• Tidak ada hasil yang ditemukan

Optimalisasi pembelajaran matematika dengan pendekatan open-ended di Madrasah Tsanawiyah Al Uswah Bergas kelas VIII A pada materi menghitung keliling dan luas lingkaran, dalam mendukung kurikulum tingkat satuan pendidikan - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Optimalisasi pembelajaran matematika dengan pendekatan open-ended di Madrasah Tsanawiyah Al Uswah Bergas kelas VIII A pada materi menghitung keliling dan luas lingkaran, dalam mendukung kurikulum tingkat satuan pendidikan - USD Repository"

Copied!
178
0
0

Teks penuh

(1)

OPTIMALISASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA

DENGAN PENDEKATAN OPEN – ENDED di MADRASAH TSANAWIYAH AL –

USWAH BERGAS KELAS VIII A PADA MATERI MENGHITUNG KELILING

DAN LUAS LINGKARAN, DALAM MENDUKUNG KURIKULUM TINGKAT

SATUAN PENDIDIKAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh : Didik Setyawan

( 041414040 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

MOTTO

“ KEBERHASILAN HIDUP BUKAN DARI APA YANG KAMU MILIKI TAPI LIHAT SEBERAPA BANYAK HAL YANG TELAH KAMU LAKUKAN BUAT ORANG LAIN SEHINGGA KAMU BERGUNA BUAT

MEREKA “

Skripsi ini saya persembahkan kepada :

§ Ayah ( Alm. ) yang tidak sempat melihat dan menikmati kebahagiaan ini. § Nenekku dan ibunda tercinta serta seluruh keluargaku yang tiada henti –

hentinya memberikan dukungan baik secara moril maupun materiil.

(5)
(6)

ABSTRAK

Didik Setyawan. 041414040. Universitas Sanata Dharma, 2008. Optimalisasi Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Open – Ended di Madrasah Tsanawiyah Al – Uswah Bergas Kelas VIII A pada Materi Menghitung Keliling dan Luas Lingkaran, Dalam Mendukung Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh beberapa permasalahan yang muncul ketika peneliti melakukan pengamatan pada saat proses pembelajaran yaitu masih rendahnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal matematika, siswa masih menganggap matematika sebagai pelajaran yang sulit dan susah untuk dimengerti. Selain itu juga terdapat faktor dari guru, yaitu mengenai metode ataupun pendekatan yang terkesan monoton dan membuat matematika semakin membosankan, misalnya saja guru sering menggunakan pendekatan konvensional dalam pembelajarannya.

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah, apakah dengan menggunakan pendekatan open – ended dapat membantu siswa dalam menyelesaikan masalah matematika, disamping itu apakah dengan pendekatan open – ended dapat meningkatkan daya serap dan sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengoptimalkan pembelajaran matematika siswa kelas VIII A MTs Al – Uswah Bergas dengan pendekatanopen ended pada materi menghitung keliling dan luas lingkaran.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, dengan subjek penelitian adalah siswa kelas VIII A MTs Al – Uswah Bergas yang berjumlah 36 siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket, lembar observasi, dan kuis. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif.

(7)
(8)

ABSTRACT

Didik Setyawan. 041414040. Sanata Dharma University, 2008. Optimizing Mathematics Teaching and Learning using anOpen EndedApproach in Class VIII A of MTs Al – Uswah Bergas on the topic of Circumference and Area of a Circle, in Assisting the Curriculum at the School Level.

This research was grounded on several problems revealed from researcher’s observation in the learning process, which indicated the low ability of the students in solving mathematics problems. The students were still considering that mathematics was a subject that difficult to comprehend. In addition, the teachers were only familiar with a static method or approach, such as conventional learning methods, that resulted in students’ boredom and lack of excitement.

The problem formulation in this research was whether with open – ended approach can help students in solving mathematics problems, and whether this approach can improve the ability of the students and their behaviour in the learning process. This research aimed at optimizing the students’ mathematics learning in Class VIII A of MTs Al – Uswah Bergas using an open ended approach on the topic of circumference and area of a circle.

This research was a class action research, and the subjects were 36 students of class VIII A of MTs Al – Uswah Bergas. The data collecting techniques in this research were questionnaire, observation sheet, and quiz. The data collected were analyzed descriptively.

In doing this research, the researcher conducted four teaching activities. In these activities the researcher always motivated the students. It was done by providing the real cases that were related to everyday life. Afterwards, the researcher asked the students to do all of the assignment that were provided, using their students activity paper. These were open – ended assignments that could be solved by using several strategies. Before the assignment were given to the students, the meeting, the researcher gave the students a quiz in order to find out their ability in absorbing the material that had just been taught. Besides, at the end of each meeting, there was a reflection among the teacher, the researcher, and the observer. It was done to reflect the teaching and learning activity so that they could find problems that might disturb the mathematics learning. Afterwards, there was a discussion on finding the solution so that the problems could be solved and the learning could run successfully based on the objective of the learning.

(9)
(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulisan skripsi yang berjudul tentang “ Optimalisasi Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Open – Ended di Madrasah Tsanawiyah Al – Uswah Bergas Kelas VIII A pada Materi Menghitung Keliling dan Luas Lingkaran, Dalam Mendukung Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan “ ini dapat terselesaikan.

Dengan tersusunnya skripsi ini penulis menyadari sepenuhnya, bahwa bukan hanya sekedar kemampuan serta usaha penulis sendiri, tetapi juga berkat bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma atas pemberian ijin penelitian. 2. Bapak Dr. St. Suwarsono selaku Kaprodi Jurusan Pendidikan Matematika

sekaligus sebagai Dosen Pembimbing yang dengan sabar dan bijaksana memberikan bimbingan dan pengarahan serta dorongan dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini.

3. Bapak Bambang Tejo Lestanto selaku guru kelas VIII A MTs Al – Uswah Bergas yang telah membantu peneliti selama pelaksanaan penelitian.

4. Siswa kelas VIII A MTs Al – Uswah Bergas atas kerjasamanya.

(11)

6. Danu Baily Utama yang telah membantu dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas di MTs Al – Uswah Bergas.

7. Teman – teman P.MAT 2004 atas kerjasamanya selama di bangku kuliah. 8. Theresia Deadora Marheni yang telah banyak membantu saya selama kuliah

di USD, terutama saat mendekati Ujian Akhir Semester.

9. Brigitha Leny Dwi Astuti yang telah menemani saya melewati hari – hari selama kuliah di USD, terutama saat makan dan main di Jogja.

10. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ...vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ...viii

KATA PENGANTAR ...ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ...xiv

DAFTAR GAMBAR ...xv

DAFTAR LAMPIRAN ...xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Penjelasan Istilah ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 6

(13)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teoritik ... 7

1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ... 7

1.1 Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ... 7

1.2 Landasan Hukum Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ... 9

1.3 Prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ... 10

2. Pembelajaran Matematika ... 11

2.1 Pengertian Pembelajaran Matematika ... 11

2.2 Peristiwa Pembelajaran ... 12

2.3 Visi atau Tujuan Pembelajaran ... 13

2.4 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar ... 14

3. Optimalisasi Pembelajaran Matematika ... 15

4. Indikator Keberhasilan Pembelajaran ... 16

5. Pendekatan Open – Ended Dalam Pembelajaran Matematika ... 18

6. Materi Menghitung Keliling dan Luas Lingkaran ... 21

B. Kerangka Berpikir ... 22

C. Penelitian yang Relevan ... 24

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 25

B. Rencana Penelitian ... 25

C. Objek Penelitian ... 30

(14)

E. Variabel Penelitian ... 30

F. Definisi Penelitian ... 30

G. Bentuk Data ... 31

H. Alat Pengumpul Data ... 31

I. Instrumen Penelitian ... 33

J. Metode Analisis Data ... 37

BAB IV DESKRIPSI DATA PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 41

B. Periode Kegiatan Pembelajaran Matematika Materi Menghitung Keliling dan Luas Lingkaran ... 43

C. Deskripsi Hasil Penelitian ... 45

BAB V ANALISIS DATA PENELITIAN A. Analisis Data ... 84

B. Pembahasan ... 89

1. Keterlibatan Siswa ... 89

2. Daya Serap Siswa ... 90

C. Diskusi ... 90

D. Keterbatasan Penelitian ... 91

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 93

(15)

DAFTAR TABEL

2.1 Tabel standar kompetensi dasar untuk pokok materi dimensi tiga ... 22

3.1 Tabel skema penelitian tindakan kelas ... 29

3.2 Tabel lembar observasi ... 34

3.3 Tabel tentang aspek – aspek dalam lembar observasi ... 35

3.4 Tabel lembar angket ... 36

3.5 Tabel kriteria nilai ... 39

4.1 Tabel jadwal kegiatan pembelajaran menghitung keliling dan luas lingkaran ... 44

5.1 Tabel hasil data observasi ... 84

5.2 Tabel prosentase hasil data observasi ... 85

(16)

DAFTAR GAMBAR

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Data Siswa Kelas VIII A MTs Al – Uswah Bergas ... 97

Daftar Nilai Kuis Kelas VIII A MTs Al – Uswah Bergas... 99

Rencana Pembelajaran ... 100

Lembar Angket... 106

Hasil Observasi Aktivitas Siswa di Kelas VIII A MTs Al – Uswah Bergas ……... 142

Lembar Kegiatan Siswa 1 ... 151

Lembar Kegiatan Siswa 2 ... 153

Lembar Kegiatan Siswa 3 ... 155

Lembar Kegiatan Siswa 4 ... 157

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

(19)

dalam pengembangannya melibatkan seluruh warga sekolah dengan berkoordinasi kepada pemangku kepentingan di lingkungan sekitar sekolah.

