• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BAHAN AJAR ETNOSPEM (ETNOSAINS PEMPEK) TERHADAP KEEFEKTIFAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH BAHAN AJAR ETNOSPEM (ETNOSAINS PEMPEK) TERHADAP KEEFEKTIFAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

420 Pengaruh Bahan Ajar Etnospem (Etnosains Pempek) Terhadap Keefektifan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar

Tiurida Intika, Jumiati

PENGARUH BAHAN AJAR ETNOSPEM (ETNOSAINS PEMPEK)

TERHADAP KEEFEKTIFAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

Tiurida Intika, Jumiati

Universitas PGRI Palembang tiuridaintika@gmail.com

ABSTRAK

Bahan ajar ETNOSPEM merupakan salah satu sumber ajar yg sangat baik untuk membantu siswa dalam belajar. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui keefektifan hasil belajar siswa sekolah dasar melalui bahan ajar ETNOSPEM. Penelitian ini merupakan hasil penelitian yang sudah dilakukan dan menghasilkan data yang relevan dari bahan ajar serta melihat tanggapan siswa dan guru melalui penelitian. Hasil penelitian validasi produk bahan ajar ETNOSPEM dari pakar materi, ahli budaya daerah, dan praktisi yang memperoleh skor rata-rata 4,42 dengan kriteria sangat baik atau layak digunakan. Sedangkan untuk efektifan hasil belajar siswa mengalami peningkatan terlihat melalui hasil pretest yang memperoleh nilai rata 58,67 menjadi 88,37 pada nilai rata-rata posttest. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa bahan ajar ETNOSPEM layak digunakan, memiliki respon yang positif dari siswa dan guru, serta sangat efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam belajar.

(2)

421 Pengaruh Bahan Ajar Etnospem (Etnosains Pempek) Terhadap Keefektifan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar

Tiurida Intika, Jumiati

PENDAHULUAN

Sains merupakan ilmu yang

digunakan untuk mempelajari berbagai aspek-aspek tertentu yang berasal dari alam secara terstruktur, sistematik, dan sesuai dengan metode saintifik.

Hakikat sains sebagai proses diwujudkan dengan melaksanakan pembelajaran yang melatih keterampilan proses bagaimana cara produk sains ditemukan (Wisudawati dan Sulistyowati, 2015: 22).

Pembelajaran Sains memiliki peranan yang sangat penting dalam pembentukan kepribadian dan perkembangan intelektual siswa. Samatowa (2016: 45) menyatakan bahwa pembelajaran sains di SD hendaknya mampu membuka kesempatan untuk memupuk rasa ingin tahu anak didik secara ilmiah.

Sejalan dengan penjelasan menurut Atmojo (2012) salah satu caranya adalah dengan menyajikan sumber belajar dengan merekonstruksi pengetahuan sains ilmiah yang berorientasi budaya atau etnosains.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara beberapa siswa SDN 8 Lembak terdapat hanya sekitar 40% siswa aktif dalam proses pembelajaran. Ada juga beberapa siswa menjelaskan tidak mengerti saat belajar karena kurangnya sarana dan prasarana terutama bahan ajar yang menarik. Oleh karena itu, dilakukan penelitian yang berkaitan dengan kearifan lokal sesuai kondisi dan tradisi yang ada di daerah tepatnya di desa Lembak Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan.

Sistem pembelajaran yang dilakukan juga harus secara komprensif memadukan antara konsep-konsep dengan potensi kearifan lokal yang ada di masyarakat. Lingkungan alam juga dapat digunakan sebagai sumber belajar dengan cara mengkaitkan antara

pengetahuan asli masyarakat dengan sains menurut Hadi (2019).

Ada beberapa penelitian yang mengkaji pentingnya budaya untuk pembelajaran. Pada penelitian ini juga melibatkan pembelajaran mengkaitkan Budaya dan kearifan lokal dimaksudkan agar siswa lebih paham dengan keadaan yang ada di sekitar siswa karena merupakan hal yang dekat dan diketahui oleh siswa. Pembelajaran sains yang dikembangkan dari perspektif budaya setempat dan kearifan lokal secara terorganisir terkait dengan fenomena dan kejadian alam tertentu (Etnosains) akan menambah minat siswa terhadap sains dan akan lebih mudah dipahami oleh siswa (Shidiq, 2016).

Menurut Aikenhead (2002) Etnosains merupakan pengetahuan yang dimiliki suatu bangsa atau kelompok sosial sebagai bentuk kearifan lokal. Sejalan dengan pernyataan diatas menurut Sudarmin (2015) menyatakan bahwa terdapat 370 suku bangsa Indonesia dan perlu membangun (rekontruksi) pengetahuan sains ilmiah siswa yang berbasis budaya dan etnosains.

