• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi kuantitatif deskriptif tentang sikap mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma terhadap pendidikan karakter - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Studi kuantitatif deskriptif tentang sikap mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma terhadap pendidikan karakter - USD Repository"

Copied!
164
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI KUANTITATIF DESKRIPTIF TENTANG SIKAP MAHASISWA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

SANATA DHARMA TERHADAP PENDIDIKAN KARAKTER

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Diajukan oleh :

Ristina Mauliana Sinurat

089114125

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

Kupersembahkan karya ini untuk :

Tuhan YME

Busmin Sinurat dan Ida Marlina Simatupang

Marlin Ricardo Sinurat, Benny Fernando Sinurat,

dan Andre Julianto Sinurat

serta,

Alam semesta yang membaca energi dari mimpiku dan

mempertemukanku dengan orang-orang disekitarku

(5)

v

mencari, gagal, dan mencari (lagi…) adalah bagian dari

menemukan.

Ristina Mauliana Sinurat

karena lebih baik kalah dalam beberapa pertarungan demi

impian-impianmu, daripada kalah tanpa mengetahui apa yang kau

perjuangkan

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian dari karya milik orang lain, kecuali yang telah

disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 14 November 2013

Penulis

(7)

vii

STUDI KUANTITATIF DESKRIPTIF TENTANG SIKAP MAHASISWA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

SANATA DHARMA TERHADAP PENDIDIKAN KARAKTER

Ristina Mauliana Sinurat

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai sikap terhadap Pendidikan Karakter pada subjek penelitian yaitu, mahasiswa FKIP. Pendidikan karakter adalah sebuah proses yang menuntun anak-anak untuk bereaksi secara positif yang akhirnya membentuk kebiasaan positif juga. Proses tersebut akan membentuk kualitas moral mereka di masa depan sebagai manusia maupun anggota masyarakat. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan metode survai. Subjek pada penelitian ini adalah sebesar 270 mahasiswa. Alat pengambilan data menggunakan skala sikap terhadap pendidikan karakter yang dimana indikatornya dibuat berdasarkan teori. Uji coba skala ini menghasilkan reliabilitas sebesar 0,946 dengan jumlah item skala sebanyak 45 item. Data penelitian ini di hitung menggunakan SPSS for Windows versi 16. Hasil penelitian ini memberikan hasil sebaran data penelitian yang normal. Selain itu, subjek penelitian memiliki sikap terhadap pendidikan karakter yang cenderung positif. Hasil tersebut didapat dari perbedaan mean teoritik dan mean empirik, di mana mean empirik 147.65 lebih besar daripada mean teoritik 112.5.

(8)

viii

A QUANTITATIVE DESCRIPTIVE RESEARCH OF ATTITUDES IN

EDUCATION STUDENTS OF SANATA DHARMA UNIVERSITY TOWARD

EDUCATION CHARACTER

Ristina Mauliana Sinurat

ABSTRACT

This study was aimed to provide an overview of attitudes toward Character Education on the subject of the study, education students. Character education is a process that leads children to react positively to that eventually form positive habits as well. The process will form their moral qualities in the future as a person and member of society. This research is quantitative descriptive survey method. Subjects in this study was 270 students. Data retrieval tool using a scale of attitude toward character education in which the indicator is based on the theory. This results in a large-scale trial reliability of 0.946 with the number of large-scale items as many as 45 items. The data of this study are calculated using SPSS for Windows version 16. The study provides the results of a normal distribution of research data. In addition, the study subjects had an attitude toward character education tend to be positive. The results obtained from the difference in the mean theoretical and empirical mean, where the empirical mean 147.65 is greater than the theoretical mean 112.5.

(9)

ix

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang Bertanda tangan di bawah ini, Saya Mahasiswa Universitas Sanata Dharna :

Nama

: Ristina Mauliana Sinurat

NIM

: 089114125

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

STUDI KUANTITATIF DESKRIPTIF TENTANG SIKAP MAHASISWA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

SANATA DHARMA TERHADAP PENDIDIKAN KARAKTER

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu

meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada Tanggal : 14 November 2013

Yang menyatakan,

(10)

x

KATA PENGANTAR

Terima kasih yang sangat besar kepada Tuhan Yesus Kristus yang menjadi

kekuatan dan penghiburan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Studi Kuantitatif Deskriptif tentang Sikap Mahasiswa FKIP USD

Terhadap Pendidikan Karakt

er”.

Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini dapat selesai berkat dukungan,

waktu, tenaga dan pikiran beberapa pihak. Untuk itu peneliti ingin mengucapkan

terima kasih kepada :

1.

Ibu M. M. Nimas Eki S., S.Psi., Psi., M.Psi., selaku dosen pembimbing

skripsi. Ibu adalah dosen pembimbing dan teman yang luar biasa. Terima

kasih, bu. Terima kasih atas proses hingga sampai di tahap ini.

2.

C. Siswa Widyatmoko, M.Psi., selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas

Sanata Dharma. Terima kasih juga Pak atas pengalamannya selama di PBB.

3.

Ibu Ratri Sunar Astuti, S.Psi., M.Si, selaku Kepala Program Studi Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma dan selaku dosen penguji skripsi.

Terima kasih, bu.

4.

Bapak Drs. H. Wahyudi, M.Si, selaku dosen penguji skripsi. Terima kasih pa

atas saran dan masukan selama ujian skripsi.

5.

Special Thank to Marvin Berkowitz

. Thank you for replied my messages, and

also thank you so much for our discussion. It’s so amazing to had a

(11)

xi

6.

Seluruh dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Terima kasih

bapak

ibu atas ilmunya selama di sini. Tentu saja untuk Pak Gie, Mas Mujs,

Mas Doni, Mas Gandung dan Bu Nanik, terima kasih pak, bu, mas.

7.

Bapak Busmin Sinurat dan Mama Ida Marlina Simatupang. Ini adalah hasil

jerih payah dan kepercayaan bapak dan mama. Kepercayaan melepas anak

perempuan satu-satunya sekaligus bungsu ke kota orang. Seribu ucapan

terima kasih-pun tidak cukup untuk menggambarkan kasih sayang yang

kalian berikan. Tina sayang kalian.

8.

Marlin Sinurat, Benny Fernando Sinurat dan Andre Julianto Sinurat atas

dukungan dan dorongan selama aku berproses. Terima kasih, bang. Terima

kasih telah menjadi tempat cerita dan menangis, serta tempat merasa gagal

dan bangkit kembali. Tak lupa kakak-kakakku Miranti Sekar dan Yohana

Hadi Dwicahyanthy atas motivasi-motivasi yang sudah diberikan.

9.

Arinda Anantu atas semua masukan, dukungan dan terima kasih karena kamu

membantu saya untuk lebih melihat realita. Maaf juga rin, aku bukan teman

yang baik. Hari minggu di GKI Gejayan adalah obat buat seminggu yang

mungkin terasa berat

10.

Terima kasih Puji Wijaya dan Dicky Sugiyanto atas diskusi pintar,

gosip-gosip, obrolan ringan hingga berat selama di SSG.

11.

