• Tidak ada hasil yang ditemukan

MITIGASI RISIKO PEMBIAYAAN GRIYA BSM PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG SALATIGA TAHUN 2012 TUGAS AKHIR - MITIGASI RISIKO PEMBIAYAAN GRIYA BSM PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG SALATIGA TAHUN 2012 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "MITIGASI RISIKO PEMBIAYAAN GRIYA BSM PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG SALATIGA TAHUN 2012 TUGAS AKHIR - MITIGASI RISIKO PEMBIAYAAN GRIYA BSM PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG SALATIGA TAHUN 2012 - Test Repository"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

SALATIGA TAHUN 2012

TUGAS AKHIR

Disusun Oleh

Sulistyanti

20109006

JURUSAN SYARIAH DIII

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

(2)

SALATIGA TAHUN 2012

TUGAS AKHIR

Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat Guna memperoleh gelar Ahli Madya Pada Program Studi Perbankan Syariah

Disusun Oleh

Sulistyanti

20109006

JURUSAN SYARIAH DIII

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

(3)
(4)
(5)
(6)

v

“Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalatmu Sebagai

penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”

(Al-Baqarah: 153)

Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan selama ada komitmen

bersama untuk menyelesaikannya.

Janganlah larut dalam satu kesedihan karena masih ada hari esok yang

menyongsong dengan sejuta kebahagiaan.

Cintailah kekasihmu secara wajar, boleh jadi akan menjadi musuhmu

dihari lain. Bencilah orang yang kau benci secara wajar boleh jadi dihari lain

akan menjadi cintamu.

(7)

vi

Dengan segenap rasa cinta dan kasih sayang karya ini penulis

persembahkan untuk

Ayah Suparjo dan Ibu tercinta Siti Maryam, yang tiada henti akan do’a

dalam helaan nafas yang tak terbatas oleh ruang dan waktu yang selalu

mengiringi langkahku. Semoga Allah Swt, melindungi dan menyayangi

keduanya.

Kakakku, Dewi Musfiyah. Yang telah memberikan motivasi dan inspirasi

dalam penyelesaian tugas akhir ini.

Seluruh anggota keluarga , yang selalu memberi dorongan semangat,

inspirasi, motivasi serta do’a dan tawa.

Seseorang yang selalu memberikan kasih sayang dan semangatnya nya

padaku, terimakasih semangatmu masih tetap ada sampai sekarang.

Dosen – dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu kepada penulis

sebagai bekal dan wawasan yang takkan terlupakan.

Ke pada Bapak Agus Waluyo yang telah membimbing saya dalam

(8)

vii

Sahabat - sahabat lamaku, yang selalu memberikan suport dalam

penyelesaian tugas akhir ini.

Para Almamater Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.

Para staf Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga yang telah rela

mengorbankan waktunya untuk membimbing saya sampai akhirnya

penulisan tugas akhir ini dapat terselesaikan.

(9)

viii

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha mendengar lagi maha melihat dan atas segala limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berbentuk Tugas Akhir ini sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW, Sebagai utusan dan penuntun umat bagi manusia, yang selalu kita nantikan syafa’atnya di dunia dan akhirat kelak beserta seluruh keluarga dan para sahabatnya.

Alhamdulillah dengan ijin Allah SWT. Penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “ Mitigasi Risiko Pembiayaan Griya BSM Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga” dengan berusaha sebaik mungkin.

Penulisan Tugas Akhir ini di tujukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi Perbankan Syariah di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri ( STAIN ) Salatiga.

Dalam penulisan Tugas Akhir ini, tentunya banyak pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tiada hingganya kepada:

1. Bapak Dr. Imam Sutomo,M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga.

(10)

ix

4. Seluruh Dosen dan staf STAIN Salatiga yang telah memberi ilmu serta pelayanan yang baik selama penulis menuntut ilmu di STAIN Salatiga. 5. Pimpinan dan seluruh jajaran Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga yang

telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan magang di Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga.

6. Bapak, Ibu dan kakak-kakak yang memberikan dukungan baik secara spiritual maupun material.

7. seluruh teman-teman yang selalu mendukung dan memberikan semangat kepada penulis.

Akhirnya dengan kerendahan hati, penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya, dan bagi para pembaca umumnya. Kritik dan saran sangat diharapkan oleh penulis untuk penyempurnaan dan perbaikan laporan ini.

Penulis

(11)

x

masyarakat menginginkan sebuah produk pembiayaan rumah yang sesuai dengan prinsip syariah, maka muncullah produk pembiayaan rumah yang ditawarkan oleh bank syariah yang pengelolaanya sesuai dengan syariah islam. Produk pembiayaan ini dikenal dengan istilah PPR ( Pembiayaan Pemilikan Rumah ).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosedur dalam pengajuan pembiyaan Griya yang diterapkan oleh Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga. Selain itu juga untuk mengetahui mitigasi-mitigasi risiko yang menjadi strategi Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga dalam menghadapi persoalan berkaitan dengan pembiayaan griya.

Dalam penyusunan Tugas Akir ini penulis menggunakan metode pendekatan kualitatif yaitu di mana yang dikumpulkan berupa pendapat, tanggapan, informasi, konsep-konsep dan keterangan yang berbentuk uraian dalam mengungkapkan masalah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosedur permohonan pembiayaan Griya di Bank Syariah Mandiri Salatiga sudah sesuai dengan ketentuan dan ditangani dengan penuh ketelitian, selain itu juga dalam permbiayaan griya yang dimiliki oleh bank syariah juga tidak lepas dari hambatan-hambatan yang mungkin akan dihadapi. Tapi meskipun demikian Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga juga sudah mempersiapkan beberapa mitigasi-mitigasi guna menyelesaikan hambatan tersebut

(12)

xi

Persetujuan Pembimbing……….. ii

Halaman Pengesahan………... iii

Halaman Pernyataan ………....……… iv

Halaman Motto……….... v

Halaman Persembahan………..……..vi

Kata Pengantar……….………viii

Abstrak………..….. x

Daftar Isi……….. xi

Daftar Gambar………..xv

Daftar Tabel ……….……..…….. xvi

BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Masalah……… 1

b. Rumusan Masalah………. 5

c. Tujuan dan Kegunaan Penelitian……….. 5

d. Penelitian Terdahulu……… 7

e. Metode Penelitian………. 9

(13)

xii

1. Pengertian Bank Syariah………. 14

2. Tujuan Pendirian Bank Syariah……….…. 14

3. Fungsi Bank Syariah………... 16

4. Landasan Hukum Bank Syariah………. 17

b. Pembiayaan 1. Pengertian Pembiayaan……….. 19

2. Landasan Pembiayaan Syariah………..… 20

3. Tujuan dan Fungsi Pembiayaan………. 21

4. Jenis-jenis Pembiayaan Syariah……….… 22

5. Analisis Pembiayaan………..25

6. Prinsip-Prinsip Pemberian Pembiayaan ……….… 25

7. Pemantauan dan Pengawasan Pembiayaan……….….. 27

c. Mitigasi / Manajemen Risiko 1. Pengertian Mitigasi / Manajemen Risiko………..…… 28

2. Tujuan Manajemen Risiko……….28

3. Proses Manajemen Risiko…… ………..29

4. Jenis-jenis Risiko……….……..30

5. Pengelolaan risiko Dalam Manajemen Risiko…….….……31

BAB III LAPORAN OBYEK PENELITIAN

(14)

xiii

4. Profil Perusahaan……….….. 36 5. Tujuan Pendirian Bank Syariah Mandiri ……….…….. 36 6. Struktur organisasi Bank Syariah Mandiri……….…….….. 37 7. Prinsip Dasar Operasional Bank Syariah Mandiri…...……. 39 8. Produk-produk Bank Syariah Mandiri……….……..40 b. Data Deskriptif

1. Karakteristik pembiayaan Griya BSM………….…………..45 2. Perkembangan pembiayaan Griya BSM

per Juni 2011 dan Juni 2012……….………….47 3. Dasar hukum Pembiayaan Griya BSM……….……….49 4. Prosedur pembiayaan gria BSM ……… 50 5. Risiko-risiko yang dihadapi dalam pembiayaan griya

BSM beserta mitigasinya ……….……. 55

BAB IV ANALISIS

a. Prosedur Pembiayaan Griya BSM Yang Diterapkan Oleh

Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga………69 b. Risiko-risiko yang dihadapi oleh BSM Kantor

Cabang Salatiga dalam pembiayaan Griya BSM

(15)

xiv

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(16)
(17)

xvi

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Lembaga keuangan perbankan merupakan lembaga keuangan yang bertugas menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali ke masyarakat guna memenuhi kebutuhan dana bagi pihak yang membutuhkan, baik untuk kegiatan produktif maupun konsumtif. Dan pada saat ini lembaga perbankan di Indonesia telah terbagi menjadi dua jenis yaitu, bank yang bersifat konvensional dan bank yang bersifat syariah. Bank yang bersifat konvensional adalah bank yang dalam pelaksanaan operasionalnya menjalankan sistem bunga ( interest fee ), sedangkan bank yang bersifat syariah adalah bank yang dalam operasionalnya menggunakan prinsip-prinsip syariah Islam. Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainya yang dinyatakan sesuai syariah ( UU tentang perbankan, No10 tahun 1998).

