• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarakan hasil penelitian dan pembahasan terhadap pembelajaran bahasa Indonesia kelas X di SMA Negeri 1 Surakarta dan SMA Negeri 3 Surakarta pada Kurikulum 2013 diperoleh simpulan sebagai berikut.

1. Perencanaan pembelajaran yang dilakukan guru bahasa Indonesia SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Surakarta adalah mengkaji silabus dan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pada Kurikulum 2013, silabus telah disusun dan dikembangkan oleh pemerintah pusat dan daerah maka tugas guru adalah menyusun RPP berdasarkan silabus. Penyusunan RPP mengacu silabus dan berpedoman pada Permendikbud No. 81 A Tahun 2013 yang berisi jenis, istilah, dan sistematika komponen RPP menurut Kurikulum 2013. Selain itu, guru juga memperhatikan unsur bahasa RPP karena semakin jelas RPP maka semakin memudahkan guru memahami dan melaksanakannya. Prosedur penyusunan RPP dilakukan oleh masing-masing guru kemudian dikoordinasi salah seorang guru bahasa Indonesia yang mengampu kelas X.

2. Pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia kelas X di SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Surakarta secara garis besar sesuai dengan perencanaan pembelajaran tetapi terdapat beberapa komponen yang berbeda, seperti perbedaan tujuan pembelajaran, media, alat, dan sumber belajar, serta penilaian. Pelaksanaan pembelajaran telah menerapkan pendekatan saintifik (scientific), berorientasi pada keaktifan siswa, dan menyisipkan pendidikan karakter secara tidak langsung. Metode yang digunakan guru adalah metode ceramah, diskusi, dan simulasi dengan model pembelajaran yang beragam. Media dan alat yang digunakan guru juga beragam, sebagian besar guru telah menggunakan media modern tetapi ada juga guru yang masih menggunakan media konvensional. Sumber belajar yang digunakan berasal dari buku teks dari pemerintah, buku teks pendamping, dan buku teori pendamping.

(2)

3. Penilaian pembelajaran bahasa Indonesia kelas X SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Surakarta oleh guru menggunakan pendekatan Penilaian Berbasis Kelas (PBK) dan pendekatan otentik. Guru melakukan tahapan penilaian meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengolahan, penyusunan laporan, dan pengambilan keputusan. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kedua sekolah ini tidak menghadapi kesulitan yang berarti sehingga pada pengambilan keputusan guru jarang merencanakan perbaikan atau remidial. Secara garis besar, guru telah melaksanakan penilaian sesuai dengan perencanaan penilaian. Penyusunan laporan hasil belajar bermula dari penilaian dan perekapan nilai oleh guru, selanjutnya pengolahan atau konversi nilai oleh tim khusus di bawah Wakil Kepala Sekolah bagian Kurikulum. Ditemukan perbedaan pada laporan hasil belajar siswa antara SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Surakarta mengenai penginterpretasian standar ketuntasan belajar yang tercantum pada Permendikbud No. 81 A Tahun 2013.

4. Kendala yang ditemui guru dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Surakarta hampir sama, yakni seputar penyusunan RPP yang sesuai dengan peraturan termutakhir, keterbatasan sumber referensi karena konsep materi pelajaran yang berbeda dengan konsep-konsep sebelumnya, kurangnya waktu untuk menyampaikan materi, penilaian menjadi rumit dan kompleks, serta menerapkan pembelajaran yang benar-benar berorientasi pada keaktifan siswa. Hal ini disebabkan karena keterbatasan pemahaman dan kurangnya kesiaapan guru dalam implementasi pembelajaran Kurikulum 2013, dan ketidaksiapan ini disebabkan oleh kurang optimalnya sosialisasi Kurikulum 2013 oleh pemerintah pusat dan daerah.

5. Upaya yang dapat dilakukan guru bahasa Indonesia kelas X SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Surakarta dalam mengatasi kendala-kendala dalam proses

pembelajaran adalah terus meng-up date peraturan-peraturan Kurikulum 2013

sehingga mengetahui prosedur perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian yang sesuai dengan konsep Kurikulum 2013. Selain itu, guru memaksimalkan peran MGMP bahasa Indonesia sebagai wadah berdiskusi mengenai implementasi Kurikulum 2013. Selain itu, guru meningkatkan kreativitas untuk menyiapkan

(3)

dan memanfaatkan berbagai media, alat, dan sumber belajar agar dapat mengantarkan siswa mencapai tujuan pembelajaran.

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan yang telah dijabarkan di atas, implikasi dari penelitian ini sebagai berikut.

