• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRE-TREATMENT MINYAK BUMI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PRE-TREATMENT MINYAK BUMI"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Teknologi Minyak Bumi dan Petrokimia

PRE-TREATMENT MINYAK BUMI

Disusun oleh: KELOMPOK 2 Hevi Wulandari 1204103010013 Des Al-Nizar 1204103010015 Faria Insyira 1204103010016 Linda Hayani 1204103010020 Rahmad Wardani 1204103010022 Zaira Munanda 1204103010023 Amzar Arfa 1204103010024 Ineztazia Zelitalora 1204103010025 Anggi Mentari P 1204103010031 Nanda Nadhiatul M 1204103010033

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA

DARUSSALAM, BANDA ACEH

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Minyak bumi (Crude Oil) merupakan senyawa hidrokarbon. Rantai karbon yang menyusun minyak bumi dan gas alam memiliki jenis yang beragam dan tentunya dengan sifat dan karakteristik masing-masing. Sifat dan karakteristik dasar minyak bumi inilah yang menentukan perlakuan selanjutnya bagi minyak bumi itu sendiri pada pengolahannya. Hal ini juga akan mempengaruhi produk yang dihasilkan dari pengolahan minyak tersebut. Berdasarkan model OWEM (OPEC World Energy Model), permintaan minyak dunia pada periode jangka menengah (2002-2010) diperkirakan meningkat sebesar 12 juta barel per hari (bph) menjadi 89 juta bph atau tumbuh rata-rata 1,8% per tahun. Sedangkan pada periode berikutnya (2010-2020), permintaan naik menjadi 106 juta bph dengan pertumbuhan sebesar 17 juta bph.Minyak bumi merupakan energi yang tak terbarukan. Sementara itu tingginya tingkat ketergantungan masyarakat dunia pada minyak bumi. Mendarong eksplorasi yang besar-besaran sehingga menyebabkan cepat habisnya cadangan minyak bumi.Pengetahuan tentang minyak bumi dan gas alam sangat penting untuk kita ketahui, mengingat minyak bumi dan gas alam adalah suatu sumber eneri yang tidak dapat diperbaharui, sedangkan penggunaan sumber energi ini dalam kehidupan kita sehari-hari cakupannya sangat luas dan cukup memegang peranan penting atau menguasai hajat hidup orang banyak. Sebagai contoh minyak bumi dan gas alam digunakan sebagai sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak, kendaraan bermotor, dan industri, kedua bahan bakar tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme sehingga disebut bahan bakar fosil. Oleh karena itu sebagai generasi penerus bangsa, kita juga harus memikirkan bahan bakar alternatif apa yang dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar fosil ini, jika suatu saat nanti bahan bakar ini habis.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang akan dibahas pada makalah ini adalah: 1. Apa saja komposisi dan struktur minyak bumi?

2. Bagaimana proses pengolahan minyak bumi pada tahap pre-treatment?

BAB II PEMBAHASAN

(3)

2.1 KOMPOSISI DAN STRUKTUR MINYAK BUMI

Minyak bumi dan gas alam adalah campuran kompleks hidrokarbon dan senyawa-senyawa organik lain. Komponen hidrokarbon adalah komponen yang paling banyak terkandung di dalam minyaak bumi dan gas alam. Gas alam terdiri dari alkana suku rendah, yaitu metana, etana, propana, dan butana. Selain alkana juga terdapat berbagai gas lain seperti karbondioksida (CO2) dan hidrogen sulfida (H2S), beberapa sumur gas juga mengandung

helium. Sedangkan hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi terutama adalah alkana dan sikloalkana, senyawa lain yang terkandung didalam minyak bumi diantaranya adalah Sulfur, Oksigen, Nitrogen dan senyawa-senyawa yang mengandung konstituen logam terutama Nikel, Besi dan Tembaga. Komposisi minyak bumi sangat bervariasi dari satu sumur ke sumur lainnya dan dari daerah ke daerah lainnya. Variasi ini tergantung dari faktor umur, suhu pembentukan, dan cara pembentukan. Minyak dari Indonesia mengandung banyak senyawa aromatik seperti benzena, sedangkan minyak bumi dari Rusia mengandung banyak senyawa sikloalkana seperti sikloheksana.