Sejalan dengan tujuan pembangunan nasional Indonesia untuk mencapai terciptanya masyarakat adil dan makmur berdasarkan demokrasi ekonomi, dikembangkan sistem ekonomi yang berlandaskan pada nilai keadilan, kebersamaan, pemerataan, dan kemanfaatan yang sesuai dengan prinsip syariah. Oleh karena itu kebutuhan masyarakat Indonesia akan jasa-jasa perbankan syariah semakin mengalami peningkatan. Hal ini terjadi karena perbankan syariah

(19)

memiliki kekhususan dibandingkan dengan perbankan konvensional ( UU No. 21 Thn 2008 tentang perbankan ).

Perkembangan perbankan syariah di Indonesia diawali dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia pada tanggal 1 November 1991. Pada mulanya perbankan syariah belum mendapat perhatian yang optimal dari pemerintah, hal ini terlihat pada Undang – Undang No. 7 tahun 1992 yang belum menjelaskan adanya landasan hukum operasional perbankan syariah. Namun setelah adanya Undang – Undang baru yaitu Undang – Undang No. 10 tahun 1998 maka bank Syariah telah memiliki landasan hukum yang lebih kuat serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan oleh bank syariah. Undang-Undang tersebut juga memberikan arahan bagi bank-bank konvensional untuk membuka cabang syariah ataupun meng-konversisecara total menjadi bank syariah. Dengan diakuinya dua sistem perbankan yaitu perbankan syariah dan perbankan konvensional, maka bank syariah semakin berkembang dan mulai dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia.

(20)

Sama seperti dengan bank konvensinal, bank syariah juga menawarkan kepada nasabah dengan berbagai produk perbankan. Salah satu produknya yaitu pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan (Muhammad, 2005: 17).

Pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil (lihat Pasal 1 angka 3 UU No. 10 tahun 1998).

Produk pembiayaan adalah produk yang paling diminati oleh masyarakat, karena produk pembiayaan ini memiliki banyak macam salah satunya yaitu produk pembiayaan konsumtif. Pembiayaan konsumtif diperlukan oleh pengguna dana untuk memenuhi kebutuhan yang langsung dikonsumsi. Seperti kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder.

(21)

kebanyakan orang lebih memilih untuk memanfaatkan kredit pemilikan rumah (KPR).

Hadirnya KPR (kredit pemilikan rumah) disebabkan karena adanya permintaan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan rumah secara cicilan. Produk ini dikelola oleh bank konvensional, akan tetapi seiring berjalanya waktu masyarakat menginginkan sebuah produk pembiayaan rumah yang sesuai dengan prinsip syariah, maka muncullah produk pembiayaan rumah yang ditawarkan oleh bank syariah yang pengelolaanya sesuai dengan syariah islam. Produk pembiayaan ini dikenal dengan istilah PPR ( Pembiayaan Pemilikan Rumah ).

Meskipun demikian masyarakat Indonesia masih banyak juga yang beranggapan bahwa pada praktiknya bank syariah tidak jauh beda dengan perbankan konvensional, termasuk dalam hal pembiayaan rumah ini.

Dilatarbelakangi dari permasalahan tersebut Bank Syariah Mandiri (BSM) sebagai lembaga keuangan ikut andil dalam mengatasi permasalahan tersebut dengan cara memberi pembiayaan pemilikan rumah atau dalam produk Bank Syariah Mandiri disebut dengan Griya BSM untuk pembelian rumah baru, bekas, maupun renovasi. Hal ini sebagai komitmen BSM untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat Indonesia.

(22)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis akan membahas mengenai Mitigasi Risiko Pembiayaan Griya Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga dengan pokok masalah yang akan dibahas yaitu:

1. Bagaimana prosedur pembiayaan griya BSM pada Bank Syariah Mandiri Salatiga?.

2. Risiko-risiko apa saja yang dihadapi oleh Bank Syariah Mandiri Salatiga dalam pembiayaan griya BSM beserta Mitigasi Risikonya?.

C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksud untuk memperoleh data yang dijadikan bahan dalam pembuatan laporan Tugas Akhir oleh penulis sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian sidang (munaqasyah) Diploma III Jurusan Syariah Program Studi Perbankan Syariah STAIN Salatiga.

Sejalan dengan rumusan masalah diatas maka penelitian ini bertujuan: 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Griya BSM pada Bank Syariah

Mandiri Salatiga.

(23)

Kegunaan penelitian

Selain memiliki tujuan-tujuan yang telah disebutkan di atas, penulis juga memaparkan kegunaan dalam penulisan Tugas Akhir ini, baik bagi penulis, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, bagi Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga, maupun bagi pembaca. Adapun kegunaannya antara lain sebagai berikut:

1. Bagi penulis

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah wawasan pengetahuan yang didapat dibangku perkuliahan khususnya dibidang perbankan syariah mengenai pelaksanaan pembiayaan yang diberikan oleh Bank Mandiri Syariah Cabang Salatiga.

2. Bagi STAIN Salatiga

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi akademik dalam bidang Manajemen Lembaga Keuangan Syariah, khususnya mengenai Pembiayaan Pemilikan Rumah Syariah.

3. Bagi Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga

(24)

4. Bagi pembaca

Dapat menjadi sumber informasi tentang Prosedur Pembiayaan Pemilikan Rumah yang diberikan oleh Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga.

D. Penelitian Terdahulu

Penyusun telah mengadakan penelusuran karya ilmiah yang ada kaitanya dengan tema yang telah diambil. Diantara penelitian-penelitian yang telah ditelusuri yaitu:

Farika (2008) dalam skripsinya yang berjudul ”Aplikasi Pembiayaan Kongsi

Pemilikan Rumah Syariah Pada Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) Ahmad Yani” menyimpulkan bahwa analisis pembiayaan yang diterapkan pada BMT Ahmad Yani menggunakan sistem scoring setiap kriteria ada nilainya. Pembiayaan pemilikan rumah syariah pada BMT Ahmad Yani menggunakan dua pola yaitu pola chaneling dan pola executing. Pada pola chaneling ini pihak BMT hanya sebagai penyalur saja dan tanggung jawab ditanggung penuh oleh pihak BMI. Sedangkan pada pola executing pihak Bank Muamalat Indonesia (BMI) tidak hanya sebagai penyalur saja, tetapi juga bertanggung jawab penuh atas pembiayaan pemilikan rumah.

Nurul (2009) dalam skripsinya yang berjudul ”Aplikasi 6C Dalam Analisis

Pembiayaan Kongsi Pemilikan Rumah Syariah Di Bank Syariah Mandiri Cabang

(25)

aspek manajemen, aspek jaminan, aspek keuangan, aspek sosial ekonomis/ (AMDAL). Adapun permasalahan-permasalahan yang terjadi di Bank Mandiri Syariah Cabang Malang telah diselesaikan dengan adanya model-model penyelamatan pembiayaan bermasalah.

Munurut Innayah (2008) dalam tugas akhirnya yang berjudul ”Mekanisme Pembiayaan KPR Perorangan Non Subsidi Pada Bank BTN Kantor Cabang

Syariah Solo”. Pembiayaan KPR digolongkan menjadi dua yaitu pembiyaan KPR

perorangan dan pembiayaan KPR kolektif. yang dimaksud dengan pembiayaan KPR perorangan adalah pembiayaan atas kepemilikan rumah yang dilakukan nasabah secara perorangan /individu baik nasabah yang berpenghasilan tetap maupun tidak tetap, pembayaran dalam pembiayaan ini dapat dilakukan secara lumpsum (pembayaran lengkap yang terdiri dari sejumlah uang tunggal) atau angsuran, sedangkan pembiayaan kolektif adalah pembiayaan atas kepemilikan rumah yang dilakukan nasabah secara kolektif dari suatu perusahaan/instansi, pembiayaan ini terdiri dari beberapa orang pemohon yang memiliki kesamaan dalam obyek pembiayaan.