Terima kasih untuk keluarga

sedeng

, kucing agresif dan macan galau. Terima

kasih untuk Ruti, Angga, Cicik, Novi, Monik, Sita, Pino, Ayik, Ani, Betrik

(12)

xii

dan Nia.

You all guys always in my sweetest memories

. Dinamika bersama

kalian adalah hal terbaik selama di Jogja.

I love you too much

.

12.

Pada pelatih, kakak, teman dan musuh diwaktu yang bersamaan, Mikhael

Hendrick dan Martinus Sinulingga, apa jadinya hari ini kalau tanpa kalian

berdua ?

13.

Teman-teman yang sudah meluangkan waktu baik pengambilan data maupun

ide dan revisi : Stevanus Ari, Agnes Dita, Juwita K, Puji, Priscilla Pritha,

Savitri Rahayu, Albertus Harimurti, Ka Austin, Shinta, dan khususnya Angga

Anjelika (yang selalu menemani mengambil data dan input. Terima kasih,

ngga).

14.

Seluruh angkatan 2008 Psikologi USD khususnya Juwi, Ellisa, Mya, Wiena,

Eca, Berta, Galuh, Gita, Ay’u, Fajar, Andi dan semuanya. Mari kita men

uju

puncak dan gemilang cahaya.

15.

Teman-

teman kost “

Majus

hingga “Mawar Biru”. Khususnya Mbak

Elisabeth Huwa atas ilmu, pelajaran berharga dan inspirasinya selama ini,

Mbak Dian Anggraeni atas keceriaannya dan petualangannya, Agatha Viti

dan Agustina Fitriana Simbolon yang sudah membuat hari-hari lebih

menyenangkan (dan gila).

16.

My

Gregorius Hugo Wijayanto,

I love you

, Go. Kamu adalah penghiburan

yang luar biasa untuk hati yang lelah ini.

Yogyakarta, 14 November 2013

(13)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

HALAMAN MOTTO... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi

ABSTRAK...

vii

ABSTRACT

... viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH...

ix

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR ISI... xiii

DAFTAR TABEL... xvii

DAFTAR LAMPIRAN... xviii

BAB I. PENDAHULUAN... 1

A.

Latar Belakang Masalah... 1

B.

Rumusan Masalah... 5

C.

Tujuan Penelitian... 6

D.

Manfaat Penelitian...

6

1.

Manfaat Teoritis...

6

(14)

xiv

BAB II. LANDASAN TEORI... 7

A.

Sikap terhadap Pendidikan Karakter

... 7

1.

Definisi Pendidikan Karakter... 7

2.

Tujuan Pendidikan Karakter... 8

3.

Definisi Sikap terhadap Pendidikan Karakter...

9

4.

Struktur Sikap terhadap Pendidikan Karakter...

10

5.

Faktor Sikap terhadap Pendidikan Karakter...

12

B.

Pendidikan Karakter di Universitas Sanata Dharma...

16

1.

Tujuan Pendidikan Karakter di Universitas Sanata Dharma... 17

2.

Nilai-nilai yang Dikembangkan... 18

3.

Pedagogi Ignasian... 18

4.

Model Pendidikan Karakter di Universitas Sanata Dharma...

20

C.

Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan...

21

1.

Definisi Mahasiswa...

21

2.

Definisi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan...

21

3.

Definisi Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan...

22

D.

Sikap Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

terhadap Pendidikan Karakter...

22

E.

Pertanyaan Penelitian...

26

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

... 27

A.

Jenis Penelitian... 27

B.

Identifikasi Variabel Penelitian... 27

(15)

xv

D.

Subjek Penelitian... 28

1.

Jurusan Ilmu Pendidikan... 28

2.

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni... 29

3.

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial...

29

4.

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam....

29

E.

Prosedur Penelitian... 30

F.

Metode Pengumpulan Data Penelitian...

30

1.

Skala Sikap terhadap Pendidikan Karakter.

...

30

2.

Validitas...

36

3.

Reliabilitas... 37

4.

Seleksi Item... 38

G.

Teknik Analisis Data... 40

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 42

A.

Deskripsi Subjek Penelitian... 42

B.

Pelaksanaan Penelitian...

43

C.

Hasil Penelitian... 43

1.

Uji Normalitas Penelitian...,... 43

2.

Analisis Deskriptif Penelitian... 45

3.

Uji One Sample T-Test Penelitian... 47

4.

Frekuensi Skor Setiap Aspek Sikap... 48

D.

Pembahasan... 49

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... 54

(16)

xvi

B.

Saran... 54

1.

Bagi Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan...

54

2.

Bagi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan...

55

3.

Bagi Peneliti Selanjutnya... 55

DAFTAR PUSTAKA

….

... 56

(17)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Indikator Aspek Penelitian... 31

Tabel 2. Skor Alternatif Jawaban... 36

Tabel 3.

Blue Print

dan Sebaran Item Skala Uji Coba “Sikap terhadap

Pendidikan Karakter”

... 39

Tabel 4.

Blue Print

dan Sebaran Item Skala Penelitian “Sikap terhadap

Pendidikan Karakter”...

... 40

Tabel 5. Deskripsi Jenis Kelamin Subjek ... 43

Tabel 6. Uji Normalitas Data dengan teknik

Kolmogorov-Smirnov...

44

Tabel 7. Hasil Analisis Deskriptif... 47

Tabel 8. Uji Statistik One Sample T-Test... 48

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Skala Uji Coba...

61

Lampiran 2. Data Uji Coba...

73

Lampiran 3. Reliabilitas Skala Uji Coba...

82

Lampiran 4. Skala Penelitian...

86

Lampiran 5. Data Penelitian...

97

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Kualitas guru pada saat ini dipertanyakan (Suparno, 2005).

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 42 (2003: 28) guru tidak hanya

dituntut untuk menguasai bahan, tapi juga untuk mewujudkan tujuan

pendidikan nasional. Tujuan pendidikan nasional adalah mendidik siswa

menjadi berkarakter.

Menurut John Dewey (dalam Althof & Berkowitz, 2006) dan

Baumrind (dalam Park 2004) berkarakter maksudnya adalah memiliki

kebiasaan-kebiasaan positif. Kebiasaan-kebiasaan positif yang ingin dicapai

dalam tujuan pendidikan nasional adalah beriman dan bertakwa kepada

Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Berdasarkan tujuan pendidikan nasional dapat dilihat bahwa tugas

guru tidak hanya sebagai transfer ilmu tetapi juga sebagai pendidik siswa.

Tugas guru dalam mendidik siswa merupakan upaya dalam membentuk

karakter siswanya. Akan tetapi banyak keluhan yang mengatakan bahwa

guru kurang kurang kompeten dalam menjalankan tugasnya tersebut.

Menurut Paul Suparno (2005) salah satu penyebab guru kurang

(20)

Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yang kurang tinggi. Hal tersebut

dikarenakan bahwa banyak mahasiswa FKIP yang tidak memilih FKIP

sebagai pilihan pertama. Selain itu ada yang masuk FKIP hanya karena

dorongan orang tua.

