• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN KARAKTER PERCAYA DIRI SISWA MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SENI MUSIK HADRAH DI MA KARE, MADIUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGEMBANGAN KARAKTER PERCAYA DIRI SISWA MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SENI MUSIK HADRAH DI MA KARE, MADIUN"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN KARAKTER PERCAYA DIRI SISWA MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SENI MUSIK HADRAH DI MA

KARE, MADIUN

SKRIPSI

TRI WINDA NUR MEILIA

NIM: 210314357

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Meilia, Tri Winda Nur. 2018. Pengembangan Karakter Percaya Diri Siswa Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Hadrah di MA Kare Madiun Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo. Pembimbing: Dr. Ahmad Choirul Rofiq, M.Fil.I

Kata Kunci: Percaya Diri, Ekstrakurikuler hadrah, MA Kare

Percaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kepercayaan diri yang baik, potensi atau kelebihan yang dimiliki oleh seseorang bukannya bisa berkembang tetapi justru semakin redup atau bahkan malah mati. Oleh karena itu, rasa percaya diri harus dibangun dengan baik meskipun juga tidak berlebihan. Sebab akan membuat seseorang kehilangan perhitungan atau bahkan sombong. Madrasah Aliyah (MA) Kare sebagai salah satu lembaga pendidikan formal yang ada di Madiun, yang memberikan pendidikan karakternya dengan berbagai cara. Salah satunya dengan ditanamkan melalui kegiatan pembelajaran intrakurikuler dan ekstrakurikuler.

Tujuan adanya penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui pelaksaanaan ekstrakurikuler dalam mengembangkan karakter percaya diri peserta didik dan 2) untuk mengetahui faktor yang mendukung dan menghambat kegiatan ekstrakurikuler dalam mengembangkan karakter percaya diri peserta didik di MA Kare,Madiun. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian kualitatif diskriptif. Dengan menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi dalam metode pengumpulan datanya. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis kualitatif model Miles dan Huberman dengan urutan langkah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

(5)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang sangat pokok dalam kelangsungan hidup

manusia. Setiap hari, setiap orang bersentuhan langsung dengan apa itu yang

dinamakan pendidikan. Dengan pendidikan yang benar akan mengantar

seseorang menjadi manusia yang beradab dan beretika.1 Pendidikan berasal dari

kata “didik” yang berarti memelihara dan memberi latihan mengenai akhlak dan

kecerdasan pikiran.2 Makna pendidikan memiliki beragam definisi, namun bisa

disimpulkan bahwa pendidikan merupakan suatu proses penyiapan generasi

muda untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih

efektif dan efisien. Pendidikan bukan saja sebagai pengajaran atau transfer ilmu,

namun lebih kepada penekanan pendidikan terhadap pembentukan kesadaran dan

kepribadian anak didik.3 Menurut ajaran Islam, pendidikan itu mampu

mengantarkan manusia pada derajat yang lebih tinggi, yaitu kepada orang yang

berilmu terutama dalam mewujudkan mencari ridha Allah SWT dengan

1 Andhika Abrian, Menuju Transformasi Pendidikan (Yogyakarta: LPM Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2011), 2.

2 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: PN Balai Pustaka, 1982), 250.

(6)

berlomba-lomba menjadi orang yang bertakwa, karena dengan mencari ilmu

yang dipandu dengan keimanan, manusia akan lebih dekat dengan Allah SWT

Dengan demikian Pendidikan Islam adalah usaha secara sistematis dan

pragmatis dalam membentuk anak didik agar mereka hidup sesuai dengan ajaran

agama Islam. Pendidikan Islam pada intinya merupakan suatu cara untuk

mempersiapkan anak didik baik dari segi jasmani, rohani maupun akalnya supaya

nilai Islam dapat menjiwai dalam dirinya sehingga menjadi manusia yang

berkepribadian muslim yang berguna baik untuk dirinya maupun untuk

umatnya.4

Tujuan pendidikan Islam adalah untuk peningkatan potensi spiritual dan

membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia. Akhlak mulia ini sangatlah penting

karena mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari

nilai-nilai pendidikan Islam. Perwujudan nilai-nilai-nilai-nilai pendidikan Islam tersebut,

merupakan peningkatan potensi spiritual yang mencakup pengenalan,

pemahaman, penanaman nilai-nilai keagamaan, dan pengalaman dalam

kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Omar Mohammad

Al-Toumy Al-Syaibany seperti dikutip oleh Mulyana Rohmat menambahkan bahwa

tujuan pendidikan Islam terbagi menjadi dua bagian, yaitu : pertama, tujuan

individu ialah pembinaan pribadi muslim yang berpadu pada perkembangan dari

4 Sumardi, Beberapa Aspek Pendidikan Islam (Yogyakarta : Fakultas Tarbiyah IAIN Suka,

(7)

segi spiritual, jasmani, emosi, intelektual, dan sosial. Kedua, tujuan sosial ialah

tujuan yang berkaitan dengan bidang spiritual, kebudayaan dan sosial

kemasyarakatan.5

Komponen pendidikan berarti bagian-bagian dari sistem proses

pendidikan yang menentukan berhasil atau tidaknya, ada atau tidaknya proses

pendidikan. Peserta didik merupakan salah satu bagian dari komponen

pendidikan. Dalam proses pendidikan ada pendidik yang berfungsi sebagai

pelatih, pengembang, pemberi atau pewaris. Kemudian terdapat bahan yang

dilatihkan, dikembangkan, diberikan dan diwariskan yakni pengetahuan,

keterampilan, berpikir, karakter yang berupa bahan ajar, serta ada murid yang

menerima latihan, pengembangan, pemberian dan pewarisan pengetahuan,

keterampilan, pikiran dan karakter. Dalam pengertian umum, anak didik adalah

setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang

yang menjalankan kegiatan pendidikan. Sedang dalam arti sempit anak didik

ialah anak (pribadi yang belum dewasa) yang diserahkan kepada tanggung jawab

pendidik.6

Komponen pendidikan dalam islam merupakan bagian dari suatu sistem

yang memiliki peran dalam keseluruhan berlangsungnya suatu proses untuk

mencapai tujuan sistem. Komponen pendidikan berarti bagian-bagian dari sistem

5Mulyana Rohmat, Transformasi Nilai-Nilai Pendidikan Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2008),19.

(8)

proses pendidikan, yang menentukan berhasil dan tidaknya atau ada dan tidaknya

proses pendidikan. Bahkan dapat dikatakan bahwa untuk berlangsungnya proses

kerja pendidikan diperlukan keberadaan komponen-komponen tersebut7

Pendidikan adalah suatu hal yang benar-benar ditanamkan untuk

menempa fisik, mental, dan moral seseorang, serta untuk menjadikan manusia

berbudaya sehingga diharapkan mampu memenuhi tugasnya sebagai manusia

yang diciptakan Allah SWT, sebagai makhluk yang sempurna dan terpilih

sebagai khalifahNya di muka bumi ini dan sekaligus menjadi warga negara yang

berarti dan bermanfaat bagi bangsanya.8 Oleh karena itu pendidikan tentang

karakter, moral, budi pekerti, dan nilai-nilai sangat perlu diberikan dan

diimplementasikan di sekolah-sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan lainnya

baik formal, non formal maupun informal. Pendidikan karakter ini berfungsi

untuk membentuk peserta didik yang mempunyai pengetahuan luas dan

berakhlak mulia.

Untuk mengaplikasikan konsep pendidikan karakter, diperlukan beberapa

metode, baik metode langsung maupun tidak langsung. Metode langsung mulai

dengan penentuan perilaku yang dinilai baik sebagai upaya indoktrinasi berbagai

ajaran. Caranya dengan memusatkan perhatian secara langsung pada ajaran

tersebut melalui mendiskusikan, mengilustrasikan, menghafalkan dan

7Udin Syaefudin dan Abin Syamsudin Makmun, Perencanaan Pendidikan (Bandung: Remaja

Rosdakarya 2005), 51.

