• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III HASIL PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III HASIL PENELITIAN"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

33

HASIL PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

A.1. Peta Lokasi STT Simpson – Ungaran.

Sumber: www.Google Maps.com

STT Simpson berkedudukan di Jl. Agung No. 66, R.T./R.W. 03/IV, Krajan, Kelurahan Susukan, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang 50516 – Jawa Tengah. Sekolah Tinggi Teologi ini di selenggarakan oleh Yayasan Pendidikan Simpson (YP Simpson).1 STT Simpson merupakan salah satu dari STT-STT yang didirikan serta diselenggarakan oleh Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII). Nama Simpson diambil dari nama pendiri The Christian & Misionary Alliance (C&M.A) yaitu Albert Benyamin Simpson. STT Simpson didirikan tahun 1983 di Semarang. Pada tahun 1991 DEPAG R.I. Ditjen Bimas Kristen, Nomor 9 th 1991, mengubah

1

(2)

Seminari Theologia Simpson menjadi Sekolah Tinggi Teologi Simpson.2 Adapun mahasiswa yang menempuh pendidikan di STT Simpson berjumlah 102 orang. Para mahasiswa tersebut berasal dari beberapa Provinsi, seperti: Sumatera, Nusa Tenggara Timur, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Jawa Barat, Bali, Nusa Tenggara Barat, Papua Barat, Papua Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Tengah. Dari jumlah mahasiswa yang ada, terdapat beberapa etnis budaya yang terintegrasi, diantaranya adalah etnis dayak.

B. Latarbelakang Mahasiswa Suku Dayak

Suku dayak adalah salah satu nama etnis yang berada di Kalimantan. Menurut Ensiklopedi Indonesia kata, “Dayak” menunjuk kepada penduduk asli daerah Kalimantan, kini banyak mendiami daerah pedalaman dan pantai utara.3 Dalam bahasa suku Kenyah, Dayak ini berasal dari kata daya’ yang memiliki arti Hulu, udik atau jika diartikan dengan konotasi sungai, daya’ artinya orang yang tinggal di hulu sungai. Istilah Daya’ di ganti menjadi Dayak oleh para elit karena menurut Lontaan dikutip Mahmud Akil, istilah Dayak merupakan sebuah ejekan atau penghinaan pada zaman penjajahan.4 Yusnono menambahkan, Suku Dayak adalah penghuni asli Kalimantan, termasuk rumpun bangsa Austronesia yang berimigrasi ke Asia Tenggara sekitar 2500-1500 sM. Dimana mereka berasal dari Yunnan, di Cina Selatan kemudian masuk ke Indonesia melalui Malaysia Barat dan menyebar ke Sumatera, Jawa, Bali dan sebagian Kalimantan.5

2

http://sttsimpson.ac.id/sejarah-stt-simpson/ di Akses Tanggal 20 Juni 2017.

3

Ensiklopedia Indonesia, edisi kedua. (Jakarta: P.T. Ichtiar Baru-Van Hoeve, n.d), 763.

4

Paulus Florus, dkk, Kebudayaan Dayak: Aktualisasi dan Transformasi (Jakarta: Grasindo 1994), 188-189.

5

(3)

Suku dayak merupakan kelompok suku yang memiliki keanekaragaman budaya. Menurut Ch. F.H Duman, Suku Dayak merupakan suku yang terdiri dari tujuh kelompok suku induk yaitu Dayak Ngaju, Dayak Apu Kayan, Dayak Iban, Dayak Kelemantan, Dayak Murut, Dayak Punan, Dayak Ot-Danum.6 Selanjutnya, kelompok ini memiliki banyak sub-suku pada setiap kelompok suku yang ada, misalnya Dayak Ngaju terdiri atas Ngaju, Maanyan, Lawangan, dan Dusun; Dayak Apu Kayan terdiri atas Kenyah, Kayan, Bakau; Dayak Iban; Dayak Kelemantan terdiri atas Darat dan Ketungau; Dayak Murut terdiri atas Murut, Idaan/Dusun, Tindung; Dayak Punan terdiri atas Basap, At, Punan, Bukat; dan Dayak Ot-Danum.7

Selanjutnya sub-suku tersebut terdiri atas berbagai sub-anak suku yaitu dayak Ngaju memiliki 53 suku kecil, dayak Maanyan terdapat 7 suku kecil, Lawangan dengan 31 suku kecil, dusun dengan 8 suku kecil selanjutnya Kenyah dengan 24 suku kecil, Kayan dengan 10 suku kecil, Bakau dengan 26 suku kecil, Iban dengan 11 suku kecil, kemudian Darat dengan 47 suku kecil, Ketungau 39 suku kecil, dan Murut dengan 20 suku kecil, Idaan/Dusun dengan 6 suku kecil, Tidung dengan 10 suku kecil, serta Basap dengan 20 suku kecil, At dengan 5 suku kecil, Punan dengan 24 suku kecil, dayak Bukat serta Ot-Danum dengan 66 suku kecil.8 Dengan demikian, berdasarkan data tersebut, orang dayak yang tinggal di kalimantan terdiri dari suku induk, dimana setiap suku induk terdapat 18 sub-suku, selanjutnya sub-suku tersebut terbagi atas 407 sub-anak suku yang tersebar di Pulau Kalimantan.

6

Paulus Florus, dkk, Kebudayaan Dayak:…104-105.

7

Paulus Florus, dkk, Kebudayaan Dayak:…104-105.

8

(4)

Pengertian bergunuk dalam bahasa dayak memiliki variasi yang berbeda, tergantung bahasa dayak yang mana digunakan. Bergunuk dalam bahasa kenyah “fekuwaq, Feqhlempeng”; bahasa dayak Kebahan “Bergunuk”; bahasa dayak Seberuangk “Bekumpul”. Dari pengertian tersebut memiliki arti yang sama yaitu bergunuk. Menurut Ayang Emiyati seorang Dosen asal Kalimantan Barat yang mengajar di STT Simpson mengatakan, bergunuk bagi orang dayak merupakan suatu hal yang tidak terpisahkan dalam kehidupan. Bergunuk bisa dalam hal bekerja seperti bergotong royong, bergunuk dalam hal memasak makanan khas orang dayak, bergunuk dalam perkumpulan sesama orang dayak.9 Berdasarkan penjelasan tersebut, bergunuk mahasiswa yang ada di STT Simpson memiliki kaitan dengan kebiasaan atau budaya yang mereka bawa dari kampung.

Selanjutnya, mahasiswa berlatar belakang suku dayak yang menempuh pendidikan di STT Simpson Ungaran, berdasarkan dari hasil penelitian penulis adalah sebagai berikut: (a) Kalimantan Utara; (b) Kalimantan Timur; (c) Kalimantan Barat dan (d) Kalimantan Tengah.

B.1. Dayak Kalimantan Utara

Kalimantan Utara merupakan sebuah propinsi baru yang diresmikan dengan Ibukota propinsi di Bulungan. Kalimantan Utara dahulu bergabung dengan Kalimantan Timur. Namun, karena Kalimantan Timur terlalu besar sehingga terjadilah pemekaran propinsi, maka Bulungan yang sebelumnya merupakan Kabupaten menjadi ibukota Propinsi. Kalimantan Utara terdiri atas

9

Wawancara dilakukan dengan Ayang Emiyati pada tanggal 20 Agustus 2017 di STT Simpson.

(5)

beberapa etnis dan suku, seperti etnis Jawa, etnis Cina, etnis Bugis, etnis Dayak dan beberapa etnis lainnya. Adapun etnis dayak yang tersebar di Kalimantan Utara terdiri dari Sub-suku dayak yaitu dayak Kenyah, dayak Lundayeh, dayak Punan, dayak Merap, dayak Tidung, dayak Belusu, dayak Tahol, dan lain sebagainya.