Ryan Aditiya (2011) dalam tugas akhirnya dengan judul ”Tinjauan Pelaksanan Analisis Pembiayaan Pemilikan Rumah (PPR) Pada Bank Syariah

(26)

Dikarenakan analisis tersebut cukup rumit dan panjang selain itu analisis tersebut juga tidak didukung dengan staf karyawan yang memadai jumlahnya.

Berdasarkan penelitian terdahulu tersebut, maka perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah dari variabel yang diteliti, peneliti menggunakan judul”Mitigasi Risiko Pembiayaan Griya BSM pada Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga Tahun 2012” dengan variabel yang diteliti adalah prosedur pembiayaan griya BSM serta untuk mengetahui pelaksanaan mitigasi risiko pada pembiayaan yang ada di Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga.

E. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penulisan tugas akhir ini menggunakan pendekatan kualitatif, di mana yang dikumpulkan berupa pendapat, tanggapan, informasi, konsep-konsep dan keterangan yang berbentuk uraian dalam mengungkapkan masalah. Penelitian kualitatif adalah rangkaian kegiatan atau proses penyaringan data atau informasi yang bersifat sewajarnya mengenai suatu masalah dalam kondisi, aspek atau bidang tertentu dalam kehidupan objeknya.

2. Jenis data yang dibutuhkan

(27)

a. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh dari observasi, penulis memperoleh data dengan pengamatan secara langsung dari sumber penelitian yang diamati.

b. Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh dari dokumen, buku-buku dan arsip-arsip yang berkaitan dengan topik data yang akan diteliti.

3. Teknik pengumpulan data a. Wawancara

Wawancara yaitu percakapan atau tanya jawab antara dua orang atau lebih yang duduk berhadapan secara fisik diarahkan pada suatu masalah tertentu.

Wawancara ini penulis gunakan dengan tujuan mendapatkan informasi langsung tentang Mitigasi Risiko Pembiayaan Griya BSM pada Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga.

b. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data melalui pengamatan terhadap dokumen-dokumen dan melakukan pencatatan dari sumber-sumber tertulis.

F. Penegasan Istilah 1. Perbankan Syariah

(28)

pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasianya disesuaikan dengan prinsip syariat islam, yaitu berlandaskan Al-Qur’an dan Hadist (Muhammad, 2005: 13).

2. Kantor Cabang

Kantor Cabang adalah merupakan cabang dari kantor pusat yang tugasnya memberikan pelayanan kepada kantor cabang pembantu maupun kepada nasabah secara langsung.

3. Mitigasi/Manajemen

Mitigasisama maknanya dengan manajemen yaitu pengurangan, pencegahan atau bisa dikatakan sebagai proses mengupayakan berbagai tindakan preventif untuk meminimalisasi dampak negatif dari sesuatu kegiatan (Gandapraja, 2009: 177).

4. Risiko

Risikoadalah ketidakpastian akan terjadinya suatu peristiwa, baik itu peristiwa yang menguntungkan ataupun merugikan.

5. ManajemenRisiko

(29)

6. Pembiayaan

Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil (UU No. 10 tahun 1998 tentang perbankan pasal 1 ayat 12).

7. PembiayaanGriya BSM

Pembiayaan Griya BSM adalah pembiayaan jangka pendek, menengah, atau panjang untuk membiayai pembelian rumah tinggal (konsumer), baik baru maupun bekas, di lingkungan developer maupun non developer, dengan systemmurabahah.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini digunakan untuk mempermudah pembahasan dalam penelitian yang disusun dalam beberapa bab, yang masing-masing bab berisi uraian sebagai berikut :

(30)

Bab II LandasanTeori. Dalam bab ini berisi tentang landasan teori pengertian bank syariah, fungsi bank syariah, landasan hukum bank syariah, teori tentang pembiayaan dan manajemen risiko atau mitigasi risiko dalam perbankan syariah.

Bab III Laporan Obyek. Dalam bab ini berisi tentang gambaran umum dan sejarah berdirinya Bank Syariah Mandiri, visi dan misi, budaya perusahaan, profil perusahaan, struktur organisasi, prinsip dasar operasional Bank Syariah Mandiri, produk-produk yang dimiliki Bank Syariah Mandiri, serta data deskriptif.

Bab IV Analisis. Bab ini berisi tentang studi analisis mengenai prosedur mitigasi-mitigasi risiko dari pembiayaan griya yang dihadapi oleh Bank Syariah Mandiri.

(31)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Karakteristik Bank Syariah.

1. Pengertian Bank Syariah.

Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainya dalam lalulintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasianya disesuaikan dengan prinsip syariat islam, yaitu berlandaskan Al-Qur’an dan Hadist (Muhammad, 2005: 13).

Menurut Bank Syariah Mandiri, bank syariah merupakan bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah. Selain itu dalam operasionalnya, bank syariah juga diatur oleh fatwa DSN-MUI dan hukum yang berlaku di Indonesia tentang perbankan syariah. Keuntungan yang diberikan kepada nasabah berupa bagi hasil ditentukan dengan persentase porsi (nisbah) yang disepakati antara bank dan nasabah. Namun besarnya bagi hasil tidak dapat ditentukan di muka karena sangat tergantung dari pendapatan bank.

2. Tujuan pendirian bank syariah

Menurut Zainul Arifin, (2009: 3) mengemukakan bahwa bank syariah didirikan dengan tujuan untuk mempromosikan dan mengembangkan

(32)

penerapan prinsip-prinsip Islam, syariah, dan tradisinya ke dalam transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis lain yang terkait. Prinsip utamanya yaitu:

a. Larangan riba dalam transaksi apapun.

b. Melakukan kegiatan usaha dan perdagangan berdasarkan hasil keuntungan yang sah.

c. Memberikan zakat.

Sedangkan Menurut Sumitro, (2004: 17) bank Islam didirikan dengan tujuan :

a. Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk bermuamalah secara Islam, khususnya muamalah yang berhubungan dengan perbankan, agar terhindar dari praktik-praktik riba atau jenis-jenis usaha lain yang mengandung unsurgharar(tipuan).

b. Untuk menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi, dengan jalan meratakan pendapatan melalui kegiatan investasi, agar tidak terjadi kesenjangan yang amat besar antara pemilik modal dengan pihak yang membutuhkan dana.

(33)

agamanya secara penuh, terutama di bidang kegiatan bisnis dan perekonomiannya.

d. Untuk meningkatkan kualitas hidup umat, dengan jalan membuka peluang berusaha yang lebih besar terutama kepada kelompok miskin, yang diarahkan kepada kegiatan yang produktif, menuju terciptanya kemandirian berwirausaha.

e. Untuk menjaga kestabilan ekonomi atau moneter pemerintah. Dengan aktivitas-aktivitas bank Islam yang diharapkan mampu menghindarkan

inflasi akibat penerapan sistem bunga, menghindarkan persaingan yang tidak sehat antara lembaga keuangan, khususnya bank dari pengaruh gejolak moneter baik dari dalam maupun luar negeri.

3. Fungsi bank syariah.

Apabila selama ini dikenal fungsi bank konvensional adalah sebagai

intermediary antara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana, maka bank syariah selain menjalankan fungsi seperti diatas juga mempunyai fungsi yang berbeda dengan bank konvensional. Berikut fungsi bank syarian menurut Harahap (2006: 5) adalah:

a. Manajer Investasi

(34)

yang diterima oleh pemilik dana yang dihimpun sangat tergantung pada keahlian, kehati-hatian, dan profesionalisme dari bank syariah. b. Investor

Bank-bank Islam menginvestasikan dana yang disimpan pada bank tersebut, dengan jenis dan pola investasi yang sesuai dengan syariah. Investasi yang sesuai dengan syariah tersebut meliputi akad

murabahah, sewa menyewa,musyarakah, dan akadMudharabah.

c. Sosial

Konsep perbankan Islam mengharuskan bank-bank Syariah memberikan pelayanan sosial, baik melalui qordul hasan (pinjaman kebaikan) atau zakat dan dana sumbangan sesuai dengan prinsip yang ada dalam agama Islam.

4. Landasan Hukum Bank Syariah.

a. Undang Undang mengenai Bank Syariah, meliputi:

1) UU No. 10 Tahun 1998, tentang perbankan atas UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan

2) UU RI No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia

(35)

1) PBI No. 2/7/PBI/2000 tentang GWM dalam rupiah dan valas bagi Bank Umum yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.