(9)

mengucapkannya. Metode tidak langsung tidak dimulai dengan menentukan

perilaku yang diinginkan, tetapi dengan menciptakan situasi yang memu

ngkinkan perilaku yang baik dapat dipraktikkan.9

Pada pendidikan formal di sekolah, pendidikan karakter dapat

diintregasikan dalam setiap mata pelajaran. Materi pelajaran yang berkaitan

dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan,

dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan

demikian, pembelajaran nilai- nilai karakter tidak hanya pada tataran kognitif,

tetapi menyentuh pada internalisasi, dan pengamalan nyata dalam kehidupan

peserta didik sehari-hari di masyarakat.10

Selain melalui mata pelajaran yang diajarkan, pendidikan karakter di

sekolah juga dapat diberikan melalui kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan

ekstrakurikuler yang selama ini diselenggarakan merupakan salah satu media

yang potensial untuk pembinaan karakter dan peningkatan mutu akademik

peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar

mata pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan

kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara

khusus diselenggarakan oleh pendidik atau tenaga pendidikan yang

berkemampuan dan berkewenangan di sekolah. Melalui kegiatan ekstakurikuler

(10)

diharapakan dapat mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial

serta potensi dan prestasi peserta d idik.11

Percaya diri diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan ini.

Tanpa adanya kepercayaan diri yang baik, potensi atau kelebihan yang

dimiliki oleh seseorang bukannya bisa berkembang tetapi justru semakin

redup atau bahkan malah mati. Oleh karena itu, rasa percaya diri harus

dibangun dengan baik meskipun juga tidak berlebihan. Bila berlebihan, akan

membuat seseorang kehilangan perhitungan atau bahkan sombong12. Anak

yang memiliki percaya diri tinggi cenderung lebih berhasil dalam melakukan

apa yang ia inginkan..

Madrasah Aliyah (MA) Kare sebagai salah satu lembaga pendidikan

formal yang ada di Madiun, yang memberikan pendidikan karakternya dengan

berbagai cara. Salah satunya dengan penempelan poster yang berisikan

pesan-pesan moral yang ditempel di dinding sekolahan. Selain itu pendidikan karakter

di MA Kare ditanamkan melalui kegiatan pembelajaran intrakurikuler dan

ekstrakurikuler. Di MA Kare Madiun banyak kegaiatan ekstrakurikuler yang

dapat dipilih oleh siswa. Ekstrakurikuler hadrah ini merupakan salah satu dari

beberapa ekstrakurikuler yang ada di MA Kare Madiun yang digunakan sebagai

wahana pendidikan karakter. Ekstrakurikuler hadrah adalah salah satu jenis

11Ibid., 87.

12 Akham Muhaimin Azzet, Urgensi Pendidikan Karakter (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,

(11)

kegiatan dibidang kesenian musik islami yang menggunakan alat-alat musik

tradisional. Pada ekstrakurikuler hadrah nuansa religi sangat terasa, karena alat

musik hadrah dimainkan untuk mengiringi lantunan shalawat dan syair-syair

islami. Kegiatan ekstrakurikuler hadrah bertujuan untuk menumbuhkan apresiasi

(penghargaan) siswa terhadap seni budaya Islam, memupuk bakat dan minat

siswa dibidang seni musik Islam, dan menumbuhkan rasa percaya diri.

Dari penjajagan awal di MA Kare, sebagaimana yang telah disampaikan oleh Bapak Alvin, kegiatan seperti ini sangat berpotensi untuk siswa-siswi MA Kare yang banyak manfaatnya juga menjadi salah satu kesempatan untuk generasi penerus menunjukkan ajang bakat dan minatnya dalam kegiatan hadrah dan hal ini sangat bagus agar selalu mengingat dan mencintai Rasullullah.

Perubahan yang terjadi pada peserta didik pun dapat di rasakan oleh Bapak Alvian selaku pembina hadrah di MA Kare, dari awal peserta didik mendaftarkan diri pada ekstrakurikuler hadrah sampai menjadi anggota ekstrakurikuler hadrah dan mengikuti beberapa event. Kepercayaan diri peserta didik mulai terlihat setelah berani tampil pada event-event yang diikuti. 13

Dari uraian diatas peneliti akan melakukan penelitian mengenai

pengembangan karakter percaya diri peserta didik. Maka dari itu peneliti

mengangkat judul “Pengembangan karakter percaya diri siswa melalui

kegiatan ekstrakurikuler hadrah di MA Kare Madiun” B. Fokus Penelitian

MA Kare Madiun merupakan lembaga pendidikan yang memperhatikan

terkait pendidikan karakter peserta didik, dalam pengembangannya lembaga

menggunakan beberapa cara salah satunya dengan kegiatan ekstrakurikuler.

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti memfokuskan penelitian ini pada

13 Hasil wawancara dengan Pak Alvin, sebagai pembimbing ekstra kesenian hadrah di

(12)

bagaimana mengembangakan salah satu pendidikan karakter yaitu karakter

percaya diri siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler hadrah yang ada pada

lembaga tersebut.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan fokus penelitian di atas, maka dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kegiatan ekstrakurikuler seni hadrah dalam pengembangan

karakter percaya diri siswa di MA Kare, Madiun?

2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat kegiatan ekstrakurikuler seni

musik hadrah dalam pengembangan karakter percaya diri siswa di MA Kare?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan, maka tujuan

penelitian yang ingin dicapai adalah :

1. Untuk menjelaskan kegiatan ekstrakurikuler seni hadrah dalam pengembangan

karakter percaya diri siswa di MA Kare, Madiun.

2. Untuk menjelaskan faktor pendukung dan penghambat kegiatan

ekstrakurikuler seni musik hadrah dalam pengembangan karakter percaya diri

siswa.

E. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna baik secara teoritis

(13)

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan dan

sebagai pedoman rujukan, serta sumber informasi untuk penelitian berikutnya.

2. Secara Praktis

a. Bagi kalangan akademis

Penelitian ini dapat sebagai wacana sekaligus masukan dalam

menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan karakter

percaya diri siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler seni hadrah di lembaga

pendidikan masing-masing.

b. Bagi sekolah

Dapat memberikan sumbangan pemikiran pada lembaga pendidikan

Islam baik formal maupun non-formal untuk meningkatkan dan

mengembangkan karakter percaya diri siswa melalui kegiatan

ekstrakurikuler seni hadrah dalam meningkatkan citra lembaga pendidikan

Islam.

c. Bagi Guru

Dapat memberikan motivasi untuk berimprovisasi dan berinovisasi

dalam pengembangan karakter percaya diri siswa melalui kegiatan

ekstrakurikuler seni hadrah pada dunia pendidikan.

F. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah hasil penelitian dan agar dapat dicerna runtut

(14)

dikelompokkan menjadi 6 bab, yang masing-masing bab terdiri dari sub-sub yang

saling berkaitan satu sama lainnya. Sistematika pembahasan dalam skripsi ini

dirancang untuk di uraikan dengan sistematika sebagai berikut:

Bab Pertama, Pendahuluan. Yang merupakan ilustrasi skripsi secara

keseluruhan. Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian dan kegunaan penelitian.

Bab Kedua, Kajian Teori. Pada bab ini berfungsi untuk menjelaskan

telaah hasil kajian terdahulu dan kerangka awal teori yang digunakan sebagai

landasan melakukan penelitian.

Bab Ketiga, Metode Penelitian. Pada bab ini berisi tentang metode

penelitian yang digunakan, diantaranya: pendekatan dan jenis penelitian,

kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data,

analisis data, pengecekan keabsahan temuan dan sistematika pembahasan.

Bab Keempat, Paparan Data dan Temuan Penelitian. Bab ini berisi

tentang data umum yang meliputi: sejarah berdirinya, letak geografis, visi dan

misi, struktur organisasi, keadaan guru dan siswa, dan sarana prasarana di MA

Kare, Madiun dan data khusus yang berkaitan dengan karakter percaya diri

siswa.

Bab kelima, Pembahasan. Bab yang membahas tentang analisis data yang

diperoleh dalam penelitian yang meliputi analisis tentang perencanaan,

pelaksanaanan dan evaluasi pengembangan karakter percaya diri peserta didik

(15)

Bab keenam, Penutup. Ini merupakan bab terakhir dari semua rangkaian

pembahasan dari bab I sampai bab VI. Bab ini dimaksud untuk memudahkan

pembaca memahami intisari penelitian yang berisi kesimpulan dan saran.