1. Proses pembelajaran terdiri dari proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang ketiganya merupakan bagian penting dan integratif. Proses perencanaan yang dilakukan guru sebelum mengajar, yaitu dengan memahami silabus yang diberikan pemerintah pusat kemudian mengembangkannya menjadi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Adanya perubahan mengenai sistematika RPP dalam Kurikulum 2013 harus ditanggapi secara serius oleh guru bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Surakarta agar terjadi kesepakatan atau keseragaman.

Perencanaan pembelajaran merupakan pondasi awal kesuksesan proses pembelajaran maka guru wajib menyiapkan RPP sebelum mengajar. Idealnya, RPP memuat Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, media, alat, dan sumber pembelajaran, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, dan penilaian serta dilengkapi identitas sekolah, mata pelajaran, kelas/semester, materi pokok, dan alokasi waktu pada bagian awal RPP.

Guru memiliki pertimbangan tertentu dalam menyusun RPP, yakni karakteristik materi, mata pelajaran, kelas dan peserta didik, serta gaya mengajar guru. Hal ini dilakukan agar pelaksanaan pembelajaran efektif. Selain itu, guru perlu memperhatikan unsur kebahasaan RPP karena semakin jelas RPP yang disusun guru akan semakin memudahkan guru memahami dan melaksanakannya. Proses perencanaan RPP dapat dilakukan guru secara individu atau kelompok dalam periodisasi satu semester.

2. Pelaksanaan pembelajaran harus sesuai dengan prinsip Kurikulum 2013 yang tercantum dalam Permendikbud No.81 A Tahun 2013. Prinsip yang dikehendaki Kurikulum 2013 yang menonjol adalah pembelajaran yang

(4)

berpusat pada siswa atau disebut Student Centered Learning (SCL). Oleh karena itu, peran guru dalam pembelajaran sebagai moderator dan fasilitator tidak mendominasi pembelajaran, sedangkan siswa sebagai subjek belajar yang dituntut aktif mengembangkan ilmu pengetahuan, kecakapan afektif, dan psikomotoriknya. Selain itu, Kurikulum 2013 menghendaki penggunaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran bahasa Indonesia maka langkah-langkah pembelajaran lebih jelas dan detail, mulai dari mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.

3. Pada tahap evaluasi pembelajaran, pengukuran kemampuan siswa merupakan bagian penting karena dapat mengetahui tingkat pemahaman siswa dan menetapkan kebijakan guru setelah pengukuran dilakukan. Pengukuran atau penilaian dalam mata pelajaran bahasa Indonesia dapat dilakukan dengan metode yang variatif, misalnya tes tertulis, tes lisan, protofolio, bermain peran, dan sebagainya. Mengingat karakteristik penilaian siswa pada Kurikulum 2013 yang bersifat komprehensif maka sebaiknya dalam implementasinya seorang guru mata pelajaran mengampu satu kelas dengan menggunakan pendekatan Penilaian Berbasis Kelas (PBK) dan penilaian otentik. Mengenai penilaian dalam skala 1-4 sebaiknya pihak sekolah dan guru menaati peraturan sah dan termutakhir yang tercantum dalam Permendikbud No.81 A Tahun 2013.

4. Pergantian kurikulum di Indonesia tentu menuai dukungan dan pertidaksetujuan dari berbagai pihak karena pelaksanaannya yang cenderung tergesa-gesa. Para pakar pendidikan memiliki pemikiran yang berbeda-beda mengenai penerapakan Kurikulum 2013 pada bulan Juni tahun 2013 yang lalu. Berbagai tanggapan kontra yang muncul dipicu dengan munculnya berbagai hambatan atau kesulitan dalam implementasi Kurikulum 2013. Penyelenggara pendidikan dalam institusi sekolah yang menjadi pihak penentu keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 menghadapi berbagai kesulitan karena belum optimalnya sosialisasi mengenai Kurikulum 2013, terbukti dengan berbagai perbedaan sistem yang ditemukan di SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Surakarta. Selain kepala sekolah, guru juga menghadapi berbagai tantangan seperti penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran bahasa Indonesia,

(5)

sistem penilaian yang lebih spesifik, materi-materi baru yang sumber referensinya sangat terbatas, serta padatnya muatan materi sehingga guru harus memiliki kreativitas untuk menyelesaikan seluruh materi dalam satu semester. 5. Penyelenggara pendidikan yang dalam hal ini adalah kepala sekolah, wakil

kepala sekolah, dan guru mata pelajaran hendaklah disiplin mengikuti pertemuan-pertemuan yang digelar oleh pemerintah kota hingga pusat untuk selalu mengikuti perkembangan peraturan implementasi Kurikulum 2013 yang termutakhir sehingga dalam pelaksanaannya tidak bimbang dan rancu. Untuk kendala keterbatasan sumber referensi, guru dapat menggunakan kecanggihan perkembangan teknologi yakni dengan internet. Melalui internet, guru dapat mengakses artikel, jurnal, buku, atau sumber bacaan yang lain dalam bentuk elektronik.