Namun suku dayak berasal dari Kalimantan Utara yang menempuh pendidikan di STT Simpson terdiri dari suku dayak: Merap, Punan, Tahol, Lundayeh, Kenyah. Menurut Wijaya, suku Dayak Kenyah terdiri dari banyak sub-suku, keseluruhan dari kelompok kenyah biasa disebut (Oma’ atau Lepu’) untuk mengidentitaskan kelompoknya berdasarkan pada kampung asal mereka sebelum berpindah secara berpencar-pencar ke tempat lain.10 Adapun kelompok suku kenyah adalah sebagai berikut Kenyah Oma’ Lung, kenyah Lepu’ Tau, Kenyah Oma’ Kulit, kenyah Oma’ Lasan, kenyah Oma’Alim, kenyah Oma’ Baka, kenyah Lepu’ Tepu, kenyah Lepu’ Entang. Selanjutnya, mahasiswa suku dayak di STT Simpson berdasarkan hasil data penelitian dipaparkan dalam bentuk tabel. Adapun profil biodata mahasiswa suku dayak dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.

Profil mahasiswa suku Dayak Kalimantan Utara NO NAMA & TGL LAHIR SUKU KETERANGAN STATUS SOSIAL, EKONOMI KARAKTERISTK 1 Penias

(1 April 1996) Merap Ekonomi lemah

Pendiam, Egois, 2 Jekri Diego

(19 Sept. 1997) Tahol Petani berladang

Pendiam, pemalu, kurang jujur

10I. Samsoedin, A.Wijaya, ”Konsep Tata Ruang dan Pengelolaan Lahan PadaMasyarakat

Dayak Kenyah di Kalimantan Timur” Jurnal Analisis Kebijakan Hutan, Volume 7. Nomor 2 (Agustus 2010:148)

(6)

3 Thomas

(11 Sept. 1992) Punan Petani berladang

Percaya diri, antusias, 4 Yani

(18 April 1991) Punan Petani berladang

Pendiam, kurang inisiatif, santai 5 Yulius

(29 Juli 1994) Punan Swasta

Pendiam, santai, antusias 6 Udau

(21 Januari 1994) Punan Petani berladang

Kurang jujur, agresif, pemalu 7 Arbani

(23 Des. 1986) Punan Swasta

Pendiam, keras, egois 8 Jefri Candra

(24 Agust. 1996) Lundayeh Petani berladang

Antusias, ekspresif, cepat beradaptasi 9 Juli Herles

(23 Juni 1983) Lundayeh Petani berladang

Cepat beradaptasi, ceria, keras 10 Juliawati

(11 Juli 1996) Lundayeh Petani berladang

Pendiam, pemalu, kurang inisiatif. 11 Desserly Wesly

(16 Des. 1998) Lundayeh Petani berladang

Egois, ceria, rasa ingin tahu 12 Nofberli (18 Nov 1994) Lundayeh PNS Kurang antusias, pemalu, tenang 13 Julia Kristina (11 Juli 1999) Lundayeh PNS Pendiam, pemalu, tenang 14 Firnando

(04 Nov. 1994) Lundayeh Petani berladang

Pendiam, konsumtif, egois

15 Olipianti

(2 Nov 1993) Lundayeh Petani berladang

Ceria, rasa ingin tahu, kurang jujur 16 Junaydi

(21 Jan 1988) Lundayeh Swasta

Baik hati, pendiam, rasa ingin tahu 17 Yulia Citra

(13 Juli 1996) Lundayeh Petani berladang

Egois, ekspresif, rasa percaya diri tinggi 18 Nasrul

(13 Nov. 1998) Lundayeh Petani berladang

Antusias, ekpresif, egois 19 Jefri Ukung

(17 Okt 1997) Lundayeh Petani berladang

Mudah ikut arus, konsumtif, pemalu 20 Aldianto

(21 Nov. 1989) Kenyah Petani berladang

Suka Ikut campur urusan orang lain 21 Elvi Susanti

(29 Maret 1993) Kenyah Petani berladang

Konsumtif, tenang, pendiam 22 Lindawati Yusak

(17 Maret 1994) Kenyah Petani berladang

Konsumtif,tenang, pendiam 23 Desi Tahlia Putri

(9 Des. 1996) Oma Lung Swasta

Berinisiatif, agresif, bernisiatif 24 Semion

(11 Juni 1989) Oma Lung Petani berladang

Tenang, santai, antusias, cinta damai 25 Tia Gabriel Oma Lung Petani berladang Antusias, ekspresif,

(7)

(29 Jan 1998) rasa ingin tahu 26 Decki Krisnando (15 Mei 1996) Lundayeh PNS Cinta kedamaian, tenang, kurang 27 Yulung Rosi K.

(16 Mei 1995) Lundayeh Petani berladang

Pemalu, kurang inisiatif, pendiam 28 Aprianty Susanty

(07 April 1997) Lundayeh Petani berladang

Berhati tulus, pemalu, antusias 29 Fera S. Sriyanti

(03 Feb. 1995) Lundayeh Petani berladang

Rasa percaya diri tinggi, ekspresif, 30 Erna L. Dewi

(21 Jan.1998) Lundayeh Petani berladang

Pemalu, kurang jujur, pendiam 31 Mailistiani

(01 Mei 1996) Lundayeh Petani berladang

Cinta kedamaian, kurang inisiatif 32 Yeni Aplydiana

(7 April 1999) Lundayeh Petani berladang

Rasa ingin tahu, cepat berad aptasi 33 Noryati

(15 Nov. 1996) Kenyah Petani berladang Antusias, tenang, 34 Joni A. Candra

(11 April 1999)

Kayan

Pulung Petani berladang

Cepat beradaptasi, pemalu, ekspresi 35 Syam Gamaliel

(19 Mei 1996) Kenyah Petani berladang Simpatik, tenang, 36 Miolen (5 Mei 1993) Oma’ Kulit Swasta Peduli, egois, ekspresif.

Dari hasil data tersebut di atas mahasiswa suku dayak yang berasal dari Kalimantan Utara terdiri dari tiga Kabupeten, yaitu: kabupaten Malinau, kabupaten Nunukan, kabupaten Tana Tidung dan kabupaten Bulungan. Adapun kabupaten tersebut terdiri dari beberapa kecamatan. Mahasiswa yang berasal dari kabupaten Malinau terdiri dari beberapa Kecamatan sebagai berikut: kecamatan Malinau Selatan, kecamatan Malinau selatan Hilir, kecamatan Mentarang, kecamatan Malinau Utara, kecamatan Malinau Barat, kecamatan Malinau Kota.

Adapun nama-nama mahasiswa asal kecamatan Malinau Selatan sebagai berikut: Udau, Yani, Yulius, Thomas, Elvi Susanti, Lindawati Yusak dan Arbani. Selanjutnya yang berasal dari kecamatan Malinau Hilir yaitu: Penias, Semion, Desi Tahlia Putry, dan Tia Gabriel. Kemudian yang berasal dari kecamatan

(8)

Mentarang yaitu Juli Herles dan Nasrul. Mahasiswa yang berasal dari kecamatan Malinau Utara ialah Aldianto, Yuliawati, Yulia Citra, Jekri Diego, Jefri Ukung, Jefri Candra dan Olipianti. Selanjutnya mahasiswa berasal dari kecamatan Malinau Barat adalah Nofberli, Julia Kristina, Deserly Wesly dan Junaydi. Mahasiswa berasal dari kecamatan Malinau Kota yaitu Firnando.

