• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (THINK-PARE-SHARE) TERHADAPHASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN LAJU REAKSI DI KELAS XI SMA NEGERI 5 MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (THINK-PARE-SHARE) TERHADAPHASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN LAJU REAKSI DI KELAS XI SMA NEGERI 5 MEDAN."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (THINK-PAIR-SHARE) TERHADAP HASIL BELAJAR

KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN LAJU REAKSI KELAS XI SMA DI SMA NEGERI 5 MEDAN

Oleh: Eifko Harianja NIM 409131019

Program StudiPendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

Nnnuo 1\.JahASi~wn

lloll\l

Program Stndi

.Juruun

l'~n~:aruh Penerarnn Model Ptmhdnjnrnn Kool>tratlr

Tipe TPS (Think-l'alr~Cihlre) rerha~np lln\11 Otlujar

Klmla 51;.., a SMA Kela• XI l'ada l'okol. Daho•nn Laju

Rcal<.•l SMA Negeri 5 Medon

Ellko ltftrhtnjo

40'1131019

Pendldikan Kimla

Kim I•

M•n}elujul :

PeJJ>IIiola!U••a Skrip51

Men~:etahul :

:27 Jll»U11r12014

JUMI\ID I<Jmla

Kttuo,

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penullisan skripsi ini dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan. Adapun judul skripsi ini adalah “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

TPS (Think-Pare-Share)Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pokok

Bahasan Laju Reaksi di Kelas XI SMA Negeri 5 Medan”. Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada bapa Drs.Bajoka Nainggolan.MS selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Agus Kembaren,S.Si. M.Si, Ibu Dra.Ratu Evina Dibyanti,M.Si dan Ibu Dra. Hafni Idriati Nasution,M.Si selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada bapa Drs.Mananti Tambunan,M,Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik dan kepada Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA Unimed yang sudah membantu dan memberikan banyak ilmu kepada penulis. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Bapak Drs. Harris Simamora, M.Si, Kepala Sekolah SMA Negeri 5 Medan, bapa Drs. M.Smangunsong , S.Pd, salah satu guru kimia di SMA Negeri 5 Medan beserta para pegawai yang telah banyak membantu penulis selama penelitian ini.

(4)

Harianja,Tumpal Simalango,Dimpu Tampubolon,Jenriadi Samosir), yang selalu mendukung dan mendoakan penulis, dan seluruh teman-teman pendidikan kimia ’09 atas motivasi, doa dan kerjasama yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Masih banyak pihak yang turut berperan dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, untuk itu penulis menyampaikan terimakasih.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dalam penyempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat untuk kita semua.

Medan, Januari 2014 Penulis,

(5)

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think-Pare-share) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Laju Reaksi Di Kelas XI SMA Negeri 5

Medan

Eifko Harianja(NIM 409131019)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think-Pare-Share)lebih baik dari hasil belajar siswa yang diajarkan tanpa menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe TPS

(Think-Pare-Share)(konvensional) pada pokok bahasan Laju Reaksi di kelas XI SMA Negeri

5 Medan. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA. Sampel sebanyak 2 kelas yang dipilih secara random sampling. Kelas eksperimen diberi pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe TPS, sedangkan kelas kontrol diberi pengajaran tanpa model pembelajaran Kooperatif Tipe TPS

(Think-Pare-Share)(konvensional). Hasil analisis data pre-test diperoleh Fhitung = 1,06 dan Ftabel = 2,05,

yang menyatakan data tersebut homogen dan berdasarkan uji normalitas pre-test dan pos-test kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal. Nilai rata-rata pretest dan postest kelas eksperimen adalah 30,66 dan 84,16 serta nilai rata-rata kelas kontrol adalah 43,33 dan 75,66. Rata-rata gain kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 77% dan 57%. Uji hipotesis

pada taraf signifikan α = 0,05 diperoleh thitung = 4,09 dan ttabel = 1,6723, thitung > ttabel maka

hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe TPS

(Think-Pare-Share)lebih baik dari hasil belajar siswa yang diajarkan tanpa menggunakan model

(6)

DAFTAR ISI Halaman

Lembar Pengesahan i

Daftar Isi ii

Riwayat Hidup iii

Abstrak iv

Kata Pengantar v Daftar Gambar ix Daftar Tabel x Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Identifikasi Masalah 4

