• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS pada materi tokoh-tokoh kemerdekaan Indonesia dan menghargai jasa tokoh kemerdekaan melalui model pembelajaran berbasis masalah : studi kasus pada siswa kelas V di SD Kanisius Condongcatur semester genap tahun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS pada materi tokoh-tokoh kemerdekaan Indonesia dan menghargai jasa tokoh kemerdekaan melalui model pembelajaran berbasis masalah : studi kasus pada siswa kelas V di SD Kanisius Condongcatur semester genap tahun"

Copied!
214
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS PADA MATERI TOKOH-TOKOH KEMERDEKAAN INDONESIA DAN

MENGHARGAI JASA TOKOH KEMERDEKAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Studi Kasus Pada Siswa Kelas V Di SD Kanisius Condongcatur Semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Agnes Astika Perdaning Utami 091134223

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS PADA MATERI TOKOH-TOKOH KEMERDEKAAN INDONESIA DAN

MENGHARGAI JASA TOKOH KEMERDEKAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Studi Kasus Pada Siswa Kelas V Di SD Kanisius Condongcatur Semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Agnes Astika Perdaning Utami 091134223

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2011

(3)
(4)
(5)

iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Hati yang bersyukur menutup peluang untuk berkeluh kesah”

“Benih semua prestasi adalah kemauan, bukan harapan atau impian”

“Jadilah seperti air. Meski ada karang kokoh di depan, ia akan terus mengalir

mencari celah-celah yang bisa dilaluinya”

“Berjalanlah pada apa yang ada di hadapanmu

dan jangan pernah tengok ke belakang”

Kupersembahkan untuk :

1. Dia Yang Terbaik, Termulia, Tercinta dan

Berkuasa atas diriku, Tuhan Yesus Kristus.

2. Bunda Maria Pelindungku.

3. Ibunda Anastasia Rusmiyati (RIP) dan

Ayahanda Hr. Mukhdirin yang sangat aku cintai

dan senantiasa menyayangi, mendukung serta

mendoakanku.

4. Adikku Koleta Stefani Sarinastiti yang selalu

(6)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 06 Desember 2011

Penulis

Agnes Astika Perdaning Utami

NIM. 091134223

(7)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Agnes Astika Perdaning Utami

NIM : 091134223

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul:

“PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS PADA MATERI TOKOH-TOKOH KEMERDEKAAN INDONESIA DAN MENGHARGAI JASA TOKOH KEMERDEKAAN MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH.”

Studi Kasus Pada Siswa Kelas V Di SD Kanisius Condongcatur Semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan dan mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal, 06 Desember 2011 Yang menyatakan

(8)

vii ABSTRAK

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS PADA MATERI TOKOH-TOKOH KEMERDEKAAN INDONESIA DAN

MENGHARGAI JASA TOKOH KEMERDEKAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Studi Kasus Pada Siswa Kelas V di SD Kanisius Condongcatur Semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011

Agnes Astika Perdaning Utami Universitas Sanata Dharma

2011

Penelitian ini bertujuan untuk 1) mendeskripsikan peningkatan motivasi belajar IPS siswa dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). 2) Mendeskripsikan peningkatan prestasi belajar IPS siswa dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Dalam Penelitian ini subyek yang dipakai adalah siswa kelas V yang berjumlah 32 siswa. Metode penelitian ini meliputi empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Data dikumpulkan dengan menggunakan wawancara, kuesioner, tes, observasi dan refleksi. Dalam penelitian ini analisis data menggunakan analisis deskriptif dan komparatif.

Hasil analisis data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan motivasi belajar IPS siswa kelas V di SD Kanisius Condongcatur tahun pelajaran 2010/2011, khususnya pada materi tokoh-tokoh kemerdekaan Indonesia dan menghargai jasa tokoh kemerdekaan. Peningkatan motivasi belajar siswa terlihat dari rata-rata skor motivasi belajar siswa pada kondisi awal 70,9 dan meningkat pada akhir siklus II menjadi 74,74 atau meningkat 5,41%. Peningkatan prestasi belajar siswa terlihat dari nilai rata-rata pada kondisi awal 62,03 pada siklus I menurun menjadi 61,90 atau menurun 0,20%, namun pada siklus II meningkat menjadi 69,75 atau meningkat 12,68%. Pada kondisi awal siswa yang mencapai KKM sebanyak 65,63%, pada akhir siklus I mengalami sedikit penurunan menjadi 62,5%, dan pada akhir siklus II meningkat sebesar 84,37%.

Kata kunci: motivasi belajar, prestasi belajar, Pembelajaran Berbasis Masalah.

(9)

viii ABSTRACT

ENHANCING LEARNING MOTIVATION AND LEARNING ACHIEVEMENT OF SOCIAL KNOWLEDGE ON INDONESIAN

INDEPENDENT FIGURES SUBJECT AND RESPECTING

INDEPENDENT FIGURES SERVICE SUBJECT THROUGH PROBLEM BASED LEARNING MODEL

A Case Study on Fifth Grade Students of Kanisius Condongcatur Elementary School

Even semester of academic year 2010/2011

Agnes Astika Perdaning Utami Sanata Dharma University

2011

The research was aimed to 1) to describe students’ learning motivation on social science using Problem Based Learning (PBL) model. 2) To describe

students’ learning achievement on social science using Problem Based Learning (PBL) model.

This research was a Classroom Action Research (CAR) which conducted in two cycles. The subjects of this research were fifth grade students of Kanisius Condongcatur Elementary school as much as 32 students. The method of this research empoyed four cycles. Those cycle were planning, conducting, observing and reflecting. The data were gathered through interview, questionnaire, testing, observation, and reflection. Data analysis in this research are descriptive and comparative analysis.

The result of data analyzed showed that Problem Based Learning (PBL) model could enhance social knowledge learning motivation toward fifth grade students of Kanisius Condongcatur elementary school on even semester of academic year 2010/2011 especially on the subject of Indonesian independent figures and respecting independent figures services. The enhancement of students learning motivation could be seen from the average score of students learning motivation at the first condition as much as 70,9 and it increased at the end of the second cycle. It was 74,74 or 5,41%. The enhancement of students’ learning achievement could be seen from the average score at the first condition. It was as much as 62,03. On the first cycle, it decreased into 61,90 or 0,20%. But it increased 69,75 or 12,68% on the second cycle. At the first condition, as much as 65,63% of the student who could reach Minimum Standard Criterion. But, at the end of the second cycle, it decreased into 62,5% and at the end of the second cycle increased as much as 84,37%.

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan kasih-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. Skripsi ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Terutama tugas ini dibuat sebagai usaha untuk memenuhi kompetensi guru berupa kemampuan penguasaan bidang studi, memahami siswa, pembelajaran siswa dan pengembangan kepribadian.

Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan karena kebaikan, dukungan, bimbingan, dan keterlibatan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan tulus hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu setia menyertai dan melindungi setiap langkahku,

2. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,

3. Drs. Puji Purnomo, M. Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma,

4. Dra. Theresia Sumini, M. Pd. dan Drs. P. Wahana, M. Hum. selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, petunjuk, dan saran yang sangat berguna bagi penulis,

5. Ambrosius Sutama, S. Pd. selaku Guru Model yang telah bersedia untuk membantu penulis dalam melaksanakan penelitian ini,

6. Petugas Perpustakaan,

7. R. Sutamta, S. Pd. selaku Kepala Sekolah, Dewan Guru, beserta siswa dan siswi kelas V SD Kanisius Condongcatur yang telah banyak membantu terlaksananya penelitian ini,

8. Angela Merici Yudiyanti Kusuma Dewi atas bantuannya dalam penyusunan

abstract,

(11)

x

8. Angela Merici Yudiyanti Kusuma Dewi atas bantuannya dalam penyusunan

abstract,

9. Monica Ayu Maharani, Maria Yosefa Desi Hermawati, Dini Ekayati atas dukungan dan masukannya sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik,

10.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu penulis hingga selesainya skripsi ini.

