• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI ANALISIS GEMPA BUMI 2006 TERHADAP PERKEMBANGAN BATIK DI DESA KEBON KECAMATAN BAYAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "STUDI ANALISIS GEMPA BUMI 2006 TERHADAP PERKEMBANGAN BATIK DI DESA KEBON KECAMATAN BAYAT"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI ANALISIS GEMPA BUMI 2006 TERHADAP

PERKEMBANGAN BATIK DI DESA KEBON

KECAMATAN BAYAT

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Progam Studi Pendidikan Geografi

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Disusun Oleh :

RIDWAN SOFI

111204477

PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN

(2)

ii

PERSETUJUAN

STUDI ANALISIS GEMPA BUMI 2006 TERHADAP PERKEMBANGAN

BATIK DI DESA KEBON KECAMATAN BAYAT KABUPATEN KLATEN

Tahun 2018

Diajukan Oleh RIDWAN SOFI

NIM 1112104477

Telah disetujui pembimbing untuk dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Skripsi Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Widya Dharma Klaten

pada tanggal ...

Pembimbing I

Drs. Sumargana, M.Si NIK. 690 886 104

Pembimbing II

Ir. H. Sudaryanto, M.M NIK. 690 788 108

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Geografi

(3)

iii PENGESAHAN

STUDI ANALISIS GEMPA BUMI 2006 TERHADAP PERKEMBANGAN

BATIK DI DESA KEBON KECAMATAN BAYAT KABUPATEN KLATEN

Tahun 2018

Diajukan Oleh RIDWAN SOFI

NIM 1112104477

Diterima dan disetujui oleh Dewan Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Widya Dharma Klaten.

Hari /Tanggal :

Tempat : Universita s Widya Dharma Klaten Dewan Penguji:

Universitas Widya Dharma Klaten Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Dekan,

(4)

iv

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawahini:

Nama : RIDWAN SOFI

NIM : 1112104477

Jurusan/Program Studi : PIPS/PGEO

Fakultas : KIP

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi

Judul : “STUDI ANALISIS GEMPA BUMI 2006 TERHADAP PERKEMBANGAN BATIK DI DESA KEBON KECAMATAN BAYAT

KABUPATEN KLATEN Tahun 2018.”

Adalah benar-benar karya saya sendiri dan bebas dari plagiat. Hal-hal yang bukan merupakan karya saya dalam skripsi ini telah diberi tanda sitasi dan ditunjukkan dalam Daftar Pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pembatalan ijazah dan pencabutan gelar yang saya peroleh dari skripsi ini.

Klaten, 2018 Yang membuat pernyataan,

(RIDWAN SOFI) Materai

(5)

v MOTTO

 Bentuk syukur yang sederhana adalah menjadi bermanfaat, setidaknya

menjadi penerang walau hanya sebagai setitik cahaya. (Harum WS)

 Kadang kita perlu mundur satu langkah supaya mampu untuk melompat lebih

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

Ibuku dan ayahku tercita yang takhenti-hentinya

mendoakanku, sebagai bentuk tanggungjawabku, maka saya selesaikan skripsi ini meski tak tepat pada waktunya.

Keluargaku tersayang yang selalu memberikan

semangat dan dukungan moril dan materiil.

Keluarga besar Geografi Unwidha yang luar biasa yang

telah memberikan berjuta kenangan dan kesan baik suka maupun duka.

Teman teman seperjuangan yang memberikan

kenangan dan kesan selama menempuh kuliah di Universitas Widya Dharma Klaten.

Orang yang aku cintai Lita Liyanti, sebabnya aku selalu

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidyahNya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul Studi Analisis Gempa Bumi 2006 Terhadap Perkembangan Batik di Desa Kebon Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten Tahun 2018.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tersusun bukan semata-mata hasil usaha sendiri, akan tetapi berkat bimbingan dan motivasi dari semua pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan terimakasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. H.Triyono.M.Pd, selaku Rektor Universitas Widya Dharma

Klaten.

