• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI SUPERVISI INDIVIDUAL KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (STUDI KASUS MULTI SITUS DI SDN SE-KECAMATAN BAMBAIRA KABUPATEN MAMUJU UTARA TAHUN 2016/2017) - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KONTRIBUSI SUPERVISI INDIVIDUAL KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (STUDI KASUS MULTI SITUS DI SDN SE-KECAMATAN BAMBAIRA KABUPATEN MAMUJU UTARA TAHUN 2016/2017) - Test Repository"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

1

KONTRIBUSI

SUPERVISI INDIVIDUAL KEPALA SEKOLAH

DALAM MENINGKATKAN

KOMPETENSI PEDAGOGIK

GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

(STUDI KASUS MULTI SITUS DI SDN SE-KECAMATAN BAMBAIRA KABUPATEN MAMUJU UTARA TAHUN 2016/2017)

Oleh

ABDUL HAFID

NIM : 12010150050

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan

untuk gelar Magister Pendidikan

PROGRAM PASCASARJANA

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

SUPERVISI INDIVIDUAL KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK

GURU PAI SDN SE-KECAMATAN BAMBAIRA

(Studi Multi Situs di Kecamatan Bambaira Kabupaten Mamuju Utara Tahun 2016 / 2017)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang bagaimana implementasi supervisi individual yang dilaksanakan oleh Kepala Sekolah Terhadap Guru PAI di SDN Se-Kecamatan Bambaira Kabupaten Mamuju Utara, apa kontribusinya,dan apa faktor yang mendukung serta faktor yang menghambat. Jenis penelitiannya kualitatif, dengan pendekatan fenomenologis. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Proses analisis data dideskripsikan dengan cara reduksi data, paparan data,dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1.] Pelaksanaan Supervisi individual Kepala Sekolah dalam peningkatan Kompetensi Pedagogik. Masing-masing sekolah di SDN se-Kecamatan Bambaira tersebut telah melaksanakan supervisi individual kepala sekolah sesuai dengan instrumen supervisi; 2.] Faktor pendukung dari sebelas sekolah yang diteliti ternyata didapati bahwa semua sekolah mempunyai faktor pendukung, walaupun faktor pendukungnya berbeda beda dari masing-masing sekolah, dan tak satupun sekolah yang didapati yang tidak ada faktor pendukungnya; 3.] Faktor penghambat dari hasil penelitian ini didapati dari sebelas sekolah hanya satu sekolah yang tidak ada hambatannya yaitu SDN Pelontu, dan masing-masing sekolah terdapat adanya hambatan yang berbeda-beda, ada faktor tidak adanya aliran listrik seperti SDN Baruga, SDN Saluwira, SDN Bambaira, SD Inpres Tampaure, dan SDN Bambarano, dan ada faktor kurangnya waktu pelaksanaan supervisi individual kepala sekolah akibat dinas luar dan banyaknya tugas administrasi sekolah yang harus diselesaikan di dinas terkait seperti di SDN Taba, dan di SDN Pebondo. dan ada juga faktor masih minimnya SDM seperti di SDN Bantalaka, SD Inpres Kasoloang, dan SD Inpres Kalukunangka; 4.] Kontribusi menunjukkan adanya peningkatan dari segi pedagogik setelah dilaksanakan supervisi individual oleh kepala sekolah, ini ditandai dengan bertambahnya wawasan serta ilmu pengetahuan bagi guru dalam membuat perangkat pembelajaran serta mampu memotivasi guru untuk melaksanakan proses pembelajaran yang lebih baik lagi setelah diadakannya supervisi individual.

Kata Kunci : Kontribusi, Supervisi Individual, kompetensi dan Fedagogik Guru PAI.

(5)

ABSTRACT

INDIVIDUAL SUPERVISION HEAD OF SCHOOL IN INCREASING PEDAGOGIK COMPETENCY

The research type is qualitative, with phenomenological approach. Techniques used in data collection through observation, interview and documentation. The process of data analysis is described by means of data reduction, data exposure, and conclusions. The results showed that: 1.] Implementation of individual Supervision Principal in improving Pedagogic Competence. Each school in SDN in Bambaira sub-district has conducted individual supervision of the principal in accordance with the supervision instrument; 2.] The supporting factors of the eleven schools studied were found to be that all schools had a support factor, although the support factors were different from each school, and none of the schools were found to have no supporting factors; 3.] The inhibiting factor of this study is found from eleven schools only one school with no obstacles, namely SDN Pelontu, and each school there are different obstacles, there is no electricity factor such as SDN Baruga, SDN Saluwira, SDN Bambaira, SD Inpres Tampaure and SDN Bambarano, and there is a lack of time for individual supervision of the school principal due to outside service and the number of school administrative tasks to be completed in the related offices such as SDN Taba and SDN Pebondo. and there are also factors still lack of human resources such as in SDN Bantalaka, SD Inpres Kasoloang, and SD Inpres Kalukunangka; 4.] Contribution indicates a pedagogical improvement after individual supervision by the school principal is indicated by increasing insight and knowledge for teachers in making learning tools and able to motivate teachers to implement better learning process after individual supervision.

Keywords: Contributions, Individual Supervision, competence and Fedagogik, Islamic Education teachers‟.

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu faktor dominan dalam pendidikan adalah Guru. Untuk itu guna mencapai tujuan pembelajaran di sekolah, kemampuan guru dalam mengajar merupakan indikator keberhasilan proses belajar mengajar pada peserta didik. Agar di dalam melaksanakan tugasnya dapat berjalan secara baik sesuai dengan profesi yang dimilikinya, guru perlu menguasai berbagai hal sebagai bekal kompetensi yang dimilikinya. Salah satu faktor rendahnya mutu pendidikan di negara kita adalah disebabkan tenaga pendidik yang masih kurang berkompeten. Padahal kita tahu bahwa ukuran maju tidaknya sebuah negara hanya bisa dilihat dari maju tidaknya pendidikannya.Karena itu untuk menghargai pendidikan,ungkapan ini mungkin tepat :

Aguba dalam Florence Imaobong Archibong :

A simple way of appreciating education is that it is a tool or a necessary weapon for every human being to acquire for the purpose of navigating this complex world without which the individual may get lost in it or live in darkness without being blind.1

Dengan demikian pendidikan adalah faktor terpenting yang harus diperhatikan dan diperioritaskan bagi setiap negara. Sehingga tidak mengherankan ketika jepang di bom atom di dua tempat herosima dan nagasaki pada tahun 1945 yang pertama sekali di cari untuk membangun

1Florence Imaobong Archibong, “Instructional Supervision in The Administration of

(7)

negara jepang adalah guru. Indonesia pada saat itu malah mengproklamirkan dirinya sebagai negara merdeka. Tidak mengeherankan sekarang 2017 negara jepang termasuk negara yang maju di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi bersaing dengan negara super power Amerika serikat. Sedangkan indonesia hanya termasuk dalam negara berkembang. Ini mengindekasikan bahwa salah satu komponen penting di dalam pendidikan adalah guru dan mau tidak mau harus mampu menunjukkan kualitasnya sebagai tenaga pendidik yang berkompeten guna memajukan sumber daya manusia.

Namun Fenomena yang sering terjadi di indonesia, khususnya ditingkat SD tenaga pendidik belum memenuhi kualifikasi sebagai guru yang berkompeten, khususnya kompetensi pedagogik yang berkaitan dengan pengelolaan pembelajaran. Misalnya guru belum mampu memanfaatkan teknologi pembelajaran atau belum mampu menyusun rancangan pembelajaran dengan baik. Padahal guru harus mampu bertindak sebagai fasilitator, motivator, maupun pembimbing yang senantiasa berupaya memaksimalkan perkembangan potensi yang dimiliki peserta didik. Dengan demikian seorang guru dituntut untuk memiliki kompetensi yang unggul dibidangnya, baik itu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial maupun kompetensi profesional.

(8)

“dari tunjangan profesi yang diberikan belum signifikan mengangkat sebagian besar kinerja guru dalam pembelajaran, sistem penilaian yang belum berorientasi pada penilaian otentik.”2

Ini menunjukkan bahwa kompetensi guru di Indonesia masih sangat rendah.

Keberhasilan untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru tidak terlepas dari peran pengawas, baik pengawas yang diangkat langsung oleh pejabat yang berwenang maupun kepala sekolah yang mempunyai tugas tambahan sebagai supervisordi sekolahnya. Dengan adanya pengawasan langsung dari pengawas maupun Kepala Sekolah seperti kehadiran, kedisiplinan, dedikasi kerja, membimbing, memotifasi, merupakan peran yang sangat penting bagi peningkatan kompetensi guru. Dengan demikian upaya peningkatan kompetensi pedagogik guru dalam proses belajar mengajar di sekolah akan terwujud sesuai dengan harapan dan tujuan pendidikan.

