• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, prospek Asuransi Syariah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, prospek Asuransi Syariah"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, prospek Asuransi Syariah pada tahun 2015 diperkirakan cukup baik. Industri Asuransi Syariah diprediksi masih akan berkembang dengan tingkat pertumbuhan yang cukup tinggi. Industri Asuransi Syariah di Indonesia khususnya Asuransi Jiwa Syariah, akhir-akhir ini menunjukan kinerja yang cukup pesat, hal ini menuntut perlu adanya pengukuran mengenai tingkat efisiensi. Salah satu aspek paling penting bagi keberhasilan suatu perusahaan adalah efisiensi. Efisiensi tidak hanya sekadar menekan biaya serendah mungkin tetapi menyangkut pengelolaan hubungan input dan output , yaitu bagaimana mengelola faktor-faktor produksi (input) sedemikian rupa sehingga dapat memberikan hasil (output) yang optimal. Salah satu metode yang sering digunakan dalam menganalisis efisiensi adalah menggunakan metode non parametrik yang bernama Data Envelopment Analysis (DEA).

Asuransi Jiwa Syariah yang memiliki ciri yang khas , yaitu dana

tabarru’, yaitu kumpulan dana yang berasal dari kontribusi peserta, Ariff dan Iqbal, mengatakan di dalam Asuransi Syariah dalam menangani resiko-resiko yang tinggi proporsi dana tabarru’ yang di sisihkan pun harus besar hal ini penting untuk memastikan bahwa ada dana yang cukup untuk menutupi klaim.

(2)

2

Dana tabarru’ ini akan dikumpulkan dalam akun khusus yang disebut dengan kumpulan dana peserta Tabarru’ dan secara otomatis dana tabarru’ menjadi aset kelompok dana peserta Tabarru’. Namun, suatu perusahaan juga harus memiliki kemampuan untuk tumbuh dan berkembang menjadi lebih besar dimana salah satu tolak ukurnya adalah pendapatan. Samsu mengatakan keberhasilan perusahaan secara sederhana dapat dilihat dari tingkat pendapatan yang tinggi dalam suatu periode dibandingkan dengan periode sebelumnya.1

Penelitian yang pernah dilakukan Abidin dan Cabanda mengenai efisiensi di perusahaan asuransi non jiwa yang ada di Indonesia, menunjukan bahwa perusahaan asuransi non jiwa berskala besar ditemukan lebih efisien dari pada perusahaan-perusahaan kecil. sama hal nya dengan penelitian yang di lakukan Mukiri (2011) yang di lakukan di Kenya, rata-rata perusahaan asuransi kecil ditemukan relatif kurang efisien daripada rata-rata perusahaan asuransi besar, sedangkan dalam skala organisiasi perusahaan asuransi yang berbisnis di jiwa dan non jiwa lebih efisien dari pada perusahaan yang hanya mengkhususkan diri di asuransi jiwa atau non-jiwa. Kemudian di Yunani dalam penelitiannya menunjukan bahwa perusahaan asuransi jiwa yang besar dan tergabung dalam merger dan akusisi mempunyai tingkat effisiensi yang besar dibandingkan dengan perusahaan yang lain. Diboky dan Ubl melakukan penelitian asuransi jiwa di Jerman dengan melihat sruktur kepemilikan, hasil penelitian ini struktur kepemilikan publik adalah struktur perusahaan yang efisien untuk asuransi jiwa. Perbedaan bentuk organisasi antara perusahaan

1 Samsu., “Analisis Pengakuan Dan Pengukuran Pendapatan Berdasarkan PSAK No. 23 pada PT MISA Utara Manado” (Jurnal EMBA 1 (3) - 2013), 567-575.

(3)

3

induk dan anak perusahaan dapat menyebabkan friksi yang menyebabkan inefisien.2

Saeidy dan Kazemipour di Iran, menunjukan rata-rata efisiensi perusahaan asuransi yang dikelola oleh pemerintah lebih unggul dari perusahaan asuransi swasta baik dari efisiensi teknis, alokasi dan ekonomi, sedangkan Luhnen coba menganalisis efisiensi dan persaingan di industri asuransi, khususnya asuransi di jerman dan lintas negara. Salah satu temuan utama adalah bahwa efisiensi dalam pasar asuransi internasional telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, sesuai seperti yang diharapkan, hal ini terjadi karena kebijakan pemerintah yang berkelanjutan dan konsolidasi di industri asuransi tersebut.

