• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pura II (Persero) terhadap Kinerja Karyawan Aviation Security Bandara Internasional

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pura II (Persero) terhadap Kinerja Karyawan Aviation Security Bandara Internasional"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tipe Penelitian

Penelitian mengenai Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi PT. Angkasa Pura II (Persero) terhadap Kinerja Karyawan Aviation Security Bandara Internasional Soekarno-Hatta menggunakan tipe atau sifat penelitian eksplanatif (menjelaskan) dan bersifat kausal yang mencoba peneliti menghubungkan atau mencari sebab akibat antara dua konsep (variabel) yang diteliti. Peneliti membutuhkan definisi dan operasionalisasi konsep. Selain itu peneliti perlu melakukan kegiatan berteori untuk menghasilkan dugaan awal (hipotesis) antara variabel yang satu dengan yang lainnya.1

Penelitian eksplanatif adalah penelitian untuk menjelaskan suatu generalisasi sample terhadap populasinya atau menjelaskan hubungan, perbedaan atau pengaruh satu variabel dengan variabel lainnya. Karena penelitian eksplanatif menggunakan sampel dan hipotesis. Menguji hubungan antar variabel yang dihipotesiskan.2

Beberapa pakar mengatakan format eksplanatif digunakan untuk mengembangkan dan menyempurnakan teori. Juga dikatakan penelitian eksplanatif memiliki kredibilitas untuk mengukur, menguji hubungan sebab-akibat dari dua atau

1 Rachmat Kriyanto. Teknik Praktisi Riset Komunikasi. 2006. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Hal 57

(2)

beberapa variabel dengan menggunakan analisis inferensial. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan terlebih dahulu atau mengembangkan hipotesis untuk penelitian lanjutan”. 3Penelitian eksplanatif ini lebih berdasarkan pada data yang dapat dihitung untuk menghasilkan pemikiran kuantitatif yang kokoh. 4

3.2. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan suatu penelitian atau cara menyusun teori-teori untuk dapat diaplikasikan pada data-data yang merupakan rencana konseptual dari suatu pengamatan.5

Metode penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode survey mengenai pengaruh iklim komunikasi organisasi PT Angkasa Pura II (Persero) dan kinerja kerja karyawan “ Aviation Security” Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Dalam penelitian ini. Informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner. Penelitia survey dibatasi pada penelitian yang datanya dikumpulkan dari sebagian populasi untuk mewakili seluruh populasi.

Menurut Masri Singarimbun, penelitian suvey yang mengambil sampel dari populasi dan menggunakan kueisioner sebagai alat pengumpul data yang pokok. Survey dapat dilakukan melalui cara sensus atau sampling. Penelitian survey ini

3Bagja Waluya, 2007, Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat, PT Setia Purna Inves, Jakarta, hal: 90.

4Syanto, Bagong, 2006, Metode Penelitian Sosial : Berbagai Alternatif Pendekatan, Kencana Pranada Media Group, Jakarta, hal: 135.

5 Winarno Surachmad,1985, Pengantar penelitian Ilmiah Dasar Metode dan Teknik, PT Trarsita,Bandung,Hal :131.

(3)

digunakan untuk menjelaskan hubungan sebab akibat antara variabel-variabel pembuktian hipotesa. Salah satu keuntungan utama dari penelitian ini adalah memungkinkan pembuatan generalisasi untuk populasi yang besar.6

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda, hewan, gejala, nilai test atau peristiwa, sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam penelitian7. Menurut ahli pakar Jalaludin Rakhmat

merupakan jumlah keseluruhan unit analisis dalam penelitian.8

Objek populasi yang diteliti yaitu karyawan Petugas Pengamanan Penerbangan “Aviation Security” PT Angkasa Pura II (Persero) kantor utama Bandara Internasional Soekarno-Hatta sekitar 912 orang.

Sampel adalah bagian dari populasi yang ingin diteliti, yang ciri-ciri dan keberadaannya mampu mewakili dan menggambarkan populasi yang sebenarnya. Sampel digunakan karena tidak mungkin mengamati secara keseluruhan anggota populasi, teknik ini digunakan untuk menghemat waktu disamping memberikan informasi yang menyeluruh dan mendalam sehingga data yang dihasilkan lebih representatif dan lebih akurat. Maka ukuran sampel dapat diterima tergantung pada jenis penelitiannya.

