• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Project Based Learning pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD Negeri Kutowinangun 11 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Project Based Learning pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD Negeri Kutowinangun 11 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

64 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.Deskripsi Sekolah dan Subjek Penelitian 4.1.1.Deskripsi Sekolah

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Kutowinangun 11. SD Negeri Kutowinangun 11 beralamat di jalan Butuh No. 1 kecamatan Tingkir kota Salatiga Provinsi Jawa Tengah. SD Negeri Kutowinangun 11 berada dalam satu kawasan dengan SD Negeri Kutowinangun 1 dan 4.

Luas tanah SD Negeri Kutowinangun 11 secara keseluruhan adalah 2483 m2, dengan luas bangunan 750 m2. SD Negeri Kutowinangun 11 memiliki 6 ruang kelas, 1 ruang UKS, 1 ruang perpustakaan, 1 gudang, 1 ruang ekstra rebana, 1 ruang mushola, 1 ruang computer, 1 ruang guru, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang multimedia, 1 WC guru dan 3 WC siswa.

Sekolah yang berdiri sejak tahun 1977 ini, dikepalai oleh Bapak A. Afifudin, S. Ag. Berdasarkan data yang ada, terdapat 11 guru dengan jenjang pendidikan S1, 2 guru dengan jenjang pendidikan DII dan 1 staf dengan pendidikan SLTA. Data jenjang pendidikan guru/staf di SD Negeri Kutowinangun 11 , dapat digambarkan ke dalam diagram sebagai berikut:

Diagram 4.1. Prosentase Pendidikan Guru/Staf SDN Kutowinangun 11

Jumlah siswa di SD Negeri Kutowinangun 11 adalah 133 siswa dengan siswa laki-laki 74 dan 59 siswa perempuan. SD Negeri Kutowinangun 11

78.50%

14.30%

7.20%

S1 DII SLTA

(2)

memiliki 6 kelas, yaitu kelas 1, 2, 3, 4, 5, dan 6. Data kelas SD Negeri Kutowinangun 11 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1. Data Kelas SD Negeri Kutowinangun 11

No. Kelas Jumlah Siswa Guru Kelas

Putra Putri Total

1. I 10 11 21 Heru Surya Hadi

Setyawati

2. II 12 11 23 Yunita Dwi Utami,

S.Pd

3. III 14 10 24 Elizabeth Tri K, S.Pd

4. IV 18 8 26 Dewi Permata Sari,

S.Pd

5. V 11 13 24 Suharmi, S.Pd

6. V1 9 6 15 Elma Mulia Sari, S.Pd

Jumlah 74 59 133

4.1.2.Deskripsi Subject Penelitian

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada kelas IV dengan jumlah siswa 26 orang. Berdasarkan data siswa kelas IV, siswa kelas IV terdiri atas 8 siswi dan 18 siswa. Siswa dengan umur 11 tahun berjumlah 5 anak, siswa dengan umur 10 tahun 16 anak, dan siswa dengan umur 9 tahun berjumlah 3 anak.

Sebagian besar pendidikan orang tua siswa kelas IV adalah pada jenjang SMA/SMK/SLTA, sebagian lagi masih tamatan SD dan SMP. Dari data yang diperoleh penulis tentang jenjang pendidikan orang tua siswa kelas IV, terdapat 14 ayah dengan jenjang pendidikan SMA/SLTA/SMK, 6 ayah dengan jenjang pendidikan SMP dan 4 ayah dengan jenjang pendidikan SD. Sedangkan data jenjang pendidikan untuk ibu, ada 16 ibu dengan jenjang pendidikan SMA, 3 ibu dengan jenjang pendidikan SMP, dan 5 ibu dengan jenjang pendidikan SD.

(3)

Tabel 4.2. Data Pekerjaan Orang Tua Siswa Kelas IV

No. Pekerjaan Ayah Ibu

1. Buruh 8 6

2. Wiraswasta 5 5

3. Karyawan Swasta 6 4

4. Swasta 2 1

5. Pedagang Kecil 5 7

6. Tidak bekerja - 3

Dari data pekerjaan orangtua siswa kelas IV SDN Kutowinangun 11 Salatiga, didapatkan berbagai macam pekerjaan orang tua siswa kelas IV. Kebanyakan pekerjaan orangtua siswa yaitu bekerja sebagai buruh, maka dari itu kesadaran orang tua untuk menyekolahkan anaknya masih rendah, semangat siswa dalam belajar masih rendah karena tidak adanya dorongan semangat dari orangtua. Tetapi sebagian siswa memiliki semangat yang tinggi dalam belajar dan untuk mendapatkan hasil belajar yang baik.

4.2.Deskripsi Kondisi Awal

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas IV SDN Kutowinangun 11 Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 26 siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, terlihat bahwa kompetensi siswa masih rendah. Hal ini bisa terlihat dari nilai hasil evaluasi siswa pada mata pelajaran IPA yang telah dilakukan dimana sebagian besar peserta didik memperoleh nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70). Diperoleh data hasil pembelajaran sebelum dilakukan tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh penulis dengan rumus sebagai berikut:

Banyaknya Kelas = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 26 = 1 + (3,3 x 1,4) = 1 + 4,62

= 5,62 (dibulatkan menjadi 6)

Range = (skor maksimum – skor minimum) = 80 – 40

(4)

Interval = Range Banyaknya Kelas

= 40 6

= 6,6 (dibulatkan menjadi 7)

Selanjutnya dibuat table destribusi frekuensinya. Berikut disajikan rekapitulasi table destribusi frekuensi hasil belajar IPA pada kondisi awal yang dapat dilihat pada table 4.3

Tabel 4.3

Destribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Kondisi Awal Siswa Kelas IV SD Negeri Kutowinangun 11 Salatiga

No. Interval Kondisi Awal Keterangan

Frekuensi Persentase

Berdasarkan tabel 4.3 pembelajaran belum efektif dengan banyaknya siswa yang belum tuntas dalam belajarnya (KKM=70). Diketahui untuk nilai 40-47 sebanyak 3 siswa dengan persentase 11,53%, siswa yang mendapat nilai 48-54 sebanyak 10 siswa dengan persentase 38,47%, untuk nilai 55-61 sebanyak 5 siswa dengan persentase 19,24%, siswa dengan nilai 62-68 sebanyak 3 siswa dengan persentase 11,53%, siswa dengan nilai 69-75 sebanyak 4 siswa dengan persentase 15,39% dan siswa yang mendapat nilai 76-82 sebanyak 1 siswa dengan presentase 3,85%. Rata-rata kelas yaitu 60,47 dengan nilai tertinggi adalah 80 dan nilai terendahnya adalah 40.

(5)

pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan project based learning.

Dilaksanakannya pembelajaran IPA dengan pendekatan project based learning,

diharapkan dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dengan hasil akhir siswa dapat menghasilkan produk. Dengan memberikan inovasi baru terhadap pengalaman belajar siswa diharapkan hasil belajar siswa akan menjadi lebih baik dan meningkat.

4.3.Deskripsi Siklus 4.3.1 Siklus I

4.3.1.1Tahap Perencanaan Siklus 1

(6)

a. Siklus I Pertemuan Pertama

Pada pertemuan pertama di siklus I, pembelajaran akan dipusatkan pada pembuatan proyek yaitu tentang faktor penyebab perubahan lingungan terhadap daratan (angin, hujan, cahaya matahari, dan gelombang air laut). Sebelum dilaksanakan kegiatan pembelajaran, maka penulis menyusun sebuah rancangan pembelajaran berupa RPP siklus I pertemuan pertama. Selain itu, penulis juga menyiapkan beberapa alat dan bahan pembelajaran untuk dikemas menjadi sebuah materi ajar berkenaan dengan materi yang akan disampaikan sendiri oleh peneliti. Sebagai kebutuhan administrasi penulis, penulis juga menyiapkan daftar presensi siswa, lembar observasi siswa, dan lembar observasi penulis dalam mengajar.

Rencana kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan pertama di siklus I ini adalah diawali dengan kegiatan pendahuluan. Kegiatan pendahuluan direncanakan berlangsung selama kurang lebih 10 menit. Kegiatan pendahuluan yang akan dilaksanakan antara lain adalah membuka pembelajaran dengan berdoa, dilanjutkan dengan mengabsen siswa. Sebelum masuk kedalam apersepsi, siswa dikondisikan untuk siap mengikuti pembelajaran IPA selanjutnya penulis memberitahukan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

(7)

ini, masing-masing kelompok kerja diminta untuk membuat hasil akhir / laporan kerja yang telah dilakukan dalam pembelajaran.