(16)

12

BAB II

TELAAH HASIL PENELITIAN TERDAHULU DAN KAJIAN TEORI

A. Telaah Hasil Penelitian Terdahulu

Di samping menggunakan buku-buku atau referensi yang relevan, peneliti

juga melihat hasil penelitian terdahulu agar nantinya dapat dilihat persamaan dan

perbedaannya. Dalam telaah penelitian terdahulu ini peneliti menemukan bahwa :

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Zakiyyatul Minazahroh,

berjudul: “Pengembangan Kepercayaan Diri Siswa Melalui Kegiatan

Ekstrakurikuler Tari (Studi Kasus pada Siswa Tunarungu di SDLB Pertiwi

Ponorogo)”.1 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Strategi guru untuk

mengembangkan rasa optimis melalui kegiatan ekstrakurikuler tari pada siswa

tunarungu di SDLB Pertiwi Ponorogo adalah dengan menggunakan strategi

pembelajaran langsung. Kegiatan ini membantu anak untuk menunjukkan bahwa

mereka mampu meskipun merekatidak normal namun mereka bisa menari sesuai

dengan irama.Strategi guru untuk mengembangkan rasa tanggung jawab melalui

kegiatanekstrakurikuler tari pada siswa tunarungu di SDLB Pertiwi Ponorogo

denganmenggunakan strategi pembelajaran tidak langsung dengan metode

proyek. Anak-anak dibiasakan untuk bertanggung jawab terhadap tugas yang

telah diberikan. Tugas itu berupa menghafal setiap tarian dengan hitungan yang

1Zakiyyatul Minazahroh, “Pengembangan Kepercayaan Diri Siswa melalui Kegiatan

(17)

telah diajarkan oleh pembimbing. Jadi ketika guru menyuruh merekauntuk

bergantian menari mereka tidak bergantung dengan temannya. Denganseperti ini

mereka lebih percaya diri dan mandiri.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian Zakiyyatul Minazahroh adalah

pada kajian kepercayaan diri, sedangkan perbedaan penelitian ini dengan

penelitian Zakiyyatul Minazahroh terletak pada fokusnya.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Dwi Nur Sahid, berjudul: “Nilai -Nilai Pendidikan Karakter dalam Ekstrakurikuler Hadrah di Madrasah

Ibtidaiyah Negeri Pajangan Bantul”.2 Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwaProses kegiatan ekstrakurikuler hadrah di MIN Pajangan Bantul dimulai

pada tahun 2011. Ekstra hadrah bertujuan untuk menumbuhkan dan memupuk

bakat siswa dibidang seni musik Islam serta menumbuhkan kecintaan kepada

Nabi Muhammad SAW. Kegiatan ekstra hadrah dilaksanakan pada hari senin

pada pukul 13.00 WIB sampai dengan 14.00 WIB, dengan susunan acara pada

setiap pertemuannya adalah pembukaan, pemberian materi vokal dan tabuhan,

penggarapan lagu, dan penutup. Ekstra hadrah diikuti oleh 21 siswa campuran

putra dan putri dari kelas III sampai kelas VI. Pelaksanaan ekstra hadrah

bertempat di perpustakaan dan kadang di aula madrasah. Alat-alat yang

digunakan dalam ekstra hadrah antara lain: rebana, bas, tam, kaplak, dan jimbe,

sedang sarana penunjangnya adalah pengeras suara dan buku kumpulan qosidah.

2Dwi Nur Sahid, Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Ekstrakurikuler Hadrah di

(18)

Materi yang diberikan pada ekstra hadrah di MIN Pajangan Bantul ada dua

macam.Nilai-nilai pendidikan karakter yang dikembangkan dalam proses

kegiatan ekstrakurikuler hadrah di MIN pajangan Bantul adalah religius,

toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, cinta tanah air,

menghargai prestasi, bersahabat atau komunikatif, dan tanggung jawab.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian Zakiyyatul Minazahroh adalah

pada kajian seni ekstrakurikuler hadrah, sedangkan perbedaan penelitian ini

dengan penelitian Zakiyyatul Minazahroh terletak pada fokusnya.

B. Kajian Teori 1. Percaya diri

a. Pengertian Percaya Diri

Percaya diri adalah keyakinan bahwa orang mempunyai

kemampuan untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu.

Percaya diri juga merupakan keyakinan orang atas kemampuannya

untuk menghasilkan level-level pelaksanaan yang mempengaruhi

kejadian-kejadian yang mempengaruhi kehidupan mereka. Percaya diri

adalah keyakinan bahwa orang mempunyai kemampuan untuk

memutuskan jalannya suatu tindakan yang dituntut untuk mengurusi

situasi-situasi yang dihadapi. Dengan percaya diri, kita sadar akan

(19)

yang berlangsung selama hidup kita betapapun bervariasinya lingkungan

kita, dan bagaimanapun berubahnya pendapat dan perasaan orang lain.3

Di samping itu, percaya diri adalah salah satu kondisi psikologi

seseorang yang berpengaruh terhadap aktivitas fisik dan mental dalam

proses pembelajaran. Rasa percaya diri pada umumnya muncul ketika

seseorang akan melakukan atau terlibat di dalam suatu aktivitas tertentu

dimana pikirannya terarah untuk mencapai sesuatu hasil yang

diinginkan. Dari dimensi perkembangan, rasa percaya diri dapat tumbuh

dengan sehat bilamana ada pengakuan dari lingkungan.4

Percaya diri (self-confidence) ialah kemampuan individu untuk dapat memahami dan meyakini seluruh potensinya agar dapat

dipergunakan dalam menghadapi penyesuaian diri dengan lingkungan

hidupnya. Orang yang percaya diri biasanya mempunyai inisiatif, kreatif

dan optimis terhadap masa depan, mampu menyadari kelemahan dan

kelebihan diri sendiri, berfikir positif, mengganggap semua

permasalahan pasti ada jalan keluarnya.5

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa percaya diri

atau self confidence adalah keyakinan bahwa orang mempunyai

3 Mohamad Mustari, Nilai Karakter Reflesksi untuk Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), 51-52.

4Sri Marjanti, “Upaya Meningkatkan Percaya Diri melalui Konseling Kelompok Bagi Siswa X

IPS 6 SMA 2 BAE Kudus Tahun Pelajaran 2014/2015.”Jurnal Konseling, 2 (Oktober-Desember, 2015), 3.

(20)

kemampuan untuk dapat memahami dan meyakini seluruh potensi yang

dimiliki agar dapat dipergunakan untuk mengurusi situasi-situasi yang

dihadapi yang berpengaruh terhadap aktivitas fisik dan mental.

Kepercayaan diri tidak terbentuk dengan sendirinya melainkan berkaitan

dengan kepribadian seseorang dan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang

berasal dari pengalaman-pengalaman sejak kecil dalam diri seorang

individu itu sendiri.

Kepercayaan dirilah yang menjadi kunci dalam mencapai tujuan.

Sifat ini adalah modal utama kesuksesan seseorang. Hanya orang

percaya diri saja yang akan selamat ketika sebuah kapal karam di tengah

laut. Filosof ternama, Swet Marden, pernah menulis “Kepercayaan diri

dan kemandirian selalu membuat orang unggul dalam pertemanan,

keluarga, juga kekayaan. Kepercayaan diri adalah aset yang paling

berharga di dunia. Dengan kepercayaan diri, semua masalah akan dapat

teratasi.6

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rasa Percaya Diri

Dalam hidup, sangat diperlukan sekali kepercayaan terhadap diri

sendiri untuk mencapai sebuah kesuksesan. Kunci untuk mendapatkan

kepercayaan diri adalah dengan memahami diri sendiri. Individu harus

yakin akan kemampuan dan potensi yang ada dalam dirinya. Jangan

sampai rasa pesimis dan cemas selalu menghantui perasaan. Rasa

(21)

percaya diri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat

digolongkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam uraian berikut7:

1) Faktor internal

Faktor internal yang mendukung adalah berasal dari siswa itu

sendiri yang meliputi minat, bakat yang kompeten, motivasi,

semangat, antusias, dan kesadaran diri yang tinggi.

a) Konsep diri

Terbentuknya percaya diri pada seseorang diawali

dengan perkembangan konsep diri yang diperoleh dalam

pergaulan suatu kelompok.Konsep diri merupakan gagasan

tentang dirinya sendiri.Individu yang mempunyai rendah diri

biasanya mempunyai konsep diri negatif. Sebaliknya, individu

yang mempunyai rasa percaya diri akan memiliki konsep diri

positif.

b) Harga diri

Harga diri yaitu penilaian yang dilakukan terhadap diri

sendiri. Individu yang memiliki harga diri tinggi cenderung

melihat dirinya sebagai individu yang berhasil percaya bahwa

usahanya mudah menerima orang lain, sebagaimana menerima

dirinya sendiri. Akan tetapi, individu yang mempunyai harga

7

(22)

diri rendah bersifat tergantung, kurang percaya diri dan

biasanya terbentur pada kesulitan sodial serta pesimis dalam

pergaulan.

c) Kondisi fisik

Perubahan kodisi fisik juga berpengaruh pada rasa

percaya diri.Ketidakmampuan fisik dapat menyebabkan rasa

rendah diri yang kentara.Penampilan fisik merupakan

penyebab utama rendahnya harga diri dan percaya diri

seseorang.

d) Pengalaman hidup

Kepercayaan diri yang diperoleh dan pengalaman

mengecewakan, biasanya paling sering menjadi sumber

timbulnya rasa rendah diri.Apalagi jika pada dasarnya individu

memiliki rasa tidak aman, kurang kasih sayang, dan kurang

perhatian.