Melihat kenyataan tersebut, lembaga pendidikan perguruan tinggi

khususnya FKIP seakan dituntut unutuk menciptakan strategi dalam

menyiapkan calon-calon guru. Universitas Sanata Dharma (USD) yang

dimana terdapat Fakultas Keguruan, menyusun strategi pengembangan

karakter mahasiswanya. Sehingga ketika menghadapi dunia pendidikan

yang sebenarnya mereka telah siap untuk mewujudkan tujuan pendidikan

nasional, yaitu mengembangkan karakter peserta didiknya juga.

Pengembangan karakter calon-calon guru di FKIP USD dilakukan

melalui kegiatan kurikuler seperti Mata kuliah Pengembangan Kepribadian

(MPK), Kuliah Kerja Nyata (KKN),

Micro Teaching

, dan Praktek

Pengalaman Lapangan (PPL). Selain itu terdapat kegiatan kokurikuler

seperti Inisiasi Sanata Dharma (INSADHA), Pelatihan Pengembangan

Kepribadian Mahasiswa 1 dan 2 (PPKM), dan Program Pendampingan

Aktualisasi Diri Integral (PADI). Kegiatan ekstra kurikuler yang terdapat di

FKIP USD juga merupakan strategi pegembangan karakter calon-calon

guru.

Sebagai Fakultas yang bernaung dibawah perguruan tinggi Jesuit,

lulusan FKIP diharapkan tidak hanya memiliki kemampuan akademik yang

(21)

antara baik dan buruk (

Conscience

) serta memiliki kepedulian terhadap

sesama dan lingkungan (

Compassion

). Untuk mewujudkan karakter tersebut

FKIP USD mendasari proses belajarnya dengan spiritualitas Ignasian.

Dalam spiritualitas Ignasian terdapat unsur konteks, pengalaman, refleksi,

tindakan, dan evaluasi dalam proses kegiatan belajar mengajarnya.

Strategi pengembangan karakter calon-calon guru di FKIP USD

telah berlangsung cukup lama. Sehingga perlu dilakukan sebuah pengukuran

yang dapat memprediksi keberhasilan strategi tersebut dikemudian hari.

Pengukuran yang dapat memprediksi apakah calon-calon guru FKIP USD

dapat berperilaku menjadi guru yang profesional. Dalam hal ini khususnya

perilaku untuk mengembangkan karakter peserta didiknya kelak.

Krech, Crutchfield, dan Ballachey (1996) mengemukakan bahwa

perilaku khususnya perilaku sosial ikut diarahkan oleh sikapnya.Dengan

demikian sikap dapat memprediksi perilaku.Sehingga untuk memprediksi

apakah mahasiswa FKIP USD memiliki perilaku untuk mengembangkan

karakter dikemudian hari dapat dilakukan dengan melihat sikapnya terlebih

dahulu. Hal tersebut dikarenakan sikap mahasiswa FKIP USD terhadap

pengembangan karakter dapat memprediksi perilakunya dikemudian hari.

Penelitian ini mengukur sikap mahasiswa FKIP USD terhadap

pendidikan karakter. Zanna dan Rempel (

Annual Review Psychology

, 1987)

mengemukakan bahwa sikap adalah penilaian evaluatif pada objek dan

melibatkan aspek kognitif, afektif, dan konatif sebagai tiga kelas informasi

(22)

penilaian evaluatif tersebut, sikap dibentuk dan dipengaruhi oleh beberapa

faktor.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan Krech, Crutchfield, dan

Ballachey (1996) dan Azwar (1995) terdapat beberapa faktor pembentuk

sikap yang dapat diklasifikasikan menjadi faktor internal dan eksternal.

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu.

Faktor-faktor internal adalah keinginan, pengalaman pribadi, kepribadian dan Faktor-faktor

emosional individu.

Faktor eksternal pembentuk sikap adalah faktor yang berasal dari

luar diri individu yang bersangkutan. Beberapa faktor yang termasuk faktor

eksternal adalah Informasi yang diterima dari media massa maupun orang

lain yang dianggap penting dan afiliasi kelompok yang berasal dari

kebudayaan, lembaga pendidikan dan lembaga agama.

Interaksi antara situasi lingkungan dengan sikap dan berbagai faktor

tersebut akan membentuk suatu proses kompleks yang akhirnya menentukan

pola perilaku seseorang. Hal tersebutlah yang membuat sikap individu ikut

memegang peranan dalam menentukan perilaku seseorang.Sehingga dengan

memahami sikap individu, seseorang dapat memasukan idenya kepada

orang lain dan mempengaruhi orang lain (Azwar, 1995). Sehingga untuk

memprediksi perilaku calon guru terhadap pendidikan karakter dikemudian

hari, maka dapat terlebih dahulu melihat sikapnya.

Penelitian dalam bidang pendidikan karakter memang cukup banyak.

(23)

bagaimana pendidikan karakter disisipkan ke dalam kurikulum dan mata

pelajaran, bagaimana pendidikan karakter mempengaruhi perilaku murid,

atau gagasan-gagasan ilmiah seputar pendidikan karakter (Selden, 1986;

Supriadi, 2008; Brown, 2009; Lopez & Louis, 2009; Suyanto, 2011; Lin,

Enright, & Klatt, 2011; Warsiyati, 2012 ). Anehnya, penelitian yang

membidik pada sikap calon-calon guru terhadap pendidikan karekter justru

belum ada. Padahal dengan melihat sikap dapat memprediksi perilaku

calon-calon guru dalam menerapkan pendidikan karakter dikemudian hari.

Berdasarkan ketidakadaannya penelitian tentang sikap terhadap

pendidikan karakter dan latar belakang yang dijabarkan. Dimana kualitas

guru sekarang kurang baik padahal guru memiliki peranan dalam

mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu mengembangkan karakter

peserta didiknya. Melihat tantangan tersebut FKIP USD menyusun sebuah

strategi pengembangan karakter calon-calon guru. Dengan harapan bahwa

strategi tersebut dapat menciptakan lulusan yang berkarakter. Kemudian

muncul sebuah pertanyaan penelitian bagaimanakah sikap mahasiswa

FKIP USD sebagai calon-calon guru terhadap pendidikan karakter ?

B.

Rumusan Masalah

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah seperti

(24)

C.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran sikap

mahasiswa FKIP USD terhadap pendidikan karakter.

D.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan

manfaat praktis sebagai berikut :

1.

Manfaat Teoritis

Memberikan sumbangan berupa fakta, wacana dan referensi

dalam dunia pendidikan khususnya psikologi pendidikan.Selain itu,

penelitian ini diharapkan memberikan sebuah perkembangan dalam dunia

pendidikan.

2.

Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan

bagi pemerhati pendidikan, bahwa sikap mahasiswa FKIP terhadap

pendidikan karakter perlu diperhatikan karena sikap dapat menjadi salah

satu prediktor perilaku. Selain itu, penelitian ini dapat menjadi

sumbangan untuk Universitas Sanata Dharma dalam menyiapkan calon

(25)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A.

Sikap terhadap Pendidikan Karakter

1.

Definisi Pendidikan Karakter

Setelah mendefinisikan karakter dan pendidikan terlebih dahulu

dapat ditarik sebuah pengertian mengenai pendidikan karakter.

Pendidikan karakter adalah sebuah proses yang menuntun anak-anak

untuk bereaksi secara positif yang akhirnya membentuk kebiasaan positif

juga. Proses tersebut akan membentuk kualitas moral mereka di masa

depan sebagai manusia maupun anggota masyarakat.

