28
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Rasio Keuangan ( Financial Ratio)
Pada analisis rasio keuangan yang digunakan penulis yaitu profitabilitas rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan menghasilkan laba selama periode tertentu, pada PT. Indosat Tbk dan perbandingan dengan PT. XL Axiata.
4.1.1 Analisa Profitabilitas PT. Indosat Tbk
a.Profit Margin PT Indosat Tbk Tahun 2009 – 2011
Profit Margin/ Margin Laba atas Penjualan,rasio ini digunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba setelah pajak ditinjau dari sudut operating income-nya. Semakin tinggi rasio semakin baik hasil yang ditunjukkannya.
Ditunjukkan dalam tabel dibawah ini. ( Dalam jutaan Rupiah )
TAHUN LABA BERSIH / PENJUALAN
BERSIH PROSENTASE 2009 1.498.245 18.824.186 7,959% 2010 647.174 19.796.515 3,269% 2011 834.975 20.576.893 4,058%
29
Terlihat dalam tabel diatas, Net Profit margin perusahaaan pada tahun 2010 dan 2011 berkurang jauh dibawah level tahun 2009 dan penyebabnya adalah melemahnya laba bersih pada tahun 2010 dan 2011 (walaupun ada sedikit peningkatan di 2011), karena dari sisi penjualan bersih terdapat peningkatan setiap tahunnya. Lebih lanjut dapat kami jelaskan analisis atas Penjualan Bersih dan Laba bersih sebagai berikut:
Penjualan bersih
Penjualan bersih dalam periode penelitian mengalami kenaikan setiap tahunnya. Hal ini disebabkan oleh bertambahnya infrastruktur jaringan berupa BTS,MSC dan lainnya, yang berakibat menaikkan jangkauan pelayanan kepada pelanggan dan terutama secara langsung meningkatkan jumlah pelanggan seluler dari 33 juta di tahun 2009, menjadi 44.3 juta di tahun 2010, dan bertambah menjadi 51.7 juta pelanggan di tahun 2011 yang berarti juga kenaikan penjualan terutama penjualan seluler dari 2009 ke 2010 sebesar 12.1% dan dari 2010 ke 2011 sebesar 4.5%.
30
Penjualan terdiri dari penjualan Seluler dan Non-seluler sebagai berikut:
1) Selular
Pendapatan selular merupakan porsi terbesar penjualan perusahaan. Tahun 2011 sebesar 81% atau 16,75 trilyun, tahun 2010 sebesar 81% atau 16.03 trilyun, dan tahun 2009 sebesar 76% atau 14,30 trilyun), dengan prosentase kenaikan penjualan seperti yang telah disebutkan terlebih dahulu.
2) Non-Seluler - Multimedia, Komunikasi Data, Internet (“MIDI”)
Penjualan MIDI merupakan penjualan kedua terbesar setelah selular ( tahun 2011 sebesar 13% atau 2.576.032 tahun 2010 sebesar 13% atau 2.476.276, dan tahun 2009 sebesar 15% atau 2,712,632)
3) Non-Seluler-Telekomunikasi Tetap
14.300 16.027 16.751 4.524 3.770
3.826
2009 2010 2011
Indosat
‐
Penjualan
Bersih
(Rp
Miliar)
31
Penjualan Telekomunikasi tetap berupa jasa sambungan telepon internasional, jasa telepon tetap/fixed line, dan telepon wireless/nirkabel. Penjualan tahun 2011 sebesar 6% dari total penjualan atau1.249.982, tahun 2010 sebesar 6% dari penjualan atau 1.293.177, dan di tahun 2009 sebesar 11% dari penjualan atau 1,957,179.
Laba bersih
Laba bersih bergerak tidak sejalan dengan kenaikan penjualan bersih dalam tiga tahun periode tersebut. Penurunan laba bersih terjadi pada tahun 2010 sebesar 56.8% terhadap laba bersih tahun 2009 walaupun terjadi kenaikan penjualan di 2010 sebesar 5% terhadap 2009. Laba bersih mengalami kenaikan sebesar 29% dari tahun 2010 ke tahun 2011.
