• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sikap guru terhadap program sertifikasi dalam peningkatan kinerja guru : studi kasus guru-guru sekolah menengah atas di Kota Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Sikap guru terhadap program sertifikasi dalam peningkatan kinerja guru : studi kasus guru-guru sekolah menengah atas di Kota Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KINERJA GURU

Studi Kasus : Guru-guru Sekolah Menengah Atas di Kota Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh :

Wayah Efratasario Sabattrinia NIM : 031324032

PROGRAM STUDI PENDIDIK AN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARM A

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

viii ABSTRAK

SIKAP GURU TERHADAP PROGRAM SERTIFIKASI DALAM PENINGKATAN KINERJA GURU

Studi Kasus : Guru-guru Sekolah Menengah Atas di Kota Yogyakarta Wayah Efratasario Sabattrinia

031324032

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2008

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk : 1) menganalisis sikap guru terhadap proses sertifikasi dan, 2) menganalisis sikap guru terhadap pencapaian tujuan sertifikasi.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif. Penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Atas kota Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel menggunakan Random Sampling, sampel yang diambil sebanyak 30 sekolah dengan jumlah responden 70 orang guru. Teknik pengumpulan data adalah kuesioner. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan korelasi Product Moment dari Karl Pearson dengan taraf signifikasi 5%. Teknik analisis data menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II.

(9)

ix ABSTRACT

TEACHER’S ATTITUDE TOWARDS THE PROGRAMME OF CERTIFYING OF TEACHER’S PERFORMANCE

A Case Study on Teachers’ of Senior High Schools in Yogyakarta Wayah Efratasario Sabattrinia

031324032

Sanata Dharma University Yogyakarta

2008

The aims of this reserch are : 1) analyzing the attitude of teachers to the process of certifying of teacher’ s performance and, 2) analyzing the attitude of teachers in attaining the target of certifying of teacher’ s performance.

This research is a descriptive research. This research was carried out in Senior High Schools in Yogyakarta. The technique of taking samples was random sampling. The samples were 70 teachers from 30 schools of Senior High Schools. The technique of collecting data is questionnaire. The data of this research was analyzed by using The Correlation of Product Moment from Karl Pearson with 5% signification level. The technique of analyzing the data refered to the evaluation of standart type II.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Sang Juru Selamat atas segala anugerah dan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “ Sikap Guru Terhadap Program Sertifikasi dalam Peningkatan Kinerja Guru “ . Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa dukungan dan doa dari berbagai pihak yang senantiasa membantu dengan ikhlas dan tidak mengenal lelah, tidak mungkin skripsi ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa kebaikan orang-orang di sekitar penulis yang telah memberi bantuan secara langsung maupun secara tidak langsung, baik moril maupun materiil sangat membantu penulis. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku dosen pembimbing I yang selalu memberikan dorongan semangat, dukungan, masukan, kritikan dan saran kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

(11)

xi

6. Bapak Yohanes M. V. Mudayen selaku dosen tamu dalam pengujian skripsi yang banyak memberikan saran, masukan, dan kritik yang membangun dalam proses skripsi ini.

7. Seluruh Guru Sekolah menengah Atas di Kota Yogyakarta yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian penulis.

8. Segenap Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi yang telah banyak membantu penulis selama masa perkuliahan sampai terselesaikannya penyusunan skripsi ini.

9. Seluruh Staf Sekretariat Prodi pendidikan Ekonomi (Mbak Titin, Pak Wawik ) yang selalu membantu dalam urusan administrasi penulis. 10. Kedua orangtua ku tercinta Bapak B.M. Triyono dan Ibu Veronica Ngatira

terima kasih untuk doa, nasihat dan bimbingan yang diberikan hingga penulis berhasil hingga saat ini.

11. Adikku Bernadettha Wayah Yudhis Tyastuti (cepet lulus y yas..cinta emang selalu indah) dan Yohana Wayah Kusuma Pratiwi yang selalu memberikan semangat.I LOPH U.

12. Mas KiZ ku pelita hatiku yang selalu mendukungku dan memberikan motivasinya disaat aku jatuh. Makasi yagh...akhirnya aku bisa nyusul juga.

(12)

xii

14. Teman- teman Prodi Pendidikan Ekonomi: Wisnu, Bona Koko, Hendra (ayo bhe, bimbingan jangan lupa), Heri(^^), Okta, Anang (ayo cr ‘ gawe), Yuyun (ealah bu...gn tho rasanya jadi sarjana), Nining, Urbanus, Pipit, Ningsih, Meyta, Mbak Sandy, Ika, Katrin (Sukses y..jgn lupakan saat-saat kita menunggu bimbingan), Ratna, Asih, Nanik, Rino, Istadi, Lius, Ian, Asti, Andika, Yustina, dan Alex. Terima kasih atas kebersamaan dan persahabatannya.

15. Teman-teman kos “ Primadona” Sisca, Dewi, Khori, Yohana, Ika, Retno dan Puput. Terima kasih untuk hari- hari yang penuh dengan canda tawa. 16. Sahabatku Sisca (akhirnya ndun..), Patty (cepet nyusul yagh prend), Ery

‘ cendol’ aprilianti (ojek cantikku yang selalu membantu, semua karena kamu).Terimakasih untuk semua dukungan, bantuan, dan motivasi yang telah diberikan selama penulis menyelesaikan skripsi.

17. Alumni SMU SEDES SAPIENTIAE Bedono angkatan 2003 yang tidak dapat penulis sebutkan satu- persatu. Terimakasih untuk persahabatan yang tak terpisahkan.

18. My ‘ eks’ yang selalu memberikan nasihat dan jurus- jurus jitu dalam menjalani hidup. Makasih yak ndut...semua emang diserahkan nasib,wish all the best for u.

(13)
(14)

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN...iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ...viii

ABSTRACT...ix

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR ISI ...xiv

DAFTAR GAMBAR...xviii

DAFTAR TABEL ...xix

BAB I. PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II. LANDASAN TEORI ... 8

A. Profesi Guru di Indonesia ... 8

(15)

xv

1. Upaya- Upaya yang Dilakukan untuk Meningkatkan

Profesionalisme Guru... 11

2. Standar Kompetensi Guru... 14

3. Peningkatan Profesionalisme Guru dengan Sertifikasi ... 16

C. Program Sertifikasi Guru Di Indonesia... 20

1. Konsep dan Definisi Sertifikasi Guru ... 20

2. Prosedur dan Mekanisme Sertifikasi Guru ... 21

3. Pelaksanaan Serifikasi Guru di Indonesia... 24

D. Sikap Guru terhadap Program Sertifikasi... 26

E. Penelitian Terdahulu... 30

F. Kerangka Berpikir... 31

BAB III. METODE PENELITIAN ... 33

A. Desain Penelitian... 33

B. Tempat dan Waktu Penelitian... 33

C. Subjek dan Objek... 34

D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel... 34

E. Variabel Penelitian... 35

F. Instrumen Penelitian... 37

G. Teknik Pengumpulan Data... 38

H. Teknik Analisis Instrumen... 40

(16)

xvi

BAB IV. GAMBARAN UMUM ... 44

A. Gambaran Umum Kota Yogyakarta... 44

1. Sejarah Kota Yogyakarta... 44

2. Kondisi Geografis Kota Yogyakarta... 45

a. Batas Wilayah ... 45

b. Keadaan Alam dan Luas wilayah... 46

3. Kota Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan... 46

B. Deskripsi Sekolah ... 47

C. Deskripsi Responden... 48

BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 51

A. Pengujian Instrumen... 51

1. Pengujian Validitas... 51

2. Uji Reliabilitas ... 53

B. Analisis Data... 54

1. Sikap Guru terhadap Proses Sertifikasi... 54

2. Sikap Guru terhadap Pencapaian Tujuan Sertifikasi... 56

C. Pembahasan... 56

1. Sikap Guru terhadap Proses Sertifikasi... 56

2. Sikap Guru terhadap Pencapaian Tujuan Sertifikasi... 59

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 61

A. Kesimpulan ... 62

(17)

xvii

(18)

xviii

DAFTAR GAMBAR

(19)

xix

DAFTAR TABEL

Tabel III.1 Kisi- Kisi Kuesioner... 38

Tabel III.2 Penilaian Acuan Patokan... 43

Tabel IV.1 Daftar Sekolah Responden... 47

Tabel IV.2 Tabel Responden Berdasarkan Usia Responden... 49

Tabel IV.3 Tabel Responden Berdasarkan Masa Kerja... 49

Tabel IV.4 Tabel Responden Berdasarkan Status Kepegawaian... 50

Tabel IV.5 Tabel Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 50

Tabel V.1 Uji Validitas Sikap Guru Terhadap Proses Sertifikasi... 52

Tabel V.2 Uji Validitas Sikap Guru Terhadap Pencapaian Tujuan Sertifikasi... 53

Tabel V.3 Uji Reliabilitas... 54

Tabel V.4 Sikap Guru Terhadap Proses Sertifikasi... 55

(20)