Pada Kurikulum Satuan Pendidikan ini siswa diharapkan lebih aktif lagi dan guru hanya sebagai fasilitator. Oleh karena itu pemilihan metode, media, model, maupun pendekatan perlu dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dan menunjang pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Pada masa sekarang ini, pembelajaran matematika bagi siswa Sekolah Menengah Pertama sangat penting. Tapi pada kenyataannya justru ilmu matematika dianggap sebagai sebuah ilmu yang rumit dan susah dimengerti. Bahkan sebagian besar siswa mempunyai pola pikir yang menganggap bahwa matematika sebagai ilmu pengetahuan yang monoton, sehingga membuat siswa tidak berminat mempelajari matematika. Disamping itu, keanekaragaman kemampuan siswa dan perbedaan minat antar siswa, membuat guru merasa penting untuk melakukan inovasi dalam menyampaikan matematika yang bersifat universal dan abstrak.

(20)

berpikir kreatif untuk mencari cara lain dalam menyelesaikan suatu permasalahan.

Pelaksanaan pembelajaran matematika di MTs Al – Uswah Bergas masih menggunakan metode konvensional, antara lain dengan menggunakan metode ceramah, metode hafalan, dan metode ekspositori yang monoton menjadikan suasana belajar berpusat pada guru. Selain itu, kreativitas siswa dalam menyelesaikan masalah masih sangat rendah. Rasa ingin tahu siswa terhadap matematika masih kurang. Motivasi siswa untuk menyelesaikan soal dengan cara lain diakui guru masih sangat rendah. Begitu juga dalam menyelesaikan tugas dan soal – soal siswa masih kurang disiplin dan kurang memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap tugas yang diberikan. Disamping itu, siswa juga terkesan masih takut atau kurang percaya diri ketika guru menyuruh siswa untuk menyelesaikan soal di depan kelas. Dari beberapa hal – hal tersebut dapat kita tarik kesimpulan bahwa pembelajaran matematika di MTs Al – Uswah Bergas masih kurang optimal.

(21)

( http : / cyberwoman.cbn.net.id/cbprtl/cyberwoman/pda/detail.aspx?x=HOT +

TOPIC&y=cyberwoman%7C0%7C0%7C11%7C19 )

Saat ini banyak konsep pembelajaran matematika yang dapat digunakan untuk menumbuhkan ketertarikan siswa pada matematika. Setiap guru hendaknya berusaha untuk memilih pendekatan yang tepat dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas agar berjalan lancar dan optimal. Salah satu pendekatan yang dapat diharapkan mampu mengoptimalkan proses pembelajaran di kelas adalah pendekatanopen ended.

Oleh karena itu, berdasarkan uraian di atas peneliti bersama guru matematika MTs Al – Uswah Bergas mengadakan kesepakatan untuk melakukan kolaborasi mengenai cara mengoptimalkan pembelajaran matematika di kelas dengan menggunakan pendekatan open ended. Selain itu hasil dari penelitian ini akan dijadikan sebagai laporan guna memenuhi tugas akhir kuliah.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pendekatan open ended dapat membantu siswa dalam memecahkan masalah matematika ?

2. Apakah pendekatanopen ended dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII A di MTs Al – Uswah Bergas ?

(22)

4. Apakah dengan pendekatanopen ended pembelajaran matematika di MTs Al – Uswah Bergas dapat dioptimalkan ?

C. Pembatasan Masalah

1. Siswa yang digunakan dalam observasi adalah siswa Sekolah Menengah Pertama.

2. Soal – soalopen ended yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi pada soal – soal yang memiliki satu jawaban benar, tetapi dalam proses pengerjaannya bisa bervariasi.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengoptimalkan pembelajaran matematika siswa MTs Al – Uswah Bergas dengan pendekatan open ended pada materi menghitung keliling dan luas lingkaran, dalam rangka membantu meningkatkan prestasi belajar siswa.

E. Penjelasan Istilah

1. Pembelajaran : suatu rangkaian peristiwa eksternal yang mempengaruhi siswa sedemikian rupa, sehingga proses belajarnya dapat berlangsung dengan mudah

(23)

3. Pendekatan open ended : suatu pendekatan dalam pembelajaran yang bertujuan membangun kegiatan interaktif antara matematika dan siswa, dimana siswa dapat menjawab permasalahan melalui berbagai strategi. 4. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan : kurikulum operasional yang disusun

oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi guru : penelitian ini diharapkan dapat memberdayakan guru dalam menggunakan model pembelajaran yang dapat mengoptimalkan pembelajaran matematika, sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

2. Bagi pembaca : memberikan informasi tentang pelaksanaan pembelajaran matematika dengan pendekatanopen ended di MTs Al – Uswah Bergas 3. Bagi siswa : memberdayakan daya kreativitas siswa dalam berpikir logis

untuk menyelesaikan soal matematika melalui pembelajaran matematika dengan pendekatanopen ended.

G. Sistematika Skripsi ( Laporan Penelitian )

BAB I berisi uraian mengenai latar belakang, rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, penjelasan istilah, manfaat penelitian, dan sistematika skripsi.

(24)

Indikator keberhasilan pembelajaran, pendekatan open ended, materi menghitung keliling dan luas lingkaran ), kerangka berpikir, dan penelitian yang relevan .

BAB III berisi uraian mengenai jenis penelitian, rencana penelitian, objek penelitian, tempat dan waktu penelitian, variabel Penelitian, definisi penelitian, bentuk data, alat pengumpul data, instrumen penelitian, metode analisis data, dan indikator keberhasilan.

BAB IV berisi uraian mengenai deskripsi lokasi penelitian, periode kegiatan pembelajaran matematika materi menghitung keliling dan luas lingkaran, dan deskripsi hasil penelitian

BAB V berisi uraian mengenai analisis data penelitian, pembahasan mengenai keterlibatan siswa dan daya serap siswa, hasil diskusi, dan keterbatasan penelitian.

(25)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teoritik

1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

1.1 Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.

(26)

pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.

Panduan pengembangan kurikulum disusun antara lain agar dapat memberi kesempatan peserta didik untuk :

a. belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, b. belajar untuk memahami dan menghayati,

c. belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, d. belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan e. belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses

belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

1.2 Landasan Hukum Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(27)

pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Selain dari itu, penyusunan KTSP juga harus mengikuti ketentuan lain yang menyangkut kurikulum dalam UU 20/2003 dan PP 19/2005.

1.3 Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(28)

2. Pembelajaran Matematika

2.1 Pengertian pembelajaran matematika

Kata “ pembelajaran “ sudah dikenal di Indonesia sekitar tahun 1980 – an, sebelum itu kata ini belum dikenal dan tidak ada dalam Kamus Indonesia. Menurut ilmu pikir, jika kita hendak memahami sesuatu, maka langkah awalnya adalah menelusuri asal usul kata yang menjadi nama dari sesuatu itu.

(29)

belajar, baik dalam situasi formal maupun dalam situasi informal. Rumusan ini membatasi diri pada instruksi / petunjuk untuk belajar.

2.2 Peristiwa pembelajaran

Menurut Robert M. Gagne ( 1977, dalam Tanlain, 2006 : 33 ), salah seorang ahli psikologi belajar, peristiwa – peristiwa yang terjadi sebelum dan selama orang melakukan kegiatan belajar akan mempengaruhi kegiatan belajar orang yang belajar itu. Peristiwa itu ada yang direncanakan, tetapi ada yang terjadi secara otomatis. Peristiwa – peristiwa itu mempengaruhi peristiwa belajar yang berlangsung dalam diri orang yang belajar. Menurut Gagne ada delapan peristiwa – peristiwa instruksi untuk belajar.

a. Menumbuhkan motivasi siswa( activating motivation )

b. Memberitahukan tujuan belajarnya ( informing leaner of the objective )

c. Mengarahkan perhatian siswa( directing attention ) d. Merangsang mengenal kembali( stimulating recall )

e. Memberikan pedoman belajar( providing learning guidance ) f. Menambahkan pemantapan( enhancing retention )

g. Mendorong transfer / alihan belajar ( promoting transfer of learning )

(30)

2.3 Visi atau tujuan pembelajaran

Tujuan akhir dari belajar adalah dimilikinya kemampuan memecahkan masalah secara bertanggung jawab. Tanggung jawab ini memiliki makna yang dalam, melampaui kemampuan lain yang diperoleh dari belajar. Untuk mencapai tujuan akhir tersebut, harus dilampaui dua tujuan yakni:

a. Mampu mengenali hakikat dirinya, potensi dan bakat-bakat terbaiknya

b. Dapat berusaha sekuat tenaga untuk mengaktualisasikan segenap potensinya, mengekspresikan dan menyatakan dirinya sepenuh -penuhnya dengan cara menjadi diri sendiri. (Harefa, 2000: 136).