32
Besaran laba bersih pada dasarnya di pengaruhi oleh beban usahanya yang selanjutnya akan mempengaruhi laba usaha. Prosentase beban usaha terhadap penjualan bersih pada tahun 2009, 2010 dan 2011 adalah 82.9%, 82.6%, dan 86.2%. akibatnya laba usaha pada 2009, 2010 dan 2011 adalah 3.2 trilyun, 3.4 trilyun dan 2.8 trilyun yang berarti pada tahun 2009 dan 2010 laba usaha adalah 17% dari penjualan akan tetapi pada tahun 2011 turun menjadi 14% dari penjualan bersih. Penurunan di tahun 2011 adalah karena meningkatnya beban karyawan dikarenakan adanya program VSS (Voluntary Separation Scheme) sekitar 400 milyar, beban jasa telekomunikasi intrekoneksi sekitar 400 milyar, dan penyusutan sekitar 500 milyar.
Penyebab dari penurunan laba bersih di 2010 terhadap 2009 adalah dikarenakan adanya beban lain-lain bersih meningkat sebesar Rp1.4 trilyun, dari Rp981,0 miliar pada tahun 2009 menjadi Rp2,39 trilyun (US$266,1 juta) pada tahun 2010,
33
terutama karena laba selisih kurs yang lebih rendah, yang didorong oleh menguatnya Rupiah terhadap Dolar AS yang lebih kecil dibanding tahun sebelumnya. Laba selisih kurs sebesar Rp1,66 trilyun pada tahun 2009 menurun menjadi Rp492,4 miliar (US$54,8 juta) pada tahun 2010. Kurs yang digunakan mengalami penurunan dari Rp9.400:US$1 per 31 Desember 2009 menjadi Rp8.991:US$ per 31 Desember 2010, dibandingkan dengan penurunan dari Rp10.950:US$1 per 31 Desember 2008 menjadi Rp9.400:US$1 per 31 Desember 2009.
Penyebab dari kenaikan laba bersih dari 2010 ke 2011 adalah karena berkurangnya secara signifikan kerugian karena penurunan nilai wajar derivative bersih sebesar 476 milyar (dari kerugian sebesar 418 milyar di 2010 menjadi keuntungan nilai wajar sebesar 57.9 milyar).
b.Tabel Return On Equity PT Indosat Tbk. Tahun 2009 – 2011. Rasio ROE digunakan untuk mengukur keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba bagi para pemegang saham.
34
( Dalam jutaan Rupiah )
TAHUN LABA BERSIH / TOTAL EKUITAS PROSENTASE
2009 1.498.245 17.957.690 8,343%
2010 647.174 17.850.646 3,625%
2011 834.975 18.362.431 4,547%
Sumber : laporan keuangan yang sudah diolah.
c.Tabel Return On Assets PT Indosat Tahun 2009 – 2011
Rasio ini digunakan guna mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola aktiva yang dikuasainya untuk menghasilkan berbagai income.
Ditunjukkan dalam tabel dibawah ini.
( Dalam jutaan Rupiah )
TAHUN LABA BERSIH / TOTAL AKTIVA PROSENTASE
2009 1.498.245 55.041.487 2,722% 2010 647.174 52.818.187 1,225% 2011 834.975 52.172.311 1,600% Sumber : laporan keuangan yang sudah diolah
4.1.2 Analisa Profitabilitas PT. XL
a.Net Profit Margin Ratio PT XL Axiata Tahun 2009 – 2011
Profit Margin/ Margin Laba atas Penjualan,rasio ini digunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba setelah pajak ditinjau dari sudut operating
35
income-nya. Semakin tinggi rasio semakin baik hasil yang ditunjukkannya.
Ditunjukkan dalam tabel dibawah ini
( Dalam jutaan Rupiah )
TAHUN LABA BERSIH / PENJUALAN BERSIH PROSENTASE
2009 1.709.468 13.706.051 12,472% 2010 2.891.261 17.458.639 16,561% 2011 2.830.101 18.712.778 15,124%
Sumber : laporan keuangan yang sudah diolah Terlihat dua hal dalam tabel diatas:
Pertama, Net profit margin ratio PT XL selalu diatas 12%, bahkan diatas 15% pada tahun 2010 dan 2011.