2. Bapak Dr. Ronggowarsito.M.Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Widya Dharma Klaten.

3. Bapak Drs. H. Jajang Susatya M.Si, Ketua Program Studi Pendidikan Geografi.

4. Bapak Drs. Sumargana, M.Si. Dosen pembimbing 1 yang telah memberikan petunjuk, bimbingan, arahan, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini. 5. BapakIr. H. Sudaryanto, M.M, Dosen Pembimbing 2 yang telah memberikan

petunjuk, bimbingan, arahan, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini 6. Kepala Desa Kebon Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten.

7. Kepala kelompok kerja Batik Kebon Indah.

(8)

viii

Semoga amal baik tersebut mendapatkan imbalan pahala dari Allah SWT dan dengan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, penulis yakin bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, oleh karena kritik dan saran penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi para pembaca semua.

Klaten, 2018

(9)

ix DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

PERSETUJUAN ... ii

PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGATAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR DIAGRAM ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xi

ABSTRAK ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Batasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

(10)

x

D. Karakteristik Tingkat Ekonomi Responden ... 77

(11)

xi

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1.1 Diagram Iklim Desa Kebon, Kecamatan Bayat,

(12)

xii

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 2.1 Skala Intensitas Gempa MMI ………... 13

Tabel 2.2 Data Korban Terluka dan Meninggal ………... 16

Tabel 2.3 Data Monografi Desa Kebon ... 45

Tabel 2.4 Sifat Curah Hujan Menurut Schmidt Ferguson... 49

Tabel 2.5 Komposisi Rata-Rata Jumlah Curah Hujan... 50

Tabel 2.6 Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin 58 Tabel 2.7 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian... 60

Tabel 2.8 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 61

Tabel 2.9 Jumlah Korban Gempa Bumi 2006 di Wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah... 66

Tabel 2.10 Data Korban Akibat Gemp Bumi di Kabupaten Klaten... 67

Tabel 2.11 Kerusakan dan Kerugian Sektor Infrastruktur ... 71

Tabel 2.12 Kerusakan Gedung Sekolah Berdasarkan Jenjang Pendidikan 72 Tabel 2.13 Kondisi Sarana dan Prasarana Kesehatan yang Rusak Akibat Gempa Bumi... 74

Tabel 2.14 Umur dan Jenis Kelamin... 78

Tabel 2.15 Tingkat Pendidikan Responden... 80

Tabel 2.16 Total Pendapatan Responden dari Hasil Membatik... 82

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 3. 1 Ikhtisar Mengenai Kerusakan dan Kerugian ……… 17

Gambar 3.2

Kerangka Berfikir Identifikasi Perkembangan Batik

Tulis Bayat... 29

Gambar 3.3 Hubungan Unsur-Unsur dan Faktor yang

Mempengaruhi Tipe Iklim ………... 48 Gambar 3.4 Dokumentasi Keterlibatan IOM...

88 Gambar 3.5 Dokumentasi Berbagai Macam Pagam ...

(14)

ABSTRACT

STUDY ANALYSIS OF 2006 EARTHQUAKE ON BATIK

DEVELOPMENT IN KEBON VILLAGE, BAYAT DISTRICT, KLATEN REGENCY

RIDWAN SOFI, NIM 1112104477. Geography Education Study Program of the Faculty of Teacher Training and Education, Widya Dharma University, Klaten. Thesis: “Study Analysis of 2006 Eathquake on the Batik Development in Kebon

Village, Bayat District, Klaten Regency".

The background of the problem of this research is that in 2006 the regions of Yogyakarta and Central Java were rocked by an earthquake measuring 6.9 magnitude to devastate a part of the area that was traversed by the earthquake waves. Damage occurred in various sectors of infrastructure, education, government, health, economic and culture. The damage to infrastructure was felt by the community because of all kinds of developments and their movements were very disturbed. One of the impacts is the decreasing productivity of the batik craft industry centers in Kebon Village.

