• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TERAPI MURROTAL TERHADAP KUALITAS TIDUR PADA KEHAMILAN TRIMESTER III (Di Wilayah Puskesmas Karangrejo Kecamatan Karangrejo Kabupaten Magetan) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH TERAPI MURROTAL TERHADAP KUALITAS TIDUR PADA KEHAMILAN TRIMESTER III (Di Wilayah Puskesmas Karangrejo Kecamatan Karangrejo Kabupaten Magetan) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

(di Wilayah Puskesmas Karangrejo Kecamatan Karangrejo Kabupaten

Magetan)

RIESKA FITRIANA ARMI

133210043

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

(2)

ii

Magetan)

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka memenuhi persyaratanmenyelesaikan Program

Studi S1 Ilmu KeperawatanPada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Insan Cendekia Medika Jombang

RIESKA FITRIANA ARMI

133210043

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

(3)
(4)
(5)
(6)

vi

Peneliti dilahirkan di Ponorogo, 14 Maret 1995, peneliti merupakan anak

pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Tohari dan Ibu Suparmi.

Pada tahun 2007 peneliti lulus dari SDN 1 Nglumpang, pada tahun 2010

peneliti lulus dari SMPN 1 Kecamatan Mlarak, pada tahun 2013 peneliti

lulus dari SMAN 1 Kecamatan Sambit, dan pada tahun 2013 peneliti lulus

seleksi masuk STIKes “Insan Cendekia Medika” Jombang melalui jalur

PMDK 01. Peneliti memilih program studi S1 Keperawatan dari tiga pilihan

Program Studi yang ada di STIKes “ICMe” Jombang.

Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya.

Jombang, Juni 2017

(7)

vii

Proses mengajarkan kita menjadi sabar, perjuangan mengajarkan kita

untuk selalu

berusaha, dan do’a mengajarkan kita untuk selalu ingat kepada Tuhan

Yang

(8)

viii

Ya Allah...

Serta saya haturkan shalawat dan salam kepada Nabi besar Muhammad

SAW.

Engkau yang telah memberikan kelancaran, kemudahan, kesabaran, dan

ketabahan kepadaku serta membukakan pintu pikiranku dalam

penyusunan skripsi ini. Dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi seluruh

pihak. Dengan penuh kecintaan dan rasa bangga, saya persembahkan

karya kecil ini untuk:

1. Kedua orang tuaku tercinta. Bapak Tohari dan Ibu Suparmi terimakasih

atas semua dukungan, doa, kasih sayang serta motivasi baik secara

moril dan materil yang tak terhingga yang begitu luar biasa hebatnya,

serta untuk adikku Syahrul Dwi Ardiansyah serta keluarga besarku.

2. Bapak dan Ibu dosenSTIKesICMe, terutama Ibu Muarrofah S.Kep., Ns.,

M.Kes dan Dwi Prasetyaningati S.Kep., Ns., M.Kep atas kesabaran

dalam membimbing dan mengarahkan saya selama ini, sehingga saya

dapat menyelesaikan karya sederhana ini.

(9)

ix

Esa yang telah memberi rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan secara tepat waktu skripsi dengan judul “Pengaruh Terapi

Murottal Terhadap Kualitas Tidur Pada Kehamilan Trimester III (di Wilayah

Kecamatan Karangrejo Kabupaten Magetan)”, tanpa adanya rintangan

yang berarti. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam

menyelesaikan program S1 Keperawatan STIKesICMe Jombang.

Tidak lupa pula penulis mengucapkan terimakasih yang

sebanyak-banyak kepada: H.Bambang Tutuko, SH.,S.Kep., Ns., MH. Selaku Ketua

STIKes ICMe Jombang, Inayatur Rosyidah,S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Ketua

Program Studi Keperawatan STIKesICMe Jombang, Muarrofah S.Kep., Ns.,

M.Kes selaku pembimbing utama yang memberikan arahan dan

bimbingan selama penyusunan skripsi ini dengan tekun dan penuh rasa

tanggung jawab, Dwi Prasetyaningati S.Kep., Ns., M.Kep selaku

pembimbing anggota yang memberikan motivasi dan dukungan moral

kepada peneliti.

(10)

x

(11)

xi

(in the area Puskesmas Karangrejo Magetan) By:

RIESKA FITRIANA ARMI

In the third trimester of pregnancy there are complaint such as low back pain, shortness of breath, sleep disturbances, pelvic pain and other.In third trimester also experience discomfort as much urination. The study aim to identify the effect of murottal therapy with the quality of sleep for third trimester of pregnancy in the Area Puskesmas Karangrejo Magetan.

The design of this study is one-group pra-post test design. Population in all three trimester pregnant women who examind in Puskesmas Karangrejo Magetan a total of 33 respondent, with sample 19 respondent with simple random sampling method. Independent variabel of murottal therapy and dependent variabel of sleep quality. Data collection with questionnaires. Data processing editing, coding, scoring, tabulating and statistical test using McNemar test with α = 0,05. Application program SPSS 20.

The result showed that the quality of sleep before the murottal therapy in either category (26,3%) sleep qualyti in bad category (73,3%) and result of studies after murottal therapy in either category (78,9%) sleep quality in bad category (21,1%). Analysis using McNemar test showed the value of p value 0,002 smaller than alpha (0,05) so it can stated that H0 rejected means there the effect of murottal therapy with the quality of sleep for third trimester of pregnancy in the area Puskesmas Karangrejo Magetan.

Murottal theraphy gives relaxtion to anxiety, so it can improve the quality of sleep. Conclusion in this research The Effect Of Murottal Therapy With The Quality Of Sleep For Third Trimester Of Pregnancy in The Area Puskesmas Karangrejo Magetan.

(12)

xii

(di Wilayah Puskesmas Karangrejo Kecamatan Karangrejo Kabupaten Magetan)

RIESKA FITRIANA ARMI 133210043

Pada kehamilan trimester III terdapat keluhan seperti nyeri punggung bawah, sesak napas, gangguan tidur, nyeri pelvis, dan lain-lain. Pada trimester III juga mengalami ketidaknyamanan seperti banyak buang air kecil. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh terapi murottal terhadap kualitas tidur pada kehamilan trimester III di Puskesmas Karangrejo Kecamatan Karangrejo Kabupaten Magetan.

Desain penelitian adalah one-group pra-post test design. Populasi pada semua Ibu hamil trimester III yang periksa di Puskesmas Karangrejo Kecamatan Karangrejo Kabupaten Magetan sejumlah 33 responden, dengan sampel 19 responden dengan metodesimple random sampling. Variabel independen terapi murottal dan variabel dependen kualitas tidur. Pengumpulan data dengan kuesioner. Pengolahan data editing, coding, scoring, tabulatingserta uji statistik menggunakan UjiMcNemardengan α = 0,05. Program aplikasi SPSS 20.

Hasil menunjukkan kualitas tidur sebelum diterapi murottal kategori baik (26,3%) kualitas tidur kategori buruk (73,7%) dan hasil penelitian sesudah diterapi murottal kategori baik (78,9%) kualitas tidur kategori buruk (21,1%). Hasil analisa uji McNemar menunjukkan nilai p value 0,002 < alpha (0,05) maka Ho

ditolak. Berarti ada pengaruh terapi murottal terhadap kualitas tidur pada Ibu hamil trimester III di Puskesmas Karangrejo Kecamatan Karangrejo Kabupaten Magetan.

Terapi murottal memberikan relaksasi terhadap kecemasan, sehingga bisa meeningkatkan kualitas tidur. Kesimpulan ada pengaruh terapi murottal terhadap kualitas tidur pada kehamilan trimester III di Wilayah Puskesmas Karangrejo Kecamatan Karangrejo Kabupaten Magetan.

(13)

xiii

HALAMAN JUDUL DALAM

ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

iv

PENGESAHAN PENGUJI

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

vi

MOTTO

vii

DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN

xviii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1

1.2 Rumusan Masalah

3

1.3 Tujuan Penelitian

3

1.3.1 Tujuan umum

3

1.3.2 Tujuan khusus

3

1.4 Manfaat Penelitian

4

1.4.1 Manfaat teoritis

4

1.4.2 Manfaat Praktis

4

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

(14)

xiv

2.1.3 Tanda-tanda Pasti Kehamilan Trimester III

5

2.1.4 Beragam Keluhan yang Bisa Dialami Selama Kehamilan

6

2.1.5 Perubahan Fisik dan Psikis Selama Kehamilan dan

Serta Perubahan Trimester III

6

2.1.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tidur Ibu Hamil

Trimester III

10

2.1.7 Kebutuhan Kesehatan pada Ibu Hamil Trimester III

11

2.2 Konsep Tidur

16

2.2.1 Definisi Tidur

16

2.2.2 Kebutuhan dan Pola Tidur

16

2.2.3 Gangguan Tidur

18

2.2.4 Tahapan Siklus Tidur

19

2.2.5 Kualitas Tidur

21

2.2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tidur

22

2.2.7 Hal-hal yang Dapat Meningkatkan Kualitas Tidur

23

2.2.8 Cara Mengukur Kualitas Tidur...

24

2.2.9 Skor Kualitas Tidur ……….. 25

2.3 Terpai Murottal ………

25

2.3.1Definisi Terpai Murottal ………

25

2.3.2Pengaruh Membaca dan Mendengarkan Al-Qur’an

(Murottal)...

26

2.3.3Pengaruh Lantunan Bacaan Al-Qur’an pada Fisiologis dan

PsikologiManusia………

(15)

xv

BAB 4METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

31

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

32

4.3 Populasi, Sampel dan Sampling

32

4.3.1 Populasi

32

4.3.2 Sampel

32

4.3.3 Sampling

32

4.4 Kerangka Kerja (

Frame Wrok

)

34

4.5 Identifikasi Variabel

35

4.5.1 Variabel Independen (Bebas)

35

4.5.2 Variabel Dependen (Terikat)

35

4.6 Definisi Operasional

36

4.7 Teknik Pengumpulan Data

37

4.7.1 Instrumen Penelitian

37

4.7.2 Prosedur Penelitian

38

4.8 Pengolahan Data dan Analisa Data

39

4.8.1 Pengolahan Data

39

4.8.2 Analisa Data

45

4.9 Etika Penelitian

46

4.10 Keterbatasan Penelitian ……….. 47

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

48

5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

48

5.1.2 DataUmum

49

5.1.3 Data Khusus

51

5.2 Pembahasan

53

5.2.1 Kualitas tidur pada kehamilan trimester III sebelum pemberian

terapi murottal

53

(16)

xvi

Tabel 4.1 Desain penelitian pengaruh terapi murottal terhadap

kualitas tidur pada kehamilan trimester III di Puskesmas

Karangrejo Kecamatan Karangrejo Kabupaten Magetan

31

Tabel 4.2 Definisi operasional pengaruh terapi murottal terhadap

kualitas tidur pada kehamilan trimester III

36

Tabel 4.1 Definisi Operasional lama bermain

game online personal

computer

dengan nyeri punggung pada remaja pada

bulan April 2017

46

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur Ibu

hamil di wilayah Puskesmas Karangrejo Kecamatan

Karangrejo Kabupaten Magetan tanggal 7-12 Mei 2017

49

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan di

wilayah Puskesmas Karangrejo Kecamatan Karangrejo

Kabupaten Magetan tanggal 7-12 Mei 2017

49

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan di

wilayah Puskesmas Karangrejo Kecamatan Karangrejo

Kabupaten Magetan Tanggal 7-12 Mei 2017……… 50

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur

kehamilan di wilayah Puskesmas Karangrejo Kecamatan

Karangrejo Kabupaten Magetan tanggal

7-12 Mei

2017………

50

(17)

xvii

Tabel 5.7 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kualitas tidur

pada Ibu hamil trimester III sebelum diberikan terapi

murottal di wilayah Puskesmas Karangrejo Kecamatan

Karangrejo Kabupaten Magetan tanggal

7-12 Mei 2017

51

Tabel 5.8 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Kualitas tidur

pada Ibu hamil trimester III sesudah diberikan terapi

murottal di wilayah Puskesmas Karangrejo Kecamatan

Karangrejo Kabupaten Magetan tanggal

7-12 Mei 2017.

52

Tabel 5.9 Tabulasi silang pengaruh terapi murottal terhadap

kualitas tidur pada Ibu hamil trimester III di wilayah

Puskesmas Karangrejo Kecamatan Karangrejo

Kabupaten Magetan tanggal

7-12 Mei 2017

.

52

Tabel

5.10

Uji statistik pengaruh terapi murottal terhadap kualitas

tidur pada Ibu hamil trimester III di wilayah Puskesmas

Karangrejo Kecamatan Karangrejo Kabupaten Magetan

tanggal

7-12 Mei 2017

(18)

xviii

Gambar

3.1

Kerangka konseptual pengaruh terapi murottal terhadap

kualitas tidur pada kehamilan trimester III

29

Gambar

4.1

(19)

xix

2. Lembar Permohonan Menjadi Responden

3. Lembar Persetujuan Menjadi Responden

4. Lembar kuesioner

5. Lembar SOP (Standart Operasional Prosedur)

6. Lembar Pernyataan Dari Perpustakanan

7. Lembar Surat Studi Pendahuluan, pre survay data dan penelitian dari

kampus

8. Lembar surat dari BAKESBANGPOL daerah Kabupaten Magetan

9. Lembar Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari Puskesmas

Karangrejo

10.Lembar Tabulasi sebelum dilakukan terapi murottal

11.Lembar Tabulasi sesudah dilakukan terapi murottal

12.Lembar Hasil Output SPSS Data Umum

13.Lembar Hasil Output SPSS Data Khusus

(20)

xx

2. H1/Ha : Hipotesis Alternatif

3. %

: Persentase

4.

:Alfa (tingkat signifikasi)

5.

: StandartDeviasi

6. <

: Kurang Kecil

7. >

: LebihBesar

8. ≤

: Kurang Dari

9. ≥

: Lebih Dari

DAFTAR SINGKATAN

PSQI

:

Pittsburg Sleep Quality Index

STIKes

: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

ICMe

: Insan Cendekia Medika

(21)

1

1.1Latar Belakang

Ibu hamil pada masa kehamilan trimester III biasanya terdapat keluhan

-keluhan seperti nyeri punggung bawah, sesak napas, varises,

haemorrhoid, gangguan tidur, nyeri pelvis, diastasis recti dan lain-lain.

Selain mengalami keluhan fisik pada trimester III juga mengalami

ketidaknyamanan seperti banyak buang air kecil, dan spontan bangun dari

tidur sehingga berpengaruh pada kualitas tidur (Komalasari, 2014). Pada

penelitian sebelumya terapi murottal diduga dapat menurunkan stres dan

mengaktifkan hormone alami (serotonin). Mekanisme ini dapat

mengurangi perasaan takut cemas, dan tegang, serta memperbaiki sistem

kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan darah, memperlambat

pernafasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak

(Heru, 2008) dalam Putri (2014).

Menurut data hasil survey

National Sleep Foundation

(2012), 78%

wanita hamil di Amerika mengalami gangguan tidur. Gangguan tidur

selama kehamilan terjadi selama kehamilan trimester 1 (13%-80%) dan

trimester ketiga (66%-97%), sedangkan di Indonesia wanita hamil pada

trimester ketiga 97% mengalami gangguan tidur (Wahyuni dkk, 2013)

dalam Chilyatunnisa (2015). Hasil penelitian Irmayana (2008) dalam

Siallagan (2010) dengan judul pola tidur Ibu pada masa kehamilan

(22)

frekuensi terbangun (50%) dan mengalami ketidakpuasan saat tidur (31%).

Studi pendahuluan pada tanggal 22 Maret 2017 di Puskesmas Karangrejo

Kecamatan Karangrejo Kabupaten Magetan didapatkan data melalui

wawancara pada Ibu hamil trimester III ketika ditanya “Jika bangun pagi

biasanya apa yang Ibu rasakan apa merasa segar apa merasa capek?”Ada

Ibu yang menjawab badan terasa tidak segar ada yang merasa capek. Jika

ditanya “Apakah Ibu sering terbangun pada malam hari?”ada Ibu yang

menjawab pada malam hari tiba-tiba terbangun karena gerakan janin, ada

juga yang menjawab sering buang air kecil.

Keluahan yang sering terjadi pada awal trimester III pada Ibu hamil

diantaranya yaitu sering mengalami ingin buang air kecil, tidur nyenyak

juga semakin sulit ini disebabkan karena letak janin yang mulai membesar,

Ibu juga mudah capek dan mudah lelah karena menanggung beban akibat

perut yang semakin membesar, terjadi peregangan pada daerah

pelvik

sehingga mengakibatkan sakit punggung, nyeri pinggang yang dialami Ibu

hamil trimester tiga sering terjadi pada malam hari, sehingga sulit untuk

memulai tidur dan tidurnya tidak nyenyak, sembelit akibat dari

terganggunya proses pencernaan, gatal-gatal pada daerah perut (Triyana,

2013). Selain gangguan fisik Ibu hamil juga mengalami gangguan psikis

seperti kecemasan membuat Ibu semakin susah untuk tidur. Terutama

pada trimester akhir cemas menghadapi persalinan nantinya, dan apakah

bayinya lahir normal atau cacat (Sujiono, 2004) dalam Komalasari (2014).

Upaya untuk mengatasi kesulitan tidur pada Ibu hamil trimester III

(23)

(2000) yang menggambungkan relaksasi dengan faktor keyakinan

sehingga dapat menciptakan kekuatan dari dalam yang membantu

seseorang dalam keadaan rileks. Studi penelitian yang dilakukan terhadap

kualitas tidur pada lansia, terapi murottal (terapi mendengarkan Al-Qur’an)

dapat memperbaiki irama sirkandian lansia sehingga kualitas tidurnya

membaik (Oktora, 2013).

Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh

terapi murottal terhadap kualitas tidur pada Ibu hamil trimester III di

Wilayah Puskesmas Karangrejo Kabupaten Magetan.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada pengaruh terapi murottal terhadap kualitas tidur pada

kehamilan trimester III di Puskesmas Karangrejo Kecamatan Karangrejo

Kabupaten Magetan Tahun 2017?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Menganalisa pengaruh terapi murottal terhadap kualitas tidur pada

kehamilan trimester III di Puskesmas Karangrejo Kecamatan Karangrejo

Kabupaten Magetan Tahun 2017.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi kualitas tidur pada kehamilan trimester III sebelum

dilakukan terapi murottal di Puskesmas Karangrejo Kecamatan

Karangrejo Kabupaten Magetan Tahun 2017.

2. Mengidentifikasi kualitas tidur pada kehamilan trimester III setelah

(24)

Karangrejo Kabupaten Magetan Tahun 2017.

3. Menganalisa pengaruh terapi murottal terhadap kualitas tidur pada

kehamilan trimester III di Puskesmas Karangrejo Kecamatan

Karangrejo Kabupaten Magetan Tahun 2017.

1.4

Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Terapi murottal merupakan terapi rileksasi sehingga dapat

meningkatkan kualitas tidur pada Ibu hamil trimester III yang sesuai

dengan Kebutuhan Dasar Manusia pada pengembangan aspek spiritual

dan aspek fisiologis terkait dengan kualitas tidur.

1.4.2 Manfaat Praktis

Ibu hamil terutama responden terapi murottal dapat mirileksasi otot

syaraf dan dapat memperbaiki kualitas tidurnya sehingga Ibu bisa sehat

dan janin bisa lahir normal dan dapat diaplikasikan dalam keperawatan

maternitas dalam kegiatan pengabdian masyarakat untuk meningkatkan

(25)

5

2.1 Konsep Kehamilan

2.1.1 Definisi Kehamilan

Menurut Federasi Obstetri International, definisi kehamilan sebagai

fertilisasi yaitu penyatuan dari spermatozoa dan dilanjutkan dengan nidasi

atau implementasi. Jika dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,

kehamailan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10

bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan dibagi

dalam 3 trimester, trimester pertama selama 12 minggu, trimester kedua

15 minggu, dan trimester ketiga 13 minggu (Sarwono, 2010).

2.1.2 Definisi Kehamilan Trimester III

Umur kehamilan antara 28- 42 minggu (Mansjoer, 2010).

Merupakan waktu untuk menyiapkan kelahiran dan kedudukan

sebagai orangtua seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi,

sehingga disebut sebagai periode penantian (Kusmiyati, 2009).

2.1.3 Tanda – tanda Pasti Kehamilan Trimester III

Tanda pasti kehamilan terdiri atas hal-hal berikut ini :

a. Gerakan janin dalam rahim

b. Denyut jantung janin

c. Bagian-bagian janin

Bagian-bagian janin yaitu bagian besar janin (kepala dan bokong)

serta bagian kecil janin (lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada

(26)

d. Kerangka janin

Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG (Hani,

2010).

2.1.4 Beragam Keluhan yang Bisa Dialami Selama Kehamilan

Selama kehamilan, perubahan hormone dan perubahan bentuk tubuh

bisa menyebabkan ketidaknyamanan pada calon ibu. beberepa keluhan

yang bisa terjadi selama kehamilan yaitu mual dan muntah pada awal

kehamilan, ngidam, keputihan, heart burn, sembelit (konstipasi), hemoroid,

varises vena, bercak pada vagina, nyeri punggung, sering buang air kecil,

pembengkakan pada gusi (epulsi), gangguan tidur atau sulit tidur,

pembengkakan pada tungkai dan kaki, kram pada kaki, sesak napas,

mudah lelah dan mengantuk, pusing atau sakit kepal, masalah hidung,

perubahan kulit, pertumbuhan rambut dan kuku (Triyana, 2013).

2.1.5 Perubahan Fisik dan Psikis selama Kehamilan serta Perubahan pada

pada Trimester III

1. Perubahan Fisik Selama Kehamilan

a. Perubahan rahim. Saat hamil, rahim akan mengalami

perkembangan volume, otot-ototnya menjadi lebih besar dan lunak,

serta dinding rahim relative tipis guna menerima keberdaan janin,

plasenta, dan cairan ketuban.

b. Volume sirkulasi darah ke vagina bertambah, selaput lender

vagina menjadi keunguan dan bertambah tebal, jaringan pengikat

menjadi longgar, mengalami pembesaran pada sel-sel otot polos.

(27)

d. Payudara menjadi lebih besar untuk persiapan memberikan ASI

saat laktasi.

e. Cairan tubuh pada Ibu hamil juga akan bertambah 40% yang

disebabkan oleh meningkatkan hormon esterogen yang berefek

retensi (menahan) air.

f. Volume darah semakin meningkat dan curah jantung bertambah

besar.

g. Sel darah merah bertambah sekitar 18%.

h. Sistem pernafasan (respirasi) wanita hamil mengalami perubahan

karena kebutuhan oksigen bertambah.

i. Ginjal bertambah panjang dab berat.

j. Kulit akan mengalami perubahan deposit pigmen dan

hiperpigmentasi lantaran pengaruh hormon.

k. Berat badan akan naik. Berat badan akan bertambah sekitar

6-16kg (Triyana, 2013).

2. Perubahan Psikis (emosi) Selama Kehamilan

Pada trimester III disebut periode menunggu dan waspada sebab

pada saat itu, ibu tidak sabar menunggu kehadiran bayinya. Gerakan bayi

dan membesarnya perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan

bayinya. Kadang-kadang Ibu merasakan khawatir bahwa bayinya akan lahir

sewaktu-waktu. Ini menyebabkan Ibu meningkatkan kewaspadaannya

akan timbulnya tanda dan gejala terjadinya persalinan pada Ibu. Sering kali

Ibu merasa khawatir atau takut kalau bayi yang akan dilahirkan tidak

(28)

menghindari orang atau benda apa saja yang dianggap membahayakan

bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan

bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan (Hani, 2010).

3. Perubahan pada Kehamilan Trimester III

a. Minggu ke-29

Pada awal trimester ketiga ini, keluhan selalu ingin buang air

kecil mulai dirasakan oleh Ibu hamil. Ini disebabkan oleh letak

janin yang mulai membesar dan mendesak kandung kemih. Selain

itu, beban yang harus di bawa oleh Ibu hamil juga semakin besar,

sehingga membuatnya mudah capek dan lelah.

b. Minggu Ke-30

Pada minggu ke-30, ligamen di seputar daerah

pelvik

mulai

meregang untuk memudahkan proses kelahiran bayi. Kondisi ini

sering mengakibatkan Ibu hamil sakit punggung.

c. Minggu Ke-31

Tidur nyenyak menjadi semakin sulit dicapai oleh Ibu hamil

memasuki minggu ke-31. Pasalnya, perutnya semakin besar,

sehingga mencari posisi nyaman ketika beranjak tidur terasa

sangat sulit, dan ia pun merasakan tekanan pada kandung kemih.

d. Minggu Ke-32

Pada masa ini, sebagian Ibu hamil bisa mengalami keluhan

(29)

e. Minggu Ke-33

Ibu hamil pada minggu ke-33 kemungkinan besar akan

mengalami sakit punggung akibat terjadi peregangan otot. Dia

juga semakin merasakan adanya gerakan bayi. Sebab, pada masa

ini, bayi hamper seluruhnya mengisi ruang rahim. Ibu hamil juga

merasa tidak nyaman akibat gerakan bayi yang aktif, terutama

ketika kakinya di bawah tulang rusuk.

f. Minggu Ke-34

Rahim Ibu mulai mengeras dan berkontraksi sebagai

persiapan untuk melahirkan. Pangulnya cenderung melebar dan

mungkin terasa sakit, terutama di bagian belakang. Perut

meregang sedemikian rupa, sehingga pusar tampak menonjol.

g. Minggu Ke-35

Banyak wanita hamil yang mengalami keluhan rasa nyeri atau

berdenyut pada bagian pinggul, pantat, atau panggul selama

minggu-minggu terakhir kehamilan. Biasanya juga semakin sulit

tidur karena mengalami kecemasan yang terkadang tidak

beralasan.

h. Minggu Ke-36

Ibu hamil mulai merasakan peningkatkan tekanan di perut

bawah, sekaligus merasakan bayi secara perlahan mulai turun ke

bawah.

i. Minggu Ke-37

(30)

j. Minggu Ke-38

Pada akhir-akhir usia kehamilan ini, kontraksi akan semakin

sering dirasakan oleh Ibu hamil.

k. Minggu Ke-39

Minggu ini merupakan waktu menunggu kehadiran sang bayi.

Ibu mungkin akan merasa sangat besar dan tidak nyaman.

l. Minggu Ke-40

Minggu terakhir pada usia kehamilan ini merupakan masa

saat proses pembentukkan telah berakhir, dan bayi tengah

menanti untuk dilahirkan (Triyana, 2013).

2.1.6 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tidur Ibu Hamil Trimester

III

Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tidur Ibu hamil trimester III

adalah (Komalasari, 2014) :

1. Terjadinya Perubahan Fisiologis

Perubahan fisiologis seperti perut yang semakin membesar pada Ibu

hamil trimester tiga dapat menimbulkan masalah seperti :

- Sakit pinggang.

- Rasa panas di dada.

- Keinginan untuk buang air kecil secara terus-menerus.

- Sulit bernafas.

- Sulit untuk menemukan posisi tidur yang nyaman.

(31)

Kecemasan semakin tinggi pada saat mendekati proses melahirkan

dan hal itu yang menyebabkan Ibu untuk sulit memulai tidur dan terbangun

dimalam hari. Peneliti menemukan bahwa seluruh responden menyatakan

sering terbangun dimalam hari dan sulit untuk memulai tidur.

3. Gerakan Janin

Seringkali siklus tidur janin dan Ibu tidak sama. Pada saat terjaga,

janin akan lebih aktif sehingga gerakannya pun meningkat. Gerakan janin

yang aktif akan memberikan efek kurang nyaman pada Ibu.

2.1.7 Kebutuhan Kesehatan pada Ibu Hamil Trimester III

1.

Kebutuhan Fisik

a. Oksigen

Meningkatnya jumlah progesteron selama kehamilan

mempengaruhi pusat pernapasan, CO2 menurun dan O2

meningkat,O2 meningkat akan bermanfaat bagi janin. Pada

trimester III, janin membesar dan menekan diafragma, menekan

vena cava inferior, yang menyebabkan napas pendek-pendek

(Asrinah, 2010).

b. Nutrisi

Jumlah kalori yang diperlukan ibu hamil setiap harinya

adalah 2500 kalori. Jumlah kalori yang berlebih dapat

(32)

atas terjadinya preeklamsi. Total pertambahan berat badan

sebaiknya tidak melebihi 10-12 kg selama hamil (Asrinah, 2010).

Protein diperlukan oleh ibu hamil adalah 85 gram per hari.

Sumber protein tersebut bisa diperoleh dari tumbuh-tumbuhan

(kacang-kacangan) atau hewani (ikan, ayam, keju, susu, telur).

Defisiensi

protein dapat menyebabkan kelahiran prematur,

anemia dan edema (Asrinah, 2010).

Kebutuhan kalsium pada ibu hamil adalah 1,5 kg per hari.

Kalsium dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, terutama bagi

pengembangan otot adalah susu, keju, yoghurt, dan kalsium

karbonat. Defisiensi kalsium dapat mengakibatkan riketsia pada

bayi atau osteomalasia (Asrinah, 2010).

Asupan zat besi bagi ibu hamil dengan jumlah 30 mg per

hari terutama setelah trimester kedua. Bila tidak ditemukan

anemi pemberian besi per minggu telah cukup. Zat besi yang

diberikan bisa berupa

ferrous gluconate, ferrous fumarate

atau

ferrous sulphate.

Kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat

menyebabkan anemia defisiensi zat besi. (Asrinah, 2010).

Asam folat yang dibutuhkan ibu hamil sebesar 400 mikro

gram per hari. Kekurangan asam folat dapat menyebabkan

anemia megaloblastik pada ibu hamil (Asrinah, 2010).

Air berfungsi untuk membantu sistem pencernaan makanan

dan membantu proses transportrasi. Selama hamil, terjadi

(33)

keseimbangan suhu tubuh, karena itu dianjurkan untuk minum

6-8 gelas (1500-2000ml) air, susu dan jus tiap 24 jam (Asrinah,

2010).

d. Personal hygiene (kebersihan pribadi)

kebersihan tubuh harus terjaga selama kehamilan. Perubahan

anatomik pada perut, area

genitalia/lipatan paha, dan payudara

menyeabkan lipatan-lipatan kulit menjadi lebih lembab dan

mudah terinvestasi oleh mikroorganisme. Sebaiknya gunakan

pancuran atau gayung pada saat mandi, tidak dianjurkan

berendam dalam

bathtub

dan melakukan

vaginal doueche.

Bagian tubuh lain yang sangat membutuhkan perawatan

kebersihan adalah daerah vital, karena saat hamil, biasanya

terjadi pengeluaran

secret vagina

yang berlebih. Selain mandi,

mengganti celana dalam secara rutin minimal sehari dua kali

sangat dianjurkan (Asrinah, 2010).

e. Pakaian

Hal yang perlu diperhatikan untuk pakaian ibu hamil pakaian

harus longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang ketat di daerah

perut, bahan pakaian usahakan yang mudah menyerap keringat,

pakailah bra yang menyongkong payudara, memakai sepatu

dengan hak rendah, pakaian dalam harus selalu bersih. (Asrinah,

2010).

e. Eliminasi

(34)

dengan eliminasi adalah konstipasi dan sering BAK. Konstipasi

terjadi karena adanya pengaruh hormon progesteron yang

mempunyai efek rileks terhadap otot polos, salah satunya otot

usus. Selain itu, desakan usus oleh pembesaran janin juga

menyebabkan bertambahnya konstipasi. Tindakan pencegahan

yang dapat dilakukan adalah dengan mengonsumsi makanan

tinggi serat dan banyak minum air putih hangat ketika perut

dalam keadaan kosong dapat merangsang gerak peristaltik usus.

Jika ibu sudah mengalami dorongan, segeralah untuk buang air

besar agar tidak terjadi konstipasi. Sering buang air kecil

merupakan keluhan yang umum dirasakan oleh ibu hamil,

terutama ppada TM I dan III. Hal tersebut adalah kondisi yang

fisiologis. Ini terjadi karena pada awal kehamilan terjadi

pembesaran janin yang juga menyebabkan desakan pada

kantong kemih. Tindakan mengurangi asupan cairan untuk

mengurangi keluhan ini sangat tidak dianjurkan, karena akan

menyebabkan dehidrasi (Asrinah, 2010).

f. Seksual

Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama

tidak ada riwayat abortus dan kelahiran premature, perdarahan

per vaginam, koitus harus dilakukan dengan hati-hati terutama

pada minggu pertama kehamilan. Bila ketuban sudah pecah,

koitus dilarang karena dapat menyebabkan infeksi janin intra

(35)

g. Mobilisasi, bodi mekanik

perubahan tubuh yang paling jelas adalah tulang punggung

bertambah lordosis, karena tumpuan tubuh bergeser lebih ke

belakang dibandingkan sikap tubuh ketika tidak hamil. Keluhan

yang sering muncul dari perubahan ini adalah rasa pegal di

punggung dan kram kaki ketika tidur malam. Untuk mencegah

dan mengurangi keluhan ini, dibutuhkan sikap tubuh yang baik.

Pakailah sepatu dengan hak yang rendah/tanpa hak dan jangan

terlalu sempit. Posisi tubuh saat mengangkat beban, yaitu dalam

keadaan tegak lurus dan pastikan beban terfokus pada lengan.

Tidur dengan posisi kaki ditinggikan. Duduk dengan posisi

punggung tegak. Hindari duduk atau berdiri terlalu lama (ganti

posisi secara bergantian untuk mengurangi tegangan otot)

(Asrinah, 2010).

Senam hamil bukan merupakan suatu keharusan. Namun,

dengan melakukan senam hamil akan banyak memberi manfaat

dalam membantu kelancaran proses persalinan, relaksasi,

menguatkan otot-otot panggul dan perut, serta melatih cara

mengejan yang benar.

Tujuan senam hamil yaitu memberi dorongan serta melatih

jasmani dan rohani ibu secara bertahap, agar ibu mampu

menghadapi persalinan dengan tenang, sehingga proses

persalinan dapat berjalan lancar dan mudah.

(36)

mengurangi pembengkakan, memperbaiki keseimbangan otot,

mengurangi

resiko gangguan gastro intestinal termasuk

sembelit, mengurangi kram/kejang kaki, menguatkan otot perut,

mempercepat proses penyembuhan setelah melahirkan (Asrinah,

2010).

2. Kebutuhan Psikologi

Selama hamil, kebanyakan perempuan mengalami perubahan

psikologis dan emosional. Seringkali kita mendengar seorang perempuan

mengatakan betapa bahagianya dia karena akan menjadi seorang ibu, dan

dia memilihkan sebuah nama untuk bayi yang akan dilahirkan. Namun

tidak jarang ada perempuan yang merasa khawatir kalau selalu terjadi

masalah dalam kehamilannya, khawatir kalau ada kemungkinan bayinya

tidak normal. Disamping itu ibu akan merasa sedih akan berpisah dari

bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang akan diterimanya selama

hamil, disinilah ibu memerlukan keterangan, dukungan dari suami, nidan

dan keluarganya (Asrinah, 2010).

2.2 Konsep Tidur

2.2.1 Definisi tidur

Tidur adalah keadaan dimana kita mengistirahatkan tubuh yang

terjadi

sewaktu tertentu, kesadaran yang berkurang membantu memperbaiki

sstem memulihkan energi. Tidur merupakan fenomena dimana terdapat

periode tidak sadar yang disertai perilaku fisik psikis yang berbeda dengan

(37)

2.2.2 Kebutuhan dan Pola Tidur

Kebutuhan tidur dan pola tidur menurut (Potter, 2010)

1. Neonatus

Bayi baru lahir sampai usia tiga bulan rata-rata tidur sekitar 16jam

sehari, tidur terus menerus selama minggu pertama. Siklus tidur umumnya

40-50 menit dengan bangun setelah 1-2 siklus. Sekitar 50% dari tidur ini

adalah tidur REM yang merangsang otak yang lebih tinggi. Hal ini penting

untuk perkembangan karena tidak terjaga cukup lama untuk stimulasi

eksternal yang signifikan.

2. Bayi

Bayi biasanya mengembangkan pola tidur malam dengan mimpi

buruk diusia 3 bulan. Bayi biasanya melakukan beberapa kali tidur siang,

tidur rata-rata selama 8-10 jam di malam hari dengan total waktu tidur 15

jam setiap hari. Sekitar dari waktu tidur adalah dalam siklus REM. Pada

pagi hari umumya bayi terbangun.

3. Balita

Anak-anak usia 2 tahun pada umumnya tidur sepanjang malam dan

tidur siang hari. Total tidur rata-rata 12 jam sehari. Setelah tiga tahun, anak

-anak sering tidak tidur siang. Pada umumnya anak balita terbangun pada

malam hari membuat presentase REM terus menurun, ini terjadi karena

kebutuhan otonomi atau takut terpisah dari orang tua mereka.

(38)

Rata-rata anak prasekolah tidur selama 12 jam semalam (sekitar 20%

adalah REM). Anak pada usia 5 tahun jarang tidur siang kecuali tidur siang

menjadi kebiasaan.Anak prasekolah biasanya mengalami kesulitan tidur

untuk rileks karena memili masalah pada ketakutan tidur, bangun pada

malam hari, atau mimpi buruk. Pada saat terbangun biasanya anak akan

menangis sebentar, berjalan-jalan,bericara yang tidak dipahami, tidur

sambil berjalan atau ngompol.

5. Anak usia sekolah

Anak pada usia sekolah mempunyai jumlah tidur yang bervariasi.

Anak pada usia 6 tahun rata-rata tidur 11-12 jam semalam sedangkan

anak usia 11 tahun sekitar 9 jam-10 jam. Anak usia 6 atau 7 tahun

biasanya akan pergi tidur dengan beberapa dorongan. Anak yang lebih tua

sering menolak tidur kerena tidak peduli dengan rasa lelahnya atau

kebutuhan untuk bebas.

6. Remaja

Pada usia remaja rata-rata mendapat sekitar 7

1

/

2

tidur permalam.

Banyak fakor yang mempengaruhi pengurangan waktu untuk tidur karena

sejumlah perubahan seperti kebutuhan sekolah, kegitan sekolah setelah

sekolah, dan kerjaan paruh waktu.

7. Dewasa muda

Dewasa tua rata-rata tidur 6 - 8

1

/

2

jam per malam. Sekitar 20% dari

waktu tidur adalah tidur REM yang tetap konsisten. Banyak faktor yang

mempengaruhi tidur pada dewasa muda yaitu pekerjaan, hubungan

(39)

obat tidur.

8. Dewasa menengah

Selama masa dewasa menengah total waktu tidurnya mulai menurun

pada malam hari. Jumlah tidur stadium 4 mulai menurun. Penurunan

terjadi siring bertambahnya usia. Biasanya terjadi insomnia karena

perubahan dan stress pada usia dewasa menengah dan kecemasan,

depresi, atau penyakit fisik tertentu juga menyebabkan gangguan tidur.

Wanita menepouse sering mengalami gejala insomnia.

9. Lansia

Pada usia lansia keluhan tidur meningkat seiring dengan

meningkatnya umur. Episode tidur REM cenderung singkat. Ada

penurunan progresif dalam tidur tahap 3 dan 4 REM beberapa lansia

hampir tidur tidak nyenyak. Lansia lebih sering terbangun pada malam hari

dan memerlukan lebih banyak waktu untuk mereka agar tidur kembali.

2.2.3 Gangguan tidur

Gangguan tidur menurut (Potter & Perry, 2012) :

1. Insomnia

Penderita insomnia biasanya merasakan kantuk yang berlebihan di

siang hari dan kuantitas dan kualitas tidurnya tidak cukup.

2. Apneu Tidur

Gangguan yang dicirikan dengan berkurangnya aliran udara melalui

hidung dan mulut selama periode 10 detik atau lebih saat tidur.

(40)

Suatu kondisi yang dicirikan oleh keinginan yang tak terkendali untuk

tidur, dapat dartikan sebagai serangan tidur mendadak sehingga ia dapat

tertidur pada setiap saat dimana serangan mengantuk itu datang.

Narkolepsi diduga akibat kerusakan genetika system saraf pusat dimana

periode REM tidak dapat dikendalikan.

4. Deprivasi tidur

Masalah ini banyak dihadapi sebagai akibat disomnia. Penyebabnya

bisa mencakup penyakit demam, sulit bernafas, atau nyeri.

5. Parsomnia

Masalah tidur yang lebih banyak terjadi pada anak-anak dari pada

orang dewasa. Paramsonia yang terjadi pada anak-anak yaitu meliputi

somnambulisme (berjalan dalam tidur), terjaga malam, mimpi buruk,

enuresis nocturnal (ngompol) dan bruksisme.

2.2.4 Tahapan Siklus Tidur

Tahapan siklus tidur menurut (Potter, 2010) :

1. NREM

a. Tahap 1 :

1) Termasuk tingkat tidur paling ringan.

2) Tahapan berlangsung hanya beberapa menit.

3) Penurunan aktivitas fisiologis diawalai dengan bertahapanya

penurunan tanda vital dan metabolisme.

4) Rangsangan sensorik seperti suara dapat membangunkan

seseorang dengan mudah.

(41)

b. Tahap 2 :

1) Periode tidur nyenyak.

2) Semakin rileks.

3) Mudah terjaga.

4) Tahap berlangsung 10 – 20 menit.

5) Fungsi tubuh terus lambat.

c. Tahap 3 :

1) Mengawali tahap awal tidur nyenyak.

2) Seseorang sulit untuk dibangunkan dan digerakkan.

3) Otot menjadi rileks.

4) Tanda-tanda vital mengalami penurunan tetapi tetap teratur.

5) Tahap ini berlangsung 15-30 menit.

d. Tahap 4 :

1) Tahap terdalam dan tidur.

2) Sangat sulit untuk dibangunkan

3) Jika sudah tertidur, seseorang akan menghabiskan sebagian

besar dari malam di tahap ini.

4) Tanda- tanda vital secara signifikan lebih rendah daripada jam

bangun.

5) Tahap berlangsung sekitar 15-30 menit.

6) Tidur sambil berjalan dan enuresis (mengompol)

kadang-kadang terjadi.

2. REM

(42)

b. Mimpi yang kurang jelas terjadi pada tahap lainya.

c. Tahap biasanya dimulai sekitar 90 menit setelah tidur dimulai.

d. Ditandai oleh respon otomatis yaitu gerakan mata cepat, denyut

jantung dan pernafasan yang berfluktasi, serta peningkatan

tekanan darah yang berfluktasi.

e. Ketegangan masa otot.

f. Sekresi lambung meningatkat.

g. Sangat sulit diibangunkan.

h. Durasi REM menigkat dengan setiap siklus dan rata-rata 20 menit.

2.2.5 Kualitas tidur

Kepuasan tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur, sehingga

seseorang tersebut tidak memperlihatkan perasaan lelah, mudah

terangsang, dan gelisah, lesu dan apatis, kehitaman disekitar mata,

bengkak dikelopak mata, konjungtiva merah, mata perih, perhatian

terpecah-pecah, sakit kepala dan sering menguap atau mengntuk

(Wicaksono, 2012).

Kualitas tidur meliputi aspek kuantitatif dan kualitatif tidur, seperti

lamanya tidur, waktu yang diperlukan untuk bisa tertidur, frekuensi

terbangun dan aspek subyektif seperti kedalaman dan kepulasan tidur

(Wicaksono, 2012).

Kualitas tidur tidur yang baik bisa dilihat apabila seseorang mudah

memulai tidur pada saat jam tidur, mempertahankan tidur, menginisiasi

untuk tidur kembali setelah terbangun di malam hari, dan peralihan tidur ke

(43)

2.2.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tidur

Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tidur di anataranya sebagai

berikut (Potter, 2010)

1. Penyakit

Penyakit dapat menyebabkan nyeri atau distres fisik sehingga

mengakibatkan gangguan tidur. Individu yang sakit perlu waktu yang

banyak untuk tidur. Siklus tidur pada saat sakit juga banyak mengalami

gangguan.

2. Lingkungan

Faktor lingkungan dapat menghambat sekaligus membantu proses

tidur. Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman dapat mempercepat

proses terjadinya tidur, sebaliknya jika lingkungan tidak nyaman akan

menyebabkan hilangnya ketenangan pada waktu tidur.

3. Kelelahan

Keletihan akibat aktivitas yang tinggi dapat memerlukan lebih banyak

energi untuk menjaga keseimbangan energi yang telah dikeluarkan.

4. Gaya hidup

Rutinitas seseorang dapat berpengaruh dalam kualitas tidur.

Seseorang yang sering berganti jam kerja dianjurkan agar mengatur

aktivitasnya agar dapat tidur di waktu yang tepat.

5. Stres

Stres bisa terjadi akibat ketegangan jiwa. Seseorang yang memiliki

(44)

Ansietas dan depresi dapat meningkatkan kadar norepinefrin darah

melalui stimulasi system syaraf simpatis sehingga sering kali

mengganggu tidur seseorang.

6. Stimulasi dan alkohol

Sistem saraf pusat dapat terangsang karena minuman yang

mengandung kafein sehingga dapat mengganggu tidur.

7. Diet

Penurunan berat badan dikaitkan dengan penurunan waktu tidur dan

seringnya terjaga di malam hari. Sebaliknya, penambahan berat badan

dikaitkan dengan peningkatan total tidur dan sedikitnya periode terjaga di

malam hari.

8. Motivasi

Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang untuk

tidur, sehingga dapat mempengaruhi proses tidur.

2.2.7 Hal-Hal yang Dapat Meningakatkan Kualitas Tidur

Hal- Hal yang dapat meningkatkan kualitas tidur (Triyana, 2012) :

1. Senam pernafasan

2. Berfikir positf.

3. Posisi nyaman untuk tidur.

4. Hindari pemakaian obat tidur.

5. Rileksasi

(45)

Kualitas tidur dapat diukur dengan menggunakan PSQI yang terdir dari

tujuh komponen menurut (Smyth, 2012) yaitu :

1. Kualitas tidur

Mengevaluasi kualitas tidur secara subyektif merupakan evaluasi

singkat tehadap tidur seseorang tentang apakah tidurnya sangat baik atau

sangat buruk.

2. Latensi tidur

Latensi tidur merupakan pengukuran dari berangkat tidur hingga

tertidur. Seseorang dengan kualitas tidur baik mempunyai waktu kurang

dari 15 menit untuk memasuki tahap tidur selanjutnya.

3. Durasi tidur

Durasi tidur dihitung dari waktu seseorang bangun di pagi hari tanpa

terbangun di malam hari.

1. Efisiensi kebiasaan tidur

Rasio presentasi antara jumlah total jam tidur dibagi dengan jumlah

jam yang dihabiskan di tempat tidur. Seseorang dikatakan mempunyai

kualitas tidur yang baik apabila efisiensi kebiasaan tidurnya lebih dari 85%.

5. Gangguan tidur

Gangguan tidur merupakan terputusnya tidur yang mana pola tidur

bangun seseorang berubah dari pola kebiasaan, hal ini menyebabkan

penurunan baik kuantitas maupun kualitas tidur seseorang.

6. Penggunaan obat

Penggunaan obat sedative mengindikasikan adanya masalah tidur.

(46)

mengonsumsi obat yang mengandung sedatife, seseorang akan

dihadapkan pada kesulitan tidur dengan disertai frekuensi terbangun di

tengah malam dan kesulitan untuk kembali tetidur, semuanya akan

berdampak langsung terhadap kuaitas tidurnya.

7. Disfungsi disiang hari

Seseorang dengan kualitas tidur yang buruk menunjukkan keadaan

mengantuk ketika beraktifitas di siang hari, kurang perhatian dan antusias,

tidur sepanjang siang, kelelahan, depresi, mudah mengalami distress, dan

penurunan kemampuan beraktifitas.

2.2.9 Skor Kualitas Tidur

Skor kualitas tidur menurut (Smyth, 2012) kualitas tidur skor yang

diperoleh dari responden yang telah menjawab pertanyaan-pertanyaan

pada

Pittsburg Sleep Quality Index (PSQI),

yang terdiri dari 7 (tujuh)

komponen, yaitu kualitas tidur subyektif, latensi tidur, durasi tidur, efisiensi

tidur sehari-hari, gangguan tidur, penggunaan obat tidur, dan disfungsi

aktifitas siang hari. Masing-masing komponen memiliki kisaran nilai 0 – 3

dengan 0 menunjukkan tidak adanya kesulitan tidur dan 3 menunjukkan

kesulitan tidur yang berat. Skor dari ketujuh komponen tersebut

dijumlahkan menjadi 1 (satu) skor global dengan kisaran nilai 0 – 21.

Kualitas tidur baik :<5 dan kulitas tidur buruk : ˃5.

2.3 Terapi Murottal

2.3.1 Definisi Terapi Murottal

Muratal adalah rekaman suara Al-Qur’an yang dilagukan oleh seorang

(47)

Secara fisik lantunan Al-Qur’an merupakan unsure suara manusia,

sedangkan instrumentnya merupakan suara manusia merupakan

penyembuhan menabjubkan dan alat yang mudah dijangkau. Hormon

stress akan diturunkan, karena bisa mengaktifkan hormone endofrin alami,

meningkatkan perasaan rileks, dan mengalihkan perhatian dari rasa

cemas, takut, dan aktifitas gelombang otak. Laju pernafasan yang lambat

sangat baik untuk menimbulkan ketenangan, kendali emosi, yang lebih

dalam dan metabolisme yang lebih baik.