Atas semua itu, penulis hanya dapat memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa semoga kebaikan mereka mendapat balasan yang setimpal.

Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini karena keterbatasan kemampuan penulis. Penulis berharap dengan adanya skripsi ini semoga bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Akhirnya penulis akan selalu menerima dengan senang hati apabila ada kritik dan saran yang bersifat membangun dalam penyempurnaan skripsi ini.

Yogyakarta, 06 Desember 2011

Penulis

(12)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

C. Prestasi Belajar ... 17

D. Pembelajaran IPS ... 21

E. Pembelajaran Berbasis Masalah ... 23

(13)

xii

F. Hubungan Motivasi, Prestasi Belajar dan Pembelajaran Berbasis

Masalah ... 29`

G. Standar Kompetensi Kelas V Semester 2 ... 32

H. Kompetensi Dasar Kelas V Semester 2 ... 33

I. Kerangka Berpikir ... 34

J. Hipotesis ... 35

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

A. Jenis Penelitian... 36

B. Setting Penelitian ... 36

C. Desain Penelitian ... 39

D. Rencana Tindakan ... 39

E. Instrumen Pengumpulan Data ... 49

F. Indikator Keberhasilan ... 70

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 71

A. Deskripsi Data ... 71

B. Komparasi ... 98

C. Pembahasan... 105

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 109

A. Kesimpulan ... 109

B. Saran ... 110

DAFTAR PUSTAKA ... 112

LAMPIRAN ... 114

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas V Semester II .. 33

Tabel 2. Waktu Penelitian ... 38

Tabel 3. Klasifikasi Ketegori Tingkatan dalam Bentuk Persentase ... 55

Tabel 4. Kisi-Kisi Kuesioner Motivasi ... 59

Tabel 5. Kisi-kisi Soal Tes Tertulis Siklus I ... 60

Tabel 6. Kisi-kisi Soal Tes Tertulis Siklus II ... 61

Tabel 7. Tingkat Penguasaan Kompetensi PAP II ... 68

Tabel 8. Rubrik Penilaian Kinerja saat Diskusi Kelompok ... 69

Tabel 9. Kondisi Awal prestasi belajar siswa yang diharapkan pada siklus I dan siklus II ... 70

Tabel 10. Kondisi Awal Motivasi Belajar Siswa ... 73

Tabel 11. Kondisi Awal Motivasi Belajar Siswa ... 74

Tabel 12. Kondisi Awal Prestasi Belajar Siswa ... 76

Tabel 13. Kondisi Awal Prestasi Belajar Siswa ... 77

Tabel 14. Keterlibatan Siswa Dalam Pembelajaran Siklus I ... 82

Tabel 15. Prestasi Belajar Siswa Siklus I ... 84

Tabel 16. Prestasi Belajar Siswa Siklus I ... 85

Tabel 17. Keterlibatan Siswa Dalam Pembelajaran Siklus II ... 90

Tabel 18. Hasil Pengisian Kuesioner Motivasi Belajar pada Akhir Siklus II ...92

Tabel 19. Motivasi Belajar Siswa Siklus II...93

Tabel 20. Prestasi Belajar Siswa Siklus II...95

Tabel 21. Prestasi Belajar Siswa Siklus II ... 96

Tabel 22. Komparasi Motivasi Belajar Siswa ... 98

Tabel 23. Kenaikan Motivasi Belajar Siswa ... 101

Tabel 24. Komparasi Prestasi Belajar Siswa Pada Kondisi Awal, Akhir Siklus I dan Akhir Siklus II ... 102

Tabel 25. Kenaikan Nilai Rata-Rata Setiap Siswa ... 104

Tabel 26. Pencapaian KKM Pada Kondisi Awal, Akhir Siklus I dan Akhir Siklus II ... 105

(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Tahapan Siklus I dan Siklus II ... 39

Gambar 2. Diagram Kondisi Awal Motivasi Belajar Siswa ... 75

Gambar 3. Diagram Keadaan Awal Prestasi Belajar Siswa ... 78

Gambar 4. Diagram Keterlibatan Siswa Dalam Pembelajaran Siklus I ... 82

Gambar 5. Diagram Hasil Tes Evaluasi Siklus I ... 85

Gambar 6. Diagram Keterlibatan Siswa Dalam Pembelajaran Siklus II ... 90

Gambar 7. Diagram Motivasi Belajar Siswa Siklus II ... 94

Gambar 8. Diagram Prestasi Belajar Siswa Siklus II ... 97

Gambar 9. Diagram Komparasi Motivasi Belajar Siswa ... 99

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus ... 114

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 1 Siklus I ... 116

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 2 Siklus I ... 118

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 1 Siklus II ... 120

Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 2 Siklus II ... 122

Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa Pertemuan 1 Siklus I ... 124

Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa Pertemuan 2 Siklus I ... 127

Lampiran 8. Lembar Kerja Siswa Pertemuan 1 Siklus II ... 129

Lampiran 9. Lembar Kerja Siswa Pertemuan 2 Siklus II ... 131

Lampiran 10. Soal Evaluasi Siklus I ... 133

Lampiran 11. Soal Evaluasi Siklus II ... 137

Lampiran 12. Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus I ... 141

Lampiran 13. Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus II ... 142

Lampiran 14. Lembar Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran ... 143

Lampiran 15. Kuesioner Motivasi Belajar Siswa ... 144

Lampiran 16. Surat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan ... 145

Lampiran 17. Surat Ijin Melaksanakan Penelitian ... 147

Lampiran 18. Bukti Pelaksanaan Penelitian dari Sekolah ... 148

Lampiran 19. Data Mentah Penilaian Akhir Siklus I ... 149

Lampiran 20. Data Mentah Penilaian Akhir II... 150

Lampiran 21. Validasi Soal Pilihan Ganda Siklus I... 151

Lampiran 22. Validasi Soal Isian Singkat Siklus I... 156

Lampiran 23. Validasi Soal Uraian Siklus I... 159

Lampiran 24. Validasi Soal Pilihan Ganda Siklus II... 161

Lampiran 25. Validasi Soal Isian Singkat Siklus II... 169

Lampiran 26. Validasi Soal Uraian Siklus II... 172

Lampiran 27. Tabel Analisis Soal Siklus I... 174

Lampiran 28. Tabel Analisis Soal Siklus II... 175

Lampiran 29. Foto Siklus I dan II ... ... 176

(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan masalah yang sangat vital bagi setiap bangsa,

lebih-lebih bangsa yang sedang berkembang seperti Indonesia. Dalam GBHN

dicantumkan bahwa peningkatan mutu pendidikan yang dilakukan

berkelanjutan, berlandaskan kemampuan Nasional, dengan memanfaatkan

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memperhatikan

perkembangan zaman yang mengarah pada persaingan dunia yang tajam.

Oleh karena itu Indonesia menaruh harapan besar terhadap pendidik dalam

perkembangan masa depan bangsa ini.