The purpose of this study was to determine of the effect in the 2006 earthquake that occurred in the Yogyakarta and Klaten regions on the development of the progress of written batik in Kebon sub-district of Bayat.

The research method used in this study is qualitative research. Data collection is done by observation, interviews and documentation. Analysis techniques of this research using interactive analysis. From the results of interviews with industry players or batik makers of Kebon village and data analysis. Some documentation also provides a way out in the conclusions of this study.

Then it was concluded that there was a journey and a history of the development of KebonBayat batik, with the cycle of increase starting after the earthquake disaster that occurred in 2006 and at that time Kebon Batik craft had suffered paralysis due to the earthquake which destroyed the infrastructure. After improvements in various aspects by the government and IOM, there has been a better development than the production of Kebon Batik Tulis. These developments include several aspects, namely income, marketing and productivity of kebon village batik. until now the market for selling kebon batik has reached overseas with a sales turnover of more than 200 pieces of batik fabric with more than 60 active craftsmen. With significant sales and managed by the group itself, it can be ascertained to greatly affect the economic funding of kebon batik craftsmen.

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia dikenal selain sebagai negeri gunung api, juga wilayah yang paling kerap diguncang gempa. Salah satunya, yang terdahsyat di zaman modern ini, adalah gempa yang menyebabkan tsunami Aceh 2004 dengan total korban di Banda Aceh dan sekitarnya saja mencapai lebih dari 165.000 orang. Terdapat tiga gempa besar lainnya yang korbannya lebih dari 1.000 jiwa yang juga termasuk gempa besar di dunia. Salah satunya adalah gempa Yogya 2006.

Dengan besaran 5,9 SR atau 6,3 Mw, gempa Yogya yang bersumber di darat juga memberikan dampak yang hebat. Terlebih karena waktu itu masyarakat semua sedang fokus pada letusan gunung Merapi yang mengalami peningkatan kegiatan. Korban yang diakibatkannya pun cukup banyak, mencapai 6.000 jiwa. Pada saat kejadian, masyarakat pun sempat panik oleh berbagai isu yang berkembang, seperti isu akanm terjadinya tsunami akibat gempat tersebut. (Oman Abdurahman, GeoMagz 2016 : hal 1 )

Tepatnya pada Tanggal 27 Mei 2006. Di Kota Pelajar—Yogyakarta—

terjadi gempa bumi berkekuatan 6,3 SR. Gempa yang terjadi di awal pagi hari itu menewaskan 5.700 jiwa, mencederai lebih dari 40.000 sampai 60.000 orang, dan menghancurkan ratusan ribu rumah dan mata pencaharian mereka. Seakan-akan kehancuran yang disebabkan oleh gempa bumi ini belum cukup,

(16)

2

bencana pun masih belum selesai. Meningkatnya kegiatan vulkanis Gunung Merapi, yang mulai terjadi pada bulan Maret 2006, terus menghasilkan aliran lava, gas-gas beracun, dan awan debu, dan memaksa dilakukannya evakuasi atas puluhan ribu orang.

Analisis menemukan bahwa dampak dari gempa bumi ini jauh lebih parah daripada yang diperkirakan semula. Walaupun kebanyakan infrastruktur utama tetap utuh, kerusakan dan kerugian yang terjadi pada rumah-rumah dan bangunan lain yang dibangun tanpa penguatan yang benar (perusahaan-perusahaan kecil, sekolah, klinik, dll) cukup mencengangkan. Dengan kerusakan dan kerugian akibat gempa bumi yang diperkirakan mencapai Rp 29,1 triliun (US$3.1 billion), bencana ini mengakibatkan kerugian yang lebih besar daripada dampak tsunami di Sri Lanka pada tahun 2004, dan sama skalanya dengan gempa bumi Gujarat pada tahun 2001 dan gempa bumi yang baru-baru ini terjadi di Pakistan ( BAPENAS, 2013 : 3 )

(17)

3

Melihat kondisi ini relawan dan pemerintah bersama-sama ingin membangun kembali roda perekonomian dan masyarakat yang terpuruk akibat dari gempa bumi. Karena diperlukan mitigasi bencana, yaitu membangun peradaban setelah terjadinya bencana yang melanda suatu daerah. Tanpa adanya pembangunan kembali maka dapat dipastikan masyarakat akan jauh lebih terpuruk.