Pada kegiatan penutup, penulis dan siswa membuat kesimpulan pembelajaran. Kegiatan penutup direncanakan kurang lebih selama 5 menit. Setelah memeroleh kesimpulan pembelajaran, penulis menyampaikan kegiatan pembelajaran pertemuan mendatang. Sebagai kegiatan terakhir, penulis menutup kegiatan pembelajaran IPA.

b. Siklus I Pertemuan Kedua

Pembelajaran siklus I pertemuan kedua ini masih dengan kegiatan pembelajaran yang pada akhirnya menghasilkan suatu produk. Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran pertemuan kedua ini penulis merancang RPP dengan berfokus ke indicator 2 dan 3 yaitu membuat suatu karya/produk perubahan lingkungan fisik terhadap daratan (hujan mengakibatkan erosi, cahaya matahari mengakibatkan kebakaran hutan, angin menyebabkan daratan terkikis , gelombang laut menyebabkan abrasi).

(8)

kritik positif pada kegiatan siswa selama kegiatan perancangan proyek yang telah dilakukan.

Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan pelaksanaan kegaitan penutup, dalam kegiatan penutup penulis dengan siswa melakukan tanya jawab dan menarik kesimpulan pada pembelajaran yang telah dilaksanakan. Akhir dari kegiatan penutup yaitu penyampaian pembelajaran pertemuan selanjutnya dan doa.

c. Siklus I Pertemuan Ketiga

Dalam pertemuan ketiga siklus I, tujuan utama pembelajaran adalah untuk melaksanakan kegiatan evaluasi pembelajaran. Hal yang dipersiapkan dalam pembelajaran pertemuan ketiga antara lain adalah rencana pelaksanaan pembelajaran dan soal evaluasi. Dalam kegiatan pendahuluan, setelah penulis mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pelajaran, penulis mengingatkan siswa kembali, kegiatan pembelajaran lalu.

Dalam kegiatan inti, penulis melakukan tanya jawab tentang materi IPA yang telah dipelajari siswa tentang perubahan lingkungan fisik terhadap daratan (hujan mengakibatkan erosi, cahaya matahari mengakibatkan kebakaran hutan, angin menyebabkan daratan terkikis , gelombang laut menyebabkan abrasi).

(9)

4.3.1.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Perencanaan pembelajaran siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama dan pertemuan kedua dilaksanakan dengan menerapkan pendekatan Project Based Learning dalam pembelajaran IPA. Sedangkan pertemuan ketiga dilaksanakan untuk kegiatan evaluasi hasil belajar siswa. Setiap pertemuan, dilaksanakan selama 2 jam pelajaran, yang mana setiap jam pelajarannya beralokasi waktu 35 menit.

a. Siklus I Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama siklus I dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 17 April 2015 jam pelajaran ke- 4 dan 5. Kegiatan pembelajaran IPA dimulai pada pukul 09.00 – 10.10 WIB. Setelah istirahat bel masuk kelas, semua siswa mulai memasuki kelas dan bersiap untuk belajar.

Setelah semua siswa siap mengikuti pembelajaran, penulis membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan bertanya “hari ini siapa yang tidak berangkat?” semua siswa menjawab dengan serentak “Nihil bu…”. “Apakah sudah siap belajar IPA anak-anak?” ,”sudah bu, kami masih semangat” jawab siswa. Penulis memberikan pertanyaan mendasar kepada siswa yang bertujuan untuk menggali informasi dari diri siswa “anak-anak apabila hujan terjadi setiap hari bahkan dalam sehari tidak reda akibatnya apa ya? Misalnya yang sering kita lihat berita di kota-kota besar di Indonesia?”. Siswa menjawab “banjir bu banjir”. Setelah itu penulis menjelaskan bahwa banjir dapat mengakibatkan terjadinya perubahan lingkungan fisik dari daratan yang normal bisa dilalui kendaraan dengan mudah kemudian ketika terjadi banjir terdapat genangan air yang cukup tinggi, aktivitas manusia terhambat dan menyebabkan perubahan lingkungan fisik, dari tanya jawab tsb penulis memberikan gambaran awal bahwa pembelajaran hari ini akan membahas materi perubahan lingkungan fidik dan pengaruhnya terhadap daratan. Kegiatan pendahuluan yang penulis laksanakan ini berlangsung sekitar 9 menit.

(10)
(11)

mencatat langkah-langkah kerja dll. Langkah pertama yang dilakukan masing-masing kelompok yaitu menyiapkan kotak papan A dan B diisi tanah sampai penuh, papan A hanya berisi tanah dan papan B berisi tanah yang ditumbuhi oleh tumbuh-tumbuhan yang lebat, setelah selesai kemudian kedua papan diletakkan di tempat yang miring, antara papan A dan B bersebelahan, kemudian masing-masing kotak A dan B dengan siswa yang sudah siap mengguyur air diatas, secara bersama kotak papan A dan B diguyur air perlahan-lahan, siswa dengan kelompok mengamati dan menulis hasil perancangan proyek di kertas asturo. Setelah 30 menit perancangan proyek selesai semua siswa masuk ke dalam kelas dan duduk sesuai kelompok, masing-masing kelompok menyampaikan hasil pembuatan produk mereka masing-masing dan hasil dari semua kelompok intinya sama yaitu kotak papan A yang hanya diisi oleh tanah ketika diguyur air terus menerus akan terjadi erosi atau pengikisan, selanjutnya kotak papan B tidak mengalami erosi atau pengikisan tanah dikarenakan pada kotak B ditumbuhi tanaman yang lebat sehingga ketika air mengguyur papan, air tsb dapat diserap oleh akar air dan tidak langsung mengenai tanah yang mengakibatkan longsor atau erosi. Dari presentasi kelompok 1-4 penulis memberikan penghargaan kepada kelompok 2 yang selama kegiatan perancangan proyek paling aktif, kompak dan hasil produk rapi. Pada kegiatan penutup penulis bersama siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini bahwa ada 4 faktor yang mempengaruhi perubahan lingkungan fisik yaitu factor angin, hujan, cahaya matahari dan gelombang laut, penulis menyampaikan pesan moral pembelajaran dengan bijak dan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya, akhir dari pembelajaran penulis mengucapkan salam.

b. Siklus I Pertemuan Kedua

(12)

pembelajaran pada pertemuan sebelumnya yaitu factor penyebab perubahan lingkungan fisik, penulis memberikan pertanyaan mendasar “anak-anak apa yang dimaksud gelombang air laut?” siswa menjawab gelombang air laut itu misalnya seperti ombak. Penulis memberikan pertanyaan selanjutnya “apakah cahaya matahari dapat memberikan dampak pada perubahan lingkungan fisik?” “sebutkan peristiwa apa yang terjadi karena cahaya matahari?” DPS mengangkat tangan dan menjawab “dapat bu! Misalnya ketika musim kemarau sering terjadi kebakaran hutan di Sumatra dan Kalimantan gitu bu” ICK menambah jawaban “tapi cahaya matahari juga dapat membantu dalam kehidupan sehari-hari bu, misalnya kita menjemur pakaian bisa kering karena cahaya matahari”. Penulis memberikan penguatan untuk siswa yang sudah berani menjawab dan penulis menjelaskan bahwa jawaban siswa semua benar, tetapi dalam materi hari ini siswa akan belajar pengaruh cahaya matahari terhadap perubahan lingkungan fisik seperti jawaban DPS yang telah menjelaskan peristiwa kebakaran hutan karena cahaya matahari. Memasuki kegiatan elaborasi siswa mengambil undian nomor 1-4 yang nantinya akan menjadi kelompok mereka yang sudah disiapkan oleh penulis, selanjutnya siswa dengan kelompok 1 dan 2 akan membuat produk luv untuk membuktikan bahwa cahaya matahari dapat membakar benda kering, kelompok 3 dan 4 membuat produk untuk membuktikan bahwa gelombang laut dapat mengikis permukaan tanah. Siswa menyiapkan alat dan bahan dengan anggota kelompok masing-masing, penulis memberikan waktu 30 menit dalam pembuatan produk, siswa mulai melakukan pembuatan produk d luar kelas.

(13)

gundukan A dibuat tinggi dan gundukan B dibuat lebih rendah di sebelah gundukan A, setelah gundukan didalam kotak siap salah satu siswa mengguyur air kedalam kotak papan sampai gundukan B yang lebih rendah tenggelam, selanjutnya air di guyurkan lagi ke dalam kotak papan sampai gundukan A yang lebih tinggi tenggelam. Masing-masing kelompok mengamatai dan mencatat hasil dari pembuatan produk.