1 A. Latar Belakang Masalah

(21)

Menyoroti pendidikan di Indonesia, pendidikan di negara kita ini masih mengalami krisis seperti perahu yang terkena badai. Banyak sekali pembaharuan yang ingin dilakukan tetapi sering kali hanya dilakukan setengah-setengah. Mulai dari zaman orde baru sampai karbinet gotong royong pendidikan di Indonesia memiliki fenomena tersendiri. Gambaran pendidikan di Indonesia memang sangat membutuhkan perhatian. Hal ini dibuktikan dari data penelitian Human Development Index (HDI) yang menyatakan bahwa pendidikan di Indonesia pada tahun 2004 menempati urutan ke 111 dari 175 negara. Data ini membuktikan bahwa tingkat pendidikan dinegara kita masih tertinggal jauh dari negara lain bahkan dari negara tetangga kita sendiri seperti Singapura yang berada di peringkat 25, Brunei Darusalam pada peringkat 33, Malaysia pada peringkat 58, Thailand pada peringkat 76 atau Filipina pada peringkat 85 (Kompas,2004). Untuk tingkat perguruan tinggi pun, dalam kelompok 20 perguruan tinggi di Asia tenggara hanya dua perguruan tinggi yang berhasil masuk yaitu ITB yang berada pada peringkat 10 dan UGM yang berada pada peringkat 12 (Seputar Indonesia,2007).

(22)

saat ini sedang dilakukan pemerintah adalah program sertifikasi guru. Pemerintah sedang mencoba memperbaiki mutu pendidikan kita yang akhir- akhir ini sering menjadi sorotan. Program sertifikasi guru dan dosen yang direncanakan oleh pemerintah sudah mulai dijalankan, dimana Undang- Undang no. 14 tahun 2005 tentang Guru dan dosen telah disahkan pada tanggal 30 Desember 2005 (Educare,2006). Undang- Undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang- Undang RI nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, dan Peraturan Pemerintah RI nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan guru adalah pendidik professional untuk itu, guru dipersyaratkan memiliki kualifikasi akademik minimal sarjana atau diploma IV (S1/D-IV) yang relevan dan +menguasai kompetensi sebagai agen pembelajaran (Ditjen Dikti , 2007).

(23)

Salah satu hal penting dalam pendidikan adalah guru yang merupakan fasilitator untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Guru memberikan gambaran yang jelas tentang suatu pelajaran baik dengan cara menerangkan, mengajarkannya kepada siswa melalui pengalaman, permainan ataupun dengan cara yang lain. Bantuan dari guru dalam menyampaikan materi membuat siswa menjadi lebih mengerti hal yang dipelajari. Akan tetapi, masih banyak juga guru yang dinyatakan belum layak mengajar yaitu 912.505 orang, terdiri atas 602.217 guru SD, 167.643 orang guru SMP, 75.684 orang guru SMA, dan 63.961 orang guru SMK (Kompas, 2005). Oleh karena itu, di Indonesia masih dibutuhkan sosok guru yang ideal yaitu yang mampu mengajarkan ilmu kepada anak didiknya, mampu memberikan motivasi kepada murid- muridnya dan dapat membangun proses pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa dan guru.

(24)

pendidik yang berkurang juga. Oleh karena itu pemerintah berusaha memperbaiki keadaan ini dengan membuat program sertifikasi.

Program sertifikasi yang direncanakan oleh pemerintah sebagai upaya peningkatan mutu guru yang dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan guru, diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan. Bentuk peningkatan kesejahteraan guru berupa pemberian tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok bagi guru yang memliki sertifikat pendidik. Tunjangan tersebut berlaku bagi guru yang berstatus sebagai pegawai negeri sipil (PNS) maupun bagi guru yang berstatus non- pegawai negeri sipil (Ditjen Dikti , 2007) . Adanya program sertifikasi guru dan dosen diharapkan dapat membantu menyelesaikan salah satu permasalahan dalam dunia pendidikan di Indonesia yaitu perbaikan kualitas pendidikan.

(25)

dan mengundang adanya sikap dari masyarakat. Salah satu pihak sangat setuju dengan adanya program ini karena diharapkan dapat memberikan angin segar bagi profesi guru itu sendiri. Pihak lain justru berkebalikan, menganggap program ini tidak akan sukses sehingga tunjangan yang akan diberikan itu hanya sekedar iming- iming saja. Namun ada juga pihak yang hanya mengikuti arus saja, yang sekedar mengikuti aturan yang berlaku. Adanya perbedaan sikap ini sangat dirasakan dalam program sertifikasi karena dari sikap masyarakat terutama guru dapat dilihat apakah program ini berhasil atau tidak. Penelitian ini meneliti tentang “ Sikap Guru terhadap Program Sertifikasi dalam Peningkatan Kinerja Guru” karena adanya program ini menimbulkan reaksi berbeda- beda dari tiap orang yang terlihat dari sikap mereka terhadap program ini, dari sikap mereka dapat diperoleh gambaran berhasil atau tidaknya pelaksanaan sertifikasi bagi guru.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana sikap guru terhadap proses sertifikasi?

2. Bagaimana sikap guru terhadap pencapaian tujuan sertifikasi? C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Menganalisis sikap guru terhadap adanya proses sertifikasi dalam upaya peningkatan kinerja guru.

(26)

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Pemerintah dan Dinas Pendidikan Tinggi.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap pelaksanaan Program Sertifikasi Guru dan juga memberikan gambaran dalam mengambil keputusan dalam bidang pendidikan serta dapat menjadi sumber refleksi dan perbaikan akan pelaksanaan Sertifikasi Guru pada pelaksanaan selanjutnya.

2. Bidang pendidikan.

Penelitian ini dapat menjadi referensi dan dapat memberikan masukan bagi pihak-pihak yang membutuhkan terutama hal-hal yang berkenaan dengan Sertifikasi Guru.

3. Mahasiswa.

Penelitian ini dapat memberikan gambaran dan dapat menjadi bekal dalam berkarya di masa yang akan datang.

4. Universitas.

(27)

8

LANDASAN TEORI

A. Profesi Guru Di Indonesia

Guru berasal dari bahasa sansekerta, gur-Ú yang berarti mulia, bermutu, memiliki kehebatan dan orang yang sangat dihormati. Arti guru yang demikian dalam istilah Jawa dapat diasosiasikan sebagai karakter yang memiliki kehebatan serta menjadi tauladan dan reflektif (Setyowati 2006:10). Pada jaman dahulu, jauh sebelum era globalisasi informasi profesi dan posisi guru konon dihormati seperti para priyayi dalam berbagai upacara dan perayaan. Secara ekonomis, penghasilan guru pada saat itu memadai dan secara psikologis, harga diri dan wibawa mereka juga tinggi sehingga para orangtua pun berterima kasih apabila anak- anaknya dididik oleh guru (Syah, 1997:221). Pada jaman kolonial, kedudukan guru berada setingkat dengan kaum bangsawan. Guru merupakan satu-satunya sumber pengetahuan dan menjadi tempat rujukan bagi semua pihak(www.kompas.com). Secara singkat posisi guru pada saat itu sangat terhormat dan mulia bagi masyarakat dan guru dianggap sebagai orang yang disegani dan pantas untuk ditiru bahkan masyarakat menganggap bahwa profesi guru merupakan salah satu profesi

yang diimpikan karena memiliki status sosial yang tinggi. Seiring dengan perkembangan jaman untuk masa sekarang pengertian guru

(28)

Guru dan Dosen Pasal 1 pengertian guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Guru merupakan sebutan terhormat untuk mereka yang bertugas mendidik siswa. Tugas seorang guru adalah mempersiapkan generasi manusia yang dapat hidup dan berperan aktif dalam masyarakat. (Sanjaya, 2005:144). Dalam menjalankan tugasnya, guru juga mempunyai hak dan kewajiban yaitu: a. Hak guru

Hak- hak guru terdapat dalam Undang- Undang Guru dan Dosen pasal 14 meliputi :

1) Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial.

2) Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.

3) Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan intelektual

4) Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi

5) Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugas keprofesionalan.

(29)

didik sesuai dengan kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang- undangan.

7) Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas.

8) Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi.

9) Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan.

10) Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi; dan atau

11) Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya. b. Kewajiban guru.

Kewajiban Guru menurut Undang- Undang Nomor 14 Tentang Guru dan Dosen Pasal 20 adalah :

1) Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.

2) Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni.

(30)

4) Menjunjung tinggi peraturan perundang- undangan, hukum, dan kode etik guru, serta nilai- nilai agama dan etika; dan memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

B. Peningkatan Profesionalisme Keguruan

1. Upaya- Upaya yang Dilakukan untuk Meningkatkan Profesionalisme Guru.

(31)

Upaya- upaya peningkatan profesionalisme guru terus berlangsung dengan tujuan yang sama yaitu lebih meningkatkan lagi kualitas pendidikan di Indonesia. Pada tahun 1990-an berbagai upaya juga dilakukan pemerintah untuk meningkatkan keterampilan mengajar, penguasaan materi ajar serta komitmen dan motivasi guru dalam mengajar. Adapun program- program yang diupayakan pemerintah pada saat itu adalah : program penyetaraan untuk meningkatkan kualifikasi guru, peningkatan kemampuan guru secara khusus melalui penataran, serta program pembinaan dan pengembangan kemampuan professional guru melalui wadah PKG (Pemantapan Kerja Guru), MGMP/BS (Musyawarah Guru Mata Pelajaran/Bidang Studi), KKG/PKG ((Kelompok Kerja Guru/ Pemantapan Kerja Guru), dan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (Supriadi dan Faisal, 2001: 263).

Program penyetaraan untuk meningkatkan kualifikasi guru lebih diprioritaskan untuk guru SD hinggs setara D-II dan SLTP hingga setara D-III yang dimulai sejak tahun 1992/1993. Pelaksanaan program ini bertahap mengingat besarnya jumlah guru yang memerlukan peningkatan kualifikasi. Mengingat besarnya tantangan peningkatan kualifikasi guru tersebut, maka ditempuh berbagai usaha untuk meningkatkan produktivitas dan mutu program ini bekerjasama dengan LPTK di seluruh Indonesia.

(32)

guru pada tingkat SD hingga SLTA. Persoalan yang dihadapi adalah kurangnya koordinasi antara program- program penataran, mutu penataran yang belum teruji, dan dampak penataran terhadap kinerja guru. Perhatian yang sungguh- sungguh diberikan kepada usaha membenahi materi dan metode penataran agar mempunyai dampak yang nyata terhadap peningkatan kemampuan guru. Pada saat yang sama, dilakukan pemetaan kembali jenis- jenis penataran dengan tujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensinya.

Program terakhir yang dilaksanakan yaitu pembinaan dan pengembangan kemampuan professional guru melalui wadah PKG (Pemantapan Kerja Guru), MGMP/BS (Musyawarah Guru Mata Pelajaran/Bidang Studi), KKG/PKG (Kelompok Kerja Guru/Pemantapan Kerja Gutu) dan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS). Melalui wadah ini para guru diarahkan untuk dapat berbagi pengalaman mengenai cara mengajar dan materi ajar sehingga apa yang diperoleh guru di kelompok tersebut dapat diterapkan di kelas. Dibeberapa daerah, pembinaan seperti ini cukup efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mengajar guru, namun ditempat lain masih ditemukan kendala yang berkaitan dengan akses guru ke PKG/KKG dan motivasi guru untuk menerapkan apa yang diperoleh di kelas.

(33)

praktis yang dialami di sekolah. Di lain pihak, materi- materi yang kurang relevan perlu dilakukan pengkajian yang intensif dan komprehensif terhadap materi pendidikan/pelatihan guru yang dilakukan oleh para ahli dengan melibatkan para guru yang mengetahui permasalahannya.

2. Standar Kompetensi Guru

Kompetensi merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan profesi keguruannya (Usman, 1997: 14) sedangkan menurut Johson dalam Sanjaya, 2005: 145, kompetensi merupakan perilaku rasional guna mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Pengertian kompetensi guru menurut Undang- Undang Guru dan Dosen merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya.

(34)

demikian ia mempunyai wewenang dalam pelayanan sosial di masyarakat. Kecakapan sosial tersebut dijelaskan dalam perbuatan yang bermakna, bernilai sosial dan memenuhi standar (kriteria) tertentu yang diakui atau disahkan oleh kelompok profesinya dan atau warga masyarakat yang dilayaninya atau secara nyata, orang yang kompeten tersebut mampu bekerja di bidangnya secara efektif- efisien. Kadar kompetensi seseorang tidak hanya menunjuk kuantitas tetapi kualitas kerja (Houston dalam Samana, 1994 : 44). Kompetensi sangat perlu dimiliki oleh tiap- tiap guru agar pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

Untuk menciptakan proses pembelajaran yang ideal, guru harus memiliki kompensi dasar. Menurut Undang- Undang Guru dan Dosen kompetensi yang harus dimiliki oleh guru meliputi kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi pedagogik yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

(35)

pembelajaran karena kepribadian guru sangat berperan dalam membentuk peserta didik sehingga dengan ajarannya guru dapat membentuk kepribadian siswa yang baik. Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul dengan masyarakat setempat (Mulyasa, 2007:173). Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkenaan dengan pemahaman peserta didik dan pengelola pembelajaran yang mendidik dan dialogis (Trianto dan Tutik, 2007: 85) Keempat kompetensi ini diharapkan dapat dilaksanakan oleh guru dalam melaksanakan profesinya baik di sekolah maupun dimasyarakat.

3. Peningkatan Profesionalisme Guru Dengan Sertifikasi

(36)

terhadap prinsip dan juga mampu menguasai bidang ilmu yang diajarkan (Kompas, 2006). Namun kenyataannya, kualitas sumberdaya guru di Indonesia masih rendah padahal ilmu pengetahuan merupakan senjata guru dalam mengajar. Selain dari segi kualitas, kuantitas guru juga masih kurang karena masih banyak wilayah di Indonesia yang kekurangan guru, seperti di Pulau Jawa yang seharusnya jumlah guru lebih banyak ternyata masih mengalami kekurangan banyak guru, untuk satu SD yang seharusnya memiliki tujuh guru kenyataannya hanya memiliki dua atau tiga guru (Kompas, 2004). Lain halnya di daerah Papua jumlah tenaga pengajar sangat terbatas sehingga banyak sekolah yang ditutup. Rasio guru di sekolah ini 1: 6,5 satu sekolah hanya terdapat enam atau tujuh guru sehingga masih banyak ditemukan siswa lulusan sekolah dasar atau sekolah menengah pertama yang belum bisa membaca dan menulis (Basis, 2001). Menurut Prihadiartanto (2005) pada tahun 2020 Indonesia akan kehabisan Guru. Kedua permasalahan ini menyebabkan merosotnya citra profesi guru sehingga masih banyak generasi muda yang pandai tidak tertarik dan berminat menjadi guru (Kompas, 2006). Guru merupakan pekerjaan dengan tanggungjawab besar namun gaji yang didapatkan minim.

(37)

kombinasi yang sempurna untuk menghasilkan generasi yang kurang cerdas sehingga perlu adanya peningkatan profesionelisme dalam diri guru sendiri.Profesional dapat berarti cara seseorang untuk menjalankan profesi dengan sebaik- baiknya dan juga sikap seseorang untuk mengembangkan kemampuannya sehingga memiliki keterampilan yang tinggi. Namun, menurut Undang- Undang Guru dan Dosen, professional berarti pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memiliki pendidikan profesi sedangkan guru professional berarti guru yang mampu berubah dari praktik lama untuk menghadapi tantangan professional saat ini (Kompas, 2007) sehingga dalam menjalankan profesinya sehari- hari guru harus mampu dan memiliki kemampuan untuk memberikan dan mengajarkan ilmu pengetahuan kepada siswa dengan menggunakan cara- cara yang relevan saat ini. Profesionalisme yang dimiliki oleh guru berdampak pada peningkatan mutu guru sendiri sehingga pada akhirnya guru akan lebih berkualitas.