Selanjutnya, mahasiswa yang berasal dari kabupaten Nunukan terdiri dari beberapa satu Kecamatan sebagai berikut: kecamatan Krayan yaitu Bernama Decki Krisnando. Mahasiswa yang berasal dari kabupaten Tana’ Tidung terdapat satu Kecamatan yaitu Kecamatan Sesayap, yaitu bernama Yulung Rosi, Aprianty Susanty, Fera Sriyanti, Erna L. Dewi, Mailistiani, Yeni Aplydiana. Kemudian mahasiswa yang berasal dari kabupaten Bulungan terdiri dari beberapa Kecamatan seperti kecamatan Tanjung Palas, Tanjung Selor, Bulungan, Peso. Adapun nama mahasiswa tersebut yaitu Noryati, Joni A. Candra, Syam Gamaliel dan Miolen.

Dengan demikian, mahasiswa suku dayak yang berasal dari Kalimantan utara rata-rata dari pedesaan yang terpencil, jauh dari perkotaan. Untuk berangkat ke kota memerlukan waktu tempuh yang cukup lama dengan sarana infrastruktur yang belum memadai dan transportasi masih menggunakan perahu. Selain itu jaringan komunikasi seperti telepon dan internet juga masih sulit. Hal demikian yang juga merupakan salah satu faktor mahasiswa dayak memiliki ketergantungan dengan budaya daerah.

(9)

B.2. Dayak Kalimantan Timur

Selanjutnya, dayak Kalimantan Timur pada umumnya hampir sama dengan dayak Kalimantan Utara, karena kedua propinsi ini belum lama di pisahkan secara propinsi. Kalimantan Timur merupakan salah satu provinsi Indonesia yang terletak di Pulau Kalimantan, ibukota provinsi ini ialah Samarinda.11 Selanjutnya, secara administratif Provinsi ini memiliki batas wilayah sebelah Utara berbatasan dengan Kalimantan Utara, sebelah Timur berbatasan dengan sebagian (12 Mil) Selat Makasar dan Laut Sulawesi, sebelah Selatan berbatasan dengan provinsi Kalimantan Selatan, sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Tengah dan Provinsi Kalimantan Barat serta Negara Bagian Serawak Malaysia Timur. Provinsi Kalimantan Timur saat ini terdiri dari 7 Kabupaten dan 3 Kota yakni Kabupaten Paser, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Berau, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kota Samarinda, Kota Balikpapan, Kota Bontang, dan Kabupaten Mahakam Ulu. Kemudian secara demografi, Kalimantan Timur terdiri dari beberapa etnis yang mendominasi seperti Jawa, Bugis, Banjar, Dayak, sedangkan Kutai, Toraja, Paser, Sunda, Madura dan Buton serta masih ada dari suku-suku lainnya dari berbagai daerah di tanah air mendiami di beberapa daerah tertentu Kalimantan Timur.

Berdasarkan suku-suku yang mendiami Wilayah Kalimantan Timur tersebut di atas salah satunya ialah suku dayak. Adapun Suku dayak di

11

http://www.bappedakaltim.com.profil-daerah-provinsi-kalimantan-timur/. Di akses tanggal 8 Oktober 2017.

(10)

Kalimantan timur yang menempuh pendidikan di STT Simpson adalah dari suku kenyah Bakung, suku Benuaq.

Tabel 2.

Profil mahasiswa suku Dayak Kalimantan Timur NO NAMA & TGL

LAHIR SUKU

KETERANGAN STATUS SOSIAL,

EKONOMI KARAKTERISTIK 1 Ester Lurin Ingan

(09 Sept. 1996)

Kenyah

Bakung Petani berladang

Cepat beradaptasi, peduli, pemalu 2 Nur Hafizah

(20 Mei 1997) Benuaq Swasta

Tenang, cinta kedamaian, Berdasarkan data tabel tersebut di atas, mahasiswa dayak dari Kalimantan Timur merupakan mahasiswa berasal dari 2 kabupaten, 2 kecamatan yaitu Ester Lurin Ingan berasal dari Kabupaten Kutai Timur, Kecamatan Busang dan Nur Hafizah berasal dari Kabupaten Kutai kartanegara, Kecamatan Muara Muntai.

B.3. Dayak Kalimantan Barat

Kalimantan Barat (Kalbar) merupakan sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di Pulau Kalimantan dengan ibu kota Provinsi Kota Pontianak. Kalimantan Barat memiliki luas wilayah sebesar 146.807 km² (7,53% luas Indonesia). Kalbar adalah provinsi terluas keempat setelah Papua, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah. Kalimantan Barat berbatasan darat dengan negara bagian Sarawak, Malaysia. Walaupun sebagian kecil wilayah Kalimantan Barat merupakan perairan laut, akan tetapi Kalimantan Barat memiliki puluhan pulau besar dan kecil (sebagian tidak berpenghuni) yang tersebar sepanjang Selat

(11)

Karimata dan Laut Natuna yang berbatasan dengan wilayah Provinsi Kepulauan Riau.12

Provinsi Kalimantan Barat mempunyai keunikan tersendiri terhadap proses alkurturasi kultural atau perpindahan suatu culture religius bagi masyarakat setempat. Dalam hal ini proses tersebut sangat berkaitan erat dengan tiga suku terbesar di Kalimantan Barat yaitu Tionghoa (Cina), Dayak, Melayu. Kalimantan Barat merupakan propinsi yang memiliki keanekaragaman budaya, agama dan suku. Ditinjau dari perkembangan sukunya menurut Mansyur, masyarakat Kalimantan barat terdiri dari dua etnis yang dominan, antara suku Dayak dan Melayu.13 Secara umum, orang dayak di Kalimantan barat memiliki kebudayaan yang tidak terlalu jauh berbeda. Orang dayak yang berasal dari Kalimantan barat menempuh pendidikan di STT Simpson terdiri dari dayak Kebahan, Kubint, keninjal, dayak seberuangk, dayak Ransa, dayak Kenyilu dan dayak Kantu’k.

Tabel 3.

Profil mahasiswa suku Dayak Kalimantan Barat NO NAMA & TGL LAHIR SUKU KETERANGAN STATUS SOSIAL, EKONOMI KARAKTERISTIK 1 Andre

(12 Feb 1997) Kantu’k Swasta

Tenang, peduli, mudah menyerah 2 Kiki Rutmana

(15 Juni 1997) Kubint Petani Berladang

Simpatik, pendiam, mudah rukun 3 Sabda Budiman

(14 Agust. 19 Kubint Petani Berladang

Peduli, pendiam, antusias 4 Yogi Darmanto

(28 Maret 1998 Kubint Petani Berladang

Pemalu, kurang antusias, he

12

http://www.infokalbar.com/2015/08/profil-kalimantan-barat.html di Akses tanggal 6 September 2017.

13

Wawancara dilakukan dengan Mansyur pada tanggal 21 Agustus 2017 di STT Simpson.