Individu mengenali hakikat dirinya, potensi dan bakat-bakat terbaiknya karena dalam proses belajarnya akan berhadapan dengan berbagai tantangan dan berbagai kendala, yang semua itu merupakan ujian bagi penemuan diri sendiri. Melalui proses ini ia mengetahui potensi dirinya secara benar sehingga ia akan konsisten

Untuk sampai kepada tujuan puncak, yakni kemampuan memecahkan masalah secara bertanggung jawab, individu perlu mengaktualisasikan segenap potensi dan mengekspresikannya secara otentik. Dalam istilah Rachman (2000: 150), aktualisasi ini diperlukan agar individu lebih menjadi manusia.

(31)

2.4 Faktor – faktor yang mempengaruhi proses belajar

Menurut Moh. Uzer ( 1993 :10 ) faktor – faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar adalah :

a. Faktor yang berasal dari diri sendiri (internal )

1. Faktor jasmaniah ( fisiologi ) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini adalah pancaindera yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, seperti mengalami sakit, cacat tubuh atau perkembangan yang tidak sempurna, dan berfungsinya kelenjar tubuh yang membawa kelainan tingkah laku.

2. Faktor psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, terdiri atas :

a) Faktor intelektif yang meliputi faktor potensial, yaitu kecerdasan dan bakat serta faktor kecakapan nyata.

b) Faktor nonintelektif yaitu unsur – unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat kebutuhan, motivasi, emosi, dan penyesuaian diri.

3. Faktor kematangan fisik maupun psikis.

b. Faktor yang berasal dari luar diri ( eksternal ) 1. Faktor sosial yang terdiri atas :

(32)

d) lingkungan kelompok

2. Faktor budaya, seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian

3. Faktor lingkungan fisik,seperti fasilitas rumah dan fasilitas belajar.

4. Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan

Demikian beberapa faktor internal dan eksternal yang berinteraksi baik secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi prestasi belajar siswa.

3. Optimalisasi Pembelajaran Matematika

Arti kata optimal menurut kamus Bahasa Indonesia ( 2003 : 800 ) adalah terbaik atau tertinggi atau paling menguntungkan. Sedangkan optimalisasi adalah proses usaha atau cara yang digunakan untuk menjadi optimal. Jadi optimalisasi pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses usaha atau cara yang dilakukan untuk menciptakan suatu proses pembelajaran sehingga dapat berhasil secara lebih optimal dibandingkan dengan pembelajaran matematika sebelumnya.

(33)

proses pembelajaran sebagai kegiatan eksplorasi diri. Galileo menegaskan bahwa sebenarnya kita tidak dapat mengajarkan apapun, kita hanya dapat membantu peserta didik untuk menemukan dirinya dan mengaktualisasikan dirinya. Setiap pribadi manusia memiliki self-hidden potential excellence (mutiara talenta yang tersembunyi di dalam diri), tugas pendidikan yang sejati adalah membantu peserta didik untuk menemukan dan mengembangkannya seoptimal mungkin.

Seorang pendidik yang efektif, tidak hanya efektif dalam kegiatan belajar mengajar di kelas saja ( transfer of knowledge ), tetapi lebih-lebih dalam relasi pribadinya dan “modeling” nya( transfer of attitude and values ), baik kepada peserta didik maupun kepada seluruh anggota komunitas sekolah.( http://bruderfic.or.id/h-60/pendidikan-yang-humanis.html )

4. Indikator Keberhasilan Pembelajaran

Menurut Moh. Uzer Usman ( 1993 : 8 ) indikator yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil jika :

a. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individu maupun kelompok

b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran / instruksional khusus telah dicapai siswa baik secara individu maupun kelompok

(34)

a) Memberikan motivasi

Menurut M. Ngalim Purwanto ( 1987 : 69 ) motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu. Atau seperti dikatakan oleh Sartain dalam bukunya Psychology Understanding of Human Behavior, motivasi adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku atau perbuatan ke suatu tujuan atau perangsang.

b) Meningkatkan disiplin

Mendisiplinkan siswa adalah usaha yang terencana dari pihak guru untuk mengendalikan dan menghilangkan perilaku siswa yang tidak sesuai dengan harapan. Selain itu guru juga harus mampu menumbuhkan serta mempertahankan perilaku anak yang sesuai harapan. ( http:// www.telaga.org/ringkasan.php?disiplin_dan_emosi_anak.htm )

c) Meningkatkan rasa percaya diri

(35)

d) Kreativitas

Menurut S.C. Utami Munandar ( 1988 : 2 ) kreativitas merupakan sifat pribadi seorang individu ( dan bukan merupakan sifat sosial yang dihayati oleh masyarakat ) yang tercermin dari kemampuannya untuk menciptakan sesuatu yang baru.

e) Tanggung jawab

Banyak orang mengatakan bahwa tanggung jawab adalah memikul suatu beban yang disebabkan dari perbuatan yang dilakukannya. Definisi ini secara langsung menitik beratkan pada kesalahan dan penyalahan. Dan dalam kehidupan sehari-hari jarang orang yang mau memikul tanggung jawab, bahkan berupaya dengan berbagai cara menggunakan banyak alasan dan tuduhan agar dia terhindar dari tanggung jawab. Itu adalah definisi umum dari kebanyakan orang. Akan tetapi bila dilihat lebih dalam lagi, tentang arti dari tanggung jawab, kita akan menemukan suatu hal yang luar biasa, bahwa kunci sukses untuk menempuh hidup yang lebih baik adalah sikap mau dan mampu menerima tanggung jawab secara penuh.

(36)

Dengan motivasi, rasa percaya diri, disiplin. kreatif, dan tanggung jawab yang dimiliki siswa, diharapkan kegiatan pembelajaran matematika dapat lebih optimal dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.

5. PendekatanOpen - Ended dalam Pembelajaran Matematika

Dalam kehidupan sehari – hari kita selalu menghadapi banyak problem. Permasalahan – permasalahan itu tentu saja tidak semuanya merupakan permasalahan matematis, namun matematika memiliki peranan yang sangat sentral dalam menjawab permasalahan keseharian itu. Oleh karena itu cukup beralasan jika pendekatan problem solving menjadi tren dalam pembelajaran matematika belakangan ini.

Tidak sedikit guru matematika yang merasa kesulitan dalam membelajarkan siswa bagaimana menyelesaikan masalah matematika. Kesulitan itu lebih disebabkan suatu pandangan yang mengatakan bahwa jawaban akhir dari permasalahan merupakan tujuan utama dari pembelajaran. Prosedur siswa dalam menyelesaikan permasalahan kurang bahkan tidak diperhatikan oleh guru karena terlalu berorientasi pada kebenaran jawaban akhir. Padahal perlu kita sadari bahwa proses penyelesaian suatu problem yang dikemukakan siswa merupakan tujuan utama dalam pembelajaran problem solving. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah ini dan dalam rangka mendukung pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendikan yang berorientasi pada keaktifan dan kreativitas siswa diperlukan suatu metode pembelajaran yang sesuai, dan salah satunya adalah dengan pendekatanopen

(37)

Pembelajaran dengan pendekatan open ended biasanya dimulai dengan memberikan problem terbuka kepada siswa. Kegiatan pembelajaran harus membawa siswa dalam menjawab permasalahan dengan banyak cara dan mungkin juga banyak jawaban ( yang benar ), sehingga mengundang potensi intelektual dan pengalaman siswa dalam proses menemukan sesuatu yang baru. Disini siswa tidak lagi berorientasi pada jawaban akhir tapi lebih menekankan pada proses penyelesaian suatu masalah yang dihadapi siswa.

Menurut Shimada ( 1997 ) dalam pembelajaran matematika, rangkaian dari pengetahuan, ketrampilan, konsep, prinsip, atau aturan yang diberikan pada siswa biasanya melalui langkah demi langkah. Tentu saja rangkaian ini diajarkan tidak sebagai hal yang terpisah atau saling lepas, namun harus disadari sebagai rangkaian yang terintegrasi dengan kemampuan dan sikap dari setiap siswa, sehingga di dalam pikirannya akan terjadi pengorganisasian intelektual yang optimal.