2) PBI No. 2/8/PBI/2000 tentang Pasar Uang antar Bank berdasarkan prinsip syariah.

3) PBI No. 2/9/PBI/2000 tentang SWBI

4) PBI No. 4/1/PBI/2002 tentang Perubahan Kegiatan Usaha Bank Umum Konvensional menjadi Bank Umum Berdasarkan Syariah dan Pembukaan Kantor Bank Berdasarkan Prinsip Syariah oleh Bank Umum Konvensional.

5) PBI No. 5/3/PBI/2003 tentang Fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek bagi Bank Syariah

6) PBI No. 5/7/PBI/2003 tentang Kualitas Aktiva Produktif Bagi Bank Syariah

7) PBI No. 5/9/PBI/2003 tentang Penyisihan Penghapusan Aktiva bagi Bank Syariah.

c. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia, meliputi:

(36)

B. Pembiayaan.

1. Pengertian pembiayaan.

Kegiatan utama dari sebuah bank adalah menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro, tabungan, deposito dan kemudian menyalurkanya kembali ke masyarakat yang membutuhkan dana. Penyaluran dana tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk pinjaman, yang lebih dikenal dengan pembiayaan.

Dalam arti sempit, pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan seperti bank syariah kepada nasabah. Pembiayaan secara luas berarti financing atau pembelanjaan yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun dikerjakan oleh orang lain (Muhammad, 2005: 304).

(37)

2. landasan pembiayaan syariah.

a. al-Quran

Artinya: Daud berkata: "Sesungguhnya dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya. Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini". dan Daud mengetahui bahwa Kami mengujinya; maka ia meminta ampun kepada Tuhan-Nya lalu menyungkur sujud dan bertaubat.

b. Al-Hadist

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: ”Sesungguhnya

Allah SWT berfirman: Aku pihak ketiga dari dua orang yang bersyarikat selama salah satunya tidak menghianati temannya,” (H.R.

(38)

Penjelasanya adalah bahwasanya Allah akan menjadi pihak ketiga atau saksi dari dua orang yang bersyarikat dan dalam hal ini adalah pihak bank dan nasabah selama salah satu pihak tidak berpaling dari kesepakatan.

3. Tujuan dan fungsi pembiayaan.

a. Tujuan pembiayaan

Tujuan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah untuk meningkatkan kesempatan kerja dan kesejahteraan ekonomi sesuai dengan nilai-nilai Islam. Pembiayaan tersebut harus dapat dinikmati oleh sebanyak-banyaknya pengusaha yang bergerak dibidang industri, pertanian, dan perdagangan untuk menunjang kesempatan kerja dan menunjang produksi dan distribusi barang-barang dan jasa-jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor.

b. Fungsi pembiayaan

Keberadaan bank syariah yang menjalankan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah bukan hanya untuk mencari keuntungan dan meramaikan bisnis perbankan di Indonesia, tetapi juga untuk menciptakan lingkungan bisnis yang aman, diantaranya :

(39)

2) Membantu kaum dhuafa yang tidak tersentuh oleh Bank Konvensional karena tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh bank konvensional.

3) Membantu masyarakat ekonomi lemah yang selalu dipermainkan olehrentenirdengan membantu melalui pendanaan untuk usaha yang dilakukan (Muhammad, 2005: 11).

4. Jenis-jenis pembiayaan syariah.

Menurut Ridwan, (2007: 66) pembiayaan di bank syariah terdiri dari berbagi macam, yaitu:

a. Musyarakah

Yang dimaksud musyarakah adalah akad kerjasama antara pihak bank dengan pihak lain dalam suatu usaha tertentu. Di mana masing-masing pihak menyertakan modal atau amal dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan kerugian akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan keduanya.

b. Mudharabah

(40)

terjadi kerugian, maka akan ditanggung shahibul maal selama kerugian tersebut bukan disebabkan oleh kelalaian dari pihak

mudharib. Namun jika kerugian tersebut disebabkan oleh kelalaian

mudharib, makamudharibyang berkewajiban menanggung kerugian.

c. Muzaraah

Merupakan kerjasama antar pemilik tanah pertanian dengan petani penggarap, dimana pemilik lahan memberikan kepercayaan kepada petani untuk ditanami dan dipelihara dengan imbalan bagi hasil dari hasil panen.

d. Murabahah

Yang dimaksud dengan murabahah adalah jual beli barang pada harga asal ditambah dengan keuntungan (margin) yang disepakati. Dalam transaksi ini, penjual harus memberitahukan kepada pembeli tentang harga pokok barang yang menjadi objek jual beli.

e. Ba’i bitsaman ajil

(41)

f. Ba’i as-salam

Yang dimaksud dengan ba’i as-salam adalah pemberian barang

yang diserahkan kemudian hari tetapi pembayarannya dilakukan dikemudian hari.

g. Ba’i Al-istisna

Merupakan kontrak penjualan antara pembeli dengan pembuat barang. Dalam kontrak ini pembuat barang menerima pesanan dari pembeli. Produsen kemudian mensub kotrakan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan oleh pemesan. Setelah barang jadi, barang dijual kepada pembeli terakhir dengan harga dan cara pembayaran yang telah disepakati.

h. Al ijarah

Pembiayaan Al ijarah merupakan pembiayaan yang dilakukan untuk menyewa barang yang diperlukan nasabah, kemudian pengembaliannya dengan cara mengangsur ditambah dengan keuntungan yang telah disepakati.

i. PembiayaanQordul Hasan.

(42)

darurat.atas kewajiban sosial. Nasabah hanya mengembalikan modal pokok pembiayaan.

5. Analisis Pembiayaan

Analisis pembiayaan bank bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pegawai/staf bank dalam mengelola dana dan melakukan analisis pembiayaan serta menggunakan prinsip-prinsip pembiayaan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

6. PrinsipPrinsip Pemberian Pembiayaan

Dalam melakukan penilaian permohonan pembiayaan bank syariah bagianmarketingharus memperhatikan beberapa prinsip utama yang berkaitan dengan kondisi secara keseluruhan calon nasabah. Di dunia perbankan syariah prinsip penilaian dikenal dengan 6 C, yaitu :

a. Character

Yaitu penilaian terhadap karakter atau kepribadian calon penerima pembiayaan dengan tujuan untuk memperkirakan kemungkinan bahwa penerima pembiayaan dapat memenuhi kewajibannya.

b. Capacity

(43)

didukung dengan pengamatan di lapangan atas sarana usahanya seperti toko, karyawan, alat-alat, pabrik serta metode kegiatan.

c. Capital

Yaitu penilaian terhadap kemampuan modal yang dimiliki oleh calon penerima pembiayaan yang diukur dengan posisi perusahaan secara keseluruhan yang ditujukan olehrasio finansialdan penekanan pada komposisi modalnya.

d. Collateral

Yaitu jaminan yang dimiliki calon penerima pembiayaan. Penilaian ini bertujuan untuk lebih meyakinkan bahwa jika suatu risiko kegagalan pembayaran tetap terjadi, maka jaminan dapat dipakai sebagai pengganti dari kewajiban.

e. Condition

(44)

f. Constrains

Merupakan hambatan – hambatan dalam pembiayaan dan keterbatasan yang dapat timbul dalam pembiayaan (Muhammad, 2005:305)

7. Pemantauan dan Pengawasan Pembiayaan

Pembiayaan adalah suatu proses, mulai dari analisis kelayakan pembiayaan sampai pada realisasinya. Namun realisasi pembiayaan bukanlah tahap terakhir dari proses pembiayaan. Setelah realisasi pembiayaan, maka pejabat bank syariah perlu melakukan pemantauan dan pengawasan pembiayaan. Aktivitas ini memiliki aspek dan tujuan tertentu. Untuk itu perlu dibicarakan hal-hal yang terkait dengan aktivitas pemantauan dan pengawasan pembiayaan (Muhammad; 2005. 309).

Tujuan Pemantauan dan Pengawasan Pembiayaan

a. Kekayaan bank syariah akan selalu terpantau dan menghidari adanya penyelewengan-penyelewengan baik oknum dari luar maupun dalam bank.

b. Untuk memastikan ketelitian dan kebenaran data administrasi di bidang pembiayaan.

(45)

d. Kebijakan manajemen bank syariah akan dapat lebih rapi danmekanismedan prosedur pembiayaan akan lebih dipatuhi.