(12)

5 Robianto

(17 Juli 1996) Kubint Swasta

Peduli, simpatik, mudah rukun 6 H. Yason Juweng

(14 Sept 1997) Kubint Swasta

Tenang, tidak banyak bicara, peduli 7 Nira Agustina

(24 Agust 1997) Kubint Petani Berladang

Cinta kedamaian, ekspresif, 8 Mansyur

(20 Feb. 1994) Kebahan Petani Berladang

Baik hati, tidak banyak bicara, peduli 9 Maria N.Acdriani

(5 Maret 1995) Ransa Petani Berladang

Cinta kedamaian, pemalu, pendiam 10 Yohanes Andi

(27 Okt. 1997) Kenyilu Petani Berladang

Rasa ingin tahu, tenang, baik hati 11 Soryadi

(24 Nov. 1994) Seberuang Petani Berladang

Kurang berempati, pendiam, cinta cm 12 Timotius

(18 Sept. 1988) Seberuang Petani Berladang

Pemalu, tenang, rasa ingin tahu tinggi 13 Nikolaus

(17 April 1996) Seberuang PNS

Banyak keinginan, ekspresif, simpatik 14 Rutni

(13 Agust. 1994) Keninjal Petani Berladang

Pemalu, santai, suka menghindar. 15 Dinut

(6 April 1993) Keninjal Petani Berladang

Tenang, tenang, antusias 16 Katarina

(14 Juni 1994) Keninjal Petani Berladang

Antusias, ekspresif, rasa ingin tahu tinggi 17 Enjeli

(12 Maret 1996) Keninjal Petani Berladang

Lebih banyak bicara, mudah menyerah, Dari data tabel di atas, mahasiswa dayak asal Kalimantan Barat yang menempuh pendidikan di STT Simpson adalah berasal dari beberapa Kabupaten dan kecamatan. Adapun mahasiswa berasal dari Kabupaten Sintang, Kecamatan Kelam Permai adalah Andre, kemudian dari Kabupaten Melawi ada 16 Mahasiswa yang berbeda Kecamatan, yaitu Yason Jueng, Nira Agustina, Kiki Rutmana berasal dari Kecamatan Sayan. Kecamatan Pinoh Selatan adalah Robianto dan Sabda Budiman. Selanjutnya, Kecamatan Menukung yaitu Yogi Darmanto, Yohanes Andi, dari Kecamatan Menukung Utara adalah Maria Nervita Acdriani. Dari Kecamatan Belimbing Hulu adalah Timotius, Nikolaus, Dinut, Mansyur, Enjeli, Katarina, Rutni, Soryadi.

(13)

Mayoritas mahasiswa yang berasal dari Kalimantan Barat tersebut di atas adalah dari daerah terpencil, sarana informasi seperti jaringan internet, Telkom masih susah dan infrastruktur yang menghubungkan desa dengan kota masih sulit. B.4. Dayak Kalimantan Tengah

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pembangunan Desa Tertinggal, Kalimantan Tengah terdiri dari tiga etnis yang dominan yaitu etnis Dayak, Jawa dan Banjar. Selanjutnya, kawasan utama etnis Dayak yaitu daerah pedalaman, kawasan utama etnis Jawa yaitu daerah transmigrasi dan kawasan utama etnis Banjar yaitu daerah pesisir dan perkotaan. Beberapa sub etnis Dayak yang terdapat di Kalteng yaitu Ngaju, Bakumpai, Maanyan, Ot Danum, Siang, Murung, Taboyan, Lawangan, Dusun dan sub etnis lainnya dalam jumlah relatif kecil. Besarnya proporsi orang Jawa dan Banjar di Kalimantan Tengah karena banyaknya transmigrasi asal Jawa yang masuk ke Kalimantan Tengah dan besarnya perantauan orang Banjar dari Kalimantan Selatan. Etnis terbesar keempat di Kalteng yaitu etnis Melayu yang menempati pesisir Sukamara dan Kotawaringin Barat. Etnis terbesar kelima hingga sepuluh berturut-turut yaitu Madura, Sunda, Bugis, Batak, Flores dan Bali serta suku-suku lainnya dari berbagai daerah di Indonesia.14 Dari data tersebut di atas, Riwut berpendapat bahwa Provinsi Kalimantan Tengah, terdapat banyak kelompok etnik, seperti Dayak, Banjar, Jawa, dan Madura. Etnik Dayak merupakan etnik asli masyarakat

14

Ditjenpdt.kemendesa.go.id/potensi/province/13-provinsi-kalimantan-tengah. Di akses Tanggal 29 September 2017.

(14)

Kalimantan Tengah dan Kalimantan pada umumnya.15 Adapun komposisi penduduk berdasarkan etnis, berdasarkan data Cahyono, di Kalimantan Tengah masyarakat di dominasi oleh Suku Dayak setelah itu kemudian suku Banjar, Jawa, Madura, Sunda dan terakhir Bugis, Betawi, Minangkabau serta Banten.16

Tabel 4.

Profil mahasiswa suku Dayak Kalimantan Tengah

NO NAMA SUKU

KETERANGAN STATUS SOSIAL,

EKONOMI KARAKTERISTIK 1 Angel C. Pakasi

(30 Januari 1998) Keninjal Swasta

Antusias dan ekspresif 2 Lewy

(14 Okt. 1991) Ngaju Swasta

Peduli, cinta kedamaian,

simpatik 3 Yelicia

(21 Nov. 1999) Ngaju Petani

Senang mengawasi, ekspresif, pemalu 4 Rifka Priskila (28 Nov. 1998) Dusun Malang Petani Pemalu, pendiam, antusias 5 Kiki Priskila

(27 Agust. 1998) Ngaju Petani

Rasa percaya diri tinggi, ekspresif 6 Maharin (07 Okt. 1988) Dayak Siang Petani Tenang, cinta kedamaian, simpatik

Berdasarkan data pada tabel tersebut di atas, mahasiswa suku dayak asal Kalimantan Tengah yang menempuh pendidikan di STT Simpson berasal dari beberapa Kabupaten dan Kecamatan seperti: Angel C. Pakasi berasal dari Kabupaten Waringin, Kecamatan Baamang; Lewy dari Kabupaten Palangkaraya, Kecamatan Palangkaraya; Yelicia berasal dari Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Mihing Raya; Rifka Priskila berasal dari Kabupaten Barito Utara,

15

Tjilik Riwut, Kalimantan Membangun Alam dan Kebudayaan (Yogyakarta : Tiara Wacana, 1993), 229

16

Heru Cahyono, Dkk. 2008. Konflik Kalbar dan Kalteng Jalan Panjang Meretas

(15)

Kecamatan Lahei Barat; selanjutnya, Kiki Priskila berasal dari Kabupaten Katingan, Kecamatan Katingan Hilir dan Maharin berasal dari Kabupaten Murung Raya, Kecamatan Tanah Siang Selatan.

C. Karakteristik Mahasiswa Dayak

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi penulis terhadap mahasiswa suku dayak, penulis mendapatkan beberapa hal yang merupakan karakteristik mahasiswa suku dayak yang ada di STT Simpson. Adapun karakteristik mahasiswa dayak tidak terlepas dari status sosial dimana mereka hidup sebelum menempuh pendidikan di STT Simpson. Berikut ini penulis akan memaparkan karakteristik mahasiswa berdasarkan daerah masing-masing yaitu dari Kalimantan Utara, kalimantan barat, kalimantan timur serta kalimantan tengah.

C.1. Karakteristik Mahasiswa Kalimantan Utara.

Berdasarkan data tabel 1. Yaitu profil mahasiswa suku dayak kalimantan utara menjelaskan bahwa dari 36 orang memiliki karakteristik yang berbeda. Karakteristik yang dipengaruhi oleh status sosial ekonomi juga seperti status ekonomi rata-rata mahasiswa ialah petani berladang, hal ini artinya bahwa mahasiswa suku dayak berasal dari daerah terpencil yang memiliki standar ekonomi menengah kebawah. Sedangkan yang memiliki status ekonomi Pegawai Negeri Sipil (PNS), Swasta hanya beberapa orang saja.

