• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.1. LATAR BELAKANG - DOCRPIJM 1479717709Bab 1 Pendahuluan Fix

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "1.1. LATAR BELAKANG - DOCRPIJM 1479717709Bab 1 Pendahuluan Fix"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

1 - 1 R

REVEVIIEEWW RREENNCCAANNAA PPROROGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM)) T

TAAHHUUNN 22001166

KABUPATEN BALANGAN

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM), Kab. Balangan

1.1.

LATAR BELAKANG

Pembangunan nasional harus dilaksanakan secara merata di seluruh wilayah

Indonesia, bersama seluruh wilayah tingkat pemerintahan dari pusat sampai dengan

pemerintah daerah dengan cara yang lebih terpadu, efisien, efektif serta memberikan

manfaat yang sebesar-besarnya bagi seluruh masyarakat. Salah satu perwujudan

pembangunan nasional tersebut adalah pelaksanaan pembangunan infrastruktur yang

disiapkan secara terencana dan terpadu sesuai dengan kaidah pembangunan berkelanjutan.

Pendayagunaan sumber daya yang lebih optimal diharapkan mampu mendukung

pertumbuhan ekonomi nasional dan pemerataan pembangunan di daerah, penciptaan

lapangan pekerjaan dan penanggulangan kemiskinan dengan tetap menjaga daya dukung

lingkungan.

Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan perencanaan program infrastruktur

yang dapat mendukung kebutuhan sosial, ekonomi dan lingkungan secara terpadu melalui

perencanaan program yaitu Rencana Terpadu Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)

Bidang PU/Cipta Karya sebagai embrio terwujudnya perencanaan infrastruktur yang lebih

luas dan diharapkan mampu mendukung kebutuhan ekonomi, sosial dan lingkungan.

Rencana Terpadu Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang PU/Cipta

Karya merupakan suatu pendekatan dan cara yang dapat digunakan untuk keseluruhan

sektor pembangunan permukiman, prasarana dan sarana PU/Cipta Karya. Prinsip

keterpaduan yang digunakan dalam penyusunan RPIJM Bidang PU/Cipta Karya diharapkan

akan memudahkan mobilisasi sumber pembiayaan melalui kesepakatan bersama untuk

pengalokasian sumberdaya dalam jangka menengah, memudahkan kerjasama antara

instansi pusat dan daerah dan antara program dan pelaksanaan. Disamping itu RPIJM

Bidang PU/Cipta Karya ini disusun melalui proses partisipatif yang mengakomodasi

kebutuhan nyata masyarakat sesuai dengan strategi dan arah pembangunan yang

ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Kota dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

(2)

1 - 2 R

REVEVIIEEWW RREENNCCAANNAA PPROROGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM)) T

TAAHHUUNN 22001166

KABUPATEN BALANGAN

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM), Kab. Balangan

Disamping itu, RPIJM Bidang PU/Cipta Karya disusun dengan mempertimbangkan

kemampuan keuangan/pendanaan dan kelembagaan dalam memenuhi kebutuhan

pembangunan dan memperhatikan aspek kelayakan program masing-masing sektor,

kelayakan spasial dan lingkungan.

Dengan adanya RPIJM Bidang PU/Cipta Karya diharapkan dapat mendorong

peningkatan pertumbuhan ekonomi lokal, penanggulangan kemiskinan dan peningkatan

kualitas pelayanan serta mendukung pembangunan permukiman, prasarana dan sarana PU

yang mempunyai ciri-ciri:

a. Memerlukan mobilisasi sumber pembiayaan yang besar

b. Memerlukan persiapan dan perencanaan teknis yang matang

c. Memerlukan pemantapan program dan penganggaran

d. Memerlukan manajemen pelaksanaan yang menjamin tercapainya tujuan, sasaran dan

manfaat secara efisien serta pemanfaatan sumberdaya

Dalam mendorong pembangunan permukiman, prasarana dan sarana PU/Cipta

Karya di Kabupaten Balangan telah dilakukan penyusunan RPIJM Bidang PU/Cipta Karya

yang mencakup program tiap sektor secara keseluruhan. RPIJM tahap pertama telah

disusun tahun 2008, namun karena pertimbangan keterbatasan kemampuan pendanaan

dan waktu penyusunan serta prioritas mendesak untuk mendukung pelaksanaan

pembangunan tahun 2009, maka RPIJM Tahap Kedua disusun kembali pada Tahun 2009

yang lebih komprehensip meliputi seluruh kawasan prioritas di Kabupaten Balangan untuk

semua sektor Cipta Karya dan dalam jangka waktu 5 tahun yaitu mulai tahun 2017-2021.

Sebelum penyusunan RPIJM Kabupaten Balangan harus dilakukan review terlebih dahulu

terhadap hasil penyusunan RPIJM yang telah disusun berdasarkan kawasan tersebut.

Untuk mendukung penyusunan RPIJM Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Balangan

dibentuk satuan tugas (Satgas) RPIJM Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Balangan yang

melibatkan Ketua Bappeda selaku ketua tim dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum selaku

pelaksana harian satgas. Satgas akan bertugas mengarahkan konsultan dalam penyusunan

RPIJM Bidang PU/Cipta Karya sehingga RPIJM Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Balangan

yang disusun dapat mencerminkan keterpaduan program dan pembangunan Bidang

PU/Cipta Karya secara konkrit dengan mengakomodasi kebutuhan pembangunan sesuai

dengan karakteristik dan potensi daerah, mendorong pembangunan ekonomi lokal,

pengentasan kemiskinan dan peningkatan kualitas pelayanan yang sesuai dengan

(3)

1 - 3 R

REVEVIIEEWW RREENNCCAANNAA PPROROGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM)) T

TAAHHUUNN 22001166

KABUPATEN BALANGAN

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM), Kab. Balangan

1.2.