Banyak ahli yang juga mendefinisikan pendidikan karakter. Salah

satunya adalah Elkind dan Sweet (dalam Zubaedi, 2011) yang

mendefinisikan pendidikan karakter sebagai usaha sengaja untuk

membantu manusia memahami, peduli tentang, dan melaksanakan

nilai-nilai etika. Selanjutnya William dan Schnaps (dalam Zubaedi, 2011)

mengungkapkan bahwa pendidikan karakter adalah usaha-usaha yang

dilakukan oleh para personel sekolah, bahkan yang dilakukan

bersama-sama dengan orang tua dan anggota masyarakat, untuk membantu

anak-anak dan remaja agar menjadi atau memiliki sifat peduli, berpendirian,

dan bertanggung jawab.

Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas dapat dilihat bahwa

(26)

untuk memiliki kualitas moral yang dilakukan oleh seluruh

lapisan sekolah bekerja sama dengan orang tua dan masyarakat.

2.

Tujuan Pendidikan Karakter

Berdasarkan definisi pendidikan karakter yang telah dijabarkan

diatas sebenarnya sudah tersirat tujuan dari pendidikan karakter itu

sendiri yaitu, menjadikan seseorang berkualitas secara moral. McClellan

(dalam Brown, 2008) menjelaskan tujuan-tujuan dari pendidikan

karakter. Tujuan pendidikan karakter menurut McClellan adalah :

a.

Melatih atribut-atribut positif pada anak muda yang akan

memampukan mereka untuk mengembangkan pengetahuan dan

kecakapan hidup demi perilaku yang bertanggung jawab

b.

Melatih anak muda untuk mengembangkan sifat-sifat baik yang akan

membuat mereka menjadi warga negara yang ‘sehat’ dan bahagia

Sedangkan Bulach (2002) menjabarkan tujuan dari pendidikan

karakter sebagai berikut :

a.

Mengajarkan anak muda untuk membedakan mana yang baik dan

buruk dimana hal tersebut akan membuat mereka mengembangkan

rasa kepedulian terhadap orang lain

b.

Pendidikan karakter juga bertujuan membuat anak muda

memaksimalkan waktu dan talenta mereka untuk bekerja sama

(27)

c.

Mengajarkan kemampuan membuat keputusan dan mengatasi

masalah

d.

Melatih disiplin diri dalam menentang hal-hal yang salah

e.

Mengajarkan anak muda dalam mengapresiasi kualitas dari menjadi

manusia dan menunjukan apresiasinya di rumah, sekolah dan

masyarakat

3.

Definisi Sikap terhadap Pendidikan Karakter

a.

Definisi Sikap

Thomas dan Znaniecki dalam gagasan ilmiah yang di tulis oleh

Gordon W Allport (dalam Jahoda & Warren., ed. 1954) menyatakan

bahwa sikap adalah proses mental individu yang mana menentukan

respon aktual dan potensial pada setiap orang dalam dunia sosial. Pada

definisi tersebut dapat dillihat dua hal yang penting yaitu, proses

mental dan kecenderungan respon individu. Sedangkan menurut

Zanna dan Rempel (dalam Chaiken & Stagor, 1987) sikap

didefinisikan sebagai penilaian evaluatif pada objek dan melibatkan

aspek afektif, kogitif, dan konatif sebagai tiga kelas informasi yang

mendasari keputusan evaluatif tersebut. Dalam kerangka berpikir

Zanna dan Rempel, 3 aspek tersebut adalah contoh dari proses

psikologis yang mana pengalaman kognitif, afektif, dan konatif secara

(28)

Rempel dapat dilihat juga dua hal yang penting yaitu, penilaian

evaluatif dan tiga kelas informasi (kognitif, afektif dan konatif).

Berdasarkan pendapat Thomas dan Znaniecki serta Zanna dan

Rempel (dalam Chaiken & Stagor, 1987) dapat ditarik sebuah

kesimpulan bahwa sikap adalah proses mental yang melibatkan tiga

kelas informasi (kognitif, afektif, dan konatif) dalam menentukan

penilaian evaluatif dan kecenderungan respon individu. Kognitif,

afektif dan konatif sebagai kelas informasi sering juga disebut dengan

skema triadik (dalam Azwar, 1995) atau

tripartite model

(dalam

Chaiken dan Stangor, 1987).

b.

Definisi Sikap terhadap Pendidikan Karakter

Sikap terhadap pendidikan karakter adalah proses mental yang

melibatkan kognitif (kepercayaan), afektif (perasaan), dan konatif

(kecenderungan berperilaku) dalam menentukan penilaian evaluatif

dan kecenderungan respon individu terhadap pendidikan karakter.

4.

Struktur Sikap terhadap Pendidikan Karakter

Berdasarkan skema triadik atau

tripartite model

dapat dilihat

bahwa sikap terdiri atas 3 kelas (aspek) informasi yang saling menunjang

yaitu, kognitif, afektif dan konatif. Mann (dalam Azwar, 1995) dan

Mar’at

(1982) mencoba menjelaskan ketiga aspek tersebut dengan

(29)

a.

Aspek Kognitif

Aspek ini berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang

berlaku atau apa yang benar bagi pendidikan karakter. Kepercayaan

tersebut berasal dari apa yang telah dilihat atau apa yang diketahui.

Berdasarkan apa yang dilihat atau diketahui lahirlah gagasan-gagasan

yang membentuk stereotipe yang terpolakan dalam fikiran. Namun,

kepercayaan tidak saja terbentuk dari apa yang dilihat atau diketahui.

Kadang-kadang kepercayaan terbentuk karena kurangnya informasi

yang benar mengenai pendidikan karakter.

b.

Aspek Afektif

Aspek afektif berhubungan dengan perasaan yang

menyangkut masalah emosi individu terhadap pendidikan karakter.

Reaksi emosional yang merupakan aspek afektif banyak dipengaruhi

oleh kepercayaan. Apa yang dipercayai seseorang tentang benar dan

salah atau baik dan buruk mengenai pendidikan karakter akan

mempengaruhi perasaan seseorang terhadap pendidikan karakter

tersebut.

c.

Aspek Konatif

Aspek ini berkaitan dengan kecenderungan berperilaku yang

ada dalam diri seseorang terhadap pendidikan karakter yang

dihadapinya. Kecenderungan berperilaku secara konsisten, selaras

(30)

tersebut menyebabkan sikap seseorang mengenai pendidikan karakter

juga dicerminkan dalam tendensi berperilaku.

5.

Faktor Sikap terhadap Pendidikan Karakter

Krech, Crutchfield, dan Ballachey (1962) mengemukakan empat

faktor yang membentuk sikap. Berikut adalah uraian dari empat faktor

tersebut :

a.

Keinginan

Sikap tidak hanya memberi makna terhadap alam pikir

seseorang, tetapi juga terbentuk dan digunakan dalam upaya

memenuhi keinginan untuk mengimplementasikan pendidikan

karakter. Untuk menghadapi berbagai masalah dalam upaya mencoba

memenuhi keinginannya tersebut, individu akan mengembangkan

sikap menyukai (positif) terhadap pendidikan karakter atau oaang lain

yang memuaskan keinginannya itu.

b.