2.3.2 Pengaruh Membaca dan Mendengarkan Al-Qur’an (Murottal)

Pengaruh membaca dan mendengarkan Al-Qur’an (Murottal) menurut

(Al kahel, 2010) meningkatan kekebalan tubuh, peningkatan kapasitas

untuk berinovasi, peningkatan kemampuan fokus, perubahan signifikan

dalam perilaku, kondisi jiwa yang lebih stabil, mampu mengontrol emosi,

marah dan tidak ceroboh, mampu membuat keputusan tang baik,

menghilangkan rasa khawatir, ragu-ragu atau cemas, kepribadian kuat,

menyembuhkan penyakit yang umum diderita, seperti alergi, pilek dan

sakit kepala, meningkatkan kemampuan berbicara dan kecepatan bicara,

mencegah penyakit ganas seperti kanker, merubah kebiasaan buruk,

menghentikan kebiasaan merokok.

2.3.3 Pengaruh Lantunan Bacaan Al-Qur’an pada Fisiologis dan Psikologi

Manusia

1. Rileksasi pada Ketegangan Saraf

Dalam konfrensi tahunan ke XVI Ikatan Dokter Amerika, di Sant Louis,

(48)

tentang hasiil penelitianya dengan tema pengaruh Al-Qur’an pada manusia

dalam prespektif fisiologis dan psikologi. Penelitian tersebut dilakukan

dengan tujuan untuk menentukan kemungkinan adanya pengaruh fungsi

organ tubuh manusia, sekaligus mengukur intentitas pengaruhnya jika ada.

Tujuan kedua yang ditimbulkan oleh bacaan Al-Qur’an pada ketegangan

saraf refleksi beserta perubahan fisiologi. Hasil penelitian tersebut

menunjukkan hasil positif bahwa mendengarkan bacaan ayat-ayat suci

Al-Qur’an memiliki pengaruh yang signifikan dalam menurunkan ketegangan

urat syaraf reflektif. Hasil ini terukur secara kuantitatif dan kualitatif oleh

sebuah alat berbasis computer. Adapun pengaruh yang terjadi berupa

adanya perubahan-perubahan arus listrik di otot, perubahan daya tangkap

kulit terhadap konduksi listrik, perubahan pada sirkulasi darah, perubahan

detak jantung dan kadar gula darah. Perubahan tersebut menunjukkan

adanya rileksasi (Akhmad, 2015).

2. Pengaruh Terhadap Tingkat Kecemasan

Dari penelitian Pengaruh “Terapi Murottal Terhadap Tingkat

Kecemasan Menghadapi Persalinan Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja

Puskesmas Andalas” tampak bahwa mendengarkan murotal Al

Qur’anmerupakan hal yang praktis dan mudahditerima karena murotal

terdapat alunan suara manusia dengan irama sedang dan tajwid yang

tepat dalam membaca Al Qur’an sehingga responden lebih khusuk dalam

mendengarkannya. Ketika mendengarkan murottal Al qur’an seorang

muslim berkonsentrasi dan merasa seolaholah menghadap Allah secara

(49)

dengan Allah, dan semakin mencintai Allah. Hal ini menyababkan Ibu hamil

yang

mengalami

kecemasan

menghadapi

persalinan

setelah

mendengarkan bacaan Al qur’an akan mendapatkan efek rilek, merasa

lebih tenang dan optimis dalam menjalani hari-hari menjelang persalinan

hingga persalinan nanti, karena hal tersebut sebagai bukti berserah diri

kepada Penciptanya sehingga bebas dari cemas. Mendengarkan ayat-ayat

suci Al qur’an lebih utama dan baik karena di dalamnya terkandung hal-hal

yang paling suci dan benar. Dengan demikian, dapat mempengaruhi jiwa

atau hatinya menjadi selalu ingat kepada Allah dan fitrah dalam

kehidupanya yang secara otomatis akan memperbaiki seluruh aspek

kehidupan yang dijalaninya, baik terhadap diri sendiri maupun lingkungan

sekitarnya (Wahyuni, 2013).

3. Pengaruh Terhadap Kualitas Tidur

Hasil penelitian “Pengaruh Terapi Murottal Al Qur’an

Terhadap Kualitas

Tidur Lansia Di Unit Rehabilitasi Sosial Dewanata”menunjukkan ada

pengaruh terapi murottal Al Qur’an

terhadap kualitas tidur lansia yang

bermakna pada kelompok intervensi. Lansia yang telah mendapatkan

perlakuan merasa mengantuk hingga tertidur. Adanya pengaruh terapi

murottal Al Qur’an terhadap kualitas tidur lansia dipengaruhi oleh

kelebihan terapi murottal Al Qur’andengan tempo yang lambat serta

harmonis lantunan Al Qur’an dapat menurunkan hormon-hormon stres,

mengaktifkan hormon endorfin alami, meningkatkan perasaan rileks, dan

mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas dan tegang, memperbaiki

(50)

memperlambat pernafasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas

gelombang otak Hal inilah yang akan memperbaiki irama sirkadian lansia

sehingga kualitas tidurnya membaik (Oktora, 2011).

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka konseptual

Faktor yang mempengaruhi kualitas tidur pada Ibu hamil trimester tiga:

1. Perubahan Fisiologis (Perut yang semakin membesar) - Sakit pinggang.

- Rasa panas di dada. - Keinginan untuk buang air kecil.

- Sulit bernafas.

- Sulit menemukan posisi tidur. 2. Gangguan Psikis (kecemasan). 3. Gerakan janin yang aktif

Kualitas Tidur Hal- Hal yang dapat

meningkatkan kualitas

Komponen kualitas tidur :

(51)

Keterangan:

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

: Mempengaruhi

Gambar 3.1 : Kerangka konseptutal pengaruh terapi muratal terhadap

peningkatan

kualitas tidur pada Ibu hamil trimester III

3.2

Hipotesis

Hipotesis adalah sebuah pernyataan tentang sesuatu yang diduga

atau hubungan yang diharapkan antara dua variabel atau lebih yang dapat

diuji secara empiris. Hipotesis atau dugaan (bukti) sementara diperlukan

untukmemandu jalan pikiran ke arah tujuan yang dicapai (Notoatmodjo,

2012).

H

1

: Ada pengaruh terapi muratal terhadap kualitas tidur pada Ibu hamil

trimester III.

(52)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Desain penelitian

Desain penelitian adalah suatu strategi untuk memperoleh data yang

dibutuhkan untuk keperluan pengujian hipotesis, menjawab pertanyaan

penelitian serta sebagai alat ukur untuk mengontrol dan mengendalikan

berbagai variabel yang berpengaruh dalam penelitian.Rancanagan

penelitian merupakan strategi untuk mencapai tujuan penelitian yang telah

ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun peneliti untuk

seluruh penelitian (Nursalam, 2008).

Desain penelitan yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

penelitian

pra eksperiment

dengan rancangan

one-group pra-post test

design

(rancangan pra-pasca tes dalam satu kelompok), yaitu

mengungkapkan sebab akibat dengan cara melibatkan kelompok subjek.

(53)

diobservasi lagi perubahan setelah diintervensi (Nursalam, 2011).

Tabel 4. 1 Desain penelitian Pengaruh Terapi Muratal Terhadap Kualitas

Tidur

Pada Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Karangrejo

Kabupaten

Magetan

Subyek Pra Perlakuan Pasca Test

K O I O1

Waktu 1 Waktu 2 waktu 3

Keterangan :

K

: Subyek

O

: Observasi kualitas tidur sebelum intervensi

I

: Intervensi

O1

: Observasi kualitas tidur sesudah intervensi

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Pengambilan penelitian tentang Pengaruh terapi muratal terhadap

kualitas tidur pada kehamilan trimester III akan dilaksanakan di

Puskesmas Karangrejo Kecamatan Karangrejo Kabupaten Magetan, yaitu

dilakukan mulai dari bulan April 2017.

4.3 Populasi, Sampel, Sampling

4.3.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2011), populasi dapat didefinisikan sebagai

wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai

kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua Ibu hamil normal

3

(54)

trimeseter III yang melakukan kontrol ke Puskesmas Karangrejo

Kabupaten Magetan terhitung pada bulan februari sampai April 2017,

yaitu sejumlah 33 orang.

4.3.2 Sampel

Sampel terdiri dari bagian populasi terjangkau yang dapat

dipergunakan sebagai subyek penelitian melalui sampling (Nursalam,

2011).