PENGERTIAN RPIJM

Rencana Terpadu Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang PU/Cipta

Karya adalah dokumen perencanaan dan pemrograman pembangunan infrastruktur Bidang

PU/Cipta Karya yang disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dengan jangka waktu lima

tahun, dan dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah

Kabupaten/Kota, masyarakat, dan dunia usaha dengan mengacu pada rencana tata ruang

dan kebijakan skala nasional , provinsi, dan kabupaten/kota untuk mewujudkan

keterpaduan pembanunan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan

RPIJM Bidang PU/Cipta Karya disusun dengan mengintegrasikan berbagai dokumen

perencanaan spasial maupun sektoral, mulai dari tingkat pusat, provinsi, hingga

kabupaten/kota. RPIJM Bidang PU/Cipta Karya disusun sebagai dokumen teknis operasional

pembangunan infrastruktur Bidang PU/Cipta Karya sesuai dengan dokumen rencana yang

ada, dengan perkuatan pada rencana investasi sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas

Daerah.

Gambar 1.1.

(4)

1 - 4 R

REVEVIIEEWW RREENNCCAANNAA PPROROGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM)) T

TAAHHUUNN 22001166

KABUPATEN BALANGAN

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM), Kab. Balangan

Sesuai dengan skema di atas, integrasi dan sinkronisasi setiap strategi sektor sangat

penting, termasuk antara Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM), Strategi

Sanitasi Kota (SSK), serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).

Dokumen sektoral ini terintegrasi dalam Strategi Pembangunan Permukiman dan

Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) yang memberikan arahan pembangunan infrastruktur skala

kota/kabupaten. Selanjutnya, SPPIP ini akan diturunkan ke dalam Rencana Pembangunan

Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) dengan skala kawasan. RPIJM perlu

mempertimbangkan dokumen-dokumen teknis ini sehingga perencanaan pembangunan

infrastruktur permukiman menjadi lebih terarah dan terpadu.

RPIJM yang telah disusun kemudian akan dituangkan ke dalam rencana program

tahunan berupa Memorandum Program yang merupakan kesepakatan bersama antara

pemerintah, provinsi, dan kabupaten/kota terkait rencana kegiatan di suatu

Kabupaten/Kota dalam jangka waktu 5 tahun.

Gambar 1.2.

Keterkaitan Substansi Antara Dokumen Teknis

1.3.

KETERKAITAN RPIJM BIDANG CIPTA KARYA DENGAN RPIJM BIDANG PU

Infrastruktur Pekerjaan Umum secara umum meliputi 4 sektor, yaitu sektor cipta

karya, sektor bina marga, sektor sumberdaya air dan sektor tata ruang, dari keempat sektor

(5)

1 - 5 R

REVEVIIEEWW RREENNCCAANNAA PPROROGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM)) T

TAAHHUUNN 22001166

KABUPATEN BALANGAN

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM), Kab. Balangan

fisik, sementara sektor lainnya langsung bersentuhan dengan penyediaan infrastruktur fisik.

Dalam pelaksanaannya, sektor bina marga dan sektor sumberdaya air lebih bersifat makro

atau regional dan umumnya memiliki volume kegiatan skala besar, sementara itu sektor

cipta karya merupakan penuyediaan infrastruktur yang langsung bersentuhan dengan

kehidupan masyarakat, bersifat masif, tersebar, sangat variatif jenis kegiatannya serta

memiliki volume fisik mulai dari yang kecil hingga besar.

Penyediaan infrastruktur sektor cipta karya yang meliputi sektor air minum, sektor

penyehatan lingkungan permukiman, sektor penataan bangunan dan lingkungan dan sektor

pengembangan permukiman memiliki lingkup pelayanan mulai dari perkotaan hingga

perdesaan. Sehingga dalam pelaksanaannya memerlukan dukungan sektor ke-PU-an lainnya

untuk implementasi dan optimalisasi pelaksanaan sektor cipta karya, atau pengembangan

infrastruktur sektor ke-PU-an lainnya akan lebih optimal dan operasional jika ditindaklanjuti

dengan pengembangan sektor Bidang PU/Cipta Karya. Sehingga dalam perencanaan dan

pemrogramannya terdapat keterkaitan yang kuat antara Rencana Terpadu Program

Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Sektor Bidang PU/Cipta Karya dengan

Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Pekerjaan

Umum, karena RPIJM merupakan bagian dari pengembangan RPIJM secara keseluruhan,

dengan hubungan keterkaitan sebagai berikut:

 Pengembangan dan penyediaan sektor air minum berupa pembangunan Instalasi Sistem

Penyediaan Air Minum (SPAM) harus didukung dengan penyediaan air baku yang

menjadi kewenangan dari Ditjend Sumber Daya Air

 Pengembangan Permukiman Perdesaan berupa kawasan agropolitan, minapolitan,

perbatasan, pesisir dan lain lain memerlukan dukungan besar dari akses jaringan jalan

yang pelaksanaannya oleh Ditjen Bina Marga serta pengembangan sistem irigasi oleh

Ditjen Sumber Daya Air

 Pengembangan sistem drainase perkotaan harus diintegrasikan dengan sistem

(6)

1 - 6 R

REVEVIIEEWW RREENNCCAANNAA PPROROGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM)) T

TAAHHUUNN 22001166

KABUPATEN BALANGAN

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM), Kab. Balangan

1.4.

