• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan prestasi belajar dan kemampuan kooperatif tentang sumber energi listrik dengan metode kerja kelompok pada siswa kelas VI SD Kanisius Sorowajan semester II tahun ajaran 2010/2011 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peningkatan prestasi belajar dan kemampuan kooperatif tentang sumber energi listrik dengan metode kerja kelompok pada siswa kelas VI SD Kanisius Sorowajan semester II tahun ajaran 2010/2011 - USD Repository"

Copied!
162
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN KOOPERATIF TENTANG SUMBER ENERGI LISTRIK DENGAN METODE KERJA

KELOMPOK PADA SISWA KELAS VI SD KANISIUS SOROWAJAN SEMESTER II

TAHUN AJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh : Susana Andri Yuniwati

NIM : 081134225

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Kegagalan adalah Sukses yang Tertunda

By Susana Andri Yuniwati

(5)
(6)
(7)

vi ABSTRAK

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN KOOPERATIF TENTANG SUMBER ENERGI LISTRIK DENGAN METODE KERJA

KELOMPOK PADA SISWA KELAS VI SD KANISIUS SOROWAJAN SEMESTER II

TAHUN AJARAN 2010/2011

Oleh

Susana Andri Yuniwati NIM. 081134225

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa kelas VI SD Kanisius Sorowajan tentang materi Sumber Energi Listrik dengan menggunakan metode kerja kelompok .

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subyek penelitian adalah siswa kelas VI SD Kanisius Sorowajan pada tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 36 siswa. Obyek penelitian adalah peningkatan prestasi belajar pada mata pelajaran IPA tentang materi sumber energi listrik. Teknik pengumpulan data diperoleh dengan tes tertulis dan lembar pengamatan. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif.

Penelitian ini terdiri dari dua siklus, dimana siklus I terdiri dari dua kali pertemuan yaitu pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Sedangkan pada siklus II juga terdiri dari dua kali pertemuan. Satu kali pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran, dimana satu jam pelajaran adalah selama 40 menit. Pada penelitian ini peneliti memilih materi Sumber Energi Listrik pada mata pelajaran IPA semester II kelas VI dengan alasan tingkat prestasi belajar siswa pada materi tersebut masih rendah. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata kelas yang berada di bawah KKM yang telah ditentukan oleh sekolah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum diambil tindakan dengan menggunakan metode kerja kelompok, nilai rata-rata siswa kelas VI pada tahun ajaran 2009/2010 berada di bawah KKM yaitu 63 dan persentase siswa yang tuntas masih rendah yaitu 48%. Setelah dilakukan tindakan terdapat peningkatan nilai rata-rata siswa yaitu pada siklus I meningkat menjadi 66 dan persentase siswa yang tuntas mencapai 61%, dan pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 71 sedangkan persentase siswa yang tuntas meningkat menjadi 72%.

Selain prestasi belajar, dalam penelitian ini juga mengukur kemampuan kooperatif siswa yang meliputi kemampuan kerjasama, menghargai pendapat orang lain, tanggungjawab dan empatik. Pada siklus I kemampuan kooperatif siswa mencapai target 62% dari target yang ditentukan 60% dan pada siklus II mencapai target 80 % dari target yang ditentukan 75%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan metode kerja kelompok sangat mendukung prestasi belajar siswa dan meningkatkan semangat kooperatif siswa dalam belajar.

(8)

vii

ABSTRACT

IMPROVING STUDENT ACHIEVEMENT LEARNING CLASS SIX ELEMENTARY SCHOOL KANISIUS SOROWAJAN

ELEMENTARY SCHOOL AT SECOND SEMESTER SOURCE OF ELECTRICAL ENERGY

WORKING WITH THE METHOD ACADEMIC YEAR 2010/2011

By

Susana Andri Yuniwati NIM. 081134225

This study aims to determine the increase in student achievement VI class of materials Sorowajan Canisius SD Electrical Energy Sources using the method of working groups of the school year 2010/2011.

This type of research is action research class (PTK). Subjects were elementary school students in grade VI Sorowajan Canisius in the academic year 2010/2011 which amounted to 36 students. Object of research is the increase in learning achievement in science subjects of electric energy source material .. Data collection techniques is obtained by a written test. The data obtained were analyzed by qualitative descriptive.

The study consisted of two cycles, where I cycle is divided in two meetings that the first meeting and second meeting. Whereas in the second cycle is also divided into two meetings. One session consisted of two hour lesson, which is a one hour lesson for 40 minutes. In this study the researchers chose the Electrical Energy Source material on the subjects of the second semester of sixth grade science by reason of the level of student achievement at such material is still low. This is evidenced by the average value of the class under KKM which has been determined by the school.

The results showed that before action is taken by using the method of group work, the average value of VI-grade students in the academic year 2009/2010 under the KKM is 63 and the percentage of students who completed still low at 48%. After the action there is an increase in the average student is on a cycle I increased to 66 and the percentage of students who achieved 61% complete, and the second cycle the average value of students increased to 71 while the percentage of students who completed increased to 72%.

In addition to learning achievements, study also measured the students' cooperative skills that include the ability of cooperation, respect the opinions of others, responsibility, and empathic.

I cycle on students 'ability to cooperate to achieve the target 62% of the prescribed target of 60% and in the second cycle to reach the target 80% of the prescribed target of 75%. This shows that the method of group work strongly supports student achievement and improve students' cooperative spirit in learn

(9)

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan

rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas ini.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada

Fakultas Keguruan dan ilmu Pendidikan khususnya Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini tidak mungkin selesai jika

tanpa bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D.., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma dan dosen pembimbing I, yang telah memberikan

arahan, semangat, dorongan, serta sumbangan pemikiran yang penulis butuhkan

untuk menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas ini.

2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ.,S.S.,BST.,M.A., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed.,Ph.D., selaku dosen pembimbing I, yang telah

memberikan arahan, semangat, dorongan, serta sumbangan pemikiran yang penulis

butuhkan untuk menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas ini.

4. Ibu Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., selaku dosen pembimbing II, yang telah

memberikan bantuan ide, saran, masukan, kritik serta bimbingannya yang sangat

(10)
(11)

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ……… vi

ABSTRACT ………. vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ……… x

DAFTAR TABEL ……… .. xiii

DAFTAR GAMBAR ……… xiv

DAFTAR LAMPIRAN ……… xv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan Masalah ... 4

C. Perumusan Masalah ... 4

D. Pemecahan Masalah ... 5

E. Batasan Pengertian ... 5

F. Tujuan Penelitian ... 6

G. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Pengertian Belajar dan Prestasi Belajar ... 8

1. Definisi Belajar ... 8

2. Prestasi Belajar ... 9

B. Metode Kerja Kelompok ... 10

1. Definisi dan Tujuan Metode Kerja Kelompok ... 10

(12)

xi

C. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam ... 15

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam ... 15

2. Karakteristik Ilmu Pengetahuan Alam ... 16

3. Tujuan Pengajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar ... 17

D. Kurikulum Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah Dasar Kelas VI Semester II ... 21

1. Standar Kompetensi ... 21

2. Kompetensi Dasar ... 21

3. Materi Pokok Tentang Sumber Energi Listrk dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada Siswa Kelas VI Semester II ... 23

E. Pembelajaran Kooperatif ... 27

1. Hakikat Pembelajaran Kooperatif ... 27

2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif ... 30

3. Karateristik Pembelajaran Kooperatif ... 31

F. Kerangka Berpikir ... 32

G. Hipotesis Tindakan ... 33

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 34

A. Jenis Penelitian ... 34

B. Setting Penelitian ... 36

1. Tempat Penelitian ... 36

2. Subyek Penelitian ... 36

3. Obyek Penelitian ... 36

4. Waktu Penelitian ... 36

C. Rencana Tindakan ... 37

1. Persiapan ... 37

2. Pelaksanaan ... 38

D. Pengumpulan Data dan Instrumennya ... 50

(13)

xii

1. Kondisi Awal Prestasi Belajar Siswa ... 53

2. Penyekoran ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57

A. Deskripsi Kondisi Awal ... 57

B. Deskripsi Penelitian dan Hasil Penelitian ... 57

1. Siklus I ... 58

a. Perencanaan ... 58

b. Pelaksanaan ... 60

c. Data Perolehan Tes Evaluasi dan Data Persentase KKM Siklus I ... 64

d. Pembahasan Siklus I ... 66

e. Refleksi Siklus I ... 68

2. Siklus II ... 68

a. Perencanaan ... 68

b. Pelaksanaan ... 70

c. Data Perolehan Tes Evaluasi dan Data Persentase KKM Siklus II ... 74

d. Pembahasan Siklus II ... 76

e. Refleksi Siklus II ... 78

C. Rangkuman Hasil Penelitian ... 79

BAB V PENUTUP ... 81

A. Kesimpulan ... 81

B. Saran ... 82

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VI Semester 2 ... 22

Tabel 2. Jadwal Kegiatan ... 37

Tabel 3. Pengumpulan Data ... 51

Tabel 4. Indikator Pencapaian Penelitian ... 53

Tabel 5. Bentuk Soal dan Penyekoran ... 54

Tabel 6. Konversi Skor ke Nilai ... 56

Tabel 7. Data Perolehan Tes Evaluasi dan Persentase KKM Siklus I ... 64

Tabel 8. Hasil Peningkatan Prestasi Belajar Siklus I ... 67

Tabel 9. Data Perolehan Tes Evaluasi dan Persentase KKM Siklus II ... 74

Tabel 10. Hasil Peningkatan Prestasi Belajar Siklus II ... 78

(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagian-Bagian Generator ... 24

