• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Pola Asah Orangtua Dengan Perilaku Verbal Abuse Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 2 Pojok Kota Kediri Tahun 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan Antara Pola Asah Orangtua Dengan Perilaku Verbal Abuse Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 2 Pojok Kota Kediri Tahun 2017"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA, Vol.6 No.1, Februari 2018 26 HUBUNGAN ANTARA POLA ASAH ORANGTUA DENGAN PERILAKU VERBAL

ABUSE PADA ANAK USIA SEKOLAH DI SDN 2 POJOK KOTA KEDIRI TAHUN 2017

Sutrisni, S.ST.,M.PH Prodi Studi DIV Kebidanan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri

ABSTRAK

Verbal abuse adalah tindakan lisan atau perilaku yang menimbulkan konsekuensi emosional yang merugikan. Faktor penyebab terjadinya verbal abuse adalah pola asuh orangtua, mencontoh orang lain yang berbicara kasar, meniru tayangan televisi, meniru temannya, mengungkapkan kemarahan melalui kata kasar. Berdasarkan survey awal di SDN 2 Pojok Kota Kediri tahun 2017 dari 10 responden terdapat 4 anak mengalami perilaku verbal abuse. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Hubungan Antara Pola Asah Orangtua Dengan perilaku Verbal Abuse Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 2 Pojok Kota Kediri Tahun 2017.

Metode yang digunakan adalah analitik korelasi dengan populasi sebagian siswa dan orangtua yaitu 37 responden. Tekhnik yang digunakan adalah cluster random sampling. Pengambilan data dilakukan menggunakan blue print kuesioner.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir setengahnya (40,55 %) dari responden dengan pola asah orangtua yang kurang sebanyak 15 responden, dan sebagian besar (56,76 %) berperilaku verbal abuse yaitu sebanyak 21 anak. Berdasarkan Hasil penelitian ini didapatkan hasil nilai ρ value= 0,000< α = 0,05 yang berarti Ho ditolak dan H1 diterima maka ada hubungan antara pola asah orangtua dengan perilaku verbal abuse, dengan nilai coefficient correlations sebesar = 0,688, hal ini menunjukkan bahwa kekuatan korelasi kuat. Oleh karena itu disarankan pada orangtua dapat menambah pengetahuan tentang pentingnya pengasuhan terhadap anak dalam mengajarkan perilaku kepada anak.

Kata Kunci : Pola Asah, verbal Abuse, Anak Usia Sekolah ABSTRACT

Verbal abuse is verbal actions or behaviors that cause adverse emotional consequences. The causes of verbal abuse is parenting parents, imitate other people who speak harshly, imitating television, imitating his friend, expressing anger through harsh words. Based on the survey in SDN 2 Pojok Kediri 2017 from 10 respondents there are 4 children have a behavior verbal abuse. The purpose to know about correlation sharpen Parenting with Verbal Abuse In Children School In SDN 2 Pojok Kediri 2017.

The method used is analytic correlation with the population of some students and parents that is 37 respondents. Technique used was cluster random sampling. Data were collected using a questionnaire blue print.

The results showed that nearly half (40.55%) of respondents with parents who are less sharpen parenting as much as 15 respondents, and the majority (56.76%) behave verbal abuse as many as 21 children. Based on the results of this study get value ρ value = 0,000 <α = 0.05, which means that Ho refused and H1 accepted that there is a relationship between the parent and the behavior patterns of sharpening verbal abuse, with a value of = 0.688 coefficient correlations, this suggests that the strength of the correlation strong. Therefore, it is advisable for parents to increase knowledge about the importance of parenting to children teaching to the child's behavior.

(2)

Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA, Vol.6 No.1, Februari 2018 27 PENDAHULUAN

Verbal abuse atau biasa disebut emotional child abuse adalah tindakan lisan atau perilaku yang menimbulkan konsekuensi emosional yang merugikan (Wong, 2006). Hasil survey yang dilakukan oleh C.S Mott Children’s Hospital National diketahui bahwa verbal abuse termasuk kedalam sepuluh masalah yang paling mengkhawatirkan pada anak (Davis, 2013). National Institute for Children and Human Development (NICHD) tahun 2010 memaparkan hasil surveinya bahwa lebih dari 20% murid sekolah di Amerika Serikat mengaku mengalami verbal abuse oleh murid lain. Survey ini dilakukan pada 20.689 siswa kelas 6 hingga kelas 10 di berbagai sekolah negeri maupun swasta di Amerika Serikat (Sejiwa, 2014).

