BAB II
KAJIAN PUSTAKA
`
A. Landasan Teori
1. Rasa Ingin Tahu
Proses pembelajaran akan berjalan dengan baik jika siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dalam mengikuti pembelajaran. Adanya rasa ingin tahu yang tinggi dari siswa akan mendorong siswa untuk mencari tahu sesuatu yang tidak dipahaminya. Samani dan Hariyanto (2012: 119) menyatakan bahwa “rasa ingin tahu adalah keinginan untuk menyelidiki dan mencari pemahaman terhadap rahasia alam atau peristiwa sosial yang sedang terjadi”.Begitupun dengan Yaumi (2016: 27) menyatakan bahwa “rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
mengetahui lebih mendalam dan meluas mengenai sesuatu yang dipelajari, dilihat, didengar”.Aksan (2014: 35) mengemukakan bahwa ”rasa ingin tahu adalah sifat naluriah yang dimiliki manusia sejak lahir, rasa ingin tahu membuat seseorang selalu berupaya mengetahui lebih mendalam sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar”.
Individu yang mempunyai rasa ingin tahu dapat terlihat jelas dari pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakannya.Suyadi (2013: 122) menjelaskan bahwa “nilai karakter rasa ingin tahu tampak jelas dalam
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa rasa ingin tahu adalah upaya sadar yang dilakukan seseorang untuk mengetahui lebih dalam mengenai sesuatu hal yang ingin dia ketahui baik itu sesuatu yang dipelajarinya, dilihatnya, dan didengarnya. Adanya rasa ingin tahu yang tinggi dari indiviu tertentu akan mendorongnya untuk mencari tahu apa yang tidak dipahaminya atau sesuatu yang ingin diketahuinya. Sifat tersebut jika dimiliki oleh seorang siswa maka kemungkinan akan membuatnya untuk mencari solusi dari permasalahan yang dihadapinya dalam menerima materi.
Hal-hal apa saja yang termasuk kedalam karakter rasa ingin tahu, dapat dilihat dari indikator rasa ingin tahu.Indikator merupakan suatu hal yang dapat menjadi petunjuk bagi seseorang untuk memahami atau mengetahui sesuatu. Indikator rasa ingin tahu berarti petunjuk yang menggambarkan apa saja kriteria yang dimiliki seseorang untuk mencerminkan rasa ingin tahunya. Indikator ini dapat dikembangkan menjadi butir-butir pertanyaan yang akan diberikan kepada siswa untuk mengukur rasa ingin tahunya dalam bentuk angket.
Tabel 2.1 Keterkaitan Nilai dan Indikator Rasa Ingin Tahu untuk
SekolahDasar
NILAI INDIKATOR
Rasa Ingin Tahu :
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar.
1-3 4-6
Bertanya kepada guru dan teman tentang materi pelajaran
Bertanya atau membaca sumber di luar buku teks tentang materi yang terkait dengan pelajaran
Bertanya kepada sesuatu tentang gejala alam yang baru terjadi
Membaca atau
mendiskusikan gejala alam yang baru terjadi
Bertanya kepada guru tentang sesuatu yang didengar dari radio atau televisi
Bertanya tentang beberapa peristiwa alam, sosial, budaya, ekonomi, politik, teknologi yang baru didengar
Bertanya tentang berbagai peristiwa yang dibaca dari media cetak
Bertanya tentang sesuatu yang terkait dengan materi pelajaran tetapi diluar yang dibahas di kelas. Sumber: Kemendiknas (2010: 36)
Indikator-indikator rasa ingin tahu yang dimiliki seseorang juga dapat dilihat dari tingkahlaku yang dilakukan.Yaumi (2016: 102) berpendapat bahwa orang yang selalu ingin tahu terhadap sesuatu pasti melakukan beberapa hal sebagai berikut:
1) Mengajukan pertanyaan 2) Selalu timbul rasa penasaran
3) Menggali, menjejaki, dan menyelidiki
Adanya indikator-indikator tersebut dapat disimpulkan bahwa indikator rasa ingin tahu tercermin dari timbulnya pertanyaan yang dikemukakan seseorang mengenai sesuatu hal, menggali sesuatu dengan cara membaca atau mendiskusikan sesuatu dengan temannya. Dari penjelasan tersebut, maka kisi-kisi angket yang akan diberikan kepada siswa dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut:
Tabel 2.1 Kisi-kisi Angket Rasa Ingin Tahu
No Indikator No Butir
Pernyataan
Jumlah
Positif Negatif
1. Bertanya kepada guru dan teman tentang materi pelajaran
1 2, 3 3