Waktu pembuatan produk selesai, semua kelompok masuk ke kelas dan duduk berkelompok dengan rapi. Penulis memberikan pengarahan untuk masing-masing kelompok mempresentasikan hasil pembuatan produk mereka. Kelompok 1-4 presentasi di depan kelas dan penulis memberikan penguatan apabila terjadi kesalahpahaman atas maksud yang diterima siswa. Kesimpulan dari kelompok 1 dan 2 yaitu telah membuktikan bahwa cahaya matahari dapat membakar benda kering melalui media luv, kelompok 3 dan 4 memberikan kesimpulan bahwa gelombang air laut dapat mengakibatkan abrasi ketika gundukan B diguyur dan tenggelam gundukan A yang lebih tinggi tidak mengalami abrasi, sebaliknya jika gundukan A diguyur gundukan B mengalami abrasi karena gundukan B lebih rendah. Penulis memberikan penghargaan pada kelompok yang terbaik, bersama penulis, siswa membuat rangkuman atas pembelajaran hari ini.

Dalam kegiatan penutup, penulis bersama siswa menyimpulkan pembelajaran factor cahaya matahari dan gelombang laut yang mengakibatkan perubahan lingkungan daratan, penulis menyampaikan pesan moral pembelajaran dan menyampaikan rensana pertemuan selanjutnya. Bel istirahat berbunyi dan penulis menutup pembelajaran dengan salam.

c. Siklus I Pertemuan Ketiga

(14)

lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan, siswa menekankan kembali bahwa ada 4 faktor yang menyebabkan perubahan lingkungan fisik yaitu factor hujan, factor angin, factor cahaya matahari dan factor gelombang laut.

Kegiatan tanya jawab dilanjutkan dengan siswa menyebutkan produk apa saja yang telah dihasilkan pada pembelajaran yang lalu, hamper semua siswa menjawab bahwa mereka telah membuat produk terjadinya erosi pada pertemuan pertama yang menghasilkan kesimpulan bahwa tanah gundul akan rentan terjadi erosi ketika air hujan terus mengguyur, sedangkan tanah dengan tumbuh-tumbuhan ketika terjadi hujan sangat rendah terjadinya erosi karena air hujan akan terserap oleh akar tumbuhan. Pembelajaran pertemuan kedua siswa membuat produk yang membuktikan bahwa cahaya matahari dapat membakar benda kering dengan berbantukan alat luv, yang menghasilkan bahwa kertas koran bis aterbakar ketika luv difokuskan ke kertas dengan cahaya matahari. Produk yang ketiga yaitu pembuatan terjadinya abrasi karena gelombang air laut, kesimpulan yang terakhir ketika air laut terus menerus mengenani tepi daratan akan terjadi pengikisan tanah atau abrasi.

Penulis menginformasikan kepada Siswa untuk menyiapkan alat tulis berupa bolpoin. Penulis membagikan soal evaluasi kepada masing-masing siswa dan menginformasikan untuk tidak lupa menuliskan nama dan nomor absen. Siswa diberi waktu hingga pukul 10.10 WIB, tes dimulai pukul 09.30 WIB. Soal tes evaluasi siswa terdiri dari 25 soal objectif. Semua siswa mengerjakan dengan tenang. Kedisiplinan siswa dalam mengerjakan tes sangat terlaksana dengan baik di kelas IV. Siswa yang telah selesai mengerjakan soal diperbolehkan untuk mengumpulkan hasil tesnya dimeja guru.

4.3.1.3 Observasi

(15)

pertemuan dengan menerapkan pendekatan project based learning dan 1 pertemuan adalah untuk kegiatan evaluasi dengan metode pembelajaran tanya jawab tanpa menerapkan pendekatan project based learning. Oleh karena itu, dalam kegiatan observasi, observasi tetang pelaksanaan penerapan pendekatan

project based learning hanya dilaksanakan pada pertemuan pertama dan kedua. Sedangkan untuk pertemuan ketiga, dilaksanakan observasi berkenaan dengan aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan mengulas kembali materi pelajaran IPA “factor penyebab perubahan lingkungan fisik” dan kegiatan evaluasi hasil belajar siswa.

Kegiatan observasi dilaksanakan oleh observer. Observer dalam penelitian tindakan kelas ini adalah guru kelas IV Ibu Dewi Permatasari, S.Pd, dalam kegiatan observasi ini guru kelas mengamati bagaimana cara mengajar penulis dan penerapan pendekatan project based learning dalam pembelajaran IPA, observer juga mengamati bagaimana keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung. Dengan sudah mengenal karakter siswa memudahkan penulis dan observer dalam menjalankan tugas masing-masing, sehingga siswa tidak terganggu dalam proses pembelajarannya.

(16)

dan maksimal 20 siswa terlibat dalam kegiatan yang menjadi item objek obsevasi, maka item itu diberikan skor 3. Skor terbaik, skor 4 adalah jika sebanyak minimal 21 dan maksimal 26 siswa melakukan item kegiatan observasi.

a. Observasi Siklus I Pertemuan Pertama

Berikut adalah data hasil observasi aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran siklus I.

4.4 Tabel Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Siklus I Pertemuan Pertama

Beri tanda ceklist (√) pada kolom skor, dengan petunjuk penilaian:

Skor 1 jika guru melakukan dalam kategori kurang Skor 2 jika guru melakukan dalam kategori cukup Skor 3 jika guru melakukan dalam kategori baik

Skor 4 jika guru melakukan dalam kategori sangat baik

No. Aktivitas Guru Skor Penilaian

1 2 3 4

Kegiatan Awal

1. Persiapan guru sebelum mengajar

2. Guru mengkondisikan siswa siap mengikuti kegiatan pembelajaran

3. Guru melakukan apersepsi

4. Guru menyampaikan indikator pembelajaran

5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

Kegiatan Inti

6. Guru memfasilitasi siswa mencari informasi melalui peristiwa alam yang terjadi

7. Guru memfasilitasi siswa dalam melakukan kerja kelompok/perancangan proyek

8. Guru memberi respon positif terhadap presentasi kelompok (hasil produk)

9. Guru memberi kejelasan hasil perancangan proyek 10. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya

jawab

11. Guru memberi kejelasan hasil kerja kelompok 12. Guru mengkonfirmasi kegiatan eksplorasi dan

(17)

Dari hasil observasi pertemuan pertama siklus I, dapat diketahui bahwa masih ada kekurangan dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh penulis. Terdapat 2 item tindakan guru yang masih dirasa kurang yaitu melakukan apersepsi dan menyampaikan indicator pembelajaran, sehingga mendapat skor 1. Serta 6 kegiatan penulis sudah dilakukan dengan sangat baik. Jadi total skor observasi tindakan guru adalah 42.

Petunjuk penilaian:

Skor 1 jika ≤ 10% (≤8) siswa terlibat

Skor 2 jika 11% s/d 40% (9 s/d 14) siswa terlibat Skor 3 jika 41% s/d 70% (15 s/d 20) siswa terlibat Skor 4 jika 71% s/d 100% (21 s/d 26) siswa terlibat

No. Aktivitas siswa Skor Penilaian

1 2 3 4

Kegiatan Awal

1. Siswa siap mengikuti pelajaran

2. Siswa aktif dalam tanya jawab

Kegiatan Inti

3. Siswa aktif mencari informasi dalam

perencanaan proyek

4. Siswa mampu memecahkan masalah dalam

perencanaan proyek

5. Siswa terlibat aktif dalam kelompok kerja 6. Siswa terlibat aktif dalam perancangan

proyek

7. Siswa aktif mengikuti presentasi kelompok 8. Siswa aktif menuliskan hasil perancangan

proyek

9. Siswa aktif mencari konfirmasi

Kegiatan Penutup

10. Keaktifan siswa membuat kesimpulan

11. Siswa antusias mengikuti pembelajaran

pembuatan proyek.

Total Nilai

28

(18)

b. Observasi siklus I Pertemuan Kedua

Data hasil observasi pertemuan kedua siklus I adalah sebagai berikut: 4.5 Tabel Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Pembelajaran Siklus I

Pertemuan Kedua

Dari hasil observasi pertemuan kedua siklus I, dapat diketahui bahwa dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh penulis sudah mengalami peningkatan dibandingkan pada pertemuan pertama. Terdapat 7 item tindakan guru yang mendapatkan skor 3 dengan predikat baik. Serta 7 kegiatan penulis

Beri tanda ceklist (√) pada kolom skor, dengan petunjuk penilaian:

Skor 1 jika guru melakukan dalam kategori kurang Skor 2 jika guru melakukan dalam kategori cukup Skor 3 jika guru melakukan dalam kategori baik

Skor 4 jika guru melakukan dalam kategori sangat baik

No. Aktivitas Guru Skor Penilaian

1 2 3 4

Kegiatan Awal

1. Persiapan guru sebelum mengajar

2. Guru mengkondisikan siswa siap mengikuti kegiatan pembelajaran

3. Guru melakukan apersepsi

4. Guru menyampaikan indikator pembelajaran

5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

Kegiatan Inti

6. Guru memfasilitasi siswa mencari informasi melalui peristiwa alam yang terjadi

7. Guru memfasilitasi siswa dalam melakukan kerja kelompok/perancangan proyek

8. Guru memberi respon positif terhadap presentasi kelompok (hasil produk)

9. Guru memberi kejelasan hasil perancangan proyek 10. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya

jawab

11. Guru memberi kejelasan hasil kerja kelompok 12. Guru mengkonfirmasi kegiatan eksplorasi dan

(19)

sudah dilakukan dengan sangat baik. Jadi total skor observasi tindakan guru adalah 50.

