• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN. suatu usaha peternakan Domba Priangan sehingga penyebaran dari suatu daerah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDAHULUAN. suatu usaha peternakan Domba Priangan sehingga penyebaran dari suatu daerah"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Transportasi merupakan salah satu faktor pendukung yang penting dalam suatu usaha peternakan Domba Priangan sehingga penyebaran dari suatu daerah ke daerah lainnya menjadi lebih mudah. Transportasi dapat menjadi solusi dari adanya variasi jarak, kondisi jalanan yang buruk serta ketidakteraturan jadwal pengangkutan ketika Domba Priangan akan dijual, dipotong atau berpindah kepemilikan.

Transportasi ternak dilakukan untuk menjaga efektivitas dan efisiensi waktu, tenaga, dan biaya serta memelihara kondisi domba tetap baik. Transportasi memberikan kemudahan dalam mobilitas Domba Priangan, akan tetapi transportasi yang tidak memenuhi syarat berpotensi menimbulkan dampak negatif antara lain penyusutan bobot badan yang dapat memengaruhi nilai jual, sehingga merugikan secara ekonomis.

Penyusutan bobot badan Domba Priangan merupakan dampak aktivitas selama transportasi dengan adanya gangguan secara fisik dan psikis. Secara fisik domba mengalami gangguan yang diakibatkan oleh lama dan jarak perjalanan, guncangan selama perjalanan, perlakuan dan penanganan, ketersediaan pakan dan air minum, cuaca dan kepadatan domba, kondisi lingkungan, dan kondisi sarana transportasi. Secara psikis, domba mengalami ketidaknyamanan akibat lingkungan yang asing, ketakutan, kelelahan, ancaman, dan kesiagaan. Gangguan

(2)

yang timbul baik secara fisik dan psikis sangat berpotensi menyebabkan stres pada domba.

Stres yang timbul akan diimbangi dengan penyesuaian Domba Priangan terhadap kondisi tersebut dengan melakukan pengeluaran panas melalui keringat, respirasi, urinasi, dan defekasi. Hal ini berpotensi mengurangi air tubuh serta hilangnya ion penting yang terbawa keluar bersama air, antara lain Natrium dan Kalium. Kehilangan ion tersebut dalam jumlah besar memicu domba dehidrasi. Selain itu, domba memerlukan energi yang lebih tinggi sehingga diperlukan perombakan cadangan energi tubuh seperti glikogen, lemak, dan protein.

Perombakan cadangan energi tubuh mengakibatkan metabolisme tubuh meningkat dan menghasilkan oksidan berlebih atau radikal bebas. Antioksidan dalam tubuh tidak dapat mengimbangi jumlah oksidan yang dihasilkan sehingga terjadi stres oksidatif. Oleh karena itu transportasi pada Domba Priangan dapat memicu perubahan komposisi tubuh.

Komposisi tubuh pada dasarnya terdiri atas air, lemak, dan protein. Air dan lemak merupakan komponen tubuh yang mudah berubah, sementara protein relatif stabil. Faktor pemicu hal tersebut yaitu bobot badan, umur ternak, dan kandungan energi ransum.

Komponen terbesar dalam tubuh domba yaitu air kurang lebih sebesar 70%. Peran cairan tubuh sangat penting dalam menunjang kinerja organ, yang pada gilirannya akan berdampak pada perubahan komposisi tubuh domba. Kekurangan air hingga 20% dapat mengakibatkan kematian pada domba.

Keseimbangan air tubuh perlu dipertahankan untuk mencegah dehidrasi dengan mengganti ion Natrium dan Kalium yang banyak keluar. Oleh karena itu,

(3)

diperlukan suatu upaya penggantian ion Natrium dan Kalium dengan larutan yang mengandung elektrolit tersebut. Air kelapa merupakan salah satu cairan yang mempunyai kandungan ion Kalium dan Natrium serta isotonis dengan tubuh, sehingga dapat diserap dengan cepat dan dapat dicadangkan sebagai elektrolit tubuh.

