• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN PROFIL KOTA PADANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDAHULUAN PROFIL KOTA PADANG"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

2.1 Wilayah Administrasi

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 1980, luas wilayah Kota Padang secara administratif adalah 694,96 km² atau 694.960 Ha. Wilayah Kota Padang yang sebelumnya terdiri dari 3 Kecamatan dengan 15 Kampung, dikembangkan menjadi 11 Kecamatan dengan 193 Kelurahan. Dengan adanya UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang diikuti oleh Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 dilakukan restrukturisasi administrasi kota, yang menyebabkan penambahan luas administrasi menjadi 1.414,96 km² (720,00 km² di antaranya adalah wilayah laut) dan penggabungan beberapa kelurahan, sehingga menjadi 104 kelurahan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel dibawah ini:

Tabel 2.1

Perubahan Wilayah Administrasi Kota Padang

No Kecamatan Sebelum UU 22/1999 Setelah UU 22/1999

Luas (Km²) Kelurahan Luas (Km²) Kelurahan A. Wilayah Darat

1. Bungus Teluk Kabung 100,78 13 100,78 6

2. Lubuk Kilangan 85,99 7 85,99 7 3. Lubuk Begalung 30,91 21 30,91 15 4. Padang Selatan 10,03 24 10,03 12 5. Padang Timur 8,15 27 8,15 10 6. Padang Barat 7,00 30 7,00 10 7. Padang Utara 8,08 18 8,08 7 8. Nanggalo 8,07 7 8,07 6 9. Kuranji 57,41 9 57,41 9 10. Pauh 146,29 13 146,29 9 11. Koto Tangah 232,25 24 232,25 13 B. Wilayah Laut - - 720,00 -Kota Padang 694,96 193 1.414,96 104

Sumber: RTRW Kota Padang Tahun 2008 – 2028

PENDAHULUAN

PROFIL KOTA PADANG

(2)

luas wilayah administrasi dan terbangun Kota Padang dapat dilihat pada tabel dibawah ini;

Tabel 2.2

Nama dan Luas Wilayah Daratan per-Kecamatan serta Jumlah Kelurahan No. Nama Kecamatan

Jumlah Kelurahan

Luas Wilayah

Administrasi Terbangun (Km2) (%) thd total

administrasi (Km2) (%) thd luasadministrasi

1 Kec. Bungus Teluk Kabung 6 100,78 14,50 10,58 1,52

2 Kec. Lubuk Kilangan 7 85,99 12,37 10,59 1,52

3 Kec. Lubuk Begalung 15 30,91 4,45 12,83 1,85

4 Kec. Padang Selatan 12 10,03 1,44 3,75 0,54

5 Kec. Padang Timur 10 8,15 1,17 5,76 0,83

6 Kec. Padang Barat 10 7,00 1,01 4,85 0,70

7 Kec. Padang Utara 7 8,08 1,16 5,92 0,85

8 Kec. Nanggalo 6 8,07 1,16 6,42 0,92

9 Kec. Kuranji 9 57,41 8,26 32,22 4,64

10 Kec. Pauh 9 146,29 21,05 17,96 2,58

11 Kec. Koto Tangah 13 232,25 33,42 45,04 6,48

Total 104 694,96 100,00 155,92 22,44

(3)
(4)

2.2 Potensi Wilayah Kota Padang 2.2.1 Potensi Ekonomi Kreatif

Kota Padang memiliki kekayaan dengan keunikan budaya, kuliner dan keindahan alam, kerajinan songket, tenunan, di samping memiliki legenda-legenda yang sudah dikenal luas di nusantara, seperti cerita Malin Kundang dan Kisah Siti Nurbaya. Semua potensi tersebut masih membutuhkan pembenahan dan investor. Kemudahan-kemudahan yang ditawarkan kepada investor, di antaranya pemberian insentif berupa pembebasan dari jenis-jenis pajak pada dua tahun pertama, serta kemudahan dalam pengurusan izin yang diperkuat dengan Perwako No.10 tahun 2010. Insentif dan kemudahan itu diberikan bagi investasi di atas Rp 1 triliun dengan penyerapan tenaga kerja lokal 500 orang. Kemudian investasi Rp500 miliar atau kurang dari Rp1 triliun dengan menyerap tenaga kerja lokal 250 orang, investasi dengan nilainya Rp100 miliar lebih menyerap tenaga kerja lokal sedikitnya 10 orang. Iklim berinvestasi yang kondusif di Padang, karena kota yang berpenduduk satu juta jiwa ini relatif aman dan banyak tenaga terdidik yang memiliki keterampilan yang dibutuhkan dunia industri.

Dari sisi industri kreatif, investasi bidang kuliner masih terbesar di Kota Padang. Hal ini tidak mengherankan mengingat Kota Padang dan Provinsi Sumatera Barat pada umumnya memiliki icon kuliner dan sudah dikenal tingkat nasional dan internasional, seperti rendang, kripik sanjai, dan sate padang. Demikian pula dengan fashion dan kerajinan Kota Padang telah dikenal dengan produknya seperti songket pandai sikek, tenun silungkang. Oleh karena itu, nilai investasi pada bidang kuliner relatif tinggi dan bersifat padat karya.

Tabel 2.3.

Nilai Investasi, Nilai Produksi dan Lokasi Industri Kreatif Kota Padang 2012

No Bidang Industri Kreatif Nilai Investasi(Rp.000) Nilai Produksi(Rp.000)

1. Periklanan (advertising) 4.575.000 208.427.388

2. Kerajinan (craft) 16.106.641 573.031.900

3. Fashion 10.920.690 246.156.632

4. Video, Film dan Fotografi 1.705.000 9.078.210

5. Penerbitan dan Percetakan 34.810.305 1.425.787.609

6. Layanan Komputer dan Piranti Lunak

(software) 2.375.000 47.643.528

7. Kuliner 45.330.144 914.748.086

(5)

Berdasarkan bidang industri kreatif, dapat dilihat bahwa kegiatan ekonomi kreatif di Kota Padang didominasi oleh aktivitas di bidang kuliner (36,67%), diikuti oleh (20,42%) dan kerajinan (12,5%). Produk kuliner yang banyak berkembang di Kota Padang berlatarbelakang warisan budaya Minangkabau, berupa aneka ragam masakan lauk-pauk dan sayuran khas Kota Padang yang sudah terkenal secara luas dengan cita rasa yang khas. Produk fashion yang dihasilkan didominasi oleh aneka kain dan pakaian bordir khas Minang. Selain itu di Kota Padang juga dihasilkan kain songket yang berbeda dari daerah-daerah lain di pulau Sumatera. Kerajinan yang dapat dijumpai di Kota Padang lebih banyak berbahan dasar kayu dan rotan.

