• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

3.1 Analisa Organisasi

3.1.1 Sejarah Rumah Sakit St.Carolus

Pada tahun 1910 beberapa tokoh awam Katolik menyadari perlunya rumah sakit di Jakarta (Batavia saat itu), antara lain Bapak P.A. Khartaus, Ir. Acken, dan Kapten Orie, menghubungi pihak-pihak terkait untuk memprakarsai berdirinya rumah sakit Sint Carolus. Pada tanggal 16 Juli 1917 berdirilah Perhimpunan Sint Carolus (PSC), sebuah badan sosial, yang kemudian membangun rumah sakit Sint Carolus. Pada tanggal 21 januari 1919 untuk pertama kalinya dibuka untuk umum, dengan kapasitas tempat tidur 40 buah. Sejak berdirinya, rumah sakit Sint Carolus menempati lokasi di jalan Salemba Raya 41, Jakarta Pusat.

Era penjajahan berbagai tantangan dan cobaan telah dilalui Sint Carolus dalam kiprahnya melayani sesama. Cobaan awal pada masa pendudukan Jepang sekitar tahun 1943, para dokter dan karyawan ditahan serta rumah sakit dialih kuasakan. Namun, tingginya semangat melayani dari para dokter, perawat, dan karyawan lainnya tidak luntur walaupun dalam tahanan, mereka tetap melayani sesama dalam pengungsiannya tersebut. Maka akhirnya RS Sint Carolus diizinkan beroperasi kembali,

(2)

walau dalam situasi yang kurang menguntungkan, dan pengelolaannya diserahkan kepada para Biarawati Tarekat Cinta Kasih Carolus Boromeus.

Era kemerdekaan pada tahun 1945, RS Sint Carolus pun mulai mengembangkan diri dengan membuka Sekolah Bidan pada tahun 1946 dan kursus Pembantu Perawat tahun 1947. Sejak tahun 1948 RS Sint Carolus sepenuhnya berstatus swasta dan mulai terbuka bagi dokter Indonesia serta mulai menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantarnya. Pada periode 1950-1952 terjadi lagi beberapa perubahan seperti pembaharuan pengurus dan staf ahli, dibangun perluasan sarana kamar bedah, laboratorium, poliklinik, kamar cuci, dapur, dan asrama perawat dan bidan. Dibidang pendidikan, pada tahun 1952 didirikan sekolah Pengatur Rawat, yang dalam perkembangan selanjutnya pada tahun 1962 dikembangkan menjadi Akademi Perawat Sint Carolus.

Era Orde Baru, dimasa ini Sint Carolus mulai mengembangkan sayap pelayanannya ke wilayah-wilayah yang jauh dari pusat kota, yaitu dengan membuka tujuh Balai Kesehatan Masyarakat (Balkesmas) di Tanjung Priok, Cijantung, Klender, Cengkareng, Paseban, Cikarang, dan Tigaraksa. Di bidang manajemen juga diadakan pembenahan, dari manajemen panutan karismatik yang mengutamakan para pimpinan berpengaruh menjadi manajemen matriks yang mengandalkan keputusan bersama. Pelayanan keperawatan yang menjadi ujung tombak rumah sakit inipun mulai berkembang dari tradisional menjadi profesional, dengan

(3)

diterapkannya system asuhan tim dan fungsional. Di bidang medik mulai banyak dokter spesialis tamu maupun purnawaktu. Mengingat perhatian dan orientasi yang semakin luas dalam upaya merealisasikan tingkat kesehatan masyarakat maka pada tahun 1980 nama Sint Carolus diperbaharui menjadi Pelayanan Kesehatan Sint Carolus (P.K. Sint Carolus).

Era terkini, dari tahun 1990 sampai sekarang, merupakan masa dimana terjadi perubahan dengan kecepatan tinggi. Pembaharuan dibidang manajemen, dari manajemen matriks ke manajemen unit, yang menekankan fungsi intrapreneurship (intrausahawan) bagi unit satuan kerja. Pelayanan Kesehatan Sint Carolus yang telah meningkatkan prestasinya menjadi rumah sakit tipe B, melengkapi kapasitas tempat tidurnya menjadi 500 tempat tidur, dengan hampir semua spesialisasi pelayanan rawat inap.

