PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS PADA MATERI TOKOH-TOKOH KEMERDEKAAN INDONESIA DAN
MENGHARGAI JASA TOKOH KEMERDEKAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
Studi Kasus Pada Siswa Kelas V Di SD Kanisius Condongcatur Semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Agnes Astika Perdaning Utami 091134223
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS PADA MATERI TOKOH-TOKOH KEMERDEKAAN INDONESIA DAN
MENGHARGAI JASA TOKOH KEMERDEKAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
Studi Kasus Pada Siswa Kelas V Di SD Kanisius Condongcatur Semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Agnes Astika Perdaning Utami 091134223
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2011
iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Hati yang bersyukur menutup peluang untuk berkeluh kesah”
“Benih semua prestasi adalah kemauan, bukan harapan atau impian”
“Jadilah seperti air. Meski ada karang kokoh di depan, ia akan terus mengalir
mencari celah-celah yang bisa dilaluinya”
“Berjalanlah pada apa yang ada di hadapanmu
dan jangan pernah tengok ke belakang”
Kupersembahkan untuk :
1. Dia Yang Terbaik, Termulia, Tercinta dan
Berkuasa atas diriku, Tuhan Yesus Kristus.
2. Bunda Maria Pelindungku.
3. Ibunda Anastasia Rusmiyati (RIP) dan
Ayahanda Hr. Mukhdirin yang sangat aku cintai
dan senantiasa menyayangi, mendukung serta
mendoakanku.
4. Adikku Koleta Stefani Sarinastiti yang selalu
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 06 Desember 2011
Penulis
Agnes Astika Perdaning Utami
NIM. 091134223
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Agnes Astika Perdaning Utami
NIM : 091134223
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul:
“PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS PADA MATERI TOKOH-TOKOH KEMERDEKAAN INDONESIA DAN MENGHARGAI JASA TOKOH KEMERDEKAAN MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH.”
Studi Kasus Pada Siswa Kelas V Di SD Kanisius Condongcatur Semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan dan mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal, 06 Desember 2011 Yang menyatakan
vii ABSTRAK
PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS PADA MATERI TOKOH-TOKOH KEMERDEKAAN INDONESIA DAN
MENGHARGAI JASA TOKOH KEMERDEKAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
Studi Kasus Pada Siswa Kelas V di SD Kanisius Condongcatur Semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011
Agnes Astika Perdaning Utami Universitas Sanata Dharma
2011
Penelitian ini bertujuan untuk 1) mendeskripsikan peningkatan motivasi belajar IPS siswa dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). 2) Mendeskripsikan peningkatan prestasi belajar IPS siswa dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Dalam Penelitian ini subyek yang dipakai adalah siswa kelas V yang berjumlah 32 siswa. Metode penelitian ini meliputi empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Data dikumpulkan dengan menggunakan wawancara, kuesioner, tes, observasi dan refleksi. Dalam penelitian ini analisis data menggunakan analisis deskriptif dan komparatif.
Hasil analisis data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan motivasi belajar IPS siswa kelas V di SD Kanisius Condongcatur tahun pelajaran 2010/2011, khususnya pada materi tokoh-tokoh kemerdekaan Indonesia dan menghargai jasa tokoh kemerdekaan. Peningkatan motivasi belajar siswa terlihat dari rata-rata skor motivasi belajar siswa pada kondisi awal 70,9 dan meningkat pada akhir siklus II menjadi 74,74 atau meningkat 5,41%. Peningkatan prestasi belajar siswa terlihat dari nilai rata-rata pada kondisi awal 62,03 pada siklus I menurun menjadi 61,90 atau menurun 0,20%, namun pada siklus II meningkat menjadi 69,75 atau meningkat 12,68%. Pada kondisi awal siswa yang mencapai KKM sebanyak 65,63%, pada akhir siklus I mengalami sedikit penurunan menjadi 62,5%, dan pada akhir siklus II meningkat sebesar 84,37%.
Kata kunci: motivasi belajar, prestasi belajar, Pembelajaran Berbasis Masalah.
viii ABSTRACT
ENHANCING LEARNING MOTIVATION AND LEARNING ACHIEVEMENT OF SOCIAL KNOWLEDGE ON INDONESIAN
INDEPENDENT FIGURES SUBJECT AND RESPECTING
INDEPENDENT FIGURES SERVICE SUBJECT THROUGH PROBLEM BASED LEARNING MODEL
A Case Study on Fifth Grade Students of Kanisius Condongcatur Elementary School
Even semester of academic year 2010/2011
Agnes Astika Perdaning Utami Sanata Dharma University
2011
The research was aimed to 1) to describe students’ learning motivation on social science using Problem Based Learning (PBL) model. 2) To describe
students’ learning achievement on social science using Problem Based Learning (PBL) model.
This research was a Classroom Action Research (CAR) which conducted in two cycles. The subjects of this research were fifth grade students of Kanisius Condongcatur Elementary school as much as 32 students. The method of this research empoyed four cycles. Those cycle were planning, conducting, observing and reflecting. The data were gathered through interview, questionnaire, testing, observation, and reflection. Data analysis in this research are descriptive and comparative analysis.
The result of data analyzed showed that Problem Based Learning (PBL) model could enhance social knowledge learning motivation toward fifth grade students of Kanisius Condongcatur elementary school on even semester of academic year 2010/2011 especially on the subject of Indonesian independent figures and respecting independent figures services. The enhancement of students learning motivation could be seen from the average score of students learning motivation at the first condition as much as 70,9 and it increased at the end of the second cycle. It was 74,74 or 5,41%. The enhancement of students’ learning achievement could be seen from the average score at the first condition. It was as much as 62,03. On the first cycle, it decreased into 61,90 or 0,20%. But it increased 69,75 or 12,68% on the second cycle. At the first condition, as much as 65,63% of the student who could reach Minimum Standard Criterion. But, at the end of the second cycle, it decreased into 62,5% and at the end of the second cycle increased as much as 84,37%.
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan kasih-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. Skripsi ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Terutama tugas ini dibuat sebagai usaha untuk memenuhi kompetensi guru berupa kemampuan penguasaan bidang studi, memahami siswa, pembelajaran siswa dan pengembangan kepribadian.
Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan karena kebaikan, dukungan, bimbingan, dan keterlibatan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan tulus hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu setia menyertai dan melindungi setiap langkahku,
2. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,
3. Drs. Puji Purnomo, M. Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma,
4. Dra. Theresia Sumini, M. Pd. dan Drs. P. Wahana, M. Hum. selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, petunjuk, dan saran yang sangat berguna bagi penulis,
5. Ambrosius Sutama, S. Pd. selaku Guru Model yang telah bersedia untuk membantu penulis dalam melaksanakan penelitian ini,
6. Petugas Perpustakaan,
7. R. Sutamta, S. Pd. selaku Kepala Sekolah, Dewan Guru, beserta siswa dan siswi kelas V SD Kanisius Condongcatur yang telah banyak membantu terlaksananya penelitian ini,
8. Angela Merici Yudiyanti Kusuma Dewi atas bantuannya dalam penyusunan
abstract,
x
8. Angela Merici Yudiyanti Kusuma Dewi atas bantuannya dalam penyusunan
abstract,
9. Monica Ayu Maharani, Maria Yosefa Desi Hermawati, Dini Ekayati atas dukungan dan masukannya sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik,
10.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu penulis hingga selesainya skripsi ini.
Atas semua itu, penulis hanya dapat memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa semoga kebaikan mereka mendapat balasan yang setimpal.