1.3. Rumusan Masalah 4

1.4. Batasan Masalah 5

1.5. Tujuan Penelitian 5

1.6. Manfaat Penelitian 5

1.7. Definisi Operasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7

2.1. Pengertian Belajar 7

2.2. Hasil Belajar 8

2.3. Model Pembelajaran Kooperatif 9

2.3.1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif 9 2.3.2. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif 10 2.3.3. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif 11

2.3.4. Tujuan Pembelaran Kooperatif 12

2.3.5. Keterampilan Pembelajaran Kooperatif 13 2.3.6. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif 14 2.4. Pembelajaran Kooperatit tipe Think-Pair-Share 16

(7)

2.6. Materi Laju Reaksi 21

2.6.1 Kemolaran 19

2.6.2. Konsep Laju Reaksi 22

2.6.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi laju reaksi 23

2.6.4. Teori Tumbukan 25

2.6.5. Persamaan Laju Reaksi 25

2.7. Kerangka Konseptual 26

2.8. Hipotesis Penelitian 27

BAB III METODE PENELITIAN 28

3.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian 28

3.2. Populasi dan Sampel 28

3.2.1. Populasi Penelitian 28

3.2.2. Sampel Penelitian 28

3.3. Variabel Penelitian 28

3.3.1. Variabel Bebas 28

3.3.2. Variabel Terikat 28

3.3.3. Variabel Terkontrol 29

3.3.4. Variabel Tidak Terkontrol 29

3.4. Jenis dan Desain Penelitian 29

3.5. Pelaksanaan Penelitian 29

3.6. Instrumen Penelitian 32

3.6.1. Uji Validitas 32

3.6.2. Uji Reliabilitas 32

3.6.3. Uji Indeks(Tingkat Kesukaran) 33

3.6.4. Uji Daya Beda 33

3.7. Teknik Pengumpulan Data 34

3.8. Teknik Analisis Data 34

3.8.1. Uji Normalitas 35

3.8.2. Uji Homogenitas 36

3.8.3. Uji Hipotesis 36

(8)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 37

4.1. Hasil Penelitian 37

4.1.1 Analisis Data Instrumen Penelitian 37

4.2. Analisis Data Hasil Penelitian 38

4.2.1. Menghitung Rata-rata Nilai Pre-test dan Post-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol. 38

4.2.2. Uji Normalitas Data 39

4.2.3. Uji Homogenitas 39

4.2.4. Uji Hipotesis 40

4.2.5. Uji Gain 40

4.3. Pembahasan 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 43

5.1. Kesimpulan 43

5.2. Saran 43

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel2.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif 14 Tabel2.2 Perbandingan Empat Pendekatan Dalam Pembelajaran Kooperatif 15 Tabel2.3 Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan Kelompok Belajar

Konvensional 19

T abel3.1 Desain Penelitian 29

Tabel4.1 Rata-rata dan Standar Deviasi Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 38

(10)
[image:10.595.68.528.123.649.2]

DAFTAR GAMBAR

Gambar2.2 Grafik laju reaksi perubahan konsentrasi produk dan konsentrasi reaktan 22

(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu masalah pokok dalam kehidupan manusia, karena tanpa pendidikan segala yang diinginkan tidak dapat terlaksana. Salah satu masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan kita adalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari (Sanjaya, 2006). Berbagai usaha telah dilakukan pemerintah maupun praktisi pendidikan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari usaha pemerintah dalam melakukan inovasi seperti perubahan kurikulum, penataran guru dan dosen, memperbaiki sarana dan prasarana pendidikan. Semuanya dilakukan dalam upaya untuk memperbaiki pelaksanaan proses belajar mengajar di sekolah dan pada akhirnya diharapkan akan meningkatkan hasil belajar siswa.

Demikian banyaknya usaha yang dilakukan tapi kenyataannya hasil belajar siswa sangat rendah khususnya pada pembelajaran kimia. Dari hasil wawancara penulis kepada guru bidang studi kimia di SMA Negeri 5 Medan mengatakan kriteria ketuntasan minimal siswa kelas XI saat ini adalah 60, sedangkan rata-rata nilai formatifnya masih kurang dari standar ketuntasan. Sama halnya dengan yang dialami oleh penulis selama melaksanakan Program Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT), dimana rata-rata nilai kimia mid semester pada kelas XI masih kurang dari standar ketuntasan minimal yakni 60, dan dari hasil pengamatan penulis selama berada pada lokasi PPL tersebut siswa beranggapan kalau pelajaran kimia itu sangat sulit yang mengakibatkan siswa cenderung tidak serius dalam mengikuti pelajaran kimia.