Salah satu ilmu pengetahuan yang dapat dimanfaatkan untuk mengikuti

perkembangan zaman adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Dalam hal ini

secara keseluruhan mempelajari hal yang berhubungan dengan masyarakat,

secara khusus Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mempelajari kehidupan nyata di

lingkungan siswa sehingga siswa secara tidak langsung dapat mengetahui

kehidupan nyata yang ada di sekitarnya, sehingga diharapkan dalam hal ini

materi yang didapat oleh siswa dapat menjadi motivasi siswa dalam belajar

dan prestasi belajar siswa tersebut diharapkan juga akan lebih baik. Akan

tetapi kenyataannya siswa Sekolah Dasar (SD), khususnya kelas tinggi

biasanya sering kita jumpai nilai mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

(18)

2

senang bermain dibandingkan dengan belajar, padahal Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran yang terkesan hafalan dan

membosankan, dalam hal ini anak seakan-akan tidak dihadapkan pada

masalah yang sedang dibahas dalam situasi yang nyata, sehingga siswa akan

lebih cepat bosan dan juga merasa dirinya tidak berguna, apalagi metode yang

sering digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS) adalah ceramah, sehingga siswa menjadi lebih tidak tertarik

ataupun cenderung pasif dalam mengikuti pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS). Hal ini terbukti dengan nilai prestasi awal siswa yang rendah bahwa

dari 32 siswa hanya 21 siswa yang nilainya lebih dari 60 dan 11 siswa yang

lain nilainya kurang dari 60 dengan nilai rata-rata kelas 62,03. Sedangkan

KKM mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang akan dicapai pada

tahun ajaran 2010/2011 ini adalah 60. Kondisi tersebut disebabkan antara

lain: selama proses pembelajaran berlangsung banyak siswa yang asyik

mengobrol dengan teman sebangkunya sehingga tidak dapat fokus terhadap

mata pelajaran yang sedang dijelaskan oleh guru, Seharusnya hal tersebut

tidak boleh terjadi, karena dalam proses belajar mengajar, keterlibatan siswa

harus secara totalitas, artinya melibatkan pikiran, penglihatan, pendengaran.

Jadi dalam proses belajar mengajar seorang guru harus mampu mencari

model pembelajaran yang tepat agar dapat mengajak siswa untuk aktif

mengajukan pertanyaan atau tanggapan, sehingga terjadi dialog kreatif yang

menunjukkan proses belajar yang interaktif agar prestasi belajar siswa tidak

(19)

menurun, sehingga tidak ada lagi orang tua siswa yang mengeluhkan tentang

nilai anaknya.

Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, antara lain:

kurikulum, tenaga pendidik, kegiatan belajar mengajar (KBM), sarana dan

prasarana, manajemen sekolah, lingkungan kerja, alat dan bahan, kerjasama

antara lembaga pendidikan dan lingkungan masyarakat.

Salah satu upaya untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar

siswa yaitu dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.

Menurut Dutch dalam Taufiq (2009:21) merumuskan model pembelajaran

berbasis masalah merupakan proses pembelajaran yang menuntut siswa dapat

lebih mahir dalam memecahkan masalah, serta dapat bekerja sama dalam

kelompok untuk mencari solusi bagi masalah yang nyata, selain itu juga dapat

mengasah kemampuan siswa untuk lebih berpikir kritis, analitis dan untuk

mencari serta menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai, sehingga

dapat diterapkan sebagai suatu ilmu dan akan membuat siswa menjadi lebih

mengerti akan materi yang dia pelajari. Selain itu diharapkan juga dapat

meningkatkan aktivitas belajar sehingga hasil materi yang didapat oleh siswa

dapat melekat dan diharapkan mampu meningkatkan motivasi dan prestasi

belajar siswa. Apabila model pembelajaran tersebut berhasil, selain motivasi

diharapkan prestasi siswa meningkat, siswa juga dapat meningkatkan

ketrampilan untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya. Menyadari hal

tersebut maka mendorong penulis untuk mencari solusi pemecahan masalah

(20)

4

pembelajaran berbasis masalah dengan menekankan peran aktif siswa dalam

Peningkatan Motivasi dan Prestasi belajar IPS Pada Materi Tokoh-tokoh

Kemerdekaan Indonesia dan Menghargai Jasa Tokoh Kemerdekaan Melalui

Model Pembelajaran Berbasis Masalah Studi Kasus Pada Siswa Kelas V di

SD Kanisius Condongcatur Semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011.

Alasan penulis memilih judul dan model Pembelajaran Berbasis

Masalah (PBM) karena penulis ingin meningkatkan motivasi dan prestasi

belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam diri siswa SD agar meningkat

serta agar siswa juga dapat belajar mengolah permasalahan dengan mencari

solusi terhadap masalah tersebut.

B. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, tidak semua masalah akan diteliti. Mengingat luasnya materi, keterbatasan waktu, kemampuan

yang peneliti miliki serta agar penelitian lebih fokus, maka peneliti hanya

memberi batasan masalah pada upaya peningkatan motivasi dan prestasi

belajar IPS kelas V SD Kanisius Condongcatur dengan Menggunakan Model

Pembelajaran Berbasis Masalah khususnya pada materi persiapan

kemerdekaan Indonesia.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, batasan masalah dalam penelitian

ini dirumuskan sebagai berikut:

(21)

1. Apakah penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat

meningkatkan motivasi belajar IPS siswa ?

2. Apakah penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat

meningkatkan prestasi belajar IPS siswa ?

D. Batasan Pengertian

Secara khusus batasan pengertian dalam penelitian ini yang akan

dibahas adalah:

1. Belajar adalah proses dalam terbentuknya tingkah laku/terjadi perubahan

tingkah laku, melalui praktek dan latihan.

2. Motivasi adalah dorongan-dorongan dari dalam diri seseorang, yang

menjadikan individu cenderung melakukan kegiatan tertentu dan untuk

mencapai tujuan tertentu pula.

3. Prestasi belajar adalah merupakan bukti pencapaian keberhasilan atas

usaha yang diperoleh dari kegiatan belajar yang berkaitan dengan

pengetahuan, pemahaman, materi IPS, ketrampilan, nilai dan sikap yang

terealisasi dalam kehidupan sehari-hari pada diri siswa. Dalam hal ini

bukti yang diperoleh berupa skor/nilai.

4. Pembelajaran IPS adalah suatu mata pelajaran yang mempelajari

kehidupan sosial yang mengintegrasikan bidang ilmu sosial dan

humaniora yang didalamnya menanamkan nilai-nilai sosial sehingga

(22)

6

menjadi baik untuk kehidupan masa sekarang dan untuk masa yang akan

datang.

5. Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah kurikulum yang dirancang

sedemikian rupa dengan menggunakan masalah-masalah yang digunakan

untuk dapat memecahkan masalah serta dapat menggali pengetahuan

siswa dan siswa diharapkan dapat mencari sendiri materi yang terkait

dengan masalah yang dihadapkan, dengan demikian siswa memiliki

kemampuan semakin aktif, kritis dan kreatif serta dapat mencari solusi

yang tepat guna menghadapi tantangan dalam kehidupan nyata

sehari-hari.

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan:

1. Untuk mendeskripsikan peningkatan motivasi belajar IPS siswa dengan

menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah.

2. Untuk mendeskripsikan peningkatan prestasi belajar IPS siswa dengan

menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian tersebut dapat menambah wawasan dalam

pembelajaran khususnya melalui model pembelajaran berbasis masalah

(23)

yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa dalam mata

pelajaran IPS.

2. Secara Praktis

a. Manfaat bagi guru

Penelitian ini bermanfaat untuk memperbaiki pembelajaran,

mengembangkan motivasi dan prestasi belajar serta mengembangkan

kreativitas dan inovasi pembelajaran yang efektif dan efisien melalui

model pembelajaran berbasis masalah. Selain itu juga diharapkan dapat

meningkatkan peran aktif guru dalam mendukung peningkatan mutu

pendidikan Nasional.

b. Manfaat bagi siswa

Bagi siswa dapat mengembangkan kemampuan dalam menemukan

masalah dan penentuan pemecahan masalah yang terbaik, sehingga

siswa memiliki kebiasaan berfikir kreatif.

c. Manfaat bagi sekolah

Membantu sekolah untuk berkembang, meningkatkan terjadinya

inovasi pada diri guru, dan meningkatkan kualitas pendidikan untuk

(24)

8

BAB II KAJIAN TEORI

A. Belajar

1. Pengertian Belajar

Menurut Hilhard, 1948 dalam Wens Tanlain (2006:6)

berpandangan bahwa belajar merupakan hubungan perubahan tingkah

laku seseorang terhadap sesuatu situasi yang disebabkan oleh

pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu dimana perubahan

tingkah laku itu.