Pengembangan bahan ajar ETNOSPEM dipilihnya sekolah dasar sebagai dimaksud agar nilai-nilai cinta budaya lokal dapat ditanamkan pada siswa sejak dini. Nilai-nilai tersebut harapannya akan tercermin pada tingkah laku mereka sehari-hari karena telah terbentuk pada kepribadiannya. Selain itu dengan adanya bahan ajar ETNOSPEM ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

KAJIAN LITERATUR

Bidang kajian penelitian etnosains (Sudarmin, 2015), yaitu pertama penelitian etnosains yang memusatkan perhatian pada kebudayaan yang didefinisikan sebagai the forms of things

(3)

422 Pengaruh Bahan Ajar Etnospem (Etnosains Pempek) Terhadap Keefektifan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar

Tiurida Intika, Jumiati

that people have in mind, their models for perceving, yang dalam hal ini ditafsirkan sebagai model untuk mengkalsifikasi lingkungan atau situasi sosial yang dihadapi.

Peran pembelajaran yang mempelajari tentang pengetahuan yang khas dari suatu masyarakat tertentu (Etnosains) sangat penting dimiliki oleh siswa sekolah dasar untuk mengetahui gejala yang dianggap penting dan mengorganisir dalam proses pembelajaran. (Yuliana, 2017).

Keragaman budaya banyak dikembangkan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran sains karena sekitar 90% guru menyatakan ingin mengembangkan pembelajaran yang berbasis budaya lokal dan etnosains, tetapi ada 20% yang memilki wawasan dan pembelajaran untuk mengembangkan (Suastra, 2010).

Sesuai dengan (Parmin, 2017) menjelaskan pendekatan etnosains merupakan penerapan pengajaran sains belajar dengan pendekatan ethnoscience, kemampuan guru yang diperlukan untuk menggabungkan pengetahuan asli dengan pengetahuan ilmiah.

Penelitian Puspasari, et al (2019) Penerapan pembelajaran IPA berbasis Etnosains di SD Muhammadiyah Alam Surya Mentari belum memberikan pendekatan etnosains tetapi secara tidak sadar sudah menerapkan etnosains dilihat dengan mengkaitkan antara materi dengan lingkungan, kebudayaan, dan sosial yang ada dilikungan sekitar.

Hal ini sesuai dengan pendapat Kartono and Bujang (2010) yang menyatakan

bahwa pendidikan IPA dapat dikembangkan dengan bertumpu pada keunikan dan keunggulan suatu daerah, termasuk budaya dan teknologi lokal (tradisional). Dengan kata lain, penerapan pembelajaran IPA berbasis etnosains hanya diterapkan pada materi

tertentu yang dapat dikaitkan dengan pendekatan etnosains.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian

Nurkhalisa and Ummayah (2015) bahwa The learning process is not only done in the classroom but the students can also learn from the environment and society. Jadi pembelajaran IPA berbasis etnosains yaitu belajar dengan kebudayaan, kebiasaan di daerah, dan lingkungan sekitar.

Melalui pendekatan etnosains diberikan kepada peserta didik sebagai upaya mengoptimalkan pembelajaran terintegrasi yang kontekstual dan menguatkan lingkungan sebagai sumber belajar. Etnosains merupakan pembelajaran yang bermakna memungkinkan peserta didik belajar sambil melakukan atau “learning by doing” (Alvonco, 2014). Learning by doing memungkinkan peserta didik mampu menghubungkan materi pembelajaran yang dipelajari dengan konteks kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran berbasis etnosains ditawarkan dalam pelaksanaan pembelajaran karena sesuai dengan proses pelaksaan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013 sesuai dengan pendekatan saintifik yang meliputi : mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mencoba, dan mengkomunikasikan.

Penerapan pembelajaran etnosains tidak hanya hanya sesuai dengan perkembangan zaman dan kaidah kurikulum pendidikan yang saat ini dianut oleh bangsa Indonesia, akan tetapi juga bertujuan untuk menanamkan sikap cinta terhadap budaya dan bangsa, selain itu dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman peserta didik terhadap budaya dan potensi yang dimiliki oleh daerahnya.