(6)
(7)

2.2.2 Potensi Pariwisata

Industri pariwisata merupakan sektor yang menjadi perhatian pemerintah Kota Padang. Untuk meningkatkan potensi wisata, maka Pemerintah Kota Padang mencoba untuk melakukan pengembangan pada wisata pantai, dengan cara mengembangkan wisata terpadu Gunung Padang, objek wisata taman Siti Nurbaya, dan pengembangan wisata pantai lainnya. Selain wisata pantai, Pemerintah Kota Padang juga mengembangkan objek wisata Taman Hutan Raya Bung Hatta , Bukit Pengambiran dan potensi wisata lainnya.

Gambar 2.3

Konsep Pengembangan Wisata Terpadu

Demografi dan Urbanisasi

2.2.3 Jumlah Penduduk dan Kepala Keluarga Keseluruhan Serta Proyeksi Pertumbuhan penduduk

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), bahwa jumlah penduduk di Kota Padang sampai dengan tahun 2014 berjumlah 889.646 jiwa, yang terdiri dari 443.929 jiwa penduduk laki-laki dan 445.717 jiwa penduduk perempuan.

(8)

Kepadatan penduduk di Kota Padang berbeda-beda untuk setiap kecamatan.

Tabel 2.4

Struktur penduduk Kota Padang berdasarkan jenis kelamin tahun 2014

No Kecamatan Luas Jumlah Penduduk (Jiwa) Sex Ratio

(Km2) Laki-Laki Perempuan Jumlah

1. Bungus Teluk Kabung 100,78 12.414 11.723 24.137 105,89 2. Lubuk Kilangan 85,99 26.560 26.197 52.757 101,39 3. Lubuk Begalung 30,91 58.254 57.032 115.286 102,14 4. Padang Selatan 10,03 29.606 29.432 59.038 100,59 5. Padang Timur 8,15 39.245 39.730 78.975 98,78 6. Padang Barat 7 23.124 22.722 45.846 101,77 7. Padang Utara 8,08 33.308 36.944 70.252 90,16 8. Nanggalo 8,07 28.962 30.692 59.654 94,36 9. Kuranji 57,41 68.878 69.706 138.584 98,81 10. Pauh 146,29 33.637 33.024 66.661 101,86 11. Koto Tangah 232,25 89.941 88.515 178.456 101,61 Kota Padang 694,96 443.929 445.717 889.646 99,60

Sumber : Padang Dalam Angka 2015

Penduduk terbanyak berada pada Kecamatan Koto Tangah, kuranji dan Lubuk Begalung, sedangkan pada kecamatan yang merupakan “kawasan kota lama”, yakni di Kecamatan Padang Selatan, Kecamatan Padang Timur, Kecamatan Padang Barat, Kecamatan Padang Utara, dan sebagian wilayah Kecamatan Padang Selatan terus mengalami perlambatan pertumbuhan penduduk, hal ini disebabkan arah pembangunan Kota Padang diarah pada sisi timur Kota Padang.

kepadatan penduduk sangat dipengaruhi oleh estimasi perkembangan penduduk, perlu diperhitungkan tingkat pertumbuhan penduduk yang akan menentukan trend perubahan dalam kependudukan dimasa yang akan datang.

(9)

Adapun persentase pertumbuhan penduduk total dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut;

% = (L - M) + (I - E) / Po x 100% Keterangan :

Pt = jumlah penduduk tahun akhir perhitungan Po = jumlah penduduk tahun awal perhitungan

L = jumlah kelahiran M = jumlah kematian

I = jumlah imigrasi (penduduk yang masuk ke suatu wilayah) E = jumlah emigrasi (penduduk yang keluar atau meninggalkan

suatu wilayah)

% = persentase pertumbuhan penduduk total.

Kepadatan penduduk rata-rata di Kota Padang pada tahun 2014 berkisar 1.215 jiwa/km2. Kecamatan Padang Timur memiliki kepadatan 9.562 jiwa/km2 dan merupakan kecamatan dengan kepadatan tertinggi di Kota Padang. Sedangkan Kecamatan Bungus Teluk Kabung memiliki kepadatan penduduk 230 jiwa/km2dan merupakan kecamatan dengan kepadatan terendah. Proyeksi pertambahan penduduk kota Padang sebagaimana ditunjukkan oleh tabel 2.5

(10)

Tabel 2.5 Proyeksi Penduduk Kota Padang 2016-2020

2015 2016 2017 2018 2019 2020 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2015 2016 2017 2018 2019 2020

1 Kec. Bungus Teluk Kabung 7.232 7.325 7.418 7.513 7.610 7.707 17.187 17.380 17.575 17.774 17.975 18.179 24.419 24.704 24.994 25.287 25.584 25.886 2 Kec. Lubuk Kilangan 49.707 50.581 51.475 52.389 53.323 54.279 3.999 4.095 4.194 4.294 4.398 4.504 53.706 54.676 55.669 56.683 57.721 58.783 3 Kec. Lubuk Begalung 117.629 120.027 122.481 124.993 127.564 130.195 - - - - 117.629 120.027 122.481 124.993 127.564 130.195 4 Kec. Padang Selatan 59.400 59.814 60.281 60.805 61.386 62.029 - - - - 59.400 59.814 60.281 60.805 61.386 62.029 5 Kec. Padang Timur 79.176 79.383 79.596 79.815 80.040 80.272 - - - - 79.176 79.383 79.596 79.815 80.040 80.272 6 Kec. Padang Barat 46.018 46.196 46.379 46.568 46.762 46.961 - - - - 45.882 45.921 45.963 46.007 46.053 46.102 7 Kec. Padang Utara 72.528 75.060 77.880 81.020 84.517 88.416 - - - - 70.373 70.506 70.653 70.813 70.985 71.170 8 Kec. Nanggalo 60.538 61.435 62.347 63.272 64.213 65.168 - - - - 60.462 61.396 62.471 63.703 65.109 66.710 9 Kec. Kuranji 142.784 147.118 151.591 156.207 160.970 165.887 - - - - 141.153 143.778 146.459 149.198 151.996 154.854 10 Kec. Pauh 65.083 67.078 69.136 71.260 73.453 75.717 3.588 3.669 3.751 3.834 3.920 4.008 68.672 70.746 72.887 75.095 77.374 79.725 11 Kec. Koto Tangah 169.731 173.535 177.448 181.475 185.618 189.882 12.808 13.206 13.618 14.045 14.488 14.946 182.538 186.740 191.066 195.520 200.106 204.828