(38)

Dari uraian di atas, kita dapat menarik sebuah kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan pembelajaran dengan pendekatam open ended adalah pembelajaran yang membangun kegiatan interaktif antara matematika dan siswa, dimana siswa dapat menjawab permasalahan melalui berbagai strategi. Sehingga pendekatan open ended menjanjikan suatu kesempatan pada siswa untuk mengidentifikasi dan memilih strategi atau cara yang sesuai dengan kemampuan siswa tersebut dalam memecahkan suatu masalah. Selain itu dengan pendekatanopen ended diharapkan mampu memberikan pandangan yang berbeda pada siswa mengenai matematika, dimana matematika tidak lagi hanya sebagai ilmu yang teoritis, tapi lebih dari itu yakni matematika sebagai alat berpikir, matematika sebagai pemecahan masalah, matematika sebagai penalaran, matematika sebagai komunikasi, dan matematika dekat dengan lingkungan hidup.

6. Materi Menghitung Keliling dan Luas Lingkaran

(39)

Tabel 2.1 : Standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk pokok materi dimensi tiga.

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Menentukan unsur, bagian lingkaran

serta ukurannya

Menghitung keliling dan luas lingkaran

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan pembelajaran matematika di MTs Al – Uswah Bergas dapat lebih dioptimalkan. Dimana siswa dapat berpikir kreatif, mampu menggunakan pengetahuan yang sudah dia miliki untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi, dan lebih disiplin serta bertanggung jawab untuk menyelesaikan soal dengan menggunakan pendekatanopen ended.

B. Kerangka Berpikir

(40)

dan prasarana belajar. Dalam usaha peningkatan kualitas pembelajaran, komponen – komponen tersebut hendaknya dilihat sebagai suatu kesatuan, sehingga melalui pendekatan yang sesuai dapat dihasilkan suatu proses belajar mengajar yang optimal.

Matematika merupakan pokok ilmu pengetahuan, oleh karena itu pelajaran matematika sangat baik untuk diajarkan sejak usia balita, walaupun pada kenyataanya matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang paling sulit dan menakutkan. Dalam menciptakan proses dan hasil belajar yang sempurna, guru dituntut untuk mempunyai profesionalisme dalam bidangnya, yaitu penguasaan bahan ajar yang mendalam, pengelolaan kelas yang baik, serta pendekatan pembelajaran yang efektif dan sesuai, sehingga memungkinkan terjadinya suasana yang kondusif untuk belajar.

Pendekatan open ended merupakan salah satu jenis pendekatan pembelajaran yang bertujuan untuk membantu mengembangkan kegiatan kreatif dan pola pikir matematis siswa melalui problem terbuka. Variasi – variasi permasalahan yang muncul dari kreativitas guru maupun siswa dapat membawa kesegaran, menarik perhatian, dan mendorong rasa ingin tahu dan penasaran siswa untuk menyelesaikan sebuah masalah.

(41)

Penerapan pendekatan open ended dalam suatu proses pembelajaran, khususnya pembelajaran matematika tidak efisien karena membutuhkan waktu yang banyak, tetapi karena tujuan utama pembelajaran ini adalah agar siswa terampil mencari penyelesaian yang digunakan untuk bermacam soal, maka pendekatan ini justru menjadi pendekatan pembelajaran yang sangat efisien.

Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa kesulitan – kesulitan di lapangan yang mungkin ditemui, masih dapat diusahakan penanggulangannya. Dengan upaya – upaya yang dapat dilakukan dengan mengoptimalkan pembelajaran matematika, dari sini diharapkan hambatan – hambatan yang terjadi akan dapat dikurangi sekecil mungkin, sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan akan lebih mudah tercapai. Salah satu upaya untuk mengoptimalkan pembelajaran matematika pada subpokok bahasan menghitung keliling dan luas lingkaran adalah dengan menggunakan pendekatan open ended di Sekolah Menengah Pertama.

C. Penelitian yang Relevan

(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan pembelajaran matematika dengan pendekatan open ended. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaborasi antara peneliti dengan guru matematika MTs Al – Uswah Bergas.

Pada tahap awal guru dan peneliti mendiskusikan permasalahan penelitian dan menentukan rencana tindakan. Rencana tindakan yang telah disusun bersama itu kemudian dipraktekan oleh peneliti saat melakukan pembelajaran di kelas. Pada saat peneliti melakukan pembelajaran, guru berada di kelas yang sama dan mencatat segala sesuatu yang terjadi pada saat pembelajaran.

Berdasarkan tujuan di atas maka penelitian ini digolongkan ke dalam penelitian tindakan kelas dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Adapun desain tindakan dalam penelitian ini, menggunakan desain model Kemis dan Taggart, yang bisa dilihat dalam desain penelitian di bawah ini.

B. Rencana Penelitian

(43)

penelitian yang nantinya bisa digunakan sebagai acuan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti.

Kegiatan penelitian tindakan kelas ini merupakan suatu rangkaian siklus yang terjadi secara berulang – ulang, yang mana masing – masing siklus terdiri dari empat fase kegiatan yaitu :

Gambar 3.1 : Siklus Pembelajaran

Perencanaan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan sebelum melaksanakan pembelajaran di dalam kelas yang berupa merumuskan masalah yang berupa materi pelajaran yang akan diajarkan dan membuat rencana tindakan yang nantinya akan diterapkan di dalam kelas. Dari rencana yang telah disusun, barulah peneliti melaksanakan pembelajaran di dalam kelas. Di saat itu juga dilakukan pengamatan ( observasi ) seluruh rangkaian pembelajaran oleh observer yang telah ditunjuk. Setelah selesai pembelajaran dilakukan kegiatan refleksi oleh peneliti, guru, dan observer untuk melihat sejauh mana tindakan –

1. Perencanaan

4. Refleksi 2. Tindakan

(44)

tindakan itu telah dapat mengatasi masalah. Dari hasil refleksi disusun suatu rencana baru untuk melaksanakan tindakan berikutnya, sehingga pada pembelajaran berikutnya dapat berjalan lebih optimal lagi. Langkah itu dilakukan secara berulang – ulang hingga sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Hal ini didukung oleh ( Idea, 2001 : 19 ) dengan pernyataan berikut ini :

perencanaan tindakan observasi reflek perencanaan berikutnya tindakan berikutnya … dan seterusnya

Berikut rencana kegiatan selama penelitian ini berlangsung : 1. Tahap persiapan

a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang materi yang diajarkan sesuai dengan pendekatan dan metode pembelajaran yang digunakan. Rencana Pelaksanaakan Pembelajaran disusun oleh peneliti dengan pertimbangan dari dosen dan guru yang bersangkutan.

b. Menyusun dan menyiapkan lembar observasi mengenai kegiatan siswa yang akan digunakan untuk mencatat segala perilaku siswa saat pembelajaran berlangsung.

c. Menyusun lembar angket untuk siswa. Lembar angket ini mempermudah peneliti untuk mengetahui bagaimana respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran. Lembar angket ini dipergunakan pada akhir pembelajaran menghitung keliling dan luas lingkaran.

(45)

e. Mempersiapkan sarana dan media pembelajaran yang digunakan dalam setiap pembelajaran seperti penggaris, jangka, dan benda berbentuk lingkaran.

f. Mempersiapkan soal kuis siswa. Kuis dilaksanakan setiap akhir pembelajaran untuk mengetahui seberapa besar pemahaman siswa terhadap materi yang baru saja dibahas. Soal kuis disusun oleh peneliti dengan pertimbangan guru yang bersangkutan.

2. Pelaksanaan tindakan kelas

a. Peneliti dan siswa melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas dengan menggunakan pendekatan open – ended sesuai dengan rencana tindakan yang telah disusun.

b. Observer atau guru mengambil data mengenai kegiatan yang dilakukan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung, dengan mengisi lembar observasi yang telah dipersiapkan oleh peneliti.

c. Pada setiap akhir pertemuan kegiatan belajar mengajar peneliti memberikan kuis.

d. Observer dan peneliti membuat catatan kelas, dengan menulis hal – hal penting yang berkaitan dengan proses belajar mengajar setiap dilakukan tindakan.

3. Refleksi

(46)

yang muncul, dan segala hal yang berkaitan dengan tindakan yang dilakukan. Pelaksanaan refleksi berupa diskusi antara peneliti, observer, dan guru matematika yang bersangkutan. Diskusi tersebut bertujuan mengevaluasi hasil tindakan dan merumuskan perencanaan berikutnya. Apabila berdasarkan refleksi ini perlu dilakukan pengulangan, siklus dapat diulang lagi. Demikian seterusnya hingga pembelajaran dirasa telah optimal.

4. Tindak lanjut

Kegiatan ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari kegiatan refleksi. Dari hasil refleksi dapat dilihat kekurangan – kekurangan dalam tindakan kali ini dan harus diperbaiki dalam tindakan berikutnya.

Penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan terdiri atas 2 siklus, dimana setiap siklusnya terdiri atas 2 pertemuan. Skema penelitian tindakan kelas tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.1 : Skema penelitian tindakan kelas Siklus

ke

Pertemuan ke Materi

I 1 Keliling Lingkaran

2 Keliling Lingkaran

II 3 Luas Lingkaran

(47)

C. Objek Penelitian

Penelitian tindakan ini dikenakan pada siswa kelas VIII A MTs Al – Uswah Bergas tahun ajaran 2007 / 2008.

D. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian adalah kelas VIII A MTs Al – Uswah Bergas yang terletak di desa Tegal Sari Kecamatan Bergas, Ungaran. Penelitian ini dilakukan pada bulan November sampai dengan Desember 2007.

E. Variabel Penelitian

Ada dua variabel dalam penelitian ini, yaitu : 1. Variabel bebas

Variabel bebasnya adalah model pembelajaran yang dilakukan, pembelajaran dimulai dari perencanaan, tindakan, obsevasi, dan refleksi. Dalam melakukan pembelajaran peneliti menggunakan pendekatanopen ended.

2. Variabel terikat

a. Keterlibatan siswa di dalam pembelajaran matematika.

b. Daya serap siswa terhadap materi ajar setelah diberikan tindakan kelas. c. Pendapat atau respons siswa terhadap proses pembelajaran yang telah

dilakukan.

F. Definisi Operasional

(48)

didefinisikan sebagai segala kegiatan siswa dalam memberikan peran aktif dalam proses belajar mengajar.

2. Sedangkan daya serap siswa adalah kemampuan siswa untuk memahami dan menguasai materi yang diajarkan. Pengukuran daya serap siswa ini dilakukan dengan cara melakukan kuis pada setiap akhir pembelajaran.

G. Bentuk Data

Ada dua macam data yang akan diambil dalam penelitian ini, yaitu : 1. Data keterlibatan

Merupakan data yang berbentuk skor keterlibatan siswa dan data tertulis berupa hasil wawancara serta catatan kelas peneliti.

2. Data daya serap siswa

Merupakan data yang berbentuk skor kuis yang dilakukan pada setiap akhir pembelajaran.

3. Data pendapat siswa

Merupakan data yang digunakan untuk mengetahui pendapat / respons siswa terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan.

H. Alat Pengumpul Data 1. Data keterlibatan siswa

Data keterlibatan siswa diperoleh dengan beberapa cara antara lain :

(49)

perilaku dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung, tanpa mengganggu kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. b. Angket

Angket merupakan data dari siswa yang digunakan untuk memperkuat data yang telah diperoleh berdasarkan lembar observasi, terutama mengenai respons siswa terhadap pembelajaran matematika dengan pendekatan open – ended. Pengambilan data dengan menggunakan lembar angket ini dilakukan pada akhir penelitian tindakan kelas.

c. Wawancara

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menanyakan hal – hal yang tidak dapat diamati oleh peneliti ketika melakukan pengamatan. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui pendapat siswa mengenai pembelajaran matematika dengan pendekatan open ended, dan dilakukan di luar jam pelajaran.

d. Dokumentasi

Metode dokumentasi dilakukan untuk melihat catatan – catatan atau arsip – arsip yang dilakukan dalam penelitian. Dokumen – dokumen tersebut antara lain berupa arsip Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran serta hasil pekerjaan siswa yang dapat memberi informasi data, serta dokumen yang berupa foto yang menggambarkan situasi pembelajaran matematika. e. Catatan kelas

(50)

refleksi dan bahan pembanding hasil data yang diambil oleh observer dan guru.

2. Data prestasi belajar siswa

Alat yang digunakan untuk mengetahui besarnya daya serap siswa terhadap materi ajar berupa kuis yang dilakukan pada setiap akhir pertemuan. Hasil kuis inilah yang nantinya digunakan untuk mengetahui daya serap siswa, sehingga apabila terjadi peningkatan pada setiap pertemuannya maka dapat dikatakan bahwa pembelajaran matematika dengan pendekatan open – ended telah optimal. Kuis disusun sesuai dengan materi – materi yang diajarkan ( menghitung luas dan keliling lingkaran ), dalam bentuk instrumen.

I. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Lembar Observasi

Aspek yang diamati pada lembar observasi adalah kreativitas, motivasi, disiplin, tanggung jawab dan percaya diri dalam belajar.

(51)

Tabel 3.2 : Lembar Observasi Kode

Siswa

Aspek yang diamati

Jumlah

A B C D E

A1 A2 A36 Jumlah

%

Keterangan : A : Kreativitas B : Motivasi C : Disiplin

D : Tanggung jawab E : Percaya diri

(52)

Tabel 3.3 : Tabel tentang aspek – aspek dalam lembar observasi

NO. ASPEK YANG DIAMATI

I MOTIVASI

1 Siswa siap mengikuti proses pembelajaran

2 Siswa bersemangat dalam mengikuti pembelajaran

II PERCAYA DIRI

1 Siswa mau mengerjakan soal latihan sendiri tanpa bertanya pada teman

2 Siswa berani maju ke depan ketika disuruh guru menyelesaikan soal

3 Siswa tidak takut untuk bertanya perihal yang dia tidak tahu

4 Siswa berani mengungkapkan pendapat ketika diberi pertanyaan oleh guru

III KEMAMPUAN BEKERJASAMA

1 Siswa aktif dalam menyelesaikan tugas kelompok

2 Siswa mampu mengeluarkan argument dalam kelompok

IV DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB

1 Siswa datang tepat waktu ketika pelajaran dimulai

2 Siswa memperhatikan penjelasan guru/praktikan 3 Siswa mencatat hal-hal penting

4 Siswa mengerjakan tugas dengan baik V KREATIVITAS

1 Siswa tidak hanya bergantung pada penjelasan guru dalam menyelesaikan sebuah soal

(53)

b. Lembar Angket

Lembar angket terdiri dari 10 pernyataan dengan rincian 8 butir pernyataan positif dan 2 butir pernyataan negatif. Penskoran angket untuk pertanyaan positif adalah 1 untuk jawaban “ tidak “, 2 untuk jawaban “ cukup “,dan 3 untuk jawaban “ iya “. Sedangkan untuk pertanyaan negatif adalah 1 untuk jawaban “iya“, 2 untuk jawaban “cukup“,dan 3 untuk jawaban “iya“

Tabel 3.4 : Tabel lembar angket

No Berilah tanda ( x ) pada bobot nilai yang kiranya sesuai dengan yang anda alami atau rasakan

Bobot Nilai 1 2 3 I Pernyataan Positif

1. Dengan pembelajaran seperti ini, anda lebih memperhatikan apa yang diberikan guru selama proses pembelajaran berlangsung

2. Dengan pembelajaran seperti ini, membuat anda lebih berani merespons setiap pertanyaan dan jawaban yang diberikan guru

3. Dengan pembelajaran seperti ini, membuat anda lebih

berani bertanya kepada guru tentang hal – hal yang anda

kurang mengerti pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung

4 Dengan pembelajaran yang dilakukan saat ini membuat

anda merasa bosan

5. Dengan pembelajaran seperti ini, membuat anda lebih

berani ketika disuruh guru maju ke depan untuk

menjawab soal

6 Kegiatan pembelajaran yang dilakukan saat ini membuat

(54)

c. Kuis

Kuis digunakan untuk melihat seberapa besar pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.

J. Metode Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan : 1. Analisis data keterlibatan siswa

Data keterlibatan siswa yang diperoleh melalui lembar observasi selama melaksanakan tindakan kelas diolah dengan menggunakan rumus :

Sehingga akan diperoleh prosentase tentang data keterlibatan siswa. Prosentase data keterlibatan siswa tersebut diolah dengan microsoft excel,

diberikan guru, baik itu di dalam kelas maupun tugas pekerjaan rumah

8. Dengan pembelajaran seperti ini, membuat anda tidak

kreatif dalam menyelesaikan soal – soal atau masalah yang diberikan kepada anda

9. Dengan pembelajaran seperti ini, membuat anda lebih berani memberikan tanggapan terhadap jawaban siswa lain yang dianggap salah ketika menyelesaikan suatu masalah

10. Dengan pembelajaran seperti ini, membuat anda terlibat aktif dalam kelompok ketika ada tugas yang harus diselesaikan secara kelompok

Total

Banyak siswa yang melakukan keterlibatan pada suatu item lembar observasi

Jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran

(55)

dan hasilnya ditampilkan dengan diagram batang. Dari diagram tersebut dapat dilihat langsung peningkatan keterlibatan siswa selama mengikuti pembelajaran, apakah mengalami peningkatan atau tidak. Jika ada peningkatan tingkat keterlibatan siswa dari setiap pertemuannya maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan open – ended dapat membantu mengoptimalkan pembelajaran matematika. Apabila tidak ada peningkatan aspek keterlibatan siswa atau bahkan menurun maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan open – ended tidak efektif dalam mengoptimalkan pembelajaran matematika di kelas VIII A MTs Al – Uswah Bergas.

Selain itu juga dilakukan wawancara dengan guru, murid, dan observer. Hasil wawancara dengan guru dan observer digunakan sebagai refleksi tentang tindakan kelas yang telah dilakukan, sedangkan wawancara dengan siswa bertujuan untuk lebih mendekatkan peneliti dengan siswa, sehingga peneliti dapat mengetahui seberapa jauh kesulitan yang dialami siswa ketika belajar matematika.