Perbandingan unsur-unsur yang terdapat dalam minyak bumi sangat bervariasi. Berdasarkan hasil analisa, diperoleh data sebagai berikut :

 Karbon : 83,0-87,0 %  Hidrogen : 10,0-14,0 %  Nitrogen : 0,1-2,0 %  Oksigen : 0,05-1,5 %  Sulfur : 0,05-6,0 %

Berdasarkan kandungan senyawanya, minyak bumi dapat dibagi menjadi golongan hidrokarbon dan non-hidrokarbon serta senyawa-senyawa logam.

2.1.1 HIDROKARBON

Golongan hidrokarbon-hidrokarbon yang utama adalah parafin, olefin, naften, dan aromatik.

A.

Parafin

Parafin adalah kelompok senyawa hidrokarbon jenuh berantai lurus (alkana), CnH2n+2.

Contohnya adalah metana (CH4), etana (C2H6), n-butana (C4H10), isobutana (2-metil propana,

(4)

Jumlah senyawa yang tergolong ke dalam senyawa isoparafin jauh lebih banyak daripada senyawa yang tergolong n-parafin. Tetapi, di dalam minyak bumi mentah, kadar senyawa isoparafin biasanya lebih kecil daripada n-parafin.

Gambar 2.1 Macam-macam paraffin pada minyak mentah

(Gary, 2001) B.

Olefin

Olefin adalah kelompok senyawa hidrokarbon tidak jenuh, CnH2n. Contohnya etilena

(C2H4), propena (C3H6), dan butena (C4H8).

(5)

(Gary, 2001)

C.

Naften

Naften adalah senyawa hidrokarbon jenuh yang membentuk struktur cincin dengan rumus molekul CnH2n. Senyawa-senyawa kelompok naften yang banyak ditemukan adalah

senyawa yang struktur cincinnya tersusun dari 5 atau 6 atom karbon. Contohnya adalah siklopentana (C5H10), metilsiklopentana (C6H12) dan sikloheksana (C6H12). Umumnya, di

dalam minyak bumi mentah, naften merupakan kelompok senyawa hidrokarbon yang memiliki kadar terbanyak kedua setelah n-parafin.

Gambar 2.3 Macam-macam Naften

(https://www.osha.gov/dts/osta/otm/otm_iv/otm_iv_2.html, 1999) D.

Aromatik

Aromatik adalah hidrokarbon-hidrokarbon tak jenuh yang berintikan atom-atom karbon yang membentuk cincin benzen (C6H6). Contohnya benzen (C6H6), metilbenzen (C7H8), dan

naftalena (C10H8). Minyak bumi dari Sumatera dan Kalimantan umumnya memiliki kadar

(6)

Gambar 2.3 Macam-macam senyawa aromatic

(https://www.osha.gov/dts/osta/otm/otm_iv/otm_iv_2.html, 1999)

2.1.2 NON HIDROKARBON

Selain senyawa-senyawa yang tersusun dari atom-atom karbon dan hidrogen, di dalam minyak bumi ditemukan juga senyawa non hidrokarbon seperti belerang, nitrogen, oksigen, vanadium, nikel dan natrium yang terikat pada rantai atau cincin hidrokarbon. Unsur-unsur tersebut umumnya tidak dikehendaki berada di dalam produk-produk pengilangan minyak bumi, sehingga keberadaannya akan sangat mempengaruhi langkah-langkah pengolahan yang dilakukan terhadap suatu minyak bumi.

A.

Belerang

Belerang terdapat dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S), belerang bebas (S), merkaptan

(R-SH, dengan R=gugus alkil), sulfida (R-S-R’), disulfida (R-S-S-R’) dan tiofen (sulfida siklik). Senyawa-senyawa belerang tidak dikehendaki karena :

 menimbulkan bau tidak sedap dan sifat korosif pada produk pengolahan.  mengurangi efektivitas zat-zat bubuhan pada produk pengolahan.

 meracuni katalis-katalis perengkahan.

 menyebabkan pencemaran udara (pada pembakaran bahan bakar minyak, senyawa belerang teroksidasi menjadi zat-zat korosif yang membahayakan lingkungan, yaitu SO2 dan SO3).