Petunjuk penilaian:

Skor 1 jika ≤ 10% (≤8) siswa terlibat

Skor 2 jika 11% s/d 40% (9 s/d 14) siswa terlibat Skor 3 jika 41% s/d 70% (15 s/d 20) siswa terlibat Skor 4 jika 71% s/d 100% (21 s/d 26) siswa terlibat

No. Aktivitas siswa Skor Penilaian

1 2 3 4

Kegiatan Awal

1. Siswa siap mengikuti pelajaran

2. Siswa aktif dalam tanya jawab

Kegiatan Inti

3. Siswa aktif mencari informasi dalam

perencanaan proyek

4. Siswa mampu memecahkan masalah dalam

perencanaan proyek

5. Siswa terlibat aktif dalam kelompok kerja

6. Siswa terlibat aktif dalam perancangan

proyek

7. Siswa aktif mengikuti presentasi kelompok

8. Siswa aktif menuliskan hasil perancangan

proyek

9. Siswa aktif mencari konfirmasi

Kegiatan Penutup

10. Keaktifan siswa membuat kesimpulan

11. Siswa antusias mengikuti pembelajaran

pembuatan proyek.

Total Nilai

39

(20)

c. Obsernasi siklus I Pertemuan Ketiga

Dalam pertemuan ketiga siklus I aktivitas yang diamati tidak mencangkup semua aspek observasi, dikarenakan pada pertemuan ketiga kegiatan difokuskan hanya evaluasi soal dari pembelajaran yang sudah terjadi sebelumnya. Adapun hasil observasi pembelajaran siklus I pertemuan ketiga adalah.

4.6 Tabel Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Pembelajaran Siklus I Pertemuan Ketiga

Dari hasil observasi pertemuan ketiga siklus I, dapat diketahui bahwa dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh penulis sudah mengalami peningkatan. Dalam pertemuan ketiga aktivitas guru dalam melaksanakan

Beri tanda ceklist (√) pada kolom skor, dengan petunjuk penilaian:

Skor 1 jika guru melakukan dalam kategori kurang Skor 2 jika guru melakukan dalam kategori cukup Skor 3 jika guru melakukan dalam kategori baik

Skor 4 jika guru melakukan dalam kategori sangat baik

No. Aktivitas Guru Skor Penilaian

1 2 3 4

Kegiatan Awal

1. Pesiapan guru sebelum mengajar

2. Guru mengkondisikan siswa siap mengikuti kegiatan pembelajaran

3. Guru melakukan apersepsi

4. Guru menyampaikan kegiatan dan tujuan pembelajaran

Kegiatan Inti

5. Guru mengulas kembali materi pelajaran pertemuan lalu

6. Guru memfasilitasi siswa mengeksplorasikan materi pembelajaran yang telah didapat

7. Guru memberikan konfirmasi materi pembelajaran

8. Guru mempersiapkan siswa untuk tes evaluasi Kegiatan Penutup

9. Guru memberikan evaluasi

10. Guru mengakhiri pembelajaran

(21)

evaluasi terdapat 2 item yang mendapatkan skor 3 dan 8 item dengan skor 4. Jadi total skor observasi tindakan guru adalah 38.

Petunjuk penilaian:

Skor 1 jika ≤ 10% (≤ 8) siswa terlibat

Skor 2 jika 11% s/d 40% (9 s/d 14) siswa terlibat Skor 3 jika 41% s/d 70% (15 s/d 20) siswa terlibat Skor 4 jika 71% s/d 100% (21 s/d 26) siswa terlibat

No. Aktivitas siswa Skor Penilaian

1 2 3 4

Kegiatan Awal

1. Siswa siap mengikuti pelajaran

Kegiatan Inti

2. Siswa aktif mengulas materi

3. Siswa mengeksplorasi materi pelajaran

yang telah didapat

4. Siswa berani bertanya

5. Siswa memperhatikan konfirmasi guru

Kegiatan Penutup

6. Siswa siap mengikuti tes evaluasi

7. Siswa mengikuti tes dengan disiplin

8. Siswa jujur mengikuti tes evaluasi

Total Nilai 29

Observasi aktivitas siswa pertemuan ketiga siklus I ini, terlihat sudah cukup baik. Dalam kegiatan evaluasi aktivitas siswa dengan skor 3 berjumlah 3 item, sedangkan 5 item mendapatkan skor 4. Pada aktivitas siswa pertemuan ketiga siklus I mendapatkan total nilai 29.

4.3.1.4Refleksi

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran Siklus I selanjutnya diadakan refleksi atau segala kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan pengamatan atau temuan dari observasi pada siklus I. Kelebihan pembelajaran pada siklus I sebagai berikut. Kegiatan siklus I berlangsung sesuai dengan sintaks

(22)

masih senang bermain dengan siswa lain, dalam presentasi hanya beberapa siswa yang aktif menyampaikan hasil produk yang dibuat.

4.3.2 Siklus II

4.3.2.1 Tahap Perencanaan Siklus II

Pada tahap perencanaan siklus II, penulis mempersiapkan beberapa hal yang akan digunakan pada kegiatan pembelajaran, seperti RPP, panduan perancangan proyek, dan soal evaluasi. RPP yang dirancang penulis adalah berdasarkan pada kegiatan refleksi yang telah dilaksanakan penulis. SK dan KD dalam siklus II adalah SK 10, dengan KD 10.2 yaitu cara pencegahan kerusakan lingkungan (erosi, abrasi, banjir dan longsor) dengan indicator pokoknya yaitu pembuatan kliping cara mencegah kerusakan lingkungan.

a. Siklus II Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama pada siklus II ditujukan untuk memenuhi indicator mendemonstrasikan proses terjadinya kerusakan lingkungan dan perancangan produk kliping cara mengatasi kerusakan lingkungan (erosi, abrasi, tanah longsor dan banjir). Kegiatan pertama diawali dengan salam selanjutnya penulis melakukan apersepsi dan Tanya jawab, berdasarkan Tanya jawab penulis menyampaikan tujuan pembelajaran.

Memasuki kegiatan inti eksplorasi penulis melakukan Tanya jawab berdasarkan materi, selanjutnya siswa menggali informasi dari pengalaman pribadi. Kegiatan elaborasi siswa bersama kelompok akan membuat kliping cara pencegahan lingkungan, dan sebagai kegiatan konfirmasi setiap kelompok melakukan presentasi didepan kelas. Kegiatan inti ini akan dilaksanakan selama 55 menit.

Kegiatan pembelajaran ditutup dengan pembuatan kesimpulan oleh penulis dan siswa. Penulis menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan datang. Pembelajaran diakhiri dengan salam.

b. Siklus II Pertemuan Kedua

(23)

dengan penulis menanyakan materi pembelajaran pertemuan lalu. Secara sekilas, penulis mengingatkan kembali materi pertemuan lalu dan menyampaikan indikator tujuan pembelajaran pada pertemuan ini.

Memasuki kegiatan inti penulis melakukan Tanya jawab bersama siswa untuk menggali informasi melalui pengalaman masing-masing siswa, memasuki kegiatan elaborasi siswa berkelompok dengan kelompok masing-masing, siswa bersama kelompok melanjutkan perancangan kliping cara pencegahan kerusakan lingkungan, siswa mencari bergbagai gambar di koran dan majalah, ada juga siswa yang membawa gambar sendiri dari internet. Kegiatan terakhir dalam kegiatan inti ini yaitu kegiatan konfirmasi, siswa bersama kelompok mempresentasikan hasil kliping masing-masing dan penulis memberikan penguatan berupa materi yang belum dipahami oleh siswa. Dalam kegiatan inti dan pendahuluan dilaksanakan kurang lebih selama 65 menit.

Dalam kegiatan penutup, penulis memberi penekanan kepada siswa tentang materi pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kemudian, penulis dan siswa membuat kesimpulan. Sebelum bel istirahat, guru menyampaikan kegiatan pembelajaran pertemuan yang akan datang.

c. Siklus II Pertemuan Ketiga

Dalam pertemuan ketiga ini penulis memulai dengan berdoa terlebih dahulu, setelah doa penulis melakukan presensi kehadiran siswa. Selanjutnya penulis melakukan Tanya jawab untuk mengingatkan kembali pembelajaran yang sudah dilakukan materi proses terjadinya kerusakan lingkungan dan cara mengatasi kerusakan lingkungan. Penulis menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.