Total 869.826 887.552 906.033 925.317 945.457 966.513 37.582 38.349 39.138 39.948 40.780 41.636 903.410 917.693 932.520 947.918 963.918 980.553 No Nama Kecamatan

Jumlah Penduduk (jiwa)

(11)

Tabel 2.6 Proyeksi Jumlah Kepala Keluarga (KK) Kota Padang 2016-2020

2015 2016 2017 2018 2019 2020 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2015 2016 2017 2018 2019 2020

1 Kec. Bungus Teluk Kabung 1.808 1.831 1.855 1.878 1.902 1.927 4.297 4.345 4.394 4.443 4.494 4.545 6.105 6.176 6.248 6.322 6.396 6.471 2 Kec. Lubuk Kilangan 12.427 12.645 12.869 13.097 13.331 13.570 1.000 1.024 1.048 1.074 1.099 1.126 13.427 13.669 13.917 14.171 14.430 14.696 3 Kec. Lubuk Begalung 29.407 30.007 30.620 31.248 31.891 32.549 - - - - 29.407 30.007 30.620 31.248 31.891 32.549 4 Kec. Padang Selatan 14.850 14.953 15.070 15.201 15.347 15.507 - - - - 14.850 14.953 15.070 15.201 15.347 15.507 5 Kec. Padang Timur 19.794 19.846 19.899 19.954 20.010 20.068 - - - - 19.794 19.846 19.899 19.954 20.010 20.068 6 Kec. Padang Barat 11.505 11.549 11.595 11.642 11.690 11.740 - - - - 11.471 11.480 11.491 11.502 11.513 11.526 7 Kec. Padang Utara 18.132 18.765 19.470 20.255 21.129 22.104 - - - - 17.593 17.627 17.663 17.703 17.746 17.792 8 Kec. Nanggalo 15.134 15.359 15.587 15.818 16.053 16.292 - - - - 15.115 15.349 15.618 15.926 16.277 16.678 9 Kec. Kuranji 35.696 36.780 37.898 39.052 40.243 41.472 - - - - 35.288 35.944 36.615 37.299 37.999 38.714 10 Kec. Pauh 16.271 16.769 17.284 17.815 18.363 18.929 897 917 938 959 980 1.002 17.168 17.687 18.222 18.774 19.343 19.931 11 Kec. Koto Tangah 42.433 43.384 44.362 45.369 46.405 47.470 3.202 3.301 3.405 3.511 3.622 3.736 45.635 46.685 47.767 48.880 50.027 51.207

Total 217.456 221.888 226.508 231.329 236.364 241.628 9.396 9.587 9.784 9.987 10.195 10.409 225.853 229.423 233.130 236.980 240.980 245.138 No Nama Kecamatan

Jumlah Kepala Keluarga

(12)

Tabel 2.7 Proyeksi Tingkat Pertumbuhan Penduduk Kota Padang 2016-2020

No. Nama Kecamatan Tingkat Pertumbuhan (%) KepadatanPenduduk (orang/Ha)

2015 2016 2017 2018 2019 2020 2015 2016 2017 2018 2019 2020

1 Bungus Teluk Kabung 0,74% 0,74% 0,74% 0,74% 0,74% 0,74% 23,86 24,04 24,21 24,39 24,57 24,76

2 Lubuk Kilangan 2,96% 2,96% 2,96% 2,96% 2,96% 2,96% 51,85 53,38 54,96 56,59 58,26 59,99 3 Lubuk Begalung 1,96% 1,96% 1,96% 1,96% 1,96% 1,96% 113,21 115,44 117,70 120,01 122,36 124,76 4 Padang Selatan 0,25% 0,25% 0,25% 0,25% 0,25% 0,25% 58,78 58,93 59,07 59,22 59,37 59,52 5 Padang Timur 0,08% 0,08% 0,08% 0,08% 0,08% 0,08% 78,79 78,85 78,92 78,98 79,04 79,11 6 Padang Barat 0,05% 0,05% 0,05% 0,05% 0,05% 0,05% 45,78 45,80 45,83 45,85 45,87 45,90 7 Padang Utara 0,08% 0,08% 0,08% 0,08% 0,08% 0,08% 70,05 70,11 70,16 70,22 70,27 70,33 8 Nanggalo 1,07% 1,07% 1,07% 1,07% 1,07% 1,07% 59,14 59,77 60,41 61,06 61,71 62,37 9 Kuranji 2,57% 2,57% 2,57% 2,57% 2,57% 2,57% 135,79 139,28 142,86 146,53 150,29 154,16 10 Pauh 3,07% 3,07% 3,07% 3,07% 3,07% 3,07% 64,86 66,85 68,91 71,02 73,20 75,45 11 Koto Tangah 2,11% 2,11% 2,11% 2,11% 2,11% 2,11% 168,19 171,74 175,37 179,07 182,85 186,70

(13)

2.3.2

Jumlah Penduduk Miskin Kota Padang

Berdasarkan Data PPLS Tahun 2010, jumlah penduduk miskin terbanyak berada pada wilayah Kecamatan Koto Tangah, Kuranji dan Lubuk Begalung dan jumlah penduduk miskin paling sedikit berada pada wilayah Kecamatan Lubuk Kilangan dan Padang Utara, selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.8

Data Penduduk (KK) miskin Kota Padang Tahun 2010

No. Nama Kecamatan Jumlah keluarga miskin (KK)