Yakob melakukan penelitian Asuransi Syariahdan konvensional di Malaysia dengan menggunakan Two Stage DEA analisis dengan hasil penelitian ini perusahaan takaful menunjukkan kinerja manajemen risiko yang lebih baik daripada konvensional. Khan dan Noreen (2014) mereka coba membandingkan efisiensi antara asuransi konvensional dengan Asuransi Syariah, Penelitian dilakukan di Pakistan, dimana pada industri asuransi tidak menunjukan secara keseluruhan, khususnya pada efisisensi biaya, hal ini karena efisisensi alokatif yang tinggi. Namun, komponen efisiensi teknis menunjukkan tren membaik. Hasil lebih lanjut menunjukkan bahwa perusahaan Takful lebih efisien dibandingkan dengan perusahaan asuransi konvensional. Saad dan Majid, Saad dan Idris pernah melakukan penelitian

2 Diboky F, Ubl E,”Ownership and Efficiency in the German Life Insurance Market: A DEA Bootstrap Approach,” (University of Vienna,2007), 1–40.

(4)

4

menganalisis efisiensi asuransi konvensional dan Asuransi Syariahdi Malaysia saja di tahun 2006 dan di Brunei - Malaysia di tahun 2011, penelitian ini menunjukan bahwa efisiensi perusahaan asuransi jiwa di Malaysia (2006 dan 2011) dan Brunei (2011) dalam angka rata-rata. Perubahan efisisensi sebagian besar disumbang oleh efisiensi skala, dan teknis pada inovasi produk, penelitian ini menunjukan besarnya perusahaan tidak memepengaruhi besarnya tingkat efisiensi.

Ismail et al. melakukan penelitian di Malaysia, ada perbedaan yang signifikan dalam efisiensi teknis antara industri Asuransi Syariah(Takaful) dan industri asuransi konvensional. Penelitian ini memenunjukan bahwa asuransi konvensional memiliki efisiensi skala yang lebih tinggi dibandingkan industri takaful. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Miniaoui dan Chaibi. Membandingkan perusahaan Asuransi Syariah(Takaful) yang beroperasi di negara-negara Gulf Cooperation Council (kerja sama Negara di teluk Arab yang terdiri dari Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab) dengan di Malaysia, penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan asuransi ayariah yang beroperasi di negara-negara Gulf Cooperation Council lebih efisien daripada yang beroperasi di Malaysia.

Rahman menguji efisiensi dari asuransi jiwa konvensional dan industri Asuransi Syariahdi Bangladesh. Penelitian Rahman menemukan, Total Factor Productivity asuransi jiwa konvensional lebih baik daripada Takaful. Hal ini karena efisiensi dan perubahan teknis. Sumber utama perubahan efisiensi adalah efisiensi skala, bukan efisiensi murni. Industri asuransi konvensional

(5)

5

dan Syariah di Bangladesh menunjukan bahwa semakin kecil ukuran perusahaan, semakin tinggi kemungkinan bagi perusahaan untuk lebih efisien dalam memanfaatkan input untuk menghasilkan lebih banyak output.3

Janjua melakukan penelitian efisiensi ekonomi asuransi berbasis Syariah dan konvensional di Pakistan Selama periode dari 2006-2011. Efisiensi biaya rata melalui DEA, sektor Asuransi Syariahtercatat 75%, sedangkan rata-rata konvensional adalah 67%. Efisiensi alokatif rata-rata-rata-rata Islam adalah 77% sementara 67% untuk asuransi konvensional.

Dengan demikian, melalui efisiensi ekonomi DEA Asuransi Syariah, lebih baik daripada rekan konvensional. Hasil efisiensi melalui analisis rasio menunjukkan bahwa rata-rata efisiensi perusahaan asuransi konvensional adalah lebih baik dari perusahaan Asuransi Syariah. Hidayat menganalisis relatifitas kinerja keuangan takaful dengan perusahaan asuransi konvensional di Bahrain selama 2006–2011. Dalam hal solvabilitas, likuiditas, profitabilitas, kinerja underwriting dan efisiensi, terlihat perusahaan asuransi konvensional di Bahrain lebih menguntungkan dan efisien daripada takaful. Penelitian ini memberikan para pelaku bisnis asuransi sebuah gambaran realistis tentang posisi keuangan Takaful dan asuransi konvensional yang ada di Bahrain selama periode waktu 2006 – 2011.4

3 Rahman MA, “Comparative study on the efficiency of Bangladeshi conventional and Islamic life insurance industry: a non-parametric approach,” (Journal Asian Business Review, 2013), 2(3): 88–99.