(24)

4.3.1.2Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan. Kegiatan siklus II dilakukan pada hari Jumat, tanggal 24 April 2015, Rabu, tanggal 29 April 2015 dan Kamis, tanggal 30 April 2015.

a. Siklus II Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 24 April 2015. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan pada jam pelajaran 2 dan ke-3 setelah kegiatan senam dan jumat bersih. Untuk mengawali kegiatan pembelajaran, penulis membuka dengan salam dan salah satu siswa memimpin doa. Seusai menanyakan yang tidak masuk, penulis mengajak siswa untuk mempersiapkan diri belajar IPA. Siswa kemudian mengeluarkan IPA dan alat tulisnya. Penulis melakukan apersepsi dengan memberikan Tanya jawab kepada siswa, selanjutnya penulis menyampaikan tujuan pembelajaran.

(25)

banyak agar gambar dan wacana yang didapatan lebih banyak lagi. Siswa mengerti arahan penulis dan mulai membereskan alat dan bahan yang digunakan.

Sebelum bel istirahat, penulis melakukan konfirmasi bersama siswa yaitu Tanya jawab materi apa saja yang telah dipelajari hari ini, akhir pembelajaran penulis menutup dengan salam dan siswa langsung keluar kelas untuk istirahat.

b. Siklus II Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 29 April 2015. Pembelajaran pada pertemuan ini dilaksanakan pada jam pelajaran ke-4 dan ke-5. Setelah bel istirahat pukul 09.00 WIB, setelah penulis memasuki kelas segera ketua kelas menyiapkan teman-temannya untuk mengucapkan salam dan berdoa. Seusai doa, penulis kemudian mengabsen siswa satu persatu, guna mengetahui apakah ada yang terlambat atau tidak. Seluruh siswa masuk sekolah pada hari itu. Penulis mengutarakan indikator dan tujuan pembelajaran pertemuan ini.

(26)

siswa mengenai materi pembelajaran hari ini, penulis melakukan Tanya jawab untuk meluruskan kesalahpahaman dari pembelajaran yang telah dilakukan.

Kegiatan penutup siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini, penulis melanjutkan dengan menyampaikan kegiatan pembelajaran di pertemuan selanjutnya, akhir dari semua kegiatan hari ini penulis mengucapkan salam tanda berakhirnya pembelajaran.

c. Siklus II Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga siklus II dilaksanakan pada keesokan harinya, pada hari Kamis tanggal 30 April 2015 pada jam pelajaran 1-2. Penulis mengabsen siswa dengan menanyakan apakah ada siswa yang ijin atau tidak masuk? Pada hari itu, semua siswa kelas IV masuk sekolah. Penulis mengingatkan kembali bahwa hari ini akan dilakukan tes untuk menguji kepahaman siswa tentang materi pelajaran yang telah dipelajari di pertemuan yang lalu. Penulis melakukan Tanya jawab bersama siswa mengenai proses terjadinya kerusakan lingkungan dan cara mencegah kerusakan lingkungan, siswa menekankan kembali bahwa ada reboisasi, terasering, pembuatan tanggul dll untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan.

(27)

4.3.1.3Observasi

a. Observasi Siklus II Pertemuan Pertama

Pada pertemuan pertama, kegiatan pembelajaran dilaksankan dengan baik. Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru dan siswa, kegiatan pembelajaran dilaksanakan guru dan siswa dengan sangat baik. Adapun data hasil observasi aktivitas guru dan siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7. Hasil Observasi Aktivitas Pembelajaran Guru dan Siswa Pertemuan Pertama Siklus II

Beri tanda ceklist (√) pada kolom skor, dengan petunjuk penilaian: Skor 1 jika guru melakukan dalam kategori kurang

Skor 2 jika guru melakukan dalam kategori cukup Skor 3 jika guru melakukan dalam kategori baik

Skor 4 jika guru melakukan dalam kategori sangat baik

No. Aktivitas Guru Skor Penilaian

1 2 3 4

Kegiatan Awal

1. Persiapan guru sebelum mengajar

2. Guru mengkondisikan siswa siap mengikuti kegiatan pembelajaran

3. Guru melakukan apersepsi

4. Guru menyampaikan indikator pembelajaran

5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

Kegiatan Inti

6. Guru memfasilitasi siswa mencari informasi melalui peristiwa alam yang terjadi

7. Guru memfasilitasi siswa dalam melakukan kerja kelompok/perancangan proyek

8. Guru memberi respon positif terhadap presentasi kelompok (hasil produk)

9. Guru memberi kejelasan hasil perancangan proyek 10. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya

jawab

11. Guru memberi kejelasan hasil kerja kelompok 12. Guru mengkonfirmasi kegiatan eksplorasi dan

(28)

Dari hasil observasi pertemuan pertama siklus II, dapat diketahui bahwa dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh penulis sudah mengalami peningkatan. Terdapat 3 item tindakan guru yang mendapatkan skor 3 dengan predikat baik. Serta 11 kegiatan penulis sudah dilakukan dengan sangat baik. Jadi total skor observasi tindakan guru adalah 53.

Petunjuk penilaian:

Skor 1 jika ≤ 10% (≤8) siswa terlibat

Skor 2 jika 11% s/d 40% (9 s/d 14) siswa terlibat Skor 3 jika 41% s/d 70% (15 s/d 20) siswa terlibat Skor 4 jika 71% s/d 100% (21 s/d 26) siswa terlibat

No. Aktivitas siswa Skor Penilaian

1 2 3 4

Kegiatan Awal

1. Siswa siap mengikuti pelajaran

2. Siswa aktif dalam tanya jawab

Kegiatan Inti

3. Siswa aktif mencari informasi dalam

perencanaan proyek

4. Siswa mampu memecahkan masalah dalam

perencanaan proyek

5. Siswa terlibat aktif dalam kelompok kerja

6. Siswa terlibat aktif dalam perancangan

proyek

7. Siswa aktif mengikuti presentasi kelompok

8. Siswa aktif menuliskan hasil perancangan

proyek

9. Siswa aktif mencari konfirmasi

Kegiatan Penutup

10. Keaktifan siswa membuat kesimpulan

11. Siswa antusias mengikuti pembelajaran

pembuatan proyek.

Total Nilai

42

(29)

b. Observasi siklus II pertemuan kedua

Kegiatan siklus II pertemuan kedua, aktivitas penulis dan siswa menunjukkan sudah melaksanakan pembelajaran dengan baik. Berikut adalah data yang didapat dari kegiatan observasi pembelajaran pertemuan kedua siklus II.

Tabel 4.8. Hasil Observasi Aktivitas Pembelajaran Guru dan Siswa Pertemuan Kedua Siklus II

Dari hasil observasi pertemuan kedua siklus II, dapat diketahui bahwa dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh penulis sudah mengalami

Beri tanda ceklist (√) pada kolom skor, dengan petunjuk penilaian:

Skor 1 jika guru melakukan dalam kategori kurang Skor 2 jika guru melakukan dalam kategori cukup Skor 3 jika guru melakukan dalam kategori baik

Skor 4 jika guru melakukan dalam kategori sangat baik

No. Aktivitas Guru Skor Penilaian

1 2 3 4

Kegiatan Awal

1. Persiapan guru sebelum mengajar

2. Guru mengkondisikan siswa siap mengikuti kegiatan pembelajaran

3. Guru melakukan apersepsi

4. Guru menyampaikan indikator pembelajaran

5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

Kegiatan Inti

6. Guru memfasilitasi siswa mencari informasi melalui peristiwa alam yang terjadi

7. Guru memfasilitasi siswa dalam melakukan kerja kelompok/perancangan proyek

8. Guru memberi respon positif terhadap presentasi kelompok (hasil produk)

9. Guru memberi kejelasan hasil perancangan proyek 10. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya

jawab

11. Guru memberi kejelasan hasil kerja kelompok 12. Guru mengkonfirmasi kegiatan eksplorasi dan

(30)

peningkatan dibandingkan pada pertemuan sebelumnya. Seluruh item aktivitas guru mendapatkan skor 4. Jadi total skor observasi tindakan guru adalah 56.

Petunjuk penilaian:

Skor 1 jika ≤ 10% (≤8) siswa terlibat

Skor 2 jika 11% s/d 40% (9 s/d 14) siswa terlibat Skor 3 jika 41% s/d 70% (15 s/d 20) siswa terlibat Skor 4 jika 71% s/d 100% (21 s/d 26) siswa terlibat

No. Aktivitas siswa Skor Penilaian

1 2 3 4

Kegiatan Awal

1. Siswa siap mengikuti pelajaran

2. Siswa aktif dalam tanya jawab

Kegiatan Inti

3. Siswa aktif mencari informasi dalam

perencanaan proyek

4. Siswa mampu memecahkan masalah dalam

perencanaan proyek

5. Siswa terlibat aktif dalam kelompok kerja

6. Siswa terlibat aktif dalam perancangan

proyek

7. Siswa aktif mengikuti presentasi kelompok

8. Siswa aktif menuliskan hasil perancangan

proyek

9. Siswa aktif mencari konfirmasi

Kegiatan Penutup

10. Keaktifan siswa membuat kesimpulan

11. Siswa antusias mengikuti pembelajaran

pembuatan proyek.