(38)

Diploma IV yang relevan dan menguasai kompetensi sebagai agen pembelajaran (Kompas, 2007). Upaya lain yaitu dengan program sertifikasi yang diorientasikan kepada guru prajabatan dan guru dalam jabatan. Selain untuk peningkatan profesionalisme, tujuan lain pelaksanaan sertifikasi adalah untuk peningkatan mutu hasil pendidikan dan juga menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional (Kompas, 2007). Proses sertifikasi guru yang merupakan titik awal bagi perbaikan kualitas guru diharapkan dapat menjadi titik awal bagi perbaikan pendidikan Indonesia sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

(39)

C. Program Sertifikasi Guru Di Indonesia 1. Konsep Dan Definisi Sertifikasi Guru

Istilah sertifikasi dalam makna kamus berarti surat keterangan (sertifikat) dari lembaga berwenang yang diberikan kepada jenis profesi dan sekaligus pernyataan terhadap kelayakan profesi untuk melaksanakan tugas (Trianto dan Tutik, 2007:11).Namun menurut Undang- Undang Guru dan Dosen, sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen, dimana sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga professional. Sertifikat pendidik diharapkan dapat berfungsi sebagai jaminan formal terhadap eksistensi pekerjaan mendidik. Selain itu, adanya sertifikat pendidik diharapkan dapat melindungi kegiatan pendidikan dari tindakan yang tidak bertanggung jawab (Kompas, 2007). Tujuannya adalah untuk mendapatkan guru yang bermutu. (Depdiknas, 2007:1).

(40)

dianggap telah memiliki kualifikasi dan kompetensi sehingga dengan adanya sertifikasi, kemampuan guru dalam hal mengajar sudah tidak diragukan lagi.

2. Prosedur dan Mekanisme Pelaksanaan Sertifikasi Guru.

(41)

perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, 5) penilaian dari atasan dan pengawas, 6) prestasi akademik, 7) karya pengembangan profesi, 8) keikutsertaan dalam forum ilmiah, 9) pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial, 10) penghargaan yang relevan di bidang pendidikan (Depdiknas, 2007). Selain dengan menggunakan dokumen portofolio, penilaian yang juga dimungkinkan adalah dengan program satu tahuun yang harus diikuti guru. Namun, program ini hanya berlaku untuk guru yang memiliki kemampuan yang lebih

.

Gambar II.1

Prosedur Sertifikasi Guru Dalam Jabatan

(42)
(43)

mencatat aktivitas- aktivitas yang telah dilakukan dalam bentuk portofolio. Aktivitas tersebut merupakan refleksi dari empat kompetensi dasar guru yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi professional, kompetensi personal dan kompetensi sosial. Guru yang lulus uji sertifikasi, akan mendapat tunjangan yang berasal dari pemerintah.

3. Pelaksanaan Sertifikasi Guru di Indonesia

(44)

yang dapat dijadikan dalam proses sertifikasi guru. Pertama, pada seleksi internal yang dilakukan oleh dinas pendidikan dimana setelah persyaratan kualifikasi akademik dilakukan selanjutnya peserta akan dilihat masa kerja, usia, pengalaman mengajar, pangkat, tugas tambahan, pengalaman mengajar dan prestasi kerjanya. Pada saat ini dimungkinkan adanya praktik “ tolong- menolong“ yang mengandalkan kedekatan pribadi.

(45)

media peningkatan kualitas pendidikan hanya akan menjadi sesuatu yang sia- sia.

Kecurangan dapat terjadi dalam melaksanakan suatu program dan adanya perbaikan memang diperlukan agar pelaksanaan program sertifikasi lebih baik lagi. Menurut Wahab (2007) ada beberapa upaya yang dapat dilakukan, yaitu dari pihak guru, sekolah dan juga pihak asesor. Pihak guru diminta agar meningkatkan wawasan dan pemahamannya terhadap penyelesaian portofolio sehingga isi dokumen dapat dijamin kevalidannya. Pihak sekolah juga dapat membantu jalannya program ini dengan adanya peningkatan kendali kepala sekolah dengan ditingkatkan keterbukaan dalam penentuan rangking calon peserta dan asesor sebagai penilai portofolio perlu meningkatkan kecermatan dan pengendalian terhadap perencanaan, pelaksanaan dan penentuan kelulusan uji sertifikasi portofolio. Upaya- upaya yang dilakukan diharapkan dapat membuat pelaksanaan program sertifikasi dimasa yang akan datang menjadi lebih baik lagi. Oleh karena itu persiapan yang matang memang diperlukan. Selain itu kejujuran dari masing- masing orang sangat diperlukan untuk mendukung pelaksanaan proses sertifikasi.

D. Sikap Guru Terhadap Program Sertifikasi

(46)
(47)

Gambar II.2 Skema Sikap

Variabel independent Variabel Variabel

Yang dapat diukur Intervening dipenden yang

Dapat diukur

Sumber: Azwar, Saifudin. 1995. Hal : 7

Sikap seseorang terhadap suatu objek selalu berperanan sebagai perantara antara responsnya dan objek yang bersangkutan. Respon diklasifikasikan dalam tiga macam, yaitu respons kognitif (respon perseptual dan pernyataan mengenai apa yang diyakini), respon afektif (respon syaraf simpatetik dan pernyataan afeksi), serta respon perilaku atau konatif (respon berupa tindakan dan pernyataan mengenai perilaku). Masing- masing klasifikasi respons ini berhubungan dengan ketiga kompenen sikapnya, dan dengan melihat salah satu di antara ketiga bentuk respon maka sikap seseorang sudah dapat diketahui. Namun, deskripsi lengkap mengenai sikap individu harus dilihat dengan melihat ketiga macam respon secara lengkap.

(48)

Sikap bukan merupakan sesuatu yang dibawa sejak lahir melainkan terbentuk melalui pengalaman karena terbentuk melalui pengalaman, berarti sikap merupakan hasil belajar sebab belajar pada dasarnya adalah upaya untuk mendapatkan pengalaman. Sikap terdiri dari tiga komponen, yaitu (Azwar,1995:24):

1. Komponen kognitif

Komponen kognitif mencakup persepsi, pendapat, atau opini dan kepercayaan terhadap obyek, konsep atau peristiwa tertentu. Wujud nyata dari proses kognitif ialah penilaian bahwa sesuatu itu benar atau tidak benar.

2. Komponen Afektif

Komponen afektif menyangkut masalah emosional seseorang terhadap suatu objek sikap. Secara umum, komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu.

3. Komponen Perilaku

(49)

Kecenderungan berperilaku secara konsisten, selaras dengan kepercayaan dan perasaan ini membentuk sikap individual.

Sikap yang ditujukan seseorang memiliki fungsi yang mungkin berbeda dengan sikap yang ditunjukkan orang lain. Sekurang- kurangnya fungsi sikap dapat dibedakkan menjadi enpat yaitu: 1) Untuk menyatakan penyesuaian, 2) Untuk mempertahankan atau menyembunyikan keadaan diri yang sebenarnya, 3) Untuk menyatakan nilai, 4) Untuk menunjukkan pengetahuan (Steers dalan Depdiknas, 1989: 240). Pada kehidupan sehari- hari sikap tiap orang berbeda- beda terhadap suatu perangsang. Ini disebabkan oleh berbagai faktor yang ada pada indivudu masing- masing seperti adanya perbedaan dalam bakat, minat, pengalaman, pengetahuan, intensitas perasaan dan juga situasi lingkungan. Demikian juga sikap seseorang terhadap suatu keadaan yang sama juga tidak selalu sama antara satu dengan yang lain.