Menurut Drs. M. Ngalim Purwanto, MP memberikan definisi

belajar dalam beberapa elemen:

a. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku dimana

perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik,

tetapi ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih

buruk.

b. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau

pengalaman dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh

pertumbuhan atau tidak dianggap sebagai hasil belajar seperti

perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi.

c. Belajar adalah perubahan relatif mantap, harus merupakan akhir

daripada suatu periode waktu yang cukup panjang.

(25)

d. Belajar merupakan perubahan tingkah laku yang menyangkut

berbagai aspek kepribadian baik fisik maupun psikis seperti:

perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah, berfikir,

ketrampilan, kecakapan, kebiasaan ataupun sikap.

Selain itu menurut Woodworth dalam Singgih (1984:24)

mengatakan bahwa belajar adalah untuk melakukan sesuatu yang baru,

dan sesuatu yang baru ini dimasukkan dalam fungsi ingatan kemudian

ditampilkan dalam ingatan.

Menurut Morgan dalam Singgih (1984:23) mengatakan bahwa

belajar adalah suatu perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku

sebagai akibat/hasil dari pengalaman yang lalu.

Dari uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa belajar

merupakan proses dalam terbentuknya tingkah laku/terjadi perubahan

tingkah laku, melalui praktek dan latihan.

2. Jenis-jenis Belajar

Menurut Robert M. Gagne dalam www.udhiexz.wordpress.com,

ada delapan jenis belajar yaitu:

a. Belajar arti kata-kata

Belajar dengan cara menangkap arti yang terkandung dalam kata-

(26)

10

b. Belajar kognitif

Belajar dengan cara mengamati objek-objek, kemudian dihadirkan

dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan dan sesuatu bersifat

mental.

c. Belajar menghafal

Belajar yang merupakan aktivitas menanamkan suatu materi verbal

dalam ingatan.

d. Belajar teoritis

Belajar dalam hal ini bertujuan menempatkan semua data, fakta/

pengetahuan sehingga mudah dipahami lalu agar dapat digunakan

untuk memecahkan masalah.

e. Belajar kaedah

Belajar menggabungkan beberapa konsep yang ada

f. Belajar konsep/pengertian

Belajar menempatkan objek ke dalam golongan tertentu

g. Belajar Berfikir

Belajar dengan cara dihadapkan pada sebuah masalah kemudian

masalah tersebut dipecahkan tetapi tidak melalui pengamatan.

3. Tujuan Belajar

Dalam usaha pencapaian belajar perlu diciptakan adanya sistem

lingkungan atau kondisi belajar yang lebih kondusif. Hal ini tentunya

sangat berkaitan dengan mengajar. Mengajar merupakan suatu usaha

(27)

yang memungkinkan terjadinya proses belajar dalam diri siswa, dalam

hal ini banyak komponen yang mempengaruhi, salah satu dari komponen

tersebut yaitu tujuan belajar yang ingin dicapai, dalam hal ini guru dan

siswa mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan belajar.

Tujuan-tujuan belajar ini sebenarnya sangat banyak dan bervariasi.

Tujuan-tujuan belajar yang eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan

tindakan intruksional yang biasa disebut instructional effects yang terbentuk dari pengalaman dan pengetahuan, sedangkan tujuan yang

merupakan hasil sampingan yaitu tercapai karena siswa “menghidupi (to live in) suatu sistem lingkungan belajar tertentu seperti kemampuan berfikir kritis dan kreatif serta sikap demokratis yang dapat membantu

orang lain, istilah dalam hal ini nurturant effects. jadi dalam mengajar harus sudah mempunyai rencana dalam strategi belajar untuk mencapai

instructional effect.

Dari uraian diatas disebutkan bahwa tujuan belajar ada tiga jenis

yaitu:

a. Untuk mendapatkan pengetahuan

b. Penanaman konsep dan keterampilan

(28)

12

4. Unsur-unsur Belajar

Menurut Wens T. (2007:10), ada empat unsur-unsur pokok siswa

belajar, yaitu:

a) Motif Belajar, berupa hal yang mendorong siswa belajar.

b) Tujuan belajar, tujuannya berupa kemampuan yang hendak dicapai

oleh siswa.

c) Kegiatan belajar

d) Hasil belajar, berupa pencapaian tujuan belajar oleh siswa dan terlihat

pada perubahan-perubahan kemampuan siswa.

5. Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Belajar yang efektif sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor

kondisional yang ada (Hamalik 2007:32-33). Faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar tersebut yaitu:

a. Faktor kegiatan

Siswa melakukan banyak kegiatan untuk memperoleh pengetahuan,

maka dengan sendirinya siswa tersebut terbawa dalam suasana

belajar yang lebih baik dan kondusif.

b. Belajar memerlukan latihan

Dalam hal ini belajar memerlukan reviewing, tujuannya agar pelajaran yang tadinya sudah terlupakan dapat dikuasai kembali, dan

apabila pelajaran tersebut belum dikuasai, akan dapat lebih mudah

dipahami.

(29)

c. Pengalaman masa lampau

Pengalaman belajar yang telah dimiliki siswa sebelumnya, dengan

adanya pengalaman sebelumnya diharapkan dapat menerima

pengetahuan yang baru.

d. Faktor kesiapan belajar

Siswa yang telah siap belajar akan dapat lebih mudah melakukan

kegiatan belajar sehingga akan lebih berhasil.

e. Faktor motivasi dan usaha

Belajar dengan motivasi akan mendorong siswa belajar lebih baik

daripada belajar tanpa motivasi. Dengan adanya motivasi tersebut

siswa akan lebih mudah tertarik terhadap sesuatu yang akan

dipelajarinya dan siswa akan merasa bahwa sesuatu yang akan

dipelajarinya bermakna bagi dirinya. Namun demikian, motivasi

tanpa adanya usaha yang baik maka belajar juga sulit untuk berhasil.

f. Faktor inteligensi

Siswa yang cerdas akan lebih berhasil dalam belajar dibandingkan

dengan siswa yang kurang cerdas, karena siswa tersebut akan lebih

mudah untuk menangkap dan memahami pelajaran, sehingga siswa

tersebut lebih dapat berfikir kreatif dalam belajar.

Selain itu ada juga faktor yang mempengaruhi proses belajar

(30)

14

1) Keadaan khusus seseorang/bersifat pribadi

a) Kemampuan

b) Kehendak/kemauan

2) Keadaan dari bahan yang akan dipelajari

3) Faktor-faktor yang berhubungan dengan cara belajar

B. Motivasi

1. Pengertian Motivasi Belajar

Untuk melakukan sesuatu hal siswa biasanya didasari oleh

dorongan dari dalam dirinya, dalam hal ini siswa belajar sesuai

kemampuan dan kebutuhannya. Menurut Masidjo (2006:22) pengertian

motivasi belajar yaitu suatu kebutuhan yang mendorong atau

menggerakkan atau mengusahakan tingkah laku belajar manusia ke arah

pencapaian tujuan belajar sehingga menjamin serta memberi kepuasan

atas kelangsungan kegiatan belajar.

Berdasarkan pengertian motivasi dan belajar di atas, dapat

disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak

psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan

memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga anak tidak hanya

belajar namun juga menghargai dan menikmati belajarnya. Selain itu

motivasi belajar merupakan suatu proses internal yang ada dalam diri

seseorang yang memberikan gairah atau semangat dalam belajar,

mengandung usaha untuk mencapai tujuan belajar, dimana terdapat

(31)

pemahaman dan pengembangan belajar, dijelaskannya lagi, bahwa

membantu anak dalam mengembangkan sebuah motivasi belajar dalam

pengertian kependidikan secara luas yaitu menilai dan menyenangi

membaca, menulis, berpikir, menghitung, memecahkan masalah dan hal

yang serupa lainnya.