Gambar 2. Bagian-Bagian Baterai ... 25

Gambar 3. Bagian-bagian Aki (akumulator) ... 26

Gambar 4. Bagian-bagian Dinamo Sepeda ... 27

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Ke 1 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Ke 2 Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Ke 3 Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Ke 4 Lampiran 6. Data Kondisi Awal

Lampiran 7. Prosentase KKM Kondisi Awal Lampiran 8. Data Perolehan Tes Evaluasi Siklus I

Lampiran 9. Data Persentase KKM Siklus I

Lampiran 10. Data Perolehan Tes Evaluasi Siklus II Lampiran 11. Data Persentase KKM Siklus II Lampiran 12. Surat Keterangan

Lampiran 13. Lembar Kerja Siswa ke 1 Lampiran 14. Lembar Kerja Siswa ke 2 Lampiran 15. Lembar Kerja Siswa ke 3 Lampiran 16. Lembar Kerja Siswa ke 4 Lampiran 17. Kisi-kisi siklus I

Lampiran 18. Kisi-kisi siklus II Lampiran 19. Soal Evaluasi Siklus I Lampiran 20. Soal Evaluasi Siklus II

Lampiran 21. Kunci Jawaban Tes Evaluasi Siklus I Lampiran 22. Kunci Jawaban Tes Evaluasi Siklus II Lampiran 23. Lembar Observasi Penelitian I

Lampiran 24. Lembar Observasi Penelitian II Lampiran 25. Lembar Observasi Penelitian III Lampiran 26. Lembar Observasi Penelitian IV

(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kondisi pendidikan di negara kita dewasa ini lebih diwarnai oleh

pendekatan yang menitikberatkan pada model belajar konvensional seperti

ceramah, sehingga kurang mampu merangsang siswa untuk terlibat aktif

dalam proses belajar mengajar. Umumnya kegiatan belajar mengajar (KBM)

saat ini masih bersifat teacher centered, siswa hanya sebagai pendengar dan penerima. Pembelajaran seperti ini berakibat lemahnya potensi diri siswa dan

pencapaian prestasi tidak optimal. Pendidikan seharusnya mendekatkan anak

dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan kebutuhan daerah.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu cabang dari ilmu

pengetahuan yang cukup penting bagi siswa, karena didalamnya terkandung

berbagai materi yang berkaitan dengan alam sekitar yang kelak akan menjadi

dasar untuk mempelajari berbagai ilmu pengetahuan yang lain. Melalui

pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) akan ditanamkan berbagai

pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai ilmiah tentang alam sekitar

beserta isinya. Mutu pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) perlu

ditingkatkan secara berkelanjutan untuk mengimbangi perkembangan

teknologi.

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hasil

(18)

dengan alam sekitar. Maka dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar

(KBM) di kelas memerlukan ketepatan metode untuk memudahkan anak

menerimanya. Pemberian secara teori dan menghafal akan berakibat anak

hanya paham secara teoritis dan fungsi kognitif tidak berkembang.

Untuk meningkatkan mutu pembelajaran tersebut tentu banyak sekali

tantangan yang dihadapi. Berbagai metode dan strategi perlu diterapkan, agar

tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Guru dan siswa harus

terlibat aktif demi ketercapaian tujuan pembelajaran.

Proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) saat ini seorang

guru masih menggunakan cara-cara lama yang masih berorientasi pada guru,

kurikulum dan buku teks. Melihat keadaan tersebut maka siswa akan kurang

mendapat pengalaman-pengalaman baru dalam proses belajarnya, sehingga

aktivitas-aktivitas belajar yang dilakukan dalam proses belajar siswa akan

menjadi kurang optimal.

Aktivitas belajar merupakan salah satu bagian dalam proses

pembelajaran, karena dengan aktivitas belajar maka siswa akan mendapat

pengalaman baru dalam belajarnya. Namun selama ini yang terjadi dalam

aktivitas belajar masih berorientasi pada aktivitas membaca, aktivitas

mendengar, dan aktivitas menulis. Hal ini mengakibatkan siswa sering merasa

cepat bosan dalam belajar dan siswa merasa terbelenggu dengan adanya

berbagai aturan.

Keberhasilan belajar ditunjukkan dengan meningkatnya prestasi

(19)

Prestasi siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi

sumber energi listrik di SD Kanisius Sorowajan kelas VI semester 2 tahun

ajaran 2009/2010 masih sangat rendah dan belum memenuhi standar yang

diharapkan yaitu dengan nilai rata-rata kelas 63. Sedangkan Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) SD Kanisius Sorowajan dalam materi ini adalah

65 dan persentase siswa yang mencapai ketuntasan hanya 48% dari 33 siswa.

Kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kondisi siswa

yang kurang aktif, sumber belajar yang kurang dimanfaatkan bahkan juga

kurang sesuai, media dan metode pembelajaran yang kurang tepat.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, guru perlu merencanakan

alternatif atau solusinya yaitu dengan penggunaan metode pembelajaran yang

tepat dan menarik. Pembelajaran dengan menggunakan metode kerja

kelompok adalah salah satu metode yang menarik bagi siswa, karena dengan

metode kerja kolompok siswa dapat bebas mengungkapkan pendapatnya

dengan sesama teman, daripada mengungkapkan di depan guru secara

langsung. Pembelajaran ini dirancang untuk merangsang anak berpikir aktif,

membangkitkan motivasi anak dalam belajar dan membantu memudahkan

siswa dalam menceritakan berbagai sumber energi listrik. Oleh karena itu

dengan terbangunnya pemahaman serta pengalaman siswa secara langsung

maka dengan metode kerja kelompok diharapkan adanya peningkatan prestasi

belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tentang

sumber energi listrik bagi siswa kelas VI semester 2 SD Kanisius Sorowajan

(20)

B. Pembatasan Masalah

Karena keterbatasan waktu dan luasnya materi Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA) di Sekolah Dasar, maka penelitian ini hanya dibatasi pada :

1. Peningkatan prestasi belajar yang diteliti hanya mengenai prestasi belajar

kognitif.

2. Kompetensi dasarnya :

Menyajikan informasi tentang perpindahan dan perubahan energi listrik

kelas VI semester 2 SD Kanisius Sorowajan tahun ajaran 2010/2011.

3. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kerja

kelompok.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan pada

bagian terdahulu, masalah umum penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut :

1. Apakah pembelajaran dengan metode kerja kelompok dapat meningkatkan

prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tentang sumber energi

listrik bagi siswa kelas VI SD Kanisius Sorowajan Semester 2 tahun ajaran

2010/2011?

2. Jika dapat, seberapa tinggi peningkatan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA) tentang sumber energi listrik bagi siswa Kelas VI SD Kanisius

(21)

3. Apakah pembelajaran dengan metode kerja kelompok dapat meningkatkan

kemampuan kooperatif siswa kelas VI SD Kanisius Sorowajan?

D. Pemecahan Masalah

Dari permasalahan di atas, maka peneliti menggunakan metode kerja

kelompok untuk meningkatkan prestasi belajar IPA tentang sumber energi

listrik bagi siswa Kelas VI SD Kanisius Sorowajan Semester 2 Tahun Ajaran

2010/2011.

E. Batasan Pengertian

Dengan maksud tidak menimbulkan pertanyaan dan multitafsir

mengenai istilah-istilah kunci dalam penelitian ini, maka akan dijelaskan

seperti di bawah ini :

1. Prestasi belajar adalah hasil belajar dari suatu aktivitas belajar yang

dilakukan berdasarkan pengukuran dan penilaian terhadap hasil kegiatan

belajar dalam bidang akademik yang diwujudkan berupa angka-angka

ulangan harian.

