• Tidak ada hasil yang ditemukan

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman : 323-331

323

ANAK CEREBRAL PALSY N

SANG JUARA DESAIN KOMUNIKASI VISUAL (Studi Deskriptif Kualitatif di SMK Negeri 4 Padang)

Oleh AL-RUMBY

ABSTRAK

The background of this study was the presence of cerebral palsy children with the initials N school at SMK Negeri 4 Padang. Children have distractions and obstacles in body function that is the stiffness in the hands and the movement can not be controlled without children. With all the shortcomings that are owned by the child, N cerebral palsy, he was still able to carve a remarkable achievement in the academic and non-academic, namely in the field of visual communication design. But the achievements are still many obstacles that he faced in the absence of which a special assistant teachers (GPK) and there is no means of helping children to attend classes and practice with the condition of his son having trouble to write notes and take exams. So that the constraints experienced by the child, then the efforts of schools that provide laptops means to help the child to take the test and the teacher gave the theory of special treatment such as extra time to complete the task to ank and training.

Kata Kunci: Anak Cerebral Palsy; Cara Belajar; Prestasi

Pendahuluan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang dibutuhkan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Anak Cerebral palsy adalah suatu keadaan yang ditandai dengan buruknya pengendalian otot, kekakuan, kelumpuhan dan gangguan fungsi saraf lainnya. Menururt Hallahan & Kauffman (1991: 347) mengatakan bahwa cerebral palsy merupakan bagian dari sindroma yang meliput disfungsi ( tidak berfungsi) motorik, disfungsi psikologis, kejang dan gangguan tingkah laku yang disebabkan oleh kerusakan otak.

(2)

E-JUPEKhu

(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

Volume 3, nomor 3, September 2014

Berdasarkan grandtour yang peneliti lakukan di SMKN 4 Padang pada tanggal 30 September sampai 10 Oktober 2014, penulis menemukan anak dengan gangguan fisik motorik dengan spesifikasi cerebral palsy tipe spastic yang kini duduk di kelas XI DKV A dan anak

cerebral palsy ini berinisial N. Anak mengalami kelainan fisik dan motoriknya, hal ini terlihat

pada saat berjalan, dimana kaki bagian kanan anak berjalan dengan jinjit dan diseret. Selain itu tangan kanan anak mengalami kekakuan dan sesekali gerakannya tersentak-sentak dan tidak dapat dikontrol. Kekakuan yang dimiliki oleh anak ini mengakibatkan anak kesulitan untuk menggunakan pensil dan peralatan lainnya yang berhubungan dengan jurusan anak.

Dengan segala hambatan dari kondisi fisik dan motorik, anak cerebral palsy N tetap mampu mengukir prestasi yang membanggakan. Hal ini terbukti anak telah beberapa kali mengikuti lomba Desain Komunikasi Visual, Pada saat anak masih menduduki bangku SMP selain prestasi anak cerebral palsy N di bidang akademik anak juga memilki prestasi di luar akademik yaitu anak telah bebarapa kali mengikuti lomba Design Grafis Komputer diantaranya mendapatkan juara 1 pada lomba Design Grafis Komputer (Gebyar PK-LK ) tingkat kabupaten/kota pada tahun 2011. Kemudian anak cerebral palsy N juga mnegikuti lomba Design Grafis Komputer (Gebyar PK-LK ) tingkat Provinsi pada tahun 2011 dan mendapatkan juara 1. Masih pada tahun yang sama anak cerebral palsy N juga mengikuti lomba yang sama yaitu lomba Design Grafis Komputer tingkat nasional yang diadakan di Yogyakarta, tetapi sayang sekali pada lomba kali ini anak tidak mendapatkan juara. Prestasi yang diraih anak

cerebral palsy N tidak berhenti hanya pada bangku SMP, tetapi juga berlanjut disaat anak

cerebral palsy N bersekolah di salah satu SMK inklusi di kota Padang yaitu SMK Negeri 4

Padang. Walaupun di SMK tidak terdapat GPK yang mendampingi, anak cerebral palsy N tetap mampu bertahan untuk dapat mengukir prestasi. Selama anak cerebral palsy N bersekolah di SMK Negeri 4 Padang ia juga mengikuti lomba pembuatan poster yang diadakan oleh BKKBN yaitu lomba tingkat provinsi dan ia pun mendapatkan juara I. Setelah mengikuti lomba tersebut anak juga mengikuti lomba yang sama tetapi pada tingkat yang berbeda yaitu tingkat nasional yang dilaksanakan di Jakarta pada bulan November tahun 2012. Dimana lomba yang diadakan tersebut terbuka untuk umum, tidak dikhususkan bagai anak-anak berkebutuhan khusus. Artinya anak cerebral palsy N dapat berkompetisi dan bersaing dengan anak-anak normal lainnya.