1 Kec. Bungus Teluk Kabung 2.191

2 Kec. Lubuk Kilangan 1.462

3 Kec. Lubuk Begalung 4.017

4 Kec. Padang Selatan 3.038

5 Kec. Padang Timur 2.949

6 Kec. Padang Barat 1.991

7 Kec. Padang Utara 1.475

8 Kec. Nanggalo 1.689

9 Kec. Kuranji 5.190

10 Kec. Pauh 2.568

11 Kec. Koto Tangah 6.935

Jumlah 33.505

Sumber:Kecamatan Dalam Angka (2014) & RTRW Kota Padang 2010 -2030 (diolah)

2.4 Isu Strategis Sosial, Ekonomi & Lingkungan

2.4.1 Kondisi Sosial & Ekonomi

Tersedianya data bidang sosial, pendidikan dan angkatan Kerja sangat diperlukan untuk memantau tingkat kesejahteraan masyarakat, merumuskan program pemerintah dan mengevaluasi dampak berbagai program yang telah dijalankan.

Pertumbuhan penduduk usia kerja akan meningkatkan jumlah angkatan kerja. Pertambahan angkatan kerja tersebut dapat ditampung dalam lapangan kerja

(14)

formal, dan sebagian lagi telah berusaha menciptakan lapangan kerja formal, dan sebagian lagi telah berusaha menciptakan lapangan kerja untuk dirinya sendiri, yang termasuk sebagai pekerjaan sektor informal. Namun tidak semua angkatan kerja tersebut dapat tertampung pada lapangan kerja yang tersedia. Yang termasuk angkatan kerja adalah penduduk yang bekerja, mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja dan yang sedang mencari pekerjaan (menganggur). Penduduk yang bersekolah, mengurus rumah tangga dan tidak melakukan kegiatan apapun termasuk kategori bukan angkatan kerja.

Tabel 2.9 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan Utama Dan Jenis Kelamin Tahun 2014

Jenis Laki-Laki (%) Perempuan

(%) Jumlah (%) 1. AngkaKerja 83,76 50,35 66,86 Bekerja 75,30 46,34 60,65 Mencari Pekerjaan 8,47 4,01 6,21

2. Bukan Angkatan Kerja 16,24 49,65 33,14

Sekolah 9,19 12,43 10,83

Lainnya 7,05 37,22 22,31

JUMLAH 100 100 100

Sumber : Kota Padang Dalam Angka, 2015

Dari tabel di atas terlihat bahwa jenis kegiatan utama yang paling banyak dilakukan oleh penduduk Kota Padang adalah bekerja. Persentase penduduk yang bekerja pada tahun 2014 tercatat sebesar 66,86%.

Penilaian kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Rendahnya rata-rata tingkat pendidikan penduduk dapat dijadikan idikator rendahnya kualitas sumberdaya manusia yang ada.

Tabel 2.10

Jumlah penduduk pencari kerja Menurut ijasah tertinggi yang dimiliki tahun 2014

Tingkat Pendidikan Laki-Laki Perempuan Jumlah

Sekolah Dasar 2 2 4

SLTP/Sederajat 32 152 184

SLTA/Sederajat 2.006 2.023 4.029

Diploma I dan Diploma II 6 9 15

Sarjana Muda/Diploma III 218 503 721

Sarjana 537 704 1.241

RATA-RATA 2.801 3.393 6.194

(15)

Pembangunan bidang pendidikan dapat dilihat dari sarana/fasilitas pendidikan yang tersedia. Tahun 2014 jumlah fasilitas pendidikan yang ada di kota Padang adalah 405 unit SD negeri dan swasta, 11 unit Madrasah Ibtidaiyah negeri dan swasta, 88 unit SMP negeri dan swasta, 19 unit Madrasah Tsanawiyah Negeri dan Swasta, 51 unit SMA negeri dan swasta, 34 unit SMK negeri dan swasta,serta 11 unit Madrasah Aliyah negeri dan swasta.

Untuk tingkat sekolah dasar jumlah keseluruhan murid yang ditampung pada tahun 2014 adalah 105.890 siswa danjumlah guru yang disediakan adalah 7.781orang. Sehingga rata-rata setiap guru akanmengajar 14 orang siswa. Rasio ini sangat baik mengingat rasio ideal untuk guru murid adalah 30 orang siswa untuk setiap guru.

Pada tingkat sekolah menengah pertama jumlah keseluruhan murid yang ditampung pada tahun 2014 adalah 37.909 siswa dan jumlah guru yang disediakan adalah 3.416 orang. Sehingga rata rata setiap guru akan mengajar 11 orang siswa. Sementara itu, untuk tingkat sekolah menengah atas jumlah keseluruhan murid yang ditampung pada tahun 2014 adalah 23.664 siswa dan jumlah guru yang disediakan adalah 2.146 orang, sehingga rata-rata setiap guru akan mengajar 11 orang siswa.

Keunggulan suatu sektor ekonomi dapat dilihat dari segi pertumbuhan, kontribusi sektor yang bersangkutan dalam perekonomian secara agregat, dan daya serapnya terhadap tenaga kerja. Sektor ekonomi yang memiliki pertumbuhan dan kontribusi terhadap PDRB serta penyerapan tenaga kerja yang tinggi merupakan sektor yang paling unggul di antara sektor-ekonomi yang ada. Sektor ini akan menjadi penggerak utama perekonomian pada suatu wilayah. Berdasarkan distribusi persentase nilai PDRB Kota Padang dari tahun 2009 – 2013 berdasarkan harga berlaku terlihat bahwa struktur perekonomian Kota Padang didominasi oleh sektor Pengangkutan dan Komunikasi dengan distribusi sebesar 25,64% pada tahun 2013. Distribusi PDRB Kota Padang menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan dapat dilihat pada Tabel 2-11 berikut:

(16)

Tabel 2.11

Distribusi PDRB berdasarkan Harga Konstan 2000 (Milyar) 2011-2013 Di Kota Padang

No Lapangan Usaha 2011 2012 2013

1. Pertanian 645,54 680,47 715,95

2. Pertambangan dan Penggalian 198,15 211,78 229,59

3. Industri Pengolahan 2.033,22 2.119,22 2.234,97

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 227,54 241,01 253,38

5. Bangunan 558,43 613,49 672,32

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 2.684,51 2.839,12 3.009,11

7. Pengangkutan dan Komunikasi 3.280,00 3 561,59 3 813,23

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan

1.047,09 1 132,51 1 202,95

9. Jasa-Jasa 2.117,71 2 238,18 2 385,18

JUMLAH 12.792,18 13.637,63 14.516,71

2. 4.2 Kondisi Topografi

Wilayah Kota Padang memiliki topografi yang bervariasi, perpaduan daratan yang landai dan perbukitan bergelombang yang curam. Sebagian besar topografi wilayah Kota Padang memiliki tingkat kelerengan lahan rata-rata >40%. Ketinggian wilayah Kota Padang dari permukaan laut juga bervariasi, mulai 0 m dpl sampai >1.000 m dpl.