Tidak hanya di negara maju verbal abuse ini terjadi, di Indonesia sendiri sudah ada penelitian yang dilakukan oleh Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Yayasan Sejiwa, dan LSM Plan Indonesia pada tahun 2011. Penelitian ini melibatkan sekitar 1.233 orang siswa SD, dan SMP di tiga kota besar di Indonesia yakni, Jakarta, Surabaya dan Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekerasan antar siswa di tingkat SMP secara berurutan terjadi di Yogyakarta (77,5%), Jakarta (61,1%) dan Surabaya (59,8%). Kekerasan di tingkat SD terbanyak terjadi di Jakarta (72,7%), kemudian diikuti Surabaya (67,2%) dan terakhir Yogyakarta (63,8%) (Sejiwa, 2010). Berdasarkan hasil survey pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di SDN 2 Pojok Kota Kediri pada tanggal 22 Mei tahun 2017, dari 10 siswa di SDN 2 Pojok Kota Kediri Tahun 2017, 4 ( 40%) orang siswa menunjukkan perilaku verbal abuse, 3 (30%) siswa menunjukkan perilaku verbal abuse karena sering dimarahi dan mendengar kata kasar dari orangtuanya, 1 (10%) siswa menunjukkan perilaku verbal abuse karena melihat tayangan televisi yang menampilkan tayangan yang tidak mendidik dan 6 (60%) siswa lainnya tidak menunjukkan perilaku verbal

abuse. Hal ini dikarenakan pola asah orangtua berpengaruh dalam pembentukan perilaku terhadap anak.

Dampak mikro dari verbal abuse bisa mengubah kepribadian, pola piker dan perilaku seseorang ke arah yang negatif. Para pelaku verbal abuse ini memiliki kebutuhan kuat untuk mendominasi orang lain dan kurang empati terhadap targetnya. Verbal abuse dapat menimbulkan gangguan psikologis, trauma berkepanjangan dan menghancurkan konsep diri anak, sehingga anak menjadi kurang percaya diri. Kekerasan verbal tersebut akan berdampak negatif, khususnya pada mental sang anak, diantaranya adalah persepsi diri yang negatif, anak enggan bersosialisasi, tidak mampu mengontrol amarahnya dan melakukan kekerasan verbal terhadap teman sebayanya atau anaknya kelak ketika mereka sudah menjadi orang tua. Anak yang mengalami tindakan kekerasan, selanjutnya akan cenderung menjadi pelaku tindakan kekerasan terhadap orang lain. Salah satu ciri khusus pada anak yang menjadi korban verbal abuse, adalah mereka mempunyai tingkat self-confidence yang relatif rendah (hapsari, 2010).

Dampak makro dari verbal abuse adalah memperpanjang budaya kekerasan yang mengarah ke psikotis, hal ini akan mempengaruhi kualitas sumber daya manusia. Perilaku verbal abuse ini memiliki dampak negatif di segala aspek kehidupan (fisik, psikologis maupun sosial) individu, khususnya anak (Sejiwa, 2008).

Kebijakan yang melibatkan komponen dari guru sampai siswa, dari kepala sekolah sampai orang tua murid, kerja sama antara guru, orang tua dan masyarakat atau pihak lain yang terkait seperti kepolisian, sangat diperlukan untuk mengatasi verbal abuse. Orang tua di rumah harus memainkan perannya dengan menciptakan komunikasi yang baik dengan anak dan membekali anak dengan pemahaman agama yang cukup dan menanamkan ahlakul karimah yang selalu dilaksanakan di lingkungan rumah, karena anak akan selalu meniru perilaku

(3)

Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA, Vol.6 No.1, Februari 2018 28 orangtua. Orang tua harus ingat, bahwa

memberi teladan kepada anak akan jauh lebih baik dari memberi nasihat (Furqon, 2005).

Penanganan kasus verbal abuse ini dapat dilakukan dengan cara konseling pada anak, orangtua dan guru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara Pola Asah Orangtua dengan Perilaku Verbal Abuse pada Anak Usia Sekolah di SDN 2 Pojok Kota Kediri tahun 2017.