3.1.2 Falsafah Rumah Sakit St.Carolus

9 Iman, Pengharapan dan Kasih merupakan karunia yang mendasari keyakinan Pelayanan Kesehatan St. Carolus (P. K. St. Carolus) dalam memberdayakan manusia sebagai ciptaan Allah yang mempunyai citra dan martabat yang unik.

9 Setiap orang berhak memperoleh derajat kesehatan yang optimal dan berkewajiban memelihara serta meningkatkannya dengan sebaik-baiknya.

(4)

9 Karya kesehatan bukan semata-mata kegiatan teknis tetapi juga merupakan ungkapan komitmen terhadap pengabdian dan cinta kasih sesama.

3.1.3 Lambang & Arti Rumah Sakit St.Carolus

Gambar 3.1 Lambang Rumah Sakit St.Carolus

Arti lambang:

¾ Salib: Iman

¾ Tangan: Harapan

¾ Bunga: Kasih

¾ Sayap: Pelayanan kepada masyarakat

¾ Warna Putih: Pengabdian diri kepada masyarakat tanpa pamrih

¾ Warna Hijau: Kesehatan

(5)

3.1.4 Visi Rumah Sakit St.Carolus

Visi P.K. Sint Carolus adalah menjadi pelayanan kesehatan yang dikenal melayani sesama dengan sentuhan manusiawi, utuh dan terpadu, melalui sumber daya manusia yang mampu dan mau bekerja keras dan belajar dan mengembangkan diri.

3.1.5 Misi Rumah Sakit St.Carolus

Misi P.K. Sint Carolus antara lain adalah:

− Memberikan pelayanan kesehatan bermutu dengan sikap bela rasa, sabar, rendah hati, hormat terhadap kehidupan dan adil kepada mereka yang membutuhkan.

− Memberikan pelayanan kesehatan melalui Balai Kesehatan Masyarakat (BALKESMAS/BKM), Rawat Inap, Rawat Jalan, dan pelayanan penunjang dengan memperhatikan aspek fisik, mental, sosial, spiritual.

− Menyediakan pelayanan kesehatan bagi warga masyarakat dari semua agama, ras, golongan dan strata sosial serta ekonomi dengan cara subsidi silang.

− Menyediakan sarana dan prasarana untuk meningkatkan kesejahteraan dan pengembangan bagi semua yang berkarya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan PK St. Carolus.

(6)

− Menciptakan suasana atau iklim kerja yang serasi dan mendukung persaudaraan sejati, rasa memiliki serta disiplin demi kemajuan PK St. Carolus.

3.1.6 Tujuan Rumah Sakit St.Carolus

Tujuan Pelayanan Kesehatan St.Carolus:

• Berkembangnya budaya hidup sehat pada masyarakat yang dilayani, melalui pendekatan holistik dan komprehensif.

• Tersedianya pelayanan kesehatan bermutu bagi mereka yang membutuhkan, dengan memperhaikan kemajuan ilmu, teknologi dan etika profesi, serta penggunaan sumber daya yang efektif dan efisien.

• Terciptanya suasana dan iklim kerja partisipatif yang didasari cinta kasih demi pengembangan karya P. K. St.Carolus dan kesejahtaraan seluruh karyawan.

(7)
(8)

3.3 Wewenang dan Tanggung Jawab

Tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian satuan kerja sesuai keputusan yang telah ditetapkan dalam Rumah Sakit St. Carolus adalah sebagai berikut:

1. Pengurus PSC

Bertugas untuk menetapkan sasaran jangka panjang dan jangka pendek RS. St. Carolus, menyusun sistem organisasi, merencanakan pengembangan RS. St. Carolus.

2. Badan Pertimbangan Medik & Komite Etik RS

Bertanggung jawab untuk mengawasi kebijakan etika di seluruh instansi rumah sakit. Berwenang bersama Direktur Utama menindak-lanjuti secara langsung dan menjatuhkan sangsi non-hukum bagi pihak rumah sakit yang melanggar etika.