E. Penelitian Terdahulu

(50)

tentang isi dan sifat program sertifikasi guru fisika yang ingin diselenggarakan oleh program studi Pendidikan Fisika USD? Apakah para mahasiswa mempunyai keinginan untuk mengikuti program program tersebut?. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa kebanyakan mahasiswa pendidikan fisika USD menyetujui dan menerima program sertifikasi guru fisika dan diharapkan bahwa Universitas Sanata Dharma sebagai instansi pendidikan mengadakan program sertifikasi itu sendiri karena dianggap mampu dan mungkin. Selain itu, kebanyakan mahasiswa mengusulkan bahwa dalam program sertifikasi guru fisika ditekankan praktik mengajar dilapangan dan penguasaan bahan fisika SMA dengan cara membahasnya di program sertifikasi tersebut.

F. Kerangka Berfikir

(51)

Salah satu tujuan dari dilaksanakannya program sertifikasi bagi guru adalah untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi guru. Adapun kompetensi yang harus dimiliki oleh guru adalah kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi pedagogik. Sikap positif guru terhadap program sertifikasi mendukung adanya peningkatan hasil kompetensi bagi guru sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan mengikuti program sertifikasi maka guru juga mendukung adanya peningkatan hasil kompetensi keguruan.

BAB III

Sertifikasi Guru

Tanggapan (sikap) Guru

(52)

33 A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu penelitian dengan mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek atau subjek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum (Sugiono,2001:11). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, artinya semua informasi atau data diwujudkan dengan angka dan analisisnya menggunakan analisis statistik. Data- data ini diperoleh dari hasil bertanya kepada responden dalam bentuk kuesioner.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

(53)

melakukan penelitian sebab lokasi penelitian mudah dijangkau dan lebih dekat dengan tempat tinggal penulis.

C. Subjek dan Objek 1. Subjek

Subjek menurut Arikunto (2000:116) adalah benda, hal/orang tempat variabel penelitian melekat. Mereka berperan sebagai pemberi informasi yang berhubungan dengan subyek penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah guru- guru SMA kota Yogyakarta.

2. Objek

Objek dalam penelitian ini yaitu sikap guru terhadap program sertifikasi dalam peningkatan kinerja guru.

D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel. 1. Populasi

Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan (Zuriah,2006). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SMA di kotaYogyakarta yang berjumlah 1. 829 orang, terdiri dari 593 orang guru SMA negeri dan 1.236 orang guru SMA swasta.

2. Sampel

(54)

Perhitungan sampel menggunakan Nomogram Harry King dengan kepercayaan sampel 90 % atau kesalahan 10% maka jumlah sampel adalah 3,8% dari populasi. Jadi, 0,038 x 1.829 = 69.5 atau sekitar 70 orang. Perhitungan persen sekolah yang akan dijadikan sampel yaitu sebanyak 22,4% sekolah negeri atau sebanyak 2 sekolah negeri dan 77,5% sekolah swasta atau sebanyak 29 sekolah.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Random Sampling yaitu pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut. Sampel disini mengambil guru SMA baik Negeri maupun Swasta di kota Yogyakarta.

E. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2001:31). Variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Sikap Guru Terhadap Proses Sertifikasi Terdiri dari empat indikator yaitu:

(55)

b. Pemilihan guru yang layak untuk disertifikasi meliputi : proses pemilihan guru secara transparan, kualifikasi akademik, criteria guru secara jelas dan proses seleksi internal.

c. Pengumpulan dokumen portofolio meliputi: penilaian dokumen portofolio, tim penilai dokumen portofolio, criteria penilaian dokumen portofolio.

d. Penilaian peserta yang lulus dan tidak meliputi: penetapan standar nilai, rekomendasi bagi peserta yang tidak lulus, guru yang mendapat sertifikat.

2. Sikap Guru Terhadap Pencapaian Tujuan Sertifikasi Terdiri dari empat indikator yaitu:

a. Kompetensi professional meliputi : penguasaan materi pembelajaran, pengembangan kurikulum, mengembangkan silabus, mengembangkan informasi dan materi pembelajaran.

b. Kompetensi Pedagogik meliputi : kemampuan guru untuk mengembangkan profesi.

c. Kompetensi kepribadian meliputi : kepribadian guru yang mantap, berwibawa, stabil, dewasa, disiplin; sosok ideal seorang guru.

(56)

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket tertutup dimana jawaban atas pertanyaan telah disediakan oleh peneliti sehingga responden cukup menandai salah satu alternative jawaban yang telah tersedia.

Dari jawaban yang telah diberikan tadi maka peneliti dapat mengetahui ukuran sikap guru atas adanya program sertifikasi. Altenatif jawaban yang diberikan oleh peneliti adalah Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu- ragu (R),Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Untuk kepentingan pengukuran variable digunakan skala Likert. Adapun skala yang diberikan untuk pertanyaan positif adalah sebagai berikut:

Sangat Setuju (SS) diberi bobot 5 Setuju (S) diberi bobot 4 Ragu- ragu (R) diberi bobot 3 Tidak setuju (TS) diberi bobot 2 Sangat Tidak Setuju (STS) diberi bobot 1

Sedangkan untuk pernyataan yang negatif diberikan bobot yang sebaliknya yaitu :

(57)

G. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner

Kuesioner adalah serangkaian pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk kemudian diisi dengan menggunakan pilihan jawaban yang disediakan.

Peneliti akan mengumpulkan data dengan menggunakan teknik kuesioner yang akan diserahkan kepada responden untuk kemudian diisi dengan menggunakan pilihan jawaban yang telah disediakan

Tabel III.1

a. Sosialisasi program sertifikasi guru

(58)

No. Variabel Indikator Positif Negatif internal.

c. Pengumpulan dokumen portofolio.

Guru yang mendapatkan sertifikat.

• Kompetensi Profesional Penguasaan materi informasi dan materi pembelajaran. • Kompetensi Pedagogik

(59)

No. Variabel Indikator Positif Negatif

Yaitu peneliti melakukan observasi secara langsung untuk memperoleh data yang akan di teliti.

H. Teknik Analisis Instrumen a. Validitas

Instrumen yang valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur (Sugiyono, 2001). Penggunaan validitas akan digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Rumus yang akan digunakan adalah rumus korelasi product moment

(60)

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y

X = Skor total tiap item

Y = Skor total item

b. Reliabilitas

Reliabilitas adalah taraf sampai di mana suatu instrumen dapat dipercaya

untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data. Dikatakan dapat

dipercaya apabila ukuran yang diperoleh merupakan yang benar dari suatu

yang ingin diukur. Untuk menghitung reliabilitas kuesioner, dalam

penelitian ini menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan taraf

signifikasi 5%, yaitu sebagai berikut :

(

)

ri = Reliabilitas instrument

k = mean kuadrat antara subjek

2 1

S

= Mean kuadrat kesalahan

2 i

S = Varian total

Dengan taraf signifikasi 5% suatu alat ukur dikatakan reliabel, apabila

r hitung > r table. Hasil perhitungan ri dikonsultasikan dengan harga kategori

(61)

I . Teknik Analisis Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan angket tertutup dimana jawaban atas pertanyaan telah

disediakan oleh peneliti sehingga responden cukup menandai salah satu

alternative jawaban yang telah disediakan. Dari jawaban yang telah diberikan

tadi maka peneliti dapat mengetahui sikap guru terhadap program sertifikasi

dalam peningkatan kinerja guru. Untuk kepentingan variabel digunakan

ukuran skala likert

1. Variabel Sikap guru terhadap proses sertifikasi

Variabel sikap guru terhadap program sertifikasi menggunakan alternatif

jawaban Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu- Ragu (R), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).

2. Variabel sikap guru terhadap pencapaian tujuan sertifikasi

Variabel sikap guru terhadap peningkatan hasil kompetensi keguruan menggunakan alternatif jawaban Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-Ragu (R), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).