Stres oksidatif dengan terbentuknya oksidan berlebih akibat peningkatan metabolisme perlu diimbangi dengan antioksidan eksogen. Antioksidan eksogen dapat diperoleh dari bahan herbal. Rosela merupakan salah satu herbal yang mempunyai antioksidan berupa vitamin C, flavonoid, fenol, antosianin, betakaroten, dan vitamin E.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Komposisi Tubuh Domba Priangan yang Diberi Larutan Elektrolit Berbasis Air Kelapa (Cocos nucifera) dan Ekstrak Rosela (Hibiscus sabdariffa) Sebelum Transportasi“.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Bagaimana komposisi tubuh Domba Priangan yang diberi larutan elektrolit berbasis air kelapa dan ekstrak rosela sebelum transportasi.

2. Pada tingkat berapakah pemberian larutan elektrolit berbasis air kelapa dan ekstrak rosela pada Domba Priangan sebelum transportasi dapat memertahankan komposisi tubuh dalam batas normal.

1.3 Maksud dan Tujuan

1. Mengetahui komposisi tubuh Domba Priangan yang diberi larutan elektrolit berbasis air kelapa dan ekstrak rosela sebelum transportasi.

(4)

2. Mengetahui tingkat pemberian larutan elektrolit berbasis air kelapa dan ekstrak rosela pada Domba Priangan sebelum transportasi yang dapat memertahankan komposisi tubuh dalam batas normal.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini, secara umum diharapkan dapat memperkaya khazanah ilmu pengetahuan terutama dalam bidang transportasi Domba Priangan. Hasil penelitian dapat memberikan solusi bagi peternak untuk menekan efek stres transportasi dengan pemberian elektrolit berbasis air kelapa dan ekstrak rosela sehingga dapat menghindari kerugian dan menghasilkan domba sehat serta memberikan produksi optimum.

1.5 Kerangka Pemikiran

Domba Priangan merupakan domba hasil persilangan yang terjadi secara terus menerus tanpa suatu rencana yang jelas dan tidak terarah dari Domba Merino dengan Domba Lokal, Domba Merino dengan Domba Lokal dan Domba Kaapstad (Heriyadi, 2011). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang bersumber dari Direktorat Jenderal Peternakan, bahwa perkembangan domba mengalami peningkatan dari tahun ke tahun (2005-2013) dengan rataan peningkatan sebesar 1,6% dan mencapai populasi 14.926.000 ekor pada tahun 2013. Meningkatnya populasi domba tidak disertai dengan pemerataan penyebaran di berbagai daerah sehingga untuk memenuhi kebutuhan konsumen perlu adanya transportasi.

Kegiatan transportasi Domba Priangan berpotensi menyebabkan berbagai tekanan dari lingkungan eksternal dan internal. Hal ini akan menyebabkan

(5)

gangguan, baik secara fisik maupun psikis. Situasi tersebut apabila berlangsung lama dapat menyebabkan ternak domba mengalami stres. Kondisi stres akan semakin parah oleh ketiadaan air minum dan ransum selama transportasi.

Stres merupakan respon biologis yang ditimbulkan ketika individu mengalami ancaman terhadap keseimbangan (homeostatis tubuh) atau respon kumulatif hasil interaksi antara hewan atau manusia dengan lingkungannya melalui reseptor sedemikian rupa sehingga jiwanya selalu berada dalam posisi siaga untuk melawan (fight) atau lari (flight) (Moberg dan Mench, 2000; Fowler, 1999). Intensitas stres dipengaruhi oleh gangguan fisik dan psikis seperti lama dan jarak perjalanan, guncangan selama perjalanan, perlakuan dan penanganan, ketersediaan pakan dan air minum, cuaca dan kepadatan domba, kondisi lingkungan, kondisi sarana transportasi, tidak nyaman akibat lingkungan asing, ketakutan, kelelahan, ancaman, dan kesiagaan.