MAKSUD, TUJUANDAN SASARAN

1.4.1. MAKSUD

Dari kegiatan ini adalah untuk mewujudkan kemandirian Kabupaten Balangan dalam

penyelenggaraan infrastruktur permukiman yang berkelanjutan, baik di perkotaan maupun

perdesaan.

1.4.2. TUJUAN

Dari kegiatan ini adalah melakukan Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka

Menengah (RPIJM) Kabupaten Balangan Tahun 2017-2021 dan Menyusun Revisi Rencana

Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Balangan Tahun 2016-2021 sebagai

dokumen acuan dalam perencanaan, pemrograman, dan penganggaran pembangunan

infrastruktur Bidang PU/Cipta Karya yang mencakup multi sektor, multi sumber pendanaan,

dan multi stakeholders.

1.4.3. SASARAN

Yang ingin dicapai dalam Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah

(RPIJM) Kabupaten Balangan Tahun 2017-2021 adalah:

1. Tersusunnya kesiapan program pembangunan yang menunjang kemandirian kawasan,

layak untuk dihuni dan mampu mendanai pembangunan wilayahnya sendiri

2. Tersusunnya program-program pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan

masyarakat secara berkelanjutan dan mendorong pertumbuhan ekonomi,

meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menyediakan sarana dan prasarana

perkotaan yang memadai

3. Terjabarkannya operasionalisasi dari dokumen legal seperti RPJPD, RPJMD, Renstrada,

dan Renstra SKPD dalam kerangka tata ruang yang berlaku

4. Tersusunnya program investasi infrastruktur yang akan didanai dengan skema

pendanaan melalui pinjaman, hibah/ grant dan dana pendamping (equity)

5. Tersusunnya program reformasi dasar perkotaan yaitu partisipasi dan transparansi,

pengelolaan keuangan daerah dan reformasi pengadaan barang dan jasa yang

mendukun program utama

6. Tersusunnya program reformasi yang mendorong peningkatan pelayanan publik yang

(7)

1 - 7 R

REVEVIIEEWW RREENNCCAANNAA PPROROGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM)) T

TAAHHUUNN 22001166

KABUPATEN BALANGAN

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM), Kab. Balangan

1.5.

PRINSIP PENYUSUNAN RPIJM

Dalam penyusunan dan pembuatan dokumen RPIJM harus memiliki prinsip dasar

sebagai berikut:

1. Multi Tahun, yang diwujudkan dalam kerangka waktu 5 (lima) tahun untuk rencana

investasi yang disusun

2. Multi Sektor, yaitu mencakup sektor/bidang pengembangan kawasan permukiman,

pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pelayanan

persampahan, pengembangan sistem pelayanan air limbah, pengembangan sistem

pematusan kota/drainase, peningkatan kualitas kawasan kumuh dan peremajaan

permukiman, penanganan kawasan kumuh, pengembangan kawasan dan ruang terbuka

hijau, serta penanggulangan kebakaran dan penataan bangunan gedung

3. Multi Sumber Pendanaan, yaitu memadukan sumber pendanaan pemerintah, sumber

pendanaan swasta, dan masyarakat. Sumber pendanaan pemerintah dapat terdiri dari

APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota, sedangkan dana swasta dapat berupa

Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) dan Coorporate Social Responsibility (CSR).

Masyarakat pun dapat berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat, misalnya dalam

bentuk barang dan jasa

4. Multi Stakeholder, yaitu melibatkan Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta sebagai

pelaku pembangunan dalam proses penyusunan RPI2JM maupun pada saat pelaksanaan

program

5. Partisipatif, yaitu memperhatikan kebutuhan dan kemampuan daerah (kabupaten/kota

dan provinsi) sesuai karakteristik setempat (bottom-up).

Diharapkan dengan 5 prinsip dasar tersebut, dapat diwujudkan pembangunan yang

efektif dan efisien, serta mendorong kemandirian daerah yang untuk menyusunprogram

yang layak dan handal sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

RPIJM ini juga bersifat dinamis, dimana setiap tahunnya diperlukan review terhadap

program-program pembangunan yang tercantum di dalam dokumen RPIJM, sehingga

dihasilkan rencana pembangunan infrastruktur yangmutakhir sesuai perkembangan

(8)

1 - 8 R

REVEVIIEEWW RREENNCCAANNAA PPROROGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM)) T

TAAHHUUNN 22001166

KABUPATEN BALANGAN

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM), Kab. Balangan

1.6.

MUATAN DOKUMEN RPIJM

1.6.1. LINGKUP WILAYAH PERENCANAAN

Lingkup wilayah perencanaan dalam penyusunan RPIJM Bidang PU/Cipta Karya

Kabupaten Balangan meliputi 2 wilayah kajian, yaitu wilayah kajian kawasan prioritas yang

akan ditetapkan dan disepakati dalam studi ini serta wilayah kajian seluruh wilayah

Kabupaten Balangan. Kabupaten Balangan memiliki luas wilayah sebesar 1.878,30 Km2

terdiri dari atas 8 Kecamatan, yang merupakan bagian dari wilayah Provinsi Kalimantan

Selatan dengan ibukota kabupatennya berada di Kota Paringin. Dengan demikian

pertumbuhan dan perkembangannya tidak dapat lepas dari pertumbuhan dan

perkembangan wilayah eksternalnya ini.

