BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perumahan dan Permukiman merupakan salah satu
kebutuhan dasar manusia dalam menata kehidupan keluarga dan
kelangsungan hidup generasi. Realitas tersebut yang menjadi dasar
pemikiran betapa pentingnya pembangunan perumahan dan kawasan
pemukiman sebagai wujud tatanan kehidupan sosial kemasyarakatan
dan cerminan tingkat kesejahteraan masyarakat. Dalam
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pada
Pasal 12 huruf c, disebutkan bahwa urusan pemerintahan wajib yang
berkaitan dengan Pelayanan Dasar, yaitu perumahan dan kawasan
permukiman. Dengan demikian prioritas pemerintah daerah dalam
menyiapkan pembiayaan dan menyelenggarakan pembangunan
perumahan dan pengembangan kawasan permukiman wajib
terpenuhi dalam setiap perencanaan program dan kegiatan
pembangunan di daerah. Hal ini sejalan dengan amanat
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan permukiman, Pasal 3 “bahwa Perumahan dan kawasan permukiman diselenggarakan untuk :
1) Memberikan kepastian hukum dalam penyelenggaraan
perumahan dan kawasan permukiman;
2) Mendukung penataan dan pengembangan wilayah serta
penyebaran penduduk yang proporsional melalui pertumbuhan
lingkungan hunian dan kawasan permukiman sesuai dengan tata
ruang untuk mewujudkan keseimbangan kepentingan, terutama
bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR);
3) Meningkatkan daya guna dan hasil guna sumber daya alam bagi
memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan, baik di kawasan
perkotaan maupun kawasan perdesaan;
4) Memberdayakan para pemangku kepentingan bidang
pembangunan perumahan dan kawasan permukiman;
5) Menunjang pembangunan di bidang ekonomi, sosial, dan budaya;
dan
6) Menjamin terwujudnya rumah yang layak huni dan terjangkau
dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, teratur, terencana,
terpadu, dan berkelanjutan.
Pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan
permukiman merupakan kegiatan yang bersifat multi sektor, Hasilnya
langsung menyentuh salah satu kebutuhan dasar masyarakat, juga
pendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu dalam
penyelenggaraannya pemerintah daerah berupaya menciptakan
kemandirian, membangun bekerjasama dengan pihak-pihak terkait
serta melibatkan masyarakat secara langsung serta dukungan
investasi dalam tahapan pelaksanaan kegiatan pembangunan yang
berkelanjutan melalui sebuah rencana pembangunan yang
berorientasi ke depan dalam menjawab setiap tuntutan masyarakat
akan pelayanan kebutuhan infrastruktur dasar, diantaranya jalan, air
bersih, sanitasi yang baik serta kualitas hidup yang lebih baik.
Oleh karena itu, dalam rangka mewujudkan amanat
Undang-Undang di atas, maka pemerintah melalui Peraturan Presiden Nomor
2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional Tahun 2015-2019, sebagai penjabaran dari visi, misi dan
program Presiden hasil Pemilihan Umum tahun 2014, dalam Pasal 2
ayat (3), menetapkan beberapa fungsi RPJMN 2015-2019, yaitu
sebagai:
a) pedoman bagi Kementerian/Lembaga dalam menyusun Rencana
b) bahan penyusunan dan penyesuaian RPJM Daerah dengan
memperhatikan tugas dan fungsi pemerintah daerah dalam
mencapai sasaran Nasional yang termuat dalam RPJM Nasional;
c) pedoman Pemerintah dalam menyusun Rencana Kerja
Pemerintah;
d) acuan dasar dalam pemantauan dan evaluasi pelaksanaan RPJM
Nasional
Berdasarkan fungsi di atas, Kementerian Pekerjaan Umum
Dan Perumahan Rakyat sebagai salah satu Lembaga negara yang
menangani urusan perumahan dan permukiman telah menetapkan
rencana strategis 2015-2019 yang substansinya merupakan
penjabaran dari Peraturan Presiden tersebut. Renstra ini memuat visi,
misi, tujuan, sasaran, arah kebijakan, strategi, program dan kegiatan,
kerangka regulasi, kerangka kelembagaan, serta kerangka pendanaan
pembangunan.
Sebagai tindak lanjut hal tersebut, salah satu diantarannya
diperlukan suatu skenari rencana program investasi jangka menengah
(RPIJM) sebagai acuan bagi semua stakeholder yang terkait dalam
pembangunan infrastruktur, baik Pemerintah, pemerintah daerah,
maupun masyarakat. Rencana Program Investasi Jangka Menengah
(RPIJM) adalah rencana dan program pembangunan infrastruktur
tahunan dalam periode tiga hingga lima tahun, yang mensinkronkan
kegiatan pembangunan infrastruktur, baik yang dilaksanakan dan
dibiayai pemerintah, pemerintah daerah, maupun oleh
masyarakat/dunia usaha.
Kabupaten Buton Tengah sebagai daerah ortonom baru,
dituntut pula menyiapkan perencanaan pembangunan, salah satu
diantaranya termasuk perencanaan dan investasi pembangunan di
bidang infrastruktur. Melalui semangat otonomi daerah, diharapkan
setiap tingkatan pemerintahan mampu menjalankan tugas dan
Pelaksanaan keterpaduan pembangunan infrastruktur di
Indonesia dewasa ini masih mengalami berbagai permasalahan,
terutama akibat belum fokusnya sasaran kewilayahan yang akan
didorong, belum sinergisnya program pembangunan infrastruktur,
serta belum efektifnya sistem penganggaran pembangunan
infrastruktur. Untuk itu, perlu disiapkan perencanaan program
infrastruktur berbasis penataan ruang dalam rangka mendukung
pembangunan ekonomi, sosial, dan lingkungan secara terpadu,
melalui perencanaan program infrastruktur yang efektif dan efisien
dalam menjawab kebutuhan dan tuntutan pelayanan terhadap
masyarakat dan dunia usaha.
Terkait dengan hal tersebut, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Buton Tengah melakukan kegiatan Penyusunan Rencana Program
Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) tahun2016-2021,
sebagai upaya mempersiapkan rencana pembangunan di bidang
keciptakaryaan yang diharapkan menjadi pedoman bagi seluruh
stakeholder untuk berpartisipasi melalui investasi pembangunan
guna mewujudkan masyarakat sejahtera.
1.2. Maksud dan Tujuan
1.2.1. Maksud
Maksud dari kegiatan Penyusunan Rencana Program Investasi
Jangka Menengah (RPIJM) ini adalah untuk merencanakan program
pembangunan infrastruktur ke-PU-an untuk mewujudkan sasaran
pengembangan wilayah sesuai dengan rencana tata ruang Kabupaten
Buton Tengah, Provinsi Sulawesi Tenggara.
1.2.2. Tujuan
Tujuan dari Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka
Menengah (RPIJM) Kabupaten Buton Tengah, Provinsi Sulawesi
Tenggara ini adalah tersusunnya daftar program investasi
rangka mendukung pembangunan wilayah secara terpadu di wilayah
Kabupaten Buton Tengah, Provinsi Sulawesi Tenggara.
1.3. Kedudukan RPIJM
RPIJM bidang Pekerjaan Umum berkedudukan sebagai
dokumen yang mengintegrasikan kebijakan spasial dan kebijakan
infrastruktur bidang pekerjaan umum. Kebijakan spasial dalam
RPIJM bidang Pekerjaan Umum pada KSN mengacu pada RTRW
Nasional beserta rencana rincinya yaitu RTR Kawasan Strategis
Nasional, sedangkan kebijakan infrastruktur bidang pekerjaan umum
dalam RPIJM ini mengacu pada NAWACITA, RPJP Nasional, RPJM
Nasional, dan Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang (KEMENPUPR).
Renstra Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang yang berupa
pembangunan infrastruktur yang lokasi programnya berada dalam
cakupan wilayah KSN dijabarkan ke dalam RPIJM bidang Pekerjaan
Umum pada KSN, untuk selanjutnya dianggarkan. Selanjutnya,
RPIJM bidang Pekerjaan Umum ini merupakan salah satu dasar
dalam penyusunan rencana kerja tahunan (RKP) dan Rencana Kerja
(Renja) Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.
Kedudukan RPIJM bidang Pekerjaan Umum pada KSN dalam
sistem perencanaan spasial dan sistem perencanaan pembangunan
1.4. Muatan RPIJM
RPIJM bidang Cipta Karya memuat program pembangunan
investasi infrastruktur bidang Pekerjaan Umum yang membentuk
struktur ruang yang terdiri atas:
1. Program pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan, yang
meliputi antara lain jaringan jalan bebas hambatan, jaringan
jalan arteri primer, jaringan jalan kolektor primer, dan jaringan
jalan strategis nasional;
2. Program pembangunan infrastruktur sumber daya air, yang
meliputi antara lain konservasi (waduk, embung, situ), jaringan
irigasi, jaringan reklamasi rawa, jaringan tata air tambak,
penyediaan air baku, pengendali banjir/lahar/sedimen, dan
pengamanan pantai; dan
3. Program pembangunan infrastruktur prasarana permukiman,
yang meliputi antara lain jaringan air minum, jaringan pengelola
limbah, jaringan drainase, jaringan pengelola persampahan,
serta infrastruktur DPP dan agropolitan;
Muatan Laporan RPIJM bidang Cipta Karya KemenPUPR dapat
dilihat pada tabel 1.1 berikut:
Tabel 1.1 Muatan Laporan RPIJM
BAB URAIAN
BAB 1
PENDAHULUAN
Penjelasan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan RPIJM serta muatan RPIJM Bidang Cipta Karya
BAB 2
PROFIL KABUPATEN/KOTA
Membahas mengenai wilayah administrasi, potensi wilayah, demografi dan urbanisasi, serta isu strategis Kabupaten Buton
Tengah
Arahan kebijakan pembangunan Bidang Cipta Karya dan rencana strategis
infrastruktur Bidang Cipta Karya
BAB 4
ANALISIS SOSIAL, EKONOMI DAN LINGKUNGAN
Membahas tentang analisis sosial, ekonomi dan lingkungan antara lain Kajian
Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dan analisis kemiskinan
Membahas mengenai kebutuhan investasi, potensi pendanaan dan alternatif
pendanaan
kelembagaan dan kerangka regulasi yang ada di Kabupaten Buton Tengah
BAB 7
RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA
Membahas mengenai rencana program investasi infrastruktur Bidang Cipta Karya untuk masing-masing sektor, yaitu
kebutuhan program dan pendanaan masing-masing sektor
BAB 8
MEMORANDUM PROGRAM JANGKA MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA