(di Wilayah Puskesmas Karangrejo Kecamatan Karangrejo Kabupaten
Magetan)
RIESKA FITRIANA ARMI
133210043
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
ii
Magetan)
SKRIPSI
Diajukan dalam rangka memenuhi persyaratanmenyelesaikan Program
Studi S1 Ilmu KeperawatanPada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Insan Cendekia Medika Jombang
RIESKA FITRIANA ARMI
133210043
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
vi
Peneliti dilahirkan di Ponorogo, 14 Maret 1995, peneliti merupakan anak
pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Tohari dan Ibu Suparmi.
Pada tahun 2007 peneliti lulus dari SDN 1 Nglumpang, pada tahun 2010
peneliti lulus dari SMPN 1 Kecamatan Mlarak, pada tahun 2013 peneliti
lulus dari SMAN 1 Kecamatan Sambit, dan pada tahun 2013 peneliti lulus
seleksi masuk STIKes “Insan Cendekia Medika” Jombang melalui jalur
PMDK 01. Peneliti memilih program studi S1 Keperawatan dari tiga pilihan
Program Studi yang ada di STIKes “ICMe” Jombang.
Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya.
Jombang, Juni 2017
vii
Proses mengajarkan kita menjadi sabar, perjuangan mengajarkan kita
untuk selalu
berusaha, dan do’a mengajarkan kita untuk selalu ingat kepada Tuhan
Yang
viii
Ya Allah...
Serta saya haturkan shalawat dan salam kepada Nabi besar Muhammad
SAW.
Engkau yang telah memberikan kelancaran, kemudahan, kesabaran, dan
ketabahan kepadaku serta membukakan pintu pikiranku dalam
penyusunan skripsi ini. Dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi seluruh
pihak. Dengan penuh kecintaan dan rasa bangga, saya persembahkan
karya kecil ini untuk:
1. Kedua orang tuaku tercinta. Bapak Tohari dan Ibu Suparmi terimakasih
atas semua dukungan, doa, kasih sayang serta motivasi baik secara
moril dan materil yang tak terhingga yang begitu luar biasa hebatnya,
serta untuk adikku Syahrul Dwi Ardiansyah serta keluarga besarku.
2. Bapak dan Ibu dosenSTIKesICMe, terutama Ibu Muarrofah S.Kep., Ns.,
M.Kes dan Dwi Prasetyaningati S.Kep., Ns., M.Kep atas kesabaran
dalam membimbing dan mengarahkan saya selama ini, sehingga saya
dapat menyelesaikan karya sederhana ini.
ix
Esa yang telah memberi rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan secara tepat waktu skripsi dengan judul “Pengaruh Terapi
Murottal Terhadap Kualitas Tidur Pada Kehamilan Trimester III (di Wilayah
Kecamatan Karangrejo Kabupaten Magetan)”, tanpa adanya rintangan
yang berarti. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan program S1 Keperawatan STIKesICMe Jombang.
Tidak lupa pula penulis mengucapkan terimakasih yang
sebanyak-banyak kepada: H.Bambang Tutuko, SH.,S.Kep., Ns., MH. Selaku Ketua
STIKes ICMe Jombang, Inayatur Rosyidah,S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Ketua
Program Studi Keperawatan STIKesICMe Jombang, Muarrofah S.Kep., Ns.,
M.Kes selaku pembimbing utama yang memberikan arahan dan
bimbingan selama penyusunan skripsi ini dengan tekun dan penuh rasa
tanggung jawab, Dwi Prasetyaningati S.Kep., Ns., M.Kep selaku
pembimbing anggota yang memberikan motivasi dan dukungan moral
kepada peneliti.
x
xi
(in the area Puskesmas Karangrejo Magetan) By:
RIESKA FITRIANA ARMI
In the third trimester of pregnancy there are complaint such as low back pain, shortness of breath, sleep disturbances, pelvic pain and other.In third trimester also experience discomfort as much urination. The study aim to identify the effect of murottal therapy with the quality of sleep for third trimester of pregnancy in the Area Puskesmas Karangrejo Magetan.
The design of this study is one-group pra-post test design. Population in all three trimester pregnant women who examind in Puskesmas Karangrejo Magetan a total of 33 respondent, with sample 19 respondent with simple random sampling method. Independent variabel of murottal therapy and dependent variabel of sleep quality. Data collection with questionnaires. Data processing editing, coding, scoring, tabulating and statistical test using McNemar test with α = 0,05. Application program SPSS 20.
The result showed that the quality of sleep before the murottal therapy in either category (26,3%) sleep qualyti in bad category (73,3%) and result of studies after murottal therapy in either category (78,9%) sleep quality in bad category (21,1%). Analysis using McNemar test showed the value of p value 0,002 smaller than alpha (0,05) so it can stated that H0 rejected means there the effect of murottal therapy with the quality of sleep for third trimester of pregnancy in the area Puskesmas Karangrejo Magetan.
Murottal theraphy gives relaxtion to anxiety, so it can improve the quality of sleep. Conclusion in this research The Effect Of Murottal Therapy With The Quality Of Sleep For Third Trimester Of Pregnancy in The Area Puskesmas Karangrejo Magetan.
xii
(di Wilayah Puskesmas Karangrejo Kecamatan Karangrejo Kabupaten Magetan)
RIESKA FITRIANA ARMI 133210043
Pada kehamilan trimester III terdapat keluhan seperti nyeri punggung bawah, sesak napas, gangguan tidur, nyeri pelvis, dan lain-lain. Pada trimester III juga mengalami ketidaknyamanan seperti banyak buang air kecil. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh terapi murottal terhadap kualitas tidur pada kehamilan trimester III di Puskesmas Karangrejo Kecamatan Karangrejo Kabupaten Magetan.
Desain penelitian adalah one-group pra-post test design. Populasi pada semua Ibu hamil trimester III yang periksa di Puskesmas Karangrejo Kecamatan Karangrejo Kabupaten Magetan sejumlah 33 responden, dengan sampel 19 responden dengan metodesimple random sampling. Variabel independen terapi murottal dan variabel dependen kualitas tidur. Pengumpulan data dengan kuesioner. Pengolahan data editing, coding, scoring, tabulatingserta uji statistik menggunakan UjiMcNemardengan α = 0,05. Program aplikasi SPSS 20.
Hasil menunjukkan kualitas tidur sebelum diterapi murottal kategori baik (26,3%) kualitas tidur kategori buruk (73,7%) dan hasil penelitian sesudah diterapi murottal kategori baik (78,9%) kualitas tidur kategori buruk (21,1%). Hasil analisa uji McNemar menunjukkan nilai p value 0,002 < alpha (0,05) maka Ho
ditolak. Berarti ada pengaruh terapi murottal terhadap kualitas tidur pada Ibu hamil trimester III di Puskesmas Karangrejo Kecamatan Karangrejo Kabupaten Magetan.
Terapi murottal memberikan relaksasi terhadap kecemasan, sehingga bisa meeningkatkan kualitas tidur. Kesimpulan ada pengaruh terapi murottal terhadap kualitas tidur pada kehamilan trimester III di Wilayah Puskesmas Karangrejo Kecamatan Karangrejo Kabupaten Magetan.
xiii
HALAMAN JUDUL DALAM
ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
iv
PENGESAHAN PENGUJI
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
vi
MOTTO
vii
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN
xviii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
1.2 Rumusan Masalah
3
1.3 Tujuan Penelitian
3
1.3.1 Tujuan umum
3
1.3.2 Tujuan khusus
3
1.4 Manfaat Penelitian
4
1.4.1 Manfaat teoritis
4
1.4.2 Manfaat Praktis
4
BAB 2TINJAUAN PUSTAKA
xiv
2.1.3 Tanda-tanda Pasti Kehamilan Trimester III
5
2.1.4 Beragam Keluhan yang Bisa Dialami Selama Kehamilan
6
2.1.5 Perubahan Fisik dan Psikis Selama Kehamilan dan
Serta Perubahan Trimester III
6
2.1.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tidur Ibu Hamil
Trimester III
10
2.1.7 Kebutuhan Kesehatan pada Ibu Hamil Trimester III
11
2.2 Konsep Tidur
16
2.2.1 Definisi Tidur
16
2.2.2 Kebutuhan dan Pola Tidur
16
2.2.3 Gangguan Tidur
18
2.2.4 Tahapan Siklus Tidur
19
2.2.5 Kualitas Tidur
21
2.2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tidur
22
2.2.7 Hal-hal yang Dapat Meningkatkan Kualitas Tidur
23
2.2.8 Cara Mengukur Kualitas Tidur...
24
2.2.9 Skor Kualitas Tidur ……….. 25
2.3 Terpai Murottal ………
25
2.3.1Definisi Terpai Murottal ………
25
2.3.2Pengaruh Membaca dan Mendengarkan Al-Qur’an
(Murottal)...
26
2.3.3Pengaruh Lantunan Bacaan Al-Qur’an pada Fisiologis dan
PsikologiManusia………
xv
BAB 4METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
31
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian
32
4.3 Populasi, Sampel dan Sampling
32
4.3.1 Populasi
32
4.3.2 Sampel
32
4.3.3 Sampling
32
4.4 Kerangka Kerja (
Frame Wrok
)
34
4.5 Identifikasi Variabel
35
4.5.1 Variabel Independen (Bebas)
35
4.5.2 Variabel Dependen (Terikat)
35
4.6 Definisi Operasional
36
4.7 Teknik Pengumpulan Data
37
4.7.1 Instrumen Penelitian
37
4.7.2 Prosedur Penelitian
38
4.8 Pengolahan Data dan Analisa Data
39
4.8.1 Pengolahan Data
39
4.8.2 Analisa Data
45
4.9 Etika Penelitian
46
4.10 Keterbatasan Penelitian ……….. 47
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
48
5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
48
5.1.2 DataUmum
49
5.1.3 Data Khusus
51
5.2 Pembahasan
53
5.2.1 Kualitas tidur pada kehamilan trimester III sebelum pemberian
terapi murottal
53
xvi
Tabel 4.1 Desain penelitian pengaruh terapi murottal terhadap
kualitas tidur pada kehamilan trimester III di Puskesmas
Karangrejo Kecamatan Karangrejo Kabupaten Magetan
31
Tabel 4.2 Definisi operasional pengaruh terapi murottal terhadap
kualitas tidur pada kehamilan trimester III
36
Tabel 4.1 Definisi Operasional lama bermain
game online personal
computer
dengan nyeri punggung pada remaja pada
bulan April 2017
46
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur Ibu
hamil di wilayah Puskesmas Karangrejo Kecamatan
Karangrejo Kabupaten Magetan tanggal 7-12 Mei 2017
49
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan di
wilayah Puskesmas Karangrejo Kecamatan Karangrejo
Kabupaten Magetan tanggal 7-12 Mei 2017
49
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan di
wilayah Puskesmas Karangrejo Kecamatan Karangrejo
Kabupaten Magetan Tanggal 7-12 Mei 2017……… 50
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur
kehamilan di wilayah Puskesmas Karangrejo Kecamatan
Karangrejo Kabupaten Magetan tanggal
7-12 Mei2017………
50
xvii
Tabel 5.7 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kualitas tidur
pada Ibu hamil trimester III sebelum diberikan terapi
murottal di wilayah Puskesmas Karangrejo Kecamatan
Karangrejo Kabupaten Magetan tanggal
7-12 Mei 201751
Tabel 5.8 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Kualitas tidur
pada Ibu hamil trimester III sesudah diberikan terapi
murottal di wilayah Puskesmas Karangrejo Kecamatan
Karangrejo Kabupaten Magetan tanggal
7-12 Mei 2017.52
Tabel 5.9 Tabulasi silang pengaruh terapi murottal terhadap
kualitas tidur pada Ibu hamil trimester III di wilayah
Puskesmas Karangrejo Kecamatan Karangrejo
Kabupaten Magetan tanggal
7-12 Mei 2017.
52
Tabel
5.10
Uji statistik pengaruh terapi murottal terhadap kualitas
tidur pada Ibu hamil trimester III di wilayah Puskesmas
Karangrejo Kecamatan Karangrejo Kabupaten Magetan
tanggal
7-12 Mei 2017xviii
Gambar
3.1
Kerangka konseptual pengaruh terapi murottal terhadap
kualitas tidur pada kehamilan trimester III
29
Gambar
4.1
xix
2. Lembar Permohonan Menjadi Responden
3. Lembar Persetujuan Menjadi Responden
4. Lembar kuesioner
5. Lembar SOP (Standart Operasional Prosedur)
6. Lembar Pernyataan Dari Perpustakanan
7. Lembar Surat Studi Pendahuluan, pre survay data dan penelitian dari
kampus
8. Lembar surat dari BAKESBANGPOL daerah Kabupaten Magetan
9. Lembar Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari Puskesmas
Karangrejo
10.Lembar Tabulasi sebelum dilakukan terapi murottal
11.Lembar Tabulasi sesudah dilakukan terapi murottal
12.Lembar Hasil Output SPSS Data Umum
13.Lembar Hasil Output SPSS Data Khusus
xx
2. H1/Ha : Hipotesis Alternatif
3. %
: Persentase
4.
:Alfa (tingkat signifikasi)
5.
: StandartDeviasi
6. <
: Kurang Kecil
7. >
: LebihBesar
8. ≤
: Kurang Dari
9. ≥
: Lebih Dari
DAFTAR SINGKATAN
PSQI
:
Pittsburg Sleep Quality Index
STIKes
: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
ICMe
: Insan Cendekia Medika
1
1.1Latar Belakang
Ibu hamil pada masa kehamilan trimester III biasanya terdapat keluhan
-keluhan seperti nyeri punggung bawah, sesak napas, varises,
haemorrhoid, gangguan tidur, nyeri pelvis, diastasis recti dan lain-lain.
Selain mengalami keluhan fisik pada trimester III juga mengalami
ketidaknyamanan seperti banyak buang air kecil, dan spontan bangun dari
tidur sehingga berpengaruh pada kualitas tidur (Komalasari, 2014). Pada
penelitian sebelumya terapi murottal diduga dapat menurunkan stres dan
mengaktifkan hormone alami (serotonin). Mekanisme ini dapat
mengurangi perasaan takut cemas, dan tegang, serta memperbaiki sistem
kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan darah, memperlambat
pernafasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak
(Heru, 2008) dalam Putri (2014).
Menurut data hasil survey
National Sleep Foundation
(2012), 78%
wanita hamil di Amerika mengalami gangguan tidur. Gangguan tidur
selama kehamilan terjadi selama kehamilan trimester 1 (13%-80%) dan
trimester ketiga (66%-97%), sedangkan di Indonesia wanita hamil pada
trimester ketiga 97% mengalami gangguan tidur (Wahyuni dkk, 2013)
dalam Chilyatunnisa (2015). Hasil penelitian Irmayana (2008) dalam
Siallagan (2010) dengan judul pola tidur Ibu pada masa kehamilan
frekuensi terbangun (50%) dan mengalami ketidakpuasan saat tidur (31%).