Adapun batas-batas wilayah administrasi Kabupaten Balangan adalah sebagai

berikut:

 Sebelah Utara : Kab. Tabalong dan Kab. Pasir Propinsi Kalimantan Timur

 Sebelah Timur : Kab. Pasir Propinsi Kalimantan Timur dan Kab. Kota Baru

 Sebelah Selatan : Kabupaten Hulu Sungai Tengah

 Sebelah Barat : Kabupaten Hulu Sungai Utara

1.6.2. MUATAN MATERI PERENCANAAN

Secara umum materi perencanaan ini berisi kondisi infrastruktur Bidang PU/Cipta

Karya di Kabupaten Balangan, gambaran strategi pengembangan kawasan, rencana

program investasi Bidang PU/Cipta Karya dan ketentuan lain yang termuat dalam

penyusunan RPIJM Bidang PU/Cipta Karya. Pada hakekatnya mencakup proses, kerangka

pembahasan, analisa kelayakan program serta sintesis program dan anggaran dalam rangka

mewujudkan perencanaan program infrastrukur yang berkualitas (RPIJM yang berkualitas),

sehingga mampu meningkatkan kemampuan manajemen pembangunan daerah dalam

bidang PU/Cipta Karya. Muatan materi Perencanaan Penyusunan RPIJM Bidang PU/Cipta

Karya di Kabupaten Balangan secara umum meliputi 4 sektor utama yaitu:

a. Pembangunan Perumahan dan Permukiman

Pengembangan sektor permukiman dimaksudkan untuk mewujudkan kondisi perkotaan

di Kabupaten Balangan yang layak huni (livable), aman, nyaman, damai dan sejahtera

serta berkelanjutan. Pengembangan permukiman ini meliputi pengembangan prasarana

dan sarana dasar perkotaan, pengembangan permukiman yang terjangkau, khususnya

bagi masyarakat berpenghasilan rendah, proses penyelenggaraan lahan, pengembangan

(9)

1 - 9 R

REVEVIIEEWW RREENNCCAANNAA PPROROGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM)) T

TAAHHUUNN 22001166

KABUPATEN BALANGAN

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM), Kab. Balangan b. Penyediaan dan Pengelolaan Air Minum

Penyediaan dan pengelolaan air minum bertujuan untuk meningkatkan pelayanan Air

Minum di Kabupaten Balangan, khususnya bagi masyarakat miskin di kawasan rawan air

selain itu meningkatkan keikutsertaan swasta dalam investasi dalam pembangunan PS

Air Minum di perkotaan. Sasaran program komponen Air Minum dibuat untuk mengisi

kesenjangan kondisi pada permasalahan yang mencuat dalam RPJMN dan kondisi yang

diinginkan pada sasaran kebijakan RPJMN, selain itu harus menunjang dan memenuhi

kebutuhan pembangunan ekonomi di Kabupaten Balangan.

c. Penataan Bangunan dan Lingkungan

Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan

sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk

mewujudkan lingkungan binaan di Kabupaten Balangan, khususnya wujud fisik

bangunan gedung dan lingkungannya.

d. Penyehatan Lingkungan Permukiman

Melalui Program Penyehatan Lingkungan Permukiman diharapkan prasarana

permukiman, seperti drainase, saluran air limbah, dan persampahan dapat tersedia

secara layak dalam memenuhi kebutuhan masyarakat di Kabupaten Balangan sehingga

diharapkan terjadi penurunan prosentase permukiman kumuh di Kabupaten Balangan

secara keseluruhan. Sektor Penyehatan Lingkungan Permukiman terbagi menjadi 3 (tiga)

sektor lagi, yaitu:

1. Pengelolaan air limbah

Pengelolaan Air Limbah bertujuan untuk mencapai kondisi masyarakat hidup sehat

dan sejahtera dalam lingkungan yang bebas dari pencemaran air limbah

permukiman, yaitu air limbah permukiman (municipal wastewater) yang berasal dari

limbah domestik/rumah tangga (air sisa mandi, cuci, dapur dan tinja manusia) dan

air limbah industri rumah tangga yang tidak mengandung Bahan Beracun dan

Berbahaya (B3).

2. Pengelolaan persampahan

Bidang Pengelolaan Persampahan bertujuan untuk mencapai masyarakat hidup

sehat dan sejahtera dalam lingkungan yang bersih dari sampah. Sasaran program

(10)

1 - 10 R

REVEVIIEEWW RREENNCCAANNAA PPROROGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM)) T

TAAHHUUNN 22001166

KABUPATEN BALANGAN

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM), Kab. Balangan a. Meningkatkan jumlah sampah terangkut

b. Meningkatnya kinerja pengelolaan tempat pembuangan akhir (TPA) yang

berwawasan lingkungan (environmental friendly) pada semua kota metropolitan,

kota besar dan sedang.