Topografi Kota Padang terdiri dari dataran tinggi/perbukitan, dataran rendah, daerah aliran sungai serta mempunyai pulau-pulau dan pantai. Sebagian besar topografi wilayah Kota Padang memiliki tingkat kemiringan lahan rata-rata > 40 %. Ketinggian wilayah Kota Padang dari permukaan laut juga bervariasi, mulai dari 0 di atas permukaan laut (dpl) sampai > 1.000 m dpl.

(17)

Tabel 2.12

Kondisi Topografi dan Kemiringan Kota Padang

No Kondisi Topografi Km² LuasPersentase

A. Kelerengan Lahan 0 – 2% Datar 16.379,82 23,57% 3 – 15% Bergelombang 5.510,93 7,93% 16 – 40% Curam 13.219,48 19,02% > 40% Sangat Curam 34.385,77 49,48% Jumlah 69.496,00 100,00% B. Ketinggian 0 – 25 m dpl 15.898,68 22,88% 25 – 100 m dpl 6.479,39 9,32% 100 – 500 m dpl 19.324,56 27,81% 100 – 1.000 m dpl 15.787,23 22,72% > 1.000 m dpl 12.006,13 17,28% Jumlah 69.496,00 100,00%

Sumber: RTRW Kota Padang 2008-2028

Kawasan dengan kelerengan lahan antara 0 – 2% umumnya terdapat dii Kecamatan Padang Barat, Padang Timur, Padang Utara, Nanggalo, sebagian Kecamatan Kuranji, Kecamatan Padang Selatan, Kecamatan Lubuk Begalung dan Kecamatan Koto Tangah. Kawasan dengan kelerengan lahan antara 2 – 15% tersebar di Kecamatan Koto Tangah, Kecamatan Pauh, dan Kecamatan Lubuk Kilangan yakni berada pada bagian tengah Kota Padang dan Kawasan dengan kelerengan lahan 15% - 40% tersebar di Kecamatan Lubuk Begalung, Lubuk Kilangan, Kuranji, Pauh dan Kecamatan Koto Tangah.

Sedangkan kawasan dengan kelerengan lahan lebih dari 40% tersebar di bagian Timur Kecamatan Koto Tangah, Kuranji, Pauh dan bagian Selatan Kecamatan Lubuk Kilangan dan Lubuk Begalung dan sebagian besar Kecamatan Bungus Teluk Kabung. Kawasan dengan kelerengan lahan >40% ini merupakan kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan hutan lindung.Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi lereng dan ketinggian lahan Kota Padang, dapat dilihat pada peta.

Persentase Kondisi Lereng di Kota Padang

49.48%

19.02% 7.93% 23.57%

0 – 2% Datar 3 – 15% Bergelombang 16 – 40% Curam > 40% Sangat Curam

Perrsentase Ketinggian Lahan di Kota Padang

22.88% 9.32% 27.81% 22.72% 17.28% 0 – 25 m dpl 25 – 100 m dpl 100 – 500 m dpl 100 – 1.000 m dpl > 1.000 m dpl

(18)
(19)
(20)

2.4.3 Kondisi Klimatologi

Kondisi iklim dilihat dari keadaan curah hujan, hari hujan, temperatur, kelembaban relatif, kecepatan angin, dan itensitas penyinaran matahari. Kondisi iklim Kota Padang secara umum dapat dilihat pada Tabel dibawah ini:

Tabel 2.13 Kondisi Iklim Kota Padang Bulan Curah Hujan (mm) Hari Hujan Kelemb. Udara (%) Kec. Angin (knots)

Suhu Udara (0C) Penyinaran Matahari

(%) Maks Min Rata2

Januari 156,0 14 80 5 31,1 22,7 26,5 41 Februari 240,1 10 77 5 31,8 21,6 26,6 64 Maret 219,5 20 81 5 31,2 22,7 26,6 33 April 327,1 22 82 5 31,5 22,7 26,9 49 Mei 73,1 11 79 5 32,1 23,0 27,6 67 Juni 420,2 17 80 5 32,0 22,7 27,1 56 Juli 199,5 4 79 6 31,5 21,8 26,4 67 Agustus 113,8 12 82 6 31,2 22,7 26,5 58 September 266,7 13 94 5 30,4 23,1 26,3 69 Oktober 238,2 18 83 5 31,1 23,0 27,0 52 Nopember 895,0 21 87 5 29,9 23,3 26,5 43 Desember 329,0 18 84 6 31,3 23,0 26,6 38 RATA2 289,9 15 82,3 5,3 31,3 22,7 26,7 53,1

Sumber : Kota Padang Dalam Angka, 2015

Berdasarkan tabel tersebut diatas, kondisi iklim Kota Padang dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Curah Hujan

Rerata curah hujan di Kota Padang sepanjang tahun 2014 mencapai 289,9 mm/bulan.Bulan basah/kering terjadi jika jumlah curah hujan yang terjadi pada bulan tersebut melebihi/kurang dari rerata curah hujan pada tahun bersangkutan. Berdasarkan rerata curah hujan mengindikasikan bahwa bulan basah Kota Padang terjadi pada bulan November - Desember dengan rerata curah hujan bulanan berada diatas 289,9 mm, sedangkan bulan keringnya yaitu bulan Juli - Oktober dengan rerata curah hujan bulanan kurang dari 289,9 mm.