Manifestasi ternak yang mengalami stres akibat transportasi adalah penurunan kandungan glikogen hati atau otot dan penurunan bobot badan. Penyusutan bobot hidup domba sebesar 1,0–1,2 kg (setara dengan 7,1–8,2%) pada pengangkutan 8 jam transportasi (Purnomoadi, dkk., 2003). Transportasi dengan waktu tempuh 6-30 jam, domba mengalami penyusutan bobot badan mencapai 8% (Grandin, 2007).

Stres yang terjadi memicu domba untuk memertahankan kondisi tubuhnya dengan melakukan homeostasis, di antaranya dengan melakukan pengeluaran panas melalui keringat, respirasi, urinasi, dan defekasi sehingga memicu ternak mengalami kehilangan cairan tubuh. Kehilangan cairan tubuh diikuti dengan keluarnya ion penting seperti Kalium dan Natrium sehingga dapat mengganggu

(6)

kinerja sel atau organ tubuh, yang pada akhirnya dimanifestasikan pada penurunan bobot badan.

Tubuh ternak dewasa mengandung 60% air, 16% protein, 20% lemak, 45% abu, dan kurang dari 1% karbohidrat (Pond, dkk., 2005; Tillman, dkk., 1998). Pergantian air tubuh oleh lemak tubuh dapat berjalan cepat bila terjadi kenaikan konsumsi kalori, dan sebaliknya pergantian lemak tubuh oleh air tubuh dapat berjalan cepat bila terjadi pengurangan konsumsi pakan hingga energi yang masuk di bawah kalori untuk hidup pokok (Anggorodi, 1994), sedangkan kadar protein tubuh relatif tetap.

Energi yang digunakan domba ketika transportasi lebih tinggi dari keadaan normal sehingga perlu adanya perombakan cadangan energi tubuh berupa glikogen, lemak bahkan protein. Hal tersebut, dapat mengakibatkan metabolisme tubuh meningkat, yang pada gilirannya meningkatkan produksi radikal bebas.

Tubuh menyintesis antioksidan (endogen) untuk mengimbangi jumlah oksidan, namun dalam keadaan stres jumlah antioksidan yang terbentuk umumnya tidak dapat mengimbangi peningkatan oksidan yang terus menerus sehingga diperlukan antioksidan eksogen. Antioksidan eksogen dapat mengikat radikal bebas sehingga keseimbangan jumlah oksidan dan antioksidan tubuh dapat kembali normal.

Berbagai upaya penanganan stres selama transportasi telah dilakukan untuk menekan penyusutan bobot badan dan menjaga keseimbangan komposisi tubuh domba. Komposisi tubuh ternak dapat ditentukan secara langsung dengan dilakukan penyembelihan dan secara tidak langsung yaitu diantaranya melalui air tubuh. Penentuan volume air tubuh dapat dilakukan dengan menggunakan teknik

(7)

urea space. Larutan urea yang dimasukkan ke dalam tubuh dapat tersebar secara menyeluruh ke seluruh jaringan tubuh secara homogen sehingga dapat diketahui kadar air, lemak, dan protein tubuh.

Air tubuh serta ion yang banyak keluar selama transportasi perlu segera digantikan agar kinerja sel tubuh tetap berjalan normal. Air kelapa merupakan salah satu alternatif pengganti ion yang hilang selama transportasi. Kandungan ion dalam air kelapa sangat bervariasi dan menurun seiring dengan bertambahnya umur buah kelapa. Air kelapa dari buah kelapa tua mengandung Kalium 312 mg/l dan Natrium 105 mg/l (Yong, dkk., 2009), disamping itu juga mengandung antioksidan walau jumlahnya relatif rendah.

Rosela merupakan salah satu antioksidan eksogen asal tanaman dengan kandungan antioksidan berupa vitamin C mencapai 1.864 mg/kg (Jung, dkk., 2013), flavonoid dan fenol (Ramirez-Rodrigues, dkk., 2011), serta betakaroten dan antosianin (Maryani dan Kristiana, 2008).