METODE PENELITIAN

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

Analitik Korelasi dengan rancangan pretest cross sectional. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Pola asah orangtua. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Perilaku verbal abuse pada anak usia sekolah. Penelitian di dilakukan di SDN 2 Pojok Kota Kediri dan dilaksanakan pada bulan November - Desember Tahun 2017. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian orangtua dan siswa di SDN 2 Pojok, Kota Kediri tahun 2017 sebesar 37 orang. Pengolahan analisis data menggunakan uji Spearman Rank dengan menggunakan bantuan perangkat lunak SPSS versi 20.0 for windows.

HASIL PENELITIAN

Karakteristik responden berdasarkan frekuensi pola asah orangtua di SDN 2 Pojok Kota Kediri Tahun 2017 diketahui bahwa dari 37 responden, diketahui bahwa hampir setengahnya (40,55 %) dari responden dengan pola asah

orangtua yang kurang yaitu sebanyak 15. Karakteristik responden berdasarkan perilaku verbal abuse di SDN 2 Pojok Kota Kediri Tahun 2015 menunjukkan bahwa sebagian besar (56,76%) dari responden berperilaku verbal abuse

yaitu sebanyak 2

Tabel 1 Hasil Analisis hubungan antara pola asah orangtua dengan perilaku verbal abuse pada anak usia sekolah di SDN 2 Pojok Kota Kediri tahun 2017

Pola asah orangtua

Perilaku verbal abuse Total

Ya Tidak F % F % F % Kurang 15 40,54 0 0 15 40,54 Cukup Baik 3 3 8,10 8,10 6 10 16,21 27,02 9 13 24,32 35,13 Total 21 56,75 16 43,24 37 100 : 0,000 : 0,05 r: -0,688

( Sumber: Data Primer tahun 2017 ) Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa hampir setengahnya (40,54%) pola asah orangtua yang kurang mengalami perilaku verbal abuse adalah 15 responden sedangkan yang tidak berperilaku verbal abuse tidak ada (0%).

Hasil analisis dengan Sperman Rank diperoleh nilai ρ value = 0,000 < α = 0,05 yang berarti Ho ditolak dan H1 diterima maka ada hubungan antara

pola asah orangtua dengan perilaku verbal abuse, dengan nilai coefficient correlation sebesar = -0,688, hal ini menunjukkan bahwa kekuatan korelasi kuat. Dan hubungan bermuatan negatif maka arah hubungannya yaitu semakin kurang pola asah orangtua maka semakin tinggi perilaku verbal abuse pada anak usia sekolah di SDN 2 Pojok Kota Kediri Tahun 2017.

(4)

Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA, Vol.6 No.1, Februari 2018 29 PEMBAHASAN

Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa hampir setengahnya (40,54%) sebanyak 15 siswa memiliki pola asah orangtua yang kurang dan menunjukkan bahwa sebagian besar (56,75%) sebanyak 21 siswa menunjukkan perilaku verbal abuse hal ini menunjukkan bahwa pola asah orang tua mempengaruhi anak untuk berperilaku verbal abuse di SDN 2 Pojok Kota Kediri.

Hasil penelitian ini juga mendukung teori yang menyebutkan bahwa salah satu faktor penyebab timbulnya perilaku verbal abuse adalah kurangnya kehangatan dan perhatian yang diberikan oleh orangtua serta penggunaan verbal abuse ketika mendisiplinkan anak (Olweus, 2009). Selain itu, pola asah orangtua yang kurang dan terlalu acuh serta terlalu keras sehingga anak menjadi akrab dengan suasana yang mengancam dan sikap orangtua yang suka memberi contoh perilaku verbal abuse baik disengaja ataupun tidak (Astuti, 2012).

Pola asah orangtua merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam pembentukan perilaku pada anak, karena orangtua adalah tempat pertama anak bersosialisasi dan tempat pertama anak mendapatkan pengasuhan yang diberikan oleh orangtua. Dan faktor yang turut mempengaruhi perilaku verbal abuse ini adalah lingkungan (Chan, 2010).