4

Hidayat SE, Abdulla AM,” A comparative analysis on the Financial performance between takaful and conventional insurance companies in Bahrain during 2006-2011. Journal of Islamic Economics: Bank and Finance,” (2015), 11(2): 149–162.

(6)

6

Ketua Umum Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) Taufik Marjuniadi menyatakan pertumbuhan Asuransi Syariah kian menggembirakan. Bahkan terus mengalami kenaikan dibanding perkembangan asuransi konvensional di bidang aset maupun investasi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Namun, ia sangat menyayangkan angka pengguna Asuransi Syariah di Indonesia masih sangat kecil, yaitu hanya mencapai 0,095 persen saja.

Dari data yang dicatat OJK per Maret 2016 pertumbuhan aset Asuransi Syariah dianggap cukup baik diangka 21,69 persen. Sedangkan dibidang investasi naik menjadi 23,65 persen dibanding tahun sebelumnya. "Pertumbuhan kontribusinya 10,25 persen sehingga ini menjadi awal tahun yang baik. Meski nanti diharapkan pertumbuhan di atas 20 persen," ungkap Taufik saat memberikan laporan perkembangan Asuransi Syariah di acara Buka Bersama AASI di Restoran Prima Handayani, Selasa, 14 Juni 2016. Lebih jauh Taufik menyampaikan pertumbuhan market share di kuartal satu diharapkan dapat mencapai angka 5,79 persen. Angka ini diharapkan masih terus tumbuh di atas lima persen dan mencapai target yang ditetapkan OJK. "Harapannya nanti tahun 2019-2020 market share bisa tumbuh di angka 15-20 persen," imbuhnya.

Taufik terus optimis terhadap peningkatan tersebut, terlebih dengan dukungan 61 anggota. Terdiri dari delapan perusahaan Asuransi Jiwa Syariah dan umum. Sedangkan untuk Asuransi Jiwa Syariah sejauh ini sudah terdapat 23 unit. Ditambah dengan 22 unit asuransi umum, dua unit reAsuransi Syariah

(7)

7

dan satu unit full, delapan pialang Asuransi Syariah dan satu perusahaan penjaminan Syariah.5

Penelitian ini secara eksplisit meneliti pengukuran efisiensi Asuransi Jiwa Syariah dengan menggunakan pendekatan Data Envelopment Analysis

(DEA), dan dilanjutkan menganalisis pengaruh dana Tabarru’ dan dana perusahaan terhadap tingkat efisiensi Asuransi Jiwa Syariah. Berdasarkan paparan diatas, peneliti ingin melakukan penelitian dengan Judul “Pengaruh Solvabilitas Dana Tabarru’ dan Dana Perusahaaan Terhadap Tingkat Efisiensi Industri Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia 2014-2015.”

B. Identifikasi dan Batasan Masalah

Identifikasi masalah yang berhubungan dengan penelitian ini meliputi: 1) Asuransi Syariah.

2) Rasio Solvabilitas dana Tabarru’. 3) Dana Perusahaan Asuransi Syariah. 4) Efisiensi Asuransi Syariah.

Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini meliputi: 1) Asuransi Syariah.

2) Rasio Solvabilitas dana Tabarru’. 3) Dana Perusahaan Asuransi Syariah. 4) Efisiensi Asuransi Syariah.

(8)

8

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Adakah Pengaruh yang signifikan Solvabiltas dana Tabarru’ terhadap tingkat efisensi Asuransi Jiwa Syariah?

2. Adakah Pengaruh dana Perusahaan terhadap tingkat efisensi Asuransi Jiwa Syariah?

3. Adakah Pengaruh yang signifikan yang lebih dominan antara dana Solvabiltas dana Tabarru’dan dana Perusahaan terhadap tingkat efisensi Asuransi Jiwa Syariah?

4. Bagaimanakah Pengaruh secara bersama-sama antara dana Solvabiltas dana Tabarru’dan dana Perusahaan terhadap tingkat efisensi Asuransi Syariah?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai adalah:

1. Untuk mengetahui Pengaruh yang signifikan Solvabiltas dana

Tabarru’ terhadap tingkat efisensi Asuransi Jiwa Syariah.