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini karena keterbatasan kemampuan penulis. Penulis berharap dengan adanya skripsi ini semoga bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Akhirnya penulis akan selalu menerima dengan senang hati apabila ada kritik dan saran yang bersifat membangun dalam penyempurnaan skripsi ini.
Yogyakarta, 06 Desember 2011
Penulis
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
C. Prestasi Belajar ... 17
D. Pembelajaran IPS ... 21
E. Pembelajaran Berbasis Masalah ... 23
xii
F. Hubungan Motivasi, Prestasi Belajar dan Pembelajaran Berbasis
Masalah ... 29`
G. Standar Kompetensi Kelas V Semester 2 ... 32
H. Kompetensi Dasar Kelas V Semester 2 ... 33
I. Kerangka Berpikir ... 34
J. Hipotesis ... 35
BAB III METODE PENELITIAN ... 36
A. Jenis Penelitian... 36
B. Setting Penelitian ... 36
C. Desain Penelitian ... 39
D. Rencana Tindakan ... 39
E. Instrumen Pengumpulan Data ... 49
F. Indikator Keberhasilan ... 70
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 71
A. Deskripsi Data ... 71
B. Komparasi ... 98
C. Pembahasan... 105
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 109
A. Kesimpulan ... 109
B. Saran ... 110
DAFTAR PUSTAKA ... 112
LAMPIRAN ... 114
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas V Semester II .. 33
Tabel 2. Waktu Penelitian ... 38
Tabel 3. Klasifikasi Ketegori Tingkatan dalam Bentuk Persentase ... 55
Tabel 4. Kisi-Kisi Kuesioner Motivasi ... 59
Tabel 5. Kisi-kisi Soal Tes Tertulis Siklus I ... 60
Tabel 6. Kisi-kisi Soal Tes Tertulis Siklus II ... 61
Tabel 7. Tingkat Penguasaan Kompetensi PAP II ... 68
Tabel 8. Rubrik Penilaian Kinerja saat Diskusi Kelompok ... 69
Tabel 9. Kondisi Awal prestasi belajar siswa yang diharapkan pada siklus I dan siklus II ... 70
Tabel 10. Kondisi Awal Motivasi Belajar Siswa ... 73
Tabel 11. Kondisi Awal Motivasi Belajar Siswa ... 74
Tabel 12. Kondisi Awal Prestasi Belajar Siswa ... 76
Tabel 13. Kondisi Awal Prestasi Belajar Siswa ... 77
Tabel 14. Keterlibatan Siswa Dalam Pembelajaran Siklus I ... 82
Tabel 15. Prestasi Belajar Siswa Siklus I ... 84
Tabel 16. Prestasi Belajar Siswa Siklus I ... 85
Tabel 17. Keterlibatan Siswa Dalam Pembelajaran Siklus II ... 90
Tabel 18. Hasil Pengisian Kuesioner Motivasi Belajar pada Akhir Siklus II ...92
Tabel 19. Motivasi Belajar Siswa Siklus II...93
Tabel 20. Prestasi Belajar Siswa Siklus II...95
Tabel 21. Prestasi Belajar Siswa Siklus II ... 96
Tabel 22. Komparasi Motivasi Belajar Siswa ... 98
Tabel 23. Kenaikan Motivasi Belajar Siswa ... 101
Tabel 24. Komparasi Prestasi Belajar Siswa Pada Kondisi Awal, Akhir Siklus I dan Akhir Siklus II ... 102
Tabel 25. Kenaikan Nilai Rata-Rata Setiap Siswa ... 104
Tabel 26. Pencapaian KKM Pada Kondisi Awal, Akhir Siklus I dan Akhir Siklus II ... 105
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Tahapan Siklus I dan Siklus II ... 39
Gambar 2. Diagram Kondisi Awal Motivasi Belajar Siswa ... 75
Gambar 3. Diagram Keadaan Awal Prestasi Belajar Siswa ... 78
Gambar 4. Diagram Keterlibatan Siswa Dalam Pembelajaran Siklus I ... 82
Gambar 5. Diagram Hasil Tes Evaluasi Siklus I ... 85
Gambar 6. Diagram Keterlibatan Siswa Dalam Pembelajaran Siklus II ... 90
Gambar 7. Diagram Motivasi Belajar Siswa Siklus II ... 94
Gambar 8. Diagram Prestasi Belajar Siswa Siklus II ... 97
Gambar 9. Diagram Komparasi Motivasi Belajar Siswa ... 99
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus ... 114
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 1 Siklus I ... 116
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 2 Siklus I ... 118
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 1 Siklus II ... 120
Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 2 Siklus II ... 122
Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa Pertemuan 1 Siklus I ... 124
Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa Pertemuan 2 Siklus I ... 127
Lampiran 8. Lembar Kerja Siswa Pertemuan 1 Siklus II ... 129
Lampiran 9. Lembar Kerja Siswa Pertemuan 2 Siklus II ... 131
Lampiran 10. Soal Evaluasi Siklus I ... 133
Lampiran 11. Soal Evaluasi Siklus II ... 137
Lampiran 12. Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus I ... 141
Lampiran 13. Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus II ... 142
Lampiran 14. Lembar Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran ... 143
Lampiran 15. Kuesioner Motivasi Belajar Siswa ... 144
Lampiran 16. Surat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan ... 145
Lampiran 17. Surat Ijin Melaksanakan Penelitian ... 147
Lampiran 18. Bukti Pelaksanaan Penelitian dari Sekolah ... 148
Lampiran 19. Data Mentah Penilaian Akhir Siklus I ... 149
Lampiran 20. Data Mentah Penilaian Akhir II... 150
Lampiran 21. Validasi Soal Pilihan Ganda Siklus I... 151
Lampiran 22. Validasi Soal Isian Singkat Siklus I... 156
Lampiran 23. Validasi Soal Uraian Siklus I... 159
Lampiran 24. Validasi Soal Pilihan Ganda Siklus II... 161
Lampiran 25. Validasi Soal Isian Singkat Siklus II... 169
Lampiran 26. Validasi Soal Uraian Siklus II... 172
Lampiran 27. Tabel Analisis Soal Siklus I... 174
Lampiran 28. Tabel Analisis Soal Siklus II... 175
Lampiran 29. Foto Siklus I dan II ... ... 176
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan masalah yang sangat vital bagi setiap bangsa,
lebih-lebih bangsa yang sedang berkembang seperti Indonesia. Dalam GBHN
dicantumkan bahwa peningkatan mutu pendidikan yang dilakukan
berkelanjutan, berlandaskan kemampuan Nasional, dengan memanfaatkan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memperhatikan
perkembangan zaman yang mengarah pada persaingan dunia yang tajam.
Oleh karena itu Indonesia menaruh harapan besar terhadap pendidik dalam
perkembangan masa depan bangsa ini.