3. Penanganan drainase

Bidang Drainase bertujuan untuk mencapai masyarakat hidup sehat dan sejahtera

dalam lingkungan yang bebas dari genangan, mengingat pertumbuhan penduduk

yang cepat menimbulkan tekanan terhadap ruang dan lingkungan untuk kebutuhan

perumahan dan kawasan jasa/industri, yang sering kurang terkendali dan tidak

sesuai dengan Rencana Tata Ruang maupun konsep pembangunan di Kabupaten

Balangan yang berkelanjutan.

1.7.

MEKANISME PENYUSUNAN RPIJM

Pada penyusunan RPIJM Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Balangan, perlu

memperhatikan mekanisme yang mendasarinya. Mekanisme pada laporan ini dibagi

menjadi dua, yaitu pendekatan yang digunakan, dan tahapan penyusunan RPIJM. Agar

penyusunan kebutuhan RPIJM sesuai dengan harapan, hendaknya mampu mengakomodasi

pembangunan infrastruktur Bidang PU/Cipta Karya. Dengan demikian, perlu

memperhatikan beberapa pendekatan, antara lain:

1. Proses perencanaan berbasis partisipatif

2. Perencanaan berlandaskan transparansi dan persepsi bersama

3. Perencanaan dilakukan secara terpadu dan bersifat berkelanjutan

4. Perencanaan menggunakan pertimbangan aspek kelayakan, meliputi: kelayakan teknis,

kelayakan sosial, kelayakan ekonomi, dan kelayakan lingkungan

5. Perencanaan harus memperhitungkan kemampuan penyediaan dana yang dapat

dipertanggungjawabkan.

1.7.1. HUBUNGAN KERJA PENYUSUNAN RPIJM

Penyusunan RPIJM Bidang PU/Cipta Karya kabupaten/kota pada dasarnya

melibatkan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota.

Pemerintah pusat, dalam hal ini Ditjen Cipta Karya, bertindak sebagai pembina. Sedangkan,

pemerintah provinsi berperan sebagai fasilitator, dan pemerintah kabupaten/kota

(11)

1 - 11 R

REVEVIIEEWW RREENNCCAANNAA PPROROGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM)) T

TAAHHUUNN 22001166

KABUPATEN BALANGAN

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM), Kab. Balangan

Di dalam mekanisme penyusunanan RPIJM Bidang PU/Cipta Karya terdapat unit

pelaksanaan di Pusat dan Daerah. Pada tingkat pusat dibentuk Satgas RPIJM/Randal yang

terdiri dari pejabat yang mewakili Direktorat Bina Program, Direktorat Pengembangan

Permukiman, Direktorat Tata Bangunan dan Lingkungan, Direktortat Pengembangan Air

Minum, Direktorat Pengembangan PLP, dan Sekretariat Ditjen Cipta Karya. Dalam Direktorat

Bina Program Bidang PU/Cipta Karya juga terdapat Koordinator Wilayah (Korwil) yangterdiri

dari Kasubdit Program dan Anggaran (Korwil Sumatera), Kasubdit Evaluasi Kinerja (Korwil

Jawa), Kasubdit Kerjasama Luar Negeri (Korwil Kalimantan, Bali dan Nusa Tenggara),

Kasubdit Data dan Informasi (Korwil Sulawesi), serta Kasubdit Kebijakan dan Strategi (Korwil

Maluku dan Papua), sesuai dengan SK Dirjen Cipta Karya No. 25/KPTS/DC/2012.

Pada tingkat provinsi, dibentuk satgas RPI2JM yang berfungsi memfasilitasi antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penyusunan RPIJM. Satgas

Provinsi dapat dibentuk melalui SK Gubernur/Sekda. Adapun anggotanya terdiri dariunsur

Bappeda, Dinas PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD terkait pembangunan Cipta

Karya, dan Satker-Satker Cipta Karya Provinsi.

Sementara di tingkat kabupaten/kota, dibentuk satgas RPIJM Kabupaten/Kota

yangbertugas menyusun RPIJM. Satgas dibentuk dengan SK Bupati/Walikota dengan

anggota terdiri dari unsur Bappeda, Dinas PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD

(12)

1 - 12

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM), Kab. Balangan

Gambar 1.3.

Hubungan Kerja Penyusunan RPIJM

1.7.2. LANGKAH PENYUSUNAN RPIJM

Dalam penyusunan RPIJM Kabupaten/Kota harus mengacu pada dokumen

perencanaan spasial yang dituangkan dalam RTRW serta perencanaan pembangunan yang

dijabarkan dalam RPJMD. Di samping itu, RPIJM juga mengacu pada dokumen perencanaan

teknis bidang Cipta Karya seperti dokumen RPKPP, RI-SPAM, SSK, RTBL, dan dokumen

Strategi yang lain yang terkait dengan pengembangan wilayah.

Keseluruhan rencana teknis ini, terintegrasi dan tersinkronisasi dalam Strategi

Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP). SPPIP inimemberikan

arahan strategi makro pembangunan infrastruktur permukiman,sedangkan RPIJM

merupakan penjabaran program dari strategi tersebut.