Beberapa bantuan masuk di Klaten yang dipusatkan dibeberapa kecamatan termasuk Kecamatan Bayat yang masuk di salah satu daerah dengan kerusakan parah. Baik perbaikan sektor fisik maupun psikis terus dilakukan. Bayat merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi yang baik dalam beberapa hal, termasuk kebudayaan dan kerajinan. Maka dari itu perlu dilakukan penyelamatan dengan cara membangun kembali keadaan pasca bnecana.

Salah satu kerajinan yang terdapat di bayat adalah Batik. Disaat jauh sebelum gempa bumi tahun 2006 bayat sudah menjadi daerah pengrajin batik. Menurut para pengrajin, batik bayat itu mereka dapatkan dari para orang tua dan nenek moyang mereka.

(18)

4

kerumitan yang menuntut tingkat ketelitian dan kesabaran yang sangat tinggi. Bukan dalam hal kerumitan gambar, namun lebih pada proses pengerjaannya yang sifatnya bertingkat-tingkat dan 3 berlapis-lapis, dimana didalamnya tertanam pengetahuan-pengetahuan khas yang diturunkan dari ingatan keingatan.

Kenyataan inilah yang membuat batik begitu manusiawi, semua keindahannya datang dari sanubari manusia, roh yang tak tertirukan oleh mesin tercanggih sekalipun (Kristiani Herawati, 2010:11). Industri batik di Indonesia secara tidak langsung telah muncul sejak adanya tradisi membatik di Nusantara. Dengan perjalanannya yang panjang, industri batik Indonesia tetap eksis hingga sekarang. Bahkan dengan adanya pengukuhan dari PBB bahwa batik adalah warisan budaya dunia asli dari Indonesia, muncul semangat baru untuk melestarikan dan mengembangkan batik (Wulandari, 2011: 158).

(19)

5

pengrajin batik yang dulu hanya membuat batik apa adanya, sesuai permintaan juragan mereka, dengan adanya pelatihan itu mereka diajarkan untuk mandiri dan berkelompok. IOM sendiri memberikan pelatihan dan bimbingan mereka selama kurang lebih 3 tahun, setelah dirasa warga sudah mampu mengelola kelompok sendiri bimbingan dan pelatihan diserahkan langsung kepada warga.

Hingga saat ini perkembangan batik bayat sangat besar, mereka sudah mampu menciptakan pola motif dan mengembangkannya. Dari segi produksi dan konsumen karya mereka sudah tak di pungkiri lagi karena karena sudah merambah pasar internasional dengan mengelola hampir 200 anggota kelompok yang keseluruhan dari warga didukung untuk melakukan pembentukan pola motif baru.

Pertumbuhan industri batik kian pesat setelah peristiwa gempa bumi 2006 dengan ditandainya panca pasar dari penjualan batik ke seluruh indonesia dan bahkan konsumen dari Internasional. Bahkan pernah melakukan promosi produk ke negara Amerika dan Prancis yang difasislitasi langsung oleh negara-negara tujuan.