2) Faktor eksternal

a) Pendidikan

Pendidikan memengaruhi percaya diri seseorang atau

individu .tingkat pendidikan yang rendah cenderung membuat

individu merasa di bawah kekuasaan yang lebih pandai,

sebaliknya individu yang pendidikannya lebih tinggi cenderung

(23)

Individu tersebut akan mampu memenuhi keperluan hidup

dengan rasa percaya diri dan kekuatannya dengan

memperhatikan situasi dari sudut kenyataan.

b) Pekerjaan

Bekerja dapat mengembangkan kreativitas dan

kemandirian serta rasa percaya diri.Rasa percaya diri dapat

muncul dengan melakukan pekerjaan, selain materi yang

diperoleh.Kepuasan dan rasa bangga didapat karena mampu

mengembangkan kemampuan diri.

c) Lingkungan

Lingkungan disini merupakan lingkungan keluarga,

sekolah, dan masyarakat. Dukungan yang baik yang diterima

dari lingkungan keluarga seperti anggota keluarga yang saling

berinteraksi dengan baik akan memberi rasa nyaman dan

percaya diri. Begitu juga dengan lingkungan masyarakat

semakin bisa memenuhi norma dan diterima oleh masyarakat,

maka harga diri juga akan berkembang lebih baik8.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa faktor yang

mempengaruhi kepercayaan diri seseorang terjadi bukan hanya karena

satu faktor, melainkan terdapat banyak faktor yang saling

(24)

berkesinambungan yang berlangsung tidak dalam waktu singkat

melainkan terbentuk sejak awal masa perkembangan individu.

c. Aspek-aspek Kepercayaan Diri

Ada beberapa aspek-aspek rasa percaya diri. Menurut Lauster anak

yang memiliki rasa percaya diri positif adalah:

1) Keyakinan kemampuan diri

Keyakinan kemampuan diri yaitu sikap positif anak tentang

dirinya bahwa anak mengerti sungguh-sungguh akan apa yang

dilakukan. Kemampuan adalah potensi yang dimiliki seseorang

untuk meraih atau dapat diartikan sebagai bakat, kreativitas,

kepandaian, prestasi, kepemimpinan dan lain-lain yang dipakai

untuk mengerjakan sesuatu. Kepercayaan atau kemampuan pada

kemampuan yang ada pada diri seseorang adalah salah satu sifat

orang yang percaya diri.

Apabila orang yang percaya diri telah meyakini kemampuan

dirinya dan sanggup untuk mengembangkannya, rasa percaya diri

akan timbul bila kita melalukan kegiatan yang bisa kita lakukan.

Artinya keyakinan dan rasa percaya diri timbul pada saat seseorang

mengerjakan sesuatu dengan kemampuan yang ada pada dirinya.

Di sekolah guru-guru dapat mendidik siswanya agar dapat

yakin akan kemampuan dirinya sendiri. Misalnya para siswa harus

(25)

dihadapan orang lain (misalnya pidato, menyanyi, menari, dan

lain-lain); harus yakin, tidak ragu-ragu akan tindakan yang dipihnya; dan

jangan mencontek pekerjaan orang lain.9

2) Obyektif

Obyektif yaitu anak yang percaya diri memandan

permasalahan atau sesuatu sesuai dengan kebenaran yang

semestinya, bukan menurut kebenaran pribadi atau menurut dirinya

sendiri.

3) Bertanggung jawab

Tanggung jawab yaitu kesediaan anak untuk menanggung

segala yang telah menjadi konsekuensinya.Tanggung jawab adalah

keadaan wajib menanggung segala sesuatu.Tanggung jawab selalu

berkisar pada kesadaran untuk melakukan, kesediaan untuk

melakukan, dan kemampuan untuk melakukan.10

Setiap manusia dibebani dengan tanggung jawab.Apabila dikaji

tanggung jawab itu adalah kewajiban yang harus dipikul sebagai

akibat dari perbuatannya.Tanggung jawab sangat dibutuhkan dalam

kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, seorang pendidik dituntut

untuk bisa menanamkan karakter tanggung jawab pada setiap siswa

. Macam-macam tanggung jawab antara lain:

9 Mustari, Nilai Karakter Refleksi Untuk Pendidikan,57.

(26)

1) Tanggung jawab kepada diri sendiri (personal).

Tanggung jawab yang ditanamkan pada anak untuk

mempertanggung jawabkan atas semua tindakan yang

dilakukan. Ciri–ciri anak yang bertanggung jawab adalah

memilih jalan yang lurus, menjaga kehormatan diri, selalu

waspada, memiliki komitmen pada tugasnya, menepati janji.11

2) Tanggung Jawab kepada Tuhan adalah tanggung jawab

tertinggi dari eksistensi manusia yang beragama. Sebab tujuan

utama dari beragama adalah untuk mengabdi kepada Tuhan.

Manusia yang memiliki nilai tanggung jawab yang kuat kepada

Tuhannya akan memberikan efek positif kepada bentuk

tanggung jawab lainnya. Tanggung jawab manusia timbul

karena manusia sadar akan keyakinan nilai-nilainya.12

3) Tanggung Jawab Sosial (Masyarakat) Tanggung jawab yang

mengajarkan anak dapat bertanggung jawab kepada masyarakat

di sekelilingnya. Tanggung jawab ini dapat bersifat positif

maupun negatif. Dikatakan bersifat positif berarti terdapat

tanggung jawab untuk bertindak baik, sedangkan yang bersifat

negatif berarti tidak adanya tuduhan yang

11Ibid., 21-22

(27)

memberatkan.13Pemberian tanggung jawab individu kepada

setiap siswa sangat penting, artinya setiap siswa tetap

bertanggung jawab secara perseorangan (personal) untuk

menyelesaikan tugas yang diberikan oleh gurunya. Tujuan

pemberian tugas dalam proses pembelajaran yaitu guru

mengharapkan agar semua pengetahuan yang telah diterima

siswa lebih mantap, untuk mengaktifkan siswa mempelajari

sendiri masalah dengan membaca sendiri, mengerjakan

soal-soal sendiri, agar siswa lebih rajin belajar.14

d. Ciri-ciri Kepercayaan Diri

Teori Lauster tentang kepercayaan diri mengemukakan ciri-ciri

orang yang percaya diri, yaitu:

1) Percaya pada kemampuan sendiri yaitu suatu keyakinan atas

diri sendiri terhadap segala fenomena yang terjadi yang

berhubungan dengan kemampuan individu untuk mengevaluasi

serta mengatasi fenomena yang terjadi tersebut.

2) Bertindak mandiri dalam mengambil keputusan yaitu dapat

bertindak dalam mengambil keputusan terhadap diri yang

13Ibid, 24.

14 Siti Harlina, Hasdin, dan Arif Firmansyah,”Penerapan Metode Pemberian Tugas Untuk

(28)

dilakukan secara mandiri atau tanpa adanya keterlibatan orang

lain dan mampu untuk meyakini tindakan yang diambil.

3) Memiliki rasa positif terhadap diri sendiri yaitu adanya

penilaian yang baik dari dalam diri sendiri, baik dari pandangan

maupun tindakan yang dilakukan yang menimbulkan rasa

positif terhadap diri dan masa depannya.