2. Membaca atau mendiskusikan gejala alam yang baru terjadi
5, 6, 14 16 4
3. Bertanya tentang beberapa peristiwa alam, sosial, budaya, ekonomi, politik, teknologi yang baru didengar
7, 18, 9, 10, 19 5
4. Bertanya tentang sesuatu yang terkait dengan materi pelajaran tetapi diluar yang dibahas di kelas
7, 20 4, 15 4
5. Bertanya tentang berbagai peristiwa yang dibaca dari media cetak dan televise
11,13 12, 17 4
1. Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan sesuatu hal yang menjadi titik pembuktian atas apa yang telah diusahakan dalam proses belajar. Kini prestasi belajar menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan seseorang.Hamdani (2011: 138) menyatakan bahwa “prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa pada periode tertentu.Wahab (2016: 242) menambahkan bahwa “istilah prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu prestasi dan belajar.Istilah prestasi dalam Kamus Ilmiah Populer didefinisikan sebagai hasil yang telah dicapai”.Arifin(2013: 12)
menyatakan bahwa:
Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestasie.Kemudian dalam bahasa Indonesia mejadi prestasi yang berarti hasil usaha. Kata prestasi banyak digunakan dalam berbagai bidang kegiatan antara lain dalam kesenian, olahraga, dan pendidikan, khusususnya pembelajaran.
1)Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik
2)Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu 3)Sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan
4)Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan
5)Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) peserta didik
Uraiantersebut memberi gambaran bahwa prestasi belajar memiliki banyak fungsi, presatasi belajar dijadikan tolak ukur untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran dan dapat dijadikan bahan informasi dan lambang pemuas hasrat ingin tahu.
Tercapai atau tidaknya prestasi belajar pasti dikarenakan adanya beberapa faktor yang mempengaruhinya.Ahmadi dan Supriyono (2013: 138-139) menyatakan bahwa “prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (internal) maupun dari luar (eksternal) individu”.
Faktor internal adalah:
1) Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya
2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh:
a.) Faktor intelektif yang meliputi:
(1) Faktor potensial yaitu kecerdasan bakat,
(2) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki b) Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian
3) Faktor kematangan fisik maupun psikis 4) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan
Faktor eksternal adalah:
a. Faktor sosial yang terdiri atas
1) Lingkungan keluarga, lingkungan sekolah 2) Lingkungan masyarakat
3) Lingkungan kelompok
b. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian
Pendapat yang dikemukakan oleh Ahmadi dan Supriyono tidak jauh berbeda dengan pendapat Hamdani.Hamdani (2011: 139) memandang bahwa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah:
a. Faktor internal 1) Kecerdasan
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapi.
2) Faktor jasmani atau fisiologis
Panca indra yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya akan menghambat proses belajar.
3) Minat
Suatu kecenderungan untuk memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus.
4) Bakat
Bakat merupakan kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.
5) Motivasi
Segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
b. Faktor eksternal 1) Keadaan keluarga
Adanya rasa aman dalam keluarga penting dalam belajar. 2) Keadaan sekolah
Sekolah merupakan lembaga penting dalam keberhasilan belajar. 3) Lingkungan masyarakat
2. Ilmu Pengetahuan Sosial
Sepertidiketahui bahwa ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari saat duduk di bangku sekolah dasar dan menengah pertama.Sebenarnya IPS memiliki makna tersendiri bagi beberapa ahli. Susanto (2016: 137) menyatakan bahwa:
IPS adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada peserta didik, khususnya di tingkat dasar dan menengah.