6Masri Singarimbun & Sofian Effendi, 1989, Metode Penelitian Survey, LP3ES, Jakarta. Hal : 2. 7 Sadari Nawawi. Metode Penelitian Social. Univ.Gajahmada.Jogjakarta, 1995 Hal. 34.

(4)

TABEL 3.1

JUMLAH KARYAWAN AVIATION SECURITY BANDARA SOEKARNO HATTA

UNIT JUMLAH

Airport Safety & Security 157

Cargo 25

Terminal 1 287

Terminal 2 324

Terminal 3 119

Grand Total 912

Sumber : File Perusahaan

Untuk menentukan ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya Rumus yang diambil adalah rumus Slovin (Umar,2002: 134)9.

Rumus :

𝑛 =

𝑁

1+𝑁е2

Keterangan :

ɳ = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi

e = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir, dalah hal ini sebesar 10%.

ɳ= 912

1+912.(0,1)2

9 Rahmat Karyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi,Kencana Prenada Media Group. Jakarta , 2006 Hal 164.

(5)

ɳ= 912

10,12

ɳ= 90,11

ɳ= 90 Responden

Dari perhitungan menggunakan Rumus Slovin diatas didapat sampel berjumlah 90 orang, kemudian akan digunakakan untuk mewakili populasi sejumlah 912. Jadi Sampel yang diambil sebanyak 90 Responden. Karena angka dibelakang koma kurang dari 5.

3.4 Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Probability Sampling yaitu dengan metode Random Sampling. Probability sampling adalah individu/ unit yang diambil dari populasi mempunyai peluang sama untuk dipilih menjadi sampel. Dengan menggunakan metode random sampel, peneliti memcampur subjek-subjek didalam populasi sehingga semua subjek didalam populasi dianggap sama, apabila semakin banyak atau besar sampel yang digunakan maka semakin memberi nilai baik.10

(6)

3.5. Definisi dan Operasionalisasi Konsep 1. Iklim Komunikasi Organisasi

Iklim komunikasi organisasi merupakan fungsi kegiatan yang terdapat dalam organisasi untuk menunjukan kepada anggota organisasi bahwa organisasi tersebut mempercayai mereka dan memberikan mereka tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas mereka, menyediakan informasi yang terbuka dan cukup tentang organisasi, mendengarkan dengan penuh perhatian serta penuh informasi yang dapat dipercayai dan terus terang dari anggota organisasi11 2. Kinerja

Definisi kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Kinerja merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output) individu maupun kelompok dalam suatu aktifitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta keinginan untuk berprestasi.

3. Karyawan PT Angkasa Pura II (Persero)

Karyawan PT Angkasa Pura II (Persero) yaitu sekelompok orang yang berada atau bekerja di sebuah organisasi atau perusahaan, yang dalam penelitian ini adalah karyawan Aviation Security Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

(7)

Table 3.2

Variable dan Indikator Penelitian

Iklim Komunikasi Terhadap Kinerja Karyawan Aviation Security Di Bandara Soekarno-Hatta

No Variable Dimensi Indicator Skala

1 (X)

Iklim Komunikasi Organisasi

Kepercayaan 1. Anggota merasa dipercaya dalam melaksanakan tugasnya

2. Anggota merasa diakui keberadaanya

3. Pimpinan dipercaya anggota dalam mengatur pekerjaan

1= Sangat Tidak Setuju 2= Tidak Setuju 3=Ragu-Ragu 4=Setuju 5=Sangat Setuju Pembuatan Keputusan

1. Anggota merasa bebas dalam memberikan pendapat

2. Anggota merasa diikutsertakan dalam mengambil keputusan 3. Segala permasalahan dapat

diselesaikan secara bersama-sama 1= Sangat Tidak Setuju 2= Tidak Setuju 3=Ragu-Ragu 4=Setuju 5=Sangat Setuju

Kejujuran 1. Karyawan jujur dalam melakukan pekerjaanya 2. Tidak ada praktik

manipulasi diperusahaan 3. Pihak manajemen

mengutarakan segala permasalahan yang ada secara bijak 1= Sangat Tidak Setuju 2= Tidak Setuju 3=Ragu-Ragu 4=Setuju 5=Sangat Setuju Keterbukaan dalam Komunikasi