Salah satu ilmu pengetahuan yang dapat dimanfaatkan untuk mengikuti
perkembangan zaman adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Dalam hal ini
secara keseluruhan mempelajari hal yang berhubungan dengan masyarakat,
secara khusus Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mempelajari kehidupan nyata di
lingkungan siswa sehingga siswa secara tidak langsung dapat mengetahui
kehidupan nyata yang ada di sekitarnya, sehingga diharapkan dalam hal ini
materi yang didapat oleh siswa dapat menjadi motivasi siswa dalam belajar
dan prestasi belajar siswa tersebut diharapkan juga akan lebih baik. Akan
tetapi kenyataannya siswa Sekolah Dasar (SD), khususnya kelas tinggi
biasanya sering kita jumpai nilai mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
2
senang bermain dibandingkan dengan belajar, padahal Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran yang terkesan hafalan dan
membosankan, dalam hal ini anak seakan-akan tidak dihadapkan pada
masalah yang sedang dibahas dalam situasi yang nyata, sehingga siswa akan
lebih cepat bosan dan juga merasa dirinya tidak berguna, apalagi metode yang
sering digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) adalah ceramah, sehingga siswa menjadi lebih tidak tertarik
ataupun cenderung pasif dalam mengikuti pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS). Hal ini terbukti dengan nilai prestasi awal siswa yang rendah bahwa
dari 32 siswa hanya 21 siswa yang nilainya lebih dari 60 dan 11 siswa yang
lain nilainya kurang dari 60 dengan nilai rata-rata kelas 62,03. Sedangkan
KKM mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang akan dicapai pada
tahun ajaran 2010/2011 ini adalah 60. Kondisi tersebut disebabkan antara
lain: selama proses pembelajaran berlangsung banyak siswa yang asyik
mengobrol dengan teman sebangkunya sehingga tidak dapat fokus terhadap
mata pelajaran yang sedang dijelaskan oleh guru, Seharusnya hal tersebut
tidak boleh terjadi, karena dalam proses belajar mengajar, keterlibatan siswa
harus secara totalitas, artinya melibatkan pikiran, penglihatan, pendengaran.
Jadi dalam proses belajar mengajar seorang guru harus mampu mencari
model pembelajaran yang tepat agar dapat mengajak siswa untuk aktif
mengajukan pertanyaan atau tanggapan, sehingga terjadi dialog kreatif yang
menunjukkan proses belajar yang interaktif agar prestasi belajar siswa tidak
menurun, sehingga tidak ada lagi orang tua siswa yang mengeluhkan tentang
nilai anaknya.
Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, antara lain:
kurikulum, tenaga pendidik, kegiatan belajar mengajar (KBM), sarana dan
prasarana, manajemen sekolah, lingkungan kerja, alat dan bahan, kerjasama
antara lembaga pendidikan dan lingkungan masyarakat.
Salah satu upaya untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar
siswa yaitu dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.
Menurut Dutch dalam Taufiq (2009:21) merumuskan model pembelajaran
berbasis masalah merupakan proses pembelajaran yang menuntut siswa dapat
lebih mahir dalam memecahkan masalah, serta dapat bekerja sama dalam
kelompok untuk mencari solusi bagi masalah yang nyata, selain itu juga dapat
mengasah kemampuan siswa untuk lebih berpikir kritis, analitis dan untuk
mencari serta menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai, sehingga
dapat diterapkan sebagai suatu ilmu dan akan membuat siswa menjadi lebih
mengerti akan materi yang dia pelajari. Selain itu diharapkan juga dapat
meningkatkan aktivitas belajar sehingga hasil materi yang didapat oleh siswa
dapat melekat dan diharapkan mampu meningkatkan motivasi dan prestasi
belajar siswa. Apabila model pembelajaran tersebut berhasil, selain motivasi
diharapkan prestasi siswa meningkat, siswa juga dapat meningkatkan
ketrampilan untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya. Menyadari hal
tersebut maka mendorong penulis untuk mencari solusi pemecahan masalah
4
pembelajaran berbasis masalah dengan menekankan peran aktif siswa dalam
Peningkatan Motivasi dan Prestasi belajar IPS Pada Materi Tokoh-tokoh
Kemerdekaan Indonesia dan Menghargai Jasa Tokoh Kemerdekaan Melalui
Model Pembelajaran Berbasis Masalah Studi Kasus Pada Siswa Kelas V di
SD Kanisius Condongcatur Semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011.
Alasan penulis memilih judul dan model Pembelajaran Berbasis
Masalah (PBM) karena penulis ingin meningkatkan motivasi dan prestasi
belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam diri siswa SD agar meningkat
serta agar siswa juga dapat belajar mengolah permasalahan dengan mencari
solusi terhadap masalah tersebut.
B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, tidak semua masalah akan diteliti. Mengingat luasnya materi, keterbatasan waktu, kemampuan
yang peneliti miliki serta agar penelitian lebih fokus, maka peneliti hanya
memberi batasan masalah pada upaya peningkatan motivasi dan prestasi
belajar IPS kelas V SD Kanisius Condongcatur dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Berbasis Masalah khususnya pada materi persiapan
kemerdekaan Indonesia.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, batasan masalah dalam penelitian
ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat
meningkatkan motivasi belajar IPS siswa ?
2. Apakah penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat
meningkatkan prestasi belajar IPS siswa ?
D. Batasan Pengertian
Secara khusus batasan pengertian dalam penelitian ini yang akan
dibahas adalah:
1. Belajar adalah proses dalam terbentuknya tingkah laku/terjadi perubahan
tingkah laku, melalui praktek dan latihan.
2. Motivasi adalah dorongan-dorongan dari dalam diri seseorang, yang
menjadikan individu cenderung melakukan kegiatan tertentu dan untuk
mencapai tujuan tertentu pula.
3. Prestasi belajar adalah merupakan bukti pencapaian keberhasilan atas
usaha yang diperoleh dari kegiatan belajar yang berkaitan dengan
pengetahuan, pemahaman, materi IPS, ketrampilan, nilai dan sikap yang
terealisasi dalam kehidupan sehari-hari pada diri siswa. Dalam hal ini
bukti yang diperoleh berupa skor/nilai.
4. Pembelajaran IPS adalah suatu mata pelajaran yang mempelajari
kehidupan sosial yang mengintegrasikan bidang ilmu sosial dan
humaniora yang didalamnya menanamkan nilai-nilai sosial sehingga
6
menjadi baik untuk kehidupan masa sekarang dan untuk masa yang akan
datang.
5. Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah kurikulum yang dirancang
sedemikian rupa dengan menggunakan masalah-masalah yang digunakan
untuk dapat memecahkan masalah serta dapat menggali pengetahuan
siswa dan siswa diharapkan dapat mencari sendiri materi yang terkait
dengan masalah yang dihadapkan, dengan demikian siswa memiliki
kemampuan semakin aktif, kritis dan kreatif serta dapat mencari solusi
yang tepat guna menghadapi tantangan dalam kehidupan nyata
sehari-hari.
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan:
1. Untuk mendeskripsikan peningkatan motivasi belajar IPS siswa dengan
menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah.
2. Untuk mendeskripsikan peningkatan prestasi belajar IPS siswa dengan
menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian tersebut dapat menambah wawasan dalam
pembelajaran khususnya melalui model pembelajaran berbasis masalah
yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa dalam mata
pelajaran IPS.
2. Secara Praktis
a. Manfaat bagi guru
Penelitian ini bermanfaat untuk memperbaiki pembelajaran,
mengembangkan motivasi dan prestasi belajar serta mengembangkan
kreativitas dan inovasi pembelajaran yang efektif dan efisien melalui
model pembelajaran berbasis masalah. Selain itu juga diharapkan dapat
meningkatkan peran aktif guru dalam mendukung peningkatan mutu
pendidikan Nasional.
b. Manfaat bagi siswa
Bagi siswa dapat mengembangkan kemampuan dalam menemukan
masalah dan penentuan pemecahan masalah yang terbaik, sehingga
siswa memiliki kebiasaan berfikir kreatif.
c. Manfaat bagi sekolah
Membantu sekolah untuk berkembang, meningkatkan terjadinya
inovasi pada diri guru, dan meningkatkan kualitas pendidikan untuk
8
BAB II KAJIAN TEORI
A. Belajar
1. Pengertian Belajar
Menurut Hilhard, 1948 dalam Wens Tanlain (2006:6)
berpandangan bahwa belajar merupakan hubungan perubahan tingkah
laku seseorang terhadap sesuatu situasi yang disebabkan oleh
pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu dimana perubahan
tingkah laku itu.