Pendapat yang diberikan oleh Susanto serupa dengan pendapat Somantri.Somantri dalam Sapriya (2011: 11) menyatakan bahwa ‘IPS adalah seleksi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan’, sementara itu Trianto, (2011: 171) menyatakan bahwa:
IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya.Ilmu pengetahuan sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan suatu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu sosial.
Sebagai salah satu wadah pendidikan IPS tentu memiliki tujuan tertentu dalam setiap materi yang diberikan kepada siswa.Beberapa ahli berpendapat bahwa IPS memiliki tujuan tertentu.Susanto (2016: 141) berpendapat bahwa “IPS sebagai bagian dari kurikulum disekolah bertujuan untuk membantu mendewasakan siswa supaya dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai dalam rangka berpartisipasi di dalam masyarakat, negara, dan bahkan di dunia”. Sejalan dengan Susanto, Trianto (2011: 176) menyatakan bahwa:
Tujuan utama IPS ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat.
Tujuan IPS secara umum adalah untuk membantu siswa dalam mengembangkan pengetahuan dan sikap agar dapat mengatasi masalah yang terjadi di masyarakat.Sementara itu selain tujuan IPS secara umum IPS juga memiliki tujuan tersendiri bagi siswa sekolah dasar.Sapriya (2011: 12) menyatakan bahwa:
Tujuan IPS di tingkat sekolah dasar adalah untuk mempersiapkan peserta didik sebagai warga negara yang mengetahui pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), sikap dan nilai (attitude and
value) yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk
Adanya pendapat tersebut menegaskan bahwa IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang penting untuk diajarkan sejak dini dimana siswa akan mengetahui tentang perkembangan lingkungan sosial masyarakatnya. Siswa dapat belajar bagaimana cara memecahkan masalah yang terjadi, sehingga siswa dapat berguna bagi dirinya dan orang lain.Salah satu materi IPS yang dipelajari oleh siswa kelas IV adalah mengenai perkembangan transportasi.
a. Transportasi
Transportasi adalah pengangkutan manusia atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan kegiatan sehari-hari.Sebelum orang mengenal transportasi, perhubungan satu tempat ketempat yang lain dilakukan dengan berjalan kaki, sedangkan untuk mengangkut barang-barang atau hasil buruan dengan memanggulnya di bahu (Tim Bina IPS, 2010: 147). 1. Perkembangan Teknologi Transportasi
Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi dari waktu ke waktu telah merambah ke bidang industri alat tranportasi. Di masa kini, alat transportasi dibagi menjadi beberapa jenis yaitu:
1) Transportasi darat
Sebelum ditemukannya alat transportasi yang menggunakan mesin, pada masa lalu orang harus berjalan kaki untuk menuju tempat lain yang jaraknya sangat jauh. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, munculah berbagai jenis kendaraan bermotor.Contoh kendaraan bermotor antara lain adalah mobil, kereta api, dan sepeda motor. Alat transportasi darat bermesin memang telah memudahkan orang untuk berhubungan.Namun, banyaknya kendaraan yang muncul akibat kendaraan bermotor adalah polusi atau pencemaran udara dan suara (New Teaching Resource, 2007: 106).
2) Transportasi Udara
3) Transportasi Air
Pada zaman dahulu alat transportasi air juga masih amat sederhana. Orang menggunakan rakit untuk berhubungan dari satu daerah ke daerah lain. Namun, seiring dengan kemajuan teknologi, alat transportasi rakit kemudian digantikan dengan perahu bermotor. Pada awalnya, perahu bermotor digunakan untuk menghubungkan satu wilayah ke wilayah lain yang tidak dapat dilalui dengan alat transportasi darat. Transportasi laut yang menghubungkan kota-kota pelabuhan di seluruh Indonesia disebut pelayaran domestik (dalam negri). Transportasi yang menghubungkan kota pelabuhan di Indonesia dengan pelabuhan di luar negeri disebut pelayaran samudra.
Setelah berkembangnya ilmu dan teknologi di bidang transportasi, khususnya transportasi laut, saat ini sudah banyak digunakan kapal (perahu besar bertenaga mesin) untuk mengangkut penumpang atau barang.(New Teaching Resource, 2007: 107).