1. Pimpinan terbuka dalam menerima kritikan dari bawahan

2. Pemberitahuan/penyampain tugas dari pimpinan

diberikan secara jelas dan detail

3. Koordinasi yang diberikan pimpinan sangat membantu dalam pekerjaan 1= Sangat Tidak Setuju 2= Tidak Setuju 3=Ragu-Ragu 4=Setuju 5=Sangat Setuju

(8)

Mendengarkan dalam

Komunikasi

1. Dalam diskusi para anggota diberi kebebasan dalam berpendapat

2. Suasana tempat kerja akrab membuat karyawan nyaman dalam bekerja.

3. Semua karyawan diperlakukan sama oleh perusahaan 1= Sangat Tidak Setuju 2= Tidak Setuju 3=Ragu-Ragu 4=Setuju 5=Sangat Setuju 2 (Y) Kinerja Karyawan Kualitas Pekerjaan 1. Karyawan dapat menyelesaikan pekerjaan dengan kualitas yang baik 2. Kualitas hasil kerja dicapai

oleh karyawan sesuai dengan kualitas yang baik 3. Karyawan tidak menemui

kesulitan yang berarti dalam pekerjaan 1= Sangat Tidak Setuju 2= Tidak Setuju 3=Ragu-Ragu 4=Setuju 5=Sangat Setuju Kejujuran Karyawan

1. Karyawan tidak melakukan kecurangan dalam bekerja 2. Karyawan dapat

mengungkapkan keinginan atau pendapatnya terhadap pekerjaan yang diberikan 3. Karyawan dapat

mengungkapkan kesulitan yang dihadapi saat bekerja

1= Sangat Tidak Setuju 2= Tidak Setuju 3=Ragu-Ragu 4=Setuju 5=Sangat Setuju

Inisiatif 1. Karyawan mampu mengembangkan ide atas pekerjaanya

2. Karyawan mampu melakukan pekerjaannya tanpa diperintah oleh atasan 3. Karyawan bersikap mandiri

dalam menyelesaikan pekerjaanya 1= Sangat Tidak Setuju 2= Tidak Setuju 3=Ragu-Ragu 4=Setuju 5=Sangat Setuju

Kehadiran 1. Karyawan datang tepat pada waktunya

2. Karyawan disiplin atas absensi kehadiran 3. Target kehadiran tinggi

1= Sangat Tidak Setuju

2= Tidak Setuju 3=Ragu-Ragu 4=Setuju

(9)

5=Sangat Setuju

Sikap dan Etika Kerja

1. Karyawan memiliki

pemahaman terhadap tugas dalam hubungan kerja dengan lingkungan kerja 2. Karyawan mampu

memahami tugas dan bisa berkoordinasi dengan rekan kerja

3. Memiliki hubungan baik antar rekan kerja

1= Sangat Tidak Setuju 2= Tidak Setuju 3=Ragu-Ragu 4=Setuju 5=Sangat Setuju

Kerjasama 1. Karyawan dapat bekerja sama dengan baik secara berkelompok

2. Terjalin kerjasama yang baik

3. Karyawan mampu bekerja dalam tim dan mampu menyelesaikan tugas dengan bersama 1= Sangat Tidak Setuju 2= Tidak Setuju 3=Ragu-Ragu 4=Setuju 5=Sangat Setuju

Kehandalan 1. Pekerjaan dapat

diselesaikan dengan tepat waktu

2. Mampu menyelesaikan secara individu

3. Pekerjaan individu sangat diandalkan pimpinan 1= Sangat Tidak Setuju 2= Tidak Setuju 3=Ragu-Ragu 4=Setuju 5=Sangat Setuju Pengetahuan Tentang Pekerjaan

1. Dapat menguasai system prosedur pekerjaan 2. Mampu menguasai tugas

yang diberikan

3. Memahami prosedur yang yang sudah ditetapkan

1= Sangat Tidak Setuju 2= Tidak Setuju 3=Ragu-Ragu 4=Setuju 5=Sangat Setuju Tanggung Jawab

1. Tanggung jawab yang tinggi atas setiap pekerjaan dengan segala resiko yang ada 2. Pimpinan ikut serta dalam

bertanggung jawab atas setiap pekerjaan 3. Karyawan mampu 1= Sangat Tidak Setuju 2= Tidak Setuju 3=Ragu-Ragu 4=Setuju 5=Sangat Setuju