Didalam undang-undang no 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional dan peraturan pemerintah nomor 29 tahun 1990 tentang pendidikan menengah ditegaskan bahwa jenjang pendidikan menengah selain pengawas, kepala sekolah juga mendapat tugas sebagai supervisor yang diharapkan dapat setiap kali berkunjung ke kelas dan mengamati kegiatan guru yang sedang mengajar. Namun sejauh ini koordinasi antara pengawas dan kepala

2Abd. Kadim Masaong, Supervisi Pembelajaran Dan Pengembangan Kapasitas Guru:

Memberdayakan Pengawas Sebagai Gu runya Guru

(9)

sekolah dalam melakukan pembinaan terhadap guru belum terjadi secara efektif.3

Namun permasalahannya tidak jarang guru PAI yang masih kurang diperhatikan oleh pengawas. Baik Pengawas Agama Islam itu sendiri maupun Kepala Sekolah yang mengembang tugas sebagai pengawas dan sangat jarang memantau kelas. Apalagi di Kabupaten Mamuju Utara, baru satu orang pengawas Agama Islam itupun seorang wanita dan hanya menaungi beberapa sekolah saja karena tidak memungkinkan menaungi semuanya mengingat jumlah sekolah yang banyak dan jarak tempuh yang jauh. Hal ini tidak akan banyak meningkatkan kemampuan kompetensi guru PAI.Berbeda dengan pengawas umum yang jumlah pengawasnya relatif banyak. Kondisi inilah yang terjadi di kabupaten Mamuju Utara khususnya di Kecamatan Bambaira, Disamping itu kepala sekolah yang juga sebagai orang yang mendapat tugas tambahan sebagai supervisor di sekolahnya mau tidak mau harus mampu melaksanakan tugas yang diembangnya tersebut sebagai seorang supervisor. Guru yang profesional harus mengenal profesinya dengan cara: pertama, mempunyai persepsi yang kuat tentang tanggung jawabnya. Persepsi yang benar melahirkan niat dan motifasi yang benar. Kedua, guru harus selalu meningkatkan kompetensi dan keterampilan dibidangnya.4 Selain itu, pemerintah, pengawas, kepala sekolah dan juga guru harus sama-sama bertekad untuk melaksanakan amanah dengan sebaik-bainya. Amanah walaupun berat adalah tanggung jawab tidak hanya kepada manusia tetapi

3Luk-luk Nur Mufidah, Supervisi Pendidikan, Yogyakarta : Teras, 2009, 14.

(10)

juga kepada Allah SWT. Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur‟an Surat al-Anfal

(8) ayat 27 berbunyi:

اَ ْ ُ َ ْ َيُّ اْ ُن َ َ اْ ُ ِ َا َآَ اْ ُ ْ َُ َ اَ ْ ُ لَّلا َ اَّا اْ ُ ْ َُ اَ اْ ُ َآ اَ ْ ِ لَّا ا َ يُّ َ اَ

ا

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman! janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.”5

Kepala sekolah adalah merupakan amanah yang harus dipertanggung jawabkan baik kepada diri sendiri maupun kepada pemerintah sehingga kepala sekolah harus mampu melaksanakan apa yang sudah diamanatkan. Allah Swt memberi arahan kepada setiap orang yang beriman untuk mendesain rencana apa yang akan dilakukan di kemudian hari, sebagaimana Firman-Nya dalam Al-Qur‟an Surat al Hasyr (59) ayat:18 yang berbunyi:

ا َِبِاٌلْيُّيِبَخاَلَّا الَّ ِإاَلَّا ا ْ ُقلَّيُّ َ اٍدَغِااْتَآلَّدَقا لَّآاٌسْفَيُّ اْلُظ َنْاَ اَلَّا ا ْ ُقلَّيُّ ا ُ َآ اَ ْ ِ لَّا ا َ يُّ َ اَ

اَ ْ ُ َ ْ َيُّ

ا Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha

Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”6

Lafaz … اٍدَغِااْتَآلَّدَقا لَّآاٌسْفَيُّ اْلُظ َنْاَ … menurut penafsiran As-Suyuti adalah

hendaklah setiap insan (diri) senantiasa memperhatikan diri (introspeksi) terhadap apa yang dia lakukan.7 Ayat ini menjelaskan bahwa seorang kepala sekolah sebagai supervisor hendaklah introspeksi diri dalam melaksanakan

5Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya “Al-Qur’anul Karim”, Bandung: PT. Syaamil Cipta Media, 2005, 143.

6Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya …, 43.

(11)

tugas dan tangung jawabnya tidak hanya mencari kesalahan dan kekurangan yang ada pada guru, namun apa yang telah dan harus dilakukan oleh kepala sekolah terhadap guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan di atas, makapenulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap permasalahan mengenai pembinaan guru PAI oleh kepala sekolah khususnya dalam supervisi individual yang dilaksanakan oleh kepala sekolah terhadap guru PAI denganjudul penelitian Kontribusi Supervisi Individual Kepala Sekolah terhadap peningkatan kompetensi Pedagogik Guru PAI Sekolah Dasar(Studi kasus multi situs di SDN se-Kecamatan Bambaira Kabupaten Mamuju Utara Propinsi Sulawesi Barat Tahun 2016-2017).

B. Rumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

a. Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi beberapa masalah bahwa Kepala Sekolah SDN se-Kecamatan Bambaira masih relatif rendah, dan belum merata dalam melakukan kegiatan supervisi individual.

b. Kepala sekolah SDN se-Kecamatan Bambaira masih belum memahami banar tentang tugas dan tanggung jawabnya sebagai supervisi individual di sekolahnya khususnya untuk guru PAI.

(12)

didik. Guru sering mengabaikan terhadap karakteristik perkembangan siswa, kurang memperhatikan tentang perbedaan kemampuan peserta didik, perencanaan pembelajaran yang belum maksimal seperti menelaah dan menjabarkan materi yang tercantum dalam kurikulum, pelaksanaan pembelajaran menggunakan satu metode saja serta bentuk evaluasi yang belum memenuhi standar.

Untuk itu, dengan adanya permasalah tersebut penulis ingin mengetahui melalui kajian penelitian tentang pelaksanaansupervisi individual yang dilaksanakanoleh Kepala Sekolah SDN se-Kecamatan Bambaira dan ingin mengetahui kemampuan kompetensi pedagogik guru-guru PAI Sekolah Dasar Negeri yang ada di wilayah se-Kecamatan Bambaira Kabupaten Mamuju Utara Propinsi Sulawesi Barat.

2. Pembatasan Masalah.

Sasaran penelitian ini adalah sebelas orang Kepala SekolahSDN se-Kecamatan Bambaira Kabupaten Mamuju utara dan Sasaran selanjutnya adalah sebelas orang Guru Pendidikan Agama Islam SDN se-Kecamatan Bambaira. Penulis mengambil salah satu kecamatan di Kab. Mamuju Utara ini sebagai pembatasan lokasi penelitian didasarkan pada beberapa pertimbangan yaitu pertimbangan pertama, ditinjau dari segi akademik,sekolah-sekolah yang ada di kecamatan ini semuanya sudah terakreditasi walaupun sebagian besar masih nilai C, dan satu sekolah yang nilainya B, dan belum ada sekolah yang memperoleh akreditasi A. Kedua

(13)

dilaksanakan oleh Kepala Sekolah SDN se-Kecamatan Bambaira ini, mengingat dikecamatan ini merupakan kecamatan yang sangat jauh dari ibu kota kabupaten, dibanding dengan kecamatan kecamatan lain. Ketiga, dari segi efisien dana dan waktu, Kecamatan Bambaira merupakan kecamatan yang terdekat jarak tempuhnya dengan peneliti. Selain itu, pelaksanaan penelitian ini dibatasi hanya pada tahun pelajaran 2016-2017, dengan alasan karena periode ini masih sementara berjalaan.

Adapun objek penelitian ini difokuskan pada Kontribusi Supervisi Individual yang dilaksanakan oleh Kepala Sekolah pada peningkatan kompetensi pedagogik guru PAI pada lokasi dimaksud.

3. Perumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang masalah, serta identifikasi dan batasan masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini disusun sebagai berikut:

1. Bagaimana Pelaksanaan Supervisi Individual Kepala Sekolah dalam meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru PAI di SDN se-Kecamatan Bambaira ?

2. Apa faktor-faktor yang mendukung pelaksanaan Supervisi Individual Kepala Sekolah dalam meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru PAI di SDN se-Kecamatan Bambaira ?