Menurut Desmita (2013) di mana pengasuhan otoriter orangtua selalu memberikan aturan yang sangat ketat dan orangtua tidak segan memarahi anak bila anak melakukan kesalahan. Hal ini akan membuat anak sulit untuk berkembang, anak cenderung minder, kurang inisiatif dan tidak berani bermain dengan temannya. Ini semua terjadi karena apapun yang dilakukan oleh anak selalu dihantui rasa takut salah dan takut dimarahi. Terlihat dalarn penelitian orangtua yang selalu melarang anaknya dalam melakukan hal yang ingin diketahui anak, anaknya cenderung pendiam dan pasif. Selain dan pada itu peneliti dengan anak belum

kenal satu sama lain sehingga anak menjadi malu.

Berdasarkan data diatas peneliti berpendapat bahwa pola asah orangtua akan mempengaruhi anak dalam berperilaku. Tatacara pemberian pola asah dan perilaku orangtua yang kurang akan mempengaruhi terjadinya verbal abuse selain itu lingkungan juga dapat mempengaruhi jika tidak dilakukan klarifikasi dari orangtua.

Hubungan bermuatan negatif maka arah hubungannya yaitu semakin kurang pola asah orangtua maka semakin tinggi perilaku verbal abuse pada anak usia sekolah di SDN 2 Pojok Kota Kediri Tahun 2017.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Ada hubungan antara pola asah orangtua dengan perilaku verbal abuse pada anak usia sekolah di SDN 2 Pojok Kota Kediri Tahun 2017.

SARAN

Diharapkan dengan penelitian ini, Responden yang merupakan orang tua dapat menambah pengetahuan tentang pentingnya dalam pengasuhan anak yang diberikan oleh orangtua terhadap anak dalam mengajarkan perilaku kepada anak.

Diharapkan dengan penelitian ini, lahan yang menjadi lokasi penelitian Disarankan tempat penelitian dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk memberikan pengetahuan tentang pentingnya pengasuhan orangtua pada anak usia sekolah dengan memberikan informasi melalui orangtua. Sebagai upaya preventif terhadap perilaku verbal abuse yang dapat bermanfaat bagi kemajuan perkembangan sosial pada anak.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, E. & Braithwaite, V. (2013). Verbal abuse and victimization: cause for concern for both families

(5)

Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA, Vol.6 No.1, Februari 2018 30 and schools. Social Pshycology of

Education

Benard, B. (2010). Fostering Resiliency in Kids: Protective Factors in the Family, School, and Community. San Fancisco : Far West Laboratory for Educational Research and Development. Boyn, D., & Bee, H. 2009. Lifespan

development. (4th ed.). New York: Person

Brooks, J. (2012). The process of parenting. (7th ed.). Boston: Mc Graw- Hill.

Fitri, (2008). Latarbelakang kekerasan

pada anak.

http://duniapsikologi.com /2008/11/27/latarbelakang-kekerasan-pada-anak.

Friedman M Marlyn, 2008. Keperawatan keluarga teori dan praktik; alih bahasa: Ina Debora, Yoakim Asy. Edisi 3. Jakarta: EGC

Furqon, (2005). Konsep dan Aplikasi Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Hetherington, E.M., & Parke, R.D. 2013. Child psychology: a contemporary viewpoint. (5th ed.). Boston: MC Graw- Hill

Jalaludin Rahmat. Tindakan kekerasan terhadap anak. In : google.com [serial online] 2009 [cited 2009 April 3]. Available from: URL: http://www.muthahari.or.id/doc/artik el/abuse.htm

Johnson F Charles, 2010. In: Behrman, Kliegman, Arvin. Child abuse and neglect. Nelson textbook of pediatric. Saundeers Company. Philadelphia.

Komnas PAI. 2013, Oktober 13. Catatan akhir tahun 2013 komisi nasional perlindungan anak indonesia. http :

//komnaspa .or.id/2013/10/13/

catatan-tahun-2013-komisi-nasional-perlindungan anak indonesia/.

Kusmayati Elli. Child abuse. In. tempo.com [serial online] 2005 [citied 2006 April.Available from:URL:http://www.tempointerakti f.com/medika/arsip

Martin, C.A., & Colbert, K.K. 2013. Parenting: a life span perspective. New York: Mc Graw- Hill Companies. Inc.

Notoatmodjo S, 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi 1. Jakarta : Rineka Cipta.