C. Mitigasi/Manajemen Risiko Pembiayaan.

Setiap perbankan bukan hanya di bank konvensional tapi juga di perbankan syariah akan selalu berhadapan dengan berbagai macam risiko baik itu risiko eksternal maupun risiko internal yang melekat pada perusahaan, risiko-risiko tersebut tidak dapat dihindari melainkan bisa dikelola dan dikendalikan sehingga tidak memberikan efek yang besar bagi perusahaan. Maka dari itu bank syariah memerlukan serangkaian prosedur dan metodologi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasikan, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha, atau biasa disebut manajemen risiko.

1. Pengertian Manajemen/Mitigasi Risiko

Manajemen risiko adalah serangkaian prosedur dan metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha bank (Arifin, 2009: 272).

Sedangkan menurut Bank Indonesia Manajemen Risiko diartikan

(46)

2. Tujuan Manajemen Risiko

Sasaran dari kebijakan manajemen risiko adalah mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan jalannya kegiatan usaha bank dengan tingkat risiko yang wajar secara terarah, terintegrasi dan berkesinambungan. Dengan demikian manajeman risiko berfungsi sebagai

filter atau pemberi peringatan dini (early warning system) terhadap kegiatan bank. Sehingga tujuan dari manajemen risiko itu sendiri adalah (Adiwarman, 2008: 145).

a. Menyediakan informasi tentang risiko kepada pihak regulator

b. Memastikan bank tidak mengalami kerugia yang bersifatunacceptable

c. Meminimalisasi kerugian dan berbagai risiko yang bersifat

uncontrolled

d. Mengukur ekspor dan pemusatan risiko e. Mengalokasi modal dan membatasi risiko

3. Proses Manajemen Risiko

(47)

perlu melakukan pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko. Proses ini terus berkesinambungan sehingga menjadi sebahlife style.

4. Jenisjenis risiko

Secara umum, risiko-risiko yang melekat pada aktivitas fungsional bank syariah dapat diklasifikasikan ke dalam tiga jenis risiko yakni :

a. Risiko pembiayaan

Adalah risiko yang disebabkan oleh adanya kegagalan

counterparty dalam memenuhi kewajibannya. Dalam bank syariah, risiko pembiayaan mencakup risiko terkait produk dan risiko terkait pembiayaan korporasi.

b. Risiko pasar

Yang dimaksud dengan resiko pasar (market risk) adalah risiko kerugian yang terjadi pada portofolio yang dimiliki oleh bank akibat adanya pergerakan variable pasar (Adverse Movement) berupa suku bunga dan nilai tukar.

c. Risiko operasional (operational risk)

Risiko operasional adalah risiko yang antara lain disebabkan oleh ketidakcukupan atau tidak berfungsinya proses internal,human error,kegagalan sistem atau adanya problem eksternal yang mempengaruhi operasional bank.

(48)

5. Pengelolaan Risiko dalam Manajemen risiko

Jenis-jenis cara mengelola risiko:

a. Risk avoidance Yaitu memutuskan untuk tidak melakukan aktivitas yang mengandung risiko sama sekali. Dalam memutuskan untuk melakukannya, maka harus dipertimbangkan potensial keuntungan dan potensial kerugian yang dihasilkan oleh suatu aktivitas.

b. Risk reduction disebut juga risk mitigation yaitu merupakan metode yang mengurangi kemungkinan terjadinya suatu risiko ataupun mengurangi dampak kerusakan yang dihasilkan oleh suatu risiko. c. Risk transfer yaitu memindahkan risiko kepada pihak lain, umumnya

melalui suatu kontrak (asuransi) maupunhedging.

d. Risk deferralDampak suatu risiko tidak selalu konstan. Risk deferral

meliputi menunda aspek suatu proyek hingga saat dimana probabilitas terjadinya risiko tersebut kecil.

(49)

BAB III

LAPORAN OBYEK PENELITIAN

A. Gambaran Umum

1. Sejarah Dan Perkembangan Bank Syariah Mandiri

Bank Syariah Mandiri (BSM) sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah dari krisis yang menerpa negeri ini. Sebagaimana kita ketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak juli 1997, yang disusul dengan krisis politik nasional, telah menimbulkan dampak negative yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industry perbankan di Indonesia yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah Indonesia akhirnya mengambil tindakan denganme-restrukturisasidan me-rekapitalisasisebagian bank-bank di Indonesia.

PT. Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT. Bank Dagang Negara dan PT. Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing. Pada saat bersamaan, pemerintah tengah melakukan mergerempat bank (Bank dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) kedalam PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 13 Juli 1999. Akibat darimergerkeempat bank kedalam Bank Mandiri, PT Bank Mandiri (Persero) menjadi pemilik mayoritas baru BSB.

(50)

Dalam proses merger,Bank Mandiri sambil melakukan konsolidasi juga membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah di group Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukanya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking system).

Dalam kondisi itulah, Tim Pengembangan Perbankan Syariah menemukan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Setelah Tim Pengembangan Perbankan Syariah mempersiapkan system dan infrastrukturnya, maka kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam akta notaries: Sutjipto, SH, No.23 tanggal 8 September 1999.

Kemudian Gubernur Bank Indonesia mengukuhkan perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah melalui SK Gubernur BI No. 1/24/KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri.

(51)

nilai-nilai rohani yang melandasi operasinya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di dunia Perbankan Indonesia.

Untuk Bank Syariah Mandiri khusus di Kantor Cabang Salatiga, awal mula berdirinyayaitu pada tanggal 10 Januari 2011 yang lokasinya berada di Ruko Diponegoro A6-A7, Jl. Diponegoro 77 Salatiga. Yakni yang bertujuan untuk menguasai pasar di wilayah kota Salatiga dan sekitarnya. Namun dengan seiring berjalannya waktu, Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Salatiga mengalami perkembangan yang cukup pesat.

2. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri

Visi

Menjadi Bank Syariah Terpercaya Pilihan Mitra Usaha.

Misi

a. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan.

b. Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan penyaluran pembiayaan pada segmen UMKM.

c. Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam lingkungan kerja yang sehat.

(52)

e. Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang sehat.

3. Budaya Perusahaan

Setelah melalui proses yang melibatkan seluruh jajaran pegawai sejak pertengahan 2005, lahirlah nilai-nilai perusahaan yang baru yang disepakati bersama untuk di-shared oleh seluruh pegawai Bank Syariah Mandiri yang disebut Shared Values Bank Syariah Mandiri. Shared ValuesBank Syariah Mandiri disingkat “ETHIC”.

a. Excellence

Berupaya mencapai kesempurnaan melalui perbaikan yang terpadu dan berkesinambungan.

b. Teamwork

Mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi. c. Humanity

Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan religious d. Integrity

Menaati kode etik profesi dan berpikir serta berperilaku terpuji. e. Customer Focus

(53)

4. Profil Perusahaan Data Lembaga / Profil

a. Nama : PT. Bank Syariah Mandiri.

b. Alamat : Kantor Cabang Utama Salatiga, Ruko Diponegoro No. A6–A7 Jl. Diponegoro No. 77 Salatiga.

c. Telepon : (0298) 328558.

d. Fax : (62-21) 39832989.

e. Homepage : www.syariahmandiri.co.id. f. Tanggal berdiri : 10 Januari 2011.

g. Tamggal beroperasi : 10 Januari hingga sekarang.

h. Kantor cabang : 390 Kantor layanan yang tersebar di 25 provinsi di seluruh Indonesia.

5. Tujuan Pendirian Bank Syariah Mandiri

Bank Syariah Mandiri (BSM) didirikan berdasarkan suatu keyakinan bahwa operasi perbankan yang berlandaskan prinsip bagi hasil dan pengambilan margin keuntungan dapat mendorong terciptanya stabilitas perekonomian. Seperti terurai dari tujuan pendirian Bank Syariah Mandiri (BSM) berikut ini:

a. Menjalin kemitraan yang berkeadilan

(54)

c. Meningkatkan kesejahteraan hidup dengan membuka peluang usaha yang lebih besar.

d. Menghindari persaingan yang tidak sehat diantara lembaga keuangan

e. Alternative pilihan dalam memggunakan jasa-jasa perbankan f. Menghindari riba

6. Struktur organisasi Bank Syariah Mandiri

Organisasi adalah wadah serta proses kerjasama sejumlah manusia yang terkait dalam hubungan formal dalam rangka hirarki untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam setiap organisasi selalu terdapat rangkaianhirarkiatasan dan bawahan.