(21)

2. Hari Hujan

Pada tahun 2014 rerata hari hujan dalam satu tahunnya selama 15 hari dalam tiap bulannya. Pada bulan-bulan tertentu frekuensi turunnya hujan lebih sedikit dibandingkan dengan bulan lainnya. Frekuensi hujan di bawah rata-rata terjadi pada bulan Juli - September, hal ini mengindikasikan bahwa pada bulan-bulan tersebut sedang mengalami musim kemarau. Demikian pula sebaliknya musim hujan terjadi pada bulan Oktober - Desember, karena jumlah hari hujan tiap bulannya melebihi rata-rata.

3. Kelembaban Relatif

Sepanjang tahun 2014 kelembaban relatif rata-rata 77 % - 94 % sehingga dapat dikatakan bahwa Kota Padang termasuk daerah dengan kelembaban relatifnya tinggi. Kelembaban relatif wilayah Kota Padang cukup tinggi dengan rata-rata mencapai 82,3 % pada tahun 2014. Pada bulan September - Desember merupakan bulan-bulan dengan tingkat kelembabannya berada diatas rata-rata, sedangkan tingkat kelembaban relatif bulan Januari - Agustus berada di bawah rata-rata. 4. Kecepatan Angin

Rata-rata kecepatan angin di Kota Padang selama tahun 2014 mencapai 5,3 knot, kecepatan angin diatas kecepatan rata-rata terjadi pada bulan Juli – Agustus yang berkisar 6 knot.

5. Temperatur

Secara umum keadaan temperatur di Kota Padang mengikuti kondisi suhu udara di Provinsi Sumatera Barat dengan wilayah yang lebih luas. Temperatur rata-rata selama tahun 2014 di Kota Padang berkisar 26,3°C – 27,6°C. Pada bulan-bulan tertentu temperaturnya berada di atas rata-rata atau bahkan berada di bawah rata-rata-rata-rata. Temperatur pada bulan Juli - September berada di bawah temperatur rata-rata dengan suhu paling rendah terjadi pada bulan September mencapai 26,3°C. Sedangkan temperatur bulan April - Juni berada diatas rata-rata mencapai 27,6°C pada bulan Mei.

6. Intensitas Penyinaran Matahari

Lama penyinaran matahari menunjukkan banyaknya hari yang mendapatkan penyinaran matahari pada tiap bulannya. Itensitas penyinaran matahari di Kota Padang selama tahun 2014 berkisar 33%

(22)

-2.4.4 Kondisi Hidrologi

Wilayah Kota Padang dilalui oleh banyak aliran sungai besar dan kecil. Terdapat tidak kurang dari 23 aliran sungai yang mengalir di wilayah Kota Padang dengan total panjang mencapai 155,40 km (10 sungai besar dan 13 sungai kecil). Umumnya sungai-sungai besar dan kecil yang ada di wilayah Kota Padang ketinggiannya tidak jauh berbeda dengan tinggi permukaan laut. Kondisi ini mengakibatkan cukup banyak bagian wilayah Kota Padang yang rawan terhadap banjir/genangan. Karakteristik sungai yang terdapat di wilayah Kota Padang dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.14

Nama Sungai, Panjang/Lebar dan Daerah Yang Dilaluinya Di Kota Padang No Nama Sungai/Batang Panjang(Km) Lebar(m) Kecamatan yang Dilalui

1. Batang Kuranji 17,00 60 Kec. Pauh,Kuranji, Nanggalo, dan Padang

Utara

2. Batang Belimbing 5,00 5 Kec. Kuranji

3. Batang Guo 5,00 5 Kec. Kuranji

4. Batang Arau 5,00 60 Kec. Padang Selatan

5. Batang Muar 0,40 24 Kec. Padang Utara

6. Sungai Banjir Kanal 5,00 60 Kec. Padang Timur dan Kec. Padang Utara

7. Batang Logam 15,00 25 Kec. Koto Tangah

8. Batang Kandis 20,00 20 Kec. Koto Tangah

9. Batang Tarung 12,00 12 Kec. Koto Tangah

10. Batang Dagang 11,00 11 Kec. Nanggalo

11. Sungai Gayo 5,00 12 Kec. Pauh

12. Sungai Padang Aru 5,00 30 Kec. Lubuk Kilangan

13. Sungai Padang Idas 2,50 6 Kec. Lubuk Kilangan

14. Batang Kampung Jua 6,00 30 Kec. Lubuk Begalung

15. Batang Aru 5,00 30 Kec. Lubuk Begalung

16. Batang Kayu Aro 3,00 15 Kec. Bungus Teluk Kabung

17. Sungai Timbalun 2,00 8 Kec. Bungus Teluk Kabung

18. Sungai Sarasah 3,00 7 Kec. Bungus Teluk Kabung

19. Sungai Pisang 2,00 6 Kec. Bungus Teluk Kabung

20. Bandar Jati 2,00 6 Kec. Bungus Teluk Kabung

21. Sungai Koto 2,00 6 Kec. Padang Timur

22. Sungai Lareh 5,00 11

23. Batang Jirak 6,00 30

Total 143,9

(23)
(24)

2.4.5 Capaian Pelayanan Sanitasi

Capaian Pelayanan Sanitasi Kota Padang diukur dengan cara mereview Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kota (SSK) Padang yang telah disusun pada tahun 2010 serta Memorandum Program sanitasi yang disusun tahun 2012. Status implementasi SSK untuk 3 (tiga) subsektor utamanya yaitu air limbah, persampahan dan drainase.

Subsektor Air Limbah Domestik

Implementasi SSK pada subsektor air limbah domestik dapat diketahui kemajuannya sesuai dengan Tabel 2.15.