2. Jenis-jenis motivasi

Menurut Frandsen dalam A.M Sardiman (2008:87) juga

berpendapat bahwa jenis-jenis motivasi meliputi:

a. Cognitive motives

Motivasi ini menyangkut pada kepuasan individual, Kepuasan

individual yang berada di dalam diri manusia dan biasanya berwujud

proses dan produk mental.

b. Self-expression

Penampilan diri adalah sebagaian dari perilaku manusia, yang

terpenting adalah kebutuhan individu itu tidak sekedar tahu mengapa

dan bagaimana sesuatu itu terjadi, tetapi juga mampu membuat

sesuatu kejadian.

c. Self-enhancement

Melalui aktualisasi diri dan pengembangan kompetensi akan

meningkatkan kemajuan diri seseorang, sehingga dalam hal ini belajar

memerlukan suasana yang sehat bagi siswa untuk mencapai suatu

(32)

16

Selain itu jenis-jenis motivasi dalam Sardiman (2008:89) adalah

sebagai berikut:

1) Motivasi intrinsik

Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang

menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar,

karena dalam diri sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

2) Motivasi ekstrinsik

Motivasi ektrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya

karena ada rangsangan dari luar.

3. Fungsi motivasi

Hasil belajar akan menjadi optimal karena adanya motivasi, oleh

karena itu makin tepat motivasi yang diberikan maka akan makin

berhasil pula pelajaran tersebut, sehingga motivasi akan senantiasa

menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Berikut ini

merupakan fungsi motivasi yang dikemukakan menurut Sardiman

(2008:85) ada tiga fungsi motivasi yaitu:

a. Mendorong manusia untuk berbuat sesuatu. Motivasi dalam hal ini

menjadi motor penggerak setiap kegiatan yang akan dilakukan.

b. Menentukan arah tujuan yang hendak dicapai oleh seseorang.

c. Berfungsi menentukan perbuatan-perbuatan yang hendak dilakukan

guna mencapai tujuan untuk menyingkirkan perbuatan yang tidak

bermanfaat.

(33)

Disamping itu motivasi juga berfungsi sebagai pendorong usaha

dan pencapaian prestasi.

4. Usaha untuk meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan prestasi

belajar dalam Dimyati (1999:101-107) adalah:

a. Optimalisasi penerapan prinsip belajar

b. Optimalisasi unsur dinamis belajar dan pembelajaran

c. Optimalisasi pemanfaatan pengalaman dan kemampuan siswa

d. Pengembangan cita-cita dan aspirasi belajar

C. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Kata Prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu Prestatie, kemudian

dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang mempunyai hasil arti hasil

usaha dalam Zaenal (dalam skripsi Lutfatun Hikmah, 2007:31). Apabila

prestasi dihubungkan dengan belajar, dapat diartikan menjadi hasil yang

diperoleh atau dicapai setelah seseorang melakukan kegiatan yaitu belajar.

Belajar dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk

memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman

individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut aspek

(34)

18

Selain pengertian prestasi belajar di atas, penulis dapat mengetahui

pengertian prestasi belajar dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahwa

prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang

dikembangkan melalui mata pelajaran, biasanya ditunjukkan dengan nilai

tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (2005:895).

Dari pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa prestasi

belajar itu merupakan bukti pencapaian keberhasilan atas usaha yang

diperoleh dari kegiatan belajar yang berkaitan dengan pengetahuan,

pemahaman, materi IPS, ketrampilan, nilai dan sikap yang terealisasi

dalam kehidupan sehari-hari pada diri siswa. Dalam hal ini bukti yang

diperoleh berupa skor/nilai.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Syaiful (2008:176-205) menyatakan bahwa faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar adalah:

a. Faktor internal siswa

1) Kondisi fisik

Kondisi fisik pada umumnya sangat berpengaruh terhadap

kemampuan belajar seseorang.

2) Kondisi psikologis

Kondisi psikologis dapat mempengaruhi hasil belajar ada 5 yaitu:

(35)

a) Motivasi

Menurut Slameto dalam Syaifull (2008:191) menyatakan bahwa

motivasi adalah suatu rasa lebih suka dan keterikatan pada suatu

hal atau aktivitas tanpa ada yang memerintah.

b) Kecerdasan

Kecerdasan menurut Ruber dalam Muhibin Syah (2008:147)

menyatakan bahwa kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi

rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan

cara yang tepat.

c) Bakat

Bakat merupakan kemampuan bawaan yang masih perlu

dikembangkan lagi.

d) Motivasi

Noelhi Nasution dalam Syaifull (200:200) menyatakan bahwa

motivasi adalah kondisi psikologi yang mendorong seseorang

untuk melakukan sesuatu.

e) Kemampuan kognitif

Ada 3 kemampuan yang harus dikuasai yaitu: persepsi,

mengingat dan berfikir.

b. Faktor Eksternal Siswa

(36)

20

a) Lingkungan alam

Lingkungan alam dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa,

karena suhu udara yang tercemar oleh polusi, udara yang panas

siswa menjadi kepanasan dan pengap sehingga kegiatan belajar

dapat terganggu.

b) Lingkungan sosial dan budaya

Lingkungan sosial dan budaya dari luar sekolah ternyata

membawa pengaruh terhadap kehidupan anak di lingkungan

sekolah.

c. Faktor instrumental

1) Kurikulum

Setiap guru harus mempelajari kurikulum dan menjabarkan isi

kurikulum ke dalam program yang rinci dan jelas sasarannya,

sehingga dapat diukur tingkat keberhasilan proses pembelajaran

yang dilaksanakan.

2) Program

Setiap sekolah mempunyai program pendidikan. Program itu

dijalankan dan berguna bagi kemajuan pendidikan.

3) Sarana dan fasilitas

Sarana dan fasilitas memiliki arti penting dalam pendidikan

(37)

4) Guru

Guru merupakan unsur manusiawi dalam pendidikan. Tanpa guru

proses belajar dan mengajar tidak akan terjadi sehingga guru dalam

hal ini diperlukan.

D. Pembelajaran IPS 1. Hakikat IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial yang biasa kita kenal sebagai IPS

merupakan mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang

kajiannya mengintegrasikan bidang-bidang ilmu sosial dan humaniora.

Dalam hal ini IPS mempunyai fungsi membekali anak didik dengan

pengetahuan sosial yang berguna, ketrampilan sosial dan intelektual

dalam membina perhatian serta kepedulian sosialnya sebagai Sumber

Daya Manusia (SDM) yang bertanggung jawab dalam

http/massofa.wordpress.com/2007/12/21/hakekat IPS.

Selain itu terdapat juga berbagai pengertian IPS yang dikemukakan

menurut beberapa para ahli yaitu sebagai berikut: IPS menurut

Wiryohandoyo (1998:2) adalah bidang studi yang terdiri dari bagian-

bagian ilmu sosial yang dipadukan untuk keperluan pendidikan di

sekolah. Sedangkan IPS menurut Tim Penyusun Depdiknas (2003:1)

mempunyai pendapat bahwa pengetahuan sosial merupakan seperangkat

fakta, peristiwa, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan perilaku

(38)

22

lingkungan berdasarkan pada pengalaman masa lalu yang dapat dikenai

untuk masa kini dan mengantisipasi untuk masa yang akan datang.

Sedangkan Hugiono dan Poerwantana (1993:9) mempunyai pendapat

bahwa IPS merupakan suatu Ilmu Pengetahuan yang mempelajari proses

perubahan kehidupan manusia dan lingkungannya melalui dimensi waktu

dan tempat.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa IPS merupakan suatu

mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang mengintegrasikan

bidang ilmu sosial dan humaniora yang didalamnya menanamkan nilai-

nilai sosial sehingga diharapkan interaksi antara manusia yang satu

dengan yang lain dapat menjadi baik untuk kehidupan masa sekarang dan

untuk masa yang akan datang.

2. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS

Secara mendasar, pembelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan

manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS

berkenaan dengan cara manusia memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan

untuk memenuhi materi, budaya, kejiwaannya, memanfaatkan sumber

daya ada di permukaan bumi, mengatur kesejahteraannya maupun

kebutuhan lainnya dalam rangka mempertahankan kehidupan manusia.