(55)

Gambar 3.1

Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri Salatiga Sumber. PT. Bank Syariah Mandiri Salatiga

(56)

7. Prinsip Dasar Operasional Bank Syariah Mandiri

Bank Syariah Mandiri (BSM) menganut prinsip-prinsip operasi sebagai berikut:

a. Prinsip keadilan

Prinsip ini tercermin dari penerapan imbalan atas dasar bagi hasil dan mengambilmarginkeuntungan yang disepakati bersama. b. Prinsip kemitraan

Maksudnya adalah bahwa Bank Syariah Mandiri (BSM) menempatkan nasabah penyimpan dana, nasabah pengguna dana maupun bank pada kedudukan yang sama dan sederajat dengan mitra usaha, hal ini tercermin dalam hak, kewajiban, resiko dan keuntungan yang berimbang diantara nasabah penyimpan dana. Nasabah pengguna dana maupun bank. Bank berfungsi sebagai intermediaryinstitution lewat skim-skim pembiayaan yang dimilikinya.

c. Prinsip keterbukaan

Melalui laporan keuangan bank yang terbuka secara berkesinambungan nasabah dapat mengetahui tingkat keamanan dana dan kualitas manejemen bank.

d. Universalitas

(57)

8. Produk-produk Bank Syariah Mandiri a. Produk-produk Pendanaan

1) Tabungan BSM

Tabungan dalam mata uang rupiah yang penarikan dan penyetorannya dapat dilakukan setiap saat selama jam kas dibuka dikonter BSM atau melalui ATM.

2) Tabungan Mabrur BSM

Tabungan dalam mata uang rupiah untuk membantu pelaksanaan ibadah haji & umrah.

3) Tabungan BSM Investa Cendekia

Tabungan berjangka untuk keperluan uang pendidikan dengan jumlah setoran bulanan tetap (installment) dan dilengkapi dengan perlindungan asuransi.

4) Tabungan Berencana BSM

Tabungan berjangka yang memberikan nisbah bagi hasil berjenjang serta kepastian bagi penabung maupun ahli waris untuk pencapaian target dana yang telah disimpan pada waktu yang diinginkan.

5) Tabungan Simpatik BSM

(58)

6) Tabungan BSM Dollar

Tabungan dalam mata uang dollar yang penarikan dan setoranya dapat dilakukan setiap saat atau sesuai ketentuan BSM.

7) Tabungan Qurban BSM

Tabungan dalam mata uang rupiah untuk membantu nasabah dalam merencanakan ibadah qurban dan aqiqah. Pelaksanaanya bekerjasama dengan Badan Amil Qurban. 8) Deposito BSM

Investasi berjangka waktu tertentu dalam mata uang rupiah yang dikelola berdasarkan prinsip mudharabah muthlaqah.

9) Deposito BSM Valas

Investasi berjangka waktu tertentu dalam mata uang dollar yang dikelola berdasarkan prinsip mudharabah muthlaqah.

10) Giro BSM

(59)

11) GiroBSM Valas

Sarana penyimpanan dana dalam mata uang US Dolar untuk kemudahan transaksi dengan pengelolaan berdasarkan prinsipWadiah yad dhamanah.

b. Produk-produk Pembiayaan 1) BSM Implan

pembiayaan konsumer dalam valuta rupiah yang diberikan oleh bank kepada karyawan tetap Perusahaan yang pengajuannya dilakukan secara massal (kelompok).

2) Pembiayaan Talangan Haji

Merupakan pinjaman dana talangan dari bank kepada nasabah khusus untuk menutupi kekurangan dana untuk memperoleh kursi/seathaji dan pada saat pelunasan BPIH. 3) Pembiayaan Griya BSM

Pembiayaan Griya BSM adalah pembiayaan jangka pendek, menengah, atau panjang untuk membiayai pembelian rumah tinggal (konsumer), baik baru maupun bekas, di lingkungandevelopermaupunnon develper, dengan sistem murabahah.

4) Pembiayaan kendaraan bermotor

(60)

5) Edukasi BSM

pembiayaan kepada calon pelajar dalam mendapatkan dana pendidikan yang dibutuhkan.

6) Pembiayaan Umrah

pembiayaan untuk mempermudah nasabah dalam memenuhi kebutuhan perjalanan umrah.

7) BSM Customer Network Financing (Modal Kerja)

pembiayaan modal kerja yang diberikan kepada nasabah untuk pembelian persediaan barang dari rekanan yang telah menjalin kerjasama dengan BSM.

8) Pembiayaan Dana berputar

pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja sementaradan bukan untuk permanent working capital. Bersifat self liquidating dengan menurunya aktivitas bisnis pada periode terkait.

9) Pembiayaan Pensiunan

pembiayaan yang diperuntukkan bagi pensiunan. 10) Pembiayaan PKPA

(61)

c. Produk Jasa

1) BSM Mobile Banking GPRS (BSM MBG)

Layanan transaksi perbankan (non tunai) melalui mobile phone(handphone) berbasis GPRS.

2) BSM Net Banking

Layanan transaksi perbankan (non tunai) melalui internet. 3) BSM Card

kartu yang dapat digunakan untuk transaksi perbankan melalui ATM dan mesin kredit.

4) Sentra Bayar BSM

layanan pembayaran beragam tagihan seperti telepon, ponsel maupun listrik.

5) PPBA (Pembayaran melalui menu pemindahbukuan di ATM) Layanan pembayaran tagihan institusi(lembaga pendidikan, asuransi, lembaga khusus, lembaga keuangan non bank) melalui menu pemindahbukuan di ATM.

6) BSM Electronic Payroll

(62)

B. DATA DESKRIPTIF

1. Karakteristik Pembiayaan Griya BSM a. Pengertian

Definisi: Pembiayaan Griya BSM adalah pembiayaan jangka pendek, menengah, atau panjang untuk membiayai pembelian rumah tinggal (konsumer), baik baru maupun bekas, di lingkungandevelopermaupunnon develper, dengan sistem murabahah

b. Akad

1) Akad yang digunakan adalah akadmurabahah

2) Akadmurabahahadalah akad jual beli antara bank dan nasabah, dimana bank membeli barang yang dibutuhkan dan menjualnya kepada nasabah sebesar harga pokok ditambah dengan keuntunganmarginyang disepakati.

c. Manfaat

1) Membiayai kebutuhan nasabah dalam hal pengadaan rumah tinggal (konsumer), baik baru maupun bekas

2) Nasabah dapat mengangsur pembayarannya dengan jumlah angsuran yang tidak akan berubah selama masa perjanjian. d. Fitur

(63)

4) Maksimum plafon pembiayaan sampai dengan Rp5 milyar 5) Jangka waktu pembiayaan yang panjang

6) Fasilitasautodebetdari Tabungan BSM. e. Persyaratan

1) WNI cakap hukum

2) Usia minimal 21 tahun dan maksimal 55 tahun pada saat jatuh tempo pembiayaan

3) Maksimum pembiayaan 80% dari harga beli rumah

4) Besar angsuran tidak melebihi 40% dari penghasilan bulanan bersih.

f. Dokumen yang diperlukan

1) Fotokopi KTP pemohon beserta pasangan (bila sudah menikah)

2) Fotokopi Kartu Keluarga

3) Fotokopi Surat Nikah (bila sudah menikah). 4) Asli slip Gaji & Surat Keterangan Kerja

5) Fotokopi Tabungan/Rekening Koran 3 bulan terakhir 6) Fotokopi NPWP untuk pembiayaan di atas Rp50 juta 7) Fotokopi rekening telepon dan listrik

8) Fotokopi SHM/SHGB

(64)

2. Perkembangan Pembiayaan Griya BSM per Juni 2011 dan Juni 2012 a. DataMurabahahPembiayaan Griya per Juni 2011

Tabel 3.1

DataMurabahahPembiayaan Griya per Juni 2011

Nasabah No Loan Pokok JW

a 43410061 29,637,561.86 5

b 43410002 67,659,303.51 10

c 43410082 80,000,000.00 15

d 43410001 65,477,070.76 8

e 43410076 110,000,000.00 10

352,773,936.13

Total

Sumber. PT. BankSyariah Mandiri Salatiga

(65)

b. DataMurabahahPembiayaan Griya per Juni 2012

Tabel 3.2

DataMurabahahPembiayaan Griya per Juni 2012

Nasabah No Loan Pokok JW

(66)

ah 43410244 143,953,840.55 7

ai 43410245 119,522,708.54 10

aj 43410239 79,532,947.23 8

Total 4,877,989,661.01

Sumber. PT. BankSyariah Mandiri Salatiga

Dari data di atas dapat diketahui bahwa perkembangan pembiayaan Griya BSM mengalami perkembangan yang sangat tinggi, dengan begitu menggambarkan bahwa masyarakat yang membutuhkan akan pembiayaan Griya BSM ini semakin meningkat, bisa jadi di tahun 2013 jumlah pembiayaan Griya juga semakin bertambah lagi.