(12)

pembelajaran, mengisyaratkan siswa berinteraksi secara aktif dengan bahan pelajaran, dalam bentuk apapun pelajaran tersebut disajikan. Slameto (2003) mengatakan bahwa “ Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh cara belajar yang efektif yang memperhatikan kondisi yaitu: (a) kondisi internal yakni kondisi jasmani dan rohani siswa; (b) kondisi eksternal yakni kondisi lingkungan sekitar siswa; dan (c) strategi mengajar yakni jenis upaya mengajar yang meliputi strategi dan metode yang digunakan guru untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pembelajaran.

Untuk itu dalam proses belajar mengajar tugas guru erat kaitannya dengan kemampuan guru dalam usaha meningkatkan proses dan hasil belajar. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat optimal (Usman, 2004). Dalam menciptakan interaksi yang edukatif dan membiasakan siswa lebih aktif serta pengembangkan keterampilan sosial, guru dapat memilih salah satu alternatif pengembangan model pembelajaran yaitu pembelajaran kooperatif.

Model pembelajaran kooperatif ini menerapkan pembelajaran secara kelompok dan menekankan pentingnya kerjasama atau gotong royong. Suasana belajar dengan bekerja secara gotong royong dalam pembelajaran kooperatif yang dimaksud adalah suatu pembelajaran yang bercirikan bahwa siswa bekerja dengan kelompok secara kooperatif dalam menyelesaikan masalah-masalah pelajaran yang ada untuk menuntaskan materi belajarnya. Dalam pembelajaran kooperatif ini tidak ada didominasi kelompok oleh siswa tertentu atau pemecah masalah sendiri-sendiri. Semua anggota kelompok harus menunjukkan aktivitasnya, sehingga yang berkemampuan tinggi dapat membantu siswa yang berkemampuan rendah karena semua anggota harus saling membantu.

(13)

berprestasi rata-rata rendah. Dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa terutama siswa yang berprestasi rata-rata rendah, maka perlu digunakan strategi pembelajaran yang tepat. Penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share merupakan salah satu pendekatan yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Penelitian Nasution (2008) mengemukakan bahwa hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) lebih tinggi dibanding dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional, dimana hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) adalah 77,03 dan rata-rata gain ternormalisasinya adalah 0,612 sedangkan hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional adalah 68,46 dan rata-rata gain ternormalisasinya adalah 0,452. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Ardiansyah Ningsih (2008) dengan hasil bahwa hasil belajar rata-rata kimia siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think-Pare-Share) (X=14,48) lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan model pembelajaran konvensional ceramah (X=12,48) dan efektifitas model pembelajaran kooperatif tipe TPS dalam meningakatkan hasil belajar siswa adalah sebesar 12,75%. Penelitian Sustri Tambunan (2010) dengan rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajan kooperatif tipe TPS pada pokok bahasan struktur atom yaitu 69,75 lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan model pembelajaran konvensional ceramah sebesar 61,75. Dari beberapa pernyataan diatas jelas bahwa pembelajaran kimia di SMA sesuai diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share. Untuk melihat pengaruh pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share dalam pembelajaran materi Laju Reaksi maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa SMA Kelas XI Pada Pokok Bahasan Laju Reaksi Di SMA Negeri 5 Medan.

1.2.Ruang Lingkup

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, beberapa masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :

1. Model pembelajaran yang digunakan selama ini kurang variatif terutama dalam materi laju reaksi.

2. Hasil belajar kimia siswa yang rendah.

(14)

1.3.Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan rumusan masalah di atas yang menjadi rumusan masalah adalah:

1. Apakah ada pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS terhadap hasil belajar kimia siswa SMA Negeri 5 Medan?.

2. Apakah hasil belajar kimia siswa yang diajari dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS lebih tinggi jika dibandingkan dengan hasil belajar kimia siswa yang diajari dengan model pembelajaran konvensional ceramah?.