(20)

6

Karena adanya perkembangan industri Batik Bayat mengarah yang lebih baik, dari sebelum dan sesudah terjadinya bencana gempa bumi 2006. Dampak progres dari pembangunan pasca gempa bumi menjadikan batik Bayat lebih mendunia dan memiliki motif yang beraneka ragam. Memunculkan petanyaan yang menuntun pada sebuah keinginan untuk meneliti, maka dari itu, akan dilakukannya penelitian dengan mengangkat judul “STUDI ANALISIS GEMPA BUMI 2006 TERHADAP PERKEMBANGAN BATIK DI DESA KEBON KECAMATAN BAYAT”

B. Identifikasi Masalah

Melihat dari latar belakang tersebut, ada beberapa masalah yang menarik antara lain sebagai berikut :

1. Bencana alam gempa bumi di Kecamatan Bayat yang terjadinya pada tahun 2006.

2. Perkembangan Batik Bayat kearah yang lebih baik setelah terjadinya gempa bumi 2006.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka fokus permasalahan yang hendak dikaji dalam penelitian ini hanya difokuskan pada perkembangan Batik Bayat dari sebelum dan sesudah terjadinya gempa bumi 2006.

(21)

7

penelitian nantinya bisa lebih baik dan relevan juga mudah di identifikasi, maka akan dicantumkan gambar batik hasil dari kerajinan.

D. Rumusan Masalah

Dengan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah yaitu perkembangan Batik Bayat antara sesudah dan sebelum terjadinya gempa bumi 2006 di Desa Kebon kecamatan Bayat kabupaten Klaten. Dengan pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana dampak Gempa Bumi 2006 yang terjadi di Kecamatan Bayat?

2. Bagaimana perkembangan Batik Bayat sesudah terjadinya Gempa Bumi 2006?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dampak Gempa Bumi 2006 pada perkembangan Batik Bayat di Desa Kebon kecamatan Bayat Kabupaten Klaten

2. Untuk mengetahui perkembangan batik bayat di Desa Kebon kecamatan Bayat kabupaten Klaten

F. Manfaat Penelitian

(22)

8

1. Manfaat secara teoritik

Secara teoritik penelitian dapat memberikan manfaat sebagai berikut : a) dapat memberikan pengetahuan tentang perkembangan pola batik yang ada di Bayat. b) dapat mengetahui macam-macam pola Batik Bayat. c) dapat mengetahui dampak gempa bumi terhadap perkembangan sebuah kebudayaan dan kerajinan. d) memberikan pengetahuan tentang bencana gempa bumi yang terjadi di Kecamatan Bayat. d) mengenal lebih jauh Batik Bayat sekaligus membantu dalam melestarikan tradisi dan budaya.

2. Manfaat secara praktis

Secara praktik penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : a. Bagi peneliti

Dalam penelitian ini mendapatkan manfaat langsung lewat penelitian yang langsung dihadapi dilapangan sehingga mampu menuliskan dan menjadikannya bahan penelitian itu sendiri. Selain itu, peneliti juga mampu mengaplikasikan teori-teori yang pernah diperolehnya disaat perkuliahan, baik itu soal metodologi penelitian sampai dengan hubungan manusia dengan lingkungan sekitar yang mampu menghasilkan karya hebat yang biasa disebut kebudayaan. b. Bagi akademik dan kampus

(23)

9

kekayaan ilmiah dalam perbandingan karya tulis ilmiah diranah akademisi universitas widya dharma.

c. Bagi pengrajin dan kelompok batik tulis kebon

(24)

84 BAB V

KASIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan tujuan penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Gempa Bumi 2006 yang berpusat di Yogyakarta banyak menimbiulkan korban jiwa dan kerusakan baik darat maupun udara. Secara keseluruhan korban jiwa dari data Media Center DIY menyebutkan total korban luka dan meninggal yaitu 43.099 jiwa baik yang berada di DIY maupun jawa tengah. Dengan korban meninggal sebanyak 5.670 jiwa. Kerusakan insfratruktur dan bangunan umum (sekolahan, kantor, puskesmas dll) membuat kegiatan masyarakat disaat terjadi gempa mengalami kelumpuhan. Untuk di daerah kecamatan bayat ada korban jiwa sebanyak 1.249 orang, 35 orang diantaranya meninggal dunia. Dampak terbesar dari gempa bumi 2006 adalah pasca terjadinya bencana tersebut. Pemulihan pasca bencana dan membangun kembali insfrastuktur di daerah bencana, termasuk insfrastruktur yang berhubungan dengan industri batik di Desa Kebon.