Informasi

Sikap dapat terbentuk melalui informasi yang diterapkan

kepada individu. Pengetahuan mengenai pendidikan karakter dapat

membentuk

dan

mengembangkan

sikap

seseorang

terhadap

pendidikan karakter. Namun, terkadang informasi bukan hanya

menjadi penentu bagi sikap terhadap pendidikan karakter tetapi untuk

memperkuat atau memperlemah sikap terhadap pendidikan karakter

(31)

c.

Afiliasi Kelompok

Sikap seseorang cenderung hasil dari keyakinan, nilai dan

norma kelompoknya. Sehingga banyak dari sikap terhadap pendidikan

karakter seorang individu bersumber dan atas dukungan dari

kelompoknya. Hal tersebut menyebabkan anggota-anggota dari

sebuah kelompok cenderung mempunyai sikap yang serupa.

d.

Kepribadian

Walaupun antar individu dalam satu kelompok memiliki

keseragaman sikap terhadap pendidikan karakter, tetap akan ada

keragaman didalamnya. Keseragaman tersebut dihasilkan oleh

perbedaan kepribadian. Menurut Andorno (dalam Kerch, Crutchfield,

dan Ballachey, 1962) sikap-sikap individu sering kali mencerminkan

kepribadiannya. Pendirian seseorang terhadap pendidikan karakter

merupakan ekspresi dari kecenderungan yang tertanam dalam

kepribadiannya.

Selain faktor yang dijabarkan oleh Krech, Crutchfield, dan

Ballachey, berikut adalah faktor sikap yang dijabarkan oleh Azwar

(1995):

a.

Pengalaman Pribadi

Apa yang dipikirkan, dirasakan, dan cenderung dilakukan

mengenai pendidikan karakter juga terbentuk dari apa yang telah atau

(32)

mempengaruhi tanggapan dan penghayatan terhadapnya. Pengalaman

pribadi

mengenai

pendidikan

karakter

akan

lebih

mudah

mempengaruhi sikap jika melibatkan faktor emosional.

b.

Pengaruh Orang Lain yang Dianggap Penting

Salah satu komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap

terhadap pendidikan karakter adalah orang lain yang dianggap

penting. Dimana orang tersebut sangat diharapkan persetujuannya

bagi setiap gerak dan pendapat. Hal tersebut dapat terjadi karena pada

umumnya individu cenderung untuk memiliki sikap yang searah atau

konformis dengan orang yang dianggap penting.

c.

Pengaruh Kebudayaan

Budaya mempunyai pengaruh yang besar pada pembentukan

sikap terhadap pendidikan karakter. Secara tidak sadar, budayalah

yang menciptakan warna sikap dari masyarakatnya.

d.

Media Massa

Media massa seperti televisi, radio, koran, majalah dan

sebagainya merupakan sarana komunikasi yang memiliki peranan

besar dalam proses pembentukan sikap terhadap pendidikan karakter.

Hal tersebut dikarenakan media massa memiliki pengaruh besar dalam

pembentukan opini dan kepercayaan orang. Hal tersebut dikarenakan

media massa yang membahas pendidikan karakter dapat mengandung

informasi yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang

(33)

e.

Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama

Sistem dalam lembaga pendidikan dan lembaga agama

memiliki pengaruh dalam pembentukan sikap terhadap pendidikan

karakter. Hal tersebut dikarenakan kedua lembaga tersebut meletakkan

dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Dasar

pengertian dan konsep moral yang didapat oleh individu dapat

mempengaruhi

baik-buruknya

tanggapan

individu

terhadap

pendidikan karakter.

f.

Faktor Emosional

Kadang suatu sikap merupakan hasil dari penyaluran emosi

frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan diri dari

individu. Sikap yang dihasilkan dari emosi tersebut biasanya hanya

sementara. Akan tetapi ada juga yang lebih persisten. Contohnya

bentuk sikap yang didasari faktor emosional adalah prasangka.

Seseorang yang memiliki prasangka bahwa pendidikan karakter

adalah usaha yang akan sia-sia mungkin saja adalah hasil dari rasa

tidak yakinnya terhadap pendidikan karakter.

Berdasarkan faktor yang telah dijabarkan oleh Krech, Crutchfield,

dan Ballachey (1962) dan Azwar (1995) dapat digolongkan 2 jenis faktor

berdasarkan asalnya, yaitu faktor internal dan eksternal. Berikut adalah

(34)

a.

Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor pembentuk sikap terhadap

pendidikan karakter yang stimulusnya berasal dari diri individunya

sendiri. Faktor internal sikap terhadap pendidikan karakter adalah

keinginan, pengalaman pribadi individu mengenai pendidikan karakter

dan kepribadian individu itu sendiri.

b.

Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang membentuk sikap,

dimana stimulus berasal dari luar individu. Faktor-faktor eksternal

pembentuk sikap terhadap pendidikan karakter adalah Informasi yang

diterima dari media massa maupun orang lain, pengaruh orang yang

dianggap penting, afiliasi kelompok yang berasal dari lembaga

pendidikan dan lembaga agama, serta kebudayaan.

B.

Pendidikan Karakter di Universitas Sanata Dharma

Universitas Sanata Dharma sebagai perguruan tinggi Jesuit

menggunakan spiritualitas Ignasian sebagai dasar dalam pendidikannya.

Nilai-nilai

spriritualitas

Ignasian

juga

digunakan

sebagai

dasar

pengembangan karakter mahasiswanya. Berikut adalah penjelasan mengenai

(35)

1.

Tujuan Pendidikan Karakter di Universitas Sanata Dharma

a.

Bagi Mahasiswa :

1)

Mahasiswa memiliki karakter yang khas sebagai alumni USD,

yaitu utuh dan tajam dalam kompetensi (

competence

), suara hati

(

conscience

) dan hasrat bela rasa (

compassion

).

2)

Mahasiswa mampu berkembang dalam aspek profesional-akademik

dan karakter secara seimbang sehingga memiliki kualifikasi yang

diperlukan untuk menjawab tantangan jaman.

3)

Mahasiswa mampu mengambil peran sebagai pemimpin di tengah

masyarakat di manapun berada.

b.

Bagi Dosen :

1)

Dosen semakin terlibat dalam upaya untuk mengembangkan

karakter mahasiswa.

2)

Dosen mampu mengembangkan karakter diri dan sekaligus

menjadi inspirasi bagi mahasiswanya.

c.

Bagi Universitas Sanata Dharma :

Universitas Sanata Dharma semakin terlibat dalam memberi

sumbangan khas menghadirkan pencerahan yang mencerdaskan bagi

(36)

2.

Nilai-nilai yang Dikembangkan

a.

Competence

Competence

dimaknai sebagai kemampuan akademik yang

memadukan unsur-unsur pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

b.

Conscience

Conscince

dimaknai sebagai kemampuan memahami alternatif

dan menentukan pilihan seperti baik-buruk dan benar-salah.

c.

Compassionate

Compassion

dimaknai sebagai kemauan untuk berbela rasa

pada sesama dan lingkungan.

3.