2. Untuk mengetahui Pengaruh dana Perusahaan terhadap tingkat efisensi Asuransi Jiwa Syariah.

(9)

9

3. Untuk mengetahui Pengaruh yang signifikan yang lebih dominan antara dana Solvabiltas dana Tabarru’ dan dana Perusahaan terhadap tingkat efisensi Asuransi Jiwa Syariah.

4. Untuk mengetahui Pengaruh secara bersama-sama antara dana Solvabiltas dana Tabarru’dan dana Perusahaan terhadap tingkat efisensi Asuransi Jiwa Syariah.

E. Kegunaan Penelitian

Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak, antara lain:

1. Segi Teoritis

a. Ekonomi Syariah diharapkan dapat menjadi bahan kajian untuk penelitian-penelitian berikutnya.

b. Diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan dalam bidang

ekonomi Syariah..

c. Diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan khususnya pada aspek pengaruh solvabilitas dana tabarru’ dan dana perusahaaan terhadap tingkat efisiensi industri Asuransi Jiwa Syariah.

2. Segi Praktis

Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi Asuransi Jiwa Syariah atau lembaga keuangan lain terutama lembaga keuangan Syariah untuk

(10)

10

mempertimbangkan, mengevaluasi serta merumuskan kebijakan-kebijakan setiap tahap pelayanan.

F. Sistematika pembahasan

Sistematika diperlukan agar pembahasan terfokus pada apa yang menjadi kajian dalam penelitian lapangan. Sistematika tersebut akan terangkum sebagai berikut:

Bab I : Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, sistematika pembahasan. Bab ini tentunya menjadi pedoman dalam pembahasan yang akan menjadi kajian dalam penelitian kedepannya.

Bab II : Ini terdapat tiga bagian yaitu pertama, kerangka teoritik yang menguraikan teori-teori yang digunakan sebagai kerangka pembahasan, yang berisi uraian telaah pustaka, referensi, jurnal, artikel, dan lain-lain yang berkaitan dengan topik penelitian ini. Kedua, penelitian terdahulu yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Ketiga, tentang penelitian terdahulu. Keempat, menjelaskan kerangka konseptual yang berisi kesimpulan dari telaah pustaka yang digunakan untuk menyusun hipotesis yang selanjutnya akan diuji.

Bab III : Membahas tentang metode yang digunakan dalam penelitian, yang berisi antara lain yang pertama jenis penelitian. Kedua populasi,

(11)

11

sampel, dana objek penelitian. Keempat, definisi operasional variabel, dan teknik analisis data.

Bab IV : Ini merupakan inti dari penelitian, yaitu membahas tentang interpretasi terhadap hasil pengolahan data dengan dasar teori, hasil peneliti lain, dan selanjutnya menganalisa Pengaruh Solvabilitas Dana Tabarru’ dan Dana Solvabilitas Dana Perusahaaan Terhadap Tingkat Efisiensi Indusri Asuransi Jiwa Syariah Di Indonesia”.

Bab V : Penutup dari penelitian yang telah dilakukan, yang memaparkan kesimpulan dan saran yang dapat ditarik dari analisis sebelumnya.

Referensi

Dokumen terkait

Adapun pegawai negeri sipil (PNS) diatur dari kantor masing-masing. Kemudian Keadilan Mendapatkan pela- yanan dimana keadilan dimaknai sebagai pe- layanan yang merata dan

Berdasarkan tingkat kebutuhan perawatan gigi maka tingkat kebutuhan perawatan sebesar 656 gigi atau setiap anak membutuhkan rerata perawatan gigi sebesar 6,83 gigi, dengan tiga

DENGAN INI MENYATAKAN (BERSEDIA / TIDAK BERSEDIA) * HADIR PADA KEGIATAN PELATIHAN KOORDINATOR KABUPATEN & PENYEGARAN FASILITATOR KEBERLANJUTAN (FK) LAMA PROGRAM PAMSIMAS II

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan minat belajar siswa SMAN, SMKN, dan MAN dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani, dan untuk mengetahui mana

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa bahan ajar ETNOSPEM layak digunakan, memiliki respon yang positif dari siswa dan guru, serta sangat

World Vision Indonesia bersama mitranya, Wahana Visi Indonesia, dalam rangka memperingati HAN 2010 menyelenggarakan berbagai kegiatan di wilayah dampingannya dan secara khusus

Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian Yendrawati (2013), Sari dan Banu (2014) serta Surastiani dan Bestari (2015) yang menyatakan kapasitas sumber daya

Hasil tersebut menunjukkan bahwa H 0 ditolak dan H a diterima, artinya adalah bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kepemimpinan tranformasional dan