Setelah memahami arahan yang ada dalam dokumen kebijakan dan rencana,

dilakukan analisis teknis untuk menghasilkan rencana program dan investasi di setiap

sektor. Proses analisis teknis ini diawali identifikasi isu strategis yang dapat berpengaruh

terhadap penyediaan infrastruktur permukiman, kondisi eksisting infrastruktur

(13)

1 - 13 R

REVEVIIEEWW RREENNCCAANNAA PPROROGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM)) T

TAAHHUUNN 22001166

KABUPATEN BALANGAN

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM), Kab. Balangan

permukiman, permasalahan yang menghambat, serta tantangan kedepan. Setelah itu,

dilakukan analisis kebutuhan infrastruktur permukiman disesuaikan dengan kebutuhan dan

kondisi lokal. Dari analisis tersebut akan muncul program program pembangunan sektoral

yang perlu dilakukan di kabupaten/kota tersebut. Apabila readiness criteria sudah

terpenuhi, maka program-program sektoral yang telah teridentifikasi tersebut dapat

dikembangkan menjadi usulan program dan kegiatan dalam bentuk rencana program dan

investasi sektoral.

Selain melihat rencana investasi dari masing-masing sektor dalam penyusunan

RPIJM Kabupaten/Kota diperlukan suatu analisis terhadap keuangan daerah, kelembagaan

serta perlindungan terhadap lingkungan dan sosial. Analisis keuangan daerah dimaksudkan

untuk melihat kapasitas keuangan daerah dan sumber-sumber pendanaan keuangan daerah

dalam investasi pembangunan jangka menengah. Sedangkan aspek kelembagaan

menganalisis keorganisasian, tata laksana, dan sumber daya manusia dalam implementasi

RPIJM, dan analisis perlindungan lingkungan dan sosial dimaksudkan untuk melindungi

lingkungan dan sosial seperti diperlukannya KLHS, AMDAL, atau konsultasi masyarakat.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa pada dasarnya RPI2JM

dirumuskan oleh Satgas tingkat Kabupaten/Kota, untuk kemudian direview oleh Satgas

tingkat provinsi dan pusat. Adapun, skema koordinasi dalam RPIJM dapat terlihat pada

gambar dibawah ini.

Adapun alur kegiatan penyusunan RPIJM yang dilakukan pada setiap tingkatan

Satgas adalah sebagai berikut:

1. Penyusunan Draft I RPIJM (tingkat Satgas Kabupaten/Kota)

Penyusunan RPIJM di tingkat Kabupaten/Kota dilakukan berdasarkan kebutuhan dan

kondisi lokal, termasuk mempertimbangkan aspirasi masyarakat. Oleh karena itu, dalam

perumusan Draft I RPIJM ini perlu mengundang tokoh masyarakat setempat, dunia

usaha dan organisasi berbasis komunitas

2. Penyusunan Draft II RPIJM (tingkat Satgas Provinsi)

Di tingkat provinsi, satgas provinsi akan melakukan penilaian kelengkapan dokumen

RPIJM dan memberikan masukan terutama terkait dengan keterpaduan infrastruktur

permukiman berskala regional. Pembahasan Draft II ini perlu mengikutsertakan unsur

akademisi, asosiasi profesi, dan pemerintah kabupaten/kota yang berbatasan

3. Penyusunan Draft Final RPIJM (tingkat Satgas Pusat)

Satgas pusat melakukan penilaian kelayakan terhadap draft yang disusun pemerintah

kabupaten/kota. Setelah melakukan review, maka akan dilakukan pembahasan yang

(14)

1 - 14 R

REVEVIIEEWW RREENNCCAANNAA PPROROGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM)) T

TAAHHUUNN 22001166

KABUPATEN BALANGAN

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM), Kab. Balangan

Tabel 1.1.

Proses Penyusunan RPIJM

Sumber : Dit. Bina Program, DJCK 2015

1.8.

LANDASAN HUKUM

Peraturan/ Acuan/ Pedoman dalam Penyusunan Review Rencana Program Investasi

Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Balangan Tahun 2017-2021 ini adalah:

A. Undang-Undang (UU)

1. UU Nomor 5 Tahun 1960 tentang Ketentuan Pokok-Pokok Agraria

2. UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan

Ekosistemnya.

(15)

1 - 15 R

REVEVIIEEWW RREENNCCAANNAA PPROROGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM)) T

TAAHHUUNN 22001166

KABUPATEN BALANGAN

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM), Kab. Balangan 4. UU No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung

5. UU No. 07 Tahun 2004 Tentang Sumberdaya Air

6. UU No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

7. UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

8. UU No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat

dan Pemerintah Daerah

9. UU No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan

10. UU No. 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional;

11. UU No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal

12. UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang

13. UUNomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau

Kecil

14. UUNomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas UU Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah

15. UU No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah

16. UU No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

17. UU No. 01 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman

18. UU No. 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun

19. UU No. 02 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk

Kepentingan Umum

B. Peraturan Pemerintah (PP)

1. PP No. 5 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan

2. PP No. 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan Pengembangan Sistem Penyediaan

Air Minum dan Sanitasi

3. PP No. 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28

Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung

4. PP No. 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

5. PP No. 65 Tahun 2005 Tentang Pedoman Penyusunan Penerapan SistemPenyediaan

Air Minum

6. PP No. 2 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan/atauPenerimaan

Hibah serta Penerusan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri

(16)

1 - 16 R

REVEVIIEEWW RREENNCCAANNAA PPROROGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM)) T

TAAHHUUNN 22001166

KABUPATEN BALANGAN

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM), Kab. Balangan

8. PP No. 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara

Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kota

9. PP No. 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah

10. PP No. 07 Tahun 2008 Tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan

11. PPNomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan

Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah

12. PP No. 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

13. PP No. 42 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sumber Daya Air

14. PPNomor 43 tahun 2008 tentang Air Tanah

15. PP No. 34 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Perkotaan

16. PP No. 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

17. PP No. 30 Tahun 2011 Tentang Pinjaman Daerah

18. PP No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah

Sejenis Sampah Rumah Tangga.