Pedagogi Ignasian

Dalam usaha untuk mencapai tujuan tersebut USD menggunakan

spiritualitas Ignasian sebagai dasar dalam praktek pendidikannya.

Spiritualitas Ignasian yang diaplikasikan dalam proses pendidikan dapat

disebut sebagai pedagogi Ignasian.

Pedagogi berasal dari bahasa Yunani yang artinya metodologi atau

cara pendampingan dan membantu pembelajaran tumbuh dan

berkembang dengan didasarkan pada pandangan hidup dan visi tentang

pribadi manusia ideal. Dalam Pedagogi Ignasian, pribadi manusia ideal

yang dituju adalah pandangan dan pengalaman pribadi Santo Ignatius

Loyola yang kemudian berkembang menjadi pola pendidikan Jesuit

(37)

Dalam penerapan model pembelajaran dengan pendekatan

Pedagogi Ignasian terdapat unsur-unsur pokok yang dilaksanakan, yaitu :

a.

Konteks

Mahasiswa

diajak

untuk

mencermati

konteks-konteks

hidupnya. Hal tersebut untuk mengenali faktor-faktor yang berpotensi

mendukung atau menghambat proses pembelajaran yang akan

dialaminya. Sedangkan dosen memulai proses pembelajaran dengan

memahami konteks-konteks mahasiswanya.

b.

Pengalaman

Mahasiswa diajak

mencari pemahaman

baru dengan

melakukan perbandingan, kontras, evaluasi, analisis, dan sintesis atas

semua kegiatan mental serta psikomotorik untuk memahami realitas

secara lebih baik.

c.

Refleksi

Refleksi berarti mengadakan pertimbangan seksama dengan

menggunakan daya ingat, pemahaman, imajinasi, dan perasaan

menyangkut bidang ilmu, pengalaman, ide, tujuangan yang diinginkan

atau reaksi spontan untuk menangkap makna dan nilai hakiki dari apa

yang dipelajari.

d.

Tindakan

Tindakan adalah kegiatan yang mencerminkan pertumbuhan

(38)

e.

Evaluasi

Dalam pencapaian tujuan pendidikan Jesuit, perlu dilakukan

evaluasi yang menyeluruh pada aspek pengetahuan, perkembangan

sikap, penentuan prioritas, dan tindakan-tindakan yang selaras dengan

tujuan pendidikan Jesuit.

4.

Model Pendidikan Karakter di Universitas Sanata Dharma

Pendidikan karakter di USD dilakukan dengan mengintegrasikan

nilai-nilai yang dikembangkan dan spiritualitas ignasian kedalam

kegiatan kurikuler, kokurikuler, dan ekstra kurikuler.

a.

Pengembangan Karakter dengan Kegiatan Kurikuler

Kegiatan kurikuler yang menjadi sarana pengembangan

karakter mahasiswa adalah dengan pembelajaran berbasis pedagogi

Ignasian, contohnya adalah mata kuliah Pengembangan Kepribadian

(MPK) dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) atauKuliah Kerja Praktek

(KKP) atau

ServiceLearning Program

(SLP) dan Praktek Pengalaman

Lapangan (PPL) untuk mahasiswa FKIP.

b.

Pengembangan Karakter dengan Kegiatan Kokurikuler

Kegiatan kokurikuler yang diintegrasikan dengan spiritualitas

Ignasian guna mengembangkan karakter mahasiswa USD adalah

INSADHA (Inisiasi Sanata Dharma), PPKM 1 dan PPKM 2 (Program

Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa,

Week End

Moral,

(39)

c.

Pengembangan Karakter dengan Kegiatan Ekstra Kurikuler

USD menyediakan kegiatan-kegiatan ekstra kurikulrt yang

menyentuh wilayah pengembangan karakter mahasiswanya. Kegiatan

tersebut antara lain adalah kegiatan organisasi maupun kegiatan

pengembangan

kecakapan

(olahraga,

musik,

fotografi

dan

sebagainya).

C.

Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

1.

Definisi Mahasiswa

Kamus

Besar

Bahasa

Indonesia

(2005)

mendefinisikan

mahasiswa sebagai orang yang belajar di perguruan tinggi. Supratiknya

(2006) menyatakan bahwa mahasiswa memiliki peran sebagai pencetus

pembaharuan sosial-politik ke arah terbentuknya tata masyarakat yang

lebih adil dan manusiawi ditengah lingkungannya. Setelah lulus dari

perguruan tinggi, mahasiswa diharapkan membawa perubahan.

Perubahan yang diharapkan adalah tata masyarakat yang lebih adil dan

manusiawi. Sesuatu yang lebih adil dan manusiawi memiliki makna

moralitas. Dengan kata lain setelah lulus mahasiswa memiliki peran

sebagai agen moral.

2.

Definisi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Fakultas memiliki definisi sebagai bagian dari perguruan tinggi

(40)

jurusan. Sedangkan keguruan memiliki arti hal-hal yang menyangkut

dengan pengajaran, pendidikan, dan metode pengajaran (Kamus Besar

Bahasa Indonesia, 2005). Lalu pada bagian sebelumnya telah dibahas

definisi mengenai pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses atau

kegiatan yang menuntun anak-anak untuk memiliki kecakapan intelektual

dan emosional yang akan menarik mereka keluar sebagai manusia dan

anggota masyarakat yang tertata. Dengan kata lain Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan adalah bagian dari perguruan tinggi yang

mempelajari hal-hal yang menyangkut proses atau kegiatan pengajaran

dan pengetahuan guna melatih kecakapan intelektual dan emosional.

3.

Definisi Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Berdasarkan penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa

mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan adalah orang yang

belajar mengenai proses atau kegiatan pengajaran dan pengetahuan guna

melatih kecakapan intelektual dan emosional pada perguruan tinggi.

D.

Sikap Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan terhadap

Pendidikan Karakter

Berdasarkan skema triadik atau tripartite model sikap terdiri atas 3

kelas (aspek) informasi yang saling mempengaruhi yaitu, kognitif yang

meliputi pemikiran dan pemahaman, afektif yang meliputi perasaan, dan

(41)

membentuk sikap mahasiswa FKIP terhadap pendidikan karakter. Sikap

mahasiswa FKIP terhadap pendidikan karakter tentu saja berbeda antar

mahasiswa.

Perbedaan sikap tersebut disebabkan oleh faktor internal dan

eksternal berdasarkan teori dari Krech, Crutchfield, dan Ballachey (1962)

dan Azwar (1995). Faktor internal adalah keinginan, pengalaman pribadi,

kepribadian dan faktor emosional. Sedangkan faktor eksternal adalah

Informasi yang diterima dari media massa maupun orang lain dan afiliasi

kelompok yang berasal dari kebudayaan, lembaga pendidikan dan lembaga

agama. Faktor-faktor tersebutlah yang membuat perbedaan sikap pada

mahasiswa FKIP.

Dalam upaya memenuhi keinginannya mahasiswa mengembangkan

sikap menyukai (positif) dan tidak menyukai (negatif) pada objek psikologis

yang dihadapi dalam hal ini adalah pendidikan karakter. Berdasarkan hal

tersebut

jika

mahasiswa

memang

memiliki

keinginan

untuk

mengembangkan karakter, maka ia akan memiliki sikap positif terhadap

pendidikan karakter. Akan berbeda dengan mahasiswa yang hanya ingin

bekerja sebagai guru untuk mendapatkan gaji atau mungkin terpaksa.