Total Nilai

44

(31)

c. Observasi Siklus II Pertemuan Ketiga

Kegiatan evaluasi siklus II dilaksanakan dengan cukup baik. Sebagian besar aktivitas penulis sudah terkategori dalam sangat baik. Data aktivitas penulis dan siswa disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.9. Hasil Observasi Aktivitas Pembelajaran Guru dan Siswa Pertemuan Ketiga Siklus II

Dari hasil observasi pertemuan ketiga siklus II, dapat diketahui bahwa dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh penulis sudah mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I pertemuan pertama. Seluruh item aktivitas guru mendapatkan skor 4. Aktivitas penulis dalam kegiatan evaluasi sudah sangat baik, dalam kegiatan pembuka, apersepsi, kegiatan inti, eksplorasi,

Beri tanda ceklist (√) pada kolom skor, dengan petunjuk penilaian:

Skor 1 jika guru melakukan dalam kategori kurang Skor 2 jika guru melakukan dalam kategori cukup Skor 3 jika guru melakukan dalam kategori baik

Skor 4 jika guru melakukan dalam kategori sangat baik

No. Aktivitas Guru Skor Penilaian

1 2 3 4

Kegiatan Awal

1. Pesiapan guru sebelum mengajar

2. Guru mengkondisikan siswa siap mengikuti kegiatan pembelajaran

3. Guru melakukan apersepsi

4. Guru menyampaikan kegiatan dan tujuan pembelajaran

Kegiatan Inti

5. Guru mengulas kembali materi pelajaran pertemuan lalu

6. Guru memfasilitasi siswa mengeksplorasikan materi pembelajaran yang telah didapat

7. Guru memberikan konfirmasi materi pembelajaran

8. Guru mempersiapkan siswa untuk tes evaluasi Kegiatan Penutup

9. Guru memberikan evaluasi

10. Guru mengakhiri pembelajaran

(32)

elaborasi, konfirmasi dan penutup sudah dilaksanakan dengan sangat baik. Jadi total skor observasi tindakan guru adalah 40.

Petunjuk penilaian:

Skor 1 jika ≤ 10% (≤ 8) siswa terlibat

Skor 2 jika 11% s/d 40% (9 s/d 14) siswa terlibat Skor 3 jika 41% s/d 70% (15 s/d 20) siswa terlibat Skor 4 jika 71% s/d 100% (21 s/d 26) siswa terlibat

No. Aktivitas siswa Skor Penilaian

1 2 3 4

Kegiatan Awal

1. Siswa siap mengikuti pelajaran

Kegiatan Inti

2. Siswa aktif mengulas materi

3. Siswa mengeksplorasi materi pelajaran

yang telah didapat

4. Siswa berani bertanya

5. Siswa memperhatikan konfirmasi guru

Kegiatan Penutup

6. Siswa siap mengikuti tes evaluasi

7. Siswa mengikuti tes dengan disiplin

8. Siswa jujur mengikuti tes evaluasi

Total Nilai 32

Hasil observasi aktivitas siswa pertemuan ketiga siklus II ini, terlihat sudah mengalami peningkatan dibandingkan pertemuan ketiga dalam siklus I. Skor total observasi aktivitas siswa mencapai 32. Dalam kegiatan evaluasi di siklus II ini seluruh siswa terlibat dalam kegiatan evaluasi, siswa mengerjakan soal evaluasi dengan tanggung jawab dan percaya diri, aktivitas siswa sudah sangat baik di kegiatan evaluasi dalam siklus II ini.

4.3.1.4Refleksi

(33)

dengan kelompok kerjanya serta mengungkapkan ide-ide siswa dalam perancangan proyek, siswa mampu melakukan langkah-langkah dalam perencanaan proyek, memecahkan masalah, melakukan investigasi dll. Selain itu dalam presentasi hasil kelompok siswa mampu menyampaikan hasil proyek dengan bahasa yang baik dan keberanian yang bertambah. Kelemahan pembelajaran pada siklus II adalah dalam kegiatan awal masih banyak siswa yang ribut dan ramai, dalam kerja kelompok ada beberapa siswa yang masih malu-malu menyampaikan pendapat.

4.4 Analisis Data

Pembelajaran IPA dengan pendekatan project based learning di kelas IV SD Negeri Kutowinangun 11, menjadikan siswa belajar dengan cara mengembangkan kreativitas mereka masing-masing, karena dalam pembelajaran ini hasil akhir yang harus siswa selesaikan adalah suatu produk yang siswa rancang. Dalam pembelajaran dengan menerapkan pendekatan project based learning siswa dapat berinteraksi aktif dengan teman sejawatnya untuk merancang suatu proyek yang akan dihasilkan.

Penulis mendapatkan data-data penelitian dari pelaksanaan penelitian yang sudah penulis laksanakan, seperti nilai hasil belajar siswa, dan hasil observasi aktivitas guru dan siswa pada pembelajaran siklus I dan II. Berikut ini data-data yang didapatkan penulis dari pembelajaran yang telah dilaksanakan:

4.4.1 Hasil Belajar Siswa

4.4.1.1Evaluasi Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal

Pada kondisi awal pembelajaran IPA dilakukan oleh guru kelas tanpa menerapkan pendekatan project based learning. Materi ajar yang digunakan dalam pembelajran kondisi awal ini adalah “Perubahan Kenampakan Permukaan Bumi dan Benda Langit”. Data hasil belajar yang didapat pada kondisi awal dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

(34)

= 5,62 (dibulatkan menjadi 6)

Range = (skor maksimum – skor minimum) = 80 – 40

= 40

Interval = Range Banyaknya Kelas

= 40 6

= 6,6 (dibulatkan menjadi 7)

Selanjutnya dibuat table destribusi frekuensinya. Berikut disajikan rekapitulasi table destribusi frekuensi hasil belajar IPA pada kondisi awal yang dapat dilihat pada table 4.10

Tabel 4.10

Destribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Kondisi Awal Siswa Kelas IV SD Negeri Kutowinangun 11 Salatiga

No. Interval Kondisi Awal Keterangan

Frekuensi Persentase (%)

Ketuntasan Jumlah 1. 40 – 47 3 11,53 Belum tuntas

21

5 2. 48 – 54 10 38,47 Belum tuntas

3. 55 – 61 5 19,24 Belum tuntas 4. 62 – 68 3 11,53 Belum Tuntas

5. 69 – 75 4 15,39 Tuntas

6. 76 - 82 1 3,85 Tuntas

Jumlah 26 100

Berdasarkan data pada pembelajaran kondisi awal, dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa pada pembelajaran kondisi awal masih sangat rendah yaitu masih banyaknya siswa yang mendapat nilai kurang dari KKM (70). Siswa dengan pencapaian hasil belajar tuntas KKM hanya ada 5 siswa dan21 siswa tidak tuntas. Siswa dengan kriteria tidak tuntas sebanyak 80,8%.

4.4.1.2Evaluasi Hasil Belajar Siswa Siklus I

(35)

diadakan pembelajaran dengan pendekatan project based learning, Adapun data nilai hasil belajar yang didapat pada kegiatan pembelajaran siklus I dapat dihutung menggunakan rumus sebagai berikut:

Banyaknya Kelas = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 26 = 1 + (3,3 x 1,4) = 1 + 4,62

= 5,62 (dibulatkan menjadi 6)

Range = (skor maksimum – skor minimum) = 95 – 55

= 40

Interval = Range Banyaknya Kelas

= 40 6

= 6,6 (dibulatkan menjadi 7)

Selanjutnya dibuat tabel destribusi frekuensinya. Berikut disajikan rekapitulasi table destribusi frekuensi hasil belajar IPA pada siklus I yang dapat dilihat pada tabel 4.11

Tabel 4.11

Destribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus I Siswa Kelas IV SD Negeri Kutowinangun 11 Salatiga

No. Interval Frekuensi Presentase (%)

1. 50 – 57 3 11,53

2. 58 – 64 1 3,85

3. 65 – 72 3 11,53

4. 73 – 80 12 46,15

5. 81 – 88 5 19,23

6. 89 – 96 2 7,6

Total 26 100

(36)

4.4.1.3Evaluasi Hasil Belajar Siswa Siklus II

Berdasarkan kegiatan evaluasi hasil belajar siswa siklus II yang telah dilaksanakan, diperoleh data nilai siswa sebagai dengan rumus sebagai berikut berikut:

Banyaknya Kelas = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 26 = 1 + (3,3 x 1,4) = 1 + 4,62

= 5,62 (dibulatkan menjadi 6)

Range = (skor maksimum – skor minimum) = 95 – 65

= 30

Interval = Range Banyaknya Kelas

= 30 6 = 5

Selanjutnya dibuat table destribusi frekuensinya. Berikut disajikan rekapitulasi table destribusi frekuensi hasil belajar IPA pada siklus II yang dapat dilihat pada table 4.12.