Adapun karakteristik mahasiswa suku dayak yang sama seperti pendiam, pemalu, antusias, ekspresif, egois, cepat beradaptasi, cinta kedamaian, kurang jujur, dan konsumtif. Kemudian terdapat juga karakteristik yang tidak ada

(16)

kesamaan seperti: percaya diri, cepat beradaptasi, kurang antusias, ceria, rasa ingin tahu, mudah ikut arus, suka ikut campur urusan orang lain, berinisiatif, tenang, santai, berhati tulus, simpatik dan peduli. Beberapa mahasiswa yang memiliki karakteristik sama seperti pendiam, pemalu, egois, kurang jujur, konsumtif.

C.2. Kalimantan Timur.

Berdasarkan hasil data dari tabel 2. Memberikan penjelasan bahwa mahasiswa yang berasal dari Kalimantan Timur ada dua orang, mereka dari keluarga yang memiliki status sosial sebagai petani dan pekerja swasta. Dari dua sisi ini menunjukkan bahwa mahasiswa tersebut bukanlah orang mampu secara ekonomi. Selain itu, tempat tinggal mereka dari kota kabupaten juga cukup jauh dan membutuhkan dana yang besar apabila ingin belanja atau membeli kebutuhan hidup. Dari kondisi sosial tersebut maka mahasiswa memiliki karakteristik cepat beradaptasi dengan lingkungan baru dan tenang dalam bersosialisasi dengan orang lain.

C.3. Kalimantan Barat.

Pada tabel 3. Profil mahasiswa suku dayak kalimantan barat memberikan informasi data terkait dengan karakteristik mahasiswa. Jumlah mahasiswa suku dayak berasal dari kalimantan barat adalah 17 orang. Dari jumlah tersebut terdapat mahasiswa yang memiliki status sosial sama yaitu petani berladang. Petani berladang yang dimaksud ialah orang tua mereka memiliki model bercocok tani

(17)

dengan menggarap hutan, dengan kata lain sistem pertanian mereka adalah membuat ladang berpindah-pindah. Selanjutnya, selain sebagai petani berladang, Ada juga yang sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan sebagai wiraswasta yaitu ada yang bisnis ada juga usaha lainnya.

Berdasarkan data tersebut terkait dengan status sosial, ekonomi yang dimiliki oleh mahasiswa, hal itu juga berdampak pada karakteristik mereka seperti pemalu, memiliki kepedulian dan rasa simpatik terhadap orang lain. Selanjutnya ada juga yang kurang berempatik, tenang, antusias dan ekspresif, baik hati, tidak banyak bicara tetapi ada juga yang banyak bicara. Kemudian rasa ingin tahu, cinta kedamaian. Keanekaragaman karakteristik ini berkaitan dengan pengaruh status sosial dan ekonomi serta daerah dimana mahasiswa tersebut berasal.

C.4. Kalimantan Tengah.

Pada tabel. 4 profil mahasiswa suku dayak kalimantan tengah ini terdapat 6 orang mahasiswa yang menempuh pendidikan di STT Simpson. Berdasarkan data tersebut mereka dari tempat terpencil yang jauh dari kota dan memiliki status sosial swasta dan petani. Swasta yang dimaksud ialah mereka berusaha mencari nafkah dengan melakukan bisnis dan seterusnya, kemudian petani dimaksud ialah mereka melakukan pekerjaan dengan sistem petani misalnya menyadap karet, berkebun dan seterusnya. Berdasarkan data terkait dengan status sosial mahasiswa berasal dari kalimantan tengah. Kondisi tersebut juga berdampak pada karakteristik mahasiswanya sehingga dari enam orang ini, mereka memiliki beberapa karakteristik seperti antusiasme dan ekspresif, kemudian kepedulian, ada

(18)

juga yang senang mengawasi, rasa percaya diri tinggi dan ada juga yang pemalu serta tenang.

Berdasarkan hasil penjelasan dari karakteristik mahasiswa setiap daerah tersebut, dapat disimpulkan bahwa karakteristik mahasiswa suku dayak yang ada di STT Simpson adalah sebagai berikut: a) ada yang pendiam dan lebih banyak bicara; b) pemalu dan ceria; c) antusias dan kurang antusias; d) berhati tulus dan kurang jujur; e) kepedulian dan egois; f) tenang dan ekspresif; g) Simpatik dan kurang berempati; h) suka ikut campur urusan orang lain; i) baik hati; j) rasa ingin tahu tinggi; k) kepercayaan diri tinggi; l) berinisiatif; m) santai dan seterusnya. Data tersebut menunjukkan karakteristik mahasiswa suku dayak beranekaragam.

D. Bergunuk Mahasiswa Suku Dayak

Mahasiswa suku dayak yang berada di STT Simpson merupakan kumpulan mahasiswa yang berasal dari berbagai latarbelakang suku, nilai budaya, norma-norma serta kepercayaan yang berbeda. Meskipun demikian, sesama dayak terjalin bergunuk yang erat, sehingga mereka hidup dalam kerukunan walaupun terkadang ada konflik yang muncul, karena orang dayak memiliki falsafah hidup“co le ozo daam co le kadep” artinya searah dalam satu tujuan. Hal tersebut merupakan nilai filosofi dari bahasa dayak yaitu Bergunuk, feqhlempeng, Fekowaq yang artinya bergunuk.

Adapun bentuk Bergunuk (Bergunuk) mahasiswa tersebut adalah sebagai berikut: gotong royong (Sentalau), Berbagi (Fetolec), dan Keharmonisan (Seripang).

(19)

D.1. Gotong royong (Sentalau)

Suku dayak pada umumnya melakukan pekerjaannya dengan bergotong royong, pekerjaan seperti berladang, membangun rumah, perayaan atau pesta pernikahan, dan kegiatan-kegiatan lainnya dikerjakan dengan cara bergotong royong. Selanjutnya konsep gotong royong yang dilakukan oleh mahasiswa dayak memiliki nama dan istilah yang berbeda sesuai dengan daerah masing-masing. berdasarkan data hasil wawancara FGD, penulis mendapatkan beberapa konsep gotong royong yang terdapat pada budaya mahasiswa dayak yaitu sebagai berikut: (a) Seqhunyeng, (b) Bejopai, (c) Fezagenj Vempeng, (d) Ngari Pangan, (e) Ruyung, (f) Handep Hapakat, (g) Gayeng ku’aq, (h) Belajai, dan (i) Ngekem Feruyung, (j) Sentalau, (k) Bebantok. Berdasarkan istilah gotong royong tersebut di atas, orang dayak pada umumnya mengedepankan kerja gotong royong dalam kehidupannya, baik gotong royong dalam hal kerja ladang, bangun rumah, pesta pernikahan maupun acara kedukaan. Dengan demikian, dari beberapa konsep tersebut di atas penulis mendapatkan data terkait dengan kerjasama sebagai bentuk bergunuk mahasiswa suku dayak yaitu dengan istilah Gotong royong (Sentalau).

D.1.a. Makna Sentalau

Orang dayak menyadari bahwa pekerjaan yang mereka tekuni ialah pekerjaan berat, seperti bercocok tanam dengan berladang pindah, membuat rumah dan seterusnya. Ketika orang dayak memulai bercocok tanam pertama-tama harus membuka lahan/hutan, sejak itulah mereka mulai gotong royong agar

(20)

pekerjaannya yang berat bisa segera di selesaikan. Secara umum, masyarakat dayak mengerjakan pekerjaan berat dengan mengandalkan gotong royong. Jarang ditemukan dalam masyarakat dayak yang tinggal di pedesaan, ketika mengerjakan pekejaan dengan membayar orang atau menggaji karyawan. Hal ini disebabkan karena sejak dahulu orang dayak sudah hidup dalam kegotong-royongan sehingga seberat apapun pekerjaan akan jadi ringan.