Berdasarkan pengertian sampel di atas, maka sampel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagian dari populasi penelitian, yaitu

sebagian dari Ibu hamil normal trimester III yang control di Puskesmas

Karangrejo Kabupaten Magetan. Dalam menentukan jumlah sampel

digunakan pengambilan sampel dengan menggunakan

simple random

sampling

dengan teknik rumus

slovin

yaitu:

n =

N

1 + Ne

2

Keterangan :

n

: Ukuran sampel

N

: Ukuran populasi

1

: Konstanta

e

: Batas toleransi kesalahan

(eror tolerance)

Berdasarkan rumus di atas, maka dapat di hitung besarnya sampel

dari Jumlah populasi 40 orang, dan tingkat kesalahan yang dikehendaki

(55)

n =

33

= 19

1 + 33(0,05)

2

Berdasarkan perhitungan di atas, maka ukuran sampel minimal dalam

penelitian ini ditetapkan dengan

α = 0,05

(derajat kepercayaan 95%) maka

diperoleh ukuran sampel (n) minimal sebesar 19, maka pada penelitian ini

ditentukan sampel berjumlah 36 Ibu hamil trimester tiga Puskesmas

Karangrejo Kabupaten Magetan.

4.3.3 Sampling

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi agar dapat

mewakili populasi. Teknik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh

dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar

sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian (Nursalam, 2011).

Teknik sampling yang digunakan dalam penlitian ini adalah

probability

sampling

dengan metode

simple random sampling

dimana pengambilan

anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2012).

4.4 Kerangka kerja (frame wrok)

Identifikasi masalah

Penyusunan proposal

Populasi

Semua Ibu hamil normal trimester III yang periksa di Puskesmas Karangrejo Kabupaten Magetan sebanyak 33 orang

Sampel

(56)

Gambar 4.1 Kerangka kerja Pengaruh Terapi Muratal Terhadap Kualitas

Tidur

Pada Ibu Hamil Trimester III

4.5 Identifikasi Variabel

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai

benda terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain) (Sugiyono, 2010).

4.5.1 Variabel Independent (bebas)

Variabel independent adalah variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat),

(Sugiyono, 2010). Variabel independent pada penelitian ini adalah terapi

Sampling

Simple random sampling

Pengolahan Data

Editing,Coding,scoring,Tabulating

Analisa data

Uji McNemardengan SPSS 20 Desain penelitian

one-grouppra-post test design

Pengumpulan Data Menggunakan kuesioner

Penyajian Data

(57)

murottal.

4.5.2 Variabel Dependent (terikat)

Variabel dependent adalah variabel yang dipengaruhi akibat adanya

variabel bebas (independent), (Sugiyono, 2010). Variabel dependent pada

penelitian ini adalah kualitas tidur

4.6 Definisi Operasional

Tabel 4.2 Definisi 0perasional Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Kualitas

Tidur

Pada Ibu Hamil Trimester III.

Variabel Definisi

(58)
(59)

mata,

bengkak

dikelopak

mata,

konjungtiva

merah, mata

perih,

perhatian

terpecah-pecah, sakit

kepala dan

sering

menguap

atau

mengntuk

(Wicaksono,

2012).

4.7 Teknik Pengumpulan Data

4.7.1 Instrumen penelitian

Instrumen penelitian yaitu alat-alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian terapi murottal

terhadap kualitas tidur yang diukur adalah kualitas tidurnya, instrumen

(60)

penelitian ini yaitu

Pittsburg Sleep Quality Index (PSQI),

yang terdiri dari 7

(tujuh) komponen, yaitu kualitas tidur subyektif, latensi tidur, durasi tidur,

efisiensi tidur sehari-hari, gangguan tidur, penggunaan obat tidur, dan

disfungsi aktifitas siang hari. Penilaian jawaban berdasarkan skala

Likert

dari 0-3, dimana skor 3 menggambarkan hal negatif. Pengkategorian

kualitas tidur terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kualitas tidur baik dan

kualitas tidur buruk. Rentang jumlah skor PSQI adalah 0 s.d 21 dari ketujuh

komponennya. Kualitas tidur dikatakan baik apabila jumlah skor penilaian

≤ 5, sedangkan kualitas tidur dikatakan buruk apabila jumlah skor

penilaian >5. Instrumen akan di uji dengan uji :

1. Validitas

Alat ukur atau instrumen penelitian yang dapat diterima sesuai

standart adalah alat ukur yang telah melalui uji validitas dan reliabilitas

data (Hidayat, 2009). Pada penelitian ini peneliti tidak melakukan uji

validitas karena kuesioner

yang digunakan diadopsi dari kuesioner baku yaitu

Pittsburgh Sleep

Quality Index

(PSQI) yang diuji menggunakan formula koefesiensi

Pearson Product

Moment

dengan

level of confidence interfal

dengan tingkat kesalahan 5%

(

α = 0,005).

(Sugiono, 2007). Instrument ini telah diuji validitas di Kadirejo

Palbapang Bantul Yogyakarta kepada 20 responden

Pittsburgh Sleep

Quality Index

(PSQI) dinyatakan valid dengan tingkat korelasi r 0,484-0.778.

Karena telah melebihi 0,444, maka kuasioner tersebut dinyatakan valid

(61)

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana

suatu alat ukur dipercaya. Hal ini menunjukkan sejauh mana hasil

pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran dua kali atau

lebih terhadap gejala yang sama dengan alat ukur yang sama

(Notoadmodjo, 2005). Kuesioner

Pittsburgh Sleep Quality Index

(PSQI)

akan diuji menggunakan formula koefisiensi

alpha cronbach

(Sugiono,

2007). Instrument ini telah diuji reliabilitas di Kadirejo Palbapang Bantul

Yogyakarta kepada 20 responden dengan nilai

alpha cronbach

0,841.

Karena nilai uji tersebut lebih besar dari 0,6 maka isntrumen ini dinyatakan

reliable, sehingga peneliti tidak melakukan uji reliabilitas lagi.

4.7.2Prosedur Penelitian

Sampel sebelum dilakukan intervensi akan dilakukan observasi. Pada

tahap observasi ini, sampel akan dikaji terlebih dahulu tentang riwayat

kualitas tidurnya.

Dalam melakukan penelitian, prosedur yang ditetapkan adalah sebagai

berikut:

1. Mengurus surat ijin penelitian ke Bangkesbangpol.

2. Mengurus surat ijin penelitian ke Dinas Kesehatan Kabupaten

Magetan.

3. Mengurus surat ijin penelitian ke Kepala Puskesmas Karangrejo

Kecamatan Karangrejo Kabupaten Magetan.

4. Melakukan survey awal atau studi pendahuluan.

Gambar

Tabel 4.1Desain penelitian pengaruh terapi murottal terhadapkualitas tidur pada kehamilan trimester III di Puskesmas
Gambar 4.1 Kerangka kerja Pengaruh Terapi Muratal Terhadap KualitasTidur
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur Ibu hamil diwilayah Puskesmas Karangrejo Kecamatan Karangrejo KabupatenMagetan tanggal 7-12 Mei 2017
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan di wilayahPuskesmas Karangrejo Kecamatan Karangrejo Kabupaten MagetanTanggal 7-12 Mei 2017
+4

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian disimpulkan sebagai berikut: (1) karakteristik budaya madrasah berbasis pesantren di kedua lembaga terdiri atas nilai-nilai yang dijadikan pedoman

pendapat yang dikemukakan oleh Sardiman (2011: 83), yakni siswa yang memiliki motivasi ditandai dengan beberapa hal berikut: 1) Tekun menghadapi tugas, maksudnya

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa frekuensi rapat komite audit, dan ukuran perusahaan berpengaruh secara negatif signifikan sedangkan konsentrasi kepemilikan,

Penggunaan skema network coding dapat melakukan perbaikan kinerja BER dari skema direct terbukti pada pengukuran yang dilakukan diperlihatkan bahwa untuk

Pembungaan dan pembuahan in vitro memiliki banyak manfaat, diantaranya untuk mengatasi beberapa tanaman yang sulit memproduksi biji secara alami atau tanaman terancam

Pada fase ini diberikan terapi kortikosteroid (prednison), vineristin, dan L-asparaginase. Fase induksi dinyatakan berhasil jika tanda-tanda penyakit berkurang

Menimbang : bahwa sebagai tindak lanjut pelaksanaan Pasal 8 ayat (1) huruf b, Pasal 10 ayat (2), dan Pasal 12 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun

Dilihat dari hasil penelitian terbukti dengan mengelola lahan secara agroforestry dengan sistem tumpangsari dapat meningkatkan produktifitas tanah, dapat meningkatkan upaya