C. Peraturan Presiden (Perpres)

1. Perpres No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha

Dalam Penyediaan Infrastruktur

2. Perpres No. 05 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional 2010-2014

3. Perpres No. 13 Tahun 2010 Tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor

67Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha

DalamPenyediaan Infrastruktur

4. Perpres No. 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025

5. Perpres No. 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan

Pembangunan Ekonomi Indonesia

6. Perpres No. 56 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua Perpres No. 67 Tahun 2005

Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan

Infrastruktur

7. Perpres No. 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas

(17)

1 - 17 R

REVEVIIEEWW RREENNCCAANNAA PPROROGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM)) T

TAAHHUUNN 22001166

KABUPATEN BALANGAN

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM), Kab. Balangan

D. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

1. Permen PU No. 494/PRT/M/2005 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional

Pengembangan Perkotaan (KSNP Kota)

2. Permen PU No. 20/PRT/M/2006 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (KSNP-SPAM)

3. Permen PU No. 21/PRT/M/2006 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional

Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP)

4. Permen PU No. 06/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan

dan Lingkungan

5. Permen PU No. 18/PRT/M/2007 Tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air

Minum

6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman

Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan

7. Permen PU No. 10/PRT/M/2008 Tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha dan/atau

Kegiatan Bidang PU yang Wajib Dilengkapi Dengan UKL dan UPL

8. Permen PU No. 16/PRT/M/2008 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional

Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman (KSNP-SPALP)

9. Permen PU No. 01/PRT/M/2009 Tentang Penyelenggaraan Pengembangan SPAM

Bukan Jaringan Perpipaan

10. Permen PU No. 02/PRT/M/2010 Tentang Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan

Umum Tahun 2010-2014

11. Permen PU No. 12/PRT/M/2010 Tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan

Pengembangan SPAM

12. Permen PU No. 14/PRT/M/2010 Tentang SPM Bidang Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang

13. Permen PU No. 15/PRT/M/2010 Tentang Penggunaan DAK Bidang Infrastruktur;

14. Permen PU No. 16/PRT/M/2010 Tentang Pedoman Teknis Pemeriksaan Berkala

Bangunan Gedung

15. Permen PU No. 14/PRT/M/2011 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan

Kementerian PU yang Merupakan Kewenangan Pemerintah dan Dilaksanakan

(18)

1 - 18 R

REVEVIIEEWW RREENNCCAANNAA PPROROGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM)) T

TAAHHUUNN 22001166

KABUPATEN BALANGAN

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM), Kab. Balangan

E. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup (Permen LH)

1. Permen LH No. 13 Tahun 2010 Tentang UKL-UPL dan SPPLH

2. Permen LH No. 14 Tahun 2010 Tentang Dokumen Lingkungan Hidup Bagi Usaha

dan/atau Kegiatan yang Telah Memiliki Izin Usaha dan/atau Kegiatan Tetapi Belum

Memiliki Dokumen Lingkungan Hidup

3. Permen LH No. 09 Tahun 2011 Tentang Pedoman Umum KLHS

4. Permen LH No. 05 Tahun 2012 Tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau

KegiatanWajib AMDAL

F. Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri)

1. Permendagri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

yang direvisi menjadi Permendagri Nomor 59 Tahun 2007

2. Permendagri No. 57 Tahun 2007 Tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi

Perangkat Daerah

3. Permendagri No. 33 Tahun 2008 Tentang Pedoman Hubungan Kerja Organisasi

Perangkat Daerah dalam Penyelenggaraan Pemerintah Daerah

4. Permendagri No. 57 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan Perkotaan

G. Peraturan Kementerian Lainnya

1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 Tentang

Persyaratan Kualitas Air Minum

2. Peraturan Menteri Bappenas No 3 Tahun 2012 Tentang Panduan

UmumPelaksanaan KPS dalam Pembangunan Infrastruktur.

H. Peraturan Daerah Kabupaten Balangan

1. Peraturan daerah Kabupaten Balangan Nomor 02 Tahun 2008 tentang urusan

Pemerintah yang menjadi kewenangan pemerintah daerah Kabupaten Balangan

(lembaran daerah Kabupaten Balangan Tahun 2008 Nomor 02, tambahan lembaran

daerah Kabupaten Balangan Nomor 43)

2. Peraturan Daerah Kabupaten Balangan Nomor 06 Tahun 2011 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Balangan Tahun 2011-2015

3. Peraturan Daerah Kabupaten Balangan Nomor 18 Tahun 2011 tentang perubahan

kedua atas peraturan Daerah Kabupaten Balangan Nomor 03 Tahun 2008 tentang

pembentukan, organisasi dan tata kerja perengkat daerah Kabupaten Balangan

4. Peraturan daerah Kabupaten Balangan Nomor 01 Tahun 2013 tentang anggaran

pendapatan daerah dan belanja Daerah Kabupaten Balangan Tahun 2013

(19)

1 - 19 R

REVEVIIEEWW RREENNCCAANNAA PPROROGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM)) T

TAAHHUUNN 22001166

KABUPATEN BALANGAN

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM), Kab. Balangan

1.9.

SISTEMATIKA PENYUSUNAN

Sistematika review penyusunan RPIJM Kabupaten Balangan 2017-2021 mengacu

pada nomenlatur baru dan pedoman penyusunan RPIJM Tahun 2016 yang diterbitkan oleh

Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum, yang terdiri dari 8 bab,

sebagai berikut:

BAB. 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisi mengenai latar belakang, dasar hukum, tujuan dan pentingnya

RPIJM, ruang lingkup, dan sistematika pembahasan.

BAB. 2 PROFIL KABUPATEN BALANGAN

Bab ini menggambarkan kondisi daerah dari berbagai aspek, terkait permasalahan

dan trend yang dihadapi. Gambaran kondisi wilayah mencakup beberapa hal,

yaitu gambaran umum dan gambaran prasarana. Gambaran umum, meliputi :

gambaran geografis, gambaran demografis, perekonomian daerah, dan gambaran

kondisi sosial dan budaya. Sedangkan gambaran prasarana mencakup gambaran

kondisi seluruh sektor yang ada dalam lingkup infrastruktur Bidang PU/Cipta

Karya.

BAB. 3 ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG

PU/CIPTA KARYA

Bab ini berisi tentang arahan rencana pembangunan Bidang PU/Cipta Karya, yang

meliputi 3 hal yaitu arahan amanat pembangunan nasional, amanat peraturan

perundangan dan amanat internasional.

BAB. 4 ANALISIS SOSIAL, EKONOMI, DAN LINGKUNGAN

Bab ini berisi analisis mengenai kajian terhadap aspek sosial mulai dari tahap

perencanaan, pelaksanaan hingga tahap pasca pelaksanaan serta aspek

lingkungan (kajian lingkungan hidup strategis, Amdal, UKL UPL, SPPLH).

BAB. 5 KERANGKA STRATEGIS PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR BIDANG PU/CIPTA

KARYA

Berisikan penjelasan mengenai strategi peningkatan investasi pembangunan

infrastruktur bidang cipta karya, peningkatan DDUB Kabupaten Balangan,

peningkatan penerimaan daerah dan efisiensi penggunaan anggaran, peningkatan

kinerja keuangan perusahaan daerah Kabupaten Balangan dan peningkatan

peran masyarakat dan dunia usaha dalam pembiayaan pembangunan bidang

(20)

1 - 20 R

REVEVIIEEWW RREENNCCAANNAA PPROROGGRRAAMM IINNVVEESSTTAASSII JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH ((RRPPIIJJMM)) T

TAAHHUUNN 22001166

KABUPATEN BALANGAN

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM), Kab. Balangan

BAB. 6 KERANGKA KELEMBAGAAN DAN REGULASI KABUPATEN/KOTA

Bab ini berisi tentang kondisi keorganmisasian, aspek ketatalaksanaan dan aspek

sumberdaya manusia pengembangan dan pembangunan sektor kecipta karyaan

di Kabupaten Balangan.

BAB. 7 RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BIDANG PU/CIPTA KARYA

Bab ini menguraikan tentang rencana rencana pembangunan Infrastruktur setiap

sektor Cipta Karya yaitu terdiri dari sektor pengembangan permukiman, sektor

penyehatan lingkungan permukiman, sektor penataan bangunan dan lingkungan

dan sektor pengembangan air minum. Pada laporan antara ini substansi bahasan

hanya meliputi arahan kebijakan, isu strategis, kondisi eksisting, permasalahan

dan tantangan serta analisa kebutuhan.

BAB. 8 MEMORANDUM PROGRAM JANGKA MENENGAH BIDANG PU/CIPTA KARYA

Pada bab ini berisikan Memorandum Rencana Program Investasi Jangka

Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Balangan, terdiri dari sektor

pengembangan permukiman, sektor penyehatan lingkungan permukiman, sektor

Gambar

Gambar 1.1.
Gambar 1.2.
Gambar 1.3.
Tabel 1.1.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan indeks kualitas visual dan fungsional pada vertisols (T0), varietas Seashore paspalum yang paling baik terdapat pada P4T0 (Siak)

Ditinjau dari kondisi anak-anak di panti asuhan, maka hubungan antara intensi prososial dengan empati pada anak-anak di panti asuhan tersebut merupakan hal

dibandingkan ibu yang tidak memiliki riwayat Hal ini disebabkan karena endometrium dianggap mengalami luka atau kecacatan, apalagi pada ibu riwayat abortus yang

Persamaan di atas menunjukkan bahwa perubahan positif untuk variabel independen dalam hal ini metode pemberian tugas terstruktur akan memberikan perubahan yang positif

Seringnya kesalahan dalam mendefinisikan postmatur diperlukan deteksi sedini mungkin untuk menghindari kesalahan dalam menentukan usia kehamilan.Jika Tp telah

Peserta tidak diperbolehkan masuk ke Schoology setelah 10 menit tes dimulai (Panitia akan mengeluarkan peserta yang sudah terlambat 10 menit ke atas) - jadi

Disamping itu minimnya kontak yang bisa dilakukan dengan anak mengakibatkan setelah terapi bermain hanya sedikit komponen yang bisa berubah, kendala lain dalam

1) Untuk mengetahui variabel tingkat kecerdasan intelektual yang dimiki karyawan berpengaruh pada kinerja karyawan dalam perusahaan. 2) Untuk mengetahui variabel tingkat