O’Connell, J. 2013. Verbal abuse at school. California: Department of Education.

Olweus, D. 2014. Verbal abuse at school. USA: Blackwell Publishing. Papalia, D.E., Old, S.W., & Feldman,

R.D. 2007. Human development. (9th ed.). New York: Mc Graw- Hill. Rakhmat Jalaludin, 2006. Tindakan

kekerasan terhadap anak. In: google.com [serial online] 2009 [citied 2006 Okt 09]. Available from: URL:

http://www.muthahari.or.id/doc/artik el/abuse.htm

Rina, 2011. Faktor- Faktor yang Melatarbelakangi Perilaku Agresif pada Remaja Kelas II,III di SMP Pahlawan Toha Bandung. Prima Nusantara. Jurnal Kesehatan Prima Vol. 3 No.2 Juli 2011.

Sampson. 2013. Verbal abuse in school: an overview of types, effect, family characteristics, and intervention strategies. Journal of children and school.

Santrock, John. W. 2007. A Topical Approach ti Life Span

(6)

Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA, Vol.6 No.1, Februari 2018 31 Development. New York:

McGraw-Hill.

Sejiwa. 2014, Oktober 14. National Youth Violence Prevention. USA: Blackwell Publishing.

Sejiwa. 2010. Kekerasan terhadap anak makin memiriskan. Oktober 10, 2010. http://sejiwa.org/kekerasan-terhadap-anak-makin-memiriskan/, diakses 25 maret 2017.

Sejiwa. 2008. mengatasi kekerasan di sekolah dan dilingkungan sekitar anak. Jakarta: Grasindo.

Soetjiningsih, 2006. Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC.

Sugiyono. 2009. Dasar- dasar metodologi penelitian. (Ed. ke- 3). Jakarta: Sagung Seto.

Suharsini. 2012.

StatistikUntukPenelitian. Bandung: Alfabeta.

Widyastuti Naning.Sikap orang tua tentukan perilaku anak. In : pikiranrakyat.com [serial online] 2009 [cited 2009 Nov 12]. Available from: URL: http://www.pikiran-rakyat.com.

Wong, Whaley, 2006. Clinical manual of pediatrics nursing. 4 th edition. Mosby: Year book. Inc.

Wong. D.L. 2009. Buku ajar keperawatan pediatrik. Edisi 6. Jakarta : EGC.

http://duniapsikologi.com http://www.muthahari.or.id/doc/artikel/abuse.htm . http : //komnaspa catatan-tahun-2013-komisi-nasional-perlindungan http://sejiwa.org/kekerasan-terhadap-anak-makin-memiriskan/, http://www.pikiran-rakyat.com .

Gambar

Tabel 1  Hasil Analisis hubungan antara pola asah orangtua dengan perilaku  verbal abuse  pada anak usia sekolah di SDN 2 Pojok Kota Kediri tahun 2017

Referensi

Dokumen terkait

Siswa juga memberikan perhatian terhadap pelajaran sosiologi yaitu dengan mendengarkan penjelasan guru dan mencatat materi yang disampaikan karena guru menyampaikan

Dari hasil penelitian membuktikan pendidikan yang tinggi tidak menjamin terbebas dari resiko terserang kanker payudara tanpa diimbangi dengan pola hidup yang sehat sebab

Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi suhu dan lama pengeringan dalam pembuatan teh hijau daun kakao tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap kadar air,

penelitian dapat disimpulkan bahwa yogurt berbasis air kelapa gading, bulan, hijau dan tanpa air kelapa memiliki aktivitas antimikroba berspektrum luas (menghambat bakteri gram

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa: (1) Pemahaman pasangan suami istri tentang keluarga sakinah adalah: rasa pengertian,

Timor Lorosa’e pada waktunya, seharusnya diijinkan untuk memisahkan diri dari Indonesia, bila itu memang kehendak rakyatnya…meskipun secara tersirat, Amien Rais, masih

Kedua, Bank sebagai kreditor pemegang hak tanggungan jika terjadi pembatalan APHT dan Perjanjian Kredit oleh Pengadilan dimana obyek jaminan diperoleh secara

Penelitian yang dilakukan oleh Pangeran (2016) menunjukkan secara parsial komitmen keluarga yang tinggi dengan bisnis akan melemahkan pengaruh positif dari