Oleh karena itu IPS mempelajari, menelaah dan mengkaji mengkaji

sistem kehidupan manusia di permukaan bumi dalam konteksnya sebagai

anggota masyarakat.

(39)

3. Tujuan IPS

a. Fungsi IPS

Fakta, peristiwa, konsep dan generalisasi yang terdapat dalam

pengetahuan sosial berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan

nilai, sikap, dan ketrampilan siswa khususnya Sekolah Dasar (SD)

agar dapat direfleksikan dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan

negara Indonesia.

b. Tujuan IPS

Setelah penulis mengetahui fungsi IPS, maka berikut ini merupakan

tujuan IPS yaitu:

1) Mengembangkan pengetahuan khususnya di bidang sosial.

2) Mengembangkan pengetahuan berfikir untuk memecahkan masalah

yang berhubungan dengan masalah sosial.

3) Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai

kemanusiaan.

4) Meningkatkan kemampuan berkompetisi dan bekerjasama dalam

masyarakat.

E. Pembelajaran Berbasis Masalah

1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah

Dalam pembelajaran suatu mata pelajaran di sekolah khususnya

Sekolah Dasar biasanya menggunakan metode yang diharapkan dapat

(40)

24

digunakan dalam proses pembelajaran yaitu pembelajaran yang dapat

memberdayakan siswa adalah metode Problem Based Learning ( PBL) atau yang biasa kita kenal sebagai model Pembelajaran Berbasis Masalah

(PBM). Dalam hal ini Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) merupakan

model pembelajaran yang mengajak siswa untuk menyelesaikan serta

merumuskan masalah sehingga siswa dapat menemukan pengetahuan

serta siswa diharapkan dapat mencari sendiri materi yang terkait dengan

masalah dalam konteks nyata, dengan Pembelajaran Berbasis Masalah

(PBM) ini siswa diharapkan lebih aktif, kritis dan kreatif dalam berfikir.

Berikut ini adalah rumusan definisi tentang pengertian

Pembelajaran Berbasis Masalah ( PBM ) menurut pendapat beberapa ahli

antara lain: Menurut Barrows Howard dan Kelson dalam Taufiq (

2009:21) Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah “ kurikulum dan

proses pembelajaran”. Dalam kurikulum dirancang masalah-masalah yang menunjang siswa mendapat pengetahuan yang penting, membuat mereka

mahir dalam memecahkan masalah dan memiliki strategi belajar sendiri

serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses

pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistematik untuk

memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang diperlukan dalam

kehidupan sehari-hari.

Sedangkan Dutch (1994) masih dalam Taufiq merumuskan bahwa

Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah metode instruksional yang

menantang siswa agar “belajar untuk belajar”, bekerjasama dalam

(41)

kelompok untuk mencari solusi bagi masalah yang nyata. Masalah ini

digunakan untuk mengkaitkan rasa keingintahuan serta kemampuan

analisis siswa dan inisiatif atas materi pembelajaran. Pembelajaran

Berbasis Masalah (PBM) mempersiapkan siswa untuk berfikir kritis dan

analitis dan untuk mencari serta menggunakan sumber belajar yang

sesuai.

Jadi menurut penulis Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

adalah kurikulum yang dirancang sedemikian rupa dengan menggunakan

masalah-masalah yang digunakan untuk dapat memecahkan masalah serta

dapat menggali pengetahuan siswa dan siswa diharapkan dapat mencari

sendiri materi yang terkait dengan masalah yang dihadapkan, dengan

demikian siswa memiliki kemampuan semakin aktif, kritis dan kreatif

serta dapat mencari solusi yang tepat guna menghadapi tantangan dalam

kehidupan nyata sehari-hari.

2. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah

Menurut Tan, 2003 dalam Taufiq (2009:22) mengungkapkan

ciri-ciri atau karakteristik proses Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

adalah sebagai berikut:

a. Masalah digunakan sebagai awal pembelajaran

b. Biasanya masalah yang digunakan merupakan masalah dunia nyata

(42)

26

c. Masalah biasanya menuntut perspektif majemuk, solusinya menuntut

pemelajar menggunakan dan mendapatkan konsep dari ilmu ke bidang

lainnya.

d. Masalah membuat siswa tertantang untuk mendapatkan pembelajaran

yang baru

e. Sangat mengutamakan belajar mandiri

f. Pembelajaran ini bisanya memanfaatkan sumber pengetahuan yang

bervariasi, tidak hanya satu sumber saja.

g. Pembelajarannya kolaboratif, komunikatif dan kooperatif. Siswa

diharapkan bekerja dalam kelompok, berinteraksi, saling mengajarkan

dan melakukan presentasi.

3. Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah

Proses Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) akan dapat

dijalankan bila pengajar siap dengan segala perangkat yang diperlukan

(masalah, formulir pelengkap dan lain-lain). Selain itu juga siswa harus

sudah bisa memahami prosesnya dan pembentukan kelompok-kelompok

kecil, Berikut ini 7 langkah proses Pembelajaran Berbasis Masalah

(PBM) yaitu:

a. Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas

b. Merumuskan Masalah

c. Menganalisis Masalah

(43)

d. Menata gagasan anda dan secara sistematis menganalisisnya dengan

dalam

e. Memformulasikan tujuan pembelajaran

f. Mencari informasi tambahan dari sumber yang lain

g. Mensintesa (menggabungkan) dan menguji informasi baru, dan

membuat laporan untuk dosen/kelas.

4. Manfaat Pembelajaran Berbasis Masalah

Menurut Smith, 2005 dalam Taufiq (2009:27-28)

mengungkapkan manfaat proses pembelajaran berbasis masalah (PBM)

adalah sebagai berikut:

a. Menjadi lebih ingat dan meningkat pemahamannya atas materi ajar

Dengan mendapatkan pengetahuan yang lebih erat kaitannya dengan

konteks praktiknya, maka selain dapat memahami materi yang

diajarkan siswa juga akan mudah mengingat akan pengetahuan

tersebut.

b. Meningkatkan fokus pada pengetahuan yang relevan

Melalui adanya Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM), maka siswa

dapat merasakan lebih baik konteks operasi di lapangan.

c. Mendorong untuk berfikir

Dalam hal ini, siswa diminta untuk menyelesaikan soal yang

pembelajarannya menggunakan pembelajaran berbasis masalah, maka

(44)

28

dan reflektif, dan juga mengasah kemampuan berfikir siswa, akan

tetapi diharapkan siswa tersebut tidak boleh terburu-buru dalam

menyimpulkan soal tersebut, akan tetapi siswa harus menemukan

fakta-fakta yang dapat memperkuat jawaban tersebut.

d. Membangun kerja tim, kepemimpinan dan ketrampilan sosial

Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dapat mendorong terjadinya

pengembangan kecakapan kerja tim dan kecakapan sosial. Siswa

diharapkan dapat memahami perannya dalam kelompok dan

menerima pendapat orang lain.

e. Membangun kecakapan belajar ( Life- long learning skills )

Dengan model pembelajaran berbasis masalah para siswa diharapkan

lebih banyak belajar, sehingga ilmu yang nantinya akan mereka

butuhkan dapat terus berkembang sehingga siswa harus dapat lebih

mengembangkan kemampuannya.

f. Memotivasi siswa

Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) siswa dapat lebih

termotivasi dan tertantang untuk belajar menyelesaikan masalah

dalam materi tersebut, sehingga secara tidak langsung motivasi dalam

diri siswa meningkat sehingga mempunyai pengaruh baik terhadap

prestasi belajar mereka.