(10)

menyelesaikan tugas yang diberikan secara maksimal sesuai dengan petunjuk dari atasan

3.6 Validitas dan Reliabilitas 3.6.1 Validitas

Menurut Arikunto, “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesalahan suatu instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian yang valid mempunyai validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.”12

Berdasarkan definisi tersebut maka dapat peneliti simpulkan bahwa uji validitas ini berguna untuk mengetahui apakah suatu indikator yang berupa pertanyaan berada pada variabel yang tepat. Suatu penelitian dianggap mempunyai validitas yang tinggi jika instrumen pengukurannya benar-benar mengukur konsep penelitian yang dimaksud atau dikehendaki, dan konsep diukur secara akurat.

Untuk melahirkan definisi, maka diperlukan teori-teori. Dalam hal ini Sutrisno Hadi menyatakan bahwa “bila bangunan teorinya benar, maka hasil pengukuran dengan alat ukur (instrumen) yang berbasis pada teori itu sudah dipandang sebagai hasil yang valid”.13

12 Sugiarto, Teknik Sampling, PT Gramedia Pustaka Umum, Jakarta hal 73

(11)

Validitas alat pengukur diuji dengan menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total dengan menggunakan rumus teknik korelasi product moment Pearson.

Rumus yang digunakan untuk mengukur validitas butiran pertanyaan adalah menggunakan rumus product moment Pearson:14

r =

𝑛 Ʃ𝑥𝑦−(Ʃ𝑥)(Ʃ𝑦)

√{𝑁Ʃ𝑥

2

−(Ʃ𝑥)

2

}{𝑁Ʃ𝑦

2

–(Ʃ 𝑦)2}

keterangan :

r : Koefisien korelasi N: Jumlah subyek penelitian X: Skor pada tiap butir Y: Skor pada seluruh butir

Cara penilaian validitas dengan membandingkan nilai korelasi product

moment antara skor tiap butir dan skor total (sebagai hitung) dengan

r-tabel. Butir pertanyaan dikatakan valid apabila nilai r-hitung lebih besar dari r-tabel.

14Husein Umar, 2002, Metode Riset Komunikasi Organisasi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal: 128.

(12)

Table 3.3

Uji Validitas Variabel Iklim Komunikasi Organisasi PT. Angkasa Pura II (Persero).

No Item Pertanyaan

Hasil Uji Validitas Keterangan

1 X1 0,411 VALID 2 X2 0,606 VALID 3 X3 0,694 VALID 4 X4 0,398 VALID 5 X5 0,705 VALID 6 X6 0,427 VALID 7 X7 0,519 VALID 8 X8 0,611 VALID 9 X9 0,592 VALID 10 X10 0,538 VALID 11 X11 0,669 VALID 12 X12 0,530 VALID 13 X13 0,707 VALID 14 X14 0,397 VALID 15 X15 0,671 VALID

Hasil perhitungan uji validitas pada setiap pertanyaan yang telah diuji coba pada 30 reponden menunjukan hasil lebih besar atau sama dengan 0,30 (≥ 0,30) maka dapat disimpulkan bahwa 15 pertanyaan untuk variabel X adalah valid.

Table 3.4

Uji Validitas Variabel Kinerja Karyawan No Item

Pertanyaan

Hasil Uji Validitas Keterangan

1 Y1 0,684 VALID 2 Y2 0,680 VALID 3 Y3 0,588 VALID 4 Y4 0,339 VALID 5 Y5 0,462 VALID 6 Y6 0,681 VALID

(13)

7 Y7 0,743 VALID 8 Y8 0,561 VALID 9 Y9 0,445 VALID 10 Y10 0,313 VALID 11 Y11 0,314 VALID 12 Y12 0,528 VALID 13 Y13 0,468 VALID 14 Y14 0,356 VALID 15 Y15 0,414 VALID 16 Y16 0,475 VALID 17 Y17 0,330 VALID 18 Y18 0,325 VALID 19 Y19 0,484 VALID 20 Y20 0,787 VALID 21 Y21 0,684 VALID 22 Y22 0,554 VALID 23 Y23 0,667 VALID 24 Y24 0,453 VALID 25 Y25 0,349 VALID

Hasil perhitungan uji validitas pada setiap pertanyaan yang telah diuji coba pada 30 reponden menunjukan hasil lebih besar atau sama dengan 0,30 (≥ 0,30) maka dapat disimpulkan bahwa 25 pertanyaan untuk variabel Y adalah valid.

3.6.2 Reliabilitas

Reliabilitas adalah, “Keterandalan indikator. Maksud dari keterandalan tersebut yaitu ketika indikator atau pengukuran yang digunakan reliable atau reliabilitasnya 10 tinggi, berarti indikator ini apabila diulang kembali penelitiannya akan memberi hasil akhir yang sama.”15Berdasarkan definisi tersebut maka dapat

15 Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi: Dilengkapi Contoh Analisis Staistik. PT.Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000, hal.139

(14)

peneliti simpulkan bahwa reliabilitas merupakan bentuk penilaian kehandalan sebuah nilai dari indikator yang diteliti.

Menurut Kenneth D. Bailey yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto, menyatakan bahwa : Reliabilitas merupakan tingkatan sejauhmana pengukuran yang dilakukan memperoleh hasil yang konsisten (antar waktu, antar pengamat, antar indikator, dsb), sehingga dengan kata lain reliabilitas merupakan the consistency of a

measure16.

Berdasarkan definisi tersebut maka dapat peneliti simpulkan bahwa reliabilitas sebuah pertanyaan yang reliabel, mungkin saja tidak valid, namun jika sebuah pertanyaan tidak reliable maka pastilah tidak valid. Hal ini berarti reliabilitas merupakan kondisi penting bagi validitas.

Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukan konsistensi suatu alat pengukur dalam mengukur gejala yang sama. Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan memberikan hasil pengukuran yang konsisten. Pada alat pengukur pada fenomena fisik seperti berat dan panjang badan, konsistensi hasil pengukuran bukanlah hal yang sulit dicapai. 17

Akan tetapi untuk mengukur permasalahan bisnis yang mencakup fenomena sosial seperti sikap, opini, persepsi, pengukuran yang konsisten agak sulit dicapai. Reliabilitas instrumen adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Reliabilitas alat ukur

16 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta, 1998, hal 46.

17 Husein Umar, Metode Riset Komunikasi Organisasi, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002, Hal 108.

(15)

digunakan untuk mengukur alat ukur atau kuesioner, sehingga relianilitas yang digunakan adalah dengan menggunakan cronbachalpha.

Standar yang digunakan dalam menentukan reliabel dan tidaknya suatu instrumen penelitian umumnya adalah perbandingan antara nilai r hitung dengan r

tabel pada taraf kepercayaan 95% atau tingkat signifikansi 5%. Apabila dilakukan

pengujian reliabilitas dengan metode Alpha Cronbach, maka nilai r hitung diwakili oleh nilai alpha. Menurut Santoso, apabila nilai r hitung lebih besar dari r tabel dan alpha hitung bernilai positif, maka suatu instrumen penelitian dapat disebut reliabel.

Tingkat reliabilitas dengan metode Alpha Cronbach diukur berdasarkan skala alpha 0 sampai 1, apabila skala tersebut dikelompokan ke dalam lima kelas range yang sama, maka ukuran kemampuan alpha dapat diinterpretasikan sebagai berikut :

Table 3.5

Tingkat Reliabilitas berdasarkan nilai alpha

Alpha Tingkat Reliabilitas

0,00-0,20 >0,20-0,40 >0,40-0,60 >0,60-0,80 0,80-1,00 Kurang Reliabel Sedikit Reliabel Cukup Reliabel Reliabel Sangat Reliabel

Cara yang digunakan untuk mendapatkan nilai alpha pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan alat bantu software SPSS 22 melalui sub menu Reliability

(16)

Tabel 3.6 Reliability Statistics Variabel X Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .847 15 Table 3.7 Reliability Statistics Variabel Y Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .871 25

Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada nilai Cronbach's Alpha. Dapat diketahui Cronbach's Alpha untuk variabel X sebesar 0,847 dan variabel Y sebesar 0,871. Karena hasil nilai uji reliabilitas untuk variabel X berada direntang yang sama dengan variabel Y yaitu 0,80-1,00 maka dapat disimpulkan alat ukur pada kueisioner sangat reliable.

3.7 Teknik Pengumpulan Data

1. Data Primer, pengumpulan data primer didapat dari hasil jawaban responden yang dikumpulkan dan dianalisis secara khusus terhadap daftar pertanyaan (kuesioner) yang disebarkan kepada karyawan

Aviation Security “ AVSEC” PT Angkasa Pura II, Bandara

(17)

2. Data Sekunder adalah data yang didapatkan dan disimpan oleh orang lain yang biasanya merupakan data masalalu atau historical18. Atau studi kepustakaan dilakukan untuk memperoleh data sekunder, yang dapat digunakan sebagai referensi penelitian dan menunjang pengumpulan data. Penelitian mengambil data melalui buku-buku, internet, data perusahaan, hasil penelitian sebelumnya dan literature yang mendukung jalannya penelitian yang dilakukan.

3.8 Teknik Analisa Data

Peneliti menggunakan metode analisis kuantitatif. Yang dimaksud analisis kuantitatif adalah suatu metode analisis data yang berdasarkan angka-angka perhintungan untuk mengetahui adanya hubungan serta pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi terhadap kinerja karyawan. Analisis data dilakukan setelah peneliti mengumpulkan seluruh data dan informasi yang diperlukan dalam suatu penelitian.

Pilihan jawaban atas setiap pertanyaan akan menggunakan skala likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instsrumen yang dapat berupa pertanyaan

18 Dermawan Wibisono, 2003, Riset Bisnis Panduan bagi Praktisi dan Akademis, Gramedia, Jakarta, hal : 119

(18)

maupun pernyataan19. Dimana pengujian hipotesis ini dilakukan dengan kriteria sebagai berikut : Table 3.8 Alternative Jawaban Skor Sangat setuju 5 Setuju 4 Ragu-ragu 3 Kurang setuju 2 Tidak setuju 1

1. Uji Koefisien Product Moment

Uji koefisiensi korelasi product moment digunakan untuk menentukan suatu besaran yang menyatakan bagaimana kuat lemahnya hubungan suatu variabel dengan variabel lain tanpa mempersoalkan apakah suatu variabel tertentu tergantung kepada variabel lain.20 Uji koefisiensi product moment yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara variabel iklim komunikasi organisasi dengan variabel kinerja karyawan. Dengan uji korelasi dapat diketahui kuat atau lemahnya hubungan antara faktor iklim komunikasi organisasi (variabel X) dengan faktor kinerja karyawan (variabel Y). Rumus yang digunakan untuk menghitung koefisien korelasi product moment adalah sebagai berikut :

19 Sugiono. Metode Penelitian Administrasi. CV.Alfabeta. Bandung.2001 hal 91

20Husein Umar. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. 1991. Jakarta : Remaja Rosdakarya. Hal 169

(19)

Keterangan :

r : Koefisien korelasi

n : Jumlah individual sampel X : Angka mentah untuk variable X Y : Angka mentah untuk variable Y

Dari kedua variabel tersebut dapat diukur dengan suatu nilai yang disebut “koefisien korelasi”, nilai koefisien korelasi ini paling sedikit/kecil -1 dan paling besar adalah 1.

Untuk memudahkan proses perhitungan tersebut saat ini peneliti dapat menggunakan program komputer dengan metode statistik, yaitu dengan Statistical Program for Social Service (SPSS V.22) for Windows. Dalam memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil uji tersebut besar atau kecil dapat digunakan pedoman pada interprestasi koefisien korelasi sebagai berikut21:

21Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis. 1999. Bandung : Alfabeta. Hal 216

 



 

 

2

2

2

2

n

XY

X

Y

r

n

X

X

n

Y

Y

(20)

Tabel 3.9

Tingkat Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00-0,199 Sangat rendah 0,20-0,399 Rendah 0,40-0,599 Sedang 0,60-0,799 Kuat 0,80-1,000 Sangat kuat 2. Uji Regresi

Dalam pembahasan skripsi ini peneliti menggunakan analisis data statistic dengan menggunakan Regresi Linier Sederhana. Sugiyono mengemukakan: persamaan regresi dapat digunakan untuk melakukan prediksi seberapa tinggi nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dimanipulasi (dirubah-rubah).22

Menurut Sugiyono antara uji korelasi dengan uji regresi keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat. Setiap uji regresi pasti ada uji korelasinya, tetapi uji korelasi belum tentu dilanjutkan dengan uji regresi. Uji korelasi tidak dapat dilanjutkan dengan uji regresi apabila nilai korelasi antara dua variabel tidak mempunyai hubungan kausal atau sebab akibat atau

(21)

hubungan fungsional. Uji regresi dapat dilakukan bila terdapat hubungan antar dua variabel yang berupa kausal atau fungsional, rumus uji regresi adalah sebagai berikut23 :

Y = a+bX

Keterangan :

Y = Variabel tidak bebas atau nilai yang diprediksi X = Variabel Bebas yang mempunyai nilai tertentu A = Nilai intercept (konstan) atau harga Y bila X = 0 B = Koefisiensi regresi

Untuk mengetahui nilai a dan nilai b, dapat dihitung dengan menggunakan rumus : 𝒂 =∑𝐘 (∑𝐗𝟐) − ∑𝑿 ∑𝑿𝒀 𝐧 ∑𝐗𝟐− (∑𝑿)² 𝐛 =𝐧∑𝐗𝐘 − ∑𝐗 ∑𝐗𝐘 𝐧∑𝐗𝟐− (∑𝑿)² 3. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang memungkinkan keputusan untuk menolak atau tidak menolak hipotesis yang sedang dipersoalkan atau diuji, berdasarkan tingkat keyakinan yang telah ditentukan. Dasar pengambilan keputusan bahwa suatu hipotesis dapat diterima atau ditolak adalah dengan melihat probabilitasnya (nilai signifikansi) serta

23Ibid. Hal 203

(22)

perbandingan antara t hitung dengan t tabel, serta nilai t pada uji T. Nilai statistik tabel diambil dari nilai df atau degree of freedom dengan tingkat signifikansi alpha 5%.

Tabel 3.10

Kategori Uji Hipotesis Penelitian

Kategori Deskripsi

Ho diterima (tidak ada pengaruh) Probabilitas > 0,05 t hitung < t tabel Ho ditolak (ada pengaruh) Probabilitas < 0.05

t hitung > t tabel

(Sumber : Singgih Santoso, Mengatasi Berbagai Masalah Statistik dengan SPSS)

Dari uji T atau Ttest akan didapat Thitung dan nilai signifikansinya (probabilitas). Jika nilai lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi menunjukkan Ho ditolak, Ha diterima yang artinya ada suatu pengaruh.

3.9 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

(23)

- Ho = Tidak terdapat Pengaruh antara Iklim Komunikasi PT. Angkasa Pura II (Persero) terhadap Kinerja Karyawan Aviation Security Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

- Ha = Terdapat Pengaruh antara Iklim Komunikasi PT. Angkasa Pura II (Persero) terhadap Kinerja Karyawan Aviation Security Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Gambar

Tabel 3.6  Reliability Statistics  Variabel X  Reliability Statistics  Cronbach's  Alpha  N of Items  .847  15  Table 3.7  Reliability Statistics  Variabel Y  Reliability Statistics  Cronbach's  Alpha  N of Items  .871  25
tabel diambil dari nilai df atau degree of freedom dengan tingkat signifikansi  alpha 5%

Referensi

Dokumen terkait

Bahaya spesifik Seperti sebagian besar bahan organik dalam bentuk serbuk, toner dapat membentuk campuran debu dan udara yang mungkin meledak bila terdispersi secara halus di

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola bakteri aerob pada sputum penderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di Poliklinik Paru RSUP Prof.. Jenis penelitian

Mampu memahami dan menjelaskan Definisi , prinsip Kerja dan Tahapan metode kerja, penggolongan dari Kriteria: Rubik Deskriptif Bentuk Non Test: Penilaian

Kemudian pada bab 3 (tiga) membahas tentang hasil kegiatan kerja praktik, didalam bab ini akan membahas tentang kegiatan kerja praktik pada PT Asuransi Jiwa

Inggris Bisnis untuk Garmen 3 Bahasa

Puri merupakan tempat tinggal untuk kasta Ksatria yang memegang pemerintahan Umumnya menempati bagian kaja kangin di sudut pempatan agung di pusat desa.. Puri umumnya

b) Implementansi kebijakan pengurangan risiko bencana. Dimana potensi kerentanan akan lebih banyak berbicara tentang aspek teknis yang berhubungan dengan dimensi