BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mutu pendidikan menurut Permendiknas nomor 63 tahun 2009 adalah
tingkat kecerdasan kehidupan bangsa yang dapat diraih dari penerapan Sistem
Pendidikan Nasional. Peningkatan mutu pendidikan merupakan sasaran
pembangunan di bidang pendidikan nasional, Mulyasana (2012: 2)
mengatakan hakikat pendidikan adalah proses pematangan kualitas hidup.
Proses-proses tersebut yang akan dilalui nantinya diharapkan agar setiap
manusia dapat memahami apa arti dan hakikat hidup yang sebenarnya, untuk
itu pendidikan memfokuskan kepada satu hal yaitu pembentukan kepribadian
yang unggul. Untuk itu dengan upaya meningkatkan mutu pendidikan, berarti
sama halnya seperti upaya meningkatkan kualitas hidup manusia.
Tujuan pendidikan dapat tercapai melalui kerja keras dan usaha serta
adanya suatu komponen pendidikan. Komponen tersebut berarti suatu sistem
yang memiliki peran dalam keseluruhan berlangsungnya suatu proses untuk
mencapai tujuan. Komponen pendidikan meliputi: tujuan pendidikan, peserta
didik, pendidik, metode pendidikan, materi pendidikan, lingkungan
pendidikan dan fasilitas pendidikan. Keseluruhan dari komponen tersebut
terdapat dalam satu tempat yaitu sekolah. Organisasi sekolah sebagai sistem
terdiri atas konteks, input, procces, output, dan outcome. Usman (2006: 162)
organisasi sekolah sebagai sistem terdiri atas konteks, input, proses, output, dan outcome. Konteks antara lain terdiri atas landasan hukum yang berlaku, kebijakan pemerintah yang berlaku, tuntutan pengembangan diri dan peluang tamatan, tuntutan otonomi pendidikan/sekolah, tuntutan globalisasi, nilai-nilai harapan masyarakat, dunia usaha dan industry, dukungan iptek, dukungan pemerintah, masyarakat, sumber daya, pedagogic, dan pengetahuan manajemen. Konteks disebut juga environmental output. Input antara lain terdiri atas visi, misi, strategi, tujuan, sasaran, program, kurikulum, ketenagaan, peserta didik, sarana dan prasarana, dana, regulasi, organisasi, administrasi, peran serta masyarakat, dan budaya sekolah. Proses antara lain terdiri atas manajemen (termasuk kepemimpinan dan penilaian) dan proses belajar mengajar. Input tanpa peserta didik disebut instrumental input. Output meliputi prestasi peserta akademik (kognitif, afektif, dan psikomotor dan nonakademik. Outcome antara lain meliputi kesempatan tamatan untuk studi lanjut, bekerja, dan mengembangkan diri.
Kepala Sekolah menempati susunan organisasi sekolah tertinggi
sehingga memiliki tanggungjawab paling besar atas jalannya sistem tersebut.
Sukses gagalnya sekolah dalam menjalankan sistem dengan baik sangat
ditentukan oleh sejauhmana kinerja Kepala Sekolah. Kepala Sekolah yang
ideal menurut Danim dan Suparno (2008: 1) adalah Kepala Sekolah yang
mampu mensinergikan kemampuan manajemen dan kemampuan
kepemimpinan secara simultan. Kepemimpinan akan berhasil bila didukung
oleh kemampuan manajemen yang kuat. Manajemen akan kuat dan mampu
mengembangkan organisasi bila dijalankan oleh seorang pemimpin yang
kuat. Sekolah sebagai suatu organisasi, tidak hanya memerlukan Kepala
Sekolah untuk mengelola sumberdaya sekolah, yang lebih banyak
berkonsentrasi pada permasalahan anggaran dan persoalan administratif
Sekolah memerlukan pemimpin yang memiliki visi yang mampu
mengilhami staf, pengajar dan semua komunitas sekolah. Sifat pekerjaan
Kepala Sekolah menurut Danim dan Suparno (2008: 8) adalah mengelola
pekerjaan dengan dan melalui orang lain sejalan dengan fungsi organik
manajemen. Orang lain dalam hal tersebut adalah wakil-wakil yang mampu
bekerja sesuai pembagian kerja diantaranya staf, pengajar dan semua
komunitas sekolah. Keberhasilan dari tugas Kepala Sekolah pada akhirnya
adalah dengan meningkatnya mutu pendidikan.
Berdasarkan hasil observasi pendahuluan di SDN 1 Pageraji Kecamatan
Cilongok Kabupaten Banyumas, dapat disampaikan bahwa terdapat hal
menarik yang menjadi perhatian terkait dengan perkembangan fisik dan
akademik sekolah yang dianggap signifikan semenjak dipimpin oleh Kepala
Sekolah yang saat ini telah menjabat selama 5 tahun sejak Maret 2012 –
Agustus 2017.