Selanjutnya, Bagi Mansyur, makna gotong royong ialah untuk membantu meringankan pekerjaan orang yang ditolong.”17 Berdasarkan hasil wawancara lainnya yang penulis lakukan pada informan, terdapat makna gotong royong yang beranekaragam yaitu supaya membantu meringankan beban orang lain dalam bekerja, sebagai bentuk kepedulian, serta kemudian bergunuk.

1.a.1.Meringankan beban orang lain

Berdasarkan penjelasan di atas, Soryadi mengatakan: Membantu meringankan beban ini merupakan sebuah hal prinsip bagi suku dayak, apabila ada orang yang tidak begitu peduli dengan orang lain apalagi tidak mau bergotong royong, hal itu merupakan sebuah sikap yang buruk bagi orang dayak maka mereka akan menegur orang tersebut.18 Berdasarkan data tersebut, menunjukkan bahwa gotong royong ini telah menjadi bagian dalam kehidupan orang dayak. Selanjutnya, mahasiswa dayak di STT Simpson melaksanakan gotong royong tersebut karena sudah terbiasa dengan pengalaman dari kampung yaitu untuk meringankan beban orang lain.

17

Wawancara dilakukan dengan Mansyur pada tanggal 27 Agustus 2017 di STT Simpson.

18

(21)

1.a.2.Kepedulian

Selain untuk meringankan beban orang lain, mahasiswa suku dayak di STT Simpson melakukan gotong royong sebagai bentuk rasa perduli mereka terhadap sesama. Rudini mengungkapkan bahwa suku dayak memiliki ciri khas yaitu kepedulian, maka sangat aneh apabila menemukan seorang yang mengaku dayak tetapi tidak perduli dengan sesama atau orang lain.19 Dalam melaksanakan sentalau, rasa kepedulian terhadap orang lain akan nampak dar. Selama Meskipun lokasi pekerjaan yang akan dituju jaraknya jauh, orang dayak tidak akan memikirkan hal itu, namun dengan semangat kepedulian mereka akan menempuh perjalanan bersama-sama.

1.a.3. Bergunuk.

Dalam menempuh perjalanan menuju lokasi pekerjaan tersebut, orang dayak menunjukkan bergunuk mereka dengan mereka saling menunggu rekan lain berkumpul disebuah lokasi yang telah disepakati. Setelah semuanya berkumpul lalu mereka akan berangkat bersama-sama. Demikian juga sebaliknya ketika akan pulang dari pekerjaan mereka pulang bersama-sama. Dalam konteks mahasiswa di kampus, ketika mereka membantu sesama atau seorang Dosen. Mereka akan mengerjakan pekerjaan tersebut sampai tuntas dan tidak ada yang pulang dahulu sebelum semuanya beres, sambil bekerja mereka berbincang-bincang tentang pengalaman mereka dan sambil mengingat masa-masa di kampung seperti yang diungkapkan oleh Ester “jadi ingat di kampung kalo sering ngumpul kayak gini”.

19

(22)

D.1.b. Pelaksanaan Sentalau di STT Simpson

Secara umum STT Simpson melaksanakan gotong royong pada setiap hari sabtu dari pukul 07:00 – 09.30 Wib di koordinir oleh Senat mahasiswa. Kegiatan ini dilakukan oleh seluruh civitas akademika STT Simpson untuk membersihkan lingkungan kampus. Selain itu, mahasiswa dayak melaksanakan gotong royong pada waktu tertentu, seperti ketika ada rekan sesama dayak yang mengalami pergumulan, tanpa menunggu lama rekan sesama dayak segera berinisiatif melakukan apa yang dapat dilakukan untuk menolong rekan tersebut. Soryadi mengungkapkan bahwa orang dayak menjunjung tinggi tali persaudaraan sehingga ketika salah satu dari rekan mahasiswa dayak membutuhkan bantuan sebisa mungkin akan ditolong.20 Ada beberapa contoh yang penulis temukan dalam kehidupan mereka di kampus.

Sebagai contoh:

pertama, suatu ketika seorang mahasiswa mengalami sakit, dengan segera rekan sesama dayak mengambil inisiatif untuk membawa yang sakit tersebut ke rumah sakit, setelah mereka dirumah sakit baru peristiwa tersebut dilaporkan kepada pengawas dalam hal ini penulis menjabat sebagai pengawas Asrama. Setelah mendengar laporan tersebut, penulis berbegas ke rumah sakit untuk memastikan infomasi, ternyata mahasiswa sudah mengurus semuanya. Kedua, suatu saat mahasiswi mengalami kesulitan untuk melunasi biaya kuliah, rekan-rekan mahasiswa bermufakat untuk membantu dengan melakukan iuran sukarela sehingga mahasiswi tersebut dapat melunasi pembayaran kuliahnya. Ketiga, suatu ketika ada persekutuan di rumah seorang dosen yang berlatarbelakang dayak, tanpa dosen tersebut meminta kepada mahasiswa untuk membantu dirumah dalam persiapan ibadah, semua mahasiswa dayak yang ada di kampus berbondong-bondong membantu keluarga dosen tersebut mempersiapkan ibadah keluarga. berdasarkan cerita tersebut hal ini memberikan sebuah fakta bagi penulis bahwa mahasiswa suku dayak masih menjunjung tinggi sikap gotong royong.

20

(23)

D.2. Berbagi Rasa (Fetolec)

Saling berbagi merupakan bagian penting bagi mahasiswa dayak. Menurut Katarina: “orang yang tidak tahu berbagi atau orang pelit akan mendapat hal yang setimpal, orang pelit susah dapat rejeki.”21 Walaupun hal itu semacam mitos zaman dulu, namun sampai hari ini orang dayak terus berbagi. Mahasiswa suku dayak mempraktikkan itu dalam kehidupan mereka, ketika mereka mendapatkan rejeki, selalu mereka nikmati bersama.

Dalam bahasa dayak kenyah fetolec artinya berbagi rasa atau berbagi kebahagiaan. Kegiatan berbagi rasa (fetolec) merupakan suatu hal yang sangat melekat pada orang dayak. Kegiatan tersebut dilakukan dengan membuat makanan khas untuk dimakan bersama-sama. Bagi orang dayak pada umumnya, makanan khas dayak yang dibuat biasanya untuk kegiatan-kegiatan besar, seperti membangun rumah, pesta panen, musyawarah besar (Mubes) dayak, kegiatan Hari

21

(24)

Natal dan lain sebagainya. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan terkait dengan jenis makanan khas suku dayak, penulis mendapatkan beberapa jenis makanan khas dayak yaitu: Anye Otej (kue terbuat dari tepung ketan), Lemang (beras ketan dicampur dengan kelapa yang dimasak dalam bambu), Biter (sayur bayam, daun singkong yang dimasak campur beras, mirip dengan bubur), Recok Ubi Unan Bavui (singkong rebus yang dicampur dengan lemak babi), Tempoyak (durian yang diawetkan dengan garam), serta sayur daun singkong tumbuk. Dari berbagai jenis makanan khas dayak tersebut di atas, menunjukkan bahwa setiap suku dayak terdapat istilah berbagi. Selanjutnya, istilah berbagi dalam bahasa kenya (fetulat, fetolec). Bahasa keninjal (moriq), bahasa Seberuang (Bebagi) dan seterusnya.

D.2.a.Makna fetolec.

Berdasarkan dari hasil wawancara melalui Focus Group Discusion (FGD) dengan beberapa informan, penulis mendapatkan data terkait dengan makna Berbagi. Selanjutnya, adapun fetolec ini memiliki makna sebagai berikut: rasa kepedulian kepada orang lain, mengajarkan untuk menghargai sesama dan mengungkapkan rasa syukur.