Studi pendahuluan pada tanggal 22 Maret 2017 di Puskesmas Karangrejo
Kecamatan Karangrejo Kabupaten Magetan didapatkan data melalui
wawancara pada Ibu hamil trimester III ketika ditanya “Jika bangun pagi
biasanya apa yang Ibu rasakan apa merasa segar apa merasa capek?”Ada
Ibu yang menjawab badan terasa tidak segar ada yang merasa capek. Jika
ditanya “Apakah Ibu sering terbangun pada malam hari?”ada Ibu yang
menjawab pada malam hari tiba-tiba terbangun karena gerakan janin, ada
juga yang menjawab sering buang air kecil.
Keluahan yang sering terjadi pada awal trimester III pada Ibu hamil
diantaranya yaitu sering mengalami ingin buang air kecil, tidur nyenyak
juga semakin sulit ini disebabkan karena letak janin yang mulai membesar,
Ibu juga mudah capek dan mudah lelah karena menanggung beban akibat
perut yang semakin membesar, terjadi peregangan pada daerah
pelvik
sehingga mengakibatkan sakit punggung, nyeri pinggang yang dialami Ibu
hamil trimester tiga sering terjadi pada malam hari, sehingga sulit untuk
memulai tidur dan tidurnya tidak nyenyak, sembelit akibat dari
terganggunya proses pencernaan, gatal-gatal pada daerah perut (Triyana,
2013). Selain gangguan fisik Ibu hamil juga mengalami gangguan psikis
seperti kecemasan membuat Ibu semakin susah untuk tidur. Terutama
pada trimester akhir cemas menghadapi persalinan nantinya, dan apakah
bayinya lahir normal atau cacat (Sujiono, 2004) dalam Komalasari (2014).
Upaya untuk mengatasi kesulitan tidur pada Ibu hamil trimester III
(2000) yang menggambungkan relaksasi dengan faktor keyakinan
sehingga dapat menciptakan kekuatan dari dalam yang membantu
seseorang dalam keadaan rileks. Studi penelitian yang dilakukan terhadap
kualitas tidur pada lansia, terapi murottal (terapi mendengarkan Al-Qur’an)
dapat memperbaiki irama sirkandian lansia sehingga kualitas tidurnya
membaik (Oktora, 2013).
Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh
terapi murottal terhadap kualitas tidur pada Ibu hamil trimester III di
Wilayah Puskesmas Karangrejo Kabupaten Magetan.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah ada pengaruh terapi murottal terhadap kualitas tidur pada
kehamilan trimester III di Puskesmas Karangrejo Kecamatan Karangrejo
Kabupaten Magetan Tahun 2017?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Menganalisa pengaruh terapi murottal terhadap kualitas tidur pada
kehamilan trimester III di Puskesmas Karangrejo Kecamatan Karangrejo
Kabupaten Magetan Tahun 2017.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi kualitas tidur pada kehamilan trimester III sebelum
dilakukan terapi murottal di Puskesmas Karangrejo Kecamatan
Karangrejo Kabupaten Magetan Tahun 2017.
2. Mengidentifikasi kualitas tidur pada kehamilan trimester III setelah
Karangrejo Kabupaten Magetan Tahun 2017.
3. Menganalisa pengaruh terapi murottal terhadap kualitas tidur pada
kehamilan trimester III di Puskesmas Karangrejo Kecamatan
Karangrejo Kabupaten Magetan Tahun 2017.
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Terapi murottal merupakan terapi rileksasi sehingga dapat
meningkatkan kualitas tidur pada Ibu hamil trimester III yang sesuai
dengan Kebutuhan Dasar Manusia pada pengembangan aspek spiritual
dan aspek fisiologis terkait dengan kualitas tidur.
1.4.2 Manfaat Praktis
Ibu hamil terutama responden terapi murottal dapat mirileksasi otot
syaraf dan dapat memperbaiki kualitas tidurnya sehingga Ibu bisa sehat
dan janin bisa lahir normal dan dapat diaplikasikan dalam keperawatan
maternitas dalam kegiatan pengabdian masyarakat untuk meningkatkan
5
2.1 Konsep Kehamilan
2.1.1 Definisi Kehamilan
Menurut Federasi Obstetri International, definisi kehamilan sebagai
fertilisasi yaitu penyatuan dari spermatozoa dan dilanjutkan dengan nidasi
atau implementasi. Jika dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,
kehamailan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10
bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan dibagi
dalam 3 trimester, trimester pertama selama 12 minggu, trimester kedua
15 minggu, dan trimester ketiga 13 minggu (Sarwono, 2010).
2.1.2 Definisi Kehamilan Trimester III
Umur kehamilan antara 28- 42 minggu (Mansjoer, 2010).
Merupakan waktu untuk menyiapkan kelahiran dan kedudukan
sebagai orangtua seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi,
sehingga disebut sebagai periode penantian (Kusmiyati, 2009).
2.1.3 Tanda – tanda Pasti Kehamilan Trimester III
Tanda pasti kehamilan terdiri atas hal-hal berikut ini :
a. Gerakan janin dalam rahim
b. Denyut jantung janin
c. Bagian-bagian janin
Bagian-bagian janin yaitu bagian besar janin (kepala dan bokong)
serta bagian kecil janin (lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada
d. Kerangka janin
Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG (Hani,
2010).
2.1.4 Beragam Keluhan yang Bisa Dialami Selama Kehamilan
Selama kehamilan, perubahan hormone dan perubahan bentuk tubuh
bisa menyebabkan ketidaknyamanan pada calon ibu. beberepa keluhan
yang bisa terjadi selama kehamilan yaitu mual dan muntah pada awal
kehamilan, ngidam, keputihan, heart burn, sembelit (konstipasi), hemoroid,
varises vena, bercak pada vagina, nyeri punggung, sering buang air kecil,
pembengkakan pada gusi (epulsi), gangguan tidur atau sulit tidur,
pembengkakan pada tungkai dan kaki, kram pada kaki, sesak napas,
mudah lelah dan mengantuk, pusing atau sakit kepal, masalah hidung,
perubahan kulit, pertumbuhan rambut dan kuku (Triyana, 2013).
2.1.5 Perubahan Fisik dan Psikis selama Kehamilan serta Perubahan pada
pada Trimester III
1. Perubahan Fisik Selama Kehamilan
a. Perubahan rahim. Saat hamil, rahim akan mengalami
perkembangan volume, otot-ototnya menjadi lebih besar dan lunak,
serta dinding rahim relative tipis guna menerima keberdaan janin,
plasenta, dan cairan ketuban.
b. Volume sirkulasi darah ke vagina bertambah, selaput lender
vagina menjadi keunguan dan bertambah tebal, jaringan pengikat
menjadi longgar, mengalami pembesaran pada sel-sel otot polos.
d. Payudara menjadi lebih besar untuk persiapan memberikan ASI
saat laktasi.
e. Cairan tubuh pada Ibu hamil juga akan bertambah 40% yang
disebabkan oleh meningkatkan hormon esterogen yang berefek
retensi (menahan) air.
f. Volume darah semakin meningkat dan curah jantung bertambah
besar.
g. Sel darah merah bertambah sekitar 18%.
h. Sistem pernafasan (respirasi) wanita hamil mengalami perubahan
karena kebutuhan oksigen bertambah.
i. Ginjal bertambah panjang dab berat.
j. Kulit akan mengalami perubahan deposit pigmen dan
hiperpigmentasi lantaran pengaruh hormon.
k. Berat badan akan naik. Berat badan akan bertambah sekitar
6-16kg (Triyana, 2013).
2. Perubahan Psikis (emosi) Selama Kehamilan
Pada trimester III disebut periode menunggu dan waspada sebab
pada saat itu, ibu tidak sabar menunggu kehadiran bayinya. Gerakan bayi
dan membesarnya perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan
bayinya. Kadang-kadang Ibu merasakan khawatir bahwa bayinya akan lahir
sewaktu-waktu. Ini menyebabkan Ibu meningkatkan kewaspadaannya
akan timbulnya tanda dan gejala terjadinya persalinan pada Ibu. Sering kali
Ibu merasa khawatir atau takut kalau bayi yang akan dilahirkan tidak
menghindari orang atau benda apa saja yang dianggap membahayakan
bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan
bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan (Hani, 2010).
3. Perubahan pada Kehamilan Trimester III
a. Minggu ke-29
Pada awal trimester ketiga ini, keluhan selalu ingin buang air
kecil mulai dirasakan oleh Ibu hamil. Ini disebabkan oleh letak
janin yang mulai membesar dan mendesak kandung kemih. Selain
itu, beban yang harus di bawa oleh Ibu hamil juga semakin besar,
sehingga membuatnya mudah capek dan lelah.
b. Minggu Ke-30
Pada minggu ke-30, ligamen di seputar daerah
pelvik
mulai
meregang untuk memudahkan proses kelahiran bayi. Kondisi ini
sering mengakibatkan Ibu hamil sakit punggung.
c. Minggu Ke-31
Tidur nyenyak menjadi semakin sulit dicapai oleh Ibu hamil
memasuki minggu ke-31. Pasalnya, perutnya semakin besar,
sehingga mencari posisi nyaman ketika beranjak tidur terasa
sangat sulit, dan ia pun merasakan tekanan pada kandung kemih.
d. Minggu Ke-32
Pada masa ini, sebagian Ibu hamil bisa mengalami keluhan
e. Minggu Ke-33
Ibu hamil pada minggu ke-33 kemungkinan besar akan
mengalami sakit punggung akibat terjadi peregangan otot. Dia
juga semakin merasakan adanya gerakan bayi. Sebab, pada masa
ini, bayi hamper seluruhnya mengisi ruang rahim. Ibu hamil juga
merasa tidak nyaman akibat gerakan bayi yang aktif, terutama
ketika kakinya di bawah tulang rusuk.
f. Minggu Ke-34
Rahim Ibu mulai mengeras dan berkontraksi sebagai
persiapan untuk melahirkan. Pangulnya cenderung melebar dan
mungkin terasa sakit, terutama di bagian belakang. Perut
meregang sedemikian rupa, sehingga pusar tampak menonjol.
g. Minggu Ke-35
Banyak wanita hamil yang mengalami keluhan rasa nyeri atau
berdenyut pada bagian pinggul, pantat, atau panggul selama
minggu-minggu terakhir kehamilan. Biasanya juga semakin sulit
tidur karena mengalami kecemasan yang terkadang tidak
beralasan.
h. Minggu Ke-36
Ibu hamil mulai merasakan peningkatkan tekanan di perut
bawah, sekaligus merasakan bayi secara perlahan mulai turun ke
bawah.
i. Minggu Ke-37
j. Minggu Ke-38
Pada akhir-akhir usia kehamilan ini, kontraksi akan semakin
sering dirasakan oleh Ibu hamil.
k. Minggu Ke-39
Minggu ini merupakan waktu menunggu kehadiran sang bayi.
Ibu mungkin akan merasa sangat besar dan tidak nyaman.
l. Minggu Ke-40
Minggu terakhir pada usia kehamilan ini merupakan masa
saat proses pembentukkan telah berakhir, dan bayi tengah
menanti untuk dilahirkan (Triyana, 2013).
2.1.6 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tidur Ibu Hamil Trimester
III
Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tidur Ibu hamil trimester III
adalah (Komalasari, 2014) :
1. Terjadinya Perubahan Fisiologis
Perubahan fisiologis seperti perut yang semakin membesar pada Ibu
hamil trimester tiga dapat menimbulkan masalah seperti :
- Sakit pinggang.
- Rasa panas di dada.
- Keinginan untuk buang air kecil secara terus-menerus.
- Sulit bernafas.
- Sulit untuk menemukan posisi tidur yang nyaman.
Kecemasan semakin tinggi pada saat mendekati proses melahirkan
dan hal itu yang menyebabkan Ibu untuk sulit memulai tidur dan terbangun
dimalam hari. Peneliti menemukan bahwa seluruh responden menyatakan
sering terbangun dimalam hari dan sulit untuk memulai tidur.
3. Gerakan Janin
Seringkali siklus tidur janin dan Ibu tidak sama. Pada saat terjaga,
janin akan lebih aktif sehingga gerakannya pun meningkat. Gerakan janin
yang aktif akan memberikan efek kurang nyaman pada Ibu.
2.1.7 Kebutuhan Kesehatan pada Ibu Hamil Trimester III
1.
Kebutuhan Fisik
a. Oksigen
Meningkatnya jumlah progesteron selama kehamilan
mempengaruhi pusat pernapasan, CO2 menurun dan O2
meningkat,O2 meningkat akan bermanfaat bagi janin. Pada
trimester III, janin membesar dan menekan diafragma, menekan
vena cava inferior, yang menyebabkan napas pendek-pendek
(Asrinah, 2010).
b. Nutrisi
Jumlah kalori yang diperlukan ibu hamil setiap harinya
adalah 2500 kalori. Jumlah kalori yang berlebih dapat
atas terjadinya preeklamsi. Total pertambahan berat badan
sebaiknya tidak melebihi 10-12 kg selama hamil (Asrinah, 2010).
Protein diperlukan oleh ibu hamil adalah 85 gram per hari.
Sumber protein tersebut bisa diperoleh dari tumbuh-tumbuhan
(kacang-kacangan) atau hewani (ikan, ayam, keju, susu, telur).
Defisiensi
protein dapat menyebabkan kelahiran prematur,
anemia dan edema (Asrinah, 2010).
Kebutuhan kalsium pada ibu hamil adalah 1,5 kg per hari.
Kalsium dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, terutama bagi
pengembangan otot adalah susu, keju, yoghurt, dan kalsium
karbonat. Defisiensi kalsium dapat mengakibatkan riketsia pada
bayi atau osteomalasia (Asrinah, 2010).
Asupan zat besi bagi ibu hamil dengan jumlah 30 mg per
hari terutama setelah trimester kedua. Bila tidak ditemukan
anemi pemberian besi per minggu telah cukup. Zat besi yang
diberikan bisa berupa
ferrous gluconate, ferrous fumarate
atau
ferrous sulphate.
Kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat
menyebabkan anemia defisiensi zat besi. (Asrinah, 2010).
Asam folat yang dibutuhkan ibu hamil sebesar 400 mikro
gram per hari. Kekurangan asam folat dapat menyebabkan
anemia megaloblastik pada ibu hamil (Asrinah, 2010).
Air berfungsi untuk membantu sistem pencernaan makanan
dan membantu proses transportrasi. Selama hamil, terjadi
keseimbangan suhu tubuh, karena itu dianjurkan untuk minum
6-8 gelas (1500-2000ml) air, susu dan jus tiap 24 jam (Asrinah,
2010).
d. Personal hygiene (kebersihan pribadi)
kebersihan tubuh harus terjaga selama kehamilan. Perubahan
anatomik pada perut, area
genitalia/lipatan paha, dan payudara
menyeabkan lipatan-lipatan kulit menjadi lebih lembab dan
mudah terinvestasi oleh mikroorganisme. Sebaiknya gunakan
pancuran atau gayung pada saat mandi, tidak dianjurkan
berendam dalam
bathtub
dan melakukan
vaginal doueche.
Bagian tubuh lain yang sangat membutuhkan perawatan
kebersihan adalah daerah vital, karena saat hamil, biasanya
terjadi pengeluaran
secret vagina
yang berlebih. Selain mandi,
mengganti celana dalam secara rutin minimal sehari dua kali
sangat dianjurkan (Asrinah, 2010).
e. Pakaian
Hal yang perlu diperhatikan untuk pakaian ibu hamil pakaian
harus longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang ketat di daerah
perut, bahan pakaian usahakan yang mudah menyerap keringat,
pakailah bra yang menyongkong payudara, memakai sepatu
dengan hak rendah, pakaian dalam harus selalu bersih. (Asrinah,
2010).
e. Eliminasi
dengan eliminasi adalah konstipasi dan sering BAK. Konstipasi
terjadi karena adanya pengaruh hormon progesteron yang
mempunyai efek rileks terhadap otot polos, salah satunya otot
usus. Selain itu, desakan usus oleh pembesaran janin juga
menyebabkan bertambahnya konstipasi. Tindakan pencegahan
yang dapat dilakukan adalah dengan mengonsumsi makanan
tinggi serat dan banyak minum air putih hangat ketika perut
dalam keadaan kosong dapat merangsang gerak peristaltik usus.
Jika ibu sudah mengalami dorongan, segeralah untuk buang air
besar agar tidak terjadi konstipasi. Sering buang air kecil
merupakan keluhan yang umum dirasakan oleh ibu hamil,
terutama ppada TM I dan III. Hal tersebut adalah kondisi yang
fisiologis. Ini terjadi karena pada awal kehamilan terjadi
pembesaran janin yang juga menyebabkan desakan pada
kantong kemih. Tindakan mengurangi asupan cairan untuk
mengurangi keluhan ini sangat tidak dianjurkan, karena akan
menyebabkan dehidrasi (Asrinah, 2010).
f. Seksual
Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama
tidak ada riwayat abortus dan kelahiran premature, perdarahan
per vaginam, koitus harus dilakukan dengan hati-hati terutama
pada minggu pertama kehamilan. Bila ketuban sudah pecah,
koitus dilarang karena dapat menyebabkan infeksi janin intra
g. Mobilisasi, bodi mekanik
perubahan tubuh yang paling jelas adalah tulang punggung
bertambah lordosis, karena tumpuan tubuh bergeser lebih ke
belakang dibandingkan sikap tubuh ketika tidak hamil. Keluhan
yang sering muncul dari perubahan ini adalah rasa pegal di
punggung dan kram kaki ketika tidur malam. Untuk mencegah
dan mengurangi keluhan ini, dibutuhkan sikap tubuh yang baik.
Pakailah sepatu dengan hak yang rendah/tanpa hak dan jangan
terlalu sempit. Posisi tubuh saat mengangkat beban, yaitu dalam
keadaan tegak lurus dan pastikan beban terfokus pada lengan.
Tidur dengan posisi kaki ditinggikan. Duduk dengan posisi
punggung tegak. Hindari duduk atau berdiri terlalu lama (ganti
posisi secara bergantian untuk mengurangi tegangan otot)
(Asrinah, 2010).
Senam hamil bukan merupakan suatu keharusan. Namun,
dengan melakukan senam hamil akan banyak memberi manfaat
dalam membantu kelancaran proses persalinan, relaksasi,
menguatkan otot-otot panggul dan perut, serta melatih cara
mengejan yang benar.
Tujuan senam hamil yaitu memberi dorongan serta melatih
jasmani dan rohani ibu secara bertahap, agar ibu mampu
menghadapi persalinan dengan tenang, sehingga proses
persalinan dapat berjalan lancar dan mudah.
mengurangi pembengkakan, memperbaiki keseimbangan otot,
mengurangi
resiko gangguan gastro intestinal termasuk
sembelit, mengurangi kram/kejang kaki, menguatkan otot perut,
mempercepat proses penyembuhan setelah melahirkan (Asrinah,
2010).
2. Kebutuhan Psikologi
Selama hamil, kebanyakan perempuan mengalami perubahan
psikologis dan emosional. Seringkali kita mendengar seorang perempuan
mengatakan betapa bahagianya dia karena akan menjadi seorang ibu, dan
dia memilihkan sebuah nama untuk bayi yang akan dilahirkan. Namun
tidak jarang ada perempuan yang merasa khawatir kalau selalu terjadi
masalah dalam kehamilannya, khawatir kalau ada kemungkinan bayinya
tidak normal. Disamping itu ibu akan merasa sedih akan berpisah dari
bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang akan diterimanya selama
hamil, disinilah ibu memerlukan keterangan, dukungan dari suami, nidan
dan keluarganya (Asrinah, 2010).
2.2 Konsep Tidur
2.2.1 Definisi tidur
Tidur adalah keadaan dimana kita mengistirahatkan tubuh yang
terjadi
sewaktu tertentu, kesadaran yang berkurang membantu memperbaiki
sstem memulihkan energi. Tidur merupakan fenomena dimana terdapat
periode tidak sadar yang disertai perilaku fisik psikis yang berbeda dengan
2.2.2 Kebutuhan dan Pola Tidur
Kebutuhan tidur dan pola tidur menurut (Potter, 2010)
1. Neonatus
Bayi baru lahir sampai usia tiga bulan rata-rata tidur sekitar 16jam
sehari, tidur terus menerus selama minggu pertama. Siklus tidur umumnya
40-50 menit dengan bangun setelah 1-2 siklus. Sekitar 50% dari tidur ini
adalah tidur REM yang merangsang otak yang lebih tinggi. Hal ini penting
untuk perkembangan karena tidak terjaga cukup lama untuk stimulasi
eksternal yang signifikan.
2. Bayi
Bayi biasanya mengembangkan pola tidur malam dengan mimpi
buruk diusia 3 bulan. Bayi biasanya melakukan beberapa kali tidur siang,
tidur rata-rata selama 8-10 jam di malam hari dengan total waktu tidur 15
jam setiap hari. Sekitar dari waktu tidur adalah dalam siklus REM. Pada
pagi hari umumya bayi terbangun.
3. Balita
Anak-anak usia 2 tahun pada umumnya tidur sepanjang malam dan
tidur siang hari. Total tidur rata-rata 12 jam sehari. Setelah tiga tahun, anak
-anak sering tidak tidur siang. Pada umumnya anak balita terbangun pada
malam hari membuat presentase REM terus menurun, ini terjadi karena
kebutuhan otonomi atau takut terpisah dari orang tua mereka.
Rata-rata anak prasekolah tidur selama 12 jam semalam (sekitar 20%
adalah REM). Anak pada usia 5 tahun jarang tidur siang kecuali tidur siang
menjadi kebiasaan.Anak prasekolah biasanya mengalami kesulitan tidur
untuk rileks karena memili masalah pada ketakutan tidur, bangun pada
malam hari, atau mimpi buruk. Pada saat terbangun biasanya anak akan
menangis sebentar, berjalan-jalan,bericara yang tidak dipahami, tidur
sambil berjalan atau ngompol.
5. Anak usia sekolah
Anak pada usia sekolah mempunyai jumlah tidur yang bervariasi.
Anak pada usia 6 tahun rata-rata tidur 11-12 jam semalam sedangkan
anak usia 11 tahun sekitar 9 jam-10 jam. Anak usia 6 atau 7 tahun
biasanya akan pergi tidur dengan beberapa dorongan. Anak yang lebih tua
sering menolak tidur kerena tidak peduli dengan rasa lelahnya atau
kebutuhan untuk bebas.
6. Remaja
Pada usia remaja rata-rata mendapat sekitar 7
1/
2tidur permalam.
Banyak fakor yang mempengaruhi pengurangan waktu untuk tidur karena
sejumlah perubahan seperti kebutuhan sekolah, kegitan sekolah setelah
sekolah, dan kerjaan paruh waktu.
7. Dewasa muda
Dewasa tua rata-rata tidur 6 - 8
1/
2jam per malam. Sekitar 20% dari
waktu tidur adalah tidur REM yang tetap konsisten. Banyak faktor yang
mempengaruhi tidur pada dewasa muda yaitu pekerjaan, hubungan
obat tidur.
8. Dewasa menengah
Selama masa dewasa menengah total waktu tidurnya mulai menurun
pada malam hari. Jumlah tidur stadium 4 mulai menurun. Penurunan
terjadi siring bertambahnya usia. Biasanya terjadi insomnia karena
perubahan dan stress pada usia dewasa menengah dan kecemasan,
depresi, atau penyakit fisik tertentu juga menyebabkan gangguan tidur.
Wanita menepouse sering mengalami gejala insomnia.
9. Lansia
Pada usia lansia keluhan tidur meningkat seiring dengan
meningkatnya umur. Episode tidur REM cenderung singkat. Ada
penurunan progresif dalam tidur tahap 3 dan 4 REM beberapa lansia
hampir tidur tidak nyenyak. Lansia lebih sering terbangun pada malam hari
dan memerlukan lebih banyak waktu untuk mereka agar tidur kembali.
2.2.3 Gangguan tidur
Gangguan tidur menurut (Potter & Perry, 2012) :
1. Insomnia
Penderita insomnia biasanya merasakan kantuk yang berlebihan di
siang hari dan kuantitas dan kualitas tidurnya tidak cukup.
2. Apneu Tidur
Gangguan yang dicirikan dengan berkurangnya aliran udara melalui
hidung dan mulut selama periode 10 detik atau lebih saat tidur.
Suatu kondisi yang dicirikan oleh keinginan yang tak terkendali untuk
tidur, dapat dartikan sebagai serangan tidur mendadak sehingga ia dapat
tertidur pada setiap saat dimana serangan mengantuk itu datang.
Narkolepsi diduga akibat kerusakan genetika system saraf pusat dimana
periode REM tidak dapat dikendalikan.
4. Deprivasi tidur
Masalah ini banyak dihadapi sebagai akibat disomnia. Penyebabnya
bisa mencakup penyakit demam, sulit bernafas, atau nyeri.
5. Parsomnia
Masalah tidur yang lebih banyak terjadi pada anak-anak dari pada
orang dewasa. Paramsonia yang terjadi pada anak-anak yaitu meliputi
somnambulisme (berjalan dalam tidur), terjaga malam, mimpi buruk,
enuresis nocturnal (ngompol) dan bruksisme.
2.2.4 Tahapan Siklus Tidur
Tahapan siklus tidur menurut (Potter, 2010) :
1. NREM
a. Tahap 1 :
1) Termasuk tingkat tidur paling ringan.
2) Tahapan berlangsung hanya beberapa menit.
3) Penurunan aktivitas fisiologis diawalai dengan bertahapanya
penurunan tanda vital dan metabolisme.
4) Rangsangan sensorik seperti suara dapat membangunkan
seseorang dengan mudah.
b. Tahap 2 :
1) Periode tidur nyenyak.
2) Semakin rileks.
3) Mudah terjaga.
4) Tahap berlangsung 10 – 20 menit.
5) Fungsi tubuh terus lambat.
c. Tahap 3 :
1) Mengawali tahap awal tidur nyenyak.
2) Seseorang sulit untuk dibangunkan dan digerakkan.
3) Otot menjadi rileks.
4) Tanda-tanda vital mengalami penurunan tetapi tetap teratur.
5) Tahap ini berlangsung 15-30 menit.
d. Tahap 4 :
1) Tahap terdalam dan tidur.
2) Sangat sulit untuk dibangunkan
3) Jika sudah tertidur, seseorang akan menghabiskan sebagian
besar dari malam di tahap ini.
4) Tanda- tanda vital secara signifikan lebih rendah daripada jam
bangun.
5) Tahap berlangsung sekitar 15-30 menit.
6) Tidur sambil berjalan dan enuresis (mengompol)
kadang-kadang terjadi.
2. REM
b. Mimpi yang kurang jelas terjadi pada tahap lainya.
c. Tahap biasanya dimulai sekitar 90 menit setelah tidur dimulai.
d. Ditandai oleh respon otomatis yaitu gerakan mata cepat, denyut
jantung dan pernafasan yang berfluktasi, serta peningkatan
tekanan darah yang berfluktasi.
e. Ketegangan masa otot.
f. Sekresi lambung meningatkat.
g. Sangat sulit diibangunkan.
h. Durasi REM menigkat dengan setiap siklus dan rata-rata 20 menit.
2.2.5 Kualitas tidur
Kepuasan tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur, sehingga
seseorang tersebut tidak memperlihatkan perasaan lelah, mudah
terangsang, dan gelisah, lesu dan apatis, kehitaman disekitar mata,
bengkak dikelopak mata, konjungtiva merah, mata perih, perhatian
terpecah-pecah, sakit kepala dan sering menguap atau mengntuk
(Wicaksono, 2012).
Kualitas tidur meliputi aspek kuantitatif dan kualitatif tidur, seperti
lamanya tidur, waktu yang diperlukan untuk bisa tertidur, frekuensi
terbangun dan aspek subyektif seperti kedalaman dan kepulasan tidur
(Wicaksono, 2012).
Kualitas tidur tidur yang baik bisa dilihat apabila seseorang mudah
memulai tidur pada saat jam tidur, mempertahankan tidur, menginisiasi
untuk tidur kembali setelah terbangun di malam hari, dan peralihan tidur ke
2.2.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tidur
Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tidur di anataranya sebagai
berikut (Potter, 2010)
1. Penyakit
Penyakit dapat menyebabkan nyeri atau distres fisik sehingga
mengakibatkan gangguan tidur. Individu yang sakit perlu waktu yang
banyak untuk tidur. Siklus tidur pada saat sakit juga banyak mengalami
gangguan.
2. Lingkungan
Faktor lingkungan dapat menghambat sekaligus membantu proses
tidur. Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman dapat mempercepat
proses terjadinya tidur, sebaliknya jika lingkungan tidak nyaman akan
menyebabkan hilangnya ketenangan pada waktu tidur.
3. Kelelahan
Keletihan akibat aktivitas yang tinggi dapat memerlukan lebih banyak
energi untuk menjaga keseimbangan energi yang telah dikeluarkan.
4. Gaya hidup
Rutinitas seseorang dapat berpengaruh dalam kualitas tidur.
Seseorang yang sering berganti jam kerja dianjurkan agar mengatur
aktivitasnya agar dapat tidur di waktu yang tepat.
5. Stres
Stres bisa terjadi akibat ketegangan jiwa. Seseorang yang memiliki
Ansietas dan depresi dapat meningkatkan kadar norepinefrin darah
melalui stimulasi system syaraf simpatis sehingga sering kali
mengganggu tidur seseorang.
6. Stimulasi dan alkohol
Sistem saraf pusat dapat terangsang karena minuman yang
mengandung kafein sehingga dapat mengganggu tidur.
7. Diet
Penurunan berat badan dikaitkan dengan penurunan waktu tidur dan
seringnya terjaga di malam hari. Sebaliknya, penambahan berat badan
dikaitkan dengan peningkatan total tidur dan sedikitnya periode terjaga di
malam hari.
8. Motivasi
Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang untuk
tidur, sehingga dapat mempengaruhi proses tidur.
2.2.7 Hal-Hal yang Dapat Meningakatkan Kualitas Tidur
Hal- Hal yang dapat meningkatkan kualitas tidur (Triyana, 2012) :
1. Senam pernafasan
2. Berfikir positf.
3. Posisi nyaman untuk tidur.
4. Hindari pemakaian obat tidur.
5. Rileksasi
Kualitas tidur dapat diukur dengan menggunakan PSQI yang terdir dari
tujuh komponen menurut (Smyth, 2012) yaitu :
1. Kualitas tidur
Mengevaluasi kualitas tidur secara subyektif merupakan evaluasi
singkat tehadap tidur seseorang tentang apakah tidurnya sangat baik atau
sangat buruk.
2. Latensi tidur
Latensi tidur merupakan pengukuran dari berangkat tidur hingga
tertidur. Seseorang dengan kualitas tidur baik mempunyai waktu kurang
dari 15 menit untuk memasuki tahap tidur selanjutnya.
3. Durasi tidur
Durasi tidur dihitung dari waktu seseorang bangun di pagi hari tanpa
terbangun di malam hari.
1. Efisiensi kebiasaan tidur
Rasio presentasi antara jumlah total jam tidur dibagi dengan jumlah
jam yang dihabiskan di tempat tidur. Seseorang dikatakan mempunyai
kualitas tidur yang baik apabila efisiensi kebiasaan tidurnya lebih dari 85%.
5. Gangguan tidur
Gangguan tidur merupakan terputusnya tidur yang mana pola tidur
bangun seseorang berubah dari pola kebiasaan, hal ini menyebabkan
penurunan baik kuantitas maupun kualitas tidur seseorang.
6. Penggunaan obat
Penggunaan obat sedative mengindikasikan adanya masalah tidur.
mengonsumsi obat yang mengandung sedatife, seseorang akan
dihadapkan pada kesulitan tidur dengan disertai frekuensi terbangun di
tengah malam dan kesulitan untuk kembali tetidur, semuanya akan
berdampak langsung terhadap kuaitas tidurnya.
7. Disfungsi disiang hari
Seseorang dengan kualitas tidur yang buruk menunjukkan keadaan
mengantuk ketika beraktifitas di siang hari, kurang perhatian dan antusias,
tidur sepanjang siang, kelelahan, depresi, mudah mengalami distress, dan
penurunan kemampuan beraktifitas.
2.2.9 Skor Kualitas Tidur
Skor kualitas tidur menurut (Smyth, 2012) kualitas tidur skor yang
diperoleh dari responden yang telah menjawab pertanyaan-pertanyaan
pada
Pittsburg Sleep Quality Index (PSQI),
yang terdiri dari 7 (tujuh)
komponen, yaitu kualitas tidur subyektif, latensi tidur, durasi tidur, efisiensi
tidur sehari-hari, gangguan tidur, penggunaan obat tidur, dan disfungsi
aktifitas siang hari. Masing-masing komponen memiliki kisaran nilai 0 – 3
dengan 0 menunjukkan tidak adanya kesulitan tidur dan 3 menunjukkan
kesulitan tidur yang berat. Skor dari ketujuh komponen tersebut
dijumlahkan menjadi 1 (satu) skor global dengan kisaran nilai 0 – 21.
Kualitas tidur baik :<5 dan kulitas tidur buruk : ˃5.
2.3 Terapi Murottal
2.3.1 Definisi Terapi Murottal
Muratal adalah rekaman suara Al-Qur’an yang dilagukan oleh seorang
Secara fisik lantunan Al-Qur’an merupakan unsure suara manusia,
sedangkan instrumentnya merupakan suara manusia merupakan
penyembuhan menabjubkan dan alat yang mudah dijangkau. Hormon
stress akan diturunkan, karena bisa mengaktifkan hormone endofrin alami,
meningkatkan perasaan rileks, dan mengalihkan perhatian dari rasa
cemas, takut, dan aktifitas gelombang otak. Laju pernafasan yang lambat
sangat baik untuk menimbulkan ketenangan, kendali emosi, yang lebih
dalam dan metabolisme yang lebih baik.
2.3.2 Pengaruh Membaca dan Mendengarkan Al-Qur’an (Murottal)
Pengaruh membaca dan mendengarkan Al-Qur’an (Murottal) menurut
(Al kahel, 2010) meningkatan kekebalan tubuh, peningkatan kapasitas
untuk berinovasi, peningkatan kemampuan fokus, perubahan signifikan
dalam perilaku, kondisi jiwa yang lebih stabil, mampu mengontrol emosi,
marah dan tidak ceroboh, mampu membuat keputusan tang baik,
menghilangkan rasa khawatir, ragu-ragu atau cemas, kepribadian kuat,
menyembuhkan penyakit yang umum diderita, seperti alergi, pilek dan
sakit kepala, meningkatkan kemampuan berbicara dan kecepatan bicara,
mencegah penyakit ganas seperti kanker, merubah kebiasaan buruk,
menghentikan kebiasaan merokok.
2.3.3 Pengaruh Lantunan Bacaan Al-Qur’an pada Fisiologis dan Psikologi
Manusia
1. Rileksasi pada Ketegangan Saraf
Dalam konfrensi tahunan ke XVI Ikatan Dokter Amerika, di Sant Louis,
tentang hasiil penelitianya dengan tema pengaruh Al-Qur’an pada manusia
dalam prespektif fisiologis dan psikologi. Penelitian tersebut dilakukan
dengan tujuan untuk menentukan kemungkinan adanya pengaruh fungsi
organ tubuh manusia, sekaligus mengukur intentitas pengaruhnya jika ada.
Tujuan kedua yang ditimbulkan oleh bacaan Al-Qur’an pada ketegangan
saraf refleksi beserta perubahan fisiologi. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan hasil positif bahwa mendengarkan bacaan ayat-ayat suci
Al-Qur’an memiliki pengaruh yang signifikan dalam menurunkan ketegangan
urat syaraf reflektif. Hasil ini terukur secara kuantitatif dan kualitatif oleh
sebuah alat berbasis computer. Adapun pengaruh yang terjadi berupa
adanya perubahan-perubahan arus listrik di otot, perubahan daya tangkap
kulit terhadap konduksi listrik, perubahan pada sirkulasi darah, perubahan
detak jantung dan kadar gula darah. Perubahan tersebut menunjukkan
adanya rileksasi (Akhmad, 2015).
2. Pengaruh Terhadap Tingkat Kecemasan
Dari penelitian Pengaruh “Terapi Murottal Terhadap Tingkat
Kecemasan Menghadapi Persalinan Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Andalas” tampak bahwa mendengarkan murotal Al
Qur’anmerupakan hal yang praktis dan mudahditerima karena murotal
terdapat alunan suara manusia dengan irama sedang dan tajwid yang
tepat dalam membaca Al Qur’an sehingga responden lebih khusuk dalam
mendengarkannya. Ketika mendengarkan murottal Al qur’an seorang
muslim berkonsentrasi dan merasa seolaholah menghadap Allah secara
dengan Allah, dan semakin mencintai Allah. Hal ini menyababkan Ibu hamil
yang
mengalami
kecemasan
menghadapi
persalinan
setelah
mendengarkan bacaan Al qur’an akan mendapatkan efek rilek, merasa
lebih tenang dan optimis dalam menjalani hari-hari menjelang persalinan
hingga persalinan nanti, karena hal tersebut sebagai bukti berserah diri
kepada Penciptanya sehingga bebas dari cemas. Mendengarkan ayat-ayat
suci Al qur’an lebih utama dan baik karena di dalamnya terkandung hal-hal
yang paling suci dan benar. Dengan demikian, dapat mempengaruhi jiwa
atau hatinya menjadi selalu ingat kepada Allah dan fitrah dalam
kehidupanya yang secara otomatis akan memperbaiki seluruh aspek
kehidupan yang dijalaninya, baik terhadap diri sendiri maupun lingkungan
sekitarnya (Wahyuni, 2013).