2. Analisis data prestasi siswa

a. Analisis data prestasi siswa secara absolute

(56)

Tabel 3.5 : Tabel kriteria nilai Tingkat Penguasaan ( % ) Kriteria

81 – 100 Sangat Baik

66 – 80 Baik

56 – 65 Cukup

46 – 55 Kurang

< 46 Sangat Kurang

( Masidjo, 1995 : 156 )

Kriteria yang digunakan untuk menentukan optimalisasi pembelajaran matematika dengan pendekatan open – ended adalah sebagai berikut :

a) Apabila siswa yang mendapat kriteria nilai sangat baik ≥ 75 % dari siswa keseluruhan, maka pembelajaran matematika dengan pendekatan open – ended dapat dikatakan optimal.

b) Apabila banyak siswa yang mendapat kriteria nilai sangat baik < 75 % tetapi jumlah siswa yang mendapat kriteria nilai sangat baik + baik

≥ 75 % dari siswa keseluruhan maka pembelajaran matematika dengan pendekatan open – ended dapat dikatakan optimal.

(57)

d) Jika banyaknya siswa yang mendapatkan kriteria nilai sangat baik, baik dan cukup baik < 75 % maka pembelajaran matematika dengan pendekatan open – ended tidak optimal.

Kriteria keefektifan ini diperoleh dari hasil modifikasi pendapat Kemp yang dikutip oleh Degeng, 1989 : 166.

( dikutip dari : Novi Indriani. 2007. Efektivitas Penggunaan Pendekatan Problem Solving Pada Pembelajaran Matematika Dengan Pokok Bahasan Aritmetika Sosial di Kalangan Siswa Kelas VII A SMP Negeri 3 Gamping Sleman Yogyakarta. Jurusan Pendidikan Matematika. Universitas Sanata Dharma )

b. Analisis data secara relative

(58)

BAB IV

DESKRIPSI DATA PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Lingkungan Sekolah

MTs Al – Uswah Bergas beralamat di Desa Tegalsari, Kelurahan Bergaslor, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, Propinsi Jawa Tengah, atau lebih tepatnya terletak di belakang masjid At – Taqwa desa Tegal Sari. Sekolah ini terletak di dekat jalan raya sehingga lokasi sekolah cukup strategis karena dapat dijangkau oleh kendaraan umum. Meskipun sekolah ini terleatak dekat dengan jalan raya, kegiatan belajar mengajar di sekolah ini tidak terlalu terganggu dengan kondisi tersebut.

Berdasarkan hasil observasi, MTs Al – Uswah Bergas ini memiliki 18 ruang kelas, yang masing – masing tingkatan mempunyai 6 kelas, ruang guru, ruang tata usaha, ruang BP, ruang UKS, ruang perpustakaan, ruang praktik komputer, ruang ketrampilan, tempat ibadah, kamar mandi/wc guru, kamar mandi/wc siswa, gudang, dan kantin sekolah.

MTs Al – Uswah Bergas memiliki guru sebanyak 29 orang dan karyawan sebanyak 6 orang, 4 orang sebagai petugas tata usaha dan 2 orang sebagai penjaga.

(59)

Namun terkadang guru merasa bahwa waktu 40 menit dirasa kurang lama, sehingga terkadang guru meringkas materi yang akan di ajarkan.

Media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar di MTs Al – Uswah Bergas sudah cukup memadai. Mulai dari perangkat konvensional seperti kapur, balckboard, sampai perangkat modern seperti komputer dan LCD. Meskipun media yang dimiliki cukup memadai dalam melakukan variasi pembelajaran, tapi selama ini guru hanya terbatas menggunakan peralatan yang konvensional saja sehingga pembelajaran terkadang terkesan monoton.

2. Lingkungan Kelas a. Ruang kelas

Ruang kelas VIII A MTs Al – Uswah Bergas berukuran ( 6 x 8 ) meter persegi, dan terletak di sebelah ruang kepala sekolah. Ruang kelas VIII A ini bercat biru dan mempunyai 6 buah jendela besar yang selalu terbuka, sehingga memperoleh pencahayaan yang cukup terang dan sirkulasi udara yang cukup baik.

Fasilitas yang terdapat di kelas ini antara lain berupa 1 buah papan tulis besrta kapur, 2 buah penghapus, penggaris panjang dan jangka, sebuah meja guru dan 20 meja siswa masing – masing untuk 2 anak, 40 kursi siswa dan 1 buah kursi untuk guru.

b. Guru matematika dan siswa kelas VIII A

(60)

berjumlah 36 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki – laki dan 26 siswa perempuan. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, diperoleh data bahwa kemampuan para siswa di kelas tersebut sangat heterogen, ada siswa yang begitu cepat menangkap apa yang diajarkan oleh guru, dan adapula yang lama sekali dalam menangkap apa yang diajarkan oleh guru. Hal ini mengakibatkan guru merasa kesulitan untuk melaksanakan pembelajaran matematika yang benar – benar sesuai dengan kemampuan masing – masing siswa.

B. Periode Kegiatan Pembelajaran Matematika Materi Menghitung Keliling dan Luas Lingkaran

Proses pembelajaran di MTs Al – Uswah Bergas dimulai dari jam 07.00 WIB. Adapun untuk satu jam pelajaran diberi waktu 40 menit. Pembelajaran matematika untuk siswa kelas VIII A adalah hari jumat dan hari sabtu, untuk hari jumat pelajaran dilakukan selama 2 jam pertemuan sedangkan untuk hari sabtu pelajaran dilaksanakan selama 3 jam pelajaran. Pada hari jumat pembelajaran matematika dimulai pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 08.20 WIB dan pada hari sabtu pembelajaran matemtika juga dimulai dari pukul 07.00 WIB sampai dengan 09.00 WIB.

(61)

menemukan rumus keliling dan luas lingkaran, serta dapat menerapkan rumus keliling dan luas lingkaran tersebut dalam kehidupan sehari – hari.

Sesuai dengan silabus, materi menghitung keliling dan luas lingkaran harus dilaksanakan selama 10 jam pelajaran yaitu sekitar 4 pertemuan. Sehingga dalam pelaksanaan penelitian materi dibagi menjadi dua bagian dimana 5 jam pelajaran pertama digunakan untuk materi menghitung keliling lingkaran dan 5 jam berikutnya digunakan untuk materi menghitung luas lingkaran. Jadwal kegiatan pembelajaran menghitung keliling dan luas lingkaran dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.1 : Jadwal Kegiatan Pembelajaran Menghitung Keliling dan Luas Lingkaran

Siklus ke

Pertemuan ke

Hari / Tanggal Waktu Materi

I 1 Jumat,

16 November 2007

07.00 – 08.20 Keliling Lingkaran

2 Sabtu,

17 November 2007

07.00 – 09.00 Keliling Lingkaran

II 3 Jumat,

23 November 2007

07.00 – 08.20 Luas Lingkaran

4 Sabtu,

24 November 2007

(62)

Perangkat pembelajaran menghitung keliling dan luas lingkaran adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) dan Lembar Aktivitas Siswa. Perangkat – perangkat pembelajaran tersebut disusun oleh peneliti dengan pertimbangan dosen pembimbing dan guru yang bersangkutan.

C. Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian ini terdiri dari 4 kali pertemuan, 2 kali pertemuan dilakukan selam 2 x 40 menit dan 2 kali pertemuan dilakukan selam 3 x 40 menit. Penjabaran hasil penelitian tiap pertemuan adalah sebagai berikut :

1. Pertemuan I a. Perencanaan

Perencanaan tindakan yang dilakukan pada siklus pertama adalah sebagai berikut :

1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) tentang materi yang akan diajarkan sesuai dengan pendekatan pembelajaran yang digunakan. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun oleh peneliti dengan pertimbangan dari dosen pembimbing dan guru yang bersangkutan. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ini berguna sebagai pedoman peneliti dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.

(63)

3) Menyusun lembar angket untuk siswa. Lembar angket ini akan dipergunakan pada akhir pembelajaran menghitung keliling dan luas lingkaran.

4) Mempersiapkan sarana dan media pembelajaran yang akan digunakan. Sarana yang digunakan dalam setiap pembelajaran adalah Lembar Aktivitas Siswa ( LAS ). Media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran menghitung keliling lingkaran adalah benda – benda dalam kehidupan sehari – hari yang berbentuk lingkaran ( tutup kaleng, CD, tutup toples, dan tutup gelas ), penggaris dan benang.

5) Mempersiapkan kuis untuk siswa. Kuis dilaksanakan setiap akhir pembelajaran untuk mengetahui seberapa besar pemahaman siswa terhadap materi yang baru saja dibahas. Soal kuis disusun oleh peneliti dengan pertimbangan dosen pembimbing dan guru yang bersangkutan.

b. Tindakan Kelas

Pada pertemuan I ( siklus I ) siswa akan diberikan materi mengenai menghitung keliling lingkaran. Adapun kegiatan inti dalam pembelajaran menghitung keliling lingkaran dengan pendekatan open ended dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Pembukaan

(64)

adalah pertemuan pertama, setelah selesai berdoa kemudian peneliti memperkenalkan dirinya pada siswa. Disini peneliti berusaha untuk menciptakan suasana yang akrab dengan siswa. Selanjutnya peneliti menyampaikan secara singkat kepada siswa tentang materi yang akan dipelajari sambil menuliskan judul materi dipapan tulis.