2. Keunggulan dan Kelemahan Teknologi Masa Lalu dan Masa Kini a. Teknologi Transportasi Masa Lalu
1) Keunggulan
(a) Peralatan sederhana
(b) Memanfaatkan tenaga manusia, hewan, & alam (c) Biaya atau harga relatif murah
(d) Tidak merusak lingkungan 2) Kelemahan
(a) Alat-alat mudah rusak (b) Bergantung pada alam
(c) Bergantung pada tenaga manusia atau hewan (d) Jarak yang ditempuh relative lama
b. Teknologi Transportasi Masa Kini 1) Keunggulan
2) Kelemahan
(a) Harga relatif mahal
(b) Resiko kecelakaan lebih tinggi
(c) Menimbulkan pencemaran lingkungan (d) Membutuhkan jalan yang memadahi
(e) Bahan bakar terdiri dari bahan tambang yang tak dapat diperbaharui
3. Deskripsi Tentang Alat Transportasi
Salah satu transportasi yang sering digunakan saat ini adalah motor, motor merupakan kendaraan beroda dua. Motor dapat digunakan maksimal oleh dua orang. Motor merupakan salah satu alat transportasi darat yang memiliki kelebihan salah satunya adalah mempercepat waktu perjalanan.
4. Pengalaman Menggunakan Teknologi Transportasi
3. Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan salah satu alat yang digunakan sebagai perantara untuk menyampaikan materi yang di sampaikan oleh guru kepada siswanya.Hal tersebut sejalan dengan pendapat Mudlofir dan Rusydiyah (2016: 121) mengatakan bahwa ”kata media berasal dari bahasa Latin bentuk jamak dari kata medium, yang secara harifah berarti perantara atau pengantar”.Selain itu Arsyad, A (2007: 3) mengatakan “kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harifah berarti
tengah atau pengantar.Daryanto (2016: 4) menyatakan “kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium.Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima”.
Media dapat membuat suasana yang menyenangkan sehingga akan mempermudah untuk mengingatnya.Anitah (2008: 2) menyatakan “media
pembelajaran adalah setiap orang, alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan orang menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap”.Sudjana dan Rivai (2005: 2) menyatakan“media dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya”.Muslich (2010: 134) menyatakan “dengan menggunakan alat
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa media merupakan suatu alat yang dijadikan sebagai perantara dalam proses pembelajaran. Adanya media ini sejatinya adalah sebagai salah satu upaya yang dilakukan guru agar proses belajar mengajar dapat tersampaikan dengan baik sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Media pembelajaran memiliki beberapa ciri yang mencerminkan bahwa benda tersebut merupakan sebuah media pembelajaran.Garlach dan Ely dalam Arsyad (2007: 12-14) mengemukakan tiga ciri media yaitu: 1) Ciri Fiksatif
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek
2) Ciri Manipulatif
Mentrasformasi suatu kejadian atau objek kedalam media 3) Ciri Distributif
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransformasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada siswa dengan stimulasi pengalaman yang relatifsama dengan kejadian sebenarnya
Penggunaan media tentu tidak sembarang media dapat dipergunakan, akan tetapi harus memperhatikan beberapa hal. Shikabudendalam Muslich (2010: 134-135) menjelaskan bahwa dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Media hendaknya dipilih yang dapat menunjang pencapaian tujuan pembelajaran
2) Media dipilih yang paling efektif (tepat guna) untuk pencapaian tujuan pembelajaran
Penggunaan media pembelajaran dapat bermanfaat dengan baik, apabila dalam menggunakannya memperhatikan beberapa hal yaitu apakah media tersebut dapat membantu dalam proses pencapaian tujuan pembelajaran, dan mampu menarik perhatian siswa.
Media pembelajaran tentu memberikan banyak manfaat dalam proses belajar mengajar. Sanjaya (2016: 70-73) berpendapat bahwa secara khusus media pembelajaran memiliki beberapa manfaat untuk: 1) Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu
Peristiwa-peristiwa penting atau objek yang langka dapat diabadikan dengan foto, film atau direkam melalui video atau audio, kemudian peristiwa itu dapat disimpan dan dapat digunakan. 2) Manipulasi keadaan, peristiwa atau objek tertentu
Melalui media pembelajaran, guru dapat menyajikan bahan pelajaran yang bersifat abstrak menjadi kongkret sehingga mudah dipahami.