Tabel 4.12

Destribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus II Siswa Kelas IV SD Negeri Kutowinangun 11 Salatiga

No. Interval Frekuensi Presentase (%)

1. 65 – 70 4 15,39

2. 71 – 76 3 11,53

3. 77 – 82 10 38,47

4. 83 – 87 - -

5. 88 – 92 6 23,08

6. 93 – 97 3 11,53

Total 26 100

(37)

menjadi nilai terendah di kelas yaitu 65. Di pembelajaran siklus II 96,2% nilai siswa sudah tuntas/diatas KKM yang sudah ditentukan yaitu 70.

4.4.2 Data Hasil Observasi

Observasi yang dilaksanakan selama kegiatan pembelajaran dengan pendekatan project based learning adalah untuk mengetahui apakah pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti terlaksana dengan baik. Selain aktivitas guru, dilaksanakan juga observasi pada aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran.

a. Hasil Observasi Siklus I

Data yang menunjukkan kegiatan pembelajaran peneliti dan siswa pada pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut:

Tabel 4.13

Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa dalam Pembelajaran IPA dengan Menerapkan Pendekatan Project Based Learning pada Siklus I

b. Hasil Observasi Siklus II

Kegiatan observasi dalam pembelajaran siklus II dilakukan sama seperti pada siklus I oleh observer gulu kelas IV. Adapun data hasil kegiatan observasi kegiatan penulis dan siswa siklus II adalah sebagai berikut:

Tabel 4.14

No. Kegiatan

Pembelajaran

Keterangan Pertemuan

1

Pertemuan 2

Pertemuan 3 Aktivitas Guru

1. Kegiatan pendahuluan Cukup Baik Baik

2. Kegiatan inti Cukup Cukup Baik

3. Kegiatan penutup Baik Baik Baik Aktivitas Siswa

1. Kegiatan pendahuluan Cukup Baik Baik

2. Kegiatan inti Cukup Baik Baik

(38)

Hasil Observasai Aktivitas Guru dan Siswa dalam Pembelajaran IPA dengan Menerapkan Pendekatan Project Based Learning pada Siklus II

4.4.3 Perbandingan Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

4.4.3.1Perbandingan Hasil Belajar Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

Setelah dilaksankan tindakan siklus I dan II, hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang baik. Berikut tabel perbandingan hasil belajar siswa pada kondisi awal, siklus I dan siklus II.

Tabel 4.15

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal, Siklus I dan II

Nilai Ketuntasan Kondisi Awal Siklus I Siklus II Jmlh Presentase Jmlh Presentase Jmlh Presentase

< 70 Tidak kondisi awal sebanyak 5 orang saja dengan presentase 19,24%, berdasarkan hasil tersebut rata-rata kelas adalah 60,47, setelah dilakukan pembelajaran IPA dengan menerapkan pendekatan project based learning hasil belajar siswa pada siklus I meningkat dari kondisi awal, siswa yang tidak tuntas di pembelajaran siklus I sebanyak 4 siswa dengan presentase 15,38% sedangkan yang tuntas berjumlah 22

(39)

siswa dengan presentase 84,62% dan rata-rata kelas meningkat menjadi 75,2, selanjutnya setelah dilakukan perbaikan menngajar di siklus II didapatkan data hasil belajar siswa dengan jumlah siswa yang tuntas 25 anak mencapai presentase 96,2% dan jumlah anak yang tidak tuntas 1 siswa dengan presentase 3,8% sehingga rata-rata kelas menjadi 81,74.

4.4.3.2Perbandingan Hasil Observasi Siklus I dan II

Berdasarkan hasil observasi pada pembelajaran siklus I dan siklus II, berkut ini perbandingan hasil observasi siklus I dan Siklus II:

Tabel 4.16

Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa dalam Pembelajaran IPA dengan Menerapkan Pendekatan Project Based Learning

Berdasarkan data pada tabel 4.16, dapat diketahui adanya kegiatan pada pertemuan siklus I yang masih dinilai cukup dilaksanakan oleh penulis dan siswa. Pada pertemuan pertama siklus I, aktivitas guru pada kegiatan pendahuluan dan kegiatan inti masuk dalam kriteria cukup. Namun dalam pelaksanaan kegiatan penutup, aktivitas penulis sudah dinilai baik. Pada pertemuan kedua siklus I, kegiatan penulis pada kegiatan pendahuluan, dinilai baik. Dalam pertemuan ketiga siklus I dan pertemuan selama siklus II, kegiatan penulis selama pembelajaran dilaksanakan dengan baik. Baik dalam kegiatan pendahuluan, kegiatan inti maupun kegiatan penutup. Ini menunjukkan adanya perbaikan yang signifikan

No. Kegiatan Pembelajaran

Keterangan Siklus I Keterangan Siklus II

1 2 3 1 2 3

Aktivitas Guru 1. Kegiatan

pendahuluan Cukup Baik Baik Baik Baik Baik 2. Kegiatan inti Cukup Cukup Baik Baik Baik Baik 3. Kegiatan

penutup Baik Baik Baik Cukup Baik Baik Aktivitas Siswa

1. Kegiatan

pendahuluan Cukup Baik Baik Baik Baik Baik 2. Kegiatan inti Cukup Baik Baik Cukup Baik Baik 3. Kegiatan

(40)

pada aktivitas yang dilaksanakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. Pelaksanaan tahap-tahap pendekatan project based learning, terdapat pada kegiatan inti. Dalam pelaksanaan kegiatan inti, baik dalam siklus I maupun siklus II, penulis sudah melaksanakan dengan baik.

Untuk hasil observasi terhadap aktivitas siswa, pada pertemuan pertama, ada kegiatan yang dinilai cukup. Nilai cukup, ada pada pelaksanaan kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Pada pertemuan kedua kegiatan pendahuluan dan inti sudah baik tetapi kegiatan penutup dalam penilaian cukup. Pada pertemuan ketiga semua aspek terlihat baik, partisipasi siswa sangat aktif dan mendukung kegiatan pembelajaran.

4.5 Pembahasan

Berdasarkan hasil observasi kondisi awal pada pembelajaran mata pelajaran IPA kelas IV di SD Negeri Kutowinangun 11 Salatiga. Didapatkan hasil belajar siswa yang kurang optimal. Sebagian besar siswa, dengan jumlah 21 siswa dari 26 siswa memeroleh nilai hasil belajar tidak tuntas KKM, yaitu dibawah 70.

Proses pembelajaran sebelum tindakan menunjukkan bahwa 21 siswa masih pasif, karena tidak diberi respon yang menantang. Siswa masih bekerja secara individual, tidak tampak kreatif siswa maupun gagasan yang muncul. Siswa terlihat jenuh dan bosan tanpa gairah karena pembelajaran selalu monoton sehingga nilai rata-rata pelajaran IPA rendah, Sedangkan ke-5 siswa lainnya sudah berhasil meskipun tidak diberikan tindakan, karena ke-5 siswa tersebut sudah mempunyai daya tangkap yang tinggi di banding dengan 21 siswa lainnya. Nilai rata-rata yang didapatkan siswa sebelum tindakan adalah 60,47. Siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM=70) hanya 5 siswa dengan presentase 19,24% sedangkan siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal sebanyak 21 dengan presentase 80,76% . Nilai tertinggi yang berhasil di dapatkan oleh siswa sebelum tindakan adalah 80 sedangkan nilai terendahnya adalah 40.

(41)

menangkap materi yang disajikan oleh guru walaupun hanya dengan teori karena ke-5 siswa ini memang mempunyai daya tangkap yang lebih dibandingkan temannya yang lain, sedangkan 21 siswa yang lain belum bisa menangkap materi yang disajikan oleh guru, sehingga diperlukan tindakan sesuai dengan usia anak sekolah dasar yang masih dalam tahapan operasional konkrit (7- 11 th). Siswa akan lebih paham bila siswa dapat melihat sesuatu yang konkrit atau nyata, sehingga siswa lebih bersemangat dan atusias dalam belajar.