(14)

4. Apa Kontribusi Supervisi Individual Kepala Sekolah dalam meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru PAI di SDN se-Kecamatan Bambaira ?

C. Signifikansi Penelitian

1. Tujuan penelitian

Secara khusus penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan bagaimana kegiatan implementasi program supervisi individual Kepala Sekolah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru PAI di SDN se-Kecamatan Bambaira.

2. Untuk mendeskripsikan apa saja faktor-faktor yang mendukung pelaksanaan supervisi individual Kepala Sekolah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik Guru PAI di SDN se-Kecamatan Bambaira. 3. Untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang menghambat pelaksanaan

Supervisi Individual Kepala Sekolah dalam meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru PAI di SDN se-Kecamatan Bambaira.

4. Untuk mendeskripsikan kontribusi supervisi individual Kepala Sekolah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik Guru PAI di SDN se-Kecamatan Bambaira.

2. Manfaat penelitian

Secara umum penelitian ini kiranya dapat memberikan manfaat yang besar baik secara teoretis maupun praktis yaitu:

(15)

1) Sebagai bahan analisis dan kajian tentang perlunya peningkatan supervisi individual Kepala Sekolah terhadap Guru Agama Islam untuk diimplementasikan disekolah masing-masing, sehingga mampu meningkatkan kompetensi guru khususnya kompetensi pedagogik.

2) Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam mengembangkan khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang supervisi pendidikan terutama dalam peningkatan kualitas guru PAI dalam proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah.

3) Dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran bagi peneliti yang terkait dengan supervisi individual, dan juga dapat memberi sumbangan kepada kepala sekolah dalam meningkatan komptensi paedagogik Guru Agama Islam.

b. Manfaat secara praktis

Secara praktis diharapkan dapat memiliki kegunaan sebagai berikut: 1) Bagi penulis

Bermanfaat untuk memperluas wawasan dalam mengkaji serta menganalisis masalah supervisi individual. Selain itu dapat dijadikan sebagai temuan awal untuk melakukan penelitian lanjut tentang peningkatan kompetensi pedagogik guru melalui kegiatan implementasi supervisi individual.

(16)

Memberikan masukan bagi Kepala Sekolah dan guru PAI dalam upaya penyempurnaan dan perbaikan kinerjanya untuk peningkatan kualitas pendidikan. Selain itu dapat juga dijadikan bahan perbandingan bagi Kepala Sekola dan bagi Guru PAI agar dapat meningkatkan kualitas pendidikan melalui pembinaan supervisi individual.

3) Bagi masyarakat

Penelitian produk dari supervisi individual ini bisa dinikmati melalui peningkataan paedagogik guru, yang pada gilirannya berimbas kepada peningkatan prestasi peserta didik.

D. Tinjauan Pustaka

Dalam kajian pustaka ini, peneliti akan melihat penelitian yang relevan yang sudah dilakukan oleh peneliti sebelumnya tentang supervisi akademik, baik dalam bentuk jurnal, maupun dalam bentuk tesis. Telaah pustaka ini dilakukan untuk mempertajam penelitian ini, melihat sejauh mana masalah supervisi ini dikaji oleh penelitian sebelumnya, dibagian apa yang mereka teliti dimana letak perbedaannya dengan penelitian kita. Berikut ini adalah beberapa penelitian dalam bentuk jurnal dan tesis yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelunya:

(17)

daerah binaan V dari refleksi awal 52,5%, setelah dilakukan tinadakan siklus I naik menjadi 67,7%, dan pada tindakan siklus II menjadi 77,8%; 2) Supervisi individual dengan pendekatan kolaboratif memberikan pengaruh terhadap peningkatan kinerja guru kelas I se daerah binaan V dalam menyusun RPP.8Penelian ini berbeda dengan penelitian tesis saya yang hanya berfokus pada supervisi individual dalam peningkatan kinerja Guru SD Kelas 1, Sedangkan dalam tesis saya berfokus pada teknik supervisi individual yang dilaksanakan oleh kepala sekolah dalam peningkatan kinerja Paedagogig Guru Agama Islam SDN Se-Kecamatan Bambaira.

Tesis Joko Purwanto : Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah, Keterbukaan Manajemen Kepala Sekolah, dan Motivasi Kerja Guru terhadap Kinerja Guru (Studi Kasus Guru Bantu dan Guru Tidak Tetap di SMP Negeri Pracimantoro, Wonogiri ) Penelitian ini menghasilkan : supervisi kepala sekolah, keterbukaan manajemen kepala sekolah, dan motivasi kerja guru secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru SMP Negeri Pracimantoro, Wonogiri.9Tesis Joko Purwanto ini pun berbeda dengan tesis saya yang menggabungkan supervisi Kepala sekolah, manajemen kepala sekolah dan

8Agus, Supervisi individual dalam peningkatan kinerja guru SD kelas I se daerah binaan V dalam menyusun RPP Tematik“, Jurnal Penelitian Tindakan sekolah dan kepengawasan, Vol. 1, No 2 , (2004), 30.

9Joko Purwanto, “Pengaruh Supervisi Kepala Kekolah, Keterbukaan Manajemen Kepala Sekolah, dan Motivasi Kerja Guru terhadap kinerja guru (Studi Kasus Guru Bantu dan Guru Tidak

Tetap di SMP Negeri Pracimantoro, Wonogiri)”, Tesis, Program Pascasarjana Universitas

(18)

motivasi guru terhadap kinerja Guru. Sedangkan tesis saya berfokus kepada Teknik supervisi yang dilaksanakan kepala sekolah terhadap peningkatan paedagogik guru agama islam SDN se-Kecamatan Bambaira. Tesis Ahmad Ihsanuddin : Implementasi supervisi pengawas PAI dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru PAI SD di Kecamatan Berbah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) supervisi yang dilakukan pengawas Pendidikan Agama Islam cukup efektif dalam meningkatkan Kompetensi pedagogik guru PAI terlihat dari meningkatnya penguasaan guru terhadap teori belajar dan prinsip pembelajaran, efektivitas guru dalam pembelajaran yang mendidik, dan fasilitasi pengembangan potensi peserta didik. 2) Hambatan yang dialami pengawas dalam supervisi akademik adalah kurangnya tenaga pengawas PAI, banyaknya guru yang harus dibina dan kurangnya intensitas supervisi. Penelitian dalam tesis ini berbeda dengan tesis saya karena berfokus pada supervisi yang dilaksanakan oleh pengawas sedangkan dalam tesis saya berfokus pada supervisi yang dilaksanakan oleh kepala sekolah.

Tatang Kurniawan: Pengaruh Kompetensi Pedagogikdan Kompetensi Profesional Guru Terhadap KinerjaGurudi SMK (2011).Hasil penelitian menunjukkan juga bahwa kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru memiliki pengaruh terhadap kinerja guru sebesar 30,5%.10 Tesis ini hanya membahas dari segiPengaruh Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional Guru Terhadap Kinerja Guru.

(19)

Sedangkan tesis saya membahas teknik supervisi individual yang dilaksanakan oleh kepala sekolah.

Rahmayanti, Kemampuan Kepala Sekolah dalam Pelaksanaan Supervisi Pengajaran di SDN 24 Banda Aceh.11Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Program supervisi pengajaran yang disusun oleh kepala sekolah mencakup perencanaan, penentuan jadwal, model supervisi, kisi kisi supervisi, pelaksanaan (instrumen) umpanbalik dan tindak lanjut. Dalam pelaksanaannya kepala sekolah memeriksa administrasi pengajaran seperti silabus, RPP, PBM, program tahunan, program semester, minggu efektif, analisis butir soal. Teknik-teknik supervisi pengajaran dilakukan dengan kunjungan kelas, observasi kelas, pembicaraan individual, pertemuan / rapat guru serta mengikutsertakan guru dalam pelatihan, penataran dan seminar pendidikan. Faktor pendukung pelaksanaan supervisi pengajaran adalah kepala sekolah dapat mengetahui perkembangan guru serta keberhasilan mengajarnya, dari hal tersebut akan terlihat guru yang berprestasi dan harus dilakukan pembinaan bagi guru yang belum maksimal dalam mengajar. Penelitian ini juga berbeda dengan tesis saya yang hanya meneliti tentang kemampuan kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi pengajaran sedangkan penelitian saya meneliti tentang kontribusi teknik supervisi individual kepala sekolah. Adeolu Joshua Ayeni,Assessment of Principals„ Supervisory Roles for Quality

11Rahmayanti “ Kemampuan Kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi pengajaran di SDN

(20)