Menurut Drs. M. Ngalim Purwanto, MP memberikan definisi
belajar dalam beberapa elemen:
a. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku dimana
perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik,
tetapi ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih
buruk.
b. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau
pengalaman dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh
pertumbuhan atau tidak dianggap sebagai hasil belajar seperti
perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi.
c. Belajar adalah perubahan relatif mantap, harus merupakan akhir
daripada suatu periode waktu yang cukup panjang.
d. Belajar merupakan perubahan tingkah laku yang menyangkut
berbagai aspek kepribadian baik fisik maupun psikis seperti:
perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah, berfikir,
ketrampilan, kecakapan, kebiasaan ataupun sikap.
Selain itu menurut Woodworth dalam Singgih (1984:24)
mengatakan bahwa belajar adalah untuk melakukan sesuatu yang baru,
dan sesuatu yang baru ini dimasukkan dalam fungsi ingatan kemudian
ditampilkan dalam ingatan.
Menurut Morgan dalam Singgih (1984:23) mengatakan bahwa
belajar adalah suatu perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku
sebagai akibat/hasil dari pengalaman yang lalu.
Dari uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa belajar
merupakan proses dalam terbentuknya tingkah laku/terjadi perubahan
tingkah laku, melalui praktek dan latihan.
2. Jenis-jenis Belajar
Menurut Robert M. Gagne dalam www.udhiexz.wordpress.com,
ada delapan jenis belajar yaitu:
a. Belajar arti kata-kata
Belajar dengan cara menangkap arti yang terkandung dalam kata-
10
b. Belajar kognitif
Belajar dengan cara mengamati objek-objek, kemudian dihadirkan
dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan dan sesuatu bersifat
mental.
c. Belajar menghafal
Belajar yang merupakan aktivitas menanamkan suatu materi verbal
dalam ingatan.
d. Belajar teoritis
Belajar dalam hal ini bertujuan menempatkan semua data, fakta/
pengetahuan sehingga mudah dipahami lalu agar dapat digunakan
untuk memecahkan masalah.
e. Belajar kaedah
Belajar menggabungkan beberapa konsep yang ada
f. Belajar konsep/pengertian
Belajar menempatkan objek ke dalam golongan tertentu
g. Belajar Berfikir
Belajar dengan cara dihadapkan pada sebuah masalah kemudian
masalah tersebut dipecahkan tetapi tidak melalui pengamatan.
3. Tujuan Belajar
Dalam usaha pencapaian belajar perlu diciptakan adanya sistem
lingkungan atau kondisi belajar yang lebih kondusif. Hal ini tentunya
sangat berkaitan dengan mengajar. Mengajar merupakan suatu usaha
yang memungkinkan terjadinya proses belajar dalam diri siswa, dalam
hal ini banyak komponen yang mempengaruhi, salah satu dari komponen
tersebut yaitu tujuan belajar yang ingin dicapai, dalam hal ini guru dan
siswa mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan belajar.
Tujuan-tujuan belajar ini sebenarnya sangat banyak dan bervariasi.
Tujuan-tujuan belajar yang eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan
tindakan intruksional yang biasa disebut instructional effects yang terbentuk dari pengalaman dan pengetahuan, sedangkan tujuan yang
merupakan hasil sampingan yaitu tercapai karena siswa “menghidupi (to live in) suatu sistem lingkungan belajar tertentu seperti kemampuan berfikir kritis dan kreatif serta sikap demokratis yang dapat membantu
orang lain, istilah dalam hal ini nurturant effects. jadi dalam mengajar harus sudah mempunyai rencana dalam strategi belajar untuk mencapai
instructional effect.
Dari uraian diatas disebutkan bahwa tujuan belajar ada tiga jenis
yaitu:
a. Untuk mendapatkan pengetahuan
b. Penanaman konsep dan keterampilan
12
4. Unsur-unsur Belajar
Menurut Wens T. (2007:10), ada empat unsur-unsur pokok siswa
belajar, yaitu:
a) Motif Belajar, berupa hal yang mendorong siswa belajar.
b) Tujuan belajar, tujuannya berupa kemampuan yang hendak dicapai
oleh siswa.
c) Kegiatan belajar
d) Hasil belajar, berupa pencapaian tujuan belajar oleh siswa dan terlihat
pada perubahan-perubahan kemampuan siswa.
5. Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Belajar yang efektif sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor
kondisional yang ada (Hamalik 2007:32-33). Faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar tersebut yaitu:
a. Faktor kegiatan
Siswa melakukan banyak kegiatan untuk memperoleh pengetahuan,
maka dengan sendirinya siswa tersebut terbawa dalam suasana
belajar yang lebih baik dan kondusif.
b. Belajar memerlukan latihan
Dalam hal ini belajar memerlukan reviewing, tujuannya agar pelajaran yang tadinya sudah terlupakan dapat dikuasai kembali, dan
apabila pelajaran tersebut belum dikuasai, akan dapat lebih mudah
dipahami.
c. Pengalaman masa lampau
Pengalaman belajar yang telah dimiliki siswa sebelumnya, dengan
adanya pengalaman sebelumnya diharapkan dapat menerima
pengetahuan yang baru.
d. Faktor kesiapan belajar
Siswa yang telah siap belajar akan dapat lebih mudah melakukan
kegiatan belajar sehingga akan lebih berhasil.
e. Faktor motivasi dan usaha
Belajar dengan motivasi akan mendorong siswa belajar lebih baik
daripada belajar tanpa motivasi. Dengan adanya motivasi tersebut
siswa akan lebih mudah tertarik terhadap sesuatu yang akan
dipelajarinya dan siswa akan merasa bahwa sesuatu yang akan
dipelajarinya bermakna bagi dirinya. Namun demikian, motivasi
tanpa adanya usaha yang baik maka belajar juga sulit untuk berhasil.
f. Faktor inteligensi
Siswa yang cerdas akan lebih berhasil dalam belajar dibandingkan
dengan siswa yang kurang cerdas, karena siswa tersebut akan lebih
mudah untuk menangkap dan memahami pelajaran, sehingga siswa
tersebut lebih dapat berfikir kreatif dalam belajar.
Selain itu ada juga faktor yang mempengaruhi proses belajar
14
1) Keadaan khusus seseorang/bersifat pribadi
a) Kemampuan
b) Kehendak/kemauan
2) Keadaan dari bahan yang akan dipelajari
3) Faktor-faktor yang berhubungan dengan cara belajar
B. Motivasi
1. Pengertian Motivasi Belajar
Untuk melakukan sesuatu hal siswa biasanya didasari oleh
dorongan dari dalam dirinya, dalam hal ini siswa belajar sesuai
kemampuan dan kebutuhannya. Menurut Masidjo (2006:22) pengertian
motivasi belajar yaitu suatu kebutuhan yang mendorong atau
menggerakkan atau mengusahakan tingkah laku belajar manusia ke arah
pencapaian tujuan belajar sehingga menjamin serta memberi kepuasan
atas kelangsungan kegiatan belajar.