(3)

E-JUPEKhu

(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

Volume 3, nomor 3, September 2014

Metodologi Penelitian

Penelitian yang berbahasa untuk mengungkapkan dan memahami kenyataan yang ada pada lapangan berhubungan Anak Cerebral Palsy N Sang Juara Desain Komunikasi Visual di SMKN 4 PAdang. Jenis penelitian yang dipergunakan yaitu penelitian deskriptif kualitatif. Arikunto (2006:65) mengatakan penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan ”apa adanya” tentang suatu variabel, gejala atau keadaan. Selanjutnya Fathoni (2006:89), mengungkapkan penelitian yang bermaksud mengadakan pemeriksaan dan mengadakan pengukuran-pengukuran terhadap gejala tertentu. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah anak cerebral palsy yang berinisial N. Yang menjadi sumber data utama dalam penelitian ini adalah anak cerebral palsy N yang belajar di kelas XI DKV A dan sumber data penunjang dalam perolehan data adalah guru kelas, guru mata pelajaran, kepala sekolah, teman-teman sekelas dan orang tua anak cerebral palsy N. Untuk metode pengumpulan data ini peneliti langsung mengamati kelapangan untuk mendapatkan sejumlah data yang diperlukan. Teknik-teknik yang peneliti gunakan adalah Observasi, Wawancara, Studi Dokumentasi. Analisis data menurut Sugiyono (2011:89) adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentansi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih nama yang penting dan yang perlu dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Hasil Penelitian

Pada bagian ini peneliti akan mendeskripsikan hasil pengumpulan data yang dilaksanakan di SMKN 4 Padang khususnya pada pelaksanan proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah. Pengambilan data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi observasi, wawancara dan didukung dokumentasi foto yang berisikan tentang cara belajar anak cerebral palsy N, kendala-kendala yang dihadapi oleh anak cerebral palsy N sela telaksananya proses pembelajaran,, usaha yang dilakukan untuk menghadapi kendala yang ada serta dokumentasi dari karya-karya yang telah dihasilkan oleh anak cerebral palsy N. Yang menjadi sumber informasi terdekat diperoleh dari Kepala Sekolah, guru mata pelajaran, teman-teman anak cerebral palsy N dan orang tua. Untuk menjaga kerahasiaan

(4)

E-JUPEKhu

(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

Volume 3, nomor 3, September 2014

responden, data yang diperoleh melalui observasi berbentuk catatan lapangan selanjutnya disingkat CL. Melalui wawancara berbentuk catatan wawancara selanjutnya disingkat dengan CW, dan didukung dokumentasi foto dan dideskripsikan berdasarkan permasalahan yang diajukan dalam fokus penelitian tentang anak cerebral palsy N sang juara desain komunikasi visual di SMKN 4 Padang.

Dalam pembelajaran yang berlangsung di kelas XI DKVA anak memiliki gaya belajar sendiri. Dimana dalam pembelajaran di kelas DKV terdapat pembelajaran yang bersifat teori dan praktek. Dalam pembelajaran yang bersifat teori guru melakukan pengajaran tanpa menggunakan media pelajaran yang menaraik perhatian siswa. Anak

cerebral palsy N saat belajar teori hanya menyimak guru menjelaskan di depan, hal itu

tidak berlangsung lama, karena anak cerebral palsy N mudah merasa bosan. Tetapi jika anak

cerebral palsy N mengikuti ujian teori anak mampu menyelesaikannya. Karena saat guru

menerangkan pelajaran anak cerebral palsy N akan menyimak materi –materi yang penting dan anak dapat mengingat materi pelajaran yang dijelaskan oleh guru walaupun anak tidak terlalu memperhatikan penjelasan guru.

Dengan kondisi fisik anak yang memiliki kelainan, anak mengalami kesulitan dalam kegiatan pembelajaran seharai-hari. Seperti pada pelajaran teori, anak cerebral palsy N memiliki kesulitan dalam hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan yang menggunakan keluwesan tangan, seperti anak mengalami kesulitan dalam menulis materi pelajaran yang telah diberikan oleh guru. Hal ini terjadi karena tangan anak mengalami kekakuan dan gerakannya tersentak-sentak yang tidak dapat dikontrol oleh anak cerebral palsy N. Selain mencatat materi yang telah diterangkan oleh guru, anak juga mengalami kesulitan dalam mengikuti ujian teori yang diberikan oleh guru. Tetapi anak cerebral palsy N tetap mampu melewati kesulitan atau hambatan yang ada. Dimana agar anak tetap dapat membaca ulang materi yang telah diterangkan oleh guru, anak memilih untuk meminjam catatan teman yang nantinya akan difotocopy oleh anak. Dalam kegiatan ujian teori yang dilaksanakan di sekolah, anak cerebral palsy N difasilitasi oleh pihak sekolah untuk membantu anak

cerebral palsy N dapat menyelesaikan ujian. Pihak sekolah memfasilitasi anak cerebral

palsy N dengan laptop agar anak dapat mengetik jawaban dari soal ujian yang sedang diikuti oleh anak cerebral palsy N.

(5)

E-JUPEKhu

(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

Volume 3, nomor 3, September 2014

Anak cerebral palsy N sangat tertarik dengan pelajaran yang bersifat praktek. Dalam jurusan desain komunikasi visual terdapat mata pelajaran nirmana datar, gambar teknik, gambar bentuk, sketsa, fotographi, dan DKV. Dimana pada seluruh mata pelajaran praktek di urusan DKV membutuhkan keluwesan tangan dalam penyelesaiannya. Dalam menyelesaikan latihan dan tugas pada pelajaran praktek anak memiliki kesulitan dalam penyelesaianya. Tetapi dengan segala hambatan yang dimiliki oleh anak, anak tetap mampu menyelesaikannya, ia akan berusaha semampunya mengerjakan latihan dan tugas yang diberikan oleh guru. Guru juga memberikan perlakuan khusus kepada anak cerebral palsy

N, perlakuan khusus yang diberikan oleh guru berupa pemberian waktu tambahan bagi anak

cerebral palsy N dalam menyelesaikan tugas dan latihan serta ujian. Bagi anak cerebral

palsy N guru tidak membatasi waktu bagai anak untuk menyelesaikan latihannya, jika untuk

siswa lain guru memberikan batas waktu pengerjaan satu jam, maka khusus anak cerebral palsy N anak diberikan kebebasan waktu untuk mengerjakannya.

Selain itu guru juga memberikan penilaian khusus terhadap karya yang telah dihasilkan oleh anak. Untuk anak cerebral palsy N guru tidak menuntut kesempurnaan, tetapi anak sudah mau berusaha untuk mengerjakannya, itu sudah merupakan suatu nilai bagi guru.

Jika anak cerebral palsy N dalam belajar praktek melihat sesuatu yang menarik perhatiannya, maka anak cerebral palsy N akan memperhatikan secara detail guru mengerjakannya, dan setelah anak telah paham bagaiman tata cara pengerjaanya, anak

cerebral palsy N akan mencoba sendiri untuk membuatnya, dan saat anak merasa ada hal

yang tidak ia mengerti maka ia akan bertanya langsung kepada guru atau teman-temannya. Di sekolah anak cerebral palsy N memiliki banyak teman, hal ini disebakan anak memilki rasa percaya diri yang bagus dan anak tidak malu dengan kondisi fisik yang dimilikinya. Sehingga anak mudah mendekatkan diri dengan lingkungannya baik dengan para guru juga dengan siswa-siswa yang ada di sekolah. Tetapi walaupun anak bersekolah di SMK inklusi masih terdapat siswa-siswa lain yang mengejek dan mengolok-olokan bagaimana cara berjalan dan bicara anak.

Pembahasan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang peneliti lakukan untuk melihat bagaimana cara belajar anak cerebral palsy N dan kendala yang dihadapinya serta usaha yang dilakukan

(6)

E-JUPEKhu

(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

Volume 3, nomor 3, September 2014

untuk menghadapi kendala yang ada dan diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi, selanjutnya dilakukan pembahasan yang dikaitkan dengan teori- teori yang relevan untuk menjawab penelitian bahwa: untuk meraih prestasi yang dimiliki oleh anak cerebral palsy N maka ia harus mengikuti satu proses kehidupan yaitu belajar.. Hal ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Slameto (2010:2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Oleh karena itu setiap manusia akan melalui tahap belajar dalam kehidupannya. Sama halnya dengan anak cerebral palsy N yang bersekolah di SMK Negeri 4 Padang yang memilki prestasi membanggakan di bidang desain komunikasi komputer. Anak cerebral

palsy N juga akan melewati tahap belajar salah satunya pembelajaran yang anak cerebral

palsy N ikuti di sekolah. Dalam mengikuti pembelajran setiap individu akan memilki

caranya sendiri.

Cara belajar anak cerebral palsy N berbeda dengan teman-teman lainnya. Anak

cerebral palsy N mempunyai cara belajar sendiri. Anak cerebral palsy N tidak pernah

menulis catatan yang diberikan oleh guru. Anak cerebral palsy N tidk pernah menulis tetapi anak akan bertanya jika ada pelajaran yang tidak ia mengerti. Anak cerebral palsy N hanya menyimak penjelasan materi yang diterangkan oleh guu, anak cepat merasa bosan jika medengarkan guru menerangkan pelajaran di depan kelas. Tetapi anak cerebral palsy N

memilki daya tangkap yang cepat terhadap sesuatu misalnya pelajaran. Walaupun anak karang memperhatikan guru menerangkan pelajaran di kelas tetapi anak dapat dengan cepat menangkap pelajaran yang diterangkan oleh guru dan anak cerebral palsy N juga aktif bertanya kepada guru dan teman-temannya mengenai pelajaran yang tidak anak cerebral

palsy N mengerti, baik pada jam pelajaran berlangung maupun di luar jam pelajaran.

Karena anak cerebral palsy N mempunyai prinsip-prinsip dan cara belajar siswa aktif. Hal ini sesuai dengan pendapat Tim penyusun bahan ajar Belajar dan Pembelajaran (2008:95) sebagai berikut : Setiap murid belajar sesuai dengan kecepatannya masing-masing. Memiliki keberanian untuk mewujudkan minat, keinginan yang ada pada dirinya. Peserta didik berperan aktif dalam belajar, kreatif dan kerja keras.

(7)

E-JUPEKhu

(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

Volume 3, nomor 3, September 2014

Kemampuan anak cerebral palsy N untuk menghasilkan sebuah karya dan dapat memenangkan suatu lomba juga dipengaruhi oleh tingkat kecerdasan dan kemampuan anak tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Hardman dalam Assjari (1995: 68) tingkat kecerdasan anak cerebral palsy berentang, mulai dari tingkat yang paling dasar yaitu gifted. Sebagian cerebral palsy, sekitar 45% mengalami keterbelakangan mental dan 35 % lagi mempunyai tingkat kecerdasan normal dan di atas rata-rata. Dan sisanya memilki kecerdasan dibawah rata-rata. Hal ini sejalan dengan teori yang ada dimana anak cerebral

palsy N termasuk ke dalam anak cerebral palsy yang memiliki kecerdasan normal. Dengan

kecerdasan yang dimiliki oleh anak cerebral palsy N semakin mendukung anak cerebral

palsy N untuk menghasilkan prestasinya. Di sekolah anak cerebral palsy N dapat mengikuti

pelajaran dan dapat mengikuti ujian dengan baik. Dan anak cerebral palsy N juga mendapatkan nilai yang memuaskan.

Dalam mengikuti ujian di sekolah anak cerebral palsy N memilki cara tersendiri. Karena tangan anak cerebral palsy N mengalami kekakuan dan kejang, pihak sekolah memberikan fasilitas laptop kepada anak cerebral palsy N untuk mempermudah anak

cerebral palsy N menuliskan jawaban dari soal ujian. Anak cerebral palsy N hanya perlu

mengetik jawaban dari soal ujian yang diberikan oleh guru. Pemberian laptop untuk memudahkan anak cerebral palsy N dalam mengikuti ujian sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sumekar (2009:194) yaitu : alat bantu bagi anak ganguan fisik motorik untuk belajar salah satunya pemberian akses dalam pendidikan, adalah hubungannya dengan penggunaan alat-alat bantu teknologi. Penggunaan alat bantu merupakan salahsatu bentuk perlakuan khusus yang diberikan oleh guru dan pihak sekolah kepada anak cerebral palsy N. Selain itu perlakuan khusus yang juga diberikan oleh guru kepada anak adalah adanya tambahan waktu dalam pengerjaan tugas, latihan dan ujian serta adanya penilaian khusus kepada hasil yang telah dikerjakan oleh anak cerebral palsy N.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas di atas, dapat disimpulkan bahwa anak

cerebral palsy N dalam menerima pelajaran dari guru lebih mendengar dan meyimak

pelajaran yang disampaikan, anak cerebral palsy N akan mengingat materi yang penting dari penjelasan guru. Selain itu anak cerebal palsy juga belajar menggunakan indra penglihatannya, seperti saat anak cerebral palsy N melihat suatu desain yang menarik maka

(8)

E-JUPEKhu

(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

Volume 3, nomor 3, September 2014

anak cerebral palsy N akan memperhatikan guru atau teman yang sedang mengerjakannya. Setelah itu nantinya anak akan belajar sendiri bagaimana cara mendesain produk tersebut. Untuk pelajaran praktek akan cerebral palsy N memiliki kemauan yang kuat, anak akan berusaha semampu yang ia bisa untuk mengerjakan tugas dan latihan prakteknya.

Kendala yang ditemui oleh anak cerebral palsy N selama proses pembelajaran diantaranya anak mengalami kesulitan dalam mengerjakan pelajaran praktek yaitu seperti menggambar sketsa, nirmana datar, gambar bentuk dan fotographi. Serta dengan kondisi tangan anak cerebral palsy N yang kaku menyulitkan anak untuk menyalin materi pelajaran danmengikuti ujian yang diberikan oleh guru.

Adapun usaha yang dilakukan untuk mengurangi hambatan yang dihadapi oleh anak

cerebral palsy N adalah guru memberikan perlakuan khusus dan pertimbangan khusus bagi

anak anak cerebral palsy N dalam mngerjakan tugas, latihan dan ujian, baik itu berupa penambahan waktu dan adanyakriteria penilaian khusus.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas dapat diberikan saran sebagai berikut: dalam pembelajaran kedepan alangkah lebih baiknya jika guru lebih membimbing anak cerebral

pasly N dalam poses pembelajaran. Karena sejauh yang peneliti amati guru hanya sebatas

menjalankan tugasnya untuk mengajar. Jika anak cerebral palsy N medapatkan perhatian lebih dari guru maka anak akan dapat menghasilkan karya-karya yeng lebih baik lagi. Selain itu alangkah lebih baiknya lagi untuk kedepannya di SMK Negeri 4 Padang memiliki guru pendamping khusus (GPK). Karena setiap anak berkebutuhan khusus (ABK) memilki kebutuhan atau cara belajar yang berbeda dengan siswa-siswa lainnya. Karena itu setiap ABK yang berada di SMKN 4 Padang membutuhkan GPK agar seluruh ABK yang ada mendapatkan perhatian dan penanganan yang tepat.

Daftar Rujukan

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosesdur Penelitian. Jakarta: PT Rinaka Cipta

Assjari, Musjafak. 1995. Ortopedagogik Anak Tuna Daksa. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Soemantri, Sutjihati. 2006. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama Sumekar, Ganda. 2009. Anak Berkebutuhan Khusus. Padang: UNP Press.

(9)

E-JUPEKhu

(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

Volume 3, nomor 3, September 2014

Referensi

Dokumen terkait

Populasi adalah Data sekunder laporan keuangan pada Perusahaan Daerah Air Minum Kota Sukabumi, dalam suatu penelitian tidak mungkin semua populasi diteliti karena

Salah satu konsep marketing yang dapat digunakan untuk mempengaruhi emosi konsumen adalah melalui experiential marketing, yaitu suatu konsep pemasaran yang tidak hanya

bahwa berdasarkan Pasal 2 ayat (1) dan Pasal 3 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2010 tentang Badan Usaha Milik Desa Pemerintah Kabupaten/Kota

Indonesia Nomor 60 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Dan Pengusahaan Bongkar Muat Barang Dari Dan Ke Kapal, diharapkan dapat menciptakan persaingan usaha yang sehat dalam

interaksi sosial antara masyarakat sekitar dengan pihak pondok pesantren terkait perubahan tersebut, setelah adanya makam Gus Dur. Penelitian yang berjudul “Peran

pemeliharaan komponen dinding dan lantai di Gedung Direktorat Polines belum sempurna karena lebih dari 50% jumlah item pekerjaan frekuensinya tidak sesuai dengan Permen

Untuk pengembangan kemampuan dasar anak didik, dilihat dari kemampuan fisik/motoriknya maka guru-guru PAUD akan membantumeningkatkan keterampilan fisik/motorik anak

Pembelajaran yang disesuaikan dengan Jenis Kecerdasan Siswa Pengguna STIFIn dalam Mata Pelajaran Matematika Materi Sudut Dalam dan Sudut Luar Segitiga Kelas VII di SMP IT