(25)

100

menyasar pada perbaikan inrastruktur dan bantuan dari IOM menyasar pada pelatihan dan bimbingan penguatan sektor industri. Hingga saat ini, wilayah tersebut mampu bangkit dan berkembang pesat menjadi pusat kerajinan batik tulis. Keberhasilan masyarakat dalam membangun kembali pasca gempa bumi 2006 dapat dilihat dari tingkat pendapatan masyarakat terutama yang berprofesi sebagai pengrajin batik tulis desa kebon.

3. Dengan adanya perbaikan sarana insfrastruktur diberbagai bidang ada perubahan menyeluruh termasuk pada pengrajin batik di Desa Kebon kecamatan Bayat berupa pejualan, produksi dan pendapatan.

a. Penjualan produk batik tulis kebon yang sebelum gempa 2006 hanya dijual pada satu pengepul atau permintaan juragan saja. Tetapi pada tahun 2007-sekarang penjualan hasil batik tulis desa kebon mengalami perkembangan bahkan sudah merambah di pasar Internasional (Amerika dan Prancis)

(26)

101

c. Dalam perkembangannya perubahan pendapatan akan mengikuti penjualan, semakin luas pasar maka akan semakin besar pendapatan terbukti dengan data berikut :

Pada sebelum gempa 2006 pendapatan pengrajin didominasi oleh

mereka yang berpendapatan <400.000 yaitu sebanyak 62,5%,

400.000-600.000 sebanyak 15%, 400.000-600.000-800.000 sebanyak 12,5% dan

800.000-1.000.000- serta lebih dari 1.000.000 masing-masing 5%.

Berbeda jauh jika dibandingkan dengan keadaan pengrajin setelah

gempa bumi 2006 yang berpendapatan <400.000 yang hanya sebanyak

0%, 400.000-600.000 sebanyak 2,5%, 600.000-800.000 sebanyak

7,5% dan 800.000-1.000.00 sebanyak 75%- serta lebih dari 1.000.000

yaitu 15%.

B. SARAN

1. Meskipun gempa bumi tidak bisa di deteksi dengan alat tertentu, namun gempa bumi perlu diwaspadai sejak dini oleh masyarakat dengan memberikan sosialisasi dan mitigasi bencana gempa bumi. Selain itu, memberikan solusi pedirian bangunan yang ramah/tahan bencana gempa bumi.

(27)

102

mengembangkan teknik membatik. Artinya, jika desa kebon bisa dijadikan salah satu maping kunjungan wisata di kabupaten Klaten.

(28)

DAFTAR PUSTAKA

A.N. Rakhman & I. Kuswardani, ‘Studi Kasus Gempa Bumi Yogyakarta 2006: Pemberdayaan Kearifan Lokal Sebagai Modal Masyarakat Tangguh Menghadapi Bencana’, Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III (daring), 3 November 2012, http://repository.akprind.ac.id/sites/files/conferenceproceedings/2012/rakhma n_15419.pdf, diakses 1 November 2015.

Akhmad Muktaf Haifani, “Manajemen Resiko Bencana Gempa Bumi (Studi Kasus Gempa Bumi Yogyakarta 27 Mei 2006)”, Seminar Nasional IV SDM Teknologi Nuklir (daring), 25 Agustus 2008, http://jurnal.sttn-batan.ac.id/?cat=12, diakses 20 juni 2017.

Aryanto, Sabpri. 17 Juni 2015. Manusia, Masyarakat & Lingkungan. Kompasiana.. Doi : http://www.kompasiana.com/sabpri_aryanto/manusia-masyarakat-lingkungan_54f8a00ca33311bb188b460d, Diakses 22 juni 2017.