C. Saran

Bedasarkan simpulan dan implikasi di atas maka ditawarkan beberapa saran sebagai berikut.

1. Saran untuk Sekolah

Untuk memperlancar pembelajaran bahasa Indonesia pada Kurikulum 2013, sekolah hendaknya:

a. membentuk tim pengembangan Kurikulum 2013 di bawah Wakil Kepala Sekolah bagian Kurikulum sehingga dapat memberikan informasi kepada guru mata pelajaran bahasa Indonesia mengenai standar pengembangan dan penyusunan RPP, standar pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian;

b. mengembangkan fasilitas pembelajaran di setiap kelas sehingga dapat menunjang pembelajaran bahasa Indonesia, dan menyediakan buku-buku pedoman atau referensi mata pelajaran bahasa Indonesia selain buku utama dari pemerintah di perpustakaan sekolah.

2. Saran untuk Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Agar pembelajaran bahasa Indonesia berjalan efektif dan mampu mengantarkan siswa mencapai tujuan pembelajaran di setiap pertemuan maka guru mata pelajaran bahasa Indonesia hendaknya:

(6)

a. perlu mengkritisi Kurikulum 2013, mencermati kekurangan serta mengupayakan perbaikan;

b. senantiasa mengembangkan RPP sehingga dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar;

c. senantiasa mengembangkan kemampuan mengajar dengan cara menggunakan metode-metode belajar yang inovatif, metode berbasis teknologi, memberikan tugas yang menantang sehingga memacu siswa untuk berpikir dan berekspresi, dan mengembangkan bahan ajar;

d. mengembangkan bahan ajar, baik dengan cara menambah buku teks pendamping, alangkah lebih baik bukan lembar kerja siswa sebagai referensi pembelajaran serta mengoptimalkan internet.

e. meningkatkan kedekatan guru dengan siswa agar tercipta suasana belajar yang nyaman;

f. mampu mengoptimalkan sarana dan prasarana yang telah disediakan sekolah untuk menunjang pembelajaran bahasa Indonesia;

g. senantiasa mengikuti perkembangan peraturan mengenai Kurikulum 2013 sehingga proses pembelajaran sesuai standar nasional implementasi Kurikulum 2013.

h. Mengoptimalkan peran MGMP sekolah sehingga guru dapat memahami konsep Kurikulum 2013 bersama-sama dengan guru yang lain.

3. Saran untuk Siswa

Agar pembelajaran bahaha Indonesia memenuhi standar implementasi Kurikulum 2013, siswa hendaknya:

a. senantiasa antusias dan aktif dalam mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia;

b. mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan kompetensi yang dimiliki tanpa paksaan dari guru;

c. tidak hanya berorientasi pada hasil tetapi juga proses sehingga siswa tidak hanya memperjuangkan nilai bagus tetapi juga menegakkan karakter dan nilai-nilai pendidikan.

Referensi

Dokumen terkait

Terapi ACT adalah suatu terapi yang menggunakan konsep penerimaan, kesadaran, dan penggunaan nilai-nilai pribadi untuk menghadapi stresor internal jangka panjang, yang

atau kosong kemudian klik tombol simpan “Data Keterangan tidak boleh kosong !” 3 Nama pelajaran tidak diisi (kosong) dan keterangan diisi kemudian klik tombol simpan

xx صخللما يملعلا ثحبلا لعتلا عفاودو ةيصخشلا ملعلدا ةءافك يرثتأ" ناونعب ي م ىلع لعت ةجيتن يم قلاخلأاو ةديقعلا عباسلا فصلا بلاطل ةيموكلحا

Efikasi gen RB pada umbi tanaman transgenik, setelah 10 hari diinokulasi dengan isolat Lembang, Pangalengan, dan Galunggung, menunjukkan bahwa gen RB tidak mampu

Dari kedua nilai tersebut diketahui bahwa sebagian besar ikan kurisi yang tertangkap di Perairan Teluk Banten belum dewasa dan mengalami pemijahan, karena nilai ukuran

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penerapan e-filing , tingkat pemahaman perpajakan dan kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang

Dari penjelasan yang telah di jelaskan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan membuka dan menutup pelajaran merupakan salah satu hal yang penting bagi

Melalui sebuah bank dapat dihimpun dana dari masyarakat dalam berbagai bentuk simpanan, selajutnya dari dana yang telah terhimpun tersebut, oleh bank akan disalurkan kembali