Hal ini berguna untuk mengatasi kesulitan peserta didik dalam menyerap

(4)

423 Pengaruh Bahan Ajar Etnospem (Etnosains Pempek) Terhadap Keefektifan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar

Tiurida Intika, Jumiati

pelajaran yang bersifat abstrak dengan menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks sesuai dunia nyata (kontekstual) dan sebagai alternatif khusus sebagai satu langkah mewujudkan pembentukan karakter nasionalisme melalui penguatan nilai kearifan lokal daerah dengan implementasi etnosains.

Dari pemaparan diatas, penerapan pembelajaran berbasis etnosains sangat menguntungkan karena dapat melatih peserta didik untuk mencari tahu, melatih berpikir kritis dan analistis, serta bekerjasama untuk memecahkan suatu masalah.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Penelitian dimulai dari analisis permasalahan dilapangan, mencari solusi untuk permasalahan dilapangan, mencari sumber belajar yang cocok untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Pelaksanaan dilakukan pembelajaran secara daring mengingat sekarang terjadinya wabah Covid-19 dan di daerah Kabupaten Muara Enim masih memasuki zona merah. Hal ini dilakukan karena mengingat pentingya keselamatan untuk peneliti dan sasaran subjek yang akan di teliti.

Subjek dan lokasi pengambilan data penelitian di lakukan di siswa kelas IV SDN 8 Lembak. Penelitian dilakukan selama satu bulan melihat penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang mudah pada saat pengumpulan data karena terkendala oleh covid-19 pada proses penelitian.

Teknik pengumpulan data sama seperti biasaya melakukan proses validasi oleh 3 validator yang terdiri dari ahli materi, ahli budaya daerah, dan praktisi. Selain itu ada pengumpulan

data melalui angket respon siswa terhadap bahan ajar ETNOSPEM.

Pada analisis data dilakukan

beberapa proses yang terdiri dari

analisis data validasi produk melalui

3 validator, analisis kepraktisan

produk dengan melihat respons

siswa

terhadap

bahan

ajar

ETNOSPEM, dan analisis keefektifan

melalui

uji

peningkatan

menggunakan perhitungan indeks

n-gain.

PEMBAHASAN

Hasil data penelitian didapat melalui beberapa tahap dan observasi di siswa SD Negeri 8 Lembak di kelas IV, ditemukan bahwa proses pembelajaran tidak lagi dilakukan secara konvensional (tatap muka) tetapi sudah melakukan pembelajaran dengan menggunakan aplikasi berbasis IT mengingat masih terjadinya wabah covid-19. Guru telah mengemas proses pembelajaran dengan baik, terlihat pada saat pembelajaran melalui daring (dalam jaringan) proses pembelajaran yang dilakukan siswa sangat efektif mengingat keadaan sekarang. Siswa diminta belajar melalui bahan ajar ETNOSPEM disertai video yang dikirim guru dimaksudkan agar siswa lebih paham konsepnya.

Pada saat itu, materi yang diajarkan adalah tema tentang makanan sehat dan bergizi dengan menggunakan bahan ajar ETNOSPEM dan contoh dari bahan ajar ETNOSPEM yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari khususnya makanan lokal masyarakat Provinsi Sumatera Selatan yaitu Pempek. Pada pengambilan data validasi dilakukan oleh 3 orang validator yaitu 1 orang ahli materi, 1 orang ahli budaya daerah dan 1 orang praktisi. Ketiga validator tersebut terdiri dari satu orang ahli materi dosen PGSD di Universitas

(5)

424 Pengaruh Bahan Ajar Etnospem (Etnosains Pempek) Terhadap Keefektifan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar

Tiurida Intika, Jumiati

PGRI Palembang, satu orang ahli kebudayaan lokal dosen biologi di Universitas PGRI Palembang dan satu orang guru kelas IV SD Negeri 8 Lembak. Validasi menggunakan lembar validasi dalam melakukan validasi produk. Hasil validasi produk bahan ajar ETNOSPEM dapat dilihat pada Tabel 1. sebagai berikut.

Tabel 1. menunjukkan bahwa hasil validasi produk bahan ajar ETNOSPEM dalam kategori sangat baik. Menurut validator pertama menyatakan sangat baik dengan rata-rata skor sebesar 4,43; validator kedua dengan rata-rata skor sebesar 4,33; dan validator ketiga dengan rata-rata skor 4,50. Ketiga validator sepakat menyatakan bahwa bahan ajar ETNOSPEM dalam kategori sangat baik dengan rata-rata keseluruhan skor sebesar 4,42.