3. Direktur Utama

Bertugas untuk mempimpin seluruh bagian rumah sakit, melaksanakan rencana, program dan kebijaksanaan umum dari rumah sakit yang telah ditetapkan Pengurus PSC bersama dengan Badan Pertimbangan Medik & Komite Etik RS, mengawasi pelaksanaan kegiatan di setiap bagian, mendiskusikan dengan direktur yang terkait mengenai masalah yang dihadapi dan alternatif pemecahan, menyusun dan menetapkan kegiatan-kegiatan operasional Rumah Sakit untuk periode mendatang secara garis besar.

(9)

Berwenang menerima laporan kerja dari direktur di tiap bagian, menetapkan arah, tujuan dan kebijakan-kebijakan operasional secara umum yang akan digunakan sebagai pedoman kerja bagi semua bagian dalam Rumah Sakit; menandatangani dan menyetujui kebutuhan operasional dan administrasi. Membawahi 6 divisi: ™ BPUPK ™ BPM + KP ™ Humas &Hukum ™ SIRS ™ Pengendalian Internal ™ Sekretariat 4. Direktur Medik

Bertugas dalam membuat dan menetapkan perencanaan serta mengawasi kegiatan pelayanan fasilitas medis, yang bergerak di dalam hubungan intern di dalam Rumah Sakit yang bersangkutan.

Berwenang menerima laporan kerja dari kegiatan pelayanan penunjang medis, merumuskan kebijakan dalam bidang pelayanan fasilitas medis dan mengkoordinasi departemen-departemen yang membawahinya.

Membawahi 12 divisi: ™ URJ ™ UGD ™ Laboratorium ™ Radiologi + USG ™ Farmasi ™ Ujikes

(10)

™ Kamar Bedah ™ Endoskopi ™ Fisioterapi ™ Rekam Medik ™ Sentral Sterilisasi ™ Klinik JPK 5. Direktur Keperawatan

Bertugas menyusun standar keperawatan, pembinaan asuhan keperawatan, melaksanakan pembinaan etika profesi keperawatan, bertanggung jawab atas jadwal perawat dan tugas-tugas dari perawat, mengawasi kegiatan-kegiatan bagian perawat.

Berwenang menerima laporan kinerja para perawat, merumuskan kebijakan operasional dalam bidang perawatan.

Membawahi 19 divisi: ™ Theresia ™ Carolus ™ Lidwina ™ Yohanes ™ Elisabeth ™ Lukas ™ Fransiskus ™ Xaverius ™ Immanuel ™ Yosef ™ Ignasius I & II ™ Maria ™ Antonius ™ Yacinta ™ Goretty ™ UPI ™ Haemodialisa ™ PasSosmed ™ Pius

(11)

6. Direktur Administrasi & Keuangan

Bertugas mengawasi bagian-bagian operasional yang menyangkut administrasi dan keuangan, bertanggung jawab dalam membuat dan menetapkan perencanaan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan bagian administrasi dan keuangan di dalam RS. St. Carolus.

Bagian administrasi:

a. Menyusun rencana anggaran untuk bidangnya. b. Membuat arsip-arsip karyawan dan dokter. c. Menangani dan menyimpan data-data karyawan.

Bagian keuangan:

a. Bertanggung jawab atas setiap penerimaan dan pengeluaran keuangan (akuntansi).

b. Mengawasi kinerja bagian kasir (keuangan). c. Membuat laporan keuangan (akuntansi).

Berwenang menerima laporan kerja dari bagian administrasi dan keuangan, merumuskan kebijakan operasional dari bidang yang dibawahi dan mengkoordinasi departemen terkait dalam rangka kerja dan evaluasi hasil. Membawahi 6 divisi: ™Keuangan ™Akuntansi ™PA & RP ™Logistik ™ Pembelian ™ PTB

(12)

7. Direktur SDM & Umum

Bertugas atas manajemen Sumber Daya Manusia (karyawan rumah sakit), bertanggung jawab dalam menetapkan perencanaan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan bagian personalia di dalam rumah sakit.

Berwenang menerima laporan kerja dari bagian personalia & umum, merumuskan kebijakan operasional dari bidang yang dibawahi dan mengkoordinasi departemen terkait dalam rangka kerja dan evaluasi hasil.

Membawahi 6 divisi:

™ Sekuriti

™ Transportasi

™ Pel. Gizi

™ Pel. Textil

™ Pertamanan, Kes. Lingkungan & Amdal

™ Pem. Alat Medik & Elektronika

™ SDM

8. Direktur Kesehatan Masyarakat

Bertugas atas Manajemen Balai Kesehatan Masyarakat, bertanggung jawab dalam menetapkan perencanaan kegiatan-kegiatan yang diadakan di BALKESMAS.