(7)

B.

Nitrogen

Senyawa-senyawa nitrogen dibagi menjadi zat-zat yang bersifat basa seperti 3-metilpiridin (C6H7N) dan kuinolin (C9H7N) serta zat-zat yang tidak bersifat basa seperti pirol

(C4H5N), indol (C8H7N) dan karbazol (C12H9N). Senyawa-senyawa nitrogen dapat

mengganggu kelancaran pemrosesan katalitik yang jika sampai terbawa ke dalam produk, berpengaruh buruk terhadap bau, kestabilan warna, serta sifat penuaan produk tersebut.

C.

Oksigen

Oksigen biasanya terikat dalam gugus karboksilat dalam asam-asam naftenat (2,2,6-trimetilsikloheksankarboksilat, C10H18O2) dan asam-asam lemak (alkanoat), gugus hidroksi

fenolik dan gugus keton. Senyawa oksigen tidak menyebabkan masalah serius seperti halnya senyawa belerang dan senyawa nitrogen pada proses-proses katalitik.

2.1.3 SENYAWA LOGAM

Minyak bumi biasanya mengandung 0,001-0,05% berat logam. Kandungan logam yang biasanya paling tinggi adalah vanadium, nikel dan natrium. Logam-logam ini terdapat bentuk garam terlarut dalam air yang tersuspensi dalam minyak atau dalam bentuk senyawa organometal yang larut dalam minyak. Vanadium dan nikel merupakan racun bagi katalis-katalis pengolahan minyak bumi dan dapat menimbulkan masalah jika terbawa ke dalam produk pengolahan.

2.2 PROSES PENGOLAHAN MINYAK BUMI TAHAP PRE-TREATMENT Secara umum Proses Pengolahan Minyak Bumi digambarkan sebagai berikut:

(8)

Gambar 2.4 Proses pengolahan minyak bumi secara umum

Namun, yang masuk kedalam tahapan pre-treatment hanya 2, yaitu: - Penghilangan garam (desalting process)

- Distilasi melalui crude distillation unit

Minyak mentah berasal dari tanah, yang berisi berbagai zat seperti gas, air, kotoran (mineral) dll. Pretreatment dari minyak mentah penting jika minyak mentah harus diangkut secara efektif dan untuk diproses tanpa menyebabkan fouling dan korosi di operasi berikutnya mulai dari distilasi, katalitik reformasi dan sekunder proses konversi.

Adapun pengotor (impurities) dari minyak bumi terbagi menjadi dua, yaitu: a. Oleophobic Impurities

Yang termasuk dalam Oleophobic Impurities adalah garam, terutama klorida & kotoran dari Na, K, Ca Mg, sedimen seperti garam, pasir, lumpur, oksida besi, besi sulfida dll. dan air yang ada karena larut dalam air emulsi dan / atau terdispersi halus.

(9)

Yang termasuk ke dalam Olephilic Impurities adalah senyawa sulfur larut dan, senyawa organologam, Ni, OR, Fe dan As dll, asam naftenat dan senyawa nitrogen.

Akan tetapi, pada pretreatment minyak mentah hanya untuk menghilangkan Oleophobic Impurities. Pada tahap awal proses pretreatment ada langkah yang disebut field separation

yang meprupakan langkah pertama untuk menghilangkan gas, air dan kotoran yang menyertai minyak mentah yang berasal dari tanah dan terletak di lapangan dekat lokasi sumur minyak.

Field separator seringkali tidak lebih dari sebuah kapal besar, yang memberikan zona peredaan untuk memungkinkan pemisahan gravitasi dari tiga fase: gas, minyak mentah dan air (kotoran yang tertahan).