3. Pengaruh Terhadap Kualitas Tidur
Hasil penelitian “Pengaruh Terapi Murottal Al Qur’an
Terhadap Kualitas
Tidur Lansia Di Unit Rehabilitasi Sosial Dewanata”menunjukkan ada
pengaruh terapi murottal Al Qur’an
terhadap kualitas tidur lansia yang
bermakna pada kelompok intervensi. Lansia yang telah mendapatkan
perlakuan merasa mengantuk hingga tertidur. Adanya pengaruh terapi
murottal Al Qur’an terhadap kualitas tidur lansia dipengaruhi oleh
kelebihan terapi murottal Al Qur’andengan tempo yang lambat serta
harmonis lantunan Al Qur’an dapat menurunkan hormon-hormon stres,
mengaktifkan hormon endorfin alami, meningkatkan perasaan rileks, dan
mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas dan tegang, memperbaiki
memperlambat pernafasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas
gelombang otak Hal inilah yang akan memperbaiki irama sirkadian lansia
sehingga kualitas tidurnya membaik (Oktora, 2011).
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka konseptual
Faktor yang mempengaruhi kualitas tidur pada Ibu hamil trimester tiga:
1. Perubahan Fisiologis (Perut yang semakin membesar) - Sakit pinggang.
- Rasa panas di dada. - Keinginan untuk buang air kecil.
- Sulit bernafas.
- Sulit menemukan posisi tidur. 2. Gangguan Psikis (kecemasan). 3. Gerakan janin yang aktif
Kualitas Tidur Hal- Hal yang dapat
meningkatkan kualitas
Komponen kualitas tidur :
Keterangan:
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
: Mempengaruhi
Gambar 3.1 : Kerangka konseptutal pengaruh terapi muratal terhadap
peningkatan
kualitas tidur pada Ibu hamil trimester III
3.2
Hipotesis
Hipotesis adalah sebuah pernyataan tentang sesuatu yang diduga
atau hubungan yang diharapkan antara dua variabel atau lebih yang dapat
diuji secara empiris. Hipotesis atau dugaan (bukti) sementara diperlukan
untukmemandu jalan pikiran ke arah tujuan yang dicapai (Notoatmodjo,
2012).
H
1: Ada pengaruh terapi muratal terhadap kualitas tidur pada Ibu hamil
trimester III.
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Desain penelitian
Desain penelitian adalah suatu strategi untuk memperoleh data yang
dibutuhkan untuk keperluan pengujian hipotesis, menjawab pertanyaan
penelitian serta sebagai alat ukur untuk mengontrol dan mengendalikan
berbagai variabel yang berpengaruh dalam penelitian.Rancanagan
penelitian merupakan strategi untuk mencapai tujuan penelitian yang telah
ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun peneliti untuk
seluruh penelitian (Nursalam, 2008).
Desain penelitan yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain
penelitian
pra eksperiment
dengan rancangan
one-group pra-post test
design
(rancangan pra-pasca tes dalam satu kelompok), yaitu
mengungkapkan sebab akibat dengan cara melibatkan kelompok subjek.
diobservasi lagi perubahan setelah diintervensi (Nursalam, 2011).
Tabel 4. 1 Desain penelitian Pengaruh Terapi Muratal Terhadap Kualitas
Tidur
Pada Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Karangrejo
Kabupaten
Magetan
Subyek Pra Perlakuan Pasca Test
K O I O1
Waktu 1 Waktu 2 waktu 3
Keterangan :
K
: Subyek
O
: Observasi kualitas tidur sebelum intervensi
I
: Intervensi
O1
: Observasi kualitas tidur sesudah intervensi
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Pengambilan penelitian tentang Pengaruh terapi muratal terhadap
kualitas tidur pada kehamilan trimester III akan dilaksanakan di
Puskesmas Karangrejo Kecamatan Karangrejo Kabupaten Magetan, yaitu
dilakukan mulai dari bulan April 2017.
4.3 Populasi, Sampel, Sampling
4.3.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2011), populasi dapat didefinisikan sebagai
wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua Ibu hamil normal
3
trimeseter III yang melakukan kontrol ke Puskesmas Karangrejo
Kabupaten Magetan terhitung pada bulan februari sampai April 2017,
yaitu sejumlah 33 orang.
4.3.2 Sampel
Sampel terdiri dari bagian populasi terjangkau yang dapat
dipergunakan sebagai subyek penelitian melalui sampling (Nursalam,
2011).
Berdasarkan pengertian sampel di atas, maka sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagian dari populasi penelitian, yaitu
sebagian dari Ibu hamil normal trimester III yang control di Puskesmas
Karangrejo Kabupaten Magetan. Dalam menentukan jumlah sampel
digunakan pengambilan sampel dengan menggunakan
simple random
sampling
dengan teknik rumus
slovin
yaitu:
n =
N
1 + Ne
2Keterangan :
n
: Ukuran sampel
N
: Ukuran populasi
1
: Konstanta
e
: Batas toleransi kesalahan
(eror tolerance)
Berdasarkan rumus di atas, maka dapat di hitung besarnya sampel
dari Jumlah populasi 40 orang, dan tingkat kesalahan yang dikehendaki
n =
33
= 19
1 + 33(0,05)
2Berdasarkan perhitungan di atas, maka ukuran sampel minimal dalam
penelitian ini ditetapkan dengan
α = 0,05
(derajat kepercayaan 95%) maka
diperoleh ukuran sampel (n) minimal sebesar 19, maka pada penelitian ini
ditentukan sampel berjumlah 36 Ibu hamil trimester tiga Puskesmas
Karangrejo Kabupaten Magetan.
4.3.3 Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi agar dapat
mewakili populasi. Teknik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh
dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar
sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian (Nursalam, 2011).
Teknik sampling yang digunakan dalam penlitian ini adalah
probability
sampling
dengan metode
simple random sampling
dimana pengambilan
anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2012).
4.4 Kerangka kerja (frame wrok)
Identifikasi masalah
Penyusunan proposal
Populasi
Semua Ibu hamil normal trimester III yang periksa di Puskesmas Karangrejo Kabupaten Magetan sebanyak 33 orang
Sampel
Gambar 4.1 Kerangka kerja Pengaruh Terapi Muratal Terhadap Kualitas
Tidur
Pada Ibu Hamil Trimester III
4.5 Identifikasi Variabel
Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai
benda terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain) (Sugiyono, 2010).
4.5.1 Variabel Independent (bebas)
Variabel independent adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat),
(Sugiyono, 2010). Variabel independent pada penelitian ini adalah terapi
Sampling
Simple random sampling
Pengolahan Data
Editing,Coding,scoring,Tabulating
Analisa data
Uji McNemardengan SPSS 20 Desain penelitian
one-grouppra-post test design
Pengumpulan Data Menggunakan kuesioner
Penyajian Data
murottal.
4.5.2 Variabel Dependent (terikat)
Variabel dependent adalah variabel yang dipengaruhi akibat adanya
variabel bebas (independent), (Sugiyono, 2010). Variabel dependent pada
penelitian ini adalah kualitas tidur
4.6 Definisi Operasional
Tabel 4.2 Definisi 0perasional Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Kualitas
Tidur
Pada Ibu Hamil Trimester III.
Variabel Definisi
mata,
bengkak
dikelopak
mata,
konjungtiva
merah, mata
perih,
perhatian
terpecah-pecah, sakit
kepala dan
sering
menguap
atau
mengntuk
(Wicaksono,
2012).