(65)

tersebut dengan wajah merah karena malu kepada teman – temannya Piring, ban motor pak .

Pada pertemuan pertama ini, dalam mengajar peneliti masih sering menegur siswa secara langsung di depan teman – temannya sehingga membuat siswa terkadang merasa kurang percaya diri untuk menyampaikan pendapat, oleh karena itu peneliti mengatakan pada siswa supaya lebih berani dalam mengutarakan pendapatnya karena jika jawaban mereka salah tidak akan ada yang memarahi. Disamping itu peneliti juga mengingatkan pada siswa agar dalam menjawab pertanyaan siswa harus mengacungkan jari terlebih dahulu agar suasana kelas tidak menjadi gaduh.

2) Kegiatan inti

Langkah pertama yang dilakukan peneliti pada pertemuan pertama ini adalah membimbing siswa untuk memahami tujuan

(66)

penggaris. Berhubung media pembelajaran yang dipersiapkan peneliti terbatas jumlahnnya, maka peneliti meminta pada tiap kelompok agar bergantian dalam melakukan penghitungan pada suatu media. Apabila suatu kelompok sudah selesai melakukan penghitungan pada suatu benda maka dapat ditukar dengan kelompok lain yang sudah selesai melakukan penghitungan. Setelah semua kelompok selesai melakukan penghitungan sesuai dengan perintah yang terdapat pada soal no 1 ( LAS I ), peneliti meminta tiap perwakilan kelompok tersebut menuliskan hasilnya di papan tulis.

Dari data yang telah didapatkan tersebut, dengan bimbingan peneliti siswa diajak untuk menyimpulkan hasil dari kegiatan tersebut. Besar harapan peneliti, dengan kegiatan tersebut siswa

(67)

beberapa siswa langsung memberikan jawaban nilai K / d untuk tutup toples adalah 3,1 ; untuk disket 3,37 . Disambung dengan jawaban dari siswa – siswa yang lain. Jawaban yang diungkapkan siswa tersebut ditulis oleh peneliti dipapan tulis. Setelah itu peneliti bertanya pada siswa dari perhitungan ini sepertinya nilainya hampir sama ya ? , seketika itu juga Mr menjawab iya pak nilainya sekitar 3 , , kemudian Na juga mengutarakan pendapat benar pak nilainya sekitar 3, dan kalau saya tidak salah itu

hampir sama dengan nilai

π

dimana nilainya sekitar 3,14 ,

setelah Na selesai mengutarakan pendapatnya peneliti berkata iya benar apa yang dikatakan oleh St bahwa nilai dari K / d sama

dengan nilai

π

, sekarang coba kalian selesaikan lagi tugas kalian

tadi . Disini tiap kelompok sudah mulai mencoba soal yang tadi belum selesai.

Dari deskripsi di atas peneliti menyimpulkan bahwa pada pertemuan pertama ini siswa masih kurang percaya diri dalam mengungkapkan pendapatnya, karena siswa masih menunggu bimbingan guru. Selain itu siswa juga masih kurang kreatif dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang dihadapi. Hal ini terlihat ketika siswa tidak bisa mengerjakan, siswa hanya diam dan tidak mencoba mengerjakannya.

(68)

menjadi gaduh. Sebagian besar siswa hanya mebaca soal tanpa memahami maksud soal dengan baik. Pada saat peneliti menanyakan pada siswa apakah ada yang belum jelas siswa tidak ada yang bertanya. Namun ketika peneliti mempersilakan siswa untuk segera mengerjakan, beberapa siswa justru bertanya, Pak, ini pertamanya diapakan tho pak ? dan Pak ini caranya gimana sih ? , sehingga peneliti pun harus membantu siswa untuk memahami soal. Disini peneliti melihat bahwa masih rendahnya motivasi siswa untuk memahami soal. Kemudian setelah peneliti memberikan penjelasan bahwa siswa diberikan kebebasan dalam menyelesaikan soal, barulah siswa mulai mengerjakannya.

Dalam mengerjakan LAS, peneliti selalu mengingatkan pada siswa agar dalam menyelesaikan soal secara berkelompok semua harus berpartisipasi tidak hanya menunggu jawaban saja. Waktu yang disediakan untuk mengerjakan LAS adalah 35 menit dan selama siswa mengerjakan LAS peneliti berkeliling dan mengontrol kegiatan belajar siswa. Selain itu peneliti juga melakukan pencatatan kecil tentang kegiatan belajar yang berlangsung yang berguna untuk bahan refleksi dengan observer dan guru.

(69)

mereka melakukan hal tersebut mereka menjawab, nanti dia nggak mau mikir pak !!! atau takut diconto pak . Peneliti juga bertanya kepada salah satu siswa yang kesulitan dalam mengerjakan akan tetapi tetap tidak mau bekerja dalan kelompok, siswa tersebut mengatakan bahwa meskipun salah, lebih baik mengerjakan sendiri daripada mencontoh pekerjaan teman. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa belum benar – benar paham yang dimaksud dengan belajar kelompok. Peneliti juga melihat bahwa rasa kerjasama dalam menyelesaikan soal masih sangat rendah.

Ketika siswa sudah bekerja secara kelompok, peneliti tampak lebih santai. Para siswa terlihat sibuk bertukar pikiran dan gagasan dalam menyelesaikan soal yang terdapat pada LAS, sehingga mereka bertanya pada peneliti pada saat mereka benar – benar menemui jalan buntu dalam menyelesaikan soal tersebut. Berikut salah satu contoh percakapan peneliti dengan salah satu siswa mengenai LAS pertemuan pertama soal no 2b.

Peneliti : Coba saya lihat hasil pekerjaan hasil kelompok

kalian ? .

Beberapa siswa : Sedikit lagi, pak .

Peneliti : Kenapa dalam mencari panjang lintasan, kamu

(70)

Lk : Panjang lintasan bola untuk untuk satu kali berputar kan

sama dengan keliling lingkaran pak . ( sambil

menggelindingkan double tep yang ia pegang ).

Lr : Benarkan pak ?. jadi untuk 12.000 kali berputar maka

kelilingnya dikalikan 12.000 .

Peneliti : Iya benar, sekarang teruskan pekerjaan kalian lagi

.

Beberapa siswa : Baik Pak .

Ketika peneliti berbicara dengan siswa, terlihat bahwa siswa sudah berani mengungkapkan hasil pemikirinnya untuk menyelesaikan soal mengenai kehidupan sehari – hari.

(71)

tambah, maka seketika itu juga dua orang siswa bertanya.Dy bertanya pada kelompok yang sedang maju ke depan mengapa mencari panjang lintasan digunakan cara keliling lingkaran dikalikan dengan

banyak roda berputar ? , Lr menjawab Panjang lintasan bola untuk untuk satu kali berputar kan sama dengan keliling lingkaran

jadi untuk 12.000 kali berputar maka kelilingnya dikalikan 12.000,

sudah mengerti belum ? . Kemudian Dy mengangguk – angguk. Peneliti melihat adanya respons siswa setelah mendapat motivasi dari peneliti, sehingga dapat dikatakan bahwa setelah mendapat motivasi siswa menjadi lebih terpicu untuk bertanya maupun mengutarakan pendapat.

3) Penutup

(72)

kualitas yang sama, sehingga tidak ada yang lebih sulit maupun yang lebih mudah.

Kuis yang diadakan pada setiap akhir pertemuan dan dilaksanakan 10 menit sebelum pembelajaran berakhir, bertujuan untuk mengetahui sejauh mana daya serap siswa terhadap materi menghitung keliling dan luas lingkaran yang diberikan.

Daya serap siswa terhadap materi menghitung keliling dan luas lingkaran ditunjukkan dengan hasil kuis yang dilaksanakan setiap akhir pertemuan. Dari hasil yang diperoleh, terlihat bahwa secara umum daya serap siswa terhadap pembelajaran menghitung keliling lingkaran pada siklus pertama belum optimal, bahkan dilihat dari perolehan rata – rata kelas yang hanya mencapai nilai 3,80 dapat dikatakan bahwa daya serap siswa terhadap pembelajaran masih rendah.

c. Observasi

Pada pertemuan pertama ini, beberapa siswa terlihat belum siap untuk memulai pelajaran, mereka terlihat sibuk mengobrol dengan teman sebangku, dan belum menyiapkan buku serta alat tulis di atas mejanya, sehingga peneliti harus menegur siswa terlebih dahulu. Setelah peneliti menegur siswa maka seketika itu juga suasana kelas menjadi lebih tenang.

(73)

Terbukti dari kegiatan inti yang telah dilaksanakan, bahwa hanya terdapat beberapa siswa yang berani memberikan jawaban ataupun ide yang mereka punya.

