• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. akan tercapai tanpa memberikan jaminan hidup kepada tenaga kerja dan keluarganya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. akan tercapai tanpa memberikan jaminan hidup kepada tenaga kerja dan keluarganya."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam pelaksanaan pembangunan nasional, tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan. Sesuai dengan peranan dan kedudukan tenaga kerja diperlukan pembangunan ketenegakerjaan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Peningkatan kualitas manusia Indonesia tidak akan tercapai tanpa memberikan jaminan hidup kepada tenaga kerja dan keluarganya.

Berbicara mengenai ketenagakerjaan tentunya ada pihak-pihak yang terlibat di dalamnya yang akan menimbulkan terselenggaranya hubungan industrial yaitu pekerja, pengusaha dan pemerintah. Upaya menciptakan hubungan industrial adalah dalam rangka mencari keseimbangan antara kepentingan pekerja, pengusaha dan pemerintah, karena ketiga komponen ini mempunyai masing-masing kepentingan bagi pekerja. Perusahaan merupakan tempat untuk bekerja sekaligus sebagai sumber penghasilan dan penghidupan diri beserta keluarganya. Bagi pengusaha, perusahaan adalah wadah untuk mengeksploitasi modal guna mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Bagi pemerintah, perusahaan sangat penting artinya karena perusahaan besar maupun kecil merupakan bagian dari kekuatan ekonomi yang menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, karena itulah pemerintah mempunyai kepentingan dan bertanggungjawab atas kelangsungan dan keberhasilan setiap perusahaan serta pemerintah mempunyai peranan sebagai pengayom, pembimbing, pelindung dan pendamai bagi seluruh pihak yang terkait dalam proses produksi.

(2)

Dalam hubungan antara pekerja dan pengusaha, secara yuridis pekerja di pandang sebagai orang bebas karena prinsip Negara kita tidak seorang pun boleh diperbudak. Secara sosiologis pekerja itu tidak bebas sebagai orang yang tidak mempunyai bekal hidup yang lain selain tenaganya. Pekerja kadang-kadang terpaksa untuk menerima hubungan kerja dengan pengusaha, meskipun memberatkan bagi pekerja itu sendiri, lebih-lebih saat sekarang ini dengan banyaknya jumlah tenaga kerja yang tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang tersedia. Akibatnya pekerja seringkali diperas oleh pengusaha dengan upah yang relatif kecil.

Berbicara tentang perlindungan hukum berarti membahas mengenai hak dan kewajiban. Berkaitan dengan pekerja artinya berbicara tentang hak-hak pekerja setelah melaksanakan kewajibannya. Keberadaan pekerja harian lepas di perusahaan pengeringan ikan UD. BELU MAKMUR sudah pasti sangat dibutuhkan, apalagi kondisi perusahaan yang masih menggunakan alat produksi tradisional (manual) menyebabkan ketergantungan peusahaan terhadap tenaga kerja harian lepas lebih besar. Meskipun demikian ternyata nasib para pekerja harian lepas menurut pengamatan calon peneliti, kurang mendapatkan perhatian yang layak dari pihak pengusaha. Keadaan tersebut dapat ditinjau dari bentuk pelaksanaan perlindungan hukumnya, baik dari segi perjanjian kerja, upah pekerja maupun tunjangan lainnya.

Perjanjian kerja yang digunakan di perusahaan pengeringan ikan UD. BELU MAKMUR menggunakan perjanjian kerja secara lisan. Hal tersebut memang tidak menyalahi peraturan sebagaimana ketentuan dalam undang-undang ketenagakerjaan. Bentuk perjanjian kerja tersebut selama ini rupanya telah menempatkan pekerja dalam kondisi yang sangat lemah. Dalam proses produksinya pihak pengusaha masih banyak memanfaatkan

(3)

tenaga pekerja harian lepas. Bagi pengusaha memanfaatkan tenaga mereka tentu dalam rangka mendapatkan keuntungan yang berganda, selain memperoleh tenaga yang murah, mereka juga mudah di atur dan tidak banyak menuntut. Apalagi pekerja harian lepas tersebut tidak mempunyai organisasi serikat pekerja yang dapat menyalurkan aspirasi para pekerja sehingga nasibnya menjadi manifestasi dari hukum primitif.

Kenyataan tersebut menurut pengamatan peneliti, dialami oleh para pekerja harian lepas pada UD. BELU MAKMUR dimana pekerja diperlakukan menurut kehendak pengusaha tanpa memandang rasa keadilan bagi pekerja untuk mendapatkan hak-haknya.

Desa Jenilu, kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu sebagian besar masyarakatnya berpencaharian sebagai nelayan, namun kondisinya cukup memprihatinkan karena hasil tangkapan ikan yang sedikit karena masih menggunakan alat tradisional serta pelelangan dengan harga yang tidak menentu mengakibatkan penghasilan rendah. Oleh karena itu mereka mencari tambahan penghasilan sebagai pekerja harian lepas pada usaha pengeringan ikan UD. BELU MAKMUR. Berdasarkan data penelitian UD. BELU MAKMUR mempekerjakan pekerja harian lepas dalam kurun waktu satu tahun terakhir yakni : tahun 2009 sebanyak 42 orang pekerja harian lepas.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, peneliti tertarik untuk meneliti lebih mendalam tentang :

“PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA HARIAN LEPAS PADA UD. BELU MAKMUR DI DESA JENILU KECAMATAN KAKULUK MESAK KABUPATEN BELU”

(4)

Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana perlindungan hukum terhadap pekerja harian lepas di UD. BELU MAKMUR

?

2. hambatan-hambatan apa saja yang dialami dalam pelaksanan perlindungan hukum terhadap pekerja harian lepas di UD. BELU MAKMUR?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pelaksanaan perlindungan hukum terhadap pekerja harian lepas di UD. BELU MAKMUR.

2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang timbul dalam pelaksanaan perlindungan hukum terhadap pekerja harian lepas di UD. BELU MAKMUR.

D. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang dapat di ambil dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis

a. Diharapkan hasil penelitian ini berguna bagi perkembangan ilmu hukum khususnya hukum ketenagakerjaan.

(5)

b. Diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran untuk dijadikan arah penelitian yang lebih lanjut pada masa yang akan datang.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi pekerja harian lepas.

Dapat memberikan dorongan moral dan membangkitkan kesadaran akan hak dan kewajiban sehingga dapat tercipta iklim kerja sama yang sehat antara pekerja harian lepas dengan pengusaha.

b. Bagi Pengusaha.

Dapat memberikan pemahaman tentang kewajiban pengusaha dalam memperlakukan pekerja sebagaima na telah diperjanjikan dengan seadil-adilnya menurut batas-batas yang dibenarkan Undang-Undsang.

c. Bagi Pemerintah.

Dapat memberikan pengetahuan dan informasi bagi pihak pemerintah untuk lebih bersifat aktif dalam merespon permasalahan ketenagakerjaan yang terjadi.

E. KERANGKA PEMIKIRAN

Pada dasarnya peraturan perundang-undangan dalam bidang ketenagakerjaan berlaku terhadap semua pekerja tanpa membedakan statusnya baik sebagai pekerja tetap maupun pekerja harian lepas, oleh karena itu terhadap pekerja harian lepas harus mendapatakan perlindungan hukum yang maksimal. Sebelum di bahas mengenai pelaksanaan perlindungan hukum bagi pekerja harian lepas, maka penulis akan menguraikan pengertian

(6)

dari perlindungan hukum dan pekerja harian lepas itu sendiri. Perlindungan hukum adalah upaya perlindungan terhadap hak-hak seseorang dari berbagai kepentingan yang berhubungan dengan kesejahteraan. (Moh.Faisal Salam, 2007:4) Sedangkan pengertian pekerja harian lepas adalah pekerja yang bekerja pada pengusaha untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu dan dapat berubah-ubah dalam hal waktu maupun volume pekerjaan dengan menerima upah yang didasarkan atas kehadiran pekerja secara harian (pasal 1 butir (a) Permenaker No. PER-06/MEN/1985)

Jaminan perlindungan hukum terhadap pekerja diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan sebagai berikut :

1. Perjanjian Kerja

Menurut pasal 1 angka 14 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja dengan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak.

Bentuk perjanjian kerja adalah bebas, artinya perjanjian kerja tersebut dapat dibuat secara tertulis atau lisan (pasal 51 ayat 1 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003).

Pada prinsipnya perjanjian kerja yang dibuat secara tertulis lebih menjamin kepastian hukum. Namun melihat kondisi masyarakat yang beragam dimungkinkan perjanjian kerja secara lisan asalkan perjanjian kerja tersebut disepakati oleh kedua belah pihak yaitu : pekerja dengan pengusaha.

Menurut jenisnya perjanjian kerja dapat dibedakan atas : perjanjian kerja untuk waktu tertentu dan perjanjian kerja untuk waktu tidak tentu (pasal 56 ayat 1 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003). Dalam kaitan dengan pekerja harian lepas maka yang menjadi focus dari penulis adalah perjanjian kerja untuk waktu tertentu. Pada umumnya perjanjian kerja

(7)

untuk waktu tertentu diadakan untuk suatu pekerjaan yang sudah dapat diperkirakan pada suatu saat akan selesai dan tidak akan dilanjutkan walaupun ada kemungkinan perpanjangan karena waktu yang diperkirakan ternyata tidak cukup. (Manulang, 2001 : 69).

Dalam perjanjian kerja untuk waktu tertentu dibuat secara tetulis karena berkaitan dengan jangka waktu selesainya suatu pekerjaan tertentu, sebaliknya perjanjian kerja untuk waktu tidak tertentu dibuat secara tidak tertulis atau lisan. (pasal 60 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003).

2. Upah

Pengupahan atau Upah adalah hak dari pekerja yang diterima olehnya dan dinyatakan dalam bentuk uang. Upah merupakan imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja. Hal tersebut terkait erat bahwa setiap pekerja berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak kemudian ditetapkan oleh pemerintah untuk melindungi pekerja dengan cara menetapkan upah minimum (pasal 88 Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2003)

3. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK)

JAMSOSTEK sangat penting bagi pekerja karena dengan semakin meningkatnya peranan tenaga kerja di berbagai sektor kegiatan usaha, dapat mengakibatkan semakin tinggi resiko yang di alami tenaga keraja yaitu : kecelakaan kerja, cacat, sakit, hari tua dan meninggal dunia sehingga perlu upaya peningkatan perlindungan tenaga kerja melalui program jaminan sosial tenaga kerja. (Manulang, 2001 : 43).

(8)

JAMSOSTEK adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja seperti, sakit, hamil, bersalin, celaka, hari tua, dan meninggal dunia. (pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 03 Tahun 1992). Ruang lingkup program jaminan sosial tenaga kerja (pasal 6 Undang-Undang Nomor 03 Tahun 1992) meliputi, jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua, dan jaminan pemeliharaan kesehatan.

F. METODE PENELITIAN a. Metode Pendekatan

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis-sosiologis karena menyangkut arah perlindungan hukum bagi pekerja harian lepas di UD. BELU MAKMUR.

b. Spesifikasi Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif, dengan menggunakan variable tunggal yakni : 1. Pelaksanaan perlindungan hukum bagi pekerja harian lepas di UD. Belu Makmur, dengan

indikator sebagai berikut : a. Perjanjian Kerja

(9)

Klasifikasi : - secara lisan - secara tertulis b. Pemberian Upah Klasifikasi : - Sesuai UMP

- Tidak sesuai UMP

c. Keikutsertaan pekerja harian lepas dalam Program Jamsostek Klasifikasi :

- Diikutsertakan - Tidak diikutsertakan

2. Hambatan-hambatan dalam pelaksanaan perlindungan hukum terhadap pekerja harian

lepas di UD. Belu Makmur. a. Pihak pekerja harian lepas

 Tingkat penddikan

- SD

- SLTP

- SLTA

- SARJANA

 Serikat Pekerja/Serikat Buruh

- Ada

(10)

b. Pihak Pengusaha

 Kesadaran dari pihak pengusaha

- Faktor penghambat

- Bukan faktor penghambat

 Permodalan

- Faktor Penghambat

- Bukan faktor penghambat

c. Pihak Pemerintah

 Memberikan Penyuluhan

- Diberikan - Tidak diberikan

c. Lokasi Penelitian

Penelitian ini di lakukan di UD, BELU MAKMUR desa Jenilu Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu.

d. Populasi dan Sampel - Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pekerja harian lepas di UD. BELU MAKMUR sejumlah 42 orang.

- Sampel

(11)

e. Responden

Responden dalam penelitian ini adalah :

- Pimpinan UD. BELU MAKMUR : 1 Orang

- Bendahara UD. BELU MAKMUR : 1 Orang

-Pekerja harian lepas : 42 Orang

- Pegawai Nakertrans Kabupaten Belu : 2 Orang

f. Metode Pengumpulan Data

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah terdiri dari data primer dan sekunder.

- Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari pihak terkait di lapangan melalui wawancara.

- Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui study kepustakaan artinya penulisan ini menggunakan berbagai buku-buku, literature-literatur yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Bahan hukum yang termasuk dalam data sekunder adalah : - Bahan hukum primer

Yakni bahan hukum yang terdiri atas peraturan perundang-undangan Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

(12)

- Bahan hukum sekunder

Yakni bahan hukum yang terdiri atas buku teks yang di tulis para ahli hukum yang berpengaruh, jurnal-jurnal hukum, pendapat para sarjana, kasus-kasus hukum, yurisprudensi,dan kasus-kasus simposyum muktkhir yang berkaitan dengan masalah penelitian.

- Bahan hukum tersier

Yakni bahan hukum yang memberikan petunjuk atau penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder berupa kamus bahasa Indonesia, encyclopedia, dll.

g. Pengolahan Data

Proses pegolahan data hasil penelitian dilakukan dengan cara :

1. Editing : memeriksa dan meneliti kebenaran data yang diperoleh untuk

pertanggungjawaban.

2. Coding : menyiapkan dan mengkategorikan data sesuai dengan hasil wawancara pada saat penelitian.

3. Tabulasi : data yang diperoleh akan dipresentasekan dalam bentuk tabel untuk di analisi lebih lanjut.

(13)

h. Analisis Data

Referensi

Dokumen terkait

• Ketika jenis program yang diinginkan pada stasiun pemancar yang diaktifkan atau stasiun pemancar lain yang berasal dari daftar stasiun pemancar ingin diaktifkan kembali pada

TOTAL PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN Pajak penghasilan terkait pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah karakteristik responden (umur, pendidikan, masa kerja, jenis makanan, dan frekuensi makan), asupan energi, asupan

Untuk mempelajari hubungan antara beberapa variabel prediktor dengan satu varibel dependen dikotomus.... p = probabilitas untuk terjadinya

Hal ini karena apabila tingkat likuiditas suatu perusahaan besar maka perusahaan tidak dapat mengelola aktiva lancarnya secara maksimal yang akan memperlihatkan kinerja

Penataran salah satu upaya meningkatkan kemampuan guru teknologi baik dalam bidang studi yang akan diajar kan maupun terhadap metodologi mengajar.. Untuk memperka- ya pengalaman

Ada dua proses utama yang dibahas dan dikerjakan dalam proyek ini, yaitu proses pengolahan sinyal menggunakan modulasi delta sebagai salah satu metode pengolahan sinyal analog

sistem informasi tersendiri dalam pelayanan yang berkaitan dengan sistem informasi di Telkom University. 4) Aplikasi sistem informasi yang dimiliki Direktorat SISFO dapat