Dapat disampaikan bahwa perkembangan fisik yang terjadi di SDN 1
Tabel 1.1
Perkembangan Fisik Sekolah
Kondisi Sebelum Saat Ini
1. Belum ada halaman/lapngan
upacara
1. Sudah ada halaman/lapangan
upacara
2. Belum ada Perpustakaan Sekolah 2. Sudah ada Perpustakaan Sekolah
3. Belum ada UKS 3. Sudah ada UKS
4. Belum adan wastafel setiap kelas 4. Sudah ada westafel setiap kelas
5. Belum memiliki Tembok Keliling 5. Sudah memiliki Tembok
Keliling
6. Belum memiliki Taman Sekolah 6. Sudah memiliki Taman Sekolah
7. Belum ada Mushola 7. Sudah ada Mushola
Perkembangan fisik dan tampilan Sekolah terjadi lebih pesat semenjak
Sekolah dipimpin oleh Kepala Sekolah NB, sehingga Sekolah yang teletak
8,2 Km dari kota Purwokerto ini terlihat jauh lebih baik. Saat ini jumlah
siswa yang dimiliki oleh SDN 1 Pageraji adalah 194 siswa untuk tahun
2016/2017. Sebagian besar orang tua siswa bermata pencaharian sebagai
buruh tani, sehingga dapat dikatakan bahwa kondisi perekonomian
masyarakat masuk ke dalam kategori masyarakat menegah bawah.
Namun demikian kondisi Sekolah tetap mengalami perkembangan
terutama semenjak tahun 2012. Selain perkembangan fisik, sekolah juga
mengalami perkembangan akademik, seperti yang dapat dilihat pada tabel 1.2
Tabel 1.2
Prestasi Akademik Sekolah
No Tahun Peringkat Jenis Perlombaan Tingkat Perlombaan
1 2012 III Mapsi (macapat
Mata pelajaran Kabupaten
9 2013 III LCCU Kecamatan
10 2013 I Mapsi Kecamatan
11 2013 I Olimpiade MIPA Kecamatan
12 2013/2014 I Siswa berprestasi
No Tahun Peringkat Jenis Perlombaan Tingkat Perlombaan
21 2016 II Guru berprestasi Kecamatan
22 2016 II Kepala Sekolah
berprestasi
Kecamatan
23 2016 II Tata kelola BOS Kecamatan
24 2016 III Seni lukis FLS2N Kecamatan
25 2016 II Sekolah sehat Kecamatan
25 2017 III Bola mini O2SN Kecamatan
26 2017 III Tenis meja O2SN Kecamatan
Dalam perjalanannya, SDN 1 Pageraji juga telah menjadi salah satu
sekolah Dasar Inti yang mengkordinir 8 SD Negeri dan Madrasah Ibtidaiyah
(MI). Peneliti menyadari bahwa perkembangan Sekolah yang terjadi secara
signifikan ini dalam waktu 5 tahun ini tidak lepas dari peran Kepala Sekolah
dalam memimpin Sekolah. Pola Kepemimpinan yang diterapkan oleh Kepala
Sekolah turut menentukan keberhasilan Sekolah. Berdasarkan latar belakang
di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut pola kepemimpinan
yang diterapkan oleh Kepala SDN 1 Pageraji hingga mampu menjadikan
sekolah ini berkembang lebih pesat.
B. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini dirumuskan masalah umum, yaitu Pola
Manajemen Sekolah dalam Meningkatkan Mutu SD Negeri 1 Pageraji. Secara
1. Pola kepemimpinan seperti apa yang dikembangkan oleh Kepala Sekolah
dalam meningkatkan mutu SDN 1 Pageraji?
2. Apa saja upaya yang dilakukan oleh Kepala Sekolah dalam meningkatkan
mutu SDN 1 Pageraji?
3. Apa saja kendala yang dihadapi Kepala Sekolah dalam meningkatkan
mutu SDN 1 Pageraji?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah penelitian di atas, tujuan umum dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui Pola Kepemimpinan Kepala Sekolah
dalam Meningkatkan Mutu di SD Negeri 1 Pageraji. Dan secara khusus
penelitian bertujuan untuk mengetahui:
1. Pola kepemimpinan Kepala Sekolah dalam meningkatkan mutu SD Negeri
1 Pageraji.
2. Upaya yang dilakukan kepemimpinan Kepala Sekolah untuk
meningkatkan mutu SD Negeri 1 Pageraji.
3. Kendala yang dihadapi kepemimpinan Kepala Sekolah dalam
meningkatkan mutu SD Negeri 1 Pageraji.
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
semua pigak yang terkait. Ada dua manfaat yang didapatkan dari penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Dapat memberikan pengetahuan tentang pola kepemimpinan Kepala
Sekolah dalam meningkatkan kemajuan di Sekolah Dasar Negeri 1
Pageraji.
b. Dapat memberikan pengetahuan tentang kendala yang dihadapi
kepemimpinan Kepala Sekolah dalam memajukan sekolah.
c. Dapat memberikan pengetahuan tentang upaya yang dilakukan
kepemimpinan Kepala Sekolah untuk mengatasi kendala dalam
memajukan sekolah.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan tambahan
pengetahuan bagi guru dalam meningkatkan mutu sekolah serta
memberikan masukan tambahan dalam mendukung kinerja Kepala
Sekolah untuk meningkatkan mutu sekolah.
b. Bagi Kepala Sekolah
Memberikan tambahan masukan kepada Kepala Sekolah dalam
meningkatkan mutu sekolah serta memberikan pengetahuan guna
meningkatkan kinerja Kepala Sekolah.
c. Bagi Akademik
Memberikan manfaat yang besar dalam melatih berpikir ilmiah