Tabel 2.15

Kemajuan pelaksanaan SSK untuk Subsektor air limbah domestik

SSK (periode sebelumnya) 2010 – 2015 SSK (saat ini) Perbedaan

Tujuan Sasaran Data dasar* Status saatini

Peningkatan kepemilikan dan ketersediaan sarana pengolahan air limbah rumah tangga dan secara komunal sesuai dengan persyaratan teknis Meningkatnya rumah tangga yang memiliki jamban dengan tangki septik dan bidang resapan sesuai dengan SNI

Persentase rumah tangga yang menggunakan fasilitas jamban diperkirakan sebanyak 68,6% Data EHRA: kepemilikan jamban tidak aman 34,32% dan yang aman 65,68% Dalam penyusunan SSK 2010 Kota Padang tidak melaksanakan Studi EHRA Meningkatkan layanan pengolahan air limbah Optimalnya sistem pengelolaan lumpur tinja dan terdapat sarana dan prasarana yang mendukung dalam pelayanan air limbah Mengembangkan Tingkat pengelolaan : 69,42 % dari total 142.878 kepala keluarga telah terolah Pengelolaan : IPLT Nanggalo (kapasitas 81 m3) Pengelola : DKP

(25)

SSK (periode sebelumnya) 2010 – 2015 SSK (saat ini) Perbedaan

Tujuan Sasaran Data dasar* Status saatini

kota yang terintegrasi dan komprehensif Kerjasama dengan swasta : kontrak kelola fasilitas MCK di wilayah pasar dan terminal

Industri besar telah melakukan

pengelolaan limbah sedangakan industri sedang dan kecil belum mengikuti standar baku mutu limbah Hasil InstrumenSSK 1:

kepemilikan jamban70,75% dan tangki cubluk & tidak

aman56,26% serta tangki septik yang aman 43,47%

Sumber : Buku Putih Sanitasi Padang 2011, SSK Padang 2012 dan Laporan EHRA Padang 2015 Catatan:

*) Berdasarkan Buku Putih periode sebelumnya

**) Perbedaan dari target yang telah ditetapkan (menggunakan data dasar sebagai dasar perhitungannya)

Dari tabel di atas terlihat bahwa terjadi penduduk Kota Padang yang masih melakukan BABS yang semula 33% pada tahun 2010 berkurang menjadi 7,32% pada awal tahun 2015 (sesuai hasil survei EHRA 2015).

(26)

septik tank yang secara periodik perlu dilakukan penyedotan lumpurnya. Perkiraan jumlah air buangan di wilayah Kota Padang didasarkan pada kriteria setiap 80% dari kebutuhan air bersih akan dibuang sebagai air limbah, sehingga total air limbah sekitar 2.306 liter/detik

On-site system merupakan suatu sistem dimana penghasil limbah mengolah air

limbahnya secara individu, misalkan dengan menggunakan tangki septik. Untuk domestik, tempat pembuangan akhir tinja adalah menggunakan tangki septik, kolam/sawah, sungai/danau/laut, dan sebagian menggunakan lobang tanah.

Secara hukum, pengelolaan air limbah di Kota Padang, telah diatur dengan Perda No.6 Tahun 2002 tentang retribusi penyedotan kakus dan atau pemusnahan tinja. Besarnya tarif retribusi penyedotan dan pemusnahan tinja berdasarkan Perda tersebut adalah sebagai berikut:

1. Jarak 1 – 20 Km dengan volume 0 – 2,5 m3:

 Non komersil sebesar Rp. 60.000,-/kali penyedotan  Komersil sebesar Rp. 100.000,-/kali penyedotan

2. Jarak lebih dari 20 Km dengan volume 0 – 2,5 m3 dikenakan tambahan biaya angkutan sebesar Rp. 1.000,-/Km

3. Bagi badan atau orang pribadi yang membuang langsung tinja untuk dimusnahkan di IPLT yang penyedotannya tidak dilakukan oleh Pemerintah Daerah dengan volume 0 – 2,5 m3dikenakan retribusi sebesar Rp.

10.000,-Prasarana Pengelolaan Air Limbah

Pengelolaan air limbah yang dilakukan di Kota Padang berupa penyedotan lumpur tinja dari septik tank dan pengolahan lumpur tinja di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang berlokasi di RW 19 / RT 4 Kelurahan Surau Gadang Nanggalo dengan kapasitas sebesar 81 m³.

Sistem pengolahan di IPLT terdiri dari kolam Imhoff, kolam Anaerob, kolam Fakultatif , kolam Maturasi dan unit Pengering Lumpur.

Jumlah truk tinja yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Padang saat ini berjumlah 1 unit dengan kapasitas 2.000 liter. Selain yang dikelola oleh Pemda, terdapat 3 truk penyedotan tinja yang dikelola oleh pihak swasta. Masing-masing truk dalam sehari rata-rata dapat melayani 4 kali pengangkutan.

(27)

Permasalahan dalam Pengelolaan Air Limbah

Dalam pengelolaan air limbah rumah tangga, ada beberapa permasalahan yang dihadapi pemerintah Kota Padang, diantaranya adalah:

1. Belum maksimalnya kinerja lembaga penanggungjawab regulasi dan layanan operasional pengelolaan air limbah:

a. Terbatasnya jumlah anggaran operasional yang tersedia pada DKP dalam rangka penanganan air limbah rumah tangga. Kondisi ini mempengaruhi kinerja DKP karena pada dasarnya dalam kondisi dimana pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk mengelola air limbah rumah tangga/domestik secara benar belum terbangun, dan fasilitas atau sarana masyarakat untuk pengelolaan air limbah domestik di Kota Padang masih sangat terbatas, maka tuntutan akan peran DKP sangatlah besar. Tuntutan dan kebutuhan peran yang besar tersebut untuk sementara waktu ini belum dapat terjawab sehubungan dengan terbatasnya anggaran yang ada.

b. Tupoksi DKP telah menempatkan institusi DKP pada dua wilayah fungsi yaitu fungsi regulasi terkait dengan kewenangan institusi ini sebagai lembaga teknis daerah, dan fungsi pemberi layanan umum di bidang kebersihan, pertamanan, yang sebenarnya merupakan ranah kewenangan suatu dinas daerah. Kondisi masih tergabungnya kedua fungsi tersebut di dalam organisasi DKP telah menyebabkan DKP berada dalam kondisi beban tupoksi yang terlalu berat

(overload)sehingga mempengaruhi efektivitas kinerja DKP dalam

penanganan air limbah.

c. Belum ada master plan kota untuk pembuangan air limbah rumah tangga.