Mereka akan mengembangkan sikap negatif terhadap pendidikan karakter.

Seorang mahasiswa FKIP USD yang memiliki pengalaman pribadi

yang positing dengan pendidikan karakter akan mengembangkan sikap

positif terhadap pendidikan karakter. Dalam hal ini adalah strategi yang

(42)

dengan positif akan memungkinkan untuk memiliki tanggapan yang positif

juga. Tanggapan yang memungkinkan seperti terlibat lebih jauh, turut

mempraktekan dalam kehidupan sehari-hari dan sebagainya.

Sikap mahasiswa FKIP USD terhadap pendidikan karakter sering

kali mencerminkan kepribadiannya. Pendirian terhadap pendidikan karakter

merupakan

ekspresi

dari

kecenderungan

yang

tertanam

dalam

kepribadiannya.

Misalnya

seorang

mahasiswa

yang

memiliki

kecenderungan egosentris. Dia mungkin saja menolak sama sekali untuk

tidak mengetahui maupun mengimplementasikan pendidikan karakter

karena memang dia memiliki kecenderungan dimana dia memusatkan pada

dirinya sendiri.

Sikap yang dihasilkan dari faktor emosional seringkali bersifat

sementara walaupun ada yang persisten. Contoh bentuk sikap yang didasari

faktor emosional adalah prasangka. Mahasiswa FKIP USD yang memiliki

prasangka bahwa pendidikan karakter tidak akan berhasil dalam usaha

memperbaiki bangsa, memungkinkan bahwa perilakunya akan menolak

terlibat lebih jauh.

Informasi yang diterapkan kepada mahasiswa baik dari media massa

atau orang lain serta pengaruh orang yang dianggap penting juga

mempengaruhi sikap mahasiswa terhadap pendidikan karakter. Mahasiswa

FKIP USD yang mengetahui tentang pendidikan karakter memiliki

kemungkinan untuk memiliki sikap positif atau negatif terhadap pendidikan

(43)

informasi tentang pendidikan karakter. Sikap negatif bisa saja muncul

karena kurangnya atau tidak adanya informasi yang benar mengenai

pendidikan karakter (Azwar, 1995).

Kebudayaan dimana kita tinggal memiliki pengaruh yang besar

terhadap sikap mahasiswa FKIP USD tinggal. Kebudayaan menetapkan

garis-garis batasan dan konsep moral yang berlaku. Kebudayan Indonesia

salah satunya adalah kolektivisme. Budaya kolektif membuat kita cenderung

memiliki sikap yang sama dengan yang lainnya. Dalam budaya kolektif

mahasiswa FKIP memungkinkan memiliki sikap yang positif terhadap

pendidikan karakter jika yang lainnya juga begitu.

Sikap mahasiswa FKIP USD terhadap pendidikan karakter dapat

juga dibentuk oleh keyakinan, nilai dan norma kelompok yang diikutinya.

Lembaga pendidikan dan lembaga agama adalah contoh kelompok yang

diikuti oleh mahasiswa FKIP USD. Kedua lembaga tersebut memasukan

idenya tentang benar dan salah serta ajaran-ajaran dan batasan-batasan.

Sehingga kedua lembaga tersebut memberikan kontribusi dalam

perkembangan sikap mahasiswa FKIP.

Faktor internal dan eksternal tersebut akan saling mempengaruhi dan

membentuk sikap mahasiswa FKIP USD terhadap pendidikan karakter.

Mahasiswa FKIP USD yang memiliki keinginan untuk mengembangkan

karakter siswanya kelak, memiliki pengalaman yang baik tentang

pendidikan karakter, memiliki kepribadian dan emosi yang mendukung

(44)

pendidikan karakter, menjadi anggota dari kelompok atau budaya yang

mendukung pendidikan karakter, maka akan mengembangkan sikap positif

terhadap pendidikan karakter.

E.

Pertanyaan Penelitian

Bagaimanakah sikap mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma

(45)

27

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.

Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif deskriptif.

Penelitian kuantitati deskriptif menggunakan sampel atau populasi yang ada

untuk mencoba mengungkapkan deskripsi yang tepat dan cukup dari

aktivitas, objek, proses atau manusia yang menjadi fokus penelitian

(Sulistyo & Basuki, 2006). Deskripsi atau gambaran dirangkum dengan

sistematis, faktual dan akurat. Deskripsi tersebut mengenai fakta-fakta dan

sifat-sifat pada sampel atau populasi yang dimaksud (Narbuko & Achmadi,

2007).

Pada penelitian deskriptif ini tujuan yang ingin dicapai adalah

memberikan gambaran sikap terhadap pendidikan karakter pada mahasiswa

FKIP di Universitas Sanata Dharma.

B.

Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel adalah konsep yang mempunyai nilai dan dapat diukur

(Widi, 2010). Penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu, sikap

(46)

C.

Definisi Operasional

Variabel pada penelitian ini adalah variabel tunggal, yaitu sikap

terhadap pendidikan karakter. Sikap terhadap pendidikan karakter adalah

proses mental yang melibatkan kognitif (kepercayaan), afektif (perasaan),

dan konatif (kecenderungan berperilaku) dalam menentukan penilaian

evaluatif dan kecenderungan respon individu terhadap pendidikan karakter.

Sikap terhadap pendidikan karakter diukur dengan menggunakan

skala sikap terhadap pendidikan karakter. Berdasarkan dari skor pada skala

tersebut dapat dilihat kecenderungan sikap positif atau negatif. Semakin

tinggi skor pada skala, maka sikap terhadap pendidikan karakter semakin

positif. Sebaliknya, jika skor pada skala semakin rendah, maka sikap

terhadap pendidikan karakter juga semakin negatif.

D.

Subjek Penelitian

Sample penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma baik laiki-laki maupun perempuan.

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma yang

terbagi dalam beberapa Jurusan dan Program Studi sebagai berikut :

1.

Jurusan Ilmu Pendidikan (JIP)

a.

Program Studi Bimbingan dan Konseling (BK)

b.

Program Studi Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

(IPPAK)

(47)

2.

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni (JPBS)

a.

Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI)

b.

Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

(PBSID)

3.

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (JPIPS)

a.

Program Studi Pendidikan Akuntansi (PAK)

b.

Program Studi Pendidikan Ekonomi (PE)

c.

Pendidikan Sejarah (PSej)

4.

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

(JPMIPA)

a.

Program Studi Pendidikan Fisika (PFis)

b.

Program Studi Pendidikan Matematika (PMat)

c.

Program Studi Pendidikan Biologi (PBio)

Sample penelitian ditentukan menggunakan teknik

convenience

sampling

, yaitu penentuan sampel berdasarkan kecocokan dengan dengan

karakteristik populasi yang ditentukan. Pengambilan sampel dengan teknik

(48)

E.

Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1.

Membuat alat ukur berupa skala sikap terhadap pendidikan karakter

dengan menggunakan metode

summated rating

.

2.