Keefektifan

Keefektifan bahan ajar ETNOSPEM pada materi tema makanan sehat dan bergizi dilakukan dengan menghitung hasil laporan kerja individu. Nilai Belajar Siswa

Peningkatan nilai belajar pada siswa diperoleh dari tes yang dilakukan siswa sebelum dan setelah proses pembelajaran atau disebut pretest dan postest. Bahan ajar ETNOSPEM dinyatakan efektif

dalam meningkatkan nilai belajar jika sebanyak ≥ 75% dari siswa mendapatkan nilai belajar ≥ 65. Nilai rata-rata pretest dan postest dapat disajikan dalam Gambar 1. sebagai berikut.

Gambar 1. Hasil Belajar Pretest dan

Postest Siswa

Berdasarkan hasil perhitungan pretest dan postest, bahan ajar ETNOSPEM dinyatakan efektif dalam peningkatan hasil belajar pada uji skala luas dikarenakan dari 35,13% siswa yang

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Validasi Bahan Ajar ETNOSPEM No Kode

Skor Skor

Total Rata- rata

Skor Kategori Aspek Komponen

Isi Bahas

a Sajian Penyajian Kebudayaan Keefektifan

1 V-1 27 16 22 23 18 27 133 4,43 Sangat Baik

2 V-2 25 15 20 23 19 28 130

4,33 Sangat Baik

3 V-3 27 17 20 24 19 28 135

4,50 Sangat Baik

Rata-rata Keseluruhan 4,42 Sangat

(6)

425 Pengaruh Bahan Ajar Etnospem (Etnosains Pempek) Terhadap Keefektifan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar

Tiurida Intika, Jumiati

memperoleh nilai ≥ 65, menjadi 91,89% siswa mendapat hasil belajar ≥ 65, dangan rata-rata nilai 58,67 pada pretest dan 88,37 pada postest.

Rentang Peningkatan Hasil Belajar Berdasarkan N-gain

Untuk mengetahui rentang peningkatan hasil belajar siswa, maka digunakan rumus gain ternomalisasi (N-gain). Hal ini dilakukan untuk mengetahui besarnya rentang peningkatan antara pretest dan postest. Berdasarkan perhitungan, diperoleh rata-rata N-gain skor sebesar 0,64. Skor tersebut termasuk kedalam tafsiran kategori sedang (0,3≤ g ˂0,7). Hal ini telah memenuhi ketentuan sebelumnya, bahwa pembelajaran menggunakan bahan ajar ETNOSPEM dikatakan efektif jika N-gain minimal sebesar 0,3.

Selain itu, nilai pretest dan postest dari masing-masing siswa juga dihitung berdasarkan hasil penghitungan bahwa tidak ada tafsiran siswa dalam kategori rendah, sedangkan untuk kategori sedang ada 21 siswa dan untuk kategori tinggi ada 11 siswa.

SIMPULAN

Hasil dari penelitian dan pengembangan bahan ajar ETNOSPEM dapat menumbuhkan keterampilan proses sains siswa di sekolah dasar. Proses pembelajaran IPA dengan menggunakan bahan ajar ETNOSPEM yang dilakukan di SD Negeri 8 Lembak telah dilaksanakan dengan baik dan juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Bahan ajar ETNOSPEM dikembangkan sesuai dengan teori kontruktivisme siswa dan disesuaikan dengan kompetensi inti maupun kompetensi dasar yang terdapat pada jenjang SD kelas IV. Selain itu, isi bahan ajar ETNOSPEM dilengkapi dengan contoh materi dan LKS.

Berdasarkan data yang diambil adalah teruji dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil penelitian validasi produk bahan ajar ETNOSPEM dari pakar materi, ahli budaya daerah, dan praktisi yang memperoleh skor rata-rata 4,42 dengan kriteria sangat baik atau layak digunakan. Sedangkan untuk efektivitas siswa belajar mengalami peningkatan terlihat melalui hasil pretest yang memperoleh nilai rata-rata 58,67 menjadi 88,37 pada nilai rata-rata posttest. Jadi, berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa bahan ajar ETNOSPEM layak digunakan, memiliki respon yang positif dari siswa dan guru, efektif dan praktis digunakan karena meningkatkan hasil belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Aikenhead, G. (2002). Renegotition The Culture of Science In Improving Science Education : The Contribution of Research. Canada : Open University Press.

Alvonco, J. (2014).Practical Communication Skill. Jakarta : Elex Media Komputindo.

Atmojo. (2012). Profil Keterampilan Proses Sains dan Apresiasi Siswa Terhadap Profesi Pengrajin Tempe Dalam Pembelajaran IPA Berpendekatan Etnosains. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia (JPII), 1(2): 115-122.