(62)

Tabel III.2 Penilaian Acuan Patokan

Tingkatan Sikap Gur u K r iter ia

81%-100% 66%-80% 56%-65% 46%-55% Dibawah 46%

Sangat Baik Baik Cukup Baik

(63)

44

GAM BARAN UM UM

A. Gambar an Umum K ota Yogyakar ta

1. Sej ar ah K ota Yogyakar ta

Kota Yogyakarta adalah salah satu kota yang merupakan bagian dari

Daerah Istimewa Yogyakarta. Kota Yogyakarta, merupakan sebuah kota

yang kaya predikat, baik berasal dari sejarah maupun potensi yang ada,

seperti sebagai kota perjuangan, kota kebudayaan, kota pelajar, dan kota

pariwisata. Menurut Babad Gianti, Yogyakarta atau Ngayogyakarta

(bahasa Jawa) adalah nama yang diberikan Paku Buwono II (raja Mataram

tahun 1719-1727) sebagai pengganti nama pesanggrahan Gartitawati. Yogyakarta berarti yogya yang kerta, Yogya yang makmur dan yang paling utama. Sumber lain mengatakan, nama yogyakarta diambil dari nama (ibu) kota Sanskrit Ayodhya dalam epos Ramayana. Yogyakarta lazim diucapkan Jogja (karta) atau Ngayogyakarta (bahasa Jawa) dalam penggunaannya sehari-hari.

(64)

berkaitan erat dengan peninggalan- peninggalan budaya bernilai tinggi semasa kerajaan-kerajaan tersebut yang sampai kini masih tetap lestari. Sebutan ini juga berkaitan dengan banyaknya pusat- pusat seni dan budaya. Sebutan kata Mataram yang banyak digunakan saat ini tidak lain adalah kebanggaan atas kejayaan Kerajaan Mataram (http://students.ukdw.ac.id/~22002471/sejarah2.html).

4. K ondisi Geogr afis K ota Yogyakar ta

a. Batas Wilayah

Kota Yogyakarta berkedudukan sebagai ibukota Propinsi DIY dan merupakan satu-satunya daerah tingkat II yang berstatus kota disamping 4 daerah tingkat II lainnya yang bersifat kabupaten. Kota Yogyakarta terletak di tengah- tengah Propinsi DIY, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kabupaten Sleman

Sebelah Timur : Kabupaten Bantul dan Sleman Sebelah Selatan : Kabupaten Bantul

Sebelah Barat : Kabupaten Bantul dan Sleman

Wilayah Kota Yogyakarta terbentang antara 110o 24’ 19” sampai

110o 28’ 53” Bujur Timur dan 7o 49o 26o sampai 070o 15o 24o Lintang

(65)

b. K eadaan Alam dan L uas Wilayah

Secara garis besar Kota Yogyakarta merupakan dataran rendah

dimana dari barat ke timur relatif datar dan dari utara ke selatan

memiliki kemiringan ± 1 derajat serta terdapat 3 sungai yang melintasi

Kota Yogyakarta yaitu sebelah timur adalah Sungai Gajah Wong,

bagian Tengah adalah Sungai Code dan sebelah barat adalah Sungai

Winongo.

Kota Yogyakarta memiliki luas wilayah tersempit dibandingkan

dengan daerah tingkat II lainnya yaitu 32,5 Km2 yang berarti 1,025%

dari luas wilayah Propinsi DIY yakni 3.185,80 Km2 dengan luas 3.250

hektar tersebut terbagi menjadi 14 kecamatan, 45 kelurahan, 617 RW

dan 2.531 RT, serta dihuni oleh ± 500.000 jiwa dengan kepadatan rata -rata 15.197 jiwa/Km

(http://www.jogja.go.id/index/extra.detail/22/Kondisi-geografis-kota-yogyakarta.html).

3. K ota Yogyakar ta sebagai K ota Pendidikan

(66)

berkembang dan bertambah seiring dengan semakin banyaknya pendatang

di Kota Jogja sebagai calon-calon siswa dan mahasiswa.

Sekurang- kurangnya terdapat 2 universitas negeri, 15 universitas swasta, 1 institut negeri, 38 akademi, 18 sekolah tinggi, 49 sekolah menengah atas, 31 sekolah menengah kejuruan, 60 sekolah menengah pertama dan tak kurang dari 240 sekolah dasar, baik negeri maupun swasta, tumbuh dan berkembang di Kota Jogja.

B. Deskr ipsi Sekolah

Jumlah sekolah menengah di kota Yogyakarta adalah 49 sekolah yang terdiri dari 11 SMA Negeri dan 38 SMA Swasta. Peneliti mengambil sampel sebanyak 31 sekolah yang terdiri dari 2 SMA Negeri dan 29 SMA Swasta, dan dengan jumlah responden sebanyak 70 orang. Pengambilan pertimbangan pemilihan sekolah didasarkan atas pertimbangan peneliti sedangkan untuk jumlah responden dengan menggunakan Nomogram Harry King dengan tingkat kesalahan 10 %. Berikut daftar sekolah yang menjadi responden:

Tabel I V.1

Daftar Sekolah Responden

No. Nama Sekolah Alamat

(67)

No. Nama Sekolah Alamat

16. SMA Bhineka Tunggal Ika Jl. Poncowinatan No. 16 Yogyakarta 17. SMA Budya Wacana Jl. Gayam No. 11 Yogyakarta 18. SMA Gotong-Royong Jl. Kyai Mojo 148 A Yogyakarta 19. SMA IT Abubakar Jl. Veteran No.7 Yogyakarta

20. SMA Mataram Jl. Dalem Mangkubumen Yogyakarta. 21. SMA Santa Maria Jl. Prawiradirjan Yogyakarta

22. SMA PIRI 1 Jl. Kemuning No 14 Yogyakarta 23. SMA PIRI 2 Jl. MT Haryono 23 Yogyakarta 24. SMA Pembangunan Jl. Madumurti No. 10 Yogyakarta 25. SMA Gajah Mada Jl. Ibu Ruswo Yogyakarta 26. SMA Muhammadyah 1 Jl. Gotong Royong II Yogyakarta 27. SMA Muhammadyah 2 Jl. Kapas No. 7 Yogyakarta

28. SMA Muhammadyah 3 Jl. Kapt. P. Tendean No. 58 Yogyakarta

29. SMA Muhammadyah 4 Jl. Mondorakan No. 51 Yogyakarta 30. SMA Muhammadyah 5 Jl. Purwodiningratan Yogyakarta 31 SMA Tri Bakti Jl. Veteran Yogyakarta

Sumber : Data Primer, 2008, Lampiran IV, Halaman : 81-82

C. Deskr ipsi Responden

(68)

Tabel I V.2

Tabel Responden Ber dasar kan Usia Responden

No. USI A FREK UENSI PRESENTASE

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah responden yang berusia lebih dari 45 tahun sebanyak 32 orang (46%), 36-45 tahun sebanyak 18 orang (26%), 26-35 tahun sebanyak 18 orang (26%), kurang dari 25 tahun sebanyak 2 orang (3%) sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa responden terbanyak berusia lebih dari 45 tahun.

Tabel I V.3

(69)

Tabel I V.4

Tabel Responden Ber dasar kan Status K epegawaian

No. STATUS K EPEGAWAI AN FREK UENSI PRESENTASE

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah responden yang memiliki status kepegawaian sebagai guru tidak tetap sebanyak 13 orang (19%), guru tetap yayasan sebanyak 21 orang (30%), dan pegawai negeri sebanyak 34 orang (48%) sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa responden terbanyak memiliki status kepegawaian pegawai negeri.

Tabel I V.5

Tabel Responden Ber dasar kan Tingkat Pendidikan

No. TI NGK AT PENDI DI K AN FREK UENSI PRESENTASE

Sumber: Data Primer, 2008, Lampiran IV, Halaman 83-84

(70)

51 A. Penguj ian I nstr umen

Dalam penelitian ini, telah dibagikan kuesioner kepada 70 responden ke 31

Sekolah Menengah Atas di Kota Yogyakarta dan dari 70 kuesioner yang

dibagikan semuanya kembali, artinya responrate dari responden adalah 100%.

Kemudian dilakukan uji validitas dan reliabilitas untuk mengetahui tingkat

validitas dan reliabilitas kuesioner.

1. Pengujian Validitas

Validitas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana

ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsinya sebagai

alat ukur. Alat ukur yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuesioner.