Kedua, Net Profit margin perusahaaan pada tahun 2010 mengalami kenaikan yang cukup tajam dibandingkan tahun 2009, dan sedikit menurun pada tahun 2011. Hal ini disebabkan oleh karena laba bersih tahun 2011 sedikit lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2010, sekalipun penjualan bersih masih mengalami peningkatan di 2011 walapun tidak sebesar peningkatan di tahun 2010 terhadap tahun 2009. Penyebab utama kenaikan net profit margin dalam tiga tahun ini adalah kenaikan penjualan dan juga kenaikan laba bersih.
36
Pendapatan usaha atau penjjualan bersih ProXL tahun 2010 mengalami kenaikan 27% dari 12.597 milyar menjadi 15.972 milyar, kenaikan ini desbabkan oleh kenaikan jumlah pelanggan seluler dari 31.4juta di tahun 2009 menjadi 40.4 juta pelanggan di tahun 2010. Dalam tahun 2011 kenaikannya 5% dari tahun sebelumnya dan tidak sebesar kenaikan tahun 2010 karena kenaikan jumlah pelanggan dari 40.4juta pelanggan di 2010 ke 46.4juta pelanggan di 2011.
Laba bersih Pro XL mengalami kenaikan 69% ditahun 2010 terhadap 2009 karena kenaikan jumlah pelanggan telepon selular sebanyak 30% atau 10 juta pelanggan. Sedangkan dalam tahun 2011kenaikan jumlah pelanggan selular sebesar 15% atau 6juta pelanggan tidak mampu menaikkan laba bersih, bahkan laba bersih mengalami penurunan 2% dari tahun 2010 yang disebabkan oleh naiknya beban usaha infrasturktur sekitar 750 milyar untuk sewa
37
ruangan, sewa lahan untuk BTS baru, dsb dan biaya gaji 280 milyar karena ada pencadangan biaya penggantian untuk mengalihkan 1200 karyawan ke perusahaan alih daya/outsource.
b.Tabel Return On Equity Ratio PT XL Axiata Tahun 2009 – 2011. Rasio ROE digunakan untuk mengukur keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba bagi para pemegang saham
Ditunjukkan dalam tabel dibawah ini.
38
( Dalam jutaan Rupiah )
TAHUN LABA BERSIH / TOTAL EKUITAS PROSENTASE
2009 1.709.468 8.803.113 19,419%
2010 2.891.261 11.715.074 24,680%
2011 2.830.101 13.692.512 20,669%
Sumber : laporan keuangan yang sudah diolah
c.Tabel Return On Assets Ratio PT XL Axiata Tahun 2009 – 2011 Rasio ini digunakan guna mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola aktiva yang dikuasainya untuk menghasilkan berbagai income.
Ditunjukkan dalam tabel dibawah ini. ( Dalam jutaan Rupiah )
TAHUN LABA BERSIH / TOTAL AKTIVA PROSENTASE
2009 1.709.468 27.380.095 6,243% 2010 2.891.261 27.251.281 10,610% 2011 2.830.101 31.170.654 9,079%
39 4.2 Penjelasan Perbandingan
TAHUN
laba
bersih
penjualan
bersih
NPM laba
bersih
penjualan
bersih
NPM
2009
1.498.245
18.824.186
7,959% 1.709.468
13.706.051
12,472%
2010
647.174
19.796.515
3,269% 2.891.261
17.458.639
16,561%
2011
834.975
20.576.893
4,058% 2.830.101
18.712.778
15,124%
Net
Profit
Margin
indosat
XL
4.2.1 Penjelasan Perbandingan NPM
Dari table diatas dapat kita bandingkan bahwa PT XL membukukan NPM yang jauh lebih tinggi daripada PT Indosat walaupun penjualan bersihnya masih berada dibawah PT Indosat, akan tetapi PT XL lebih baik dalam mengendalikan biaya sehingga tercapai laba bersih yang lebih tinggi dibandingkan PT Indosat. Sedangkan PT. Indosat peningkatan pendapatan usaha utamanya disebabkan karena peningkatan pendapatan seluler.