(45)

5. Kelebihan Pembelajaran Berbasis Masalah

Kelebihan pembelajaran berdasarkan masalah sebagai suatu model

pembelajaran adalah:

a. Realistik dengan kehidupan siswa

b. Konsep sesuai dengan kebutuhan siswa

c. Memupuk sifat inquiry siswa

d. Memupuk kemampuan problem solving

6. Kekurangan Pembelajaran Berbasis Masalah

Sedangkan kekurangan pembelajaran berbasis masalah sebagai

suatu model pembelajaran adalah:

a. Persiapan pembelajaran (alat, problem, konsep) yang kompleks

b. Sulit mencari problem yang relevan

c. Sering terjadi miss-konsepsi

d. Memerlukan waktu yang cukup panjang

F. Hubungan Motivasi, Prestasi Belajar dan Model Pembelajaran Berbasis Masalah

1. Hubungan Motivasi dengan Prestasi Belajar

Motivasi belajar adalah dorongan yang ada pada seseorang untuk

melakukan kegiatan belajar. Motivasi belajar sangat penting peranannya

bagi siswa dalam usaha mencapai prestasi belajar yang tinggi. Siswa yang

(46)

30

dalam mengikuti pembelajaran, dengan demikian siswa lebih terlihat

perhatian dalam belajar dan aktif berpartisipasi dalam kegiatan

pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas.

Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan lebih tekun,

bersemangat dan biasanya memiliki ambisi yang lebih tinggi dalam

mencapai prestasi belajar yang lebih baik, dibandingkan dengan siswa yang

kurang atau tidak memiliki motivasi belajar. Mereka yang tidak memiliki

motivasi belajar akan kelihatan kurang bersemangat dalam mengikuti

pembelajaran di kelas, sehingga siswa terlihat tidak berpartisipasi aktif

dalam belajar. Dalam hal ini siswa yang tidak memiliki motivasi belajar

yang tinggi, biasanya berpengaruh terhadap prestasi belajar yang kurang

memuaskan.

Dalam proses belajar mengajar, motivasi merupakan salah satu

faktor yang diduga besar pengaruhnya terhadap hasil belajar. Siswa yang

motivasinya tinggi diduga akan memperoleh hasil belajar yang baik.

Pentingnya motivasi belajar siswa terbentuk antara lain agar terjadi

perubahan belajar ke arah yang lebih positif. Pandangan ini sesuai dengan

Pendapat Hawley (Prayitno, 1989:3): “Siswa yang termotivasi dengan baik dalam belajar melakukan kegiatan lebih banyak dan lebih cepat,

dibandingkan dengan siswa yang kurang termotivasi dalam belajar. Prestasi

yang diraih akan lebih baik apabila mempunyai motivasi yang tinggi.”

Dengan demikian antara motivasi dan prestasi belajar mempunyai pengaruh

(47)

yang sangat besar bagi diri siswa untuk ke arah yang lebih positif dalam

belajar.

2. Hubungan Motivasi dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Motivasi yang ada pada diri siswa akan meningkat apabila guru

dalam mengajar menggunakan model pembelajaran yang inovatif dan tidak

sekedar menggunakan ceramah dalam menjelaskan suatu materi, salah satu

model pembelajaran inovatif tersebut yaitu Pembelajaran Berbasis Masalah

(PBM). Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) mengajak siswa supaya

lebih kritis, aktif dan kreatif, sehingga diharapkan siswa dapat berinteraksi

dan memecahkan masalah dalam pembelajaran, sehingga diharapkan

dengan adanya model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) tersebut

dapat meningkatkan motivasi dalam diri siswa sehingga apabila motivasi

siswa meningkat tentunya akan berpengaruh juga pada prestasi yang akan

dicapai, dalam hal ini antara motivasi dengan model Pembelajaran Berbasis

Masalah (PBM) saling berkaitan satu sama lain.

3. Hubungan Prestasi Belajar dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah

Prestasi belajar siswa dapat meningkat apabila model pembelajaran

yang diajarkan oleh guru tidak monoton, salah satu model pembelajaran

inovatif yang biasanya diajarkan oleh guru yaitu model Pembelajaran

(48)

32

berhasil maka guru dalam mengajar akan memberikan kesan yang berbeda

dalam pembelajaran, dalam hal ini siswa dapat lebih antusias dalam

mengikuti pelajaran yang diajarkan oleh guru. Apabila siswa dalam

mengikuti pembelajaran antusias, maka rasa ingin tahu siswa semakin besar

terhadap materi tersebut, dalam hal ini melalui model Pembelajaran

Berbasis Masalah (PBM) siswa dilatih untuk semakin kritis, aktif, kreatif

dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan materi yang

diajarkan. Dengan demikian apabila model Pembelajaran Berbasis Masalah

yang diajarkan oleh guru berhasil maka bukan hanya semangat belajar

tetapi diharapkan hasil prestasinya juga akan meningkat. Dalam hal ini

antara motivasi dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

saling berkaitan satu sama lain.

G. Standar Kompetensi IPS Kelas V Semester II

Pada matapelajaran IPS ini dilatarbelakangi oleh pertimbangan bahwa

kemerdekaan yang kita rasakan pada saat ini semata-mata karena perjuangan

para tokoh pahlawan yang patut kita hargai dan kita kenang sampai saat ini,

terlebih pada saat tanggal 17 Agustus biasanya seluruh Bangsa Indonesia

secara serempak ikut mengenang jasa pahlawan dan kemerdekaan Bangsa

Indonesia dengan melaksanakan upacara. Dalam hal ini kita diajak secara

langsung untuk tidak melupakan jasa pahlawan yang telah gugur dalam

medan pertempuran guna memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

(49)

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar untuk Sekolah Dasar, khususnya untuk kelas V semester 2

adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas V semester II

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

2. Menghargai peranan tokoh

pejuang dan masyarakat

dalam mempersiapkan dan

mempertahankan

kemerdekaan Indonesia.

2.1 Mendeskripsikan perjuangan para

tokoh pejuang pada masa penjajahan

Belanda dan Jepang.

2.2 Menghargai jasa dan peranan tokoh

perjuangan dalam mempersiapkan

kemerdekaan Indonesia.

2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh

dalam memproklamirkan kemerdekaan

Indonesia.

2.4 Menghargai perjuangan para tokoh

dalam mempertahankan kemerdekaan.

H. Kompetensi Dasar IPS Kelas V Semester II

Kompetensi dasar yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

kompetensi dasar 2.2 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam

mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Dalam kompetensi dasar tersebut

(50)

34

kemerdekaan, pembentukan alat kemerdekaan NKRI, tokoh-tokoh

kemerdekaan Indonesia dan menghargai jasa-jasa pahlawan, Secara khusus

peneliti akan meneliti materi pokok tentang tokoh-tokoh kemerdekaan

Indonesia dan menghargai jasa tokoh kemerdekaan.

Dalam materi ini hal-hal yang akan dibahas yaitu mengenai tokoh-

tokoh penting yang berperan dalam peristiwa proklamasi yaitu Ir. Soekarno,

Drs. Moh. Hatta, Mr. Ahmad Soebardjo, Fatmawati.

Sedangkan pada materi mengenai menghargai Jasa-jasa pahlawan,

akan dibahas tentang cara mengenang dan menghormati jasa para pahlawan,

cara yang harus dilakukan seperti mengheningkan cipta pada saat upacara,

melakukan ziarah ke taman makam pahlawan, meneladani semangat

perjuangan para pahlawan dalam kehidupan sehari-hari dan mengisi

kemerdekaan dengan hal-hal yang positif agar Indonesia dapat semakin maju,

sehingga diharapkan siswa dapat semakin menghormati jasa-jasa pahlawan

dan melanjutkan cita-cita luhur bangsa Indonesia.

I. Kerangka Berpikir

Siswa melakukan proses kegiatan belajar dalam suatu mata pelajaran

yaitu IPS. Penguasaan mata pelajaran ditunjukkan siswa melalui nilai dan

prestasi sebagai tolok ukur dalam keberhasilan siswa dalam mata pelajaran

IPS dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada materi

perjuangan para tokoh menuju kemerdekaan terhadap motivasi dan prestasi

(51)

belajar siswa kelas V Semester II SD Kanisius Condongcatur Tahun Ajaran

2010/2011.