ATLAS, “Kawasan Gempabumi 27 Mei 2006, kerjasama antara pemerintah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Propinsi Jawa Tengah”, Swisscontact and the Swiss Agency for Development and Cooperation (SDC).

Bagoes Mantra, Ida, Prof, Ph.D. 2007. Demografi Umum. Pustaka Pelajar. Jakarta. Bintarto, R, (1986), Pengantar Geografi, Fakultas Geografi UGM,Yokyakarta. Danusaputra, St. Munadjat. 1981. Hukum Lingkungan. Surakarta : Bina Cipta Deden Dedi. 2009. Sejarah Batik Indonesia. Bandung: PT Sarana Panca Karya

Nusa.

Destin Huru Setiati. 2007. Membatik.Yogyakarta : PT.Macanan Jaya Cemerlang Didik Riyanto.1997.Proses Batik.Solo : CV.Aneka

Dita Nurul Latifah.2010.Natural BI’ Cap ( Batik Cap) sebagai Inovasi BatikRamah Lingkungan. Bogor : Institut Pertanian Bogor

(29)

Ida Nurdalia.2006.Kajian dan Analisis Peluang Penerapan Produksi Bersih Pada Usaha Kecil Batik Cap.Semarang : Universitas Diponegoro.

Komaruddin. 1991.Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: CV. Rajawali. Moloeng, lexy. 2011. Penelitian kualitatif. Jakarta : Aneka Insani

Parai, Idris. 2009. Pengolahan data penelitian kualitatif. Jakarta : Bhineka.

Poerwodarminto, W.J.S.1997. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Soekanto, Soerjono. 2007. Sosiologi suatu Pengantar. Jakarta: P.T.Raja Grafindo. Soemarjadi dkk. 2001. Pendidikan Keterampilan. Malang: Universitas Negeri

Malang.

Sugiyono.2009. penelitian kualitatif. Yogyakarta. Sahabat Baca.

Sumargana. 2004. Buku Pegangan Kuliah Meteorologi - Klimatologi. Klaten: Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan IUlmu Pendidikan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Widya Dharma Klaten. Sumnintarsih.2009. Pelestarian Batik Dan Ekonomi Kreatif. Jurnal Jantran Vol IV.

Yogyakarta: Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Balai Pelestarian Sejarah Dan Nilai Tradisional Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Terbukanya akses pendidikan bagi semua anak, khususnya ABH adalah sebuah keharusan apabila ingin melihat anak Indonesia tumbuh dan berkembang sebagaimana

Angkasa Pura I (Persero) Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Adi Soemarmo Surakarta ini untuk membuat bentuk bantuan yang berupa pelayanan kesehatan atau pendidikan bagi

Hasil penelitian menunjukkan nilai kerapatan mempunyai hubungan yang linear terhadap kecepatan rambatan gelombang suara (SWV) pada papan partikel dari semua jenis kayu

Dukungan Sosial Keluarga pada Perempuan Korban KDRT (Studi Kualitatif di Wilayah Kerja Pusat Pelayanan Terpadu Kabupaten Jember); Atyanty Rizky Nurendra; 092110101114; 2013;

Royalti Non-Eksklusif ini Universitas Dian Nuswantoro berhak untuk menyimpan, mengcopy ulang (memperbanyak), menggunakan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data

Menurut Philip Kotler (1997:38) ada empat metode yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengetahui tingkat kepuasan Pelanggan yaitu :.. Sistem keluhan

terhadap tersedianya lapangan pekerjaan sekaligus menjadi peluang bisnis yang menjanjikan bagi orang-orang yang berkecimpung dalam bidang tersebut, sekaligus dapat dijadikan ajang

Bidang-bidang yang penting dalam kimia anorganik kini antara lain: sintesis organik yang menggunakan senyawa kompleks dan organologam, katalis homogen, bioanorganik