PAKAM TAHUN 2020
Elfi Khairani
1, Yosua Lumbangaol
2, Aloysius Dwi
31Program Studi Fisioterapi, Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam 2Program Studi Fisioterapi, Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam 3Program Studi Fisioterapi, Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam
Jln. Sudirman No.38 Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara – Indonesia
*email korespondensi author:
Abstract
Background : Knee osteoarthritis is a degenerative joint disease associated with cartilage disorders with clinical, histological and radiological changes. Objective : This is to determine the effect of the granting of Hold Relax and Relax Contracts to increase the scope of joint motion in Knee Osteoarthritis Patients in Physiotherapy Poly Hospital of Grandmed Lubuk Pakam in 2020. Method : The design of this study was a quasi-experimental research design with one group pretest and post test. The population in this study were all Knee Osteoarthritis sufferers who visited the Physiotherapy Poly Hospital of Grandmed Lubuk Pakam Hospital with an average of 22 people visiting for one month.Results: The results showed that hold relax and contrax relax affect the increase in joint area, which means there is a difference in the average area of joint motion before and after holding relax and contrax relax. Based on the results of hypothesis testing using the Paired Sample T-Test, p.value = 0.000 <α = 0.05, which means that there is an influence of giving hold relax and contrax relax to increase the scope of joint motion in knee osteoarthritis patients. There is an influence of hold relax and contrax relax on increasing the range of joint motion in patients with knee osteoarthritis.
1. Pendahuluan
Tubuh manusia akan mengalami perubahan dengan bertambahnya usia. Semakin bertambahnya usia akan mempengaruhi kondisi dari muskuloskeletal dan penurunan fungsi. Penurunan fungsi muskuloskeletal pada lansia memunculkan penyakit degeneratif (Martono, 2016).
Penyakit degeneratif yang sering terjadi pada lansia yaitu osteoarthritis. Osteoarthritis lutut
merupakan penyakit sendi degeneratif yang berkaitan dengan kelainan kartilago dengan perubahan klinis, histologi dan radiologis. Osteoarthritis merupakan penyakit
berkembangnya lambatdan
menahun. (Martoto, 2016).
Osteoarthritis merupakan penyakit sendi degeneratif yang berkembangnya lambat dan menahun paling banyak dijumpai dan prevalensinya semakin meningkat dengan bertambahnya usia, sebagai akibat dari hancurnya tulang rawan artikular secara progresif dan penurunan cairan sinovial yang melumasi persendian. Osteoarthritis
pada umumnya menyerang pada sendi penopang berat badan terutama sendi lutut dan panggul (Juniari, 2015).
World health organization (WHO) menyatakan bahwa pada tahun 2007, diketahui penderita osteoarthritis
diderita oleh 151 juta jiwa di seluruh dunia dan mencapai 24 juta jiwa di kawasan Asia Tenggara. Sedangkan
National Centers for health statistics
menyatakan diperkirakan 15,8 juta (12%) orang dewasa antara usia 25-74 tahun mempunyai keluhan osteoarthritis
(Murti., 2014).
Prevalensi osteoarthritis di Indonesia cukup tinggi yaitu 5% pada usia <40 tahun, 30% pada usia 40-60 tahun dan 65% pada usia >61 tahun (Rita et al, 2012). Menurut Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) tahun 2013 prevalensi penyakit degeneratif osteoarthritis pada lutut di Nusa Tenggara Timur 33,1%, Jawa Timur 27%, dan Jakarta 56% (Agung et al, 2010).
Diperkirakan 40% dari populasi usia diatas 70 tahun mendeita
osteoarthritis, dan 80% pasien
osteoarthritis mempunyai keterbatasan gerak dalam berbagai drajat dari ringan sampai berat. Hal tersebut akan menimbulkan faktor resiko yang berkembang kuat menjadi gejala depresi, yang dapat menyebabkan berkurangnya kualits hidup (Theresia, 2015).
Faktor-faktor
penyebab
osteoarthritis
disebabkan oleh
usia, jenis kelamin, IMT, dan
aktivitas.
Osteoarthritis
dapat
mengakibatkan nyeri, penurunan
kekuatan otot, penurunan
Range
Of Motion
(ROM), penurunan
postur
dan
gangguan
pola
kapsuler (Maulani, 2018).
Range of motion merupakan latihan gerakan sendi yang memungkinkan terjadinya kontraksi dan pergerakan otot, dimana pasien menggerakkan masing-masing persendiannya sesuai gerakan normal baik secara aktif ataupun pasif. Tujuan Ringe Of Motion untuk mempertahankan atau memelihara kakuatan otot, memlihara mobilitas persendian, merangsang sirkulasi darah, mencegah kelainan bentuk (Purwoko, 2015).
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengangkat topik di atas dalam bentuk penelitian judul “Pengaruh Pemberian Hold Relax dan Contract Relax terhadap peningkatan lingkup Gerak sendi Pada Pasien Osteoarthritis Lutut di Poli Fisioterapi Rumah Sakit Grandmed Lubuk Pakam Tahun 2020.
2. Metode
Jenis
penelitian ini adalah merupakan jenis penelitian quasi experiment untuk mempelajari pengaruh pemberian hold relax dancontract relax untuk meningkatkan lingkup gerak sendi pada osteoarthritis
lutut. Dalam penelitian ini observasi dan pengukuran dilakukan one group
sebelum (pre test) dan sesudah (post test)
3. Hasil dan Pembahasan
Rumah Sakit Grandmed berada di kota Lubuk Pakam Ibu Kota kabupaten Deli Serdang), 28 km dari kota Medan (Ibu Kota Provinsi Sumatra Utara). Rumah Sakit Grandmed mempunyai luas lahan 3,4 Ha dengan luas bangunan 17.513.512 m2. Geografis Rumah Sakit ini terletak pada ketinggian 0 sampai dengan 500 meter diatas permukaan laut, suhu udara rata-rata 27,7oC. terletak dikawasan Pantai Timur Sumatra Utara dengan Posisi geografis pada2’5’’ Lintang Utara, 3’16’’ Lintang Selatan 98’33’’ dan 99’27’’ bujur timur. Rumah sakit Grandmed sebelah Utara berhadapan dengan jalan Lintas Sumatra, sebelah Barat berbatasan dengan Peluh Kemiri, dan sebelah Timur berbatasan dengan Kampung Kelapa.
Rumah Sakit Grandmed merupakan Rumah Sakit milik Yayasan Medistra Lubuk Pakam, Rumah Sakit Ini didirikan pada tahun 2009 sebagai Rumah Sakit Swasta, Rumah Sakit ini juga beroperasi dengan izin dari Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang Nomor 3890/440/DS/SIRS/2009. Rumah Sakit ini berada di bawah naungan Yayasan Medistra, yang juga mengelolah
Institusi berupa Akademi Kebidanan, Akademi Keperawatan dan Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam.
Dalam melasanakan tugas dan fungsi, Rumah Sakit Grandmed Lubuk Pakam di pimpin oleh seorang direktur, di bantu seorang wakil direktur di bidang pelayanan medic dan keperawatan, dan seorang wakil direktur bidang keuangan dan logistic dan didukung oleh tenaga Dokter Spesialis, Dokter Umum, Dokter Gigi, Paramedis, Perawat dan Non Perawat serta tenaga non medis lainnya
Tabel 4.1 Distribusi responden berdasarkan karakteristik umur Di Poli Fisioterapi Rumah Sakit Grandmed Lubuk Pakam Karakteristik Responden N % Umur 45-50 3 23,1% 51-60 10 76,9% Total 13 100%
Berdasarkan Tabel 4.1 di atas jumlah responden berdasarkan umur 45-50 adalah sebanyak 3 orang (23,1%), sedangkan pada umur 51-60 sebanyak 10 orang (76,9%).
Tabel 4.2 Distribusi responden berdasarkan karakteristik Jenis Kelamin Di Poli Fisioterapi Rumah Sakit Grandmed Lubuk Pakam.
Karakteristik Responden N % Jenis Kelamin Laki-laki 4 30,8% Perempuan 9 69,2% Total 13 100%
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas jumlah responden berdasarkan jenis kelamin pada laki-laki adalah sebanyak 4 orang (30,8%), sedangkan pada jenis kelamin perempuan sebanyak 9 orang (69,2%). Tabel 4.3 Distribusi responden berdasarkan karakteristik Pekerjaan Di Poli Fisioterapi Rumah Sakit Grandmed Lubuk Pakam Karakteristik Responden N % Pekerjaan IRT 8 61,5% K. Swasta Petani PNS Tukang 1 2 1 1 7,7% 15,4% 7,7% 7,7%
Total
13
100%
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas jumlah responden berdasarkan pekerjaan pada IRT adalah sebanyak 8 orang (61,5%), K. Swasta 1 orang (7,7%). Petani 2 orang (15,4%), PNS 1 orang (7,7%), Tukang 1 orang (7,7%).
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada 13 responden maka diperoleh rata rata usia responden yaitu < 40 tahun dengan usia minoritas 40-50 tahun sebanyak 3 orang dan mayoritas 51-60 tahun sebanyak 10 orang, dengan jenis kelamin mayoritas perempuan sebanyak 9 orang dan laki-laki sebanyak 4 orang, dan pekerjaan responden dengan mayoritas IRT sebanyak 8 orang dan pekerjaan minoritas yaitu Karyawan swasta, PNS, dan tukang dimana masing-masing hanya 1 orang.