1.4.Batasan Masalah

Melihat luasnya cakupan masalah yang teridentifikasi dibanding dengan waktu dan kemampuan yang dimiliki peneliti, agar penelitian ini terarah dan dapat dilaksanakan maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut:

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe TPS

(Think-Pair-Share).

2. Materi pelajaran yang diajarkan yaitu pokok bahasan Laju Reaksi.

3. Subjek penelitan adalah siswa kelas XI IPA semester I SMA Negeri 5 Medan.

1.5.Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan rumusan masalah di atas yang menjadi rumusan masalah adalah:

1. Apakah ada pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS terhadap hasil belajar kimia siswa SMA Negeri 5 Medan?.

2. Apakah hasil belajar kimia siswa yang diajari dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS lebih tinggi jika dibandingkan dengan hasil belajar kimia siswa yang diajari tanpa model pembelajaran koopeartif tipe TPS (konvensional) ?.

1.6.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

(15)

2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS terhadap hasil belajar siswa.

1.7.Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi guru, sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan serta salah satu alternatif dalam memecahkan beberapa masalah yang dihadapi dalam upaya mengaktifkan siswa dalam belajar adalah dengan menggunakan pembelajaran koopertif tipe TPS (Think Pair Share).

2. Bagi peneliti, menambah pengetahuan dan memperluas wawasan peneliti tentang pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) yang dapat digunakan dalam mengajar kelak.

3. Bagi sekolah, sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan sistem pengajaran dalam proses belajar mengajar.

1.8.Defenisi Operasional

Think-Pair-Share (TPS) atau berpikir, berpasangan, berbagi, adalah jenis

pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Langkah-langkah (fase) dalam pembelajaran kooperatif Think-Pair-Share (TPS) adalah sebagai berikut:

1) Berpikir (Think)

Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang terkait dengan pelajaran dan siswa diberi waktu untuk berpikir sendiri mengenai jawaban atau isu tersebut.

2) Berpasangan (Pairing)

Selanjutnya guru meminta kepada siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan mengenai apa yang telah dipikirkan secara mandiri.

3) Berbagi (Sharing)

(16)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Kooperatif tipe TPS (Think-Pare-Share) lebih baik dari hasil belajar siswa yang diajarkan tanpa menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe TPS (Think-Pare-Share) pada pokok bahasan Laju Reaksi di kelas XI SMA Negeri 5 Medan.

2. Besarnya pengaruh model pembelajaran Kooperatif tipe TPS

(Think-Pare-Share)dalam meningkatkan hasil belajar kimia siswa pada pokok bahasan

Laju Reaksi di kelas XI SMA Negeri 5 Medan adalah 20%.

3. Penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe TPS (Think-Pare-Share) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasilbeljar kimia siswa terutama dalam materi kimia Laju Reaksi di kelas XI SMA.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian, maka peneliti menyarankan beberapa saran :

Gambar

Gambar2.2 Grafik laju reaksi perubahan konsentrasi produk dan konsentrasi reaktan       22

Referensi

Dokumen terkait

4.3 Hambatan-Hambatan yang dihadapi dalam Pemanfaatan software SIPRUS Sebagai Media Penelusuran Informasi di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Yogyakarta

Metode penelitian yang digunakan adalah dengan merancang network planning, menghitung crash cost pada penambahan jam kerja dan shift kerja, menghitung biaya langsung dan

Dalam berpikir analogi, pada tahap encoding Siswa mampu mengidentifikasi ciri-ciri atau struktur dari masalah sumber dan target, pada tahap inferring mampu

Karena pada awal kehamilan terjadi perubahan hemodinamik yang signifikan, wanita dengan disfungsi jantung yang berat dapat mengalami perburukan gagal jantung sebelum

Aplikasi yang dibangun pada artikel ini dapat membantu pengguna mencari informasi alam tanpa harus melakukan pencocokan dengan kata kunci pencarian. 5.2

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Departemen Pendidikan Kimia.

Di dalam form menu utama terdapat menu kelola arsip yang berfungsi untuk mengelola data pegawai dan data surat, pencarian berfungsi dalam pencarian arsip, dan

Perhatikanlah salah satu akar yang sudah diketahui adalah berupa bilangan irasional(bilangan bentuk akar), maka salah satu akar yang lainpun juga akan berupa bilangan irasional