2.2.1 PENGHILANGAN GARAM DAN AIR (DESALTING PROCESS)

Minyak mentah (crude oil) selain mengandung kotoran juga mengandung mineral-mineral yang larut dalam air. Proses penghilangan kotoran disebut desalting atau penghilangan garam. Desalting dilakukan dengan cara mencampur minyak mentah dengan air sehingga mineral-mineral akan terlarut dalam air. Untuk meghilangkan senyawa-senyawa nonhidrokarbon, ke dalam minyak mentah ditambah dengan asam dan basa. Pada proses ini juga ditambahkan asam dan basa dengan tujuan untuk menghilangkan senyawa-senyawa selain hidrokarbon. Setelah melalui proses desalting, maka selanjutnya minyak akan menjalani proses distilasi.

Hal-hal yang harus diperhatikan dari berbagai zat-zat pengotor minyak mentah adalah sebagai berikut.

1. Garam-garam anorganik dapat diuraikan dalam pra-heat exchanger minyak mentah dan pemanas. Akibatnya, gas hidrogen klorida terbentuk yang mengembun menjadi asam klorida cair pada sistem overhead kolom distilasi, yang menyebabkan korosi serius pada peralatan.

2. Untuk menghindari korosi karena garam dalam minyak mentah, pengendalian korosi dapat digunakan. Akan tetapi produk sampingan dari pengendalian korosi peralatan pengolahan minyak berupa dari besi sulfida partikulat dan oksida. Pengendapan bahan-bahan tersebut dapat menyebabkan penyumbatan aliran dari heat exchanger, menara distilasi, tabung-tabung pemanas, dll Selain itu, bahan-bahan ini dapat menyebabkan korosi pada setiap permukaan karena mereka mengendap pada permukaan material. 3. Pasir atau lumpur dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan akibat abrasi atau

(10)

4. Senyawa kalsium naphthanate dalam residu aliran unit minyak mentah, jika tidak dihiliangkan dapat menghasilkan produksi kokas kelas yang lebih rendah dan deaktivasi katalis unit FCC.

Secara umum, terdapat tiga macam cara penghilangan garam dari crude oil yaitu: 1. Chemical and Electrostatic separation

Pencucian garam dari crude oil dengan menggunakan water oil dan water phases yang dipisahkan di settling tank dengan penambahan bahan kimia ke dalam campuran sehingga mengelmusi minyak dan air dengan pengaplikasian dari medan listrik untuk mengendapkan garam lebih cepat dari crude oil

2. Chemical desalting

Air dan bahan kimia berupa surfaktan (pengelmusi minyak) ditambahkan ke dalam crude oil dan kemudian dipanaskan sehingga garam dan impurities lainnya larut ke dalam air dan kemudia tertahan dalam tangki dimana mereka mengendap.

3. Electric desalting

Proses penghilangan garam dilakukan pada molekul-molekul yang dalam kondisi polat dan dapat dipisahkan. Lebih dari 90% dari garam bias dihilangkan hanya dalam waktu setengah jam

Gambar 2.5 Diagram alir dari preses penghilangan garam (desalting)

Minyak mentah lewat melalui panaskan kereta dingin dan kemudian dipompa ke Desalters oleh pompa muatan minyak mentah. Air daur ulang dari desalters disuntikkan dalam minyak mentah yang mengandung sedimen dan menghasilkan air asin. Cairan ini

(11)

masuk dalam mixer statis yang merupakan penebar minyak mentah / air, memaksimalkan luas permukaan antarmuka untuk kontak yang optimal antara kedua cairan.

Air pencucian harus disuntikkan sedekat mungkin ke perangkat emulsi untuk menghindari pemisahan terlebih dahulu dengan minyak mentah. Air pencuci bisa berasal dari berbagai sumber, termasuk air laut yang relatif tinggi konsentrasi garamnya, air stripping, dll mixer statis dipasang di hulu perangkat pengemulsi untuk meningkatkan kontak antara garam dalam minyak mentah dan air pencucian disuntikkan di setiap baris.

Campuran minyak / air secara homogen diemulsikan pada perangkat pengemulsi. Perangkat emulsi (sebagai katup) digunakan untuk mengemulsi air dilusi disuntikkan di hulu dalam minyak. Emulsifikasi ini penting untuk kontak antara air asin produksi yang terkandung dalam minyak dan air pencucian. Maka emulsi memasuki Desalters yang memisahkan menjadi dua tahap pemisahan melalui koalesensi elektrostatik.