4) Berani mengungkapkan pendapat. Adanya suatu sikap untuk

mampu mengutarakan sesuatu dalam diri yang ingin

diungkapkan kepada orang lain tanpa adanya paksaan atau rasa

yang dapat menghambat pengungkap tersebut.15

e. Kegiatan yang Dapat Mengembangkan Rasa Percaya Diri

Rasa percaya diri dapat dibangun melalui berbagai macam

bentuk kegiatan yang ada disekolah dan lingkungan tempat

tinggalnya.Karena sekolah bisa dikatakan sebagai lingkungan yang

paling berperan untuk bisa mengembangkan rasa percaya diri.

Adapun kegiatan sebagai berikut:

1) Memupuk keberanian untuk bertanya

Guru perlu memberikan suatu keyakinan kepada siswa

bahwa salah satu cara yang efektif untuk mengembangkan rasa

percaya diri adalah dengan selalu mencoa memberanikan diri

15 Sri Wahyuni, “Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Kecemasan

(29)

untuk bertanya. Jadikanlah situasi seperti itu sebagai penambah

latihan mental guna membangun rasa percaya diri yang lebih

baik.

2) Peran guru yang aktif bertanya pada siswa

Peran guru yang aktif mengajukan pertanyaan secara

lisan kepada siswa, terutama kepada mereka yang selalu

pendiam dan bersikap tertutup.Cara seperti ini cukup efektif

untuk memancing keberanian dan membangun percaya diri,

dan juga untuk membangun komunikasi yang lebih baik antara

guru dan siswa. Yang lebih penting guru akan lebih mengenal

siswa lebih mendalam.

3) Melatih diskusi dan berdebat

Proses diskusi dan perdebatan merupakan suatu

tantangan yang mengharuskan mereka untuk berani tampil

didepan banyak orang, berani mengajukan argumentasi, dan

berani pula untuk berdebat atau sebaliknya didebat pihak lawan

diskusi.

4) Bersaing dalam mencapai prestasi belajar

Setiap orang yang mau melibatkan dirinya didalam

situasi persaingan yang sehat dan mau memenangkan

(30)

membangkitkan keberanian,semangat juang dan rasa percaya

diri yang maksimal.

5) Mengikuti kegiatan ekstrakulikuler

Kegiatan ekstrakulikuler disekolah biasanya terdiri dari

beberapa bidang keterampilan seperti olahraga, kesenian,

bahasa asing, komputer, dan keterampilan lain. Dengan

demikian siswa bisa memilih bidang keterampilan sesuai

dengan bakat minatnya. Dengan mengikuti kegiatan

ekstrakulikuler, rasa percaya diri bisa diperoleh melalui

pergaulan atau sosialisasi yang lebih luas.

6) Penerapan disiplin yang konsisten

Disiplin yang konsisten pada hakekatnya suatu

tantangan bagi siswa untuk bisa menyesuaikan diri dengan

lingkungan pendidikan. Didalam proses penerapan disiplin

yang konsisten disekolah, siswa mendapat pembinaan mental

dan fisik yang sangat bermanfaat untuk menghadapi kehidupan

dimasa kini dan yang akan datang. Salah satu dari manfaat

tersebut adalah meningkatkan rasa percaya diri.

7) Memperluas pergaulan

Seseorang memperluas pergaulan berarti ia telah

(31)

berbagai banyak watak. Berarti telah memperluas lingkungan

pergaulan dengan berbagai macam pola interaksi sosialnya.16

2. Kegiatan Ekstrakurikuler Hadrah

a. Pengertian Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan diluar mata

pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan

kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang

secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga

kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan

disekolah/madrasah.17

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam pelajaran

biasa tidak erat terkait dengan pelajaran disekolah. Kegiatan ini

dimaksudkan untuk memperluas pengetahuan siswa, menambah

keterampilan, mengenal hubungan antara berbagai mata pelajaran,

menyalurkan bakat, minat, menunjang pencapaian kegiatan

intrakulikuler, serta melengkapi usaha pembinaan manusia Indonesia

seutuhnya.18

Berdasarkan beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa,

kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam mata pelajaran

16Thursan Hakim, Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri, (Jakarta: Puspa Swara, 2002), 136-148.

17 Yudik Prasetyo, “Pengembangan Ekstrakulikuler Panahan di Sekolah Sebagai Wahana

(32)

untuk membantu pengembangan peserta didik untuk memperluas

pengetahuan siswa, menambah keterampilan, serta menyalurkan bakat,

dan minat peserta didik.

Kegiatan pengembangan diri dilaksanakan melalui kegiatan

ekstrakurikuler ini untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik

dalam mengembangkan dan mengekspresikan diri dalam beradaptasi

dengan lingkungan sekolah, teman, keluarga, dan masyarakat sekitarnya

yang lebih luas, meningkatkan potensi terhadap kebutuhan belajar,

mengembangkan potensi bakat, minat, setiap peserta didik.19

Kegiatan ekstrakurikuler juga dimaksudkan untuk lebih

mengaitkan antara pengetahuan yang diperoleh dalam program kurikuler

dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan.20 Kegiatan ekstrakurikuler

dijadikan sebagai kegiatan yang dijadikan pelengkap suatu proses

kegiatan belajar mengajar serta sebagai sarana agar peserta didik

memiliki nilai yang tidak hanya dalam pelajar disekolah akan tetapi juga

bagi kehidupan dimasyarakat.

b. Tujuan, Fungsi, dan Ruang Lingkup Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan seperangkat

pengalaman belajar memiliki nilai-nilai manfaat bagi pembentukan

19 Muhaimin, Sutiah, Sugeng Listyo Prabowo, Pengembangan Model Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) Pada Sekolah & Madrasah (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), 241.

(33)

kepribadian siswa. Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan

ekstrakulikuler disekolah adalah:

1) Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan

siswa beraspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

2) Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan

pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yeng positif.

3) Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan

satu pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.

Ruang lingkup kegiatan ekstrakurikuler adalah berupa kegiatan

kegiatan yang dapat menunjang dan dapat mendukung program

intrakulikuler yaitu mengembangkan pengetahuan dan kemampuan

penalaran siswa, keterampilan melalui hobi dan minatnya serta

pengembangan sikap yang ada pada program intrakulikuler dan program

kokulikuler.21

Ruang lingkup pengembangan diri melalui kegiatan

ekstrakurikuler meliputi:

1) keimanan dan ketakwaaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

2) kesadaran mengikuti aturan,

3) kesadaran akan adanya hal yang rinci,

4) kesadaran akan kemandirian,

(34)

5) kesadaran untuk bersosialisasi,

6) kesadaran untuk mengembangkan panca indera,

7) kesiapan menuju kematangan,

8) pengorganisasian tugas-tugas fisikal sehari-hari,

9) kematangan untuk melakukan aktivitas dalam suasana normal,

10) kemampuan keterampilan hidup yang dasar,

11) keterampilan sosial,

12) keterampilan mengelola perasaan,

13) keterampilan mengelola agresivitas,

14) keterampilan mengelola stress,

15) keterampilan merencanakan,

16) keterampilan memecahkan masalah,

17) keterampilan pengembangan diri.22

c. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler

Pelaksanaan kegiatan tidak dapat terlepas dari fasilitas yang harus

tersedia. Dengan demikian, diperlukan pengelolaan fasilitas kegiatan

ekstrakulikuler sehingga siswa akan dengan mudah untuk

mendapatkannya. Pengelolaan fasilitas tersebut bertujuan:

1) Mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana melalui sistem

perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan saksama.

(35)

2) Mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana secara tepat dan

efisien, dan

3) Mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana secara berkala

dan sehari-hari, sehingga keberadaannya selalu dalam kondisi siap

pakai dalam setiap keperluan. Dengan adanya kegiatan-kegiatan

ekstrakurikuler di sekolah, maka waktu senggang siswa dapat terisi

dengan kegiatan yang bermanfaat dan aspek kognitif, aspek afektif,

serta aspek psikomotorik dapat terwujud sehingga mereka menjadi

aktif dan mandiri.23

Dalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler banyak hal yang

harus diperhatikan, diantaranya adalah:

1.Materi kegiatan hendaknya dapat memberi manfaat bagi

penguasaan bahan ajar bagi siswa,

2.Sejauh mungkin tidak terlalu membebani siswa,

3.Memanfaatkan potensi lingkungan, alam, lingkungan budaya,

kegiatan industri dan dunia usaha,

4.Tidak mengganggu tugas pokok siswa juga guru.24

d. Pengertian Seni Musik Hadrah

Hadrah adalah kesenian Islami yang sudah ada sejak zaman Nabi

Muhammad SAW. Dari segi istilah atau definisi, hadrah menurut

23Ibid., 101..