Assurance In Secondary Schools in Ondo State, Nigeria..12Studi ini mengidentifikasi sifat pelaku peran pengawasan dan efektivitas yang dirasakan dari kepala sekolah dalam pengawasan guru tugas instruksional. Selain itu diselidiki kendala yang dihadapi oleh kepala sekolah dalam pelaksanaan tugas pengawasan dalam proses belajar-mengajar. Ini adalah dengan maksud untuk memberikan informasi mengenai pemanfaatan peran kepala sekolah dalam meningkatkan jaminan kualitas di sekolah menengah. Penelitian ini menggunakan desain survei deskriptif. Populasi sasaran terdiri kepala sekolah dan guru di sekolah menengah di negara bagian Ondo. Sampel terdiri dari 60 kepala sekolah dan 540 guru yang dipilih secara acak dari 60 sekolah menengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar kepala sekolah diberikan diinginkan memperhatikan pemantauan kehadiran guru, persiapan catatan pelajaran dan kecukupan buku harian kerja sementara tugas-tugas seperti penyediaan bahan ajar, buku referensi, umpan balik dan review kegiatan dengan para pemangku kepentingan yang paling dilakukan oleh banyak kepala sekolah di sekolah menengah. Studi ini menyimpulkan bahwa tantangan yang dihadapi pelaku dalam tugas-tugas pemerintahan institusional, input sumber daya, pengiriman kurikulum dan pembelajaran siswa membutuhkan kerjasama yang efektif dan berorientasi pada tujuan keterkaitan sinergis antara sekolah dan stakeholder terkait dalam lingkungannya.Penelitian ini berbeda dengan tesis saya sebab dalam

12Adeolu Joshua Ayeni, “Assessment of Principals„ Supervisory Roles for Quality

(21)

penelitian ini berfokus pada masalah peran dan kendala yang dihadapi kepala sekolah dalam pengawasan, sedangkan dalam tesis saya dikhususkan hanyapada masalah supervisi individual kepala sekolah.

E. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Peneliti terjun langsung ke lapangan, untuk melakukan eksplorasi dalam memahami dan menjelaskan masalah-masalah yang diteliti. Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan fenomenologis.Hal ini sejalan dengan pendapat Lexy J. Maleong yang mengatakan bahwa “Penelitian kualitatif merupakan suatu pendekatan dalam melakukan

suatu penelitian yang berorientasi pada fenomena atau gejala yang bersifat alami.”13

2. Alasan penulis menggunakan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini adalah karena beberapa pertimbangan. Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda; kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden; dan ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.

3. Selain pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, alasan lain penulis menggunakan pendekatan kualitatif adalah karena masalah yang diteliti ini bersifat alami. Sehingga penulis berkeyakinan bahwa pendekatan yang

(22)

penulis gunakan dalam rangka penyusunan tesis ini sudah cocok dengan judul yang penulis maksud.

4. Lokasi penelitian

Penelitian ini mengambil objek studi pada para Kepala Sekolah, dan guru-guru PAIyang ada di SDN Se-Kecamatan Bambaira Kabupaten Mamuju Utara.

5. Sumber data

Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang bersumber dari informan secara langsung berkenaan dengan masalah yang diteliti dan dokumenter. Seperti dikatakan Moleong, bahwa kata-kata atau ucapan lisan dan perilaku manusia merupakan data utama dan data primer dalam suatu penelitian.14 Menurut Husein Umar “data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama,

baik individu atau perorangan, seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuisioner yang bisa dilakukan oleh peneliti.15 Sedangkan menurut Burhan Bungin, “data primer adalah data yang diambil dari sumber data primer atau sumber pertama dilapangan.”16

Berdasarkan kedua pendapat tersebut penulis dapat pahami bahwa data primer merupakan data utama penelitian kualitatif yang memberikan informasi bagi peneliti yang berkaitan dengan masalah yang menjadi fokus

14Lexy J. Moleong, Metodologi …, 112.

15Husein Umar, Metode Penelitian untuk skripsi dan Tesis Bisnis, Cet. 4; Jakarta: Raja Grafindo, 2001, 42

(23)

penelitian. Data primer yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari para Kepala Sekolah SDN Se-Kecamatan Bambaira dan guru-guru Pendidikan Agama Islam SDN Se-Kecamatan Bambaira, Kabupaten Mamuju Utara sebagai subyek dalam penelitian.

Sedangkan data sekunder adalah “data yang diambil secara tidak langsung atau yang terlebih dahulu dikumpulkan orang lain diluar dari penelitian sendiri.”17

Sedangkan menurut Husien Umar data sekunder adalah “data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan, baik oleh

pihak pengumpul data primer atau pihak lain, misalnya dalam bentuk tabel atau diagram.”18

Berdasarkan kedua pendapat tersebut, data sekunder sebagai data yang didapatkan dari dokumentasi yang merupakan data pendukung kelengkapan data atau informasi hasil penelitian yang berupa catatan rancangan dan hasil yang dilaksanakan oleh informan, misalnya perencaan supervisi, format penilaian supervisi dan lain sebagainya.

6. Objek dan Subjek penelian

Adapun objek penelitian ini adalah para kepala sekolah di SDN se-Kecamatan Bambaira yang berjumlah sebelas sekolah. Sedangkan subjek penelitian adalah para guru Agama Islam SDN se-Kecamatan Bambaira yang berjumlah sebelas orang. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan informasi dan data yang diperlukan, dalam penelitian kualitatif ini menggunakan tiga teknik pengumpulan data yang terdiri atas: (1) Observasi, (2) wawancara secara mendalam, dan

(24)

dokumentasi.19 Ketiga teknik tersebut, peneliti gunakan dengan harapan dapat saling melengkapi antara ketiganya. Lebih rinci ketiga teknik tersebut dijelaskan sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi partisipan dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan.20 Wirahmad Surahman mengemukakan: “teknik pengumpulan data dimana penyelidik mengadakan pengamatan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap gejala-gejala”.21Peneliti terlibat langsung, sehingga observasi partisipan digunakan untuk mencari data-data tentang perencanaan dan pelaksanaan supervisi individual oleh para Kepala Sekolah SDN Se-Kecamatan Bambaira Kabupaten Mamuju Utara Tahun 2016-2017. Teknik observasi dilakukan dengan cara tanya jawab secara informal dengan beberapa informan kunci yaitu para Kepala Sekolah dan Guru-guru Pendidikan Agama Islam di SDN Se-Kecamatan Bambaira yang menjadi informan dalam penelitian ini.

b. Wawancara

Wawancara ini dilakukan untuk memperoleh dan memperkuat data hasil observasi. Teknik wawancara dilakukan secara tak berstruktur sehingga lebih fleksibel. Menurut Lexy J. Moleong “wawancara adalah

cara mengumpulkan data melalui kontak atau hubungan pribadi antara

19Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, Teori dan Praktik, Jakarta: Bumi Aksara, 2014, 141.

(25)

pengumpul data dan sumber data.”22 Dengan demikian, wawancara merupakan teknik mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada informan dan mencatat atau merekam jawaban pertanyaan tersebut.

Sumber utama yang di wawancarai tersebut adalah seblas orang Kepala Sekolah pada Sekolah Dasar di Kecamatan Bambaira yang akan dimintai penjelasan tentang implementasi supervisi Individual yang meliputi bentuk pelaksanaan pembinaan supervisi individual, teknik pedoman pelaksanaan supervisi individual,hambatan yang dialami, serta temuan-temuan lain di lapangan yang bisa dijadikan bahan laporan. Adapun sumber atau responden kedua yaitu guru-guru Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Dasar yang berjumlah sebelas orang yang berada di kecamatan tersebut, dengan menggunakan daftar instrumen wawancara tentang Pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh Kepala Sekolah, tentang kendala-kendala yang hadapi guru PAI, tentang peningkatan kompetensi pedagogik yang mereka dapatkan dari hasil supervisi individual dan informasi-informasi lain di lapangan yang bisa dijadikan bahan laporan.

c. Dokumentasi

Dokumentasi ini berupa arsip-arsip tentang profil Sekolah SDN Se-Kecamatan Bambaira Kab. Mamuju Utara, data tentang para Kepala Sekolah SDN Se-Kecamatan Bambaira dan data yang terkait dengan

(26)

kegiatan-kegiatan supervisi individual, Foto-Foto kegiatan, sarana prasarana dan dokumen lain yang berkaitan dengan penelitian. Selain itu juga data tentang para guru PAI,serta data-data lain yang terkait dengan penelitian yang ada di Kecamatan Bambaira Kabupaten Mamuju Utara Propinsi sulawesi Barat.

7. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara, dan lainya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang fenomena yang diteliti danmenyajikannya sebagai temuan bagi orang lain.23 Analisis data sebagaimana dikemukakan oleh Jam‟an Satori dan Komariah adalah suatu usaha untuk mengurai suatu masalah atau fokus kajian menjadi bagian-bagian (decomposition) sehingga susunan/tatanan bentuk sesuatu yang diurai itu tampak dengan jelas dan karenanya bisa secara lebih terang ditangkap maknanya atau lebih jernih dimengerti duduk perkaranya.24

Adapun alur yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teori yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman yang dikutip oleh Imam Gunawan yaitu; Reduksi data (data reduction), paparan data (data display), dan penarikan kesimpulan atau verivikasi (conclusion drawing and verifying).25

Proses analisis data tersebut dideskripsikan sebagai berikut:

23 Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif,Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996, 171. 24 Djam‟an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2014, 200.

(27)

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan satu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, membuang yang tidak perlu, dan memberikan gambaran yang lebih terarah tentang hasil pengamatan, dan juga mempermudah peneliti untuk mencari kembali data itu apabila diperlukan. Mereduksi data menurut Sugiyono adalah upaya merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan mencari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.26Mattew B. Milles dan A. Michael Huberman bahwa :

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang

muncul dari catatan tertulis di lapangan, sebagaimana kita ketahui reduksi data berlangsung terus-menerus selama proyek yang berorientasi kualitatif berlangsung.27

Berdasarkan uraian tersebut, reduksi data diterapkan pada hasil wawancara dengan mereduksi (membuang/menyaring) kata-kata yang dianggap oleh penulis tidak signifikan bagi permasalahan dalam penelitian ini, seperti gurauan informan dan sejenisnya.Sehingga data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan untuk melakukan pengumpulan data.

b. Paparan Data

Paparan data adalah rangkaian organisasi informasi yang memungkinkan kesimpulan riset dapat dilakukan. Paparan data

26Sugiyono, Metode PenelitianPendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

Bandung: Alfabeta, 2015, 338.

(28)

diperlukan peneliti untuk lebih mudah memahami berbagai hal yang terjadi dan memungkinkan mengerjakan sesuatu pada analisis ataupun tindakan lain berdasarkan pemahaman. Paparan data dapat berupa berbagai jenis matrik, gambar skema, jaringan kerja yang berkaitan dengan kegiatan dan juga tabel. Untuk itu, dalam penyajian data disusun secara sistematis atau simultan sehingga data yang diperoleh dapat menjelaskan masalah yang diteliti.28

c. Penarikan Simpulan

Penarikan simpulan atau verivikasi merupakan hasil penelitian yang bisa menjawab terhadap fokus penelitian atau fokus permasalahan yang diangkat dalam sebuah tesis berdasarkan dari hasil analisis data. Simpulan disajikan dalam bentuk deskriptif. Objek penelitian berpedoman pada hasil kajian penelitian.

F. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam memahami isi tesis ini, maka perlu kiranya terlebih dahulu penulis sajikan tentang sistematika penulisan tesis ini secara garis besar sebagai berikut:

1. Bagian awal

Bagian awal ini terdiri dari halaman judul, halaman pengesahan, halaman pernyataan keaslian tesis, abstrak, prakata penulis, daftar isi, daftar tabel, dan daftar lampiran.

2. Bagian isi

(29)

Bab I : PENDAHULUAN

Meliputi latar belakang masalah sebagai pengantar untuk menjelaskan kelayakan,urgensi permasalahan dan arah penelitian. Rumusan masalah yang menjelaskan tentang identifikasi masalah dan pembatasan masalah, signifikansi penelitian, yang menjelaskan tentang tujuan penelitian dan manfaat dari penelitian. kajian pustaka, yang membahas tentang penelitian terdahulu. Metode penelitian, menjelaskan tentang pendekatan yang digunakan, objek yang diteliti, teknik pengumpulan data yang digunakan dan metode analisis yang digunakan. Dan sistematika penulisan.

Bab II : KERANGKA TEORI

Kerangka teori menguraikan tentang landasan teori yang digunakan oleh peneliti untuk menyoroti dan sekaligus sebagai bahan analisis atas kondisi lapangan. Dalam bab ini terbagi dalam dua sub bab. Sub bab pertama membahas supervisi individual, yang memuat definisi supervisi individual, tujuan supervisi individual, teknik supervisi individual, terdiri dari : a. Kunjungan Kelas, b. Observasi Kelas, c. Percakapan pribadi, d.Intervisitasi, e. Penyeleksian berbagai sumber materi mengajar, f. Meniali diri sendiri. Dalam sub bab kedua membahas kompetensi pedagogik. Yang memuat definisi kompetensi pedagogik, dan standar kompetensi pedagogik guru.

(30)

Menguraikan gambaran umum tentang keadaan dilapangan yang akan diteliti, menyajikan profil wilayah, dan temuan penelitian, baik sebagai hasil pengamatan, wawancara, dan pencatatan. Pada bab ini terdiri dari dua belas sub bab; sub bab pertama berisi mengenai uraian tentang Profil wilayah kecamatan Bambaira,. Sub bab kedua SD Inpres Kalukunangka. Sub bab ketiga SDN Pebondo, Sub bab kempat SDN Pelontu, sub bab kelima SDN Bantalaka, sub bab ke enam SD Inpres Kasoloang, sub bab ketujuh SDN Bambaira, sub bab kedelapan SDN Taba, sub bab kesembilan SD Baruga, sub bab kesepuluh SD Inpres Tampaure, sub bab ke sebelas SDN Saluwira, sub bab ke dua belas SDN Bambarano.

Bab IV : ANALISIS DATA

Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai analisa data hasil penelitian yang telah dilakukan diantaranya kegiatan implementasi supervisi individual yang dilakukan oleh Kepala Sekolah dalam upaya peningkatan kompetensi pedagogik guru PAI pada sekolah dasar, kontribusi supervisi individual kepala sekolah, faktor pendukung supervisi individual dan faktor penghambat supervisi individual yang dialami oleh para Kepala sekolah dalam melakukan kegiatan supervisi individual dalam upaya peningkatan kompetensi pedagogik guru PAI di Kecamatan Bambaira Kabupaten Mamuju Utara. Dan ini sekaligus merupakan jawaban dari permasalahan yang melatar belakangi penelitian.

(31)
(32)

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Supervisi Individual

1. Pengertian Supervisi Individual

Supervisi bila dilihat dari sudut pandang etimologis, kata supervisi berasal dari kata ”super” dan”visi” yang mengandung arti melihat dan meninjau dari atas, atau menilik dan menilai dari atas yang dilakukan oleh pihak atasan terhadap aktivitas, kreativitas, dan kinerja bawahan.29

Supervisi individual adalah salah satu teknik supervisi akademik dimana supervisi akademik mempunyai dua teknik yaitu teknik supervisi kelompok dan teknik supervisi individual. Teknik supervisi individual adalah teknik supervisi yang dilakukan terhadap guru di khususkan untuk menangani guru yang mempunyai problem dalam malakukan proses pembelajaran di kelas atau mempunyai kendala yang bersifat pribadi.

Snops dalam Ramezan Jahanian menyatakan : considers supervision an operation and experience, aiming at improvement of teaching and educational plans30

Instructional supervision aims to promote growth, development, interaction, fault-free problem solving, and a commitment to build capacity in teachers.31

29E. Mulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta:Bumi, Aksara, 2012, 248.

30Ramezan Jahanian, “Principles for Educational Supervision and Guidance”, Journal of Sociological Research, Vol. 4, No. 2, (2013), 381.

(33)

Carl Glickman dalam Glatthorn Allan A menyatakan : supervision is the function in schools that draws together the discrete elements of instruction effectiveness into whole-school action.32

Robert Alfonso, Gerald Firth, and Richard Neville dalam GlatthornAllan A mengatakan :Instructional supervision is herein defined as : Behavior officially designated by the organization that directly affects teacher behavior in such a way as to facilitate pupil learning and achieve the goals of the organization.33

2. Tujuan Supervisi Individual

Tujuan dari supervisi adalah usaha untuk membantu meningkatkan dan mengembangkan potensi sumber daya guru dapat dilaksanakan dengan berbagai alat (device) dan teknik supervisi.34

3. Teknik Supervisi Individual

Umumnya alat dan teknik supervisi dapat dibedakan dalam dua macam alat/atau teknik (John Minor Gwyn, 1963:326-327). Teknik yang bersifat individual, yaitu teknik yang dilaksanakan untuk seorang guru secara individual dan teknik yang bersifat kelompok, yaitu teknik yang dilakukan untuk melayani lebih dari satu orang.

Teknik-teknik supervisi yang bersifat individual antara lain kunjungan kelas; observasi kelas; percakapan pribadi; intervisitasi,

31Zepeda Sally J, Intructional Supervision Applying Tool and Concepts, Eye on education, 2002, 19.

32Glatthorn Allan A, Supervisory Leadership Introduction To Instructional Supervision, California, Harper Collins Publishers, 1990, 83.