Melakukan uji coba alat ukur pada sampel yang memiliki kriteria sama

dengan sampel yang akan dijadikan subjek penelitian.

3.

Melakukan uji validitas dan reliabilitas untuk menganalisis item-item

sehingga didapatkan item-item yang valid dan reliable.

4.

Menentukan subjek penelitian yang kemudian diberikan alat ukur yang

sudah diuji validitas dan reliabilitasnya.

5.

Menganalisis data yang didapatkan.

6.

Membuat kesimpulan berdasarkan analisi yang dilakukan.

F.

Metode Pengumpulan Data Penelitian

1.

Skala Sikap terhadap Pendidikan Karakter

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode skala. Skala psikologi mengungkap konstrak atau konsep

psikologis yang dapat menggambarkan aspek kepribadian individu

(Azwar, 1999).

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala sikap

terhadap pendidikan karakter yang akan mengungkap aspek kognitif,

(49)

pendidikan karakter. Peneliti menyusun sendiri skala dengan mengacu

pada indikator yang berasal dari teori yang telah dijabarkan. Skala sikap

disusun dengan menggunakan skala likert yang telah disesuaikan dengan

objek psikologis yang akan diteliti.

Tabel 1.

Indikator Aspek Penelitian.

Kognitif

Favorable

Unfavorable

1.

Pendidikan karakter melatih

siswa untuk memaksimalkan

waktu.

1.

Pendidikan

karakter

membentuk siswa menjadi

berkualitas secara moral.

2.

Pendidikan karakter melihat dan

memaksimalkan potensi diri

siswanya.

2.

Pendidikan karakter melatih

siswa

untuk

membuat

keputusan sendiri.

3.

Pendidikan karakter melatih

siswa untuk bekerja sama

dengan orang lain.

3.

Pendidikan karakter melatih

siswa

kecakapan

dalam

menyelesaikan masalah.

4.

Pendidikan karakter melatih

siswa untuk memiliki kebiasaan

menghargai orang lain.

4.

Pendidikan karakter melatih

siswa untuk menentang

hal-hal yang salah.

5.

Pendidikan karakter membentuk

karakter positif pada siswa.

5.

Pendidikan

karakter

(50)

mampu

memahami

orang

lain.

6.

Pendidikan karakter menuntun

siswa untuk memiliki pendirian.

6.

Pendidikan

karakter

menuntun siswa untuk perduli

pada orang lain.

7.

Pendidikan karakter menuntun

dan melatih siswa untuk

bertanggung jawab.

7.

Pendidikan

karakter

menuntun

siswa

untuk

menjalankan nilai-nilai etika.

8.

Pendidikan karakter menuntun

siswa untuk menjadi warga

negara yang baik.

8.

Pendidikan karakter melatih

siswa untuk menentang

hal-hal yang salah.

9.

Seluruh elemen sekolah harus

menghayati dan mengamalkan

perilaku bermoral.

9.

Pendidikan karakter adalah

usaha semua personel sekolah

dan bekerja sama dengan

orang tua.

Afektif

Favorable

Unfavorable

1.

Pendidikan karakter melatih

siswa untuk bekerja sama

dengan orang lain

1.

Pendidikan karakter melatih

siswa untuk memaksimalkan

waktu.

2.

Pendidikan karakter menuntun

siswa untuk memiliki pendirian.

2.

Pendidikan karakter melihat

dan memaksimalkan potensi

(51)

3.

Pendidikan karakter menuntun

dan melatih siswa untuk

bertanggung jawab.

3.

Pendidikan karakter melatih

siswa untuk memiliki

kebiasaan menghargai orang

lain.

4.

Pendidikan karakter menuntun

siswa untuk menjadi warga

negara yang baik.

4.

Pendidikan karakter

membentuk karakter positif

pada siswa.

5.

Seluruh elemen sekolah harus

menghayati dan mengamalkan

perilaku bermoral.

5.

Pendidikan karakter

membentuk siswa menjadi

berkualitas secara moral.

6.

Pendidikan karakter menuntun

siswa untuk perduli pada orang

lain.

6.

Pendidikan karakter melatih

siswa untuk membuat

keputusan sendiri.

7.

Pendidikan karakter menuntun

siswa untuk menjalankan

nilai-nilai etika.

7.

Pendidikan karakter melatih

siswa kecakapan dalam

menyelesaikan masalah.

8.

Pendidikan karakter melatih

siswa untuk menentang hal-hal

yang salah.

8.

Pendidikan karakter melatih

siswa untuk menentang

hal-hal yang salah.

9.

Pendidikan karakter adalah

usaha semua personel sekolah

dan bekerja sama dengan orang

tua.

9.

Pendidikan karakter

menuntun siswa untuk

mampu memahami orang

(52)

Konatif

Favorable

Unfavorable

1.

Pendidikan karakter menuntun

siswa untuk menjadi warga

negara yang baik.

1.

Pendidikan karakter melatih

siswa untuk bekerja sama

dengan orang lain

2.

Seluruh elemen sekolah harus

menghayati dan mengamalkan

perilaku bermoral.

2.

Pendidikan karakter

menuntun siswa untuk

memiliki pendirian.

3.

Pendidikan karakter menuntun

siswa untuk perduli pada orang

lain.

3.

Pendidikan karakter

menuntun dan melatih siswa

untuk bertanggung jawab.

4.

Pendidikan karakter menuntun

siswa untuk menjalankan

nilai-nilai etika.

4.

Pendidikan karakter

membentuk karakter positif

pada siswa.

5.

Pendidikan karakter melatih

siswa untuk menentang hal-hal

yang salah.

5.

Pendidikan karakter

membentuk siswa menjadi

berkualitas secara moral.

6.

Pendidikan karakter menuntun

siswa untuk mampu memahami

orang lain.

6.

Pendidikan karakter melatih

siswa untuk membuat

keputusan sendiri.

7.

Pendidikan karakter melatih

siswa untuk memaksimalkan

waktu.

7.

Pendidikan karakter melatih

siswa kecakapan dalam

Gambar

Tabel 2. Skor Alternatif Jawaban..........................................................................
Tabel 1.  Indikator Aspek Penelitian.
Tabel 2.
Tabel 3.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penarikan simpulan dilakukan berdasarkan hipotesis dengan menghitung hasil kuesioner dan didukung oleh teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti sehingga digunakan

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberikan respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang

loading Kemudian pilih bahasa installasi yang akan di gunakan selama proses instalasi, kemudian tekan Forward. 6) Pada layer selanjutnya akan muncul peta dunia. Pilih negara dan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal yakni ada empat faktor yang mempengaruhi penegakan hukum terhadap tindak pidana

al-Hadî ś Al-syarîf, Jawâ mi’ al -Kalîm dan al-Maktabah al-Syâmilah. Diantara keempat software tersebut, al-Maktabah al-Syâmilah merupakan software yang paling

[r]

Setelah kita buat bagian table ini, sekarang kita akan isi bagian tablenya, dengan cara mengubah tampilan viewnya menjadi Data Sheet View dengan cara klik menu View , pilih

AOSORPSI ATOM SILIXON PADA PERMUKAAN GRAFENA OENGAN METODEAM 1 MENGGUNAKAN. PA(ET