Berdasarkan pengertian motivasi dan belajar di atas, dapat
disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak
psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan
memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga anak tidak hanya
belajar namun juga menghargai dan menikmati belajarnya. Selain itu
motivasi belajar merupakan suatu proses internal yang ada dalam diri
seseorang yang memberikan gairah atau semangat dalam belajar,
mengandung usaha untuk mencapai tujuan belajar, dimana terdapat
pemahaman dan pengembangan belajar, dijelaskannya lagi, bahwa
membantu anak dalam mengembangkan sebuah motivasi belajar dalam
pengertian kependidikan secara luas yaitu menilai dan menyenangi
membaca, menulis, berpikir, menghitung, memecahkan masalah dan hal
yang serupa lainnya.
2. Jenis-jenis motivasi
Menurut Frandsen dalam A.M Sardiman (2008:87) juga
berpendapat bahwa jenis-jenis motivasi meliputi:
a. Cognitive motives
Motivasi ini menyangkut pada kepuasan individual, Kepuasan
individual yang berada di dalam diri manusia dan biasanya berwujud
proses dan produk mental.
b. Self-expression
Penampilan diri adalah sebagaian dari perilaku manusia, yang
terpenting adalah kebutuhan individu itu tidak sekedar tahu mengapa
dan bagaimana sesuatu itu terjadi, tetapi juga mampu membuat
sesuatu kejadian.
c. Self-enhancement
Melalui aktualisasi diri dan pengembangan kompetensi akan
meningkatkan kemajuan diri seseorang, sehingga dalam hal ini belajar
memerlukan suasana yang sehat bagi siswa untuk mencapai suatu
16
Selain itu jenis-jenis motivasi dalam Sardiman (2008:89) adalah
sebagai berikut:
1) Motivasi intrinsik
Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang
menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar,
karena dalam diri sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
2) Motivasi ekstrinsik
Motivasi ektrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya
karena ada rangsangan dari luar.
3. Fungsi motivasi
Hasil belajar akan menjadi optimal karena adanya motivasi, oleh
karena itu makin tepat motivasi yang diberikan maka akan makin
berhasil pula pelajaran tersebut, sehingga motivasi akan senantiasa
menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Berikut ini
merupakan fungsi motivasi yang dikemukakan menurut Sardiman
(2008:85) ada tiga fungsi motivasi yaitu:
a. Mendorong manusia untuk berbuat sesuatu. Motivasi dalam hal ini
menjadi motor penggerak setiap kegiatan yang akan dilakukan.
b. Menentukan arah tujuan yang hendak dicapai oleh seseorang.
c. Berfungsi menentukan perbuatan-perbuatan yang hendak dilakukan
guna mencapai tujuan untuk menyingkirkan perbuatan yang tidak
bermanfaat.
Disamping itu motivasi juga berfungsi sebagai pendorong usaha
dan pencapaian prestasi.
4. Usaha untuk meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan prestasi
belajar dalam Dimyati (1999:101-107) adalah:
a. Optimalisasi penerapan prinsip belajar
b. Optimalisasi unsur dinamis belajar dan pembelajaran
c. Optimalisasi pemanfaatan pengalaman dan kemampuan siswa
d. Pengembangan cita-cita dan aspirasi belajar
C. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Kata Prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu Prestatie, kemudian
dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang mempunyai hasil arti hasil
usaha dalam Zaenal (dalam skripsi Lutfatun Hikmah, 2007:31). Apabila
prestasi dihubungkan dengan belajar, dapat diartikan menjadi hasil yang
diperoleh atau dicapai setelah seseorang melakukan kegiatan yaitu belajar.
Belajar dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk
memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman
individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut aspek
18
Selain pengertian prestasi belajar di atas, penulis dapat mengetahui
pengertian prestasi belajar dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahwa
prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan melalui mata pelajaran, biasanya ditunjukkan dengan nilai
tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2005:895).
Dari pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa prestasi
belajar itu merupakan bukti pencapaian keberhasilan atas usaha yang
diperoleh dari kegiatan belajar yang berkaitan dengan pengetahuan,
pemahaman, materi IPS, ketrampilan, nilai dan sikap yang terealisasi
dalam kehidupan sehari-hari pada diri siswa. Dalam hal ini bukti yang
diperoleh berupa skor/nilai.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Syaiful (2008:176-205) menyatakan bahwa faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar adalah:
a. Faktor internal siswa
1) Kondisi fisik
Kondisi fisik pada umumnya sangat berpengaruh terhadap
kemampuan belajar seseorang.
2) Kondisi psikologis
Kondisi psikologis dapat mempengaruhi hasil belajar ada 5 yaitu:
a) Motivasi
Menurut Slameto dalam Syaifull (2008:191) menyatakan bahwa
motivasi adalah suatu rasa lebih suka dan keterikatan pada suatu
hal atau aktivitas tanpa ada yang memerintah.
b) Kecerdasan
Kecerdasan menurut Ruber dalam Muhibin Syah (2008:147)
menyatakan bahwa kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi
rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan
cara yang tepat.
c) Bakat
Bakat merupakan kemampuan bawaan yang masih perlu
dikembangkan lagi.
d) Motivasi
Noelhi Nasution dalam Syaifull (200:200) menyatakan bahwa
motivasi adalah kondisi psikologi yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu.
e) Kemampuan kognitif
Ada 3 kemampuan yang harus dikuasai yaitu: persepsi,
mengingat dan berfikir.
b. Faktor Eksternal Siswa
20
a) Lingkungan alam
Lingkungan alam dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa,
karena suhu udara yang tercemar oleh polusi, udara yang panas
siswa menjadi kepanasan dan pengap sehingga kegiatan belajar
dapat terganggu.
b) Lingkungan sosial dan budaya
Lingkungan sosial dan budaya dari luar sekolah ternyata
membawa pengaruh terhadap kehidupan anak di lingkungan
sekolah.
c. Faktor instrumental
1) Kurikulum
Setiap guru harus mempelajari kurikulum dan menjabarkan isi
kurikulum ke dalam program yang rinci dan jelas sasarannya,
sehingga dapat diukur tingkat keberhasilan proses pembelajaran
yang dilaksanakan.
2) Program
Setiap sekolah mempunyai program pendidikan. Program itu
dijalankan dan berguna bagi kemajuan pendidikan.
3) Sarana dan fasilitas
Sarana dan fasilitas memiliki arti penting dalam pendidikan
4) Guru
Guru merupakan unsur manusiawi dalam pendidikan. Tanpa guru
proses belajar dan mengajar tidak akan terjadi sehingga guru dalam
hal ini diperlukan.
D. Pembelajaran IPS 1. Hakikat IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial yang biasa kita kenal sebagai IPS
merupakan mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang
kajiannya mengintegrasikan bidang-bidang ilmu sosial dan humaniora.
Dalam hal ini IPS mempunyai fungsi membekali anak didik dengan
pengetahuan sosial yang berguna, ketrampilan sosial dan intelektual
dalam membina perhatian serta kepedulian sosialnya sebagai Sumber
Daya Manusia (SDM) yang bertanggung jawab dalam
http/massofa.wordpress.com/2007/12/21/hakekat IPS.
Selain itu terdapat juga berbagai pengertian IPS yang dikemukakan
menurut beberapa para ahli yaitu sebagai berikut: IPS menurut
Wiryohandoyo (1998:2) adalah bidang studi yang terdiri dari bagian-
bagian ilmu sosial yang dipadukan untuk keperluan pendidikan di
sekolah. Sedangkan IPS menurut Tim Penyusun Depdiknas (2003:1)
mempunyai pendapat bahwa pengetahuan sosial merupakan seperangkat
fakta, peristiwa, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan perilaku
22
lingkungan berdasarkan pada pengalaman masa lalu yang dapat dikenai
untuk masa kini dan mengantisipasi untuk masa yang akan datang.