(36)

tasawuf adalah suatu metode yang bermanfaat untuk membuka jalan

masuk ke hati, karena orang yang melakukan hadrah dengan benar

terangkat kesadarannya akan kehadiran Allah dan Rasul-Nya. Lagu-lagu

rohani disusun demikian rupa secara puitis agar umat merasa khusuk

dan dengan demikian dapat bertemu secara iman dengan Sang Khalik.

Ciri khas lagu-lagu rohani adalah pemujaan terhadap kesebaran

nama-Nya, sehingga manusia ciptaan-Nya seolah-olah tidak berarti

dihadapan-Nya. Memuliakan nama Tuhan dan Rasul-Nya adalah nilai-nilai

kemanusiaan yang secara keseluruhan merupakan modal utama

pembentukan karakter, sebagai karakter bangsa.25

Hadrah adalah kesenian lokal yang keberadaannya penting untuk

dipertahankan sampai saat ini. Kesenian adalah penjelmaan dari rasa

keindahan untuk kesejahteraan hidup, rasa disusun dan dinyatakan oleh

pikiran sehingga ia menjadi bentuk yang dapat disalurkan dan dimiliki.

Kesenian juga berfungsi untuk menciptakan bentuk-bentuk kesenangan.

Perpaduan antara kesenian dan nilai-nilai Islam mewujudkan sebuah

kombinasi, sehingga berpengaruh terhadap fungsi dan peran kesenian.26

25Nyoman Kutha Ratna, Peranan Karya Sastra, Seni, dan Budaya dalam Pendidikan

Karakter (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014),360-361.

(37)

33

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif, yang memiliki karakteristik alami (natural setting). Penelitian kualitatif ini memiliki karakteristik alami karena menggunakan sumber data

langsung, proses lebih dipentingkan dari pada hasil.1 Hal ini disebabkan adanya

hubungan bagian-bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas apabila

diamati dalam proses. Analisis dalam penelitian kualitatif cenderung dilakukan

secara analisa induktif dan makna merupakan hal yang esensial.2 Dalam beberapa

bidang studi, pada dasarnya lebih tepat digunakan jenis penelitian kualitatif,

misalnya penelitian yang berupaya mengungkap sifat atau pengalaman seseorang

dengan fenomena tertentu. Pendekatan kualitatif dapat digunakan untuk

mengungkapkan dan memahami sesuatu di balik fenomena yang sedikitpun

belum diketahui.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus,

di mana studi kasus itu sediri adalah suatu deskripsi intensif untuk menganalisis

fenomena tertentu atau satuan sosial seperti individu, Kelompok-kelompok,

1Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan (Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 1998), 31.

(38)

penelitian di dalam keseluruhan tingkah lakunya, yakni tingkah laku itu sendiri

beserta hal-hal yang melingkupinya, hubungan antara tingkah laku dengan

riwayat timbulnya tingkah laku, demikian pula hal-hal lain yang berkaitan

dengan tingkah laku tersebut. Peneliti juga mencoba untuk mencermati individu

atau sebuah unit secara mendalam.3 Studi kasus adalah suatu studi yang bersifat

komprehensif, intens, rinci dan mendalam serta lebih diarahkan sebagai upaya

menelaah permasalahan yang bersifat kontemporer.

Keunikan atau keunggulan dari studi kasus secara umum adalah

memberikan peluang yang luas kepada peneliti untuk menelaah secara

mendalam, detail, intensif dan menyeluruh terhadap unit sosial yang diteliti. Ini

adalah kekuatan utama sebagai karakteristik dasar dari studi kasus. Selain itu

studi kasus juga memiliki keunggulan spesifik lainnya, yakni studi kasus dapat

memberikan informasi penting mengenai hubungan antar-variabel serta

proses-proses yang memerlukan penjelasan dan pemahaman yang lebih luas, studi kasus

memberi kesempatan untuk memperoleh konsep-konsep dasar perilaku manusia.

Melalui penyelidikan intensif peneliti dapat menemukan karakteristik dan

hubungan-hubungan yang mungkin tidak diduga sebelumnya, studi kasus dapat

menyajikan data-data dan temuan-temuan yang sangat berguna sebagai dasar

untuk membangun latar permasalahan bagi perencanaan penelitian yang lebih

(39)

dalam penelitian ini adalah tentang pengembangan karakter percaya diri peserta

didik melalui kegiatan ekstrakurikuler.

B. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif, peneliti sebagai key instrument, yaitu orang yang membuka kunci, menelaah, dan mengeksplorasi seluruh ruang secara

cermat dan leluasa. Ciri khas penelitian kualitatif tidak dapat dipisahkan dari

pengamat berperan serta, sebab peran penelitilah yang menentukan keseluruhan

skenarionya. Sehingga peneliti bertindak sebagai instrumen kunci, yang mana

peneliti merencanakan penelitian, kemudian mencari data yang meliputi

observasi dan wawancara awal tentang pengembangan karakter percaya diri

peserta didik. Selanjutnya mengumpulkan data, menganalisis dan menulis hasil

penelitian.

C. Lokasi Penelitian

Peneliti memilih tempat di MA Kare Madiun, dengan beberapa hal yang

menjadi pertimbangan, yaitu MA Kare Madiun merupakan lembaga yang

bernaungan pendidikan Islam. Kegiatan ekstrakurikuler disana telah dijalankan

(40)

dalam maupun di luar sekolah.

D. Data dan Sumber Data

Data yang dicari adalah untuk menjawab rumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu tentang bagaimana pengembangan karakter percaya diri

peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuer hadrah di MA Kare Madiun dan

apasaja faktor yang mendukung serta menghambat kegiatan ekstrakurikuler

dalam mengembangkan karakter percaya diri.

Sumber data adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. Berdasarkan

pengertian tersebut dapat dimengerti bahwa yang dimaksud dengan sumber data

adalah dari mana peneliti akan mengedepankan dan menggali informasi yang

berupa data-data yang diperlukan. Sumber data secara garis besar terdiri orang

(person), tempat (place) dan kertas atau dokumen (paper).4

Sumber data dari penelitian kualitatif ini terdiri dari sumber data manusia

dan non manusia. Dari sumber data manusia datanya berupa kata-kata dan

tindakan. Untuk sumber data non manusia, datanya adalah selebihnya adalah

berupa data tambahan seperti dokumen, foto dan lainnya.5 Kata-kata dan

tindakan informan pada penelitian ini berasal dari kepala sekolah dan pembina

(41)

dan tindakan yang menjadi sumber data utama.

E. Prosedur Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif diskriptif terdapat beberapa metode

pengumpulan data, yaitu:

1. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan

seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan

mengajukanpertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu. Wawancara

secara garis besar dibagi menjadi dua, yakni wawancara tak terstruktur dan

terstruktur. Wawancara tak terstruktur sering juga disebut wawancara

mendalam.6 Jenis wawancara yang akan digunakan oleh peneliti adalah

wawancara tak terstruktur.

Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara kepada :

a. Kepala Sekolah MA Kare Madiun, sebagai penentu kebijakan dalam

sebuah lembaga pendidikan, peneliti mencari informasi terkait data-data

tentang sekolah dan keguatan ekstrakurikuler hadrah di MA Kare

Madiun.

6Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi Dan

(42)

mengembangkan karakter percaya diri siswa di MA Kare.

c. Peserta didik MA Kare Madiun, untuk melihat perkembangan

kepercayaan diri peserta didik setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler

hadrah.

2. Observasi

Observasi adalah aktivitas untuk memperhatikan sesuatu dengan

menggunakan alat panca indera, yaitu melalui penglihatan, penciuman,

pendengaran, peraba, dan mengecap.7Observasi merupakan metode

pengumpulan data yang menggunakan pengamatan terhadap obyek

penelitian.8 Hasil observasi ini dicatat dalam catatan lapangan karena hal ini

sangat bermanfaat atau penting bagi peneliti. Bahkan dapat dikatakan bahwa

dalam penelitian kualitatif ”jantungnya” adalah catatan lapangan.9Penelitian

kualitatif mengandalkan pengamatan atau wawancara dalam pengumpulan

data di lapangan. Pada waktu berada di lapangan, peneliti membuat

”catatan”, setelah pulang ke rumah atau tempat tinggal barulah menyusun

”catatan lapangan”.10 Observasi sebagai teknik pengumpulan data

mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain.

7Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan, 310. 8ibid., 77.

(43)

observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek yang lain.11

Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang kondisi sekolah,

peserta didik dan pengembangan karakter percaya diri peserta didik melalui

kegiatan ekstrakurikuler hadrah di MA Kare Madiun. Dari segi proses

pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi dua,

yaitu participant observation (observasi berperan serta) dan non participant observation (observasi non partisipasi). Dalam penelitian ini menggunakan

non participant observation. Ini berarti peneliti tidak terlibat langsung dengan aktivitas orang yang sedang diamati. Peneliti hanya mengamati,

mencatat, menganalisis dan selanjutnya membuat kesimpulan dari apa yang

telah dilihatnya.

Pada observasi ini peneliti mengamati bagaimana pengembangan

karakter percaya diri siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler hadrah. Serta

bagaimana faktor pendukung dan penghambat kegiatan hadrah dalam

mengembangkan karakter percaya diri peserta didik .Hasil observasi ini

ditulis lengkap dan disajikan dalam transkrip observasi.

(44)

Teknik dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang

menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah

yang akan diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan

berdasarkan perkiraan. Dalam penelitian sosial, fungsi data yang berasal dari

dokumentasi lebih banyak digunakan sebagai data pendukung dan pelengkap

bagi data primer yang diperoleh melalui observasi dan wawancara.12

Teknik ini digunakan peneliti untuk memperoleh data tentang

gambaran umum sekolah terkait sejarah berdirinya, visi, misi, tujuan, dan

struktur organisasi sekolah, data guru dan murid, sarana-prasarana, dan

dokumentasi terkait kegiatan ekstakrukuler hadrah di MA Kare Madiun.

F. Teknik Analisis Data

Setelah data diperoleh dengan berbagai macam teknik pengumpulan data,

maka diperlukan analisis data. Analisis data adalah proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya

dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan

mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,

(45)

dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.13

Langkah-langkahanalisis data ditunjukkan pada gambar berikut:

Gambar: 3.1 Analisis Data Model Interaktif Miles dan Huberman

1. Pengum pulan Data

Pada tahap ini peneliti bekerja untuk memperoleh data

sebanyak-banyaknya dari subyek penelitian dengan wawancara, observasi dan

dokumentasi.

2. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting. Reduksi data bukan hanya sekedar

membuang data yang tidak diperlukan, melainkan merupakan upaya yang

dilakukan oleh peneliti selama analisis data dilakukan dan merupakan langkah

yang tak terpisahkan dari analisis data. Berkaitan dengan hal ini, setelah

13ibid, 334.

Penyajian data Pengumpulan

data

Reduksi data

(46)

selanjutnya dipilih yang penting dan difokuskan pada pokok permasalahan.

Langkah reduksi data melibatkan beberapa tahap. Tahap pertama,

melibatkan langkah-langkah editing, pengelompokan, dan meringkas data. Pada tahap kedua, peneliti menyusun kode-kode dan catatan-catatan mengenai

berbagai hal, termasuk yang berkenaan dengan aktivitas serta proses-proses

sehingga peneliti dapat menemukan tema-tema, kelompok-kelompok dan

pola-pola data. Kemudian pada tahap terakhir dari reduksi data, peneliti

menyusun rancangan konsep-konsep (mengupayakan konseptualisasi). Dalam

penelitian ini, reduksi data bermanfaat untuk memilah dan memilih data-data

yang sesuai dengan penelitian terkait pengembang karakter percaya diri

peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler di MA Kare Madiun .

3. Penyajian Data (data display)

Penyajian data adalah proses penyusunan informasi yang komplekske

dalam suatu bentuk yang sistematis. Penyajian data (data display) melibatkan langkah-langkah mengorganisasikan data, yakni menjalin (kelompok) data

yang satu dengan (kelompok) data yang lain sehingga seluruh data yang

dianalisis benar-benar dilibatkan dalam satu kesatuan penelitian kualitatif data

biasanya beraneka ragam perspektif dan terasa bertumpuk maka membantu

(47)

kelompok-dengan kerangka teori yang digunakan.

Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah menyajikan data.

Penyajian data menguraikan data dengan teks yang bersifat deskriptif. Tujuan

penyajian data ini adalah memudahkan pemahaman terhadap apa yang diteliti

dan bisa segera dilanjutkan penelitian ini berdasarkan penyajian yang telah

difahami.

4. Pengujian Kesimpulan (Drawing and Verifying Conclusions).

Drawing and Verifying Conclusions adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi, yakni penarikan dan pengujian kesimpulan, peneliti pada dasarnya

mengimplementasikan prinsip induktif dengan mempertimbangkan pola-pola

data yang ada dan atau kecenderungan dari display data yang telah dibuat.14

Kesimpulan dalam penelitian ini mengungkap temuan berupa hasil

deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih kurang jelas dan

apa adanya kemudian diteliti menjadi lebih jelas dan diambil kesimpulan.

Kesimpulan ini untuk menjawab rumusan masalah yang dirumuskan di awal.

G. Pengecekan Keabsahan Temuan

Dalam penelitian kualitatif ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk

mengembangkan validitas data atau mengecek keabsahan data. Dalam penelitian

(48)

membandingkan data-data yang sudah diperoleh dari satu sumber kepada sumber

yang lain agar tercapai keabsahan data.15

H. Tahapan-tahapan Penelitian

Tahap-tahap penelitian dalam penelitian ini ada tiga tahapan dan

ditambah dengan tahap terakhir dari penelitian yaitu tahap penulisan laporan

hasil penelitian. Tahap-tahap penelitian tersebut adalah:

1. Tahap Pra Lapangan, yang meliputi menyusun rancangan penelitian, memilih

lapangan penelitian, mengurus perizinan, menjajagi dan menilai keadaan

lapangan, memilih dan memanfaatkan informan, menyiapkan perlengkapan

penelitian dan yang menyangkut persoalan etika penelitian;

2. Tahap Pekerjaan Lapangan, yang meliputi memahami latar penelitian dan

persiapan diri, memasuki lapangan dan berperan serta sambil mengumpulkan

data;

3. Tahap Analisis Data, yang meliputi analisis selama dan setelah pengumpulan

data.

4. Tahap penulisan hasil laporan penelitian.

(49)

45

BAB IV DESKRIPSI DATA

A. Deskripsi Data Umum

1. Sejarah Singkat Berdirinya Madrasah Aliyah Kare

Madrasah Aliyah Kare merupakan madrasah yang dirintis oleh para

pendidik khususnya para guru dan karyawan MTsN Kare, tokoh

masyarakat, tokoh agama dan unsur aparatur pemerintah desa serta Muspika

Kecamatan Kare khususnya mereka yang memiliki kepedulian yang sangat

tinggi terhadap arti pentingnya dunia pendidikan. Tujuan dari pendirian

Madrasah ini adalah untuk dapat menampung siswa/siswi lulusan SLTP

(SMP/MTs) dan yang sederajat khususnya mereka yang berdomisili di

wilayah Kecamatan Kare dan sekitarnya yang mempunyai kemampuan

akademik dan berminat untuk melanjutkan sekolah ke jenjang SLTA

(SMA/SMK/MA) tetapi terganjal dengan biaya.

Sebagai orang yang pertama kali mencetuskan ide untuk merintis

berdirinya Madrasah Aliyah di Kecamatan Kare adalah Bapak Drs. Mashuri,

M PdI.beliau menjabat sebagai Kepala MTsN Kare yang sangat antusias dan

memiliki komitmen yang tinggi untuk memajukan dunia pendidikan

(50)

Ada beberapa hal yang menjadi dasar gagasan Bapak Mashuri untuk

mendirikan Madrasah Aliyah di Kecamatan Kare. Dasar pemikiran tersebut

antara lain adalah sebagai berikut:

a. Potensi kultur agama yang mulai berkembang pesat di daerah kecamatan

Kare.

b. Potensi geografis yang strategis karena di tengah pusat pemerintahan

kecamatan Kare.

c. Tingginya alumni MTs/SMP yang tidak melanjutkan kejenjang sekolah

SMA/MA/ SMK atau yang sederajat.

d. Adanya gagasan untuk merintis berdirinya program Pendidikan Satu

Atap (PSA).