Hasil pengamatan yang dilakukan Swaryono (2013) menunjukkan pemberian elektrolit berbasis air kelapa 150 ml dapat mengurangi penyusutan bobot badan 11% menjadi 2,28% (0,7 kg) pada domba yang ditransportasikan dengan bobot badan domba rata-rata 30 kg. Peneliti lain, Minka dan Ayo (2007) memperlihatkan bahwa pemberian vitamin C murni (sintetis) sebanyak 100 mg/kg bobot badan yang dilarutkan dalam 10 ml air pada kambing dengan lama transportasi 19 jam pada suhu tinggi, dapat menurunkan angka penyusutan bobot badan 11,4% menjadi 1,04%.

Hasil penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa Domba Priangan dengan rataan bobot badan 19 kg yang ditransportasikan selama 3,5 jam,

(8)

mengalami penyusutan bobot badan sebesar 9,1%. Berdasarkan hal tersebut, pemberian elektrolit berbasis air kelapa yang harus disediakan sebagai cadangan pengganti elektrolit yang hilang yaitu sebesar 75 ml. Sementara antioksidan eksogen berupa rosela sebagai penangkal radikal bebas yang akan digunakan yaitu sebesar 25 mg, karena terdapat antioksidan lain selain vitamin C yang terkandung di dalamnya seperti flavonoid, fenol, betakaroten, dan antosianin.

Penelitian ini dirancang dengan memberikan penambahan elektrolit berbasis air kelapa dan ekstrak rosela sebelum domba ditransportasikan sebesar satu kali, satu setengah kali dan dua kali dari kebutuhan yaitu 75 ml, 112,5 ml, dan 150 ml. Peningkatan perlakuan dilakukan dengan tetap memperhatikan kemampuan isotonisnya dengan cairan tubuh. Pemberian perlakuan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan elektrolit selama transportasi sehingga dapat memertahankan komposisi tubuh domba tetap normal.

Berdasarkan uraian sebelumnya, maka hipotesis yang dapat diambil yaitu larutan elektrolit berbasis air kelapa 112,5 ml dengan ekstrak rosela 25 mg mampu memertahankan komposisi tubuh Domba Priangan yang mengalami transportasi.

1.6 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Tanggal 12-20 Januari 2015. Pembuatan larutan elektrolit, ekstrak rosela dan larutan urea dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran.

Proses penimbangan bobot badan, pemberian elektrolit, pengambilan darah dan pemberian larutan urea dilaksanakan di Subang. Analisis darah dilaksanakan di Laboratorium Klinik Pramita Bandung.

Referensi

Dokumen terkait

Normalisasi Kali Sidowayah (Dam Pilangbango) Kec. Normalisasi Kali Mengkuli Kec. Normalisasi Saluran Ledeng Gelap Desa Tamanprijek Kec. Normalisasi Saluran Desa Sidobogem

Perkembangan sistem pendidikan bukan hanya dilihat dari cara pengajaran seorang guru atau dosen kepada murid atau mahasiswanya, tetapi juga dapat dilihat dari penyampaian,

prcs0n pqrdugu Etu jle mnatu

(Shaffer, 1979) Moral dapat diartikan sebagai kaidah norma dan pranata yang mampu mengatur prilaku individu dalam menjalani suatu hubungan dengan masyarakat. Sehingga

Dari penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwan konflik peran ganda dan stres kerja memiliki suatu hubungan yang sedang, dan konflik peran ganda adalah salah satu

§ Mengetahui jenis dan jumlah bahan serta peralatan dan perlengkapan sesuai kebutuhan pekerjaan § Memahami persyaratan pekerjaan pemasangan railing berdasarkan gambar kerja,

Tatang Bakik fo*pi*X Perkantoran Rano

Seri MD adalah teknologi terbaru dengan fungsi internet, fungsi lensa dan IC bagian dalam.. Terhubung dengan RS485, dapat mengontrol 1-253 pcs PTZ