Koalesensi elektrostatik yang disebabkan oleh efek polarisasi yang dihasilkan dari sumber listrik eksternal. Polarisasi tetesan air menarik mereka keluar dari fase emulsi minyak-air. Garam yang dilarutkan dalam tetesan air ini, juga dipisahkan sepanjang jalan. Air yang dihasilkan dibuang ke sistem pengolahan air (water effluent). Hal ini juga dapat digunakan sebagai air pencuci untuk proses pencucian lumpur selama operasi.

Sebuah unit desalting dapat dirancang dengan satu tahap atau dua tahap. Di kilang, sistem desalting dua tahap biasanya diterapkan, yang terdiri dari 2 Coalescers elektrostatik (Desalter).

Reaksi yang terjadi pada proses penghilangan garam ini adalah sebagai berikut.

Kelebihan dari proses penghilangan garam (desalting) ini adalah sebagai berikut. a) Meningkatkan hasil akhir minyak mentah

b) Mengurangi penyumbatan, scaling, kokas pada heat exchanger dan furnace tubes

c) Mengurangi korosi pada exchanger, fractionators, pipa-pipa, dan lain-lain

d) Terjadinya pengendalian korosi yang lebih baik pada bagian atas unit Crude Distillation Unit (CDU)

e) Mengurangi erosi oleh padatan di dalam control valve, exchanger, furnace, dan pompa f) Menyisihkan minyak dari air kotor pada limbah minyak

2.2.2 CRUDE DISTILLATION UNIT (CDU)

Destilasi adalah pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan perbedaan titik didihnya. Dalam hal ini adalah destilasi fraksinasi. Mula-mula minyak mentah dipanaskan

(12)

dalam aliran pipa dalam furnace (tanur) sampai dengan suhu ± 370°C. Minyak mentah yang sudah dipanaskan tersebut kemudian masuk kedalam kolom fraksinasi pada bagian flash chamber (biasanya berada pada sepertiga bagian bawah kolom fraksinasi). Untuk menjaga suhu dan tekanan dalam kolom maka dibantu pemanasan dengan steam (uap air panas dan bertekanan tinggi. Bensin, kerasin dan minyak gas biasanya disuling pada tekanan atmosfer,fraksi-fraksi minyak pelumas akan mencapai suhu yang lebih tinggi dimana zat-zat hidrokarbon mulai terurai (biasanya kira-kira antara suhu 375-400°C) karena itu lebih baik jika minyak pelumas disuling dengan tekanan yang diturunkan. Pengurangan tekanan diperoleh dengan menggunakan sebuah pompa vakum (vacum pump).

Gambar 2.6 Crude distillation unit (CDU)

Minyak mentah yang menguap pada proses destilasi ini naik ke bagian atas kolom dan selanjutnya terkondensasi pada suhu yang berbeda-beda. Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah, sedangkan yang titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian atas melalui sungkup-sungkup yang disebut

(13)

sungkup gelembung. Makin ke atas, suhu yang terdapat dalam kolom fraksionasi tersebut makin rendah, sehingga setiap kali komponen dengan titik didih lebih tinggi akan terpisah, sedangkan komponen yang titik didihnya lebih rendah naik ke bagian yang lebih atas lagi. Demikian selanjutnya sehingga komponen yang mencapai puncak adalah komponen yang pada suhu kamar berupa gas. Komponen yang berupa gas ini disebut gas petroleum, kemudian dicairkan dan disebut LPG (Liquified Petroleum Gas). Fraksi minyak mentah yang tidak menguap menjadi residu. Residu minyak bumi meliputi parafin, lilin, dan aspal. Residu-residu ini memiliki rantai karbon sejumlah lebih dari 20. Fraksi minyak bumi yang dihasilkan berdasarkan rentang titik didihnya antara lain sebagai berikut :

1. Gas

Rentang rantai karbon : C1 sampai C5, Trayek didih : 0 sampai 50°C. Gas alam dapat diperoleh secara terpisah maupun bersama-sama dengan minyak bumi. Gas alam sebagian besar terdiri dari alkana berantai karbon rendah yaitu antara lain metana, etana, propana, butana dan iso-butana. Gas alam dapat dipergunakan sebagai:

A. Bahan bakar rumah tangga atau pabrik

Gas alam merupakan bahan bakar yang paling bersih dan praktis, tetapi gas alam mempunyai keburukan yaitu sifatnya yang tidak berbaun (bila dibandingkan dengan gas dari batubara) sehingga sering terjadi kecelakaan karena bocor. Oleh karena itu kadang-kadang gas ini diberi "bau" yaitu sedikit zat yang berbau sekali. Propana yang merupakan salah satu fraksi gas pada perusahaan biasanya digunakan sebagai :

- Mengelas paduan-paduan tembaga, alumunium dan magnesium. - Mengelas besi tuang.

- Menyolder dan mengelas solder. - Memotong besi dengan gas karbit. - Penerangan pantai.

Butana dipakai dalam rumah tangga sebagai : - Pemanas ruangan.

- Penerangan.

- Pemakaian di dapur.

(14)

Karbon hitam (Carbon black) adalah arang harus yang dibuat oleh pembakaran yang tidak sempurna. Pegunaannya antara lain sebagai :

- Bahan dalam pembuatan cat, tinta cetak dan tinta Gina.

- Zat pengisi pada karet terutama dalam pembuatan ban-ban mobil dan sepeda.

Karbon hitam dibuat dengan membawa nyala gas bumi ke sebuah bidangdatar yang didinginkan, arang yang terbentuk kemudian dipisahkan dari bidang ini dan dibagi berdasarkan kehalusannya. Metana yang mengandung 75% karbon akan menghasilkan 4 atau 4,5% zat penghitam dan sisanya hilang sebagai asap, zat asam arang dan sebagainya.

2. Gasolin (Bensin)

Rentang rantai karbon : C6 sampai C11, Trayek didih : 50 sampai 85°C. Bensin dapat

dibuat dengan beberapa cara, antara lain yaitu :

1. Penyulingan langsung dari minyak bumi (bensin straight run), dimana kualitasnyatergantung pada susunan kimia dari bahan-bahan dasar. Bila mengandung banyak aromatik-aromatik dan napthen-naphten akan menghasilkan bensin yangtidak mengetok (anti knocking).

2. Merengkah (cracking) dari hasil-hasil minyak bumi berat, misalnya dari minyak gas dan residu.

3. Merengkah (retor ming) bensin berat dari kualitas yang kurang baik. 4. Sintesis dari zat-zat berkarbon rendah.

3. Kerosin (Minyak Tanah)

Rentang rantai karbon : C12 sampai C20 Trayek didih : 85 sampai 105°C

Pemakaian kerasin sebagai penerangan di negara-negara maju semakinberkurang, sekarang kerasin digunakan untuk pemenasan. Pemakaian terpenting dari kerasin antara lain: Minyak lampu, bahan bakar untuk pemanasan untuk memasak, bahan bakar motor, dan bahan pelarut untuk insektisida.

(15)

Rentang rantai karbon : C21 sampai C30 Trayek didih : 105 sampai 135°C

5. Minyak Berat

Rentang ranai karbon : C31 sampai C40 Trayek didih : 135 sampai 300°C 6. Residu

Rentang rantai karbon : di atas C40 Trayek didih : di atas 300°C

Gambar 2.7 Proses distilasi bertingkat minyak bumi

(16)

Fraksi-fraksi minyak bumi dari proses destilasi bertingkat belum memiliki kualitas yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sehingga perlu pengolahan lebih lanjut yang meliputi proses cracking, reforming, polimerisasi, treating, dan blending.