40 4.2.2 Penjelasan Perbandingan ROE
TAHUN
laba
bersih total
Equity
ROE laba
bersih total
Equity
ROE
2009
1.498.245
17.957.690
8,343% 1.709.468
8.803.113
19,419%
2010
647.174
17.850.646 3,625% 2.891.261 11.715.074 24,680%
2011
834.975
18.362.431 4,547% 2.830.101 13.692.512 20,669%
LABA
BERSIH
/
EQUITY
indosat
XL
ROE PT.XL dalam kurun waktu 3 tahun lebih tinggi dari Indosat, dalam tahun 2009 dua kali lebih besar, dalam tahun 2010 enam kali lebih besar dan di tahun 2011 empat kali lebih besar, karena:
Dari sisi laba yang dihasilkan oleh PT.XL ditahun 2009 lebih tinggi di banding dengan laba Indosat ditahun yang dianalisis diatas.
Hal ini menunjukkan PT XL lebih efissien dalam menghasilkan laba dari modal yang ditanam (equity) dibandingkan dengan PT Indosat.
Dalam tahun 2009 dan 2010 Laba bersih PT Indosat mengalami penurunan dikarenakan perbedaan besaran apresiasi nilai tukar mata uang rupiah terhadap mata uang Dollar Amerika Serikat.
Laba bersih tahun 2010 jauh lebih rendah dari tahun 2009 dikarenakan beban usaha lain-lain, berupa biaya hedging yang tinggi, demikian pula dengan beban pendanaan.
41 4.2.3 Penjelasan Perbandingan ROA
LABA BERSIH / TOTAL AKTIVA
TAHUN indosat XL
laba
bersih total aktiva ROA
laba
bersih total aktiva ROA 2009 1.498.245 55.041.487 2,722% 1.709.468 27.380.095 6,243% 2010 647.174 52.818.187 1,225% 2.891.261 27.251.281 10,610% 2011 834.975 52.172.311 1,600% 2.830.101 31.170.654 9,079%
Return on Asset / ROA PT.XL lebih tinggi dari PT Indosat dalam periode tiga tahun perbandingan, karena:
Dari sisi laba yang dihasilkan oleh PT.XL ditahun 2009 lebih tinggi di banding dengan laba Indosat ditahun yang sama. Laba ditahun 2010 , laba yang diperoleh PT.XL lebih tinggi 4 kali laba PT. Indosat. Sedangkan ditahun 2011, laba yang dihasilkan PT. XL lebih tinggi .
Dari total aktiva, PT XL lebih rendah dari PT Indosat. Nilai aktiva dari tahun 2009-2011 PT Indosat tetap lebih tinggi dari PT XL.
PT XL mampu melebihi PT Indosat dalam hal optimalisasi penggunaan aktiva untuk menghasilkan laba, salah satunya adalah dengan menjual BTS yang dimilikinya kepada perusahaan penyedia jasa tower, untuk kemudian menyewa BTS tersebut, akibatnya perusahaan mendapatkan dana tunai yang dapat digunakan untuk memenuhi modal kerja sekaligus juga
42
memperkecil nilai asset,dengan demikian dapat meningkatkan rasio ROA.
Total aktiva pada PT. Indosat mengalami penurunan diakibatkan s ebagian besar asset property dan perangkat mengalami penyusutan seperti BTS.
Salah satu penyebab tingginya aktiva PT Indosat adalah dengan dimilikinya satelit Palapa dan infrastruktur penunjangnya. Nilai asuransi satelit Palapa tersebut sekitra USD50juta atau lima trilyun rupiah. Masih disayangkan bahwa pendapatan atas jasa satelit/transponder masih sangat kecil dibandingkan dengan pendapatan dari telepon selular.