Dalam melakukan analisis statistik digunakan bantuan komputer

program SPSS (Statistical Program for Social Science) versi 12.0 for

windows. Untuk mengukur tingkat validitas digunakan rumus Korelasi

Product Moment. Dari hasil perhitungan rtabel = 0,235. Apabila rtabel > rhitung

maka butir instrument dinyatakan tidak valid namun, apabila rtabel < rhitung

maka butir instrument dinyatakan valid. Penelitian ini memiliki dua

variabel penelitian yaitu: Sikap Guru Terhadap Proses Sertifikasi dan

Sikap Guru Terhadap Pencapaian Tujuan Sertifikasi. Tiap Variabel terdiri

(71)

Guru Terhadap Program Sertifikasi terdiri dari: Sosialisasi program

sertifikasi guru, Pemilihan Guru yang layak untuk disertifikasi,

Pengumpulan dokumen portofolio, dan Penilaian peserta yang lulus dan

tidak. Variabel Sikap guru terhadap Proses Sertifikasi digunakan 20 item

pertanyaan yang semuanya dinyatakan valid. Uraian variabel Sikap Guru

terhadap Proses Sertifikasi sebagai berikut :

Tabel V.1

Uj i Validitas Var iabel Sikap Gur u ter hadap Pr oses Ser tifikasi

No. Butir rhitung rtabel Hasil

Sumber : Pengujian Validitas, 2008, Lampiran I, Halaman 68

Variabel yang kedua adalah Sikap Guru Terhadap Pencapaian Tujuan

Sertifikasi yang terdiri dari 20 pertanyaan dengan empat indikator

permasalahan yaitu: Kompetensi Profesional, Kompetensi Pedagogik,

(72)

validitas butir pertanyaan variabel Sikap Guru Terhadap Pencapaian

Tujuan Sertifikasi terdapat pada table dibawah ini :

Tabel V.2

Sumber: Pengujian Validitas, 2008, Lampiran I, Halaman 70.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada pengertian bahwa suatu instrument dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Alat ukur

dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan konsisten.

Pengukuran terhadap reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach.

(73)

Tabel V.3 Hasil Uj i Reliabilitas

No. Nama Variabel

r

tabel Kesimpulan

1. Sikap Guru Terhadap Proses Sertifikasi

0,862 0,235 Reliabel

2. Sikap Guru Terhadap Pencapaian Tujuan Sertifikasi

0,878 0,235 Reliabel

Sumber: Pengujian Reliabilitas, 2008, Lampiran I, Halaman 67 dan 69.

Tabel diatas menunjukkan angka keandalan masing- masing alat ukur. Nilai- nilai r hitung untuk masing- masing variabel menunjukkan lebih besar

dari r table (0,235), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen

penelitian masing- masing variabel bisa dikatakan reliabel.

B. Analisis Data

1. Sikap Guru Terhadap Proses Sertifikasi

Untuk data sikap guru terhadap proses sertifikasi, skor tertinggi dan terendah yang diharapkan adalah:

Skor tertinggi yang diharapkan: 5 X 20 = 100 Skor terendah yang diharapkan: 1 X 20 = 20

(74)

81% X 100 = 81

Sikap Gur u Ter hadap Pr oses Ser tifikasi

I nter val Jumlah Pr esentase K eter angan

Sumber: Data Primer, 2008,Lampiran III, Halaman 76-77

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa sikap guru terhadap proses sertifikasi 28 (40%) sangat baik, 33 (47%) baik, 7 (10%) cukup baik, 2 (3%) buruk sehingga dapat disimpulkan bahwa sikap guru terhadap proses sertifikasi baik.

2. Sikap Guru Terhadap Pencapaian Tujuan Sertifikasi

Untuk data sikap guru terhadap pencapaian tujuan sertifikasi, skor tertinggi dan skor terendah yang diharapkan adalah:

Skor Tertinggi yang diharapkan: 20 X 5 = 100 Skor terendah yang diharapkan: 20 X 1 = 20

(75)

81% X 100 = 81

Sikap Gur u Ter hadap Pencapaian Tuj uan Ser tifikasi

I nter val Jumlah Pr esentase K eter angan

Sumber: Data Primer, 2008, Lampiran III, Halaman 78-79

Berdasarkan tabel diatas, sikap guru dalam pencapaian tujuan sertifikasi 19 (27%) sangat baik, 36 (51%) baik, 10 (14%) cukup baik, 5 (7%) buruk sehingga dapat disimpulkan bahwa sikap guru terhadap pencapaian tujuan sertifikasi baik.

C. Pembahasan

1. Sikap Gur u Ter hadap Pr oses Ser tifikasi

(76)

Sosialisasi program sertifikasi banyak membantu guru dalam

mendapatkan informasi yang berhubungan dengan program sertifikasi.

Sosialisasi sertifikasi guru dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan

Kabupaten/Kota. Informasi yang didapat oleh guru bisa bermacam- macam yaitu mengenai prosedur pengumpulan portofolio dan penyusunannya, kriteria penilaian dan persyaratan dalam mengikuti sertifikasi. Dengan mengikuti sosialisasi guru diharapkan dapat memiliki informasi yang lebih mengenai sertifikasi seperti : prosedur dan tatacara pendaftaran, prosedur dan tatacara sertifikasi guru dalam jabatan, peranan lembaga- lembaga terkait, syarat mengikuti sertifikasi, prosedur penyusunan dokumen portofolio dan penjelasannya serta jadwal penyerahan dokumen portofolio.

(77)

Pengumpulan dokumen portofolio dilakukan di Dinas Pendidikan yang

selanjutnya untuk penilaian portofolio diserahkan kepada LPTK.

Portofolio merupakan kumpulan hasil karya guru selama mengelola

pembelajaran. Portofolio dirasa menjadi sarana yang optimal untuk

program sertifikasi karena dokumen ini meliputi semua kompetensi guru

selama menjalankan profesinya. Kekurangannya, sangat dimungkinkan

adanya kecurangan dari pihak guru sendiri seperti: adanya sertifikat palsu

atau bentuk penyuapan, namun kejadian seperti ini diharapkan kecil

peluang untuk dilakukan. Penilaian dokumen portofolio dilakukan oleh

orang- orang yang kompeten dibidangnya yaitu asesor yang telah dipilih oleh LPTK sehingga guru diharapkan mengumpulkan dokumen portofolio dengan kriteria yang benar.

(78)

Dengan mendapatkan sertifikat pendidik berarti seorang guru sudah dapat

diakui sebagai tenaga pendidik yang professional dan berkualitas.

2. Sikap Gur u Ter hadap Pencapaian Tuj uan Ser tifikasi

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa 36 (51%) guru menunjukkan

sikap baik terhadap pencapaian tujuan sertifikasi, namun 5 (7%) guru

menunjukkan sikap buruk terhadap pencapaian tujuan sertifikasi.

Sertifikasi adalah pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen.

Sertifikat pendidik merupakan bukti formal sebagai pengakuan yang

diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga professional. Tujuan

sertifikasi adalah untuk mendapatkan guru yang bermutu. Guru yang

bermutu adalah guru yang menguasai empat kompetensi yaitu: kompetensi

pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional dan

kompetensi sosial.

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkenaan

dengan pemahaman peserta didik dan pengelola pembelajaran.

Pengembangan kompetensi pedagogik dapat dilakukan dengan cara

mengikuti work shop, seminar, lokakarya, pelatihan, mengembangkan

kemampuan guru dengan membuat karya ilmiah yang berguna untuk

pengembangan profesi dan menulis artikel di koran atau majalah.

Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantab,

stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik.

(79)

guru pada saat mengajar dikelas. Guru yang baik harus dapat mengontrol

emosi dan mampu menghadapi siswa dengan sabar sehingga segala

perbuatan yang dilakukan harus sudah difikirkan dengan matang. Dengan

demikian, tingkah laku guru yang baik dapat menjadi teladan bagi siswa

sebagai anak didik.

Kompetensi professional merupakan kemampuan yang berkenaan

dengan penguasaan materi pembelajaran bidang studi secara luas dan

mendalam. Pelaksanaan kompetensi professional bagi guru dalam

menjalankan profesinya sehari- hari terlihat dalam membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membuat administrasi keguruan seperti Program tahunan dan program semester, silabus.

Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul dengan masyarakat setempat. Sebagai pendidik, guru diharapkan mampu bersosialisasi dengan siapapun, dengan rekan sejawat, masyarakat sekitar, dengan siswa, dan orang tua siswa. Realisasi dari pelaksanaan kompetensi sosial yaitu keterlibatan guru di lingkungan misalnya: dengan menjadi ketua RT/RW, aktif dalam kegiatan keagamaan dengan menjadi takmir atau ketua dewan paroki di gereja, Dharma wanita, posyandu, PKK.