Berwenang menerima laporan kerja dari bagian yang ada di BALKESMAS, merumuskan kebijakan operasional dari bidang yang dibawahi dan mengkoordinasi divisi terkait dalam rangka kerja dan evaluasi hasil.

(13)

Membawahi 6 divisi: ™ BKM Paseban ™ BKM Cijantung ™ BKM Tg. Priok ™ BKM Klender ™ BKM Cengkareng ™ BP Tiga Raksa ™ PKRS(+klub kesehatan) ™ PKR 9. Komite Medik

Bertugas membantu direktur dalam menyusun Standar Pelayanan Medik, memantau pelaksanaannya, melaksanakan pembinaan etika profesi, mengatur kewenangan profesi anggota staf medik fungsional dan mengembangkan program pelayanan, mengontrol staf medik dengan peninjauan langsung dari direktur utama, bertanggung jawab langsung kepada direktur utama, mengawasi staf medis dalam pelaksanaan peraturan rumah sakit.

Berwenang menerima laporan dari staf medis, memilih seorang ketua dan ditetapkan oleh keputusan Direktur Utama, dan membentuk panitia medik untuk mengatasi masalah khusus dan ditetapkan oleh keputusan Direktur Umum.

(14)

10. Komite Keperawatan

Bertugas membantu direktur dalam menyusun Standar Pelayanan Perawatan.

Berwenang menerima laporan kinerja dari Direktur Keperawatan, merumuskan kebijakan operasional dalam bidang perawatan.

3.4 Gambaran Umum Sistem yang Sedang Berjalan

3.4.1 Prosedur Pendaftaran Rawat Inap Bagi Pasien

Pasien yang dirawat pada instalasi rawat inap dapat mendaftar sebagai pasien rawat inap dengan dua cara, yang pertama mendaftar sebagai pasien rawat jalan lalu jika setelah didiagnosa bahwa pasien tersebut harus dirawat maka pasien tersebut diberikan surat rujukan untuk pendaftaran sebagai pasien rawat inap, kedua dengan cara masuk sebagai pasien dari UGD (Unit Gawat Darurat) dari UGD ini jika didiagnosa bahwa pasien tersebut harus dirawat maka dapat langsung menjadi pasien rawat inap dengan data rekam medis yang sudah dibuat pada saat masuk ke UGD.

3.4.2 Prosedur Penggunaan Fasilitas Pelayanan Medis, Obat dan Perlengkapan

Bagi Pasien Rawat Inap

Selama pasien menjalani perawatan rawat inap, setiap hari dokter dan perawat akan melakukan visit yaitu memeriksa, menangani, dan merawat pasien. Setiap keadaan dan tindakan yang dilakukan berkaitan dengan pasien langsung ditulis dalam rekam medis pasien tersebut oleh perawat. Misalnya apa saja obat yang diberikan, dan tindakan medis lainnya yang diberikan oleh dokter atau

(15)

perawat kepada pasien rawat inap, keadaan dan diagnosa yang diberikan juga dicatat ke dalam rekam medis. Pemakaian perlengkapan seperti infus, jarum suntik, dll juga dicatat ke dalam rekam medik pasien. Pencatatan tagihan pembayaran visit dokter, obat, perlengkapan dan peralatan yang digunakan akan dikirim ke bagian administrasi dan keuangan.