Pada pertemuan ini, daya serap siswa dapat dikatakan rendah karena berdasarkan hasil kuis 77.78 % siswa masih mendapat nilai di bawah kriteria yang telah ditentukan pada BAB III. Hal ini menunjukkan bahwa 77.78 % siswa masih mempunyai daya serap yang rendah, sedangkan banyaknya siswa yang daya serapnya mencapai tinggi baru mencapai 22.22 % dari keseluruhan jumlah siswa. Dilihat dari pekerjaan siswa, terdapat faktor lain yang sangat mempengaruhi perolehan nilai siswa, sehingga menyebabkan banyak siswa mendapat nilai kurang, yaitu kurangnya waktu yang diberikan untuk mengerjakan kuis tersebut.

d. Refleksi

(74)

pertemuan selanjutnya bisa lebih baik. Beberapa hal yang perlu diperbaiki dan dikembangkan adalah sebagai berikut :

1. Hal yang perlu diulang dan diperbaiki :

a. Peneliti mengajar terlalu cepat dan kurang tenang, sehingga perlu sering mengontrol diri dan melakukan cek pada siswa.

b. Selama proses pembelajaran, peneliti masih sering memberikan dorongan atau motivasi, hal ini bagus dilakukan tapi jika terlalu sering dilakukan akan membuat siswa tidak dapat mengekspresikan dirinya. Siswa akan selalu bergantung pada penjelasan guru.

c. Dalam melakukan pembelajaran dengan pendekatan open – ended memang memerlukan waktu yang lebih, jadi peneliti harus mampu mempergunakan waktu dengan baik. Sehingga dengan waktu yang ada, tujuan pembelajaran dapat tetap dicapai.

d. Sebagian besar siswa masih kurang percaya diri baik dalam menjawab pertanyaan dari peneliti maupun dalam mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Hal ini terlihat ketika salah satu kelompok maju ke depan mereka saling menujuk teman satu kelompok untuk berbicara mewakili kelompoknya. e. Siswa masih mempunyai daya serap yang rendah terhadap bahan

(75)

sehingga beberapa siswa tidak dapat menyelesaikan tugasnya hingga tuntas.

2. Hal yang perlu dikembangkan dan diarahkan :

a. Siswa secara serentak dan antusias memberikan jawaban atas pertanyaan – pertanyaan kecil yang diberikan oleh peneliti. b. Sebagian besar siswa memperhatikan pada saat diterangkan c. Siswa bisa menghormati pendapat yang lain dari temannya. d. Siswa dengan semangat mau untuk melaksanakan mengerjakan

apa yang disuruh oleh peneliti.

Dari hasil refleksi pada pertemuan I ini dapat dikatakan behwa sikap dan perilaku siswa selama pembelajaran masih kurang optimal, bahkan secara umum daya serap siswa terhadap bahan ajar juga masih rendah, sehingga diperoleh kesimpulan bahwa pendekatan open – ended yang dipakai dalam pembelajaran menghitung keliling dan luas lingkaran untuk siswa kelas VIII A MTs Al – Uswah Bergas belum dapat mengoptimalkan pembelajaran.

2. Pertemuan II a. Perencanaan

Perencanaan tindakan yang dilakukan pada pertemuan kedua adalah sebagai berikut :

(76)

digunakan. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun oleh peneliti dengan pertimbangan dari dosen pembimbing dan guru yang bersangkutan. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ini berguna sebagai pedoman peneliti dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.

2) Menyusun dan menyiapkan lembar observasi mengenai aktivitas siswa. Lembar observasi mengenai aktivitas siswa ini digunakan untuk mencatat segala perilaku dan aktivitas yang dilakukan siswa selama pembelajaran berlangsung.

3) Mempersiapkan sarana dan media pembelajaran yang akan digunakan. Sarana yang digunakan dalam setiap pembelajaran adalah Lembar Aktivitas Siswa ( LAS ).

4) Mempersiapkan kuis untuk siswa. Kuis dilaksanakan setiap akhir pembelajaran untuk mengetahui seberapa besar pemahaman siswa terhadap materi yang baru saja dibahas. Soal kuis disusun oleh peneliti dengan pertimbangan dosen pembimbing dan guru yang bersangkutan.

b. Tindakan Kelas

Tindakan kelas yang dilakukan peneliti pada pertemuan kedua ini adalah sebagai berikut :

1. Pembukaan

(77)

peneliti menyampaikan secara singkat kepada siswa tentang tujuan pembelajaran kali ini, yaitu dapat menggunakan rumus keliling lingkaran yang telah ditemukan sendiri oleh siswa pada pertemuan pertama, untuk menyelesaikan suatu masalah.

Pada awal pertemuan ke dua, peneliti mengingatkan siswa tentang rumus keliling lingkaran yang telah ditemukan pada pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan ke dua ini, siswa mulai berani mengungkapkan pendapatnya ketika peneliti melontarkan pertanyaan, yaitu dengan cara mengacungkan jari terlebih dahulu pada saat akan menjawab pertanyaan dari peneliti. Setelah itu peneliti menunjuk beberapa siswa yang mengacungkan jari mereka untuk menjawab pertanyaan.

(78)

yang pelan dan hanya terdengar oleh peneliti saja. Ketika peneliti meyuruh siswa tersebut untuk menyampaikan dengan suara keras ia tidak mau dengan alasan malu dengan temannya. Dari sini peneliti melihat masih kurangnya rasa percaya diri siswa dalam menyampaikan pendapat atau gagasan. Dalam pembelajaran ini siswa lebih mudah mengingat rumus keliling lingkaran karena mereka sendiri yang menemukan rumus tersebut.

2. Kegiatan inti

Setelah siswa dapat memahami tentang rumus keliling lingkaran yang telah ditemukan sebelumnya, peneliti meminta pada siswa untuk berkumpul dengan kelompoknya sesuai dengan pada pertemuan pertama. Kemudian peneliti mebagikan LAS yang telah dipersiapkan. Pada pertemuan ke dua, setelah peneliti membagikan LAS siswa sudah mulai belajar memahami soal sendiri, bahkan beberapa diantara mereka membaca soal berulang kali untuk mengetahui maksud soal tersebut, tapi meskipun begitu pada akhirnya peneliti tetap membantu siswa dalam memahami soal dengan memabacakan soal tersebut. Dari hasil pengamatan diperoleh, bahwa siswa dapat lebih memahami soal apabila soal tersebut telah dibacakan kembali oleh peneliti.

(79)

LAS dengan berdiskusi. Sedang pada kelompok yang lainnya, hanya satu atau dua orang yang kreatif mengeluarkan idenya untuk menyelesaikan soal tersebut, sedangkan siswa yang lain hanya mendengarkan saja. Waktu yang digunakan siswa untuk menyelesaikan LAS 10 menit lebih cepat daripada pertemuan sebelumya.

Pada saat siswa mengerjakan LAS, peneliti selalu mengontrol belajar siswa dengan cara berkeliling dan memonitor pekerjaan siswa. Pada pertemuan kedua ini peneliti masih terlihat kewalahan membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal, meskipun telah dibantu oleh obsever. Hal ini dikarenakan siswa masih mengerjakan LAS secara individu meskipun sudah dianjurkan untuk bekerja kelompok, dan bahkan sebagian besar siswa tidak yakin dan percaya diri dengan hasil pemikiran dan pekerjaannya sendiri, sehingga seringkali mengajukan pertanyaan baik kepada peneliti ataupun pada observer. Misalnya seperti ini Pak, pak sini pak , kalau seperti ini sudah betul belum pak ? , meskipun beberapa jawaban dari mereka sudah betul. Berikut cuplikan pembicaraan siswa dengan peneliti

Gambar

Tabel 2.1  :  Standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk pokok
Gambar 3.1 : Siklus Pembelajaran
Tabel 3.1 : Skema penelitian tindakan kelas
Tabel 3.2 : Lembar Observasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

ALAMAT EMAIL TELEPON KELAS DANA NPSN PD-ID KODE CABANG REKENING ATASNAMA REKENING.

Maka, dapat disimpulkan bahwa menurut data yang diperoleh dari siswa dalam penelitian ini, terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan (bersama-sama) antara

Desain Visual Teori dan Aplikasi, T Gramedia Pustaka Utama, Yogyakarta, 2010.. Suryani,

Sketsa tampilan untuk menu topik Pemakaian Ejaan Bahasa Indonesia, Berisikan materi dari topik tersebut dan tombol back untuk kembali ke menu pokok bahasan, dan

Hasil uji serempak menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel faktor produksi modal, tenaga kerja, bahan baku dan mesin yang digunakan dalam produksi glycerine pada

Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk memberikan gambaran tentang parameter fisik tanah, visualisasi kelongsoran lereng, dan mekanik tanah seperti angka pori,

Perumusan solusi dan eksplanasi dari masalah yang dihadapi masyarakat dan penjelasan dari fenomena alam (sesuai konsep sains) diperoleh peserta didik semata-mata berdasarkan