3. Dasar hukum Pembiayaan Griya BSM

a. Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 04/DSN-MUI/VI/2000 tentang pembiayaanMurabahah.

b. Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 31/DSN-MUI/VI/2002 tentang pengalihan utang.

c. PBI No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum.

d. Kebijakan Pembiayaan PT Bank Syariah Mandiri. e. Kebijakan Manajemen Risiko PT Bank Syariah Mandiri.

(67)

h. Notulen Rapat Working Group ALMA No. 11/017/WG-ALM tanggal 25 November 2009

i. Nota Komite Manajemen Risiko (KMR) No. 11/030-2/WG-ALM tanggal 30 November 2009 mengenai Usulan Pembentukan Customer Financing Business Center (CFBC) dan Revitalisasi Produk Pembiayaan Perumahan.

j. SE No. 10/036/OPS tanggal 19 Desember 2008 perihal implementasi PSAK 102 Tentang AkuntansiMurabahah.

4. Prosedur pembiayaan griya BSM

Sesuai dengan standar prosedur yang digunakan oleh Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Salatiga dalam pengajuan pembiayaan (kredit), maka Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Salatiga memiliki proses dan prosedur pengajuan pembiayaan (kredit) sebagai berikut (SE No. 10/016/PEM,tanggal 22 Mei 2008).

a. Pemberkasan (permohonan)

Kelengkapan syarat-syarat PembiayaanGriya pada Bank Syariah Mandiri (BSM) Kantor Cabang Salatiga meliputi :

1) Persyaratan

a) WNI cakap hukum

b) Usiah minimal 21 tahun dan maximal 55 tahun pada saat jatuh tempo pembiayaan / kredit

(68)

d) Besar angsuran tidak melebihi 40% dari penghasilan bulanan bersih

2) Dokumen yang diperlukan

a) Form permohonan pembiayaan pemilikan rumah

b) Foto copy KTP pemohon dan suami/istri pemohon (bila sudah menikah)

c) Foto copy Akta nikah (bila sudah ada)

d) Slip gaji dan surat keterangan dari instansi tempat bekerja e) Foto copy buku tabungan 3 bulan terakhir

f) NPWP

g) Foto copy rekening listrik dan telepon h) Foto copy SHM/SHGB

i) Foto Copy IMB dan denah bangunan b. Investigasi

Kegiatan ini nantinya akan dituangkan pada laporan investigasi. Laporan investigasi ini meliputi :

1) Penyelidikan berkas pinjaman

(69)

kekurangan tersebut, maka sebaiknya permohonan pembiayaan (kredit) dibatalkan saja.

2) Wawancara awal

Merupakan penyidikan kepada calon nasabah dengan langsung berhadapan dengan calon nasabah tersebut. Tujuannya adalah untuk meyakinkan bank apakah berkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti dengan keinginan bank. Wawancara ini juga untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan calon nasabah yang sebenarnya. Hendaknya dalam wawancara ini dibuat se-rileksmungkin sehingga diharap hasil wawancara akan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Berikan kesempatan kepada calon nasabah untuk berbicara lebih banyak, sehingga bank memperoleh informasi yang banyak pula. Kegiatan ini nantinya akan dituangkan pada laporan wawancara

3) On the spot

(70)

4) Wawancara II

Merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan-kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot di lapangan. Catatan yang ada pada permohonan dan pada saat wawancara I dicocokkan dengan kegiatan on the spot yang telah dilakukan apakah ada kesesuaian dengan mengandung suatu kebenaran.

c. Tahap analisa

Analisa merupakan tahap lanjutan setelah investigasi, bila semua persyaratan telah lolos verivikasi dari investigasi. Analisa merupakan kegiatan suatu proses analisis pembiayaan (kredit) dengan menggunakan pendekatan-pendekatan dan rasio-rasio keuangan untuk menentukan kebutuhan pembiayaan (kredit) yang wajar.

Kegiatan ini nantinya akan dituangkan pada Nota Analisa Pembiayaan (NAP) Cabang.

Sedikitnya ada beberapa aspek analisa yang digunakan oleh Bank Syariah Mandiri (BSM) Kantor Cabang Salatiga antara lain:

1) Informasi pemohon a) Informasi Nasabah

(71)

b) Informasi bank

Ini digunakan untuk mengetahui informasi nasabah dalam kegiatan pebankan, yakni informasi antar bank melalui informasi BI Cheking. Nantinya akan diketahui bagaimana keterkaitan calon nasabah dalam kegiatan perbankan.

2) Analisa aspek yuridis

Analisa aspek yuridis ini meliputi a) Legalitas pemohon

b) Legalitas permohonan pembiayaan 3) Analisa aspek keuangan

Analisa yang digunakan untuk mengetahui kemampuan keuangan calon nasabah baik penghasilan, pengeluaran dan kemampuan berapa nantinya nasabah mampu membayar angsuran.

4) Analisa aspek agunan (jaminan)

Analisa tentang agunan (jaminan) tentang berapa nilai jaminan(agunan), layak atau tidak.

5) Risiko dan mitigasi

Untuk menilai dan mencegah

(72)

b) Risiko pembiayaan tidak digunakan sebagaimana tersebut dalam pengajuan

Mitigasi: Dana pencairan pembiayaan langsung ditransfer ke rekening pemilik rumah (penjual rumah yang akan dibeli)

c) Risiko obyek jaminan terbakar dan nasabah meninggal dunia

Mitigasi: Obyek yang dijaminkan harus di-cover dengan asuransi kebakaran dan asuransi jiwa nasabah dengan jangka waktu sampai jatuh tempo pembayaran

6) Kesimpulan dan rekomendasi

Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka dapat kesimpulan dan rekomendasi bank atas rencana rencana calon nasabah pembelian rumah, meliputi

a) Fasilitas pembiayaan b) Syarat penandatangan akad c) Syarat pencairan

d) Syarat lain-lain

e) Lain-lain (jika ada pelanggaran)

5. Risiko-Risiko Yang Dihadapi Dalam Pembiayaan Griya BSM Beserta Mitigasinya.

(73)

menghindari risiko, maka Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang Salatiga menerapkan pedoman analisis yang telah dikembangkan sendiri, tetapi pada intinya sama dan seperti yang biasa disebut dengan 5C + 7A. Berikut adalah beberapa risiko – risiko yang dapat diidentifikasi dalam pembiayaan griya BSM beserta Mitigasi risiko yang diterapkan guna menghadapi risiko–risiko tersebut dari berbagai aspek diantaranya:

a. Informasi Pemohon 1) Character

Karakter calon nasabah merupakan gerbang utama yang harus ditempuh dalam proses pembiayaan. Beberapa risiko yang bisa terjadi dari character calon nasabah adalah pemalsuan identitas diri calon nasabah guna memperlancar proses pembiayaan yang sedang dilakukan.

Untuk mengetahui baik buruknya karakter calon nasabah, Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang Salatiga, melakukan mitigasi dengan cara sebagai berikut:

a) Verifikasi data, dilakukan dengan cara mempelajari riwayat hidup calon nasabah

(74)

Dari proses mitigasi wawancara ke pada calon nasabah tersebut biasanya pihak BSM Cabang Salatiga baru bisa menilai dari karakter calon nasabah tersebut. Karakter tersebut misalnya :

(1) Dapat dipercaya

Bisa dilihat dengan jawaban yang diberikan calon nasabah apakah sudah sesuai dengan data/persyaratan yang diberikan sebelumnya atau tidak. Bisa juga lewat bahasa tubuh calon nasabah tersebut.

(2) Ahklaknya

Melalui rekomendasi tetangga / instansi dimana calon nasabah bekerja.

(3) Kemauan untuk membayar

Tidak mempunyai pembiayaan di bank lain, dan dengan segera menyerahkan surat kuasa untuk pemotongan gaji. Dan berarti calon nasabah tersebut mempunyai kemauan untuk membayar.

(4) Konsisten

Dapat dilihat dengan konsistennya pada nama, tanggal lahir, dan tanda tangan KTP, KK, Surat Nikah calon nasabah (5) Tanggung jawab

(75)

2) Capacity(kemampuan)

Risiko yang mungkin terjadi berkaitan dengan kemampuan calon nasabah adalah tidak terbayarnya pembiayaan yang diterima calon nasabah berdasarkan jangka waktu yang ditetapkan.