33GlatthornAllan A, Supervisory Leadership Introduction,… 84.

(34)

penyeleksi berbagai sumber materi untuk mengajar; dan menilai diri sendiri.35 Masing-masing teknik tersebut diuraikan sebagi berikut : 1. Kunjungan Kelas

Kunjungan kelas, yakni kunjungan yang dilakukan kepala sekolah ke dalam kelas pada saat guru sedang mengajar dengan tujuan untuk membantu guru yang bersangkutan menghadapi masalah/ kesulitan selama mengadakan kegiatan pembelajaran. Kunjungan kelas dilakukan dalam upaya kepala sekolah memperoleh data tentang keadaan sebenarnya mengenai kemampuan dan keterampilan guru dalam mengajar.36 Kunjungan kelas dapat dilakukan dengan tiga cara, yakni :

a. Kunjungan kelas tanpa diberitahu (Unannounced Visitation). Kepala Sekolah tiba-tiba datang ke dalam kelas tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, saat guru sedang mengajar. b. Kunjungan dengan pemberitahuan terlebih dahulu (Announced

Visitation)

Sebelum mengadakan kunjungan, kepala sekolah memberitahu guru bahwa ia akan mengunjungi kelas pada waktu yang telah ditetapkan.

c. Kunjungan atas Undangan Guru (Visit Upon Invitation).

35Donni Juni Priansa, Risma Somad, Manajemen Supervisi & Kepemimpinan Kepala Sekolah, Bandung: Alfabeta Cv, 2014, 99.

36Donni Juni Priansa, Risma Somad, Manajemen Supervisi & Kepemimpinan Kepala Sekolah,

(35)

Guru mengundang kepala sekolah untuk mengunjungi kelas pada saat ia mengajar dengan prinsip ingin dibantu dalam upaya meningkatkan kualitas diri dalam situasi belajar mengajar.

2. Observasi kelas

Melalui perkunjungan kelas, supervisor dapat mengobservasi situasi belajar mengajar yang sebenarnya. 37 Observasi kelas dilaksanakan bersamaan dengan aktivitas kunjungan kelas. Observasi kelas merupakan suatu kegiatan yang dilakukan kepala sekolah untuk mengamati guru yang sedang mengajar di kelas. 3. Percakapan Pribadi

Percakapan pribadi merupakan teknik pemberian layanan langsung kepada guru dengan mengadakan pembicaraan langsung tentang masalah yang dihadapi oleh guru. Pertemuan pribadi antara kepala sekolah dengan guru untuk membicarakn masalah khusus yang di hadapi guru. Umumnya materi yang dipercakapkan adalah hasil-hasil kunjungan kelas dan observasi kelas yang telah dilakukan oleh kepala sekolah. Dalam percakapan ini, kepala sekolah memberikan masukan tentang kelebihan dan kekurangannya.

(36)

4. Intervisitasi

Kunjungan antar kelas dalam satu sekolah atau antar sekolah sejenis merupakan suatu kegiatan yang terutama saling menukarkan pengalaman sesama guru atau kepala sekolah tentang usaha perbaikan dalam proses belajar mengajar. Manfaatnya kunjungan antar kelas ini dapat saling membandingkan dan belajar atas keunggulan dan kelebihan berdasarkan pengalaman masing.masing. sehingga masing-masing dapat memperbaiki kualitas guru memberi layanan belajar kepada peserta didiknya. 5. Penyeleksi berbagai sumber materi untuk mengajar

(37)

6. Menilai diri sendiri

Guru yang menyadari bahwa kemampuan dan keterampilannya mengajar harus selalu ditingkatkan. Guru tersebut, akan selalu melakukan teknik dan pendekatan mengajar dengan baik dan bervariasi. Dalam teknik ini, guru melakukan penilaian pribadi terhadap penampilannya pada saat sedang mengajar dengan meminta peserta didiknya untuk mengamati, mengomentari, dan menilai tindakan-tindakan atau prilaku yang di tampilkannya selama mengajar.

B. Kompetensi Pedagogik

1. Pengertian Kompetensi Pedagogik

Pedagogik berasal dari kata paedagogia yang berarti pergaulan dengan anak, Pedagogi yang merupakan praktik pendidikan anak dan kemudian muncullah istilah “Pedagogik yang berarti ilmu mendidik anak.”38 Dengan demikian, pedagogik merupakan teori mendidik yang mempersoalkan apa danbagaimana mendidik. Oleh sebab itu pedagogikdipandang sebagai suatu proses atau aktivitas yang bertujuan agar tingkah lakumanusia mengalami perubahan. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik, yang meliputi merancang pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, merancang dan melaksanakan evaluasi, mengembangkan siswa untuk

(38)

mengaktualisasikan berbagai potensinya peserta didik, serta memahami diri secara mendalam.39

Wibowo dan Hamrin mendefinisikan kompetensi pedagogik adalah pemahaman guru terhadap anak didik, perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan anak didik untuk mengaktualisasikan sebagai potensi yang dimilikinya.40

Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kompetensipedagogik adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam memahamikarakter peserta didik dan kemampuan dalam melaksanakan proses pembelajaran,mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, dengan tujuan agar peserta didik mampu mengembangkan dan mengaktualisasikan berbagai potensi yang ada.

2. Aspek-aspek Kompetensi Pedagogik

Aspek ini diartikan bahwasanya kompetensi pedagogik guru merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik menurut E. Mulyasa sekurang-kurangnya meliputi:

a) Pemahaman landasan atau wawasan kependidikan

Guru memiliki latar belakang pendidikan keilmuan sehingga memiliki keahlian secara akademik dan intelektual.

39Popi Sopiatin, Manajemen Belajar berbasis Keputusan Siawa, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2010, 67.

(39)

Merujuk pada sistem pengelolaan pembelajaran yang berbasis subjek(mata pelajaran), guru seharusnya memiliki kesesuian antara latar belakang keilmuan dengan subjek yang dibina, selain itu, guru memiliki pengentahuan dan pengalaman dalam penyelenggaraan pembelajaran dikelas. Secara otentik kedua hal tersebut dapat dibuktikan dengan ijazah akademik dan ijazah keahlian mengajar (akta mengajar) dan lembaga pendidikan yang diakreditas pemerintah.

b) Pemahaman terhadap peserta didik.

(40)

kesempatan peserta didik untuk dapat mengembangkan potensi dan kreativitasnya. (c) cacat fisik, dalam bagian ini guru dituntut untuk dapat memahami kondisi fisik peserta didik yang memiliki keterbatasan atau kelainan (cacat). Dalam rangka membantu perkembangan pribadi mereka, sikap dan layanan yang berbeda dapat dilakukan sesuai dengan kondidi fisik yang dialami peserta didikdan (d) perkembangan kognitif, yakni terdapat enam jenjang proses berpikir, mulai dari jenjang yang terendah sampai jenjang paling tinggi.41

c) Pengembangan kurikulum/silabus

Untuk menjadi seoraang guru yang profesional, maka guru harus memiliki kemampuan dalam mengembangkan kurikulum pendidikan nasional yang disesuaikan dengan kondisi spesifik lingkungan sekolah.

d) Perancangan pembelajaran

Perancangan pembelajaran merupakan kegiatan awal guru dalam rangka mengidentifikasi dan menginventarisasi segala komponen dasar yang akan digunakan pada saat pelaksanaan pembelajaran. Sedikitnya ada tiga kegiatan yang mendukung dalam melakukan perancangan pembelajaran ini,

(41)

yaitu identifikasi kebutuhan, perumusan kompetensi dasar, dan penyusunan program pembelajaran.42

3. Standar kompetensi pedagogik guru

Seorang guru yang profesional tentunya harus memiliki kompetensi yang profesional, salah satunya adalah kompetensi pedagogik. Untuk itu setip guru harus memahami kompetensi yang harus dikuasi agar dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru bisa diharapkan keberhasilannya.

Dalam Standar Nasional Pendidikan, kompetensi pedagogik guru pada Pasal 28 ayat (3) butir a dikemukakan bahwa:

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.43

Berdasarkan urian di atas dapat dipahami bahwa kompetensi akademik adalah kompetensi yang berkenaan dengan perencaan pembelajaran, pengelolaan kelas dan evaluasi hasil belajar siswa.