Hadi, W.P., Sari, F.P., Sugiarto, Aris., Mawaddah, W., & Arifin, S. (2019). Terasi Madura : Kajian Etnosains Dalam Pembelajaran IPA Untuk Menumbuhkan Nilai Kearifan Lokal dan Karakter Siswa. Quantum : Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, 10(1) : 45-55. Kartono & Bujang (2010). Penelusuran

Budaya dan Teknologi Lokal dalam Rangka Rekonstruksi dan Pengembangan Sains di Sekolah

(7)

426 Pengaruh Bahan Ajar Etnospem (Etnosains Pempek) Terhadap Keefektifan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar

Tiurida Intika, Jumiati

dasar. Jurnal Cakrawala Kependidikan 7.

Nurkhalisa & Ummayah (2015). Etse-Module ”The Benefits of Acidic Bases in Life” Ethnoscience Based Demak Society in the Utilisation of Lime. International Journal of Science and Research (IJSR) 6, 1396– 1400.

Parmin. (2017). Ethoscience. Semarang : Swadaya Manunggal.

Puspasari, A., Susilowati, I., Kurniawati, L., Utami, R.R., Gunawan, I., & Sayekti, I.C. (2019). Implementasi Etnosains dalam Pembelajaran IPA di SD Muhammadiyah Alam Surya Mentari Surakarta. Science Education Journal (SEJ). 3(1) : 25-31).

Samatowa, U. (2016). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeksi. Shidiq, A.S. (2016). Pembelajaran Sains

Kimia Berbasis Etnosains Untuk Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Siswa. Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VIII Tema “Peningkatan Profesionalisme Pendiidk dan Periset Sains Kimia di Era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)” Program Studi Pendidikan FKIP UNS Surakarta.

Suastra, I.W. (2010). Model Pembelajaran Sains Berbasis Lokal Untuk Mengembangkan Kompetensi Dasar Sains dan Nilai Kearifan Lokal di SMP. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran. 43(1) : 8-16. Sudarmin. (2015). Pendidikan Karakter,

Etnosains dan Kearifan Lokal: Konsep dan Penerapan, Penelitian, dan Pembelajaran Sains (Pendidikan Karakter, etnosains dan Kearifan Lokal: Konsep dan Aplikasi dalam Penelitian dan Ilmu Pendidikan Karakter Pendidikan: Etnosains dan Kearifan Lokal. Semarang: CV. Swadaya Manunggal.

Sudarmin. (2015). Pendidikan Karakter, Etnosains, dan Kearifan Lokal : Konsep dan Penerapannya dalam Pembelajaran Sains. Semarang : CV Manunggal.

Wisudawati, A.W., & Sulistyowati, E. (2015). Metedologi Pembelajaran IPA. Jakarta : Bumi Aksara.

Yuliana, I. (2017). Pembelajaran Berbasis Etnosains dalam Mewujudkan Pendidikan Karakter Siswa Sekolah Dasar. ELSE (Elementry School Education Journal) : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sekolah Dasar. 1(2) : 98-106.

Gambar

Tabel  1.  menunjukkan  bahwa  hasil  validasi  produk  bahan  ajar  ETNOSPEM dalam kategori sangat baik

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil observasi pertemuan ketiga siklus II, dapat diketahui bahwa dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh penulis sudah mengalami peningkatan

Bagi masyarakat Muslim yang tinggal bersama pemeluk agama lain (pluralitas agama), dalam masalah sosial yang tidak berkaitan dengan aqidah dan ibadah,

Gas A dan gas B mengandung unsur halogen dengan tingkat oksidasi yang berbeda.. Tingkat oksidasi unsur halogen pada gas A lebih rendah dari tingkat oksidasi unsur

Tanda pelunasan pajak tahun terakhir (SPT tahun 2013) dan Laporan Bulanan Pajak (PPh pasal 21, PPh pasal 23 bila ada transaksi, PPh pasal 25/29 dan PPN) untuk 3 (tiga) bulan

Studi kepustakaan terdiri dari analisis hidrologi berupa, analisa curah hujan, analisa distribusi frekuensi, analisa intensitas hujan, debit kawasan dengan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “ Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika Berbasis Problem Based Learning

6ksplorasi batubara dengan menggunakan metode geomagnet memang  jarang dilakukan karena barang tambang ini memiliki nilai kemagnetan yang rendah dan pengendapanya merupakan

Dari hasil temuan observasi membuktikan bahwa pada aspek menahan diri santri- santri benar terlibat dalam upaya pengembangan sikap toleransi santri dalam kehidupan