Sedangkan Hugiono dan Poerwantana (1993:9) mempunyai pendapat
bahwa IPS merupakan suatu Ilmu Pengetahuan yang mempelajari proses
perubahan kehidupan manusia dan lingkungannya melalui dimensi waktu
dan tempat.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa IPS merupakan suatu
mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang mengintegrasikan
bidang ilmu sosial dan humaniora yang didalamnya menanamkan nilai-
nilai sosial sehingga diharapkan interaksi antara manusia yang satu
dengan yang lain dapat menjadi baik untuk kehidupan masa sekarang dan
untuk masa yang akan datang.
2. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS
Secara mendasar, pembelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan
manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS
berkenaan dengan cara manusia memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan
untuk memenuhi materi, budaya, kejiwaannya, memanfaatkan sumber
daya ada di permukaan bumi, mengatur kesejahteraannya maupun
kebutuhan lainnya dalam rangka mempertahankan kehidupan manusia.
Oleh karena itu IPS mempelajari, menelaah dan mengkaji mengkaji
sistem kehidupan manusia di permukaan bumi dalam konteksnya sebagai
anggota masyarakat.
3. Tujuan IPS
a. Fungsi IPS
Fakta, peristiwa, konsep dan generalisasi yang terdapat dalam
pengetahuan sosial berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan
nilai, sikap, dan ketrampilan siswa khususnya Sekolah Dasar (SD)
agar dapat direfleksikan dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan
negara Indonesia.
b. Tujuan IPS
Setelah penulis mengetahui fungsi IPS, maka berikut ini merupakan
tujuan IPS yaitu:
1) Mengembangkan pengetahuan khususnya di bidang sosial.
2) Mengembangkan pengetahuan berfikir untuk memecahkan masalah
yang berhubungan dengan masalah sosial.
3) Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai
kemanusiaan.
4) Meningkatkan kemampuan berkompetisi dan bekerjasama dalam
masyarakat.
E. Pembelajaran Berbasis Masalah
1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah
Dalam pembelajaran suatu mata pelajaran di sekolah khususnya
Sekolah Dasar biasanya menggunakan metode yang diharapkan dapat
24
digunakan dalam proses pembelajaran yaitu pembelajaran yang dapat
memberdayakan siswa adalah metode Problem Based Learning ( PBL) atau yang biasa kita kenal sebagai model Pembelajaran Berbasis Masalah
(PBM). Dalam hal ini Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) merupakan
model pembelajaran yang mengajak siswa untuk menyelesaikan serta
merumuskan masalah sehingga siswa dapat menemukan pengetahuan
serta siswa diharapkan dapat mencari sendiri materi yang terkait dengan
masalah dalam konteks nyata, dengan Pembelajaran Berbasis Masalah
(PBM) ini siswa diharapkan lebih aktif, kritis dan kreatif dalam berfikir.
Berikut ini adalah rumusan definisi tentang pengertian
Pembelajaran Berbasis Masalah ( PBM ) menurut pendapat beberapa ahli
antara lain: Menurut Barrows Howard dan Kelson dalam Taufiq (
2009:21) Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah “ kurikulum dan
proses pembelajaran”. Dalam kurikulum dirancang masalah-masalah yang menunjang siswa mendapat pengetahuan yang penting, membuat mereka
mahir dalam memecahkan masalah dan memiliki strategi belajar sendiri
serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses
pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistematik untuk
memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari.
Sedangkan Dutch (1994) masih dalam Taufiq merumuskan bahwa
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah metode instruksional yang
menantang siswa agar “belajar untuk belajar”, bekerjasama dalam
kelompok untuk mencari solusi bagi masalah yang nyata. Masalah ini
digunakan untuk mengkaitkan rasa keingintahuan serta kemampuan
analisis siswa dan inisiatif atas materi pembelajaran. Pembelajaran
Berbasis Masalah (PBM) mempersiapkan siswa untuk berfikir kritis dan
analitis dan untuk mencari serta menggunakan sumber belajar yang
sesuai.
Jadi menurut penulis Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
adalah kurikulum yang dirancang sedemikian rupa dengan menggunakan
masalah-masalah yang digunakan untuk dapat memecahkan masalah serta
dapat menggali pengetahuan siswa dan siswa diharapkan dapat mencari
sendiri materi yang terkait dengan masalah yang dihadapkan, dengan
demikian siswa memiliki kemampuan semakin aktif, kritis dan kreatif
serta dapat mencari solusi yang tepat guna menghadapi tantangan dalam
kehidupan nyata sehari-hari.
2. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah
Menurut Tan, 2003 dalam Taufiq (2009:22) mengungkapkan
ciri-ciri atau karakteristik proses Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
adalah sebagai berikut:
a. Masalah digunakan sebagai awal pembelajaran
b. Biasanya masalah yang digunakan merupakan masalah dunia nyata
26
c. Masalah biasanya menuntut perspektif majemuk, solusinya menuntut
pemelajar menggunakan dan mendapatkan konsep dari ilmu ke bidang
lainnya.
d. Masalah membuat siswa tertantang untuk mendapatkan pembelajaran
yang baru
e. Sangat mengutamakan belajar mandiri
f. Pembelajaran ini bisanya memanfaatkan sumber pengetahuan yang
bervariasi, tidak hanya satu sumber saja.
g. Pembelajarannya kolaboratif, komunikatif dan kooperatif. Siswa
diharapkan bekerja dalam kelompok, berinteraksi, saling mengajarkan
dan melakukan presentasi.
3. Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah
Proses Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) akan dapat
dijalankan bila pengajar siap dengan segala perangkat yang diperlukan
(masalah, formulir pelengkap dan lain-lain). Selain itu juga siswa harus
sudah bisa memahami prosesnya dan pembentukan kelompok-kelompok
kecil, Berikut ini 7 langkah proses Pembelajaran Berbasis Masalah
(PBM) yaitu:
a. Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas
b. Merumuskan Masalah
c. Menganalisis Masalah
d. Menata gagasan anda dan secara sistematis menganalisisnya dengan
dalam
e. Memformulasikan tujuan pembelajaran
f. Mencari informasi tambahan dari sumber yang lain
g. Mensintesa (menggabungkan) dan menguji informasi baru, dan
membuat laporan untuk dosen/kelas.
4. Manfaat Pembelajaran Berbasis Masalah
Menurut Smith, 2005 dalam Taufiq (2009:27-28)
mengungkapkan manfaat proses pembelajaran berbasis masalah (PBM)
adalah sebagai berikut:
a. Menjadi lebih ingat dan meningkat pemahamannya atas materi ajar
Dengan mendapatkan pengetahuan yang lebih erat kaitannya dengan
konteks praktiknya, maka selain dapat memahami materi yang
diajarkan siswa juga akan mudah mengingat akan pengetahuan
tersebut.
b. Meningkatkan fokus pada pengetahuan yang relevan
Melalui adanya Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM), maka siswa
dapat merasakan lebih baik konteks operasi di lapangan.
c. Mendorong untuk berfikir
Dalam hal ini, siswa diminta untuk menyelesaikan soal yang
pembelajarannya menggunakan pembelajaran berbasis masalah, maka
28
dan reflektif, dan juga mengasah kemampuan berfikir siswa, akan
tetapi diharapkan siswa tersebut tidak boleh terburu-buru dalam
menyimpulkan soal tersebut, akan tetapi siswa harus menemukan
fakta-fakta yang dapat memperkuat jawaban tersebut.
d. Membangun kerja tim, kepemimpinan dan ketrampilan sosial
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dapat mendorong terjadinya
pengembangan kecakapan kerja tim dan kecakapan sosial. Siswa
diharapkan dapat memahami perannya dalam kelompok dan
menerima pendapat orang lain.
e. Membangun kecakapan belajar ( Life- long learning skills )
Dengan model pembelajaran berbasis masalah para siswa diharapkan
lebih banyak belajar, sehingga ilmu yang nantinya akan mereka
butuhkan dapat terus berkembang sehingga siswa harus dapat lebih
mengembangkan kemampuannya.
f. Memotivasi siswa
Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) siswa dapat lebih
termotivasi dan tertantang untuk belajar menyelesaikan masalah
dalam materi tersebut, sehingga secara tidak langsung motivasi dalam
diri siswa meningkat sehingga mempunyai pengaruh baik terhadap
prestasi belajar mereka.
5. Kelebihan Pembelajaran Berbasis Masalah
Kelebihan pembelajaran berdasarkan masalah sebagai suatu model
pembelajaran adalah:
a. Realistik dengan kehidupan siswa
b. Konsep sesuai dengan kebutuhan siswa
c. Memupuk sifat inquiry siswa
d. Memupuk kemampuan problem solving
6. Kekurangan Pembelajaran Berbasis Masalah
Sedangkan kekurangan pembelajaran berbasis masalah sebagai
suatu model pembelajaran adalah:
a. Persiapan pembelajaran (alat, problem, konsep) yang kompleks
b. Sulit mencari problem yang relevan
c. Sering terjadi miss-konsepsi
d. Memerlukan waktu yang cukup panjang
F. Hubungan Motivasi, Prestasi Belajar dan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
1. Hubungan Motivasi dengan Prestasi Belajar
Motivasi belajar adalah dorongan yang ada pada seseorang untuk
melakukan kegiatan belajar. Motivasi belajar sangat penting peranannya
bagi siswa dalam usaha mencapai prestasi belajar yang tinggi. Siswa yang
30
dalam mengikuti pembelajaran, dengan demikian siswa lebih terlihat
perhatian dalam belajar dan aktif berpartisipasi dalam kegiatan
pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas.
Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan lebih tekun,
bersemangat dan biasanya memiliki ambisi yang lebih tinggi dalam
mencapai prestasi belajar yang lebih baik, dibandingkan dengan siswa yang
kurang atau tidak memiliki motivasi belajar. Mereka yang tidak memiliki
motivasi belajar akan kelihatan kurang bersemangat dalam mengikuti
pembelajaran di kelas, sehingga siswa terlihat tidak berpartisipasi aktif
dalam belajar. Dalam hal ini siswa yang tidak memiliki motivasi belajar
yang tinggi, biasanya berpengaruh terhadap prestasi belajar yang kurang
memuaskan.
Dalam proses belajar mengajar, motivasi merupakan salah satu
faktor yang diduga besar pengaruhnya terhadap hasil belajar. Siswa yang
motivasinya tinggi diduga akan memperoleh hasil belajar yang baik.
Pentingnya motivasi belajar siswa terbentuk antara lain agar terjadi
perubahan belajar ke arah yang lebih positif. Pandangan ini sesuai dengan
Pendapat Hawley (Prayitno, 1989:3): “Siswa yang termotivasi dengan baik dalam belajar melakukan kegiatan lebih banyak dan lebih cepat,
dibandingkan dengan siswa yang kurang termotivasi dalam belajar. Prestasi
yang diraih akan lebih baik apabila mempunyai motivasi yang tinggi.”
Dengan demikian antara motivasi dan prestasi belajar mempunyai pengaruh
yang sangat besar bagi diri siswa untuk ke arah yang lebih positif dalam
belajar.
2. Hubungan Motivasi dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Motivasi yang ada pada diri siswa akan meningkat apabila guru
dalam mengajar menggunakan model pembelajaran yang inovatif dan tidak
sekedar menggunakan ceramah dalam menjelaskan suatu materi, salah satu
model pembelajaran inovatif tersebut yaitu Pembelajaran Berbasis Masalah
(PBM). Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) mengajak siswa supaya
lebih kritis, aktif dan kreatif, sehingga diharapkan siswa dapat berinteraksi
dan memecahkan masalah dalam pembelajaran, sehingga diharapkan
dengan adanya model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) tersebut
dapat meningkatkan motivasi dalam diri siswa sehingga apabila motivasi
siswa meningkat tentunya akan berpengaruh juga pada prestasi yang akan
dicapai, dalam hal ini antara motivasi dengan model Pembelajaran Berbasis
Masalah (PBM) saling berkaitan satu sama lain.
3. Hubungan Prestasi Belajar dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah
Prestasi belajar siswa dapat meningkat apabila model pembelajaran
yang diajarkan oleh guru tidak monoton, salah satu model pembelajaran
inovatif yang biasanya diajarkan oleh guru yaitu model Pembelajaran
32
berhasil maka guru dalam mengajar akan memberikan kesan yang berbeda
dalam pembelajaran, dalam hal ini siswa dapat lebih antusias dalam
mengikuti pelajaran yang diajarkan oleh guru. Apabila siswa dalam
mengikuti pembelajaran antusias, maka rasa ingin tahu siswa semakin besar
terhadap materi tersebut, dalam hal ini melalui model Pembelajaran
Berbasis Masalah (PBM) siswa dilatih untuk semakin kritis, aktif, kreatif
dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan materi yang
diajarkan. Dengan demikian apabila model Pembelajaran Berbasis Masalah
yang diajarkan oleh guru berhasil maka bukan hanya semangat belajar
tetapi diharapkan hasil prestasinya juga akan meningkat. Dalam hal ini
antara motivasi dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
saling berkaitan satu sama lain.
G. Standar Kompetensi IPS Kelas V Semester II
Pada matapelajaran IPS ini dilatarbelakangi oleh pertimbangan bahwa
kemerdekaan yang kita rasakan pada saat ini semata-mata karena perjuangan
para tokoh pahlawan yang patut kita hargai dan kita kenang sampai saat ini,
terlebih pada saat tanggal 17 Agustus biasanya seluruh Bangsa Indonesia
secara serempak ikut mengenang jasa pahlawan dan kemerdekaan Bangsa
Indonesia dengan melaksanakan upacara. Dalam hal ini kita diajak secara
langsung untuk tidak melupakan jasa pahlawan yang telah gugur dalam
medan pertempuran guna memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar untuk Sekolah Dasar, khususnya untuk kelas V semester 2
adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas V semester II
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
2. Menghargai peranan tokoh
pejuang dan masyarakat
dalam mempersiapkan dan
mempertahankan
kemerdekaan Indonesia.
2.1 Mendeskripsikan perjuangan para
tokoh pejuang pada masa penjajahan
Belanda dan Jepang.
2.2 Menghargai jasa dan peranan tokoh
perjuangan dalam mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia.
2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh
dalam memproklamirkan kemerdekaan
Indonesia.
2.4 Menghargai perjuangan para tokoh
dalam mempertahankan kemerdekaan.
H. Kompetensi Dasar IPS Kelas V Semester II
Kompetensi dasar yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
kompetensi dasar 2.2 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Dalam kompetensi dasar tersebut
34
kemerdekaan, pembentukan alat kemerdekaan NKRI, tokoh-tokoh
kemerdekaan Indonesia dan menghargai jasa-jasa pahlawan, Secara khusus
peneliti akan meneliti materi pokok tentang tokoh-tokoh kemerdekaan
Indonesia dan menghargai jasa tokoh kemerdekaan.
Dalam materi ini hal-hal yang akan dibahas yaitu mengenai tokoh-
tokoh penting yang berperan dalam peristiwa proklamasi yaitu Ir. Soekarno,
Drs. Moh. Hatta, Mr. Ahmad Soebardjo, Fatmawati.
Sedangkan pada materi mengenai menghargai Jasa-jasa pahlawan,
akan dibahas tentang cara mengenang dan menghormati jasa para pahlawan,
cara yang harus dilakukan seperti mengheningkan cipta pada saat upacara,
melakukan ziarah ke taman makam pahlawan, meneladani semangat
perjuangan para pahlawan dalam kehidupan sehari-hari dan mengisi
kemerdekaan dengan hal-hal yang positif agar Indonesia dapat semakin maju,
sehingga diharapkan siswa dapat semakin menghormati jasa-jasa pahlawan
dan melanjutkan cita-cita luhur bangsa Indonesia.
I. Kerangka Berpikir
Siswa melakukan proses kegiatan belajar dalam suatu mata pelajaran
yaitu IPS. Penguasaan mata pelajaran ditunjukkan siswa melalui nilai dan
prestasi sebagai tolok ukur dalam keberhasilan siswa dalam mata pelajaran
IPS dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada materi
perjuangan para tokoh menuju kemerdekaan terhadap motivasi dan prestasi
belajar siswa kelas V Semester II SD Kanisius Condongcatur Tahun Ajaran
2010/2011.
Dalam kegiatan siswa pada mata pelajaran IPS seharusnya dirancang
sedemikian rupa agar pembelajaran IPS menjadi lebih menarik terutama
model pembelajaran yang dipilih adalah model pembelajaran berbasis
masalah, sehingga diharapkan dengan model pembelajaran ini dapat
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar IPS siswa Kelas V semester II
SD Kanisius Condongcatur Tahun Ajaran 2010/2011 khususnya pada
pembelajaran IPS pada materi tokoh-tokoh kemerdekaan Indonesia dan
menghargai jasa tokoh kemerdekaan melalui model pembelajaran berbasis
masalah pada siswa kelas V di SD Kanisius Condongcatur.
J. Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah:
1. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat meningkatkan
motivasi belajar IPS siswa.
2. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat meningkatkan
36
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK
merupakan salah satu kajian yang dilakukan untuk memecahkan masalah
pembelajaran di kelas. Masalah yang dihadapi adalah masih rendahnya
motivasi dan prestasi belajar IPS kelas V. Oleh karena itu peneliti bermaksud
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar IPS kelas V SD Kanisius
Condongcatur dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).
B. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini adalah tempat yang digunakan dalam
melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian
ini bertempat di SD Kanisus Condongcatur Jln. Tambakboyo, Dero
Condongcatur, Depok, Sleman Yogyakarta yang berjumlah 32 siswa.
Sekolah ini berada di tengah kota.
Secara umum sekolah ini sudah mempunyai fasilitas dan media
pembelajaran yang cukup baik, hal ini terlihat dari adanya laboratorium
komputer dan ruang media yang dimiliki oleh sekolah ini, selain itu juga
terdapat banyak media yang dapat memudahkan guru dalam mengajar,
Sehingga dalam penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi
dan prestasi belajar siswa melalui pembelajaran berbasis masalah.
2. Subjek Penelitian
Penelitian ini menggunakan subyek penelitian siswa kelas V SD Kanisius
Condongcatur Semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011 yang
berjumlah 32 siswa yang terdiri dari 23 siswa laki-laki dan 9 siswa
perempuan. Siswa kelas V mempunyai kemampuan yang kurang dalam
motivasi dan prestasi belajar yang berkaitan dengan pelajaran IPS. Hal ini
diketahui dari nilai rata-rata ulangan masih dibawah KKM.
3. Objek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah motivasi dan prestasi belajar IPS dengan
menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah khususnya pada materi
pokok Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia.
4. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Agustus Tahun Pelajaran
38
38
Tabel 2. Waktu penelitian
Kegiatan Bulan
Februari Maret April Mei Juni Juli Agt
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan
a. Observasi awal
2.Pelaksanaan
a. Menyiapkan media
b. Melaksanakan tindakan siklus I
c. Melaksanakan tindakan siklus II
3.Penyusunan Laporan
a. Analisis data
b. Penyusunan laporan
4.Ujian
5.Revisi laporan penelitian
6.Penyerahan laporan akhir
39
C. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan
menggunakan model penelitian Tagart dan Kemmis dengan tahapan:
perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Model penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
Siklus I
Siklus II
Gambar 1: Siklus Rancangan Penelitian
Sumber (Arikunto, 1998:18)
D. Rencana Tindakan
Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus masing-masing siklus
terdiri dari dua jam pelajaran (4x35 menit). Proses penelitian masing-masing
meliputi empat tahap yaitu rencana tindakan, pelaksanaan, observasi, dan
refleksi. Rencana tindakan yang dimaksud dalam hal ini adalah: Observasi
Refleksi
Tindakan
Perencanaan
Perencanaan
Tindakan
Refleksi
40
1. Persiapan
a. Meminta ijin untuk mengadakan penelitian khusunya mata pelajaran
IPS di kelas V SD Kanisius Condongcatur.
b. Melakukan observasi dengan melihat nilai IPS, daftar IPS dan
mengamati kegiatan belajar mengajar dalam mata pelajaran IPS kelas V
SD Kanisius Condongcatur.
c. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan identifikasi
masalah tentang prestasi belajar siswa dengan materi pokok “tokoh-
tokoh kemerdekaan Indonesia dan menghargai jasa tokoh
kemerdekaan”. Tahapan pertama adalah mengidentifikasi pembelajaran
IPS siswa kelas V SD Kanisius Condongcatur semester genap tahun
pelajaran 2010/2011. Hal ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan
pembelajaran IPS khususnya pada materi pokok tersebut. Dari hasil
studi mid semester IPS pada umumnya, diperoleh informasi bahwa
motivasi dan prestasi belajar tersebut masih rendah. Hal ini terbukti
dengan perolehan hasil mid semester pada umumnya yang didapat dari
32 siswa hanya 21 siswa yang nilainya lebih dari 60, sedang 11 siswa
yang lain nilainya kurang dari 60. Dengan nilai rata-rata kelas yaitu
62,03. Sedangkan seharusnya KKM mata pelajaran IPS yang ingin
dicapai adalah 60. Untuk memecahkan permasalahan tersebut, peneliti
merencanakan sebuah pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah pada mata pelajaran IPS siswa kelas V
Semester genap tahun pelajaran 2010/2011.
d. Menyusun rencana penelitian
e. Menentukan dan menyusun teknik pemantauan pada akhir tahap
penelitian dengan menggunakan format penelitian.
f. Membuat silabus dan RPP
Silabus disusun dengan mengambil satu kompetensi dasar dari empat
kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum, Langkah selanjutnya
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat tiap
pertemuan dalam tiap siklus.
g. Merancang kelompok belajar yang terdiri dari 4-5 orang dalam tiap
kelompok.
h. Mendesain ruang belajar
Sebelum melakukan penelitian, sebaiknya ruang yang akan digunakan
untuk penelitian disusun terlebih dahulu.
i. Merancang bahan ajar tentang menghargai jasa dan peranan tokoh
perjuangan dalam mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia.
j. Menyusun soal tes
Sebelum melakukan penelitian hendaknya dipersiapkan terlebih dahulu
soal-soal yang akan digunakan dalam pengertian.
k. Menyiapkan media yang digunakan yaitu gambar dan foto tokoh
perjuangan dalam mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia.
Media yang akan digunakan dalam pelaksanaan hendaknya