2. Peran serta masyarakat yang saat ini masih terbatas pada pembangunan dan pemeliharaan sarana pengelolaan air limbah domestik, dan belum mampu menjangkau pada upaya aktif untuk mampu mengelola air limbah domestik secara mandiri terjadi karena beberapa hal diantaranya:

a. Masih terbatasnya pengetahuan, kesadaran dan keterampilan untuk mengelola air limbah domestik dalam bentuk grey water dan black

(28)

b. Pada beberapa wilayah dan kategori masyarakat tertentu kemampuan masyarakat untuk memiliki sarana pengelolaan air limbah domestik terkendala oleh keterbatasan finansial atau juga keterbatasan lahan;

c. Masih cukup tingginya tingkat permisivitas masyarakat terhadap pola perilaku pengelolaan air limbah dalam bentuk grey water maupun

black wateryang dilakukan oleh masyarakat lainnya;

d. Minimnya pengetahuan warga atau pihak pembangun (kontraktor) untuk membuat tangki septik yang sesuai dengan standar teknis.

3. Kondisi terbatasnya peran serta sektor swasta dalam pengelolaan air limbah domestik di Kota Padang saat ini terjadi karena:

a. Saat ini prospek bisnis dalam bidang pengelolaan air limbah domestik belum tersosialisasikan secara efektif pada kalangan swasta yang ada di Kota Padang;

b. Keberadaan sektor swasta di Kota Padang sendiri saat ini masih relatif sedikit

Subsektor Persampahan

Implementasi SSK pada subsektor persampahan dapat diketahui kemajuannya sesuai dengan Tabel 2.16

Tabel 2.16 Kemajuan pelaksanaan SSK untukSubsektor Persampahan

SSK (periode sebelumnya) 2010 – 2015 SSK (saat ini) Perbedaan

Tujuan Sasaran Data dasar* Status saat ini

Peningkatan penanganan sistem pengelolaan sampah Meningkatkan sistem penanganan pengelolaan sampah Meningkatkan regulasidan advokasi pengelolaan sampah Meningkatkan cakupan pelayanan angkutan Cakupan pelayanan 34% wilayah untuk sampah terangkut ke TPA (34 kelurahan terlayani dari total 104 kelurahan) dan 80% volume sampah Data EHRA: 81% sampah tidak diolah setempat atau diangkut ke TPA dan sebagian

dikumpulkan oleh

kolektor formal

untuk didaur ulang

19% sampah

dibakar, dibuang

dalam lubang dan

ditutup tanah,

dibuang dalam

lubang tapi ditutup Ada pengurangan volume sampah ke TPA karena sudah didaur ulang

(29)

SSK (periode sebelumnya) 2010 – 2015 SSK (saat ini) Perbedaan

Tujuan Sasaran Data dasar* Status saat ini

tahun 2015 untuk

skala kota dan laut, dibiarkansampai membusuk, dibuang ke lahan kosong dan dibiarkan membusuk. Cakupan wilayah pelayanan: 83 kelurahan (dari 104 kelurahan) Penerapan 3R di tingkat rumah tangga dan setiap jenis usaha Mengurangi Timbulan Sampah menjadi 50 ton/hari di tahun 2015 Meningkatkan keterlibatan Pihak Swasta dan kelompok masyarakat dalam Pewadahan dan Pengumpulan Sampah

Sumber : Buku Putih Sanitasi Padang 2011, SSK Padang 2012 dan Laporan EHRA Padang 2015

Catatan:

*) Berdasarkan Buku Putih periode sebelumnya

**) Perbedaan dari target yang telah ditetapkan (menggunakan data dasar sebagai dasar perhitungannya)

(30)

Subsektor Drainase

Implementasi SSK pada subsektor drainiase dapat diketahui kemajuannya sesuai dengan Tabel

Tabel 2.17 Kemajuan pelaksanaan SSK untuk Subsektor Drainase

SSK (periode sebelumnya) 2010 – 2015 SSK (saat ini) Perbedaan

Tujuan Sasaran Data dasar* Status saat

ini Mewujudkan Sistem Drainase Yang Berwawasan Lingkungan Dan Berbasis Masyarakat Adanya perencanaan terpadu skala kota pengelolaan drainase Kota Padang

Berkurangnya wilayah genangan di kota padang

Meningkatnya peran serta masyarakat dan swasta dalam upaya pengelolaan drainase lingkungan 49.275 m drainase primer dan 29.395 m drainase sekunder Hasil Instrumen SSK 1: Luas genangan di daerah 873,9 Ha Pada SSK awal tidak ada data jumlah genangan

Gambar

Gambar 2.1 Peta Administrasi Kota Padang
Tabel 2.5 Proyeksi Penduduk Kota Padang 2016-2020
Tabel 2.6 Proyeksi Jumlah Kepala Keluarga (KK) Kota Padang 2016-2020
Tabel 2.7 Proyeksi Tingkat Pertumbuhan Penduduk Kota Padang 2016-2020
+7

Referensi

Dokumen terkait

Secara umum kegitan ini melibatkan berbagai pihak mulai dari perencanaan kegiatan sampai pelaksanaan kegiatan pengabdian. Kegiatan ini melibatkan secara

Metode penelitian yang dilakukan melalui survey kuesioner dengan target responden adalah pihak owner dan kon- traktor pelaksanaan proyek konstruksi bencana alam dan

Sedangkan rata-rata lama menginap pada hotel/akomodasi lainnya selama Juli 2017 tercatat 1,55 hari naik 0,15 hari jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, dengan rincian

Kebiasaan berbelanja masyarakat saat ini cenderung telah bergeser dari kebiasaan berbelanja di pasar tradisional menjadi kebiasaan berbelanja di pasar modern. Kebiasaan

Siswa dapat menyebutkan pengertian infak dengan benar melalui metode pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).C. Siswa dapat menyebutkan pengertian

Predictors: (Constant), TENAGA KERJA, INSEKTISIDA, PUPUK ALAMI, FUNGISIDA, PUPUK KIMIA, BIBIT. Dependent

rapat dewan komisaris berpengaruh positif terhadap pengungkapan

Sehubungan dengan persetujuan para pemegang saham pada tanggal 26 Juni 2006, maka selama tahun 2008, Perusahaan melakukan penerbitan saham baru sejumlah 7.765.155 saham dengan