3) Menambah gairah dan motivasi belajar siswa
Melalui media perhatian siswa terhadap materi dapat meningkat. Dibuatnya media dalam proses pembelajaran tentu memiliki banyak manfaat. Ada beberapa pendapat para ahli tentang manfaat media bagi proses belajar siswa, seperti pendapat dari Sudjana dan Rivai (2005: 2) menyatakan bahwa media memiliki beberapa manfaat dalam proses belajar siswa antara lain:
1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar
2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajaran lebih baik
3) Metode pembelajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru
Media merupakan sesuatu alat yang memiliki banyak fungsi, secara umum fungsi media adalah membuat siswa mudah dalam memahami pembelajaran karena media dapat mengemas suatu kejadian yang ada diluar lingkungan kelas menjadi dapat diamati didalam kelas. Selain itu media juga dapat memberikan kesan yang berbeda dalam proses pembelajaran karena materi dikemas dengan cara yang menyenangkan. Hal menyenangkan tersebut akan menarik perhatian siswa dan membuatnya mengikuti pembelajaran dengan bagus. Hal tersebut diharapkan dapat membuat siswa lebih memahamimateri yang disampaikan.
4. Komik
Sarana baca yang digemari oleh anak-anak ataupun kaum dewasa salah satunya adalah komik.Muslich (2010: 141) menyatakan bahwa “komik berasal dari bahasa Perancis, “Comique” dan dari bahasa Yunani, “Komikos” yang berarti lucu atau menggelitik”.Rohani(1997: 78) mengungkapkan bahwa “komik adalah kartun yang mengungkapkan suatu
karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat, dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada pembaca”.Sementara itu Sanjaya (2016: 57) memandang komik
sebagai perantara dari sumber informasi ke penerima informasi, contohnya video, televisi, komputer dan lain sebagainya”.Nurgiyantoro, B (2016:
Komik hadir dengan keunikannya sendiri, tampil dengan deretan gambar dalam panel-panel (kotak) gambar dengan sedikit tulisan tangan yang ditempelkan dalam balon-balon.Komik memberikan kesan yang menyenankan pada pembacanya dengan menghadirkan gambar-gambar yang mendukukng isi cerita, sehingga pembaca dapat memahami isi dengan baik.
Hal tersebut menunjukkan bahwa secara umum komik merupakan suatu gambar dimana terdapat gelembung yang berisi tulisan.Gambar dan tulisan tersebut menggambarkan suatu suasana yang mewakili isi cerita. Komik dapat membawakan sebuah cerita menjadi lebih menarik dan menyengkan unuk dibaca.
Sebagai salah satu media pembelajaran, komik tentu memiliki tujuan tertentu sebagai media pembelajaran. Muslich (2010: 139) mengemukakan tujuan komik sebagai media pembelajaran antara lain: 1) Untuk menerjemahkan sumber verbal (tulisan) dan memperjelas
pengertian murid,
2) Untuk memudahkan siswa berimajinasi (membayangkan) kejadian – kejadian yang terdapat dalam gambar
3) Membantu siswa mengungkapkan ide berdasarkan gambar serta narasi yang menyertainya
4) Mengkongkretkan pembelajaran dan memperbaiki kesan-kesan yang salah dari ilustrasi secara lisan
1) Penokohan
Tokoh adalah subjek yang dikisahkan dalam komik. Dalam komik siswa tidak hanya mencakup manusia saja, melainkan berbagai jenis makhluk yang lain seperti binatang, makhluk halus dan benda mati. 2) Alur
Alur dapat dipahami sebagai rangkaian peristiwa yang bersebab-akibat.
3) Tema dan Moral
Aspek tema dan moral dalam komik, juga dalam berbagai bacaan fiksi, merupakan aspek isi yang ingin disampaikan kepada pembaca.