(80)

portofolio secara tidak langsung meminta guru untuk lebih aktif lagi dalam

(81)

62

K ESI M PUL AN DAN SARAN

A. K esimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilaksanakan,

maka didapatkan kesimpulan bahwa:

1. Sikap guru terhadap proses sertifikasi adalah sangat baik dan baik. Hal ini

di buktikan dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa 61 (87%)

guru menyatakan sikap sangat baik dan baik terhadap proses sertifikasi.

Proses sertifikasi merupakan tahap awal yang diikuti guru dalam

mengikuti program sertifikasi sehingga dengan mengikuti proses

sertifikasi guru akan mendapatkan banyak informasi mengenai proses

sertifikasi. Proses sertifikasi meliputi kegiatan sosialisasi sampai

pemilihan peserta sertifikasi yang layak untuk disertifikasi.Guru dapat

mengikuti sosialisasi yang diadakan dinas pendidikan seperti: adanya

seminar dan penyuluhan. Sikap guru yang baik terhadap proses sertifikasi

menunjukkan bahwa guru menyetujui program sertifikasi dan menganggap

baik program sertifikasi bagi guru.

2. Sikap guru terhadap pencapaian tujuan sertifikasi adalah sangat baik dan

baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 55 (78%) guru menunjukkan

sikap sangat baik dan baik terhadap pencapaian tujuan sertifikasi.

(82)

kompetensi yang dikuasai oleh guru yaitu: Kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi professional, dan kompetensi sosial.

Kompetensi yang dikuasai guru dapat ditunjukkan dengan aktif

dilingkungan sosial, mengembangkan kualitas diri dan mengembangkan

profesi, menyelesaikan administrasi keguruan. Sikap Guru terhadap

pencapaian tujuan sertifikasi menunjukkan bahwa guru memberikan

harapan posistif terhadap adanya program sertifikasi dan menganggap

bahwa adanya program sertifikasi merupakan peluang untuk

mengembangkan profesi.

B. Sar an

Sehubungan dengan hasil penelitian ini, berikut akan dikemukakan

beberapa saran yang dapat diperhatikan oleh para guru bersama para

pemegang kebijakan dalam pendidikan dan pihak- pihak yang berminat terhadap masalah ini:

1. Bagi Dinas Pendidikan

a. Sosialisasi program sertifikasi yang saat ini sudah dilakukan oleh Dinas Pendidikan hendaknya dapat ditingkatkan sehingga guru mendapatkan lebih banyak informasi mengenai program sertifikasi. b. Meningkatkan pengawasan dalam lapangan sehingga kecurangan-

kecurangan yang diperkirakan akan terjadi dapat diminimalisir. 2. Bagi Pemerintah

(83)

harus dapat memikirkan nasib guru- guru yang belum bisa mengikuti sertifikasi seperti : menuntaskan program sertifikasi sehingga guru- guru muda dapat segera mengikuti sertifikasi.

b. Memperhatikan kesejahteraan, hak dan kewajiban guru sehingga guru akan lebih baik dalam menjalankan profesinya.

3. Bagi Guru

a. Meningkatkan kompetensi yang dimiliki dengan mengembangkan diri sehingga dapat menjadi guru yang lebih berkualitas.

(84)

DAFTAR PUSTAK A

Arikunto, Suharsimi. 2000. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin. 1995. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Depdiknas. 1989. Organisasi Teori, Struktur dan Proses. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Kependidikan.

Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. 2007. Pedoman Sertifikasi Guru dalam Jabatan. Departemen Pendidikan Nasional.

Gerungan, W. A. 1998. Psikologi Sosial. Bandung: Tarsito.

Http://artikel.us/amhasan.html. Pengembangan Profesionalisme Guru diakses tanggal 3 februari 2008.

Kompas. 2004 Pendidikan Indonesia Terpuruk di Tengah Kompetisi. Senin, 4 September 2004.

Kompas. 2005. Banyak Guru Tidak Layak Mengajar. Sabtu 9 Desember 2005.

Madjid, Abdul. 2005. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Masidjo, Ign. 1995. Penilaian Pelaksanaan PPL oleh Mahasiswa Praktik IKIP Sanata Dharma Tahun Akademik 1995/1998. Yogyakarta: Perpustakaan Sanata Dharma.

Mulyasa. 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Prihadiartanto, AG. 2005. Hymne Riquiem Guru. Basis Nomor 7-8 Tahun ke 54 Juli- Agustus 2005.

Purwanto, Ngalim. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Rahadi, Kunjana. 2006. Mencari Solusi Problem Sertifikasi Guru dan Dosen. Educare Nomor 12/II/Maret 2006 halaman 42-43.

Samana. A. 1994. Profesionalisme Keguruan. Yogyakarta: Kanisius.

(85)

Seputar Indonesia. 2007. Perguruan Tinggi Unggulan Asia Tenggara. Selasa, 19 Maret 2007.

Setyowati, Nur, Hajar. 2006. Mengemas Jagat Guru dalam buku Sang Guru Peta Ringkas Hubungan Guru- Murid Pelbagai Tradisi. Yogyakarta: EKSPRESI Soeprapto. 2003. Guru di Indonesia Pendidikan, Pelatihan dan Perjuangannya

Sejak Jaman Kolonial Hingga Era Reformasi dalam Dedi Supriadi (Ed). Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan.

Sudibyo, Agus. 2007. Sertifikasi Guru dan Keterbukaan Informasi. Kompas, Kamis 7 September 2007.

Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Suparsa, Y. 2007. Berbagai Kemungkinan ” Permainan” dalam Sertifikasi. Kompas, Senin 17 September 2007 halaman 14.

Susilo. 2006. Tenaga Pendidik: Rindu Guru Apik, “ Pinter” , dan “ Pener. 4 September 2006. Http//www.kompascybermedia.com. Diakses pada tanggal 26 November 2007.

Susilo. M. Joko. 2007. Pembodohan Siswa Tersistematis. Yogyakarta: PINUS Syah, Muhibbin. 1997. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Trianto. Tutik. 2007. Sertifikasi Guru dan Upaya Peningkatan Kualifikasi Kompetensi dan Kesejahteraan. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tentang Guru dan Dosen, Peraturan Mendiknas Nomor 11 Tahun 2005. 2006. Bandung: Citra umbara.

Usman. 1997. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Wahab, Rochmat. 2007. Mencermati Pelaksanaan Sertifikasi Guru. Kompas, 24

September 2007.

(86)

---. 2001. Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah dalam Dr. Faisal Fadal dan Prof. Dr. Dedi Supriadi (Ed). Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)

Gambar

Gambar II.1
Gambar II.2
Tabel III.1
Tabel III.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mengingat masih banyak tanaman obat tradisional yang belum dianalisis maka perlu dilakukan penelitian tentang identifikasi adanya Triterpenoid dan bioassay dengan sampel

Perencanaan bangunan ini berbeda dengan orientasi massa bangunan pada rumah sakit umum, pada bangunan BBKPM Bandung, kebutuhan fungsi ruang dan penempatan bukaan berada pada

2) Berdasarkan ketentuan a quo, maka Peraturan KPU Nomor 18 Komisi Pemilihan Umum Tahun 2008 tentang Tata Cara Pencalonan Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, DPRD

Hasil uji hipotesis (H 1 )dan analisis regresi dalam penelitian ini, menunjukkan bahwa variabel perekrutan, motivasi, dan pelatihan kerja secara simultan

Halaman-halaman dari website akan bisa diakses melalui URL yang biasa disebut homepage .URL ini mengatur halaman- halaman situs untuk menjadi sebuah hirarki,

Hasil yang akan dicapai adalah terciptanya rancangan sistem monitoring chiller yang nantinya berfungsi untuk memantau parameter-parameter chiller yaitu; suhu air masuk

Perusahaan seperti inilah memerlukan sebuah pemanfaatan teknologi, dengan adanya sebuah aplikasi untuk membantu pekerjaan pengguna, maka aplikasi dapat dianggap penting dalam

Dari awal yang kelihatan tidak ada apa-apanya, sekecil biji sesawi, namun Gereja tumbuh berkembang seperti sebatang pohon yang besar dan rindang.. Di bawah