Apabila pasien memerlukan tindakan pemeriksaan lebih lanjut untuk keadaan pasien tersebut untuk pemakaian fasilitas medis seperti pemeriksaan laboratorium, radiologi, farmasi dan endoskopi. Maka dokter akan memberikan surat rujukan untuk pasien ke badian fasilitas medis yang dibutuhkan. Misalnya, bila pasien membutuhkan pemeriksaan rontgen seluruh badan, maka dokter yang menangani pasien tersbut akan membuat surat rujukan ke bagian Radiologi disertai dengan tambahan rincian apa saja yang harus diperiksa. Surat rujukan tersebut akan diberikan perawat ke bagian yang bersangkutan dan ditentukan kapan waktu pemeriksaan akan dilakukan. Jika waktunya sudah tiba, maka perawat dan petugas bagian yang bersangkutan akan datang ke kamar pasien dan mengantar pasien ke bagian radiologi. Apabila hasil dari pemeriksaan sudah tersedia, maka hasil dari pemeriksaan tersebut akan diserahkan oleh bagian radiologi ke ruangan tempat pasien dirawat. Hasil tersebut akan diperiksa oleh dokter yang menangani pasien tersebut pada saat visit dilakukan. Semua surat rujukan dan semua berkas hasil pemeriksaan akan dikumpulkan dan disimpan dalam rekam medik pasien sebagai bukti. Untuk pembayaran pemakaian fasilitas medis pasien rawat inap, semua tagihan pembayaran akan dikirimkan ke bagian pengolahan data untuk kemudian digabungkan dengan tagihan-tagihan pembayaran lainnya selama pasien menjalani perawatan.

(16)

3.4.3 Prosedur Pembayaran Bagi Pasien Rawat Inap

Setelah pasien selesai melakukan rawat inap maka pasien akan melunasi semua tagihan pembayaran atas segala fasilitas yang telah dipakai di bagian keuangan. Pembayaran ini meliputi biaya kamar, biaya visit dokter, biaya penggunaan fasilitas medis tambahan, biaya obat-obat yang dipakai selama perawatan. Segala yang terdapat dan tercatat di dalam rekam medik dan tagihan-tagihan tambahan yang bersangkutan dengan pasien rawat inap akan menentukan jumlah pembayaran yang harus dilakukan oleh pasien.

(17)

3.5 Diagram Alir Sistem Berjalan

3.5.1 Prosedur Pendaftaran Rawat Inap Bagi Pasien

Unit Rekam Medis Dokter

Perawat Staff

Pasien

Mulai Pasien Baru?

Y Pendaftaran Sebagai Pasien Rawat Jalan Y Pendaftaran Sebagai Pasien UGD Rekam Medis T Mendiagnosa dan menentukan pengobatan Memberikan Surat Rujukan Rawat Inap ke Pasien Surat Rujukan Rawat Inap Menambahkan Informasi ke Rekam Medis Rekam Medis 1 1 Rekam Medis Mengambil Rekam Medis Pasien dari bagian Unit Rekam Medis Pencatatan Data ke Rekam Medis

(18)

Formulir Pendaftaran

Rawat Inap

Unit Rekam Medis Unit Rawat Inap Perawat

Pasien Surat Rujukan Rawat Inap Memberikan Formulir Pendaftaran Untuk Tambahan Data Menerima Formulir Pendaftaran yang telah diisi Formulir Pendaftaran yang Telah Diisi Rekam Medis Mengupdate Rekam Medis Pasien

(19)

3.5.2 Prosedur Penggunaan Fasilitas Pelayanan Medis, Obat dan Perlengkapan Bagi Pasien Rawat Inap Pasien

Unit Rekam Medis Pasien

Bag. Fasilitas Medis

Dokter Perawat Mulai T Y Melakukan Visit Mendiagnosa dan Menentukan Tindakan Pemeriksaan Tindakan Pemeriksaan Lanjut Mengupdate Rekam Medis Rekam Medis Membuat Surat Rujukan Pemakaian Fasilitas Medis Surat Rujukan Fasilitas Medis Memberikan Surat Rujukan Ke Bag Fasilitas yang dituju Surat Rujukan Fasilitas Medis Melakukan Tindakan Pemeriksaan dengan Fasilitas Medis Hasil Pemeriksaan Fasilitas Medis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Pasien

Gambar 3.7 Diagram Alir Prosedur Penggunaan Fasilitas Pelayanan Medis, Obat dan Perlengkapan Bagi Pasien Rawat Inap Pasien-1

(20)

Dokter Perawat Unit Rekam Medis Melakukan Visit bersama Perawat Mengupdate Rekam Medis Mendiagnosa & Menentukan Obat yang Diberikan Ke Pasien Rekam Medis Memberikan Obat & Perlengkapan ke Pasien Memeriksa Hasil Pemeriksa an Fasilitas Medis

Gambar 3.8 Diagram Alir Prosedur Penggunaan Fasilitas Pelayanan Medis, Obat dan Perlengkapan Bagi Pasien Rawat Inap Pasien-2