4) Gambar dan Bahasa
Aspek gambar dan bahasa merupaka unsur komik yang secara nyata dapat ditatap karena keduanya merupakan representasi komik itu.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa komik memiliki beberapa struktur yang harus dimiliki seperti adanya penokohan yang menggambarkan bagaimana karakter dan sifat pemeran, selain itu terdapat alur sebagai rangkaian peristiwa yang mengandung sebab dan akibat, ada juga tema serta moral yang memuat manfaat yang dapat di ambil oleh pembaca, yang terakhir adanya gambar dan bahasa sebagai representasi komik itu sendiri.
A. Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Avriliyanti, Budiawanti dan Jamzuri dalam artikelnya yang berjudul “Penerapan Media Komik untuk Pembelajaran Fisika Model Kooperatif dengam Metode Diskusi pada Siswa SMP Negeri 5 Surakarta Kelas VII Tahun Ajaran 2011/2011 Materi Gerak” mengatakan
Penelitian yang dilakukan oleh Nalu Jamesdan Amber P. Bliss dalam artikelnya yang berjudul “Comics as a Cognitive Training Medium for Expert
Decision Making” mengatakan bahwa:
This result could lead to reduced training time, optimizing manpower, and cost savings for the military. Future studies are needed to further assess the use of comics in training in terms of performance to better understand the implications of the reduced training time such as cost savings potentia(2011: 2123).
Penggunaan komik mengurangi waktu pelatihan, mengoptimalkan tenaga kerja, dan penghematan biaya.Perlunya lebih menilai penggunaan komik dalam hal kinerja untuk memahami implikasi waktu pelatihan yang berkurang seperti penghematan biaya.
Penelitian yang dilakukan oleh Jacobs dalam artikelnya yang berjudul “More Than Words: Comics as a Means of Teaching Multiple Literacies”
mengatakan bahwa:
By complicating our view of comics so that we do not see them as simply an intermediary step to more complex word-based literacy, we can more effectively help students become active creators, rather than passive consumers, of meaning in their interactions with a wide variety of multimodal texts. In doing so, we harness the real power of comics in the classroom and prepare students for better negotiating their worlds of meaning(2007: 24).
Media komik ini adalah media komik yang dibuat disesuaikan dengan kebutuhan siswa, selain itu komik ini dikemas dengan menggunakan karakter yang dekat dengan siswa dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami sertaberisi materi pembelajaran namun dikemas dengan pembahasan yang ringan. Selain itu penggunaan media komik ini ditunjang dengan metode Think Paire Share dalam proses pembelajaran. Adanya hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan rasa ingin tahu dan prestasi belajar siswa.
B. Kerangka Pikir
Adanya permasalahan yang dirasakan oleh guru kelas IV SD Negeri 1 Kaiwungu, yaitu rendahnya rasa ingin tahu dan prestasi belajar siswa membuat guru risau.Siswa cenderung diam dan tidak aktif, hal tersebut dapat berdampak buruk bagi siswa dan kegitan belajar mengajar.Kegiatan belajar mengajar menjadi kurang maksimal dan berdampak pada rendahnya hasil prestasi belajar siswa.Berdasarkan permasalahan tersebut guru dan peneliti merasa perlunya penanganan lebih lanjut agar permasalahan yang ada dapat terselesaikan.Diskusi yang dilakukan oleh guru dan peneliti memutuskan untuk menggunakan media komik untuk mengatasi permasalahan yang ada.
Kondisi Awal
Rasa ingin tahu dan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Kaliwungu masih rendah,
Tindakan
Melakukan pembelajaran menggunakan Media Komik
Hasil
Rasa ingin tahu dan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Kaliwungu meningkat
Siklus 1
Guru menggunakan media komik untuk meningkatkan rasa ingin tahu dan prestasi belajar siswa
Observasi
Refleksi
Siklus II
Guru menggunakan media komik untuk meningkatkan rasa ingin tahu dan prestasi belajar siswa
Observasi
C. Hipotesis Tindakan
Adanya perencanaan pelaksanaan pembelajaran dan kerangka berfikir yang telah dibuat dengan matang, diharapkan dapat memperlancar proses pembelajaran dan proses pembelajaran dapat terlaksana sesuia dengan tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Melalui penggunaan media komik pada materi perkembangan transportasi dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa kelas IV SD Negeri 1 Kaliwungu.