Dalam kegiatan siswa pada mata pelajaran IPS seharusnya dirancang

sedemikian rupa agar pembelajaran IPS menjadi lebih menarik terutama

model pembelajaran yang dipilih adalah model pembelajaran berbasis

masalah, sehingga diharapkan dengan model pembelajaran ini dapat

meningkatkan motivasi dan prestasi belajar IPS siswa Kelas V semester II

SD Kanisius Condongcatur Tahun Ajaran 2010/2011 khususnya pada

pembelajaran IPS pada materi tokoh-tokoh kemerdekaan Indonesia dan

menghargai jasa tokoh kemerdekaan melalui model pembelajaran berbasis

masalah pada siswa kelas V di SD Kanisius Condongcatur.

J. Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah:

1. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat meningkatkan

motivasi belajar IPS siswa.

2. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat meningkatkan

(52)

36

36

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK

merupakan salah satu kajian yang dilakukan untuk memecahkan masalah

pembelajaran di kelas. Masalah yang dihadapi adalah masih rendahnya

motivasi dan prestasi belajar IPS kelas V. Oleh karena itu peneliti bermaksud

meningkatkan motivasi dan prestasi belajar IPS kelas V SD Kanisius

Condongcatur dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).

B. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini adalah tempat yang digunakan dalam

melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian

ini bertempat di SD Kanisus Condongcatur Jln. Tambakboyo, Dero

Condongcatur, Depok, Sleman Yogyakarta yang berjumlah 32 siswa.

Sekolah ini berada di tengah kota.

Secara umum sekolah ini sudah mempunyai fasilitas dan media

pembelajaran yang cukup baik, hal ini terlihat dari adanya laboratorium

komputer dan ruang media yang dimiliki oleh sekolah ini, selain itu juga

terdapat banyak media yang dapat memudahkan guru dalam mengajar,

(53)

Sehingga dalam penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi

dan prestasi belajar siswa melalui pembelajaran berbasis masalah.

2. Subjek Penelitian

Penelitian ini menggunakan subyek penelitian siswa kelas V SD Kanisius

Condongcatur Semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011 yang

berjumlah 32 siswa yang terdiri dari 23 siswa laki-laki dan 9 siswa

perempuan. Siswa kelas V mempunyai kemampuan yang kurang dalam

motivasi dan prestasi belajar yang berkaitan dengan pelajaran IPS. Hal ini

diketahui dari nilai rata-rata ulangan masih dibawah KKM.

3. Objek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah motivasi dan prestasi belajar IPS dengan

menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah khususnya pada materi

pokok Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan

kemerdekaan Indonesia.

4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Agustus Tahun Pelajaran

(54)

38

38

Tabel 2. Waktu penelitian

Kegiatan Bulan

Februari Maret April Mei Juni Juli Agt

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Persiapan

a. Observasi awal

2.Pelaksanaan

a. Menyiapkan media

b. Melaksanakan tindakan siklus I

c. Melaksanakan tindakan siklus II

3.Penyusunan Laporan

a. Analisis data

b. Penyusunan laporan

4.Ujian

5.Revisi laporan penelitian

6.Penyerahan laporan akhir

(55)

39

C. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan

menggunakan model penelitian Tagart dan Kemmis dengan tahapan:

perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Model penelitian ini dapat

digambarkan sebagai berikut:

Siklus I

Siklus II

Gambar 1: Siklus Rancangan Penelitian

Sumber (Arikunto, 1998:18)

D. Rencana Tindakan

Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus masing-masing siklus

terdiri dari dua jam pelajaran (4x35 menit). Proses penelitian masing-masing

meliputi empat tahap yaitu rencana tindakan, pelaksanaan, observasi, dan

refleksi. Rencana tindakan yang dimaksud dalam hal ini adalah: Observasi

Refleksi

Tindakan

Perencanaan

Perencanaan

Tindakan

Refleksi

(56)

40

1. Persiapan

a. Meminta ijin untuk mengadakan penelitian khusunya mata pelajaran

IPS di kelas V SD Kanisius Condongcatur.

b. Melakukan observasi dengan melihat nilai IPS, daftar IPS dan

mengamati kegiatan belajar mengajar dalam mata pelajaran IPS kelas V

SD Kanisius Condongcatur.

c. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan identifikasi

masalah tentang prestasi belajar siswa dengan materi pokok “tokoh-

tokoh kemerdekaan Indonesia dan menghargai jasa tokoh

kemerdekaan”. Tahapan pertama adalah mengidentifikasi pembelajaran

IPS siswa kelas V SD Kanisius Condongcatur semester genap tahun

pelajaran 2010/2011. Hal ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan

pembelajaran IPS khususnya pada materi pokok tersebut. Dari hasil

studi mid semester IPS pada umumnya, diperoleh informasi bahwa

motivasi dan prestasi belajar tersebut masih rendah. Hal ini terbukti

dengan perolehan hasil mid semester pada umumnya yang didapat dari

32 siswa hanya 21 siswa yang nilainya lebih dari 60, sedang 11 siswa

yang lain nilainya kurang dari 60. Dengan nilai rata-rata kelas yaitu

62,03. Sedangkan seharusnya KKM mata pelajaran IPS yang ingin

dicapai adalah 60. Untuk memecahkan permasalahan tersebut, peneliti

merencanakan sebuah pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran berbasis masalah pada mata pelajaran IPS siswa kelas V

Semester genap tahun pelajaran 2010/2011.

(57)

d. Menyusun rencana penelitian

e. Menentukan dan menyusun teknik pemantauan pada akhir tahap

penelitian dengan menggunakan format penelitian.

f. Membuat silabus dan RPP

Silabus disusun dengan mengambil satu kompetensi dasar dari empat

kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum, Langkah selanjutnya

menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat tiap

pertemuan dalam tiap siklus.

g. Merancang kelompok belajar yang terdiri dari 4-5 orang dalam tiap

kelompok.

h. Mendesain ruang belajar

Sebelum melakukan penelitian, sebaiknya ruang yang akan digunakan

untuk penelitian disusun terlebih dahulu.

i. Merancang bahan ajar tentang menghargai jasa dan peranan tokoh

perjuangan dalam mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia.

j. Menyusun soal tes

Sebelum melakukan penelitian hendaknya dipersiapkan terlebih dahulu

soal-soal yang akan digunakan dalam pengertian.

k. Menyiapkan media yang digunakan yaitu gambar dan foto tokoh

perjuangan dalam mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia.

Media yang akan digunakan dalam pelaksanaan hendaknya

Gambar

Tabel 1.  Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas V semester II
Tabel 2. Waktu penelitian
Tabel  3.  Klasifikasi Kategori Tingkatan dalam Bentuk Persentase
Tabel 4. Kisi – kisi kuesioner motivasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Paired Samples Test.

SHELF LIFE DETERMINATION OF NON-DAIRY CREAMER USING ACCELERATED SHELF LIFE TESTING (ASLT) METHOD.. PENENTUAN UMUR SIMPAN KRIMER

a. Data yang berkaitan dengan administrasi persuratan belum terorganisir dengan baik seperti beritan terhadap desa dan data dokumentasi kegiatan desa. Proses penginputan

Drug Related Problems pada pasien yang Obat Tidak Efektif di Unit Stroke RSUD Banyumas pada tahun 2010... Drug Related Problems pada pasien yang

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH,ORGANISASI, PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN. TAHUN ANGGARAN 2012 PEMERINTAH

Analisis data yang digunakan adalah hubungan antara panjang usus dan panjang total tubuh ikan, serta jenis makanan yang ada dalam usus ikan untuk

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 dan Peraturan Menteri Negara Agraria Nomor 3 Tahun 1997, tidak ada larangan bagi pemohon untuk melakukan pendaftaran hak

Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan oleh jamur tiram putih ( P. ostreatus ) untuk pertumbuhan miselium cukup terpenuhi pada media tanam