Untuk merealisasikan ide dan gagasan tersebut kemudian beliau

mengumpulkan seluruh tokoh masyarakat, tokoh agama serta unsur aparatur

pemerintah setempat yang peduli dengan dunia pendidikan untuk diajak

bermusyawarah dan berdialog tentang rencana untuk merintis berdirinya

Madrasah Aliyah di Kecamatan Kare.

Setelah beberapa kali diadakan musyawarah, dialog, penjelasan dan

pemahaman oleh Bapak Drs. Mashuri, M PdI tentang arti pentingnya

keberadaan Madrasah Aliyah di Kecamatan Kare, akhirnya seluruh peserta

musyawarah sepakat untuk merintis berdirinya Madrasah Aliyah di

(51)

Selanjutnya melalui rapat koordinasi yang dilaksanakan di Aula MTsN

Kare telah disepakati bahwa tanggal 7 Mei 2009 dinyatakan secara resmi

sebagai hari lahirnya Madrasah Aliyah Kare.1

2. Letak Geografis Madrasah Aliyah Kare

Madrasah Aliyah Kare secara formal terletak di Jalan Raya Kandangan

No.08. Desa Kare Kecamatan Kare Kabupaten Madiun. Karena adanya

gagasan untuk merintis berdirinya program Pendidikan Satu Atap (PSA)

dengan MTsN Kare, sehingga Madrasah Aliyah Kare di bangun di Jalan

Raya Randualas Desa Kare Kecamatan Kare Kabupaten Madiun dengan

Kode Pos 63182 dengan lahan seluas 3.494 M. Letak Madrasah Aliyah Kare

sangat strategis. Dikatakan demikian karena berada pada jalur utama jalan

raya yang mudah dijangkau.

Batas – batas Madrasah Aliyah Kare sebagai berikut :

a. Bagian Utara : Sedang Biru (Sumber Mata Air)

b. Bagian Timur : Jalan Raya Randualas

c. Bagian Selatan : Puskesmas Kare

d. Bagian Barat : Rumah Warga2

(52)

3. Struktur Organisasi Madrasah Aliyah Kare

Gambar 4.1 .

4. Keadaan Guru, Staff, dan Siswa Madrasah Aliyah Kare

a. Keadaan Guru Madrasah Aliyah Kare

Dalam penyajian data yang lebih lengkap maka penulis

menyajikan data tentang keadaan Guru Madrasah Aliyah Kare adalah

sebagai berikut :

Tabel 4.1

No INDIKATOR KRITERIA JUMLAH

(Orang)

1 Kualifikasi Pendidikan Guru

<= SMA Sederajat 3

(53)
(54)

Berikut Daftar Nama Guru Madrasah Aliyah Kare

Tabel 4.2

NO NAMA TUGAS/JABATAN

1 Sunardi, SH, M.PdI Kepala Sekolah

2 Widya Wahyu Purwanti, SE Guru Geografi

3 Agus Yan Praptasany, S.Pd Guru Ekonomi

4 Indra Sulistiyanto, S.Pd Guru Bimbingan dan

Non PNS 23

Jumlah 23

6 Kelompok Usia

Kurang dari 30 Tahun 2

31 - 40 Tahun 15

41 - 50 Tahun 6

51 - 60 Tahun 0

diatas 60 Tahun 0

Jumlah 23

7 Masa Kerja

Kurang dari 6 Tahun 2

6 - 10 Tahun 21

11 - 15 Tahun 0

16 - 20 Tahun 0

21 - 25 Tahun 0

26 - 30 Tahun 0

Diatas 30 Tahun 0

(55)

NO NAMA TUGAS/JABATAN

Konseling

5 Ristanti Prita Damayanti, STP Guru Kimia dan Fisika

6 Hertina Kurniastuti, S.Pd Guru Bahasa Inggris

7 Enny Dwi Haryani, S.Pd Guru Bahasa Indonesia

8 Andri Sri Wahyuni, S.Pd Guru Matematika

9 Rumhayati, STP Guru PLH dan Biologi

10 Diyah Windarti, S.Hut Guru Biologi

11 Katamso, S.Pd Guru Sosiologi dan PKN

12 Ayub Luqmana Suma Hendra,

S.Pd Guru Sejarah

13 Alfin Taufik Almujab Guru BMQ

14 Muhammad Farhan Guru Seni Budaya

15 Yoga Aprisuda, S.PdI Guru SKI dan TIK

16 Sunarto, S.PdI Guru Fiqih

17 Zulfan Rawi, Lc, M.PdI Gueru Bahasa Arab

18 Alukfan, S.Pd Guru PKN

19 Samsul Ma'arif, S.PdI Guru Qur,an Hadits

20 Diyah Ayu Dhewanti, S.Pd Guru Bahasa Indonesia

21 Tri Maulana Muasoni Guru Bahasa Arab

22 Eko Sudarmanto, S.Pd Guru Penjaskes

23 Dian Andriani, S.Pd Guru Ekonomi

b. Keadaan Staf Madrasah Aliyah Kare

Dalam penyajian data yang lebih lengkap maka penulis

menyajikan data tentang keadaan Staf Madrasah Aliyah Kare sebagai

(56)

Tabel 4.3

NO NAMA TUGAS/JABATAN

1 Yoga Aprisuda, S.PdI Ka. TU

2 Diyah Ayu Dhewanti, S.Pd Arsiparis

3 Muhammad Farhan Staf TU

4 Andri Sri Wahyuni, S.Pd Bendahara Sekolah

5 Alfin Taufik Almujab Staf TU

6 Putri Subaswati Staf TU

7 Purnawati Petugas Perpustakaan

8 Sudarto Penjaga Sekolah

c. Keadaan Siswa Madrasah Aliyah Kare

Dalam penyajian data yang lebih lengkap maka penulis

menyajikan data tentang keadaan Siswa Madrasah Aliyah Kare

(57)

2014/201

5 47 2 44 2 57 2

2015/201

6 55 2 47 2 42 2

2016/201

7 61 2 52 2 48 2

d. Sarana dan Prasarana Madrasah Aliyah Kare

Sarana dan prasarana merupakan suatu bagian yang sangat

penting sebagai penunjang tercapainya tujuan pendidikan.Penggunaan

sarana dan prasarana harus diatur dengan baik agar tercapai tujuan

yang diinginkan. Adapun sarana dan prasarana yang ada di Madrasah

Aliyah Kare adalah sebagai berikut :

Tabel 4.5

No Uraian Ketersediaan Kondisi Jumlah

Ada Tidak Baik Rusak

1 RuangKelas 6

2 RuangPerpustakaan 1

3 Ruang Lab. IPA 0

4 Ruang Pimpinan 1

5 Ruang Guru 2

6 Ruang Tata Usaha 1

7 Tempat Beribadah 1

Gambar

Gambar 4.1 .
NO Tabel 4.2 NAMA
NO Tabel 4.3 NAMA
Tabel 4.5 Ketersediaan

Referensi

Dokumen terkait

Diantara begitu banyak komponen fisik yang mempengaruhi atlet panahan, maka kekuatan otot lengan dan daya tahan otot lengan menurut analisis penulis dengan

Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa ada hubungan positif dari penerapan reward dan punishment dengan hasil belajar Fiqih pada siswa kelas X di

Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum,

ELEKTRİK ENERJİ İLETİMİ ÖDEV-1 Doç.. b) Gerilim ve akımın rms değerlerini bulunuz. c) Gerilimi referans alarak fazör diyagramını çiziniz ve yükün endüktif mi

Pengaruh Pendidikan Terhadap Minat Masyarakat Muslim Berzakat dapat dilihat pada tabel 4.8, variabel pendidikan mempunyai t hitung sebesar 3,778, dengan

• Menurut Sawyer : Audit internal adalah suatu penilaian yang sistematik dan objektif oleh auditor internal dari berbagai operasi dan pengendalian dalam organisasi untuk

Berdasarkan Tabel 3 data hasil pengama- tan kreativitas produk kultur jaringan pada pra- siklus diperoleh rata-rata skor 0 % dalam kate- gori sangat rendah, karena pembelajaran tidak

daging ayam digantikan oleh kacang merah. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui cara pembuatan nugget tahu kacang merah yang paling disukai ditinjau dari