2. Metode kerja kelompok adalah suatu metode pengajaran yang melibatkan

siswa untuk bekerja dalam kelompok-kelompok untuk mencapai tujuan

bersama.

3. Sumber energi listrik adalah benda yang dapat menghasilkan arus listrik.

4. Sumber energi listrik yang paling sering digunakan diantaranya generator,

(22)

5. Kemampuan kooperatif berarti mengerjakan sesuatu dengan bersama-sama

dan saling membantu antara satu dengan yang lain.

F. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan yang telah ditetapkan, maka penelitian ini

bertujuan untuk :

1. Untuk mengetahui apakah metode kerja kelompok dapat meningkatkan

prestasi belajar melalui indikator nilai rata-rata dalam mata pelajaran IPA

materi sumber energi listrik pada siswa kelas VI SD Kanisius Sorowajan

Semester 2 tahun ajaran 2010/2011.

2. Untuk mengetahui apakah metode kerja kelompok dapat meningkatkan

persentase jumlah siswa yang mencapai KKM pada mata pelajaran IPA

materi sumber energi listrik pada siswa kelas VI SD Kanisius Sorowajan

Semester 2 tahun ajaran 2010/2011.

G. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan serta pengalaman dalam melakukan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK), khususnya yang berhubungan dengan Ilmu

Pengetahuan Alam ( IPA ) dan metode kerja kelompok.

2. Bagi Siswa

Temuan penelitian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi untuk belajar

(23)

3. Bagi Guru

Dapat dijadikan sebagai inspirasi dan bahan pertimbangan dalam

menentukan metode pembelajaran yang digunakan sehingga dapat

memberikan manfaat bagi siswa.

4. Bagi Sekolah

Temuan penelitian ini dapat digunakan sekolah untuk mengembangkan

strategi pembelajaran dan penyediaan fasilitas sumber belajar yang

memadai.

5. Bagi Pembaca

Dapat memberi referensi tambahan mengenai Penelitian Tindakan Kelas

(PTK), khususnya yang berhubungan dengan Ilmu Pengetahuan Alam

(24)

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar dan Prestasi Belajar 1. Definisi Belajar

Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan. Belajar

adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga

menyebabkan munculnya perubahan tingkah laku. Adapun definisi belajar

menurut para tokoh adalah sebagai berikut:

a. Menurut Gagne dalam Riyanto (2009:5), belajar merupakan

kecenderungan perubahan pada diri manusia yang dapat dipertahankan

selama proses pertumbuhan.

b. Menurut Hilgard dalam Simandjuntak Pasaribu (1980:59), belajar itu

adalah proses perubahan kegiatan, reaksi terhadap lingkungan,

perubahan tersebut tidak dapat disebut belajar apabila disebabkan oleh

pertumbuhan atau keadaan sementara seseorang seperti kelelahan atau

disebabkan obat-obatan.

c. Menurut Walker dalam Riyanto (2009:5), belajar adalah suatu

perubahan dalam pelaksanaan tugas yang terjadi sebagai hasil dari

pengalaman dan tidak ada sangkut pautnya dengan kematangan

rohaniah, kelelahan, motivasi, perubahan dalam situasi stimulus atau

faktor-faktor yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan

(25)

d. Menurut Winkel dalam Riyanto (2009:5), belajar adalah suatu aktivitas

mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan

lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

pengetahuan-pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap.

Belajar selalu melibatkan tiga hal pokok, yaitu adanya perubahan

tingkah laku, sifat perubahan relatif permanen, dan perubahan tersebut

disebabkan oleh interaksi dengan lingkungan. Oleh karena itu, pada

prinsipnya belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat

dari interaksi antara siswa dengan sumber-sumber belajar, baik sumber

yang didesain maupun yang dimanfaatkan. Proses belajar tidak hanya

terjadi karena adanya interaksi antara siswa dengan guru. Hasil belajar

yang maksimal dapat pula diperoleh lewat interaksi antara siswa dengan

sumber-sumber belajar lainnya. (Kunandar, 2007: 320)

Dari beberapa pendapat para tokoh di atas tentang definisi belajar,

maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang

mengharapkan perubahan tingkah laku pada diri individu yang belajar.

2. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil belajar dari suatu aktivitas belajar

yang dilakukan berdasarkan pengukuran dan penilaian terhadap hasil

kegiatan belajar dalam bidang akademik yang diwujudkan berupa

angka-angka ulangan harian. Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering

(26)

disusun secara terencana untuk mengungkap sejauh mana seseorang

menguasi bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan. Dalam kegiatan

pendidikan formal tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan harian, tes

formatif, tes sumatif, bahkan ebtanas dan ujian-ujian masuk perguruan

tinggi.

(http://www.scribd.com/doc/23735462/Pengertian-Prestasi)

Jadi prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai seseorang

dalam suatu pembelajaran berdasarkan pengukuran dan penliaian yang

telah ditentukan.

B. Metode Kerja Kelompok

1. Definisi dan Tujuan Metode Kerja Kelompok

Metode kerja kelompok atau sering disebut sebagai metode gotong

royong, merupakan suatu metode mengajar di mana murid-murid disusun

dalam kelompok-kelompok pada waktu menerima pelajaran atau

mengerjakan tugas-tugasnya (Jusuf Djajadisastra, 1982:45). Tujuan dalam

metode ini adalah pada akhirnya semua kelompok yang ada di dalam kelas

itu, ikut bertanggung jawab atas hasil yang dicapai oleh setiap kelompok.

Tugas yang didapatkan masing-masing kelompok bisa sama ataupun bisa

juga berbeda-beda tetapi secara keseluruhan tugas-tugas itu tetap

(27)

Penerapan metode kerja kelompok pada peserta didik dapat ditinjau

dari berbagai aspek. Dalam membentuk sebuah kelompok seorang guru

harus dapat mempertimbangkan berbagai alasan, diantaranya adalah :

a. Fasilitas yang ada

Fasilitas yang mencukupi sangat penting karena dapat membantu

kelompok lebih cepat dan mudah dalam menyelesaikan tugas yang

diberikan oleh guru.

b. Taraf kecerdasan

Dalam pembagian kelompok harus diperhatikan taraf kecerdasan

masing-masing anggota kelompok supaya tidak ada kelompok yang

terlalu menonjol ataupun sebaliknya sehingga dalam menyelasaikan

tugas dari guru tidak ada hambatan dari masing-masing kelompok.

c. Letak tempat duduk

Dalam pembagian kelompok letak tempat duduk harus deperhatikan

karena memungkinkan siswa tidak terlalu banyak bergerak pada saat

bekerja dalam kelompok sehingga tugas dapat cepat terselesaikan.

d. Jenis mata pelajaran

Jenis mata pelajaran harus juga diperhatikan dalam pembagian

kelompok jangan sampai siswa yang pandai dalam suatu pelajaran

berkumpul menjadi satu sehingga tidak merata pada tiap-tiap

kelompok. Hal ini juga sangat mempengaruhi kecepatan penyelesaian

(28)

e. Hasil undian

Dalam pembagian kelompok juga dapat berdasarkan perolehan nomor

hasil undian yang telah diacak dan disediakan oleh guru. Hal ini

bertujuan supaya siswa dapat bersosialisasi lebih luas dan merata di

dalam kelas sehingga tidak memungkinkan siswa hanya bergabung

dengan teman yang mereka sukai.

f. Daerah tempat tinggal

Dalam pembagian kelompok harus juga memperhatikan daerah tempat

tinggal siswa karena pada saat pekerjaan kelompok tidak

memungkinkan diselesaikan di sekolah maka kelompok itu dapat

menyelesaikannya di rumah sebagai pekerjaan rumah.

Berbagai cara masih dapat dilakukan untuk membentuk kelompok

kelompok di kelas, selain apa yang telah disebutkan di atas. Alasan

mendasar dalam membentuk kelompok murid, yang terbaik adalah agar

setelah kelompok terbentuk, semua anggota kelompok itu dapat bekerja

sama secara harmonis.

Menurut Jusuf Djajadisasatra (1982:45) beberapa faktor yang harus

juga diperhatikan setelah suatu kelompok terbentuk adalah :

a. Relasi intra (antara anggota-anggota) kelompok dan inter (antara)

kelompok harus tetap dijaga agar harmonis.

b. Semua anggota kelompok menyadari tujuan bersama dari kesatuan

(29)

c. Semua anggota kelompok secara bersama-sama bertanggung jawab

didalam kelompoknya masing-masing dan tidak menyerahkan hanya

pada ketua kelompok saja.

d. Jumlah anggota dalam setiap kelompok sebaiknya tidak terlalu besar

tetapi juga tidak terlalu kecil, minimal 3 orang dan maksimal adalah 7

orang.

Tujuan pengorganisasian kelas ke dalam kelompok-kelompok

merupakan usaha agar proses belajar mengajar akan menjadi lebih efektif

dan efisien, namun berhasil atau tidaknya kerja kelompok ini juga dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti :

a. Keadaan taraf kecerdasan setiap anggota kelompok.

b. Keadaan minat, bakat, keterampilan, dan keaktifan setiap anggota

kelompok.

c. Hubungan emosional antar anggota kelompok.

d. Motivasi yang mendorong kelompok untuk bekerja.

e. Kemampuan pemimpin atau ketua kelompok dalam memimpin

anggota-anggota yang lain dalam kelompok tersebut.

2. Kekuatan dan Kelemahan Metode Kerja Kelompok

Kekuatan dan kelemahan metode kerja kelompok menurut Jusuf

Djajadisastra (1982:47) adalah :

a. Kekuatan Metode Kerja Kelompok

1) Peserta didik dapat belajar berdiskusi dan bertukar pengalaman

(30)

2) Balajar mengungkapkan pendapat dan gagasan ataupun usulan

dalam diskusi dalam kolompok.

3) Peserta didik dapat menemukan pengalaman baru dalam diskusi

bersama anggota kelompok yang lain.

4) Membina semangat kooperasi, bekerjasama yang sehat dan gotong

royong.

5) Membangkitkan semangat bersaing yang sehat diantara

kelompok-kelompok.

6) Mempercepat penyelesaian pemecahan suatu masalah karena

dipikirkan secara bersama-sama oleh beberapa orang dalam

kelompok.

b. Kelemahan Metode Kerja Kelompok

1) Sulit membentuk kelompok yang kemudian dapat bekerja sama

secara harmonis.

2) Dapat timbul rasa fanatik terhadap kelompoknya.

3) Timbulnya ketergantungan yang tidak positif terhadap anggota

kelompok yang aktif.

4) Memerlukan fasilitas dan sumber belajar yang beragam yang

(31)

C. Hakikat IPA 1. Pengertian IPA

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah pengetahuan yang rasional

dan objektif tentang alam semesta dan segala isinya. Beberapa pendapat

tentang IPA oleh para tokoh IPA menurut Hendro Darmodjo (1991: 42):

a. Nash (1963) dalam bukunya The Nature of Natural Sciences, mengatakan bahwa Science is a way of looking at the world yang berarti bahwa IPA itu suatu cara atau metode untuk mengamati alam.

Nash juga menjelaskan bahwa cara IPA mengamati dunia ini bersifat

analitis, lengkap, cermat, serta menghubungkan antara satu fenomena

dengan fenomena yang lain sehingga keseluruhannya membentuk

suatu perspektif yang baru tentang objek yang diamatinya itu.

b. Einstein dikutip dari bukunya Nash mengatakan bahwa Science is the attempt to make the chaotic diversity of our sense experience correspond to a logically uniform system of thought. Kalimat tersebut berarti bahwa IPA itu merupakan suatu bentuk upaya yang membuat

berbagai pengalaman menjadi suatu sistem pola berpikir yang logis

tertentu.

c. Bernald dalam bukunya Science in History Jilid I mengatakan bahwa IPA dapat dipandang sebagai (1) institusi, (2) metode, (3) kumpulan

pengetahuan, (4) suatu faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan

produksi, (5) salah satu faktor penting yang mempengaruhi sikap dan

(32)

Dari beberapa pendapat para tokoh tentang IPA tersebut maka

dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan ilmu pengetahuan yang

mempelajari bagaimana cara atau metode untuk mengamati alam, dimana

pengalaman tersebut dapat membangun pola berpikir logis manusia.

2. Karakteristik IPA

Alam sekitar merupakan sumber belajar yang paling otentik dan

tidak akan habis digunakan. Dalam pembelajaran IPA seorang guru

dituntut untuk dapat mengajak anak didiknya memanfaatkan alam sekitar

sebagai sumber belajar. Menurut Hendro Darmodjo (1991:11), IPA dapat

dipandang sebagai produk, sebagai proses, dan sebagai pengembang sikap

ilmiah. Yang dimaksud dengan “proses” di sini adalah proses

mendapatkan IPA. Sedangkan IPA didapat melalui metode ilmiah. Jadi

proses IPA itu tidak lain adalah metode ilmiah. Untuk anak usia SD,

metode ilmiah dikembangkan secara bertahap dan berkesinambungan,

dengan harapan bahwa pada akhirnya akan terbentuk suatu paduan yang

lebih utuh sehingga anak SD dapat melakukan penelitian sederhana.

S esuai dengan penjelasan IPA maka Pendidikan IPA di Sekolah

Dasar merupakan pengetahuan yang mendasar dan integratif, maka

penekanan dalam kegiatan belajar mengajar bukanlah semata-mata hanya

pada produknya saja, akan tetapi diseimbangkan dengan proses kerja IPA

pengembangan pola berpikir deduktif-induktif serta aktifitas-aktifitas yang

(33)

dimaksudkan agar siswa sebagai individu dapat tumbuh dan berkembang

secara utuh dan optimal dan secara sosial dapat menyesuaikan diri dengan

lingkungannya.

3. Tujuan Pengajaran IPA di SD

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diperlukan oleh siswa Sekolah

Dasar karena Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memberikan iuran untuk

tercapainya sebagian dari tujuan pendidikan di Sekolah Dasar. Menurut

Srini Iskandar dalam Ilmu Pengetahuan Alam (1996:26) dengan

pengajaran IPA diharapkan siswa akan dapat:

a. Memahami alam sekitarnya, meliputi benda-benda alam dan buatan manusia serta konsep-konsep IPA yang terkandung di dalamnya.

b. Memiliki keterampilan untuk mendapatkan ilmu, khususnya IPA “berupa keterampilan proses” atau metode ilmiah yang sederhana. c. Memiliki sikap ilmiah di dalam mengenal alam sekitarnya dan

memecahkan masalah yang dihadapinya, serta menyadari kebesaran Penciptanya.

d. Memiliki bekal pengetahuan dasar yang diperlukan untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Menurut Srini Iskandar (1996:27) ada beberapa hal yang dapat

dikembangkan pada anak usia Sekolah Dasar, yaitu:

a. Sikap ingin tahu

Sikap ingin tahu di sini dimaksudkan suatu sikap yang selalu

ingin mendapatkan jawaban yang benar dari obyek yang diamatinya.

Anak usia Sekolah Dasar mengungkapkan rasa ingin tahunya dengan

jalan bertanya. Bertanya kepada gurunya, temannya atau pada dirinya

(34)

diperoleh anak itu sendiri baik atas inisiatif sendiri, maupun atas

petunjuk dari gurunya.

b. Sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru

Orang mempunyai sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru

adalah orang yang ingin menguak tembok ketidaktahuannya itu untuk

memperoleh sesuatu yang asli meskipun orang tersebut tahu akan

sampai ke batas ketidaktahuan berikutnya. Sikap anak usia Sekolah

Dasar seperti itu dapat dipupuk dengan cara mengajaknya melakukan

pengamatan langsung pada objek-objek yang terdapat di lingkungan

sekolah. Data yang mereka peroleh akan dapat memberikan sesuatu

yang “baru” baginya tentang objek yang diamatinya itu.

c. Sikap kerja sama

Kerja sama di sini diartikan sebagai kerja sama untuk

memperoleh pengetahuan yang lebih banyak. Kesadaran bahwa

pengetahuan yang dimiliki orang lain mungkin lebih banyak dan lebih

sempurna daripada apa yang dimiliki sendiri sangatlah penting, karena

dari hal tersebut dapat meningkatkan pengetahuan, seseorang merasa

membutuhkan kerja sama dengan orang lain. Anak usia Sekolah Dasar

memang perlu dipupuk sikapnya untuk dapat bekerja sama satu dengan

yang lain. Kerja sama tersebut dapat dalam bentuk kerja kelompok,

pengumpulan data maupun diskusi untuk menarik suatu kesimpulan

(35)

d. Sikap tidak putus asa

Seorang ilmuwan mungkin saja telah menghabiskan waktu

bertahun-tahun dengan biaya yang banyak tetapi belum memperoleh

apa yang dicari. Namun tidak putus asa karena tetap yakin bahwa

kegagalan yang dialami setidaknya memberi petunjuk yang berguna

bagi ilmuwan lain untuk tidak mengambil jalan yang serupa. Oleh

karena itu, tugas guru adalah memberikan motivasi bagi anak didik

yang mengalami kegagalan dalam upayanya menggali ilmu dalam

bidang IPA agar tidak putus asa.

e. Sikap tidak purba sangka

Sikap tidak purba sangka dapat dikembangkan secara dini

kepada anak usia Sekolah Dasar dengan melakukan observasi dan

eksperimen dalam mencari kebenaran ilmu. Sebagai contoh adalah

percobaan benda jatuh oleh Galileo mengingatkan kita bahwa “benar”

menurut akal sehat saja tidaklah cukup karena banyak yang kita pikir

ternyata keliru. Seperti halnya matahari beredar mengelilingi bumi

telah dipercaya orang akan kebenarannya selama ribuan tahun

lamanya.

f. Sikap mawas diri

Anak usia Sekolah Dasar harus dikembangkan sikapnya untuk

jujur pada dirinya sendiri, menjunjung tinggi kebenaran dan berani

(36)

memecahkan termometer itu saya, lalu angka-angka dalam laporan itu

dari melihat hasil kelompok lain”.

g. Sikap bertanggung jawab

Sikap bertanggung jawab harus dikembangkan sejak usia

Sekolah Dasar, misalnya dengan membuat dan melaporkan hasil

pengamatan, hasil eksperimen ataupun hasil kerjanya yang lain kepada

teman sejawat, guru atau orang lain, dengan sejujur-jujurnya.

h. Sikap berpikir bebas

Tugas guru untuk dapat mengembangkan pikiran bebas dari

anak sendiri dan bukan sebaliknya untuk mendiktekan pendapatannya

agar sesuai dengan buku teks sangatlah penting. Jadi mencatat atau

merekam hasil pengamatan sesuai dengan adanya dan membuat

kesimpulan sesuai dengan hasil kerja mereka sendiri merupakan

saat-saat yang penting bagi anak dalam mengembangkan sikap bebas.

i. Sikap kedisiplinan diri

Menurut Morse dan Wingo (1969) dalam Hendro Darmodjo

(1991:48) Pendidikan IPA 2, mengatakan bahwa kedisplinan diri dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk dapat mengontrol atau

mengatur dirinya menuju kepada tingkah laku yang dikehendaki dan

dapat diterima oleh masyarakat. Salah satu pengembangan kedisiplinan

diri adalah pengorganisasian kelas termasuk adanya regu-regu

(37)

D. Kurikulum IPA SD Kelas VI Semester II 1. Standar Kompetensi

Standar Kompetensi adalah tujuan umum yang harus dicapai dalam

kegiatan belajar mengajar. Standar Kompetensi yang diambil oleh peneliti

pada penelitian tindakan kelas (PTK) adalah mempraktikkan pola

penggunaan dan perpindahan energi.

2. Kompetensi Dasar

Materi yang dibahas dari kompetensi dasar ”Menyajikan informasi

tentang perpindahan dan perubahan energi listrik ” merupakan

pembahasan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang cenderung mengarah

pada gejala kelistrikan. Materi yang dibahas juga masih berkaitan erat

dengan topik yang lain seperti rangkaian listrik, teknologi sederhana dan

yang lainnya. Aspek yang berhubungan dengan topik tersebut tentu tidak

akan dibahas secara keseluruhan dan berimbang dalam penelitian ini,

namun titik berat penekanan cenderung topik pada kompetensi dasar

permasalahan tersebut.

Dalam satu tahun pelajaran, Kurikulum Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA) di SD kelas VI terdiri dari sembilan Standar Kompetensi, yang

dijabarkan menjadi dua puluh tiga Kompetensi Dasar (enam Standar

Kompetensi dan lima belas Kompetensi Dasar di semester 1,tiga Standar

(38)

Berikut ini tabel Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) semester 2 :

Tabel 1

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VI Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Energi dan

Perubahannya

7. Mempraktikkan pola penggunaan dan perpindahan energi

7.1Melakukan percobaan untuk menyelidiki hubungan antara gaya dan gerak (model jungkat jungkit, katapel/model traktor sederhana energi pegas)

7.2Menyajikan informasi tentang perpindahan dan perubahan energi listrik

8. Memahami pentingnya

penghematan energi

8.1Mengidentifikasi kegunaan energi listrik dan berpartisipasi dalam penghematannya dalam kehidupan sehari-hari

8.2 Membuat suatu karya/model yang menggunakan energi listrik (bel listrik/alarm/model lampu lalu lintas/ kapal terbang/mobil-mobilan/model penerangan rumah

Bumi dan Alam Semesta

9. Memahami matahari sebagai pusat tata surya dan interaksi bumi dalam tata surya

9.1 Mendeskripsikan sistem tata surya dan posisi penyusun tata surya

9.2 Mendeskripsikan peristiwa rotasi bumi, revolusi bumi dan revolusi bulan

9.3 Menjelaskan terjadinya gerhana bulan dan gerhana matahari

(39)

Sedangkan Kompetensi dasar yang dipergunakan dalam

penelitian ini adalah Kompetensi Dasar 7.2 Menyajikan informasi

tentang perpindahan dan perubahan energi listrik.

3. Materi Pokok Tentang Sumber Energi Listrik dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada Kelas VI Semester II

Sumber energi listrik adalah sesuatu yang dapat menghasilkan

energi listrik, dengan kata lain bahwa sumber listrik merupakan benda-

benda yang dapat menghasilkan listrik. Sebagai contoh generator, batu

baterai, aki, dan dinamo sepeda. Pada setiap sumber listrik terdapat dua

kutub, yaitu kutub positif (+) dan kutub negatif (-).

a. Generator

Generator adalah sumber energi listrik yang paling besar yang

banyak terdapat pada pusat pembangkit listrik. Beberapa jenis

pembangkit listrik berdasarkan tenaga penggeraknya, yaitu:

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga

Diesel (PLTD), Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pembangkit

Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), Pembangkit Listrik Tenaga Surya

(PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi/geothermal (PLTPB),

(40)

Gambar 1. Bagian-bagian Generator

b. Baterai

Sumber energi listrik yang sering digunakan dalam kehidupan

sehari-hari yaitu baterai. Baterai sering disebut pula sebagai energi

listrik energi kering dan merupakan sumber energi listrik yang paling

mudah diperoleh. Baterai berisi karbon, seng, dan zat-zat kimia lain.

Baterai tersusun dari beberapa lapisan. Bagian luar baterai adalah seng. Bagian dalamnya ada zat kimia berbentuk serbuk hitam terdiri dari

campuran larutan salmiak dan batu kawi. Di tengah-tengah baterai

terdapat batang arang atau batang karbon yang keras. Ujung baterai

yang menonjol disebut kutub positif. Ujung yang satu lagi, yaitu dasar baterai disebut kutub negatif. Bahan-bahan kimia yang terkandung pada baterai ini dapat berubah menjadi energi listrik apabila kedua

kutub itu dihubungkan dengan seutas kabel. Pada baterai terjadi

perubahan energi kimia menjadi energi listrik. Tegangan listrik pada

baterai sekitar 1,5 Volt.

(41)

Gambar 2. Bagian-bagian baterai

c. Aki ( akumulator )

Sumber energi listrik yang menggunakan cairan ialah

akumulator (accu) atau aki. Aki (akumulator) sering pula disebut baterai basah yang terdiri atas lempengan logam timbal dan timbal

peroksida yang dicelupkan ke dalam larutan asam sulfat. Dalam aki,

logam timbal dan timbal peroksida bereaksi dengan asam sulfat

sehingga logam timbal menjadi kutub negatif dan timbal peroksida

menjadi kutub positif. Perbedaan potensial antara kedua kutub aki

yang ada di pasaran berkisar dari 6 volt, 9 volt, 12 volt, 24 volt, dan 50

volt.

Setelah pemakaian aki pada kurun waktu yang lama akan

memepengaruhi kemampuan aki dalam menghasilkan energi listrik.

Namun hal ini dapat diperbaharui dengan cara penyetruman ulang

yaitu kondisi dimana kutub positif (+) dan kutub negatif (-) aki

dihubungkan dengan kutub positif dan negatif sumber listrik searah

Seng

Batang karbon

(42)

lainnya yang tegangan listriknya sudaah disesuaikan menggunakan alat

penurun tegangan. Pada saat mengisi aki, energi listrik diubah menjadi

energi kimia, sedangkan pada saat digunakan, pada aki terjadi

perubahan energi kimia menjadi energi listrik. Aki biasa digunakan

untuk menghidupkan mesin kendaraan bermotor.

Gambar 3.

Bagian-Bagian Aki (Akumulator)

d. Dinamo

Dinamo merupakan alat yang mampu mengubah energi gerak

menjadi energi listrik. Dinamo terdiri atas kumparan yang ditempatkan

di tengah medan magnet. Ketika kepala dinamo berputar, kumparan

akan ikut berputar pada medan magnet yang nantinya akan

menghasilkan energi listrik. Semakin cepat putaran, maka semakin

besar pula energi listrik yang dihasilkan. Prinsip kerja dinamo sama

(43)

Dinamo sepeda menghasilkan listrik dengan cara induksi

elektromagnetik, yaitu gerakan kumparan di antara medan magnet

yang menghasilkan listrik. Dinamo mengubah energi mekanik (gerak)

pada saat sepeda dijalankan menjadi energi listrik. Pada saat sepeda

dijalankan, kepala dinamo yang berhubungan langsung dengan magnet

akan berputar menimbulkan arus listrik pada kumparan.

Gambar 4. Bagian-bagian Dinamo

E. Pembelajaran Kooperatif

1. Hakekat Pembelajaran Kooperatif

Secara sederhana kooperatif berarti mengerjakan sesuatu dengan

bersama-sama dan saling membantu antara satu dengan yang lain. Dengan

demikian, dapat dipahami bahwa pembelajaran kooperatif adalah

menyangkut teknik pengelompokan yang didalamnya siswa bekerja

terarah pada tujuan bersama-sama dalam kelompok kecil yang pada

(44)

Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang sekarang

banyak direspon sejalan dengan pendekatan konstruktivisme karena dalam

pembelajaran kooperatif ini siswa diberi kesempatan untuk berkomunikasi

dan berinteraksi social dengan temannya untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Sementara Guru bertindak sebagai motivator dan fasilitator.

Dalam pembelajaran ini pengetahuan siswa dibangun sendiri dan mereka

bertanggungjawab atas hasil pembelajarannya.

Pembelajaran kooperatif menyediakan banyak perilaku yang perlu

dilakukan oleh siswa. Pertama, siswa terlibat dalam tingkah laku

mendefinisikan, menyaring, dan memperkuat sikap-sikap, kemampuan,

dan tingkah laku-tingkah laku dalam partisipasi social. Kedua,

memperlakukan orang lain dengan penuh pertimbangan kemanusiaan, dan

memberi semangat penggunaan pemikiran rasional ketika mereka bekerja

sama untuk mencapai tujuangoisasi, kerjasama, consensus dan pentaatan

peraturan mayoritas ketika bekerjasama untuk menyelesaikan tugas-tugas

mereka, dan membantu meyakinkan bahwa setiap kelompoknya belajar.

Ketika mereka berusaha mempelajari isi dan kemampuan yang

diharapkan, mereka juga menemukan dan memecahkan konflik,

menangani berbagai problema dan membuat pilihan-pilihan yang

merefleksikan situasi-situasi pribadi dan social yang memungkinkan

mereka temukan dalam perkembangan dunia ini.

Beberapa ahli menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif tidak

(45)

juga berguna untuk menumbuhkan kemampuan berfikir kritis,

bekerjasama, dan membantu teman.

Pembelajaran kooperatif dapat digunakan untuk pembelajaran IPA

dan IPS. Namun, Juliati (2000) mengemukakan bahwa pembelajaran

kooperatif lebih tepat digunakan dalam pembelajaran IPS. Hasil penelitian

Suryadi (1999) pada pembelajaran Matematika menyimpulkan bahwa

salah satu pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan kemampuan

berfikir siswa adalah pembelajaran kooperatif.

Dalam pembelajaran kooperatif Guru tidak lagi mendominasi

dalam kegiatan belajar mengajar, siswa dituntut untuk berbagi informasi

dengan siswa lainnya dan saling belajar mengajar sesame mereka.

Masyarakat pendidikan sekarang semakin menyadari pentingnya para

siswa melatih kemampuan ketrampilan berfikir kritis, memecahkan

masalah serta menggabungkan kemampuan dan keahliannya.

Beberapa ciri pembelajaran kooperatif adalah: (a) setiap anggota

memiliki peran, (b) terjadi hubungan interaksi langsung diantara siswa, (c)

setiap anggota kelompok bertanggungjawab atas belajarnya dan juga

teman sekelompoknya, (d) Guru membantu mengembangkan ketrampilan

baik ketrampilan interpersonal dalam kelompok maupun ketrampilan

berfikir siswa, (e) Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat

(46)

2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Tujuan utama pembelajarn kooperatif adalah agar peserta didik

dapat belajar secara berkelompok bersama teman-temannya dengan cara

saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang

lain untuk mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat

mereka secara berkelompok.

Dengan melaksanakan pembelajaran kooperatif siswa

memungkinkan dapat meraih keberhasilan dalam belajar, disamping juga

bisa melatih siswa untuk memiliki ketrampilan baik ketrampilan berfikir

(thinking skill) maupun ketrampilan social (social skill), seperti

ketrampilan untuk mengemukakan pendapat, menerima saran dan

masukan orang lain, bekerjasama, rasa setia kawan, dan mengurangi

timbulnya perilaku yang menyimpang dalam kelas (Stahl, 1994)

Model pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk

mengembangkan pengetahuan, kemampuan, dan ketrampilan secara penuh

dalam suasana belajar yang penuh demokratis.

Pada dasarnya dalam pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk

mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan sebagaimana dirangkum Ibrahim

dalam Isjoni. Ketiga tujuan tersebut adalah: hasil belajar akademik,

penerimaan terhadap perbedaan individu, dan pengembangan ketrampilan

social.

Hasil belajar, beberapa ahli berpendapat bahwa pembelajaran

(47)

sehingga meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan

norma yang berhubungan dengan hasil belajar.

Penerimaan terhadap perbedaan individu, adalah penerimaan

secara luas dari orang-orang yang berbeda secara budaya, social, ras,

kemampuan dan ketidakmampuan.

Tujuan yang penting dalam pembelajaran kooperatif adalah

mengajarkan kepada siswa untuk mengembangkan ketrampilan

bekerjasama, berfikir dan kolaborasi. Ketrampilan social ini perlu sebab

generasi muda sekarang kurang dalam ketrampilan sosialnya.

3. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif

Bennet (1995) menyatakan ada lima unsure dasar yang dapat

membedakan pembelajaran kooperatif dengan kerja kelompok, yaitu:

a. Positive interdependence.

Positive interdependence adalah hubungan timbal balik yang didasari adanya kepentingan yang sama. Kondisi ini memungkinkan

setiap siswa merasa adanya ketergantungan yang positif antar

kelompok dalam menyelesaikan tugas yang menjadi

tanggungjawabnya.

b. Interaction face to face.

Interaction face to face adalah interaksi yang langsung terjadi antar siswa tanpa adanya perantara. Dalam interaksi ini tidak hanya

menonjolkan kemampuan individu tetapi adanya hubungan timbal

(48)

c. Adanya tanggungjawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam

anggota kelompok.

Tujuan pembelajaran kooperatif dalam hal ini ingin

menjadikan setiap anggota kelompoknya menjadi lebih kuat

pribadinya yang akan menciptakan hubungan antar pribadi,

mengembangkan ketrampilan social dan memelihara hubungan kerja

yang efektif.

d. Membutuhkan keluwesan.

Keluwesan bertujuan agar hubungan kerja dalam kelompok

berjalan dengan efektif.

e. Meningkatkan ketrampilan bekerjasama dalam memecahkan masalah.

F. Kerangka Berpikir

Penggunaan metode kerja kelompok dalam kegiatan pembelajaran

sangat berpengaruh pada perkembangan prestasi siswa. Siswa diberi lebih

banyak waktu berpikir, bertukar pengalaman dengan teman, dan menemukan

pengetahuan baru, untuk merespons dan saling membantu satu sama lain.

Dengan begitu, siswa dapat mempertimbangkan lebih banyak mengenai apa

yang dijelaskan oleh guru maupun apa yang telah dialaminya, sehingga siswa

mendapatkan pengalaman belajar yang meningkatkan kemampuan berpikir

kreatif mereka (Kunandar, 2007:363,367). Metode pembelajaran ini,

dikembangkan untuk mencapai hasil belajar berupa prestasi akademik,

(49)

Oleh karena itu dengan metode kerja kelompok diharapkan siswa

dapat belajar dengan teman sebaya, mereka tidak sungkan untuk menanyakan

sesuatu yang belum mereka pahami. Belajar dengan teman sebaya lebih dapat

dengan mudah diterima. Pada akhirnya, siswa akan terbentuk menjadi

manusia yang utuh (secara fisik, psikologis dan kemampuan berpikir) serta

menjadi makhluk sosial yang baik. Sehingga dengan penggunaan metode kerja

kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar dan kemampuan kooperatif

bagi siswa kelas VI semester 2 SD Kanisius Sorowajan tahun pelajaran

2010/2011 .

G. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan pada kajian teori tersebut di atas, penelitian ini dilakukan

dengan harapan bahwa dengan menggunakan metode kerja kelompok dapat

meningkatkan prestasi belajar dan kemampuan kooperatif siswa terhadap mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan dengan materi sumber

energi listrik bagi siswa kelas VI semester 2 SDK Sorowajan tahun pelajaran

(50)

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif

kualitatif untuk mengukur tingkat prestasi belajar siswa. Menurut Nana

Syaodih (2008:54) penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang

ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang

berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau. Penelitian deskriptif tidak

mengadakan manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi

menggambarkan suatu kondisi apa adanya. Penggambaran kondisi ini dapat

secara individual atau kelompok dan menggunakan angka-angka.

Sedangkan penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan

untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial,

sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun

kelompok. Penelitian kualitatif mempunyai dua tujuan utama, yaitu pertama,

menggambarkan dan mengungkapkan dan kedua menggambarkan dan

menjelaskan. (Nana Syaodih, 2008: 60)

Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian

deskriprif kualitatif adalah suatu penelitian untuk menggambarkan,

mengungkapkan, menjelaskan, dan menganalisis fenomena-fenomena yang

ada baik secara kelompok atau individu yang berlangsung pada saat ini atau

(51)

Berdasarkan rumusan masalah di atas, peneliti merencanakan

perbaikan pembelajaran yang terencana sebagai upaya untuk meningkatkan

prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi sumber energi listrik

dengan metode kerja kelompok.

Penggunaan metode kerja kelompok diharapkan dapat meningkatkan

ketertarikan siswa untuk mengikuti pembelajaran IPA sehingga dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa. Dengan metode kerja kelompok siswa

juga dapat melihat atau ikut aktif dalam proses pembelajaran. Kegiatan

perbaikan ini dilakukan dalam dua siklus, tiap-tiap siklus terdiri dari kegiatan

perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Menurut Kasbolah (2001:10) tahapan dalam setiap siklus dapat

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 5. Desain Siklus

Siklus I Siklus II

Rencana tindakan

Observasi

Pelaksanaan tindakan Refleksi

Rencana tindakan

Refleksi Pelaksanaan tindakan

(52)

B. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Kanisius Sorowajan, yang

beralamat di Jalan Sorowajan No. 111, Kelurahan Banguntapan,

Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul.

2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Kanisius

Sorowajan yang berjumlah 36 siswa, laki-laki 21 siswa dan perempuan 15

siswa.

3. Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah peningkatan prestasi belajar pada

mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tentang sumber energi

listrik siswa kelas VI SD Kanisius Sorowajan semester 2 tahun ajaran

2010/2011.

4. Waktu Penelitian

Pengambilan data dilakukan dari tanggal 4 sampai 13 April tahun

2011. Jadwal kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai

(53)

Tabel 2. Jadwal Kegiatan

No Kegiatan Tahun 2011 Tahun 2012

Okt Nov Des Jan Feb Maret

1 Pengumpulan data kondisi

awal

9

2 Observasi 9

3 Ijin pengambilan data 9

4 Pengambilan data 9

5 Analisis data 9

6 Penyusunan laporan 9 9

7 Ujian skripsi 9

8 Revisi laporan skripsi 9

C. Rencana Tindakan 1. Persiapan

Persiapan penelitian tindakan kelas ini disusun sebagai berikut.

Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan beberapa persiapan di

antaranya:

a. Permintaan ijin kepada Kepala SD Kanisius Sorowajan.

Permintaan ijin disini dimaksudkan agar kegiatan penelitian

dapat berjalan dengan lancar oleh persetujuan pihak sekolah dan

mendapatkan data yang sesuai.

b. Wawancara.

Wawancara di sini dimaksudkan untuk mencari informasi

(54)

guru dalam menyampaikan materi belajar. Informasi-informasi

diperoleh dengan hasil wawancara dari para guru.

c. Identifikasi masalah.

Setelah diperoleh data dari hasil wawancara maka peneliti

dapat mengidentifikasi masalah yang terjadi dan menentukan tindak

lanjutnya.

d. Menyusun Silabus, RPP, LKS, dan media belajar.

e. Membuat kisi-kisi dan soal untuk tes atau evaluasi pada siklus I dan

siklus II.

2. Pelaksanaan

Kegiatan pelaksanaan terdapat prosedur-prosedur. Prosedur

penelitian ini meliputi prosedur umum dan prosedur khusus.

a. Prosedur umum

Secara umum kegiatan pembelajaran ini didasarkan pada

sistematika sebagai berikut:

1) Kegiatan awal

Kegiatan ini merupakan kegiatan yang dilakukan guru pada

awal pembelajaran, misalnya mengucapkan salam, mengecek

kehadiran siswa dan yang terpenting adalah mengadakan apersepsi

untuk menarik perhatian siswa agar lebih bersemangat mengikuti

(55)

2) Kegiatan Inti

Kegiatan ini berisi tentang langkah-langkah pembelajaran

yang akan diberikan kepada siswa. Langkah-langkah pembelajaran

tersebut juga harus runtut, jelas, dan sistematis supaya siswa dapat

menerima pembelajaran yang diberikan guru dengan mudah. Selain

itu dalam kegiatan inti guru juga memberikan soal evaluasi untuk

mengetahui sejauh mana kemajuan belajar siswa.

3) Kegiatan Akhir

Kegiatan ini berupa kegiatan penutup dimana guru dan

siswa dapat menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah

dilakukan dan mengadakan refleksi untuk mengetahui apakah

siswa masih mengalami kesulitan atau tidak.

b. Prosedur Khusus

Siklus I

1) Pertemuan 1

a) Perencanaan

Sebelum melaksanakan pembelajaran, peneliti terlebih

dahulu menyusun perangkat pembelajaran yaitu:

(1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan

materi sumber -sumber energi listrik berupa generator.

(2) Menyusun lembar kerja siswa.

(3) Menyusun penilaian kemampuan siswa.

(56)

b) Pelaksanaan

(1) Kegiatan awal

(a) Salam pembuka dan berdoa.

(b) Mengecek kehadiran dan kesiapan siswa.

(c) Mengadakan apersepsi: tanya-jawab mengenai

pengertian sumber-sumber energi listrik

- Apa yang dimaksud sumber energi listrik ?

- Apa yang kamu ketahui tentang generator ?

(d) Menyampaikan tujuan pembelajaran tentang materi

sumber-sumber energi listrik berupa generator.

(2) Kegiatan Inti

(a) Siswa dibagi dalam enam kelompok, setiap kelompok

terdiri dari enam siswa.

(b) Siswa mengamati secara kelompok berbagai macam

sumber listrik dan mendengarkan penjelasan guru.

(c) Siswa ditunjuk ke depan untuk mengambil beberapa

benda dan menjelaskan kegunaannya.

(d) Siswa mengamati secara kelompok komponen

penyusun generator dari gambar dan menyimak

penjelasan guru.

(e) Siswa ditunjuk ke depan untuk menyebutkan komponen

dari generator sesuai dengan apa yang telah didengar

(57)

(f) Siswa mengerjakan soal yang akan diberikan oleh guru

dalam bentuk LKS secara berkelompok.

(3) Kegiatan akhir

(a) Guru menunjuk beberapa kelompok untuk membacakan

hasil pengerjaan soal dalam setiap kelompok.

(b) Guru memberikan pembahasan mengenai soal terkait

untuk memberikan kejelasan bagi siswa.

(c) Guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran tadi

secara bersama-sama.

(d) Refleksi

(e) Salam penutup

c) Observasi

Kegiatan observasi dilakukan oleh peneliti pada waktu

berlangsungnya kegiatan belajar. Observasi yang dilakukan

adalah mencatat peristiwa yang terjadi selama pelaksanaan

tindakan.

d) Refleksi

Peneliti menyimpulkan hasil pengamatan atau

observasi berupa catatan dan data dari hasil pelaksanaan

tindakan tentang jalannya pembelajaran dan kendala-kendala

yang dihadapi. Data tersebut digunakan untuk menilai apakah

pelaksanaan tindakan tersebut lebih efektif dan efisien untuk

(58)

tindakan. Temuan di atas digunakan dasar untuk melaksanakan

perencanaan berulang dan menentukan langkah-langkah

berikutnya.

2) Pertemuan 2

a) Perencanaan

Sebelum melaksanakan pembelajaran, peneliti terlebih

dahulu menyusun perangkat pembelajaran yaitu:

(1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan

materi sumber-sumber energi listrik berupa baterai.

(2) Menyusun lembar kerja siswa.

(3) Menyusun soal evaluasi siklus I dan kunci jawaban.

(4) Menyusun penilaian.

(5) Menyiapkan alat dan gambar sebagai media pembelajaran.

b) Pelaksanaan

(1) Kegiatan awal

(a) Salam pembuka dan berdoa.

(b) Mengecek kehadiran dan kesiapan siswa.

(c) Mengadakan apersepsi: tanya-jawab tentang sumber

energi listrik berupa baterai.

- Mengapa baterai disebut elemen kering?

- Jelaskan arti tulisan 1,5 V 1A!

(d) Menyampaikan tujuan pembelajaran tentang

(59)

(2) Kegiatan Inti

(a) Siswa dibagi dalam enam kelompok, setiap kelompok

terdiri dari enam siswa.

(b) Siswa mengamati cara guru merangkai baterai dalam

suatu rangkaian listrik.

(c) Siswa ditunjuk untuk merangkai baterai ke dalam suatu

rangkaian listrik.

(d) Siswa mengamati secara kelompok komponen

penyusun baterai dari gambar dan menyimak penjelasan

guru.

(e) Siswa ditunjuk ke depan untuk menyebutkan komponen

penyusun baterai sesuai dengan apa yang telah didengar

dari penjelasan guru.

(f) Siswa mengerjakan soal yang akan diberikan oleh guru

dalam bentuk LKS secara berkelompok.

(3) Kegiatan akhir

(a) Guru menunjuk beberapa kelompok untuk membacakan

hasil pengerjaan soal dalam setiap kelompok.

(b) Guru memberikan pembahasan mengenai soal terkait

untuk memberikan kejelasan bagi siswa.

(c) Siswa mengerjakan soal evaluasi siklus I.

(d) Guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran tadi

(60)

(e) Refleksi

(f) Salam penutup

c) Observasi

Observasi pada siklus I pertemuan kedua ini peneliti

masih mengamati kegiatan belajar dan mencatat

peristiwa-peristiwa yang terjadi selama proses pembelajaran. Kegiatan

observasi ini dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh

gambaran lengkap secara objektif tentang perkembangan

proses pembelajaran, dan pengaruh tindakan yang dipilih

terhadap kondisi kelas.

d) Refleksi

Refleksi dilakukan untuk mengadakan upaya evaluasi

yang dilakukan guru dalam penelitian tindakan kelas. Refleksi

di sini dilakukan dengan cara berdiskusi terhadap berbagai

masalah yang muncul selam proses pembelajaran. Pada

kegiatan refleksi ini juga diungkapkan aspek-aspek mengapa,

bagaimana, dan sejauh mana tindakan yang dilakukan mampu

memperbaiki masalah secara bermakna. Melalui kegiatan inilah

peneliti menentukan keputusan untuk melakukan siklus

(61)

Siklus II

1) Pertemuan 3

a) Perencanaan

Sebelum melaksanakan pembelajaran, peneliti terlebih

dahulu menyusun perangkat pembelajaran yaitu:

(1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan

materi sumber-sumber energi listrik berupa akumulator.

(2) Menyusun lembar kerja siswa.

(3) Menyusun penilaian kemampuan siswa.

(4) Menyiapkan gambar sebagai media pembelajaran.

b)Pelaksanaan

(1) Kegiatan awal

(a) Salam pembuka dan berdoa.

(b) Mengecek kehadiran dan kesiapan siswa.

(c) Mengadakan apersepsi: tanya-jawab mengenai

pengetahuan sumber-sumber energi listrik

- Apa yang dimaksud sumber energi listrik?

- Mengapa akumulator disebut elemen basah?

- Perubahan energi apa yang terjadi saat pemakaian

dan penyetruman akumulator?

(d) Menyampaikan tujuan pembelajaran tentang materi

(62)

(2) Kegiatan Inti

(a) Siswa dibagi dalam sembilan kelompok, setiap

kelompok terdiri dari empat siswa.

(b) Siswa mengamati secara kelompok komponen

penyusun akumulator dari gambar dan menyimak

penjelasan guru.

(c) Siswa ditunjuk ke depan untuk menunjukkan

komponen penyusun akumulator sesuai dengan apa

yang telah didengar dari penjelasan guru.

(d) Siswa mendengarkan instruksi dari guru mengenai

tugas pada setiap kelompok.

(e) Siswa mengerjakan soal yang akan diberikan oleh guru

dalam bentuk LKS secara berkelompok.

(3) Kegiatan akhir

(a) Guru menunjuk beberapa kelompok untuk

membacakan hasil pengerjaan soal dalam setiap

kelompok.

(b) Guru memberikan pembahasan mengenai soal terkait

untuk memberikan kejelasan bagi siswa.

(c) Guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran tadi

secara bersama-sama.

(d) Refleksi

(63)

c) Observasi

Kegiatan observasi dilakukan oleh peneliti pada waktu

berlangsungnya kegiatan belajar. Observasi yang dilakukan

adalah mencatat peristiwa yang terjadi selama pelaksanaan

tindakan.

d)Refleksi

Peneliti menyimpulkan hasil pengamatan atau

observasi berupa catatan dan data dari hasil pelaksanaan

tindakan tentang jalannya pembelajaran dan kendala-kendala

yang dihadapi. Data tersebut digunakan untuk menilai apakah

pelaksanaan tindakan tersebut lebih efektif dan efisien untuk

menemukan daftar permasalahan yang muncul pada saat

tindakan. Temuan di atas digunakan dasar untuk melaksanakan

perencanaan berulang dan menentukan langkah-langkah

berikutnya.

2) Pertemuan 4

a) Perencanaan

Sebelum melaksanakan pembelajaran, peneliti terlebih dahulu

menyusun perangkat pembelajaran yaitu:

(1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan

materi sumber-sumber energi listrik berupa dinamo (lebih

spesifik pada dinamo sepeda).

(64)

(3) Menyusun soal evaluasi dan kunci jawaban.

(4) Menyusun penilaian.

(5) Menyiapkan gambar sebagai media pembelajaran.

b) Pelaksanaan

(1) Kegiatan awal

(a) Salam pembuka dan berdoa.

(b) Mengecek kehadiran dan kesiapan siswa.

(c) Mengadakan apersepsi: tanya-jawab tentang sumber

energi listrik berupa dinamo.

- Apa yang kamu ketahui tentang dinamo?

- Perubahan energi apakah yang terjadi pada dinamo

sepeda?

(d) Menyampaikan tujuan pembelajaran tentang

sumber-sumber energi listrik berupa dinamo.

(2) Kegiatan Inti

(a) Siswa dibagi dalam sembilan kelompok, setiap

kelompok terdiri dari empat siswa.

(b) Siswa mengamati secara kelompok komponen

penyusun dinamo dari gambar dan menyimak

penjelasan guru.

(c) Siswa ditunjuk ke depan untuk menunjukkan komponen

penyusun dinamo sesuai dengan apa yang telah

Gambar

Gambar 1.  Bagian-Bagian Generator  ......................................................
Tabel 1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Gambar 1.  Bagian-bagian Generator
Gambar 2.  Bagian-bagian baterai
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hipotesis yang terjawab yaitu H1 (Individual yang memiliki regulasi diri yang tinggi akan mengurangi perilaku cyberloafing dibandingkan dengan individual yang

procedure Edit2KeyPress(Sender: TObject; var Key: Char); procedure Button4Click(Sender: TObject);. procedure

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh profitabilitas, rasio gearing , item-item luar biasa, ukuran perusahaan, reputasi KAP, dan pergantian auditor

Bila penelitian dilakukan di sekolah jelas tidak mungkin bagi seorang peneliti memilih siswa-siswa tertentu untuk dikelompokkan dalam kelas khusus sebagai

orang terdiri dari medis 128 orang , perawat & bidan 419 otrang, farmasi 55 orang, gizi 28 orang, teknis medis 39 orang, sanitasi 31 orang dan kesehatan masyarakat

Sub Direktorat Kearsipan Daerah I mempunyai tugas melaksanakan bimbingan, konsultasi, dan supervisi penerapan sistem kearsipan, penggunaan sarana dan prasarana kearsipan, lembaga

Kelas Users digunakan untuk menyimpan seluruh data users , kelas BiayaDokter akan menyimpan data biaya dokter, kelas KuotaJamkes akan menyimpan data kuota jaminan

Selain pelayanan yang terjadi di dalam toko pada saat konsumen berkunjung, bentuk pelayanan lain yang lebih khusus dapat menjadi pilihan bagi pengelola toko