(42)

BAB III

ANALISIS

IMPLEMENTASI DAN FAKTOR PENDUKUNG

SUPERVISI INDIVIDUAL KEPALA SEKOLAH

A.Profil Wilayah

1. Kecamatan Bambaira Kab. Mamuju Utara

a. Kondisi Geografis

Bambaira adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Mamuju Utara, Provinsi Suawesi Barat Indonesia. Kecamatan Bambaira merupakan Kecamatan pemekaran dari Kecamatan Bambalamotu akhir tahun 2007. Batas Kecamatan Bambaira yaitu;Bagian Utara berbatasan dengan Kecamatan Sarjo, bagian Timur berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Tengah, bagian Selatan berbatasan dengan Kecamatan Bambalamotu, dan bagian Barat berbatasan dengan Selat Makassar. Dengan luas 64,22 𝑘𝑚2Kecamatan Bambaira terdiri dari empat Desa dengan desa

terluas adalah Bambaira (20,80 𝑘𝑚2) dan Desa dengan dengan luas wilayah yang terkecil adalah Desa Tampaure (9,53 𝑘𝑚2) ibu kota Kecamatan Bambaira adalah Desa Bambaira yang berjarak 38 Km dari ibu kota Kabupaten. Desa terjauh dari ibu kota Kecamatan adalah Desa Kalukunangka (9 km) dan Desa yang terdekat adalah Desa Tampaure (4 km) dan sampai saat ini tahun 2017Kecamatan Bambaira masih terus melakukan pembenahan baik fisik maupun administrasi yang untuk

(43)

menjadi lebih baik lagi. Alamat kantor Kacamatan Bambaira yang terletak di Jalan Trans. Sulawesi No. Kode pos 91574

b. Sektor Pendidikan

Sarana pendidikan yang ada di kecamatan Bambaira meliputi pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Jumlah pasilitas pendidikan yang ada di Kecamatan Bambaira berjumlah 16 sekolah yang terdiri dari 1 SMA, 1 MAS, 2 SMP, 1 MTs, dan 11 SDN.

Penelitian ini fokus kepada Kontribusi Supervisi Individual Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kompetensi Fedagogik Guru PAI SDN se-Kecamatan Bambaira, oleh sebab itu obyek penelitian saya adalah di SDN yang berada di kecamatan Bambaira di antaranya adalah:

Tabel 1.1 Daftar Sekolah Dasar Kecamatan Bambaira

No. NPSN Nama Satuan Pendidikan Alamat

1. 40601611 SD Inpres Kalukunangka Kalukunangka 2. 40601615 SD Inpres Kasoloang Kasoloang 3. 40601672 SD Inpres Tampaure Tampaure

4. 40601719 SDN Bambaira Bambaira

5. 40601724 SDN Bambarano Bambarano

6. 40601726 SDN Bantalaka Bantalaka

7. 40601727 SDN Baruga Baruga

8. 40604258 SDN Pebondo Pebondo

(44)

10. 40601773 SDN Saluwira Saluwira

11. 40604257 SDN Taba Taba

Berdasarkan data tebel tersebut di atas di ketahui bahwa jumlah SDN yang ada di kecamatan Bambaira, ada sebelas sekolah.

2. Implementasi Supervisi Individual Kepala sekolah terhadap peningkatan kompetensi fedagogik guru PAI SDN se-Kecamatan Bambaira Kabupaten Mamuju Utara.

a. SD Inpres Kalukunangka

Sekolah ini berada di Dusun Benteng, Desa Kalukunangka yang berjarak dari ibu kota kecamatan 9 km. , sekolah ini memiliki no NPSN 40601611. Yang dipimpin oleh Pak Hairil, S.Pd.I. Sejak dari Tahun 2013.

Implementasi supervisi individual di sekolah ini, dimulai dengan menyusun perencanaan supervisi dan dilanjutkan dengan pelaksanaan supervisi dengan gambarannya sebagai berikut : 1) Perencanaan

(45)

“Sebelum saya mengadakan supervisi individual terlebih dahulu saya menyiapkan instrumen penilaian supervisi serta menentukan waktu pelaksanaannya.”

Sedangkan mengenai jadwal pelaksanaannya, supervisi individual di rencanakan dua kali dalam satu semester, hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan Pak Muh. Amin S.Pd.I. selaku Guru Agama Islam di sekolah ini.44

“Disekolah kami ini pelaksanaan supervisi dilaksanakan hanya dua kali dalam satu simister.”

2) Pelaksanaan

Dalam tahap tahap selanjutnya adalah pelaksanaan. Pelaksanaan supervisi individual di sekolah SD Inpres Kalukunangka, menurut hasil wawancara dengan kepala sekolah Pak Hairil S.Pd.I.45 Beliau melaksanakan supervisi individual dengan cara memeriksa administrasi pembelajaran terlebih dahulu, yang sesuai di dalam lembar instrumen supervisi, apakah sudah sesuai dengan standar nasional atau belum, setelah itu melakukan kunjungan kelas serta melihat langsung kegiatan proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru serta menilai cara-cara pembelajarannya, langkah selanjutnya mengadakan pembicaraan individual, kemudian memberikan masukan-masukan terhadap guru tersebut tentang perlunya perbaikan dan peningkatan mutu pembelajaran,

44Muh. Amin, Guru Agama Islam SD Inpres Kalukunangka, “Wawancara” Ruang Guru, 29 Juli 2017

(46)

yang sudah benar perlu adanya peningkatan dan kekurangannya perlu diperbaiki. Adapun tindak lanjutnya mengadakan pembinaan dan pemantauan serta mengadakan semacam kelompok kerja guru PAI. Hal ini berdasar kepada wawancara dengan kepala sekolah :

“Proses pelaksanaan supervisi individual yang saya lakukan adalah memeriksa perangkat pembelajaran sesuai instrumen supervisi, selanjutnya berkunjung ke dalam kelas menilai cara-cara pembelajarannya, membenarkan apa-apa yang sudah benar serta memperbaiki kekurangan yang ada, kemudian mengadakan pembicaraan individual secara terbuka dengan guru bersangkutan, adapun tindak lanjutnya melakukan pembinaan terhadap guru PAI serta mengadakan semacam kelompok kerja guru PAI”.46

b. SDN Pebondo

Sekolah ini berada di Dusun Pebondo 2, Desa Kalukunangka yang berjarak dari ibu kota kecamatan 8 km. , sekolah ini memiliki no NPSN 40604258. Kepala Sekolahnya adalah Pak Hendra, S.Pd. Sejak dari Tahun 2016 sampai sekarang.

Di sekolah ini di dalam pelaksanaan Supervisi individual kepala sekolah, dimulai dengan menyusun perencanaan supervisi dan dilanjutkan dengan pelaksanaan supervervisi dengan rincian sebagai berikut :

1. Perencanaan

(47)

Perencanaan supervisi individual kepala sekolah yang dilaksanakn di sekolah ini, Kepala Sekolah membutuhkan semua perlengkapan Administrasi pembelajaran sebelum mengadakan supervisi dan dimulai dengan membuat jadwal pelaksanaan serta kesiapan dari guru yang bersangkutan. Hal Ini sesuai dengan hasil wawancara dengan kepala sekolah Pak Hendra, S.Pd.47

“Sebelum mengadakan supervisi saya membutuhkan administrasi pembelajaran, kemudian kapan jadwalnya serta kesiapan teman-teman guru semua.”

Sekolah ini mengadakan supervisi individual, enam kali kali dalam satu semester. Hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Hajrani. selaku Guru Agama Islam di sekolah ini.48

“Pelaksanaan supervisi individual di sekolah kami dilaksanakan enam kali dalam satu simister.”

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan supervisi individual di ini, menurut hasil wawancara dengan kepala sekolah Pak Hendra S.Pd.49 Pelaksanaannya adalah Kepala Sekolah melaksanakan supervisi individual dengan cara memeriksa kelengkapan administrasi pembelajaran guru agama terlebih dahulu setelah itu melakukan kunjungan kelas, serta melihat langsung kegiatan proses belajar

47Hendra, Kepsek SDN Pebondo, “Wawancara” Ruang Guru, 28 Juli 2017

(48)

mengajar yang dilaksanakan oleh guru yang bersangkutan, kemudian langkah selanjutnya mengadakan penilaian serta pembicaraan individual. Setelah itu memberikan masukan-masukan terhadap guru tersebut apa-apa yang sudah benar perlu adanya peningkatan dan yang masih kurang perlu adanya perbaikan.

“Proses pelaksanaan supervisi individual di sekolah saya adalah saya membutuhkan perlengkapan kemudian dokumen-dokumen, kemudian kesiapan dari guru yang akan disupervisi, setelah itu saya berkunjung ke dalam kelas melihat langsung proses pembelajarannya, kemudian mengadakan pembicaraan individual secara terbuka dengan guru bersangkutan sedangkan masalah pembinaan terhadap guru PAI diadakan di dalam kantor, mungkin ada yang tidak sesuai yang tertuang di dalam dokumen guru tersebut, kami melakukan perbaikan-perbaikan serta bekerja sama dengan teman-teman.”.50

c. SDN Pelontu

Sekolah ini berada di Dusun Pelontu, Desa Kalukunangka yang berjarak dari ibu kota kecamatan 10 km. , sekolah ini memiliki no NPSN 40601710. Kepala Sekolahnya adalah Pak Padlah, A.Ma. Mulai memimpin sekolah ini Sejak Tahun 2011 sampai sekarang.