(21)

3.5.3 Prosedur Pembayaran Bagi Pasien Rawat Inap

Unit Rekam Medis Kasir Unit Rawat Inap

Pasien Mulai Melakukan Pembayaran Mempersiapkan Bukti Rawat Inap Pasien Formulir Pendaftaran yang Telah Diisi Rekam Medis Menyatukan bukti rawat inap untuk mengetahui jumlah yang harus dibayar Formulir Pembayaran Memberikan Formulir Pembayaran beserta Uang Pembayaran

(22)

Pasien Kasir Menerima Formulir Pembayaran & Uang Pembayaran Bukti Pembayaran-1 Bukti Pembayaran-2

(23)

3.6 Data Flow Diagram (DFD)

3.6.1 Diagram Hubungan / Konteks

Sistem Informasi Rawat Inap Perawat Kasir Pasien Manajemen Dokter T agi ha n In fo rm as i R egi s tra s i In fo rm a s i K a m a r Pembayaran Keluhan Laporan Informasi Pasien Rekam Medis In fo rm a s i P e la y a nan D iag nos a Pelayanan Perawatan Rekam Medis Rekam Medis Data Registrasi Pembayaran Informasi Pembayaran

(24)

3.6.2 Diagram Nol

3.6.2.1 Pendaftaran / Registrasi

Gambar 3.11 Diagram Nol (Belum Pernah di Rawat Inap)

(25)

3.6.2.2 Perawatan

3.6.2.2.1 Visit

Gambar 3.13 Diagram Nol Perawatan Visit

3.6.2.2.2 Obat & AlKes

(26)

3.6.2.2.3 Fasilitas Medis

Gambar 3.15 Diagram Nol Perawatan Fasilitas Medis

3.6.2.2.4 Tindakan Medis

(27)

3.6.2.3 Diagram Nol Pembayaran

(28)

3.7 Entity Relationship Diagram (ERD)

(29)

3.8 Permasalahan yang Dihadapi

Adapun permasalahan yang dihadapi oleh sistem yang berjalan sekarang ini adalah:

− Dengan sistem yang sekarang, proses pengolahan dan penyampaian informasi menjadi lambat.

− Data mudah hilang. Bila data pribadi pasien atau ada catatan dari rekam medik pasien yang hilang, maka data akan sangat sulit ditelusuri dan diketahui kembali.

− Data-data yang berasal dari Instalasi Rawat Inap RS. St. Carolus belum terintegrasi. Data-data ini meliputi antara lain data pasien rawat inap, persediaan obat dan perlengkapan dan peralatan medis, transaksi pembayaran yang menyebabkan pencarian data menjadi sulit. Sebagai contoh, tiap hari jumlah pasien yang pernah dirawat inap akan bertambah terus menerus dan akan menyebabkan data-data manual yang ada akan semakin bertambah banyak, jika sewaktu-waktu dilakukan pencarian data pasien maka akan membutuhkan waktu yang tidak sedikit.

− Sering terjadinya redundansi data dikarenakan penyimpanan data yang belum terintegrasi, kondisi ini menyulitkan dalam perubahan data yang ada dan juga dengan pencarian untuk perubahan data tersebut.

− Pembuatan laporan bulanan/tahunan sesuai dengan permintaan dari pihak manajemen akan menjadi lebih sulit dan membutuhkan waktu yang lama karena data masih belum terintegrasi.

(30)

− Data-data Rawat Inap masih manual berupa dokumen-dokumen yang menyebabkan tidak adanya proses backup karena sudah terdapat banyak data-data yang ada.

3.9 Analisis Kebutuhan Informasi

Informasi yang dibutuhkan oleh Instalasi Rawat Inap adalah:

¾ Rekam Medis pasien seperti: 1. Data pribadi pasien

2. Pencatatan tindakan dalam perawatan perawat dan diagnosa dokter selama rawat inap

3. Pencatatan obat, perlengkapan, dan fasilitas medis yang digunakan pasien selama masa rawat inap

4. Pencatatan riwayat penyakit

5. Pencatatan dokter dan perawat yang bertanggung jawab atas perawatan pasien selama rawat inap

¾ Data unit rawat inap yang dipakai ataupun yang kosong untuk kepentingan pendaftaran

¾ Data obat, perlengkapan medis dan persediaannya

¾ Data fasilitas medis yang tersedia, yang dipakai ataupun yang kosong untuk kepentingan pemakaian fasilitas medis oleh pasien

¾ Informasi transaksi-transaksi yang terjadi selama rawat inap, seperti melakukan pendaftaran, pembayaran

¾ Data Karyawan yang bekerja di RS. St. Carolus seperti dokter, perawat dan staff lain

(31)

¾ Jadwal kerja karyawan pada Instalasi Rawat Inap RS. St.Carolus

3.10 Usulan Pemecahan Masalah

Berdasarkan analisis terhadap permasalahan yang dihadapi saat ini oleh RS. St. Carolus, maka diusulkan suatu pemecahan masalah yaitu dengan membuat sistem basis data yang telah terintegrasi dengan baik untuk mempermudah pengelolaan data, menjaga konsistensi data dan membuat sistem basis data yang terkomputerisasi untuk memenuhi kebutuhan informasi secara cepat dan akurat untuk bagian rawat inap pasien menggantikan sistem manual yang belum terintegrasi dengan baik.

Dengan adanya aplikasi dari sistem basis data yang terkomputerisasi ini diharapkan akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan RS. St. Carolus seperti: 1. Menyediakan informasi kamar-kamar yang tersedia beserta kelas dan harga,

fasilitas medis yang tersedia untuk pasien rawat inap berdasar diagnosa penyakit pasien

2. Mempermudah dokter dalam menganalisa pasien dengan membandingkan data pemeriksaan sebelumnya yang terdapat di dalam rekam medis.

3. Menyediakan tagihan biaya-biaya seluruh perawatan yang digunakan oleh pasien.

4. Menyediakan laporan untuk pihak manajemen rumah sakit mengenai pendapatan rumah sakit secara bulanan/tahunan sesuai dengan standar dan kebutuhan untuk bagian rawat jalan sendiri.

(32)

5. Mampu menyediakan laporan tertentu yang dibutuhkan untuk analisa mendatang seperti laporan 10 penyakit terbanyak, laporan jumlah pasien meninggal dalam 1 tahun, laporan jenis-jenis penyakit.

6. Riwayat medis dari seorang pasien dijaga kerahasiaannya, karena pengguna tertentu yang mempunyai hak dan wewenang yang dapat mengakses data-data pasien.

Gambar

Gambar 3.1 Lambang Rumah Sakit St.Carolus
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Rumah Sakit St.Carolus
Gambar 3.5 Diagram Alir Prosedur Pendaftaran-1
Gambar 3.6 Diagram Alir Prosedur Pendaftaran-2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil akhir yang diperoleh adalah sebuah Sistem Informasi Rawat Inap Berbasis Web yang mampu mengolah data-data pasien yang dirawat inap, meliputi pendaftaran pasien yang akan

Bertanggung jawab terhadap kordinasi dengan Instalasi Gawat Darurat,Instalasi Rawat Inap dan Instalasi Rawat Jalan jika pasien yang bersangkutan membutuhkan tindakan

1) Pendaftaran pasien, baik rawat inap maupun rawat jalan. 2) Pencarian pasien rawat inap. 3) Monitor antrian kamar untuk pasien rawat inap. 4) Fitur form data pasien yang

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa adanya perbedaan status gizi pasien TB yang dirawat di instalasi rawat inap anak dengan pasien TB yang dirawat di poliklinik

Telah dilakukan penelitian tentang kejadian reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD) yang menyebabkan pasien usia lanjut dirawat di ruang perawatan penyakit dalam Instalasi Rawat

1) Pendaftaran pasien, baik rawat inap maupun rawat jalan. 2) Pencarian pasien rawat inap. 3) Monitor antrian kamar untuk pasien rawat inap. 4) Fitur form data pasien yang

1) Pendaftaran pasien, baik rawat inap maupun rawat jalan. 2) Pencarian pasien rawat inap. 3) Monitor antrian kamar untuk pasien rawat inap.. mendata dan merubah data

Pada setiap aktivitas pendistribusian obat- obatan baik kepada pasien rawat jalan, pasien rawat inap, maupun unit-unit terkait lainnya, petugas instalasi farmasi serta petugas gudang