2.a.1.Kepedulian.

Rasa kepedulian kepada sesama diwujudkan dengan memberi sesuatu yang bermanfaat atau berbagi rasa. Dinut menceritakan bahwa ketika mereka dari kampung akan berangkat kuliah ke Jawa, para tetangga datang ke rumah

(25)

membawa bekal, ada yang beri uang, kue, nasi dan sayur dan lain-lain.22 Demikian juga Semion menyampaikan bahwa ketika mahasiswa akan pergi liburan semester, mereka biasanya memberikan uang kepada mahasiswa yang berlibur di kampus sebagai kepedulian mereka bagi mahasiswa yang tidak bisa libur karena ada kendala.23 Berdasarkan hasil wawancara tersebut, orang dayak berbagi rasa dengan kerabat atau sesama mahasiswa sebagai wujud kepedulian mereka, jadi bukan soal berapa besar pemberian yang diberikan.

2.a.2.Menghargai Sesama

Orang dayak menghargai sesama salah satunya dengan mereka berbagi. Ketika orang dayak tidak melakukan itu, berarti mereka sudah melanggar norma yang telah ada dalam kebudayaan orang dayak, sebagaimana Timotius mengungkapkan bahwa menghargai sesama merupakan sebuah perintah yang penting bagi orang dayak, karena bagi mereka semua manusia adalah baik, meskipun pada kenyataannya ada juga yang jahat.24 Selanjutnya Semion mengungkapkan bahwa orang dayak yang tidak tahu menghargai orang lain ialah manusia yang sama wataknya dengan binatang.25 Dengan demikian, dengan budaya berbagi merupakan suatu hal penting dalam masyarakat dayak. Hal tersebut juga implementasikan dalam kehidupan mahasiswa suku dayak di STT Simpson. Bentuk penghargaan mahasiswa suku dayak kepada orang lain pada saat mengundang

22

Wawancara dilakukan dengan Dinut pada tanggal 28 Agustus 2017 di STT Simpson.

23

Wawancara dilakukan dengan Semion pada tanggal 3 September 2017 di STT Simpson.

24

Wawancara dilakukan dengan Timotius pada tanggal 29 Agustus 2017 di STT Simpson.

25

(26)

rekan mereka atau para mahasiswa yang ada di STT Simpson untuk menikmati makanan yang diolah orang dayak sendiri.

2.a.3.Bersyukur.

Selain menghargai orang lain, juga sebagai wujud ucapan syukur mereka terhadap kedatangan tamu yang mau datang kerumah, sehingga demikian juga sebaliknya apabila orang dayak disuguhkan makanan, pasti mereka akan memakannya meskipun hal itu terasa asing baginya. Mahasiswa suku dayak bersyukur atas rejeki yang ia dapatkan misalnya berupa kiriman dari orang tua maupun sponsor dengan ia berbagi melalui makanan yang sederhana.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, penulis menyimpulkan bahwa fetolec ini merupakan kebudayaan yang ada ditengah masyarakat dayak dan di implikasikan oleh semua mahasiswa asal kalimantan yang studi di STT Simpson. Hal tersebut memiliki makna yang dalam yaitu menunjukkan kepedulian mereka terhadap sesama suku dayak, selanjutnya sebagai wujud dari sikap mereka menghargai orang lain tanpa memandang status sosialnya, dan menyadari akan kebutuhan hidup yang sulit sehingga mereka mengungkapkan rasa syukur tersebut dengan berbagi rasa kepada kerabat yang ada.

D.2.b. Pelaksanaan Fetolec di STT Simpson

Mahasiswa Suku dayak berbagi dengan orang lain biasanya ketika dalam acara bergunuk dengan masak makanan khas dayak, selain itu, ada mahasiwa yang dapat rejeki atau kiriman dari orang tua maupun sponsor beasiswa.

(27)

Foto: Proses memasak Lemang.

Ketika mahasiswa membuat makanan khas seperti masak Lemang, bahan-bahan dari untuk Lemang tidak terlalu mahal karena bahan-bahannya juga sederhana, ada beberapa langkah yang dilakukan: a) mempersiapkan bahan-bahan: beras ketan, kelapa, gula, garam, bambu dan daun pisang muda. b) proses memasak: mahasiswa merendam beras ketan tersebut sekitar 20 menit, sementara proses perendaman, yang lain mempersiapkan bambu dengan cara mengambil bambu yang tipis dan agak muda, setelah itu bambunya dipotong tiap ruasnya kemudian dicuci. Dalam waktu bersamaan, mahasiswa lainnya mempersiapkan kelapa dengan cara diparut kemudian di peras untuk ambil santannya sedangkan ampasnya dibuang. Sementara yang lainnya membuat api untuk pembakaran lemang tadi. Setelah semuanya dipersiapkan, selanjutnya proses memasukkan beras dalam bambu. beras ketan yang telah direndam kemudian campur dengan air santan, gula dan garam, setelah itu baru memasukkannya dalam bambu dilapis dengan daun pisang, agar beras tidak lengket pada bambu ketika proses pembakaran. Setelah semuanya siap, selanjutnya proses pembakaran. Api yang digunakan untuk membakar lemang tersebut tidak boleh dalam kondisi menyala melainkan berbentuk bara api yang stabil, supaya bambunya jangan cepat terbakar hangus. Lamanya proses pembakaran sekitar 30-60 menit tergantung jumlah bambunya.

(28)

Selama proses pembuatan lemang mahasiswa dayak sambil cerita pengalaman, bercanda seperti ganggu teman, serta olok-olokan pacar. dan suasana santai. Setelah proses masak lemang selesai, baru mereka memanggil yang lainnya diluar suku dayak untuk bersama-sama menikmati makanan khas tersebut. D.4. Keharmonisan (Seripang)

Bergunuk mahasiswa dayak yang keempat ialah dalam bentuk keharmonisan yang terlihat dalam acara pentas budaya. Dalam bahasa dayak seberuangk arti keharmonisan adalah Seripang. Meskipun suku dayak merupakan suku yang beraneka ragam budaya, namun perbedaan tersebut memperlihatkan keharmonisan. Keharmonisan tidak harus berarti semua sama tanpa perbedaan. Ibarat sebuah paduan suara, ketika para penyanyi bernyanyi dengan suara sopran semua, maka nampak terdengar suara kurang harmonis, demikian jika menanyi dengan suara alto, tenor dan bas saja. Tetapi ketika sopran, alto, tenor dan bas dipadukan maka terdengarlah sebuah paduan suara yang harmonis dan megah.

Pentas seni tersebut didalamnya terdapat kesenian daerah disini lebih mengacu pada tarian, dalam suku dayak terdapat istilah tarian dalam bahasa yang berbeda sesuai dari daerah masing-masing, dalam bahasa rumpun dayak kenyah yaitu kacet,26 kanjet,27 kanjed,28 yang artinya ialah menari, tarian. Pengertian serupa diterjemahkan dalam bahasa dayak Kantu’k adalah Mincok,29 kemudian

26

Wawancara dilakukan dengan Semion suku Kenyah Oma’ Lung pada tanggal 18 September 2017 di STT Simpson.

27

Wawancara dilakukan dengan Ester Lurin Ingan suku Kenyah Bakung pada tanggal 18 September 2017 di STT Simpson.

28

Wawancara dilakukan dengan Aldianto suku Kenyah Oma’ Kulit pada tanggal 18 September 2017 di STT Simpson.