Di sekolah ini, kepala sekolah di dalam melaksanakan Supervisi individual, dimulai dengan menyusun perencanaan

(49)

supervisi dan dilanjutkan dengan pelaksanaan supervisi dengan rincian sebagai berikut :

1. Perencanaan

Perencanaan supervisi individual kepala sekolah, kepala sekolah terlebih dahulu membuat jadwal kemudian langkah selanjutnya pemberitahuan terhadap guru yang bersangkutan, bahwa akan ada supervisi individual yang akan dilaksanakan kepala sekolah, setelah itu kepala sekolah melakukan pembinaan agar guru tersebut bisa menyiapkan Administrasi Pembelajaran. Hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan Pak Kunna, selaku yang mewakili kepala sekolah karena, kepala sekolah pada saat mau di wawancara beliau menyerahkan sepenuhnya kepada pak Kunna selaku staf di sekolah ini, untuk mewakili beliau. Tentang pelaksanaan supervisi individual.:

“Sebelum mengadakan supervisi, saya membuat jadwal terlebih dahulu dan saya memberitahukan terhadap guru tersebut dan melakukan pembinaan supaya menyiapkan ADM. ”51

Pelaksanaan supervisi individual kepala sekolah di sekolah ini diadakan enam kali dalam satu simister. Hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan Guru Agama Islam Pak Arsuddin, A.Ma. 52

(50)

“Pelaksanaan supervisi individual di sekolah kami di adakan enam kali dalam satu simister.”

2. Pelaksanaan

Dalam tahap pelaksanaan supervisi individual kepala sekolah di sekolah ini, menurut hasil wawancara dengan Pak Kunna, supervisi individual dilaksanakan dengan cara setelah adanya jadwa langkah selanjutnya menyampaikan terhadap guru yang bersangkutan bahwa akan dilaksanakan supervisi oleh kepala sekolah serta kepala sekolah melakukan pembinaan setelah itu memeriksa kelengkapan administrasi pembelajaran guru agama tersebut, langkah selanjutnya melaksanakan kunjungan kelas melihat secara langsung kegiatan proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru yang bersangkutan. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Pak Kunna.

“Dalam supervisi individual terlebih dahulu saya membuat jadwal setelah itu saya memberitahukan kepada guru yang bersangkutan dan melakukan pembinaan kalau akan ada supervisi, kemudian saya memeriksa kelengkapan administrasi pembelajaran, kemudian saya masuk ke kelas melihat secara langsung proses belajar mengajar”53

d. SDN Bantalaka

Sekolah ini berada di Dusun Bantalaka, Desa Kasoloang yang berjarak dari ibu kota kecamatan 4,5 km. , sekolah ini memiliki no

(51)

NPSN40601726 . Sekolah ini dipimpin oleh Ibu Ratnawati, S.Pd. Sejak dari Tahun 2011 sampai sekarang.

Di sekolah ini kepala sekolah di dalam melaksanakan supervisi individual, kepala sekolah memulai dengan menyusun perencanaan supervisi dan dilanjutkan dengan pelaksanaan supervisi dengan rincian sebagai berikut :

1. Perencanaan

Perencanaan supervisi individual kepala sekolah, kepala sekolah terlebih dahulu membuat program serta menyusun program supervisi, membuat istrumen supervisi administrasi maupun instrumen pembelajaran serta membuat jadwal supervisi. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan kepala sekolah Ibu Ratnawati, S.Pd.54

“Sebelum mengadakan supervisi saya membuat program, menyusun program tentang supervisi, instrumen supervisi serta membuat jadwal supervisi.”

Di sekolah ini supervisi individual di laksanakan dua kali dalam satu semester. Hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Ismawati, S.Pd.I. selaku Guru Agama Islam di sekolah ini.55

“Di sekolah kami dilaksanakan supervisi dua kali dalam satu simister.”

2. Pelaksanaan

(52)

Dalam tahap pelaksanaan supervisi individual kepala sekolah, menurut hasil wawancara dengan kepala sekolah Ibu Ratnawati S.Pd.56 Pelaksanaannya adalah beliau melaksanakan supervisi individual dengan cara memeriksa administrasi pembelajaran guru agama islam terlebih dahulu, setelah itu melakukan kunjungan kelas, dan melakukan pengamatan dari jauh atau melihat langsung kegiatan proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru tersebut, langkah selanjutnya kepala sekolah mengadakan penilaian serta pembicaraan individual berupa arahan-arahan atau tukar pikiran dengan guru tersebut mengenai pelaksanaan proses belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Ibu Ratnawati, S.Pd. Selaku kepala sekolah

“Pelaksanaan supervisi individual di sekolah saya adalah saya membuat program atau menyusun program supervisi dan istrumen supervisi terlebih dahulu dan membuat jadwal, setelah itu sebelum masuk ke kelas saya periksa dahulu administrasi pembelajarn guru yang bersangkutan, setelah itu saya masuk ke dalam kelas melihat langsung proses kegiatan belajar mengajar, kemudian mengadakan pembicaraan individual memberikan arahan-arahan secara terbuka sedangkan masalah pembinaan terhadap guru PAI di ikut sertakan dalam pelatihan-pelatihan dan KKG.”.57

e. SD Inpres Kasoloang

Sekolah ini berada di Dusun Kasoloang, Desa Kasoloang yang berjarak dari ibu kota kecamatan kurang lebig 4 km. , sekolah ini

(53)

memiliki no NPSN 40601615 .Sekolah ini dipimpin oleh Pak Sukran Tangadu, S.Pd. Sejak dari Tahun 2011 sampai sekarang.

Di sekolah ini, kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi individual kepala sekolah, dimulai dengan menyusun perencanaan supervisi dan dilanjutkan dengan pelaksanaan supervervisi dengan rincian sebagai berikut :

1. Perencanaan

Perencanaan supervisi individual kepala sekolah, di sekolah ini, kepala sekolah terlebih dahulu membuat jadwal kemudian pemberitahuan terhadap guru yang bersangkutan bahwa akan ada supervisi dari kepala sekolah Hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah :

“Sebelum mengadakan supervisi, saya membuat jadwal dan saya memberitahukan kepada guru yang bersangkutan bahwa saya akan mensupervisi supaya bersiap-siap untuk di supervisi kemudian langkah selanjutnya saya masuk di kelas melihat langsung proses pembelajaran, cara-caranya mengajar, kemudian memeriksa administrasi pembelajaran guru yang bersangkutan.”58

Di sekolah ini supervisi individual di laksanakan tujuh kali di dalam satu semester. Hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Sarimi, S.Pd.I. selaku Guru Agama Islam di sekolah ini.59

“Pelaksanaan supervisi individual di sekolah kami diadakan tujuh kali dalam satu simister.”

Referensi

Dokumen terkait

Bila SRPM didesain dengan 25% distribusi beban lateral, maka pada desain kapasitas, profil yang dihasilkan menjadi lebih besar sehingga sistem ganda ini tidak efisien, karena

Dalam kajian ini Model Kualiti yang dibangunkan mcncrusi tcknik QFD berpotensi untuk digunakan dalam mengenalpasti ciri-ciri MPK yang dikchcndaki olch pengguna modul dalam

2 The draft financial statements of Choctaw, a limited liability company, for the year ended 31 December 2004 showed a profit of $86,400. The trial balance did not balance, and

Untuk ketidaksesuaian antara jumlah material yang dikirim oleh supplier kepada pihak kontraktor dengan jumlah permintaan dari pihak kontraktor, maka dilakukan strategi

Performa akurasi pengenalan wajah dengan variasi jumlah data training menunjukkan hasil yang baik pada semua database wajah, seperti ditunjukkan pada tabel 1. Akurasi

Diperoleh beberapa fakta dari hasil studi pendahuluan, yaitu (1) siswa belum mampu memberikan alasan pada jawaban mereka, padahal mungkin siswa tersebut tahu alasannya,

MANAJEMEN PENERIMAAN DOSIS Guna melindungi keselamatan dan kesehatan pekerja radiasi yang yang terlibat dalam kegiatan perakitan Generator Tc-99m, PI dapat menetapkan kebijakan

● Sabtu, 16 Januari 2021 masih terjadi hujan dengan intensitas tinggi yang menyebabkan beberapa sungai antara lain Sungai Balangan dan Pitap meluap.. ● Saat ini berbagai elemen