Menurut Asan (2005:22) Project Based Learning adalah suatu pendekatan pendidikan yang efektif yang berfokus pada kreatifitas berfikir, pemecahan masalah, dan interaksi antara siswa dengan kawan sebaya mereka untuk menciptakan dan menggunakan pengetahuan baru. Khususnya ini dilakukan dalam konteks pembelajaran aktif, dialog ilmiah dengan supervisor yang akti sebagai peneliti. Bagi guru mengetahui penerapan pembelajaran dengan pendekatan Project based learning dapat memberikan variasi pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswa. Bagi siswa dapat memudahkan dalam memahami materi ajar karena adanya perancangan proyek, siswa dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga meningkatkan hasil belajar siswa.

Hasil penelitian tindakan kelas ini juga sejalan dengan penelitian yang telah dilaksanakan oleh Veronica Yasinta Nugraeni (2012:1) dalam penelitianya yang berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Metematika Bagi Siswa Kelas 4 Melalui Project Based Learning dengan Pendekatan Kontekstual di SD Negeri 01 Gandulan Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Setelah penelitian menggunakan pendekatan kontekstual melalui Project Based Learning pada siklus I mengalami peningkatan hasil belajar pada siswa dilihat dari hasil tes formatif yang diperoleh 5 siswa (23,8%) belum tuntas dan 16 siswa (76,2%) sudah tuntas dengan KKM. Setelah siklus II hasil yang diperoleh 2 siswa (9,5%) belum memenuhi KKM dan 19 siswa (90,5%) siswa sudah memenuhi KKM.

(42)

meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV. Penelitian yang telah dilaksankan oleh Veronica Yasinta Nugraeni menunjukkan keberhasilan, melalui penerapan project based learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal yang menjadi pembeda dalam penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan oleh penulis dengan penelitian terdahulu, adalah pembelajaran yang menerapkan project based learning dikemas dengan lebih menyenangkan bagi siswa SD yaitu dengan cara pemberian reword pada kelompok yang menghasilkan produk yang baik dan mudah dipahami. Hal ini membangun situasi kompetisi pada setiap kelompok. Kompetisi yang dibangun antarsiswa memberikan pengaruh positif terhadap kerja sama siswa dalam kelompok untuk menghasilkan produk yang maksimal. Dalam kegiatan perancangan proyek siswa nampak bekerja sama dengan baik.

Pembelajaran dengan project based learning lebih memberikan pengalaman belajar siswa secara langsung sehingga daya tangkap materi pembelajaran akan lebih cepat terserap. Hal ini menjadikan siswa lebih berperan aktif dalam kegiatan pembelajarannya. Siswa berusaha menemukan sendiri informasi yang harus dipelajari, dan bersama teman satu kelompoknya merancang proyek yang akan dilakukan untuk menghasilkan produk. Kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan project based learning, menjadikan siswa tertantang dan tumbuh antusias yang tibggi dalam mengikuti pembelajaran. Suasana yang tercipta dalam pembelajaran adalah susana kerja sama oleh siswa dengan kelompok kerjanya dalam perancangan proyek yang dilakukan. Kerja sama yang dilaksanakan siswa, dirasakan oleh siswa menyenangkan karena siswa dapat belajar bersama teman-temannya dan belajar tidak hanya dari guru dan buku saja. Rasa senang siswa dalam pembelajaran memberi pengaruh baik pada hasil belajar siswa.

Dalam pembelajaran yang dilaksanakan peneliti dengan menerapkan

project based learning ini, dilaksankan dengan menyajikan project based learning

(43)

menggali informasi, melalui kegiatan tanya jawab berdasarkan pengalaman siswa masing-masing. Pada kegiatan elaborasi, siswa bersama kelompok kerja melaksanakan rancangan proyek yang akan dilakukannya dan hasil akhir berupa produk dari materi yang sudah ditetapkan. Untuk menumbuhkan kreatifitas dan situasi kompetisi, setiap kelompok siswa dimotivasi untuk menghasilkan produk yang baik dan hasil laporan yang jelas. Kegiatan terakhir setiap kelompok kerja mempresentasikan hasil produk dan laporan kepada kelompok lain.

Hasil belajar siswa pada siklus I, menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan. Hasil belajar siswa yang mencapai kriteria tuntas KKM pada siklus I sebanyak 84,62%. Adapun rata-rata kelas hasil belajar siswa pada siklus I mencapai 75,20. Presentase pencapaian hasil belajar yang tuntas KKM, menunjukkan keberhasilan pelaksanaan tindakan siklus I, karena memenuhi indikator ketuntasan siklus I yang ditetapkan. Yaitu sebanyak 80% siswa di kelas IV mencapai nilai KKM. Pelakasanaan pembelajaran yang dilakasnakan penulis dan siswa pada siklus I sudah dilaksanakan dengan baik. Siswa yang aktif, sudah merata dilakukan oleh kebanyakan siswa.

Kegiatan pembelajran siklus II terlihat siswa terasa lebih menyenangkan. Siswa menjadi lebih kreatif dan aktif dalam perancangan produk. Hasil belajar siswa yang tuntas KKM pada siklus II mencapai presentase sebesar 96,2%. Presentase ini menunjukkan keberhasilan pembelajaran siklus II, karena telah tercapainya indikator keberhasilan yang ditetapkan pada siklus II. Pembelajaran siklus II akan dikatakan berhasil jika siswa yang mencapai KKM sebanyak 85%. Maka, presentase pencapaian kegiatan siklus II menunjukkan, tindakan di siklus II berhasil meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Kutowinangun 11 pada mata pelajaran IPA.

(44)

siswa kelas IV SD Negeri Kutowinangun 11 Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015, karena pembelajaran dengan pendekatan project based learning melatih siswa belajar dengan melibatkan kreat, ifitas siswa dalam merancang suatu proyek. Situasi ini mendukung efektivitas proses pembelajaran dan dengan langsung terlibat pada aktivitas (learning by doing) siswa akan lebih memahami dan mengerti tentang kegiatan yang siswa kerjakan saat proses pembelajaran.

Berdasarkan pembahasan penelitian tindakan kelas yang telah dituliskan, maka dapat dipaparkan implikasi teoritis dan implikasi praktis dari penelitian tindakan kelas ini. Adapun implikasi teoritis dan praktis adalah sebagai berikut:

a. Implikasi Teoritis

Implikasi teoritis dari penelitian ini adalah mendukung teori tentang pendekatan project based learning yang diterapkan dalam dunia pendidikan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Implikasi Praktis

Implikasi praktis yang diperoleh dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah berkenaan dengan sekolah, guru, dan siswa. Adapun implikasi praktis penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sekolah dapat menambah koleksi perpustakaan serta menyediakan referensi bagi guru tentang penelitian tindakan kelas.

2. Guru memeroleh pengalaman dalam menerapkan dan mengembangkan pembelajaran dengan pendekatan project based learning pada mata pelajaran IPA.

3. Siswa dapat belajar secara aktif, kreatif dan menyenangkan dengan pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan project based learning,

serta meningkatkan kemampuan siswa dalam pelajaran IPA.

Gambar

Tabel 4.1. Data Kelas SD Negeri Kutowinangun 11
Tabel 4.2. Data Pekerjaan Orang Tua Siswa Kelas IV
Tabel 4.3 Destribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Kondisi Awal Siswa Kelas IV SD
Tabel 4.7. Hasil Observasi Aktivitas Pembelajaran Guru dan Siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

The surround Sekampung river estuary coastline located in Rawa Sragi area is one of the most dynamic coastlines in southern Lampung Province that has changed

Kami Menjual Obat gonore atau kencing nanah ampuh, produk dari de nature indonesia, Penyakit gonore atau kencing nanah yang anda derita akan Insyaalloh sembuh

Penelitian ini dilakukan di perumahan Dusun Parimono Desa PlandiKecamatan Jombang Kabupaten Jombang dan pengujian bakteri Escherichia coli pada air PDAM siap minum

Bahasan: Reformasi ketatanegaraan yang dilakukan oleh pemerintah pada lembaga tertinggi negara bertujuan menegakkan kembali demokrasi yang bertumpu pada rakyat, yaitu rakyat tidak

In this paper, we use competing risks model that is, parametric Cox’s model with Weibull distribution based on EM algorithm, to examine the state of control of the process, that

Fx S!nmrja, Undrng.Undrtrg l'lak HrltArdT EhYriB lderl, Trng!.pi i. dan MNukan rrds RUU Hok'Hak Abs-lm.h , Makalah Uil

Adalah suatu kegiatan ijtihad yang dilakukan seorang ulama mengenai hukum syara', dengan menggunakan metode istinbath hukum yang telah dirumuskan oleh imam mazhab, baik yang

Selain ilu nenginsa( unddg_undans dal@ Pelaksantuvt friflr dnafsnkan oleh pars penegak hukun, maka gava bahasa vang disuatan oleh pembentuk unddg-udms hN nendapal