29

(29)

dalam bahasa dayak Seberuang disebut Menare,30 sedangkan dalam bahasa Lundayeh disebut Ngarang.31

Mahasiswa suku dayak memiliki jenis tarian yang berbeda sesuai dari daerah masing-masing. Dalam dayak kenyah, dayak Keninjal, dayak Kubint, dayak Kahayan, dayak Benuaq, dayak Punan, terdapat beberapa jenis tarian: tarian Tunggal (Kacet Lasan), Tarian bersama (datum, datun Julud), Tarian Perang (kanjed Pepatai, Kanjet Punan Leto), selanjutnya Tari Mandau, Tari Apang Semangai, Tari Manasai, Tari Gantar, Tari Alu, Tari Penotak Banjank. Keanekaragaman jenis tarian tersebut di atas memperlihatkan sebuah keharmonisan yang memiliki sebuah makna spiritual.

D.4.a. Makna Keharmonisan (Seripang).

Keharmonisan mahasiswa suku dayak terlihat ketika dalam beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa STT Simpson, Nilai keharmonisan tersebut memberikan makna dengan tujuan sebagai berikut: memotivasi; menyelesaikan masalah; hidup rukun.

4.a.1.Memotivasi.

Dalam bergunuk mahasiswa secara khusus pada kegiatan pentas budaya yang dilaksanakan oleh Senat mahasiswa tersebut. Ada beberapa wejangan disampaikan oleh para dosen, maupun para mahasiswa senior. Wejangan-wejangan yang disampaikan berupa nasihat melalui firman Tuhan, maupun

30

Wawancara dilakukan dengan Soryadi pada tanggal 22 September 2017 di STT Simpson.

31

Wawancara dilakukan dengan Fera Siska pada tanggal 22 September 2017 di STT Simpson.

(30)

nasihat berdasarkan pengalaman hidup. Selanjutnya, adapun misalnya masalah yang terjadi dalam kehidupan mahasiswa secara khusus mahasiswa suku dayak, maka kesempatan inilah biasanya mereka menyelesaikan masalah.

4.a.2.Menyelesaikan masalah

Selanjutnya tidak dapat disangkali bahwa dalam keberadaan mahasiswa tersebut, ada saja konflik yang kerap terjadi dalam bergunuk mereka. Misalnya penggunaan bahasa daerah dilingkungan umum di STT Simpson, hal tersebut tidak diperbolehkan dengan adanya peraturan mahasiswa. Tatkala konflik tersebut terjadi, maka dalam bergunuk mahasiswa dilakukan penyelesaian masalah. Adapun penyesaian masalah dilakukan yaitu yang menyebabkan terjadinya masalah biasanya datang kepada yang merasakan masalah, lalu berbicara dan memohon maaf kepada orang tersebut. selanjutnya dalam perbincangan antara kedua belah pihak yang didampingi oleh mahasiswa lainnya, ada beberapa mahasiswa senior yang memberikan nasihat sebagai bentuk motivasi bagi sesama untuk melakukan yang baik dan memperbaiki kesalahan yang terjadi.

4.a.3.Hidup Rukun.

Selanjutnya, ketika masalah atau konflik telah diselesaikan, mahasiswa yang bermasalah sepakat melakukan jabat tangan sebagai simbol bahwa masalah yang terjadi telah selesai dan mereka akan hidup rukun lagi tanpa menyimpan rasa sakit hati.

(31)

D.4.b. Keharmonisan (Seripang)

Pentas Seni merupakan salah satu kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh STT Simpson untuk memberikan kesempatan bagi mahasiswa mengembangkan kebudayaan daerah masing-masing. Hal tersebut dibuat sekali dalam satu semester dan acara pentas seni yang di koordinir oleh Badan Pelayanan Mahasiswa (BPM) STT Simpson ataupun tergantung dari BPM yang melaksanakan kegiatan tersebut, terkadang lebih dari satu kali dilaksanakan dalam satu semester.

Adapun acara pentas seni yang dilaksanakan di dalamnya terdapat kesenian daerah. Kesenian daerah ini lebih kepada seni tari, mereka biasa melaksanakan tarian ini apabila ada acara-acara pentas seni maupun acara resmi yang dilaksanakan oleh STT Simpson. Pelaksanaan tarian ini terkadang dilakukan oleh semua mahasiswa dayak yang memiliki bakat menari, maupun beberapa orang saja tergantung situasi acara yang dilakukan.

Hal menarik di dalam kegiatan ini, yang penulis maksudkan keharmonisan ialah dari berbagai jenis tarian daerah, mereka terkadang memadukan dalam sebuah tarian yang disebut tarian bangen tawai. Tarian ini memperlihatkan keindahan dan keharmonisan yang luar biasa, terlihat dari gerakan yang diperagakan. Untuk memperlihatkan keharmonisan tersebut mereka perlu latihan yang ekstra rutin, selanjutnya dalam latihan tersebut ada beberapa hal penting yang disampaikan oleh rekan-rekan yang lebih senior, seperti memberikan nasihat dan motivasi kepada seluruh rekan mahasiswa dayak.

(32)

E.Rangkuman

Penjelasan isi Bab ini merupakan hasil dari temuan lapangan secara khusus terkait dengan judul penelitian yaitu bergunuk mahasiswa dayak, Adapun beberapa hal penting didapati dalam penelitian sebagai berikut:

a. Bergunuk memiliki landasan filosofis adalah co le ozo daam co le kadep, (searah dalam satu tujuan). Artinya bahwa orang dayak menjunjung tinggi kekompakkan atau solidaritas sukunya, orang dayak dimanapun berada apabila bertemu dengan sesama komunitas “dayak” secara otomatis falsafah bergunuk tersebut muncul tidak perduli orang tersebut berasal dari dayak mana.

b. Bergunuk mahasiswa dayak memiliki nilai spiritual yaitu gotong royong (Sentalau). Sentalau mempunyai makna spiritualitas seperti meringankan beban kerja; kepedulian; Bergunuk. Berbagi (Fetolec) terdapat nilai spiritual seperti berbagi Kepedulian, menghargai sesama; bersyukur. Keharmonisan (seripang) dayak terdapat nilai-nilai spiritualitas seperti: memotivasi, menyelesaikan masalah, hidup rukun.

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 81 Adipati Kalang dan Kasan Besari mengawasi Kembang Sore dan Pangeran Lembu Peteng yang sedang terlibat asmara

Untuk jelasnya dapat diutarakan disini, bahwa perusahaan-perusahaan yang pada dewasa ini masih diawasi/diselenggarakan oleh Pemerintah Dearah masing-masing adalah

` Maka, penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan kepatuhan minum obat dan motivasi untuk sembuh sebelum dan sesudah penggunaan leaflet dengan slogan assertif

Selain itu jika dilihat dari bentuk kerjasama dalam Islam atau syirkah, franchisee fee yang didalamnya pewaralaba sudah mengambil keuntungan, berupa keuntungan dari

SCA yang tidak secara fisik menangani produk UTZ: SCA ini harus mematuhi persyaratan yang berlaku dari Standar Rantai pengawasan (ChoC), walaupun bukan sebagai

Hasil penelitian menunjukkan bahwa r hitung 0,496 lebih besar dari r tabel = 0,244 pada taraf signifikansi 5% yang artinya bahwa ada hubungan yang positif

Adalah pembiayaan untuk modal kerja ataupun investasi, menggunakan akad murabahah (jual beli), untuk pengusaha dengan lama usaha minimal 2 tahun, pembiayaan ini diberikan

Mengetahui apakah senyawa golongan antrakuinon yang terdapat pada ekstrak etanol daun pacar air yang terdeteksi pada uji KLT yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap