• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

39 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran partisipasi penelitian

(Sumber: www.kelurahankumpulrejo.blogspot.com) Gambar 4.1 Peta Kelurahan Kumpulrejo

Randuares adalah salah satu dusun yang berada di

waliayah Kelurahan Kumpulrejo Kecamatan Argomulyo Salatiga.

Berdasarkan Sistem Informasi Kelurahan (SIK) 2015 Kota Salatiga,

jumlah penduduk di Dusun Randuares sebanyak 1597 jiwa.

Komposisi jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin

menunjukkan perbedaan antara jumlah penduduk laki-laki dan

(2)

40

jumlah penduduk perempuan. Masing-masing sebesar 808 jiwa dan

789 jiwa.

Porsi jumlah penduduk perempuan lebih sedikit jika

dibandingkan dengan porsi jumlah penduduk laki-laki. Selain itu

mayoritas pendidikan di Dusun Randuares adalah pada tingkat SD

(22,73%). Hal ini dikhawatirkan akan mempengaruhi status gizi

masyarakat setempat mengingat peran perempuan sebagai ibu

rumah tangga yang akan mempengaruhi pola pengasuhan dan pola

makan yang dihidangkan. Mayoritas pekerjaan di Dusun Randuares

adalah pelajar/mahasiswa (19,47%). Hal ini akan berpengaruh pada

status pekerjaan dan pendapatan dalam keluarga yang dampaknya

pada status gizi masyarakat.

4.2 Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan di Dusun Randuares, Kelurahan

Kumpulrejo, Kecamatan Argomulyo pada tanggal 15 April 2016 – 5 Mei 2016. Selama 20 hari peneliti mendapatkan 56 responden dari

69 kuesioner yang dibagikan. Hal ini disebabkan ada beberapa

keluarga yang jumlah balitanya lebih dari satu, ada keluarga yang

pindah rumah serta usia balita yang sudah lebih dari 5 tahun.

Dalam penelitian ini peneliti mengalami beberapa hambatan

atau kendala yaitu: saat pengambilan kuesioner yang sudah

(3)

41

harus menunggu terlebih dahulu untuk diisi. Peneliti kesulitan

mencari rumah calon responden karena data yang didapat hanya

nama balita, sehingga warga disana kurang familier dengan nama

tersebut.

4.3 Hasil Penelitian

4.3.1 Analisa Univariat

Pada analisa ini peneliti menggambarkan karakteristik

responden secara keseluruhan. Karakteristik yang ditampilkan

meliputi: pendidikan ibu, pekerjaan ibu, penghasilan keluarga,

status gizi balita pada ibu yang bekerja dan ibu yang tidak

bekerja, serta pola asuh dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi

ibu bekerja dan ibu tidak bekerja.

a. Gambaran karakteristik ibudan balita di Dusun Randuares

Kelurahan Kumpulrejo Kecamatan Argomulyo

Tabel 4.1Distribusi pendidikan ibu, pekerjaan ibu, dan penghasilan keluarga

Variabel Jumlah (n) Persentase (%)

Pendidikan ibu Tidak Sekolah 0 0% SD 6 11% SMP 23 41% SMA 17 30% Perguruan Tinggi 10 18% Total 56 100%

(4)

42 Pekerjaan ibu Tidak bekerja 26 46% Bekerja 30 54% Total 56 100% Penghasilan Keluarga  1 juta 25 45% > 1 juta 31 55% Total 56 100%

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa pendidikan ibu di

Dusun Randuares Kelurahan Kumpulrejo Kecamatan

Argomulyo lebih banyak ada pada tingkat SMP (41%),

selain itu masih ada yang hanya pada tingkat SD (11%).

Kondisi ini dapat menghambat tercapainya pemenuhan

nutrisi balita apabila ibu tidak mendapatkan informasi yang

baik tentang kebutuhan nutrisi balita. Tabel 4.1 juga

menunjukkan bahwa ibu yang bekerja (54%) lebih banyak

dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja (46%),

sehingga peran ibu kurang optimal dalam mendukung

pertumbuhan dan perkembangan anak. Selain itu, tabel 4.1

menunjukkan bahwa penghasilan keluarga untuk

memperkuat dukungan keluarga dalam mempertahankan

kebutuhan nutrisi anak cukup baik dengan sebagian

(5)

43

b. Gambaran komponen pola asuh dalam pemenuhan

kebutuhan nutrisi di Dusun Randuares Kelurahan

Kumpulrejo Kecamatan Argomulyo

Tabel 4.2 Distribusi persiapan dan penyimpanan bahan makanan, peran keluarga dalam mempertahankan pemenuhan kebutuhan nutrisi balita, kemampuan ibu dalam memilih makanan yang sehat padaibu bekerja dan tidak bekerja

Responden Variabel Jumlah (n)

Persentase (%)

Ibu Bekerja

Persiapan dan penyimpanan bahan makanan

Tidak baik 5 16,67

Baik 25 83,33

Total 30 100

Peran keluarga dalam mempertahankan pemenuhan kebutuhan nutrisi balita

Tidak baik 3 26,67

Baik 22 73,33

Total 30 100

Kemampuan ibu dalam memilih makanan yang sehat Tidak baik 3 10 Baik 27 90 Total 30 100 Ibu Tidak Bekerja

Persiapan dan penyimpanan bahan makanan

Tidak baik 4 15,38

Baik 22 84,62

Total 26 100

Peran keluarga dalam mempertahankan pemenuhan kebutuhan nutrisi balita

Tidak baik 4 23,08

Baik 22 76,92

(6)

44

Kemampuan ibu dalam memilih makanan yang sehat

Tidak baik 3 11,54

Baik 23 88,46

Total 26 100

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa pada kelompok ibu

yang bekerja dan tidak bekerja memiliki pola asuh dalam

pemenuhan nutrisi yang baik. Hal tersebut terlihat dari

persiapan dan penyimpanan bahan makanan ibu bekerja dan

tidak bekerja dalam ketegori baik. Masing-masing sebesar

83,33% dan 84,62%. Peran keluarga ibu bekerja dan tidak

bekerja dalam mempertahankan pemenuhan kebutuhan

nutrisi anak dalam kategori baik, yaitu sebesar 73,33% dan

76,92%. dan kemampuan ibu bekerja dan tidak bekerja

dalam memilih makanan yang sehat juga dalam kategori baik,

yaitu sebesar 90% dan 88,46%.

c. Gambaran status gizi anak usia 1 – 5 tahun di Dusun Randuares Kelurahan Kumpulrejo Kecamatan Argomulyo

Tabel 4.3 Distribusi status gizi anak usia 1 – 5 tahun

Responden Variabel Jumlah (n) Persentase (%) Ibu Bekerja

Status gizi balita

Gizi buruk 0 0

Gizi kurang 5 16,67

Gizi baik 21 70

Gizi lebih 4 13,33

(7)

45 Ibu Tidak

Bekerja

Status gizi balita

Gizi buruk 0 0 Gizi kurang 3 11,54 Gizi baik 23 88,46 Gizi lebih 0 0 Total 26 100 Keterangan :

Penghitungan berdasarkan klasifikasi status gizi menggunakan Z- score atau Standar Deviasi unit (SD) berdasarkan indeks BB/U Standar Buku Antropometri WHO-NCHS

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa balita pada ibu yang

bekerja memiliku status gizi baik sebanyak 70% dan pada

ibu yang tidak bekerja sebanyak 88,46%. Namun masih ada

balita dengan status gizi kurang pada ibu bekerja dan tidak

bekerja. Masing-masing sebesar 16,67% dan 11,5%. Selain

itu, balita dengan status gizi lebih ditunjukkan pada ibu

bekerja sebanyak 13,33% dan tidak ditemukanbalita dengan

status gizi buruk pada ibu bekerja dan tidak bekerja.

4.3.2 Analisa Bivariat

Tujuan dilakukan analisa bivariat adalah untuk menguji

hipotesis, hubungan antara suatu variabel bebas dan variabel

terikat. Uji statistik yang digunakan adalah uji chi-square. Hipotesis dapat diterima atau tidak dilihat dari pvalue. Jika p

value> 0,05 maka tidak ada hubungan namun jika p value< 0,05 maka ada hubungan.

(8)

46

a. Hubungan persiapan dan penyimapanan bahan makanan

ibu bekerja dan tidak bekerja dengan status gizi anak usia 1 – 5 tahun di Dusun Randuares Kelurahan Kumpulrejo Kecamatan Argomulyo

Tabel 4.4 Analisis hubungan persiapan dan penyimpanan makanan ibu bekerja dan tidak bekerja dengan status gizi anak usia 1 – 5 tahun

Responden Persiapan dan penyimpanan Status gizi Gizi

kurang Gizi baik

Gizi lebih Total p value n % n % n % n % 0,596 Ibu Bekerja Tidak baik 1 3,33 4 13,3 0 0 5 16,7 Baik 3 10 18 60 4 13,3 25 83,3 Total 4 13,3 22 73,3 4 13,3 30 100 Ibu Tidak Bekerja Tidak baik 0 0 4 15,4 0 0 4 15,4 0,668 Baik 3 11,5 19 73,1 0 0 22 84,6 Total 3 11,5 23 88,5 0 0 26 100

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa persiapan dan

penyimpanan bahan makanan ibubekerja dan tidak bekerja

dalam kategori baik dengan status gizi baik, masing-masing

sebesar 60% dan 73,1%. Walaupun persiapan dan

penyimpan baik, tetapi masih ada status gizi balita kurang

pada ibu bekerja dan tidak bekerja, yaitu sebesar 10% dan

11,5%. Hasil uji chi-square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara persiapan dan penyimpanan makanan ibu

(9)

47

tahun di Dusun Randuares Kelurahan Kumpulrejo

Kecamatan Argomulyo (p value> 0,05).

b. Hubungan peran keluarga ibu bekerja dan tidak bekerja

dalam mempertahankan pemenuhan kebutuhan nutrisi

dengan status gizi anak usia 1 - 5 tahun di Dusun

Randuares Kelurahan Kumpulrejo Kecamatan Argomulyo

Tabel 4.5 Analisis hubungan peran keluarga ibu bekerjadan tidak bekerja dalam mempertahankan pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan status gizi anak usia 1 - 5 tahun

Responden Peran keluarga

Status gizi

Gizi

kurang Gizi baik

Gizi lebih Total p value n % n % n % n % 0,481 Ibu Bekerja Tidak baik 1 3,33 2 6,67 0 0 3 10 Baik 3 10 20 66,7 4 13,3 27 90 Total 4 13,3 22 73,3 4 13,3 30 100 Ibu Tidak Bekerja Tidak baik 1 3,85 3 11,5 0 0 4 15,4 0,360 Baik 2 7,7 20 76,9 0 0 22 84,6 Total 3 11,6 23 88,5 0 0 26 100

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa sebagian besar

keluarga ibu bekerja dan tidak bekerja ikut berperan dalam

pemenuhan kebutuhan nutrisi anak, yaitu masing-masing

sebesar66,67%dan 76,9%. Hasil analisis juga menunjukkan

bahwa walaupun peran keluarga ibu bekerja dan tidak

bekerja dalam mempertahankan pemenuhan kebutuhan

nutrisi anak dalam kategori baik, tetapi masih ada status gizi

(10)

48

Hal ini didukung dengan hasil uji chi-square yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara peran

keluarga ibu bekerja dan tidak bekerja dalam

mempertahankan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada ibu

bekerja dengan status gizi anak usia 1 – 5 tahun di Dusun Randuares Kelurahan Kumpulrejo Kecamatan Argomulyo (p

value> 0,05).

c. Hubungan kemampuan ibu bekerja dan tidak bekerja dalam

memilih makanan yang sehat dengan status gizi anak usia

1 – 5 tahun di Dusun Randuares Kelurahan Kumpulrejo Kecamatan Argomulyo

Tabel 4.6 Analisis hubungan kemampuan ibu bekerja dan tidak bekerja dalam memilih makanan yang sehat dengan status gizi anak usia 1 – 5 tahun

Responden Kemampuan ibu

Status gizi

Gizi

kurang Gizi baik

Gizi lebih Total p value n % n % n % n % 0,256 Ibu Bekerja Tidak baik 1 3,33 1 3,33 1 3,33 3 10 Baik 3 10 21 70 3 10 27 90 Total 4 13,3 22 73,3 4 10,3 30 100 Ibu Tidak Bekerja Tidak baik 1 3,85 2 7,7 0 0 12 11,5 0,209 Baik 2 7,7 21 80,8 0 0 23 88,5 Total 3 11,6 23 88,5 0 0 26 100

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa kemampuan ibu

bekerja dan tidakbekerja dalam memilih makanan sehat

(11)

masing-49

masing sebesar 70% dan 80,8%. Hasil analisis juga

menunjukkan bahwa walaupun kemampuan ibu bekerja dan

tidak bekerja dalam memilih makanan sehat baik, namun

status gizi balita kurang sebesar 10% dan 7,7%. Hal ini

didukung dengan hasil uji chi-squareyang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara kemampuan ibu bekerja

dan tidak bekerja dalam memilih makanan sehat dengan

status gizi anak usia 1 – 5 tahun di Dusun Randuares Kelurahan Kumpulrejo Kecamatan Argomulyo (p value > 0,05).

4.4 Pembahasan

4.4.1 Hubungan pola asuh ibu bekerja dan ibu tidak bekerja dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan status gizi anak usia 1 – 5 tahun di Dusun Randuares Kelurahan Kumpulrejo Kecamatan Argomulyo

a. Hubungan persiapan dan penyimpanan makanan ibu

bekerja dan ibu tidak bekerja dengan status gizi anak usia

1 – 5 tahun di Dusun Randuares Kelurahan Kumpulrejo Kecamatan Argomulyo

Kebanyakan ibu bekerja biasanya membelanjakan

bahan makanan yang akan dimasak, tetapi karena

keterbatasan waktu yang dimiliki ibu bekerja mempercayai

(12)

50

atau orang lain untuk mengolah dan memasak bahan

makanan tersebut. Hal ini didukung oleh penelitian yang

dilakukan Adriani & Kartika (2013), bahwa pada orang tua

yang bekerja anak lebih sering diasuh oleh neneknya

sehingga pola makan sesuai dengan kemauan

nenekberdasarkan kebiasaan turun-temurun.Misalnya,

nenek seringkali memberikan pisang yang dikerok dan

dicampur dengan nasi lalu diberikan kepada anak.

Walaupun persiapan dan penyimpanan makanan

dilakukan dengan baik, namun belum tentu akan

mempengaruhi status gizi balita jika tidak diimbangi dengan

asupan nutrisi yang optimal. Menurut penelitian yang

dilakukan Masithah et al. (2005), kurang terjaminnya makanan dan kesehatan anak bisa menjadi salah satu

faktor yang menghantarkan anak menderita kurang gizi.

Walaupun persiapan dan penyimpanan makanan tidak

langsung mempengaruhi status gizi balita, persiapan dan

penyimpanan makanan harus tetap diperhatikan dengan

baik dan benar karena jika tidak maka dapat menghilangkan

atau merusak kandungan gizinya.

Penelitian yang dilakukan oleh Purwaningrum &

Wardani (2012), menyatakan bahwa makanan berpengaruh

(13)

51

dan pemasakan bahan makanan perlu diperhatikan karena

berpengaruh terhadap kandungan gizi terutama pada

vitamin dan mineral (Supariasa, 2001). Masakan yang

dimasak terlalu matang akan merusak bahkan

menghilangkan kadar gizi yang ada dalam bahan makanan

tersebut. Selain itu perlu diperhatikan saat mengupas,

memotong maupun mencuci bahan makanan karena jika

kurang benar akan menghilangkan kandungan gizinya.

Menurut BPOM (2003), cara penyimpanan bahan

makanan yang baik adalah menyimpanan bahan makanan

maupun produk pangan di tempat yang bersih, menyimpan

bahan makanan dan bahan tambahan harus secara

terpisah, bahan makanan yang mudah menyerap air harus

disimpan di tempat yang kering, serta penyimpanan bahan

baku harus sesuai dengan suhu penyimpanannya.

Drummond (1996) dalam Hendra (2008) menambahkan beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mempertahankan

kandungan gizi dalam makanan dan menghindari dari

kuman penyakit, yaitu: memilih bahan makanan yang segar

dan berkualitas, menyimpan buah dan sayur dalam lemari

pendingin untuk dapat menghambat kehilangan enzim pada

makanan (kecuali pisang hijau, kentang dan jamur), tidak

(14)

52

dengan cepat tanpa merendamnya terlebih dahulu, tidak

merebus sayuran dengan air yang banyak dan jangka waktu

lama karena akan menghilangkan kandungan zat gizinya,

serta menggunakan wadah bercorak untuk menyimpan

makanan karena jika tidak cahaya bisa merusak ribovlafin

yang terkandung di dalamnya.

Promosi dan pendidikan kesehatan adalah salah

satu strategi yang bisa dilakukan untuk mempertahankan

dan meningkatkan pengetahuan ibu tentang pentingnya

pemenuhan kebutuhan nutrisi anak yang optimal.Dalam

promosi ini ibu-ibu diajarkan cara mempersiapkan dan

menyimpan makanan dengan baik dan benar dan

memberikan edukasi tentang pentingnya mempertahankan

kandungan gizi dalam makanan. Hal lain yang bisa

dilakukan adalah dengan berbagi cerita dan pengalaman

tentang makanan yang seimbang serta variasi menu

makanan bagi balita antar ibu-ibu dan tenaga kesehatan.

b. Hubungan peran keluarga ibu bekerja dan ibu tidak bekerja

dalam mempertahankan pemenuhan kebutuhan nutrisi

dengan status gizi anak usia 1 – 5 tahun di Dusun Randuares Kelurahan Kumpulrejo Kecamatan Argomulyo

Peran keluarga dalam memenuhi kebutuhan nutrisi

(15)

53

dianut keluarga tentang gizi, tradisi makan atau kebiasaan

makan keluarga (Holman dalam Friedman et al. 2003). Karyadi (1985) menambahkan bahwa pola asuh makan

pada balita berkaitan dengan kebiasaan makan yang telah

ditanamkan sejak awal pertumbuhan manusia. Menurut

Brooks (2011), dalam pemenuhan nutrisi, orang tua baik

ayah maupun ibu diharapkan bekerja sama memberikan

nutrisi yang optimal sesuai dengan tumbuh kembang anak

dan membantu anak dalam mengembangkan kebiasaan

makan yang sehat.

Dalam penelitian ini peran keluarga dalam

pemenuhan kebutuhan nutrisi anak dalam kategori baik.

Penelitian yang telah dilakukan Mirayanti (2012),

menyatakan bahwa dalam pemenuhan nutrisi orang tua

memiliki peran dalam mencontohkan anak untuk

mengkonsumsi makanan sehat. Namun, lingkungan

disekitarnya juga ikut mempengaruhi kebiasaan makan

balita (Brooks, 2011). Balita biasanya akan meniru cara

makan dan kebiasaan saudara atau temannya sehingga

akan mempengaruhi pola makan (Judarwanto, 2004).

Ibu bekerja mempunyai waktu yang terbatas dalam

mengasuh dan mendidik anaknya dibandingkan dengan ibu

(16)

54

&Bauer (2006), ibu yang tidak bekerja dapat mengatur pola

makan anak dengan baik, sehingga anak mendapat

makanan yang sehat dan bergizi dibandingkan dengan ibu

yang bekerja. Hal ini didukung penelitian Diana (2006), yang

menyatakan bahwa ibu bekerja harus berbagi waktu antara

bekerja, pekerjaan domestik dan mengasuh serta mendidik

anaknya.

Hal yang harus diperhatikan orang tua adalah

pengawasan dalam mempertahankan pemenuhan

kebutuhan nutrisi anak. Ibu bekerja harus dapat

menyesuaikan waktunya antara pekerjaan dan mengurus

anaknya. Sedangkan ibu yang tidak bekerja diharapkan

dapat mengoptimalkan perannya dalam mempertahankan

pemenuhan kebutuhan nutrisi anak.

c. Hubungan kemampuan ibu bekerja dan ibu tidak bekerja

dalam memilih makanan sehat dengan status gizi anak usia

1 – 5 tahun di Dusun Randuares Kelurahan Kumpulrejo Kecamatan Argomulyo

Sebuah studi yang dilakukan di daerah perkotaan

Lesotho Afrika, menunjukkan bahwa kemampuan ibu dalam

praktek pemberian makan dipengaruhi oleh pendidikan

(Klemesu et al. 2000). Selain itu, hasil penelitian Liu et al.

(17)

55

keluarga akan berpengaruh terhadap sikap ibu dalam

pemberian makanan yang tepat pada keluarga khususnya

anak.Keluarga dengan status ekonomi rendah hanya

mampu memberikan makanan yang seadaanya dan kurang

beragam, sedangkan keluarga dengan status ekonomi yang

cukup biasanya membiarkan anak untuk makan jajanan

warung maupun makanan atau minuman yang dijual di

pinggir jalan seperti cilokdan lain-lain.

Kemampuan ibu dalam memilih makanan yang sehat

yang dimaksud adalah ibu mampu menyajikan atau

memberikan makanan yang sehat sesuai dengan daya beli

keluarga. Ibu bekerja dan ibu tidak bekerja sebenarnya

mampu memilih makanan sehat dengan baik, tetapi

sebagian besar ibu belum mampu untuk menerapkannya.

Temuan ini sama dengan hasil penelitian Rakhmawati

(2013) yang menyatakan bahwa banyak ibu balita yang

sudah memiliki pengetahuan yang bagus mengenai makan

anak namun masih belum dapat berperilaku secara tepat

seperti adanya variasi makanan pada anak sejak dini.

Penelitian Cholic (2009) menunjukkan bahwa sikap

ibu dalam memilih makanan anak banyak dipengaruhi oleh

anaknya. Pada ibu bekerja, mereka selalu memenuhi apa

(18)

56

penelitian Linuriya (2014) yang menyatakan bahwa ibu

bekerja selalu memanjakan anaknya dengan cara menuruti

semua permintaan dan keinginan anak, tujuannya agar anak

tidak merasa kekurangan perhatian atau kasih sayang dari

ibunya. Pada kelompok ibu yang tidak bekerja, rasa malas

dan kurang variasi dalam menyajikan makanan menjadi

faktor penghambat anak mendapatkan makanan yang

sehat. Hal ini didukung oleh penelitian Rakhmawati (2013),

yang menyatakan bahwa faktor malas dan status ekonomi

pada keluarga merupakan alasan utama ibu

menghidangkan makanan yang sama dan dalam porsi yang

kecil.

Langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

kemampuan ibu dalam memberikan makanan yang sehat

pada anak adalah dengan diadakannya pelatihan dan

penyuluhan tentang variasi dan pemberian makanan yang

sehat dan baik untuk anak.

Terlepas dari itu membangun kesadaran ibu bekerja

maupun ibu yang tidak bekerja merupakan hal yang sangat

penting untuk dilakukan. Seorang ibu diharapkan tetap

mengawasi, mendampingi, mengontrol pemilihan dan

pemberian bahan atau produk makanan dan minuman

Gambar

Tabel  4.1Distribusi  pendidikan  ibu,  pekerjaan  ibu,  dan  penghasilan keluarga
Tabel  4.1  menunjukkan  bahwa  pendidikan  ibu  di   Dusun  Randuares  Kelurahan  Kumpulrejo  Kecamatan  Argomulyo  lebih  banyak  ada  pada  tingkat  SMP  (41%),  selain  itu  masih  ada  yang  hanya  pada  tingkat  SD  (11%)
Tabel  4.2  Distribusi  persiapan  dan  penyimpanan  bahan  makanan,  peran  keluarga  dalam  mempertahankan  pemenuhan  kebutuhan  nutrisi  balita,  kemampuan  ibu  dalam  memilih  makanan  yang  sehat  padaibu  bekerja  dan tidak bekerja
Tabel  4.2  menunjukkan  bahwa  pada  kelompok  ibu  yang  bekerja  dan  tidak  bekerja  memiliki  pola  asuh  dalam  pemenuhan  nutrisi  yang  baik
+5

Referensi

Dokumen terkait

menggunakan media kantong angka, keterampilan menjumlah bilangan asli secara.. bersusun pada siswa kelas III SDN I Talumelito Kelas Jauh Kecamatan

Kosentrasi kepemilikan saham (X2) mempunyai pengaruh yang positif terhadap Dividen Payout Ratio, dengan koefisien regresi sebesar 0,891 yang artinya apabila Kosentrasi kepemilikan

Untuk indikator komitmen afektif yang mempunyai nilai rata-rata paling tinggi adalah pada karyawan memiliki rasa bangga terhadap Hotel Swiss-Belinn Manyar dengan nilai

critical theory in contemporary world politics but new social movements that explicitly connect capitalism with US imperial power remind us of the remaining relevance of Marxism

Khol ini sudah menjadi tradisi di Desa Manyar khususnya bagi orang-orang kaya, biasanya khol ini dilakukan oleh orang-orang yang mampu dan dilaksanakan setiap tahun,

Bakery merupakan bagian yang bertanggung jawab dalam pembuatan berbagai jenis bread atau roti.. Breat atau roti merupakan

Pengetahuan responden tentang periaran lebak lebung mencakup manfaat secara ekonomi dan ekologis serta pelestarian perairan lebak lebung. Pengetahuan responden dikelompokkan

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap (1) Kondisi Desa Wanatirta yang berkaitan dengan sejarah desa, geografis, demografis dan sosial ekonomi masyarakat Desa