BAB III KESIMPULAN

Proses pengolahan minyak bumi terdiri dari beberapa tahapan, yaitu: penyimpanan minyak mentah, penghilangan garam, distilasi, proses hidrokarbon hingga menjadi produk akhir berupa LPG, minyak tanah, dsb. Namun, yang termasuk kedalam tahapan pre-treatment hanya ada 2 proses, yaitu penghilangan garam dari minyak mentah dan distilasi. Kedua proses ini merupakan tahapan awal dari pengolahan minyak bumi sebelum masuk ke tahap treatmentnya. Minyak mentah (crude oil) selain mengandung kotoran juga mengandung mineral-mineral yang larut dalam air. Proses penghilangan kotoran disebut desalting atau penghilangan garam. Desalting dilakukan dengan cara mencampur minyak mentah dengan air sehingga mineral-mineral akan terlarut dalam air. Setelah proses penghilangan garam,

(17)

dilakukan proses distilasi. Dimana proses distilasi yang digunakan adalah distilasi bertingkat, yaitu pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan perbedaan titik didihnya.

DAFTAR PUSTAKA

Gary, James H. 2001. Petroleum Refining Technology and Economics Fourth Edition. Marcel Dekker, Inc. New York

Guoxiang, YE. 2008. Pretreatment of Crude Oil by Ultrasonic-electric United Desalting and Dewatering. Chinese Journal of Chemical Engineering. China.

Mall, I.D., 2007. “Petrochemical process technology” First edition., New Delhi, Macmillan. India.

(18)

Nawawi, Harun. 1955. Minyak Bumi dan Hasil Minyak Bumi, Penggalian, Pengerjaan dan Pemakaiannya. Penerbit Buku Teknik: Jakarta.

Wiseman, Peter. 1983. An Introduction to Industrial Organic Chemistry. Second Edition. Applied Science Publisher: London.

https://www.osha.gov/dts/osta/otm/otm_iv/otm_iv_2.html. 1999. Diakses pada tanggal 13 Oktober 2014, pukul 22.45 WIB.

http://www.enggcyclopedia.com/2012/06/desalting-crude-oil-refinery/, 2012. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2014, pukul 23.35 WIB.

http://what-when-how.com/petroleum-refining/separation-processes/. Diakses pada tanggal 21 Oktober 2014, pukul 23.50 WIB.

http://www.eoearth.org/view/article/151546/. Diakses pada tanggal 21 Oktober 2014, pukul 23.50 WIB.

http://nptel.ac.in/courses/103102022/8. Diakses pada tanggal 24 Oktober 2014, pukul 23.50 WIB.

http://www.china-ogpe.com/buyingguide_content/desalting_and_dehydration_of_crude_oil_601.html. Diakses pada tanggal 24 Oktober 2014, pukul 23.50 WIB.

Gambar

Gambar 2.2 Macam-macam olefin pada minyak mentah
Gambar 2.3 Macam-macam senyawa aromatic
Gambar 2.4 Proses pengolahan   minyak   bumi secara umum
Gambar 2.5 Diagram alir dari preses penghilangan garam (desalting)
+3

Referensi

Dokumen terkait

a. Data pribadi dan aktivitas konsumen produk plastic shopping bag. Kata kansei yang berkaitan dengan produk plastic shopping bag. Kata kansei merupakan kriteria penting untuk

Lulusan psikologi memungkinkan untuk menjadi seorang konselor misalnya konselor remaja atau yang lainnya, di perusahaan yang levelnya besar jabatan konselor ini ada yang

Diskusi K: mengetahui dan memahami kegiatan perkuliahan A: mengerti, berpikir analisis, berpikir

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Universitas Negeri Yogyakarta merupakan program yang disusun dalam rangka meningkatkan kualitas mahasiswa pada bidang yang

Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat kebutuhan perawatan periodontal berdasarkan skor CPITN pada lansia di Panti Wreda Dharma Bhakti Kota Surakarta tahun 2016, maka

CV. Media Kreasi 14.500.000 BPPTN IPB 7 Jasa Konsultansi Perencanaan Pemeliharaan Gedung Poliklinik CV. Media Cipta Kreasi 14.500.000 BPPTN IPB 8 Jasa

Keuntungan AWLR adalah dapat mengetahui perubahan muka air secara terus menerus sehingga data muka air ekstrim (maksimum dan minimum) dapat diperoleh. Sedangkan, pada

Peserta didik menemukan gagasan pokok dan gagasan pendukung pada teks tersebut dan ditulis dalam peta pikiran yang ada.. Peserta didik diingatkan kembali