Mitigasi yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri berkaitan dengan hal ini adalah menentukan kapasitas nasabah, Kapasitas nasabah digunakan untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam bekerja termasuk kemampuan dalam menghasilkan kas atau setara kas. Dalam hal ini, bank harus memperhatikan golongan nasabah pada perusahaan tempat ia bekerja karena Kemampuan calon nasabah sangat menentukan dalam pelunasan pembiayaan calon nasabah tersebut. Jangan sampai calon nasabah tersebut menggunakan uang yang diterimanya secara berlebih-lebihan, agar nasabah tersebut dapat melunasi pembiayan dengan tepat waktu.

3) Capital(modal)

(76)

mungkin terjadi adalah terjadinya kredit macet sebelum jangka waktu perjanjian selesai.

Oleh karena itu, untuk kepentingan tersebut maka mitigasi yang dilakukan BSM Cabang Salatiga adalah melakukan pengecekan terhadap slip gaji/penghasilan nasabah itu cukup untuk mengangsur pembiayaan setiap bulan atau tidak, selain itu juga dengan melakukan mutasi keuangan calon nasabah yang dialihkan ke BSM Salatiga.

Disamping untuk mengetahui jumlah pendapatan nasabah setiap bulanya Analisa modal digunakan untuk mengetahui keyakinan nasabah terhadap usahanya sendiri atau pendapatan yang diterima.

4) Colleteral(Jaminan)

(77)

Beberapa risiko yang bisa terjadi dari jaminan yang diberikan oleh calon nasabah kepada pihak bank adalah sebagai berikut

a) Obyek jaminan fiktif. baik dari No jaminan, alamat, luas jaminan, denah, serta peta lokasi. Untuk meghindari hal – hal tersebut maka Bank Syariah Mandiri harus memastikan keabsahan dari obyek jaminan yang diberikan, supaya obyek yang dijaminkan benar – benar ada kesesuaian antara sertifikat dengan kondisi yang sebenarnya.

b) Obyek jaminan dalam sengketa, atau tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Maka mitigasi yang dilakukan oleh pihak Bank Syariah Mandiri adalah dengan melakukan cek bersih dan on the spot untuk memastikan bahwa obyek jaminan tidak dalam sengketa dan menghindari terjadinya pemalsuan obyek jaminan.

c) Obyek jaminan kebakaran. Maka dari pihak Bank Syariah Mandiri obyek jaminan tersebut langsung di-cover dengan asuransi.

(78)

dengan dibuatkan surat kuasa jual jaminan dan melakukan Dua (2) pengikatan yaitu pengikatan dengan SKMHT/APHT dan pengikatan secara Notariil.

(1) Pengikatan dengan SKMHT/APHT

Dalam perjanjian pembiayaan griya BSM debitur penerima pembiayaan memberikan jaminan berupa rumah dan tanah yang dibeli dari fasilitas pembiayaan bank tersebut. Selama APHT belum diterbikan oleh notaris maka SKMHT akan dipegang oleh pihak bank.

Masa berlaku dari SKMHT ini adalah 3 bulan sebelum diterbitkanya APHT (Akta Pemberian Hak Tanggungan). Jadi sifat dari SKMHT ini adalah sementara, Akan tetapi jika dalam waktu 3 bulan dan APHT belum jadi maka akan dilakukan perpanjangan SKMHT

(2) Pengikatan dengan notaris

(79)

5. Condition(kondisi)

Analisa diarahkan untuk mengetahui kondisi sekitar yang secara langsung maupun tidak secara langsung berpengaruh terhadap pengangsuran pembiayan calon nasabah, seperti keadaan ekonomi yang akan mempengaruhi adanya kredit macet nasabah dalam melakukan angsuran pembiayaan pemilikan rumah, misalnya : status nasabah sudah menikah apa belum, jumlah yang menjadi tanggungan dari nasabah tersebut.

Selain itu, kondisi bisa dilihat dari : a) Cakap hukum

b) Karyawan tetap / kondisi pekerjaan yang stabil

c) Usia pemohon minimal 21 tahun dan pada saat jatuh tempo fasilitas usia maxsimal 55tahun dan belum pensiun (jika karyawan atau PNS)

d) Belum menikmati fasilitas pembiayaan serupa dari pembiayaan lain

e) Memperoleh rekomendasi dari instansi pekerjaan untuk memperoleh pembiayaan melalui bank.

(80)

1. Aspek yuridis

Mitigasi risiko dalam hal ini dilakukan terhadap legalitas calon nasabah pada perusahaan / instansi dimana calon nasabah bekerja, karena tidak menutup kemungkinan akan timbul risiko dari nasabah yang berupa pemalsuan dokumen termasuk pemalsuan tempat nasabah itu bekerja. Mitigasi yang berhubungan dengan aspek yuridis ini dalam Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga biasanya diterapkan pada hal-hal berikut ini:

a. Legalitas pendirian usaha, dalam hal ini berkaitan dengan perusahan telah berbadan hukum apa belum.

b. Legalitas badan usaha, dalam hal ini akan dianalisis apakah instansi/perusahaan tempat nasabah bekerja termasuk instansi/perusahaan yang aktif dan mempunyai prospek yang bagus apa tidak, dan cacat hukum atau tidak.

c. Legalitas pengajuan permohonan pembiayaan, dalam hal ini dijelaskan apakah orang yang mengajukan permohonan pembiayaan adalah orang yang berhak bertindak secara hukum atau tidak.

d. Pokok-pokok hukum syariah, untuk melihat apakah usaha yang dijalankan nasabah dari hasil pembiayaan ini sesuai dengan hukum-hukum syariah atau tidak

(81)

2. Aspek keuangan.

Risiko yang berkaitan dengan aspek keuangan adalah dalam hal ini bisa jadi jumlah pendapatan yang diterima nasabah tidak sesuai dengan kenyataanya sehingga pembiayaan yang diberikan oleh calon nasabah over financing atau pembiayaan yang berlebihan, selain over financing risiko yang bisa timbul dalam pembiayaan griya ini berkaitan dengan aspek keuangan adalah tidak ada kemampuan bayar dari calon nasabah sehingga terjadi wanprestasi (tidak dilakukanya kewajiban yang seharusnya delakukan sesuai perikatan yang telah disepakati).

Mitigasi darianalisa keuangan dilakukan dengan menilai kemampuan nasabah dalam menghasilkan kas atau setara kas, analisa ini dilakukan per calon nasabah. Penilaianaspek keuangan ini berdasarkan pendapatan atau slip gaji terakhir, mencukupi atau tidakjika gaji tersebut dipotong untuk angsuran pembiyaan. Angsuran pembiayaan pemilikan rumah ini tidak boleh melebihi 40% dari gaji calon nasabah setiap bulannya.

Gambar

Gambar 3.1Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri Salatiga
Tabel 3.2

Referensi

Dokumen terkait

account officer khusus pembiayaan KPR atau Griya dan 20 nasabah yang menggunakan pembiayaaan murabahah produk griya. Hasil penelitian pada PT. Bank BNI Syariah

1) Pembiayaan OTO Bank Syariah Mandiri merupakan produk alternatif pembiayaan dari Bank Syariah Mandiri yang diperuntukkan bagi para nasabah yang menginginkan

iB Hasanah di Bank BNI Syariah Kantor Cabang Banjarmasin, meliputi mekanisme pembiayaan Griya iB Hasanah, persyaratan dan pengajuan pembiayaan Griya iB Hasanah,

Dalam arti sempit, pembiayaan dipakai untuk mendefinisikanpendanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan seperti banksyariah kepada nasabah ataupun berdasarkan

Produk pembiayaan dana berputar ini terdapat ketimpangan antara nasabah dan bank, dimana nasabah melanggar sp3 dalam ketentuan akad pembiayaan dana berputar dengan akad

3) Meningkatkan mutu produk agar lebih dikenal oleh masyarakat luas.. Kendala-kendala yang Terdapat di dalam Strategi Pemasaran Pembiayaan Griya degan akad Murabahah pada

1) Obyek jaminan fiktif. Untuk meghindari hal – hal tersebut maka Bank Syariah Mandiri harus memastikan keabsahan dari obyek jaminan yang diberikan, supaya obyek

Pelaksanaan pembiayaan pada Griya iB Hasanah meliputi calon nasabah datang ke BNI Syariah dengan membawa Persyaratan dokumen-dokumen yang telah dilampirkan,