5. Ucapan Terima Kasih
Ucapan terima kasih disampaikan kepada lembaga yang membantu peneliti.
6. Daftar Pustaka
Abebayehu, A., Mammo, F., & Kibret, B. (2016). Isolation and Arya, R.K.,
Jain, V. 2013. Osteoarthritis of Knee Joint. Jurnal India Academy of Clinical Medicine; 14 (2): 115-116.
Dwisang, E. L. (2014). Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat dan Bidan. Tanggerang: Binarupa Aksara. Carlos, LJ. 2013. Training Program.
Clinical Medicine. Departement of Medicine, Division of Rheumatology and Imunology. Terjemahan Leonard M Militer. Editors Herbert S Diamon. 2013 school of Medicine. USA.
Pratiwi, A. I. (2015). DIAGNOSIS AND TREATMENT OSTEOARTHRITIS ARTIKEL RIVIEW, 10-17.
Endang, Mutiara. 2016. Hubungan Indeks Masa Tubuh dengan Drajat
kerusakan sendi pada
Osteoarthritis lutut di RSUP Dr.M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. 5 (2) hal 376-380.
Halimah, Nurul Lailia (2015). Pengaruh Auto Streaching Dengan Hold Relax Terhadap Peningkatan Fleksibilitas Otot Hamstring Pada Pasien Osteoarthritis Knee.
Kisner, C, Colby, L.A. 2013. Therapeutic Exercise. Sixth edition. Philadelfia: F.A. Davis Company.
Kran VD 2012. Osteoarthritis year 2012 in riview: Biology, Osteoarthritis and Cartilage, 20: 1447-1450. Kuntono, H.P. 2013. Nyeri secara umum
dan Osteoarthritis dari aspek fisioterapi. Surakarta MuhammadiyahUniversity Press Universitas Muhammadiyah.
Legstyanto, R. Eko. 2015. Pengaruh Pemberian Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS) Terhadap Nyeri Pada Penderita Osteoarthritis (OA) Lutut Di Rumah Sakit Bangkatan Binjai. Litwic. 2013. Epide,ilogy and burden of
Osteoarthitis. Erupe PMC Funders Group. No 105, Vol. 10, hal 185-199.
Putz, R Dan R. vPabst. Atlas Anatomi Manusia Sobota. Jakarta : Buku Kedokteran ECG.
Nagarwal, A. K, Zutsi, K., Ram, C. Zapar, R. 2010. Improvement of Hamstring Flexibility : A Comparison Beetwen Two PNF
Stretching Tehniques. Internasional Journal of Sports Science Engineerin. Vol : 4 ; 025-033.
Neuman, D.A. 2012. Kinesiology of Musculoskeletal System Foundation For Rehabilitation. Secon edition. St louis : Mosby Elsevier.
Saron, 2016. Penggunaan geogram dalam Detek Dini Faktor Resiko Penyakit Degenerative dan
Keganasan Masyarakat.
Departemen ilmu Kesehatan Masyarakat. Volume 48 hal 118-122.
Setiadi. 2013. Konsep dan Praktek Penulisan Riset Keperawatan, Edisi 2. Yogyakarta Graha ilmu.
Widiarti, 2016. Buku Ajar Pengukuran dan Pemeriksaan Fisioterapi. Yogyakarta : Deeppublish.
Wright, R. 2014. OA Classification Scale : Interior Rehabilitation And Arthroscopy Correlation, The Journal of Bone and joint surgery : 96 (14) : 1145-1151.
Murti, T. W, (2014, Maret 27) PENGARUH MANUAL TERAPI
TERAKSI TERHADAP
PENINGKATAN AKTIVITAS
FUNGSIONAL PADA
OSTEOATHRITIS LUTUT. Naskah Publikasi, Pp.3-14.
Anwar. 2012. Efek penambahan roll-slide fleksi ekstensi terhadap penurunan pada osteoarthritis sendi lutut. Jurnal fisioterapi volume. 12 nomor. 1. April 2016 : 21-39
Lesmana, Indra.2017. Penambahan Kinesiotaping pada latihan Quadriceps Setting Peningkatan Kemampuan Fungsional Penderita Osteoarthritis Lutut. Bali : Universitas Esa Unggul.
Vrushali S. Jadhav, D. D. (2015). Short Term Effect Of Mobilization With Movement In Patient With Knee Osteoarthritis. Indian Journal Of Basic And Applied Medical Research;, 76-85.
Martono F.T. Tang, M. C.-K. –W. –H. (2016). Vastus Medialis Obliqus And Vastus Lateralis Activiti In Open And Closed Kinetic Chaim
Exercises In Patients With Pattelofemoral Pain Syndrome: An Electromyographic Study. Exercise Therapy, 1441-1445.